Anda di halaman 1dari 5

CONTOH MOU KONTRAKTOR

NAMA KELOMPOK

1. KRISNAWAN 2127312002
2. ANDI RIZKI 21273125001
3. LINTANG FIRMANSYAH 21273125006
4. Imam Alif Adani Musafir 21273125003
DOSEN : DJOKO S,ST,M.Si
MATA KULIAH : ESTIMASI BIAYA PERENCANAAN
SURAT KONTRAK PERJANJIAN PENGERJAAN BORONGAN
PEKERJAAN MEMBANGUN RUMAH TINGGAL

Pada hari ini, Kamis tanggal 14 September tahun dua ribu dua puluh tiga, yang
bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Krisnawan
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jl. Joglo Raya 80 Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Bertindak sebagai pemilik rumah yang selanjutnya akan disebut dengan PIHAK I.

Nama : Lintang Firmansyah


Pekerjaan : Kontraktor
Alamat : Jl. Pulo Mas Utara, Jakarta Utara
Bertindak sebagai pelaksana kerja borongan yang selanjutnya dengan PIHAK II.

Kedua pihak menyatakan bersepakat untuk mengadakan Kontrak Perjanjian kerja


Pengerjaan Pembangunan Rumah Tinggal di Jl. Joglo Raya 80 Jakarta Barat, DKI
Jakarta yang kemudian diatur dalam syarat dan ketentuan, sebagaimana berikut
antara lain:

Pasal 1
LANGKAH PENUNJUKKAN

1. PIHAK I telah memberikan tugas pada PIHAK II untuk melaksanakan


pekerjaan pembangunan rumah tinggal secara borongan di Jl. Joglo Raya 80
Jakarta Barat, DKI Jakarta sesuai spesifikasi dan desain yang terlampir
dengan sebaik-baiknya.

2. PIHAK II telah setuju dan menerima pekerjaan tersebut serta bersedia


melaksanakan pekerjaan borongan membangun rumah yang dimaksud
sesuai spesifikasi dan desain yang dilampirkan.
Pasal 2
WAKTU PELAKSANAAN

1. Pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud dalam pasal 1 harus dimulai selambat-


lambatnya sepuluh hari setelah penandatanganan Surat Kontrak Perjanjian dan
PIHAK II harus sudah menuntaskan pekerjaan yang dimaksud secara menyeluruh
dan menyerahkannya ke PIHAK I dalam keadaan yang baik paling lambat pada hari
sabtu tanggal 18 November 2023.

2. Jangka waktu untuk penyerahan sesuai dengan pasal ke 2 ayat a tersebut bisa
diperpanjang jika ada permintaan tertulis yang disampaikan dari PIHAK II dengan
menyertakan alasan-alasan logis yang bisa diterima oleh PIHAK I.

3. Untuk menindaklanjuti terkait perpanjangan waktu dalam pelaksanaan pekerjaan


yang dimaksud, PIHAK I akan mengeluarkan Surat Perpanjangan Waktu
Pelaksanaan Pekerjaan Borongan.

Pasal 3
BIAYA PELAKSANAAN KONTRAK BORONGAN

1. Biaya untuk pelaksanaan kontrak pekerjaan borongan pembangunan rumah tinggal


sesuai kesepakatan kedua pihak adalah sebesar Rp. 456.00.000,00 (Empat Ratus
Lima Puluh Enam Juta Rupiah), untuk satu unit bangunan rumah. Harga borongan
sudah termasuk bahan material, fee kontraktor, upah pekerja, tidak termasuk biaya
pajak dan perijinan.

Pasal 4
PROSES PEMBAYARAN

2. Pembayaran biaya pelaksanaan oleh PIHAK I kepada PIHAK II dilakukan bertahap


sesuai tahapan kemajuan dari pekerjaan dan diatur sesuai kesepakatan berikut:

 Pembayaran DP (Down Payment)


Pembayaran untuk down payment atau DP ditetapkan sebesar 20 % (dua puluh)
persen dari nilai kontrak borongan sebagaimana tertuang dalam perjanjian di pasal
yang ke 3.
Besarnya pembayaran adalah: (20) % X (Rp. 456.00.000,00) = Rp. 91.200.000,00
(sembilan puluh satu juta dua ratus ribu rupiah) yang nantinya akan dibayarkan oleh
PIHAK I kepada PIHAK II setelah Surat Perjanjian ditandatangani.
 Pembayaran Lanjutan
Untuk pembayaran lanjutan akan ditetapkan sebesar 50% (lima puluh) persen dari
nilai kontrak.
Besar pembayaran tersebut yakni: 50% X (Rp. 456.00.000,00) = [(Rp.
223.000.000,00) (dua ratus dua puluh tiga juta rupiah) yang nantinya dibayarkan
oleh PIHAK I kepada PIHAK II jika tahapan pengerjaan telah selesai minimal 70%
dari total keseluruhan pekerjaan.
 Pelunasan Pembayaran
Pelunasan pembayaran sebesar 30% dari nilai kontrak.
Besaran pembayaran adalah: 30 % X Rp.456.00.000,00 = Rp. 136.800.000,00
(seratus tiga puluh enam juta delapan ratus ribu rupiah ) yang nantinya dibayarkan
oleh PIHAK I kepada PIHAK II apabila tahapan pekerjaan telah sepenuhnya selesai
dilaksanakan oleh PIHAK II dengan baik dan sesuai spesifikasi yang disepakati.
Pembayaran yang dilakukan oleh PIHAK I kepada PIHAK II tersebut akan dilakukan
melalui nomor Rekening Bank atas nama PIHAK II.

Pasal 5
MATERAI DAN PAJAK

1. Bea materai dan biaya pajak lainnya akibat dari dikeluarkannya Surat Kontrak
Perjanjian ini menjadi tanggungan sepenuhnya oleh PIHAK II.

Pasal 6
BIAYA DENDA KETERLAMBATAN

1. Apabila PIHAK II terlambat melakukan penyerahan pekerjaan borongan sesuai


jangka waktu yang telah disepakati dalam pasal 2 di Surat Kontrak Perjanjian, maka
PIHAK II akan dibebani denda keterlambatan sebesar Rp. 2.000.000,00) (dua juta
rupiah) tiap hari keterlambatan paling tinggi 2 % (dua) persen dari total nilai kontrak
borongan sebagaimana yang tercantum pada perjanjian dalam pasal ke 3.

2. Apabila PIHAK II melalaikan pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada Surat


Kontrak Perjanjian dalam pasal ke 1, maka PIHAK II akan dibebani denda kelalaian
sebesar (Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) dari setiap kelalaian sesuai ketentuan
dan PIHAK II tetap diwajibkan untuk melanjutkan pekerjaan yang telah dilalaikan.

Pasal 7
SUBKONTRAKTOR PEKERJAAN

1. Pelaksanaan pengerjaan borongan sebagaimana yang tercantum di Surat Kontrak


Perjanjian pada pasal 1 tidak boleh dipindahtangankan atau dialihkan atau
diborongkan kepada PIHAK lain diluar dari PIHAK-PIHAK yang bersangkutan alasan
apapun.

2. Apabila PIHAK II melanggar kesepakatan sebagaimana yang tercantum pasal 7


dalam ayat a tersebut, maka PIHAK I berhak untuk membatalkan perjanjian sepihak
tanpa memberitahukan kepada PIHAK II terlebih dahulu.

3. Semua kerugian akibat dari pembatalan kontrak perjanjian tersebut, sepenuhnya


adalah tanggung jawab dari PIHAK II.
Pasal 8
PERSELISIHAN

Jika terjadi masalah perselisihan terkait pengerjaan proyek bangunan antara PIHAK
I dan PIHAK II maka akan diselesaikan dengan cara-cara berikut:

1. Menggunakan jalur hukum jika perselisihan yang ada tidak dapat diselesaikan
menggunakan jalur musyawarah maupun Panitia Arbitrase. Nantinya kedua pihak
sepakat untuk menyelesaikan perselisihan sesuai hukum yang berjalan.
2. Menggunakan jalur musyawarah.
3. Menggunakan jalur Arbitrase apabila masalah dan perselisihan yang terjadi tidak
dapat diselesaikan dengan jalur musyawarah. Panitia Arbitrase terdiri dari:
a) Satu orang yang mewakili PIHAK I,
b) Satu orang yang mewakili PIHAK II
c) Satu orang yang mewakili PIHAK I dan PIHAK II.

Pasal 9
PENUTUP

Kesepakatan yang dibuat ini akan mulai berlaku sejak ditandatanganinya Surat
Kontrak Perjanjian oleh dua belah pihak dan dibuat rangkap 2 (dua) yang bermaterai
serta berkekuatan hukum sama yang mengikat secara sah di mata hukum.

Dibuat di : Jakarta
Tanggal : 14 September 2023

PIHAK I PIHAK II

[ ————————- ] [ ————————- ]

Anda mungkin juga menyukai