Kel.3 - Farmakologi Ii - Farmakologi Obat Anti Diabetes
Kel.3 - Farmakologi Ii - Farmakologi Obat Anti Diabetes
Disusun Oleh :
Kelompok III
1. Fransisca Novita Dewi (21011088 )
2. Habib Herbowo (21011095 )
3. Hafish Naufal Septian (21011096 )
4. Harzi Khairiah (21011103 )
5. Haura May Farhani (21011104 )
6. Julia Irma (21011111 )
7. Julia khoirunnisa (21011112 )
8. Lailatul Hadist ( 21011119)
9. Laras Karmila Z. ( 21011119 )
10. Liza ( 21011127 )
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat,
karunia, taufik, dan hidayah-Nya hingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Farmakologi Obat untuk PeNyakit Diabetes” ini dengan
tetap waktu dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pengetahuan mekanisme Farmakologi Obat untuk Pemyakit Diabetes.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Apt. Fitra Fauziah, M.Farm yang
telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari dengan sangat bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang telah kami
selesaikan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Definisi Diabetes Melitus.......................................................................................3
2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus.................................................................................4
2.3 Etiologi dan Faktor Resiko Diabetes Melitus ....................................................4
2.4 Patofisiologi Diabetes Melitus...............................................................................6
2.5Penyebab dan Gejala Diabetes Melitus............................................................7
2.6 Pengobatan Diabetes Melitus................................................................................8
2.7 Obat-obatan Diabetes Melitus.............................................................................10
BAB III PENUTUP........................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kasus tertinggi terjadi di provinsi Jakarta ( 3,4 %) dan terendah dimiliki
oleh provinsi Nusa Tenggara Timur (0,9%).
Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk menekan
kasus diabetes melitus di Indonesia, salah satunya dengan cara
mengedukasi. Namun, menurut pusat data dan informasi kementerian
kesehatan RI tingkat ketidakpatuhan penderita diabetes melitus masih
memiliki angka yang cukup tinggi untuk tahun 2018. Hal ini dibuktikan
pada data prevelensi konsumsi makanan dan minuman manis, yang mana
47,8 % responden mengonsumsi makanan manis 1-6 kali/minggu dan
hanya 12% responden mengonsumi nya < 3 kali perbulan. Selain itu,
prevelensi aktivitas fisik di Indonesia pada tahun 2018 yaitu 66,5 % yang
mana mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2013 dengan jumlah
73,9%(Kemenkes RI, 2020).
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian Diabetes Melitus
2. Untuk memahami Klasifikasi Diabetes Melitus
3. Untuk memahami etiologi dan Faktor Resiko Diabetes Melitus
4. Untuk memahami Patofisiologi Diabetes Melitus
5. Untuk memahami Penyebab dan Gejala Diabetes Melitus
6. Untuk memahami Pengobatan Diabetes Melitus
7. Untuk mengetahui Obat-obatan Diabetes Melitus
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
insulin dan faktor lingkungan seperti obesitas, makan berlebihan, kurang
makan, olahraga dan stres, serta penuaan (Ozougwu et al., 2013).
4
Diabetes mellitus tipe 1 diwariskan dalam bentuk alel heterozigot.
Kembaridentik memiliki risiko 25%-50% mewariskan penyakit ini,
sedangkan saudarakandung berisiko 6% dan keturunan berisiko 5%.
Sebuah gabungan juga terjadiantara diabetes melitus tipe 1
dan Human Leukocyte Antigens (HLAs). Faktor lingkungan seperti
paparan virus yang mencetuskan proses autoimunitas yang menghancurkan
sel beta. Islet Cell Antibodies (ICAs) kemudian muncul,memingkat dalam
hitungan bulan dan tahun seiring dengan hancurnya sel-sel beta.Hal ini
mempercepat hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang
terjadiketika 80%-90% massa sel beta telah dihancurkan.
Tipe 2
5
jaringan HLAs, dansirkulasi ICAs jarang hadir. Keturunan memainkan
peran utama dalam ekspresidiabetes melitus tipe 2. Penyakit ini lebih
umum terjadi pada kembar identik(58%-75%) dibandingkan pada populasi
secara umum.
Obesitas adalah faktor risiko paling utama, dimana 85% orang
dengandiabetes melitus tipe 2 menjadi obesitas (Black, 2009). Hal ini tidak
jelas apakahkepekaan jaringan (hati dan otot) yang lemah kepada insulin
atau sekresi insulinyang lemah yang menjadi kerusakan utama pada
diabetes melitus tipe ini.
6
Selanjutnya pankreas akan menghasilkaninsulin, dan insulin tersebut akan
masuk ke dalam pembuluh darah. Namuninsulin tersebut mengalami
penurunan sensitivitas, sehingga glukosa menumpukdalam darah dan tidak
dapat masuk ke dalam sel.
7
1. Poliuri (sering buang air kecil)
Buang air kecil lebih sering dari biasanya terutama pada malam hari
(poliuria), hal ini dikarenakan kadar gula darah melebihi ambang ginjal
(>180mg/dl), sehingga gula akan dikeluarkan melalui urine. Guna
menurunkan konsentrasi urine yang dikeluarkan, tubuh akan menyerap air
sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga urine dalam jumlah besar
dapat dikeluarkan dan sering buang air kecil. Dalam keadaan normal,
keluaran urine harian sekitar 1,5 liter, tetapi pada pasien DM yang tidak
terkontrol, keluaran urine lima kali lipat dari jumlah ini. Sering merasa
haus dan ingin minum air putih sebanyak mungkin (poliploidi). Dengan
adanya ekskresi urine, tubuh akan mengalami dehidrasi atau dehidrasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka tubuh akan menghasilkan rasa
haus sehingga penderita selalu ingin minum air terutama air dingin, manis,
segar dan air dalam jumlah banyak.
8
tambahan yang dapat timbul yang umumnya ditunjukkan karena
komplikasi adalah kaki kesemutan, gatal-gatal, atau luka yang tidak
kunjung sembuh, pada wanita kadang disertai gatal di daerah selangkangan
(pruritus vulva) dan pada pria ujung penis terasa sakit (balanitis)
(Simatupang, 2017).
9
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita diabetes melitus
yaitu dengan terapi insulin, mengonsumsi obat diabetes, mencoba
pengobatan alternatif, menjalani operasi dan memperbaiki life style (pola
hidup sehat) dengan memakan makanan yang bergizi atau sehat, olahraga.
1. Metformin
2. Sulfonilurea
10
Jumlah insulin yang terlalu banyak dalam tubuh terkadang
menimbulkan efek samping, yaitu hipoglikemia atau rendahnya gula darah
yang ditandai dengan pusing, banyak berkeringat, tubuh gemetaran, dan
kesemutan.
3. Meglitinide
Efek samping yang dapat muncul dari obat diabetes ini pun mirip
dengan sulfonilurea, yaitu cepat menurunkan kadar gula darah dan
meningkatkan berat badan.
4. Thiazolidinediones
Obat diabetes yang satu ini memiliki cara kerja yang mirip dengan
metformin, yaitu mengurangi pembentukan glukosa di hati dan
meningkatkan aktivitas insulin. Salah satu contoh jenis obat golongan ini
adalah pioglitazone.
5. Inhibitor DPP-4
11
glukosa dari hati. Kabar baiknya, obat diabetes ini jarang menyebabkan
hipoglikemia.
6. Inhibitor SGLT2
GLP-1 merupakan salah satu jenis hormon inkretin yang dihasilkan tubuh.
12
Glukagon bekerja dengan cara merangsang hati mengeluarkan cadangan
glukosa saat tubuh sedang kekurangan glukosa, misalnya saat berpuasa.
8. Inhibitor Alfa-Glukosidase
Contoh dari obat diabetes ini adalah acarbose dan miglitol. Efek
samping yang umumnya ditimbulkan berupa sakit perut, diare, dan perut
kembung.
9. Insulin
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang bersifat
progresif,dikarakteristikan oleh ketidakmampuan tubuh untuk
memetabolisme karbohidrat,lemak, dan protein, yang mengarah kepada
hiperglikemia (kadar gula darah yangtinggi).
3.2 Saran
Menyadari bahwa Penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya Penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan lebih
relevan yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan. Oleh karena itu,
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah-makalah dengan tema yang
sama kedepannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary, et. al. (2009). Klien Gangguan Endokrin: Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ozougwu, J.C., Obimba, K.C., Belonwu, C.D., & Unakalamba, C.B. 2013.
The pathogenesis and pathophysiology of type 1 and type 2 diabetes
mellitus. Journal of Physiology and Pathophysiology. vol. 4(4): 6-14.
doi: 10.5897/JPAP2013.0001 ISSN 2I41-260X.
15
Suiraoka.( 2012). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika.
16