Anda di halaman 1dari 2

Saksi I : Paser Sihombing (Direktur CVRizky Mandiri Perkasa)

Saksi II : Erwin Sitorus (Kepala PD Pasar Tebing Tinggi)

Keterangan Saksi I

1. Saksi tidak mengenal saksi baik Gul Bakhri Siregar maupun Prio Handoko
2. Perusahaan saksi digunakan Dinal (tidak jelas kedudukannya) untuk mengerjakan
paket proyek. Dinal mengetahui perusahaan milik saksi karena melihat secara online
di LPSE. Proyek yang dijanjikan oleh Dinal adalah pembangunan tembok penahan
3. Tercapai kesepakatan antara saksi dengan Dinal, kesepakatan ini dituangkan dalam
akta notaris. Saksi menerangkan tidak menerima fee dari proyek tersebut.
4. Dari 7 wadir CV Rizky Mandiri Perkasa, hanya 1 yang dikenal oleh saksi yang
merupakan istri dari saksi. 6 orang wadir lainnya tidak dikenal dan tidak pernah
berurusan dengan 6 wadir yang terdaftar di akta pendirian CV
5. Saksi menerangkan meminjamkan CV secara sukarela dengan ketentuan akan dibantu
pengurusan birokrasi
6. Perusahaan saksi memiliki 4 orang tenaga ahli di bidang teknik sipil. Akan tetapi
saksi menjelaskan tidak mengenal beberapa tenaga ahli yang ditunjuukan oleh jaksa
dan menyangkal bahwa orang tersebut adalah tenaga ahli di perusahaannya
7. Saksi tidak pernah membaca kontrak kerjasama, tetapi hakim menegur saksi karena
sekalipun tidak membaca, akan tetapi kontrak tersebut dibacakan oleh notaris sebelum
ditandatangani
8. Saksi menerangkan tidak mengenal notaris baik notaris yang membuat perubahan akta
pendirian maupun notaris yang membuat kontrak perjanjian kerja
9. Para Terdakwa tidak keberatan dengan keterangan saksi

Kesimpulan : Keterangan saksi tidak jelas dan tidak menerangkan dengan jelas
mengenai perkara. Saksi cenderung berbelit-belit dan tidak konsisten
dengan keterangannya. Keterangan saksi I layak dikesampingkan.

Keterangan Saksi II:

1. Saksi merupakan ASN yang bekerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tebing Tinggi.
2. Saksi mengetahui mengenai adanya kerusakan di tembok penahan Pusat Pasar Tebing
Tinggi dan langsung mengecek lokasi tepat sehari setelah kejadian
3. Saksi baru mengenal Terdakwa Prio Handoko pada saat persidangan dan
sepengetahuan saksi, Prio Handoko menyebut nama saksi di persidangan sebagai
pihak yang menerima fee dalam proyek sehingga saksi dipanggil oleh pengadilan.
4. Saksi menerangkan tidak menerima fee dari proyek pembangunan tembok penahan
dan tidak mengetahui mengenai pengerjaan proyek tersebut.
5. Saksi tidak mengetahui mengenai lama pengerjaan proyek pembangunan tembok
penahan di Pasar Induk Tebing Tinggi
6. Saksi menduga rusaknya tembok penahan di Pasar Induk diakibatkan adanya
penggalian parit tepat di bawah tembok penahan
7. Tembok penahan yang rusak kemudian dihancurkan oleh pihak yang mengerjakan
penggalian parit dan tidak pernah diperbaiki
8. Saksi menerangkan tidak ada jarak antara parit dengan tembok penahan yang berada
di depan Pasar Induk. Parit yang digali tepat berada di bawah tembok penahan depan
Pasar Induk dan langsung menempel di bawah tembok penahan. Sedangkan pada sisi
kanan dan kiri tembok penahan Pasar Induk, penggalian parit berjarak kira-kira 1
Meter dengan kedalaman kurang lebih 1 Meter
9. Saksi menjelaskan rusaknya tembok penahan hanya terjadi pada tembok penahan
yang berada di depan Pasar Induk yang mana tembok tersebut turun ke dalam parit
(amblas).
10. Saksi menerangkan sebelum adanya penggalian parit, tembok penahan di Pasar Induk
dalam kondisi baik-baik saja
11. Saksi menerangkan setelah tembok penahan amblas, tembok yang rusak dihancurkan
tanpa izin oleh pemborong pengerjaan parit
12. Saksi menerangkan proyek penggalian parit merupakan proyek Dinas PU
13. Saksi menjelaskan pada saat penggalian parit dilakukan pada saat curah hujan sangat
tinggi (bulan Oktober), air hujan banyak tergenang di parit. Saksi menduga amblasnya
tembok diakibatkan oleh genangan air di parit
14. Saksi menerangkan bahwa Terdakwa Gul Bakhri Siregar pernah menyurati Pj.
Walikota dan surat ditunjukkan dalam persidangan. Terhadap surat tersebut tidak
diketahui mengenai respon dari Pj. Walikota
15. Tembok yang patah sekitar 15 Meter, tembok yang rusak ini hanya terjadi pada
tembok yang berada di depan Pasar Induk yang mana parit yang digali tidak memiliki
jarak dengan tembok, sedangkan pada sisi kanan dan kiri yang mana parit yang digali
berjarak 1 Meter tidak mengalami kerusakan. Sebelum penggalian parit tidak pernah
terjadi longsor atau kerusakan di kawasan tembok penahan
16. Saksi menerangkan jarak tembok dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) berjarak kira-
kira 50 Meter. Selama ini, terdapat pipa paralon yang dipasang untuk mengalirkan air
dari pasar induk ke sungai untuk mencegah banjir, namun ketika penggalian parit,
paralon tersebut tidak terlihat lagi oleh saksi.

Kesimpulan : Keterangan saksi menjelaskan secara rinci mengenai pokok perkara. Saksi
tidak terlibat dalam pengerjaan proyek pembangunan tembok. Keterangan
saksi menunjukkan bahwa terjadinya kerusakan tembok penahan
diakibatkan adanya penggalian parit, bukan terjadi karena pengurangan
volume material dalam pengerjaan proyek pembangunan tembok penahan

Anda mungkin juga menyukai