Bahan Ajar 5 Hukum Perdata Edit
Bahan Ajar 5 Hukum Perdata Edit
Mengenai hak-hak kebendaan atas tanah oleh UUPA telah diciptakan hak-hak sebagai
berikut ( Pasal 16 UUPA ) :
Hak Milik
HGB
HGU
Hak Pakai
Hak Sewa
Hak membuat tanah
Hak memungut hasil hutan
Hak-hak lain yang tidak termasuk hak-hak tersebut diatas yang diatur kemudian,
misal: hak pengelolaan
PENGERTIAN BENDA
Kita mengenal yang disebut dengan subjek hak dan kebalikannya adalah objek
hak.
Subjek hak adalah benda pribadi / person.
Objek hak disebut benda.
Pasal 499 KUH Perdata.
Pengertian benda secara yuridis adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hak milik.
Dalam sistem KUH Perdata kata Zaak (benda) di pakai dalam 2 arti, yaitu :
1. Barang yang berwujud.
2. Bagian daripada harta kekayaan.
Dalam arti kedua ini yang termasuk zaak ialah selain dari barang yang berwujud, juga
beberapa hak tertentu sebagai barang yang tak berwujud.
Menurut KUH Perdata tidak semua hak dimasukkan dalam pengertian zaak, diantaranya :
Hak-hak atas barang immateriel, misal :
Hak oktori
Hak merk
Hak cipta
Selain itu di dalam KUH Perdata terdapat juga perkataan / istilah zaak yang tidak berarti
benda, tetapi mempunya arti :
1. Perbuatan hukum :
Pasal 1972 KUH Perdata
Tentang lastgeving, yaitu suatu perjanjian dimana seseorang memberikan kuasa kepada
orang lain dan orang ini menerimanya untuk melakukan suatu zaak untuk kepentingan
pemberi kuasa.
Contoh :
Seorang yang akan meninggal memberika kuasa kepada seseorang untuk mengurus
warisannya, yang akan dibagikan pada anak dan keluarga lainnya.
2. Kepentingan.
Pasal 1354 KUH Perdata :
Seseorang dengan sukarela tanpa peasanan untuk itu untuk menyelenggarakan zaak
orang lain denga atau tanpa diketahui orang lain dan secara tidak langsung ia telah
mengadakan perikatan dengan orang yang dibantu itu.
3. Kenyataan hukum
Pasal 1263 KUH Perdata :
Perutangan dengan syarat menunda untuk perutangan yang tergantung pada suatu
kejadian yang akan datang dan tidak pasti, atau daripada suatu zaak yang sudah terjadi
tetapi belum diketahui oleh para pihak.
Contoh :
Pembelian barang / benda seperti motor dari orang tua untuk anaknya dengan suatu
persyaratan.
KUH Perdata sendiri jika memakai istilah “ zaak “ dalam arti objek mencampur
adukkan kedua arti tersebut, seperti dalam :
Pasal 501, 503, 508 dan 511 KUH Perdata “ zaak “ diartikan sebagai bagian dari
harta kekayaan.
Pasal 500, 520, KUH Perdata “ zaak “ diartikan sebagai barang yang berwujud.
Sebagian besar dari pasal-pasal BK II KUH Perdata mengatur mengenai benda dalam arti
barang yang berwujud.
Perbedaan terpenting adalah pembedaan antara benda bergerak dan benda tidak bergerak.
benda bergerak dibedakan atas :
1. Benda bergerak karena sifatnya menurut pasal 509 KUH Perdata.
Yaitu benda yang dapat dipindahkan ,misal Meja, kursi
atau dapat dipindahkan dengan sendirinya, misal ternak.
2. Benda bergerak karena ketentuan Undang-Undang.
Menurut pasal 511 KUH Perdata .
Yaitu hak-hak atas benda yang bergerak, misal hak memungut hasil atas benda
bergerak, hak pemakaian atas benda bergerak saham-saham, dll.
UUPA tidak mengenal pembedaan atas benda bergerak dan tidak bergerak.
Pitio :
Pembedaan benar atas benda bergerak dan benda tetapi itu merupakan pembedaan yang
terpenting sejak dahulu, namun di Nederland dalam perkembangan ilmu pengetahuan
sekarang mengenai pembedaan benda atas benda atas nama dan benda tidak atas nama.
Pada umumnya benda atas nama terdaftar dalam register dan disebutkan atas nama yang
berhak. Benda tak bergerak terdaftar dalam register umum di kantor-kantor hipotik, sedang
benda-benda bergerak hampir semuanya merupakan benda-benda tidak atas nama.
H.Drion :
Di Nederland terdapat tendensi bahwa menurut pendapat-pendapat modern mereka
cenderung untuk mengakui pembedaan benda tentang benda-benda atas nama dan tidak
atas nama, atau benda-benda terdaftar dan benda-benda yang tidak terdaftar.
Benda terdaftar :
Benda-benda yang dimana pemindahan dan pembebanannya disyaratkan harus di daftarkan
dalam register yang bersangkutan.
Perbedaan antara benda bergerak dan benda tak bergerak penting artinya, karena
berhubungan dengan 4 hal, yaitu :
1. Bezit.
Bezit terhadap barang yang bergerak berlaku aza seperti tercantum dalam Pasal 1977
KUH Perdata yaitu bezitter dari barang bergerak adalah sebagai eigenaar dari barang
tersebut.
Untuk Barang tidak bergerak tidak demikian halnya.
2. Levering ( Penyerahan ).
Terhadap benda bergerak dapat dilakukan dengan penyerahan nyata.
Terhadap benda tidak bergerak dilakukan dengan balik nama.
Dalam praktek levering dari benda tidak bergerak di Indonesia lain dengan di
Nederland, karena di Indonesia mengenai levering tidak bergerak itu berdasarkan Pasal
24 OV, yang berbunyi :
“ Aturan-aturan mengenai levering dari benda tidak bergerak dengan pengumuman
akte-akte sebagaiman dimuat dalam Pasal 616-620 KUH Perdata untuk sementara
tetapi tidak berlaku, yang berlaku adalah peraturan-peraturan yang sekarang ada, yaitu(
over schrijving ordonantic) sampai ditentukan yang lain “.
3. Verjaring ( Kadaluarsa )
Terhadap benda bergerak tidak dimensi verjaring sebab bezit disini sama dengan
eigendom atas benda bergerak itu.
Untuk benda-benda tidak bergerak mengenai adanya verjaring yaitu pemilihan tanah
untuk jangka waktu 30 tahun.
4. Bezwaring ( Pembebanan )
Terhadap benda bergerak harus dilakukan dengan .
Terhadap benda tak bergerak harus dilakukan dengan hipotik.
Mengapa hukum benda termasuk kedalam BK II KUH Perdata ? Karena sifatnya yang
tertutup karena orang tidak dapat mengadakan hak-hak kebendaan baru selain yang sudah
ditetapkan dalam Undang-Undang.
Perbandingan BK II & BK III secara sistematik :
BK II Mengatur kebendaan sifatnya tertutup
BK III BW tentang perikatan sifatnya terbuka
BK II Bahwa keseluruhan title dari Bab I sampai Bab terakhir aturannya memang
ditentukan / terbatas.
Tentang perikatan yang dilahirkan dari kontrak / persetujuan yaitu bukan saja
yang diatur dalam Undang-Undang tapi juga peraturan yang lahir dari kontrak.