BUPATI BLITAR
PROVINSI JAWA TIMUR
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 23
Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Kabupaten
Blitar Tahun 2011 Nomor 7/B), diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 angka 27, angka 30, dan angka 81 diubah serta di
antara angka 66 dan angka 67 disisipkan 1 (satu) angka yakni angka
66a, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar.
3. Bupati adalah Bupati Blitar.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Blitar.
5. Dinas Daerah adalah satuan kerja perangkat daerah yang tugas
pokoknya membidangi retribusi daerah.
6. Kepala Dinas Daerah adalah kepala satuan kerja perangkat daerah
yang tugas pokoknya membidangi retribusi daerah.
7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi
daerah sesuai peraturan perundang-undangan.
8. Kas Umum Daerah adalah Kas Umum Daerah Kabupaten Blitar.
9. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
4
non operatif oleh tenaga medik dan bidan yang terlatih PONED atau
dokter spesialis Kebidanan dan kandungan.
29. Tarif retribusi pelayanan kesehatan selanjutnya disebut tarif adalah
sebagian atau seluruh biaya penyediaan pelayanan kesehatan dan
pelayanan kesehatan lainnya yang ada di UPT Dinas Kesehatan yang
dibebankan kepada pasien/masyarakat/penjamin dengan tetap
mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan mutu layanan,
daya beli masyarakat serta daya saing pelayanan sejenis.
30. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, sesuai kondisi puskesmas.
31. Pelayanan Medik adalah pelayanan oleh tenaga medis sesuai bidang
keahliannya meliputi visite, konsultasi medik, tindakan medik
operatif, tindakan medik non operatif, tindakan medik anestesi,
tindakan medik psikiatrik, rehabilitasi medik maupun pelayanan
penunjang medik.
32. Dokter spesialis tamu adalah dokter spesialis yang bukan merupakan
tenaga tetap Puskesmas yang diberikan izin melakukan pelayanan
medik tertentu (clinical priviledge) sesuai dengan perjanjian kerjasama
yang disepakati.
33. Dokter tamu adalah dokter umum dari Puskesmas lain atau dokter
umum dari institusi kesehatan lainnya yang melakukan praktek
medik dan merawat pasien di Puskesmas Perawatan sesuai Perjanjian
Kerjasama yang disepakati.
34. Pemeriksaan kesehatan umum adalah pelayanan kesehatan oleh
dokter atau dokter gigi meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik sampai
terapi definitif (pemberian resep obat) tanpa tindakan medik dan/atau
pemeriksaan penunjang medik pasien rawat jalan atau pasien rawat
darurat.
35. Pelayanan konsultasi adalah pelayanan advis (saran) dan
pertimbangan dalam bidang tertentu oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten dalam bidangnya terhadap kondisi pasien atau kondisi
kesehatan lainnya, jenis pelayanan konsultasi dikelompokan dalam
pelayanan konsultasi medik dan pelayanan konsultasi meliputi
konsultasi gizi, konsultasi farmasi, konsultasi sanitasi.
7
36. Pelayanan rawat isolasi adalah perawatan di ruang isolasi bagi pasien
yang menderita atau di duga menderita penyakit menular yang
membahayakan.
37. Pelayanan rawat intensif adalah pelayanan pada pasien dengan
observasi dan terapi yang intensif untuk penyelamatan jiwa pasien
dan/atau mencegah kegagalan fungsi organ utama, pelayanan rawat
intensif meliputi: ICU, ICCU dan ICU.
38. Pelayanan rawat sehari (one day care) adalah pelayanan pasien untuk
observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, tindakan medik,
dan/atau pelayanan kesehatan lainnya yang menempati tempat tidur
kurang dari 24 jam.
39. Pelayanan Penunjang medik adalah Pelayanan yang diberikan untuk
menunjang diagnosa medis dan terapi meliputi pemeriksaan
laboraturium klinik, radiologi, dan diagnostik elektromedik, pelayanan
farmasi dan/atau pelayanan gizi.
40. Pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat adalah pelayanan
pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan kimia, bakteriologis,
atau toksikologi terhadap spesimen air bersih, air badan air, air
limbah, air minum, bahan dan/atau makanan/ minuman olahan,
udara ambien, atau spesimen yang berasal dari hasil usap alat atau
bagian tubuh manusia sesuai peraturan perundangan dan standar
yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan.
41. Pelayanan Laboratoium Klinik adalah pelayanan pemeriksaan
laboratorium berdasarkan kondisi klinis atau kelainan klinis (Patologi
Klinik) untuk menegakkan diagnosa klinis seseorang pasien yang
diduga (suspek) menderita penyakit atau kelainan (patologis).
42. Pelayanan rehabilitasi medic adalah pelayanan yang diberikan dalam
bentuk pelayanan fisioterapi, terapi okupasional serta rehabilitasi
lainnya.
43. Pelayanan Rehabilitasi Medik dan Rehabilitasi Mental adalah
Pelayanan yang diberikan unit rehabilitasi medik dalam bentuk
pelayanan fisioterapi, terapi okupasional, ortotik-prostetik, terapi
wicara, bimbingan sosial medis dan jasa psikologi dan rehabilitasi
lainnya.
8
52. Visite adalah kunjungan dokter kepada penderita yang rawat inap
dalam rangka diagnosa, observasi, dan/atau terapi.
53. Tindakan perawatan adalah tindakan yang dilakukan oleh
perawat/bidan profesional baik tindakan mandiri dan atau tugas
limpah atau kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai
tujuan pemeliharaan, mempertahankan atau pengobatan pasien.
54. Pengujian kesehatan atau general/medical check up adalah paket
pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan medik umum atau
spesialis dan pemeriksaan penunjang medik guna mendapatkan surat
keterangan medik atas status kesehatannya untuk berbagai
keperluan.
55. Pelayanan Visum et Repertum adalah pelayanan pemeriksaan medik
untuk mencari sebab kesakitan atau jejas yang dilaksanakan oleh
tenaga medis sesuai bidang keahliannya yang hasilnya digunakan
untuk keperluan medico legal atau penegakkan hukum.
56. Jasa Pelayanan kesehatan adalah imbalan jasa yang diterima oleh
pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien atau
pengguna Puskemas dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan,
konsultasi, visite, rehabilitasi medik, pemeriksaan penunjang medik,
pemeriksaan laboartorium kesehatan masyarakat dan/atau pelayanan
lainnya. Pemanfaatan dan pembagian Jasa pelayanan ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
57. Jasa Sarana adalah jasa yang diterima oleh Rumah Sakit dan
Puskesmas atau Labkesda atas pemakaian sarana, fasilitas, bahan
alat, bahan habis pakai (BAHP) dasar, dan bahan lainnya yang
dipergunakan langsung dalam rangka pelayanan kesehatan atau
pelayan lainnya dan merupakan komponen tarif retribusi.
58. Bahan dan alat Habis Pakai (BAHP) adalah bahan, alat kesehatan,
bahan kimia, obat tertentu yang memiliki sifat habis pakai yang
digunakan secara langsung untuk pelayanan kesehatan dan
pelayanan lainnya yang disediakan oleh Puskesmas, atau Labkesda
sebagai komponen biaya operasional.
59. Tarif akomodasi atau tarif sewa kamar adalah penggunaan fasilitas
ruang rawat inap meliputi linen, fasilitas kamar, peralatan medis
tertentu dan pelayanan dasar dalam rangka observasi, diagnosis dan
10
77. Unit Pelayanan Farmasi yang selanjutnya disebut UPF adalah unit
layanan (depo) instalasi / unit farmasi di Puskesmas yang
memberikan pelayanan obat, alat kesehatan dan / atau sediaan
farmasi lainnya di luar komponen jasa sarana tarif retribusi.
78. Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN adalah
Jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
79. Penerima Bantuan Iuran yang biasa disebut PBI adalah Peserta
Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu yang
iurannya ditanggung oleh pemerintah sebagai peserta program
jaminan kesehatan.
80. Penduduk adalah setiap Warga Negara Indonesia yang berdomisili
(bertempat tinggal menetap) di Kabupaten Blitar yang dibktikan
dengan memiliki identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu
Susunan Keluarga (KSK) yang sah.
81. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat.
82. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi
dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
83. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah.
84. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam
yang dapat menghasilkan asal timbulan sampah.
85. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah.
86. Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah
diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat
pengolahan sampah terpadu.
87. Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakannya
kegiatan pengumpulan, pemilahan, pendauran ulang, penggunaan
ulang, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah.
88. Tempat pemrosesan akhir sampah adalah tempat untuk memproses
dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi
manusia dan lingkungan.
13
122. Los Permanen adalah tempat berjualan di dalam lokasi pasar atau
tempat-tempat tertentu yang diizinkan yang beralas permanen dalam
bentuk memanjang tanpa dilengkapi dengan dinding pembatas antar
ruangan atau tempat berjualan dan sebagai tempat berjualan barang
atau jasa.
123. Pelataran adalah tempat atau lahan kosong disekitar tempat
berjualan di pasar atau tempat-tempat tertentu yang dapat
dimanfaatkan atau dipergunakan sebagai tempat berjualan sebagai
bagian dari pasar.
124. Pengujian Kendaraan Bermotor, adalah serangkaian kegiatan
menguji dan atau memeriksa bagian-bagian kendaraan wajib uji,
dalam rangka pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan.
126. Kendaraan wajib uji adalah mobil penumpang umum, mobil bus,
kereta gandeng, kereta tempelan dan mobil barang.
128. Alat Pemadam Api Ringan yang selanjutnya disebut APAR adalah Alat
Pemadam api yang dapat dibawa atau diangkat serta mudah
pemakaiannya bagi setiap orang, yang berisi cairan atau gas untuk
memadamkan api pada awal mula kebakaran.
129. Tabung Gas adalah tabung yang berisi cairan atau serbuk kimia yang
dipergunakan dengan cara disemprotkan ke sumber kebakaran dan
memenuhi standar nasional.
130. Hidran adalah alat pompa air yang dipergunakan dengan cara
menyedot sumber air dan disemprotkan ke sumber kebakaran dan
memenuhi standar nasional.
132. Detektor adalah alat untuk mendeteksi pada mula kebakaran yang
dapat membangkitkan alarm dalam suatu sistem.
133. Alarm Sistem adalah sistem atau rangkaian alarm kebakaran yang
menggunakan detektor panas, detektor asap, detektor nyala api dan
titik panggil secara manual serta perlengkapan lainnya yang
dipasang pada sistem alarm kebakaran.
134. Otomatik Gas adalah alat pendeteksi dan pencegah kebakaran secara
dini berdasarkan deteksi asap atau api dalam bangunan atau gedung
yang bekerja secara otomatis dengan menyemprotkan gas dan
memenuhi standar nasional.
135. Mobil Pompa adalah mobil pemadam kebakaran yang memuat tangki
air dan dipergunakan untuk memadamkan api/bahaya kebakaran
dengan cara disemprotkan langsung ke sumber kebakaran.
136. Motor Pompa adalah alat atau mesin pompa yang menggunakan
motor sebagai pompa yang berfungsi untuk menyedot dan
menyemprotkan air dan dipergunakan sebagai alat pemadam
kebakaran.
137. Pengujian adalah serangkaian kegiatan penilaian alat pemadam
kebakaran secara teknis yang mempunyai resiko bahaya dengan cara
memberi beban uji atau dengan teknik pengujian lainnya sesuai
dengan ketentuan teknis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah.
138. Label adalah suatu tanda pengesahan dari Pemerintah Kabupaten
yang dipasang pada alat-alat pemadam kebakaran yang menunjukan
bahwa alat tersebut dapat dipergunakan atau layak pakai sesuai
dengan fungsinya dan sesuai peraturan perundang-undangan.
139. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau
laut.
140. Mendirikan Bangunan adalah :
a. Kegiatan untuk mendirikan, memperbaiki, memperluas atau
mengubah sesuatu bangunan;
b. Melakukan pekerjaan tanah untuk keperluan bangunan.
18
157. Menera adalah hal menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera
batal yang berlaku atau memberikan keterangan tertulis yang
bertanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku dilakukan oleh
pegawai-pegawai yang berhak melakukan pengujian yang dijalankan
atas alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang belum
dipakai.
158. Tera ulang adalah hal menandai berkala dengan tanda-tanda tera
sah atau tera batal yang berlaku atau memberikan keterangan-
keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tera batal yang
berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya
berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar,
timbang dan perlengkapannya yang telah ditera.
160. Alat ukur adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi
pengukuran kuantitas dan atau kualitas.
161. Alat takar adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi
pengukuran kuantitas atau penakaran.
162. Alat timbang adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi
pengukuran massa atau penimbangan.
164. Alat penunjuk adalah bagian dari alat ukur, yang menunjukkan hasil
pengukuran.
Pasal 2
3. Ketentuan ayat (2) dan ayat (3) Pasal 3 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 3
4. Ketentuan ayat (1), ayat (3) dan ayat (4) Pasal 4 diubah, sehingga
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 4
(1) Bagi masyarakat miskin yang dijamin Pemerintah dalam Program PBI
BPJS Kesehatan dan/ atau yang dijamin oleh Pemerintah Daerah
dalam Program Jamkesda seluruh Retribusi pelayanan kesehatan
dibebankan pada anggaran Pemerintah atau anggaran Pemerintah
Daerah.
(2) Pelayanan Pemeriksaan kesehatan umum pasien rawat jalan di
Puskesmas bagi penduduk Kabupaten Blitar dibebaskan dari retribusi
dan dijamin oleh Pemerintah Daerah.
(3) Dalam hal Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular dan/atau
bencana alam yang dinyatakan secara resmi oleh Pemerintah Daerah,
masyarakat yang terkena dampak langsung dibebaskan dari retribusi
pelayanan kesehatan tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
(4) Penggantian pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
dibebankan pada Keuangan Daerah sebagai subsidi bantuan sosial
bidang kesehatan sesuai peraturan perundangan yang diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.
(5) Dalam menjalankan fungsinya guna meningkatkan mutu dan
aksesibilitas pelayanan di Puskesmas, masing-masing dapat
mendatangkan dokter spesialis tamu, sesuai kebutuhan yang diatur
dengan perjanjian kerjasama.
23
5. Di antara Pasal 4 dan Pasal 5 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 4A,
sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 4A
Pasal 5
Pasal 6
a. Pelayanan Kesehatan;
1. Kelas Umum.
2. Kelas Khusus.
(4) Jenis Jenis Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a,
meliputi :
Pasal 7
Subjek retribusi pelayanan kesehatan adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan fasilitas atau memperoleh pelayanan kesehatan di UPT Dinas
Kesehatan.
9. Ketentuan ayat (1) dan ayat (4) Pasal 9 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 9
(4) Struktur dan besaran tarif pelayanan kesehatan pada di UPT Dinas
Kesehatan ditetapkan dengan mempertimbangakan biaya penyediaan
pelayanan, kemampuan masyarakat, aspek kepatutan, dan aspek
keadilan.
Pasal 10
11. Ketentuan ayat (1) dan ayat (5) Pasal 13 diubah, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
26
Pasal 13
(1) Pasien miskin penerima PBI BPJS Kesehatan dan/ atau pasien
miskin yang dijamin Program Jamkesda yang membutuhkan rawat
inap ditempatkan di kelas umum.
(2) Dalam hal kelas umum penuh, maka pasien kategori sebagaimana
dimaksud ayat (1) untuk sementara ditempatkan di Klas khusus
sampai tempat tidur kelas umum tersedia dan harus segera
dipindahkan.
(4) Setiap pasien rawat inap dikenakan tarif administrasi rawat inap
dipungut sekali selama di rawat
12. Ketentuan Pasal 15 ayat (3) diubah dan ditambah 1 (satu) ayat, yakni
ayat (3a), sehingga Pasal 15 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 15
(4) Perawatan bayi baru lahir dengan kelainan atau penyakit tertentu
dirawat tersendiri dan dipungut retribusi penuh sesuai jenis
keluarga berencananya;
(6) Dalam hal bahan atau alat kontrasepsi sebagaimana dimaksud ayat
(5) dijamin oleh pemerintah atau pemerintah daerah, maka hanya
dikenakan tarif retribusi pelayanan keluarga berencana;
13. Diantara Pasal 16 dan Pasal 17 disisipkan1 (satu) pasal, yakni pasal 16A
yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 16A
Pasal 35
15. Ketentuan Pasal 59 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat, yakni ayat (2)
sehingga Pasal 59 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 59
(1) Ketentuan mengenai struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan
pasar tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
16. Ketentuan Pasal 67 ayat (1) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 67
Pasal 70
18. Ketentuan Pasal 85 ayat (2) diubah sehingga cberbunyi sebagai berikut:
Pasal 85
19. Ketentuan Pasal 93 ayat (2) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 93
(1) Struktur dan besar tarif digolongkan berdasarkan tingkat pelayanan,
jarak lokasi dan volume limbah tinja yang diolah.
20. Ketentuan Pasal 101 ayat (1) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 101
21. Ketentuan Pasal 107 diubah dan ditambah 3 (tiga) ayat, yakni ayat (2),
ayat (3), dan ayat (4) sehingga Pasal 107 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 107
(3) Dasar perhitungan didasarkan pada indeks variabel jarak tempuh dan
indeks vairabel jenis kontruksi:
Paragraf 3
23. Ketentuan Pasal 108 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat yakni ayat (2)
sehingga Pasal 108 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 108
24. Ketentuan Pasal 109 diubah dan ditambah 2 (dua) ayat, yakni ayat (2)
dan ayat (3) sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 109
Bagian Ketigabelas
Paragraf 1
Pasal 111A
Pasal 111B
Pasal 111C
Paragraf 2
Pasal 111D
Paragraf 3
Pasal 111E
Paragraf 4
Masa Retribusi
Pasal 111F
Masa retribusi adalah mengikuti masa berlaku tanda tera yang sah.
Paragraf 5
Penyesuaian Tarif Retribusi
Pasal 111G
33
Pasal II
Ditetapkan di Blitar
pada tanggal 26 Januari 2017
BUPATI BLITAR
ttd
RIJANTO
Diundangkan di Blitar
pada tanggal 26 Januari 2017
Ttd
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
TENTANG
I. UMUM
Cukup jelas.
Angka 13:
Pasal 16a
Cukup jelas
Angka 14:
Pasal 35
Cukup jelas.
Angka 15:
Pasal 59
Cukup jelas.
Angka 16:
Pasal 67
Cukup Jelas.
Angka 17:
Pasal 70
Cukup Jelas.
Angka 18:
Pasal 85
Cukup Jelas.
Angka 19:
Pasal 93
Cukup jelas.
Angka 20
Pasal 101
Cukup Jelas
Angka 21:
Pasal 107
ayat (1)
Cukup jelas
ayat (2)
Cukup jelas
ayat (3)
Indeks variabel jarak tempuh ditetapkan sebagai berikut :
a. Dalam kota dengan indeks variabel 0,9;
Angka 22:
Cukup jelas
Angka 23
Pasal 108
Cukup jelas
Angka 24
Pasal 109
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Besarnya Tarif Retribusi (TR) ditetapkan
berdasarkan perkalian antara jumlah
alokasi beban biaya yang
ditanggungolehPemerintahDaerahdalam
penyelenggaraan pengawasan dan
pengendalian menara telekomunikasi
dengan koefisienmenara telekomunikasi
yang diukur menggunakan instrument
perhitungan dan nilai koefisien meliputi
komponen biaya sebagai berikut:
a. Honorarium petugas survey;
b. Honorarium petugas pengawas;
c. Transportasi;
d. Alat tulis kantor; dan
e. Perlengkapan habis pakai;
Satuan biaya untuk masing-masing
komponen sebagaimana tersebut diatas
besarnya disesuaikan dengan harga yang
ditetapkan oleh Bupati, sedangkan
instrument koefisien menara
38
LAMPIRAN I
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH
KABUPATEN BLITAR NOMOR 23 TAHUN
2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM
1 RAWAT JALAN
1. Pemeriksaan Kesehatan umum Rawat Jalan 5.000,-
2. Pemeriksaaan Kesehatan umum UGD 10.000,-
3. Pemeriksaan kesehatan Kerja di Tempat Kerja 10.000,-
4. PelayaanRekam Medik Rawat Jalan. 5.000,-
strip) 10.000,-
29. Pemakaian Oksigen Elektrik 25.000,-
30. Debridement 5.000,-
31. Injeksi non infuse (IV,IM,SC) 50.000,-
32. pemakaian inkubator per hari 50.000,-
33. ECG 20.000,-
34. Nebulyzer per pemakaian tanpa obat 60.000,-
35. USG 70.000,-
36. Rontgen 50.000,-
37. Foto terapi per hari 30.000,-
38. Kumbah lambung per tindakan 15.000,-
39. Pengambilan serumen per telinga
50.000,-
35.000,-
50.000,-
6 KEGAWATDARURATAN
1. Pelayanan Resusitasi Jantung- Paru 75.000,-
7 PENGUJIAN KESEHATAN
1. Pelajar 5.000,-
2. Tenaga kerja/ Umum 10.000,-
3. Calon Pengantin pria/ wanita (masing-masing) 25.000,-
4. Calon jamaah haji (tanpa pemeriksaan
penunjang)
a.Tahap I 20.000,-
b.Tahap II dengan penulisan buku haji 30.000,-
B. Urine 20.000,-
a. Urine Lengkap 10.000,-
b. Urine Reduksi 10.000,-
c. Urine Albumin 20.000,-
d. Bilirubin Total
4. BTA Gratis
5. Kusta 25.000,-
6. Pengambilan swap Pap Smear (tidak
termasuk ongkos kirim dan pemeriksaan
PA)
A. Pemeriksaan Bakteriologis
1. Air badan air, air baku, air tambak 50.000,-
2. Air limbah industri dan rumah sakit, air 50.000,-
limbah rumah
3. Air minum/ PDAM/ DAM, air kolam renang, 50.000,-
air bersih
4. Makanan/ Minuman, swab alat makan 165.000,-
5. Daging, telur, susu 165.000,-
B. Pemeriksaan Kimia
1. Air badan air, air baku, air tambak 215.000,-
2. Air limbah industri dan rumah sakit, air 460.000,-
limbah rumah tangga
3. Air minum / PDAM/ DAM 185.000,-
4. Air kolam renang 125.000,-
5. Air bersih, kimia terbatas 125.000,-
6. Pestisida cair 150.000,-
7. Pestisida padat 150.000,-
8. Tanah pertanian/ pengairan 150.000,-
C. Pemeriksaan Fisika
1. Pemeriksaaan warna air 25.000,-
2. Pemeriksaan rasa dan bau 25,000,-
3. Pemeriksaan temperature 25,000,-
4. Pemeriksaan TDS (Total Disolved Solid) 25.000,-
10 VISUM ET REPERTUM
1. Pemeriksaan Luar Korban Hidup 25.000,-
2. Pemeriksaan Luar Jenasah 25.000,-
BUPATI BLITAR,
Ttd.
RIJANTO
1
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH KABUPATEN
BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 23
TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA
UMUM
Milyar
8. Poliklinik/ - 50.000,00 -
Puskesmas
9. Gedung Bioskop - 300.000,00 -
14 Tempat
. Pendidikan :
- PAUD/TK 30.000,00 -
- SD 60.000,00 -
- Kursus 60.000,00
15 Toko-toko Golongan I 150.000,00 NJOP lebih dari Rp. 2Milyar
.
Golongan II 120.000,00 NJOP lebih dari Rp. 1
Milyar sampai dengan Rp. 2
Milyar
Golongan III 90.000,00 NJOP lebih dari Rp. 500 juta
sampai dengan Rp. 1 Milyar
Golongan IV 75.000,00 NJOP lebih dari Rp. 300 juta
sampai dengan Rp. 500 juta
Golongan V 60.000,00 NJOP lebih dari Rp 200 juta
sampai dengan Rp. 300 juta
Golongan VI 45.000,00 NJOP lebih dari Rp. 100 juta
sampai dengan Rp. 200 juta
Golongan VII 30.000,00 NJOP kurang dari sama
dengan Rp.100 juta
3
- Billyard / - 60.000,00 -
Bowling
-
- Warnet - 30.000,00
- Gedung - 75.000,00 -
Olahraga
18 Bengkel atau Golongan I 210.000,00 NJOP lebih dari Rp. 1
. Reparasi Milyar
Golongan II 150.000,00 NJOP lebih dari Rp. 500
juta sampai dengan Rp. 1
Milyar
Golongan III 75.000,00 NJOP lebih dari Rp 300 juta
sampai dengan Rp 500 juta
Golongan IV 60.000,00 NJOP lebih dari Rp. 100
juta sampai dengan Rp. 300
juta
Golongan V 30.000,00 NJOP kurang dari Rp. 100
juta
19 Usaha Golongan I 150.000,00 NJOP lebih dari Rp. 1 Milyar
. Pertukangan
Golongan II 120.000,00 NJOP lebih dari Rp. 500
juta sampai dengan Rp. 1
Milyar
Golongan III 90.000,00 NJOP lebih dari Rp 300 juta
sampai dengan Rp. 500 juta
Golongan IV 60.000,00 NJOP lebih dari Rp. 200
juta sampai dengan Rp 300
juta
Golongan V 45.000,00 NJOP lebih dari Rp 100 juta
sampai dengan Rp. 200 juta
Golongan VI 30.000,00 NJOP kurang dari sama
dengan Rp.100 juta
20 Pabrik/ Golongan I 450.000,00 NJOP lebih dari Rp. 2 Milyar
. industri
Golongan II 300.000,00 NJOP lebih dari Rp. 500
juta sampai dengan Rp. 2
Milyar
Golongan III 150.000,00 NJOP dibawah Rp. 500 juta
4
BUPATI BLITAR,
Ttd.
RIJANTO
1
LAMPIRAN III
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 23
TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA
UMUM
BUPATI BLITAR,
Ttd.
RIJANTO
7
LAMPIRAN IV
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 23
TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA
UMUM
BUPATI BLITAR,
Ttd.
RIJANTO
7
LAMPIRAN V
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 23
TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA
UMUM
PETA BERWARNA
BENTUK
1 Peta Foto Rp. 400.000,- Rp. 150.000,- Rp. 120.000,- Rp. 90.000,- Rp. 60.000,- Rp. 30.000,-
2 Peta Dasar /
Rp. 300.000,- Rp. 150.000,- Rp. 120.000,- Rp. 90.000,- Rp. 60.000,- Rp. 30.000,-
Peta Garis
3 Peta Tematik
Rp. 250.000,- Rp. 150.000,- Rp. 120.000,- Rp. 90.000,- Rp. 60.000,- Rp. 30.000,-
/ Peta Teknis
BENTUK
1 Peta Foto Rp. 300.000,- Rp. 120.000,-Rp. 90.000,- Rp. 60.000,-Rp. 35.000,- Rp. 20.000,-
2 Peta Dasar /
Rp. 225.000,- Rp. 120.000,-Rp. 90.000,- Rp. 60.000,-Rp. 35.000,- Rp. 20.000,-
Peta Garis
3 Peta Tematik
Rp. 200.000,- Rp. 120.000,-Rp. 90.000,- Rp. 60.000,-Rp. 35.000,- Rp. 20.000,-
/ Peta Teknis
BUPATI BLITAR,
Ttd.
RIJANTO
LAMPIRAN VI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 23
TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA
UMUM
BUPATI BLITAR,
Ttd.
RIJANTO
7
LAMPIRAN VII
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 23
TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA
UMUM
BUPATI BLITAR,
Ttd.
RIJANTO
1
LAMPIRAN VIII
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 23
TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA
UMUM
BIAYA RETRIBUSI TERA SAH, TERA BATAL, DAN TERA ULANG SAH DAN
TERA ULANG BATAL DI KANTOR DAN DI TEMPAT SIDANG TERA ULANG
(PER BUAH)
UTTP Biaya Retribusi
Ukuran Panjang (meter dengan pegangan; meter kayu;
metermeja dari logam; tongkat duga; meter saku baja;
ban ukur; depthtape) :
1) Sampai dengan 2 m Rp 4.000,00
2) Lebih dari 2 m sd 10 m Rp 8.000,00
3) Lebih panjang dari 10 m dihitung sebagai berikut:
a) 10 m pertama Rp 8.000,00
b) ditambah untuk tiap 10 m Rp 4.000,00
c) bagian-bagian dari 10 m dihitung 10 m :
(1) Salib ukur Rp 10.000,00
(2) Balok ukur Rp 10.000,00
(3) Mikrometer Rp 15.000,00
(4) Alat ukur tinggi orang Rp 15.000,00
(5) Counter meter Rp 25.000,00
(6) Rol tester Rp 15.000,00
(7) Meter Taksi Rp 25.000,00
Alat Ukur Permukaan Cairan (Level Gauge) Rp 100.000,00
Takaran (basah/kering) :
1) Sampai dengan 2 L Rp 500,00
2) 5 L s/d 25 L Rp 1.000,00
Alat Ukur dari Gelas :
1) Labu ukur, buret , pipet , gelas ukur Rp 10.000,00
2) Alat suntik Rp 100,00
Bejana Ukur :
1) Sampai dengan 50 L Rp 50.000,00
2) Lebih besar dari 50 L s/d 200 L Rp 200.000,00
3) Lebih besar dari 200 L s/d 500 L Rp 500.000,00
4) Lebih besar dari 500 L s/d 1000 L Rp 750.000,00
Tangki Ukur Mobil setiap kompartemen Rp 75.000,00
Timbangan Penunjukan bukan otomatis :
1) Neraca Emas dan Obat Rp 20.000,00
2) Neraca Biasa Rp 10.000,00
3) Dacin Rp 5.000,00
4) Sentisimal Rp 15.000,00
5) Desimal Rp 20.000,00
6) Bobot Ingsut :
a) Sampai dengan 500 kg Rp 15.000,00
b) Lebih Besar dari 500 kg Rp 50.000,00
7) Meja beranger Rp 5.000,00
2
8) Pegas Rp 10.000,00
9) Cepat :
a) Sampai dengan 500 kg Rp15.000,00
b) Lebih Besar dari 500 kg Rp 50.000,00
10) Elektronik ( Kelas III dan IV ) :
a) Sampai dengan 500 kg Rp 25.000,00
b) Lebih Besar dari 500 kg Rp 75.000,00
11) Elektronik ( Kelas II ) :
a) Sampai dengan 1 kg Rp 50.000,00
b) Lebih Besar dari 1 kg Rp 100.000,00
Anak Timbangan :
1) Ketelitian biasa ( kelas M2 dan M3) :
a) Sampai dengan 1 kg Rp 300,00
b) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg Rp600,00
c) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg Rp 1.000,00
2) Ketelitian khusus ( kelas F2 dan M1) :
a) Sampai dengan 1 kg Rp 1.500,00
b) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg Rp 5.000,00
c) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg Rp 10.000,00
Manometer :
1) Sampai dengan 100 kg/cm2 Rp 25.000,00
2) Lebih dari 100 kg/cm2 s/d 1000 kg/cm2 Rp 50.000,00
3) Lebih dari 1000 kg/cm2 Rp 100.000,00
Tensimeter Rp 10.000,00
Meter Bahan Bakar Minyak :
1) Meter arus Volumetrik, untuk setiap media uji :
a) Meter induk :
(1) Sampai dengan 25 m3/jam Rp 100.000,00
(2) Lebih dari 25 m3/jam s/d 100 m3/jam Rp 200.000,00
(3) Lebih dari 100 m3/jam Rp 500.000,00
b) Meter kerja :
(1) Sampai dengan 25 m3/jam Rp 50.000,00
(2) Lebih dari 25 m3/jam s/d 100 m3/jam Rp 75.000,00
(3) Lebih dari 100 m3/jam Rp 100.000,00
2) Meter arus turbin, untuk setiap media uji :
a) Meter induk :
(1) Sampai dengan 25 m3/jam Rp 200.000,00
(2) Lebih dari 25 m3/jam s/d 100 m3/jam Rp 500.000,00
(3) Lebih dari 100 m3/jam Rp 1.000.000,00
b) Meter kerja :
(1) Sampai dengan 25 m3/jam Rp 100.000,00
(2) Lebih dari 25 m3/jam s/d 100 m3/jam Rp 150.000,00
(3) Lebih dari 100 m3/jam Rp 200.000,00
3) Meter air dingin :
a) Meter induk :
(1) Sampai dengan 15 m3/jam Rp 50.000,00
(2) Lebih dari 15 m3/jam s/d 100 m3/jam Rp 75.000,00
(3) Lebih dari 100 m3/jam Rp 100.000,00
b) Meter kerja :
(1) Sampai dengan 15 m3/jam Rp 25.000,00
(2) Lebih dari 15 m3/jam s/d 100 m3/jam Rp 50.000,00
(3) Lebih dari 100 m3/jam Rp 75.000,00
3
BIAYA RETRIBUSI TERA SAH , TERA BATAL , TERA ULANG SAH DAN
TERA ULANG BATAL DI TEMPAT PAKAI ATAS DASAR PERMINTAAN
PEMILIK/PEMAKAI PER BUAH
UTTP Biaya Retribusi
Ukuran Panjang: (meter dengan pegangan; meter
kayu; metermeja dari logam; tongkat duga; meter
saku baja; ban ukur; depthtape)
1) Sampai dengan 2 m Rp. 10.000,00 Rp 10.000,00
2) Lebih dari 2 m sd 10 m Rp. 20.000,00 Rp 20.000,00
3) Lebih panjang dari 10 m :
a) 10 meter pertama Rp 20.000,00
b) ditambah untuk tiap 10 m Rp 10.000,00
c) bagian-bagian dari 10 m dihitung 10 m :
(1) Salib ukur Rp 20.000,00
(2) Balok ukur Rp 20.000,00
(3) Mikrometer Rp 30.000,00
(4) Jangka sorong Rp 20.000,00
(5) Alat ukur tinggi orang Rp 30.000,00
(6) Counter meter Rp 50.000,00
(7) Rol tester Rp 50.000,00
(8) Komparator Rp 300.000,00
(9) Dial indicator Rp 300.000,00
(10)Meter Taksi Rp 50.000,00
Alat Ukur Permukaan Cairan (Level Gauge) Rp 1.000.000,00
Takaran (basah / kering):
1) Sampai dengan 2 L Rp 500,00
2) 5 L s/d 25 L Rp 1.000,00
3) Takaran pengisi Rp 100.000,00
Alat Ukur dari Gelas :
1) Labu ukur, buret, pipet , gelas ukur Rp 10.000,00
2) Alat suntik Rp 10.000,00
4
Bejana Ukur :
1) Sampai dengan 50 L Rp 500.000,00
2) Lebih besar dari 50 L s/d 200L Rp 750.000,00
3) Lebih besar dari 200 L s/d 500 L Rp 1.000.000,00
4) Lebih besar dari 500 L Rp 1.500.000,00
Tangki ukur mobil setiap kompartemen Rp 500.000,00
Tangki ukur tetap silinder tegak Rp 7.000.000,00
Tangki ukur tetap silinder datar Rp 3.000.000,00
Tangki ukur tetap bola Rp 10.000.000,00
Tangki ukur tetap speroidal Rp 10.000.000,00
Tangki ukur wagonsetiap kompartemen Rp 500.000,00
Tangki ukur tongkang setiap kompartemen Rp 500.000,00
Timbangan Penunjukan bukan otomatis :
1) Neraca Emas dan Obat Rp 50.000,00
2) Neraca Biasa Rp 40.000,00
3) Dacin Rp 20.000,00
4) Sentisimal Rp 50.000,00
5) Desimal Rp 50.000,00
6) Bobot Ingsut :
a) Sampai dengan 500 kg Rp 50.000,00
b) Lebih Besar dari 500 kg Rp 100.000,00
7) Meja beranger Rp 25.000,00
8) Pegas Rp 50.000,00
9) Cepat :
a) Sampai dengan 500 kg Rp 50.000,00
b) Lebih Besar dari 500 kg Rp 100.000,00
10) Elektronik ( Kelas III dan IV ) :
a) Sampai dengan 500 kg Rp 50.000,00
b) Lebih Besar dari 500 kg Rp 150.000,00
11) Elektronik ( Kelas II ) :
a) Sampai dengan 1 kg Rp 200.000,00
b) Lebih Besar dari 1 kg Rp 300.000,00
12) Timbangan ban berjalan Rp 2.000.000,00
13) Timbangan Pengisian Rp 300.000,00
14) Timbangan pengecek dan penyortir Rp 250.000,00
15) Timbangan semi otomatis Rp 250.000,00
16) Timbangan Jembatan Rp2.500.000,00
Anak Timbangan :
1) Ketelitian biasa ( kelas M2 dan M3) :
a) Sampai dengan 1 kg Rp 300,00
b) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg Rp 600,00
c) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg Rp 1.000,00
2) Ketelitian khusus ( kelas F2 dan M1) :
a) Sampai dengan 1 kg Rp 1.500,00
b) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg Rp 5.000,00
c) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg Rp 10.000,00
Manometer :
1) Sampai dengan 100 kg/cm2 Rp 100.000,00
2) Lebih dari 100 kg/cm2 s/d 1000 kg/cm2 Rp 200.000,00
3) Lebih dari 1000 kg/cm2 Rp 300.000,00
Tensimeter Rp 50.000,00
Meter Bahan Bakar Minyak :
5
BUPATI BLITAR,
Ttd.
RIJANTO
LAMPIRAN IX
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 23
TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA
UMUM
BUPATI BLITAR,
Ttd.
RIJANTO