Anda di halaman 1dari 56

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH

(KOTAKU)

LAPORAN PELAKSANAAN PKM


KOTA YOGYAKARTA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.Tujuan ........................................................................................................... .... 2
C.Keluaran..................................... ........................................................................ 2
D.Tema Kegiatan................................................................................................. . 2
E.Waktu dan Tempat........................................................................................... . 2
F.Peserta dan Narasumber................................................................................... 3
G.Rencana Anggaran ......................................................................................... .. 4
H. Jadwal Kegiatan ............................................................................................ ... 5

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ....................................................................................... 7


A. Pelaksanaan hari I, Selasa 6 Juni 2023........................................................ 7
B. Pelaksanaan hari II, Rabu 7 Juni 2023.................................................... 14
C. Pelaksanaan hari III, Kamis 8 Juni 2023................................................... 37
D. Pelaksanaan hari IV, Jumat 9 Juni 2023................................................... 48

Lampiran-Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Target RPJM 2020-2024 untuk pengurangan kumuh adalah seluas 10 ribu hektar di tahun
2024. Hingga tahun 2021, Direktorat PKP DJCK-PUPR melalui Program KOTAKU/NSUP dan
Program Reguler APBN telah berkontribusi pada pengurangan kumuh seluas 6.272 hektar,
sehingga masih terdapat sisa sebesar 3.728 hektar selama tahun 2022-2024. Pada tahun 2022,
Program KOTAKU masih melaksanakan kegiatan Infrastruktur skala kawasan di sekitar 41 paket.
Capaian pengurangan kumuh absolut tahun 2022 melalui Program KOTAKU, masih terdapat
sisa/gap sekitar 3.101,96 hektar luas kumuh yang belum ditangani di tahun 2023 hingga tahun
2024.
Sesuai dengan surat Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman No PA.01.04-CK/304
tanggal 29 Desember 2022 mengenai keberlanjutan Tim Pendamping Koordinator Provinsi
(Korprov), Tim Koordinator Kota (Korkot), dan Tim Fasilitator Kelurahan (Faskel) dalam
pelaksanaan National Slum Upgrading Project (NSUP)- Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU
Tahun anggaran 2023 bahwa pendampingan Program KOTAKU diperpanjang hingga 30 Juni 2023
untuk pelaksanaan exit strategy dan pengakhiran loan NSUP, serta penyiapan keberlanjutan
Program KOTAKU.
Tujuan pendampingan Program KOTAKU tahun 2023 adalah sebagai berikut:
1. Pendampingan Pemerintah Daerah untuk penyiapan keberlanjutan Program KOTAKU di
wilayahnya hingga Juni 2023
2. Meningkatnya capaian KPI-NSUP di Juni 2023.
3. Memastikan seluruh sisa kegiatan skala Kawasan yang melampaui Desember 2022
diselesaikan di 2023 dan memastikan dukungan penuntasan kumuh di lokasi infrastruktur
skala kawasan terbangun.
4. Penyiapan Exit Strategy dan Pengakhiran Loan NSUP sampai Juni 2023.
Dalam rangka menjalankan Program KOTAKU tahun 2023, pengembangan kapasitas
merupakan salah satu komponen penting. Diharapkan semua pelaku baik Pemerintah Daerah
dan masyarakat memiliki kapasitas yang baik untuk mencapai tujuan program tersebut dan
menyiapkan keberlanjutan penyelenggaraan penataan permukiman yang berkelanjutan.
Dalam rangka menyiapkan keberlanjutan penyelenggaraan penataan permukiman maka
perlu diadakan Peningkatan Kapasitas Masyarakat (PKM) dan Pemerintah Daerah melalui
kegiatan Workshop Pengelolaan Pasca Program. Melalui kegiatan ini diharapkan Pemerintah
Kota/Kabupaten dapat menyiapkan dan memperkuat terkait kelembagaan BKM/LKM,
pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan infrastruktur yang telah terbangun, pengelolaan aset
kegiatan skala kawasan, penguatan Pokja PKP dan lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, untuk melaksanakan kegiatan PKM ini, maka disusun kerangka
acuan kegiatanPeningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah NSUP/Program KOTAKU
Tahun 2023.
B. TUJUAN
Tujuan kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah, yaitu:
1. Memberikan panduan terhadap kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah
Daerah yang dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota;
2. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan keberlanjutan penanganan kumuh;
3. Meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan asset infrastruktur dan kawasan;
4. Meningkatkan kapasitas dalam melembagakan BKM/LKM untuk keberlanjutan penanganan
kumuh.
C. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan adalah:
1. Adanya panduan kegiatan Peningkatkan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah di
tingkat kabupaten/kota;
2. Pemerintah Daerah paham dan memiliki kesadaran akan keberlanjutan penanganan kumuh;
3. Tersusunnya rencana pengelolaan aset infrastruktur dan Kawasan;
4. Tersusunnya rencana untuk pelembagaan dan pembinaan BKM/LKM.
D. TEMA KEGIATAN
Tema kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta adalah
sebegai berikut:
1. Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan; Bagaimana masyarakat atau pemda dapat
melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk kegiatan infrastruktur yang telah
dibangun Kementerian PU/PR khususnya melalui Program Kotaku terutama kegiatan skala
Kawasan. Kegiatan operasi dan pemeliharaan disesuaikan dengan karakteristik Kawasan
(dapat berupa Herritage, pariwisata, livelihood, konservasi atau lainnya) dan jenis
infrastruktur yang dibangunnya. Kegiatan operasi dan pemeliharaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, selain itu juga mencakup kelembagaan, pendanaan, rencana
kegiatan dll.
2. Pembinaan Kelembagaan (Pokja PKP, Forum PKP dan BKM) ; Bagaimana masyarakat dan
Pemerintah Daerah melanjutkan pembinaan Kelembagaan Pokja PKP dan Forum PKP serta
BKM/LKM sebagai organisasi yang telah dibina Program Kotaku dalam hal keberlanjutan
penanganan kumuh. Pembinaan BKM antara lain mencakup legalitas dan penguatan
kelembagaan, OPD Pembina, Rencana pembinaan dan pendampingan, serta pendanaan.
3. Keberlanjutan BKM; Bagaimana masyarakat dan BKM sebagai lembaga yang telah
dibangun dan dibina melalui program oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) dapat melembagakan siklus kegiatan dalam lembaga, dan mempunyai
legalitas dan kekuatan hukum untuk berkontribusi dalam program-program penanganan
kumuh dan penataan permukiman. Bagaimana Pemerintah Daerah menempatkan
lembaga BKM dan melibatkan BKM dalam penanganan kumuh dan program lain yang
dilakukan oleh OPD
E. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegitan ini akan dilaksanakan pada :
Hari : Selasa – Jumat
Tanggal : 6 – 9 Juni 2023
Tempat : Horison Ultima Riss Malioboro, Jl. Gowongan Kidul No.33-49,
Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55271
F. PESERTA DAN NARASUMBER
1. Peserta kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Pemerintah Daerah adalah
sebagai berikut:

No. Unsur Jumlah


1 Pokja PKP 11
2 Forum PKP 4
3 Forum BKM 12
4 KPP 10
5 Swasta 2
6 Perguruan Tinggi 2
7 Kelompok Peduli 2
8 Tim Koordinator Kota 4
9 Panitia/Balai 3
Total 50

2. Narasumber
Narasumber dari kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah adalah
sebagai berikut:

No Nama Unsur Sub Tema Ket.


1 Agus Tri Haryono, S.T., BAPPEDA Kebijakan Pemerintah Kota Hadir
M.T. KOTA sebagai Nahkoda dalam
YOGYAKARTA Penanganan Kumuh dan
Penataan Permukiman
Pasca KOTAKU
2 Nurcahyo Nugroho Komisi B DPRD Dukungan Legislatif dalam Hadir
Kota Yogyakarta Menjamin Keberlanjutan
dan Pembinaan BKM
3 Drs. Nanang Priyana, Profesional Penguatan Kelembagaan Hadir
M.M. BKM untuk kemandirian
BKM

4 Sigit Setiawan, S.T., Bidang Perkim Kebijakan Pemerintah Kota Hadir


M.Eng. DPU PKP Kota dan Teknis Operasional dan
Yogyakarta Pemeliharaan Infrastruktur
KOTAKU

5 Suparyanto Ketua LPMK – Pengorganisasian Hadir


Pembina KPP masyarakat dalam
Pedestrian Code Operasional dan
Gumreget (PCG) Pemeliharaan

G. RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA


RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DAN PEMERINTAH
DAERAH KOTA YOGYAKARTA

Jml Harga
NO URAIAN Satuan Vol. Jumlah
Hari Satuan
A AKOMODASI
1 Biaya Hotel (Fullboard) 3 Orang/Hari 50 750.000 112.500.000
Sub Total 112.500.000
B BAHAN SERAHAN
1 Seminar Kit Buah/Kegiatan 50 250.000 12.500.000

Sub Total 12.500.000


C NARASUMBER
1 Honor Narasumber Orang/Kegiatan 5 2.000.000 10.000.000
Sub Total 10.000.000
D TRANSPORT LOKAL
1 Transport Peserta Orang/Kegiatan 50 300.000 15.000.000
Sub Total 15.000.000
E UANG HARIAN
1 Uang Harian Peserta 3 Orang/Hari 4 100.000 1.200.000
Forum PKP
2 Uang Harian Peserta 3 Orang/Hari 12 100.000 3.600.000
Forum BKM
3 Uang Harian Peserta KPP 3 Orang/Hari 10 100.000 3.000.000
Sub Total 7.800.000
F SEWA KENDARAAN
1 Sewa Mobil 1 Unit/Kegiatan 4 1.200.000 4.800.000
Sub Total 4.800.000
TOTAL 162.000.000

Anggaran Kegiatan PKM berasal dari DIPA Satker PKP dan dikelola langsng oleh panitai Pelaksana
dari BPPW DIY bekerja sama dengan Tim KOTAKU dalam melaksanakan kegiatan dilapangan.
Sehingga dengan adanya kereja sama baik dalam pelaksanaan maupun pengendalian kegiatan
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
A. JADWAL KEGIATAN / SUSUNAN ACARA

Waktu Kegiatan Narasumber/Moderator

Hari Ke-1 (Selasa, 6 Juni 2023)


12.00 – 13.30 Registrasi & Makan Siang Panitia
Pembukaan
Panitia
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
13.30 – 14.30 Laporan Ketua Panitia PPK PKP
Sambutan dan Pembukaan Kepala Balai PPW DIY
Pembacaan Do’a Panitia
Narasumber :
Kebijakan Pemerintah Kota dalam Penanganan Agus Tri Haryono, ST., MT
14.30 – 16.30 Kumuh dan Penataan Permukiman pasca
KOTAKU Moderator:
Raharja
16.30 – 17.00 Penjelasan Agenda selanjutnya Panitia
Hari Ke-2 (Rabu, 7 Juni 2023)
08.00 – 08.30 Registrasi Panitia
Dukungan Legislatif dalam Menjamin Narasumber 2:
Keberlanjutan dan Pembinaan BKM H. Danang Rudiatmoko
Narasumber 3:
08.30 – 12.00 Drs. Nanang Priyana, MM.
Penguatan Kelembagaan untuk kemandirian
BKM
Moderator:
Raharja
12.00 – 13.00 ISHOMA
Kebijakan Pemerintah Kota dan Teknis
Narasumber 4:
Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur
Sigit Setiawan, S.T., M.Eng.
KOTAKU
Narasumber 5:
13.00 – 16.30
Suparyanto
Pengorganisasian masyarakat dalam
Operasional dan Pemeliharaan
Moderator:
Asrodiyono
16.30 – 17.00 Penjelasan Agenda Selanjutnya
Hari ke-3, (Kamis, 8 Juni 2023)
08.00 – 08.30 Registrasi Panitia
08.30 – 12.00 Kunjungan Lapangan Panitia
12.00 – 13.00 ISHOMA (di hotel) Panitia
13.00 – 16.00 Diskusi Desk Perwakilan Peserta
Waktu Kegiatan Narasumber/Moderator

16.00 – 18.15 Penyusunan RKTL OP dan Pembinaan BKM Perwakilan Desk


Hari ke-4, (Jum’at, 9 Juni 2023)
08.00 – 08.30 Registrasi Panitia
08.30 – 10.00 Paparan hasil Diskusi Desk Perwakilan Desk
10.00 – 10.45 Catatan Hasil Workshop Fasilitator Kelas
10.45 – 11.30 Penutupan Panitia
BAB II
PELAKSANAANKEGIATAN

A. Pelaksanaan hari 1:Selasa, 6 Juni 2023

Waktu Kegiatan Narasumber/Moderator

Hari Ke-1 (Selasa, 6 Juni 2023)


12.00 – 13.30 Registrasi & Makan Siang Panitia
Pembukaan
Panitia
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Laporan Ketua Panitia PPK PKP
13.30 – 14.30
Sambutan dan Pembukaan Kepala Balai PPW DIY
Pembacaan Do’a Panitia
Narasumber :
Kebijakan Pemerintah Kota dalam Penanganan Agus Tri Haryono, ST., MT
14.30 – 16.30 Kumuh dan Penataan Permukiman pasca
KOTAKU Moderator:
Raharja
16.30 – 17.00 Penjelasan Agenda selanjutnya Panitia

A.1. Pembukaan

Kegiatan pembukaan diawali dengan menyanyikan lagi Indonesia Raya,


dilanjutkan dengan Sambutan PPK PKP DIY oleh. Bapak Rudy Eko Setiadi,S.T., M.T.
selaku Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Workshop Pengelolaan Pasca Program KOTAKU
2023. Dalam sambutanya di sampaikan sebagai berikut :
 Ucapan Penghormatan Kepada Seluruh Peserta yang hadir dalam kegiatan PKM
ini.
 Ucapan terima kasih kepada peserta atas kehadiranya dengan harapan kegiatan
PKM ini dapat berjalan dengan baik dan lancar sampai berakhirnya kegiatan besok
pada hari Jumat, 9 Juni 2023.
 Menyampaikan informasi bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan sumber
pembiayaan sumber pendanaan pengelolaan Peningkatan Kapasitas
Masyarakat/Pemerintah Daerah ini dibiayai dari sumber pendanaan Loan WB IBRD
8636-ID/Loan AIIB LN 0004-IDN. Kebutuhan pembiayaan kegiatan ini dibebankan
pada Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah.
 Kegiatan PKM ini akan berlangsung selama 4 hari mulai hari ini Selasa 6 Juni 2023
sampai dengan JUmat 9 Juni 2023, dengan metode kegiatan klasikal dan
kunjungan lapangan.
 Memberikan panduan terhadap kegiatan yang dilaksanakan di tingkat KOTA
YOGYAKARTA
Adapun Tujuan yang diharapkan setelah kegiatan PKM ini adalah :

 Memberikan panduan terhadap kegiatan Peningkatan Kapasitas


Masyarakat/Pemerintah Daerah yang dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota;
 Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan keberlanjutan penanganan
kumuh;
 Meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan asset infrastruktur dan kawasan;
 Meningkatkan kapasitas dalam melembagakan BKM/LKM untuk keberlanjutan
penanganan kumuh.
Serta Keluaran yang diharapkan adalah
 Adanya panduan kegiatan Peningkatkan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah
di tingkat kabupaten/kota;
 Pemerintah Daerah paham dan memiliki kesadaran untuk keberlanjutan
penanganan kumuh;
 Tersusunnya rencana pengelolaan aset infrastruktur dan Kawasan;
 Tersusunnya rencana untuk pelembagaan dan pembinaan BKM/LKM.

Selanjutnya dilanjutkan Kata sambutan Oleh Kepala Balai PPW DIY Bapak Jonny Zainuri
Echsan, S.T., M.C.M.Dalam Kesempatan Ini Kepala Balai menyampaikan poin-poin terkait
pentingnya kegiatan Workshop pengelolaan BKM untuk persiapan kelanjutan pasca
program selesai di bulan Juni 2023 agar kegiatan BKM dapat terus berjalan.

Dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala BAPPEDA Kota Yogyakarta sekaligus Ketua
Pokja PKP Kota Yogyakarta, yang memberikan sambutan pengarahan sekaligus
membuka acara Workshop Pengelolaan Pasca Program KOTAKU Tahun 2023.

Proses acara pembukaan kegiatan Workshop Pengelolaan Pasca Program KOTAKU


diakhiri dengan doa dipimpin oleh Bapak H. Rowy Sutaryo, S.T., M.T., perwakilan dari
Forum BKM Kota Yogyakarta.
Prosesi acara Pembukaan Workshop Pengelolaan Pasca Program KOTAKU Tahun 2023

A.2. Materi
Materi 1 dimulai pada pukul 15.00 WIB oleh Narasumber Kepala BAPPEDA Kota
Yogyakarta Bapak Agus Tri Haryono, S.T., M.T. dengan tema Kebijakan Pemerintah Kota
Yogyakarta Dalam Penanganan Dan Penataan Permukiman Kumuh Pasca KOTAKU.

Penyampaian materi terkait kebijakan Pemerintah Kebijakan Pemerintah KOTA


YOGYAKARTA Pasca Pendampingan Program KOTAKU dengan menyampaikan paparan :

1. Faktor penyebab terjadinya permukiman kumuh :


 Rendahnya akses terhadap infrastruktur dasar permukiman
 Kualitas bangunan hunian yang tidak layak
 Belum terjaminya keamanan bermukim secure of tenure
 Rendahnya akses masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terhadap
pembiayaan perumahan yang layak
 Permasalahan penyediaan lahan untuk perumahan
 Faktor sosial dan ekonomi masyarat
2. Perjalanan Pembangunan Permukiman Perkotaan di Indonesia, mulai tahun 1968
dengan program Kampung Improvement Program (KIP) sampai dengan tahun 1993,
dilanjutkan dengan tahun 1985 dampai 2003 dengan INTEGRATED URBAN
INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT PROGRAM (IUIDP), Tahun 1999 sampai dengan
2011 melalui Urban Proverty Project (UPP) atau P2KP (Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan), dilanjutkan tahun 2007 – 2014 dengan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - NATIONAL COMMUNITY EMPOWERMENT
PROGRAM (NCEP), dan tahun 2017 sampai dengan tahun 2023 NATIONAL SLUM
UPGRADING PROJECT (NSUP) atau Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).
3. Penyampaian Timeline Program KOTAKU :

4. Pendataan Kumuh Tahun 2021 :


Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh yang dilaksanakan pada tahun 2020
didasari dari hasil penanganan lokasi SK Walikota Tahun 2016 serta adanya target
nasional RPJMN 2020-2024 untuk penuntasan 10.000 Ha lokasi kumuh.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kota Yogyakarta melakukan verifikasi ulang, dan
diperoleh luas lokasi permukiman kumuh yang disahkan melalui Keputusan Walikota
Yogyakarta Tahun 2021 seluas total 114,7 Ha meliputi 146 lokasi di 12 kecamatan
dengan kategori ringan.

a. SK Walikota Nomor 393 Tahun 2014 dengan luasan 381,18 ha tersebar di 36


kelurahan.
b. SK Walikota Nomor 216 Tahun 2016 dengan luasan 264,87 ha tersebar di 36
Kelurahan dengan sebagian besar terdapat di bantaran 3 sungai yang melintas
di Kota Yogyakarta berdasarkan 7 indikator dan 19 kriteria ;
c. Sisa luasan kumuh tahun 2019 seluas 75,32 ha.
d. SK Walikota Nomor 158 Tahun 2021 dengan luasan 114,7 ha.
5. Pengurangan Kumuh Tahun 2022 :
a. SK Walikota Nomor 158 Tahun 2021 dengan luasan 114,7 ha, berdasarkan
pengurangan kumuh tahun 2021, berkurang seluas 20,52 ha menjadi 98,18
ha.
b. Tahun 2022 berdasarkan penghitungan pengurangan kumuh berkurang seluas
4,82 ha menjadi 89,36 ha.
6. Pendekatan Program KOTAKU
a. Pembangunan Infrastruktur berbasis Masyarakat. dalam rangka Perubahan
sikap dan perilaku masyarakat dan Revitalisasi Peran BKM yang mendukung
partisipasi aktif dalam percepatan penanganan kumuh di wilayahnya;
b. Pemda sebagai Nakhoda, untuk berperan sebagai regulator, fasilitator,
enabler, dan steering dalam penanganan kumuh dan Gerakan 100-0-100 di
wilayahnya;
c. Kolaborasi Sinergis, terutama membangun Kerjasama dan kolaborasi antara
masyarakat dengan Pemda dan swasta (CSR), termasuk penguatan Pokja
Permukiman Kota;
d. Tridaya, kegiatan penanganan kumuh dan pencegahan meluasnya kumuh di
perkotaan dilakukan secara komprehensif, antara penanganan
fisik/infrastruktur, pengembangan ekonomi (Local Economic Development)
dan kegiatan social (aturan bersama, perubahan sikap & perilaku, PHBS, dll).

7. 7 aspek dalam penanganan kawasan permukiman kumuh :


a. Bangunan Gedung
b. Jalan Lingkungan
c. Penyediaan Air Minum
d. Drainase Lingkungan
e. Pengelolaan Air Limbah
f. Pengelolaan Persampahan
g. Pengamanan Kebakaran dan
h. Ruang Terbuka Hijau.
8. Asset Infrastruktur Terbangun KOTAKU
9. Isu strategis keberlanjutan

10. Strategi Keberlanjutan Penanganan Kumuh.


a. Pemerintah sebagai Nahkoda
b. Terintegrasi dengan Sistem Kota
c. Kolaborasi dan Komprehensif
d. Partisipasi Masyarakat.
11. Sesi tanya jawab / diskusi dibuka oleh Moderator.
a. Pertanyaan dari Pak Nana SuryanaKPP BKM Sejahtera Gedongkiwo.
Terkait dengan legalitas kelembagan BKM ke depan akan seperti apa. Untuk
payung hukum
Jawab :
Pak Agus (Kepala Bappeda Kota Yogyakarta ) : terkait dengan legalitas BKM akan
dibahas secara detail dalam materi workshop besuk hari rabu dengan
narasumber anggota dewan. Tetapi pada prinsipnya dari pemkot akan tetap
mengakomodir kegiatan pengurangan kumuh dengan berkolaborasi dengan OPD
serta lembaga yang ada di kelurahan salah satunya adalah BKM.
Pukul 16.30 dilanjutkan dengan penjelasan agenda haris berikutnya disampaikan oleh Korkot
Kota Yogyakarta. Untuk kegiatan hari kedua besok pagi hari Rabu, 7 Juni 2023 akan ada 2
sesi panel diskusi. Sesi pertama dengan tema Kelembagaan BKM akan mengundang 2
Narasumber yaitu dari DPRD Kota Yogyakarta untuk tema dukungan legislatif dalam
menjamin keberlanjutan kelembagaan BKM serta Membangun dan Penguatan Kelembagaan
BKM menuju Kemandirian dengan narasumber dari Pak Nanang Priyana. Untuk sesi siang
akan membahas tema Operasional dan Pemeliharaan dengan narasumber dari Dinas PU PKP
Kota Yogyakarta pak Sigit Setiawan dan dari KPP PCG Kelurahan Suryatmajan pak
Suparyanto. Acara akan dimulai pukul 08.30, diharapkan peserta jam 08.30 sudah siap di
ruangan.

Dilanjutkan ditutup untuk acara hari pertama, Selasa, 6 Juni 2023 pada pukul 17.00 WIB.

B. Pelaksanaan hari 2: Rabu, 7 Juni 2023

Hari Ke-2 (Rabu, 7 Juni 2023)


08.00 – 08.30 Registrasi Panitia
Dukungan Legislatif dalam Menjamin Narasumber 2:
Keberlanjutan dan Pembinaan BKM H. Danang Rudiatmoko
Narasumber 3:
08.30 – 12.00 Drs. Nanang Priyana, MM.
Penguatan Kelembagaan untuk kemandirian
BKM
Moderator:
Raharja
12.00 – 13.00 ISHOMA
Kebijakan Pemerintah Kota dan Teknis
Narasumber 4:
Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur
Sigit Setiawan, S.T., M.Eng.
KOTAKU
Narasumber 5:
13.00 – 16.30
Suparyanto
Pengorganisasian masyarakat dalam
Operasional dan Pemeliharaan
Moderator:
Asrodiyono
16.30 – 17.00 Penjelasan Agenda Selanjutnya

Hari kedua dimulai pukul 08.30 dengan berdoa dilanjutkan dengan review harian. Dalam
review harian, peserta diajak sharing pemahaman tentang materi yang disampaikan pada
hari pertama. Materi hari pertama tentnag Kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta yang
disampaikan oleh Kepala BAPPEDA Kota. Beberapa peserta menyampaikan hal yang mereka
terima dari materi yang disampaikan :
BKM Brontokusuman (Pak Suharjo)
BKM dan LPMK tidak sama perlakuannyya. BKM perlu kepastian kedepannya untuk
operasional serta kelangsungan BKM ke depan bagaimana?
Mas Dedy (moderator)
Sudah mencoba mengadvokasi untuk melakukan legalitas BKM secara proses hukum tetapi
masih berproses sampai sekarang. Tetapi sudah mulai di coba kolaborasi antara BKM dengan
DPUPKP.Seperti yang sudah dilakukan di tahun 2022 oleh BKM Sorosutan dan BKM Bener.
Pak Tri Agus (BKM Bumijo)
Menindaklanjuti yang disampaikan, ada beberapa hal yang sudah dilakukan oleh BKM
Bumijo, salah satunya sudah menyusun proposal kegiatan. Sejauh mana kegiatan kita yang
sudah menyusun anggaran itu apakah sudah ada titik temu atau belum. Sehingga kita tidak
mengulang kembali pemberkasan yang sudah diajukan. BKM sudah mendatangi anggota
dewan. Ada tanggaapan serius tetapi belum ada tindak lanjut. Jadi kami serahkan ke forum
untuk ikut membantu menindaklanjuti.

Pak Sofyan (Ketua Forkom)


Di Pekalongan punya kekuatan politik. Beda dengan kota Yogyakarta. Beberapa kesempatan
sudah pernah membedah untuk menjdi perwal. Membedah AD ART kemudian diserahkan
secara simbolik ke walikota. Draft perwal sudah diserhakan ke walikota. Diserahkan ke KPMP
di tempat pak edy. Dilakukan diskusi yang cukup intens. Tetapi belum ada kelanjutannya.
Sebenarnya BKM mempunyai kekuatan di bidang pemberdayaan dengan isu kemiskinan dan
penanganan kumuh. Tetapi masih lemah di sisi draft nya.
Jadi selama ini forum BKM sudah melakukan tetapi punya keterbatasan di sisi teknis.
Sehingga harapannya ada kontens kontens yang strategis yang bisa di dapat di acara
workshop ini. Harapannya teman teman BKM yang duduk di dewan bisa mengawal draft
perwal BKM. Ke depan bahkan bisa ke perda.

Pak Rowi / BKM Giwangan


Forkom BKM sudah bertemu walikota dan sudah mengundang anggota dewan dari BKM.
Membahas terkait tindak lanjut perwal. Tetapi belum ada kajian akademik untuk melangkah
ke tingkatan berikutnya. Jika belum ada kajian akademik akan mental terus.
Acara dilanjutkan dengan Sesi Panel pertama dengan menghadirkan dua narasumber yaitu
dari DPRD Kota Yogyakarta dan dari Profesional Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Kelembagaan. Profesional bidang Pembedayaan Masyarakat dan Kelembagaan Bapak Drs.
Nanang Priyana, M.M. menyampaikan paparan pertama tentang Penguatan Kelembagaan
menuju Kemandirian. Dalam paparan ini poin-poin penting yang disampaikan adalah :
1. Pengertian Lembaga dan Organisasi. Lembaga adalah serangkaian norma dan perilaku
yang sudah bertahan atau digunakan selama periode waktu tertentu yang relatif lama
untuk mencapai tujuan kolektif/bersama atau maksud yang bernilai social, sedangkan
Organisasi adalah struktur peran yang telah dikenal dan diterima.
2. Contoh-contoh Lembaga dan Organisasi : Lembaga yang bukan organisasi missal
Undang-Undang Per bank kan, Lembaga dan organisasi missal Bank dan Organisasi yang
bukan lembaga missal Arisan RT.
3. Strategi Kelembagaan :
- Mengubah perilaku agar mengembangkan usaha produktif yang dikelola dalam satuan
skala usaha untuk memenuhi kebutuhan pasar yang menguntungkan dan efisien;
- Fasilitasi penumbuhan dan penguatan kelembagaan ekonomi berbasiskan peningkatan
kapasitas kelembagaan petani;
- Pemberdayaan usaha melalui pengembangan usaha yang berorientasi pasar dan
berskala ekonomi;
- Fasilitasi pembentukan jejaring agribisnis/kemitraan
antar pelaku utama dan pelaku usaha
4. Transformasi kelembagaan melalui tahapan : Berdaya, Mandiri, dan menuju Madani.
5. Proses Pelembagaan melalui tahapan : Norma Baru  Dikenal  diakui  dihargai 
Ditaati  Dihayati mendarah daging.
6. Terkait dengan kinerja UPK, menyampaikan paparan tentang :

7. Pendapatan = Sedekah + Tabungan + Konsumsi

8. Dilanjutkan dengan paparan tentang KSM : Pengertian KSM, Kumpulan orang, baik laki-
laki maupun perempuan, yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok
dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu kepentingan dan kebutuhan yang sama
sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai
bersama.
9. Fungsi KSM, Unsur Pengembangan KSM, Tahap Perkembangan KSM.
10. Kemudian menyampaikan tentang Badan Hukum dan Pelestarian Asset.

Dilanjutkan dengan Narasumber kedua DPRD Kota Yogyakarta yang disampaikan oleh Bapak
Nurcahyo Nugroho dari Komisi B DPRD Kota Yogyakarta menyampaikan hal-hal berikut :
Kemarin ada diskusi terkait dengan Banggar membahas LPJ APBD tahun 2022.
Ada 3 point penting :
1. Mempertanyakan fungsi banggar karena banyak usulan yang tidak masuk termasuk
kegiatan BKM. Semua usulan bisa masuk dalam musrenbang mulai dari tingkat kampung
sampai dengan tingkat kota. Dana kelurahan sudah mepet ada rasionalisasi 15%. Ada
dana strategis yang tahun depan sudah tidak ada
2. Terkait dengan alas hak. Muncul perwal No.19 tahun 2023 terkait alas hak harus ada
legalitas dan perwal/ sertifikat jalan yang dilalui. Untuk kegiatan pembangunan jalan
paving blok.
3. SILPA. Ada sisa diatas 50 M. Banyak silpa yang sisa karena dari sisi pendapatan yang
dipatok 440 M karena masih pandemic berubah setelah realisasi sudah tidak pandemic.
Kemudian kalau ada proses lelang mesti yang dipakai penawaran terendah. Itu salah
satunya yang mengakibatkan ada sisa anggaran. Anggaran BTT masih dianggarakan
cukup tinggi 51 M juga sisa. Sehingga saldo SILVA menjadi besar. Kerugiannya jika SILVA
besar ada anggaran yang tidak terserap. Keuntungannya jika SILVA besar ada dana cash
yang untuk hidup kegiatan OPD di bulan Januari – Maret.
Terkait program BKM, dari DPRD intinya
:
1. Kolaborasi dari pusat, pemkot,
propinsi maupun non pemerintah
terutama terkait dengan pendanaan
kegiatan. Semua harus terpusat satu
pintu.
2. Pembagian wewenang.
3. Kegiatan sekitar sungai yang
terbangun bisa menjadi obyek
wisata
Nanti DPRD kota Yogyakarta bisa mengawal proses yang ada di musrenbang terkait dengan
penanganan permukiman kumuh agar basa teranggarkan di anggaran pemerintah kota
Yogyakarta.
Setelah penyampaian paparan dan materi dari dua narasumber dilanjutkan dengan diskusi
dan sharing dengan peserta :
Pertanyaan :
1. Pak Nana Suryana / BKM Gedongkiwo /
KPP Mantrijeron.
Untuk pak Nur cahyo : Sebagai dewan
pasti mengutamakan dapilnya. Apakah
BKM menurut dewan sebagai lembaga
yang penting atau tidak ?jika penting
harus bagimana jika tidak penting harus
bagimana.
Untuk pak Nanang : langkah awal untuk
melakukan hal itu harus bagaimana untuk langkah nyata nya.
2. Pak Rowi / BKM Giwangan.
Perjalanan BKM cukup panjang dengan hasil yang bisa dilihat hasilnya. Perlu adnya
sinergi yang harus ada pijakan nya. Terutama jika kita bersinergi dengan pemkot harus
ada regulasi yang mengatur didalamnya.
Sehingga anggota dewan harapannya bisa
memberikan solusi. Konteksnya
keberadaan BKM sangat strategis.
Harapannya dewan bisa memberikan solusi
selaku pelaku kebijkan untuk lebih
memperhatikan BKM sehingga BKM bisa
berkelanjutan.
3. Pak Reno / BKM Pandeyan
Tidak hanya sekedar sampai perwal tetapi sampai perda karena kekuatan hukumnya
maksimal. Anggota dewan yang dari BKM perlu lebih intens lagi untuk keberlanjutan
BKM.
Jawab :
Pak Nanang
Yang pertama kali berubah adalah BKM nya. BKM akan aktif jika ada kegiatan yang
dilakukan. Sebenarnya BKM bisa berbuat sesuatu yang tidak harus mengandalkan dana dari
pemerintah. BKM bisa menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan masyarakat. Dana
tersebut bisa berasal dari masyarakat. BKM jika mandiri harus merubah paradigm ada
program dulu baru ada dana / uang.
Pak Nur Cahyo
BKM kepanjangan tangan dari pusat untuk penanganan kumuh. Sehingga BKM penting
peran nya. Perlu adanya sinergi dengan lembaga yang ada di kelurahan. Untuk pendanaan
dan pembinaan di bawah pemda masing masing. Di musrenbang semua kegiatan yang
dibentuk pemkot bisa dianggarkan melalui dana kelurahan.
Ke depan BKM tetap diperlukan. Di DPRD belum pernah mendengar BKM akan diperdakan.
Yang sudah masuk LPMK sudah mengajukan perda di tahun 2019 sampai sekarang belum
masuk ke DPRD. Untuk usulan tahun 2024 untuk usulan yang sifatnya kemasyarakat bisa
diusulkan. Ada 2 jalan yang bisa dilakukan :
a. Diusulkan OPD
b. Inisiatif DPRD
Pada prinsipnya selama permasalahan
kemiskinan dan permasalahan kumuh masih
ada maka DPRD kota Yogyakarta komitmen
untuk menanggulangi nya.
Pertanyaan :
1. Pak Darmanto / KPP BKM Baciro
BKM selama ini yang ada di Baciro sudah berjalan walau tidak ada program / dana yang
masuk. Terkait dengan perda atau perwal diserahkan kepada yang lebih berwenang.
2. Bu Endang / FK WA
BKM sebuah kekuatan tersendiri yang punya wilayah dan punya uang. Sehingga BKM
menjadi suatu kekuatan. BKM lebih kuat dibanding LPMK. BKM ibarat LSM plat
merah.FK WA hanya bisa mengklaim mengurusi sungi winongo tidak seperti BKM. FK
WA hanya mempunyai konsep dan perencanaan. Kekuatan FK WA hanya niat. Kemudian
menggandeng akademisi.
3. Pak Sofyan.
Dibutuhkan ide dari narsum pak Nanang untuk menguatkan BKM ke depannya.
Untuk Pak Nur Cahyo, semenjak ada Pj Walikota BKM sudah tidak dilibatkan lagi.
Jawaban :
Pak Nanang
BKM harus punya program baru menjadi uang .BKM harus punya semangat untuk
berbuat sesuatu mengembangkan suatu ide, kreatifitas jangan putuas asa karena bkm
punya modal kerelawanan.
Pk Nur cahyo
Intinya Pengentasan kemiskinan merupakan tangungjawab/tugas bersama/semuanya,
kolaborasi menjadi titik kebersamaan.
Sesi pertama Panel ditutup pada pukul 12.15 dengan aplaus untuk narasumber dan semua
peserta. Dilanjutkan dengan istirahat, makan siang dan sholat. Selanjutnya masuk ruangan
lagi pukul 13.00 untuk Panel sesi kedua dengan tema Operasional dan Pemeliharaan.
Acara selanjutnya istirahat, makan siang dan sholat pukul 12.15 – 13.00 WIB.

Setelah istirahat, makan siang dan sholat peserta masuk ke dalam ruangan lagi pukul 13.00
untuk melanjutkan panel untuk sesi kedua dengan tema Operasional dan Pemeliharaan.
Dalam panel sesi ini akan dipimpin oleh moderator Sudjadmadi, S.T., dari Tim Korkot kota
Yogyakarta selaku askot bidang Safeguard. Moderator kemudian mengundang narasumber
yaitu bapak Sigit Setiawan, S.T., M.Eng., dari Dinas PU PKP Kota Yogyakarta dan bapak
Suparyanto dari KPP Pedestrian Code Gumreget (PCG) Kelurahan Suryatmajan, Yogyakarta.
Moderator kemudian mempersilakan narasumber pertama bapak Sigit Setiawan
menyampaikan paparan.

Selanjutnya narasumber menyampaikan paparan tentang Kebijakan Pemerintah Kota dan


Teknis Operasional dan Pemeliharaan Infrastruktur KOTAKU Narsum :Sigit Setiawan, S.T.,
M.Eng. dengan poin-poin utama menyampaikan tentang :
 Penghormatan Peserta workshop
 Kenbijakan OP terutama di masalah aset, karena paraturan kemendagri. Untuk aturan
jalan yang lebarnya dengan 3 m, adanya talud sebagai perlindungan dari sungai. Tahap-
demi tahap ketertiban pencatatan aset harus tetep dilakukan di masing- masing wilayah
denga tindak lanjut adanya administrasi bail secara letak dimana dan sebagainya.
 Adanya penangganan limbah yang harus segera tertangani setatap demi setahap.
 Adanya 9 tujuan baik secara RKTL dan Tindak lanjut
 Adanya 11ribu kel, dan adanya BKM yang mandiri. Banyak bkm yang di jogja yang
mandiri dan ada juga yang madani. Madani bkm adalah menuju kemandirian BKM
atau berdiri sendiri
 Pemkot tidak akan melihat secara terpisah-pisah secara organisasi dengan harapan
organisasi bisa saling bekerja sama siapapun mereka.
 OP tidak melihat pemlihat secara saklek infrastruktur dalam pelaksanaan pemeliharaan.
Dengan harapan dampaknya setelah ditangani akan seperti apa.
 Kebijakan pemkot dalam bidang pkp sedang menyusun draf jalan lingkungan dengan
harapan anngaran apbd dapat masuk di poin-poin tersebut.
 Adanya legalitas BKM sebenarnya sudah bisa dikontrak dengan pihak lain karena dirasa
sudah mampu
 Target penguranagan kumuh, performa BKM, dan biaya di nilai dan bisa dikerjasamakan
dengan PU
 Laporan dari pk Raharjo mana saja yang sudah di bangun di laporkan dan diserahkan
sebagai aset.
 Dari bidang jalan bisa dikasih nama sendiri sesuai keinginan masyarakat
 Dalam bidang jalan dan jembatan bekerja sama dengan UGM membuat peta jalan, agar
aset yg sudah di bangun menjadi asetnya kota
 Jalan lingkungan merupakan kewenangan kelurahan dan kecamatan.
 Dokumen usulan bisa di masukan dilinknya ADPEM.
1. Keberlanjutan Penanganan Infrastruktur
Dapat diindikasikan sebagai berikut :
 Infrastruktur berfungsi dengan baik dan terjaga kualitasnya.
 Infrastruktur dapat dioperasikan atau dimanfaatkandalam jangka waktu yang
panjang, minimal sesuaidengan umur rencana.
 Terbangunnya kemitraan dengan lembaga-lembagapemerintah, organisasi lain dan
swasta.
 Terwujudnya penyelenggaraan O&P secara mandirioleh penerima manfaat dalam
menjalankanprogram kerja.
 Dapat memperluas jangkauan manfaat dengantidak menimbulkan dampak negatif
terhadaplingkungan.
2. Konsep O dan P Program KOTAKU
a. Skala Lingkungan
Mekanisme Operasi dan Pemeliharaan (O&P) Program KOTAKU :
- Penyelenggaraan O&P infrastruktur Program KOTAKU dilakukan oleh Kelompok
Pemanfaat dan Pemelihara (KPP)
- KPP dibentuk oleh Lurah Bersama BKM/LKM dan beranggotakan wakil-wakil
masyarakat selaku pemanfaat infrastruktur.
- KPP adalah pengelola kegiatan Operasi & Pemeliharaan prasarana & sarana di
tingkat kelurahan.
- KPP juga sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
permukiman yang berkelanjutan.
- KPP sebagai penggerak masyarakat untuk hidup bersih & sehat dalam
mewujudkan lingkungan yang bebas kumuh
Kedudukan KPP :
b. Skala Kawasan
Mekanisme kegiatan operasional pemanfaatan dan pemeliharaan (O&P)
infrastruktur Skala Kawasan, dapat mengacu pada manual Manual Pengelolaan
Operasi dan Pemeliharaan yang telah disusun oleh TMC (Tecknical Management
Consultan)
Maksud disusunnya manual O&P adalah untuk memberikan panduan bagi
pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengorganisasikan, merumuskan program kerja
Dan melaksanakan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan infrastruktur sehingga
terwujud kemandirian dalam keberlanjutan pengelolaannya.
Adapun Tujuannya adalah untuk:
 Memberikan pemahaman Pentingnya kegiatan operasi dan pemeliharaan
infrastruktur;
 Memberikan panduan dan pemahaman dalam merumuskan penyepakatan
pengaturan operasi dan pemeliharaan;
 Memberikan panduan dan pemahaman dalam upaya memobilisasi sumber
daya, teknis pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan dan upaya
pengembangan jangkauan manfaat infrastruktur.
3. Jensi Infrastruktur tahun 2018 – 2022
4. Status alih kelola dan transfer asset skala kawasan
Status alih kelola asset Skala Kawasan NSUP sampai dengan bulan April 2023 masih
dalam proses permohonan hibah asset (BMN ke BMD) oleh pemerintah provinsi (Balai
PPW Provinsi) kepada pemerintah pusat (Ditjen Cipta Karya Kemen. PUPR), adapun
status progress hibah seperti grafik dibawah ini :

5. Kelembagaan O dan P (Pola umum kelembagaan dan pembagian peran)


Apa yang dimaksud dengan system kelembagaan : Kelembagaan didefinisikan sebagai
suatu sistem badan sosial atau organisasi yang melakukan suatu usaha untuk mencapai
tujuan tertentu. Pada umumnya Lembaga dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
lembaga formal dan lembaga non-formal.
Bagaimana dengan kelembagaan O dan P : Kelembagaan O&P didefinisikan suatu
system organisasi yang melakukan pengorganisasian kegiatan pemeliharaan
rasarana/bangunan infrastruktur dengan tujuan agar bangunan prasarana tetap
berfungsi dan berkualitas baik dalam jangka panjang.  Dalam program KOTAKU biasa
dikenal dengan KPP.
Kelembagaan O dan P skala Lingkungan :

Kelembagaan O dan P Skala Kawasan :

6. Pendanaan kegiatan O dan P (Pola Pendanaan Umum)


Pada dasarnya penanggung jawab pendanaan Kegiatan O&P adalah pemerintah
setempat, baik pemerintah kelurahan maupun kota/kabupaten, adapun kesiapan
dananya dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Sumber Pendanaan Kegiatan O&P diantaranya:
 Kontribusi/Iuran Warga Masyarakat Pemanfaat
 Alokasi Dana APBD Kota/Kabupaten atau
 Kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi
 Sumber pendanaan lainnya (Sumbangan)
 Kolaborasi dengan pihak CSR (corporate social responsibility)
7. Teknis O dan P Infrastruktur secara umum
a. Pengertian Operasi dan Pemeliharaan
Operasi adalah pemanfaatan atau penggunaan sarana prasarana sesuai dengan
fungsi utamanya.
Pemeliharaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menjaga
prasarana agar tidak rusak atau tetap berfungsi secara optimal. Rencana
pemeliharaan disini mencakup pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin,
berkala dan insidentil/daruratAgar pemeliharaannya optimal maka perlu
diketahuitatacaraoperasidanpemeliharaansetiap jenis kegiatan infrastruktur yang
dibangun.
b. Jenis-jenis Pemeliharaan
- Pemeliharaan Rutin : Adalah pekerjaan yang selalu dilakukan berulang-
ulang pada waktu tertentu, misalnya setiap hari, setiap minggu atau setiap
bulan.
- Pemeliharaan Berkala : Merupakan Pekerjaan yang dilakukan pada waktu
tertentu, misalnya setahun sekali atau setahun dua kali.
- Pemeliharaan Insidental : Dilakukan apabila prasarana dan sarana mengalami
kerusakan yang sifatnya mendadak.
- Rehabilitasi : Dilakukan apabila prasarana dan sarana mengalami kerusakan
yang menyebabkan bangunan tidak berfungsi.
c. Langkah Operasi dan Pemeliharaan
- Menyediakan biaya untuk pemeliharaan.
- Menyusun perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan termasuk pelatihan.
- Membentuk organisasi pemeliharaan dan menentukan tanggung jawab yang
jelas, agar dapat mengatur dan mengawasi program kerja pemeliharaan secara
rutin dan periodik.
- Melakukan rangking prioritas penanganan apabila pembiayaan sangat terbatas
- Melaksanakan SOP utk mencapai kualitas pemeliharaan yang diinginkan.
 Pelaksanaan pemeliharaan pada dasarnya menjadi tanggungjawab
pemerintah setempat bersama warga setempat pengguna atau pemanfaat
sarana prasarana infrastruktur, dilakukan secara bersama-sama dan
terkoordinir.
8. Pengelolaan dan Pengembangan (Mekanisme Pengelolaan dan Pengembangan)
9. RKTL (Rencana Kerja Tindak Lanjut).
Selanjutnya narasumber kedua untuk sesi ini adalah Bapak Suparyanto selaku Ketua LPMK
Kelurahan Suryatmajan sekaligus penggerak dan Pembina KPP Pedestrian Code Gumreget
(PCG) Kel. Suryatmajan menyampaikan paparan materinya.

PENANGANAN PERMASALAHAN PERMUKINAN MELALUI PERENCANAAN PELAKSANAAN


SERTA PENGELOLAAN HASIL HASIL PEMBANGUNAN YANG DIPELIHARA SERTA DIKELOLA
OLEH MASYARAKAT SETEMPAT.
1. Strategi Pelaksanaan ;
- Mendorong terjadinya sinergi antara Pemerintah setempat, masyarakat dan
kelompok peduli melalui perencanaan partisipatif, yang berorientasi pada
kebutuhan.
- Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat maupun pemerintah
setempat agar dapat mengelola proses peningkatan kualitas lingkungan
permukiman secara mandiri dan berkelanjutan.
- Mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku masyarakat melalui proses
penataan lingkungan permukiman yang teratur, aman dan sehat.
2. Penganggaran Program Kegiatan :
- Dianggarkan dengan dana APBD
- Pengajuan melalui APBD Kota maupun APBD PRovinsi.
- Melalui Perencanaan Musrenbang Kelurahan.
3. Pelaksanaan Program Berkelanjutan :
4. Manfaat Penataan Kawasan Bantaran Kali Code :

5. Dampak Manfaat yang dirasakan masyarakat Bantaran :


- Peningkatan ekonomi melalui pengembangan UKM (etalase jualan)
- Peningkatan ekonomi melalui kampong wisata
- Pengurangan pengangguran (industry rumahan : kacang bawang, kerajinan, olahan
kain jumputan dan ecoprint, serta lainnya).
- Sarana bermain anak
- Tempat pertemuan warga
- Tempat belajar bersama (pendidikan).
6. Pemeliharaan Hasil Program dan Kegiatan :

7. Tantangan dan Impian serta Pendanaan Pasca Penataan :


8. Konsep Keberlanjutan Kedepan :
- Sinkronisasi kampong-kampung tematik yang ada di Kelurahan Suryatmajan menjadi
satu kesatuan paket wisata dengan dengan memmpersiapkan satu jalur wisata.
- Kampung budidaya sayur, jamur, dan mural Suryatmajan 2021.
- Kampung seni budaya Cokrodirjan (Plataran Niyoko Cokro 2023)
- Kampung pedestrian dan sentra kacang bawang Gemblakan Bawah
- Kampung jambu Gemblakan Atas
- Kampung 3D dan olahan kain Ledok Macanan (Serambi Surga 2022)
- Kampung kuliner dan makanan khas Yogyakarta serta perhotelan Sosrokusuman
(Winih Becik 2024).
Dilanjutkan dengan diskusi dan sesi Tanya jawab dengan peserta :
Diskusi:
Pertanyaan.
1. Nana Suryana dari KPP Kelurahan Gedongkiwo
Terkait kualitas bangunan yang dibawah tidak pakai otot yg atas pakai otot dalam
pembangunan penataan sungai Winongo Gedongkiwo. Karena letak wilayah yang
berbatasan dengan wilayah Bantul. Pemkel Suryaatmajan alhamdulillah sudah bisa
bersinergi dengan BKM untuk Gedongkiwo belum bisa bersinergi dengan pemkel, bagaimana
caranya agar bisa bekerja sama .
Bagaiman caranya untuk meraih semua yg di paparkan dalam workshop ini.
2. Pak Reno Wibowo dari BKM
Pandeyan
Untuk pengurangan kumuh dilokasi
KOTAKU biasa disinergikan mohon
dijelaskan oleh pk sigit.
BKM sudah bekerjasama dengan
ITY.
3. Pak Sugito dari KPP Karangwaru
Jalan Infeksi di sigmen 3 belum
terjamah karena di setop oleh PU
maka sampai sekarang belum bisa terlaksana.Untuk sinergitas lembaga.
4. Pak Wuryanto dari BKM Wirobrajan
Untuk penyelesaian kali Winonggo siapa yang
akan menangani di wilayah RW 10
Untuk sungai Widuri atau sungai titik sudah
pernah ada kunjungan di RW 15 yang ada
permasalahannya.
Sangat luar biasa untuk suryaatmajan atas
paparannya.
Program-program yang telah dilaksanakan oleh BKM, pembagian sembako dan lainnya.
5. Pak Rowi Sutaryo BKM Giwangan
Untuk kegiatan Pembangunan ipal ada iuran 10ribu dan 2 ribu untuk pemeliharaan tidak bisa
menyeluruh untuk pemeliharaan bangunan KOTAKU apakah ada sering dana untuk dana
alaokasi tingkat kota. Yg selanjutnya terkait proposal tidak jadi membuat karena kata faskel
sudah tidak kumuh, apakah biasa mengusulkan tempat lainnya.
Jawaban :
1. Pak sigit
Walaupun lokasi sungai didalam persil maka untuk pemborong sangat takut maka
mengadakan koordinasi dengan PU untuk pelaksanaan,
Untuk Gedongkiwo memang masih kumuh dan sudah diusulkan di pusat.
Dengan hasil paparan dari Suryaatmajan tidak perlu adanya study banding ke Bandung .
Untuk Gedongkiwo tetep di usulkan untuk RW 8, 9, 10 membuat proposal untuk di usulkan.
2. Pak Paryanto
Untuk pengembangan wilayah mari belajar wilayah bisa mengundang kami, Untuk
pembangunan itu silahkan yang penting bisa membangun baik tanpa harus berebut atau
meminta maka dari itu makanya harus ada sinergitas agar semua berjalan dengan baik/akur
lintas organisasi atau lembaga atau satu wadah untuk omah bareng.
3. Pak Sigit
Untuk dokumen kontrak sdh ada di DPU masih terkait tanda tangan untuk talud di Winonggo
masih harus ada koordinasi dengan SDA, Untuk Widuri harus diverifikasi proposalnya dan
untuk segmen-segmen berikutnya semoga bisa tertangani.
4. Pak Paryanto
Untuk pemeliharaan untuk menunggu kebijakan yang baru ini karena sesuai lokasi yang
bersertifikat.
Acara Panel Diskusi sesi ke-2 ditutup pukul 16.00 dengan aplaus untuk narsumber dan
peserta.
Dilanjutkan dengan istirahat coffebreak sampai dengan pukul 16.30.
Pada pukul 16.30 peserta masuk ruangan lagi untuk penjelasan agenda berikutnya hari ke-3
Kamis, 8 Juni 2023. Penjelasan agenda berikutnya disampaikan oleh Dedy Asmaka selaku
Askot CD dan KK Kota Yogyakarta.
Untuk agenda hari ke-3, sesuai jadwal pada pagi hari akan melakukan kunjungan lapangan ke
Kelurahan Suryatmajan. Untuk kegiatan lapangan ini yang akan dilakukan adalah menggali
informasi untuk memberikan masukan pada perbaikan kelembagaan BKM dan OP pasca
pendampingan KOTAKU 2023. Peserta akan dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu kelompok
Kelembagaan BKM dan Kelompok O dan P. Untuk kelompok Kelembagaan BKM akan
melakukan kunjungan dan diskusi dengan BKM Mataram Kel. Suryatmajan. Sedangkan
Kelompok O dan P akan melakukan kunjungan dan diskusi dengan KPP PCG di bantaran
sungai Code Kelurahan Suryatmajan.
Untuk Pembagian Kelompoknya adalah :
- Untuk Kelompok Kelembagaan BKM adalah sebagai berikut :

No Nama Kelurahan Kemantren Unsur

1 M. Sofyan Patehan Kraton Forum BKM


2 Supradiyana Mantrijeron Mantrijeron Forum BKM
3 Tri Agus Budiono Bumijo Jetis Forum BKM
4 Iwan Cahyo Panembahan Forum BKM
5 Reno Wibowo Pandeyan Forum BKM
6 Eni Meilani Gunungketur Pakualaman Forum BKM
7 Witri Murniatun Bener Forum BKM
8 Wuryanto, S.Pd./Rohmad Agus Wahyudi Wirobrajan Wirobrajan Forum BKM
9 Erna Dwi Setyowati Giwangan KPP
10 Agus Jamiat Bumijo KPP
11 Abdus Sandai Baznas Kota FORUM PKP
12 Agus Forum TSLP Kota FORUM PKP
13 Raharja MA Korkot Kota FORUM PKP
14 Siti Nursanti Irriani, S.T., M.Eng. BAPPEDA POKJA PKP
15 Uvi DPU PKP POKJA PKP
16 Woro Dinkes POKJA PKP
17 Suroso Direktur BPD DIY SWASTA
18 Dedy Asmaka Askot CDKK TIM KORKOT

- Untuk Kelompok O dan P adalah sebagai berikut


No Nama Kelurahan Kemantren Unsur

2 H. Rowi Sutaryo Giwangan Umbulharjo Forum BKM


8 Agus Duniawan Pringgokusuman Gedongtengen Forum BKM
9 Hadi Mulyono/Petrus Mugiman Prawirodirjan Gondomanan Forum BKM
12 H. Supardi Suryatmajan Danurejan Forum BKM
13 Suharjo Brontokusuman Mergangsan KPP
14 Bagus Suryanto Terban KPP
15 Sugito Karangwaru Tegalrejo KPP
16 Nana Suryana Gedongkiwo KPP
17 Zainal Arifin Ngampilan Ngampilan KPP
18 Sudarmanto Baciro Gondokusuman KPP
21 Parjono Wirobrajan KPP
22 Eri Weniati Mantrijeron KPP
24 Okta IAI Kota FORUM PKP
27 Yunita Rahmi Hapsari, S.T., M.Eng. DPU PKP POKJA PKP
29 Sinta BAPPEDA POKJA PKP
30 Guruh Adi BAPPEDA POKJA PKP
31 Ernita DPU PKP POKJA PKP
33 Dinas LH POKJA PKP
34 Dinas Pemadam POKJA PKP
35 Dinas Petaru POKJA PKP
37 BPBD Kota POKJA PKP
38 Endang Rohjiyani FKWA KELP. PEDULI
39 Toto Pratopo Pamerti Code KELP. PEDULI
40 Maria Kinanti UKDW AKADEMISI
41 Jumiyati, S.T., M.Ling. ITY AKADEMISI
42 Majiya, S.E., M.M. Direktur PDAM Kota SWASTA
44 Sudjadmadi Askot Safeguard TIM KORKOT
45 Cosmas Panji Askot UP TIM KORKOT
46 Asrodiyono Asko Infra TIM KORKOT

C. Pelaksanaan hari 3 :Kamis, 8 Juni 2023

Hari ke-3, (Kamis, 8 Juni 2023)


08.00 – 08.30 Registrasi Panitia
08.30 – 12.00 Kunjungan Lapangan Panitia
12.00 – 13.00 ISHOMA (di hotel) Panitia
13.00 – 16.00 Diskusi Desk Perwakilan Peserta
16.00 – 18.15 Penyusunan RKTL OP dan Pembinaan BKM Perwakilan Desk

A. Koordinasi perjalanan Kunjungan Lapangan dari Horison Ultima Riss malioboro Hotel.
1. Peserta berkumpul di Ruang Merbabu pukul 08.30 untuk registrasi dan mendapatkan
penjelasan dari panitia terkait pembagian rute dan kelompok. Ketua kelompok
mendapatkan list topik diskusi.
2. Peserta berangkat dari KJ Hotel pukul 09.00menuju Kelurahan Suryatmajan lokasi
kunjungan lapangan. Untuk peserta kelompok O dan P langsung menuju lokasi PCG
(Pedestrian Code Gumreget) untuk kunjungan lapangan lokasi pembangunan PLPBK
tahun 2015 serta diskusi Operasi dan Pemeliharaan, sedangkan kelompok
Kelembagaan BKM langsung menuju Kelurahan Suryatmajan untuk diskusi
kelembagaan.
B. Kunjungan Lapangan di Kelurahan Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta.
1. Kelompok KelembagaanBKM.
Kelompok Kelembagaan BKM sampai di lokasi Kelurahan Suryatmajan langsung di
terima oleh Pimpinan Kolektif BKM Mataram, kemudian dilanjutkan acara, dengan
diawali paparan dari BKM Mataram oleh Koordinator BKM yaitu Bapak Adi Nur.
Paparan menyampaikan tentang :
- Profil lembaga BKM Mataram
- Visi Misi BKM Mataram
- Struktur Kelembagaan dan personel BKM dan UP-UP
- Program History
-
Dilanjutkan dengan diskusi dan Tanya jawab dengan peserta :
Pertanyaan :
1. Pak Sofyan Ketua Forkom BKM
Kota Yogyakarta
a. Bagaimana strategi dari
BKM sehingga bisa
bersinergi dan membina
hubungan yang harmonis
dengan LPMK dan lembaga
kelurahan lain yang ada di
kelurahan Suryatmajan.
b. Sistem atau metode yang di terapkan oleh BKM terkait dengan pengelolaan
kawasan setelah selesai terbangun
c. Strategi BKM menggaet CSR terutama dari hotel yang berada di wilayah
Suryatmajan. Sehingga hotel bisa mendukung kegiatan BKM terutama
menyediakan tempat untuk kegiatan BKM seperti RWT, RAKER, dan kegiatan
yang lain.
2. Bu Nursanti Bappeda
a. Pembatasan kewenangan
BKM dan LPMK
b. Pembiayaan OP dari mana
ketika aset yang terbangun
masih milik masyarakat.
c. Strategi PCG agar tidak
kembali kumuh
3. BAZNAS
Terkait dengan program M3K, untuk tanah SHM perlakuan nya seperti apa
4. BKM Panembahan
Keuntungan apa yang diterima oleh warga yang rumah nya terkepras
5. Pak Raharjo Korkot Kota Yogyakarta
a. AD/ART BKM Mataram terakhir diperbarui tahun 2012. Ada rencana dari
BKM untuk mereview AD/ART yang sudah ada
b. OP yang di tingkat RW apakah sudah memiliki SK atau belum
c. Apakah ada Aturan Bersama (AB)
Jawaban oleh BKM Mataram Kelurahan Suryatmajan
1. Kesuksesan yang di raih oleh BKM Suryatmajan adalah menggunakan strategi
kolaborasi sebagai pintu masuk BKM ke stake holder yang ada di tingkat
kelurahan (seperti LPMK, PKK, Karang Taruna, dll) maupun dengan para stake
holder yang ada di luar lingkungan kelurahan seperti hotel, gandeng gendong
dll.
2. Kenapa hubungan BKM dengan lembaga yang lain bisa sinergi bagus karena
yang terjadi selama ini di kelurahan Suryatmajan adakah satu orang bisa
memiliki banyak posisi strategis seperti contohnya ketika musrenbang yang
hadir juga BKM tetapi ada yang memakai baju BKM, LPMK, PKK dll. Sehingga
terjalin komunikasi yang baik dan program yang dijalankan tidak akan tumpang
tindih.
3. Dana operasional dan pemeliharaan yang saat ini berjalan berasal dari
beberapa sumber yaitu :
a. Swadaya masyarakat sendiri
b. Pelibatan stakeholder terkait mulai dari tingkat RT, RW, Kampung

4. Strategi yang dijalankan agar PCG tidak kembali kumuh adalah antara lain :
a. Adanya alokasi sosial dari BKM untuk mengadakan event di lokasi PCG.
Sehingga harapannya ketika banyak aktivitas atau kegiatan yang
dilaksanakan di PCG maka masyarakat sekitar akan jadi lebih sering
membersihkan lingkungan nya.
b. KPP yang ada selalu mengingatkan kepada setiap RW terkait dengan
perawatan terhadap infrastruktur yang sudah dibangun
5. Kalau yang terjadi di Suryatmajan kemarin untuk warga yang rumah nya
terdampak oleh program M3K akan memperoleh banyak keuntungan seperti
mempunyai akses jalan yang lebih layak di depan rumahnya, meningkatkan
perekonomian karena ada warga yang bisa berjualan di depan rumah nya serta
mempunyai kejelasan kepemilikan rumah yang ditempati.
6. Terkait dengan AD/ART memang BKM Mataram sudah mempunyai rencana
akan di bahas dalam Raker BKM yang akan dilaksanakan pada hari minggu
tanggal 18 Juni 2023. AD/ART kan disesuaikan dengan kondisi BKM saat ini
serta regulasi yang ada.
7. Terkait dengan SK OP memang belum ada secta tertulis tetapi untuk
pemeliharaan infrastruktur yang sudah terbangun sudah ada penanggungjawab
ditingkat wilayah untuk pemeliharaannya.
8. Untuk Aturan Bersama sudah ada tetapi belum tertulis secara lebih detil.
Terimakasih atas masukannya, ini akan menjadi salah satu bahan diskusi dalam
Raker BKM terkait dengan AB secara tertulis ini.

2. Kelompok Operasional dan Pemeliharaan.


Peserta tiba di PCG pukul 09.20 dan disambut oleh tim dari PCG. Dalam kunjungan
lapangan Tim Workshop diterima oleh Pemkel, LPMKel, BKM Mataram Kelurahan
Suryatmajan
Diskusi Kelompok KPP
Apakah infrastruktur terpelihara dengan baik?
- Untuk infrastruktur terpelihara, sedang untuk jalan paving sebagian paving sudah
mulai ada yang rusak terutama di mainan/estetika jalan dan terpelihara dengan
baik.Bagaimana mekanisme pemeliharaannya?
- Untuk Pemeliharaan dengan iuran RT.
Apakah dibentuk kelembagaan untuk melakukan operasi dan pemeliharaan?
- Sudah terbentuk KPP
Bagaimana mekanisme pembentukan Lembaga tersebut?

- Dengan musyawarah warga


Struktur organisasi bentuknya seperti apa?
- Kelompok Penerima dan Pemelihara (KPP)
Apakah ada rencana kegiatan operasi dan pemeliharaan?
- Ada, dengan kerjabakti
Lingkup tugas Lembaga O&P apa saja?
- KPP melakukan menjalankan tugasnya sesuai ketugasannya.
- Masyarakat wajib memelihara infrastruktur yang telah dibangun.
- Masyarakat Menaati AB(Aturan Bersama)
Bagaimana hubungan Lembaga O&P dengan Pemda/Kel dan Lembaga terkait?
- KPP selalu berkoordinasi dengan Pemkel, Lpmkel dan dinas terkait dalam menjalankan
ketugasannya.
Apakah ada pembagian tugas dalam melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan ?
- Ada pembagian.
Bagaimana tatacara operasi dan pemeliharaan terhadap infrastruktur yang dibangun?
- Dengan mengadakan rapat rutin
- Darimana sumber pembiayaan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan?
- Iuran bulanan layanan persampahan dan iuran warga
Bagaimana cara mendapatkan pembiayaan kegiatan operasi dan pemeliharaan?
- Iuran warga
Apakah ada pengembangan kegiatan ?
- Ada rencana pengembangan
Apa saja?
- Dengan menjual hasil pemilihan sampah organik menjadi pupuk

Setelah pelaksanaan kunjungan lapangan baik di tingkat Operasi dan Pemeliharaan maupun
kelembagaan BKM dirasa cukup, maka peserta Workshop Pengelolaan Pasca Program
KOTAKU kembali ke Hotel untuk melanjutkan acara berikutnya. Perjalanan dari Kelurahan
Suryatmajan pukul 12.00 dilanjutkan dengan ishoma sampai dengan pukul 13.00 WIB

C. Pembahasan desk Pembinaan BKM dan O & P pukul 13.00.


Dalam diskusi ini juga dibagi dalam dua desk, masing-masing desk membahas dua tema
yang berbeda. Desk 1 kelompok Kelembagaan BKM melakukan pembahasan upaya-upaya
untuk menjaga kemandirian BKM dan hal-hal yang diperlukan dalam menjamin
keberlanjutan lembaga BKM kedepan. Desk 1 ini dipandu oleh Askot CD dan KK KOTAKU
Kota Yogyakarta Dedy Asmaka dan Askot Safeguard Sudjadmadi.
Sedangkan desk 2 membahas tentang masukan dan rekomendasi dalam Operasional dan
Pemeliharaan untuk infrastruktur yang sudah terbangun oleh KOTAKU. Desk 2 dipandu
oleh Askot Infrastruktur Asrodiyono dan Askot UP Cosmas Panji.
Adapun hasil desk yang telah dilakukan adalah :
1. Sesi diskusi Pembinaan BKM
 Untuk Hasil dari kunjungan dari hasil paparan pak paryanto sudah sesuai
 Untuk Keunggulan ada di pengelolaan UPK
 Kelembagaan bisa berhasil dalam berkolaborasi ( Suryatmajan) akan tetapi tidak
bisa diterapkan di semua Lembaga BKM yang lainnya.
 Kiat-kiat BKM bisa bekerja sama atau sinergitas bersama lembaga lainya dalam
pemerintahan Kelurahan agar BKM bisa ikut berperan dalam penyusunan
perencanaan dan program kelurahan/ Peran BKM masuk dalam Musrenbang.
 Bagaimana kiat-kiat membangun semangat KSM atau dalam penagihan di dalam
UPK (Manajerial UPK pembagian alokasi laba UPK) dengan melihat karakter
masyarakatnya.
 Bappeda : Fungsi sinergitas BKM dan LPMKel Bagaimana
 Wirobrajan. Adanya kerjasama BKM dengan Lembaga dan Pemkel.
 Siapa yang berperan membangun atau pengerak sinergitas berjalan
 Ada 4 pilar dalam pembangunan di kelurahan yaitu, KELURAHAN, LPMKel, PKK,
BKM

 Tergantung dari masing- masing lurah di wilayah karena berbeda dalam


bersinergi
 Terkait dengan legalitas BKM apakah cukup dengan Akta Notaris atau dengan
legalitas dukungan yang lainnya ( update Akta Notaris dan AD/ART BKM).
 Penyusuanan Profil BKM untuk bisa pasarkan keluar.
 Yang diperlukan adalah Perda yang didalamnya BKM masuk di dalamnya.
 Perubahan sikap atau pola pikir bisa menciptakan inovasi atau peluang untuk
menuju BKM mendiri yang semula menerima berganti menuju memberikan yang
menciptkan kemandirian ( kemandirian BKM)
 BKM Pringgokusuman: Untuk merubah menset BKM/Masyarakat BKM
bekerjasama dengan kampus-kampus (mahasiswa-mahasiswa) dengan berbagai
pelatihan untuk pelatihan-pelatihan yang bisa bermanfaat untuk mandiri serta
membangun swadaya masyarakat untuk berperan dalam pembangunan di wilayah
masing-masing.
 Masih perlu adanya pendampingan (Pendamping/Faskel) untuk pendampingan
kelembagaan terutama dalam perubahan AD/ART, Akta Notaris dan terutama
dalam pendampingan insfrastruktur. Dan karena BKM punya banyak aset jadi
masih perlu adanya pengawalan atau pendampingan.

 Untuk Forum BKM masih perlu di tingkatkan sebagai penyambung atau


penjembatan informasi antar BKM dan pemerintah Kota dan adanya peran aktif
Forum dalam kegiatan.
 Permasalahan sampah yang akan jadi bom waktu, maka BKM perlu ambil peran
dalam pengelolaan sampah organik. Untuk pendamping-pendamping di jadikan
konsultan BKM dalam pengelolaan Sampah.
 Perlu adanya study banding pengelolaan sampah, magotisasi.
2. Sesi Diskusi Operasional dan Pemeliharaan (O dan P)
Perlunya dibentuk OP / KPP
Perlu.
 Karena untuk kegiatan fisik terutama fasum memiliki umur ekonomis /
penyusutan.
 Pemeliharaan dan perbaikan Ketika terjadi kerusakan atas infratstruktur yang
dibangun
 Beberapa wilayah yang ada potensi kampung wisata bisa didaftarkan di dinas
pariwisata.
 Perlu lebih memperhatikan sungai tidak hanya menata permukiman. Karena tidak
ada tangga yang layak untuk ke sungai. Sehingga perlu tangga yang bisa diakses
oleh anak anak maupun lansia untuk membersihkan sungai. Sehingag sungai
bisa lebih terpelihara.
 Program M3K masyarakat tidak punya pilihan untuk pindah ke mana. Sehingga
perlu pendataan warga yang menghuni rumah tidak layak huni yang berada di
pinggiran sungai. Ada alternatif tidak harus tinggal di tempat yang sama. Perlu
solusi terkait dengan kebutuhan rumah

 Potensi wisata yang ada di wilayah perlu ada tindak lanjut kolaborasi.
 Sumbu filosofi jogja, sungai diperhatikan
 KOTAKU belum selesai. Karena jogja masih punya PR terkait dengan sampah.
 Perlu ada kelompok yang bertanggungjawab
 Keberadaan KPP melekat di BKM atau di luar BKM. Karena selama ini Ketika ada
kerusakan BKM yang mendapat laporan.
 Pendampingan terkait dengan KPP yang sudah dibentuk
Mekanisme pembentukan KPP
 POS KOTAKU KPP berada di tingkat kelurahan. Di beberapa kelurahan, KPP yang
ada sekarang berada di tingkat RW/RT.
 Program Kerja KPP : membuat perencanaan
 Perubahan perilaku di masyarakat
 Legalitas KPP
 Peningkatan kapasitas KPP
 Sumber pembiayaan KPP
 Jika KPP per wilayah akan muncul ego di wilayah masing masing
 KPP tingkat kelurahan melekat di LPMK dengan catatan LPMK harus bersinergi
dengan BKM dan Lembaga tingkat kelurahan yang lain. LPMK di bawah
kelurahan melekat di seksi pembangunan.
 Sumber pendanaan berasal dari swadaya masyarakat yang selama ini sudah
berjalan dan berasal dari dana yang diusulkan di musrenbang
 KPP yang di baciro : memelihara infra, pelaporan, kegiatan social
 Iuran : Swadaya, LPMK, CSR, Pemerintah Kota
 Semua masyarakat / Lembaga dilibatkan dalam musrenbangkel. Selama ini pintu
masuk awal dari LPMK. Kewenangan nya nanti ke dinas yang mana tergantung
dengan perencanaan yang diusulkan.
 Ada AB
 Perlunya dokumen perencanaan untuk melakukan pengembangan program atau
kegiatan

Setelah diskusi Desk pembahasan Keberlanjutan Lembaga BKM dan Operasional dan
Pemeliharaan ditutup pukul 16.00 dilanjutkan coffebreak selam 30 menit sampai dengan
pukul 16.30 untuk nanti peserta masuk ke ruangan lagi diskusi RKTL.

Pukul 16.30 diskusi RKTL dipandu oleh moderator Korkot Kota Yogyakarta, dalam diskusi
pleno. Dalam diskusi ini dihasilkan beberapa hal tentang rencana tindak lanjut pembinaan
BKM dan Operasional dan Pemeliharaan oleh KPP dalam matrik RKTL :
No Uraian/Kegiatan Keluaran Penanggungjawab Durasi Waktu
Pelaksanaan
A Indentifikasi BKM
1 Melakukan Identifikasi Profil BKM se Kota FK BKM 1 bulan Juli 2023
Kelembagaan BKM Yogyakarta
2 Melakukan Identifikasi Potret asset BKM, FK BKM 1 bulan Juli 2023
Asset BKM sosial Marketing
A Serah Terima
Pembinaan BKM
Kepada Pemda
1 Penyampaian Surat / Keberlanjutan BKM Korkot 1 bulan Juni 2023
BA Hasil Wokshop pasca program
Kepada emerintah
Kota Yogyakarta
2 Penyusunan Konsep Keberlanjutan Bappeda / DPU 1 bulan Juli 2023
Pembinaan BKM Pendampingan BKM PKP
3 Pengalokasian DPA Dinas PUPKP (CK) ls 31 Desember
No Uraian/Kegiatan Keluaran Penanggungjawab Durasi Waktu
Pelaksanaan
anggaran pembinaan 2023
BKM
4 Penyediaan tenaga Mediator antara BKM Dinas PUPKP ls Januari 2024-
pendamping/fasilitator dengan stakeholder
di tingkat kota dan terkait
lapangan
B Peningkatan kapasitas
BKM/KSM
1 Peningkatan kapasitas Terbangun eksistensi Dinas PU ls Triwulan 3 dan 4
BKM dan UP-UP BKM di masyarakat
dan stakeholder lain
2 Peningkatan kapasitas Kegiatan Peningkatan Dinas PU ls Triwulan 3 dan 4
KPP Kapasitas sesuai
dengan potensi KSM
C Penguatan
Kelembagaan BKM
1 Review AD/ART BKM Update AD/ART Masing-masing
BKM
2 Pengembangan UPK Inovasi kegiatan Masing-masing
(UP-UP) pengelolaan dana BKM
bergulir kegiatan
D Membangun
kolaborasi
1 Forum CSR Potensi Channeling
BKM dengan CSR
2 Pelibatan dalam BKM diundang dan Kalurahan
musrenbang berkontribusi dalam
musrenbang
E Penguatan Forum
Komunikasi BKM
1 Pertemuan rutin Program kerja forum, FK BKM Triwulan 3 dan 4
sharing kendala
permasalahan,
problem solving

D. Pelaksanaan hari 4 Jumat, 9 Juni 2023

Hari ke-4, (Jum’at, 9 Juni 2023)


08.00 – 08.30 Registrasi Panitia
08.30 – 10.00 Paparan hasil Diskusi Desk Perwakilan Desk
10.00 – 10.45 Catatan Hasil Workshop Fasilitator Kelas
10.45 – 11.30 Penutupan Panitia

Hari ke-4 Hari Jumat, 9 Juni 2023 dimulai kegiatan pukul 08.00 – 08.30 regristrasi peserta
dan dilanjutkan dengan agenda akhir Workshop Pengelolaan Pasca Program KOTAKU 2023
yang disampaikan oleh Korkot Kota Yogyakarta pak Raharja MA. Paparan yang disampaikan
meliputi hasil dan kesepakatan dalam Workshop ini, yang merupakan rekomendasi dalam
penguatan dan pembinaan kelembagaan BKM serta penguatan dan keberlanjutan
Operasional dan Pemeliharaan.
Penyampaian hasil Workshop :
a. KELEMBAGAAN BKM
1. Keberadaan dan peran BKM masih diperlukan sebagai mitra pemerintah dalam hal
menangani persoalan kemiskinan, penataan perumahan kumuh dan permukiman
kumuh serta inovasi pengelolaan sampah
2. Meningkatkan sinergitas, kolaborasi BKM dengan lembaga-lembaga sosial
kemasyarakatan (LPMK, PKK, Kampung, Komunitas)
3. Meningkatkan peran aktif BKM dalam membangun jaringan dan kerjasama dengan
Pemerintah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, Media
4. Segera disusun naskah akademik yang menjadi dasar BKM bisa dimasukan ke dalam
Peraturan Daerah (Perda) Kelembagaan
5. Perlu ada OPD untuk melakukan pembinaan terhadap BKM
6. Perlu dilakukan optimalisasi dan inovasi dalam pengelolaan pinjaman dana bergulir
oleh UPK sebagai salah satu sumber pendanaan realisasi program kerja BKM
7. Perlu upaya untuk melembagakan siklus kegiatan (RWT, Pemilu BKM, Audit, Review
Perencanaan) untuk menjamin penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
8. Perlu dilakukan review AD/ART yang disesuaikan dengan perkembangan program
BKM sebagai agen perubahan untuk penanggulangan kemiskinan, penataan
perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang kemudian dicatatkan kedalam
akta notaris
9. Perlu dilakukan penguatan kapasitas terhadap UPK, UPL, UPS dalam mewujudkan
dan terlaksananya program kerja BKM
10. Masih diperlukan pendampingan terhadap BKM melalui APBD Kota Yogyakarta
11. Perlu adanya perubahan pola pikir BKM dari sebagai penerima program menjadi
lembaga yang mempunyai inisiasi untuk menciptakan peluang
12. Keberadaan Forum BKM perlu ditingkatkan perannya sebagai penyambung
komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah dan lembaga lainnya.
b. KELOMPOK PEMANFAAT DAN PEMELIHARA (KPP) SKALA KAWASAN DAN SKALA
LINGKUNGAN
1. Organisasi Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP) dibentuk oleh masyarakat
penerima manfaat yang menyesuaikan dengan kebijakan lokal di tingkat wilayah
2. Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP) perlu merumuskan rencana kerja yang
meliputi kegiatan Operasional, Pemeliharaan dan rencana pengembangan
3. Perlu dilakukan peningkatan kapasitas secara periodik terhadap Kelompok
Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP) oleh BKM dan OPD terkait
4. Perlu dilakukan serah terima aset infrastruktur KOTAKU ke Pemerintah Kota
Yogyakata
5. Perlu disusun aturan bersama dalam pemanfaatan dan pemeliharaan aset yang
dibangun
6. Perlunya Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP) melakukan inovasi dalam
mendorong tumbuhnya keswadayaan masyarakat sesuai dengan potensi yang
dimiliki

Setelah penyampaian paparan hasil workshop yang berisi rekomendasi tentang


Kelembagaan BKM dan KPP, dilanjutkan dengan Penandatanganan Berita Acara workshop
PKM oleh perwakilan peserta. Dalam penandatangan Berita Acara ini, keterwakilan peserta
dari berbagai unsur disertakan untuk semakin memperkuat keterlibatan stakeholders dalam
keberlanjutan program penanganan kumuh di kota Yogyakarta, yaitu :

No Nama Unsur
1 Elisabet Sinta Hermawati, S.T., MURP Pokja PKP (Bappeda)
2 Ernita Sari Purwaningtyas, S.Ars. Pokja PKP (DPUPKP)
3 Nur Wara Gunarsih, S.Tr. Kes Pokja PKP (Dinkes)
4 Drs. Abdus Samik Sandai Forum PKP (Baznas)
5 Raharja Mulya A.,S.E.,M.M. KOTAKU
No Nama Unsur
6 M. Sofyan, S.T. Forum BKM
7 Tri Agus Budiono Forum BKM
8 Reno Wibowo, S.H. Forum BKM
9 Sugito, B.Sc Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP)
10 Suhardjo Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP)
11 Endang Rohjiani, S.H. Kelompok Peduli (FKWA)
12 Jumiati, ST.,M.Ling. Akademisi (ITY)
13 Siti Mutammimah, A.Md Panitia

Dilanjutkan upacara penutupan yang dilakukan oleh Perwakilan Balai PPW DI Yogyakarta Pak
Rudy dan dari BAPPEDA Kota Yogyakarta, ibu Siti Nursanti Irriani.

Upacara penutupan berakhir pukul 10.30 WIB.


Lampiran

Dokumentasi Kegiatan PKM KOTA YOGYAKARTA

Kegiatan Hari I

Kegiatan Hari II
Kegiatan Hari III

Kegiatan Hari IV

Anda mungkin juga menyukai