Anda di halaman 1dari 2

Bahwa Pemohon II adalah perseorangan warga negara Indonesia yang menggangap

hak dan atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya UU atau


setidak-tidaknya mengalami kerugian yang bersifat potensial. Pemohon II dalam hal ini
kualifikasinya sebagai perseorangan warga negara Indonesia memiliki hak
konstitusional yang melekat untuk dipilih dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota yang mana hak konstitusional tersebut dapat dipergunakan sewaktu-waktu .
Selain itu Pemohon II yang bekerja sebagai konsultan di bidang pemenangan pasangan
calon dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota berpotensi tidak dapat
menjalankan pekerjaaanya untuk bisa menyusun strategi dan program pemenangan
Pasangan calon yang menjadi klien nya. Pemohon II merasa dirugikan hak
konstitusionalnya akibat pemberlakuan muatan pasal atau ayat dalam UU Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota dalam hal ini membutuhkan tafsiran. yaitu pada Pasal
51 ayat (2) sepanjang frasa yang berbunyi “paling sedikit dua (2) pasangan”, Pasal 52
ayat (2) sepanjang frasa yang berbunyi “paling sedikit dua (2) pasangan. UU Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota yang menyebabkan hilangnya kepastian hukum,
sebagaimana dijamin pada Pasal 28 D ayat 1 UUD 1945 dalam pelaksanaan Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan walikota secara demokratis dan begitu pula dijamin pada Pasal
18 ayat (4) UUD 1945, sehingga menganggap hak dan/atau kewenangan
konstitusionalnya dirugikan dan manakala permohonan ini dikabulkan oleh Mahkamah
Konstitusi maka kerugian sebagaimana telah diuraikan dipastikan tidak akan terjadi lagi.
1) Bahwa pada Pasal 51 ayat (2) serta Pasal 52 ayat (2) UU Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota yang berbunyi : “berdasarkan berita acara penetapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KPU menetapkan paling sedikit dua (2)
pasangan calon gubernur, bupati, dan walikota dengan putusan KPU”
menyebabkan hilangnya kepastian hukum yang dijamin Pasal 28 D ayat (1) UUD
1945, mengakibatkan profesi pemohon II bisa saja kurang atau sama sekali
tidak dibutuhkan.
2) Bahwa pada Pasal 51 ayat (2) serta Pasal 52 ayat (2) UU Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota yang berbunyi : “berdasarkan berita acara penetapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KPU menetapkan paling sedikit dua (2)
pasangan calon gubernur, bupati, dan walikota dengan putusan KPU”
menyebabkan hilangnya jaminan pada Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945, yang
mengakibatkan pemohon II kehilangan pekerjaan tetap.
3) Bahwa pada Pasal 51 ayat (2) serta Pasal 52 ayat (2) UU Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota yang berbunyi : “berdasarkan berita acara penetapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KPU menetapkan paling sedikit dua (2)
pasangan calon gubernur, bupati, dan walikota dengan putusan KPU”
menyebabkan hilangnya hak hak yang dijamin pada Pasal 28 D ayat (1) UUD
1945, yang mana mengakibatkan pemohon II merugi secara finansial untuk ke
depan nya.
4) Bahwa pada Pasal 51 ayat (2) serta Pasal 52 ayat (2) UU Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota yang berbunyi : “berdasarkan berita acara penetapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KPU menetapkan paling sedikit dua (2)
pasangan calon gubernur, bupati, dan walikota dengan putusan KPU”
menyebabkan hilangnya kepastian hukum yang dijamin pada Pasal 28 D ayat (1)
UUD 1945, yang mengakibatkan pemohon II mengalami kerugian jangka
panjang terkait profesi nya.
5) Bahwa pada Pasal 51 ayat (2) serta Pasal 52 ayat (2) UU Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota yang berbunyi : “berdasarkan berita acara penetapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KPU menetapkan paling sedikit dua (2)
pasangan calon gubernur, bupati, dan walikota dengan putusan KPU”
menyebabkan hilangnya pemohon II
6) Bahwa pada Pasal 51 ayat (2) serta Pasal 52 ayat (2) UU Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota yang berbunyi : “berdasarkan berita acara penetapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KPU menetapkan paling sedikit dua (2)
pasangan calon gubernur, bupati, dan walikota dengan putusan KPU”
menyebabkan hilangnya

Anda mungkin juga menyukai