Anda di halaman 1dari 19

BUPATI LAMANDAU

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU


NOMOR TAHUN 2021

TENTANG
RETRIBUSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PERPANJANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU,

Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang–Undang Nomor 11


Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dan Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2021 tentang Penggunaan Tenaga Kerja
Asing maka perlu mengatur tentang Retribusi Dana
Kompensasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing;
b. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber
pendapatan daerah yang penting guna membiayai
pelaksanaan Pemerintah Daerah serta penyelenggaraan
perizinan secara elektronik melalui online single submission
maka pemungutan retribusi dilakukan berdasarkan
notifikasi penggunaan tenaga asing;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan
Daerah tentang Retribusi Penggunaan Tenaga Kerja Asing;

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan,
Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten
Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung
Raya, Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan
Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4180);
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomro 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomro
245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6573);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5161);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang
Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi
Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5358);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2021 tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Asing Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2021 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 44, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6646);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dalam rangka Mendukung
Kemudahan Berusaha dan Layanan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6622);
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia,
Nomor 8 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2021 Tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Asing (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 301);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMANDAU
dan
BUPATI LAMANDAU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : RETRIBUSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING


PERPANJANGAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Lamandau.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah
sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
4. Bupati adalah Bupati Lamandau
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaen Lamandau sebagai unsur penyelenggara
Pemerintah Daerah.
6. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang selanjutnya
disingkat Disnakertran adalah Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Lamandau;
7. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang
Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun
yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainya, badan
usaha milik Negara (BUMN), atau badan usaha milik
daeerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, kopersi, dana pension, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan
lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
9. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan
hukum di lingkungan Kabupaten Kotawaringin Barat baik
milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan
pekerja dengan mencari keuntungan atau tidak;
10. Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang selanjutnya
disingkat TKWNAP adalah tenaga Kerja Asing Pemegang
Visa dengan maksud bekerja di Kabupaten Lamandau;
11. Izin mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing
Pendatang selanjutnya disingkat IKTA adalah Izin yang
diberikan Bupati dan/atau Pejabat yang ditunjuk kepada
pemohon untuk mempekerjakan TKWNAP di Kabupaten
Lamandau dengan menerima upah atau tidak selama waktu
tertentu dan jabatan tertentu;
12. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya
di singkat RPTKA adalah rencana penggunaan Tenaga Kerja
Asing pada jabatan tertentu dan jangka waktu tertentu;
13. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau badan.
14. Retribusi Penggunaan Tenaga Kerja Asing adalah pungutan
atas pemberian pembayaran Penggunaan Tenaga Kerja
Asing kepada pemberi kerja tenaga kerja asing;
15. Perpanjangan Penggunaan Tenaga Kerja Asing adalah izin
yang diberikan oleh Bupati dan/atau pejabat yang ditunjuk
kepada pemberi kerja tenaga kerja asing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
16. Pemberi kerja tenaga kerja asing adalah badan hukum atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan Tenaga Kerja
Asing dengan membayar upah atau imbalan dengan bentuk
lain;
17. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum
yang menurut Peraturan Perundang-undangan retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
18. Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat TKA adalah
Warga Negara Asing pemegang Visa dengan maksud bekerja
diwilayah Indonesia.
19. Pemberi Kerja TKA adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia atau badan lainnya yang
memperkerjakan TKA dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
20. Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang
selanjutnya disebut Pengesahan RPTKA adalah Persetujuan
Penggunaan TKA yang disahkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan atau pejabat yang ditunjuk.
21. Dana Kompensasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang
selanjutnya disingkat DKPTKA adalah kompensasi yang
harus dibayar oleh Pemberi Kerja TKA atas setiap TKA yang
dipekerjakan sebagai pendapatan daerah.
22. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang
merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk
memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah
Daerah.
23. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang
menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang
terutang.
24. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
SSRD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi
yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau
telah dilakukan dengan cara lain ke Kas Daerah melalui
tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
25. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat
STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi
dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau
denda.
26. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang
selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan
retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran
retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari
pada retribusi yang terhutang atau tidak seharusnya
terutang.
27. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengelola data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan
suatu standart pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban retribusi daerah dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan Perundang-Undangan retribusi daerah.
28. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana retribusi daerah yang terjadi
serta menemukan tersangkanya.
Maksud dan Tujuan
Pasal 2

(1) Maksud dari Peraturan Daerah ini adalah sebagai


pedoman pemungutan retribusi daerah yang berasal dari
pembayaran Dana Kompensasi Penggunaan Tenaga Kerja
Asing(DKPTKA) atas Pengesahan Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Perpanjangan.
(2) Tujuan adalah memberikan kejelasan atas beberapa
substansi yang disesuaikan seperti bentuk pembayaran,
golongan retribusi, objek retribusi, besarnya tarif retribusi
dan penggunaan retribusi yang akan di berlakukan bagi
Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing (TKA).

Ruang Lingkup
Pasal 3

Ruang Lingkup pengaturan dalam Peraturan Daerah ini


adalah setiap pemberi Kerja TKA dan TKA yang
dipekerjakan oleh Pemberi Kerja TKA yang berada di
Wilayah Kabupaten Lamandau.

BAB II
KETENTUAN RETRIBUSI
PENGESAHAN RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
(RPTKA) PERPANJANGAN
Bagian Kesatu
Nama, Objek, Subjek, Dan Wajib Retribusi
Pasal 4

(1) Dengan nama Retribusi Penggunaan Tenaga Kerja Asing


(RPTKA) Perpanjangan, dipungut retribusi atas penerbitan
RPTKA Perpanjangan.
(2) Retribusi dibayarkan dalam bentuk Dana Kompensasi
Penggunaan Tenaga Kerja Asing (DKPTKA) atas
pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Perpanjangan.

Pasal 5

(1) Objek Retribusi Pemberian Perpanjangan RPTKA kepada


Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing oleh Pemerintah Daerah.
(2) Pemberi kerja Tenaga Kerja Asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak termasuk instansi pemerintah,
perwakilan negara asing, badan-badan internasional,
lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan jabatan tertentu
di lembaga pendidikan.
Pasal 6

(1) Subjek retribusi Pengesahan RPTKA perpanjangan adalah


Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing.
(2) Subjek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
merupakan Wajib Retribusi, termasuk pemungut dan/atau
pemotong retribusi.

Pasal 7

Wajib Retribusi berbentuk badan yang menurut ketentuan


Peraturan Daerah ini diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi.

Bagian Kedua
Golongan Retribusi
Pasal 8

Retribusi Pengesahan RPTKA Perpanjangan digolongkan


sebagai Retribusi Perijinan Tertentu

Bagian Ketiga
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 9

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah


penerbitan dokumen perpanjangan dan jangka waktu
Pengesahan RPTKA Perpanjangan.

Bagian Keempat
Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan
Tarif Retribusi
Pasal 10

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi


Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing
(RPTKA) Perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2, ditetapkan berdasarkan pada tujuan untuk menutup
sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan yang
bersangkutan.
(2) Biaya penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan
dilapangan, penegakkan hukum, penatausahaan, biaya
dampak negatif dari pemberian izin tersebut dan biaya
pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja
lokal.

Bagian Kelima
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 11
(1) Besarnya tarif Retribusi Penggunaan Tenaga Kerja Asing
(RPTKA) Perpanjangan ditetapkan sebesar US$ 100
(seratus dolar Amerika) per jabatan per orang per bulan.
(2) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibayarkan dengan rupiah berdasarkan nilai tukar yang
berlaku pada saat pembayaran.

Pasal 12

(1) Pemberi Kerja TKA yang memperkerjakan TKA wajib


memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
(2) RPTKA yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk sebagai dasar untuk melakukan Pengesahan
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
Perpanjangan.

Pasal 13

(1) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat


(1), ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan perubahan tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku
pada Kementerian dibidang Ketenagakerjaan.
(3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keenam
Wilayah Pemungutan Retribusi
Pasal 14

Retribusi Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)


Perpanjangan yang terhutang dipungut di seluruh wilayah
Kabupaten Lamandau.

Bagian Ketujuh
Masa Retribusi Dan Saat Retribusi Terhutang
Pasal 15

(1) Masa retribusi adalah berdasarkan jangka waktu


perpanjangan yang diberikan.
(2) Saat retribusi terutang adalah sejak saat ditetapkannya
Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen
lain yang dipersamakan.

Bagian Kedelapan
Penetapan Retribusi
Pasal 16

(1) Besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang ditetapkan


dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD).
(2) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan Surat Ketetapan
Retribusi Daerah (SKRD) sebagaimana dimaksud ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Bagian Kesembilan
Tata Cara Pemungutan Retribusi
Pasal 17

(1) Pemungutan retribusi daerah tidak dapat diborongkan


dan/atau tidak dapat melalui pihak ketiga.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan
Retribusi Daerah (SKRD) dan/atau Surat Pemberitahuan
Pembayaran DKPTKA sebagai Pendapatan Daerah yang
diterbitkan oleh Direktur Pengendalian Penggunaan
Tenaga Kerja Asing melalui Aplikasi TKA Online.
(3) Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kesepuluh
Tata Cara Pembayaran Retribusi
Pasal 18

(1) Pembayaran retribusi pengesahan RPTKA Perpanjangan


dilakukan di kas daerah atau di tempat lain yang ditunjuk
Bupati dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan.
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa kwitansi.
(3) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang
ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harus disetor ke
kas daerah paling lambat 1 X 24 (satu kali dua puluh
empat) jam.
(4) Tempat lain yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 19

(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai dan


lunas sekaligus dalam 1 (satu) tahun.
(2) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
18 ayat (1) diberikan tanda bukti pembayaran.
(3) Setiap pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dicatat dalam buku penerimaan.

Pasal 20

(1) SKRD diterbitkan paling lama 3 (tiga) bulan sebelum masa


berakhirnya pengesahan RPTKA Perpanjangan.
(2) Pembayaran Retribusi diberikan tanda bukti pembayaran
berupa Surat Setoran Retribusi Daerah (SSRD).
(3) Bentuk tanda bukti pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.

Bagian Kesebelas
Tata Cara Penagihan Retribusi

Pasal 21
(1) Penagihan retribusi terutang dilaksanakan menggunakan
STRD dengan didahului Surat Teguran.
(2) Penagihan retribusi terutang yang tidak atau kurang bayar
dilakukan dengan menggunakan STRD.
(3) Pengeluaran surat teguran atau surat peringatan atau
surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan
penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh)
hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.
(4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat
teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis
disampaikan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang
terutang.
(5) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang
sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan
oleh Bupati.
(6) Tata cara pelaksanaan penagihan Retribusi diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keduabelas
Penyelesaian Keberatan Retribusi

Pasal 22

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan kepada


Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama
3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan kecuali
apabila wajib retribusi dapat menunjukkan bahwa jangka
waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar
kekuasaannya.
(4) Keadaan diluar kekuasaannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) adalah suatu keadaan yang terjadi di luar
kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar
retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 23

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan


sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi
keputusan atas keberatan yang diajukan dengan
menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi,
bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan
oleh Bupati.
(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima
seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah
besarnya Retribusi yaitu terutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan,
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 24

(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau


seluruhnya, kelebihan pembayaran retribusi dikembalikan
dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan
diterbitkannya SKRDLB.

Bagian Ketigabelas
Pembetulan Ketetapan Retribusi

Pasal 25

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan


pembetulan SKRD dan STRD yang dalam penerbitannya
terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan/atau
kekeliruan dalam penerapan peraturan perundang-
undangan retribusi daerah.
(2) Permohonan pembetulan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), harus disampaikan secara tertulis oleh wajib
retribusi kepada Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak tanggal diterimanyan SKRD dan STRD dengan
memberikan alasan yang jelas dan meyakinkan untuk
mendukung permohonannya.
(3) Keputusan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dikeluarkan oleh Bupati paling lama 3 (tiga) bulan
sejak surat permohonan diterima.
(4) Apabila setelah lewat 3 (tiga) bulan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) Bupati tidak memberikan keputusan, maka
permohonan pembetulan ketetapan dianggap dikabulkan.

Bagian Keempatbelas
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi

Pasal 26

(1) Wajib retribusi harus mengajukan permohonan secara


tertulis kepada Bupati untuk perhitungan pengembalian
kelebihan pembayaran retribusi.
(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
rertibusi diajukan secara tertulis kepada Bupati atau
pejabat, dengan menyebutkan paling kurang:
a. nama dan alamat wajib retribusi;
b. masa rertibusi;
c. besarnya kelebihan pembayaran retribusi; dan
d. alasan yang singkat dan jelas.
(3) Dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan
keputusan.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) telah lewat waktu dan Bupati atau Pejabat yang
ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan,
permohonan pengembalian retribusi dianggap dikabulkan
dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan
(5) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi
lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk
melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.
(6) Pengembalian pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(7) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi
dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan
Bupati atau Pejabat yang ditunjuk memberikan imbalan
bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas
keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.

Bagian Kelimabelas
Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi

Pasal 27

(1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk berdasarkan


permohonan Wajib Retribusi dapat memberikan
pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.
(2) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan
retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi.
(3) Pemberian keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa angsuran pembayaran retribusi atau
penundaan pembayaran retribusi.
(4) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk mempunyai
kewenangan untuk mengadakan pemeriksaan lapangan
ke obyek, subyek dan/atau Wajib Retribusi dalam rangka
pengumpulan data sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
(5) Ketentuan dan tata cara mengajukan pengurangan,
keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana ayat
(1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keenambelas
Kedaluwarsa Penagihan

Pasal 28

(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi


kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak saat terhutangnya Retribusi, kecuali jika
Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang
Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tertangguh jika :
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan hutang Retribusi dari Wajib Retribusi,
baik langsung maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan
dihitung sejak diterimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan hutang retribusi secara langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi
dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai
hutang retribusi dan belum melunasinya kepada
Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan hutang Retribusi secara tidak langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat
diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau
penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh
Wajib Retribusi.
Pasal 29

(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena


hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa
dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang
Retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah
kedaluwarsa diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketujuhbelas
Pemeriksaan Retribusi

Pasal 30

(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji


kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi dalam rangka
melaksanakan Peraturan Perundang-undangan.
(2) Wajib Retribusi yang diperiksa berkewajiban :
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau
catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan
dokumen lain yang berhubungan dengan objek
retribusi yang terhutang;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat
atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan
bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.

BAB III
INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 31

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat


diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Bupati.

BAB IV
PEMANFAATAN RETRIBUSI

Pasal 32

(1) Penerimaan retribusi digunakan untuk mendanai validasi


pembayaran Dana Kompensasi Penggunaan Tenaga Kerja
Asing (DKPTKA), pembinaan, pengawasan di lapangan,
penegakan hukum, penatausahaan, biaya dampak negatif
dari Pengesahan RPTKA Perpanjangan, dan kegiatan
pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja
lokal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan


retribusi Pengesahan RPTKA Perpanjangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lamandau.

BAB V
KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 33

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan


Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai
Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana
dibidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam
Undang Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan
Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana retribusi agar keterangan atau laporan tersebut
menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana retribusi;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana
retribusi;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan
dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak
pidana retribusi;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan
bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-
dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap
bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana retribusi;
g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas seseorang dan atau dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak
pidana retribusi;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya
dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana retribusi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut
Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB VI
SANKSI

Pasal 34

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada


waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi
administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap
bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang dibayar dan
ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB VII
KETENTUAN PIDANA

Pasal 35

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan ketentuan


dalam Peraturan Daerah ini sehingga merugikan
keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3
(tiga) bulan atau denda paling banyak 3 (tiga) kali retribusi
yang terutang yang tidak atau kurang bayar.
(2) Pengenaan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak menghapuskan kewajiban wajib retribusi untuk
membayar retribusinya.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penerimaan negara.
(4) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelanggaran.

BAB VIII
PENGAWASAN

Pasal 36
Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan Peraturan Daerah
ini dilaksanalan oleh Dinas/Badan yang membidangi
Ketenagakerjaan.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan


Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 13 Tahun 2014 tentang
Retribusi Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja
Asing (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2014
Nomor 116, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Lamandau Nomor 116), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 38

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau.

Ditetapkan di Nanga Bulik


pada tanggal …………………….. 2022

BUPATI LAMANDAU,

HENDRA LESMANA

Diundangkan di Nanga Bulik


pada tanggal ……………………………. 2022

SEKRETRIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU

MUHAMAD IRWANSYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU


TAHUN 2022 NOMOR ………. SERI …………
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU
NOMOR TAHUN 2022

TENTANG
RETRIBUSI PENGESAHAN RENCANA PENGGUNAAN
TENAGA KERJA ASING PERPANJANGAN

I. PENJELASAN UMUM
Bahwa untuk mewujudkan tujuan pembentukan Pemerintah Negara
Indonesia dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara perlu melakukan berbagai upaya untuk
memenuhi hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan melalui cipta kerja, dengan cipta kerja diharapkan mampu
menyerap tenaga kerja Indonesia yang seluas-luasnya di tengah persaingan
yang semakin kompetitif dan tuntutan globalisasi ekonomi. Sehingga untuk
mendukung cipta kerja diperlukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan
yang berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan
koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem
investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan
perlindungan dan kesejahteraan pekerja.
Untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan dan pemberian
pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan dan pertumbuhan
perekonomian di Daerah diperlukan penyediaan sumber sumber pendapatan
asli daerah yang hasilnya memadai. Upaya peningkatan penyediaan
pembiayaan dari sumber tersebut, antara lain, dilakukan dengan
peningkatan kinerja pemungutan, penyempurnaan dan penambahan jenis
retribusi, serta pemberian keleluasaan bagi Daerah untuk menggali sumber-
sumber penerimaan khususnya dari sektor retribusi daerah.
Penetapan Retribusi Pengesahan RPTKA Perpanjangan sebagai retribusi
daerah memberikan peluang kepada daerah untuk menambah sumber
pendapatan dalam rangka mendanai urusan yang menjadi tanggungjawab
Pemerintah Daerah.
Retribusi Pengesahan RPTKA Perpanjangan dibayarkan dalam bentuk
DKPTKA atas Pengesahan RPTKA Perpanjangan kepada Pemberi Kerja Tenaga
Kerja Asing dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan
atau Pejabat yang ditunjuk.
Tarif Retribusi Pengesahan RPTKA Perpanjangan ditetapkan
berdasarkan tingkat penggunaan jasa dan tidak melebihi tarif PNBP yang
berlaku pada kementerian di bidang ketenagakerjaan.
Pemanfaatan penerimaan retribusi digunakan untuk mendanai validasi
pembayaran Dana Kompensasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing (DKPTKA),
pembinaan, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan,
biaya dampak negatif dari Pengesahan RPTKA Perpanjangan, dan kegiatan
pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja lokal sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud “jabatan tertentu di lembaga pendidikan”
adalah Tenaga Kerja Asing sebagai kepala sekolah dan
guru di lembaga pendidikan yang dikelola kedutaan
negara asing, serta dosen dan/atau peneliti di perguruan
tinggi yang dipekerjakan sebagai bentuk kerja sama
dengan perguruan tinggi di luar negeri.

Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Yang dimaksud dengan Badan adalah sekumpulan orang
dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan
usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya.

Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Besarnya tarif retribusi Pengesahan RPTKA Perpanjangan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2021
Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja
Asing
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dokumen lain yang dipersamakan antara
lain adalah karcis, langganan, kwitansi, surat perjanjian,
surat perjanjian kontrak dan surat pemberitahuan
pembayaran.
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Ayat (1)
Yang dimaksud tidak dapat diborongkan adalah bahwa
seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak
dapat diserahkan kepada pihak lain (pihak ketiga).

Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dokumen lain yang dipersamakan
antara lain adalah karcis, langganan, kwitansi, surat
perjanjian, surat perjanjian kontrak dan surat
pemberitahuan pembayaran.
Ayat (3)
yang dimaksud 1 (satu) hari adalah 1 (satu) hari kerja
yang pelaksanaannya sama dengan 1 X 24 jam.
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Cukup Jelas
Pasal 28
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Saat penagihan kedaluwarsa perlu ditetapkan untuk
memberikan kepastian hukum mengenai batas waktu
retribusi tersebut tidak dapat ditagih lagi.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 29
Cukup Jelas
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Ayat (1)
Instansi yang melaksanakan adalah SKPD
Kabupaten Lamandau yang tugas pokok dan fungsi
berkaitan dengan retribusi penegsahan RPTKA
Perpanjangan
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Pasal 32
Ayat (1)
Yang dimaksud “tenaga kerja lokal” adalah tenaga kerja
Indonesia
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 33
Cukup Jelas
Pasal 34
Cukup Jelas
Pasal 35
Cukup Jelas
Pasal 36
Cukup Jelas
Pasal 37
Cukup Jelas
Pasal 38
Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU


TAHUN ………. NOMOR ……. SERI …….

Anda mungkin juga menyukai