24 DESEMBER 2022:
”Kelahiran YESUS
Memberi Daya Untuk Berkarya”
Kelahiran YESUS
Memberi Daya
Untuk Berkarya
PERAYAAN EKARISTI MALAM NATAL
24 Desember 2022
RITUS PEMBUKA
Perarakan
[Umat berdiri.
Imam dan pelayan liturgi berarak dari sakristi memasuki gereja, dalam suasana hening.]
Pemberkatan Altar
[Selesai berdoa di depan palungan,
para keluarga mempersembahkan bingkisan kepada Sang Timur dan menuju ke tempat duduk.
Imam menuju ke altar dan memberkati altar, diiringi lagu “Hai Mari berhimpun”]
Pengantar Imam
Seruan Tobat
I: Karena cinta, Bapa mengutus Putra-Nya menjadi manusia. Yesus
Putra Tunggal Allah, hadir dekat dengan kita, ikut merasakan
keterbatasan dan kelemahan kita. Maka marilah kita datang
dengan rendah hati ke hadapan-Nya:
I-U: Ya Tuhan Yesus, Engkaulah jalan bagi manusia untuk kembali
kepada Bapa. Hadir-Mu membebaskan kami dari belenggu dosa.
Ampunilah kami yang seringkali lupa akan hadir-Mu di dalam
jiwa. Biarlah hati kami diperbarui oleh cahaya cinta-Mu yang
penuh daya.
I : Semoga Allah yang Mahakuasa [†] mengasihani kita,
mengampuni dosa kita, dan menghantar kita kepada hidup yang
kekal.
U: Amin.
Kemuliaan
I: Marilah kita memuliakan Allah dengan memadahkan lagu pujian.
[Umat berdiri dan menyanyikan lagu “Kemuliaan”.
Papita dan Koster membunyikan bel dan lonceng gereja.]
I: Sebab, Dialah Tuhan dan Juru Selamat kami, yang Hidup dan
Berkuasa, bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah,
sepanjang segala masa.
U: Amin.
LITURGI SABDA
Bacaan Pertama
L: Pembacaaan dari Kitab Yesaya. [Yes. 9: 1-6]
Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan, telah melihat terang yang
besar; terang yang bersinar atas mereka yang diam di negeri
kekelaman. Engkau, ya Tuhan, telah banyak menimbulkan sorak-
sorai dan sukacita yang besar. Mereka telah bersukacita di hadapan-
Mu seperti orang bersukacita di waktu panen, seperti orang
bersorak-sorai di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang
menekan bangsa itu dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat
si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
Setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap langkah jubah
yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.
Sebab seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra
dianugerahkan kepada kita. Lambang pemerintahan ada di atas
bahunya, dan orang menyebut dia: Penasihat Ajaib, Allah yang
Perkasa, Bapa Yang Kekal, Raja Damai.
Besarlah kekuasaannya dan damai sejahtera tidak akan
berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya,
karena ia mendasarkan dan mengokohkan kerajaannya itu dengan
keadilan dan kebenaran, dari sekarang sampai selama-lamanya.
Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.
Mazmur Tanggapan
“Hari Ini T’lah Lahir” [MTA-2022. 006 (1)]
Refren:
Homili
Doa Umat
I: Saudari-saudara terkasih, kelahiran Yesus adalah jawaban Allah
atas kerinduan kita akan kedatangan Mesias. Marilah kita
ungkapkan seluruh pengharapan kita di hadapan-Nya:
L: Kelahiran Yesus membawa terang bagi dunia yang dilanda
kegelapan dan ketidakpastian.
I-U: Ya Bapa, mampukanlah Gereja-Mu untuk menjadi pembawa
damai dan harapan di tengah dunia yang masih dibayangi
dampak pandemi, bencana, serta konflik peperangan.
L: Kelahiran Yesus di palungan menunjukkan solidaritas Allah
kepada golongan yang kecil dan terpinggirkan.
I-U: Ya Bapa, ajarilah kami untuk membangun relasi kasih yang tulus
menghargai semua orang, terutama mereka yang kecil, lemah,
miskin, tersingkir dan difabel.
L: Kelahiran Yesus di tengah keluarga Yusuf dan Maria menjadi
lambang karya Allah yang dimulai dari dalam keluarga.
I-U: Ya Bapa, curahkanlah rahmat kebijaksanaan, ketegaran, serta
kebesaran hati bagi setiap keluarga, khususnya yang tengah
mengalami pergulatan dan problema.
L: Kelahiran Yesus disambut oleh berbagai kalangan yang mengikuti
petunjuk Ilahi dari aneka jalan berbeda.
I-U: Ya Bapa, bukalah hati budi kami pada berbagai cara baru
menjadi pewarta kasih, seraya tetap taat pada kehendak-Mu, agar
kami mampu menjamah lebih banyak orang yang merindukan
Engkau.
L: Kelahiran Yesus menggenapi nubuat para nabi dan
menggerakkan orang dari berbagai penjuru untuk berhimpun di
depan palungan-Nya.
LITURGI EKARISTI
“Bolehkah Yesus” [MB. 349]
Marilah kawan datang menghadap-Nya
Yesus Penebus yang tidur di sana
Bawalah serta yang dapat kau beri
Semoga Yesus berkenan di hati
Bolehkah Yesus kubalas cinta-Mu
Dengan segala nyanyian hatiku
Tidurlah-tidur hingga datang pagi
Kubuai Dikau dengan senang hati
Katakan Yesus apa yang Kau minta
Akan kucoba mencari yang ada
Janganlah cemas kawan-Mu di sini
Segala pinta ‘kan kubawa nanti
Persiapan Persembahan
I: Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari
kemurahan-Mu kami menerima roti, yang kami persembahkan
kepada-Mu, hasil bumi dan usaha manusia yang bagi kami akan
menjadi roti kehidupan.
U: Terpujilah Allah selama-lamanya.
I: Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari
kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami persembahkan
kepada-Mu, hasil pokok anggur dan usaha manusia yang bagi
kami akan menjadi minuman rohani.
U: Terpujilah Allah selama-lamanya.
I: Berdoalah, Saudara-Saudari, supaya persembahanku dan
persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang Mahakuasa.
U: Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan
keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
Doa Atas Persembahan
I: Ya Bapa, Putra-Mu yang mulia lahir menjadi manusia lemah.
Meski dalam keterbatasan, Putra-Mu tetap taat dan setia
menunaikan perutusan-Nya.
I-U: Terimalah persembahan syukur kami atas cinta-Mu yang terwujud
dalam diri Kristus, agar kami pantas ambil bagian dalam karya
keselamatan-Nya.
I : Sebab Dialah Tuhan dan Juru Selamat kami, kini dan sepanjang
masa.
U: Amin.
… dibunyikan gong …
Bapa Kami
“Bapa Kami” [Putut Pudyantoro]
Bapa kami yang ada di surga
Dimuliakanlah nama-Mu
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu
Di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
Dan ampunilah kesalahan kami
Seperti kami pun mengampuni
Yang bersalah kepada kami
Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat
Embolisme
I: Tuhan, kami mohon, bebaskanlah kami dari segala yang jahat,
sudilah memberi damai sepanjang hidup kami, supaya, kami yang
telah dikuatkan oleh kelimpahan belas kasih-Mu, selalu bebas
dari dosa, dan dijauhkan dari segala gangguan: sambil
menantikan harapan yang membahagiakan dan kedatangan
Penyelamat kami, Yesus Kristus:
U: Sebab Engkaulah Raja yang Mulia dan Berkuasa untuk selama-
lamanya.
RITUS PENUTUP
Ucapan Terimakasih
Amanat Pengutusan
Berkat Meriah [†]
I: Tuhan bersamamu.
U: Dan bersama rohmu.
I: Semoga Allah yang Mahabaik yang oleh penjelmaan Putra-Nya
telah menghalau kegelapan dari dunia dan yang oleh kelahiran-
Nya yang mulia telah menerangi malam hari yang amat suci ini,
menghalau kegelapan dosa dari Saudara dan dengan cahaya
kebajikan menerangi hati Saudara.
U: Amin.
I: Semoga Dia, yang berkenan agar kegembiraan besar atas
kelahiran-Nya yang menyelamatkan, diwartakan oleh Malaikat
kepada para gembala, memenuhi hati Saudara dengan
kegembiraan-Nya dan menjadikan Saudara sebagai pewarta-
pewarta Injil-Nya.
U: Amin.
I: Semoga Dia, yang menyatukan hal-hal duniawi dan surgawi
melalui penjelmaan-Nya, memenuhi Saudara dengan anugerah
kedamaian-Nya dan kehendak baik, serta membuat Saudara ikut
ambil bagian dalam Gereja yang abadi.
U: Amin
I: Semoga berkat Allah yang Mahakuasa, [†] Bapa dan Putra dan
Roh Kudus, turun atas Saudara dan menetap senantiasa.
U: Amin.
Pengutusan
I: Saudari-Saudara, pergilah dalam damai, sambil memuliakan
Tuhan dengan hidupmu.
U: Syukur kepada Allah.
[Umat mengiringi perarakan Imam dan pelayan Liturgi menuju sakristi,
dengan nyanyian “Alam Raya Karya Bapa”.]
Saudara-saudari terkasih,
Perayaan Natal selalu membawa sukacita dan damai sejahtera bagi
hidup kita, karena Yesus datang untuk membebaskan kita dari belenggu
dosa. Oleh Dia yang lahir di kandang hewan, wafat di kayu salib, dan
kemudian bangkit dari antara orang mati, kita dilahirkan kembali sebagai
ciptaan baru dan memperoleh hidup kekal.
Orang-orang bijak dari Timur dengan bantuan bintang datang untuk
menyembah-Nya dan mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur.
Setelah mengalami sukacita dalam perjumpaan yang istimewa tersebut,
orang-orang bijak itu kembali ke negerinya melalui jalan lain seperti yang
ditunjukkan Tuhan (bdk. Mat. 2: 12). Mereka mampu melewati tantangan,
hambatan, dan kesulitan dalam perjalanan mereka mencari Yesus dan
setelah berjumpa dengan-Nya mereka juga berani menempuh jalan baru
yang belum tentu lebih mudah dari sebelumnya.
“Jalan lain” itu dapat dipahami juga secara rohani. Sesudah bertemu
dengan Yesus, orang tidak lagi menjalani hidup dengan cara lama, tetapi
dengan cara yang baru, menjadi manusia baru. Dengan demikian, Natal
juga mengajak kita untuk menemukan jalan baru dan kreatif dalam
mewartakan kasih-Nya kepada sesama dan semua makhluk ciptaan.
Saudara-saudari terkasih,
Orang-orang bijak dari Timur yang berjalan bersama-sama mencari
Yesus mengajak kita untuk berjalan bersama juga, dalam menemukan
kehendak Dia yang “tinggal di antara kita” (bdk. Yoh. 1: 14) untuk
menegakkan Kerajaan Kasih-Nya. Sebagai warga bangsa dan warga Gereja,
meskipun kita bhinneka - berbeda agama, suku, golongan, budaya – kita
mesti selalu berjalan bersama agar dalam kebersamaan itu mampu
menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan hidup.
Keanekaragaman merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri,
dirawat, dan dikembangkan. Kebhinekaan yang kita sadari sebagai
anugerah Tuhan itu seharusnya mendorong kita untuk saling
bergandengan tangan dalam mewujudkan tata kehidupan bersama yang
lebih bermartabat.
Dengan berjalan bersama kita dimampukan untuk “pulih lebih cepat,
bangkit lebih kuat”: membangun kembali kehidupan dari keterpurukan
dalam berbagai bidang akibat pandemi COVID-19; membangun peradaban
kasih di tengah menguatnya tindak kekerasan; merajut kerukunan di
tengah merebaknya intoleransi; mempopulerkan budaya jujur di tengah
mengguritanya tindak kejahatan korupsi; menggemakan pertobatan
ekologis di tengah maraknya kerusakan lingkungan hidup, dan
mengembangkan hidup berpolitik yang beretika menjelang pesta
demokrasi tahun 2024. Berjalan bersama dapat menghasilkan kekuatan
yang luar biasa. Oleh karenanya semangat itu perlu ditopang dengan sikap
saling memahami, menerima, mendengarkan, dan menghargai kawan
seperjalanan yaitu seluruh warga bangsa kita. Kita hilangkan berbagai
pikiran negatif dan prasangka buruk. Kita kembangkan budaya hidup
damai dan bersaudara.
Kasih Allah juga bisa diwartakan dengan kesediaan kita untuk
menjadi teman dan sahabat bagi saudara-saudari kita yang menjadi korban
pelecehan seksual, peredaran obat-obat terlarang, pemutusan hubungan
Dalam terang Natal kita diajak untuk semakin bijak dan cerdas dalam
bermedia sosial, semakin kreatif dalam mewartakan kasih, semakin setia
dalam memegang nilai-nilai moral dan etika di dunia maya, sehingga kasih
Allah semakin terpancar dan damai sejahtera semakin nyata. Jalan-jalan
kreatif yang ditawarkan oleh media sosial sudah sepantasnya kita
manfaatkan sebagai sarana pewartaan sehingga mampu menggerakkan
banyak orang untuk menjadi duta-duta kasih dan pelopor perdamaian di
lingkungan keluarga, Gereja, dan masyarakat.
Semoga dalam menyambut dan merayakan Hari Natal ini, kita
sungguh merasakan kasih-Nya. Allah Sang Kasih selalu bersama dengan
kita, Imanuel, Allah beserta kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita dalam
keadaan apa pun (bdk. Ibr. 13: 5). Ia juga selalu menjaga kita sehingga kaki
kita tidak pernah goyah (bdk. Mzm. 121: 3) dalam mencari dan
menemukan jalan-jalan kreatif agar karya keselamatan Allah dapat
dirasakan oleh sebanyak mungkin orang.
Atas nama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan
Gereja-gereja di Indonesia (PGI), kami mengucapkan selamat Natal Tahun
2022 dan selamat menyongsong Tahun Baru 2023.
Tuhan memberkati!