Latar belakang/penyebab terjadinya Insiden Bendera di Hotel Yamato Pada tanggal 19 September 1945, tepat 67 tahun yang lalu terjadi peristiwa yang sangat heroik di Surabaya yaitu Perobekan Bendera Merah Putih Biru menjadi Bendera Merah Putih. Latar belakang perobekan bendera itu sendiri adalah ketika seminggu sebelumnya telah mendarat tentara sekutu di Indonesia yang tergabung dalam RAPWI (Recovery of Allied Prisoner of War and Internees) untuk membebaskan tawanan perang Interniran. Termasuk dalam rangka melucuti Jepang di Indonesia. Mereka ini akhirnya datang dan diantar oleh orang-orang Jepang serta bermarkas di Hotel Yamato Jalan Tunjungan. Sehingga Hotel Yamato ramai dengan orang-orang tentara Inggris dan juga tentara Belanda yang membonceng mereka. Mereka datang dengan mengendarai mobil atau truck dengan tulisan RAPWI. Selain itu mereka juga menamakan dirinya anggota Intercross. Ada juga mereka yang terjun payung langsung ke tempat para tawanan orang-orang Belanda di daerah Gunungsari.
Proses terjadinya Insiden Bendera di Hotel Yamato
Insiden bendera di Surabaya adalah insiden yang terjadi pada tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya. Kejadiaan ini diawali oleh beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendera Belanda (berwarna merah putih biru) di atap Hotel Yamato. Tindakan ini kemudian memicu amarah rakyat Surabaya. Rakyat kemudian menyerbu hotel, menurunkan bendera Belanda, dan merobek warna biru bendera itu untuk dikibarkan kembali, sehingga yang berkibar adalah bendera Indonesia (berwarna merah putih). Tokoh-tokohnya Hariyono dan Koesno Wibowo,
Bung Tomo,
Jenderal Mallaby, K.H Hasyim Asy’ari,
Akhir dari Insiden Bendera di Hotel Yamato
Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda (Merah-Putih- Biru) menjadi bendera Indonesia (Merah-Putih) di Hotel Yamato Surabaya (sekarang Hotel Majapahit Surabaya) pada tanggal 19 September 1945 yang didahului oleh gagalnya perundingan antara Sudirman (residen Surabaya) dan Mr. W.V.Ch Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda.