Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI
DIRUANG KUTILANG
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

Oleh :
1. Agnes Adelia F 9. Dandi Saputra
2. Ahmad Fudori 10. Desi Merdiyanti
3. Anggi Setiawan 11.Dimas Dwi S
4. Alfian Wahyu N 12.Edo Kurnia Adi G
5. Aprilia Rizky A 13.Eka Yuliani
6. Astri Septiana 14.Ericha Endrianti
7. Bella Indriani 15.Hasraf Novalarik H
8. Chrisna Wahyu R 16.Trianti Rusmia

PROGRAM PENDIDIKAN D III KEPERAWATAN


YAYASAN PENDIDIDKAN
AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA
METRO
2020

1
LEMBAR KONSUL

Hari/Tanggal Keterangan Paraf

Pembimbing klinik, Pembimbing Akademi,

(Ns.Kasiyo S.Kep) ( )

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Topik
Terapi aktifitas kelompok : Stimulasi persepsi : halusinasi

B. Deskripsi
C.
Terapi aktivitas stimulasi persepsi yaitu terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok.
Halusinasi yaitu penyerapan tanpa adanya rangsang apapun pada
panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun,
dasarnya mungkin organik, fungsional,psikotik ataupun histerik.

D. Latar Belakang
Di dalam melaksanakan program rehabilitasi, diperlukan suatu terapi
yang dapat dilakukan sejalan dengan terapi modalitas lain yang berupa
terapi aktivitas kelompok. Kelompok adalah kumpulan individu yang
memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung, dan
mempunyai norma yang sama. Tujuan kelompok adalah membantu
anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang
destruktif dan maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi
pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan laboratorium tempat
mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang baik, serta
mengembangkan perilaku yang adaptif. Di dalam kelompok merasa
dimiliki, diakui dan dihargai oleh anggota kelompok yang lain. Jadi terapi
aktivitas kelompok adalah psikoterapi yang dilakukan pada sekelompok

3
klien secara bersama-sama yang diarahkan oleh tim terapis yang terlatih
atau merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung, saling membutuhkan dan mempunyai norma yang sama.
Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus
ditangani sesuai dengan keadaanya, seperti agresif, takut, kebencian,
kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik. Semua
kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok ketika anggota
kelompok memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai
interaksi yang terjadi dalam kelompok.
Salah satu terapi aktivitas kelompok adalah terapi aktivitas stimulasi
persepsi : halusinasi, yaitu berupa aktifitas sebagai stimulus dan terkait
dengan pengalaman kehidupan

E. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan
berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi
dalam 4 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi dan cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara benar minum obat
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap - cakap
dengan orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
terjadwal

4
BAB II
PELAKSANAAN

SESI I : Mengenal Halusinasi


SESI II : Mengontrol Halusinasi dengan menghardik

A. Judul ( Topik) : TAK STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI


B. Pelaksanaan
Hari / Tgl : Senin, 20 Januari 2020
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Kutilang RSJ Prov. Lampung
Sasaran / Klien : Pasien yang mengalami halusinasi
Lamanya : 30 menit

C. Sasaran atau criteria klien :


a) Karateristik Klien
1. Klien dengan gangguan orientasi realita (halusinasi, ilusi, waham,
depersonilisasi) yang dapat berinteraksi dengan orang lain.
2. Klien dengan gangguan orientasi waktu dan tempat yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
3. Klien yang kooperatif
4. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik
5. Klien dengan kondisi fisik dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap
penyakit tertentu misalnya Diare, thypoid, dll.

b) Masalah Keperawatan
1. Gangguan isi pikir : halusinasi, ilusi
2. Gangguan persepsi : depersonilisasi

5
3. Gangguan orientasi realita : orang, waktu, dan tempat

I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
- Klien dapat mengidentifikasi dan mengenal halusinasi
- Meningkatkan sosialisasi dengan membina hubungan saling percaya
antara sesama klien dan perawat
- Membangkitkan motivasi bagi kemajuan konsep diri klien
2. Tujuan khusus
a) Klien mengenal isi mengenal halusinasi
b) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c) Klien mengenal frekuensi munculnya halusinasi
d) Klien mengenal perasaan pada saat terjadi halusinasi
e) Klien mengenal perilaku yang dilakukan pada saat halusinasi muncul

II. METODE
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain dan Bernyanyi

III. PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK


a. Analisa Situasi
a) Jumlah klien : 6 orang
b) Jumlah perawat : 16 orang
c) Pembagian Tugas
 SESI I dan II
1. Leader : Trianti Rusmia Anggraeni
2. Co Leader : Ericha Endrianti
3. Observer : Bella Indriani
4. Fasilitator : a. Anggi Setiawan
b. Hasraf Novalarik Herli

6
c. Chrisna Wahyu Ramadhan
d. Dimas Dwi Setiawan
e. Dandi saputra
 SESI III Dan IV
5. Leader : Desi Merdiyanti
6. Co Leader : Aprilia Rizky A
7. Observer : Agnes Adelia F
8. Fasilitator : a. Edo Kurnia Adi G
b. Ahmat Fudori
c. Alfian Wahyu N
d. Astri Septiana
e. Eka Yuliani

d) Uraian Tugas
a. Leader
1) Analisa dan observasi pola-pola komunikasi dalam kelompok
2) Tetapkan tujuan dan peraturan kelompok sebelum
kegiatan dimulai
3) Bacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum
kegiatan dimulai
4) Motivasi anggota aktif dalam kelompok
5) Mampu memimpin kegiatan dengan tertib
b. Co-leader
1) Sampaikan informasi atau pesan dari fasilitator ke leader
2) Ingatkan leader jika kegiatan menyimpang
c. Fasilitator
1) Fasilitasi klien yang kurang aktif
2) Jadi model bagi klien selama kegiatan
d. Observer
1) Obsevasi jalannya kegitan (jumlah peserta, klien yang keluar dan
tidak kembali, ketepatan waktu)

7
2) Catat perilaku verbal dan non verbal klien selama
kegiatan
3) Atur alur permainan

e. Dokumentasi
a. Mendokumentasikan
jalannya TAK
b. Mengambil foto, audio
dan/atau video

IV. SETTING TEMPAT


1. Terapis dan klien
duduk bersama membentuk huruf U.
Gambar :

L CO

P1 P6

F F

P2 P5

F F

P3 P4

Keterangan:
L = Leader
CO = Co leader

8
P = Pasien
P1 = Sepdiarto
P2 = Ahmad Solihin
P3 = Pariyadi
P4 = Agung
P5 = Agus Susanto
P6 = Doni
F = Fasilitator
O = Observer
2. Leader berada didepan
menghadap Klien, Co leader berada disebelah kiri Leader menghadap
klien, Fasilitator berada diantara klien, dan observer berada dibelakang
klien – fasilitator menghadap ke arah Leader dan Co leader.

3. Ruangan nyaman, aman, dan


tenang

V. MEDIA DAN ALAT


1. Handphone (pemutar lagu)
2. Bola karet
3. Papan nama (Identitas diri nama perawat atau terapis dan klien)

VI. LANGKAH KEGIATAN


1. Pre interaksi/Persiapan
a. Memilih Klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberi salam terapeutik

9
- Salam dari terapis kepada klien dengan membuka kegiatan dengan
baik, leader memimpin doa dan memperkenalkan anggota terapis dan
tugas masing -masing
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi / validasi
- Menanyakan perasaan klien
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal halusinasi
dengan melakukan kegiatan.
- Tempat kegiatan TAK di Ruang Cendrawasih RSJ Lampung pada jam
10.00 WIB
- Menjelaskan aturan main berikut :
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis.
2. Lama kegiatan 30 menit.
3. Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
 SESI I
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal
suara – suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Hidupkan MP3 handphone dan edarkan bola karet secara berlawanan
dengan arah jarum jam.
a. Pada saat bunyi MP3 dimatikan, meminta klien yang memegang bola
karet saat bunyi MP3 berhenti untuk menceritakan isi halusinasi,
kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien
saat terjadi halusinasi serta cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik. Dimulai dari terapis sebagai contoh.

10
c. Mulai dari klien yang sebelah kanan secara berurutan sampai semua
klien mendapatkan giliran.
d. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang
melakukan dengan baik.
e. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari
suara yang biasa didengar dan kemampuan klien dalam menghardik.
f. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok mendapatkan
giliran

 SESI II
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal
suara – suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Hidupkan MP3 handphone dan edarkan bola karet secara
berlawanan dengan arah jarum jam.
c. Pada saat bunyi MP3 dimatikan, meminta klien yang memegang
bola karet saat bunyi MP3 berhenti untuk mengontrol halusinasi
dengan cara benar minum obat. Dimulai dari terapis sebagai contoh.
d. Mulai dari klien yang sebelah kanan secara berurutan sampai
semua klien mendapatkan giliran.
e. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang
melakukan dengan baik.
f. Simpulkan kemampuan klien dalam cara benar minum obat.
g. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok mendapatkan
giliran

 SESI III
h. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal
suara – suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
i. Hidupkan MP3 handphone dan edarkan bola karet secara
berlawanan dengan arah jarum jam.

11
j. Pada saat bunyi MP3 dimatikan, meminta klien yang memegang
bola karet saat bunyi MP3 berhenti untuk mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap - cakap dengan orang lain. Dimulai dari terapis
sebagai contoh.
k. Mulai dari klien yang sebelah kanan secara berurutan sampai
semua klien mendapatkan giliran.
l. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang
melakukan dengan baik.
m. Simpulkan kemampuan klien dalam bercakap - cakap dengan
orang lain.
n. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok mendapatkan
giliran

 SESI IV
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal
suara – suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Hidupkan MP3 handphone dan edarkan bola karet secara berlawanan
dengan arah jarum jam.

c. Pada saat bunyi MP3 dimatikan, meminta klien yang memegang bola
karet saat bunyi MP3 berhenti untuk mengontrol halusinasi dengan
cara melakukan kegiatan terjadwal. Dimulai dari terapis sebagai
contoh.
d. Mulai dari klien yang sebelah kanan secara berurutan sampai semua
klien mendapatkan giliran.
e. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang
melakukan dengan baik.
f. Simpulkan kemampuan klien dalam melakukan kegiatan terjadwal.
g. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok mendapatkan
giliran

12
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Evaluasi Obyektif
Terapis meminta klien untuk mengingat kembali apa yang sudah
diungkapkan klien selama mengikuti TAK
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
4) Observer membacakan hasil kegiatan

b. Rencana tindak lanjut


Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi (Topik)
2) Menyepakati waktu dan tempat :
Waktu :
Tempat :

VII. EVALUASI DOKUMENTASI


1. Evaluasi
a) Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 1,
kemampuan yang diharapkan adalah klien mengenal isi halusinasi,
waktu terjadinya halusinasi, Klien mengenal frekuensi munculnya
halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, perasaan saat terjadi
halusinasi, dan perilaku yang dilakukan pada saat halusinasi muncul.
2. Dokumentasi

13
Mendokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien.

DAFTAR PUSTAKA

Dalami, S.Kp.,2009, Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa,


Keliat, Budi, Anna, 2005, Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok, EGC :
Jakarta
Keliat, Farida Kusumawat., 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta :
Salemba Medika.
Iyus, Yosep., 2010, Keperawatan Jiwa. Bandung : Refia Aditama

14
Lampiran
Sesi I dan II : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi
Menyebut Menyebut
Menyebut Menyebut
situasi perasaan
No Nama Klien isi waktu
terjadinya saat
halusinasi halusinasi
halusinasi halusinasi
1

15
5

Petunjuk :

Lampiran
Sesi III dan IV : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi
Menyebut Menyebut
Menyebut Menyebut
situasi perasaan
No Nama Klien isi waktu
terjadinya saat
halusinasi halusinasi
halusinasi halusinasi
1

16
4

Petunjuk :

17

Anda mungkin juga menyukai