Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIK MICROTEACHING

Dosen Pengampu: Dra. Hj. Netriwati, M. Pd.

Disusun oleh:
Rina Aliyah 2011050326

KELAS 6C
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
MODEL PEMBELAJARAN GI
(Group Investigation)

A. Pengertian Model Group Investigation (GI)


Pengertian group investigation menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Rusman, Mafun (2010: 222) mengatakan bahwa model group
investigation merupakan model yang bisa digunakan guru dalam menumbuhkan
kreatifitas siswa, baik sebagai individu ataupun berkelompok.
2. Hamdani (2011: 90) menjelaskan, model investigasi kelompok yaitu model yang
kompleks, dimana murid dilibatkan mulai dari tahap perencanaan, baik di dalam
penentuan topik ataupun cara mempelajarinya lewat investigasi.
3. Dwi Astuti Wahyu Nurhayati (2014: 930) juga berpendapat bahwasannya model
pembelajaran dan teknik pembelajaran merupakan hal utama dalam proses
pembelajaran.

Jadi, Model pembelajaran Group Investigation merupakan suatu model


pembelajaran yang menekankan pada interaksi individu dalam suatu kelompok untuk
saling bekerjasama sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Group Investigation


Menurut Slavin (2005: 20) langkah-langkah model pembelajaran group
investigation adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok
a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan
mengategorikan saran-saran.
b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang
mereka pilih.
c. Guru membantu dalam mengumpulkan berita serta menyediakan
pengetahuan.

2. Perencanaan tugas
a. Para siswa merencanakan bersama mengenai:
1) Apa yang dipelajari?
2) Bagaimana mempelajarinya?
3) Siapa mengerjakan apa?
4) Dalam rangka apa menginvestigasi topik ini?

3. Pelaksanaan penyelidikan
a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan.
b. Bagian kelompok berkontribusi atas usaha yang dikerjakan kelompoknya.
c. Para murid melakukan diskusi terhadap gagasan mereka semua.

4. Mempersiapkan laporan akhir


a. Tiap kelompok memutuskan pesan penting atas bahasan mereka.
b. Setiap personil mempersiapkan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana
mereka akan menata presentasinya.
c. Wakil kelompok mengatur panitia acara untuk perencanaan presentasi.

5. Presentasi
a. Presentasi dibuat untuk segenap kelas dalam bentuk yang beraneka ragam
b. Pelaksanaan presentasi mesti bisa melibatkan pendengaran secara hidup
c. Pendengar menilai penjelasan serta tampilan presentasi berdasarkan patokan
yang sudah disepakati.

6. Evaluasi
a. Setiap anak didik menyumbangkan pemikiran mereka tentang topik yang
dibahas.
b. Pendidik dan anak didik bekerjasama dalam mengevaluasi pelajaran.
c. Penilaian pembelajaran mesti dievaluasi dari pemikiran paling banyak.

C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Group Investigation


Model group investigation adalah suatu rancangan mengenai pola
pembelajaran aktif melalui investigasi kelompok yang terorganisir dengan baik.
Namun, model ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran group investigation adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan model pembelajaran group investigation
a. Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas;
b. Percaya diri kian bertambah;
c. Menumbuhkan semangat;
d. Meningkatkan belajar bekerjasama;
e. Belajar menghargai pendapat orang lain;
f. Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan;
g. Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan;
h. Bekerja secara sistematis;
i. Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat;
j. Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat
kesimpulan yang berlaku umum.

2. Kelemahan model pembelajaran group investigation


a. Diskusi kelompok berjalan kurang efektif;
b. Kesulitan dalam memberi nilai menurut personal;
c. Sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pertemuan;
d. Tidak semua materi pantas dengan model ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP N 01 Menggala


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : XI1
Alokasi Waktu : 2 x 10 menit (20 menit)
Pertemuan : ke 7
A. Kompetensi Inti (KI)
1. KI1: Menghargai dan Menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. KI2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli santun
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan kawasan
regional.
3. KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tempak mata.
4. KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menguji secara kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif dan komunikatif, dalam ranah konkret dan rannah abstrak sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar
1.1. Menganalisis Kaidah pencacahan pada aturan penjumlahan.
1.2. Menyelesaikan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kaidah pencacahan (aturan
penjumlahan).

C. Indikator
3.5.1 Menjelaskan Kaidah pencacahan pada aturan penjumlahan.
1.5.1 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan kaidah pencacahan pada aturan
penjumlahan.

D. Tujuan pembelajaran
1. Melalui Group Investigation tentang aturan pencacahan, peserta didik dapat mengenal dan
mengetahui apa yang dimaksud aturan penjumlahan dalam kaidah pencacahan.
2. Melalui Group Investigation tentang kaidah pencacahan dengan latihan dan tanya jawab,
peserta didik dapat menyelesaiakan soal yang berkaitan dengan Kaidah pencacahan pada
aturan penjumlahan.

E. Materi Pembelajaran
Kaidah Pencacahan
Kaidah pencacahan didefinisikan sebagai suatu cara atau aturan untuk menghitung semua
kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan tertentu.
Berikut adalah jenis-jenis kaidah pencacahan:
1. Aturan penjumlahan
2. Aturan perkalian
3. Aturan pengisian tempat
Pada pembelajaran hari ini akan dibahas terlebih dahulu tentang aturan penjumlahan.

1. Pengertian Aturan Penjumlahan


Secara khusus aturan penjumlahan berbunyi sebagai berikut:
Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam m cara dan kejadian kedua secara terpisah dapat
terjadi dalam n cara, maka kejadian pertama atau kejadian kedua dapat terjadi dalam (m + n)
cara.

Aturan penjumlahan dapat diperluas sebagai berikut:


Jika terdapat n peristiwa yang saling lepas
n1 = banyak cara pada peristiwa pertama
n2 = banyak cara pada peristiwa kedua
n3 = banyak cara pada peristiwa ketiga
dan seterusnya sampai
n p = banyak cara pada peristiwa ke-p
Jadi, aturan penjumlahan rumusnya ialah n1 + n2 + n3 + ... + np cara.

Pentingnya materi kaidah pencacahan dalam aturan penjumlahan dalam kehidupan sehari-hari
misalnya, dalam bidang perdagangan seperti menentukan pilihan ukuran baju (S, M, L dan
XL) dalam dua warna yang berbeda dan pembuat nomor plat kendaraan.

Contoh soal:
Ardi dan Nugroho di kota yang berbeda ingin menuju ke kota yang sama. Ardi berangkat dari
kota A ke kota C dalam 4 cara, sedangkan Nugroho berangkat dari kota B ke kota C dalam 3
cara. Dalam berapa cara mereka bertemu di kota C?
Jawab:

Permasalahan di atas dapat diselesaikan sebagai berikut.


 Ardi berangkat dari kota A ke
kota C dapat memilih 4 jalan
berbeda atau 4 cara.
 Nugroho berangkat dari kota
B ke kota C dapat memilih 3
jalan berbeda atau 3 cara.

Jadi, banyak cara Ardi dan Nugroho dapat bertemu di kota C adalah 4 + 3 = 7 cara.

Latihan Soal:

Di dalam kantong terdapat 10 kelereng berwarna merah, 7 kelereng berwarna hijau, 5


kelereng berwarna kuning, dan 3 kelereng berwarna biru. Berapakah banyaknya kemungkinan
untuk mengambil satu kelereng berwarna merah atau hijau atau kuning atau biru?

Jawab:
Kejadian pertama (mengambil satu kelereng merah) dapat terjadi dengan 10 cara.

Kejadian kedua (mengambil satu kelereng hijau) dapat terjadi dengan 7 cara.

Kejadian kedua (mengambil satu kelereng kuning) dapat terjadi dengan 5 cara.

Kejadian kedua (mengambil satu kelereng biru) dapat terjadi dengan 3 cara.

10 + 7 + 5 + 3 = 25 cara.

Jadi, banyaknya cara mengambil satu kelereng warna merah atau hijau atau kuning atau biru
adalah 10 + 7 + 5 + 3 = 25 cara.

F. Metode pembelajaran
1. Model pembelajaran : Group Investigation (GI)
2. Metode : Diskusi, Tanya jawab, latihan soal, dan penugasan.

G. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar


1. Media dan Alat : Spidol, papan tulis, proyektor, laptop, dan PPT.
2. Sumber Pembelajaran : Modul Pembelajaran SMA Matematika Umum Kelas XII, Cara
Cepat Menguasai MATEMATIKA SMA/MA, dan internet.

H. Kegiatan Pembelajaran
Rincian Kegiatan Waktu

Ket:
P = Pendidik
Pd = Peserta didik

PENDAHULUAN
Orientasi
1 P mengucap salam, mengajak PD mengawali
pembelajaran dengan berdoa, menanyakan kabar
PD dengan mengisi daftar hadir. 1 menit
PD menjawab salam dan mengkonfirmasi
kehadiran, berdoa bersama serta menyiapkan
peralatan dan perlengkapan pembelajaran.
Apersepsi
2 P mengajak PD untuk berfikir tentang
pengertian dari materi yang akan dipelajari yaitu
materi kaidah pencacahan pada aturan 1 menit
penjumlahan.
PD berfikir tentang pengertian dari materi
kaidah pencacahan pada aturan penjumlahan
yang akan dipelajari.
Motivasi 1 menit
3 P menyampaikan kepada PD pentingnya
materi kaidah pencacahan pada aturan
penjumlahan dan dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam bidang
perdagangan seperti menentukan pilihan ukuran
baju (S, M, L dan XL) dalam dua warna yang
berbeda dan pembuat nomor plat kendaraan.
PD memperhatikan penjelasan yang
disampaikan oleh P.
Merancang Strategi
4 P mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
kepada PD yaitu:
a. Mengenal dan mengetahui apa yang
dimaksud dengan kaidah pencacahan pada
aturan penjumlahan. 1 menit
b. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan kaidah pencacahan
pada aturan penjumlahan.

PD memperhatikan penjelasan dari P.


KEGIATAN INTI
Tahap Perencanaan Mencari Informasi
1 P menjelaskan apa itu kaidah pencacahan pada
aturan penjumlahan beserta contoh soalnya. 1 menit
P membagi kelompok kecil berjumlah 3-4 orang
berdasarkan tempat duduk peserta didik.
2 P menampilkan latihan soal yang ada di PPT
kepada semua kelompok untuk diinvestigasi
bersama dengan kelompok masing-masing
kemudian menyelesaiakan soal yang ada di PPT. 1 menit
PD mendengarkan penjelasan dari P dengan
seksama dan menginvestigasi jawaban dari
latihan soal yang ada di PPT.
Tahap Pemantauan Menemukan Informasi 3 menit
3 P menampilkan latihan soal yang ada di PPT
kepada PD.
P menjelaskan sistem belajar kelompok kepada
PD:
Tiap kelompok diperintahkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai kaidah
pencacahan pada aturan penjumlahan. PD
diminta untuk melakukan investigasi yang telah
diarahkan oleh P. Kelompok yang sudah selasai
perwakilan 2 kelompok maju, 1 kelompok
menyelasaikan jawabannya di papan tulis lalu 1
kelompoknya lagi mempersentasikan kemudian
2 perwakilan kelompok tersebut mendapatkan
hadiah. Kelompokan lain memperhatikan serta
memberi tanggapan kepada kelompok yang
persentasi.
Soal:
Di dalam kantong terdapat 10 kelereng berwarna
merah, 7 kelereng berwarna hijau, 5 kelereng
berwarna kuning, dan 3 kelereng berwarna biru.
Berapakah banyaknya kemungkinan untuk
mengambil satu kelereng berwarna merah, hijau,
kuning, biru?
Jawab:

Kejadian pertama (mengambil satu kelereng


merah) dapat terjadi dengan 10 cara.
Kejadian kedua (mengambil satu kelereng hijau)
dapat terjadi dengan 7 cara.
Kejadian kedua (mengambil satu kelereng
kuning) dapat terjadi dengan 5 cara.
Kejadian kedua (mengambil satu kelereng biru)
dapat terjadi dengan 3 cara.
10 + 7 + 5 + 3 = 25 cara.

Jadi, banyaknya cara mengambil satu kelereng


warna merah, hijau, kuning, biru adalah 10 + 7
+ 5 + 3 = 25 cara.
PD memperhatikan penjelasan P dan mulai
investigasi untuk menyelesaikan jawabannya.
Tahap Evaluasi
6 P membimbing, mengawasi, dan mendampingi
PD apabila terdapat kesulitan dalam investigasi
dalam penyelesaian soal.
2 menit
PD mempertanyakan hal yang belum dimengerti
kepada P mengenai persoalan matematika yang
diberikan oleh P.
7 P mengecek pemahaman PD tentang latihan soal
yang telah diberikan, dengan cara meminta 2
perwakilan kelompok PD untuk maju kemudian
menuliskan jawabannya di papan tulis dan
2 menit
mempresentasikannya.
2 perwakilan kelompok PD maju kemudian
menuliskan jawabannya di papan tulis dan
mempresentasikannya.
8 P memberi penegasan kembali tentang
penyelesaian soal yang sudah dikerjakan oleh
PD dan menyuruh PD merapihkan kembali
bangku. 1 menit
PD memperhatikan penjelasan yang
disampaikan oleh P dan merapihkan bangku.
PENUTUP
1 P mengklarifikasi, mengarahkan, mengecek 2 menit
pemahaman siswa tentang materi kaidah
pencacahan pada aturan penjumlahan. Dengan
meminta PD untuk menyimpulkan hasil belajar
pada materi kaidah pencacahan pada aturan
penjumlahan.
PD menyimpulkan materi yang telah dipelajari
yaitu:
Jika terdapat n peristiwa yang saling lepas
n1 = banyak cara pada peristiwa pertama
n2 = banyak cara pada peristiwa kedua
n3 = banyak cara pada peristiwa ketiga
dan seterusnya sampai
n p = banyak cara pada peristiwa ke-p

Jadi, aturan penjumlahan rumusnya ialah n1 + n2


+ n3 + ... + np cara.
2 P memberi kesempatan bagi PD untuk bertanya
tentang pembelajaran hari ini.
1 menit
Peserta didik bertanya atau menjawab telah
memahami materi.
3 P memberikan kuis tentang keislaman:
1) Jagalah aku didunia, maka aku akan
menjagamu dari api neraka.
2) Siapa yang salat dhuha? 1 menit
PD memperhatikan kuis dari P kemudian PD
menjawab yaitu jawabannya salat serta
mengangkat tangan jika salat dhuha.
4 P memberikan pekerjaan rumah untuk melatih
dan menambah pemahaman PD tentang materi
kaidah pencacahan pada aturan penjumlahan. P
menayangkan di PPT tetang tugas yaitu di buku 1 menit
Matematika halaman 90 nomor 1-5.
PD memperhatikan penjelasan yang
disampaikan oleh P.
5 Sebelum menutup pembelajaran P meng-
kondusifkan kelas, kemudian P mengakhiri
dengan salam dan berdo’a. 1 menit
PD mengkondusifkan kelas lalu menjawab
salam dari P.

I. Penilaian
1. Sikap Spiritual
Teknik penilaian : observasi
Bentuk instrumen : lembar observasi
No Aspek Sikap Spiritual Skor Penilaian Spiritual
A Berdoa sebelum dan 4 = selalu melakukan
sesudah melakukan 3 = sering melakukan
sesuatu 2 = kadang melakukan
B Memberi salam sebelum 1 = tidak pernah melakukan
dan sesudah
menyampaikan
pendapat/presentasi
C Menjalankan ibadah
tepat pada waktunya
Petunjuk pensekoran:
Perhitungan skor akhir menggunakan
skor
Rumus = × 4=skor akhir
skor tertinggi
Kategori nilai spiritual:
SB=3 , 33< skor akhir <4 , 00 C=2 , 33<skor akhir ≤ 2 ,33
B=2 , 33< skor akhir ≤ 3 , 33 K=0< skor akhir ≤ 1 ,33
Aspek Sikap
Skor
No Nama Spiritual Skor Kategori
Akhir
A B C
1 C-1
2 C-2
3 C-3
4 C-4
5 C-5
6 C-6
7 C-7
8 C-8
9 C-9
10 C-10
11 C-11
12 C-12
13 C-13
14 C-14
15 C-15
16 C-16
17 C-17
Rata-Rata
2. Sikap Sosial
Teknik penilaian : observasi
Bentuk instrumen : lembar observasi
No Aspek Sikap Sosial Skor Penilaian Sosial
A Menghargai kelompok lain 4 = selalu melakukan
B Kemampuan melibatkan 3 = sering melakukan
diri dalam kelas dan 2 = kadang melakukan
diskusi kelompok 1 = tidak pernah
C Menggunakan bahasa melakukan
santun saat menyampaikan
pendapat
D Kemauan mendengarkan
dengan penuh perhatian
E Mengajukan pertanyaan
jika ada yang tidak
dipahami
F Berani menyampaikan
pendapat
G Menghargai pendapat
kelompok lain

Petunjuk pensekoran:
Perhitungan skor akhir menggunakan
skor
Rumus = × 4=skor akhir
skor tertinggi
Kategori nilai sosial:
SB=3 , 33< skor akhir <4 , 00 C=2 , 33<skor akhir ≤ 2 ,33
B=2 , 33< skor akhir ≤ 3 , 33 K=0< skor akhir ≤ 1 ,33

Aspek Sikap
Skor
No Nama Spiritual Skor Kategori
Akhir
A B C
1 C-1
2 C-2
3 C-3
4 C-4
5 C-5
6 C-6
7 C-7
8 C-8
9 C-9
10 C-10
11 C-11
12 C-12
13 C-13
14 C-14
15 C-15
16 C-16
17 C-17
Rata-Rata
3. Psikomotorik (keterampilan)
Teknik penilaian : Menyelesaikan latihan soal beserta jawabannya
Bentuk instrumen : lembar observasi
Aspek Sikap Skor Penilaian
No
Keterampilan Keterampilan
A Kecepatan dalam 4 = selalu melakukan
mengerjakan tugas 3 = sering melakukan
B Kemauan menganalisis 2 = kadang melakukan
suatu pekerjaan 1 = tidak pernah
C Kemauan membaca melakukan
simbol matematika
D Keserasian bentuk yang
diharapkan atau ukuran
yang telah ditentukan

Petunjuk pensekoran:
Perhitungan skor akhir menggunakan
skor
Rumus = × 4=skor akhir
skor tertinggi
Kategori nilai keterampilan:
SB=3 , 33< skor akhir <4 , 00 C=2 , 33<skor akhir ≤ 2 ,33
B=2 , 33< skor akhir ≤ 3 , 33 K=0< skor akhir ≤ 1 ,33

Aspek
Sko Skor
No Nama Keterampilan Kategori
r Akhir
A B C D
1 C-1
2 C-2
3 C-3
4 C-4
5 C-5
6 C-6
7 C-7
8 C-8
9 C-9
10 C-10
11 C-11
12 C-12
13 C-13
14 C-14
15 C-15
16 C-16
17 C-17
Rata-Rata
4. Kognitif (pengetahuan)
Teknik penilaian : Menyelesaikan soal beserta jawabannnya
Bentuk instrumen : lembar observasi

Contoh Instrumen Pengetahuan


Petunjuk:
1. Kerjakan secara individu!
2. Lakukan kegiatan sesuai langkah-langkahnya dengan penuh tanggung jawab!
Soal:

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100, sebagai berikut:


skor yang dijawab
skor akhir= ×100
skor total
Total Nilai
No Nama
Skor P1
1 C-1
2 C-2
3 C-3
4 C-4
5 C-5
6 C-6
7 C-7
8 C-8
9 C-9
10 C-10
11 C-11
12 C-12
13 C-13
14 C-14
15 C-15
16 C-16
17 C-17
18 C-18
19 C-19
20 C-20
21 C-21
22 C-22
23 C-23
24 C-24
25 C-25
26 C-26
27 C-27
28 C-28
Rata²

Bandar Lampung, Maret 2023


Mengetahui:
Guru Mata Pelajaran Mengetahui:
Kepala SMP N 01 Menggala

RINA ALIYAH MEY SARI, S.Pd.

Mengetahui:
Dosen Pengampu

Dr. Hj. NETRIWATI, M. Pd.


Rekapitulasi Penilaian Dari Empat Pertemuan pada Kelas Eksperimen

Aspek yang dinilai


Pertemuan ke- Psikomotori
Spiritual Sosial Kognitif
k
1
2
3
4
Rata-Rata
Kategori
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Astuti Wahyu Nurhayati,”Redesigning Instructional Media in Teaching English of


Elementary Schools Students Developing Minimum Curriculum.” Jurnal TEFLIN
Internasiona: Cnference UNS Solo 2014, hal. 930.

Hamdani, “Strategi Belajar Mengajar”, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal. 90.

Robert E. Slavin, “Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik”, (Bandung: Nusa Media,
2005), hal. 20.

Rusman, “Model-Model Pembelajaraan Mengembangkan Profesionalisme Guru”, (Jakarta:


PT Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 222.

Anda mungkin juga menyukai