Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

USIA MADYA: PENYESUAIN PRIBADI DAN SOSIAL


Tugas ini di buat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu:

Oleh:
Muhamad Najih : 22ci30004

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL – GHAZALI CILACAP
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
segala limpahan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya. Semoga segala kebaikan dan rezeki tetap tercurah
kepada nabi dan keluarga karena mereka yang telah membantu menyampaikan risalah
Tuhan Yang Maha Esa untuk membimbing umat menjadi manusia yang berguna bagi
Agama, nusa, dan bangsa. Makalah yang berjudul “USIA MADYA: PENYESUAIN
PRIBADI DAN SOSIAL” ini kami susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi
perkembangan. Tentunya tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terlaksananya tugas ini.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan Yang Maha Esa. Kami
sangat menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, meskipun
Kami telah sangat berusaha dengan mengerahkan segala kemampuan agar teliti dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. Tetapi kami masih merasakan bahwa masih banyak
kekurangan dalam pengerjaan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi bisa menjadi lebih baik kedepannya dan dapat berintropeksi
dimana kesalahan yang kami buat. Semoga apa yang kami kerjakan tidak sia-sia dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, Terimakasih.

Cilacap,13 Oktober 2023

Penulis.
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar belakang........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Karakteristik usia madya........................................................................................4
B. Penilaian tentang penyesuain terhadap perubahan fisik.....................................15
C. Penyusaian diri terhadap minat yang berubah.....................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................................22
A. Kesimpulan...........................................................................................................22
B. Saran....................................................................................................................23
Daftar Pustaka..............................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang
sebagai usia antara 40 sampai 60 tahun. Usia dewasa tengah dibagi ke
dalam dua sub bagian, yaitu: usia madya dini yang membentang dari usia
40 hingga 50 tahun dan usia madya lanjut yang terbentang dari usia 50
hingga 60 tahun. Selama usia madya lanjut, perubahan fisiki dan
psikologis yang pertama kali mulai selama 40-an awal menjadi kelihatan,
seperti penurunan kekuatan fisik dan penurunan daya ingat.
Secara perlahan dan bertahap individu yang memasuki periode usia
madya, akan mengalami kemunduran fisik dan mental serta
keberfungsiannya. Kemunduran fisik ini disebabkan oleh karena adanya
perubahan pada sel-sel tubuh yang mengalami proses menua. Sedangkan
kemunduran pada faktor psikologis atau mental yang disebabkan oleh
perubahan pada lapisan otak, Biasanya ditandai dengan sikap tidak senang
terhadap kehidupan sosialnya dan kerpibadianya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa karakterisitik usia Madya?
2. Bagaiamana penyesuaian perubahan fisik, perubahan mental, minat
diri, personal dan sosial pada usia madya ?

C. Tujuan
1. Mengetahui karakterisitik usia Madya
2. Mengetahui penyesuaian perubahan fisik, perubahan mental, minat
diri, personal dan sosial pada usia madya
BAB II

PEMBAHASAN
A. Karakteristik usia madya
Seperti halnya setiap priode dalam rentang kehidupan, usia madya
pun si asosiasikan dengan karakteristik tertentu yang membuatnya
berbeda. Berikut ini akan saya uraikan 10 karakteristik yang terpenting di
dalam buku psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock
1. Usia Madya Merupakan Periode yang Sangat Ditakuti
Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya
semakin terasa lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan
manusia. Oleh karena itu orang-orang dewasa tidak akan mau
mengakui bahwa mereka telah mencapai usia tersebut, sampai kalender
dan cermin memaksa mereka untuk mengakui hal itu. Seperti
dikatakan oleh Desmond, "orang-orang Amerika memasuki usia
madya dengan rasa segan, susah, dan ketakutan". Pria dan wanita
mempunyai banyak alasan yang kelihatannya berlaku untuk mereka,
untuk takut memasuki usia madya. Beberapa di antaraya adalah
banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya,
yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang
diduga disertai dengan berhentinya reproduksi kehidupan serta
berbagai tekanan tentang pentingnya masa muda bagi kebudayaan
Amerika dibanding dengan penghormatan untuk masa tersebut oleh
berbagai kebudayaan negara lain. Semua ini memnberi pengaruh yang
kurang menguntungkan terhadap sikap orang dewasa pada saat
memasuki usia madya dalam kehidupan mereka. Sermentara mereka
ketakutan pada usia madya, kebanyakan orang dewasa menjadi rindu
pada masa muda mereka dan berharap dapat kembali ke masa itu.
2. Usia Madya Merupakan Masa Transisi
bahwa usia ini merupakan masa transisi. Seperti halnya masa puber,
yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja
dan kemudian dewasa, demikian pula usia madya merupakan masa di
mana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku
masa dewasanya dan memasuki satu periode dalam kehidupan yang
akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru. Seperti vang
telah diuraikan, bahwa periode ini merupakan masa di mana pria
mengalami perubahan keperkasaan dan wanita dalam kesuburan.
Dalam membahas masalah transisi alami pada usia ini, Bardwick
mengataken bahwa, "orang Amerika tampaknya menghadapi usia
lanjut dengan me- ngubah peranan, khususnya dalam pekerjaan, dan
mengubah pasangan". Transisi senantiasa berarti penyesuaian diri
terhadap minat, nilai, dan pola perilaku yang baru. Pada usia madya,
cepat atau lambat, semua orang dewasa harus melakukan penyesuaian
diri terhadap berbagai perubahan jasmani dan harus menyadari bahwa
pola perilaku pada usia mudanya harus diperbaiki secara radikal.
Penyesuaian untuk mengubah peranan bahkan lebih sulit daripada
penyesuaian untuk mengubah kondisi jasmani dan minat.
3. Usia Madya Adalah Masa Stres
bahwa usia ini merupakan masa stres. Penyesuaian secara radikal
terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai
dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak homeo-
stasis fisik dan psikologis seseorang dan membawa ke masa stres,
suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di
rumah, bisnis, dan aspek sosial kehidupan mereka. Pertama adalah
aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani. Contohnya ketika
rambut pria menjadi putih, timbul kerut-kerut dan keriput di wajah,
dan terjadinya beberapa bagian otot yang mengendur terutama otot di
sekitar pinggang. Berbagài perubahan yang terjadi biasanya dikenal
dengan nama "pembeda”. Perubahan fisik yang serupa pada wanita
dipandang tidak menarik, dengan penekanan utama "pakaian usia
madya". Bidang kedua di mana standar ganda dapat terlihat nyata
terdapat pada cara mereka (pria dan wanita) mnenyatakan sikap
terhadap usia tua. Ada dua pandangan filosofis yang berbeda tentang
bagaimana orang harus menyesuaikan diri dengan usia madya.
Pertama, mereka harus tetap merasa muda serta aktif, kedua mereka
harus menua dengan anggun semakin lambat dan hati-hati, dan
menjalani hidup dengan nyaman inilah pandangan atau filsafat
"rocking-chair."
4. Usa Madya Merupakan Masa Sepi
Masa ini dialami sebagai masa sepi (empty nest), masa ketika anak-
anak tidak lama lagi tinggal bersama orangtua. Kecuali dalam
beberapa kasus di mana pria dan wanita menikah lebih lambat di
bandingkan dengan usia rata-rata, atau menunda kelahiran anak hingga
mereka lebih mapan dalam karier, atau mempunyai keluarga besar
sepanjang masa, usia madya merupakan masa sepi dalam kehidupan
perkawinan. Bagi kebanyaka keluarga Amerika sekarang ini, tahap
masa kehampaan (sepi) mulai dengan usia 40-an, walaupun derngan
perkawinan yang ditunda atau keluarga yang mempunyai banyak anak,
masa ini tidak pernah mulai dengan usia awal atau pertengahan 50-an
umumnya orang dewasa menemui kesulitan dalam menyesuaikan diri
dengan rumah yang berpusat pada pasangan suami istri (pair-centered
home). Terbukti juga bahwa, periode masa sepi pada usia madya lebih
bersifat traumatik bagi wanita daripada bagi pria. Hal ini benar
khususnya pada wanita yang telah menghabiskan masa-masa dewasa
mereka dengan pekerjaan rumah tangga dan bagi mereka yang kurang
memiliki minat atau sumber daya untuk mengisi waktu senggang
mereka pada waktu pekerjaan rumah tangga berkurang atau selesai.
Banyak yang mengalami tekanan batin karena dipensiunkan
(retirement-shock). Kondisi yang serupa juga dialami pria ketika
mereka mengundurkan diri dari pekerjaan.
5. Usia Madya Merupakan Masa Jenuh
Periode ini merupakan masa yang jenuh pria dan wanita mengalami
kejenuhan pada akhir dengan kejenuhan. Banyak atau hampir Seluruh
usia tiga puluhan dan empat puluhan Para pria menjadi jenuh dengan
kegiatan rutin sehari-hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya
memberikan sedikit hiburan. Wanita, vang meng habiskan waktunya
untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anaknya, bertanya-
tanya apa yang akan mereka lakukan pada usia setelah puluh atau tiga
puluh tahun kemudian. Wanita yang tidak menikah yang mengabdikan
hidupnva untuk bekerja atau karier, menjadi bosan dengan alasan yang
sama seperti pria. Archer R. menerangkan tentang kejenuhan yang
dialami pria sebagai berikut: Apabila saatnya Anda berusia empat
puluh tahun semua orang termasuk Anda mengetahui bahwa Anda
dapat melakukan apa saja yang sedang Anda kerjakan Dan pada waktu
yang sama beberapa pria menjadi jenuh, Beberapa orang mulai
mencari kekuasaan baru, bagaimanapun juga pada umumnya keadaan
ini diketahui dengan harapan semoga seseorang telah menggunakan
kesempatannya yang terakhir untuk mengubah arah dan untuk memilih
sasaran-sasaran baru.
6. Usia Madya Adalah Usia yang Berbahaya
Umumnya usia ini dianggap atau dipandang sebagai usia yang
berbahaya dalam rentang kehidupan. Cara biasa menginterpretasi usia
berbahaya ini berasal dari kalangan pria yang ingin melaku kan
pelampiasan untuk kekerasan yang berakir sebelum memasuki usia
laniut. Seperti dikemukakan oleh Acher: Terhadap apa saja yang ada
disekelilingnya, kelihatannya bahwa orang berusia madya berusaha
mencari percontohan kegiatan dan pengalaman baru. Periode ini dapat
di dramatisasi dengan episode ekstrem ke dalam hubungan
ekstramarital, atat dengan bentuk alkoholisme. Bagi beberapa orang
krisis usia madya dapat berakhir dengan kesusahan yang permanen dan
semakin pendeknya usia mereka Usia madya dapat menjadi dan
merupakan berbahaya dalam beberapa hal lain juga. Saat ini
merupakan suatu masa di mana seseorang mengalami kesusahan fisik
sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan,
ataupun kurang memperhatikan kehidupan, Timbulnya penyakit jiwa
datang dengan cepat di kalangan pria dan wanita, dan gangguarn ini
berpuncak pada bunuh diri, khususnya di kalangan pria. Masalah-
masalah ini akan dibahas kemudian. Ancaman terhadap penyesuaian
yang baik yang membuat usia madya berbahaya sernakin dibuat
intensif oleh perbedaan jenis kelamin pada masa tersebut apabila
timbul kekecewaan pada homeostasis fisik đan psikologis.
7. Usia Madya Adalah Usia Canggung
Dikenal dengan istilah "usia serba canggung (awkward age)" Sama
seperti remaja, bukan anak-anak dan bukan juga dewasa, demikian
juga pria dan wanita berusia madya bukan muda lagi tapi bukan Juga
tua. Franzblau mengatakan bahwa "Orang yang berusia madya seolah-
olah berdiri di antara Generasi Pemberontak yang lebih muda dan
Generasi Warga Senior" Mereka secara terus menerus menjadi sorotan
dan menderita karena hal-hal vang tidak menyenangkan dan
memalukan yang disebabkan oleh kedua generasi tersebut Merasa
bahwa keberadaan mereka dalam orang-orang yang masyarakat tidak
dianggap. berusia madya sedapat mungkin berusaha untuk tidak
dikenal oleh orang lain. Majalah Time me laporkan bahwa populasi
orang berusia madva dalam kebudayaan Amerika dewasa ini
terselubung dalam suatu komplotan tutup mulut. Mereka adalah
generasi yang tidak mau atau lebih baik tidak menyebutkan nama usia
madya. Keinginan untuk tidak dikenal bagi pria dan wanita berusia
madya nampak dalam cara mereka berpakaian. Sebagian besar dari
mereka berusaha untuk berpakaian sesederhana mungkin namun masih
menggunakan gaya yang berlaku pada masa yang seterusnya. Sikap
konservatif ini mempengaruhi cara mereka memilih macam materi
yang dimiliki, seperti rumah dan kendaraan, serta pola perilaku, baik
dalam cara mereka menghibur atau menari.
8. Usia Madya Adalah Masa Berprestasi
Adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, usia madya merupakan
masa krisis mana baik "'generasivitas'" (generativity) kecenderungan
untuk menghasilkan maupun stagnasi kecenderungan untuk tetap
berhentikan dominan, Menurut Erikson, selama usia madya, orang
akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti dan tidak
mengerjakan sesuatu lagi). Apalagi orang berusia madya mempunyai
kemauan yang kuat untuk berhasil, mereka akan mencapai puncaknya
pada usia ini dan menungut hasil dari masa-masa persiapan dan kerja
keras yang dilakukan sebelumnya. Wanita, seperti halnya pria, yang
telah bekerja sepanjang tahun-tahun masa dewasa ini, sampai saat ini
masih berada jauh di bawah prestasi pria. Wanita yang menghabiskan
masa dewasa dininya dengan pekerjaan rumah tangga, kemudian
masuk kembali ke dunia kerja setelah anak mereka dewasa dan
mandiri menemukan bahwa mereka terpaksa meraih puncak mereka
pada usia madya. karena majikan menganggap pada saat mereka
menjelang enampuluhan "mereka terlalu tua".
9. Usia Madya Merupakan Masa Evaluasi
Sebagai masa evaluasi diri. Karena usia madya pada umumnya
merupakan saat pria dan wanita mencapai puncak prestasinya, maka
logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi
tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan
orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman. Archer
menyatakan: "Pada usia dua puluhan kita mengikat diri pada pekerjaan
atau perkawinan. Selama akhir tiga puluhan dan awal empatpuluhan
adalah umum bagi pria untuk melihat kembali keterikatan-keterikatan
masa awal tersebut". Sebagai hasil dari evaluasi diri, Archer lebih
lanjut lagi mengatakan, "Usia madya nanpaknya menuntut
perkembangan perasaan yang lebih nyata dan berbeda dari orang lain.
Dalam perkenbangan setiap orang memiliki fantasi atau ilusi mengenai
apa dan bagaimana dirinya. Tangung jawab lain pada usia madya
menyangkut hal fantasi dan ilusi tersebut”.
10. Usia Madya Di evaluasi dengan Standar Ganda
Dievaluasi dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan satu lagi
bagi wanita. Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke
persamaan peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan,
perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan sosial, namun masih
terdapat standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda ini
mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita usia
madya tetapi, ada dua aspek khusus yang perlu diperhatikan. Pertama
adalah aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani Contohnya
ketika rambut pria menjadi putih, timbul kerut-kerut dan keriput di
wajah, dan terjadi nya beberapa bagian otot yang mengendur terutama
otot di sekitar pinggang. Berbagai perubahan yang terjadi biasanya
dikenal. dengan nama "pembeda". Perubahan fisik yang serupa pada
wanita dipandang tidak menarik dengan penekanan utama "pakaian
usia madya". Bidang kedua di mana standar ganda dapat terlihat nyata
terdapat pada cara mereka (pria dan wanita) menyatakan sikap
terhadap usia tua. Ada dua pandangan filosofis yang berbeda tentang
bagaimana orang harus menyesuaikan diri dengan usia madya.
Pertama, mereka harus tetap merasa muda serta aktif, kedua mereka
harus menua dengan anggun semakin lambat dan hati-hati, dan
menjalarni hidup dengan nyaman inilah pandangan atau filsafat
"rocking-chair." Pada umumnya wanita, lebih mudah mengambil
pandangan filsafat tersebut daripada pria, walaupun pada kenyataanya
ditemui bahwa pandangan tersebut lebih banyak berlaku pada wanita
dari kelas bawah daripada kelas menengah ke atas.
A. Penyesuain diri terhadap Perubahan fisik
Salah satu dari sekian banyak penyesuaian yang sulit yang pria dan
wanita berusia madya harus lakukan adalah dalam mengubah penampilan.
Mereka harus benar-benar menyadari bahwa fisiknya Sudah tidak mampu
berfungsi lagi sama seperti sediakala pada saat mereka kuat dan bahkan
beberapa organ-organ tertentu tubuh yang vital sudah aus.
Mereka yang berusia madya harus dapat menerima kenyataan
bahwa kemampuan mereproduksi sudah berkurang atau akan berakhir dan
bahkan mungkin mereka akan kehilangan dorongan seks serta daya tarik
seksual. Seperti anak-anak puber yang pada masa kanak-kanaknya
berurusan tentang akan jadi apa mereka dan bagaimana penarmpilannya
bila mereka sudah besar kelak dan siapa yang kemudian menyesuaikan diri
sehingga realitas penampilan mereka bila tidak bertumbuh sesuai dengan
harapan mereka, demikian juga orang berusia madya harus mengesankan
diri terhadap perubahan-perubahan yang tidak mereka sukai dan yang
menandai tibanya usia tua mereka.
Penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena
adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan
semakin diintensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang
menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada
tahun-tahun selanjutnya. Perubahan fisik yang terpenting yang
terhadapnya orang berusia madya harus menyesuaikan.
1. Perubahan dalam Penampilan
Seperti telah diketahui, sejak masa remaja dini, penampilan seseorang
memegang peranan yang sangat penting terutama dalam penilaian
sosial, sambutan sosial dan kepemimpinan. Mereka yang berusia
madya, memberontak terhadap penilaian status tersebut yang mereka
takuti ketika penampilan mereka menurun. Bagi pria, terdapat
kesulitan tambahan dalam berlomba dengan orang-orang yang lebih
nuda, lebih kuat, dan lebih energik, yang lebih cenderung untuk
menilai kemampuannya dalam memper- tahankan pekerjaannya dalam
kaitannya dengan penampilan. Baik bagi pria maupun wanita, selalu
terdapat ketakutan bahwa penampilan usia madya mereka akan
menghaınbat kemampuan untuk mempertahaņkan pasangan mereka
(suarmy istri), ataupun mengurangi daya tarik terhadap lawan jenisnya.
Pada umumnya, pria dan wanita dari kelompok sosial ekonomi yang
lebih tinggi nampak lebih muda dari usia yang sebenarnya, sedangkan
mereka yang berasal dari kelompok sosial-ekonomi yang lebih rendah
nampak lebih tua daripada usia yang sebenarnya. Hal ini mungkin
sebagian dijelaskan oleh kenyataan bahwa mereka yang dari kelompok
lebih beruntung kurang bekerja, mengeluarkan lebih sedikit energi dan
lebih banyak makan daripada mereka yang harus mencari hidup
dengan kerja tangan yang kasar. Lebih jauh lagi, mereka yang berasal
dari kelompok yang kurang.beruntung tidak mampu menambah dan
mendapat alat kecantikan dan pakaian yang bagus yang menutupi
tanda-tanda ketuaan mereka.
2. Perubahan dalam Kemampuan Indera
Deteorisasi bertahap dari kemampuan indera mulai pada usia madya.
Perubahan yang Daline merepotkan dan nampak terdapat pada mata
dan telinga. Perubahan fungsional dan generatif pada mata berakibat
mengecilnya bundaran kecil pada anak mata, mengurangnya ketajaman
mata dan akhirnya cenderung menjadi glukoma, katarak dan tumor.
Kebanyakan orang yang berusia madya menderita presbiopi atau
kesulitan melihat sesuatu dari jarak jauh, yaitu kehilangan berangsur-
angsur akomodasi lensa mata sebagai akibat dari menurunnya
elastisitas lensa mata. Antara umur 40 - 50 tahunan daya akomodasi
lensa mata biasanýa tidak mampu untuk melihat dengan - jarak dekat
sehingga yang bersangkutan terpaksa harus memakai kaca mata.
Kemampuan mendengar ternyata juga melemah, akibatnya mereka
yang berusia madya selalu harus mendengarkan sesuatu secara lebih
Sungguh-sungguh daripada yang mereka lakukan pada masa lalu.
3. Perubahan Pada Keberfungsian Fisiologis
Perubahan-perubahan pada tubuh bagian luar terjadi berbarengan
dengan perubahan-perubahan pada organ - organ dalam tubuh dan
keberfungsiannya. Perubahan ini, pada sebagian besar bagian tubuh,
langsung atau tidak langsung diakibatkan perubahan jaringan tubuh.
Seperti gelang karet yang tua, dinding saluran arteri menjadi rapuh
dengan bertambahnya usia. Keadaan tersebut dapat menimbulkan
kesulitan sirkulasi Meningkatnya tekanan darah, khususnya pada orang
gemuk dapat menyebabkan komplikasi jantung. Fungsi kelenjar tubuh
menjadi lembam, Pori - pori dan kelenjar-kelenjar pada kulit yang
membersihkan kulit dari kotoran menjadi lebih pelan, sehingga bau
badan bertambah. Berbagai kelenjar yang dihubungkan dengan proses
pencernaan berfungsi lebih lanbat, sehingga mengalami masalah
karena pencernaan menjadi lebih sering bekerja. Kesulitan makin
bertambah karena banyak orang usia madya menggunakan gigi palsu,
yang justru menambah kesulitan mengunyah. Selain itu, beberapa
orang usia madya memperbaiki kebiasaan makan mereka sesuai
dengan semakin lambannya kegiatan mereka. Keadaan ini
kelihatannya menambah keterbatasan fungsi sistem penurunan.
Akibatnya konstipasi sering terjadi pada orang usia madya.
4. Perubahan Pada Kesehatan
Usia madya ditandai dengan menurunnya kesegaran fisik secara urnum
dan menburuknya kesehatan. Di mulai pada usia pertengahan empat
puluh tahunan, terdapat peningkatan ketidakmampuarn dan ketidak
absahan yang berlangsung dengan cepat, dan seterusnya). Fenomena
ini diperlihatkan pada Gariba. Masalah kesehatan scara umum pada
usia madya mencakup kecunderungan untuk mudah lelah, telinga
berde ung, sakit pada otot, kepekaan kulit, pusing-pusing biasa, sakit
pada lambung (konstipasi, asam lambung, dan sendawa), kehilangan
selera makan, serta insomnia.
Bagaimana usia madya mermpengaruhi kesehatan individu, tergantung
pada banyak faktor, seperti faktor keturunan, riwayat kesehatan masa
lampau, tekanan emosi dalam hidup, dan kemauan untuk
menyesuaikan diri dengan pola hidup untuk mengubah kondisi
jasmani. Misalnya, orang yang agresif dan ambisi mungkin dapat
mengelak dari permasalahan. kesehatan selama masa dewasa dini.
akan tetapi setelan berusia empat puluh tahun mereka tampaknya lebih
banyak yang mengalami serangan jantung daripada mereka yang elatif
santai dan melaku kan lebih sedikit pekerjaan.
5. Perubahan Seksual
Sejauh ini, penyesuaian fisik yang paling dilakukan oleh pria maupun
Wanita pada usia madya terdapat pada perubahan-perubahan pada
kemampuan seksual mereka. Wanita memasuki mäsa menopause, atau
perubahan hidup, di mana masa mensturasi berhenti, dan mereka
kehilangan kemampuan memelihara anak. Sedangkan pria mengalami
masa klimakterik pria.
Menopause dan klimakterik, keduanya diliputi dengan misteri bagi
kebanyakan pria dan wanita Dan di sini terdapat berbagai kepercayaan
tradisional, yang membuat orang sermakin merasa takut dalan
memasuki masa tersebut dalam kehidupan mereka ketika perubahan-
perubahan fisik ini terjadi. Masa-masa ketika wanita mengalami
menopause ini, misalnya, sering disebut sebagai "masa kritis".

B. Penilaian tentang penyesuain terhadap perubahan fisik


Penyesuaian terhadap perubahan fisik biasanya teriadi secara
bertahap dan lambat laun, tetapi sekali pria atau wanita melakukannya
maka mereka akan melakukan penyesuaian diri yarng lebih baik terhadap
peran mereka sebagai orang berusia madya.
Hal ini penting untuk disadari, bahwa bagaimanapun juga pria dan
wanita usia madya lebih cepat melakukan penyesuaian diri kalau mereka
dapat menyembunyikan beberapa tanda menua.
Rasa terkejut dan takut terhadap hilangnya kemudaan, yang bisa
nampak dengan hilangnya tenaga fisik dan seksual sering berkembang ke
arah sikap melawan dan menolak terhadap pekerja an, pasangan, teman,
dan kesenangan di masa lalu. Individu yang berusia madya yáng bereaksi
ter hadap cara seperti ini tidak dapat menerima perubahan yang tidak
terelakan yang menyertai menua dan, akibatnya, penyesuaian diri yang
buruk.
Sampai sejauh ini penyesuaian diri yang paling sulit yang harus
dilakukan pria dan wanita adalah masalah perubahan dalam fungsi seksual.
Penye suaian ini lebih sulit bagi wanita daripada pria, dan mereka yang
mau menerima, akan berhasil dalam penyesuaiannya sedang para remaja
putri mempumyai kesulitan dalam penyesuaian fungsi seksual pada usia
pubertas, Banyak wanita yang merasa tertekan jiwanya dan mengalami
masa genting: dalam mencoba untuk menyesuaikan dengan perubahan
pola hidup yang datang ber samaan dengan masa menopause.
1. Penyesuain diri Wanita
Sejauh manapun berhasilnya seorang wanita menmbuat penyesuaian
diri terthadap perubahan fisik dan mental yang disertai menopause
adalah sangat dipengaruhi oleh pengalaman masalalunya, terutama
kermauannya untuk menerima peranan seks sebagai wanita. Mereka
yang melakukan penyesuaian diri yang buruk dahulu mempunyai
reaksi psikologis terhadap menopause yang juga serupa dengan mereka
yang mengalami selama masa puber, khususnya kecenderungan untuk
makan terlalu banyak dan kemudian menjadi gendut.
2. Penyesuaian diri Pria
Seberapa jauh seorang pria dapat menyesuaikan diri dengan
klimakterik nampaknya dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan
oleh keberhasilannya dalam menyesuaikan diri dengan bidang-bidang
lain. Pria yang berhasil dalam bisnis, mereka yang menikmati prestise
tinggi dalam masyarakat dan yang dapat menyesuaikan dengan
keadaan rumah tangganya, menerima perubahan dalam penampilan,
dapat mengurangi ketegangan jiwa dan timbul gairah seks yang
diinginkan sebagai bagian yang normal, yang terpendam dan
disesuaikan secara filosifis. Sebaliknya, pria yang tidak bahagia
dengan pekerjaan kantornya atau kehidupan keluarganya atau kedua-
duanya, cenderung menolak perubahan fisik yang terjadi pada usia
madya. Sikap tidak mau menerima ini sudah dijelaskan yang disebut
usia berbahaya yang umum tapi tidak universal di kalangan pria
berusia madya.

C. Penyusaian diri terhadap minat yang berubah


Selama perubahan minat selama usia madya perubahan-perubahan
tersebut jauh kurang ketara daripada perubahan-perubahan yang terjadi
pada tahun-tahun awal kehidupan. Seperti yang disebut- kan oleh Ryan:
"'Apapun usia kronologis, keinginan, perilaku dan sikap pada tahun-tahun
awal akan tetap ada secara mendasar".
Perubahan minat yang ada pada masa usia madya terjadi sebagai
akibat dari perubahan tugas, tanggung jawab, kesehatan dan peran dalam
hidup. Konsentrasi pria pada bidang pengembangan kerja pada umumnya
memainkan peran penting dalam menekan keinginan mereka dibanding
pada masa yang relatif masih muda. Orang yang lebih ber- hasil adalah
mereka yang memperhatikan dan mempunyai banyak waktu yang harus
dihabiskan untuk pekerjaannya dan hanya sedikit waktu yang digunakan
untuk memenuhi keinginan dan bentụk kegiatan lainnya.
1. Penampilan dan Pakaian
Minat dalam penampilan, yang mulai berkurang setelah menikah dan
khususnya selama tahun-tahun awal sebagai orangtua semakin nampak
pada waktu perubahan fisik terjadi, yang di barengi dengan semakin
bertambahnya usia. Baik pria maupun wanita biasanya melakukan
pembatasan dan permilihan jenis makanan (diet), olah raga,
penggunaan alat kecantikan atau pakaian guna menutupi kondisi
fisiknya. Hasilnya, banyak orang usia madya yang nampak lebih muda
dari- pada usianya. Ini membuat mereka merasa lebih puas dengan
penampilannya. Orang berusia madya sadar bahwa pakaian itu penting
bagi citra diri mereka. Seperti yang diutarakan oleh Douty: "pakaian
mungkin tidak diterima secara sadar, tetapi efeknya dapat sekuat yang
dipikirkannya".
Pria memahami betul peran pakaian dan perawatan demi keberhasilan
Usahanya. Seperti biasa mereka dapat mencapai Puncak prestasi pada
usia madya, maka mereka menjadi semakin sadar terhadap peranan
pakaian daripada yang biasa ia pakai pada masa muda dulu atau pada
waktu status kepegawaiannya masih rendah.
2. Uang
Tanpa menyinggung berapa banyak atau berapa sedikit uang yang
mereka miliki, pria dan wanita berusia madya memang tertarik pada
uang. tetapi penekanan akan ketertarikan mereka mungkin berbeda
Juga ketertarikan pria pada uang selama usia madya sering berbeda
sekali dari ketertarikan wanita berusia madya. Tanpa istri, anak-anak
dan saudaranya kurang menuntut besarnya uang yang di perlukan,
maka pria tidak begitu pusing dengan jumlah pendapat- annya tiap
bulan dibandingkan pada waktu ia masih lebih muda. Stabilitas kerja,
kepuasan terhadap pekerjaan dan prestise jauh lebih penting baginya
daripada uang yang diperoleh Dan karena sebagian besar pria pada
bidang seni keterampilan, usaha dan bidang profesi mencapai puncak
prestasinya pada masa usia madya sehingga kekhawatirannya tentang
keperluan akan menjadi berkurang.
3. Simbol Status
Karena orang usia madya suka berpikir dan mawas diri sebagai
generasi pemimpin yaitu kelompok yang mempunyai kekuasaan dan
kekuatan paling besar, maka mereka ingin memiliki harta benda yang
dapat digunakan untuk menyatakan status mereka kepada orang atau
kelompok lain. Seperti yang dinyatakan oleh Pockard, "bahwa status
timbul dari penilaian yang dipunyai orang dalam kepalanya, yang
mereka anggap seagai nilai sosial, seperti alamat rumah, dan
sebagainya, adalah lambang status seseorang". Walaupun sebagian
besar orang usia madya, sudah mengetahui sejak masa dewasa tentang
betapa penting peranan simbol status bagi orang lain yang akan
menilainya, tetapi pada umumnya mereka tidak dapat mencapainya
pada waktu masih dewasa, karena pada saat itu pendapatan keluarga
masih sangat kecil, sedang anak-anaknya sangat menguras pendapatan
keluarga. Kalau kekhawatiran keuangan pada awal masa dewasa
berkurang, justru pada masa usia madya orang menjadi semakin
tertarik dengan simbol status.
4. Agama
Banyak orang yang berusia madya baik pria maupun wanita yang
tertarik pada gereja dan kegiatan yang berhubungan dengan
keagamaan daripada yang pernah mereka kerjakan pada waktu masih
muda. Walaupun keinginannya ini mungkin bukan karena alasan
keagamaan. Contoh nya banyak orang usia madya, terutama wanita
yang karena mempunyai banyak waktu luang menganggap bahwa
kegiatan keagamaan atau sosial dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhannya Keinginan untuk lebih terlibat dengan kegiatan
keagamaan akan semakin besar setelah seseorang kehilangan anggota
keluarga atau teman dekatnya.
5. Urusan Kemasyarakatan
Pria dan wanita berusia rnadya, yang merasa diri mereka sebagai
pemimpin dalam kehidupan sosial seperti terjadi di rumah dan
pekerjaannya, juga merasa bahwa masa madya merupakan saat untuk
melayani. Orang yang berusia madya sudah mempunyai pekerjaan
yang mantap, dan bagi rata-rata ibu rumah tangga, pada usia itu tugas
rumah tangganya Sudah berkurang. Dengan demi- wian mereka dapat
iebih banyak memanfaatkan waktu untuk kegiatan masyarakat, mereka
melayani masyarakat, gereja, dan lembaga professional atau berperan
dalam kepemimpinan organisasi masyarakat yang berbeda. Sebagai
tambahan, sebagian besar orang pada usia ini dapat berbuat banyak
pada berbagai kelompok kegiatan sosial dan keagamaan.
6. Rekreasi
Salah satu tugas perkembangan pokok selana masa usia madya adalah
belajar menggunakan waktu luang dengan cara yang memuaskan. Ini
merupakan tugas yang sulit karena baik pria maupun wanita pada usia
ini mempunyai lebih banyak waktu luang, dibandingkan dengan awal
masa mudanya. Karena itu, biasanya mereka meningkatkan jumlah
kegiatan yang bersifat rekreas ional. Keinginan untuk berekreasi pada
usia madya dalam beberapa aspek berbeda dengan mereka yang masih
muda. Bagaimanapun juga ada empat perubahan penting khusus yang
terjadi pada usia madya tentang keinginan untuk berekreasi. Pertama,
daya tarik terhadap kegiatan rekreasi yang berat-berat sangat
berkurang karena secara individual lebih suka kegiatan yang lebih
tenang. Kedua, ada pertukaran- keinginan dalam kegiatan rekreasi,
yaitu dari rekreasi yang melibatkan orang banyak, ke bentuk rekreasi
yang hanya dilakukan oleh beberapa orang saja. Apabi la terpaksa
mereka terlibat dalam kegiatan rekreasi yang melibatkan banyak orang,
biasanya karena ada kaitannya dengan organisasi kemasyarakatan
seperti rukun tetangga dan kegiatan yang diadakan oleh pondok yatim
piatu/keagamaan. Ketiga, kegiatan rekreasi- onalnya cenderung untuk
berorientasi pada jenis kegiatan untuk orang dewasa yang pernah
mereka lakukan pada awal usia dewasa. Keempat penciutan keinginan
rekreasi pada usia madya. Orang yang berusia madya cenderung untuk
berorientasi pada kegiatan yang dapat memberi kesenangan yang
paling besar, dan untuk membebaskan diri dari kegiatan yang kurang
menarik, tetapi sekali tempo mereka lakukan juga demi kebutuhan
anak- anak nya
.
Bahaya sosial dan pribadi yang paling besar bagi mereka yang
berusia madya timbul karena ke- cenderungan untuk menerima pendapat
umum klise tentang kebudayaan bahwa orang usia madya biasanya gemuk
dan mulai botak. Karena kurang- nya informasi ilmiah tentang usia madya,
banyak kepercayaan tradisional dan budaya klise tetap dipegang.
Akibatnya, perilaku mereka menjadi serius. Akan tetapi, selama
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial dapat menerima kepercayaan
tradisional dan budaya yang klise tersebut, orang tidak sermata-mata
mengartikan hal tersebut bagai bahaya saja. Beberapa bahaya sosial dan
pribadi dianggap penting sehingga orang mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri.
1. Bahaya Personal
Ada beberapa bahaya personal bagi orang berusia madya dalam
menyesuaikan diri dengan peran dan gaya hidup baru. Dari itu semua,
ada enam macam yang dianggap umum dan serius. Diterimanya
Kepercayaan Tradisional Diterimanya kepercayaan tradisional tentang
ciri-ciri usia madya mempunyai pengaruh yang sangat men- dalam
terhadap perubahan perilaku fisik yang terjadi seiring dengan
bertambahnya usia. Seseorang yang mengalami menopause misalnya,
sering disebut sebagai "masa kritis" (critical period), kepercayaan
seperti ini dapat menambah rasa takut yang tidak menentu.
2. Bahaya Sosial
Penyesuaian sosial dalam usia ini kurang dipengaruhi oleh
kepercayaan tradisional stereotipe dibandingkan dengan penyesuaian
lain. Namun bagaimanapun juga penyesuaian sosial sedikit banyak
dapat dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional, seperti pepatah yang
berkata: "Kamu tiadak dapat mengajarkan pelajaran bau pada anjing
tua" atau sekali pemimpin tetap nemimpin, Jadi bila seseorang yang
pada masa mudanya bukan seorang pemimpin, maka di masa tuanya
merasa bahwa ia tidak ada harapan untuk berperan sebagai pemimpin
baik dalam lingkurngan pekerjaan ataupun lingkungan sosial.
Ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi penyesuaian sosial
pada masa usia madya. Kondisi tersebut umumnya dibawa secara
bertahap sejak seseorang masih muda, terutana pada waktu seseorang
berusia remaja dan dewasa muda. Itulah sebabnya menyapa orang pada
masa mudanya tidak memiliki kemampuan penyesuaian sosial dengarn
cara yang baik sehingga pada waktu ia berusia madya hasilnya akan
sama saja.
Penyesuaian sosial yang buruk pada masa tersebut, merupakan bahaya,
karena semakin bertambah usia seseorang maka ia akan semakin
bergantung pada orang lain, terutama orang yang Suami atau istrinya
telah meninggal, sedang anak-anaknya sibuk dengan keluarganya
masing-masing.
Orang usia madya yang tidak dapat mengikuti perkembangan penting
untuk memegang tanggung jawab sosial dan tanggun gjawab sebagai
warga negara di masa tuanya hidupnya akan terasa kesepian dan tidak
bahagia sehingga mengakibatkan ia terlambat dalam proses
penyesuaian sosialnya.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Mempersiapkan diri menghadapi keadaan yang akan terjadi adalah
langkah bijaksana. Demikian pula mempersiapkan diri menghadapi masa
madya yang pasti datangnya. Keadaan pada usia madya banyak
bergantung pada perkembangan kehidupan sebelumnya.
Bila perkembangan kepribadian seseorang di masa sebelumnya
kurang baik, maka orang tersebut dapat mengalami guncangan saat
memasuki masa madya. Sebaliknya bila perkembangan kepribadian masa
sebelumnya baik, ia pun akan mengalami perkembangan yang lebih
menggembirakan dan menggairahkan di masa-masa selanjutnya. Karena
pengalamannya akan menjadi lebih padat, sehingga dapat menjadi lebih
baik di saat usia madya.

B. Saran
Bagi pembaca, hasil pembahasan ini diharapkan dapat menambah
wawasan pengetahuan terkait dengan usia madya: penyusaian pribadi dan
sosial.
Daftar Pustaka
Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi perkembangan. Jakrat: Erlangga
Newman and newman. 2013. Devolepment Through Life: A psychosocial
Approach Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai