Anna Maria Ulfa
Anna Maria Ulfa
PENDAPATAN PETANI
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah
Jurusan Ekonomi Syari’ah
Oleh :
ANNA MARIA ULFA
NIM: 1729171092
NIRM: 2017.4.171.0029.1.000090
PENDAPATAN PETANI
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah
Jurusan Ekonomi Syari’ah
Oleh :
ANNA MARIA ULFA
NIM: 1729171092
NIRM: 2017.4.171.0029.1.000090
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : 1729171092
NIRM : 2017.4.171.0029.1.000090
Petani
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan hasil tulisan atau pikiran orang
lain.
Apabila dikemudian hari terbukti dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka
iii
NOTA DINAS
Kepada Yth.
Bapak Ketua STESFA
Di Gresik
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah mengadakan pemeriksaan, penelitian dan perbaikan sepenuhnya
maka kami selaku dosen pembimbing menyatakan bahwa :
Nama : ANNA MARIA ULFA
Dosen Pembimbing
iv
SKRIPSI
PENDAPATAN PETANI
Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan sah oleh tim Penguji Ujian Skripsi
Tim Penguji,
Ketua Sekertaris
Penguji 1 Penguji 2
Mengetahui,
Ketua Pembimbing
Sekolah Tinggi Ekonomi Syari’ah Al Falah
v
MOTTO
Buya Hamka
DAN
vi
PERSEMBAHAN
Tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan ilmu kepada peneliti, saya persembahkan Tugas Akhir ini
sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasih saya yang tulus kepada:
1. K.A.M.N Mukhozim Baqir, M.Pd.I dan Ibu Nyai Syarifah, S.Pd., S.Pd yang
telah mendidik saya dengan ilmu agama yang diridhoi oleh Allah SWT.
2. Kepada 2 orang penting yang tak perlu saya sebutkan namanya, yang saya
anggap sebagai dosen, bapak, sahabat, dan motivator bagi saya yang telah
3. Kedua orang tua saya Bapak Mashudi dan Bunda Hozaimah yang selalu
membesarkan hati saya dan memberi saya hasrat semangat untuk terus
senantiasa memberikan saya arahan dan semangat hingga saya yakin bisa
5. Bapak Ali Muhajir, M.M yang telah membimbing dan mendampingi saya dari
6. Ketiga saudari saya (Kak Shofi, Lina dan Ayu) yang selalu mendukung dan
7. Untuk Mas Agus yang selalu sabar menerima keluh kesahku selama proses
vii
KATA PENGANTAR
الرحِ يم
الر ْح َم ِن ه
َّللا ه
ِ س ِم ه
ْ ِب
SWT, pemimpin sekalian alam semesta karena atas rahmat dan petunjuk-Nya
Ijarah Pada Lahan Pertanian Dengan Sistem Bayar Setelah Panen Dalam
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah memberikan syafaat kepada kita semua sehingga
Dalam proses penyusunan skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan
dan peran sertaberbagai pihak baik berupa ide, kritik, saran maupun lainnya. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak/Ibu Dosen yang telah membimbing dengan ikhlas, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.
viii
banyak terdapat kekurangan sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang senantiasa
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
COVER
ABSTRAK ........................................................................................................... xx
C. Permasalahan.......................................................................................... 11
a. Pengertian Akad............................................................................ 16
x
b. Tujuan Akad ................................................................................. 17
2. Teori Ijarah........................................................................................ 18
C. Kerangka Konseptual.............................................................................. 38
xi
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 45
4. Kondisi Geografis.............................................................................. 46
5. Kondisi Demokrafis........................................................................... 48
B. Penyajian Data........................................................................................ 56
D. Hasil....................................................................................................... 73
A. Kesimpulan ............................................................................................ 75
B. Saran ...................................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Umum
Indonesia. Termasuk dalam kategori ini ialah nama Arab dari bangsa
Arab, sedangkan nama Arab dari bangsa selain Arab ditulis sebagaimana
yang menjadi rujukan. Penulisan judul buku dalam footnote maupun daftar
B. Konsonan
xv
ث = Ta ع = ‘ (menghadap ke atas)
ج = J غ = gh
ح = H ف = f
خ = Kh ق = q
د = D ك = k
ذ = Dz ل = l
ر = R م = m
ز = Z ن = n
س = S و = w
ش = Sy ه = h
ص = Sh ي = y
dilambangkan dengan tanda koma di atas (‘), berbalik dengan koma (‘)
Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vocal fathah
ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dhommah dengan “u”, sedangkan
xvi
Khusus untuk bacaan ya’ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan
“î”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya’
nisbat diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong wawu dan ya’ setelah
kalimat yang terdiri dari susunan mudhaf dan mudhaf ilayh, maka
terletak diawal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jalâlah yang berada
xvii
F. Hamzah
bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila terletak di awal
kata, hamzah tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa Alif.
Contoh :
G. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il (kata kerja), isim atau huruf,
Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain, karena ada huruf Arab
atau harakat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata
Contoh :
digunakan untuk menuliskan oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan
huruf capital tetap awal nama dari tersebut, bukan huruf awal kata
sandangnya.
Contoh:
xviii
= إن أول بيت وضع للنسinna Awwala baitin wu dli’a linnâsi
dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka
Contoh:
xix
ABSTRAK
Hasil temuan dari penelitian ini yaitu penerapan ijarah yang dilakukan oleh
masyarakat Desa Wotan secara pelaksanaannya sudah sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dan syarat rukunnya menurut hukum islam namun secara transaksi
akadnya masih menggunakan lisan tanpa adanya surat perjanjian ataupun saksi
yang masih menimbulkan kesalahpahaman antara kedua belah pihak dikemudian
hari. Penerapan ijarah di Desa Wotan masih mengandung unsur penipuan karena
adanya penuntutan biaya perawatan dari pihak penyewa kepada pemilik lahan.
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sektor pertanian, karena sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam
didunia. (Jatim.bps.go.id)
pertanian. Lahan pertanian adalah salah satu dari sumber daya utama pada
1
jenis vegetasi dan sebagainya. Lahan pertanian mempunyai berberapa
Lahan basah adalah wilayah tanah pertanian yang jenuh dengan air
dalam air minum, irigasi, dan sebagainya serta dapat digunakan untuk
2
memproduksi makanan dan keberlangsungan hidup. Bagi pihak swasta,
Desa tersebut diantaranya padi, jagung, sayuran, dan lain sebagainya. Hal
3
menolong dan kerjasama antar masyarakat.
penyerahan barang oleh pemilik kepada orang lain itu untuk memulai dan
memungut hasil dari barang itu dan dengan syarat pembayaran uang sewa
sebagai ijarah yaitu suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan
Menurut Sayyid Sabiq, dalam Fiqih Sunnah, ijarah berasal dari kata
hak guna dari barang atu jasa yang diikuti dengan pembayaran upah atau
biaya sewa tanpa di sertai dengan pemindahan hak milik. (Musthofa, 2016
: 101)
Ijarah berasal dari kata Al-ajru yang arti menurut bahasanya ialah Al-
Iwadh yang arti dalam bahasa Indonesianya ialah ganti dan upah.
2017:14)
berijarah dengan manusia. Oleh karena itu boleh dikatakan bahwa pada
dasarnya ijarah itu adalah salah satu bentuk aktivitas antara dua pihak atau
4
saling meringankan, serta termasuk salah satu bentuk tolong menolong
dengan cara menggunakan banyak sistem. Salah satu sistem sewa yang
dengan sistem bayar setelah panen. Bahkan ada juga masyarakat yang
menyebut bahwa sewa menyewa ini dengan sistem bayar kari (bayar
sawah terlebih dahulu, dan sistem ini sangat meringankan bagi pihak
penyewa.
rukun syarat dan waktu yang telah disepakati kedua belah pihak yaitu
oleh kedua belah pihak dalam hal ini penyewa dengan cara membayar
atau lahan yang disewakan lebih dominan pada sawah yang letaknya jauh
penyewa dan pemilik lahan di Desa Wotan bahwasanya pada praktek sewa
5
menyewa ini dilakukan secara langsung antara penyewa dan pemilik
lisan. Bersamaan dengan itu tidak ada saksi yang menyaksikan perjanjian
“Ya, masyarakat desa ini melakukan perjanjian atas dasar suka sama
untuk penyewa.”
maka dari itu pembagian hasil panen lebih banyak diberikan kepada
penyewa.
terjadi sedikit atau bahkan banyak permasalahan. Begitu pula yang terjadi
6
Pernah pula terjadi masalah dimana pihak penyewa masih meminta
dana untuk perawatan lahan tersebut kepada pemilik sawah dengan alasan
mengubah akad yang telah disepakati dari awal bahwa pemilik lahan tidak
kebutuhannya, maka dari itu tanah atau lahan yang disewakan kebanyakan
lahan yang jauh dari pemukiman masyarakat atau sawah yang sulit
B. Penegasan Istilah
7
Untuk membahas permasalahan dalam penelitian ini, perlu penegasan
1. Penerapan
2. Akad
di artikan tali yang mengikat karena akan adanya ikatan antara orang
yang berakad.
objek perikatan.
atau lebih tidak di anggap sah apabila tidak sejalan dengan kehendak
3. Ijarah
8
Ijarah adalah menukarkan suatu dengan adanya imbalan. Jika
2010 : 277)
4. Lahan pertanian
membatasi antara bidang lahan sawah satu dan bidang sawah lainnya.
5. Sistem
serta memiliki keterikatan pada rencana atau plane yang sama dalam
9
Sistem dipandang sebagai suatu kumpulan aturan-aturan yang
6. Bayar
(Kamus.tokopedia.com)
7. Panen
(Dosenpertanian.com)
8. Upaya
10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Upaya adalah “bagian
yang dimainkan oleh orang atau bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan”. Atau juga bisa diartikan sebagai suatu usaha, akal atau
mencari jalan keluar. (Peter Salim & Yeni Salim, 1992, 1187)
9. Meningkatkan
memajukan sesuatu ke suatu arah yang lebih baik lagi dari pada
10. Pendapatan
dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi,
11
adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi setelah adanya
11. Petani
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
2. Batasan Masalah
12
a. Penerapan akad ijarah (sewa-menyewa) yang dilakukan di Desa
3. Rumusan Masalah
masalah:
Wotan ?
1. Tujuan Penelitian
13
c. Untuk mengetahui manfaat dari akad ijarah (sewa-menyewa) pada
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat praktis
1) Bagi Peneliti
pendapatan masyarakat.
3) Bagi Masyarakat
14
masyarakat berupa ilmu baru tentang akad ijarah pada lahan
15
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoritis
1. Teori Akad
a. Pengertian Akad
di artikan tali yang mengikat karena akan adanya ikatan antara orang
yang berakad. Dalam kitab fiqih sunnah, kata akad di artikan dengan
16
Hasbi Ash-Shiddieqy mengutip definisi yang di kemukakan oleh
b. Tujuan Akad
Lebih jelas lagi tujuan akad adalah maksud bersama yang dituju dan
c. Manfaat Akad
dan tidak ada yang dirugikan. Berikut sederet manfaat dari akad :
17
2. Teori Ijarah
a. Pengertian Ijarah
Al- ijarah berasal dari kata Al-ajru yang arti menurut bahasanya
ialah Al-Iwadh yang arti dalam bahasa Indonesianya ialah ganti dan
dan lain-lain.
Ijarah adalah pengambilan manfaat sesuatu benda, jadi dalam hal ini
18
manfaat dari benda yang disewakan tersebut, dalam hal ini dapat
Artinya:
ت َ ُ علَ ْي ِه ان ۚ َو ِإ ْن كُ ان أ
ِ وَل َ ض ِيقُوا
َ ُ اروه اُن ِلت َ ُ س َك ْنت ُ ْم م ِْن ُوجْ ِدكُ ْم َو ََل ت
ُّ ض ُ أ َ ْس ِكنُوه اُن م ِْن َحي
َ ْث
Artinya:
19
“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan
mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka
(isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,
kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka
berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di
antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu
menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak
itu) untuknya.” (QS. At-Thalaq:6)
2) Dasar hukum ijarah menurut As Sunnah
أ َ ْو فِ ا
)ض ٍة (رواه أبو داود
Diriwayatkan dari Sa’id bin Musayyib dan Sa’ad bin Abi Waqqash
tanah tertentu dari tanah yang disewakan) dan dengan bagian yang
dialiri air (maksudnya harga sewa adalah hasil dari tanah yang
20
ini, sekalipun ada beberapa orang diantara mereka yang berbeda
akan legitimasi ijarah. Dari beberapa nash yang ada, kiranya dapat
kekurangan.
Oleh karena itu, manusia antara yang satu dengan yang lain
pada dasarnya ijarah itu adalah salah satu bentuk aktivitas antara
1) Rukun Ijarah
menyewa ada tiga yaitu pelaku akad, yang diadakan dan sighat.
21
dengan ulama Hambali, bahwa rukun sewa-menyewa secara global
ada tiga yaitu pelaku akad, yang meliputi orang yang menyewakan
sighat yang meliputi ijab dan kabul. Dan pada intinya mereka
sebagai berikut:
- Sighad (akad)
22
dari salah seorang yang berakad sebagai gambaran
melakukan sesuatu.
- Ujroh (upah)
timbal balik, karena itu ijarah tidak sah dengan upah yang
belum diketahui.
23
pekerjaannya berarti dia mendapat gaji dua kali dengan
beli dan lain-lain. Oleh karena itu, hal ini tidak perlu
diperpanjang lagi.
2) Syarat Ijarah
- Syarat bagi kedua orang yang berakad adalah telah baligh dan
apabila orang itu belum atau tidak berakal seperti anak kecil
24
- Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara jelas
langsung dan tidak ada cacatnya. Oleh sebab itu ulama fiqih
penyewa.
d. Manfaat Ijarah
bentuk kerjanya, waktu, upah, serta tenaganya. Oleh karena itu jenis
yaitu ijab dan kabul. Sedangkan menurut ulama Maliki, rukun sewa-
25
menyewa ada tiga yaitu pelaku akad, yang diadakan dan sighat.
penyewa, objeknya, yang meliputi upah dan manfaat: dan sighat yang
meliputi ijab dan kabul. Dan pada intinya mereka (ulama) tidak ada
e. Pembagian Ijarah
benda.
seorang.
seperti ini hukumnya boleh apabila jenis pekerjaan itu jelas, seperti
buruh bangunan, tukang jahit, buruh pabrik, tukang salon, dan tukang
26
sepatu. Ijarah seperti ini biasanya bersifat pribadi, seperti menggaji
seperti tukang sepatu, buruh pabrik, dam tukang jahit. Kedua bentuk
Akibat hukum dari adanya suatu ijab ksabul dalam akad ialah
27
b) Menerima manfaat dari barang yang disewanya. (Anshori,
2010 : 74)
28
menimbulkan kerugian dan dapat diperkirakan oleh kedua belah pihak
h. Prinsip Ijarah
prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya
terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek trnsaksinya
i. Hikmah Ijarah
suatu sewa-menyewa, dan aqad itu harus jelas tanpa ada yang di
29
Lahan Pertanian adalah sebuah lahan yang mencakup kondisi tanah,
pertanian. Lahan pertanian adalah salah satu dari sumber daya utama pada
maka perlu adanya batasan untuk mengetahui dalam arti apa istilah tanah
30
jenis vegetasi dan sebagainya. Lahan pertanian mempunyai berberapa
Lahan basah adalah wilayah tanah pertanian yang jenuh dengan air
dalam air minum, irigasi, dan sebagainya serta dapat digunakan untuk
- Lahan garapan
- Lahan panen
- Lahan penggembalaan
hasil dari usaha pertanian dapat tercapai secara maksimal. Ciri-ciri dari
- Mudah dikeringkan
31
- Tidak mengeras jika sudah ditanami
yang penting bagi kehidupan karena mengandung banyak unsur yang baik
untuk menunjang kehidupan dimasa sekarang dan masa yang akan datang.
32
Hal ini bisa berupa uang atau hasil panen dengan ketentuan sesuai
kesepakatan kedua belah pihak. Sistem bayar setelah panen ini lebih sering
5. Devinisi Pendapatan
yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha
maka konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih baik. (Soekartawi, 2012
: 132)
33
Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Berikut ini beberapa
akad, yang terjadi dalam sewa menyewa ini, pertama pihak pertama
penyewa tanah hanya untuk tempat produksi batu bata kedua, pihak
pengambilan tanah untuk bahan baku batu bata. Ketiga pihak penyewa
batu bata.
34
penyewa. Batas waktu pemanfaatan dari sawah tersebut selama
dilakukan pada saat musim panen pertama tiba. Akan tetapi dalam
sampai musim panen pertama tiba, tetapi masih ada dari pihak
mengambi manfaat yaitu dari tanah sawah yang akan di tanami padi,
sewa menyewa tanah dengan imbalan sejumlah uang atau bagi hasil
35
Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu dan penelitian yang dilakukan peneliti pada saat ini, baik itu
Tabel 1.1
Penelitian Relevan
NAMA JUDUL
NO PERSAMAAN PERBEDAAN
PENELITI PENELITIAN
Karangduren
Kecamatan
Kebonarum
Kabupaten
Klaten
36
Sa’idah Sistem Bayar tentang sewa ini tidak
Syariah pada
sudah sesuai
dengan hukum
islam
Pendapatan memakai
Kiambang
Kabupaten
Indragiri Hilir
37
Kecamatan
Tempuling
C. Kerangka Konseptual
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual
38
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
bimbingan berlangsung.
2. Tempat Penelitian
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
39
Menurut Arikunto (2010) subjek penelitian merupakan tempat
desa Wotan.
dalam sebuah penelitian, karena tujuan dari sebuah penelitian adalah untuk
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart data yang
ditetapkan.
pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
1. Wawancara
40
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
2013 : 116)
pertanyaan-pertanyaan tertulis.
pembicaraan.
41
6) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh.
2. Dokumentasi
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
42
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
1. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang hal yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
: 338)
2. Penyajian Data
Petani.
43
3. Pengambilan Kesimpulan
penelitian.
44
BAB IV
Panceng dan sekitarnya, karena Desa Wotan adalah salah satu Desa
Kawedanan Sidayu. Tidak banyak yang bisa digali dari sejarah Desa
Wotan ini, karenan minimnya sumber sejarah yang tertulis atau cerita
tidak lepas dari sejarah kanjeng sepuh Sidayu yang konon sebelum
adanya perkampangan, sudah ada soko atau tiang dari kayu jati untuk
Desa Wotan sendiri diambil dari kata Wot (jembatan dari batang
kayu) dan tan (wetan/ timur) yang melintang ke timur yang terletak di
Indonesia sebagai ucapan terima kasih atas peran serta warga Desa
45
2. Visi Misi Desa Wotan
a. Struktur Organisasi
4. Kondisi Geografis
46
Tabel 1.2
BATAS DESA
47
Tabel 1.3
6 Waduk/danau 7,0000 Ha
9 Hutan 0,0000 Ha
prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id
5. Kondisi demografis
jumlah penduduk Desa Wotan adalah terdiri dari 862 KK, dengan
jumlah total 3.066 jiwa, dengan rincian 1.559 laki-laki dan 1.507
48
Tabel 1.4
MANUSIA
a. Pendidikan
49
Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang
di Desa Wotan.
Gambar 1.2
b. Ekonomi
50
Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Wotan Rp.
Gambar 1.3
c. Perdagangan
51
Keberadaan fasilitas perdagangan di Desa Wotan selain pasar
kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan
52
norma norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia
berhalangan tetap.
pemilihan desa Wotan pada tahun 2013. Pada pilihan kepala desa
Tercatat ada satu kandidat kepala desa pada waktu itu yang
rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 70% daftar
53
pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat
54
semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan
Jawa.
informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik
dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan
dan konflik sosial. Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah
terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Wotan
Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak
sosial.
e. Kesehatan
55
Dari data yang ada menunjukkan adanya jumlah masyarakat
B. Penyajian Data
Desa Wotan, perlu diketahui bahwa sewa menyewa tanah yang akan
dibahas saat ini merupakan praktek sewa menyewa atas kemauan kedua
tidak digarap atau memang dari pemilik lahan tersebut ingin disewakan.
56
menyangkut faktor yang menyebabkan melakukan sewa-menyewa, tata
Tabel 1.5
SAWAH
DISEWAKAN
57
Tabel 1.6
Pendapatan Petani
1 2 3 4 5
C. Analisis Data
Kualitatif dan R&D pada tahun 2010, maka dapat dianalisis beberapa hasil
58
lahan yang belum jelas pembayarannya atau tidak dibayarkan dari
awal akad tetapi menunggu hasil panen dari lahan tersebut. Berapapun
dari hasil panen yang telah disepakati pada awal akad dengan tidak
secara lisan saja atau atas dasar suka sama suka yaitu dengan cara
59
Uang hasil sewa dapat digunakan sebagai modal usaha yang
tidak akan kesulitan mencari modal untuk biaya musim tanam yang
utama bagi para pelakunya. Bagi para penyewa tanah praktek sewa
60
“ Semua petani pasti menginginkan keuntungan dari
pekerjaannya, makanya dengan menyewa tanah orang lain dalam
kurun waktu yang lumayan lama, petani merasa dapat mengambil
keuntungan karena jika penjualan hasil panen semakin naik dan
tinggi, petani akan sangat diuntungkan disitu.”
“ Sawah saya itu terletak jauh dari rumah, dan saya juga sudah
tua, jadi lebih baik saya sewakan saja sama petani yang
membutuhkan pekerjaan, yaa untung-untung bisa membantu dia
mendapatkan pekerjaan. Sesama manusia kan harus saling tolong-
menolong”
yang paling cepat untuk memperoleh uang terutama jika tidak ada
September 2021.
61
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari wawancara kepada
beberapa petani, penerapan akad ijarah atau sewa pada lahan pertanian
- Tahap penawaran
tanah juga bisa berasal dari pihak penyewa yakni pihak penyewa
tersebut.
- Tahap peninjauan
62
Meski ada dasarnya pihak penyewa telah sedikit banyak
- Tahap transaksi
secara lisan antara kedua belah pihak tanpa adanya surat ataupun
perawatan lahan dalam artian hak dan kuasa atas lahan sepenuhnya
63
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara pada petani dan
64
Meski demikian jika ada ganti rugi maupun pembagian
Wotan
65
belah pihak baik pihak pemilik sawah maupun penyewa telah
Kabupaten Gresik :
66
lumayan untuk menambah penghasilan lagi pula suami saya hanya
bekerja sebagai kuli bangunan. Kebetulan saya juga hanya merawat
satu anak saja dan saya bisa bekerja sampingan untuk menggarap
ladang miliknya tersebut.”
“Ya karena rumah saya di Petung dan sawah saya di Wotan saya
rasa terlalu jauh untuk mengelolanya sendiri, lagipula saya juga
bekerja sebagai guru, jadi saya lebih memilih untuk menyewakan saja
dari pada menggarapnya sendiri, masalah pembayarannya saya
longgarkan setelah panen tiba saja agar lebih meringankan si
petani.”
dahulu.
67
belah pihak. Dan lama perjanjian dalam kerjasama juga harus sesuai
sendiri. Namun adat sewa menyewa sawah ini sudah menjadi tradisi
68
yang kadang menimbulkan ketidakrelaan salah satu belah pihak
dibayarkan setelah panen dan hasil panen tersebut terjual. Hal ini
namun sudah dua kali panen petani tersebut belum mendapatkan uang
08 Oktober 2021.
Satu masalah lain terjadi pada Ibu Musyafa’ah bahwa petani yang
bersedia memberikan uang. Namun hal itu terjadi hingga dua kali.
69
Dari beberapa penjelasan dan pernyataan diatas sangat jelas
para petani di Desa Wotan. Terlihat dari rukun akad ijarah-nya saja
menyewa) lahan pertanian harus ada manfaat bagi kedua belah pihak
sewa karena gagal panen, pihak penyewa yang masih menuntut uang
adanya surat tertulis seperti yang diterapkan di Desa Wotan ini masih
yang artinya:
70
maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang
itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah,
Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun dari padanya.”
(Q.S. Al Baqarah : 282)
Selain itu pelaksanaan sewa tanah di Desa Wotan Kecamatan
pastian dan spekulasi hasil baik oleh pemilik lahan maupun oleh
penyewa mengalami kerugian modal dari awal masa tanam dan yang
islam, seperti firman Allah dalam Surah An-Nisa’ ayat 29, yang
artinya :
71
Hal inilah yang menunjukkan masih adanya wansprestasi dalam
Desa Wotan yang dilakukan oleh beberapa orang dari penyewa, sebab
ditentukan.
yang artinya :
72
keduanya.
Jika hak dan kewajiban sudah terpenuhi oleh kedua belah pihak,
D. Hasil
Kabupaten Gresik tidak jauh berbeda dengan pelaksaan sewa tanah pada
umumnya. Sewa tanah yang terjadi di Desa Wotan merupakan suatu akad
dalam beberapa musim panen atau tahun yang telah ditentukan dan dengan
imbalan yang tertentu pula. Jenis tanaman yang biasa ditanam oleh para
Sewa menyewa tanah ini biasa dilaksanakan antara 2-4 tahun dengan
maka tahap selanjutnya adalah tahap transaksi. Ijab dan qabul dinyatakan
73
secara lisan dengan menggunakan kata-kata yang terang, jelas dan dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Ijab dan kabul ini diadakan setelah
kepada penyewa (musta’jir) setelah ijab dan kabul diucapkan. Jadi semua
akad. (Suhendi, 2014 : 115) Tidak ada perpindahan hak milik karena
lahan.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akad Ijarah Pada Lahan Pertanian Dengan Sistem Bayar Setelah Panen
surat perjanjian tertulis ataupun saksi yang dalam hal ini masih
2. Akad ini hanya sifat suatu pemanfaatan lahan yang mana pihak
panen dengan jumlah bagi hasil yang telah ditentukan diawal akad
75
lebih cenderung ke pihak penyewa karena pemilik lahan tidak
lahan/tanaman.
B. Saran
transaksi akad ijarah pada lahan pertanian di Desa Wotan Panceng Gresik,
transaksi selalu memenuhi hak dan kewajiban dengan baik agar dalam
tertulis, tidak hanya secara lisan atas dasar saling percaya, karena
76
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ghazaly, Abdul Rahman dkk. 2010. Fiqih Muamalat. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Nurmala, Tati (dkk). 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu
77
Prof. Dr. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta CV.
Raco, J.R. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta: Grasindo
Riduwan. 2012. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Sahrani, Sohari & Ru’fah. 2011. Fikih Muamalah untuk Mahasiswa
UIN/IAIN/PTAIS dan Umum. Bogor: Ghalia Indonesia
Salim, Peter dan Yeni Salim. 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Modern English Press
Salim, Peter dan Yeni Salim. 1995. Kamu Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta : Modern Press
Zuhaili, Wahbah. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 4. Jakarta: Gema Insani
Artikel/Jurnal
Sumber Internet
http://blogushluddin.blogspot.com/2016/04/pengertian-macam-macam hukum-
dandalil.html diakses tanggal 21 november 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Petani
78
https://kamus.tokopedia.com/p/pembayaran-di-muka diakses tahun 2021
Skripsi
Ahmad Hanafi Zakariya, 2017. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Sewa
Menyewa Tanah Dalam Produksi Batu Bata di Desa Karangduren
Kecamatan Kebonarum Kabupaten Klaten (Tugas Akhir Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri Salatiga).
Biyasrini, 2020. “Praktek Sewa Menyewa Tanah Sistem Tahunan Dalam Upaya
Meningkatkan Pendampatan Petani Desa Teluk Kiambang Kabupaten
Indragiri Hilir Kecamatan Tempuling”
Redo Saputro, 2019. “Analisis Spasial Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Temon
Kabupaten Pulonprogo Tahun 2008-2009”
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Profil Diri
NIM : 1729171092
NIRM : 2017.4.171.0029.1.000090
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
Wawancara bersama Bapak Yaziz dan Bapak Kuseni (Pelaku transaksi akad)
Kondisi Sawah dalam proses penggarapan pasca panen