1 PB
1 PB
Perbandingan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model Pembelajaran Langsung terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pancarijang Kab. Sidrap
(Studi Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam)
The Comparison of Problem Based Learning Model and Direct Learning Model
toward Student’s Achievement at XI IPA SMA Negeri 1 Pancarijang Kab. Sidrap
(Study on Hydrolysis of Salt)
1)
Annisa Hamzah, 2)Muhammad Yunus, 3)Sulfikar
1,2,3)
Jurusan Kimia, Jalan Dg. Tata Raya, Makassar 90224
3)
corresponding author: Email:s_hanafi@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pancarijang Kab.
Sidrap pada materi pokok hidrolisis garam. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah pada kelas eksperimen 1
dan model pembelajaran langsung pada kelas eksperimen 2, sedangkan variabel
terikatnya adalah hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1
Pancarijang Kab. Sidrap pada materi pokok hidrolisis garam. Populasi dalam
penelitian ini adalah kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pancarijang tahun ajaran
2014/2015 yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak.
Kelas yang terpilih sebagai sampel yaitu kelas XI IPA3 sebagai kelas eksperimen 1
dengan jumlah peserta didik 38 orang dan kelas XI IPA4 sebagai kelas eksperimen
2 dengan jumlah peserta didik 39 orang. Pengambilan data dilakukan dengan
pemberian tes hasil belajar pada akhir pembelajaran. Pengujian hipotesis dengan
uji Mann Whitney yang dilakukan pada α = 0,05 diperoleh nilai Zhitung (4,05) lebih
besar dari Ztabel (1,64). Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Pancarijang Kab. Sidrap pada materi pokok hidrolisis garam
menunjukkan hasil belajar yang lebih meningkat daripada penggunaan model
pembelajaran langsung.
Kata Kunci: Berbasis masalah, hasil belajar, pembelajaran langsung
ABSTRACT
This research was a quasi-experimental that aimed to know whether or
not the influence of problem based learning model towards student’s achievement
at class XI IPA SMA Negeri 1 Pancarijang kab. Sidrap on hydrolysis of salt subject
matter. The independent variables were problem based learning model in
experimental 1 class and direct learning model in experimental 2 class, while the
dependent variable was students’ achievement at XI IPA SMA Negeri 1
Pancarijang Kab. Sidrap in salt hydrolysis subject matter. The population was class
XI IPA SMA Negeri 1 Pancarijang in academic year 2014/2015 consisted of 5
classes. Sampling was done randomly. The classes were chosen as sample were XI
IPA3 as experimental 1 class with 38 students and XI IPA4 as experimental 2 class
with 39 students. Data were collected by giving posttest. Testing the hypothesis
with Mann Whitney test performed at α = 0,05 were obtained Zcalculated (4,05) was
bigger than Ztable (1,64). Conclude that there was the influence of problem based
learning model towards students’ achievement at class XI IPA SMA Negeri 1
Pancarijang Kab. Sidrap on hydrolysis salt subject matter.
Keywords: Direct learning, problem based learning, students’ achievement.
Untuk itu, diperlukan peran aktif dari (2012) dan Joy (2014) yang
guru dalam memilih model pembelajaran menyimpulkan bahwa pembelajaran
yang mampu mengkondisikan peserta berbasis masalah dapat memberikan
didik untuk mencari, mengolah dan dampak positif pada hasil belajar peserta
menilai berbagai informasi dengan kritis, didik.
sehingga dapat memudahkan peserta Ilmu kimia yang mempelajari
didik untuk memahami materi. tentang materi dan perubahannya,
Model pembelajaran berbasis sebagian besar dilakukan di laboratorium
masalah dipandang sesuai untuk dan didapatkan melalui penelitian.
meningkatkan motivasi belajar peserta Namun, penerapan ilmu kimia erat
didik, sehingga dapat mengaktifkan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,
peserta didik dalam memahami materi seperti kedokteran, pertanian, biologi,
dan mengetahui aplikasi materi dalam farmasi, industri, dan lain-lain (Chang,
kehidupan nyata. Penyampaian 2005). Untuk itu, upaya pemahaman
pembelajaran dengan cara penyajian terhadap materi kimia dapat dilakukan
masalah kontekstual pada model dengan mengaitkan konsep-konsep kimia
pembelajaran berbasis masalah dengan lingkungan sekitar. Begitupun
dipandang sebagai solusi yang tepat dengan materi hidrolisis garam yang
untuk mengikat rasa ingin tahu peserta penerapannya banyak bersinggungan
didik pada materi pelajaran. Hal tersebut dengan kehidupan sehari-hari, seperti
sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sani pada bahan tambahan pangan, proses
(2014) bahwa salah satu keuntungan pemupukan, penjernihan air, dan lain-
model pembelajaran berbasis masalah lain. Olehnya itu, pemahaman materi
adalah dapat menumbuhkan motivasi hidrolisis garam dapat dilakukan dengan
internal peserta didik untuk belajar. pendekatan materi pada masalah-masalah
Dengan motivasi belajar yang tinggi, kontekstual, sehingga materi ini dapat
maka dapat berpengaruh terhadap hasil diajarkan dengan menggunakan model
belajarnya. pembalajaran berbasis masalah
Selain daripada itu, penggunaan Tujuan penelitian ini adalah
model pembelajaran ini dapat untuk mengetahui ada atau tidaknya
menciptakan suasana belajar yang aktif, pengaruh penggunaan model
mempermudah penguasaan terhadap pembelajaran berbasis masalah terhadap
materi, peserta didik lebih kritis dalam hasil belajar peserta didik kelas XI IPA
menghadapi persoalan, memiliki SMA Negeri 1 Pancarijang Kab. Sidrap
keterampilan sosial dan mencapai hasil studi pada materi pokok hidrolisis garam.
pembelajaran yang lebih optimal. Proses
penyelidikan yang dilakukan dapat METODE PENELITIAN
membantu peserta didik dalam Penelitian ini merupakan jenis
membangun pengetahuannya sendiri dan penelitian Quasi Experimental Design
mengaitkan beberapa konsep untuk (Eksperimen semu). Penelitian ini ingin
menyelesaikan permasalahan yang menunjukkan adanya pengaruh model
diberikan. Dengan penerapan model ini pembelajaran berbasis masalah terhadap
diharapkan mampu meningkatkan hasil hasil belajar peserta didik. Desain
belajar peserta didik. Hal ini senada penelitian yang digunakan dalam
dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian ini adalah posttest only control
Mutoharoh (2011), Benli and Mustafa design.
Variabel bebas dalam penelitian tidak dapat dilakukan dan diganti dengan
ini adalah penggunaan model uji U (Mann-Whitney).
pembelajaran berbasis masalah pada Adapun hipotesis dari penelitian
kelas eksperimen 1 dan model ini adalah ada pengaruh model
pembelajaran langsung pada kelas pembelajaran berbasis masalah terhadap
eksperimen 2, sedangkan variabel hasil belajar peserta didik kelas XI IPA
terikatnya adalah hasil belajar peserta SMA Negeri 1 Pancarijang Kab. Sidrap
didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 studi pada materi pokok hidrolisis garam.
Pancarijang Kab. Sidrap pada materi Pengujian hipotesis dengan uji satu
pokok hidrolisis garam. pihak-kanan dengan menggunakan
Populasi dalam penelitian ini kriteria tolak hipotesis nol jika Zhitung >
adalah kelas XI IPA SMA Negeri 1 𝑍!"#$% .
Pancarijang tahun ajaran 2014/2015 yang
terdiri dari lima kelas dengan jumlah HASIL DAN PEMBAHASAN
peserta didik keseluruhannya adalah 192 A. Hasil Penelitian
peserta didik. Pengambilan sampel Gambaran umum hasil analisis
dilakukan dengan teknik simple random statistik deskriptif kelas eksperimen 1 dan
sampling. Cara demikian dilakukan kelas eksperimen 2 disajikan pada Tabel
karena pembagian kelas pada SMA 1.
Negeri 1 Pancarijang dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan prestasi Tabel 1. Nilai Statistik Deskriptif Hasil
peserta didik. Semua anggota populasi Belajar Peserta Didik
dianggap homogen pada semua kelas, Kelas Kelas
sehingga diperoleh kelas XI IPA3 sebagai Statistik Eksperimen Eksperimen
kelas eksperimen 1 dan kelas XI IPA4 1 2
sebagai kelas eksperimen 2. Jumlah Sampel 38 39
Instrumen yang digunakan Nilai Tertinggi 93 80
adalah tes hasil belajar (posttest) yang Nilai Terendah 35 25
diberikan pada akhir pokok bahasan
Mean 57,66 41,55
hidrolisis garam. Selanjutnya data
dianalisis secara deskriptif dan Median 49,50 34,95
inferensial. Analisis statistik deskriptif Modus 40,17 31,53
digunakan untuk mendeskripsikan Varians 388,40 295,68
gambaran umum mengenai karakteristik Standar Deviasi 19,70 17,20
pencapaian hasil belajar peserta didik
pada kelas eksperimen 1 dan kelas Hasil belajar peserta didik
eksperimen 2. Statistik inferensial dikelompokkan berdasarkan kriteria nilai
merupakan analisis statistik yang ketuntasan hasil belajar peserta didik
digunakan untuk menganalisis data dapat dilihat pada Tabel 2.
sampel dan hasilnya digunakan untuk Tabel 2. Nilai Ketuntasan Hasil Belajar
populasi dengan menggunakan uji-t. Peserta Didik
Sebelum dilakukan uji-t, maka terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat berupa uji Nilai ≥ 75 < 75
Tidak
normalitas dan uji homogenitas. Apabila Kriteria Ketuntasan Tuntas
Tuntas
uji prasyarat tidak terpenuhi, maka uji-t Eksperimen Frekuensi 13 25
1 Persentase 34,21 65,79
60,53
60 51,71 49,94 normalitas data tidak terpenuhi, maka
39,36 pengujian homogenitas tidak dilakukan.
40
23,22 Sehingga, pengujian hipotesis yang
20 digunakan pada penelitian ini adalah
metode statistika non-parametrik, yaitu
0
C2 C3 C4
uji U Mann Whitney (one tailed).
Level Kognitif Soal Berdasarkan hasil perhitungan,
Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2 diperoleh nilai Zhitung adalah 4,05, dan
Gambar 1. Perbandingan Hasil Belajar Ztabel = 1,64 pada taraf signifikansi 0,05.
Tiap Level Kognitif Nilai Z > 𝑍𝛼 = 4,05 > 1,64 sehingga H0
Adapun, jika hasil tes belajar ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu
peserta didik dikelompokkan berdasarkan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pencapaian tiap indikator materi, maka positip model pembelajaran berbasis
hasilnya dapat dilihat pada Gambar 2. masalah terhadap hasil belajar peserta
100 91,84
didik kelas XI IPA SMA Negeri 1
Pancarijang Kab. Sidrap (studi pada
Persentase pencapaian Tiap
82,05
80 72,37
63,6761,24
69,51 materi pokok hidrolisis garam).
Indikator (%)
maupun kelompok akan selalu dinilai masalah menunjukkan hasil belajar yang
oleh observer. Hal ini yang mendorong lebih baik daripada penggunaan model
peserta didik untuk lebih aktif dan cepat pembelajaran langsung pada peserta didik
dalam melaksanakan setiap tugas yang kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pancarijang
diberikan. Adapun untuk referensi yang Kab. Sidrap pada materi pokok hidrolisis
garam.
minim, guru menyiasatinya dengan
menginformasikan permasalahan umum
B. Saran
yang akan diberikan pada pertemuan
Bagi guru atau tenaga pengajar,
selanjutnya kepada peserta didik. Hal ini
model pembelajaran berbasis masalah
mendorong peserta didik untuk mencari
dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi terkait masalah tersebut sebelum
alternatif yang dapat diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran dilaksanakan,
proses pembelajaran untuk meningkatkan
sehingga referensi yang ada lebih banyak
hasil belajar siswa, baik untuk materi
dan memudahkan dalam penyelesaian
kimia atau materi lain dengan
masalah ketika di kelas.
karakteristik yang sama.
Ketuntasan hasil belajar kelas
Bagi peneliti selanjutnya, yang
eksperimen 1 yang lebih tinggi
ingin melakukan penelitian sejenis
dibandingkan kelas eksperimen 2 juga
diharapkan memperhatikan waktu dan
dikuatkan dengan analisis statistik
jumlah soal yang akan diberikan kepada
inferensial yang dilakukan. Hasil ini
siswa agar hasil yang didapatkan lebih
sesuai dengan penelitian Ana (2012) dan
optimal.
Mayasari (2014) yang menyimpulkan
bahwa hasil belajar peserta didik yang
DAFTAR PUSTAKA
diajar dengan model pembelajaran
berbasis masalah lebih baik daripada Adnyana, G.P. 2009. Meningkatkan
yang diajar dengan pembelajaran Kualitas Aktivitas Belajar,
konvensional. Selain itu, Wasonowati Keterampilan Berpikir Kritis,
(2014) dalam penelitiannya dan Pemahaman Konsep Biologi
menyimpulkan bahwa penerapan model Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1
pembelajaran berbasis masalah mampu Banjar melalui Penerapan Model
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Pembelajaran Berbasis Masalah.
peserta didik pada materi kimia. Selain Jurnal Pendidikan Kerta
hasil belajar dan aktivitas yang lebih Mandala Dinas Pendidikan
tinggi, pelaksanaan model pembelajaran Kabupaten Buleleng, Bali ISSN
berbasis masalah dapat meningkatkan 2085-9716, 1 (1).
motivasi belajar (Muspita, 2013), Akınoğlu, O and Ruhan, Ö.T. 2007. The
pemahaman konsep, keterampilan proses Effects of Problem-Based Active
sains (Juliawan, 2012), dan sikap ilmiah Learning in Science Education
serta keterampilan berpikir kritis pada on Students’ Academic
peserta didik (Astika, 2013). Achievement, Attitude and
Concept Learning. Eurasia
KESIMPULAN DAN SARAN Journal of Mathematics, Science
A. Kesimpulan & Technology Education, 3(1),
Berdasarkan hasil analisis data dan 71-81.
pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa Ana, F.S. 2012. Pengaruh Model
penggunaan model pembelajaran berbasis Pembelajaran Berbasis Masalah
terhadap Hasil Belajar