Proceeding PKM 2023 Kota Yogyakarta DIY
Proceeding PKM 2023 Kota Yogyakarta DIY
(KOTAKU)
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.Tujuan ........................................................................................................... .... 2
C.Keluaran..................................... ........................................................................ 2
D.Tema Kegiatan................................................................................................. . 2
E.Waktu dan Tempat........................................................................................... . 2
F.Peserta dan Narasumber................................................................................... 3
G.Rencana Anggaran ......................................................................................... .. 4
H. Jadwal Kegiatan ............................................................................................ ... 5
Lampiran-Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Target RPJM 2020-2024 untuk pengurangan kumuh adalah seluas 10 ribu hektar di tahun
2024. Hingga tahun 2021, Direktorat PKP DJCK-PUPR melalui Program KOTAKU/NSUP dan
Program Reguler APBN telah berkontribusi pada pengurangan kumuh seluas 6.272 hektar,
sehingga masih terdapat sisa sebesar 3.728 hektar selama tahun 2022-2024. Pada tahun 2022,
Program KOTAKU masih melaksanakan kegiatan Infrastruktur skala kawasan di sekitar 41 paket.
Capaian pengurangan kumuh absolut tahun 2022 melalui Program KOTAKU, masih terdapat
sisa/gap sekitar 3.101,96 hektar luas kumuh yang belum ditangani di tahun 2023 hingga tahun
2024.
Sesuai dengan surat Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman No PA.01.04-CK/304
tanggal 29 Desember 2022 mengenai keberlanjutan Tim Pendamping Koordinator Provinsi
(Korprov), Tim Koordinator Kota (Korkot), dan Tim Fasilitator Kelurahan (Faskel) dalam
pelaksanaan National Slum Upgrading Project (NSUP)- Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU
Tahun anggaran 2023 bahwa pendampingan Program KOTAKU diperpanjang hingga 30 Juni 2023
untuk pelaksanaan exit strategy dan pengakhiran loan NSUP, serta penyiapan keberlanjutan
Program KOTAKU.
Tujuan pendampingan Program KOTAKU tahun 2023 adalah sebagai berikut:
1. Pendampingan Pemerintah Daerah untuk penyiapan keberlanjutan Program KOTAKU di
wilayahnya hingga Juni 2023
2. Meningkatnya capaian KPI-NSUP di Juni 2023.
3. Memastikan seluruh sisa kegiatan skala Kawasan yang melampaui Desember 2022
diselesaikan di 2023 dan memastikan dukungan penuntasan kumuh di lokasi infrastruktur
skala kawasan terbangun.
4. Penyiapan Exit Strategy dan Pengakhiran Loan NSUP sampai Juni 2023.
Dalam rangka menjalankan Program KOTAKU tahun 2023, pengembangan kapasitas
merupakan salah satu komponen penting. Diharapkan semua pelaku baik Pemerintah Daerah
dan masyarakat memiliki kapasitas yang baik untuk mencapai tujuan program tersebut dan
menyiapkan keberlanjutan penyelenggaraan penataan permukiman yang berkelanjutan.
Dalam rangka menyiapkan keberlanjutan penyelenggaraan penataan permukiman maka
perlu diadakan Peningkatan Kapasitas Masyarakat (PKM) dan Pemerintah Daerah melalui
kegiatan Workshop Pengelolaan Pasca Program. Melalui kegiatan ini diharapkan Pemerintah
Kota/Kabupaten dapat menyiapkan dan memperkuat terkait kelembagaan BKM/LKM,
pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan infrastruktur yang telah terbangun, pengelolaan aset
kegiatan skala kawasan, penguatan Pokja PKP dan lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, untuk melaksanakan kegiatan PKM ini, maka disusun kerangka
acuan kegiatanPeningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah NSUP/Program KOTAKU
Tahun 2023.
B. TUJUAN
Tujuan kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah, yaitu:
1. Memberikan panduan terhadap kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah
Daerah yang dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota;
2. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan keberlanjutan penanganan kumuh;
3. Meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan asset infrastruktur dan kawasan;
4. Meningkatkan kapasitas dalam melembagakan BKM/LKM untuk keberlanjutan penanganan
kumuh.
C. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan adalah:
1. Adanya panduan kegiatan Peningkatkan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah di
tingkat kabupaten/kota;
2. Pemerintah Daerah paham dan memiliki kesadaran akan keberlanjutan penanganan kumuh;
3. Tersusunnya rencana pengelolaan aset infrastruktur dan Kawasan;
4. Tersusunnya rencana untuk pelembagaan dan pembinaan BKM/LKM.
D. TEMA KEGIATAN
Tema kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta adalah
sebegai berikut:
1. Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan; Bagaimana masyarakat atau pemda dapat
melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk kegiatan infrastruktur yang telah
dibangun Kementerian PU/PR khususnya melalui Program Kotaku terutama kegiatan skala
Kawasan. Kegiatan operasi dan pemeliharaan disesuaikan dengan karakteristik Kawasan
(dapat berupa Herritage, pariwisata, livelihood, konservasi atau lainnya) dan jenis
infrastruktur yang dibangunnya. Kegiatan operasi dan pemeliharaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, selain itu juga mencakup kelembagaan, pendanaan, rencana
kegiatan dll.
2. Pembinaan Kelembagaan (Pokja PKP, Forum PKP dan BKM) ; Bagaimana masyarakat dan
Pemerintah Daerah melanjutkan pembinaan Kelembagaan Pokja PKP dan Forum PKP serta
BKM/LKM sebagai organisasi yang telah dibina Program Kotaku dalam hal keberlanjutan
penanganan kumuh. Pembinaan BKM antara lain mencakup legalitas dan penguatan
kelembagaan, OPD Pembina, Rencana pembinaan dan pendampingan, serta pendanaan.
3. Keberlanjutan BKM; Bagaimana masyarakat dan BKM sebagai lembaga yang telah
dibangun dan dibina melalui program oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) dapat melembagakan siklus kegiatan dalam lembaga, dan mempunyai
legalitas dan kekuatan hukum untuk berkontribusi dalam program-program penanganan
kumuh dan penataan permukiman. Bagaimana Pemerintah Daerah menempatkan
lembaga BKM dan melibatkan BKM dalam penanganan kumuh dan program lain yang
dilakukan oleh OPD
E. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegitan ini akan dilaksanakan pada :
Hari : Selasa – Jumat
Tanggal : 6 – 9 Juni 2023
Tempat : Horison Ultima Riss Malioboro, Jl. Gowongan Kidul No.33-49,
Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55271
F. PESERTA DAN NARASUMBER
1. Peserta kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Pemerintah Daerah adalah
sebagai berikut:
2. Narasumber
Narasumber dari kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah adalah
sebagai berikut:
Jml Harga
NO URAIAN Satuan Vol. Jumlah
Hari Satuan
A AKOMODASI
1 Biaya Hotel (Fullboard) 3 Orang/Hari 50 750.000 112.500.000
Sub Total 112.500.000
B BAHAN SERAHAN
1 Seminar Kit Buah/Kegiatan 50 250.000 12.500.000
Anggaran Kegiatan PKM berasal dari DIPA Satker PKP dan dikelola langsng oleh panitai Pelaksana
dari BPPW DIY bekerja sama dengan Tim KOTAKU dalam melaksanakan kegiatan dilapangan.
Sehingga dengan adanya kereja sama baik dalam pelaksanaan maupun pengendalian kegiatan
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
A. JADWAL KEGIATAN / SUSUNAN ACARA
A.1. Pembukaan
Selanjutnya dilanjutkan Kata sambutan Oleh Kepala Balai PPW DIY Bapak Jonny Zainuri
Echsan, S.T., M.C.M.Dalam Kesempatan Ini Kepala Balai menyampaikan poin-poin terkait
pentingnya kegiatan Workshop pengelolaan BKM untuk persiapan kelanjutan pasca
program selesai di bulan Juni 2023 agar kegiatan BKM dapat terus berjalan.
Dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala BAPPEDA Kota Yogyakarta sekaligus Ketua
Pokja PKP Kota Yogyakarta, yang memberikan sambutan pengarahan sekaligus
membuka acara Workshop Pengelolaan Pasca Program KOTAKU Tahun 2023.
A.2. Materi
Materi 1 dimulai pada pukul 15.00 WIB oleh Narasumber Kepala BAPPEDA Kota
Yogyakarta Bapak Agus Tri Haryono, S.T., M.T. dengan tema Kebijakan Pemerintah Kota
Yogyakarta Dalam Penanganan Dan Penataan Permukiman Kumuh Pasca KOTAKU.
Dilanjutkan ditutup untuk acara hari pertama, Selasa, 6 Juni 2023 pada pukul 17.00 WIB.
Hari kedua dimulai pukul 08.30 dengan berdoa dilanjutkan dengan review harian. Dalam
review harian, peserta diajak sharing pemahaman tentang materi yang disampaikan pada
hari pertama. Materi hari pertama tentnag Kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta yang
disampaikan oleh Kepala BAPPEDA Kota. Beberapa peserta menyampaikan hal yang mereka
terima dari materi yang disampaikan :
BKM Brontokusuman (Pak Suharjo)
BKM dan LPMK tidak sama perlakuannyya. BKM perlu kepastian kedepannya untuk
operasional serta kelangsungan BKM ke depan bagaimana?
Mas Dedy (moderator)
Sudah mencoba mengadvokasi untuk melakukan legalitas BKM secara proses hukum tetapi
masih berproses sampai sekarang. Tetapi sudah mulai di coba kolaborasi antara BKM dengan
DPUPKP.Seperti yang sudah dilakukan di tahun 2022 oleh BKM Sorosutan dan BKM Bener.
Pak Tri Agus (BKM Bumijo)
Menindaklanjuti yang disampaikan, ada beberapa hal yang sudah dilakukan oleh BKM
Bumijo, salah satunya sudah menyusun proposal kegiatan. Sejauh mana kegiatan kita yang
sudah menyusun anggaran itu apakah sudah ada titik temu atau belum. Sehingga kita tidak
mengulang kembali pemberkasan yang sudah diajukan. BKM sudah mendatangi anggota
dewan. Ada tanggaapan serius tetapi belum ada tindak lanjut. Jadi kami serahkan ke forum
untuk ikut membantu menindaklanjuti.
8. Dilanjutkan dengan paparan tentang KSM : Pengertian KSM, Kumpulan orang, baik laki-
laki maupun perempuan, yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok
dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu kepentingan dan kebutuhan yang sama
sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai
bersama.
9. Fungsi KSM, Unsur Pengembangan KSM, Tahap Perkembangan KSM.
10. Kemudian menyampaikan tentang Badan Hukum dan Pelestarian Asset.
Dilanjutkan dengan Narasumber kedua DPRD Kota Yogyakarta yang disampaikan oleh Bapak
Nurcahyo Nugroho dari Komisi B DPRD Kota Yogyakarta menyampaikan hal-hal berikut :
Kemarin ada diskusi terkait dengan Banggar membahas LPJ APBD tahun 2022.
Ada 3 point penting :
1. Mempertanyakan fungsi banggar karena banyak usulan yang tidak masuk termasuk
kegiatan BKM. Semua usulan bisa masuk dalam musrenbang mulai dari tingkat kampung
sampai dengan tingkat kota. Dana kelurahan sudah mepet ada rasionalisasi 15%. Ada
dana strategis yang tahun depan sudah tidak ada
2. Terkait dengan alas hak. Muncul perwal No.19 tahun 2023 terkait alas hak harus ada
legalitas dan perwal/ sertifikat jalan yang dilalui. Untuk kegiatan pembangunan jalan
paving blok.
3. SILPA. Ada sisa diatas 50 M. Banyak silpa yang sisa karena dari sisi pendapatan yang
dipatok 440 M karena masih pandemic berubah setelah realisasi sudah tidak pandemic.
Kemudian kalau ada proses lelang mesti yang dipakai penawaran terendah. Itu salah
satunya yang mengakibatkan ada sisa anggaran. Anggaran BTT masih dianggarakan
cukup tinggi 51 M juga sisa. Sehingga saldo SILVA menjadi besar. Kerugiannya jika SILVA
besar ada anggaran yang tidak terserap. Keuntungannya jika SILVA besar ada dana cash
yang untuk hidup kegiatan OPD di bulan Januari – Maret.
Terkait program BKM, dari DPRD intinya
:
1. Kolaborasi dari pusat, pemkot,
propinsi maupun non pemerintah
terutama terkait dengan pendanaan
kegiatan. Semua harus terpusat satu
pintu.
2. Pembagian wewenang.
3. Kegiatan sekitar sungai yang
terbangun bisa menjadi obyek
wisata
Nanti DPRD kota Yogyakarta bisa mengawal proses yang ada di musrenbang terkait dengan
penanganan permukiman kumuh agar basa teranggarkan di anggaran pemerintah kota
Yogyakarta.
Setelah penyampaian paparan dan materi dari dua narasumber dilanjutkan dengan diskusi
dan sharing dengan peserta :
Pertanyaan :
1. Pak Nana Suryana / BKM Gedongkiwo /
KPP Mantrijeron.
Untuk pak Nur cahyo : Sebagai dewan
pasti mengutamakan dapilnya. Apakah
BKM menurut dewan sebagai lembaga
yang penting atau tidak ?jika penting
harus bagimana jika tidak penting harus
bagimana.
Untuk pak Nanang : langkah awal untuk
melakukan hal itu harus bagaimana untuk langkah nyata nya.
2. Pak Rowi / BKM Giwangan.
Perjalanan BKM cukup panjang dengan hasil yang bisa dilihat hasilnya. Perlu adnya
sinergi yang harus ada pijakan nya. Terutama jika kita bersinergi dengan pemkot harus
ada regulasi yang mengatur didalamnya.
Sehingga anggota dewan harapannya bisa
memberikan solusi. Konteksnya
keberadaan BKM sangat strategis.
Harapannya dewan bisa memberikan solusi
selaku pelaku kebijkan untuk lebih
memperhatikan BKM sehingga BKM bisa
berkelanjutan.
3. Pak Reno / BKM Pandeyan
Tidak hanya sekedar sampai perwal tetapi sampai perda karena kekuatan hukumnya
maksimal. Anggota dewan yang dari BKM perlu lebih intens lagi untuk keberlanjutan
BKM.
Jawab :
Pak Nanang
Yang pertama kali berubah adalah BKM nya. BKM akan aktif jika ada kegiatan yang
dilakukan. Sebenarnya BKM bisa berbuat sesuatu yang tidak harus mengandalkan dana dari
pemerintah. BKM bisa menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan masyarakat. Dana
tersebut bisa berasal dari masyarakat. BKM jika mandiri harus merubah paradigm ada
program dulu baru ada dana / uang.
Pak Nur Cahyo
BKM kepanjangan tangan dari pusat untuk penanganan kumuh. Sehingga BKM penting
peran nya. Perlu adanya sinergi dengan lembaga yang ada di kelurahan. Untuk pendanaan
dan pembinaan di bawah pemda masing masing. Di musrenbang semua kegiatan yang
dibentuk pemkot bisa dianggarkan melalui dana kelurahan.
Ke depan BKM tetap diperlukan. Di DPRD belum pernah mendengar BKM akan diperdakan.
Yang sudah masuk LPMK sudah mengajukan perda di tahun 2019 sampai sekarang belum
masuk ke DPRD. Untuk usulan tahun 2024 untuk usulan yang sifatnya kemasyarakat bisa
diusulkan. Ada 2 jalan yang bisa dilakukan :
a. Diusulkan OPD
b. Inisiatif DPRD
Pada prinsipnya selama permasalahan
kemiskinan dan permasalahan kumuh masih
ada maka DPRD kota Yogyakarta komitmen
untuk menanggulangi nya.
Pertanyaan :
1. Pak Darmanto / KPP BKM Baciro
BKM selama ini yang ada di Baciro sudah berjalan walau tidak ada program / dana yang
masuk. Terkait dengan perda atau perwal diserahkan kepada yang lebih berwenang.
2. Bu Endang / FK WA
BKM sebuah kekuatan tersendiri yang punya wilayah dan punya uang. Sehingga BKM
menjadi suatu kekuatan. BKM lebih kuat dibanding LPMK. BKM ibarat LSM plat
merah.FK WA hanya bisa mengklaim mengurusi sungi winongo tidak seperti BKM. FK
WA hanya mempunyai konsep dan perencanaan. Kekuatan FK WA hanya niat. Kemudian
menggandeng akademisi.
3. Pak Sofyan.
Dibutuhkan ide dari narsum pak Nanang untuk menguatkan BKM ke depannya.
Untuk Pak Nur Cahyo, semenjak ada Pj Walikota BKM sudah tidak dilibatkan lagi.
Jawaban :
Pak Nanang
BKM harus punya program baru menjadi uang .BKM harus punya semangat untuk
berbuat sesuatu mengembangkan suatu ide, kreatifitas jangan putuas asa karena bkm
punya modal kerelawanan.
Pk Nur cahyo
Intinya Pengentasan kemiskinan merupakan tangungjawab/tugas bersama/semuanya,
kolaborasi menjadi titik kebersamaan.
Sesi pertama Panel ditutup pada pukul 12.15 dengan aplaus untuk narasumber dan semua
peserta. Dilanjutkan dengan istirahat, makan siang dan sholat. Selanjutnya masuk ruangan
lagi pukul 13.00 untuk Panel sesi kedua dengan tema Operasional dan Pemeliharaan.
Acara selanjutnya istirahat, makan siang dan sholat pukul 12.15 – 13.00 WIB.
Setelah istirahat, makan siang dan sholat peserta masuk ke dalam ruangan lagi pukul 13.00
untuk melanjutkan panel untuk sesi kedua dengan tema Operasional dan Pemeliharaan.
Dalam panel sesi ini akan dipimpin oleh moderator Sudjadmadi, S.T., dari Tim Korkot kota
Yogyakarta selaku askot bidang Safeguard. Moderator kemudian mengundang narasumber
yaitu bapak Sigit Setiawan, S.T., M.Eng., dari Dinas PU PKP Kota Yogyakarta dan bapak
Suparyanto dari KPP Pedestrian Code Gumreget (PCG) Kelurahan Suryatmajan, Yogyakarta.
Moderator kemudian mempersilakan narasumber pertama bapak Sigit Setiawan
menyampaikan paparan.
A. Koordinasi perjalanan Kunjungan Lapangan dari Horison Ultima Riss malioboro Hotel.
1. Peserta berkumpul di Ruang Merbabu pukul 08.30 untuk registrasi dan mendapatkan
penjelasan dari panitia terkait pembagian rute dan kelompok. Ketua kelompok
mendapatkan list topik diskusi.
2. Peserta berangkat dari KJ Hotel pukul 09.00menuju Kelurahan Suryatmajan lokasi
kunjungan lapangan. Untuk peserta kelompok O dan P langsung menuju lokasi PCG
(Pedestrian Code Gumreget) untuk kunjungan lapangan lokasi pembangunan PLPBK
tahun 2015 serta diskusi Operasi dan Pemeliharaan, sedangkan kelompok
Kelembagaan BKM langsung menuju Kelurahan Suryatmajan untuk diskusi
kelembagaan.
B. Kunjungan Lapangan di Kelurahan Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta.
1. Kelompok KelembagaanBKM.
Kelompok Kelembagaan BKM sampai di lokasi Kelurahan Suryatmajan langsung di
terima oleh Pimpinan Kolektif BKM Mataram, kemudian dilanjutkan acara, dengan
diawali paparan dari BKM Mataram oleh Koordinator BKM yaitu Bapak Adi Nur.
Paparan menyampaikan tentang :
- Profil lembaga BKM Mataram
- Visi Misi BKM Mataram
- Struktur Kelembagaan dan personel BKM dan UP-UP
- Program History
-
Dilanjutkan dengan diskusi dan Tanya jawab dengan peserta :
Pertanyaan :
1. Pak Sofyan Ketua Forkom BKM
Kota Yogyakarta
a. Bagaimana strategi dari
BKM sehingga bisa
bersinergi dan membina
hubungan yang harmonis
dengan LPMK dan lembaga
kelurahan lain yang ada di
kelurahan Suryatmajan.
b. Sistem atau metode yang di terapkan oleh BKM terkait dengan pengelolaan
kawasan setelah selesai terbangun
c. Strategi BKM menggaet CSR terutama dari hotel yang berada di wilayah
Suryatmajan. Sehingga hotel bisa mendukung kegiatan BKM terutama
menyediakan tempat untuk kegiatan BKM seperti RWT, RAKER, dan kegiatan
yang lain.
2. Bu Nursanti Bappeda
a. Pembatasan kewenangan
BKM dan LPMK
b. Pembiayaan OP dari mana
ketika aset yang terbangun
masih milik masyarakat.
c. Strategi PCG agar tidak
kembali kumuh
3. BAZNAS
Terkait dengan program M3K, untuk tanah SHM perlakuan nya seperti apa
4. BKM Panembahan
Keuntungan apa yang diterima oleh warga yang rumah nya terkepras
5. Pak Raharjo Korkot Kota Yogyakarta
a. AD/ART BKM Mataram terakhir diperbarui tahun 2012. Ada rencana dari
BKM untuk mereview AD/ART yang sudah ada
b. OP yang di tingkat RW apakah sudah memiliki SK atau belum
c. Apakah ada Aturan Bersama (AB)
Jawaban oleh BKM Mataram Kelurahan Suryatmajan
1. Kesuksesan yang di raih oleh BKM Suryatmajan adalah menggunakan strategi
kolaborasi sebagai pintu masuk BKM ke stake holder yang ada di tingkat
kelurahan (seperti LPMK, PKK, Karang Taruna, dll) maupun dengan para stake
holder yang ada di luar lingkungan kelurahan seperti hotel, gandeng gendong
dll.
2. Kenapa hubungan BKM dengan lembaga yang lain bisa sinergi bagus karena
yang terjadi selama ini di kelurahan Suryatmajan adakah satu orang bisa
memiliki banyak posisi strategis seperti contohnya ketika musrenbang yang
hadir juga BKM tetapi ada yang memakai baju BKM, LPMK, PKK dll. Sehingga
terjalin komunikasi yang baik dan program yang dijalankan tidak akan tumpang
tindih.
3. Dana operasional dan pemeliharaan yang saat ini berjalan berasal dari
beberapa sumber yaitu :
a. Swadaya masyarakat sendiri
b. Pelibatan stakeholder terkait mulai dari tingkat RT, RW, Kampung
4. Strategi yang dijalankan agar PCG tidak kembali kumuh adalah antara lain :
a. Adanya alokasi sosial dari BKM untuk mengadakan event di lokasi PCG.
Sehingga harapannya ketika banyak aktivitas atau kegiatan yang
dilaksanakan di PCG maka masyarakat sekitar akan jadi lebih sering
membersihkan lingkungan nya.
b. KPP yang ada selalu mengingatkan kepada setiap RW terkait dengan
perawatan terhadap infrastruktur yang sudah dibangun
5. Kalau yang terjadi di Suryatmajan kemarin untuk warga yang rumah nya
terdampak oleh program M3K akan memperoleh banyak keuntungan seperti
mempunyai akses jalan yang lebih layak di depan rumahnya, meningkatkan
perekonomian karena ada warga yang bisa berjualan di depan rumah nya serta
mempunyai kejelasan kepemilikan rumah yang ditempati.
6. Terkait dengan AD/ART memang BKM Mataram sudah mempunyai rencana
akan di bahas dalam Raker BKM yang akan dilaksanakan pada hari minggu
tanggal 18 Juni 2023. AD/ART kan disesuaikan dengan kondisi BKM saat ini
serta regulasi yang ada.
7. Terkait dengan SK OP memang belum ada secta tertulis tetapi untuk
pemeliharaan infrastruktur yang sudah terbangun sudah ada penanggungjawab
ditingkat wilayah untuk pemeliharaannya.
8. Untuk Aturan Bersama sudah ada tetapi belum tertulis secara lebih detil.
Terimakasih atas masukannya, ini akan menjadi salah satu bahan diskusi dalam
Raker BKM terkait dengan AB secara tertulis ini.
Setelah pelaksanaan kunjungan lapangan baik di tingkat Operasi dan Pemeliharaan maupun
kelembagaan BKM dirasa cukup, maka peserta Workshop Pengelolaan Pasca Program
KOTAKU kembali ke Hotel untuk melanjutkan acara berikutnya. Perjalanan dari Kelurahan
Suryatmajan pukul 12.00 dilanjutkan dengan ishoma sampai dengan pukul 13.00 WIB
Potensi wisata yang ada di wilayah perlu ada tindak lanjut kolaborasi.
Sumbu filosofi jogja, sungai diperhatikan
KOTAKU belum selesai. Karena jogja masih punya PR terkait dengan sampah.
Perlu ada kelompok yang bertanggungjawab
Keberadaan KPP melekat di BKM atau di luar BKM. Karena selama ini Ketika ada
kerusakan BKM yang mendapat laporan.
Pendampingan terkait dengan KPP yang sudah dibentuk
Mekanisme pembentukan KPP
POS KOTAKU KPP berada di tingkat kelurahan. Di beberapa kelurahan, KPP yang
ada sekarang berada di tingkat RW/RT.
Program Kerja KPP : membuat perencanaan
Perubahan perilaku di masyarakat
Legalitas KPP
Peningkatan kapasitas KPP
Sumber pembiayaan KPP
Jika KPP per wilayah akan muncul ego di wilayah masing masing
KPP tingkat kelurahan melekat di LPMK dengan catatan LPMK harus bersinergi
dengan BKM dan Lembaga tingkat kelurahan yang lain. LPMK di bawah
kelurahan melekat di seksi pembangunan.
Sumber pendanaan berasal dari swadaya masyarakat yang selama ini sudah
berjalan dan berasal dari dana yang diusulkan di musrenbang
KPP yang di baciro : memelihara infra, pelaporan, kegiatan social
Iuran : Swadaya, LPMK, CSR, Pemerintah Kota
Semua masyarakat / Lembaga dilibatkan dalam musrenbangkel. Selama ini pintu
masuk awal dari LPMK. Kewenangan nya nanti ke dinas yang mana tergantung
dengan perencanaan yang diusulkan.
Ada AB
Perlunya dokumen perencanaan untuk melakukan pengembangan program atau
kegiatan
Setelah diskusi Desk pembahasan Keberlanjutan Lembaga BKM dan Operasional dan
Pemeliharaan ditutup pukul 16.00 dilanjutkan coffebreak selam 30 menit sampai dengan
pukul 16.30 untuk nanti peserta masuk ke ruangan lagi diskusi RKTL.
Pukul 16.30 diskusi RKTL dipandu oleh moderator Korkot Kota Yogyakarta, dalam diskusi
pleno. Dalam diskusi ini dihasilkan beberapa hal tentang rencana tindak lanjut pembinaan
BKM dan Operasional dan Pemeliharaan oleh KPP dalam matrik RKTL :
No Uraian/Kegiatan Keluaran Penanggungjawab Durasi Waktu
Pelaksanaan
A Indentifikasi BKM
1 Melakukan Identifikasi Profil BKM se Kota FK BKM 1 bulan Juli 2023
Kelembagaan BKM Yogyakarta
2 Melakukan Identifikasi Potret asset BKM, FK BKM 1 bulan Juli 2023
Asset BKM sosial Marketing
A Serah Terima
Pembinaan BKM
Kepada Pemda
1 Penyampaian Surat / Keberlanjutan BKM Korkot 1 bulan Juni 2023
BA Hasil Wokshop pasca program
Kepada emerintah
Kota Yogyakarta
2 Penyusunan Konsep Keberlanjutan Bappeda / DPU 1 bulan Juli 2023
Pembinaan BKM Pendampingan BKM PKP
3 Pengalokasian DPA Dinas PUPKP (CK) ls 31 Desember
No Uraian/Kegiatan Keluaran Penanggungjawab Durasi Waktu
Pelaksanaan
anggaran pembinaan 2023
BKM
4 Penyediaan tenaga Mediator antara BKM Dinas PUPKP ls Januari 2024-
pendamping/fasilitator dengan stakeholder
di tingkat kota dan terkait
lapangan
B Peningkatan kapasitas
BKM/KSM
1 Peningkatan kapasitas Terbangun eksistensi Dinas PU ls Triwulan 3 dan 4
BKM dan UP-UP BKM di masyarakat
dan stakeholder lain
2 Peningkatan kapasitas Kegiatan Peningkatan Dinas PU ls Triwulan 3 dan 4
KPP Kapasitas sesuai
dengan potensi KSM
C Penguatan
Kelembagaan BKM
1 Review AD/ART BKM Update AD/ART Masing-masing
BKM
2 Pengembangan UPK Inovasi kegiatan Masing-masing
(UP-UP) pengelolaan dana BKM
bergulir kegiatan
D Membangun
kolaborasi
1 Forum CSR Potensi Channeling
BKM dengan CSR
2 Pelibatan dalam BKM diundang dan Kalurahan
musrenbang berkontribusi dalam
musrenbang
E Penguatan Forum
Komunikasi BKM
1 Pertemuan rutin Program kerja forum, FK BKM Triwulan 3 dan 4
sharing kendala
permasalahan,
problem solving
Hari ke-4 Hari Jumat, 9 Juni 2023 dimulai kegiatan pukul 08.00 – 08.30 regristrasi peserta
dan dilanjutkan dengan agenda akhir Workshop Pengelolaan Pasca Program KOTAKU 2023
yang disampaikan oleh Korkot Kota Yogyakarta pak Raharja MA. Paparan yang disampaikan
meliputi hasil dan kesepakatan dalam Workshop ini, yang merupakan rekomendasi dalam
penguatan dan pembinaan kelembagaan BKM serta penguatan dan keberlanjutan
Operasional dan Pemeliharaan.
Penyampaian hasil Workshop :
a. KELEMBAGAAN BKM
1. Keberadaan dan peran BKM masih diperlukan sebagai mitra pemerintah dalam hal
menangani persoalan kemiskinan, penataan perumahan kumuh dan permukiman
kumuh serta inovasi pengelolaan sampah
2. Meningkatkan sinergitas, kolaborasi BKM dengan lembaga-lembaga sosial
kemasyarakatan (LPMK, PKK, Kampung, Komunitas)
3. Meningkatkan peran aktif BKM dalam membangun jaringan dan kerjasama dengan
Pemerintah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, Media
4. Segera disusun naskah akademik yang menjadi dasar BKM bisa dimasukan ke dalam
Peraturan Daerah (Perda) Kelembagaan
5. Perlu ada OPD untuk melakukan pembinaan terhadap BKM
6. Perlu dilakukan optimalisasi dan inovasi dalam pengelolaan pinjaman dana bergulir
oleh UPK sebagai salah satu sumber pendanaan realisasi program kerja BKM
7. Perlu upaya untuk melembagakan siklus kegiatan (RWT, Pemilu BKM, Audit, Review
Perencanaan) untuk menjamin penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
8. Perlu dilakukan review AD/ART yang disesuaikan dengan perkembangan program
BKM sebagai agen perubahan untuk penanggulangan kemiskinan, penataan
perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang kemudian dicatatkan kedalam
akta notaris
9. Perlu dilakukan penguatan kapasitas terhadap UPK, UPL, UPS dalam mewujudkan
dan terlaksananya program kerja BKM
10. Masih diperlukan pendampingan terhadap BKM melalui APBD Kota Yogyakarta
11. Perlu adanya perubahan pola pikir BKM dari sebagai penerima program menjadi
lembaga yang mempunyai inisiasi untuk menciptakan peluang
12. Keberadaan Forum BKM perlu ditingkatkan perannya sebagai penyambung
komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah dan lembaga lainnya.
b. KELOMPOK PEMANFAAT DAN PEMELIHARA (KPP) SKALA KAWASAN DAN SKALA
LINGKUNGAN
1. Organisasi Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP) dibentuk oleh masyarakat
penerima manfaat yang menyesuaikan dengan kebijakan lokal di tingkat wilayah
2. Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP) perlu merumuskan rencana kerja yang
meliputi kegiatan Operasional, Pemeliharaan dan rencana pengembangan
3. Perlu dilakukan peningkatan kapasitas secara periodik terhadap Kelompok
Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP) oleh BKM dan OPD terkait
4. Perlu dilakukan serah terima aset infrastruktur KOTAKU ke Pemerintah Kota
Yogyakata
5. Perlu disusun aturan bersama dalam pemanfaatan dan pemeliharaan aset yang
dibangun
6. Perlunya Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP) melakukan inovasi dalam
mendorong tumbuhnya keswadayaan masyarakat sesuai dengan potensi yang
dimiliki
No Nama Unsur
1 Elisabet Sinta Hermawati, S.T., MURP Pokja PKP (Bappeda)
2 Ernita Sari Purwaningtyas, S.Ars. Pokja PKP (DPUPKP)
3 Nur Wara Gunarsih, S.Tr. Kes Pokja PKP (Dinkes)
4 Drs. Abdus Samik Sandai Forum PKP (Baznas)
5 Raharja Mulya A.,S.E.,M.M. KOTAKU
No Nama Unsur
6 M. Sofyan, S.T. Forum BKM
7 Tri Agus Budiono Forum BKM
8 Reno Wibowo, S.H. Forum BKM
9 Sugito, B.Sc Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP)
10 Suhardjo Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara (KPP)
11 Endang Rohjiani, S.H. Kelompok Peduli (FKWA)
12 Jumiati, ST.,M.Ling. Akademisi (ITY)
13 Siti Mutammimah, A.Md Panitia
Dilanjutkan upacara penutupan yang dilakukan oleh Perwakilan Balai PPW DI Yogyakarta Pak
Rudy dan dari BAPPEDA Kota Yogyakarta, ibu Siti Nursanti Irriani.
Kegiatan Hari I
Kegiatan Hari II
Kegiatan Hari III
Kegiatan Hari IV