TENTANG
BUPATI BADUNG,
dan
BUPATI BADUNG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Pasal 6
BAB V
Pasal 7
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi
didasarkan pada tujuan penyediaan jasa pelayanan kesehatan dengan tetap
memperhatikan biaya penyelenggaraan pelayanan, kemampuan masyarakat
dan aspek keadilan.
BAB VI
Bagian Kesatu
Tarif Pelayanan Rawat Jalan
Pasal 8
(2) Komponen tarif rawat jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari:
a. jasa sarana; dan
b. jasa medik
(3) Rincian besaran tarif rawat jalan adalah sebagai berikut :
Bagian Kedua
Tarif Palayanan Rawat Inap
Pasal 9
(2) Komponen tarif rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari :
a. jasa sarana (akomodasi); dan
b. jasa pelayanan.
(3) Rincian besaran tarif rawat inap pasal ini adalah sebagai berikut :
Jasa Sarana Jasa
No Jenis Pelayanan Rawat Inap Total
(Akomodasi) Pelayanan
1. a. kelas III/B dasar
kelas III/B tanpa dokter Rp. 15.000 Rp. 8.000 Rp.23.000
b. kelas III/B umum
kelas III/B dengan dokter Rp. 15.000 Rp. 12.000 Rp.27.000
umum
c. kelas III/B spesialis
kelas III/B dengan dokter Rp. 15.000 Rp. 16.000 Rp.31.000
spesialis
2. a. kelas III/A dasar
kelas III/A tanpa dokter Rp. 20.000 Rp. 13.000 Rp.33.000
b. kelas III/A umum
kelas III/A dengan dokter Rp. 20.000 Rp. 17.000 Rp.37.000
umum
c. kelas III/A spesialis
kelas III/A dengan dokter Rp. 20.000 Rp. 21.000 Rp.41.000
spesialis
(4) Besaran tarif Rawat Gabung bagi bayi yang baru lahir di Puskesmas rawat
Inap :
a. jasa sarana adalah 50% dari tarif ibunya;
b. jasa pelayanan adalah sama dengan Jasa Pelayanan di kelas perawatan
ibunya.
Bagian Ketiga
Tarif Pelayanan Tindakan Medik
Pasal 10
Bagian Keempat
Tarif Pelayanan Persalinan
Pasal 11
Bagian Kelima
Tarif Pelayanan Penunjang Diagnostik
Pasal 12
1 penunjang diagnostik
sederhana Rp. 4.500 Rp. 2.500 Rp. 7.000
a. sederhana 1 Rp. 7.500 Rp. 2.500 Rp. 10.000
b. sederhana 2
2 penunjang diagnostik kecil
a. kecil 1 Rp. 10.000 Rp. 5.000 Rp. 15.000
b.kecil 2 Rp. 15.000 Rp. 5.000 Rp. 20.000
3 penunjang diagnostik
sedang Rp. 15.000 Rp. 10.000 Rp. 35.000
a.sedang 1 Rp. 25.000 Rp. 20.000 Rp. 45.000
b.sedang 2
4 penunjang diagnostik besar
a.besar 1 Rp. 24.000 Rp. 16.000 Rp. 50.000
b.besar 2 Rp. 40.000 Rp. 30.000 Rp. 70.000
(4) Klasifikasi jenis pelayanan penunjang laboratorium diatur dalam
Lampiran II yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
(5) Rincian besaran tarif pelayanan radiodiagnostik dan elektromedik adalah
sebagai berikut :
1 penunjang diagnostik
sederhana Rp. 15.000 Rp. 10.000 Rp. 25.000
a. sederhana 1 Rp. 20.000 Rp. 10.000 Rp. 35.000
b. sederhana 2
2 penunjang diagnostik
kecil Rp. 22.500 Rp. 17.500 Rp. 40.000
a. kecil 1 Rp. 27.500 Rp. 17.500 Rp. 45.000
b. kecil 2
3 penunjang diagnostik
sedang Rp. 30.000 Rp. 20.000 Rp. 50.000
a. Sedang 1 Rp. 40.000 Rp. 20.000 Rp. 60.000
b. Sedang 2
4 penunjang diagnostik
besar Rp. 45.000 Rp. 25.000 Rp. 70.000
a. besar 1 Rp. 52.500 Rp. 27.500 Rp. 80.000
b. besar 2
Bagian Keenam
Pelayanan Medico-legal
Pasal 13
Bagian Ketujuh
Tarif Pelayanan Ambulan
Pasal 14
Bagian Kedelapan
Tarif Pelayanan Pemeriksaan/ Keterangan Kesehatan
Pasal 15
Bagian Kesembilan
Tarif Khusus
Pasal 16
Tarif retribusi pelayanan bagi warga negara asing (WNA) adalah 500% (lima
ratus persen) dari tarif yang berlaku.
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
(1) Tarif retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.
(3) Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Bupati.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 20
BAB VIII
Pasal 21
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa karcis, dan/atau kwitansi.
Pasal 22
BAB IX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 23
Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang bayar dan ditagih
dengan menggunakan STRD.
BAB X
PENAGIHAN
Pasal 24
(1) Wajib retribusi yang tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ditagih menggunakan
STRD.
(2) Penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului
dengan Surat Teguran.
(3) Pengeluaran Surat Teguran sebagai tindakan pelaksanaan penagihan
Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari kerja sejak jatuh tempo
pembayaran.
(4) Dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal Surat
Teguran, Wajib Retribusi harus melunasi Retribusi terhutang.
(5) Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh
pejabat yang ditunjuk Bupati.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penagihan diatur dengan
Peraturan Bupati
BAB XI
Pasal 25
Pasal 26
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang Retribusi yang sudah
kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur
dengan Peraturan Bupati.
BAB XII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 27
BAB XIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 28
(1) Wajib Retribusi yang melanggar ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana
denda paling banyak Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan
Negara.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten
Badung Nomor 5 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kabupaten Badung (Lembaran
Daerah Kabupaten Badung Tahun 2002 Nomor 33, seri B Nomor 14)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 30
Ditetapkan di Mangupura
pada tanggal 21 Desember 2011
BUPATI BADUNG,
ttd.
Diundangkan di Mangupura
pada tanggal 21 Desember 2011
ttd.
KOMPYANG R SWANDIKA
ATAS
TENTANG
I. UMUM
Oleh karena itu, diperlukan ketentuan yang dapat memberikan pedoman dan
arahan bagi Daerah Kabupaten khususnya Pemerintah Kabupaten Badung dalam hal
pemungutan Retribusi. Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka seluruh ketentuan yang
mengatur tentang Pajak dan Retribusi Daerah di Daerah Kabupaten perlu disesuaikan
dengan Undang-Undang dimaksud.
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Yang dimaksud dengan “Jasa Umum” adalah jasa yang disediakan atau diberikan
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan ” rawat jalan paramedik” adalah pelayanan rawat
jalan di tingkat Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dan
Puskesmas perawatan yang dilakukan oleh paramedis.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “rawat jalan medik umum” adalah pelayanan rawat
jalan di tingkat Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dan
Puskesmas perawatan yang dilakukan oleh dokter umum.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “rawat jalan medik spesialis” adalah pelayanan
rawat jalan di tingkat Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas dan Puskesmas perawatan yang dilakukan oleh dokter spesialis.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
BUPATI BADUNG,
ttd.
BUPATI BADUNG,
ttd.
BUPATI BADUNG,
ttd.