Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN COACHING CLINIC 1

KOTA DENPASAR
LAPORAN COACHING CLINIC 2
KOTA DENPASAR
LAPORAN COACHING CLINIC 3
KOTA DENPASAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I : KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS


MASYARAKAT/PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BALI NATIONAL SLUM UPGRADING
PROJECT (NSUP) PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TAHUN 2023
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Keluaran
D. Alur dan Tema
E. Metodologi Pelaksanaan
F. Jumlah dan Nama Kota / Kabupaten
G. Peserta Kegiatan
H. Narasumber
I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
J. Pelaksana
K. Tahapan Peyelenggaraan Kegiatan
L. Sumber Pendanaan dan Pembiayaan
M. Penutup

BAB II : PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Hari Ke – 1 (Senin, 29 Mei 2023)
A.1. Pembukaan
A.2. MATERI BPKP (Transparansi dan Akuntabilitas Pelaporan Kegiatan Infrastruktur Berbasis
Masyarakat)
A.3. MATERI 1 : Operasional dan Pemeliharaan (O&P) Infrastruktur Program KOTAKU
Provinsi Bali
A..4. MATERI 2 : Pembinaan BKM (Keberlanjutan Lembaga Masyarakat)

B. Pelaksanaan Hari Ke – 2 (Selasa, 30 Mei 2023)


B.1. MATERI 3 : Kolaborasi sumber pembiayaan pemeliharaan infrastruktur terbangun

B.2. MATERI 4: Implementasi pelaksanaan O&P Yayasan tukad bindu (berbagi


Pengalaman)
B.3. Materi 5 Implementasi Pembinaan BKM Sapta Mekar, Desa Dauh Puri Kauh, Denpasar
Barat (Berbagi Pengalaman)

C. Pelaksanaan Hari Ke – 3 (Rabu, 31 Mei 2023)


C.1. Kunjungan Lapangan Kelompok / Lokasi 1 (O&P)
C.2. Kunjungan Lapangan Kelompok / Lokasi 2 (Pembinaan BKM)

D. Pelaksanaan Hari Ke – 4 (Kamis, 01 Juni 2023)


D.1. Catatan Hasil Workshop
D.2. Penutupan

LAPORAN COACHING CLINIC 4


KOTA DENPASAR
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rundown Kegiatan
Lampiran 2 : Rencana Anggaran Biaya
Lampiran 3 : Surat Undangan Peserta
Lampiran 4 : Surat Undangan Narasumber
Lampiran 5 : SK Pembentukan Tim Penyelenggara Swakelola Kegiatan
Lampiran 6 : Berita Acara Kegiatan
Lampiran 7 : Daftar Hadir Peserta
Lampiran 8 : Daftar Hadir Narasumber
Lampiran 9 : Lembar Kendali
Lampiran 10 : Foto Proses Kegiatan

LAPORAN COACHING CLINIC 5


KOTA DENPASAR
KATA PENGANTAR

”Om Santhi, Santhi, Santhi Om”

Panitia PKM / Pemda


Provinsi Bali

LAPORAN COACHING CLINIC 6


KOTA DENPASAR
BAB I

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT/PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI BALI
NATIONAL SLUM UPGRADING PROJECT (NSUP)
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)
TAHUN 2023

A. LATAR BELAKANG

Target RPJMN 2020-2024 untuk pengurangan kumuh adalah seluas 10 Ribu Hektar di Tahun
2024. Hingga Tahun 2021, Direktorat PKP DJCK-PUPR melalui Program KOTAKU/NSUP dan
Program Reguler APBN telah berkontribusi pada pengurangan kumuh seluas 6.272 Hektar,
sehingga masih terdapat sisa sebesar 3.728 Hektar selama Tahun 2022-2024.

Pada tahun 2022, Program Kotaku masih melaksanakan kegiatan Infrastruktur skala Kawasan
di sekitar 41 Paket. Capaian pengurangan kumuh absolut Tahun 2022 melalui program Kotaku
adalah seluas 625,90 Ha. Dengan demikian, paska berakhirnya Program KOTAKU, masih
terdapat sisa/gap sekitar 3.101,96 Ha luas kumuh yang belum ditangani di Tahun 2023 Hingga
Tahun 2024.

Sesuai dengan surat Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman No PA.01.04-CK/304


tanggal 29 Desember 2022 mengenai keberlanjutan Tim Pendamping Koordinator Provinsi
(Korprov), Tim Koordinator Kota (Korkot), dan Tim Fasilitator Kelurahan (Faskel) dalam
pelaksanaan National Slum Upgrading Project (NSUP)- Program Kota Tanpa Kumuh
(KOTAKU) Tahun Anggaran 2023 bahwa pendampingan Program Kotaku diperpanjang 30
Juni 2023 untuk pelaksanaan exit strategy dan pengakhiran loan NSUP, serta penyiapan
keberlanjutan Program Kotaku.

Tujuan pendampingan Program Kotaku tahun 2023 sebagai berikut:

1. Pendampingan Pemerintah Daerah untuk Penyiapan Keberlanjutan Program Kotaku


di wilayahnya hingga Juni 2023.
2. Meningkatnya Capaian KPI-NSUP di Juni 2023.
3. Memastikan seluruh sisa kegiatan skala Kawasan yang melampaui Desember 2022
diselesaikan di 2023 dan Memastikan Dukungan Penuntasan Kumuh di Lokasi Skala
Kawasan Terbangun.
4. Penyiapan Exit Strategy dan Pengakhiran Loan NSUP sampai Juni 2023.

Dalam rangka menjalankan Program Kotaku tahun 2023, pengembangan kapasitas


merupakan salah satu komponen penting, sehingga diharapkan semua pelaku baik
Pemerintah Daerah dan masyarakat kapasitas yang baik untuk mencapai tujuan program
tersebut dan menyiapkan keberlanjutan penyelengaraan penataan permukiman yang
berkelanjutan.

Dalam rangka menyiapkan keberlanjutan penyelenggaraan penataan permukiman maka perlu


diadakan peningkatan kapasitas masyarakat (PKM) dan Pemerintah Daerah melalui kegiatan
workshop pengelolaan pasca program. Melalui kegiatan ini diharapkan Pemerintah
Kota/Kabupaten dapat menyiapkan dan memperkuat terkait kelembagaan BKM/LKM,

7
pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan infrastruktur yang telah terbangun, pengelolaan aset
kegiatan skala kawasan, penguatan Pokja PKP dan lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, untuk melaksanakan kegiatan PKM ini, maka disusun kerangka
acuan kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah Provinsi Bali NSUP
Program KOTAKU Tahun 2023.

B. TUJUAN

Tujuan dari peningkatan kapasitas masyarakat/Pemda adalah:


1. Memberikan panduan terhadap kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat/Pemda
yang dilaksanakan di tingkat Kabupaten /Kota;
2. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan keberlanjutan penanganan kumuh.
3. Meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan aset infrastruktur dan kawasan
4. Meningkatkan kapasitas dalam melembagakan BKM/LKM untuk keberlanjutan
penanganan kumuh

C. KELUARAN:

Keluaran yang diharapkan adalah:


1. Adanya panduan kegiatan peningkatkan kapasitas masyarakat/Pemda di tingkat
kabupaten / kota;
2. Peserta paham dan memiliki kesadaran akan keberlanjutan penanganan kumuh.
3. Tersusunnya rencana pengelolaan aset infrastruktur dan Kawasan
4. Tersusunnya rencana untuk pelembagaan dan pembinaan BKM/LKM

D. ALUR DAN TEMA

Secara umum tema kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat/pemda ini terkait dengan
keberlanjutan program yang antara lain memuat tentang:

1. Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan; Bagaimana masyarakat atau pemda dapat


melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk kegiatan infrastruktur yang telah
dibangun Kementerian PU/PR khususnya melalui Program Kotaku terutama kegiatan
skala Kawasan. Kegiatan operasi dan pemeliharaan disesuaikan dengan karakteristik
Kawasan (dapat berupa Herritage, pariwisata, livelihood, konservasi atau lainnya) dan
jenis infrastruktur yang dibangunnya. Kegiatan operasi dan pemeliharaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, selain itu juga mencakup kelembagaan, pendanaan, renana
kegiatan dll.

2. Pembinaan BKM; Bagaimana masyarakat atau Pemda melanjutkan pembinaan


BKM/LKM sebagai organisasi yang telah dibina Program Kotaku dalam hal Keberlanjutan
penanganan kumuh. Pembinaan BKM antara lain mencakup kelembagaan, OPD
Pembina, Rencana pembinaan dan pendampingan dan juga pendanaan.

3. Berbagi pengalaman , pengelolaan dan pemeliharaan tukad bindu: Bagaimana


pengelolaan yang berkelanjutan oleh masyarakat/kelompok peduli di lokasi
terbangunnya kegiatan infrastruktur berbasis masyarakat

8
4. Testimoni Pengelolaan BKM Desa Dauh Puri Kauh; Bagaimana masyarakat yang
terlibat langsung dalam pengelolaan BKM dengan menumbuhkan jiwa kerelawanan di
desa dauh Puri Kauh

5. Kolaborasi Sumber Pembiayaan Pemeliharaan Infrastruktr Terbangun Oleh KPP:


Bagaimana peran KPP dalam berkolaborasi mencari sumber pembiayaan untuk
memelihara infrastruktur berbasismasyarakat yang sudah terbangun

E. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan kegiatan secara luring dengan tetap memperhatikan protokol


kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19, di antaranya:

1. Mewajibkan seluruh peserta, narasumber dan pemandu untuk menggunakan masker dan
menjaga jarak.
2. Menggunakan ruangan yang berkapasitas 2 kali jumlah peserta yang diundang

F. JUMLAH DAN NAMA KOTA/KABUPATEN

Kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah akan dilaksanakan di 1


(satu) Kota, secara rinci sebagai berikut :
1. Kota Denpasar

G. PESERTA KEGIATAN

Peserta kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat/Pemda, terdiri dari:

Unsur
No NAMA
Pokja Forum Forum Kel.
KPP Swasta PT Korkot Panitia
PKP PKP BKM peduli
Ketua POKJA PKP Kota √
1
Denpasar
Wakil Ketua POKJA PKP Kota √
2
Denpasar
Sekretaris POKJA PKP Kota √
3
Denpasar
Kepala Dinas Lingkungan Hidup √
4
Dan Kebersihan Kota Denpasar
Dinas Pekerjaan Umum Dan √
5
Penataan Ruang Kota Denpasar
Direktur Perusahaan Daerah Air √
6
Minum Kota Denpasar
Kepala Kantor Pertanahan Kota √
7
Denpasar
Kepala Dinas Pemberdayaan
8 Masyarakat Dan Desa Kota √
Denpasar
Kepala Pelaksana Badan
9 Penanggulangan Bencana √
Daerah Kota Denpasar
Kepala Dinas Sosial Kota √
10
Denpasar
Kepala Dinas Kesehatan Kota √
11
Denpasar

9
Unsur
No NAMA
Pokja Forum Forum Kel.
KPP Swasta PT Korkot Panitia
PKP PKP BKM peduli
Kepala Bidang Pengelolaan
Sampah, Limbah B3,
Pengendalian pencemaran dan √
12
Kerusakan Lingkungan Pada
Dinas Lingkungan Hidup Dan
Kebersihan Kota Denpasar
13 Ketua IAP Kota Denpasar √
14 Ketua IAI Kota Denpasar √
Kepala Seksi Pencegahan Dan
Kualitas Permukiman Kumuh √
15
Dinas PERKIMTA Kota
Denpasar
16 Koorkot √
17 Askot GIS √
18 Askot Safeguard √
19 Askot Infra √
Ketua FKA BKM Kecamatan √
20
Denpasar Barat
Ketua FKA BKM Kecamatan √
21
Denpasar Selatan
Ketua FKA BKM Kecamatan √
22
Denpasar Timur
Ketua FKA BKM Kecamatan √
23
Denpasar Utara
Koordinator BKM Desa Tegal √
24
Harum, Denpasar Barat
Koordinator BKM Kelurahan
25 Padangsambian, Denpasar √
Barat
Koordinator BKM Desa
26 Kelurahan Peguyangan, √
Denpasar Utara
Koordinator BKM Desa Dauh √
27
Puri Kaja, Denpasar Utara
Koordinator BKM Kelurahan √
28
Sumerta, Denpasar Timur
Koordinator BKM Kelurahan √
29
Dangin Puri, Denpasar Timur
Koordinator BKM Sanur Kauh, √
30
Denpasar Selatan
Koordinator BKM Kelurahan √
31
Serangan, Denpasar Selatan
KPP Desa Ubung Kaja,
32 √
Denpasar Utara
KPP Kelurahan Ubung,
33 √
Denpasar Utara
KPP Desa Pemecutan Kaja
34 √
Kaja, Denpasar Utara
KPP Desa Kesiman Kertalangu,
35 √
Denpasar Timur
KPP Desa Pemecutan Kelod,
36 √
Denpasar Barat
KPP Desa Dauh Puri Kauh,
37 √
Denpasar Barat
KPP Kelurahan Pemecutan,
38 √
Denpasar Barat
KPP Kelurahan Dauh Puri,
39 √
Denpasar Barat

10
Unsur
No NAMA
Pokja Forum Forum Kel.
KPP Swasta PT Korkot Panitia
PKP PKP BKM peduli
KPP Desa Sanur Kaja,
40 √
Denpasar Selatan
KPP Kelurahan Pedungan,
41 √
Denpasar Selatan
42 Dirut Bank BPD Bali √
Pimpinan PT BRI Cabang Renon
43 √
Kota Denpasar
Ketua Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota
44 √
Pada Universitas Hindhu
Indonesia
Direktur Program Pasca Sarjana
Perencanaan Pembangunan
45 Wilayah dan Pengelolaan √
Lingkungan Pada Universitas
Mahasaraswati
46 Yayasan Tukad Bindhu √
Bank Sampah Peduli Kota
47 √
Denpasar
48 PPK PKP √
49 SUB HRD & ADM √
50 KI Administrasi Proyek KOTAKU √
Jumlah 11 4 12 10 2 2 2 4 3

H. NARASUMBER

Narasumber kegiatan ini adalah sebagai berikut :

Narasumber
No Kota/Kabupaten
Nama Jabatan/Pekerjaan Instansi/Lembaga
1 Kota Denpasar
Kepala Bidang Bidang Kerjasama
Sekda Walikota Sekda Kota Denpasar
Denpasar
Ni Made Dhina Avianthi Kasi Perencanaan BPPW Provinsi Bali
Irawan, ST.,MT
I Made Arka, S.Pd., Ketua FKA BKM Kota Ketua FKA BKM Kota
M.Pd Denpasar Denpasar
Imam Baihaqi Team Leader KOTAKU Praktisi Pemberdayaan
2018-2022
I Gusti Rai Ary Temaja, Ketua Yayasan Tukad Yayasan Tukad Bindu
SE Bindu

I. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat/pemerintah daerah National Slum Upgrading


Project (NSUP) Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) tahun 2023 akan dilaksanakan pada:

No Kota/Kabupaten Tanggal Pelaksanaan Tempat Kegiatan


1 Kota Denpasar 29 Mei – 1 Juni 2023 b Hotel, Denpasar

11
J. PELAKSANA

Penyelenggara dari kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat/pemerintah daerah National


Slum Upgrading Project (NSUP) program kota tanpa kumuh (Kotaku) tahun 2023 adalah
sebagai berikut :

Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali

Alamat : Jalan Danau Tamblingan No. 49, Sanur, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali
80228

K. TAHAPAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN

Tahapan penyelenggaraan kegiatan ini menggunakan Swakelola Tipe I

Secara rinci penyelenggaraan swakelola tipe I dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

PENANGGUNG JAWAB PROSES DOKUMEN

1
SATKER/PPK Pengajuan KAK Kegiatan PKM KAK
ke PMU

Revisi
2
Verifikasi & Persetujuan Penyelenggaraan
TIM PMU
Persetujuan KAK

Ya

3 Rencana
Koordinasi Persiapan Swakelola
PenyelenggaraanSwakelola Tipe
PPK, TIM KORPROV, Tipe I
I
KORKOT

4 Penetapan Penyelenggara
Swakelola SK
PA/KPA, TIM KORPROV, Penyelenggara
1. Tim Persiapan
KORKOT Swakelola
2. Tim Pelaksana
3. Tim Pengawas

5 Menyusun Persiapan Teknis,  Metode pelaksanaan


TIM PERSIAPAN Metode Pelaksanaan, Menyusun  Daftar/Struktur
daftar/struktur rencana kegiatan Rencana Kegiatan
6
TIM PERSIAPAN Menyusun Jadwal Pelaksanaan Jadwal Pelaksanaan

7
Spesifikasi /KAK hasil
TIM PERSIAPAN Reviu Spesifikasi /KAK
Perencanaan Swakelola
Pengawasan tekniis, Administrasi, Keuangan

8
TIM PERSIAPAN Reviu RAB RAB
Dokumentasi dan Pelaporan

Menetapkan spesifikasi/  Spesifikasi/KAK


PPK KAK dan RAB  RAB
yang telah direviu

9
KASATKER/PPK Pencairan Dana Dokumen pencairan dana

10
Pelaksanaan Berita Acara Pelaksanaan
TIM PELAKSANA DAN
PENGAWAS
11 Laporan
Serah Terima Hasil Pekerjaan Pertanggungjawaban
Kegiatan dan Berita Acara

12
1. Tahap Persiapan

Tahapan penyelenggaraan Swakelola tipe I sebagai berikut :


a. Pengajuan KAK Kegiatan PKM ke PMU
PA/KPA dalam hal ini Satker PPP mengajukan KAK kegiatan PKM kepada PMU
yang merujuk kepada surat ini untuk mendapat persetujuan.
b. Verifikasi dan persetujuan KAK oleh PMU
PMU melakukan verifikasi KAK usulan dari Satker antara lain melihat kesesuaian :
1) jumlah kota/kabupaten 2) Peserta 3) Narasumber 4) Jadwal waktu pelaksanaan
dan 5) Biaya. Selanjutnya PMU menerbitkan surat persetujuan KAK kepada Satker
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
c. Koordinasi Persiapan Swakelola Tipe I
PPK mengkoordinasikan persiapan Swakelola tipe I setelah penetapan DIPA/DPA
dengan memperhatikan penetapan sasaran yang ditetapkan oleh PA/KPA.
d. Penetapan Penyelenggara Swakelola
Langkah pertama di tahap persiapan adalah penetapan penyelenggara swakelola
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) PA/KPA menetapkan Penyelenggara Swakelola yang terdiri dari Tim Persiapan,
Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas Swakelola atas usulan dari PPK.
(2) Tim Persiapan terdiri dari pegawai Balai Prasarana PermukimanWilayah Provinsi.
Tim Persiapan dapat merangkap sebagai Tim Pelaksana.
(3) Tim Pelaksana terdiri dari pegawai Balai Prasarana PermukimanWilayah Provinsi.
Untuk kegiatan tertentu yang membutuhkan banyak tenaga di lapangan seperti
perencanaan pendampingan, pengawasan dan administrasi, maka Penyelenggara
Swakelola dapat dibantu oleh Konsultan Individual.
(4) Tim Pengawas terdiri dari pegawai Balai Prasarana PermukimanWilayah Provinsi.
Tim Pengawas akan dibantu oleh Konsultan Individual yang berperan sebagai Tim
Perencana dan Tim Administrasi.
(5) Penyelenggara Swakelola dapat dibantu oleh tenaga ahli/teknis/narasumber.
Tenaga ahli dalam pelaksanaan
Tim Persiapan terdiri dari pegawai Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah
penanggung jawab anggaran. Tim Persiapan dapat merangkap sebagai Tim Pelaksana.

13
Organisasi penyelenggara tersebut dapat digambarkan di bawah ini:

KABALAI PPW

PA/KPA
(KASATKER)

PPK PKP

Tim Persiapan Tim Pelaksana Tim Pengawas

Pelaksana Swakelola Tipe I

Garis Instruksi

Garis Pengendalian/Fasilitasi

Garis Koordinasi

Gambar 2. Organisasi Pengelola PKM (Swakelola Tipe I)

e. Menyusun Persiapan Teknis, Metode Pelaksanaan, Menyusun Daftar/Struktur


Rencana Kegiatan
Tim Persiapan Swakelola tipe I melakukan tugas :
(1) Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan kegiatan;
dan/atau
(2) Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure) yang
akan dilaksanakan.

f. Menyusun Jadwal Pelaksanaan


Tim Persiapan merinci jadwal pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output dengan
ketentuan:
(1) Menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan swakelola;
dan/atau
(2) Menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan dalam
KAK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang diperlukan.

g. Reviu Spesifikasi Teknis/KAK


Tim persiapan melakukan reviu atas spesifikasi teknis/KAK yaitu menyesuaikan
spesifikasi teknis/KAK hasil Perencanaan Swakelola dengan anggaran yang tercantum
dalam DIPA/DPA.

h. Review RAB
Kegiatan tersebut meliputi:
(1) Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:

14
(a) Gaji tenaga ahli/teknis, upah tenaga kerja (mandor, kepala tukang, tukang),
honor narasumber, dan honor Tim Penyelenggara Swakelola;
(b) Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila diperlukan);
(c) Biaya Jasa Lainnya (apabila diperlukan);
(d) Biaya Jasa Konsultansi (apabila diperlukan); dan/atau
(e) biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat, komunikasi, laporan.
(2) Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya bulanan dan/atau
biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu Anggaran yang telah ditetapkan dalam
dokumen anggaran;
(3) Menyusun rencana penyerapan dana.

Dalam hal Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah Pelaksana Swakelola telah


mempunyai standar biaya yang telah ditetapkan sebagai Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) maka penyusunan RAB berdasarkan tarif yang telah ditetapkan dalam
PNBP tersebut.
Selanjutnya PPK menetapkan KAK dan RAB yang telah direviu oleh Penyelenggara
Swakelola dan dilanjutkan dengan pelaksanaan
i. Pencairan Dana
Setelah penetapan RAB dan Proposal, maka PPK menyiapkan dokumen pencairan dana
kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat/Pemerintah Daerah. Secara detil dijelaskan
pada sub bab selanjutnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tim Pelaksana melaksanakan Swakelola sesuai dengan jadwal dan tahapan pelaksanaan
kegiatan/sub kegiatan/output sesuai dengan hasil persiapan. Pelaksanaan Swakelola
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah ditetapkan oleh PPK;
b. Menyusun laporan pertanggungjawban kegiatan disertai dengan dokumentasi
pelaksanaannya. Jenis laporan yang perlu disiapkan oleh Tim Pelaksana dan Tim
Pengawas terdiri dari:
a. Laporan proceeding pelaksanaan kegiatan;
b. Lampiran-lampiran, yang berisi sekurang-kurangnya:

 Daftar peserta kegiatan sesuai dengan proposal;


 Daftar kehadiran peserta pelatihan;
 Dokumentasi proses pelaksanaan kegiatan;
 Berita acara pelaksanaan kegiatan;
 Laporan penggunaan dana;
 Bukti transaksi.

PPK melakukan pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai dengan ketentuan dalam


peraturan perundang-undangan, yang meliputi Pembayaran biaya kegiatan peningkatan
kapasitas masyarakat/Pemerintah Daerah.

15
3. Tahap Pengawasan

Tim Pengawas melaksanakan tugas pengawasan administrasi, teknis, dan keuangan sejak
persiapan, pelaksanaan, dan penyerahan hasil pekerjaan yang meliputi:
a. Verifikasi administrasi dan dokumentasi serta pelaporan;
b. Menyusun Laporan Hasil Pengawasan Tahap Persiapan (memuat checklist kelengkapan
dan kesiapan dari tahap persiapan, serta memberi rekomendasi jika diperlukan);
c. Menyusun Laporan Hasil Pengawasan Tahap Pelaksanaan (memuat rangkuman
kegiatan pengawasan berkala pada tahap pelaksanaan);
(1) Pengawasan pengadaan Barang/Jasa (jika ada);
(2) Pengawasan tertib administrasi keuangan;
(3) Menyusun Laporan Hasil Pengawasan Tahap Penyerahan Akhir.

Berdasarkan hasil pengawasan, Tim Pengawas melakukan evaluasi Swakelola. Apabila


dalam hasil evaluasi ditemukan penyimpangan, Tim Pengawas melaporkan dan memberikan
rekomendasi kepada PPK, tim persiapan atau tim pelaksana untuk segera mengambil
tindakan korektif sesuai tahapan kegiatan yang dilakukan evaluasi.
4. Serah Terima Hasil Pekerjaan

Penyerahan Hasil Pekerjaan Swakelola pada Swakelola tipe I dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Tim pelaksana Swakelola menyerahkan hasil pekerjaan dan laporan pelaksanaan
pekerjaan kepada PPK melalui Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan;
b. Penyerahan hasil pekerjaan dan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada PPK setelah
dilakukan pemeriksaan oleh Tim Pengawas dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan; dan
c. PPK menyerahkan hasil pekerjaan kepada PA/KPA.

L. SUMBER PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN

Sumber pendanaan pengelolaan peningkatan kapasitas masyarakat/Pemda ini dibiayai dari


sumber pendanaan: Loan WB IBRD 8636-ID / Loan AIIB LN 0004-IDN.

Adapun aspek pendanaan digunakan untuk membiayai sebagai berikut:

Harga
No Pembiayaan Satuan Jumlah Keterangan
satuan

1 Biaya Rp.1,419,000 OH 50 orang/Kota  Harga satuan sesuai


akomodasi /Kab Peraturan Menteri
Full board Keuangan RI No.
meeting 83/PMK.02/2022
tentang Standar
Biaya Masukan
Tahun Anggaran
2023
 Penetapan
hotel/penginapan

16
Harga
No Pembiayaan Satuan Jumlah Keterangan
satuan

dilakukan dengan
mempertimbangkan
3 (tiga) penawaran
hotel.
2 Bahan 250.000 OK 50 orang/Kota Mengacu ke harga
serahan /Kab satuan dalam Kontrak
Seminar Kit NMC

3 Honorarium 2.000.000 OK 5 Orang/Per  Narasumber yaitu


Narasumber Kota/Kab praktisi, tenaga ahli,
akademisi
perguruan tinggi dan
sejenisnya, di luar
personil KOTAKU
 Harga satuan per
kegiatan untuk
maksimum 5 orang
narasumber
 Mengacu ke harga
satuan dalam
Kontrak NMC
4 Transportasi 300.000 OK 50 orang/Kota Mengacu ke harga
lokal /Kab satuan inland travel
dalam Kontrak NMC
5 Uang harian 100.000 OH 26 Orang/Per  Uang harian
Kota/Kabupaten diberikan kepada
Forum PKP,
BKM/LKM dan KPP.
 Menggunakan harga
satuan yang
mendekati harga
satuan terendah
berdasarkan
Peraturan Menteri
Keuangan RI No.
83/PMK.02/2022
6 Sewa 1.200.000 OK 4 Unit/Per  Sewa kendaraan
kendaraan Kota/Kab digunakan untuk
kunjungan ke
lapangan
 Mengikuti harga
satuan riil di daerah

17
Secara rinci pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas
Masyarakat/Pemerintah Daerah sebagai berikut :

Biaya
Bahan
akomodasi Honorarium Transportasi Uang Sewa
No Kota/Kab serahan dan Total
Full board Narasumber lokal harian kendaraan
perlengkapan
meeting

1
Denpasar 212,850,000 9,124,000 10,400,000 9,600,000 14,160,000 6,816,000 250,179,000

M. PENUTUP

Kerangka acuan kegiatan ini adalah sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan.

18
BAB II

PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan Hari Ke – 1 (Senin, 29 Mei 2023)

A.1. Pembukaan
Kegiatan pembukaan diawali oleh Ni
Made Dwi Kurnia Ashari selaku Pembawa
Acara / MC untuk membacakan susunan
acara pembukaan Peningkatan Kapasitas
Masyarakat / Pemda Kota Denpasar pada
hari Senin, 29 Mei 2023. Kemudian secara
bersama seluruh
peserta dimohon untuk berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelah itu masih dalam
posisi berdiri peserta secara bersama membaca Do’a yang dipimpin / ditugaskan
oleh Panitia. Peserta / hadirin dimohon untuk duduk kembali dan acara dilanjutkan kembali
dengan Laporan Ketua Panitia dalam hal ini yang bertugas adalah Bapak Satker PKP Provinsi
Bali Bapak Fauzan Azima, ST dan berikut sambutan beliau;

19
LAPORAN KETUA PANITIA COACHING CLINIC
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH KOTA DENPASAR

Om Swastyastu,
Pertama-tama marilah kita menghaturkan Puja Pangastuti Angayubagya kehadapan Ida Sang
Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asungkerta Waranugrahanya, kita dapat
mengikuti acara Peningkatan Kapasitas Masyarakat / Pemda pada Program Kota Tanpa Kumuh
(KOTAKU) Provinsi Bali

Hadirin yang berbahagia


Saya selaku ketua panitia pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Masyarakat / Pemda Program Kota
Tanpa Kumuh Provinsi Bali , mengucapkan selamat datang dan terimakasih kepada hadirin yang
telah datang di acara ini. Acara ini dilaksanakan selama empat hari dari tanggal 29 Mei sampai
tanggal 01 Juni tahun 2023 bertempat di b Hotel, Kota Denpasar

Tujuan dari kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat / Pemda adalah:


1. Meningkatkan Kapasitas Masyarakat terhadap
keberlanjutan Kelembagaan BKM dalam
Program KOTAKU di Kota Denpasar
2. Memberikan Pembinaan terhadap
Pelaksanaan Operasional dan Pemeloharaan
dari dari infrastruktur yang telah dibangun
3. Berbagi pengalaman terhadap praktik baik
yang telah dilakukan oleh masyarakat dalam
,melakukan keberlanjutan lembaga KPP 7
BKM

Peserta dari kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat ini dihadiri olehi berbagai unsur seperti
Pokja PKP, Forum PKP, Forum BKM, KPP, Swasta, Perguruan Tinggi, Kelompok Peduli, dan Tim
Pendamping Program KOTAKU Kota Denpasar dengan jumlah Peserta sebanyak 50 Orang

Hadirin yang berbahagia


Demikian Laporan Pelaksanaan kegiatan ini saya sampaikan, harapan semoga kegiatan ini dapat
berjalan dengan lancar
Om Shanti Shanti Shanti Om

Ketua Panitia Pelaksanaan


Fauzan Azime, ST

20
kemudian dilanjutkan dengan Sambutan dari Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah
BPPW Provinsi Bali, bapak Sunarjito, ST., MT sekaligus membuka acara Kegiatan, dan berikut
sambutan beliau;

ARAHAN
KEPALA BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH BALI
DALAM RANGKA
KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT/ PEMERINTAH DAERAH,
KEGIATAN NSUP - KOTAKU TAHUN 2023
Tanggal 29 Mei 2023

Yang saya hormati :


1. Kepala BPKP Perwakilan Provinsi Bali]
2. Kepala Sub Bagian Umum dan Tata Usaha
BPPW Bali.
3. Kepala Seksi Pelaksanaan Wilayah I dan II,
BPPW Bali,
4. Tenaga Ahli Pelatihan Konsultan Manajemen
Pusat
5. Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Prov. Bali;
6. Unsur tim NSUP – Kotaku 2023
7. Unsur POKJA PKP Kota Denpasar
8. Unsur Forum PKP Kota Denpasar
9. Unsur Forum BKM
10. Unsur KPP
11. Unsur Swasta
12. Unsur Perguruan Tinggi
13. Unsur kelompok Peduli
14. Serta para hadirin yang saya banggakan.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Om Swastiastu,
Shalom, Salam sejahtera bagi kita semua,
Namobudaya,
Salam kebajikan

Hadirin yang saya hormati,


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur, kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kita semua, sehingga dapat hadir di ruangan ini
untuk mengikuti Acara Kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/ Pemerintah Daerah, Kegiatan
Nsup - Kotaku Tahun 2023

21
Bapak, Ibu dan Saudara sekalian yang saya
hormati,

Target RPJMN 2020-2024 untuk pengurangan


kumuh adalah seluas 10 Ribu Hektar di Tahun
2024. Hingga Tahun 2021, Direktorat PKP DJCK -
PUPR melalui Program KOTAKU/NSUP dan
Program Reguler APBN telah berkontribusi pada
pengurangan kumuh seluas 6.272 Hektar,
sehingga masih terdapat sisa sebesar 3.728
Hektar selama Tahun 2022-2024.
Pada tahun 2022, Program Kotaku masih melaksanakan kegiatan Infrastruktur skala Kawasan di
sekitar 41 Paket. Capaian pengurangan kumuh absolut Tahun 2022 melalui program Kotaku
adalah seluas 625,90 Ha. Dengan demikian, paska berakhirnya Program KOTAKU, masih terdapat
sisa/gap sekitar 3.101,96 Ha luas kumuh yang belum ditangani di Tahun 2023 Hingga Tahun
2024.
Sesuai dengan surat Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman No PA.01.04-CK/304 tanggal
29 Desember 2022 mengenai keberlanjutan Tim Pendamping Koordinator Provinsi (Korprov), Tim
Koordinator Kota (Korkot), dan Tim Fasilitator Kelurahan (Faskel) dalam pelaksanaan National
Slum Upgrading Project (NSUP)- Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Tahun Anggaran 2023
bahwa pendampingan Program Kotaku diperpanjang 30 Juni 2023 untuk pelaksanaan exit strategy
dan pengakhiran loan NSUP, serta penyiapan keberlanjutan Program Kotaku.

Sesuai Surat Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman No PR.01.01-CK/21 tanggal 25


Januari 2023 Mengenai Pelaksanaan Kegiatan National Slum Upgrading Project ( NUSP) –
Program KOTAKU tahun 2023. Untuk Provinsi Bali lokasi yang mendapat dampingan hanya kota
Denpasar.

Hadirin yang kami hormati,


Tujuan pendampingan Program Kotaku tahun 2023 sebagai berikut:

1. Pendampingan Pemerintah Daerah untuk Penyiapan Keberlanjutan Program Kotaku di


wilayahnya hingga Juni 2023.
2. Meningkatnya Capaian KPI-NSUP di Juni 2023.
3. Memastikan seluruh sisa kegiatan skala Kawasan yang melampaui Desember 2022
diselesaikan di 2023 dan Memastikan Dukungan Penuntasan Kumuh di Lokasi Skala
Kawasan Terbangun.
4. Penyiapan Exit Strategy dan Pengakhiran Loan NSUP sampai Juni 2023.

Dalam rangka menjalankan Program Kotaku tahun 2023, pengembangan kapasitas merupakan
salah satu komponen penting, sehingga diharapkan semua pelaku baik Pemerintah Daerah dan
masyarakat kapasitas yang baik untuk mencapai tujuan program tersebut dan menyiapkan
keberlanjutan penyelengaraan penataan permukiman yang berkelanjutan.

Dalam rangka menyiapkan keberlanjutan penyelenggaraan penataan permukiman maka perlu


diadakan peningkatan kapasitas masyarakat (PKM) dan Pemerintah Daerah melalui kegiatan
workshop pengelolaan pasca program. Melalui kegiatan ini diharapkan Pemerintah
Kota/Kabupaten dapat menyiapkan dan memperkuat terkait kelembagaan BKM/LKM, pengelolaan
dan pemeliharaan kegiatan infrastruktur yang telah terbangun, pengelolaan aset kegiatan skala
kawasan, penguatan Pokja PKP dan lainnya.
22
Bapak, Ibu, dan Hadirin sekalian yang kami hormati,
Mengingat pentingnya acara ini, maka melalui kegiatan ini seluruh peserta diharapkan memiliki
pemahaman yang kuat dan kesadaran akan keberlanjutan Penanganan kumuh, tersusunnya
rencana pengelolaan aset infrastruktur dan Kawasan, dan Tersusunnya rencana untuk
pelembagaan dan pembinaan BKM/LKM kedepannya sesuai dengan kebijakan dan strategi yang
telah direncanakan.

Demikian yang dapat saya sampaikan, dengan memohon Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, maka Kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat/
Pemerintah Daerah, Kegiatan NSUP - Kotaku Tahun 2023 secara resmi saya buka.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Om, Shanti, Shanti, Shanti, Om

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Bali


Sunargito, ST., MT

A.2. MATERI BPKP (Transparansi dan Akuntabilitas Pelaporan Kegiatan Infrastruktur


Berbasis Masyarakat)

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA


Setiap dana yang keluar dari APN harus memberikan manfaat, money follow program
sehingga dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan bertumpu pada program yang terlebih
dahulu dirumuskan dalam tujuan program dengan menjabarkan nawa cita. Sehingga dalam
pengelolaan keuangan tentunya akan melihat beberapa hal, diantaranya;
1. Perencanaan yang baik sudah
menyumbang 50% dari keberhasilan dalam
mencapai tujuan.
2. Pengangaran seringkali penganggaran tidak
nyambung dengan perencanaan sehingga
ini yang menyebabkan salah sasaran atau
tidak sesuai dengan tujuan perencanaan.
3. Pelaksanaan anggaran, tentunya banyak
aturan yang harus diikuti mulai dari
pengadaan barang dan jasa hingga
pelaporan keuangan sebagai wujud
pertanggung jawaban
4. Monitoring dan evaluasi, apakah sudah sesuai dengan perencanaan dan adakah hal-
hal yang perlu diperbaiki sebagai bahan koreksi Bersama.
Pengelolaan keuangan yang baik menuntut terwujudnya konsep Good Governance and
Clean Government, sehingga kedepan akan membentuk negara dan pemerintah yang kuat
dan terbentuk: akuntabel, transparansi, responsive, dan adil. Sehingga pemerintah menjadi
tahu apa yang dapat dilakukan, dan apa yang harus dilakukan untuk negaranya.

Pentingnya SPIP untuk keandalan pelaporan keuangan dan kinerja.


23
Adapun keandalan SPI menjadi dasar dari pemberian opini, diantaranya: SAP Full
Disclosure, Kepatuhan Terhadap Peraturan, Keandalan SPI. Keandalan SPI menjadikan
pelaporan keuangan dan laporan kinerja menjadi handal. Sehingga outcome dapat tercapai
berupa: kesejahteraan, sustainable development, dan social responsibilities.
Seperti halnya ada korupsi, yang mana hal tersebut disebabkan karena adanya niat dan
kesempatan sehingga terjadilah korupsi. Maka disinilah pentingnya ada system
pengendalian yang kuat agar kesempatan untuk melakukan korupsi menjadi tidak ada.
Kemudian terkait dengan niat lebih kepada pembentukan karakter, oleh karena itu penting
untuk dilakukan Pendidikan karakter.

Resiko/potensi permasalahan dalam pelaksamaan program


1. Lokasi kegiatan berbeda dengan yang direncanakan/ditetapkan
2. Waktu pelaksanaan tidak sesuai jadwal yang ditetapkan (terlambat)
3. Administrasi/laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tidak ada atau
tidak memadai
4. Pelaksanaan kegiatan tidak terdokumentasi dengan baik
5. Dokumen pendukung pertanggungjawaban kegiatan kurang lengkap
6. Fasilitator tidak menjaga komitmen dalam menjalankan tugas kewajibannya.
7. Pengelolaan dan pertanggungjawaban dana bantuan belum sesuai petunjuk teknis
dan belum tertib
5. Laporan bulanan korkot dan tim fasilitator tidak tepat waktu
6. Tidak terdapat bukti dukung yang memadai untuk menyatakan infrastruktur yang
dipelihara dari kegiatan CFW adalah infrastruktur berbasis masyarakat IBM
7. Dokumen SPK tidak sesuai pedoman dan tidak dilengkapi dengan addendum
tambah kurang
8. Survei harga tidak optimal dilakukan sehingga terjadi kemahalan harga pembelian
oleh KSM

SESI DISKUSI
Diberikan kesempatan untuk tiga orang penanya:
1. Sunarjito  dalam pelaksanaan tentunya
banyak sekali ada perubahan-perubahan di
lapangan, seperti pesan dari bapak
diupayakan untuk selalu didokumentasikan
dan diadministrasikan, agar dikemudian hari
tidak menyulitkan. Tadi juga disampaikan
bahwa dalam pelaksanaanya ada rambu-
rambu atau hal yang perlu diperhatikan,
sehingga ada peran dan tugas dari setiap
pihak, sehingga dalam pelaksanaan
kegiatan nantinya tidak ada permasalahan.
2. Kadek Widana terkait dengan penjelasan tadi khususnya terkait dengan
perubahan jenis material dilapangan, yang mana sering kita temui dilapangan.
Sehingga akan berbeda dengan perencanaan diawal, yang mana biasanya kita
dilapang mengikuti perencanaan kalaupun ada perubahan tentunya harus melalui
24
kajian teknis. Terkait dengan kasus tersebut dokumen apa yang perlu harus
dilengkapi sehingga tidak menjadi temuan? Tahun lalu kami diaudit terkait dengan
kegiatan CFW, khususnya tentang pengadaan harga yang mana harga berbeda
antara harga pabrik dengan harga pabrik. Nah disanalah kita sering ada
miskomunikasi yang mana memang sudah riil tapi dikira markup.
Tanggapan untuk pertanyaan 2
Tentu jika ada perubahan-perubahan maka
perlu dibuatkan risalah karena ada kunjungan
dan sebagainya karena saat proyek G20 itu
sistemnya berbeda sehingga yang menggarap
adalah BUMN. Kalua terkait dengan kondisi di
lapang seperti pertanyaan di lapang, maka
perlu adanya justifikasi. Setiap wilayah memiliki
kondisi yang berbeda yang penting riil sesuai
dengan kondisi lapang sehingga perlu
dibuktikan dengan dokumen. Maka itulah yang
disebut dengan akuntabilitas.

A.3. MATERI 2 : Operasional dan Pemeliharaan (O&P) Infrastruktur Program


KOTAKU Provinsi Bali

Oleh : Ni Made Dhina Avianthi Irawan, S.T., MT.


Moderator : Kadek Widana (Askot Infrastruktur)

Pembangunan infrastruktur permukiman


kumuh diharapkan dapat memberikan dampak
langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat secara berkesinambungan.
Infrastruktur yang telah dbangun diharapkan
tidak hanya memberikan manfaat jangka
panjang bagi warga tetapi juga dapat
memperluas jangkauan manfaat secara
berkelanjutan. Faktor-faktor penting yang
mempengaruhi keberlanjutan fungsi suatu
infrastruktur agar melampaui dari umur
rencana adalah pengelolaan.
Konsep operasi dan pemeliharaan program kotaku  Mengapa diperkukan operasi
dan pemeliharaan adalah agar infrastruktur yang telah dibangun dapat berkesinambungan
melebihi umur infrastruktur yang direncanakan (umumnya umur infrastruktur 10 tahun)
maka denga nada OP dapat melebihi umur tersebut sehingga bias lebih dari 10 sampai 20
tahun. Jika tidak ada pendanaan maka tidak akan ada kegiatan pemeliharaan.
Keberhasilan dalam melakukan kegiatan O&P khususnya dalam menjaga asset
infrastruktur yang ada, dapat diindikasikan dengan beberapa hal, diantaranya:
1. Infrastruktur berfungsi dengan baik dan terjaga kualitasnya

25
2. Infrastruktur dapat dioperasikan atau dimanfaatkan dalam jangka waktu yang
panjang, minimal sesuai dengan umur rencana
3. Terbangunnya kemitraan dengan lembaga-lembaga pemerintah, organisasi lain dan
swasta
4. Terwujudnya penyelenggaraan O&P secara mandiri oleh penerima manfaat dalam
menjalankan program kerja.
5. Dapat memperluas jangkauan manfaat dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan
Mekanisme O&P skala lingkungan program
kotaku, yang mana bertumpu pada BKM yang
merupakan wakil masyarakat sebagai wakil dari
infrastruktu. Yang mana selanjutnya BKM harus
menunjuk KPP, dan KPP inilah yang berperan
dalam melakukan survei pemetaan dan
pemeliharaan secara rutin maupun insidentil.
Melihat hal tersebut maka KPP inilah perlu
diberikan banyak sosialisasi, sehingga mampu
melakukan tugasnya sebagai KPP. Mengingat
KPP merupakan motor penggerak masyarakat untuk dapat hidup bersih dan sehat. KPP
biasanya dibentuk setelah selesai pekerjaan yang terdiri dari masyarakat penerima
manfaat, dengan struktur organisasi terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan
coordinator bidang sarana prasarana serta petugas teknis dan keuangan. Coordinator
bidang sarana prasarana inilah yang bertugas untuk melakukan survei terkait dengan
kerusakan-kerusakan yang terjadi terhadap infrastruktur yang dibangun. Untuk kedudukan
KPP tidak berdiri sendiri, sesungguhnya o&p merupakan tugas dari desa/kelurahan, yang
mana ketika tarif yang dikumpulkan di masyarakat tidak cukup untuk melakukan perbaikan,
maka lurah/kepala desa ini memiliki peranan yang penting dalam melakukan perbaikan.

STATUS ALIH KELOLA ASSET


Status alih kelola asset Skala Kawasan NSUP sampai dengan bulan April 2023 masih
dalam proses permohonan hibah asset (BMN ke BMD) oleh pemerintah provinsi (Balai
PPW Provinsi) kepada pemerintah pusat (Ditjen Cipta Karya Kemen. PUPR), yang mana
dari 44 paket pekerjaan yang ada baru hanya 12 aset yang telah terbit persetujuan hibah
(BMD).

KELEMBAGAAN O&P
Kelembagaan O&P didefinisikan sebagai suatu system organisasu yang melaukan
pengorganisasian kegiatan pemeliharaan prasarana/bangunan infrastruktur dengan tujuan
agar bengunan prasarana tetap berfungsi dan berkualitas dalam jangka Panjang. Dalam
program kotaku kelembagaan ini disebut sebagai KPP (Kelompok Pemanfaat dan
Pemelihara).

26
PENDANAAN KEGIATAN O&P
Pada dasarnya penanggung jawab pendanaan Kegiatan O&P adalah pemerintah
setempat, baik pemerintah kelurahan maupun kota/kabupaten, adapun kesiapan dananya
dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber pengadaan kegiatan O&P diantaranya:
1. kontribusi/iuran warga pemanfaat
2. alokasi dana APBD Kota/Kabupaten atau kolaborasi dengan pemerintah provinsi
3. Kolaborasi dengan pihak CSR
4. Sumber pendanaan lainnya

PENGERTIAN OPERASIONAL & PEMELIHARAAN


Operasi adalah pemanfaatan atau penggunaan sarana prasarana sesuai dengan fungsi
utamanya. Pemeliharaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menjaga
prasarana agar tidak rusak atau tetap berfungsi secara optimal. Rencana pemeliharaan
disini mencakup pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin, berkala dan
insidentil/darurat. Agar pemeliharaannya optimal maka perlu diketahui tatacara operasi dan
pemeliharaan setiap jenis kegiatan infrastruktur yang dibangun. Jenis-jenis pemeliharaan
diantaranya adalah pemeliharaan rutin, berkala, insidentil, dan rehabilitasi. Adapun langkah-
langkah pelaksanaan operasional dan pemeliharaan adalah:
1. Menyediakan biaya untuk pemeliharaan
2. Menyusun perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan termasuk pelatihan.
3. Membentuk organisasi pemeliharaan dan menentukan tanggung jawab yang jelas,
agar dapat mengatur dan mengawasi program kerja pemeliharaan secara rutin dan
periodik.
4. Melakukan rangking prioritas penanganan apabila pembiayaan sangat terbatas.
5. Melaksanakan SOP utk mencapai kualitas pemeliharaan yang diinginkan.

SESI DISKUSI
Diberikan kesempatan kepada tiga orang penanya:
1. Pak Teguh (Askot CD & KK – Kotaku) 
saring Selma mendampingi kegiatan kotaku
dari tahun-ketahun kegiatan infrastruktur
yang terbangun secara umum masih sangat
bagus dan bahkan prasasti kegiatannya
masih ada. Kenapa masih bagus karena
adanya swakelola, yang mana didalamnya
masyarakat merasa memiliki sehingga sangat
menjaga asset yang ada. Tadi disampaikan
oleh ibu terkait pendanaan, yang mana
pengalaman kami sangat sulit untuk melakukan akses pendanaan. Tahun kemarin kami
melihat masih ada asset tri daya (social, lingkungan, ekonomi) nah yang masih berjalan
sampai saat ini adalah kegiatan ekonominya (ekonomi bergulir) disana ada keluhan dari
masyarakat maka masyarakat memanfaatkan keuntungan dari kegiatan ekonomi bergulir,
selain itu ada juga iuran warga tapi ini sulit untuk dilakukan karena sering menimbulkan
pertanyaan.
Tanggapan  sangat menggembirakan ketika saya mendengar bahwa masih ada
BKM yang UPKnya masih getol dan menguntungkan. Hal tersebut sangatlah
27
memungkinkan yang mana sesuai dengan konsep O&P yang mana BKM juga
memiliki tanggungjawab untuk pemeliharaan infrastruktur, tapi jika tidak
memungkinkan disinilah peranan dari pemerintah desa yang mana dalam hal ini desa
memiliki APBDes yang bisa dianggarkan untuk kegiatan pemeliharaan infrastruktur.
Tapi tidak melulu harus dari pemerintah, yang mana harapan kami KPP dapan
mandiri dengan dapat menghandalkan CSR yang ada di lokasi setempat.
2. Pak Dewa (Kabid Perkim Kota Denpasar) 
sekedar masukan terkait dengan materi O&P
sangatlah baik, yang mana diupayakan materi
ini ditampilkan sebelum materi BPKP maka akan
sangat baik. Terkait dengan pemeliharaan ini
haruslah terus digalakkan yang mana
infrastruktur yang sudah kita bangun agar tidak
menjadi rusak kembali. Dalam pelaksanaan
O&P harus dilakukan penyamaan persepsi
khususnya untuk pembiayaan kegiatan
pemeliharaan.
Tanggapan  terimakasih atas apresiasi materi yang disampaikan, sesuai dengan
konsepnya bahwa pembangunan yang megah harus diimbangi dengan
pemeliharaan yang baik pula. Sehingga kami di balai selalu menyampaikan kepada
seluruh bidang kami untuk menekankan kegiatan operasional dan pemeliharaan.
Karena operasional itu biasanya bisa lebih mahal daripada pembangunan awal.
Jangan sampai ketika selesai dibangun kemudian rusak karena tidak ada O&P. Oleh
sebab itu maka sebelum pelaksanaan proyek pembentukan dan penguatan
kelembagaan sangat penting dilakukan sebelum dilakukan pencairan dana kegiatan.
3. Ida Bagus Mahendra (Kasi Kawasan Kumuh Denpasar)  saya ingin memastikan
kedudukan BKM karena kami sangat rancu tentang kedudukan BKM, karena kami
ingin memberikan kegiatan kegiatan-kegiatan APBD kepada BKM akan tetapi masih
terkendala oleh regulasi.
Tanggapan  Sepengetahuan saya BKM terbentu dari adanya petunjuk teknis saat
awal program P2KP, ketika ada pembangunan fisik BKM yang bergerak kemudian
setelah selesai kegiatan fisik maka KPP yang bergerak. Nah ketika tidak bisa
melegalkan BKM maka sebaiknya BKM di APBDes sehingga BKM dapat berdaya
guna bagi desa ataupun kelurahan dimana BKM berkedudukan. Namun apabila
pemda dapat melegalkan BKM dengan mengaitkan BKM di beberapa slot maka
pemda dapat mengalokasikan kegiatan-kegiatan kepada BKM.

28
A.4. MATERI 2: Pembinaan BKM (Keberlanjutan Lembaga Masyarakat)

Oleh: Imam Baihaki – TL Kotaku Periode 2018 – 2022


Moderator: Ni Made Dewi Sulistia Budhiari, SH., MT.

Moderator memberikan metode


pembelajaran yang mana peserta diminta
untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan
pada selembar kertas tentang materi yang
akan disampaikan, khususnya
keberlanjutan Lembaga Masyarakat.
Peserta diberikan waktu selama 10 menit
untuk menuliskan pertanyaan, yang mana
akan dipilih 5 penanya tercepat untuk akan
dibahas dalam kegiatan pelatihan ini.
Materi yang disampaikan meliputi: konsep
BKM, Transformasi Peran BKM,
Perkembangan BKM, dan Pembinaan
BKM.

1. Pak Teguh 
a. Apakah BKM bubar jika program selesai?  sebenarnya BKM dibentuk sesuai
dengan AD/ART merupakan organisasi masyarakat dari warga oleh warga dan untuk
warga, sehingga idealnya BKM harus terus eksis selamanya. BKM ada sejak tahun
2007 dan sudah berganti-ganti program, makadari itu BKM akan terus ada
seterusnya
b. Syarat menjadi anggota BKM?  perwakilan orang-ornag baik, Di BKM yang penting
adalah masyarakat setempat menganggap bahwa orang-orang tersebut adalah
orang baik. Sehingga BKM dikatakan sebagai prakarsa masyarakat, jadi siapapun
warga masyarakat diperbolehkan untuk dipilih menjadi anggota BKM. Di BKM ada
yang Namanya UP (Unit Pengelola) UPK, UPL, dan UPS. Dalam posisi UP tersebut
tidak hanya baik saja namun orang yang baik dan mampu dalam bidangnya. Oleh
karena itu UP-UP adalah perwakilan dari professional yang mampu dalam bidangnya
dan BKM adalah pengendali dari kebijakan.
c. Kenapa BKM perlu dibina?  karena BKM perlu untuk dilanjutkan, kalua di bali itu
dimulai dari tahun 2007 kalau di jawa sudah dimulai dari tahun 1999, sehingga
regenerasi dalam BKM itu penting 5 tahun kedepan tentunya sudah ada orang-orang
baru lagi yang akan menduduki BKM. Kenapa demikian karena terkait dengan
Kawasan kumuh dan permasalahan kumuh akan terus ada sehingga orang-orang
baik (BKM) harus tetap ada dan eksis di masyarakat.
d. Peran dan fungsi BKM?  menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada
sesuai dengan tujuan program. BKM berfungsi sebagai pengampu kebijakan dan
menjadi roda penggerak masyarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang ada entah itu masalah kumuh atau masalah kemiskinan.
2. Kadek Widana dan Wayan Widana 
a. Loan BKM akan berahir di tahun 2023 dan BKM akan dieserah terimakan kepada
siapa dan kemana?  terkait dengan regulasi, terkait dengna forum PKM salah
satunya adalah BKM yang mana BKM adalah yang membidangi masalah
kekumuhan. Terkait dengan loan pasti akan habis. Kemudian serah terima ini harus
diberikan kepada pemda, maka konsep pemda sebagai nahkoda ini sangatlah
penting untuk dipahami bersama, sehingga pemda dalam hal ini memiliki peranan
yang penting dalam mengarahkan BKM kearah mana. Awalnya BKM terbentuk
sebagai civil society dan secara umum memang tidak jelas arahnya kemana, yang
mana semuanya terbentuk secara alamiah bagaimana BKM ini dapat menjadi wakil
dari masyarakat. Untuk tahun 2023 kotaku hanya masih ada di kota Denpasar saja
di kota lain sudah selesai, dan sebentar lagi konsultan dalam hal ini juga akan
berakhir. Sehingga diharapkan pemda dalam hal ini mampu untuk mereplikasi
program dan menganggarkan kegiatan seperti dengan program kotaku. Secara
umum di beberapa wilayah BKM merapat di dinas perkim, dinas PU, ataupun
Bapeda.
BKM itu secara kelembagaan terdiri dari 9 sampai 13 orang, yang mana selanjutnya
akan menghimpung diri pada FKA BKM Kecamatan dan FKA BKM Kota, yang mana
selanjutnya FKA BKM tingkat kota inilah yang harus dapat mewakili selurh BKM yang
ada dalam Forum PKP yang ada di tingkat Kota untuk membahas terkait dengan
permasalahan perumahan dan Kawasan permukiman.
3. Moderator 
a. Pembukuan BKM khususnya terkait dengan
laporan kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan?  laporan di kotaku cukup banyak
mulai dari audit KAP setiap tahunnya, yang
mana laporan ini bersumber dari kegiatan
keuangan yang bersumber dari tahun
sebelumnya. Yang mana asset dana bergulir
ini sangat besar di desa/kelurahan dan
kondisinya masih sangat aman dan
termanfaatkan dengan baik oleh BKM. Status perkembangan UPK ini masih hanya
dikirimkan kepusat dan tidak ada disampaikan kepada pemerintah daerah. Maka dari itu
penting untuk dilakukan duduk bersama untuk membahas masalah ini khususnya
bagaimana pelaporan BKM-UPK kedepannya, karena bagaimanapun juga ini adalah
permasalahan kecil yang kedepan jika tidak terdokumen dengan baik akan menjadi
permasalahan.

Moderator  meskipun kedepan kotaku sudah hilang akan tetapi BKM harus tetap ada dan
eksis di masyarakat mengingat permasalahan yang ditangani masih akan terus ada seiring
dengan perkembangan pertumbuhan masyarakat.

B. Pelaksanaan Hari Ke – 2 (Selasa, 30 Mei 2023)


B.1. MATERI 3 : Kolaborasi sumber pembiayaan pemeliharaan infrastruktur terbangun
oleh KPP di kota Denpasar,

Oleh: Ni Putu Desy Purnama, S.S., M.Hum (Analis Kebijakan Ahli Muda)
Moderator : I Wayan Widana (Korkot Kotaku 2023)

“Corporate Social Responsibility (CSR)/Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL)


perusahaan sebagai alternatif pembiayaan pemeliharaan infrastruktur”

Pembangunan infrastruktur memiliki


peranan yang sangat penting seperti
dengan tujuan SDG’S yang mana seperti
pada unsur yang ke 17 kaitannya dengan
kemitraan yang mana disinilah perlunya ada
kolaborasi antara masyarakat dan
pemerintah. Masyarakat tidak hanya
sebagai penghuni dari Kawasan
permukiman akan tetapi masyarakat juga
memberikan input kepada pemerintah untuk
bersama-sama memperbaiki
lingkungannya. Corporate secara umum adalah sebuah kelompok baik yang berbadan
hokum maupun tidak, yang berkumpul bersama dengan tujuan yang sama.
CSR berbeda dengan donasi ataupun sponsorship, kalua sponsorship lebih kepada
pembelian bazar kemudian dana punia. Sedangkan CSR lebih kepada komitmen
perusahaan terhadap dampak lingkungan atau social dari kegiatan usaha yang dilakukan.
Dasar hokum UU No. 40 Tahun 2007, UU No 25 Tahun 2007, PP No 47 Tahun 2012. Semua
dasar hokum tersebut bertujuan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat.
Prinsip utama CSR adalah:
1. Profit (Keuntungan) : mengedepankan etika dan nilai-nilai social
2. Planet (Lingkungan) : Mempertimbangkan dampak aktivitas bisnis terhadap
keberlanjutan lingkungan dan keanekaragaman sumber daya hayati
3. People (Masyarakat) : Tanggung Jawab terhadap karyawan, komunitas, masyarakat
secara umum
Manfaat CSR bagi perusahaan:
1. Meningkatkan citra positif dan memperkuat brand perusahaan di mata masyarakat
2. Membuka kesempatan kerjasama baru antara perusahaan dengan pihak lain
3. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakan dan meningkatkan kelestarian
lingkungan hidup
4. TJSL yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan
mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdersnya dan
masyarakat
Kegiatan penyaluran CSR yang sudah beralan seperti bedah rumah, taman bermain ramah
anak, di masa pandemic ada 10 milyar rupiah yang telah digelontorkan dalam bentuk barang
atau kegiatan bukan dalam bentuk dana karena belum ada regulasi bahwa pemerintah
boleh menerima dana CSR sehingga selama ini bentuk CSR adalah dalam bentuk barang.
Setiap akhir tahun biasanya kami juga memberikan apresiasi terhadap mitra kerja kami yang
telah dilakukan dalam bentuk CSR.
Opsi pengelolaan bantuan CSR oleh KPP, dapat dilakukan dengna mekanisme;

Pengajuan proposal oeh KPP yang diketahui oleh kepala desa/lurah  diajukan
kepada badan usaha (PT, BUMN, BUMD)  Penerimaan, pencatatan dan pelaporan
Terkait dengan penerimaan CSR, sebaiknya
dibuatkan regulasi tersendiri apakah bisa
menyerahkan dana secara tunai ataupun
harus berupa barang. Hal tersebut tentunya
sangat penting karena hal ini akan berkaitan
dengan pemeriksaan dan akuntabilitas
transparansi penganggarannya.

SESI DISKUSI
1. Gede Aswatama BKM Tegal Harum 
memang kebanyakan Lembaga yang lahir
dari civil society ini akan terkendala
masalah pendanaan, akan tetapi kami
memilii keinginan yang sama untuk
menjada kegiatan infrastruktur yang telah
terbangun. Ketika kami ingin mengajukan
proposal ke sebuah perusaahn, akan tetapi
di desa kami tidak ada perusahaan yang
besar, bagaimana kita bisa melakukan
pemetaan dalam memilih perusahaan
yang tepat. Mohon tips dan triknya agar
pengajuan proposal yang kita sampaikan
tepat sasaran.
2. Kadek Widana  setelah proposal
tersebut disetujui terkait dengan pelaporan
apakah wajib dilakukan penyusunan
laporan, kemudian bagaimana bentuk
pelaporannya, dan bagaimana mekanisme
penyampaian laporannya dalam hal ini
kemana saja laporan tersebut
disampaikan. Terkait dengan list
perusahaan, apakah dari bagain kerjasama bisa membantu mengantarkan kami BKM untuk
mendapatkan informasi kemana kami bisa mengajukan proposal sampai dengan informasi
setelah pengajuan apakah proposal kami diterima atau ditolah. Kemudian mohon juga kami
diberikan informasi terkait dengan format proposal.
TANGGAPAN
1. Berdasarkan pengalaman kami, kami juga melakukan pendekatan secara personal
dengan memanfaatkan contact person kepada perusahaan. Seperti halnya
Indonesia power nika perusahaan besar yang mana sudah memiliki skema
penyaluran proposal yang rutin dilakukan setiap tahunnya. Pada umumnya Indonesia
power dan pelindo CSR mereka focus pada kegiatan lingkungan, sedangkan
perusahaan lain biasanya masih open sesuai dengan keperluan yang diminta. Intinya
perlu adanya penjajagan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengajuan proposal,
sehingga nantinya akan menjadi tepat sasaran. Untuk list perusahaan yang ada bisa
dilihat secara online, dan perusahaan sudah mengetahu tentang CSR ini.
2. Secara umum belum ada juklak dan juknis terkait dengan mekanisme pelaporan
dana CSR, sehingga selama ini yang kami lakukan adalah fleksibel sesuai dengan
kebutuhan anatara si pemberi CSR dan penerima CSR jadi tidak ada pedoman baku.
Terkait dengan pelaporan, secara umum tidak ada pelaporan berupa keuangan
karena selama ini yang diberikan adalah berupa barang, sehingga laporannya cukup
adalah laporan kegiatan, dokumentasi, serta berita kegiatan penyaluran CSR.
Kembali lagi terkait dengan pelaporan ini sifatnya fleksibel, sesuai dengan
kesepakatan kalua memang dari perusahaan menginginkan ada pelaporan
keuangan bisa saja, ataupun hanya perlu foto saja. Tapi administrasi yang wajib dari
kami adalah biasanya dalam bentuk BAST agar kami dapat mendokumentasikan dan
menginfentarisasi CSR yang sudah terlaksana. CSR harus bersifat fleksibel agar
perusahaan mau memberikan dan penerima nyaman memanfaatkannya, sehingga
kembali lagi disesuaikan dengan kesepakatan antara kedua beleah piha. Data yang
kami perlukan adalah siapa yang memberikan bantuan dan berapa jumlah bantuan
yang diberikan, karena ini akan kami laporkan kepada para pihak termasuk juga
kepada BPK agar kedepan asetnya menjadi lebih jelas. Termasuk contohnya ada
wastafel yang diberikan oleh perusahaan, tentunya ini harus dipelihara nah siapa
yang harus memelihara ini yang penting untuk dilakukan apakah dinas perkim
ataupun dinas lainnya. Terkait dengan BKM ini kembali disesuaikan pada bagaimana
biasanya dilakukan disini apakah diserahkan keada Desa/kelurahan atau
bagaimana, sehingga dari pihak perusahaan juga mengetahui dengan jelas siapa
yang akan mengelola.

Diskusi dari bank BPD Bali


- Dayu Dewi  memang jika mengajukan CSR
dapat dilakukan di cabang bank BPD bali
terdekat, dengan isi pengajuan yang sesuai
maksud dan tujuan, rencana anggaran biaya,
dan lokasi kegiatan. Hal tersebut adalah isi
proposal yang paling minim harus ada untuk
pengajuan CSR.
- Dari kami ada beberapa kegiatan yang dapat
dibantu dengan CSR: Pendidikan (beasiswa,
sarana prasarana Pendidikan), kesehatan
(bantuan kesehatan terhadap wabah, penyakit
tertentu, dan sarana prasarana kesehatan
kepada puskesmas dan rumah sakit), seni budaya (sarana prasarana seni dan budaya),
olahraha (renovasi sarana dan prasarana olahraga), keagamaan (dana punia di pura-pura),
pelestarian alam (sarana kebersihan, penanaman pohon, dan tata kota), capacity building
(pelatihan UMKN, modal usaha UMKM)
Moderator: Apakah bisa proposal itu diajukan ke bagian kerjasama?  kami sifatnya
sampai saat ini masih pencatatan saja, akan tetapi kami bisa membantu mempertemukan
BKM kepada contact person yang dapat dihubungi. Akan tetapi kami juga memilki tim-tim
CSR kota Denpasar di masing-masing OPD sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Akan tetapi kami bisa menghubungkan bapak BKM kepada perusahaan dan kemudian
kedepan bisa berkoordinasi langsung dengan pihak perusahaan. Jadi jika kami bersifat
sebagai pembuka jalan kami siap untuk membantu dan memfasilitasi terkait apa yang
diminta dan disepakati silahkan untuk disepakati bersama BKM dan Perusahaan.

B.2. MATERI 4: Implementasi pelaksanaan O&P Yayasan tukad bindu (berbagi


Pengalaman)

Oleh: I Gusti Rai Ary Temaja, SE


Moderator : I Gede Puja (Askot Safeguard)

Sungai/Tukad Bindu terletak di wilayah Lingkungan Kelurahan Kesiman, Desa


Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Merupakan
SUB DAS Tukad Badung, yang melintasi lingkungan Ujung, Dukuh, Abiannangka Kaja dan
Kelod, Ketapian, Sumerta, Sanglah, Tegal bergabung dengan Tukad Badung dan bermuara
di Suwung.
Sekarang ini ada 11 lokasi sungai yang akan di perhatikan sekarang sudah ada 7
sungai yang sudah tertata dan masih menyisakan 4 lokasi yang segera akan kita bina untuk
menjadi sungai bersih di kota Denpasar. Kami semua memiliki prinsip utama yang kami
jadikan pedoman dalam melakusan penyelamatan terhadap lingkungan, diantaranya ;
1. KEMAUAN yang sungguh-sungguh dan
jangan hanya kemauan sesaat
2. KEMAMPUAN yang tersedia diantaranya
dana, pikiran, komunikasi, koordinasi dan
negosiasi dengan para stakeholder terkait
3. KEBERANIAN yang mendasar dan bukan
keberanian yang tidak mendasar (ngawur)
4. KOMITMEN yang jelas dari pengelola
lingkungan. Tanpa adanya komitmen maka
tidak akan tercapainya apa yang diharapkan
tentang lingkungan itu sendiri
5. KEBERHASILAN yang bisa dirasakan
langsung oleh masyarakat luas
Ketika kita melakukan penataan terhadap lingkungan dan alam maka kita akan
mendapatkan berbagai manfaat positif, diantaranya:
1. Meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat dalam menjaga fungsi alur
sungai dan sempadan sungai
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam memanfaatkan kawasan sempadan
sungai sebagai sarana pendidikan, rekreasi, olahraga dan kesenian
3. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam usaha penataan
lahannya yang terdapat di kawasan sempadan sungai Tukad Bindu
4. Meningkatkan nilai kawasan di Tukad Bindu terutama dalam bidang ekonomi dan
pariwisata
5. Meningkatkan pengembangan kawasan sempadan sungai sebagai sarana
pertemuan lembaga atau organisasi,kegiatan sosial,keagamaan dan kegiatan
lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat.
Air adalah sumber kehidupan bagi manusia perlu dijaga kelestariannya/ kuantitas dan
kualitas airnya. Pengelolaan sungai dengan konsep Tri Hita Karana sebagai aplikasi ajaran
agama Hindu. Sungai harus bermanfaat untuk kebutuhan hidup masyarakat dan bukan
menimbulkan bencana disaat musim hujan. Sungai Tukad Bindu menjadi tempat pendidikan
dan pelatihan generasi muda dalam rangka membentuk SDM yang sehat jasmani dan
rohani serta memiliki moral. Sampai saat ini kita telah membentuk 30 komunitas peduli
sungai dan lingkungan di kota Denpasar dan disahkan melalui SK wali kota Denpasar.

SESI DISKUSI
1. Mudana Sumerta Kaja  kami sangat
berterimakasih tukad bindu ini sudah ditata
dengan bagus, dan kami juga di sumerta
kaja juga mempunayi tukad, akan tetapi
karena tukad ada ditengah kota sehingga
airnya tidak selalu ada. Selain tidak terawatt
pembangunan di smpadan sungai juga
kurang ditangani dan ketika hujan sering kali
banjir hingga kejalan. Dalam hal ini
sebaiknya seperti apa yang perlu dilakukan?
Tanggapan  sungai yang ada di sumerta
kaja adalah sungai tadah hujan yang mana
aka nada air ketika hujan, nah inilah yang
sulit karena arah airnya belum jelas.
Dilemma sungai di kota adalah ketika sungai
dinormalisasi makan tanggul akan jebol, tapi
ketika tidak dinormalisasi maka musim hujan
akan banjir. Sehingga saran kami di desa
bapak sebaiknya membentuk kelompok dan
duduk bersama untuk menyusun
perencanaan yang baik dan kemudian melakukan audiensi kepada pemerintah darah, untuk
dapat ditangani secara bersama dan kolaborasi. Karena mengatur air ditengah kota sangat
sulit karena arah airnya memang belum memiliki arah yang jelas, yang mana ketika air
banyak belum ada alur atau saluran pembuangan yang jelas sehingga air yang besar dapat
teratasi.
2. Dewa (kabid Perkimta)  kami mewakili pokja PKP kota Denpasar, sangat menarik
sekali materi-materi yang disampaikan yang mana semuanya saling berkaitan
dengan tujuan yang sama untuk Kawasan permukiman kota Denpasar. Di tahun
anggaran kami yang kemarin kami melakukan penataan di desa kesiman kertalangu
tepatnya di gang ulun carik dan ada juga sungai di tengah kota. Dan kami juga sudah
berkoordinasi dengan kepala desa untuk bagaimana kita membentuk Kawasan
kumuh itu berubah menjadi Kawasan yang baik. Sehingga komunikasi ini lah yang
perlu kita tularkan kepada seluruh tempat sehingga konsep-konsep yang diterapkan
di tukad bindu bisa direplikasi di berbagai tempat di kota Denpasar khusunya
Kawasan-kawasan kumuh kota Denpasar yang masih menyisakan sekitar 42 hektar.
Tanggapan  yang jelas di kesiman kertalangu nika memiliki potensi yang sangat
bagus, dan kami juga sudah membentuk beberapa komunitas. Akan tetapi masih ada
permasalahan-permasalahan komunikasi antara pemerintah daerah yang tidak
mampu merangkul masyarakat-masyarakat yang tidak bertanggung jawab dengan
membangun rumah kumuh, memancing dengan tidak memperhatikan lingkungan
dan masalah-masalah lainnya. Sehingga peran dari pemerintah setempat dan
masyarakat untuk berkomunikasi sangat penting untuk memiliki konsep dan prinsip
yang sama dalam menjaga lingkungan yang baik dan tertata.
3. Wiwik Hermawati Kabid SDA – PUPR 
Untuk tukad yang ada di sumerta kaja kita
sudah melakukan pengerukan, tapi tidak kita
pungkiri karena topografi Denpasar yang
flat/datar menyebabkan sekarang dikeruk
beberapa minggu lagi aka nada endapan
lagi. Akan tetapi kami sudah menyusun DED
untuk Kawasan sungai di sumerta kaja dan
kami ajukan melalui DAK, dan semoga
dapat disepakati dan terlaksana. Tentunya
dalam hal pemanfaatan sungai ini perlu pertimbangan dari bapak narasumber, bagimana
memanfaat sungai hingga bisa memelihara ikan didalamnya. Akan tetapi seringkali kita
terbentur dengan kewenangan, yang mana sungai-sungai yang ada juga memiliki
kewenangan masing-masing ada kewenangan pusat maupun daerah, maka dalam hal ini
ketika dilakukan pemanfaatan tentunya permasalahan kewenangan ini diselesaikan dulu
sebelum melakukan pemanfaatan, dalam artian meminta ijin dengan pihak yang
berwenang.
Tanggapan  sudah pasti sungai sebagai saluran irigasi dan saluran drainase ini
harus kita jaga dengan baik dan kita pastikan tetap berfungsi sebagai mana
mestinya. Sehingga kasus viralnya ditukad belig itu terjadi akibat kuranya komunikasi
antara pemerintah dan masyarakat. Betul seperti yang disampaikan bahwa setiap
pemanfaatan sungai harus berkoordinasi dengan pihak yang berwenang, karena
setiap pemanfaatan tentunya akan memberikan masalah ataupun input baik kepada
masyarakat dan pemerintah.
Di bali kami mengenal konsep tonya dan toya, kemudian konsep resem dan serem, yang
mana inilah yang sering ada di sungai-sungai di bali. Inilah yang harus kita rubah
paradigmanya sehingga kita bisa menata sungai dengan baik dan agar bermanfaat untuk
kita semua.
B.3. MATERI 5 : Implementasi Pembinaan BKM Sapta Mekar, Desa Dauh Puri Kauh
(Berbagi Pengalaman)

Oleh: I Made Arka, S.Pd., M.Pd


Moderator: Kadek Widana (Askot Infrastruktur)

Program Kota Tanpa Kumuh (kotaku)


adalah satu dari sejumlah upaya strategis
direktorat jenderal cipta karya kementerian
pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk
mempercepat penanganan permukiman kumuh
di indonesia dan mendukung “gerakan 100-0-
100”, yaitu 100 persen akses universal air
minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100
persen akses sanitasi layak. BKM (Badan
Keswadayaan Masyarakat)  Sebagai lembaga
masyarakat tingkat kelurahan/desa yang dipercaya (board of trust) sebagai pengelola
penanggulangan Kemiskinan
Menjadi lembaga masyarakat yang strategis dalam penanganan kawasan permukiman
kumuh perkotaan.
Perjalanan program kotaku ;
Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Tahun 2007  Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat  (PNPM) Mandiri Tahun 2009  Program Penanganan
Kawasan Kumuh Perkotaan (P2KKP) Tahun 2014  Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Tahun
2016.
Pelaksanaan program kotaku mengarah kepada ;
1. Pemkot sebagai “Nahkoda” atau garda terdepan dalam penanganan kemiskinan
2. BKM sebagai “Subjek” dalam penanganan Kekumuhan yang terjadi di
Kelurahan/Desa
3. Lurah/Perbekel sebagai “Mitra” Kerja dalam mengentaskan kekumuhan di
wilayahnya
Peranan BKM dalam pencegahan dan penanganan kumuh ;
1. Badan Kesadayaan Masyarakat (BKM) merupakan
salah satu institusi/Lembaga masyarakat yang
berbentuk paguyuban, dengan kedudukan sebagai
pimpinan kolektif di tingkat Desa/Kelurahan, yang
bertanggungjawab menjamin keterlibatan semua
lapisan masyarakat, dalam proses pengambilan
keputusan secara partisipatif yang kondisif.
2. BKM sebagai organisasi masyarakat di tingkat
Desa/Kelurahan dengan berhimpun sesama warga
setempat yang dipilih oleh masyarakat secara langsung melalui pemilihan umum dan
bertumpu pada keputusan tertinggi ada di tangan anggota.
3. Tujuan BKM adalah membangun modal sosial (capital social) dengan menumbuhkan
kembali nilai-nilai kemanusiaan, ikatan-ikatan sosial dan menggalang solidaritas
bersama masyarakat untuk saling bekerjasama demi kebaikan, kepentingan dan
kebutuhan bersama yang akan memperkuat keswadayaan masyarakat.

Keberlanjutan BKM
Strengths Weaknesses
- BKM dapat menumbuhkan - Masyarakat yang tidak peduli dengan
kepedulian social kepada lingkungan.
masyarakat untuk menuju Denpasar - Lunturnya rasa gotong royong
yang bersih dan nyaman. - Masyarakat yang apriori lingkungan
- BKM dapat menumbuhkan rasa dan hidup personalitas.
gotong royong dalam meningkatkan
sosialitas bermasyarakat.
- BKM dapat membangun desa untuk
mencapai Kota Tanpa Kumuh
dengan melibatkan semua
stakeholder di lingkungannya.
Threats Opportunities
- Membuka mind set masyarakat untuk - Kesempatan untuk membangun
peduli lingkungan. desa dan lingkungan masing-masing
- Masyarakat yang berpikir “nak mule masih terbuka.
keto” - Inteletualitas dari masyarakat cukup
- SDM pengelolaan lingkungan perlu bagus sehingga lebih gampang untuk
ditingkatkan. mengarahkan.

SESI DISKUSI
1. Pak Dewa (Kabid Perkimta)  dalam hal ini kami
mewakili pokja PKP merasa tergugah terkait dengan
sepak terjang dari BKM selama ini dari tahun 2007, yang
mana perjuanganya sangat luar biasa. Konsep ngayah
yang dijalankan BKM selama ini sangat patut untuk
ditularkan kepada BKM-BKM lainnya yang ada di kota
Denpasar, dengan tujuan agar BKM yang ada ini bisa
tetap berjalan sebagai mana mestinya tumbuh menjadi
kelembagaan yang kuat dan tangguh dalam
menghadapi perkembangan zaman.
C. Pelaksanaan Hari Ke – 3 (Rabu, 31 Mei 2023)

C.1. Kunjungan Lapangan Kelompok / Lokasi 1 (O&P)

Lokasi jalan ulun carik,


Kegiatan pembuatan jalan paving dan ruang terbuka hijau tahun 2022, dengan anggaran
356 Juta

Pak wayan (KPP) Secara umum infrastruktur masih


terpelihara dengan baik. Selama ini sering dirawat
khususnya tanamannya, kemudian paving yg jebol
selalu diperbaiki dengan penambahan pasir sehingga
tetap rapi. Kemudian kami dari warga setempat dan
KPP selalu gotong royong setiap minggu 1 setiap
bulan.
Secara umum kelompok ini telah terbentuk secara
informal mengingat kawasan yg sangat luas di
kesiman kertalangu, yang mana masing-masing
wilayah itu ditunjuk koordinator dari desa sehingga
bisa menjaga wilayahnya khususnya kaitannya
dengan kegiatan infrastruktur.
Karena kelompok terbentuk secara informal maka
belum ada SK yg resmi dari pemerintah, maka kami
dari pemerintah desa masih berupaya untuk
mengajukan kelompok ini untuk dibuatkan SK dari
pemerintah desa.
Kekompakan masyarakat cukup bagus, mengingat kalau ada jalan jebol atau saluran
mampet sering kali segera ditangani secara gotong royong meskipun tidak ada dana.
Kadus —> Kebetulan gang uluncarik berdampingan dengan sungai, maka kami mohon
untuk kedepannya agar bisa dilakukan penataan sungainya agar ada tempat hiburan bagi
masyarakat. Karena niki ada potensi yg mana banyak juga turis asing yg sering jalan-
jalan, dan tempat ini sering dijadikan sebagai sarana olahraga masyarakat.
Sebelum penataan kawasan ini dikatakan kawasan
kumuh, namun setelah ada penataan wajah dari
kawasan sudah sangat berubah. Tinggal kami dari
kelompok dan pemerintah desa untuk bergerak.
Selama ini kegiatan yg dilakukan, biaya yg diperoleh
melalui swadaya, dana punia dan mengandalkan dari
usaha2 yg ada disekitar lokasi, ditambah dengan
adanya iuran bagi masyarakat.
Dulunya didepan dijadikan sebagai tempat
pembuangan sampah namun sekarang sudah
berubah karena ada kepedulian dari masyarakat. KPP
ini memberitakan contoh kepada masyarakat untuk
bersama-sama membersihkan lingkungan.
Rencana akan dibuatkan kegiatan yg mengumpulkan
warga untuk beraktivitas dengan melakukan kegiatan
rutin ini maka diupayakan rasa memilikinya akan
semakin timbul.
Kemudian kami juga merencanakan untuk melakukan perbaikan senderan, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk tempat duduk atau rekreasi.
Kami juga sering melakukan kegiatan memancing, dengan melepaskan banyak bibit ikan
sehingga hal ini diharapak dapat menimbulkan rasa kepedulian masyarakat untuk tidak
membuang sampah ke sungai agar menjaga kelangsungan dan keberadaan ikan yg ada
di sungai.
Yg masih menjadi Catatan dari proyek adalah lampu jalan masih belum berfungsi karena
belum ada sambungan, yg mana sudah diajukan oleh dinas perkim namun masih di
proses.

KABID PSDA —> Terkait dengan senderan yg amblas sebaiknya dilakukan pencegahan
terlebih dahulu dengan memasang karung pasir, untuk menjaga saluran agar tetap
berfungsi. Yang mana kami dari perairan sedang berusaha untuk melakukan pengajuan
usulan perbaikan senderan. Terkait dengan rencana pemeliharaan ikan dan penataan
pinggir sungai mohon untuk bisa berkoordinasi kepada dinas perkirm untuk bangku taman,
kemudian untuk memelihara ikan ini mohon untuk di koordinasikan dengan baik agar
nantinya tidak menimbulkan kerugian.

Salah satu trik kami untuk menggalang partisipasi masyarakat adalah dengan
memberikam tempat kepada masyarakat untuk menyalurkan hobinya yaitu memancing.
Karena warga kami banyak yg hobi memancing, alhasil karena ada tempat yg coba kami
tata maka mereka dengan sukarela membersihkan saluran tersebut.

Penduduk kami sangat heterogen, banyak warga pendatang dan ada juga orang lokal.
Yang mana kami sudah melakukan pendataan dan kami bentuk kelompok-kelompok untuk
mampu mengkoordinir warganya agar mau berprilaku hidup sehat dan bersih.
C.2. Kunjungan Lapangan Kelompok / Lokasi 2 (Pembinaan BKM)

BKM Sapta Mekar


Bkm Sapta Mekar Di Bentuk pada tahun 2027 dan
sudah mengalami 2 kali pergantian struktur
organisasi. Selam dua periode di koordinatorioleh
bapak Made Arka. Bkm beranggotakan 11 orang

Pertanyaan :
Kepada siapa kedepannya BKM harus berkoordinasi setelah pendamping KOTAKU tidak
mendampingi desa?Pihak BKM masih memerlukan keberadaan pendamping KOTAKU
(FKA DENBAR)
Belum mendapatkan jawaban
1. Apakah BKM Masih haus melakukan audit independent setiap tahunnya?(FKA
DENBAR)
Sebaiknya dana ini di laporkan kepada masyarakat sebagai bentuk
pertanggungjawaban BKM kepada masyarakat.Dan d arankan untuk tetap di
lakukan audit
2. Kendala sulit yang dihadapi kelurahan sumerta adalah sulitnya mendapatkan
dukungan dari masyarakat agar BKM selalu aktif.Mreka selau bertanya apa kel
maan?
Terimaksih kepada panitia sudah di ajak untuk diskusi dan berbagi pengalaman.
Bkm sapta mekar menginspirasi
D. Pelaksanaan Hari Ke – 4 (Kamis, 01 Juni 2023)

D.1. Catatan Hasil Workshop

Keluaran yang dihasilkan


1. Kolaborasi pendanaan infrastruktur terbangun bisa mengakses dana dari CSR melalui
koordinasi dengan bagian kerjasama sekretariat daerah kota Denpasar
2. Pemeliharaan infrastruktur terbangun perlu dilaksanakan secara berkala dan
pelaksanaan di laksanakan secara sinergi antara pemerintah kota Denpasar dan
masyarakat
3. BKM adalah civil society, meskipun program KOTAKU berakhir BKM harus tetap ada
4. Mekanisme pembinaan BKM oleh pemerintah kota Denpasar akan di kaji lebih lanjut
sesuai dengan aturah hukum yang ada
5. BKM supaya segera mendaftarkan kepengurusannya ke Kesbangpol kota Denpasar
sebagai pijakan awal bagi PEMDA untuk memberikan pembinaan
6. Pengelolaan dana yang dilakukan oleh BKM harus menganut asas transparansi dan
akuntabel

Pembelajaran Positif
1. Kelembagaan BKM tidak bubar meskipun Program sudah berakhir
2. Lembaga BKM menjadi lembaha trusting masyarakat
3. Pinjaman Dana Bergulir merupakan Aset yang harus terus dikembangkan oleh BKM
4. KPP merupakan kerelawanan dari masyrakat untuk menjaga infrastukur terbangun
5. KPP harus didukung dari berbagai pihak
6. Implentasi Pembinaan KPP & BKM sebagai percontohan bagi KPP & BKM lainnya
D.2. Penutupan

Rencana Kerja Tindak Lanjut


LAMPIRAN 1 (RUNDOWN KEGIATAN)

JADWALKEGIATAN
PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT/PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI BALI
NATIONAL SLUM UPGRADING PROJECT (NSUP)
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)
TAHUN 2023
LAMPIRAN 2
Rencana Anggaran Biaya
Peningkatan Kapasitas Masyarakat/Pemerintah Daerah
National Slum Upgrading Project (NSUP)
Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)
Tahun 2023
FOTO PROSES KEGIATAN

1. REGISTRASI PESERTA

2. PEMBUKAAN
3. KEGIATAN HARI KE-1
PEMAPARAN MATERI BPKP (Transparansi dan Akuntabilitas Pelaporan Kegiatan
Infrastruktur Berbasis Masyarakat)
PEMAPARAN MATERI : Operasional dan Pemeliharaan (O&P) Infrastruktur Program
KOTAKU Provinsi Bali

PEMAPARAN MATERI : Pembinaan BKM (Keberlanjutan Lembaga Masyarakat)


4. KEGIATAN HARI KE-2
PEMAPARAN MATERI : Kolaborasi sumber pembiayaan pemeliharaan infrastruktur
terbangun oleh KPP di kota Denpasar,

PEMAPARAN MATERI : Implementasi pelaksanaan O&P Yayasan tukad bindu


(berbagi Pengalaman)
PEMAPARAN MATERI : Implementasi Pembinaan BKM Sapta Mekar, Desa Dauh Puri
Kauh (Berbagi Pengalaman)

5. KEGIATAN HARI KE-3


Kunjungan Lapangan Kelompok / Lokasi 1 (O&P)
Kunjungan Lapangan Kelompok / Lokasi 2 (Pembinaan BKM)
6. KEGIATAN HARI KE-4
CATATAN HASIL WORKSHOP & PENUTUPAN

Anda mungkin juga menyukai