Efektivitas Penyelidikan Oleh Satintelkam Polres Kediri Guna Mencegah Terjadinya Tindak Pidana Curanmor
Efektivitas Penyelidikan Oleh Satintelkam Polres Kediri Guna Mencegah Terjadinya Tindak Pidana Curanmor
RENCANA PENELITIAN
OLEH :
RACHMAD GIRI RAHARJA
BRIGADIR TARUNA
20.033
AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2023
EFEKTIVITAS PENYELIDIKAN OLEH SATINTELKAM
POLRES KEDIRI GUNA MENCEGAH TERJADINYA TINDAK
PIDANA CURANMOR
RENCANA PENELITIAN
OLEH :
RACHMAD GIRI RAHARJA
BRIGADIR TARUNA
20.033
AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2023
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................4
1.2 Identifikasi Masalah.........................................................10
1.3 Perumusan Masalah .......................................................10
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................11
1.5 Manfaat Penelitian ..........................................................11
1.5.1 Manfaat Teoritis............................................................12
1.5.2 Manfaat Praktis.............................................................12
1.6 Sistematika......................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................14
2.1 Kepustakaan Penelitian ..................................................14
2.2 Kepustakaan Konseptual ................................................18
2.2.1 Teori.......................................................................19
2.2.1.1 Teori SWOT................................................19
2.2.1.2 Teori Manajemen........................................20
2.2.1.3 Teori Pencegahan Kejahatan......................22
2.2.2.1.3.1 Indikator Pencegahan Kejahatan
Situasional...............................23
2.2.2 Konsep...................................................................25
2.2.2.1 Konsep Efektivitas ......................................25
2.2.2.2 Konsep Penyelidikan...................................26
2.2.2.3 Konsep Pencurian Kendaraan Bermotor.............27
2.3 Kerangka Berpikir.............................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................29
3.1 Pedekatan dan Jenis Penelitian.......................................29
3.1.1 Pendekatan Penelitian ...........................................29
3.1.2 Jenis Penelitian.......................................................30
3.2 Fokus Penelitian .............................................................31
3.3 Lokasi Penelitian..............................................................32
iii
3.4 Sumber Data....................................................................32
3.4.1 Sumber Data Primer ..............................................33
3.4.2 Sumber Data Sekunder..........................................33
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..............................................34
3.5.1 Observasi................................................................34
3.5.2 Wawancara ............................................................35
3.5.3 Telaah Dokumen ...................................................36
3.6 Validitas dan Realibilitas Data.........................................37
3.7 Teknik Analisis Data .......................................................38
3.7.1 Reduksi Data..........................................................39
3.7.2 Sajian Data.............................................................39
3.7.3 Penarikan Kesimpulan ...........................................40
3.8 Jadwal Penelitian ............................................................40
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................41
iv
BAB I
PENDAHULUAN
4
“Barang siapa mengambil barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki
secara melawan hukum, diancam, dengan pidana penjara paling
lama 5 tahun, atau pidana denda paling banyak 900.000.00,-”
(Umbara, 2008: 325).
5
kendaraan bermotor telah berkembang menyesuaikan dengan situasi,
misalnya dengan sarana pencurian yang digunakan. Jika sebelumnya
pelaku curanmor menggunakan kunci leter ‘T’ untuk menjebol kunci
pengaman, sekarang pelaku juga menggunakan kunci magnet. Selain itu,
pola waktu dalam melakukan curanmor tidak melulu pada malam hari atau
saat waktu istirahat, namun saat pemilik kendaraan bermotor lengah maka
pelaku akan melaksanakan aksi curanmor walaupun dalam waktu yang
sangat singkat.
6
selalu waspada terutama demi mengamankan kendaraannya sendiri
dengan menggunakan kunci ganda dan memarkir motor di tempat yang
mudah atau terpantau CCTV ujar Dandy.
Tabel 1.1
CC
JENIS CT
NO (Crime %
KEJAHATAN (Crime Total)
Clearance
7
tertangkap dan dihakimi oleh masyarakat. Sehingga dengan dampak
tersebut tentu akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
8
1. Melakukan deteksi terhadap segala perubahan kehidupan sosial
dalam masyarakat serta perkembangannya dibidang ideologi,
politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan untuk dapat
menandai kemungkinan adanya aspek-aspek kriminogen,
selanjutnya mengadakan identifikasi hakikat ancaman terhadap
kamtibmas;
2. Menyelenggarakan fungsi intelijen yang diarahkan ke dalam
tubuh Polri sendiri dengan sasaran pengamanan material,
personil dan bahan keterangan serta kegiatan badan/kesatuan,
teradap kemungkinan adanya tantangan yang bersumber dari
luar maupun dari dalam tubuh Polri agar Polri tidak terhalang
atau terganggu dalam melaksanakan tugas pokoknya;
3. Melakukan penggalangan dalam rangka menciptakan kondisi
tertentu dalam masyarakat yang menguntungkan bagi
pelaksanaan tugas pokok Polri;
4. Melakukan pengamanan terhadap sasaran-sasaran tertentu
dalam rangka mencegah kemungkinan adanya pihak-pihak
tertentu memperoleh peluang dan dapat memanfaatkan
kelemahan-kelemahan dalam bidang Ipoleksosbud Hankam,
sebagai sarana eksploitasi untuk menciptakan suasana
pertentangan pasif menjadi aktif, sehingga menimbulkan
ancaman atau gangguan di bidang Kamtibmas.
9
(Ipoleksosbudkam), selanjutnya diolah dan disajikan kepada pimpinan
guna menentukan kebijakan. Intelkam memiliki beban tanggung jawab
yang besar dalam mencegah terjadinya curanmor tersebut, sebagai mata
dan telinga di tengah masyarakat.
10
Perumusan masalah dalam suatu penelitian sangat penting agar
maksud dan tujuan penelitian lebih mendalam, peneliti merumuskan
permasalah yaitu “Bagaimana proses penyelidikan oleh satintelkam Polres
Kediri guna mencegah tindak pidana curanmor”. Dengan adanya
penegasan permasalahan tersebut, diharapkan dalam penelitian tugas
akhir lebih terfokus dan terarah. Berdasarkan perumusan masalah diatas
ditemukan beberapa persoalan yang harus segera diselesaikan guna
mengurangi serta mengungkap kasus curanmor di wilayah hukum Polres
Kediri sebagai berikut :
11
depannya dalam menghadapi berbagai permasalahan yang muncul, baik
secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya:
1.6 Sistematika
12
GUNA MENCEGAH TERJADINYA TINDAK PIDANA CURANMOR”
memiliki sistematika penelitian sebagai berikut:
a. Bab I Pendahuluan
Pada bab pendahuluan ini dijelaskan tentang latar belakang
permasalahan yang menjadi dasar dari penelitian ini, pada bab ini
juga terdapat tujuan penelitian, manfaat penelitian ,dan sistematika
penelitian tugas akhir ini.
b. Bab II Tinjauan Kepustakaan
Bab ini menjelaskan tentang kepustakaan penelitian yang menjadi
dasar literatur dalam penelitian ini. Kemudian terdapat kepustakaan
konseptual yang membahas tentang konsep-konsep serta teori
yang relevan dengan unsur permasalahan yang akan dibahas serta
terdapat kerangka berpikir sebagai alur berpikir peneliti dalam
mengkaji permasalahan.
c. Bab III Metode Penelitian
Pada bab III dijelaskan tentang bagaimana metode serta
pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti. Selain itu,
dalam bab III ini juga dijelaskan tentang Teknik pengumpulan data,
sumber data dan informasi, jadwal penelitian, serta Teknik Analisa
Data yang akan dilaksanakan oleh peneliti.
13
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Pertama
14
kejahatan pencurian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh satuan
intelkam polsek purwokerto serta menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan optimalisasi yang dilakukan.
Penelitian Kedua
15
pidana curanmor roda dua seperti saran dari deteksi dini dan penyuluhan
yang belum merata dan belum ada kerja sama dengan Satuan Reserse
setelah penyidikan selesai.
Penelitian Ketiga
16
kepolisian memberantas tindak pidana pencurian kendaraan bermotor
roda dua di wilayah hukum Polrestabes Surabaya.
17
Tabel 2.1
18
Teori dan konsep dalam kepustakaan konseptual dipergunakan sebagai
pisau analisis dalam memecahkan permasalahan-permasalahan dalam
penelitian ini. Oleh karenanya kepustakaan konseptual merupakan dasar
serta pedoman berpikir sehingga penelitian dilaksanakan secara
sistematis dan terarah.
2.2.1 Teori
19
adalah instrumen pengidentifikasian berbagai faktor yang terbentuk
secara sistematis serta digunakan untuk merumuskan strategi organisasi.
20
Dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen George R. Terry
mendefinisikan “Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan,
yang dilaksanakan oleh individu-individu yang menyalurkan upayanya
yang terbaik menggunakan tindakan-tindakan yang telah ditetapkan
sebelumnya.” Proses manajemen meliputi planning, organizing, actualling,
controlling atau yang lebih dikenal dengan P.O.A.C. Berikut ini merupakan
fungsi manajemen menurut George R. Terry:
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Actuating (Pelaksanaan)
21
unsur perencanaan dan pengorganisasian. Pelaksanaan perlu dilakukan
dengan maksud agar setiap tujuan dapat tercapai. Pelaksanaan dilakukan
dengan menggerakkan setiap anggota dalam suatu kelompok organisasi
untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya yang telah diberikan
kepada mereka yang disertai dengan kemauan dan tanggung jawab yang
baik dan melakukannya secara antusias. Sehingga diperlukan pula arahan
dan petunjuk serta bimbingan dari pimpinan pada kelompok organisasi
tersebut untuk pelaksanaan tugasnya.
d. Controlling (Pengawasan)
22
serta setiap kekurangan yang terdapat dalam organisasi tersebut bisa
teratasi.
23
berkontribusi pada penyimpangan. Berangkat dari suatu adagium bahwa
kejahatan diakibatkan oleh tidak berjalannya sistem sosial begitu juga
mestinya, pencegahan kejahatan dengan pendekatan sosial berpusat
pada pengembangan program serta kebijaksanaan untuk meningkatkan
derajat kesehatan, kehidupan, pembelajaran, pemukiman, peluang
kegiatan serta aktivitas area dari orang yang berpotensi melaksanakan
kejahatan. (Rosenbaum, Lurigio, Davis, 1998:201).
24
Usaha pencegahan kejahatan yang berkaitan dengan penyingkiran
pengaruh lingkungan fisik dan sosial yang memudahkan terjadinya
perilaku menyimpang. Pendekatan pencegahan primer tidak menyasar
pada orang yang berpotensi melakukan kejahatan namun justru
mengupayakan kondisi fisik dan sosial sehingga mempersempit peluang
pelaku untuk berbuat jahat. Kondisi fisik dan sosial yang terkait dalam
pendekatan ini adalah mengenai tata ruang lingkungan, pengawasan
lingkungan oleh masyarakat, pencegahan umum, pendidikan masyarakat
akan pencegahan kejahatan, dan standarkeamanan pribadi. Kesuksesan
pendekatan pencegahan kejahatan primer ini sangatlah tergantung pada
partisipasi masyarakat.
25
penangkapan, serta rehabilitasi tercantum ke dalam penangkalan
kejahatan pokok. Prinsip pendekatan ini merupakan menjauhkan para
pelaku kejahatan dari warga, alhasil pelaku tidak bisa melaksanakan aksi
kejahatan kembali.
2.2.2 Konsep
26
Sehingga berdasarkan pada bunyi pasal tersebut, maka penyelidikan
adalah serangkaian cara atau tindakan yang dilakukan aparat penegak
hukum yakni Kepolisian yang memiliki tugas sebagai penyelidik untuk
mengumpulkan berbagai informasi guna menentukan dapat atau tidaknya
suatu perkara dilanjutkan dalam proses penyidikan.
27
merusak, memotong, memanjat, dengan memakai anak kunci
palsu, perintah palsu atau jabatan palsu”.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
28
1. UU No. 2 Tahun 2002
Tentang Kepolisian
Republik Indonesia
2. UU No.17 Tahun 2011
Meningkatnya kasus
curanmor wilayah
Tentang Intelijen Negara
hukum Polres Kediri 3. PERKABIK No.1 Tahun
2013 Tentang
Penyelidikan Intelijen
Kepolisian Republik
Indonesia
4. PERKAP No.1 Tahun
2019 Tentang Sistem,
Manajemen dan Standar
Keberhasilan
Efektivitas
Operasional Polri
penyelidikan oleh
Satintelkam Polres
Faktor factor yang Kediri guna
Konsep Efektivitas
mempengaruhi mencegah
penyelidikan terjadinya tindak Konsep Penyelidikan
satintelkam pidana curanmor
Konsep curanmor
Teori SWOT
Teori Manajemen
Teori Pencegahan
Kejahatan
Penyelidikan Intelijen
Curanmor di Wilayah
Hukum Polres Kediri
dapat dicegah
BAB III
Efektivitas
penyelidikan oleh
Satintelkam Polres
Faktor factor yang Kediri guna
mempengaruhi Konsep Efektivitas
mencegah
penyelidikan terjadinya tindak Konsep Penyelidikan
satintelkam pidana curanmor
Konsep curanmor
Teori SWOT
Teori Manajemen
29
Teori Pencegahan
Kejahatan
Penyelidikan Intelijen
METODE PENELITIAN
30
“Penelitian kualitatif dimaksudkan guna mengungkap gejala secara
holistik-kontekstual melalui pengumpulan data secara natural
dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen
kunci.Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif. Laporan penelitian kualitatif
disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam
serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.”
31
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Deskriptif analisis menjelaskan secara sistematis terhadap
kenyataan tentang objek dan permasalahannya yang didukung oleh data
data dan fakta yang didapat di lapangan. Deskriptif analisis menurut
Cholid Narbuko dan Achmadi dalam bukunya Metodologi Penelitian
(2008:44) yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan
masalah yang ada berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis
dan menginterpretasi. Tujuan dari penelitian deskriptif analisis yaitu untuk
memecahkan permasalahan secara sistematis dan faktual. Setelah
dilakukannya penelitian deskriptif analisis ini, maka akan diperoleh
gambaran atau deskripsi mengenai hal-hal yang bersifat umum terkait
keadaan sebenarnya objek yang diteliti.
Selanjutnya dalam pengumpulan data secara langsung terjun ke
lapangan dalam melaksanakan penyelidikan, dibutuhkan penelitian
lapangan (field research). Penelitian lapangan diperlukan dalam
mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan terhadap suatu
fenomena dalam suatu keadaan ilmiah. Penelitian lapangan akan
membuat catatan lapangan secara ekstensif (luas) lalu dibuatkan kodenya
dan dianalisis dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan
menggunakan metode deskriptif analisis. (Moleong 2017:26)
32
dikarenakan semakin bertambah dari tahun ke tahun, oleh sebab itu
peneliti ingin melihat peran satintelkam dalam mencegah terjadinya
curanmor, apakah dalam pelaksanaannya sudah baik sesuai dengan SOP
yang ada atau malah sebaliknya mengalami banyak hambatan yang
mempengaruhi peranan satintelkam tersebut dalam pelaksanaan tugas.
33
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
melalui orang lain atau dokumen. (Sugiyono 2016:137)
34
e. Intel Dasar Polres Kediri tahun 2021
3.5.1 Observasi
Dalam pengumpulan data, teknik pengumpulan data menggunakan
observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang
tidak terbatas hanya pada orang, teptai juga pada objek-objek alam yang
lain. (Sugiyono 2016:145) Pengertian observasi menurut Sutrisno Hadi
(dalam Sugiyono 2016:145) merupakan proses yang komplek, suatu
proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis yang
dua diantaranya yang terpenting yaitu proses-proses pengamatan dan
ingatan.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D” (2016:145) Pengumpulan data dengan
teknik observasi digunakan jika yang diteliti berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden yang diamati
35
tidak terlalu besar. Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat setiap gejala atau fenomena yang terjadi dengan teliti dan
sistematis guna mendapatkan data yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya di lapangan.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan observasi terhadap
peranan satintelkam melalui deteksi dini dalam mencegah terjadinya
curanmor di wilayah hukum Polres Kediri, peneliti akan melakukan
observasi secara lebih mendalam terhadap kegiatan yang dilakukan
satintelkam khususnya unit keamanan negara dalam melakukan deteksi
dini guna mencegah terjadinya curanmor, peranan dari satintelkam dalam
memberikan informasi sekecil apapun selaku penindak dalam
pemberantasan curanmor sehingga tindak pidana curanmor di wilayah
hukum Polres Kediri dapat dicegah.
3.5.2 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan percakapan antara dua pihak berupa sejumlah pertanyaan secara
lisan yang akan ditanyakan oleh pewawancara kepada terwawancara
yang akan menjawab sejumlah pertanyaan tersebut, dilakukan tanpa
paksaan oleh pihak manapun. Maksud dilakukannya wawancara seperti
yang diungkapkan Lincoln dan Guba (dalam Moleong 2017:186) yaitu:
mengonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan: merekonstruksi kebulatan-
kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan
kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa
yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperlias informasi
yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi); dan memberifikasi, mengubah dan memeperluas konstruksi
yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan wawancara tak terstruktur. Dalam wawancara tak
36
terstruktur pewawancara akan menanyakan pertanyaan yang akan
disesuaikan dengan keadaan dan ciri unik dari responden. Pelaksanaan
wawancara tak terstruktur dilakukan kepada responden yang memiliki
pengetahuan dan mendalami situasi terhadap informasi yang diperlukan,
teknik wawancara tak terstruktur dapat mendalami permasalahan pada
bagian tertentu yang tak normal, serta wawancara tak terstruktur efektif
dalam mengungkap permasalahan terkait motivasi, maksud, kelemahan
atau penjelasan lain yang tidak dapat dijangkau dengan menggunakan
teknik wawancara terstruktur. Dalam penelitian ini, peneliti akan
melakukan wawancara kepada:
a. Kapolres Kediri
b. Kasat Intelkam Polres Kediri
c. Ka Unit Keamanan Negara SatIntelkam Polres Kediri
d. Anggota Satintelkam Polres Kediri
37
b. Undang-Undang No. 17 Tahun 2011 Tentang Intelijen Negara
c. Peraturan Kabaintelkam Polri No. 1 Tahun 2013 Tentang
Penyelidikan Intelijen Polri
d. Hanjar FT Intelkam Akpol 2022
e. Intel Dasar Polres Demak tahun 2021
a. Triangulasi Sumber
38
Dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan
melakukan pengecekan data yang diperoleh melalui beberapa sumber.
b. Triangulasi Teknik
c. Triangulasi Waktu
39
bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengumpulkan data, menyusun pola yang terbentuk, memilih data
penting untuk dipelajari, dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami
baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Dalam penelitian ini akan digunakan analisis data kualitatif, Miles
and Huberman (dalam Sugiyono 2016:246) menyatakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara berkesinambungan hingga tuntas sehingga datanya jenuh. Dalam
analisis data, dibagi kedalam tiga kegiatan yaitu (1) data reduction
(reduksi data);
(2) data display (penyajian data); dan (3) conclusion drawing/verifying
(penarikan kesimpulan).
40
penelitian kualitatif yang paling sering digunakan yaitu dengan teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka dapat mempermudah
peneliti dalam memahami peristiwa yang terjadi dan dapat merencanakan
pekerjaan selanjutnya berdasarkan data yang diperloleh.
Table 3.1
Jadwal Penelitian
kegiatan Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Wawancara x x x x x x
Observasi x x x x
Studi pustaka x x x x x x
Evaluasi x x
41
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
42
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana
C. JURNAL
43