Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

POLITIK DALAM ISLAM

Dosen Pembimbing : Dr. Aziddin Harahap, S.Hi., M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Mahrani Dewi
2. Elsa
3. Wahyu
4. Ahmadi

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS

PRODI AGRO TEKNOLOGI

(ITS) PALUTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Gunungtua, Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian politik islam .............................................................. 3
B. Norma Politik dalam islam ......................................................... 5
C. Kedudukan politik dalam islam .................................................. 5
D. Prinsip-prinsip dasar politik islam .............................................. 6
E. Tujuan politik menurut islam ...................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama Allah SWT sekaligus agama yang terakhir yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril dengan tujuan
untuk mengubah akhlak manusia ke arah yang lebih baik di sisi Allah SWT.
Banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai ketakwaan di sisi-Nya
atau yang disebut juga dengan kata “Politik”. Karena politik dapat dikatakan
sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak sedikit masyarakat
menganggap bahwa politik adalah sesuatu yang negatif yang harus dijauhi.
Padahal tidak semestinya selalu begitu, bahkan politik sangat dibutuhkan dalam
hidup beragama. Andai saja kita tidak mempunyai cara untuk melakukan
pendekatan kepada Allah SWT, maka dapat dipastikan kita sebagai manusia biasa
juga tidak akan pernah mencapai kata beriman dan takwa disisi-Nya, dikarenakan
tidak akan pernah tercapai suatu tujuan jika tidak ada usaha atau cara yang
dilakukannya untuk mencapai tujuan tersebut. Realita inilah yang harus kita ubah
dikalangan masyarakat setempat, setidaknya dimulai dari lingkungan keluarga,
masyarakat, kemudian untuk bangsa dan negara kita.
Islam bukanlah suatu ilmu yang harus dipertandingnya dengan tulisan atau
dengan ceramah belaka tanpa diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Karena
islam sangat identik dengan sifat, pemikiran, tingkah laku, dan perbuatan manusia
dalam kehidupan sehari- hari untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan tujuan
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tentunya untuk mencapai hal
tersebut, kita harus mempunyai suatu cara tertentu yang tidak melanggar ajaran
agama dan tidak merugikan umat manusia. Banyak yang beranggapan bahwa jika
agama dimasukkan dalam suatu politik, maka agama ini tidak akan murni lagi.
Namun ada yang beranggapan lain, karena jika agama tidak menggunakan suatu
politik atau cara, maka agama tersebut tidak akan sampai pada tujuannya.
Kalaupun pada kenyataannya banyak yang tidak berhasil, mungkin cara yang
digunakan belum sempurna dan perlu menambahan ilmu.
Untuk itulah saya sangat berharap kepada pembaca semua, semoga setelah
membaca atau membahas makalah ini, kita semua mampu menjadikan agama

1
islam agama yang kembali sempurna untuk mengubah akhlak manusia ke arah
yang lebih baik di sisi-Nya, Amin.

B. Rumusan Masalah
Rumusan makalah ini antara lain adalah :
1. Apa Pengertian politik islam?
2. Apa saja Norma Politik dalam islam?
3. Bagaimana Kedudukan politik dalam islam?
4. Bagaimana Prinsip-prinsip dasar politik islam?
5. Apa saja Tujuan politik menurut islam?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang :
1. Pengertian politik islam
2. Norma Politik dalam islam
3. Kedudukan politik dalam islam
4. Prinsip-prinsip dasar politik islam
5. Tujuan politik menurut islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Politik Islam
Dalam kamus umum bahasa indonesia, karangan W.J.S poerwa darminza,
politik di artikan sebagai pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan,
seperti tata cara pemerintahan dan sebagainya dan dapat pula berarti segala urusan
dan tindakan. Siasat dan sebagainya mengenai pemerintahan sesuatu negara atau
terhadap negara lain.
Selanjutnya sebagai suatu sistem, politik adalah suatu konsepsi yang
berisikan antara lain ketentuan-ketentuan tentang siapa sumber kekuasaan negara,
siapa pelaksana kekuasaan tersebut, apa dasar dan bagaimana cara untuk
menentukan, serta kepada siapa kewenangan melaksanakan kekuasaan itu di
berikan, kepada siapa pelaksanaan kekuasaan itu bertanggung jawab dan
bagaimana bentuk tanggung jawabnya.
Politik ialah cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan
seperangkat undang-undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-
hal yang merugikan bagi kepentingan manusia. (Salim Ali al-Bahnasawi,
Wawasan Sistem Politik Islam [Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet. I]).
Di dunia Islam pun muncul beberapa pengertian mengenai politik atau
Siyasah ini. Imam Al Bujairimi dalam Kitab At Tajrid Linnafi’ al-‘Abid
menyatakan Siyasah adalah memperbaiki dan merencanakan urusan rakyat. Lalu
Ibnul Qoyyim dalam kitab ‘Ilamul Muaqqin menyebutkan dua macam politik
yakni siyasah shohihah (benar) dan siyasah fasidah (salah).
Politik Islam (bahasa Arab: ‫ )إ س المي س يا سي‬adalah Politik di dalam
bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah. Oleh sebab itu, di dalam buku-buku
para ulama dikenal istilah siyasah syar’iyyah. Dalam Al Muhith, siyasah berakar
kata sâsa - yasûsu. Dalam kalimat Sasa addawaba yasusuha siyasatan bererti
Qama ‘alaiha wa radlaha wa adabbaha (mengurusinya, melatihnya, dan
mendidiknya). Bila dikatakan sasa al amra ertinya dabbarahu (mengurusi /
mengatur perkara). Bererti secara ringkas maksud Politik Islam adalah pengurusan
atas segala urusan seluruh umat Islam.

3
Politik Islam ialah aktivitas politik sebagian umat Islam yang menjadikan
Islam sebagai acuan nilai dan basis solidaritas berkelompok. Pendukung
perpolitikan ini belum tentu seluruh umat Islam (baca: pemeluk agama Islam).
Karena itu, mereka dalam kategori politik dapat disebut sebagai kelompok politik
Islam, juga menekankan simbolisme keagamaan dalam berpolitik, seperti
menggunakan perlambang Islam, dan istilah-istilah keislaman dalam peraturan
dasar organisasi, khittah perjuangan, serta wacana politik.
Politik Islam secara substansial merupakan penghadapan Islam dengan
kekuasan dan negara yang melahirkan sikap dan perilaku (political behavior) serta
budaya politik (political culture) yang berorientasi pada nilai-nilai Islam. Sikap
perilaku serta budaya politik yang memakai kata sifat Islam, menurut Dr. Taufik
Abdullah, bermula dari suatu keprihatinan moral dan doktrinal terhadap keutuhan
komunitas spiritual Islam.
Islam bukanlah semata agama (a religion) namun juga merupakan sistem
politik (a political sistem), Islam lebih dari sekedar agama. Islam mencerminkan
teori-teori perundang-undangan dan politik. Islam merupakan sistem peradaban
yang lengkap, yang mencakup agama dan Negara secara bersamaan
(M.Dhiaduddin Rais, 2001:5).
Nabi Muhammad SAW adalah seorang politikus yang bijaksana. Di
Madinah beliau membangun Negara Islam yang pertama dan meletakkan prinsip-
prinsip utama undang-undang Islam. Nabi Muhammad pada waktu yang sama
menjadi kepala agama dan kepala Negara.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian politik sebagai kata benda
ada tiga, yaitu :
(1) pengetahuan mengenai kenegaraan (tentang sistem dan dasar
pemerintahan)
(2) segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat dan sebagainya)
mengenai
(3) kebijakan, cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu
masalah).
Politik itu identik dengan siasah, yang secara pembahasannya artinya
mengatur. Dalam fikih, siasah meliputi :

4
1. Siasah Dusturiyyah (Tata Negara dalam Islam)
2. Siasah Dauliyyah ( Politik yang mengatur hubungan antara satu negara
Islam lainnya)
3. Siasah Maaliyah (Sistem ekonomi negara)
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi yang dapat mempersatukan
kekuatan-kekuatan dan aliran-aliran yang berbeda-beda di masyarakat. Dalam
konsep Islam, kekuasaan tertinggi adalah Allah SWT. Ekrepesi kekuasaan dan
kehendak Allah tertuang dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul. Oleh karena itu
penguasa tidaklah memiliki kekuasaan mutlak, ia hanyalah wakil (khalifah) Allah
di muka bumi yang berfungsi untuk membumikan sifat-sifat Allah dalam
kehidupan nyata. Di samping itu, kekuasaan adalah amanah Allah yang diberikan
kepada orang-orang yang berhak memilikinya. Pemegang amanah haruslah
menggunakan kekuasaan itu dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan prinsip-
prinsip dasar yang telah ditetapkan Al-Quran dan Sunnah Rasul.

B. Norma Politik Dalam Islam


Dalam pelaksanaan politik, Islam juga memiliki norma-norma yang harus
diperhatikan. Norma-norma ini merupakan karakteristik pembeda politik Islam
dari system poltik lainnya. Diantara norma-norma itu ialah :
1. Poltik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan
dijadikan sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2. Politik Islam berhubungan dengan kemashlahatan umat.
3. Kekuasan mutlak adalah milik Allah.
4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur ala mini secara
baik.
5. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah.
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah
dan Rasul .
7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan Negara.
C. Kedudukan Politik Dalam Islam
Terdapat tiga pendapat di kalangan pemikir muslim tentang kedudukan
politik dalam syariatislam. Yaitu :

5
Pertama, kelompok yang menyatakan bahwa islam adalah suatu agama
yang serbah lengkap didalamnya terdapat pula antara lain system ketatanegaraan
atau politik. Kemudian lahir sebuah istilah yang disebut dengan fikih siasah
(system ketatanegaraan dalam islam) merupakan bagian integral dari ajaran islam.
Lebih jauh kelompok ini berpendapat bahwa system ketatanegaraan yang harus
diteladani adalah system yang telah dilaksanakan oleh nabi Muhammad SAW dan
oleh parakhulafa al-rasyidin yaitu sitem khilafah.
Kedua, kelompok yang berpendirian bahwa islam adalah agama dalam
pengertian barat. Artinya agama tidak ada hubungannya dengan kenegaraan.
Menurut aliran ini nabi Muhammad hanyalah seorang rasul, seperti rasul-rasul
yang lain bertugas menyampaikanrisalah tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak
bertugas untuk mendirikan danmemimpin suatu Negara.
Ketiga, menolak bahwa islam adalah agama yang serba lengkap yang
terdapat didalamnya segala system ketatanegaraan, tetapi juga menolak pendapat
bahwa islam sebagaimana pandanagan barat yang hanya mengatur hubungan
manusia dengan tuhan. Aliran iniberpendirian bahwa dalam islam tidak teredapat
sistem ketatanegaraan, tetapaiterdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan
bernegara.
Sejarah membuktikan bahwa nabi kecuali sebagai rasul, meminjam istilah
harun nasution, kepala agama, jugabeliau adalah kepala negara. Nabi menguasai
suatu wilayah yaitu yastrib yangkemudian menjadi madinah al-munawwarah
sebagai wilayah kekuasaan nabi sekaligusmanjadi pusat pemerintahannya dengan
piagam madinah sebagai aturan dasarkenegaraannya. Sepeninggal nabi,
kedudukan beliau sebagai kepala negaradigantikan abu bakar yang merupakan
hasil kesepakatan tokoh-tokoh sahabat,selanjutnya disebut khalifah. Sistem
pemerintahannya disebut “khalifah”. Sistem“khalifah” ini berlangsung hingga
kepemimpinan berada dibawah kekuasaankhalifah terakhir, ali “karramah allahu
wajhahu”.
D. Prinsip-Prinsip Dasar Politik Islam
Sistem politik berdasarkan atas tiga (3) prinsip yaitu :
 Hakimiyyah Ilahiyyah

6
Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilandan kedaulatan
hukum tertinggi dalam sistem politik Islam hanyalah hak mutlakAllah.
Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhakdisembah) melainkan
Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, danbagi-Nyalah
segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Al-
Qasas: 70)
Hakimiyyah Ilahiyyah membawa pengertian-pengertian berikut:
o Bahawasanya Allah Pemelihara alam semesta yang pada hakikatnya
adalahTuhan yang menjadi pemelihara manusia, dan tidak ada jalan
lain bagi manusia kecuali patuh dan tunduk kepada sifat IlahiyagNya
Yang Maha Esa.
o Bahawasanya hak untuk menghakimi dan meng adili tidak dimiliki
olehsesiap kecuali Allah. Bahawasanya hanya Allah sahajalah
yang memiliki hak mengeluarkan hukumsebab Dialah satu-satuNya
Pencipta.
o Bahawasanya hanya Allah sahaja yang memiliki hakmengeluarkan
peraturan-peraturan sebab Dialah satu-satuNya Pemilik.
o Bahawasanya hukum Allah adalah suatu yang benar sebabhanya Dia
sahaja yang Mengetahui hakikat segala sesuatu dan di
tanganNyalahsahaja penentuan hidayah dan penentuan jalan yang
selamat dan lurus.
Hakimiyyah Ilahiyyah membawa arti bahwa terasutama kepada
sistem politik Islam ialah tauhid kepada Allah di segi Rububiyyahdan
Uluhiyyah.
 Risalah
Risalah bererti bahawa kerasulan beberapaorang lelaki di kalangan
manusia sejak Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammads.a.w adalah
suatu asas yang penting dalam sistem politik Islam. Melaluilandasan
risalah inilah maka para rasul mewakili kekuasaan tertinggi Allahdalam
bidang perundangan dalam kehidupan manusia. Para rasul
meyampaikan,mentafsir dan menterjemahkan segala wahyu Allah
dengan ucapan dan perbuatan.

7
Dalam sistem politik Islam, Allah telahmemerintahkan agar
manusia menerima segala perintah dan larangan Rasulullahs.a.w.
Manusia diwajibkan tunduk kepada perintah-oerintah Rasulullah s.a.w
dantidak mengambil selain daripada Rasulullah s.a.w untuk menjadi
hakim dalamsegala perselisihan yang terjadi di antara mereka. Firman
Allah:
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikanAllah kepada Rasul-
Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untukAllah,
Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin danorang-
orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar
diantara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan
Rasul kepadamumaka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah; danbertakwalah kepada Allah. SesungguhnyaAllah
sangat keras hukuman-Nya. (Al-Hasyr: 7)
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hinggamereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudianmereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamuberikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.(An-Nisa’: 65)
 Khalifah
Khilafah bererti perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka
bumiini adlah sebagai wakil Allah. Oleh itu, dengan kekuasaanyang
telah diamanahkanini, maka manusia hendaklah melaksanakan undang-
undang Allah dalam batas yangditetapkan. Di atas landasan ini, maka
manusia bukanlah penguasa atau pemiliktetapi hanyalah khalifah atau
wakilAllah yang menjadi Pemilik yang sebenar.

Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di


mukabumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana
kamu berbuat. (Yunus: 14)
Seseorang khalifah hanya menjadi khalifah yang sah selama mana
ia benar-benar mengikuti hukum-hukum Allah. Ia menuntun agar tugas

8
khalifah dipegang oleh orang-orang yang memenuhi syarat-syarat
berikut:
1. Terdiri dari pada orang-orang yang benar-benar boleh
menerima dan mendukung prinsip-prinsip tanggng jawab yang
terangkum dalam pengertian kkhilafah.
2. Tidak terdiri dari pada orang-orang zalim, fasiq, fajir dan lalai
terhadap Allah serta bertindak melanggar batas-batas yang
ditetapkan olehNya.
3. Terdiridaripada orang-orang yang berilmu, berakal sihat,
memiliki kecerdasan, kearifanserta kemampuan intelek dan
fizikal.
4. Terdiri daripada orang-orang yang amanah sehingga dapt
dipikulkan tanggungjawab kepadamereka dengan yakin dan
tanpa keraguan.
Pemerintahan baru wajib di patuhi kalau politik dan
kebijaksanaannya merujuk kepada Al-Quran dan hadist atau tidak
bertentangan dengan keduanya.

E. Tujuan Politik Menurut Islam


Tujuan sistem politik Islam adalahuntuk membangunkan sebuah sistem
pemerintahan dan kenegaraan yang tegak di atasdasar untuk melaksanakan
seluruh hukum syariat Islam. Tujuan utamanya ialah menegakkan sebuah negara
Islam atau Darul Islam. Dengan adanya pemerintahan yang mendukungsyariat,
maka akan tertegaklah Ad-Dindan berterusanlah segala urusan manusia menurut
tuntutan-tuntutan Ad-Dintersebut. Para fuqahak Islam telah menggariskan 10
perkara penting sebagai tujuankepada sistem politik dan pemerintahan Islam:
1) Memelihara keimanan menurut prinsip-prinsip yang telahdisepakati
oleh ulamak salaf daripada kalangan umat Islam.
2) Melaksanakanproses pengadilan dikalangan rakyat dan menyelesaikan
masalah dikalanganorang-orang yang berselisih.
3) Menjagakeamanan daerah-daerah Islam agar manusia dapat hidup
dalam keadaan aman dandamai.

9
4) Melaksanakanhukuman-hukuman yang telah ditetapkan syarak demi
melindungi hak-hak manusia.
5) Menjaga perbatasan negara dengan pelbagai persenjataan bagi
menghadapi kemungkinan serangan daripada pihak luar.
6) Melancarkan jihad terhadap golongan yang menentang Islam.
7) Mengendalikan urusan pengutipan cukai, zakat, dan sedekah
sebagaimana yang ditetapkan syarak.
8) Mengatur anggaran belanjawan dan perbelanjaan daripada
perbendaharaan negara agar tidak digunakan secara boros atau kikir.
9) Melantik pegawai-pegawai yang cekap dan jujur bagimengawal
kekayaan negara dan menguruskan hal-ehwal pentadbiran negara.
10) Menjalankan pengawalan dan pemeriksaan yangrapi dalam hal-ehwal
awam demi untuk memimpin negara dan melindungi Ad-Din.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia diciptakan Allah dengan sifat bawaan ketergantungan kepada-
Nya di samping sifat-sifat keutamaan, kemampuan jasmani dan rohani yang
memungkinkan ia melaksanakan fungsinya sebagai khalifah untuk memakmuran
bumi. Namun demikian, perlu dikemukakan bahwa dalam keutamaan manusia itu
terdapat pula keterbatasan atau kelemahannya. Karena kelemahanya itu, manusia
tidak mampu mempertahankan dirinya kecuali dengan bantuan Allah.
Bentuk bantuan Allah itu terutama berupa agama sebagai pedoman hidup
di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaan di akhirat nanti. Dengan bantuan-
Nya Allah menunjukkan jalan yang harus di tempuh manusia untuk mencapai
tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia hanya dapat terwujud jika manusia
mampu mengaktualisasikan hakikat keberadaannya sebagai makhluk utama yang
bertanggung jawab atas tegaknya hukum Tuhan dalam pembangunan
kemakmuran di bumi untuk itu Al-Qur'an yang memuat wahyu Allah,
menunjukkan jalan dan harapan yakni (1) agar manusia mewujudkan kehidupan
yang sesuai dengan fitrah (sifat asal atau kesucian)nya, (2) mewujudkan kebajikan
atau kebaikan dengan menegakkan hukum, (3) memelihara dan memenuhi hak-
hak masyarakat dan pribadi, dan pada saat yang sama memelihara diri atau
membebaskan diri dari kekejian, kemunkaran dan kesewenang-wenangan. Untuk
itu di perlukan sebuah system politik sebagain sarana dan wahana (alat untuk
mencapai tujuan) yaitu Politik Islam.

B. Saran
Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh, sudah sepatutnya
memiliki peran utama dalam kehidupan politik sebuah negara. Untuk menuju ke
arah integrasi kehidupan masyarakat, negara dan Islam diperlukan ijtihad yang
akan memberikan pedoman bagi anggota parlemen atau politisi dalam
menjelaskan hujahnya dalam berpolitik. Dan interaksi umat Islam yang hidup
dalam alam modern ini dengan politik akan memberikan pengalaman dan
tantangan baru menuju masyarakat yang adil dan makmur. Berpolitik yang bersih

11
dan sehat akan menambah kepercayaan masyarakat khususnya di Indonesia bahwa
memang Islam mengatur seluruh aspek mulai ekonomi, sosial, militer, budaya
sampai dengan politik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen PAI UNP.2006.Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi


Umum, hal 148-151
M.Dhianddin Rais.2001.Teori Politik Islam, Jakarta: Gema Insani. Hal 4-6
Rustam, Rusyja, Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Andalas Padang.
Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, hal 189-193
Nurcholish Madjid, 1999. Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi, Jakarta:
Paramadina, 1999.
Anwar, Fuadi, dkk. Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum,
Padang : 2008
Lopa, Baharuddin, 1989, Al-Quran dan Hak Asasi Manusia, Yogyakarta
Hasby, Subky, dkk.2007. BUKU DARAS.PPA Universitas Bramijaya ; Malang

13

Anda mungkin juga menyukai