Anda di halaman 1dari 2

Pada zaman dahulu kala di daerah Sasak ada dua orang raja yang bersaudara.

Seorang menjadi
raja di daerah Daha dan seorang lagi di daerah Keling. Kedua raja ini sama-sama belum memperoleh
keturunan sejak pernikahan mereka, maka dari itu keduanya pun memutuskan untuk ber-nazar di
sebuah bukit demi memperoleh keturunan .

Setelah permintaan terkabul mereka pun bersepakat untuk menunaikan nazar mereka, raja
Daha tidak menepati nazar sesuai yang dijanjikannya berbeda dengan raja Keling yang menepati
janjinya. Alam pun menghukum Raja Daha dengan mengambil harta yang paling berharga darinya yaitu
anaknya sendiri, seperti tersapu oleh angin, anak Raja Daha tiba² saja menghilang tanpak jejak

Di sisi lain pada waktu yang bersamaan di sebuah kebun, sang tukang kebun bernama Pak
Bangkol berkeliling untuk menyiram, ia melihat si bayi sedang menangis di atas sebuah pohon yang ada
di dalam kebun. Sambil terkejut sekaligus gembira Pak Bangkol yang belum mempunyai keturunan
segera membawa bayi itu pulang ke rumahnya. Sesampai di rumah, sang bayi juga disambut dengan
gembira oleh isterinya, Bu Bangkol, kemudian anak itu diberi nama Masmirah.

Waktu pun berlalu. Masmirah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik jelita dan juga cerdas.
Suatu hari, terdengar berita bahwa Pangeran putera Raja Keling yang bernama Raden Panji akan
berburu di hutan dekat tempat tinggal Masmirah. Sebelum berburu rombongan Sang Pangeran terlebih
dahulu akan berkunjung ke taman indah yang dijaga oleh Pak Bangkol. Pada hari yang telah ditentukan
rombongan Sang pangeran datang ke taman. Ia disambut oleh Pak Bangkol dengan penuh hormat walau
hatinya berdebar-debar. Ia takut bahwa sang pangeran akan jatuh hati pada kecantikan putrinya karena
itu ia sudah menyembunyikan Masmirah di dalam rumah.

Sang Pangeran berkata, “Bapak dan Ibu Bangkol, tujuan saya kemari selain untuk berburu dan
melihat keindahan taman di sini, saya juga ingin membuktikan mimpi saya mengenai bapak dan ibu
bangkol memiliki yang memiliki anak perempuan yang sangat cantik, apakah itu benar?

Dengan wajah pucat pasi, Bu Bangkol menjawab, “Tuanku Pangeran, kami tidak mempunyai
keturunan. Apabila tidak percaya, pangeran boleh memeriksa rumah kami ini.”

“Ha…ha…ha…janganlah Ibu berbohong. Aku akan memeriksa seluruh sudut di dalam rumah ini.
Apabila berhasil menemukannya akan aku jadikan sebagai isteriku dan kamu akan menjadi ibu
mertuaku,” kata pangeran sambil tertawa terbahak-bahak.

Lalu, bersama para pengiringnya diperiksalah seluruh isi rumah Pak Bangkol. Karena tak dapat
menemukan nya akhirnya Raden Panji menyerah, namun ketika melewati pintu, karena takdir Tuhan,
selendang masmirah justru tersangkut di baju Raden Panji, Segera dicarinyaasal selendang itu dan
berhasil ia temukan. Dan sesuai dengan janjinya, Masmirah pun di nikahi nya

Setelah 2 tahun tinggal di rumah Pak Bangkol, Ia memutuskan pulang ke negeri Keling,
Sesampainya di Keling ia segera menceritakan kepada ayah dan ibunya bahwa telah mengawini seorang
gadis dari kalangan rakyat jelata dan sudah menghamili nya. Mendengar hal itu, Raja menjadi sangat
marah karena puteranya menikah dengan kasta rendah. Secara diam-diam ia menyuruh patih kerajaan
untuk membunuh Masmirah

Singkat cerita, sang patih pun telah berhasil mengelabui Masmirah. Ia kemudian membawa
masmirah dan bayinya ke sebuah tepi sungai. Masmirah tahu bahwa ia akan dibunuh oleh patih
tersebut, tnpa merasa gentar, Masmirah segera menjawab, “Baiklah, bunuh saja aku, jika memang aku
rakyat jelata maka darahku akan berbau amis tapi jika harum maka aku adalah seorang bangsawan"
Kemudian tanpa rasa ragu patih tersebut membunuh Masmirah, namun tanpa di sangka oleh patih
tersebut darah Masmirah justru berbau harum, karena merasa takut akhirnya patih tersebut
memutuskan untuk melarikan diri dan meninggalkan dirinya dengan bayi nya di tepi sungai tersebut

Bersambung (pt2)

Anda mungkin juga menyukai