14a. Modul Ajar Bahasa Indonesia - Fase D
14a. Modul Ajar Bahasa Indonesia - Fase D
Kelas 8
Menulis Teks Argumentasi
Modul ajar ini dimodifikasi dari karya Bapak Yosua Nala, Sekolah Cikal. Modul ini dibuat
lebih rinci, memuat tambahan-tambahan komponen serta keterangan, dengan tujuan
sebagai bahan belajar guru.
1
Fase D
Tujuan Belajar
Siswa mampu menulis teks argumentasi dengan menggunakan dalil dan bukti yang berasal
dari pengamatan, pengalaman, dan rujukan yang diketahuinya.
Rencana Asesmen
Asesmen Formatif:
2
Alat ukur:
Rubrik Penilaian Proses (Lampiran 6.2)
Asesmen Sumatif:
Menulis teks argumentasi menggunakan metode 6 Topi Berpikir sebagai kerangka berpikir
Alat ukur:
Rubrik Penilaian Produk (Lampiran 6.2)
Mampu membedakan fakta dan opini dalam Mengelompokkan fakta dan opini pada
teks. suatu teks secara berkelompok.
Alat ukur: Observasi dan catatan anekdot.
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (15 menit)
1. Guru membimbing kegiatan curah pendapat mengenai fakta dan opini serta
kalimat utama dan kalimat penjelas.
2. Guru membagi siswa ke dalam kelompok terdiri dari 3-4 orang.
3. Setiap kelompok dibagikan salinan berita* serta sticky notes dan diminta untuk:
a. Mendefinisikan fakta dan opini.
b. Mengidentifikasi bagian pada berita yang termasuk fakta dan opini beserta
alasannya.
c. Mengidentifikasi bagian pada berita yang termasuk kalimat utama dan
penjelas beserta alasannya.
4. Guru dan kelompok menyepakati waktu pengerjaan
4
5. Guru menuliskan ciri-ciri fakta dan opini pada papan tulis sebagai panduan diskusi
kelompok.
6. Guru membagi papan tulis seperti berikut:
*) Ini adalah contoh kombinasi media berdasarkan metode pengajaran. Murid diberikan
media teks sebagai bahan eksplorasi kemudian masuk ke konsep yang lebih dalam melalui
media audio (diskusi dan ceramah guru)
5
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (25 menit)
*) Pada contoh ini guru mengarahkan murid untuk mencari ide tulisan dari berbagai media seperti
keluarga, lingkungan, media teks, audio, video, dan internet. Murid dibebaskan memilih dan
menggunakan media yang nyaman baginya. Ini salah satu contoh kombinasi media berdasarkan
karakteristik murid.
7
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Guru membagi papan tulis menjadi 6 bagian dan menuliskan pertanyaan sesuai
lampiran Lembar Aktivitas 6 Topi Berpikir
2. Siswa mendengarkan pemaparan guru mengenai metode 6 Topi Berpikir.
3. Siswa melakukan latihan bersama dengan guru dalam menggunakan 6 topi berpikir
untuk mengevaluasi salah satu isu di sekolah yaitu: "Wacana program sekolah:
membaca minimal 1 buku 1 bulan".
4. Siswa dibagikan sticky notes. Dengan panduan guru, siswa mengisi bagian Topi
pada papan tulis untuk isu tersebut.
8
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
Rincian Kegiatan
Kegiatan Awal (10 menit)
7. Guru mengajak siswa berdiskusi mengenai penggunaan 6 topi berpikir dan menulis
argumentasi pada kehidupan sehari-hari.
1. Secara pribadi siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilalui
dengan pertanyaan:
a. Momen terbaik saya saat belajar teks argumentasi adalah ketika ...
b. Saat belajar teks argumentasi, saya melihat bahwa diri saya ...
c. Hambatan yang saya alami saat mempelajari teks argumentasi adalah ...
d. Cara saya menghadapi hambatan tersebut yaitu ...
e. Hal yang ingin saya tingkatkan dari saya untuk pembelajaran selanjutnya
adalah ...
2. Siswa menerima apresiasi dan motivasi atas kinerja sepanjang proses pembelajaran
Referensi
● Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8: "Menulis Teks Argumentasi" oleh Yosua Nala
● https://sobatsekolah.com/pendidikan/contoh-teks-argumentasi/. Diunduh pada
tanggal 13 September 2021
● http://lingkarlsm.com/wp-content /uploads/2013/11/Topi-Berpikir.pdf. Diunduh pada
tanggal 17 Desember 2020.
● https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/13/080000869/fakta-dan-opini--arti-d
an-ciri-cirinya?page=all. Diunduh pada tanggal 17 Desember 2020.
● https://www.zenius.net/prologmateri/bahasa-indonesia/a/202/teks-argumentasi.
Diunduh pada tanggal 17 Desember 2020.
Refleksi Guru
1. Momen terbaik apa yang saya rasakan ketika melakukan kegiatan ini?
2. Apa yang sudah berjalan baik di dalam kelas?
3. Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif saat mengajar? Mengapa?
4. Apa saja yang tidak berjalan dengan baik saat saya melakukan kegiatan? Mengapa?
5. Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan pelaksanan dan hasil belajar?
Lampiran 1: Rangkuman Materi
13
Kalimat yang berisi fakta adalah kalimat yang ditulis berdasarkan kenyataan apa adanya,
peristiwa, suasana yang benar-benar terjadi dan obyektif. Sedangkan opini merupakan sikap,
pandangan, atau tanggapan seseorang terhadap suatu fakta dan kebenarannya relatif dan
cenderung subjektif.
Etika Beropini
Walaupun negara menjamin kebebasan berpendapat, kita tetap harus menerapkan etika
dalam beropini. Hal ini diperlukan supaya tidak hanya pokok pikiran atau pendapat yang
tersampaikan namun juga tidak menyinggung orang lain. Berikut adalah etika beropini:
● Tetap dalam batas kesopanan baik dalam pilihan kata maupun nada bicara
● Tidak menyinggung unsur SARA
● Harus dapat dibuktikan/berdasar fakta
● Tidak bertujuan menghasut atau provokasi
● Tetap menunjukkan sikap menghargai dan menghormati
● Menghindari menyerang pribadi/kelompok tertentu
Teks argumentasi adalah teks yang berisi suatu pemaparan pendapat penulis namun disertai
dengan data, pendapat ahli/teori, bukti, alasan, serta contoh dari kejadian nyata yang
bertujuan untuk mempengaruhi dan meyakinkan pembaca, sehingga pembaca merasa
percaya dan sependapat dengan pemikiran penulis.
● Berisi pemaparan ide, pendapat, atau pandangan penulis tentang suatu fenomena.
● Berisi pemaparan alasan yang didukung oleh data atau fakta empiris yang diperoleh
dari hasil wawancara, angket penelitian lapangan, penelitian kepustakaan, dan
observasi.
● Berisi paparan analisis data.
● Memiliki kesimpulan berupa pendapat yang lebih luas sehingga memberi pengaruh
pada pembaca
● Judul
Judul teks argumentasi haruslah sudah memunculkan isu atau persoalan tentang topik yang
dibawakan, memberi gambaran umum isi teks, mudah dipahami, dan menarik minat baca.
● Pendahuluan
Pendahuluan adalah bagian yang berisi tentang argumen dasar dari seluruh teks. bagian ini
juga dapat memaparkan latar belakang isu, data, serta bukti empiris lainnya
● Tubuh argumen
Tubuh argumen adalah bagian yang berisi mengenai pernyataan-pernyataan yang
mendukung argumen utama. Bagian ini juga menjadi penjelas atau elaborasi dari argumen
dasar.
● Kesimpulan
Kesimpulan adalah bagian tentang simpulan atau ringkasan dari seluruh teks.
● Adverbia ditujukan agar pembaca meyakini teks yang dibahas, dengan menegaskan
menggunakan kata keterangan (adverbia frekuentatif), kata yang biasa digunakan
yaitu, selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, sebagian besar waktu, jarang dan
lainnya.
Lampiran 1: Rangkuman Materi
15
● Konjungsi yakni kata penghubung pada teks, contohnya, bahkan, sehingga, oleh
sebab itu. biasanya digunakan untuk mengaitkan opini dengan fakta.
● Verba Relasional yakni verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A
adalah B) dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).
● Verba Mental yaitu verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa),
afeksi (misalnya suka, khawatir) dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti), pada verba
mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena.
Referensi
Devasari,Putri. 2016. Struktur Dan Unsur Kebahasaan pada Teks.
Lampiran 2: Artikel Berita
16
Artikel Berita 1
Tantangan Mengelola Sampah: Tingkat Kepedulian Masyarakat Masih Rendah
Oleh: Elmy Tasya Khairally/detikTravel
Jakarta - Pengelolaan sampah menjadi persoalan yang tak ada habisnya. Kepedulian
masyarakat menjadi kunci dalam pengendalian sampah. Menurut hasil riset BPS pada tahun
2018, salah satu tantangan terbesar adalah perilaku masyarakat yang masih acuh dengan
pengelolaan sampah. Sebanyak 72 persen masyarakat tidak peduli dengan sampah.
"Urusan sampah memang lekat dengan urusan perilaku, saya sampaikan urusan sampah 60
70 persen itu adalah urusan perilaku, selebihnya urusan teknologi atau yang lainnya. Jadi, ini
menjadi kunci," kata Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Ujang Solihin Sidik dalam Webinar Nasional 'Merdeka dari Sampah',
Rabu (18/8/2021)
"Tingkat kepeduliannya (masyarakat) masih rendah dalam urusan sampah ini," tambahnya.
Sementara itu, produksi sampah plastik semakin banyak. Jadi dalam situasi ini dibutuhkan
kebijakan dari pemerintah dan perubahan perilaku yang luar biasa dari masyarakat.
"Jadi diperkirakan kalau tidak ada kebijakan luar biasa, tidak ada aturan luar biasa,
perubahan perilaku yang luar biasa yang kita lakukan, maka mungkin di tahun 2050 maka
sampah plastik kita komposisinya semakin besar," ungkapnya.
Menurut data, saat ini sampah plastik angkanya berada di 17-18 persen dari keseluruhan
sampah. Padahal 10 tahun sebelumnya, angkanya di 10-11 persen. "Bayangkan dalam 10
tahun naiknya sudah luar biasa," kata Ujang.
Bahkan, di beberapa kota besar seperti Surabaya, sampah plastik telah mencapai angka 22
persen dari sampah di Surabaya. Untuk itu, harus ada upaya yang dilakukan dalam persoalan
sampah di Indonesia.
"Kalau tidak ada upaya yang dilakukan bersama akan semakin banyak sampah plastik yang
menjadi persoalan kita," tambah Ujang.
Sumber:
https://travel.detik.com/travel-news/d-5687344/tantangan-mengelola-sampah-tingkat-kepedulian-masyarakat-
masih-rendah. Diunduh pada tanggal 23 Agustus 2021.
Lampiran 3
17
Artikel Berita 2
Banyak Remaja Kecanduan Internet, Ini Sebabnya
Reporter: Antara | Editor: Yayuk Widiyarti | Sabtu, 31 Juli 2021 10:40 WIB
“Ini adalah data penelitian sebelum COVID-19. Ada 31,4 persen remaja di Jakarta mengalami
kecanduan di internet, angka ini cukup tinggi di dunia. Jadi, masalah ini ternyata ada di
Indonesia," kata Kristiana dalam talkshow virtual “Lindungi Anak Dari Penyalahgunaan
NAPZA” secara daring di Jakarta, Jumat, 30 Juli 2021.
Ia mengatakan 91 persen anak mengakses internet di rumah. Melalui hal ini seharusnya
orang tua telah mengetahui anak tersebut telah mengalami kecanduan internet. “Pada
remaja, 18,3 persen mengalami kecanduan internet. Jadi, satu dari lima orang mengalami
kecanduan internet dan juga untuk dewasa muda, yang artinya berusia 18 tahun ke atas itu
adalah sekitar 15 persen,” jelasnya.
Sistem mengatakan alasan anak kecanduan internet, terutama game online, karena anak
merasa permainan tersebut dapat memenuhi kebutuhan. “Pertama ada kebutuhan otonomi,
dia bisa memilih avatarnya sendiri. Yang kedua adalah di games itu dia bisa berkompetisi lalu
dia menang. Kemudian dia merasa diapresiasi. Ketiga adalah pada saat dia bermain game
online, reward itu bisa secepatnya terjadi,” ujarnya.
Ia menegaskan agar anak tidak kecanduan bermain game perlu adanya apresiasi dari orang
tua sehingga anak merasa diakui, memiliki tempat, dan tidak lagi membutuhkan apresiasi
dari dunia virtual. Psikolog Ifa Hanifah Misbach mengatakan saat anak tidak mendapatkan
tempat, baik di rumah atau di sekolah, tidak dapat dukungan dan keunikan tidak diapresiasi,
anak akan mencari pergaulan yang bisa menerima dirinya.
“Intinya adalah ketika remaja tidak merasa sesuai dengan standar orang dewasa itu, pasti
terdorong memilih kegiatan yang menantang buat dia,” kata Ifa menjelaskan alasan bahaya
anak yang merasa kurang diapresiasi. Ifa mengajak orang tua untuk menyadari remaja
memiliki efek penumpukan emosi yang tidak tersalurkan sehingga tidak hanya butuh
disalurkan emosinya namun butuh untuk diledakkan.
Sumber: https://gaya.tempo.co/read/1489325/banyak-remaja-kecanduan-internet-ini-sebabnya/full&view=ok.
Diunduh tanggal 23 Agustus 2021.
Lampiran 3
18
Artikel Berita 3
Banyak Kasus Pemotor Masuk Tol, Kemampuan Membaca Rambu Dipertanyakan
Oleh: Kompas.com - 31/08/2020| Penulis Dio Dananjaya | Editor Azwar Ferdian
JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus pengendara sepeda motor masuk jalan tol sudah beberapa
kali terulang. Paling terbaru kejadian tiga orang wanita dengan satu sepeda motor yang
masuk jalan tol Jakarta-Cikampek. Info dari Jasa Marga menyebutkan kejadian ini terjadi
pada Minggu (30/8/2020). Diketahui bahwa pengendara sepeda motor berjalan santai di jalur
cepat tol hingga kemudian terjatuh usai menyenggol sebuah Mitsubishi Pajero Sport saat
berpindah ke jalur kiri.
“Jalan tol itu hanya diperuntukkan untuk kendaraan roda empat. Akan berbahaya sekali jika
motor masuk ke dalam jalan tol karena jalan tol didesain untuk kecepatan tinggi,” ujar
Widiyatmoko, dalam keterangan tertulis (31/8/2020).
Menanggapi kejadian ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI)
Sony Susmana, mengatakan, rambu-rambu larangan bagi kendaraan dua untuk masuk tol
sebetulnya sudah cukup jelas.
Namun dari sisi pengendara roda dua, harus lebih memperhatikan kesiapan dalam
manajemen perjalanan hingga kemampuan dalam membaca rambu. Seringnya pengendara
sepeda motor yang masuk jalan tol telah menimbulkan pertanyaan, apakah mereka mampu
memahami dan memaknai rambu-rambu lalu lintas di jalan?
“Banyak pengguna jalan raya, terutama pengendara roda dua tidak melakukan manajemen
perjalanan secara benar. Sehingga mereka sering nyasar,” ucap Sony, kepada Kompas.com
(31/8/2020). “Dan kurangnya edukasi tentang keselamatan berkendara dengan benar, dalam
hal ini uji SIM perlu diperketat. Utamanya masalah rambu-rambu, itu hal yang mendasar,”
katanya.
Sumber:
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/31/120200915/banyak-kasus-pemotor-masuk-tol-kemampuan-memb
aca-rambu-dipertanyakan. Diunduh tanggal 23 Agustus 2021.
Lampiran 3
19
BERTAHAN DI PULAU
Kapal kita tenggelam! Namun di dekat kita ada pulau berpasir. Kita dapat berenang ke pulau tersebut
dengan hanya membawa satu tas saja. Pilih empat barang yang akan kamu bawa untuk bertahan di
pulau tersebut.
Catatan untuk Guru: Jika Modul Ajar akan dibagikan atau dipakai oleh guru lain, sebaiknya
bagian ini disertakan dalam Modul Ajar untuk memperjelas kegiatan
Lampiran 4: Contoh Teks Argumentasi
20
Revolusi Industri 4.0 atau yang biasa juga disebut dengan era digitalisasi menawarkan cara
yang berbeda di banyak hal, seperti cara berkomunikasi, bisnis, pemasaran, dan lain
sebagainya. Salah satu perubahan besar yang terjadi adalah cara berkomunikasi. Masyarakat
mulai banyak yang melirik sosial media sebagai tempat untuk berkomunikasi. Tidak hanya
itu, mereka juga dengan senang hati membagikan kehidupan pribadinya melalui sosial
media.
Sosial media memang menawarkan banyak hiburan kepada para penggunanya. Mereka
dapat saling berbagi foto, keluhan, berita gembira, berita bahagia, bahkan sosial media juga
dapat digunakan sebagai tempat berjualan. Sosial media seakan menawarkan banyak
kesenangan bagi pengguna.
Sayangnya, anggapan tentang sosial media itu tidak selalu tepat. Banyak orang depresi
dikarenakan sosial media. Hal ini dikarenakan kehidupan orang lain di sosial media terlihat
sangat indah. Ini membuat seseorang dengan kehidupan biasa saja akan merasa depresi
melihat kehidupan orang lain yang selalu indah. Pada kenyataannya, mereka hanya
menampilkan kondisi yang menyenangkan saja. Karena setiap kehidupan seseorang itu pasti
tidak akan selamanya indah.
Selain itu, ada banyak data berharga yang perlu dilindungi dapat diperoleh dengan mudah
dari sosial media. Dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang, data dari pengguna
dapat dibisniskan sehingga dapat menguntungkan satu pihak.
Di samping itu, sosial media juga menawarkan banyak manfaat. Contohnya adalah
mudahnya menjalin komunikasi dengan kerabat yang tinggal sangat jauh. Fungsi lainnya
adalah sosial media dapat menjalin hubungan dengan teman lama.
Pada intinya, hidup berdampingan dengan sosial media itu ada nilai baik dan buruk. Hal ini
kita kembalikan lagi ke diri masing-masing. Penggunaan sosial media yang baik akan
mendatangkan manfaat bagi penggunanya. Sebaliknya, terlalu berlebihan dan tidak dapat
menggunakan sosial media dengan baik tentu akan mendatangkan kerugian bagi
penggunanya.
6 Topi Berpikir
Nama:
Kelas:
6 Topi Berpikir
Berisi data, fakta, angka-angka, Berisi emosi, perasaan, dan Berisi pertimbangan hal negatif
informasi. intuisi. yang muncul.
● Informasi apa yang kita ● Bagaimana perasaan saya ● Hal negatif apa yang timbul?
punya? terhadap hal ini? ● Kerugian apa yang terjadi?
● Informasi apa yang masih ● Masalah apa yang mungkin
perlu kita cari? muncul setelahnya?
Lampiran 5: Lembar Aktivitas
23
Berisi pertimbangan hal positif Berisi pertimbangan hal kreatif Berisi kesimpulan dari semua
yang muncul. yang bisa muncul. pertimbangan.
● Hal positif apa yang timbul? ● Solusi apa yang bisa saya ● Langkah apa yang akan saya
● Keuntungan apa yang lakukan? ambil?
terjadi? ● Inovasi apa yang bisa saya
● Masalah apa yang mungkin kerjakan?
selesai setelahnya?
Lampiran 6: Rubrik Penilaian
24
Organisasi dan Struktur teks Struktur teks Struktur teks Struktur teks hanya
struktur teks: lengkap hanya hanya memuat <3 bagian
1. Judul Teks memuat 4 memuat 3
2. Nama Penulis Seluruh kalimat bagian bagian Terdapat <2 kalimat
3. Pendahuluan dan dalam paragraf yang
4. Tubuh Argumen paragraf Terdapat 1 Terdapat 2 tidak padu
5. Kesimpulan menunjukkan kalimat dalam kalimat dalam
kepaduan paragraf yang paragraf yang
tidak padu tidak padu
Pra menulis Siswa secara aktif dan Siswa dengan sesekali Siswa dengan Siswa tidak
mandiri melakukan dorongan dari guru bimbingan dari guru melakukan tahap
riset/persiapan menunjukkan menunjukkan persiapan meskipun
pengenalan terhadap keaktifan melakukan keaktifan melakukan sudah dibimbing
teks argumentasi riset/persiapan riset/persiapan oleh guru.
melalui berbagai pengenalan terhadap pengenalan terhadap
kegiatan dalam kelas teks argumentasi teks argumentasi
seperti permainan, melalui berbagai melalui berbagai
dsb. kegiatan dalam kelas kegiatan dalam kelas
seperti permainan, dsb. seperti permainan,
dsb.
Membangun Siswa secara aktif dan Dengan sesekali Dengan bimbingan Siswa melakukan
kerangka mandiri mampu diberikan bimbingan guru, siswa mampu tahapan kerangka
dan menulis menggunakan dari guru, siswa mampu menggunakan tulisan dengan
metode 6 topi berpikir menggunakan metode metode 6 kurang tepat baik
dalam menyusun 6 topi berpikir dalam topi berpikir dalam secara instruksi
kerangka tulisan menyusun kerangka menyusun kerangka maupun konten
dengan tepat serta tulisan dengan tepat tulisan dengan meskipun sudah
mengembangkan serta mengembankan beberapa dibimbing oleh
menjadi teks yang menjadi teks yang bagian kurang tepat guru.
utuh. utuh. serta
mengembangkan
menjadi teks yang
utuh.
Mengelola Siswa secara aktif dan Dengan sesekali Siswa kurang aktif dan Siswa tidak mencari
umpan balik mandiri mampu dorongan dari guru, mandiri mampu umpan balik baik
mencari umpan balik siswa secara aktif mencari umpan balik berdasarkan
baik berdasarkan mampu mencari umpan baik berdasarkan pertanyaan
pertanyaan balik baik berdasarkan pertanyaan refleksi/revisi
refleksi/revisi pribadi, pertanyaan refleksi/revisi pribadi, pribadi, revisi rekan,
revisi rekan, maupun refleksi/revisi pribadi, revisi rekan, maupun maupun guru
guru. revisi rekan, maupun guru walaupun sudah walaupun sudah
guru. diberikan dorongan diberikan dorongan
oleh guru. oleh guru.