Anda di halaman 1dari 20

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

MORAL, ETIKA DAN


KODE ETIK
Dosen Pengampu: Heny Sasmita S.KM,. M.PH
Di susun oleh:
Maffatanica Putri Surya (621220014)
Ahmad Hidayat (621220001)

A. Pengertian Etika dan Moral


1. Pengertian etika
Etika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan-
perbuatan yang di lakukan oleh manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata
lain aturan ataupun pola-pola dari tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia.
Karena adanya etika pergaulan dalam masyarakat/bermasyarakat akan terlihat baik &
buruknya.

2. Pengertian Moral

Moral adalah suatu pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia
yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan
kelakuan. Menurut asal-usul katanya “moral” berasal dari kata mores dari bahasa Latin,
lalu kemudian diartikan atau di terjemahkan jadi “aturan kesusilaan” ataupun suatu istilah
yang digunakan untuk menentukan sebuah batas-batas dari sifat peran lain, kehendak,
pendapat atau batasan perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik
maupun buruk.

https://www.pengertianku.net/2014/06/pengertian-moral-dan-etika-lengkap.html

B. Teori Perkembangan Etika


Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan,
nilai-nilai, dan norma-norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik. Sebagai ilmu,
etika belum semapan ilmu fisika atau ilmu ekonomi.Berikut ini diuraikan secara garis besar
beberapa teori yang berpengaruh.

1. Egoisme
Rachel (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme yaitu: egoisme
psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua
tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (selfish).Egoisme etis adalah tindakan
yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest).

2. Utilitarianisme

Utilitarianisme berasal dari Bahasa latin yaitu utilis, kemudia menjadi kata inggris
utility yang berarti bermanfaat. Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham
egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari
sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari
sudut kepentingan orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat).
3. Deontologi
Istilah deontology berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Kedua teori
egoisme dan utilitarianisme sama-sama menilai baik buruknya suatu tindakan dari
akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut. Bila akibat dari suatu tindakan
memberikan manfaat ntah untuk individu (egoisme) atau untuk banyak
orang/kelompok masyarakat (utilitarianisme), maka tindakan itu dikatakan etis.
Sebaliknya, jika akibat suatu tindakan merugikan individu atau sebagian besar
kelompok masyarakat, maka tindakan tersebut dikatakan tidak etis. Teori yang
menilai suatu tindakan berdasarkan hasil, konsekuensi atau tujuan dari tindakan
tersebut disebut teori teleologi.

https://www.academia.edu/36536866/PENGERTIAN_DAN_TEORI_TEORI_ETIKA

C. Sistematika Etika

Secara umum, menurut A. Sonny Keraf (1993 : 41) etika dapat dibagi menjadi dua
bagian.
Pertama, Etika Umum yang membahas kondisi dasar bagaimna manusia bertindak etis
dalam mengambil keputusan etis, dan teori etika serta mengacu pada prinsip moral dasar
yang menjadi pegangan dalam bertindak dan tolak ukur atau pedoman untuk menilai baik
atau buruknya sesutau tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.

KEDUA, Etika Khusus, yaitu penerapan prinsip – prinsip moral dasar dalam bidang
khusus, yaitu bagaimana mengambil keputusan da n bertindak dalam kehidupan sehari-
hari.

https://repository.unikom.ac.id/62970/1/002%20%20Etika.pptx
D. Perkembangan Moral Menurut Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari teori ini
menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut
Bandura, orang belajar melalui pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh
model)

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori
belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda
dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak
semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi
yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu
sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama
dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh
perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui
pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berpikir dan memutuskan
perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

https://ainamulyana.blogspot.com/2012/09/teori-pembelajaran-sosial-dan-teori.html

E. Kode Etik

Kode etik berasal dari dua kata yaitu Kode dan Etik. Kode artinya tanda yang disetujui
dengan maksud tertentu. Sementara Etik itu berasal dari bahasa yunani yaitu "ethos" yang
memilikiarti watak, adab, cara hidup.

Pengertian Kode Etik Menurut Ahli

1) Menurut KBBI

Kode etik adalah norma dan asas yang diterima oleh kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku.

2) Menurut UU

Dalam Pasal 1 butir 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi
Yudisial, ditegaskan: Kode etik dan/atau pedoman perilaku hakim adalah panduan dalam
rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim
dalam menjalankan tugas profesinya dan dalam hubungan kemasyarakatan di luar
kedinasan.
3) Menurut Abdulkadir Muhammad

Kode etik profesi adalah norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi yang
mengarahkan dan memberi petunjuk kepada anggota bagaimana seharusnya berbuat dan
sekaligus menjamin mutu moral profesi di mata masyarakat. Kode etik profesi
merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis
atas suatu profesi.

Tujuan Kode Etik


Adapun yang dimaksud tujuan kode etik dalam bidang profesi adalah:

- supaya profesional memberikan jasa yang sebaik-baiknya kepada para pemakai atau
para nasabahnya

- melindungi perbuatan dari yang tidak profesional

- meningkatkan mutu pengabdian profesi

- memelihara lingkungan profesi yang kondusif

Fungsi Kode Etik

Selain tujuan, kode etik juga memiliki fungsi antara lain:

- sarana kontrol sosial

- menghubungkan nilai dan norma dengan pelayanan (keprofesian)

- pencegahan campur tangan pihak lain yang dapat merugikan

- pencegahan kesalahpahaman dan konflik

https://www.liputan6.com/hot/read/5059034/kode-etik-adalah-panduan-prinsip-pahami-
jenis-dan-manfaatnya
F. Kode Etik Kedokteran

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dengan maksud untuk lebih nyata menjamin
dan mewujudkan kesungguhan dan keluhuran ilmu kedokteran sebagaimana dimaksud di
atas, kami para dokter Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia,
membakukan dan membukukan nilai-nilai tanggungjawab profesional profesi kedokteran
dalam suatu Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), yang diuraikan dalam pasal-
pasal berikut :

KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau
janji dokter.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara
independen, dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis
maupun sik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap
penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap
hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara
kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,
dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui
memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan
atau penggelapan.
Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk
insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan
aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif ), baik sik
maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
sejati masyarakat.
Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di bidang
kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN


Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk
pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat
berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau
penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT


Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI


Pasal 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat
bekerja dengan baik.
Pasal 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan.

https://mkekidi.id/kode-etik-kedokteran-indonesia/

G. Kode Etik Keperawatan

Berkat bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas pengabdian untuk
kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah air, Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) menyadari bahwa perawat Indonesia yang berjiwa pancasila dan UUD 1945
merasa terpanggil untuk menunaikan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh
tanggung jawab, berpedoman kepada dasar-dasar seperti tertera di bawah ini:

Perawat dan Klien:

1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat


manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta
kedudukan social.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari klien
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.

Perawat dan Praktik:

1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui


belajar terus menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku professional
Perawat dan Masyarakat:
1.Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

Perawat dan Teman Sejawat:


1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.

Perawat dan Profesi:


1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

https://ppnijateng.org/2014/10/kode-etik-keperawatan/

H. Kode Etik Tenaga Bidan

Penetapan kode etik terutama pada profesi bidan ini ditetapkan oleh organisasi terkait,
yaitu organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Pada 1986 lalu, IBI dalam Kongres
Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988 menetapkan dan mengesahkan
petunjuk pengesahan pelaksanaan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBU tahun
1991.

Sesuai dengan panduan IBI, kode etik bidan ini berisi 6 butir bab. Berikut adalah 6 butir
bab yang terdapat di dalam kode etik bidan.
Untuk kode etik terkait kebijakan bidan terhadap klien dan masyarakat, terdiri atas 6 butir
yang antara lain adalah:

1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah


jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada: peran, tugas,
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien, dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga, dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan secara optimal.

https://deepublishstore.com/blog/kode-etik-bidan/

I. Kode Etik Tenaga Apoteker

Apoteker di dalam pengabdiannya serta dalam mengamalkan keahliannya


selalu berpe- gang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.

Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya


berpedoman pada satu ikatan moral yaitu :

Kode Etik Apoteker Indonesia

Kewajiban Umum

Pasal 1

Seorang apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah/janji


apoteker

Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia

Pasal 3

Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai


kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang
teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.

Pasal 4

Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang


kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Pasal 5

Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri


dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.

Pasal 6

Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

Pasal 7

Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.

Pasal 8

Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan


perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang
farmasi pada khususnya.

https://tetieco.files.wordpress.com/2011/09/kode-etik-apoteker-
indonesia.pdf

J. Kode Etik Tenaga Rekaman Medis

Kode etik perekam medis atau Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) yaitu pedoman
untuk sikap dan perilaku petugas rekam medis dalam menjalankan tugas serta
mempertanggung jawabkan segala tindakan profesi baik kepada profesi, pasien, maupun
masyarakat luas. Kode etik memegang peranan penting dari suatu profesi untuk
menjamin suatu moral profesi di mata masyarakat. Maka pada edisi ini penulis berharap
buku ini merupakan sebuah pengantar dalam pembelajaran etika profesi manajemen dan
informasi kesehatan.

https://permataindonesia.ac.id/2012/etika-profesi-perekam-medis-infokes.html

K. Kode Etik Tenaga Laboratorium

Dalam rangka upaya meningkatkan kualitas Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam
menyelenggarakan pelayanan di berbagai unit Laboratorium Medik dan atau
Laboratorium kesehatan, maka PATELKI menyusun Kode Etik ATLM sebagai landasan
moral dan etika profesi berdasarkan norma serta nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
senantiasa mengutamakan prinsip beneficience, non maleficence, outonomy dan justice.
Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, telah dirumuskan Kode Etik ATLM sebagai
berikut :
1. Kewajiban Umum Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung
tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah profesi
2. Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam menyelenggarakan praktik
profesinya harus berpedoman pada standar profesi.
3. Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menghormati hak-hak pasien, hak-
hak teman sejawat dan hak-hak tenaga kesehatan lainnya.

https://medlab.id/kode-etik-atlm

L. Pelanggaran Etika Profesi, Pelanggaran Disiplin Profesi, dan Pelanggaran Hukum

1. Pelanggaran Etika Profesi

Pelanggaran kode etik profesi merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh sekelompok
profesi yang tidak mencerminkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana
seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat.
Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi memiliki kode
etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru, pustakawan, pengacara, Pelanggaran
kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar kode etik tidak selalu berarti
melanggar hukum.
Berapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa, ada pun yang menjadi
penyebab mengapa terjadi pelanggaran kode etik yaitu;

1. tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat


2. organisasi profesi tidak di lengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi masyarakat
untuk menyampaikan keluhan
3. rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena
buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri
4. belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya.

https://barki.uma.ac.id/2021/12/20/pengertian-serta-tujuan-dari-kode-etik-profesi/

2. Pelanggaran Disiplin Profesi

Disiplin profesi adalah kesanggupan perawat/bidan untuk mentaati standar baik


Standar Prosedur Operasional (SPO) dan Standar asuhan keperawatan/kebidanan
dalam menjalankan fungsinya sebagai perawat /bidan. Pelanggaran disiplin profesi
adalah setiap ucapan,tulisan atau perbuatan perawat/bidan yang tidak mentaati
SAK/SPO selama bertugas.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya masalah etik antara
lain tingginya beban kerja tenaga keperawatan, ketidakjelasan Kewenangan Klinis,
menghadapi pasien gawat- kritis dengan kompetensi yang rendah serta pelayanan
yang sudah mulai berorientasi pada bisnis.

https://slideplayer.info/slide/13936751/#:~:text=2%20Disiplin%20profesi
%20adalah%20kesanggupan,menjalankan%20fungsinya%20sebagai%20perawat
%20%2Fbidan.

3. Pelanggaran Hukum

1. Pengertian pelanggaran hukum

Sesuai dengan Pasal 1(3) UUD 1945 disebutkan bahwa Negara Indonesia adalah
negara hukum. Hal ini merupakan bentuk penegasan yang berarti bahwa segala
aspek kehidupan masyarakat, kenegaraan dan pemerintahan Indonesia harus
selalu datur oleh hukum yang berlaku.

Pelanggaran adalah wetsdelicten, artinya perbuatan tersebut diakui oleh


masyarakat sebagai kejahatan karena undang-undang menyebutnya sebagai delik.
Delik jenis ini disebut sila (mala quia terlarang). Pelanggaran dibedakan dengan
kejahatan karena secara kuantitatif pelanggaran lebih ringan dari kejahatan.
Pelanggaran hukum adalah tindakan seseorang atau sekelompok yang melanggar
aturan yang tidak sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku. Pelanggaran hukum
adalah bentuk pembangkangan terhadap hukum yang berlaku.

2. Sanksi Bagi yang Melanggar

Sanksi yang bersumber dari hukum bersifat tegas dan praktis. Kekokohan
hukumnya adalah sudah ada sanksi bagi aturan yang dilanggar yang dituangkan
dalam ketentuan undang-undang. Menurut Pasal 10 KUHP, ada dua pidana, yaitu
pidana pokok dan pidana tambahan. Pidana pokok adalah hukuman yang
dijatuhkan oleh pengadilan dan akan di pidana mati, pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara sementara.

Hukum yang benar adalah banyaknya peraturan yang telah ditetapkan bagi
mereka yang melakukannya. Pasal 338 KUHP menentukan: Barang siapa dengan
sengaja mencabut nyawa orang lain diancam pasal pembunuhan, dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun. Sanksi hukum dinyatakan oleh otoritas
peradilan yang berwenang, sedangkan sanksi sosial dinyatakan oleh masyarakat
sekitar pelaku.

https://www.gramedia.com/literasi/pelanggaran-hukum/
Pertanyaan:

1.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pengertianku.net/2014/06/pengertian-moral-dan-etika-lengkap.html
https://www.academia.edu/36536866/PENGERTIAN_DAN_TEORI_TEORI_ETIKA
https://repository.unikom.ac.id/62970/1/002%20%20Etika.pptx
https://ainamulyana.blogspot.com/2012/09/teori-pembelajara-sosial-dan-teori.html
https://www.liputan6.com/hot/read/5059034/kode-etik-adalah-panduan-prinsip-pahami-
jenis-dan-manfaatnya
https://mkekidi.id/kode-etik-kedokteran-indonesia/
https://ppnijateng.org/2014/10/kode-etik-keperawatan/
https://deepublishstore.com/blog/kode-etik-bidan/
https://tetieco.files.wordpress.com/2011/09/kode-etik-apoteker-indonesia.pdf
https://permataindonesia.ac.id/2012/etika-profesi-perekam-medis-infokes.html
https://medlab.id/kode-etik-atlm
https://www.gramedia.com/literasi/pelanggaran-hukum/

Anda mungkin juga menyukai