Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

DINAS KESEHATAN
Alamat : Jl. Dharma Praja No.07 Komplek Perkantoran Gunung Tinggi
Batulicin Telp. (0518) 6076030,6067031,6076032 Kabupaten Tanah Bumbu
Kode Pos 72171

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH BUMBU
NOMOR :

TENTANG

TATA KELOLA PEMBAGIAN DANA JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA


PUSKESMAS SE KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI TANAH BUMBU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas


pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
meningkatkan kinerja pemberi pelayanan, perlu pengaturan
sistem pembagian jasa pelayanan berdasarkan prinsip
demokrasi, pemerataan dan keadilan,;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas
tentang Tata Kelola Pembagian Dana Jasa Pelayanan
Kesehatan pada Puskesmas se- Kabupaten Tanah Bumbu;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan


Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di
Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4265);
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah- daerah Tingkat II Dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1655);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);

1
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 5657);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5737);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan
Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah

2
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 5 Tahun
2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum di
Kabupaten Tanah Bumbu

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENTANG TATA KELOLA
PEMBAGIAN DANA JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA
PUSKESMAS SE KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2018
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan Kepala Dinas ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Tanah Bumbu;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara PemerintahDaerah;
3. Bupati adalah Bupati Tanah Bumbu;
4. Dinas Kesehatan Daerah adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu;
5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu;
6. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi Daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan Daerah yang berlaku;
7. Pelayanan kesehatan adalah segala jenis pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan atau
pelayanan kesehatan lainnya termasuk pemeriksaan Laboratorium.
8. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu.
9. Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah nilai pembayaran sejumlah uang yang
dikeluarkan oleh seseorang/instansi/badan sebagai imbalan atas jasa
pelayanan kesehatan di puskesmas danjaringannya;
10. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kesehatan untuk observasi, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan kesehatan lainnya tanpa
tinggal rawatinap;
11. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan rawat inap di puskesmas rawat inap
kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi
medis dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempattidur;
12. Tindakanmedik adalah tindakan yang diberikan kepada pasien untuk
kepentinganpengobatan;
13. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang berupa janin atau
uris yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau jalan lain dengan menggunakan alat atau tanpa alatbantuan;

3
14. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik adalah pemeriksaan kepada pasien untuk
membantu penegakan diagnosis danterapi;
15. Konsultasi Kesehatan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam
upaya membantu pasien untuk memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi
pasien termasuk psikologi, gizi, dan konsultasi khusus lainnya;
16. Pelayanan Rujukan Roda 4 Puskesmas Keliling adalah pelayanan kesehatan
berupa penyerahan tanggung jawab terhadap upaya penyembuhan dan
pemulihan pasien dari Puskesmas ke rumah sakit atau ke puskesmas lain yang
lebih mampu menggunakan mobil roda 4 puskesmas keliling guna mendapatkan
pelayanan yang lebih bermutu.

BAB II
MAKSUD dan TUJUAN
Pasal 1

Pembagian dana jasa pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat


Daerah mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut :
a. Terselenggaranya pelayanan kesehatan di Puskesmas;
b. Terlaksananya pelayanan kesehatan yang terkendali baik dari segi biaya dan
mutu;
c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan
akuntabel;

BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Ruang lingkup pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas danjaringannya
b. Rawatjalan
c. Rawat inap termasuk rawatsehari
d. Tindakanmedik
e. Persalinan
f. Pemeriksaan penunjangdiagnostik
g. Konsultasikesehatan;

(2) Dana Jasa Pelayanan bersumber dari Pelayanan Umum, pelayanan Jamkesda,
Dana Kapitasi JKN, Dana Non Kapitasi JKN dan pelayanan kesehatan lainnya
yang diselenggarakan di Puskesmas dan jaringannya.

Pasal 4
Sasaran pembagian jasa pelayanan meliputi:
(1) Petugas pelayanan yang terdiri dari:
a. Tenaga medis: dokter umum dan dokter gigi
b. Kelompok Keperawatan yang terdiri dari perawat IGD, Poli, dan Rawat Inap
c. Kelompok Apoteker dan asisten apoteker.

4
d. Kelompok analis laboratorium.
e. Kelompok Bidan.

f. Kelompok administrasi pendaftaran, RM, Loket Pembayaran

g. Kelompok CS, Loundry, Gizi, Security,

h. Kelompok Pemberi pelayanan rujukan

(2) Petugas pejabat struktural, fungsional dan administrasi lainnya

(3) Petugas lainnya

BAB IV
DANA KAPITASI
BAGIAN KESATU
TATA CARA PENGGUNAAN DAN PEMBAGIAN
Pasal 5
(1) Komponen yang tercantum dalam dana kapitasi terdiri dari biaya operasional
dan jasa pelayanan
(2) Alokasi Dana Kapitasi untuk jasa pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud ayat (1) dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan
kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang
melakukan Pelayanan di Puskesmas
(3) Pembagian jasa pelayanan untuk dana kapitasi mempertimbangkan variabel
jenis ketenagaan dan atau jabatan, dan kehadiran. Variabel jenis ketenagaan
dan/atau jabatan dan variabel kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tercantum dalam lampiran I dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini

BAGIAN KEDUA
BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN DANA KAPITASI
Pasal 6
Alokasi Dana Kapitasi untuk biaya operasional pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud Pasal 5 ayat (l) dimanfaatkan untuk pembelian obat,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta biaya operasional
pelayanan kesehatan lainnya.
BAB V
DANA NON KAPITASI JKN DAN SEMUA PENERIMAAN PUSKESMAS YANG
TERCANTUM DALAM TARIF
BAGIAN KESATU
TATA CARA PENGGUNAAN DANPEMBAGIAN
Pasal 7
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan frekuensi pelayanan, jenis
pelayanan kesehatan, fasilitas pelayanan dan pemakaian fasilitas kesehatan
dalam jangka waktu tertentu, serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pemberian layanan.

5
Pasal 8
(1) Setelah Puskesmas beserta jaringannya melakukan pelayanan kesehatan
akan mendapatkan pembayaran berdasarkan tarif tertentu. Dana tersebut
bukanlah Jasa Pelayanan. Namun status dana tersebut merupakan
pendapatan penerimaan Puskesmas beserta jaringannya;
(2) Dana pendapatan penerimaan Puskesmas beserta jaringannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disetorkan atau dicatatkan ke kas daerah melalui
bendahara penerimaan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu;
(3) Dana yang telah disetorkan atau dicatatkan ke kas daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) akan dikembalikan sebagian atau seluruhnya ke
Puskesmas beserta jaringannya melalui mekanisme keuangan daerah;
(4) Dana yang dikembalikan ke Puskesmas beserta jaringannya merupakan Jasa
pelayanan yang pembagiannya diserahkan kepada Kepala Puskesmas
berdasarkan sistem pembagian jasa pelayanan.

BAGIAN KEDUA
KOMPONEN DAN PROPORSI JASA PELAYANAN
Pasal 9
(1) Komponen yang tercantum dalam tarif terdiri dari Jasa sarana prasarana dan
jasa pelayanan;
(2) Jasa sarana dan prasarana adalah pengganti biaya fasilitas, biaya
operasional dan biaya tetap, berdasarkan harga satuan (Unit cost);
(3) Jasa Pelayanan terdiri dan jasa medis, jasa keperawatan/tenaga setara
seperti bidan, asisten apoteker, analis, nutrisionis dan jasa tenaga
administrasi;
(4) Jasa Pelayanan yang tercantum didalam komponen tarif bukanlah insentif;
(5) Selanjutnya jasa medis, jasa keperawatan/setara, dan jasa administrasif yang
tercantum didalam tarif, disebut sebagai insentif setelah diatur distribusinya
dalam sistem pembagian jasa pelayanan.
(6) Proporsi Jasa Pelayanan sebesar 75 % dari Tarif berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 1 Tahun 2012
tentang Retribusi Jasa Umum di Kabupaten Tanah Bumbu

BAGIAN KETIGA
DISTRIBUSI INSENTIF
Pasal 10

(1) Setiap penghasil jasa pelayanan diwajibkan memberikan kontribusi yang diatur
dalam sistem pembagian jasa pelayanan;
(2) Distribusi insentif terdiri dari insentif langsung dan insentif tidak langsung;

6
(3) Insentif langsung 60% sesuai dengan proporsi yang telah ditentukan dalam
sistem pembagian jasa pelayanan diberikan kepada penghasil jasa pelayanan /
operator ( Dokter, Bidan, Perawat, Analis & tenaga setara ), Pendamping
(Dokter, Bidan, Perawat, Analis & tenaga setara ) dan kelompok administrasi (
Petugas Loket, Tukang kebun, CS, Security ) dan dari proporsi jasa yang
diterima 40% sisanya didistribusikan ke Kelompok Struktural, Tenaga
Keuangan dan Remunerasi

BAGIAN KEEMPAT
DISTRIBUSI INSENTIF LANGSUNG
Pasal 11
(1) Setiap penghasil jasa pelayanan, berhak mendapatkan insentif langsung 60%
dari jasa pelayanan yang dihasilkannya
a. Pemberi pelayanan langsung (Operator) berhak mendapat insentif langsung
36% dari proporsi jasa pelayanan;
b. Pendamping berhak mendapat insentif langsung sebesar 18% dari proporsi
jasa pelayanan;
c. Kelompok administrasi atau kelompok yang menunjang pelaksanaan
pelayanan langsung berhak mendapat 6% insentif langsung dari jasa
pelayanan, dengan distribusi berdasarkan indeksing kelompok administrasi;
d. Pemberi pelayanan langsung di Poskesdes atau unit-unit pelayanan yang
dilakukan secara mandiri berhak mendapatkan insentif langsung sebesar
60%;
e. Pemberi pelayanan pada kasus rujukan yang menggunakan transportasi
Ambulans berhak mendapat insentif langsung 70% dari proporsi jasa
pelayanan, 30% untuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Distribusi insentif
langsung 70% diberikan kepada supir 49%, tenaga administrasi 7% dan Pos
Remunerasi 14%.
f. Pemberi pelayanan langsung (operator) yang dimaksud pada point a adalah
pemberi pelayanan/tindakan yang langsung berhadapan dengan pasien,
misalnya dokter untuk pelayanan/tindakan medis, perawat untuk
pelayanan/tindakan keperawatan atau tugas pendelegasian, bidan untuk
tindakan persalinan atau tugas pendelegasian, Analis untuk pelayanan
laboratorium;
g. Pendamping sebagaimana yang dimaksud point b adalah Kelompok yang
mendampingi pemberi pelayanan langsung, misalnya perawat mendampingi
dokter dalam pelayanan/tindakan medis, dokter sebagai
pendamping/konsultan dalam tindakan keperawatan atau pendelegasian
wewenang;
h. Kelompok administrasi yang dimaksud pada poin c adalah seluruh karyawan
struktural (administrasi) yang meliputi petugas administrasi kartu, loundry,
Satpam, Cleaning service, supir, tukang kebun, dsb.

7
BAGIAN KELIMA
DISTRIBUSI INSENTIF TIDAK LANGSUNG
Pasal 12
(1) Distribusi Insentif tidak langsung sebesar 40% dari jasa pelayanan dibagikan
kepada Kelompok Struktural, Tenaga Administrasi dan Remunerasi
besarannya diatur sebagai berikut:
a. Kelompok Struktural 14 %;
b. Tenaga Administrasi 6 %.
c. Pos Remunerasi sebesar 20%;
(2) Kelompok Struktural pada ayat (1) point a terdiri dari Kepala Puskesmas 12 %
dan 2 % untuk Kepala Tata Usaha;
(3) Tenaga Administrasi pada ayat (1) point b terdiri dari Bendahara dan Staf
pengelola keuangan yang distribusinya berdasarkan indexing.
(4) Insentif tidak langsung yang berada dalam pos remuerasi diberikan kepada
seluruh karyawan yang distribusinya berdasarkan indexing.

BAB V
TATACARA PEMANFAATAN
Pasal 13
(1) Puskesmas menyusun rencana pemanfaatan Jasa Pelayanan Dana Kapitasi
dan Non Kapitasi sesuai ketentuan yang berlaku
(2) Dinas Kesehatan melakukan verifikasi atas rencana pemanfaatan Jasa
pelayanan Dana Kapitasi dan Non Kapitasi dengan membentuk Tim
Verifikasi sesuai ketentuan yang berlaku untuk proses lebih lanjut.
(3) Pembayaran dilakukan kepada Puskesmas melalui Bendahara Pengeluaran
Puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Keputusan Kepala Dinas ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Batulicin
pada tanggal

KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN TANAH BUMBU,

Dr. H. M. DAMRAH, S.Sos., M.Si


NIP. 19690101 199101 1 006

8
Lampiran No................

TATACARA PEMBAGIAN JASA PELAYANAN BERDASARKAN SCORING DAN


INDEXING

I. VARIABEL JENIS KETENAGAAN DAN ATAU JABATAN DAN VARIABEL


KEHADIRAN PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KAPITASI

1. Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan non


kesehatan mempertimbangkan variabel:
a. jenis ketenagaan dan/atau jabatan;
b. kehadiran.
2. Variabel
jenis ketenagaan dan/atau jabatan sebagaimana dimaksud pada angka
huruf a dinilai sebagai berikut:
NO JENIS KETENAGAAN DAN/ATAU JABATAN NILAI
1. Tenaga Medis 1 150
2. Tenaga Apoteker atau Tenaga Profesi Keperawatan (Ners) 100
3. Tenaga Kesehatan Paling rendah Sl,/D4 80
4. Tenaga Kesehatan D3 60
5. TenagaNon Kesehatan paling rendah D3, Asisten Tenaga 50
Kesehatan (DO, Dl)
6. Tenaga Non Kesehatan di bawah D3 25

3. Tenaga sebagaimana dimaksud pada angka I huruf a yang merangkap


tugas administratif, diberi tambahan nilai sebagai berikut:

9
NO TUGAS ADMINISTRATIF NILAI
1. Kepala FKTP 100
2. Bendahara Dana Kapitasi JKN 50
3. Kepala Tata Usaha atau penanggung jawab 30
penatausahaan keuangan
4. Tenaga sebagaimana yang dimaksud pada angka 2 10
yang merangkap tugas sebagai pananggungiawab
program atau yang setara diberi tambahan nilai untuk
setiap program atau yang setara

II. SCORING DAN INDEXING PADA PEMBAGIAN JASA PELAYANAN DANA NON
KAPITASI DAN SEMUA SUMBER PENERIMAAN PUSKESMAS YANG
TERCANTUM DALAM TARIF

1. Distribusi berdasarkan scoring yang ditentukan dengan perhitungan


indexing yang ditetapkan dalam sistem Pembagian Jasa pelayanan
2. Seluruh karyawan dapat menerima insentif tidak langsung sesuai dengan
besaran total score individu karyawan yang bersangkutan dengan rumus
INSENTIF = (Score individu : Total Score Puskesmas) X Total Dana POS
Remunerasi;
3. Insentif tidak langsung dikaitkan dengan sistem akuntabilitas kinerja
karyawan;

4. Jika karyawan mencapai kinerja 100% sesuai dengan target/standard maka


karyawan yang bersangkutan mendapat insentif 100% sesuai dengan nilai
total index perorangan;
5. Jika karyawan hanya memiliki kinerja 80% maka insentif karyawan yang
bersangkutan adalah 80% dikali jumlah nilai indexing performance
karyawan yang bersangkutan ditambah dengan index basic, index
kompetensi, index resiko, index emergensi dan index posisi.
6. Score individu dihitung oleh atasan yang bersangkutan dan perhitungan
total score individu yang menjadi score Puskesmas ditetapkan oleh Kepala
Tata Usaha Puskesmas;
7. Besaran insentif tidak langsung bagi setiap karyawan bisa berbeda setiap
bulan bergantung kepada besar kecilnya POS Remunerasi dan kinerja
karyawan;
8. Yang berwenang membayarkan insentif adalah Kepala Puskesmas;
9. Score individu bisa berubah setiap bulan bergantung kepada perubahan
basic index, perubahan pendidikan, perubahan posisi/ jabatan,dan kinerja;
10. Indexing merupakan cara atau perangkat untuk rnenentukan besaran score
individu karyawan sesuai dengan beban kerjanya;
11. Indexing berdasarkan

10
a. Basic index atau index dasar untuk penghargaan sebagai insentif dasar
bagi seluruh karyawan yang standarnya diadopsi dari gaji pokok
karyawan yang bersangkutan dengan ketentuan setiap Rp 500.000,- gaji
pokok sama dengan 1 (satu) nilai index, karyawan kontrak Puskesmas,
gaji pokoknya disetarakan dengan gaji pokok terendah PNS sesuai
dengan pendidikannya.
b. Kualifikasi/capacity index adalah untuk memberikan penghargaan
nilai kualifikasi/capacity berdasarkan pendidikan karyawan atau
keterampilan yang bersertifikat dengan ketentuan sebagai berikut:

PENDIDIKAN INDEX

SD 2
SMP 3
SMA/SMU 4
D1 5
D3 Umum 6
D3 Teknis 7
S1 /D4 8
DOKTER UMUM/DOKTER GIGI/APOTEKER/NERS 9
S2 10

 Tingkat pendidikan atau keterampilan yang tidak sesuai dengan posisi


kerja karyawan tidak diakui dalam sistem ini.
 Kursus/ pelatihan bersertifikat (minimal 24 jam)sesuai dengan posisi
kerja karyawan, diberi penghargaan dengan tambahan nilai 0,2 dan
hanya berlaku 3 (tiga) tahun.
c. Risk Index adalah nilai untuk resiko yang diterima karyawan akibat
pekerjaannya. Nilai resiko terbagi menjadi 4 grade yaitu
1. Resiko grade I dengan nilai index 1 adalah kemungkinan terjadi
resiko kerja yang bersifat fisik walaupun karyawan yang
bersangkutan bekerja sesuai protap dan proker (SOP);yaitu
perkantoran.
2. Resiko grade II dengan nilai index 2 adalah kemungkinan terjadi
resiko kerja yang bersifat kimiawi apabila karyawan yang
bersangkutan bekerja sesuai protap dan proker (SOP).terdiri dari
rawat jalan,gizi, Sterilisasi,, ambulance,;
3. Resiko grade III dengan nilai index 4 adalah kemungkinan terjadi
resiko kerja yang bersifat kontaminasi walaupun karyawan yang
bersangkutan bekerja sesuai protap dan proker (SOP), terdiri dari
rawat inap, laboratorium. Poned
11
4. Resiko grade IV dengan nilai index 6 kemungkinan terjadi resiko kerja
yang bersifat infeksius dan radiasi walaupun karyawan yang
bersangkutan bekerja sesuai protap, IGD,, poli TB, loundry, CS, IPAL.
Masing-masing bagian mempunyai pengelompokkan / daftar dari jenis
pekerjaan sesuai dengan grade.
d. Emergency index adalah nilai untuk tenaga atau karyawan yang bekerja
pada daerah emergenci yang setiap saat harus siap melaksanakan tugas
tanpa mengenal batas waktu. Tingkatan emergensi sangat tergantung
kepada jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai yang
bersangkutan.

No Tingkat Emergency Index


1 Tingkat Emergency Grade I 1
 Administrasi perkantoran
2 Tingkat Emergency Grade II
 Administrasi keuangan
 Gizi, Laundry
2
 Farmasi
 Rawat Jalan
 Laboratorium non shift
3 Tingkat Emergency Grade III
 Rawat Inap 4
 Laboratorium shift
4 Tingkat Emergenci Sangat Grade IV
6
 IGD

e. Position index adalah untuk menilai beban jabatan yang disandang


karyawan yang bersangkutan. Dengan ketentuan kelompok jabatan
sebagai berikut :

No Kelompok Jabatan Index


1 Tidak memiliki jabatan 1
2 Koordinator, bendahara 2
3 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 3
4 Kepala Ruangan 4
5 Kepala Puskesmas 6

f. Performance indexadalahuntuk mengukur hasil / pencapaian kerja


dari karyawan. Kinerja dikaitkan dengan sistem akuntabilitas kinerja
(sistem manajemen kinerja/ PMS);
g. Nilai index kinerja adalah dua kali basic index
Penilaian pejabat di Puskesmas adalah terhadap pencapaian
target/standar yang telah ditentukan dalam rencana kinerja individu;

12
h. Setelah dilakukan indexing maka dilakukan Rating yaitu :
1. Basic Index = Rate 1
2. Kualifikasi index = Rate 3
3. Risk Index = Rate 3
4. Emergency Index = Rate 3
5. Position Index = Rate 3
6. Performance index = Rate 4
i. Score adalah nilai individu yang merupakan pengkalian dari index
terhadap rating atau bobot (rating);
j. Total score individu adalah penjumlahan dari score basic, kualifikasi/
capacity, Risk, Emergency, Position dan Performance index;
k. Total score individu seluruh karyawan dijumlahkan menjadi Total Score
Puskesmas.
Format Indexing

No Objek Index Rating Score


1 Basic Index
- Setiap gaji pokok PNS Rp. 500.000
bernilai 1 index 1
- Tenaga Non PNS disesuaikan dengan
gaji Pokok PNS
2 Kualifikasi/ Capacity Index
a. SD
2
b. SMP
3
c. SMA/SMU
4
d. D1
5 3
e. D3 Umum
6
f. D3 Teknis
7
g. S1/D4
8
h. Dokter Umum/ Dokter Gigi/
9
Apoteker/NERS
10
i. S2
3 Risk Index
a. Grade I 1
b. Grade II 2 3
c. Grade III 4
d. Grade IV 6
4 Emergency Index
a. Grade I 1
b. Grade II 2 3
c. Grade III 4
d. Grade IV 6
5 Position Index
a. Tidak memiliki jabatan 1
b. Koordinator, bendahara 2 3
c. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 3
d. Kepala Ruangan 4
e. Kepala Puskesmas 6
6 Performance Index 2x
- Pejabat berdasarkan capaian Basic 4
indikator, Standard dan target dalam Index
13
SAP
- Tenaga teknis berdasarkan penilaian
kinerja sesuai Sistem Manajemen
Kinerja
TOTAL SCORE INDIVIDU

14

Anda mungkin juga menyukai