Anda di halaman 1dari 16

1

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR PANKREAS

DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEGIRI

AFIATUR ROFIAH

(2302032498)

PEMBIMBIMBING :
Virgianti Nur Faridah S.kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

TAHUN 2022/2023
2

BAB I

KONSEP MEDIS

1.1 DEFINISI
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang
melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan
adenokarsinoma.Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak
lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum
usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang
berumur 55 tahun (Alodokter, 2015).
Kanker pankreas merupakan tumor yang relatif sering terjadi. Lokasi
timbulnya tersering pada daerah kaput pankreas, yaitu 60% kemudian disusul
kanker kaudal 30% dan kanker seluruh pankreas yaitu 10%. Ada banyak
faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker pankreas, diantaranya merokok,
obesitas, kronik pancreatitis, dan mutasi gen.(Nirma, 2019)
Kanker pankreas ini merupakan penyebab kematian keempat akibat kanker
(selain kanker paru, colon dan payudara), baik pada pria maupun wanita di
Amerika Serikat. Menifestasi klinik dari karsinoma kaput pankreas yang
paling sering di jumpai adalah sakit perut, berat badan turun dan ikterus.
Diagnosis sulit ditegakkan, sehingga tumor biasanya tidak ditemukan kecuali
bila telah menyebar terlalu luas sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal.
Kanker pankreas terjadi ketika sel-sel di pankreas mengalami mutasi DNA
yang tak terkendali. Pankreas merupakan kelenjar besar sepanjang 15 cm
sebagai sistem pencernaan berfungsi memproduksi enzim dan hormon. (Kleef,
2016)
1.2 ETIOLOGI
Adapun etiologi dari Kanker Pankreas yaitu :
1. Faktor Resiko Eksogen
Merupakan adenoma yang jinak dan adenokarsinoma yang ganas yang
berasal dari sel parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik.
3

Yang termasuk factor resiko eksogen adalah makanan tinggi lemak dan
kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka
mengkonsumsikopi, dan beberapa zat karsinogen.
2. Faktor Resiko Endogen
Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau
melalui pembuluh darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati,
peritoneum, dan paru. Tapi agak jarang pada adrenal, Lambung,
duodenum,limpa. Tumor akan masuk dan menginfiltrasi duodenum
sehingga terjadi perdarahan di duodenum. Kanker yang letaknya di
korpus dan kauda akan lebih sering mengalami metastasis ke hati, bisa
juga ke limpa (Mayo clinic, 2018)
1.3 PATOFISIOLOGI
Kanker pankreas hampir 90 % berasal dari duktus, dimana 75%
bentuk klasik adenokarsinoma sel duktal yang memproduksi musin.
Sebagian besar kasus (±70%) lokasi kanker pada kaput pankreas, 15-
20% pada badan dan 10% pada ekor. Pada karsinoma daerah kaput
pankreas dapat menyebabkan obstruksi pada saluran empedu dan
ductus pankreatikus daerah distal, hal ini dapat menyebabkan
manifestasi klinik berupa icterus. Umumnya tumor meluas ke
retroperitonel ke belakang pankreas, melapisi dan melekat pada pembuluh
darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak peripankreas,
saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pankreas
sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritonium, hati dan kandung
empedu. (Kleef,2016)
Karsinoma pankreas diyakini berasal dari sel-sel duktal dimana
serangkaian mutasi genetik telah terjadi di protooncogene dan gen supresor
tumor. Mutasi pada onkogen K-ras diyakini menjadi peristiwa awal dalam
perkembangan tumor dan terdapat lebih dari 90 % tumor. Hilangnya fungsi
dari beberapa gen supressor tumor (p16, p53, DCC, APC, dan DPC4)
ditemukan pada 40-60% dari tumor. Deteksi mutasi K-ras dari cairan pankreas
yang diperoleh pada endoskopik retrograde cholangiopancreatography telah
digunakan dalam penelitian klinis untuk mendiagnosa kanker pankreas. Pada
4

sebagian besar kasus, tumor sudah besar (5-6 cm) dan atau telah terjadi
infiltrasi dan melekat pada jaringan sekitar, sehingga tidak dapat di reseksi,
sedangkan tumor yang dapat direseksi berukuran 2,5-3,5 cm. (Kleef,2016)
5

1.4 WOC

Neuplasia endokria multiple


Faktor eksogen (lingkungan): Faktor endogen: usia, penyakit

kebiasaan merokok, diet tinggi pancreas, dan mutasi genetic
Gastrinoma
lemak, alcohol, kopi, dan zat
karsinogen industri ↓
Hormon gastrin

Tumor pancreas


Kanker pancreas

Mempengaruhi fungsi Iritasi dan odem pancreas Infeksi pada pancreas Pada epigastrum menginduksi
pancreas Nausea
↓ ↓ mual/ muntah
↓ Merangsang hipotalamus
Obstruksi duktus koleduktus ↓
Produksi insulin terganggu ↓
↓ Resiko ketidakseimbangan
↓ Hipertermi
Hipertermia elektrolit
Obstruksi aliran getah
Gangguan metabolism KH/ empedu ↓
glukosa Anoreksia
↓ Tidur tidak nyaman
↓ ↓
Penurunan energy Feses berwarna pekat

Intake oral kurang
↓ ↓ Sering terbangun
Kelemahan ↓
Merangsang ujung-ujung saraf ↓
sensori Defisit Nutrisi

Ganguan
Gangguan Pola
pola tidur
Intoleransi aktivitas ↓ tidur
Intoleransi
aktivitas Nyeri dipersepsikan


Nyeri
Nyeri Akut
Akut
6

1.5 MANIFESTASI KLINIS


Pankreas tidak memiliki mesenterium dan berdekatan dengan saluran empedu,
usus dua belas jari, perut, dan usus besar, karenanya manifestasi klinis yang
paling umum dari kanker pankreas adalah yang berkaitan dengan invasi atau
kompresi dari struktur yang berdekatan(Brand, 2018).
a. Rasa penuh, kembung di ulu hati, anoreksia, mual, muntah, diare
(steatore), dan badan lesu. Keluhan tersebut tidak khas karena dijumpai
pada pancreatitis dan tumor intraabdominal. Keluhan awal biasanya
berlangsung > 2bulan sebelum diagnosis kanker. Keluhan utama yang
sering adalah sakit perut, berat badan turun (> 75 % kasus) dan ikterus (
terutama pada kanker kaput pankreas).
b. Lokasi sakit perut biasanya di ulu hati, awalnya difus, selanjutnya
terlokalisir. Sakit perut biasanya disebabkan invasi tumor pada pleksus
coeliac dan pleksus mesenterikus superior. Dapat menjalar ke punggung,
disebabkan invasi tumor ke daerah retroperitoneal dan terjadi infiltrasi
pada pleksus saraf splanknikus.
c. Penurunan berat badan awalnya melambat, kemudian menjadi progresif,
disebabkan berbagai faktor asupan makanan kurang, malabsorbsi
lemak dan protein, dan peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi
(tumor necrosis factor-a dan interleukin – 6).
d. Ikterus obstruktivus, dijumpai pada 80-90% kanker kaput pankreas berupa
tinja berwarna pucat (feses akolik). Selain itu tanda klinis yang dapat kita
temukan antara lain, pembesaran kandung empedu ( Corvoisier’s Sign),
hepatomegali, splenomegali 9 karena kompresi atau trombosis pada V.
Porta atau v. Liealis, atau akibat metastasis hati yang difus), asitesis (
karena infiltrasi kanker ke peritonium), nodul periumbilikus ( Sister Mary
Joseph’s syndrome), perdarahan gastrointestinal, dan edema tungkai
(karena bstruksi VCI) serta limfadenopati suprakavikula sinistra
(Virchow’s node) ( Sudoyo, 2006).
7

1.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


a. Laboratorium
Kelainan laboratorium kanker pankreas antara lain, Anemia oleh karena
penyakit kankernya dan nutrisi yang kurang, peningkatan laju endap darah
(LED), peningkatan dari serum alkali fosfat, bilirubin, dan transaminase.
Karena sebagian besar kanker pankreas terjadi di kaput, maka obstruksi
dari saluran empedu sering ditemui. Hbstruksi dari saluran empedu distal
menyebabkan tingginya serum alkali fosfat empat sampai lima kali di atas
batas yang normal, begitupun dengan billirubin (Brand, 2019).
Penanda tumor CA 19-9 9 (antigen karbohidrat 19,9) sering meningkat
pada kanker pankreas. CA 19,9 dianggap paling baik untuk diagnosa
kanker pankreas, karena memiliki sensitivitas dan spesifivitas tinggi (80%
dan 60-70%), akan tetapi konsentrasi yang tinggi biasanya terdapat pada
pasien dengan besar tumor > 3 cm,dan merupakan batas reseksi tumor
(Sudoyo,2021).
b. Ct – Scan
Kriteria tumor yang tidak mungkin direteksi secar a CT antara lain:
metastase hati dan perit oneum, invasi pada organ sekita r (lambu ng,
kolon), melekat atau oklusi pembuluh darah peri penkreatik. Dengan
kriteria tersebut mempunyai akurasi ham pir 100 % untuk predileksi tumor
ti dak dapat diret eksi. Dengan CT- Scan yang dapat dilihat yaitu
gambaran pembesaran duktus pankreatikus dan duktus biliaris,
pembesaran kantung empedu. Selain itu kita juga dap at melihat metastasis
yang terjadi disekitar pankreas (Ahuja , Antonic & Yuen, 2016 ).
c. Magnetic Resonance Iaging ( MRI )
MRI secara jelas mencritakan parenkim pankreas, pembuluh darah
sekit ar pankreas dan str uktu r anatomis organ pada sekit ar dir egio
abdomen at as. Sangat berguna untuk diagnosa karsinoma pankreas stad
ium dini dan penentuan stadium preopersi. Kolangiopankreatigrafi MRI (
MRCP ) menghasilkan gambar erupa dengan ERCP (endoscopis
retrograde cholagio pancreticography), secara jelas mencitrakan saluran
empedu intra dan extrahepatik, serta saluran pankreas (Japaries, 2018).
8

d. ERCP ( endoscopic restrograde cholangio- pancreaticography) Manfaat


dari ERCP dalam diagnosis kanker pankreas adalah dapat mengetahui
atau menyingkirkan adanya kelainan gastroduodenum dan ampula
vateri, pencitraan saluran empedu dan pankreas, dapat dilakukan biopsi
dan sikatan untuk pemerik saan histo patologi dan sitologi. Disamping it u
dapat dilakukan pemasangan stent untuk membebaskan sumbatan saluran
emp edu p ad a kanker p ankreas yang t id ak d apat dioperasi atau
direseksi (Sudoyo, 2016.
e. EUS ( Endoskopik Ultrasonografi )
Eus mungkin tes yan g paling akurat dal am mendiagnosis kanker
pankreas. Beberapa studi membandingkan dengan CT telah menunjukkan
bahwa EUS memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dan spesif itas untuk
mendiagnosis, terutama mengevalusi tumor kecil. Selain itu EUS juga
dapat membantu dalam proses biopsi tumor (Castillo, et, al, 2016).
1.7 PENATALAKSANAAN
Berikut ini adalah beberapa jenis perawatan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kanker pancreas : (Nirma, 2019)
1. Bedah reseksi kuratif
Mengangkat atau mereseksi kulit tumor massanya. Yang paling sering
dilakukan adalah prosedur Whipple, operasi Whipple merupakan prosedur
dengan pengangkatan kepala (Kaput) pankreas dan biasanya sekitar 20 %
pankreas dihilangkan.
2. Bedah paliatif
Untuk membebaskan obstruksi bilier, pemasangan stent perkutan dan stent
per- endoskopik.
3. Kemoterapi
Bisa kemoterapi tunggal maupun kombinasi. Kemoterapi tunggal seperi 5-
FU, mitomisin-C, Gemsitabin. Kemoterapi kombinasi yang masih dalam
tahap eksperimental adalah obat kemoterapi dengan kombinasi epidermal
growth factor receptor atau vascular endothelial growth factor receptor,
4. Radioterapi
Biasanya dikombinasi dengan kemoterapi tunggal 5-FU (5-Fluorouracil).
9

5. Terapi simtomatik
Lebih ditujukan untuk meredakan rasa nyeri (obat analgetika) dari:
golongan aspirin, penghambat COX-1 maupun COX-2, obat golongan
opioid.menghambat saluran empedu dapat dilakukan jika penggunaan
stekt tidak cocok untuk pasien. Saluran empedu yang tersumbat akan
dipotong bagian atasnya dan disambungkan kembali ke usus agar bisa
menyalurkan cairan empedu
1.8 KOMPLIKASI
Komplikasi berikut dapat terjadi pada pasien dengan kanker pankreas : (Nirma,
2019)
a. Penyakit Kuning
b. Rasa sakit : Nyeri perut akan mengintensifkan saat tumor
membesar dan menekan saraf.
c. Kehilangan berat badan
Komplikasi bedah meliputu :
a. Perdarahan
b. Infeksi
c. Kadar gula darah yang tidak stabil
10

BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan dasar utama atau langkah awal dari proses keperawatan
secara keseluruhan. Tahap pengkajian keperawatan pada klien dengan post
laparatomi sama seperti kasus keperawatan lainnya yaitu terdiri dari 2 tahap :
1. Pengumpulan Data
a) Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, diagnosa medis, tanggal amsukrumah sakit, tanggal pengkajian.
b) Penanggung Jawab
Identitas penanggung jawab terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
c) Keluhan utama : diambil dari data subjektif atau objektif yang paling
menojol yang dialami oleh klien. Keluhan utama pada klien ca pankreas
ialah nyeri perut dan mata kuning, mual muntah, demam (Brrunner &
Suddarth, 2012).
d) Riwayat Kesehatan Sekarang
P (paliatif) : Faktor pencetus / penyebab yang dapat
memperbera /memperingan keluhan klien.
Q (qualitas) : Menggambarkan seperti apa keluhan yg dirasakan. R
(region) : Mengetahui lokasi dari keluhan.
S (severity) : Skala/intensitas keluhan.
T (time) : Waktu dimana keluhan dirasakan
e) Aktivitas sehari-hari
meliputi aktivitas sehari-hari yaitu nutrisi, eliminasi, istirahat-tidur,
personal hygiene, dan aktivitas. Aktivitas sebelum dan sestelah sakit akan
berbeda oleh karena kurangnya napsu makan, keterbatasan dalam
melakukan aktivitas dan membutuhkan bantuan dari orang lain.
11

f) Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien : pasien biasanya terlihat lemah, berbaring, butuh
bantuan orang lain dalam melakukan memenuhi kebutuhan dasarnya.
1. Tanda-tanda Vital Pasien Temperatur (suhu) : normal Pulse (Nadi)
: 60-100 x/m
2. Respiratory (Pernpasan) : 18-20x/m Sphygmomanometer (TD):
Biasanya meningkat 120/80
a. Kesadaran :
Kualitatif pada pasien Ca pankeas biasanya composmetis (CM)
Kuantitatif : GCS : E4, V5, M6
b. Kepala dan Muka
Inspeksi : Kebersihan rambut pada pasien dengan Ca pancreas baik,
bentuk kepala bulat, simetris, muka simetris, ditribusi rambut
sedikit, warna rambut putih.
Palpasi : Keadaan rambut kuat, tidak ada masa, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada bekas luka/tumor.
c. Kulit :
Inspeksi : Bentuk leher simetris, tidak adanya pembengkakan vena
jungularis, tidak ada jaringan parut, pembatasan gerak leher secara
rotasi tidak mampu, secara fleksi bisa, adanya hiperktension.
d. Mata (Penglihatan)
Inspeksi : Bola mata simetris, pergerakan bola mata normal, reflek
pupil normal, reflek cahayan normal, kornea bening, konjungtiva
anemis, sclera putih, ketajaman penglihatan biasanya menurun.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Hidung:
Inspeksi : Bentuk hidung simetris, letak simetris, tidak ada
peradangan, fungsi penciuman menurun, ada secret, ada bantuan O2
terpadang dengan kanul nasal pada hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b. Telinga:
12

Inspeksi : Telinga simetris, kotor, ada serumen, fungsi pendengaran


biasanya menurun
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Leher :
Inspeksi : Simetris, tidak ada pembengkakan vena jugularis, ada
keterbatasn gerak.
Palpasi : Tidak ada benjolan, kaku kuduk
d. Dada
Inspeksi: Terlihat bersih, , tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
batuk, bunyi napas normal, frekuensi napat biasanya cepat 24x/menit,
ada tambahan otot bantu napas
Auskultasi : Bunyi paru normal, tidak ada tambahan (vesikuler,
bhroncial), pada jantung ada bunyi tambahan s1, s2, s3, s4
e. Abdomen
Inspeksi: Bentuk simetris, datar, Bising usus menurun, tdak ada edema
Auskultasi : Peristaltic usus menurun
f. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan,
Perkusi: Terdengar timpani
g. Genitalia
h. Inspeksi : Pada pasien dengan gangguan ilius alat bantu DC, tampak
kotor, bau
2.2 DIAGNOSIS KEPERAWATAN (SESUAI SDKI)
1. Nyeri akut b/d Agen Pencederaan fisik (D.0077)
2. Nausea b/d Ganguan Pada Esofagus (D.0076)
3. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur (D0055)
13

2.3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (SESUAI SLKI DAN SIKI)


Diagnosis Tujuan dan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238)
Agen Intervensi selama Observasi
Pencederaan 3x24jam, di harapkan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
fisik tingkat nyeriMenurun: durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Kriteriahasil nyeri
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun (5) 3. Identifikasi faktor yang memperberat
2. Meringis menurun nyeri dan memperingn nyeri
(5) 4. Identifikasi pengetahuan dan
3. Sikap protektif keyakinan nyeri
menurun (5) 5. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Gelisah menurun 6. Identifikasi Pengaruh nyeri pada
(5) kualitas hidup
5. Kesulitan tidur 7. Monitor efek samping pengunaan
menurun (5) analgesik
6. Berfokus pada diri Terapeutik
sendiri menurun(5) 1. Berikan teknik non famakologi untuk
menggurangi rasa nyeri destraksi
relaksasi
Edukasi
1. Anjurkan teknik non farmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, priode dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan monior yeri secara mandarin
4. Anjurkan teknik non farmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgesik
14

Nausea b/d Setelah dilakukan MANAJEMEN MUAL (I.03117)


Ganguan Pada Intervensi selama 3x24 Observasi
Esofagus jam,di harapkan tingkat 1. Identifikasi pengalaman mual
(D.0076) nausea menurun dengan 2. Identifikasi dampak mual terhadap
keriteri hasil : kualitas hidup
(L.08065) 3. Monitor mual
1. Nafsu makan 4. Monitor Asupan Nutrisi
meningkat (5) Terapiutik
2. Keluhan mual 1. Kurangi atau hilangkan keadaan
menurun (5) penyebab mual
3. Perasaan ingin 2. Berikan jumlah makanan dalam
muntah menurun (5) bentuk kecil dan menarik
4. Sesansi panas (5) Edukasi
5. Sesansi dingin 1. Anjurkan Istirahat dan tidur yang
menurun (5) cukup
6. Diaforesis menurun 2. Anjurkan sering membersikan
(5) mulut
3. Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat
4. Ajarkan teknik non farmakologi
untuk mengatasi mual
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antimetik
Ganguan pola Setelah dilakukan DUKUNGAN TIDUR
tidur Intervensi selama 3x24 Observasi
jam,di harapkan pola 1. identifikasi aktifitas tidur
berhubungan
tidur membaik dengan 2. identifikasi faktor pengagu tidur
dengan kurang kriterial hasil: (l.5045) 3. identifikasi makanan dan minuman
control tidur 1. keluhan sulit tidur yang mengangu tidur
menurun (5) Terapiutik
(D0055)
2. keluhan sering 1. modifikasi lingkungan
terjaga menurun (5) batasi waktu tidur siang
3. keluan pola tidur 2. lakukan prosedur untuk
beruba (5) meningkatkan keyamanan
4. keluhan istirahat Edukasi
tidak cukup 1. jelaskan pentingnya tidur cukup
saat sakit
2. ajarkan relaksasi otot autogenik
15

2.4 EVALUASI
Setela tindakan keperawatan di laksanakan evaluasi proses dan hasil
mengacuh pada kriteria evaluasi yang telah di tentukan pada masing masing
diagnoa keperawatan sehingga:
1. Masalah teratasi atau tujuan tercapai (intervnsi di hentikan)
2. Masalah teratasi atau tercapai sebagian (intervensi di lanjutkan )
3. Maalah teratasi atau tujuan tidak tercapai (perlu di lakukan pengkajian
ulang dan intervensi dirubah)
16

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (20l6). Definition of Diabetes


Melllitus. www.diabetes.org. diakses tanggal 10 November 2020

Febrinasari, R. P., Maret, U. S., Sholikah, T. A., Maret, U. S., Pakha, D. N.,
Maret, U. S., Putra, S. E., & Maret, U. S. (2020). Buku saku
diabetes melitus untuk awam. Noνember. diakses tanggal 20
November 2020

IDF. (2020. Prevalensi of Diabetes Mellitus. https://idf.org/aboutdiabetes/what-


is- diabetes.html. diakses tanggal 20 November 2020

Putra, I. W. A., & Berawi, K. (2015). Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien


Diabetes Mellitus Tipe 2. Majority, 4(9), 8’12.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1
401. diakses tanggal 20 November 2020

WHO. (2020). Definition of Diabetes Mellitus and Prevalence of Diabetes


Mellitus. diakses pada tanggal 20 Januari 202l di
http://www.who.int/health-

topics/diabetesTim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi


Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai

  • Resume - Moch. Syaeful Hudda
    Resume - Moch. Syaeful Hudda
    Dokumen5 halaman
    Resume - Moch. Syaeful Hudda
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • Resume - Ratna Watiningsih
    Resume - Ratna Watiningsih
    Dokumen6 halaman
    Resume - Ratna Watiningsih
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • Resume Samiadi 1
    Resume Samiadi 1
    Dokumen5 halaman
    Resume Samiadi 1
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • Askep - Elis Setiari
    Askep - Elis Setiari
    Dokumen16 halaman
    Askep - Elis Setiari
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • Askep Batu Ureter (M. Aflah)
    Askep Batu Ureter (M. Aflah)
    Dokumen16 halaman
    Askep Batu Ureter (M. Aflah)
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • Sap Stroke
    Sap Stroke
    Dokumen13 halaman
    Sap Stroke
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • Resume Samiadi
    Resume Samiadi
    Dokumen5 halaman
    Resume Samiadi
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • RESUME - Afiyatur Rofiah
    RESUME - Afiyatur Rofiah
    Dokumen5 halaman
    RESUME - Afiyatur Rofiah
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Samiadi
    ASKEP Samiadi
    Dokumen15 halaman
    ASKEP Samiadi
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • RESUME Samiadi
    RESUME Samiadi
    Dokumen5 halaman
    RESUME Samiadi
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • RESUME - Moch Syaeful
    RESUME - Moch Syaeful
    Dokumen4 halaman
    RESUME - Moch Syaeful
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • LP - Erni Widiastutik
    LP - Erni Widiastutik
    Dokumen14 halaman
    LP - Erni Widiastutik
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat
  • RESUME - Afiyatur Rofiah
    RESUME - Afiyatur Rofiah
    Dokumen5 halaman
    RESUME - Afiyatur Rofiah
    Nurma Fathiyatul Ilmiah Rizqi Ummah
    Belum ada peringkat