LP Afiatur Rofiah
LP Afiatur Rofiah
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR PANKREAS
AFIATUR ROFIAH
(2302032498)
PEMBIMBIMBING :
Virgianti Nur Faridah S.kep., Ns., M.Kep
TAHUN 2022/2023
2
BAB I
KONSEP MEDIS
1.1 DEFINISI
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang
melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan
adenokarsinoma.Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak
lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum
usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang
berumur 55 tahun (Alodokter, 2015).
Kanker pankreas merupakan tumor yang relatif sering terjadi. Lokasi
timbulnya tersering pada daerah kaput pankreas, yaitu 60% kemudian disusul
kanker kaudal 30% dan kanker seluruh pankreas yaitu 10%. Ada banyak
faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker pankreas, diantaranya merokok,
obesitas, kronik pancreatitis, dan mutasi gen.(Nirma, 2019)
Kanker pankreas ini merupakan penyebab kematian keempat akibat kanker
(selain kanker paru, colon dan payudara), baik pada pria maupun wanita di
Amerika Serikat. Menifestasi klinik dari karsinoma kaput pankreas yang
paling sering di jumpai adalah sakit perut, berat badan turun dan ikterus.
Diagnosis sulit ditegakkan, sehingga tumor biasanya tidak ditemukan kecuali
bila telah menyebar terlalu luas sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal.
Kanker pankreas terjadi ketika sel-sel di pankreas mengalami mutasi DNA
yang tak terkendali. Pankreas merupakan kelenjar besar sepanjang 15 cm
sebagai sistem pencernaan berfungsi memproduksi enzim dan hormon. (Kleef,
2016)
1.2 ETIOLOGI
Adapun etiologi dari Kanker Pankreas yaitu :
1. Faktor Resiko Eksogen
Merupakan adenoma yang jinak dan adenokarsinoma yang ganas yang
berasal dari sel parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik.
3
Yang termasuk factor resiko eksogen adalah makanan tinggi lemak dan
kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka
mengkonsumsikopi, dan beberapa zat karsinogen.
2. Faktor Resiko Endogen
Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau
melalui pembuluh darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati,
peritoneum, dan paru. Tapi agak jarang pada adrenal, Lambung,
duodenum,limpa. Tumor akan masuk dan menginfiltrasi duodenum
sehingga terjadi perdarahan di duodenum. Kanker yang letaknya di
korpus dan kauda akan lebih sering mengalami metastasis ke hati, bisa
juga ke limpa (Mayo clinic, 2018)
1.3 PATOFISIOLOGI
Kanker pankreas hampir 90 % berasal dari duktus, dimana 75%
bentuk klasik adenokarsinoma sel duktal yang memproduksi musin.
Sebagian besar kasus (±70%) lokasi kanker pada kaput pankreas, 15-
20% pada badan dan 10% pada ekor. Pada karsinoma daerah kaput
pankreas dapat menyebabkan obstruksi pada saluran empedu dan
ductus pankreatikus daerah distal, hal ini dapat menyebabkan
manifestasi klinik berupa icterus. Umumnya tumor meluas ke
retroperitonel ke belakang pankreas, melapisi dan melekat pada pembuluh
darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak peripankreas,
saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pankreas
sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritonium, hati dan kandung
empedu. (Kleef,2016)
Karsinoma pankreas diyakini berasal dari sel-sel duktal dimana
serangkaian mutasi genetik telah terjadi di protooncogene dan gen supresor
tumor. Mutasi pada onkogen K-ras diyakini menjadi peristiwa awal dalam
perkembangan tumor dan terdapat lebih dari 90 % tumor. Hilangnya fungsi
dari beberapa gen supressor tumor (p16, p53, DCC, APC, dan DPC4)
ditemukan pada 40-60% dari tumor. Deteksi mutasi K-ras dari cairan pankreas
yang diperoleh pada endoskopik retrograde cholangiopancreatography telah
digunakan dalam penelitian klinis untuk mendiagnosa kanker pankreas. Pada
4
sebagian besar kasus, tumor sudah besar (5-6 cm) dan atau telah terjadi
infiltrasi dan melekat pada jaringan sekitar, sehingga tidak dapat di reseksi,
sedangkan tumor yang dapat direseksi berukuran 2,5-3,5 cm. (Kleef,2016)
5
1.4 WOC
Tumor pancreas
↓
Kanker pancreas
Mempengaruhi fungsi Iritasi dan odem pancreas Infeksi pada pancreas Pada epigastrum menginduksi
pancreas Nausea
↓ ↓ mual/ muntah
↓ Merangsang hipotalamus
Obstruksi duktus koleduktus ↓
Produksi insulin terganggu ↓
↓ Resiko ketidakseimbangan
↓ Hipertermi
Hipertermia elektrolit
Obstruksi aliran getah
Gangguan metabolism KH/ empedu ↓
glukosa Anoreksia
↓ Tidur tidak nyaman
↓ ↓
Penurunan energy Feses berwarna pekat
↓
Intake oral kurang
↓ ↓ Sering terbangun
Kelemahan ↓
Merangsang ujung-ujung saraf ↓
sensori Defisit Nutrisi
↓
Ganguan
Gangguan Pola
pola tidur
Intoleransi aktivitas ↓ tidur
Intoleransi
aktivitas Nyeri dipersepsikan
↓
Nyeri
Nyeri Akut
Akut
6
5. Terapi simtomatik
Lebih ditujukan untuk meredakan rasa nyeri (obat analgetika) dari:
golongan aspirin, penghambat COX-1 maupun COX-2, obat golongan
opioid.menghambat saluran empedu dapat dilakukan jika penggunaan
stekt tidak cocok untuk pasien. Saluran empedu yang tersumbat akan
dipotong bagian atasnya dan disambungkan kembali ke usus agar bisa
menyalurkan cairan empedu
1.8 KOMPLIKASI
Komplikasi berikut dapat terjadi pada pasien dengan kanker pankreas : (Nirma,
2019)
a. Penyakit Kuning
b. Rasa sakit : Nyeri perut akan mengintensifkan saat tumor
membesar dan menekan saraf.
c. Kehilangan berat badan
Komplikasi bedah meliputu :
a. Perdarahan
b. Infeksi
c. Kadar gula darah yang tidak stabil
10
BAB II
2.1 PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan
secara keseluruhan. Tahap pengkajian keperawatan pada klien dengan post
laparatomi sama seperti kasus keperawatan lainnya yaitu terdiri dari 2 tahap :
1. Pengumpulan Data
a) Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, diagnosa medis, tanggal amsukrumah sakit, tanggal pengkajian.
b) Penanggung Jawab
Identitas penanggung jawab terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
c) Keluhan utama : diambil dari data subjektif atau objektif yang paling
menojol yang dialami oleh klien. Keluhan utama pada klien ca pankreas
ialah nyeri perut dan mata kuning, mual muntah, demam (Brrunner &
Suddarth, 2012).
d) Riwayat Kesehatan Sekarang
P (paliatif) : Faktor pencetus / penyebab yang dapat
memperbera /memperingan keluhan klien.
Q (qualitas) : Menggambarkan seperti apa keluhan yg dirasakan. R
(region) : Mengetahui lokasi dari keluhan.
S (severity) : Skala/intensitas keluhan.
T (time) : Waktu dimana keluhan dirasakan
e) Aktivitas sehari-hari
meliputi aktivitas sehari-hari yaitu nutrisi, eliminasi, istirahat-tidur,
personal hygiene, dan aktivitas. Aktivitas sebelum dan sestelah sakit akan
berbeda oleh karena kurangnya napsu makan, keterbatasan dalam
melakukan aktivitas dan membutuhkan bantuan dari orang lain.
11
f) Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien : pasien biasanya terlihat lemah, berbaring, butuh
bantuan orang lain dalam melakukan memenuhi kebutuhan dasarnya.
1. Tanda-tanda Vital Pasien Temperatur (suhu) : normal Pulse (Nadi)
: 60-100 x/m
2. Respiratory (Pernpasan) : 18-20x/m Sphygmomanometer (TD):
Biasanya meningkat 120/80
a. Kesadaran :
Kualitatif pada pasien Ca pankeas biasanya composmetis (CM)
Kuantitatif : GCS : E4, V5, M6
b. Kepala dan Muka
Inspeksi : Kebersihan rambut pada pasien dengan Ca pancreas baik,
bentuk kepala bulat, simetris, muka simetris, ditribusi rambut
sedikit, warna rambut putih.
Palpasi : Keadaan rambut kuat, tidak ada masa, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada bekas luka/tumor.
c. Kulit :
Inspeksi : Bentuk leher simetris, tidak adanya pembengkakan vena
jungularis, tidak ada jaringan parut, pembatasan gerak leher secara
rotasi tidak mampu, secara fleksi bisa, adanya hiperktension.
d. Mata (Penglihatan)
Inspeksi : Bola mata simetris, pergerakan bola mata normal, reflek
pupil normal, reflek cahayan normal, kornea bening, konjungtiva
anemis, sclera putih, ketajaman penglihatan biasanya menurun.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Hidung:
Inspeksi : Bentuk hidung simetris, letak simetris, tidak ada
peradangan, fungsi penciuman menurun, ada secret, ada bantuan O2
terpadang dengan kanul nasal pada hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b. Telinga:
12
2.4 EVALUASI
Setela tindakan keperawatan di laksanakan evaluasi proses dan hasil
mengacuh pada kriteria evaluasi yang telah di tentukan pada masing masing
diagnoa keperawatan sehingga:
1. Masalah teratasi atau tujuan tercapai (intervnsi di hentikan)
2. Masalah teratasi atau tercapai sebagian (intervensi di lanjutkan )
3. Maalah teratasi atau tujuan tidak tercapai (perlu di lakukan pengkajian
ulang dan intervensi dirubah)
16
DAFTAR PUSTAKA
Febrinasari, R. P., Maret, U. S., Sholikah, T. A., Maret, U. S., Pakha, D. N.,
Maret, U. S., Putra, S. E., & Maret, U. S. (2020). Buku saku
diabetes melitus untuk awam. Noνember. diakses tanggal 20
November 2020
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.