Anda di halaman 1dari 61

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAPORAN

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )


UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH II

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PUSKESMAS
TENGAH I K3/255/X/255 00

Ditetapkan Oleh:
KEPALA PUSKESMAS
SPO Tanggal Terbit SINGKAWANG TENGAH II
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
OPERASIONAL )
URAY NINGRUM SARI, SKM
NIP.19650622 198703 2 011
Suatu proses pelaporan yang berkaitan yang keselamatan dan
PENGERTIAN
keamanan fasilitas fisik dan kejadian2 K3 yang terjadi dI UPT.
Puskesmas Singkawang Tengah II.
Untuk memudahkan karyawan Puskesmas Tengah II dalam
TUJUAN melaporkan kejadian K3 termasuk kerusakan fasilitas sehingga
pelayanan terhadap pasien menjadi lebih efektif dan efisien

KEBIJAKAN Keputusan tentang alur pelaporan kejadian K3

1. Jika terjadi tumpahan B3, paparan radiasi dan insiden lainnya


laporkan ke penanggung jawab K3 dengan mengisi dan
menyerahkan formulir K3 keruangan K3
2. Jika terjadi kerusakan fasilitas Dalam kondisi darurat
pelapor,Ka Unit/ ruangan bisa langsung menghubungi petugas
PROSEDUR
K3 Dengan tetap mengisi dan menyerahkan formulir pelaporan
K3.
3. Petugas K3 segera melihat lokasi kejadian
4. Petugas K3 menghubungi bagian tehnis untuk memperbaiki
kerusahan
STANDAR PROSEDUR PEMBINAAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA ( K3 ) PUSKESMAS TENGAH I

No. Dokumen No. Revisi


Halaman
PUSKESMAS K3/255/X/255 00
TENGAH I

Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002

A. PENGERTIAN :
Pembinaan Kesehatan Kerja adalh : Wahana pelayanan kesehatan kerja yang berada
di tempat kerja informal maupun formal dan di kelola oleh pekerja itu sendiri ( Kader )
yang berkoordinasi dengan puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja.
B. TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memantau dan meningkatkan derajat
Kesehatan Masyarakat pekerja untuk meningkatkan pendidikan pekerja.
C. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Tengah Tentang Pembinaaan Kader Pos
UKK No…………
D. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Dep Kes RI
Tahun 2005
2. Buku Pos UKK DepKes RI Tahun 2006
E. PROSEDUR
Alat-Alat dan Bahan
1. PHN kit
2. ATK
F. Langkah-langkah
1. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan pembinaan kesehatan di tempat kerja
2. Petugas melakukan pemeriksaan umum kesehatan bagi tenaga kerja
3. Petugas memberikan penyuluhan kesehatan
4. Petugas memantau lingkungan kerja
5. Petugas melakukan pencatatan hasil kegiatan
G. 1. HAL-HAL
3. Yang di prhatikan
H. UNIT TERKAIT
1. Lintas Program
2. Lintas Sektor
I. DOKUMEN TERKAIT
J. REKAMAN HISTORIS PEMBINAAN.
PENDATAAN PEKERJA

No. Kode : 800/024 /TU/2019 Ditetapkan Oleh Kepala


Terbitan : 7-1-2019 UPT. Puskesmas
No. Revisi : 00 Singkawang Tengah I
Tgl. Mulai Berlaku :
SPO Halaman : 1- 2

UPT Puskesmas URAY NINGRUM SARI,SKM


Singkawang NIP.19650622 198703 2 011
Tengah II

1.Pengertian Pendataan pekerja adalah : Pembagian jenis usaha dan jumlah pekerja di
masyarakat terbanyak sesuai dengan lokasi di wilayah kerja.

2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pemetaan jenis usaha
dan jumlah pekerja.

3.Kebijakan SK Kepala UPT.Puskesmas Singkawang Selatan No. 800/487/TU/2019 tentang TIM


Upaya Kesehatan Kerja dan Jenis-Jenis Kegiatan Upaya kesehatan Kerja

4.Referensi 1. Buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Dep Kes RI
Pusat Kerja Tahun 2005
2. Buku Pos UKK Depkes RI tahun 2006

5.Alat dan 1. ATK


Bahan 2. Kamera
6.Prosedur 1. Petugas mendatangi kantor-kantor yang berhubungan dengan adanya data
pekerja
2. Petugas mendatangi mansyarakat pekerja yang ada diwilayah kerja
3. Petugas mencatat data pekerja jadi lembaran berisikan jenis-jenis usaha
dan jumlah pekerja.
4. Petugas memilih pekerja terbanyak yang sudah didapatkan data dari
pengambilan data dasar.

7.Diagram Alir
Petugas mendatangi
Mulai
kantor-kantor yang Petugas mendatangi
berhubungan dengan masyarakat pekerja yang
adanya data pekerja ada di wilayah kerja

Selesai Petugas memilah data


pekerja sesuai dengan
wilayah kerja dan
mengelompokkan data
sesuai data dasar yang
ada
8.Hal yang Hasil data yang sudah ada perlu di periksa lagi karena ada yang tidak sesuai dengan
perlu di pemantauan di masyarakat
perhatikan
9.Unit Terkait 1. Kantor Camat
2. Lurah
3. Kantor Statistik
4. Penanaman Modal
5. Kantor Perindustrian
6. Kantor Ketenaga Kerjaan
7. Masyarakat
10. Dokumen 1. Pedoman K3
Terkait
PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA DI
WILAYAH
PUSKESMAS TENGAH I
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : UPT. Puskesmas
No. Revisi : Singkawang Tengah I
Tgl. Mulai Berlaku :
SPO Halaman : 1- 2

UPT. Puskesmas R.Hendri Apriyanto,SKM.MPH


Singkawang NIP.19770417200003 1 002
Tengah I

1. Pengertian Yang dimaksud pemeriksaan kesehatan adalah Kegiatan pemeriksaan kesehatan di


lingkungan kerja Puskesmas Tengah I

2. Tujuan Agar tercapai Produktifitas kerja yang optimal.

1. Seluruh pekerja di Pos ukk wilayah Puskesmas Tengah I mendapatkan


3. Kebijakan
pemeriksaan kesehatannya secara berkala,minimal 1 th sekali
2. Hasil pemeriksaan Kesehatan pekerja harus dilaporkan secara berkala kepada
kepala Puskesmas.

4. Referensi 1. Buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Dep Kes
RI Pusat Kerja Tahun 2014.

5. Alat dan Bahan 1. ATK


2. Tensi Meter
3. Timbangan
4. Pengukur Tinggi Badan
5. Pengukur Lemak Tubuh
6. Lab : Kolesterol,Asam urat,HB,Gula Darah
6. Prosedur 1. Petugas k3 merencanakan program pemeriksaan pekerja di Pos UKK
2. Membuat usulan kepada Kepala Puskesmas
3. Petugas k3 membuat surat pemberitahuan kepada pimpinan perusahaan atau
pimpinan kantor pekerja yang akan di periksa kesehatannya
4. Petugas membawa perlengkapan untuk pemeriksaan
5. Petugas laboratorium beserta Tim k3 mendatangi Pekerja di Pos UKK.
6. Pekerja diperiksa oleh dokter dan petugas Laboratorium
7. Pekerja mendapatkan pengobatan sesuai dengan diagnosa penyakitnya.
8. Petugas k3 melaporkan hasil pemeriksaan ke kepala PUskesmas
7. Diagram Alir
Petugas memanggil pekerja
Mulai satu persatu, anamnesa, Pekerja diperiksa o/ dokter
pengukuran BB,TB,TD dll

Pekerja mendapatkan Pekerja menjalani


pengobatan untuk pekerja pemeriksaan laboratorium
yang menderita sakit sesuai instruksi

Pekerja yang harus dirujuk


diberi lembaran rujuk ke
Puskesmas

8. hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. TIM K3 ( K3,Dokter,Perawat )
2. Petugas Laboratorium
3. Kader, Pekerja di Pos UKK
4. Petugas Poswindu

10. Dokumen
Terkait
PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN/PEGAWAI
PUSKESMAS TENGAH I
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : UPT. Puskesmas
No. Revisi : 00 Singkawang Tengah I
Tgl. Mulai Berlaku :

SPO Halaman : 1- 2

UPT. Puskesmas R.Hendri Apriyanto,SKM.MPH


Singkawang Tengah I NIP.19770417200003 1 002

1. Pengertian Yang dimaksud pemeriksaan kesehatan kesehatan adalah Kegiatan


pemeriksaan kesehatan karyawan/pegawai di lingkungan kerja Puskesmas
Tengah I

2. Tujuan Agar tercapai Produktifitas kerja yang optimal.

3. kebijakan 1. Seluruh pegawai di wilayah Puskesmas Tengah I mendapatkan


pemeriksaan kesehatannya secara berkala,minimal 1 th sekali
2. Hasil pemeriksaan Kesehatan pekerja harus dilaporkan secara berkala
kepada kepala Puskesmas.

4. Referensi 1. Buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Dep Kes
RI Pusat Kerja Tahun 2014.

5. Alat dan Bahan 1. ATK


2. Bahan Laboratorium
3. BPJS masing- masing pekerja
6. Prosedur 1. Petugas k3 merencanakan program pemeriksaan pegawai
2. Petugas K3 membuat surat/Proposal pengajuan pemeriksaan pegawai
kepada kepala Puskesmas
3. Petugas membuat usulan nama pegawai yang akan mendapat giliran
pemeriksaan
4. Pegawai yang akan diperiksa mendatangi laboratorium yang ditunjuk untuk
melaksanakan pemeriksaan pegawai
5. Pegawai melaporkan hasil pemeriksaan ke petugas K3

7. Diagram Alir Petugas K3 Membuat Perencanaan

Petugas K3 membuat surat/Proposal pemeriksaan KAPUS

Petugas memberikan surat pemberitahuan ke tiap-tiap unit

Pegawai mendatangi Laboratorium

Pegawai yg sdh di periksa melaporkan hasilnya ke petugas k3

Pencatatan dan pelaporaan Ke KAPUS


8. Hal-hal yang 1. Pemeriksaan di Laksanakan di lingkungan Puskesmas Tengah I
perlu
2. Pemeriksaan pegawai di laksanakan hanya pada pegawai yang behubungan
diperhatikan
langsung dngn pasien

9. Unit Terkait 1. Petugas K3 ( K3,Dokter,Perawat )


2. Petugas Laboratorium

10. Dokumen 1. R.M Pekerja yang bekerja di Puskesmas Tengah I


terkait

11 Rekaman Historis perubahan

ISI PERUBAHAN TGL DIBERLAKUKAN PERUBAHAN


PEMBINAAN KADER POS UKK PUSKESMAS
TENGAH I
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : UPT. Puskesmas
No. Revisi : 00 Singkawang Tengah I
Tgl. Mulai Berlaku :

SPO Halaman : 1- 2

UPT. Puskesmas R.Hendri Apriyanto,SKM.MPH


Singkawang Tengah I NIP.19770417200003 1 002

1. Pengertian Kader kesehatan kerja adalah Seseorang pekerja yang mempunyai kesadaran,
kemudian mengapdikan diri secara sukarela untuk meningkatkan, memelihra
kesehatan diri sendiri dan kelompok agar dapat bekerja dengan aman sehat dan
produktif dalam bekerja.

2. Tujan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pembinaan /pelatihan kader


Pos UKK.

3. Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas Tengah I No

4. Referensi - Departemen Kesehatan RI Tahun 2004, Pedoman pelaksanaan Upaya


Kesehatan Kerja du Puskesmas Jakarta Pusat.

5. Alat dan Bahan 1. ATK


2. Lembar Balik/ Pamflet
3. APD
4. Kamera
6. Prosedur 1. Petugas datang ke Pos UKK untuk memberikan pelatihan kader. Meliputi :
a. Penyuluhan K3 mengenai masalah lingkungan kerja, pengarahan Penyakit
Akibat Kerja ( PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja ( PAHK), Kecelakaan
Kerja ( KAK )
b. Pelayanan P3K secara sederhana bagi pekerja dan keluarganya
c. Pencatatan dan pelaporan sederhana Pos UKK
d. Upaya Rujukan
7. Diagram Alir
Mulai

Petugas mempersiapkan bahan untuk pembinaan kader

Petugass mengantar surat pemberitahuan untuk kader Pos UKK

Petugas mendatangi kader di Pos UKK dan memberikan pembinaan

Selesai

8. Hal-hal yang 1. Waktunya harus di sesuaikan dengan jam istirahat pekerja


harus
2. Pembinaan dilaksanakan secara berkala terus menerus tidak bisa sekali saja
diperhatikan
3. Pembinaan hanya bisa dilaksanakan di tempat pekerja bekerja

9. Unit Terkait Petugas Fungsional K3 dan Kader Pos UKK

10. Dokumen
Terkait

11 Rekaman Historis perubahan

ISI PERUBAHAN TGL DIBERLAKUKAN PERUBAHAN


PENYULUHAN
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman: R.Hendri Apriyanto
Puskesmas SPO
NIP:19770417 200003 1 002
Tengah I

1.Kebijakan
Judul sesuai dengan SPO
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian penyuluhan secara individu atau keluarga

3.Referensi
1. Notoatmojo ( 1997 ), Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Prilaku
Kesehatan, Jakarta : EGC.
2. Notoatmojo ( 2003 ), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : EGC
3. Notoatmojo ( 1991 ), Partisipasi Masyarakatdalam bidang Kesehatan. Pusat
PKM Dep Kes RI, Jakarta.
4.Pengertian Tata cara penyuluhan secara individu atau keluarga tentang hal – hal yang berhubungan
dengan penyakitnya.

5.Alat dan Bahan


6.Prosedur I. Persiapan Penyuluhan :
A. Petugas menentukan jadwal penyuluhan antarara lain Waktu dan tempat
penyuluhan.
B. Petugas membuat undangan
C. Petugas mengundang peserta penyuluhan
D. Petugas menbuat SAP ( Satuan Acara Penyuluhan )
E. Petugas menyiapkan sarana dan prasarana untuk penyuluhan seperti :
a. Surat Tugas / SPPD
b. Daftar Hadir
c. Lembar hasil kegiatan
d. Media Penyuluhan ( LCD, Laptop,OHP, Alat Tulis )
II. Pelaksanaan Penyuluhan
A. Petugas mempersilahkan Peserta Penyuluhan Mengisi daftar hadir
B. Petugas memeprsilahkan peserta untuk masuk ruangan dan duduk
C. Petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
D. Petugas menyampaikan materi penyuluhan
E. Petugas menanyakan kepada peserta apakah sudah memahami tentang
materi yang telah di berikan
F. Petugas memberi kesempatan kepada peserta penyuluhan untuk bertanya
G. Petugas memberikan beberapa pertanyaan inti mengenai materi yang telah
di berikan kepada peserta
H. Petugas memberikan pujian bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan
dengan benar dari petugas
I. Petugas menyusun rencana tindak lanjut
J. Petugas membereskan sarana dan prasarana yang telah di gunakan
K. Petugas mendokumentasikan kegiatan yangb telah di laksanakn

III. Dokumentasi :
A. Petugas mengisi buku notulen penyuluhan
B. Petugas menandatangani buku tamu ( bila di sediakan )
C. Petugas melengkapi administrasi penyuluhan sesuai kebutuan

7.Hal –hal yang perlu dii. 1.Kesiapan sarana dan prasarana


perhatikan
8.Dokumen Terkait SAP, Materi Penyuluhan,Media Penyuluhan

9.Unit Terkait BP, Kesling, Gizi, Kebidanan, MTBS


PENGGUNAAN NEBULEZER
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman: R.Hendri Apriyanto
Puskesmas SPO
NIP:19770417 200003 1 002
Tengah I

1.Pengertian
Penggunaaan Nebulezer adalah Pemberian obat dalam bentuk uap kepada pasiien yang
mengalami kesulitan bernafas dengan menggunakan alat neabulezer dan perzlengkapannya.
2.Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan pemberian nebulizer kepada pasien yang
membutuhkan bantuan tambahan obat dalam bentuk uap sehingga pernafasannya menjadi
lancer.

3.Kebijakan
Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 tentang layanan klinis
5.referensi MANUAL AMRON NE C29
6.Prosedur Mempersiapkan nebulizer :
1. Petugas memastikan alat s3dang dalam posisi OOF dan kabel belum
terpasang dengan listrik
2. Petugas melepaskan sungkup dan cap dari nebulizer kit
3. Petugas melepaskan bagian atas nebulizer dengan cara memutar bagian atas
nebulizer kit berlawanan arah jarum jam, kemudian menarik bagian atas
nebulizer kit
4. Petugas mengangkat buffle
5. Petugas menuangkan obat sesuai dengan anjuran pada tempat obat
6. Petugas memasang kembali bufle pada tempat nya
7. Petugas memasang kembali bagian atas nebulizer kit dengan cara memutar
bagian atas nebulizer kit searah jarum jam sampai bunyi “ klik “
8. Petugas memasang jenis alat inhalasi yang akan digunakan : sungkup mulut,
masker dewasa atau masker anak anak
9. Petugas memasang selang dengan cara : menghubungkan selang pada “ air
connector” pada sisi depan alat dan hubungkan bagian ujung selang yang
lain pada bagian bawah nebulizer kit.

Penggunaan Nebulizer :
1. Petugas memegang nebulizer kit dengan tangan kanan dan tidak
memiringkan nebulizer kirt mlebihi 45⁰.
2. Petugas menekan tombol power keposisi 1 ( ON ), kompresor akan hidup
dan nebulizer akan segera bekerja
3. Petugas menginhalasi obat sesuai dengan petunjuk dokter
4. Petugas memasang masker dewasa / anak hingga menutupi mulut dan
hidung, hiruplah obat, kemudian keluarkan nafas dengan normal melalui
masker
5. Petugas mengintruksikan pasien untuk menghirup obat dengan nafas normal,
kemudian keluarkan nafas melalui masker
6. Apabila inhlasi telah selesai, petugas mematikan alat dengan menekan
tombol keposisi OOf
7. Petugas melepaskan selang dari nobulizer kit
8. Petugas memeriksa dan memastikan selang telah brsih dari cairan apapun
9. Petugas melepas selang dari kompresor dan lepaskan kabel dari sumber
listrik.

Unit terkait ii. Unit BP Umum

NO ISI PERUBAHAN TGL MULAI DIBERLAKUKAN


Rekaman historis perubahan
PEMERIKSAAN ASAM URAT
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman: R.Hendri Apriyanto
Puskesmas SPO
NIP:19770417 200003 1 002
Tengah I

1.Pengertian
Peemeriksaan Asam Urat adalah : pemeriksaaan laboratorium dengan bahan pemeriksaan
berupa darah yang bertujuan kadar asam urat dalam darah
2.Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan kadar asam urat di puskesmas tengah I

3.Kebijakan
Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 tentang layanan klinis
4.Referensi Manual KIT

5.Prosedur Alat dan Bahan :


1. Kapas Alkohol
2. Blood lancet
3. Tisu / kapas kering
4. Alat pemeriksaan asam urat ( U Asure )
5. Darah kapiler

Langkah Kerja :
1. Petugas membersihkan ujung jari pasien dengan kapas alcohol 70 % dan
biarkan kering.
2. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan asam urat yang akan dipakai.
3. Petugas memegang bagian jari yang akan ditusuk dan menekan sedikit, alu
petugas menusuk dengan lancet steril dengan sedalam ±3mm
4. Petugas menghapus tetes darah pertama dengan kapas kering dengan tetes
berikutnya di teteskan pada strip asam urat yang sudah dimasukkan pada alat
asam urat.
5. Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar asam urat
setelah 10 detik.
6. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

Unit terkait iii. Unit Laboratorium

Rekaman historis perubahan

NO ISI PERUBAHAN TGL MULAI DIBERLAKUKAN


MELEPAS MASKER
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman: R.Hendri Apriyanto
Puskesmas SPO
NIP:19770417 200003 1 002
Tengah I

1. Pengertian Melepas masker adalah : Salah satu cara atau teknik dalam pencegahan transmisi
mikroorganisme pathogen saat melepas masker kepada petugas dan lingkungan sekitar
2.Tujuan Melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga, pengunjung dan lingkungan dari
kemungkinan penularan/transmisi airbone dan droplet

3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 tentang Buku Panduan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Tengah I
4.Referensi 1. Buku Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan Tahun
2005
2. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan kesehatan Lainnya departemen Kesehatan RI Tahun 2011

5.Prosedur A. Masker Bedah


a. Buka atau lepas tali bawah masker
b. Buka atau lepas tali atas asker
c. Lepas masker dengan cara melipat atau menggulung masker dengan tidak menyentuh
bagian yang halus ( warna putih )
d. Buang masker ke dalam tempat sampah / limbah Infeksius/medis
e. lakukan kebersihan tangan dengan handsoap
B. Masker N95
1. Lepas tali bawah masker
2. Lepas tali atas masker
3. Lepas masker dengan tidak menyentuh bagian dalam masker
4. Buang masker ke dalam tempat sampah/limbah Infeksius medis
5. lakukan kebersihan tagan dengan handrub atau handsoap

Unit terkait iv. Semua instalasi/Unit


KONTROL IUD
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman: R.Hendri Apriyanto
Puskesmas SPO
NIP:19770417 200003 1 002
Tengah I

Kontrol IUD adalah: Suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat apakah IUD terpasang
1.Pengertian dengan benar dan melihat apakah ada kelainan yang timbul setelah pemasangan IUD.
2.Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan IUD di KIA

3.Kebijakan
Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 tentang pelayanan KIA
KB
4.Referensi 1. Buku panduan pelayanan KB BKKBN 1993
2. Buku pelatihan dan pemasangan dan pencabutan IUD

5.Prosedur Petugas mempersiapkan alat :


1. Bak steril berisi :a. Spekulum kecil,sedang dan besar
b. Korentang
c. Baskom kecil untuk desinfektan
d. Larutan Clorin 0,5 %
e. Diterzen
f. Lampu tindakan
g.Sarung tangan steril
h. Kasa
i. Cairan desinfektan
j. Albotil
k. Tempat sampah medis
2. Petugas meminta pasien untuk mengosongkan kandung kencing
3. Petugas mengatur posisi pasien yaitu litotomi
4. Petugas memberitahu pasien tentang prosedur tindakan
5. Petugas mendekatkan peralatan
6. Petugas meyalakan lampu dan mengarahkan pada bagian yang akan diperiksa
7. Petugas memakai satung tangan
8. Petugas memasang speculum
9. Petugas mellihat dan memastikan portio di tengah antara speculum
10.Petugas melihat keadaan di portio dan sekitarnya ( ada darah,lender,cairan )
11. Petugas membersihkan daerah portio dan sekitarnya dengan desinfektan
12. Petugas melihat benang IUD
13.Petugas melepas speculum dan diletakkan di baskom larutan clorin 0,5 %
14.Petugas memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
15.Petugas meletakkan satung tangan dan meletakkan dalam larutan clorin 0,5%
16. Petugas membereskan peralatan
17. Petugas memberitahu hasil pemeriksaan, jika benang terlihat maka posisi IUD
Baik,jika benang tdk tampak atau menemukan kondisi non fisiologis petugas
Melaksanakan tatalaksana rujukan
18. Petugas mencatat dalam kartu status hasil pemeriksaan dan rekam medic

Unit terkait i. Unit PBU

NO ISI PERUBAHAN TGL MULAI DIBERLAKUKAN


Rekaman historis perubahan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PERENCANAAN MAUPUN
PELAKSANAAN PROGRAM PUSKESMAS
No. Kode : Ditetapkan oleh
Puskesmas Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
Tengah I No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman: R.Hendri Apriyanto
SPO NIP:19770417 200003 1 002

Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang


1.Pengertian bersifat menyeluruh,terpadu,merata dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat, dengan
peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Masyarakat memiliki potensi yang perlu diperhitungkan dalam penyelesaian masalah
kesehatan dan peningkatan derajat kesehatan
Pemberdayaan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari fungsi pelayanan kesehatan daerah
setempat sebagai fasilitator masyarakat untuk memainkan perannya dalam pembangunan
kesehatan didaerahnya sendiri. Selain itu masalah pemberdayaan masyarakat menjadi hal
yang harus dicermati oleh pemerintah mengingat mulai dikembangkannya paradikma sehat
di Indonesia.
2.Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam perencanaan maupun
program pelaksanaan Puskesmas

3.Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas NO……th 2017 tentang kewajiban penanggungjawab
UKM dan pelaksana program untuk memfasilitasi peran serta masyarakat

4.Referensi 1.Peraturan menteri kesehatan NO 65 Tahun 2013 tentang pPedoman dan Pelaksanaan
Pembinaan dan Pemberdayaan Msyarakat dalam Bidang Kesehatan
2.Peraturan pemerintan RI No 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan

5.Prosedur A. Pemberdayaan Lintas Sektor:


1. Kepala puskesmas dan Camat melakukan koordinasi untuk menganalilsis
permasalahan di wilayah Puskesmas
2. Kepala Puskesmas dan Camat merencanakan pertemuan lintas sector dan lintas
Program sesuai dengan ketugasannya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
pada pertmuan lintas sector dan lintas program
B. Pemberdayaan Masyarakat :
1. Kepala Puskesmas menginformasikan hasil kegiatan melalui pertemuan-pertemuan
kader atau pertemuan di tingkat kelurahan
2. Kepala puskesmas mengharapkan partisipasi dari kader,tokoh masyarakat dan
masyarakat, dalam bidang kesehatan sperti : menghadiri posyandu balita,melakukan
PSN ( Pemberantasan sarang nyamuk), menjaga lingkungan bersih dan sehat.

Unit terkait i. POKJA ADMIN


ii. POKJA UKM
iii. POKJA UKP

Rekaman historis perubahan

NO ISI PERUBAHAN TGL MULAI DIBERLAKUKAN


PENCABUTAN GIGI TETAP
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman: R.Hendri Apriyanto
Puskesmas SPO NIP:19770417 200003 1 002
Tengah I

Pencabutan gigi adalah Tindakan untuk mengeluarkan gigi atau bagian gigi dari socketnya
Anestesi Blok adalah : Suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan anestetikum
1.Pengertian pada selaput perineural ( sekitar versus alveolaris inferior sebelum masuk kekanalis
mandibularis ), sehingga dapat menahan impuls aferen yang dating
ke sentyral ( pusat ), metode ini digunakan untuk menganastesi semua gigi yang diinjeksi
kecuali incisivus sentralis dan incisivus lateralis.
Anastesi Infeltrasi adalah : Suatu metode snestesi yang mendeponirkan larutan anestetikum
di sekitar gigi yang akan dicabut yaitu dibagian lipatan mukobukal, lingual atau bagian
palatom.

2.Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemcabutan gigi tetap

3.Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas NO……th 2017 tentang penyelenggaraan pelayanan BP
GIGI

4.Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional kedokteran Gigi Indonesia DEP.KES RI. Direktorat
jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi Tahun 1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus besar Persatuan Dokter
Gigi Indonesia ( PB PDGI ) Tahun 199
3. Standar Pengobatan Puskesmas Depks RI Tahun 1001
4. Tetch.P and Wagner.W Extraction of tech, alih bahasa djaya A.1992. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
5. Cooke Waite ,Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa Purwanto ,1993
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

5.Prosedur 1. Petugas menyiapkan Surat pernyataan Persetujuan Informasi Concern untuk diisi dan
ditanda tangani pasien
2. Petugas menyiapkan alat dan bahan:
a. kapas
b.Povidon iodine 10 %
c.Larutan Anesteticum
d. Jarum Suntik
e. Bein
F. Tang Pencabutan
3. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
4. Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang akan dicabut sampai area yang akan disuntikan
dengan povidon iodine 10 %
5. Petugas melakukan anestesi dengan tehnik anestesi yang sesuai dengan indikasi tindakan
medis yang tepat
6. Petugas melaakukan tes efek anestesi
7. Petugas melakukan sondasi di sekeliling cervic gigi
8. Petugas memisahkan gigi dari gusi dengan bein
9. Petugas melakukan pencabutan gigi dengan tang pencabutan yang sesuai dengan gigi
yang akan dicabut
10. Petugas melakukan gerakan luksasi sambil ditarik kea rah bukal/ labial sampai gigi
keluar dari socketnya
11. Petugas membersihkan area sekitar gigi yang dicabut dari akses yang tertiggal ( Pecahan
gigi dan tulang alveolus, sisa karang gigi
12. Petuugas memberikan tamon dengan ovidon iodine 10 %, pada daerah bekas pencabutan
gigi
13. Petugas memberikan obat anti perdarahan secara topical dan atau sistemik jika terjadi
perdarahan sesuai indikasi
14. Petugas memberikan pesan-pesan setelah pencabutan kepada pasien :
. Jangan digigit selama 30 ment
. jangan sering kumur-kumur
. Jangan makan dan minum panas dulu selama 1x24 jam
. jangan merokok dullu sampai darah pada daerah bekas cabutan berhenti
. Bekas pencabutan jangan di korek-korek , di sedot-sedot atau dipegang-pegang sama
tangan
. Bekas pencabutan jangan dipakai untuk mengunyah selama 3x24 jam atau sesuai
kondisi
. Minum obat sesuai aturan
. Bila terjadi perdarahan dalam 1x24 jam di berikan kompres dingin
. Bila ada keluhan segera kembali kontrol
15. Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi.

Unit terkait iv. BP Gigi


Rekaman historis perubahan

NO ISI PERUBAHAN TGL MULAI DIBERLAKUKAN


KAJI BANDING
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman: R.Hendri Apriyanto
Puskesmas SPO NIP:19770417 200003 1 002
Tengah I

Kaji Banding merupakan kesempatan untuk belajar dari pengelolan dan pelaksanaan di
Puskesmas yang lain dan akan member manfaat bagi kedua belah pihak untuk perbaikan
1.Pengertian pelaksanaan upaya/ kegiatan Puskesmas.

2.Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Kaji Banding

3.Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas NO……th 2017 tentang Kaji Banding

4.Referensi 1. PERMENKES NO 46 TAHUN 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,


tempat praktek mandiri dokter dan tempat praktek mandiri dokter gigi

5.Prosedur 1. Membentuk Unit / Tim


2. Menunjuk penanggung jawab Kaji banding
3. Menetapkan Jadwal
4. Menyusun Instrumen Kaji Banding
5. Melakukan Kaji Banding sesuai jadwal
6. Melakukan analisa, rencana tindak lanjut dan manfaat dari Kaji Banding

Unit terkait 1. POKJA I Administrasi Manejemen


2. POKJA II Upaya Kesehatan Masyarakat
3. POKJA III Upaya kesehatan Perorangan

Rekaman historis perubahan

NO ISI PERUBAHAN TGL MULAI DIBERLAKUKAN

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG


DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I

Jl. Salam Diman No. 1 Telp. (0562) 631647

SINGKAWANG
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I
NOMOR ………….TAHUN 2017

TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM


PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS TENGAH I

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien,perlu disusun
aturan tentang kewajiban tenaga tehnis dalam Peningkatan Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien.
b. Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut Poin A peru ditetapkan surat keputusan
Kepala UPT Puskesmas tengah I tentang kewajiban tenaga Klinis Dalam
Peningkatan Mutu Klinis Dan keselamatan Pasien

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Keehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun2004 tentang Praktek
kedokteran
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat kesehatan
Masyarakat
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333 /Menkes/ SK/ XII/
1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Tengah I tentang Kewajiban Tenaga Klinis Dalam
Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien Puskesmas Tengah I
KESATU : Setiap tenaga klinis wajib melakukan Upaya Peningkatan Mutu Klinis;
KEDUA : Setiap tenaga klinis memperhatikan keselamatan pasien dalam memberikan pelayanan
Kesehatan.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapannya maka akan ;
KEEMPAT : diadakan pembetulan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Singkawang
Pada Tanggal…….Tahun 2017

Kepala UPT Tengah I

R. Hendri Apriyanto,SKM,MPH
NIP :19770417 200003 1 002

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG


DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I

Jl. Salam Diman No. 1 Telp. (0562) 631647

SINGKAWANG

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS

NOMOR : 123 TAHUN 2016

TENTANG

KEBIJAKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )

KEPALA PUSKESMAS TENGAH I


Menimbang : a. Bahwa upaya penyelenggaraan kegiatan K3 di Puskesmas Tengah I bertujuan
untuk rnelindungi seluruh karyawan dari penyakit akibat kerja, mewujudkan rasa
aman dan nyaman bagi karyawan, mitra kerja, pasien beserta keluarganya,
pengunjung dan warga sekitar Puskesmas tengah I serta memantapkan
kewaspadaan dan kesiapan menghadapi terjadinya bahaya kebakaran dan
kewaspadaan bencana didalam maupun di luar lingkungan Puskesmas.
b. Bahwa kegiatan K3 di Puskesmas Tengah I dilakukan secara komprehensif,
serentak, terinteregrasi, serta berkelanjutan oleh masing-masing unit terkait dan
terkoordinasi oleh Komite K3 yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas Tengah I.
c. Bahwa untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam butir (b) diatas,
diperlukan suatu pedoman pengorganisasian Komite K3 Puskesmas.
d. Bahwa agar pedoman pengorganisasian Komite K3 tersebut agar memiliki
kekuatan hukum perlu ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Tengah I

Mengingat : 1. Undang-undang No.44 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Menkes RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Peraturan MENKES No. 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.;
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 876 tentang pedoman teknis Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 TentangPenyelenggaraan
Penanggulangan Bencana

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : Kebijakan K3 PUSKESMAS TENGAH I

KESATU : Penyusunan organisasi pelaksana K3, Fungsi organisasi K3 lengkap dengan


susunan keanggotaan dan uraian tugasnya, tentang fungsi organisasi pelaksana K3,
dan Cakupan Program K3

KEDUA : Mengamanatkan kepada Komite K3 Puskesmas yang dibentuk untuk bertanggung


jawab terhadap pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan Pedoman K3
Puskesmas serta membuat ketentuan lainnya

KETIGA a. Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
b. Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan pada
Anggaran............

c. Apabila terdapat hal – hal yang belum diatur dalam keputusan ini maka akan
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Singkawang
Pada tanggal: April 2016
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I

R.HENDRI APRIYANTO,SKM,MPH
NIP :19770417 200003 1 002

LAMPIRAN :KEPUTUSAN KEPALA UPT TENGAH I

Nomor : 57 Tahun 2017


Tanggal: Januari 2017

SUSUNAN TIM TANGGAP BENCANA UPT TENGAH I


TAHUN 2017

NO NAMA JABATAN KEDUDUKAN DALAM TIM

1. R. Hendri Apriyanto,SKM,MPH Kepala Puskesmas tengah I Penanggung Jawab


2. Etasia Pranita Koordinator KA.TU KA.TU
3. Dian Riwayani,SKM Pembimbing Kesehatan Kerja Muda Koordinator K3

TIM K3
3. Dr.Sinta Noviani Dokter Umum Dr.Umum K3
4. Ns. Mira Puji Letari,S.kep Perawat Anggota
5. Budiman.SKM Promkes Anggota

TIM BENCANA / BANJIR


6. Kelurahan Condong Perawat,Bidan Anggota
7 Kelurahan Sekip Lama Perawat,Bidan Anggota
8 Kelirahan Sei Wie Perawat,Bidan Anggota

KEPALA UPT TENGAH I

R. HENDRI APRIYANTO,SKM,MPH
NIP : 19770417 200003 1 002

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG


DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I
JL.salam Diman No.I Telf. ( 0562 ) 631647
SINGKAWANG
NOMOR : 123 TAHUN 2016
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : SK/
Tentang
PENETAPAN JALUR EVAKUASI PASIEN
BILA TERJADI BENCANA DILINGKUNGAN PUSKESMAS TENGAH I
Kepala Puskesmas Tengah I

Menimbang : 1. Untuk menghadapi kemungkinan bencana yang tidak terduga perlu ditetapkan
rambu-rambu atau tanda-tanda khusus untuk jalan keluar pasien bila terjadi
bencana di Puskesmas Tengah I

Mengingat : 1. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1653/Menkes/SK/XII/2005


2. Penetapan rambu-rambu atau tanda-tanda khusus untuk jalan keluar pasien
bila terjadi bencana.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Berlakunya penetapan rambu-rambu atau tanda-tanda khusus untuk jalur
evakuasi Pasien, bila terjadi bencana di Puskesmas tengah I maupun wilayah
sekitar berjarak 25 cm dari lantau. Apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Singkawang
PadaTanggal : Januari 2017
Kepala Puskesmas Tengah I

R.HENRI APRIYANTO,SKM,MPH
NIP : 19770417 200003 1 002

DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I

Jl. Salam Diman No. 1 Telp. (0562) 631647

SINGKAWANG
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS

NOMOR : 123 TAHUN 2016

TENTANG

PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN ( KTD ),


KEJADIAN POTENSIAL CEDERA ( KPC ),KEJADIAN NYARIS CIDERA ( KNC )
DAN RESIKO DALAM PELAYANAN

Menimbang : 1. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis dan keselamatan


pasien maka perlu upaya penanganan kejadian tidak di inginkan
(KTD), Kejadian Potensial Cidera ( KPC ), Kejadian Nyaris Cidera
( KNC ) dan Resiko pelayanan Klinis
1. Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis dan Keselamatan
Pasien ( pasien Safety ) di Puskesmas perlu dilakukan oleh
dokter,Perawat,Bidan,Analis laboratorium, serta tenaga kesehatan lain.
2. Bahwa sehubungan dengan buti 1 dan 2 diatas ditetapkan tata cara
penanganan KTD,KPC,KNC ( patien Safety ).

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen pasal 28,


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2019,Tentang kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011

MEMUTUSKAN
Menetapkan

KESATU : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENGAH I TENTANG TATA CARA


PENANGANAN KTD,KPC,KNC DAN RESIKO PELAYANAN KLINIS.

KEDUA : Tata cara Penanganan KTD,KPC,KNC dan resiko pelayanan Klinis seperti yangtertera
pada lampiran surat keputusan ini.

KETIGA ; Keputusan ini berlaku mulai Tanggal 4 Mei 2015, dengan ketentuan bila ada kekeliruan
Akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya

Singkawang,……………….2017

Kepala UPT Singkawang Tengah I

R.HENRI APRIYANTO,SKM,MPH
NIP : 19770417 200003 1 002
PENANGANAN
KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN (KTD )
KEJADIAN POTENSIAL CIDERA ( KPC )
KEJADIAN NYARIS CIDERA ( KNC )
DAN RESIKO PELAYANAN KLINIS
No. Kode : Ditetapkan oleh
Puskesmas Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
Tengah I No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman:
SPO
R.Hendri Apriyanto,SKM.MPH
NIP:19770417 200003 1 002

1. Kejadian Tidak Diinginkan ( KTD ) adalah insiden yang mengakibatkan cidera


1. Pegertian pada Pasien akibat melakukan tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan
yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi
Pasien.
2. Kejadian Potensial Cidera ( KPC ) adalah Kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cidera, tetapi belum terjadi insiden
2. Kejadian Nyaris Cidera ( KNC ) adalah Terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar cidera.
3. Resiko Pelayanan klinis adalah resiko yang mungkin timbul dalam pelayanan
klinis.
4. Penanganan Terhadap kejadian Tidak diharapkan ( KTD ) adalah membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi assesmen resiko,identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko psien, pelaporan dan analisis
insiden,kemampuan belajar, dari insiden dan tindak lanjutnya dan implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cidera
yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

2.Tujuan 1. Penanganan KTD bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dengan
memberikan rasa aman bagi Pasien maupun Petugas.
2. Prosedur ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam melakukan penanganan
terhadap kejadian yang tidak diharapkan.

3.Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas NO……th 2017 tentang Penanganan Kejadian Tidak
Diinginkan ( KTD ), Kejadian Potensial Cidera ( KPC ),Kejadian Nyaris Cidera Dan Resiko
Dalam Pelayanan.

4.Referensi  Penduan Nasional Keselamatan pasien di Rumah Sakit ( Patien safety )


departemen Kesehatan RI 2006
 Permenkes RI No 1691 MENKES/ PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.

5.Prosedur 1. Kepala Puskesmas membentuk Tim Keselamatan Pasien di Puskesmas


( TKPP )
2. Tim keselamatan Pasien puskesmas ( TKPP ) menyususn asuhan pasien
lebih aman, meliputi assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Tim Keselamatan Pasien Puskesmas ( TKPP ) mengembangkan informasi
pencatatan dan pelaporan internal tentang insiden KTD,KPC,Dan KNC
4. Tim kesehatan Pasien Puskesma ( KTPP ) mengidentifikasi kasus KTD,KPC
dan KNC yang terjadi dilingkup Puskesmas dan jaringan nya.
5. Tim kesehatan Pasien Puskesmas ( KTPP ) mencatat dan menangani
KTD,KPC dan KNC yang terjadi.
6. Setiap coordinator Poli/ Unit membuat laporan tentaang kejadian KTD,KPC
Dan KNC di setiap unit kepada Tim Kesehatan Pasien Puskesmas
7. Tim Kesehatan Pasien Puskesmas ( TKPP ) mnganalisis dan membuat solusi
pembelajaran ( audit ) terhadap insiden KTD,KPC dan KNC
8. Tim Kesehatan Pasien Puskesmas ( KTPP ) membuat kesimpulan dan
melaporkan kepada Kepala Puskesmas mengenai kejadian KTD,KPC dan
KNC
9. Tim Kesehatan Pasien Puskesmas ( KTPP ) menyampaikan solusi
pembelajaran atas tiap kajian amsalah atas kasus yang terjadi untuk evaluasi
PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I

Jl. Salam Diman No. 1 Telp. (0562) 631647


SINGKAWANG

Rekaman historis perubahan

NO ISI PERUBAHAN TGL MULAI DIBERLAKUKAN

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR : 123 TAHUN 2017
TENTANG
MANAJEMEN RESIKO KLINIS PUSKESMAS TENGAH I
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan puskesmas yang lebih


bermutu,perlu disusun tentang penerapan Manajemen Resiko Klinis.
PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I

Jl. Salam Diman No. 1 Telp. (0562) 631647


SINGKAWANG
2. Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut poin a, perlu ditetapkan surat
keputusa Kepala UPT Puskesmas Tengah I tentang manajemen Resiko
klinis.
Mengingat : 1. Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
kesehatan.
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 Tentang
Praktek Kedokteran.
3. Peraturan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996
Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2015 Tentang Kesehatan
Masyarakat.
5. Keputusan Menteri kesehatan republlik Indonesia Nomor 1333 /Menkes
/SK /XII /1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Kepala Puskesma Tengah I tentang Manajemen Resiko Klinis Puskesmas


KESATU : Penerapan manajemen Resiko Klinis sprit tertera dalam lampiran surat
keputusan ini :
KEDUA : keputusan ini berlaku sejak Tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.
Singkawang ………….2017
Kepala UPT Singkawang Tengah I

R. Hendri Apriyanto
NIP : 19770417 200003 1 002

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR : 123 TAHUN 2017
TENTANG
PENYUSUNAN INDIKATOR KLINIS DAN INDIKATOR PRILAKU
PEMBERI LAYANAN KLINIS
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I

Jl. Salam Diman No. 1 Telp. (0562) 631647


SINGKAWANG
Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan pelayanan klinis yang bersaing, maka
perlu keterlibatan tenaga klinis dalam upaya peningkatan mutu
layanan klinis secara berkesinambungan.
b. bahwa untuk meningkatkan mutu layanan klinis, maka perlu dilakukan
penyusunan indicator klinis dan indicator prilaku pemberi layanan
klinis.
c.berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b,perllu menetapkan
keputusan kepala UPT Tengah I,Tentang penyusunan indicator klinis
dan indicator prilaku pemberi layanan klinis.
Mengingat :
a) Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang kesehatan.
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 Tentang
Praktek Kedokteran.
3. Peraturan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996
Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2015 Tentang
Kesehatan Masyarakat.
5. Keputusan Menteri kesehatan republlik Indonesia Nomor/Menkes/
SK /XII /1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapka : Keputusan Kepala Puskesmas tengah I
KESATU : Menentukan indicator klinis dan indicator prilaku pemberi pelayanan
klinis
KEDUA : Penyusunan indicator klinis dan indicator prilaku pemberi pelayanan
klinis dilaksanakan dengan melibatkan tenaga klinis,
KETIGA : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Singkawang ………….2017
Kepala UPT Singkawang Tengah I

R. Hendri Apriyanto
NIP : 19770417 200003 1 002

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR : 123 TAHUN 2017
TENTANG
STANDAR DAN SPO LAYANAN KLINIS
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
Menimbang : 1. Bahwa agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik, maka perlu
dilakukan pembakuan standard an prosedur layanan klinis.
2. Bahwa untuk melaksanakan makdus tersebut poin a perlu ditetapkan surat
keputusan Kepala UPT Tengah I tentang standard dan SPO layanan
klinis

Mengingat : 1. Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


kesehatan.
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 Tentang
Praktek Kedokteran.
3. Peraturan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 1996
Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2015 Tentang Kesehatan
Masyarakat.
5. Keputusan Menteri kesehatan republlik Indonesia Nomor 1333 /Menkes
/SK /XII /1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas tentang standar dan spo layanan klinis
Puskesmas Tengah I
KESATU : Untuk menjamin Pengendalian Layanan Klinis diperlukan pembakuan
standard an SPO layanan Klinis
KEDUA : Standard an SPO layanan Klinis yang dimaksud dalam dictum pertama
keputusan ini ( terlampir ), wajib digunakan pada semua unit pelayanan
klinis di Puskesmas
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya,

Singkawang ………….2017
Kepala UPT Singkawang Tengah I

R. Hendri Apriyanto
NIP : 19770417 200003 1 002
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL KUMUNIKASI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 ) PUSKESMAS
TENGAH I

PUSKESMAS No. Dokumen No. Revisi Halaman


TENGAH I
K3/255/X/255 00

Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002

PENGERTIAN

Untuk memberikan panduan tata cara komunikasi mengenai informasi


TUJUAN
k3
Keputusan Kepala Puskesmas Nomor ……….. tentang prosedur

KEBIJAKAN kumunikas k3

Prosedur ini berlaku untuk semua wilayan perusahaan termasuk


RUANG LINGKUP
cabang

Panduan ( manual ) Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan


REFERENSI
kerja perusahaan

1. Jenis Komunikasi K3
a. komunikasi Umum :
 Dapat berupa informasi umum ( Pengumuman atau
Pemberitahuan )
 Dapat berupa informasi bahaya menggunaka
rambu,label/tanda
la,pu/cahaya,suara maupun bel/alarm
 Informasi K3 lain secara umum
b. Komunikasi Khusus :
Dapat berupa informasi khusus ditujukan pada suatu personel
unit / bagian berupa surat,penyampaian hasil
laporan/media/,jenis lain yang relevan dan efektif
2. Jenis Informasi K3
2.1. Informasi Internal
a. Komitmen perusahaan terhadap penerapan k3 di tempat
kerja (Kebijakan K3 )
b. Program-program yang berkaitan dengan penerapan K3 di
tempat kerja
c. Identifikasi bahaya ,penilaian dan pengendalian resiko di
tempat kerja
d. Prosedur kerja, intruksi kerja, diagram alur proses kerja
PROSEDUR serta
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENGENDALIAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PUSKESMAS TENGAH I

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PUSKESMAS
TENGAH I K3/255/X/255 00

Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002

Pengendalian Kebakaran : Segala usaha secara berencana untuk


PENGERTIAN
menghindari bahaya kebakaran,dalam arti meniadakan kemungkinan
akan timbulnya kebakaran.
Penanggulangan kebakaran : Segala daya upaya untuk mencegah
dan menanggulangi terjadinya kebakaran, yang meliputi
memadamkan, melokalisir, mengamankan jiwa, harus banda dan
penyellidikan sebab terjadinya bencaana kebakaran.
1. Menyelamatkan jiwa pasien,pengunjung dan petugas
TUJUAN 2. Menyelamatkan sarana, aat, dan bahan ( harta benda ) yang ada di
tempat kerja
Peraturan ini bertujuan terselenggaranya fungsi bangunan puskesmas
dan lingkungan yang aman bagi pasien,petugas medis dan
pengunjung, serta segala peralatan yang ada di dalamnya dari bahaya
KEBIJAKAN
kebakaran, sehingga tidak mengakibatkan terjadinya kerugian jiwa
dan materi.
Prosedur ini berlaku untuk semua wilayan perusahaan termasuk
RUANG LINGKUP
cabang

REFERENSI

1. Prinsip Tindakan
a. Padamkan api
b. Selamatkan pasien dan pengunjung
PROSEDUR
c. selamatkan harta benda dengan prioritas
2. Persyaratan tindakan
a. Tangngap atas potensi terjadinya nyala api
b. bersikap tenang, penuh perhitungan dan tidak panik
M c. Tahu tempat alarm, alat pemadam api, alat komunikasi
N d. Tahu cara membunyikan alarm
e. Tahu cara menggunakan Alat Pemadam Api Ringan ( APAR )
f. Tahu nomor telepon K3 Puskesmas dan pihak terkait
g. Mampu menenangkan/mengarahkan setiap orang berada dilokasi
h. mampu menyelamatkan pasien dengan cara tertentu
i. Tahu prioritas penyelamatan harta benda

1. Petugas setempat
UNIT TERKAIT 2. Petugas K3 setempat
3. Badan Pemadam Kebakaran Singkawang
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL JADWAL DAN
PELAKSANAAN MONITORING KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3)
DI WILAYAH PUSKESMAS TENGAH I

PUSKESMAS No. Dokumen No. Revisi Halaman


TENGAH I
K3/255/X/255 00

Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002

a.Monitoring adalah aktifitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan


PENGERTIAN
kegatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
b.Monitoring di laksanakan oleh Kepala Puskesmas dan Penanggung
jawab Pelayanan dan Program dalam pertemuan bulanan dan
Konsultasi.
c.jadwal dan pelaksanaan monitoring adalah waktu yang telah
disepakati dan telah disebarkan ke masyarakat atau ke sasaran
program.

1. Agar UKK di laksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun


2. Menemukan masalah yang menyebabkan hasil tidak sesuai dengan
TUJUAN
target
3. target tercapai.
SK Kepala Puskesmas Tengah I No………………. tentang program

KEBIJAKAN UKM
Undang-Undang Pelaporan Pelayanan Kesehatan TK I di Puskesmas
REFERENSI
Diunduh tgl 2 Februari 2017

1. Buku Notulen
2. Absensi
3. Alat Tulils
ALAT DAN BAHAN 4. Dokumentasi
5. Media ( led dan Laptop )
Hasil Kegiatan ( Trimester,Semester dan Tahunan )
6. Nilai pembanding ( Proyeksi sasaran dan target semua program )
1. petugas menetapkan standard dan indicator untuk menilai proses
pelayanan program kegiatan
2 petugas mengumpulkan data untuk melaksanakan pengamatan
dan pelaksanaan kegiatan untuk dibandingkan dengan standar
PROSEDUR
atau indicator yang telah ditentukan
3. 3. Petugas mengamati perubahan lingkungan dan mengumpulkan
data untuk pengkajian pengaruh lingkungan terhadap kegiatan

M 1. Petugas setempat
2 2. Petugas K3 setempat
3. Kepala Puskesmas
UNIT TERKAIT
4. camat/Lurah/RT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELATIHAN KADER POS
UKK DI WILAYAH PUSKESMAS TENGAH I

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PUSKESMAS
TENGAH I K3/255/X/255 00

Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002

Kader Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) adalah : Seorang


PENGERTIAN
pekerja yang mempunyai kesadaran dan kemauan mengabdikan
diri secara sukarela untuk meningkatkan memelihara kesehatan diri
sendiri dan kelompoknya agar dapat bekerja dengan aman, sehat
dan produktif dalam bekerja.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelatihan kader pos


TUJUAN
UKK
SK Kepala Puskesmas Tengah I No………………. tentang Pelatihan

KEBIJAKAN Kader Pos UKK

REFERENSI a. departemen Kesehatan RI 2004 Pedoman Pelayanan Upaya


Kesehatan Kerja
b. Departemen Kesehatan RI 2000 Pedoman Tehnik Upaya
kesehatan Kerja
c. Bagi pekerja jalanan,penjual makanan Jakarta Pusat
d. Nelayan ( Panduan untuk petugas di Puskesmas Direktorat Jendral
Binaan peran serta masyarakat
e. Departemen Kesehatan RI 2004 Pedoman Pelaksanaan UKK
Kesehatan Kerja Jakarta Pusat.
1. Petugas datang ke Pos UKK memberi pelatihan ke kader melilputi :
 Penyluhan K3
 Mengenal masalah lingkungan kerja, Penyakit Akibat kerja
( PAK ), Penyakit akibat Hubungan Kerja ( PAHK ) dan
Kecelakaan Akibat Kerja ( KAK )
 Pelayanan P3K secara sederhana bagi pekerja
 Mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan Tingkat Desa
 Menyajikan hasil survey mawas diri dalam kelompok kerja di
PROSEDUR sekitar wilayah pos UKK dalamm musyawarah masyarakat
desa
 Menyusun rencana Kerja Pos UKK
 Upaya Rujukan
2. Tanya jawab pekerja mengenai materi pelatihan
3. Pencatatan tentang Tanya Jawab dari pekerja
4. Petugas melakukan rencana tindak lanjut dan pelatihan kader
5. Pencatatan dan pelaporan

Mulai

Petugas datang ke Pos UKK memberikan Pelatihan Ke


Kader

Petugas memberikan materi pelatihan

Petugas memberikan kesempatan Kader Untuk Bertanya/Tanya jawab


Sesuai materi yang telah disampaikan
DIAGRAM ALIR

Petugas mencatat dan membuat pelaporan

selesai

PROSEDUR 1. petugas menetapkan standard dan indicator untuk menilai proses


DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I

Jl. Salam Diman No. 1 Telp. (0562) 631647


SINGKAWANG
pelayanan program kegiatan
2 petugas mengumpulkan data untuk melaksanakan pengamatan
dan pelaksanaan kegiatan untuk dibandingkan dengan standar
atau indicator yang telah ditentukan
3. 3. Petugas mengamati perubahan lingkungan dan mengumpulkan
data untuk pengkajian pengaruh lingkungan terhadap kegiatan

M 1. Petugas setempat
2 2. Petugas K3 setempat
3. Kepala Puskesmas
UNIT TERKAIT
4. camat/Lurah/RT

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR : 123 TAHUN 2017
TENTANG
STANDAR DAN SPO LAYANAN KLINIS
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I

Menimbang: a. bahwa agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik, maka perlu dilakukan
pembakuan standar prosedur layanan klinis.
b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut poin a perlu ditetapkan Surat keputusan Kepala
UPTD tentang Standar Pelayanan Klinis.

Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang kedokteran.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun1996 tentang tenaga Kesehatan
4. Peraturan Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Keputusan Mentri Kesehatan republic Indonesia Nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan: Keputusan Kepala Puskesmas Tengah I Tentang Standar d SPO layanan Klinis puskesmas

KESATU : Untuk menjamin pengendalian layanan klinis diperlukan pembakuan standar

KEDUA ; Standar dan SPO layanan klinis yang dimaksud dalam dictum pertama keputusan ini,
( Terlampir ), wajib digunakan pada semua unit pelayanan klinis di Puskesmas.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak Tanggal di tetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya

Singkawang ………….2017
Kepala UPT Singkawang Tengah I
R. Hendri Apriyanto
NIP : 19770417 200003 1 002

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL LAYANAN KLINIS


MENGACU PADA ACUAN YANG JELAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


PUSKESMAS
TENGAH I K3/255/X/255 00

Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002

Pelayanan Klinis adalah : Proses pemberian layanan/ asuhan


PENGERTIAN
kesehatan kepada pasien yang berkunjung di Puskesmas Tengah I

Sebagai pedoman /acuan bagi petugas dalam menyusun Standar


TUJUAN
Layanan Klinis
SK Kepala Puskesmas Tengah I No………………. tentang
Penyusunan Standar Prosedur Operasional Layanan Klinis mengacu
KEBIJAKAN
pada acuan yang jelas.

Permenkes RI Nomor 1438/IX/2010 tentang Standar pelayanan


REFERENSI
Kedokteran

1. Petugas mengidentifikasi prosedur kerja masing-masing unit kerja


2. Petugas mencari referensi atau acuan
PROSEDUR
3. petugas melakukan penyusunan Standar Prosedur Operasional
berdasar acuan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan
UNIT TERKAIT 1. unit pendaftaran dan RM
2. Unit BPU
3. Unit BPG
4. Unit KIA/KB
5. Unti Gizi
6. Unit farmasi
7. Unit Laboratorium

Rekaman historis perubahan

NO ISI PERUBAHAN TGL MULAI DIBERLAKUKAN

KEWASPADAAN UNIVERSAL
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas
Terbitan :
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
R. Hendri Apriyanto,SKM.MPH
NIP. …………………….

1.Pengertian  Kewaspadaan dini adalah keadaan secepatnya tentang adanya kasus tersangka agar
dapat segera dilakukan tindakan atau langkah untuk membatasi kasus kejadian /
penyakit.
2.Tujuan 1. pencegahan infeksi klinis
2. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar dari semua kondisi.
3.Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No …………….
2. Semua kendali dan Tanggung jawab pada tenaga medis dan para medis.

4.Referensi
5.Alat dan 1. Antiseptik : Alkohol 60-90%, Klorhoksedin 2-4%. Yodium + Alkohol 3%.atau yang
Bahan lainnya
6.Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa detail mengenai riwayat penyakit yang pernah
diderita dan memiliki resiko penyebaran infeksi terhadap pasien lain ataupun
petugas kesehatan ( seperti: riwayat hepatitis B. HIV AIDS, TB paru )
2. Petugas mencuci tangan sebelum dan setelah memegang pasien
3. Petugas kesehatan menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) seperti : Masker,
Hand scun, sepatu boot, kaca mata dan celemek pada saat melakukan tindakan.
4. Petugas menggunakan satu alat medis seperti : ( Suntikan.Hecting Set, Partus Set )
pada satu pasien atau menggunakan alat yang sudah di sterilkan.
5. Petugas melakukan sterilisasi pada alat medis yang sudah digunakan
6. Spuit injeksi yang telah di gunakan di buang di savety Box.

7.Unit Terkait Petugas Medis dan Para medis.


8.Dokumen
Terkait

10. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


Tgl.
PEMANTAUAN TERHADAP PENGGUNAAN APD
( ALAT PELINDUNG DIRI )
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….

Pengertian  Pemantauan terhadap APD ( Alat Pelindung Diri ) penggunaan APD adalah Proses
kegiatan memonitor petugas puskesmas dalam penddunaan APD ( Alat Pelindung DIri )
seperti : Handscun, Masker, Jas Laboratorium ketika memberikan pelayanan klinis.
Tujuan 1. Keselamatan dan Keamanan petugas dalam memberikan pelayanan klinis terjamin
Kebijakan 1. Sebagai pedoman pemantauan terhadap pengguna APD di Puskesmas Tengaah I
2. Pemantauan terhadap pengguna APD harus diikuti langkah-langkah yang tertuang dalam
SPO.
Referensi
Prosedur 1. TimMutu puskesmas melakukan perencanaan pemantauan terhadap penggunaan
APD
2. Tim Mutu pelaksana membuat instrument penilaian pemantauan terhadap
penggunaan APD
3. Tim Mutu Puskesmas merencanakan jadwal pelaksanaan pemantauan terhadap
pengguna APD
4. Tim Mutu Puskesmas melakukan pembagian tugas antar anggota dalam melakukan
pemantauan terhadap pengguna APD
5. TimMutu melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap pengguna APD sesuai
dengan rencana pelaksanaan.
6. Tim mengisi instrument pemantauan berdasarkan hasil pengamatan
7. Tim menyimpulkan hasil pemantauan terhadap pengguna APD
8. Tim mengkonsultasikan hasil pemantauan
9. Tim melaporkan hasi pemantauan ke pada Kepala Puskesmas
10. Kepala Puskesmas menerima laporan hasil pemantauan dari Tim mutu
11. Kepala Puskesmas meminta untuk mensosialisasikan hasil pemantauan ke pada
petugas yang bersangkutan
12. Tim mensosialisasikan hasil pemantauan pada mini loka karya yang dilaksanakan
setiap buan

Unit Terkait Medis,Para medis, petugas yang bekerja diPuskesmas yang berhubungan dengan pasien,
petugas kebersihan.
Dokumen 1. Poster APD
Terkait
11. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.


5
PELATIHAN KADER POS UKK
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….

Pengertian  Kader Kesehatan Kerja adalah Seseorang pekerja yang mempunyai kesadaran, kemauan
mengabdikan diri secara sukarela untuk meningkatkan emelihara kesehatan diri sendir,
kelompok agar dapat bekerja dengan aman sehat,dan produktif dalam bekerja.
Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelatihan kader Pos UKK
Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas Tengah I No
Referensi  Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004, Pedoman pelaksana Upaya
kesehatan Kerja di Puskesmas Jakarta Pusat Kesehatan Kerja.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2000, Pedoman tehnis Upaya
Kesehatan Kerj bagi Pkerja jalan, penjual makanan, Jakarta, Depkes
 Deartemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun1994, pedoman Tehnis Upaya
Kesehatan Kerja bagi petani, Nelayan ( panduan untuk petugas ) di Puskesmas
Jakarta: Direktorat BinKes
 Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004,Pedoman Pelaksana Upaya
Kesehatan Kerja Puskesmas Jakarta. Uskesmas Keehatan Kerja.
Alat/Bahan  Lembar balik Sesuai bahan pelatihan,
 ATK
 APD
Prosedur  Petugas dating ke Pos UKK memberikan pelatihan ke kader meliputi :
a. penyuluhan K3
b. Mengenalkan masalah lingkungan kesehatan kerja, Pengenalan Penyakit akibat
Kerja ( PAK ), Penyakit Akibat Hubungan Kerja ( PAHK), Kecelakaan Akibat
Kerja ( KAK )
c.Pelayanan P3K secara sederhana bagi pekerja dan keluarganya
d. mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan tingkat desa
e. Menyajikan hasil survey mawas diri di dalam kelompok pekerja dalam hal
musyawarah masyarakat desa
f. Membentuk Pos UKK
g. Penyusunan rencana kerja Pos UKK
h. Upaya Rujukan
 Tanya jawab pekerja mengenai materi pelatihan
 Pencatatan tentang Tanya jawab dari pekerja
 Petugas melakukan rencana tindak lanjut dari pelatihan kader
 Pencatatan dari rencana tindak lanjut dari pelatihan Kader

Unit Terkait Petugas K3,Kader.


Diagram Alir Mulai

Petugas membuat Surat pemberitahuan ke kader tentang pelatihan k3

Petugas datangn ke Pos UKK sesuai jadwa yang telah di tentukan

Petugas memberikan pelatihan ke pada Kader

Selesai
Dokumen
Terkait
12. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


Tgl.
ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTEK
KESELAMATAN KEAMANAN KERJA
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….

Pengertian  Kecelakaan kerja sering terjadi di laboratorium untuk mencegah timbulnya bahaya yang
lebih luas maka dibutuhkan orientasi dan praktek keamanan kerja
Tujuan Untuk penanganan timbulnya kecelakaan di baboratorium, menjamin kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium
Kebijakan Sebagai pedoman dalam melaksanakan orientasi prosedur dan praktek orientasi
keselamatan dan kesehatan kerja
Pelaksana prientasi prosedur dan praktek kesehatan / keamanan kerja sesuai dengan SPO
Referensi
Prosedur  Kepala Puskesmas membentuk Tim Pelaksanaan K3 di laboratorium
 Tim K3 Laboratorium membuat rencana orientasi prosedur/ praktek keselamatan kerja
 Tim K3 melaporkan kepada Kepala Puskesmas pelaksanaan pelatihan K3 laboratorium
 TimK3 laboratorium memberikan orientasi prosedur keselamatan kepada petugas
laboratorium
 TimK3 laboratorium emberi orientasi prosedur keselamatan kepada petugas
laboratorium
 Tim K3 membuat laporan bukti pelaksanaan orientasi
 Tim K3 laboratorium melaprkan kepada Kepala Puskesmas hasil pelaksanaan orientasi
pelatihan prosedur dan praktek keselamatan kerja
 Tim K3 Laboratorium memantau pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium
 Tim K3 melaksanakan evaluasi secara berkala pelaksanaan kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium seccara berkala melalui daftar tilik
 Tum K3 enyusun jadwal kegiatan orientasi secara berkala
Unit Terkait Laboratorium
Diagram Alir Kepala Puskesmas membentuk Tim pelaksana K3 di Laboratorium

Tim K3 laboratorium membuat rencana orientasi prosedur praktek kesehatan kerja

Tim K3 melaporkan Kepada kepala Puskesmas pelaksanaan Pelatihan K3 Laboratorium

Tim K3 Laboratorium member orientasi prosedur keehatan pada petugas laboratorium

Tim K3 laboratorium mmbuat laporan bukti pelaksanaan orientasi

Tim K3 laboratorium melaporkan ke pada kepala puskesmas hasil pelaksanaan orientasi


pelatihan prosedur dan praktek kesehatan kerja

Tim K3 laboratorium memantau pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di


laboratorium

Tim K3 menysusn jadwal kegiatan orientasi secara berkala


13. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


Tgl.

(ALUR PELAYANAN PASIEN)


No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Puskesmas
Terbitan : 01 Tengah I
SPO No. Revisi : 00
Tgl. Mulai Berlaku : R.HENDRY APRIYANTO
NIP.
Halaman :
1. Kebijakan Pelayanan pasien sesuai dengan langkah-langkah SPO alur pelayanan pasien

2. Tujuan Pasien terlayani sesuai dengan kebutuhannya

3. Referensi

4. Pengertian a. Alur pelayanan pasien adalah langkah-langkah yang ditempuh pasien untuk
mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya atau sesuai dengan yang
diinginkan
b. Alur pelayanan pasien dilakukan sebagai petunjuk untuk pasien
5. Alat dan Bahan Papan alur pelayanan

6. Langka Bagan Alir


h-
Langka
h
1. Pasien datang menuju loket
pendaftaran PASIEN DATANG
2. Pasien mendapatkan pelayanan di
loket pendaftar
3. Pasien menuju ke meja tensi,
pengukuran berat badan dan
PENDAFTAR
tinggi badan
4. a).Pasien yang membutuhkan
pelayanan pengobatan/imunisasi/
KB menuju ke ruang pelayanan
Meja Tensi, pengukuran
yang dibutuhkan (poli umum/
poli gigi/ poli MTBS/ poli KIA
berat badan, tinggi badan
poli KB/ poli imunisasi/
b). Pasien dari poliklinik yang
membutuhkan konseling dirujuk
ke klinik konseling. POLIKLINIK KLINIK
c). Pasien yang dari klinik -umum
-gigi KONSELING
konseling kembali ke poliklinik.
d). Pasien yang hanya -MTBS -GIZI
-KIA/KB -kesling
membutuhkan konseling dapat -Imunisasi
langsung menuju ke klinik -PKPR
konseling (gizi, kesling, PKPR, )
e).Pasien yang membutuhkan/
mendapat rujukan pemeriksaan LABORA KASIR LABORA
laboratorium dapat menuju ke T T
ruang laboratorium.
5. Pasien dari laboratorium kembali
OBAT/
ke klinik yang merujuk. SURAT
6. pasien menuju ke kasir setelah
mendapat pelayanan.
7. Pasien membayar pelayanan yang PASIEN PULANG
sudah di dapatkan
8. pasien yang berobat menuju ke
apotik untuk mendapatkan obat
9. pasien yang tdk berobat
mendapat surat yang dibutuhkan
(rujukan/ Surat Keterangan
Sehat)
10. pasien pulang

7. Hal-hal yang perlu a. Pasien gawat darurat langsung menuju ke UGD


diperhatikan b. Pasien lansia didahulukan
c. Papan alur pelayanan ditempel di tempat yang strategis/ dapat dilihat
oleh semua pengunjung

PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN


PELAPORAN INSIDEN
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….

Pengertian  Pelapran Program keselamatan dan Pelaporan Insiden adalah : kegiatan yang dilakukan
oleh petugas Laboratorium untuk memberikan informasi tentang program keselamatan
pasien yang dilakukan di uskesmas Tengah I
Tujuan 1. Agar di ketahui kegiatan keselamatan pasien yang dilakukan di unit laboratorium
2. Untuk dilakukan evaluasi dan perbaikan
Kebijakan SK Kaepala Puskesmas Tangah I Nomor……………….tentang Pelaporan Program
keselamatan Dan Pelaporan Insiden

Referensi .1. Undang-undang Republik Indonesia Nommor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
2. Kepmenkas RI No 364/menkes/SK/III/2008 tentang Labpratorium
3. Kepmenkes RI no 298/Menkes?SK/III/2008 tentang pedoman Akreditasi Laboratorium
Kesehatan
4. Kepmenkes RI No 37 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan Laboratorium Pusat
kesehatan masyarakat
Prosedur  Melakukan kegiatan keselamatan pasien di unit lab
 Bekerja sesuai panduan keselamatan pasien puskesmas tengah I
 Mencatat semua upaya keselamatan pasien yang teah dilakukan
 Melaporkan upaya kesehatan pasen di umit lab
 Melaksanakan evauasi terhadap upaya kesehatan pasien yang telah dilakukan
 Melakukan perbaikan jika ada yang masih harus diperbaiki
 Mendokumentasikan tindakan perbaikan dalam buku bukti pelaksanaan perbaikan
Unit Terkait  Semua unit pelayanan klinis

4
MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI
( APD ) SESUAI URUTAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
R.Hendri Apriyanto,SKM,MPH
NIP. …………………….

Pengertian  Alat pelindung diri adalah : Alat yang digunakan sebagai tehnik sebagai pencegahan
mikroorganisme patogen dari seseorang ke orang lain yang disebut „ carier“ barier yang
umum digunakan masker, kaca mata pelindung, gaun, apron sarung tangan, penutup
kepala,pelindung kaki.
Tujuan 1. Melindungi tenaga ksehatan ,pasien,keluarga ,pengunjung dan lingkungan dari
kemungkinan tramsmisi material infeksius
Kebijakan SK Kaepala Puskesmas Tangah I Nomor……………….tentang Buku Panduan
Penggunaan Alat Pelindung Diri

Referensi . Buku Pedoman Pelaksanaan kewaspadaan Universal di Pelayanan kesehatan Tahun 2005
. Buku Pedoman Pencegahan dan pengendalian Infeksius di Rumah Sakit dan Fisilatas
pelayanan Kesehatan Lainnya Departemen Kesehatan RI Tahun 2011
Prosedur A. Siapkan alat yang dipergunakan:
1. Maskes
2. Kaca mata Pelindung
3. Gaun//Apron/Skot
4. Sarung Tangan
5. Penutup Kepala
6. Pelindung Kaki
B. Urutan caa pemakaian APD
1. Pelindung kaki
2. Gaun/Apron/Skot
3. Masker
4. Topi
5. Kaca mata pelindung
6. Sarung Tangan
C. Bekerja sesuai prosedur :
1. Lakukan cuci tangan 6 langkah sesuai perosedur, dengan air mengalir dan gunakan
handsoap jika secara kasat mata tangan kotor, jika tamak bersih cukup
menggunakan handrub
2. Kenakan alat pelindung kaki berupa sepatu bot karet dan pastikan bagian bawah
celana panjang masuk ke dalam sepatu bot
3. Kenakan gaun/apron/spot
4. Kenakan masker
5. Kenakan penutup kepala dengan cara tarik dari depan kebelakang pastikan semua
rambut harus masuk kedalam pelindung kepala
6. Kenakan kaca mata pelindung pasang pada wajah dan mata sesuaikan agar pas
7. Kenakan sarung tangan dengan memegang ujung kemudian masukkan semua
tangan ke dalam tarik sampai pergelangan tangan.
Unit Terkait  Semua unit kerja
Dokumen 1. Poster pemakian APD
terkait

3
MEMASANG MASKER
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

R.Hendr Apriyanto,SKM.MPH
NIP. …………………….

Pengertian  Memasang masker adalah : Salah satu cara/teknik dalam pencegahan pengendalian
mikroorganisme patogen dari seseorang ke orang lain dari kontaminasi airbone dan
droplet
Tujuan 1. Melindungi tenaga ksehatan ,pasien,keluarga ,pengunjung dan lingkungan dari penularan
atau transmisi airbone dan droplet
Kebijakan 1. SK kepala Puskesmas Tengah I Nomor……….tentang buku Panduan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Puskesmas tengah I

Referensi  Buku Pedoman Pelaksanaan kewaspadaan Universal di Pelayanan kesehatan Tahun


2005
 Buku Pedoman Pencegahan dan pengendalian Infeksius di Rumah Sakit dan Fisilatas
pelayanan Kesehatan Lainnya Departemen Kesehatan RI Tahun 2011
Prosedur A. Masker Bedah
 Ambi masker bedah dengan memegang talinya
 Bagian yang halus ( warna putih) menempal ke kulit, sedangkan bagian yang kasar (
warna hijau ) berada diluar, bagian yang ada kawat diposisikan di bagian atas
( menyentuh hidung )
 Ikat atau pasang tali atas ke melewati bawah telinga
 bagian belakang kepala
 Ikat atau pasang tali bawah ke bagian belakang kepala
 Tekan kawat di pangkal tulang hidung hingga tidak ada rongga
 Yakinkan hidung dan mulut tertutup dan masker terpasang erat dan kuat
B. masker N 95
1. Ambil masker N 95 simpan di telapak tangan dengan posisi terbuka, dimana bagian
hidung di posisikan di jari jemari, biarkan talli masker menjunntai bebas di bawah tangan
2. Pasang masker N 95 dengan bagian hidung di posisi atas
3. Pasang bagian luar masker N 95 sambil pasang talui atas ke bagian belakang kepala
4. Pasang tali bawah ke bagian belakang kepala
5. Tekan kawat hidung masker N 95 dengan kedua jari di sisi kanan dan kiri
6. Pastikan psisi masker No 95 menutup area hidung dan mulut dengan erat dengan cara
merapatkan kedua telapak tangan di bagian luar masker
Unit Terkait  Semua unit kerja

2
MELEPAS ALAT PELINDUNG DIRI
( APD ) SESUAI URUTAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….

Pengertian  Melepas Alat Pelindung Diri adalah : salah satu cara atau teknik dalam pencegahan
tramsmisi mikroorganisme patogen saat melepas APD kepada petugas dan lingkungan
sekitar
Tujuan 1. Melindungi tenaga kesehatan, pasien,keluarga,pengunjung dan lingkungan dari
kemungkinan penularan/transmisi material infeksius
Kebijakan 1. SK Kaepala Puskesmas Tangah I Nomor……………….tentang Buku Panduan dan
Pengendalian Infeksi di Puskesmas Tangah I
Referensi  Buku Pedoman Pelaksanaan kewaspadaan Universal di Pelayanan kesehatan Tahun
2005
 Buku Pedoman Pencegahan dan pengendalian Infeksius di Rumah Sakit dan
Fisilatas pelayanan Kesehatan Lainnya Departemen Kesehatan RI Tahun 2011
Prosedur A. Siapkan alat yang dipergunakan:
a. Wastafel dengan air mengalir, handsoap
b. Lap tangan / tisu
c. tempat sampah/ limbah Non Infeksius/Nonmedis dan Sampah /Limbah
Infeksius/Media
d. Tempat linen Infeksius
e. Handrub berbasis alcohol
B. Urutan melepas APD
 Sarung tangan
 Kaca mata Pelindung
 Apron lengan panja g atau pendek
 Topi
 Masker
 Sepatu pelindung
C. bekerja sesuai prosedur
 Lepas sarung tangan bagian luar dengan cara memegang bagian luar sarung tangan
dengan sarungn tangan lainnya, lepaskan lalu pegang sarung tangan yang telah
dilepas dengan menggunakan tangan yang masih memakai sarung tangan.
Dan selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan yang belum
dilepas dipergelangan tangan kemudian lepaskan sarung tangan di atas sarung
tangan pertama buanng ke tempat sampah Infeksius/ Medis,kemudian lakukan
pembersihan tangan dengan handrub berbasis alcohol
 Lepaskan kacamata atau pelindung wajah dan etakkan pada tempat yang telah
disediakan dengan cara memegang karet atau gagang kacamata, kemudian lepaskan
kacamata tersebut, masukkan ke dalam tempat yang telah disediakan,kemudian
lakukan cuci tangan dengan handrub berbasis alcohol.
 Lepaskan gaun pelindung ( apron ) dengan menarik tali leher dan bahu dengan
memeganng bagian dalam gaun pelindung saja lalu balik gaun pelindung lipat atau
gulung dan masukkan ke dalam tempat yang telah disediakan untuk diproses ulang
atau dibuang ke dalam tempat sampah/ limbah medis/ Infeksius, kemudian lakukan
kebersihan tangan dengan handrub berbasis alcohol
 Lepaskan topi,lipat dan buang ke dalam tempat sampah/limbah infeksius/Medis,
kemudian lakukan kebersihan tangan dengan handrub berbasis alcohol.
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….

 Lepaskan topi,lipat dan buang ke dalam tempat sampah/limbah Infeksius/


medis, kemudian lakukan kebersihan tangan dengan handrub berbasis alkohol
 Lepaskan masker
 Lepaskan sepatu boot lalu letakkan di temat yang telah disediakan, kemudian
lakukan kebersihan tangan dengan handrub atau handsoap
Unit terkait 1. Semua Instansi/Unit kerja
2. Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik
Dokumen Terkait 1. Poster melepas APD

1
PEMAKAIAN APAR
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman:
Puskesmas SPO
Tengah I R.Hendri Apriyanto
NIP:19770417 200003 1 002

1. Pengertian Apar adalah : Suatu alat yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran apabila
terjadi kebakaran,dimana APAR ini berfungsi bila kebakaran yang terjadi adalah api yang
masih kecil
2.Tujuan Sebagai pedoman langkah-langkah pemakaian APAR 9 Alat PEmadam Kebakaran )

3. Kebijakan 1. Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 Tentang


Penanggulangan Bencana Kebakaran di Puskesmas Tengah I

4.Referensi 1. Pedoman K3
2. Pedoman Penanggulangan bencana

5.Prosedur 1. Cabut Rinng Pengaman


2. Tarik Keluar Selang
3. Menekan pengatup dengnan mengarahkan corong ke sumber api
Unit terkait v. 1. K3 Puskesmas Tengah I
vi. 2. Instalasi Pemeliharaan Puskesmas tengah I
vii. 3. Seluruh Instalasu/Unit Kerja
PEMASANGAN APAR
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman:
Puskesmas SPO
Tengah I R.Hendri Apriyanto
NIP:19770417 200003 1 002

1. Pengertian Apar adalah : Suatu alat yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran apabila
terjadi kebakaran,dimana APAR ini berfungsi bila kebakaran yang terjadi adalah api yang
masih kecil
2.Tujuan Dalam rangka untuk mensiap-siagakan pemberantasan pada mula terjadinya kebakaran

3. Kebijakan 1. Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 Tentang


Penanggulangan Bencana Kebakaran di Puskesmas Tengah I

4.Referensi 1. Pedoman K3
2. Pedoman Penanggulangan bencana
3. Peraturan Menteri tenaga Kerja No.04,tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR

5.Prosedur 1. Posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi
dengan pemberian tanda pemasangan anarik keluar selang
2. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas
satu atau kelompok aat pemadam api ringan bersangkutan
3. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang ( ditematkan ) menggantung pada
dinding dengan penguatan sengkang atau dengan kontruksi penguat lainnya
4. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
( Puncaknya ) berada pada ketinggian 1,2.m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan
tepung kering ( dry chemical ) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara
dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
5. Alat Pemadam Api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu
melebihi 49⁰C atau turun sampai minus 44 ⁰C kecuali apabila alat pemadam api ringan
tersebut di khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas

Unit terkait viii. 1. K3 Puskesmas Tengah I


ix. 2. Instalasi Pemeliharaan sarana Puskesmas tengah I
x. 3. Seluruh Instalasu/Unit Kerja

Dokumen Terkait xi. 1. Pedoman K3


xii. 2. Pedoman penanggulangan Bencana
PENAGGULANGAN PERTAMA TERTUSUK
JARUM
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Puskesmas Halaman:
Tengah I SPO
R.Hendri Apriyanto
NIP:19770417 200003 1 002

Adalah tindakan penanganan pertama saat petugas tertusuk jarum


1. Pengertian
2.Tujuan Mengurangi kontaminasi mikroorganisme ke dalam tubuh

3. Kebijakan 1. Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 Tentang Buku Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas

4.Referensi 1. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya departemen Kesehatan RI tahun 2011

5.Prosedur 1. Jangan Panik


2. jangan di tekan-tekan area yang tertusuk jarum
3. Segera posisikan area yang tertusuk searah gravitasi di bawah air engalir
4. Cuci area yang tertusuk dengan sabun antiseptic,keringkan
5. Desinfeksi area yang tertusuk dengan alcohol, biarkan 10 menit,keringkan
6. Segera laporkan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut
7. Tim PPI Puskesmas wajib mensosialisasikan penanganan pertama tertusuk jarum
Unit terkait xiii. 1. Poli Umum
xiv. 2. Poli Gigi
xv. 3. Poli KIA/KB
xvi. 4. Poli Remaja
xvii. 5. Laboratorium
xviii. 6. Poli Tindakan
xix. 7. Instalasi Sanitasi dan Lingkungan

Dokumen Terkait xx. 1. Rekam medic


xxi. 2. Formulir laporan Pajanan

Anda mungkin juga menyukai