(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
*Nilai sikap yang dikembangkan: religius, jujur, toleran, kerjasama, tanggung jawab, dan kreatif
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Memahami fungsi teks diskusi
Mengidentifikasi informasi teks diskusi berupa pendapat pro dan kontra dari permasalahan aktual yang dibaca dan
didengar
Menjelaskan isi gagasan, pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan
aktual dalam teks diskusi
Mengidentifikasi pendapat pro dan kontra dari permasalahan aktual yang dibaca dan didengar
Menyimpulkan isi gagasan, pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan
aktual dalam teks diskusi
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler
Fungi teks diskusi
Contoh Teks Diskusi
Simpulan isi gagasan, pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra terhadap teks diskusi
2. Materi Pengayaan
Jenis-jenis teks diskusi
3. Materi Remedial
Struktur teks diskusi
Kaidah kebahasaan teks diskusi
E. METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Kertas HVS/folio
G. SUMBER BELAJAR
Buku Bahasa Indonesia Siswa Kelas IX, Kemendikbud, Tahun 2017
Buku refensi yang relevan,
Lingkungan setempat
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan
kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru
hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan
dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya
Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan kesempatan 50
250 62,50 C
untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam membuat
3 50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang
negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
Memahami 4 3
Tujuan
1 Cukup memahami 3 2
Komunikatif
Kurang memahami 2 1
Hampir tidak
memahami
Tidak memahami 1
2 Keruntutan Struktur teks yang digunakan sangat 5 4
Teks Runtut
Struktur teks yang digunakan runtut 4 3
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Presentasi/Monolog
No Kurang
Aspek yang Dinilai Baik
. baik
1. Organisasi presentasi (pengantar, isi, kesimpulan)
2. Isi presentasi (kedalaman, logika)
3. Koherensi dan kelancaran berbahasa
4. Bahasa:
Ucapan
Tata bahasa
Perbendaharaan kata
5. Penyajian (tatapan, ekspresi wajah, bahasa tubuh)
Skor yang dicapai
Skor maksimum 10
Keterangan:
Baik mendapat skor 2
Kurang baik mendapat skor 1
b. Rubrik untuk Penilaian Unjuk Kerja
KRITERIA
AKTIVITAS
TERBATAS MEMUASKAN MAHIR
Melakukan Tidak jelas Beberapa kegiatan jelas Semua kegiatan
Observasi pelaksanaannya dan terperinci jelas dan terperinci
Lancar mencapai
Membaca script, Lancar dan kosakata dan fungsi sosial,
Role Play kosakata terbatas, dan kalimat berkembang, serta struktur lengkap
tidak lancar ada transisi dan unsur
kebahasaan sesuai
Fungsi social tidak Fungsi social kurang Fungsi social
tercapai, ungkapan dan tercapai, ungkapan dan tercapai, ungkapan
Simulasi
unsur kebahasaan tidak unsure kebahasaan kurang dan unsure
tepat tepat kebahasaan tepat
Tidak lancar, topik Lancar, topik jelas, dan Sangat lancar, topic
Presentasi
kurang jelas, dan tidak menggunakan slide jelas, menggunakan
menggunakan slide presentasi tetapi kurang slide presentasi
presentasi menarik yang menarik
Lancar mencapai
Kurang lancar, fungsi fungsi sosial,
Membaca teks, fungsi
social tercapai, struktur struktur lengkap
social kurang tercapai,
Melakukan dan unsure kebahasaan dan unsur
ungkapan dan unsur
Monolog tepat dan kalimat kebahasaan sesuai,
kebahasaan kurang
berkembang, serta ada kalimat
tepat, serta tidak lancar
transisi berkembang, serta
ada transisi
Keterangan:
MAHIR mendapat skor 3
MEMUASKAN mendapat skor 2
TERBATAS mendapat skor 1
c. Penilaian Portofolio
4. Pengayaan
Bagi peserta didik yang telah mencapai target pembelajaran sebelum waktu yang telah dialokasikan berakhir, perlu
diberikan kegiatan pengayaan.
5. Pengayaan
Bagi peserta didik yang belum mencapai target pembelajaran pada waktu yang telah dialokasikan, perlu diberikan
kegiatan remedial
Lampiran 1
MATERI
Teks diskusi adalah teks yang menyajikan dua pendapat yang tidak sama tentang suatu hal, baik pro
atau kontra yang membuat kedua pihak saling membahas masalah yang menjadi persoalan dalam
diskusi.
Tujuan teks diskusi Teks diskusi memiliki tujuan untuk menyampaikan pendapat pada pembahasan
suatu isu, sampai mendapat kesepakatan dari kedua pihak yang berdiskusi. Penjabaran tujuan teks
diskusi secara spesifik adalah sebagai berikut:
a. Menguji bukti, sistem, nilai, opini, dan respon dari suatu permasalahan.
b. Menyampaikan gagasan atas suatu permasalahan dan menghargai gagasan yang dikemukakan
orang lain.
c. Menghubungkan fakta dan data dari berbagai sudut pandang dan latar belakang.
d. Bertukar pikiran, ide, atau gagasan.
e. Menanggapi dan mengungkapkan suatu permasalahan.
Teks diskusi juga berfungsi untuk melihat suatu masalah dari berbagai perspektif. Perspektif yang
beragam tersebut memberi pertimbangan atas rekomendasi atau keputusan. Berikut ciri-ciri teks
diskusi:
a. Struktur teks diskusi terdiri atas isu, argumen menentang dan argumen pendukung, serta
simpulan/rekomendasi.
b. Menggunakan secara proposional verba material, verba relasional, dan verba mental.
c. Menggunakan konjungsi perbandingan. Konjungsi tersebut berguna untuk mempertentangkan
kedua gagasan yang berlainan.
d. Mempertegas kontras.
e. Menggunakan modalitas dalam membentuk opini dan rekomendasi.
Modalitas ialah klasifikasi pernyataan pro kontra atas kemungkinan atau keharusan.
Lampiran 2
TUGAS
Penghapusan seragam sekolah dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan antara siswa yang
satu dengan yang lain. Seorang siswa tidak bisa bergaya dengan label senioritas dan memamerkan
baju-baju mewahnya di sekolah. Di sekolah tertentu, siswa dikenai hukuman apabila melanggar
ketentuan seragam sekolahnya.
Penggunaan seragam sekolah berkaitan dengan kedisiplinan. Hal ini karena disiplin di sekolah
tidak diajarkan secara formal seperti di dalam pendidikan militer, tetapi ditempatkan pada kerangka
pola dan perilaku masyarakat secara lebih luas. Disiplin haruslah dimulai dari tingkat paling dasar,
yakni rumah tangga. Artinya, orang tua dan anggota keluarga harus menjadi garda terdepan
keteladanan bagi siswa untuk bersikap disiplin bagi diri sendiri dan orang lain. Disiplin harus dilakukan
sebagai tanggung jawab, bukan sebagai indoktrinasi. Disiplin bukanlah sekadar formalitas melalui
seragam sekolah karena seragam sekolah bukanlah unsur elementer dalam sistem pendidikan nasional.