Ditetapkan Oleh:
KEPALA PUSKESMAS
SPO Tanggal Terbit SINGKAWANG TENGAH II
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
OPERASIONAL )
URAY NINGRUM SARI, SKM
NIP.19650622 198703 2 011
Suatu proses pelaporan yang berkaitan yang keselamatan dan
PENGERTIAN
keamanan fasilitas fisik dan kejadian2 K3 yang terjadi dI UPT.
Puskesmas Singkawang Tengah II.
Untuk memudahkan karyawan Puskesmas Tengah II dalam
TUJUAN melaporkan kejadian K3 termasuk kerusakan fasilitas sehingga
pelayanan terhadap pasien menjadi lebih efektif dan efisien
Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002
A. PENGERTIAN :
Pembinaan Kesehatan Kerja adalh : Wahana pelayanan kesehatan kerja yang berada
di tempat kerja informal maupun formal dan di kelola oleh pekerja itu sendiri ( Kader )
yang berkoordinasi dengan puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja.
B. TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memantau dan meningkatkan derajat
Kesehatan Masyarakat pekerja untuk meningkatkan pendidikan pekerja.
C. KEBIJAKAN
Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Tengah Tentang Pembinaaan Kader Pos
UKK No…………
D. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Dep Kes RI
Tahun 2005
2. Buku Pos UKK DepKes RI Tahun 2006
E. PROSEDUR
Alat-Alat dan Bahan
1. PHN kit
2. ATK
F. Langkah-langkah
1. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan pembinaan kesehatan di tempat kerja
2. Petugas melakukan pemeriksaan umum kesehatan bagi tenaga kerja
3. Petugas memberikan penyuluhan kesehatan
4. Petugas memantau lingkungan kerja
5. Petugas melakukan pencatatan hasil kegiatan
G. 1. HAL-HAL
3. Yang di prhatikan
H. UNIT TERKAIT
1. Lintas Program
2. Lintas Sektor
I. DOKUMEN TERKAIT
J. REKAMAN HISTORIS PEMBINAAN.
PENDATAAN PEKERJA
1.Pengertian Pendataan pekerja adalah : Pembagian jenis usaha dan jumlah pekerja di
masyarakat terbanyak sesuai dengan lokasi di wilayah kerja.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pemetaan jenis usaha
dan jumlah pekerja.
4.Referensi 1. Buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Dep Kes RI
Pusat Kerja Tahun 2005
2. Buku Pos UKK Depkes RI tahun 2006
7.Diagram Alir
Petugas mendatangi
Mulai
kantor-kantor yang Petugas mendatangi
berhubungan dengan masyarakat pekerja yang
adanya data pekerja ada di wilayah kerja
4. Referensi 1. Buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Dep Kes
RI Pusat Kerja Tahun 2014.
8. hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. TIM K3 ( K3,Dokter,Perawat )
2. Petugas Laboratorium
3. Kader, Pekerja di Pos UKK
4. Petugas Poswindu
10. Dokumen
Terkait
PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN/PEGAWAI
PUSKESMAS TENGAH I
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : UPT. Puskesmas
No. Revisi : 00 Singkawang Tengah I
Tgl. Mulai Berlaku :
SPO Halaman : 1- 2
4. Referensi 1. Buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Dep Kes
RI Pusat Kerja Tahun 2014.
SPO Halaman : 1- 2
1. Pengertian Kader kesehatan kerja adalah Seseorang pekerja yang mempunyai kesadaran,
kemudian mengapdikan diri secara sukarela untuk meningkatkan, memelihra
kesehatan diri sendiri dan kelompok agar dapat bekerja dengan aman sehat dan
produktif dalam bekerja.
Selesai
10. Dokumen
Terkait
1.Kebijakan
Judul sesuai dengan SPO
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian penyuluhan secara individu atau keluarga
3.Referensi
1. Notoatmojo ( 1997 ), Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Prilaku
Kesehatan, Jakarta : EGC.
2. Notoatmojo ( 2003 ), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : EGC
3. Notoatmojo ( 1991 ), Partisipasi Masyarakatdalam bidang Kesehatan. Pusat
PKM Dep Kes RI, Jakarta.
4.Pengertian Tata cara penyuluhan secara individu atau keluarga tentang hal – hal yang berhubungan
dengan penyakitnya.
III. Dokumentasi :
A. Petugas mengisi buku notulen penyuluhan
B. Petugas menandatangani buku tamu ( bila di sediakan )
C. Petugas melengkapi administrasi penyuluhan sesuai kebutuan
1.Pengertian
Penggunaaan Nebulezer adalah Pemberian obat dalam bentuk uap kepada pasiien yang
mengalami kesulitan bernafas dengan menggunakan alat neabulezer dan perzlengkapannya.
2.Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan pemberian nebulizer kepada pasien yang
membutuhkan bantuan tambahan obat dalam bentuk uap sehingga pernafasannya menjadi
lancer.
3.Kebijakan
Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 tentang layanan klinis
5.referensi MANUAL AMRON NE C29
6.Prosedur Mempersiapkan nebulizer :
1. Petugas memastikan alat s3dang dalam posisi OOF dan kabel belum
terpasang dengan listrik
2. Petugas melepaskan sungkup dan cap dari nebulizer kit
3. Petugas melepaskan bagian atas nebulizer dengan cara memutar bagian atas
nebulizer kit berlawanan arah jarum jam, kemudian menarik bagian atas
nebulizer kit
4. Petugas mengangkat buffle
5. Petugas menuangkan obat sesuai dengan anjuran pada tempat obat
6. Petugas memasang kembali bufle pada tempat nya
7. Petugas memasang kembali bagian atas nebulizer kit dengan cara memutar
bagian atas nebulizer kit searah jarum jam sampai bunyi “ klik “
8. Petugas memasang jenis alat inhalasi yang akan digunakan : sungkup mulut,
masker dewasa atau masker anak anak
9. Petugas memasang selang dengan cara : menghubungkan selang pada “ air
connector” pada sisi depan alat dan hubungkan bagian ujung selang yang
lain pada bagian bawah nebulizer kit.
Penggunaan Nebulizer :
1. Petugas memegang nebulizer kit dengan tangan kanan dan tidak
memiringkan nebulizer kirt mlebihi 45⁰.
2. Petugas menekan tombol power keposisi 1 ( ON ), kompresor akan hidup
dan nebulizer akan segera bekerja
3. Petugas menginhalasi obat sesuai dengan petunjuk dokter
4. Petugas memasang masker dewasa / anak hingga menutupi mulut dan
hidung, hiruplah obat, kemudian keluarkan nafas dengan normal melalui
masker
5. Petugas mengintruksikan pasien untuk menghirup obat dengan nafas normal,
kemudian keluarkan nafas melalui masker
6. Apabila inhlasi telah selesai, petugas mematikan alat dengan menekan
tombol keposisi OOf
7. Petugas melepaskan selang dari nobulizer kit
8. Petugas memeriksa dan memastikan selang telah brsih dari cairan apapun
9. Petugas melepas selang dari kompresor dan lepaskan kabel dari sumber
listrik.
1.Pengertian
Peemeriksaan Asam Urat adalah : pemeriksaaan laboratorium dengan bahan pemeriksaan
berupa darah yang bertujuan kadar asam urat dalam darah
2.Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan kadar asam urat di puskesmas tengah I
3.Kebijakan
Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 tentang layanan klinis
4.Referensi Manual KIT
Langkah Kerja :
1. Petugas membersihkan ujung jari pasien dengan kapas alcohol 70 % dan
biarkan kering.
2. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan asam urat yang akan dipakai.
3. Petugas memegang bagian jari yang akan ditusuk dan menekan sedikit, alu
petugas menusuk dengan lancet steril dengan sedalam ±3mm
4. Petugas menghapus tetes darah pertama dengan kapas kering dengan tetes
berikutnya di teteskan pada strip asam urat yang sudah dimasukkan pada alat
asam urat.
5. Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar asam urat
setelah 10 detik.
6. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.
1. Pengertian Melepas masker adalah : Salah satu cara atau teknik dalam pencegahan transmisi
mikroorganisme pathogen saat melepas masker kepada petugas dan lingkungan sekitar
2.Tujuan Melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga, pengunjung dan lingkungan dari
kemungkinan penularan/transmisi airbone dan droplet
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 tentang Buku Panduan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Tengah I
4.Referensi 1. Buku Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan Tahun
2005
2. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan kesehatan Lainnya departemen Kesehatan RI Tahun 2011
Kontrol IUD adalah: Suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat apakah IUD terpasang
1.Pengertian dengan benar dan melihat apakah ada kelainan yang timbul setelah pemasangan IUD.
2.Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan IUD di KIA
3.Kebijakan
Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 tentang pelayanan KIA
KB
4.Referensi 1. Buku panduan pelayanan KB BKKBN 1993
2. Buku pelatihan dan pemasangan dan pencabutan IUD
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PERENCANAAN MAUPUN
PELAKSANAAN PROGRAM PUSKESMAS
No. Kode : Ditetapkan oleh
Puskesmas Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
Tengah I No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman: R.Hendri Apriyanto
SPO NIP:19770417 200003 1 002
3.Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas NO……th 2017 tentang kewajiban penanggungjawab
UKM dan pelaksana program untuk memfasilitasi peran serta masyarakat
4.Referensi 1.Peraturan menteri kesehatan NO 65 Tahun 2013 tentang pPedoman dan Pelaksanaan
Pembinaan dan Pemberdayaan Msyarakat dalam Bidang Kesehatan
2.Peraturan pemerintan RI No 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan
Pencabutan gigi adalah Tindakan untuk mengeluarkan gigi atau bagian gigi dari socketnya
Anestesi Blok adalah : Suatu metode anestesi yang mendeponirkan larutan anestetikum
1.Pengertian pada selaput perineural ( sekitar versus alveolaris inferior sebelum masuk kekanalis
mandibularis ), sehingga dapat menahan impuls aferen yang dating
ke sentyral ( pusat ), metode ini digunakan untuk menganastesi semua gigi yang diinjeksi
kecuali incisivus sentralis dan incisivus lateralis.
Anastesi Infeltrasi adalah : Suatu metode snestesi yang mendeponirkan larutan anestetikum
di sekitar gigi yang akan dicabut yaitu dibagian lipatan mukobukal, lingual atau bagian
palatom.
3.Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas NO……th 2017 tentang penyelenggaraan pelayanan BP
GIGI
4.Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional kedokteran Gigi Indonesia DEP.KES RI. Direktorat
jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi Tahun 1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus besar Persatuan Dokter
Gigi Indonesia ( PB PDGI ) Tahun 199
3. Standar Pengobatan Puskesmas Depks RI Tahun 1001
4. Tetch.P and Wagner.W Extraction of tech, alih bahasa djaya A.1992. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
5. Cooke Waite ,Atlas of Local Anesthesia in Dentistry, Ahli Bahasa Purwanto ,1993
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
5.Prosedur 1. Petugas menyiapkan Surat pernyataan Persetujuan Informasi Concern untuk diisi dan
ditanda tangani pasien
2. Petugas menyiapkan alat dan bahan:
a. kapas
b.Povidon iodine 10 %
c.Larutan Anesteticum
d. Jarum Suntik
e. Bein
F. Tang Pencabutan
3. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada kursi gigi
4. Petugas mendesinfeksi sekitar gigi yang akan dicabut sampai area yang akan disuntikan
dengan povidon iodine 10 %
5. Petugas melakukan anestesi dengan tehnik anestesi yang sesuai dengan indikasi tindakan
medis yang tepat
6. Petugas melaakukan tes efek anestesi
7. Petugas melakukan sondasi di sekeliling cervic gigi
8. Petugas memisahkan gigi dari gusi dengan bein
9. Petugas melakukan pencabutan gigi dengan tang pencabutan yang sesuai dengan gigi
yang akan dicabut
10. Petugas melakukan gerakan luksasi sambil ditarik kea rah bukal/ labial sampai gigi
keluar dari socketnya
11. Petugas membersihkan area sekitar gigi yang dicabut dari akses yang tertiggal ( Pecahan
gigi dan tulang alveolus, sisa karang gigi
12. Petuugas memberikan tamon dengan ovidon iodine 10 %, pada daerah bekas pencabutan
gigi
13. Petugas memberikan obat anti perdarahan secara topical dan atau sistemik jika terjadi
perdarahan sesuai indikasi
14. Petugas memberikan pesan-pesan setelah pencabutan kepada pasien :
. Jangan digigit selama 30 ment
. jangan sering kumur-kumur
. Jangan makan dan minum panas dulu selama 1x24 jam
. jangan merokok dullu sampai darah pada daerah bekas cabutan berhenti
. Bekas pencabutan jangan di korek-korek , di sedot-sedot atau dipegang-pegang sama
tangan
. Bekas pencabutan jangan dipakai untuk mengunyah selama 3x24 jam atau sesuai
kondisi
. Minum obat sesuai aturan
. Bila terjadi perdarahan dalam 1x24 jam di berikan kompres dingin
. Bila ada keluhan segera kembali kontrol
15. Petugas memberikan resep obat sesuai indikasi.
Kaji Banding merupakan kesempatan untuk belajar dari pengelolan dan pelaksanaan di
Puskesmas yang lain dan akan member manfaat bagi kedua belah pihak untuk perbaikan
1.Pengertian pelaksanaan upaya/ kegiatan Puskesmas.
3.Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas NO……th 2017 tentang Kaji Banding
SINGKAWANG
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I
NOMOR ………….TAHUN 2017
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien,perlu disusun
aturan tentang kewajiban tenaga tehnis dalam Peningkatan Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien.
b. Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut Poin A peru ditetapkan surat keputusan
Kepala UPT Puskesmas tengah I tentang kewajiban tenaga Klinis Dalam
Peningkatan Mutu Klinis Dan keselamatan Pasien
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas Tengah I tentang Kewajiban Tenaga Klinis Dalam
Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien Puskesmas Tengah I
KESATU : Setiap tenaga klinis wajib melakukan Upaya Peningkatan Mutu Klinis;
KEDUA : Setiap tenaga klinis memperhatikan keselamatan pasien dalam memberikan pelayanan
Kesehatan.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapannya maka akan ;
KEEMPAT : diadakan pembetulan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Singkawang
Pada Tanggal…….Tahun 2017
R. Hendri Apriyanto,SKM,MPH
NIP :19770417 200003 1 002
SINGKAWANG
TENTANG
MEMUTUSKAN:
KETIGA a. Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
b. Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan pada
Anggaran............
c. Apabila terdapat hal – hal yang belum diatur dalam keputusan ini maka akan
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Singkawang
Pada tanggal: April 2016
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
R.HENDRI APRIYANTO,SKM,MPH
NIP :19770417 200003 1 002
TIM K3
3. Dr.Sinta Noviani Dokter Umum Dr.Umum K3
4. Ns. Mira Puji Letari,S.kep Perawat Anggota
5. Budiman.SKM Promkes Anggota
R. HENDRI APRIYANTO,SKM,MPH
NIP : 19770417 200003 1 002
Menimbang : 1. Untuk menghadapi kemungkinan bencana yang tidak terduga perlu ditetapkan
rambu-rambu atau tanda-tanda khusus untuk jalan keluar pasien bila terjadi
bencana di Puskesmas Tengah I
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Berlakunya penetapan rambu-rambu atau tanda-tanda khusus untuk jalur
evakuasi Pasien, bila terjadi bencana di Puskesmas tengah I maupun wilayah
sekitar berjarak 25 cm dari lantau. Apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Singkawang
PadaTanggal : Januari 2017
Kepala Puskesmas Tengah I
R.HENRI APRIYANTO,SKM,MPH
NIP : 19770417 200003 1 002
SINGKAWANG
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan
KEDUA : Tata cara Penanganan KTD,KPC,KNC dan resiko pelayanan Klinis seperti yangtertera
pada lampiran surat keputusan ini.
KETIGA ; Keputusan ini berlaku mulai Tanggal 4 Mei 2015, dengan ketentuan bila ada kekeliruan
Akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya
Singkawang,……………….2017
R.HENRI APRIYANTO,SKM,MPH
NIP : 19770417 200003 1 002
PENANGANAN
KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN (KTD )
KEJADIAN POTENSIAL CIDERA ( KPC )
KEJADIAN NYARIS CIDERA ( KNC )
DAN RESIKO PELAYANAN KLINIS
No. Kode : Ditetapkan oleh
Puskesmas Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
Tengah I No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman:
SPO
R.Hendri Apriyanto,SKM.MPH
NIP:19770417 200003 1 002
2.Tujuan 1. Penanganan KTD bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dengan
memberikan rasa aman bagi Pasien maupun Petugas.
2. Prosedur ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam melakukan penanganan
terhadap kejadian yang tidak diharapkan.
3.Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas NO……th 2017 tentang Penanganan Kejadian Tidak
Diinginkan ( KTD ), Kejadian Potensial Cidera ( KPC ),Kejadian Nyaris Cidera Dan Resiko
Dalam Pelayanan.
MEMUTUSKAN
R. Hendri Apriyanto
NIP : 19770417 200003 1 002
Singkawang ………….2017
Kepala UPT Singkawang Tengah I
R. Hendri Apriyanto
NIP : 19770417 200003 1 002
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Puskesmas tentang standar dan spo layanan klinis
Puskesmas Tengah I
KESATU : Untuk menjamin Pengendalian Layanan Klinis diperlukan pembakuan
standard an SPO layanan Klinis
KEDUA : Standard an SPO layanan Klinis yang dimaksud dalam dictum pertama
keputusan ini ( terlampir ), wajib digunakan pada semua unit pelayanan
klinis di Puskesmas
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya,
Singkawang ………….2017
Kepala UPT Singkawang Tengah I
R. Hendri Apriyanto
NIP : 19770417 200003 1 002
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL KUMUNIKASI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 ) PUSKESMAS
TENGAH I
Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002
PENGERTIAN
KEBIJAKAN kumunikas k3
1. Jenis Komunikasi K3
a. komunikasi Umum :
Dapat berupa informasi umum ( Pengumuman atau
Pemberitahuan )
Dapat berupa informasi bahaya menggunaka
rambu,label/tanda
la,pu/cahaya,suara maupun bel/alarm
Informasi K3 lain secara umum
b. Komunikasi Khusus :
Dapat berupa informasi khusus ditujukan pada suatu personel
unit / bagian berupa surat,penyampaian hasil
laporan/media/,jenis lain yang relevan dan efektif
2. Jenis Informasi K3
2.1. Informasi Internal
a. Komitmen perusahaan terhadap penerapan k3 di tempat
kerja (Kebijakan K3 )
b. Program-program yang berkaitan dengan penerapan K3 di
tempat kerja
c. Identifikasi bahaya ,penilaian dan pengendalian resiko di
tempat kerja
d. Prosedur kerja, intruksi kerja, diagram alur proses kerja
PROSEDUR serta
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENGENDALIAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PUSKESMAS TENGAH I
Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002
REFERENSI
1. Prinsip Tindakan
a. Padamkan api
b. Selamatkan pasien dan pengunjung
PROSEDUR
c. selamatkan harta benda dengan prioritas
2. Persyaratan tindakan
a. Tangngap atas potensi terjadinya nyala api
b. bersikap tenang, penuh perhitungan dan tidak panik
M c. Tahu tempat alarm, alat pemadam api, alat komunikasi
N d. Tahu cara membunyikan alarm
e. Tahu cara menggunakan Alat Pemadam Api Ringan ( APAR )
f. Tahu nomor telepon K3 Puskesmas dan pihak terkait
g. Mampu menenangkan/mengarahkan setiap orang berada dilokasi
h. mampu menyelamatkan pasien dengan cara tertentu
i. Tahu prioritas penyelamatan harta benda
1. Petugas setempat
UNIT TERKAIT 2. Petugas K3 setempat
3. Badan Pemadam Kebakaran Singkawang
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL JADWAL DAN
PELAKSANAAN MONITORING KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3)
DI WILAYAH PUSKESMAS TENGAH I
Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002
KEBIJAKAN UKM
Undang-Undang Pelaporan Pelayanan Kesehatan TK I di Puskesmas
REFERENSI
Diunduh tgl 2 Februari 2017
1. Buku Notulen
2. Absensi
3. Alat Tulils
ALAT DAN BAHAN 4. Dokumentasi
5. Media ( led dan Laptop )
Hasil Kegiatan ( Trimester,Semester dan Tahunan )
6. Nilai pembanding ( Proyeksi sasaran dan target semua program )
1. petugas menetapkan standard dan indicator untuk menilai proses
pelayanan program kegiatan
2 petugas mengumpulkan data untuk melaksanakan pengamatan
dan pelaksanaan kegiatan untuk dibandingkan dengan standar
PROSEDUR
atau indicator yang telah ditentukan
3. 3. Petugas mengamati perubahan lingkungan dan mengumpulkan
data untuk pengkajian pengaruh lingkungan terhadap kegiatan
M 1. Petugas setempat
2 2. Petugas K3 setempat
3. Kepala Puskesmas
UNIT TERKAIT
4. camat/Lurah/RT
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELATIHAN KADER POS
UKK DI WILAYAH PUSKESMAS TENGAH I
Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002
Mulai
selesai
M 1. Petugas setempat
2 2. Petugas K3 setempat
3. Kepala Puskesmas
UNIT TERKAIT
4. camat/Lurah/RT
Menimbang: a. bahwa agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik, maka perlu dilakukan
pembakuan standar prosedur layanan klinis.
b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut poin a perlu ditetapkan Surat keputusan Kepala
UPTD tentang Standar Pelayanan Klinis.
MEMUTUSKAN
Menetapkan: Keputusan Kepala Puskesmas Tengah I Tentang Standar d SPO layanan Klinis puskesmas
KEDUA ; Standar dan SPO layanan klinis yang dimaksud dalam dictum pertama keputusan ini,
( Terlampir ), wajib digunakan pada semua unit pelayanan klinis di Puskesmas.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak Tanggal di tetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya
Singkawang ………….2017
Kepala UPT Singkawang Tengah I
R. Hendri Apriyanto
NIP : 19770417 200003 1 002
Ditetapkan Oleh:
SPO Tanggal Terbit
KEPALA PUSKESMAS TENGAH I
( STANDAR
PROSEDUR 2 Oktober 2015
R.HENDRI APRIYANTO,SK,MPH
OPERASIONAL )
NIP.19770417 200003 1 002
KEWASPADAAN UNIVERSAL
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas
Terbitan :
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
R. Hendri Apriyanto,SKM.MPH
NIP. …………………….
1.Pengertian Kewaspadaan dini adalah keadaan secepatnya tentang adanya kasus tersangka agar
dapat segera dilakukan tindakan atau langkah untuk membatasi kasus kejadian /
penyakit.
2.Tujuan 1. pencegahan infeksi klinis
2. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar dari semua kondisi.
3.Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No …………….
2. Semua kendali dan Tanggung jawab pada tenaga medis dan para medis.
4.Referensi
5.Alat dan 1. Antiseptik : Alkohol 60-90%, Klorhoksedin 2-4%. Yodium + Alkohol 3%.atau yang
Bahan lainnya
6.Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa detail mengenai riwayat penyakit yang pernah
diderita dan memiliki resiko penyebaran infeksi terhadap pasien lain ataupun
petugas kesehatan ( seperti: riwayat hepatitis B. HIV AIDS, TB paru )
2. Petugas mencuci tangan sebelum dan setelah memegang pasien
3. Petugas kesehatan menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) seperti : Masker,
Hand scun, sepatu boot, kaca mata dan celemek pada saat melakukan tindakan.
4. Petugas menggunakan satu alat medis seperti : ( Suntikan.Hecting Set, Partus Set )
pada satu pasien atau menggunakan alat yang sudah di sterilkan.
5. Petugas melakukan sterilisasi pada alat medis yang sudah digunakan
6. Spuit injeksi yang telah di gunakan di buang di savety Box.
R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….
Pengertian Pemantauan terhadap APD ( Alat Pelindung Diri ) penggunaan APD adalah Proses
kegiatan memonitor petugas puskesmas dalam penddunaan APD ( Alat Pelindung DIri )
seperti : Handscun, Masker, Jas Laboratorium ketika memberikan pelayanan klinis.
Tujuan 1. Keselamatan dan Keamanan petugas dalam memberikan pelayanan klinis terjamin
Kebijakan 1. Sebagai pedoman pemantauan terhadap pengguna APD di Puskesmas Tengaah I
2. Pemantauan terhadap pengguna APD harus diikuti langkah-langkah yang tertuang dalam
SPO.
Referensi
Prosedur 1. TimMutu puskesmas melakukan perencanaan pemantauan terhadap penggunaan
APD
2. Tim Mutu pelaksana membuat instrument penilaian pemantauan terhadap
penggunaan APD
3. Tim Mutu Puskesmas merencanakan jadwal pelaksanaan pemantauan terhadap
pengguna APD
4. Tim Mutu Puskesmas melakukan pembagian tugas antar anggota dalam melakukan
pemantauan terhadap pengguna APD
5. TimMutu melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap pengguna APD sesuai
dengan rencana pelaksanaan.
6. Tim mengisi instrument pemantauan berdasarkan hasil pengamatan
7. Tim menyimpulkan hasil pemantauan terhadap pengguna APD
8. Tim mengkonsultasikan hasil pemantauan
9. Tim melaporkan hasi pemantauan ke pada Kepala Puskesmas
10. Kepala Puskesmas menerima laporan hasil pemantauan dari Tim mutu
11. Kepala Puskesmas meminta untuk mensosialisasikan hasil pemantauan ke pada
petugas yang bersangkutan
12. Tim mensosialisasikan hasil pemantauan pada mini loka karya yang dilaksanakan
setiap buan
Unit Terkait Medis,Para medis, petugas yang bekerja diPuskesmas yang berhubungan dengan pasien,
petugas kebersihan.
Dokumen 1. Poster APD
Terkait
11. Rekaman Historis
R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….
Pengertian Kader Kesehatan Kerja adalah Seseorang pekerja yang mempunyai kesadaran, kemauan
mengabdikan diri secara sukarela untuk meningkatkan emelihara kesehatan diri sendir,
kelompok agar dapat bekerja dengan aman sehat,dan produktif dalam bekerja.
Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelatihan kader Pos UKK
Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas Tengah I No
Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004, Pedoman pelaksana Upaya
kesehatan Kerja di Puskesmas Jakarta Pusat Kesehatan Kerja.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2000, Pedoman tehnis Upaya
Kesehatan Kerj bagi Pkerja jalan, penjual makanan, Jakarta, Depkes
Deartemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun1994, pedoman Tehnis Upaya
Kesehatan Kerja bagi petani, Nelayan ( panduan untuk petugas ) di Puskesmas
Jakarta: Direktorat BinKes
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004,Pedoman Pelaksana Upaya
Kesehatan Kerja Puskesmas Jakarta. Uskesmas Keehatan Kerja.
Alat/Bahan Lembar balik Sesuai bahan pelatihan,
ATK
APD
Prosedur Petugas dating ke Pos UKK memberikan pelatihan ke kader meliputi :
a. penyuluhan K3
b. Mengenalkan masalah lingkungan kesehatan kerja, Pengenalan Penyakit akibat
Kerja ( PAK ), Penyakit Akibat Hubungan Kerja ( PAHK), Kecelakaan Akibat
Kerja ( KAK )
c.Pelayanan P3K secara sederhana bagi pekerja dan keluarganya
d. mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan tingkat desa
e. Menyajikan hasil survey mawas diri di dalam kelompok pekerja dalam hal
musyawarah masyarakat desa
f. Membentuk Pos UKK
g. Penyusunan rencana kerja Pos UKK
h. Upaya Rujukan
Tanya jawab pekerja mengenai materi pelatihan
Pencatatan tentang Tanya jawab dari pekerja
Petugas melakukan rencana tindak lanjut dari pelatihan kader
Pencatatan dari rencana tindak lanjut dari pelatihan Kader
Selesai
Dokumen
Terkait
12. Rekaman Historis
R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….
Pengertian Kecelakaan kerja sering terjadi di laboratorium untuk mencegah timbulnya bahaya yang
lebih luas maka dibutuhkan orientasi dan praktek keamanan kerja
Tujuan Untuk penanganan timbulnya kecelakaan di baboratorium, menjamin kesehatan dan
keselamatan kerja di laboratorium
Kebijakan Sebagai pedoman dalam melaksanakan orientasi prosedur dan praktek orientasi
keselamatan dan kesehatan kerja
Pelaksana prientasi prosedur dan praktek kesehatan / keamanan kerja sesuai dengan SPO
Referensi
Prosedur Kepala Puskesmas membentuk Tim Pelaksanaan K3 di laboratorium
Tim K3 Laboratorium membuat rencana orientasi prosedur/ praktek keselamatan kerja
Tim K3 melaporkan kepada Kepala Puskesmas pelaksanaan pelatihan K3 laboratorium
TimK3 laboratorium memberikan orientasi prosedur keselamatan kepada petugas
laboratorium
TimK3 laboratorium emberi orientasi prosedur keselamatan kepada petugas
laboratorium
Tim K3 membuat laporan bukti pelaksanaan orientasi
Tim K3 laboratorium melaprkan kepada Kepala Puskesmas hasil pelaksanaan orientasi
pelatihan prosedur dan praktek keselamatan kerja
Tim K3 Laboratorium memantau pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium
Tim K3 melaksanakan evaluasi secara berkala pelaksanaan kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium seccara berkala melalui daftar tilik
Tum K3 enyusun jadwal kegiatan orientasi secara berkala
Unit Terkait Laboratorium
Diagram Alir Kepala Puskesmas membentuk Tim pelaksana K3 di Laboratorium
3. Referensi
4. Pengertian a. Alur pelayanan pasien adalah langkah-langkah yang ditempuh pasien untuk
mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya atau sesuai dengan yang
diinginkan
b. Alur pelayanan pasien dilakukan sebagai petunjuk untuk pasien
5. Alat dan Bahan Papan alur pelayanan
R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….
Pengertian Pelapran Program keselamatan dan Pelaporan Insiden adalah : kegiatan yang dilakukan
oleh petugas Laboratorium untuk memberikan informasi tentang program keselamatan
pasien yang dilakukan di uskesmas Tengah I
Tujuan 1. Agar di ketahui kegiatan keselamatan pasien yang dilakukan di unit laboratorium
2. Untuk dilakukan evaluasi dan perbaikan
Kebijakan SK Kaepala Puskesmas Tangah I Nomor……………….tentang Pelaporan Program
keselamatan Dan Pelaporan Insiden
Referensi .1. Undang-undang Republik Indonesia Nommor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
2. Kepmenkas RI No 364/menkes/SK/III/2008 tentang Labpratorium
3. Kepmenkes RI no 298/Menkes?SK/III/2008 tentang pedoman Akreditasi Laboratorium
Kesehatan
4. Kepmenkes RI No 37 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan Laboratorium Pusat
kesehatan masyarakat
Prosedur Melakukan kegiatan keselamatan pasien di unit lab
Bekerja sesuai panduan keselamatan pasien puskesmas tengah I
Mencatat semua upaya keselamatan pasien yang teah dilakukan
Melaporkan upaya kesehatan pasen di umit lab
Melaksanakan evauasi terhadap upaya kesehatan pasien yang telah dilakukan
Melakukan perbaikan jika ada yang masih harus diperbaiki
Mendokumentasikan tindakan perbaikan dalam buku bukti pelaksanaan perbaikan
Unit Terkait Semua unit pelayanan klinis
4
MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI
( APD ) SESUAI URUTAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
R.Hendri Apriyanto,SKM,MPH
NIP. …………………….
Pengertian Alat pelindung diri adalah : Alat yang digunakan sebagai tehnik sebagai pencegahan
mikroorganisme patogen dari seseorang ke orang lain yang disebut „ carier“ barier yang
umum digunakan masker, kaca mata pelindung, gaun, apron sarung tangan, penutup
kepala,pelindung kaki.
Tujuan 1. Melindungi tenaga ksehatan ,pasien,keluarga ,pengunjung dan lingkungan dari
kemungkinan tramsmisi material infeksius
Kebijakan SK Kaepala Puskesmas Tangah I Nomor……………….tentang Buku Panduan
Penggunaan Alat Pelindung Diri
Referensi . Buku Pedoman Pelaksanaan kewaspadaan Universal di Pelayanan kesehatan Tahun 2005
. Buku Pedoman Pencegahan dan pengendalian Infeksius di Rumah Sakit dan Fisilatas
pelayanan Kesehatan Lainnya Departemen Kesehatan RI Tahun 2011
Prosedur A. Siapkan alat yang dipergunakan:
1. Maskes
2. Kaca mata Pelindung
3. Gaun//Apron/Skot
4. Sarung Tangan
5. Penutup Kepala
6. Pelindung Kaki
B. Urutan caa pemakaian APD
1. Pelindung kaki
2. Gaun/Apron/Skot
3. Masker
4. Topi
5. Kaca mata pelindung
6. Sarung Tangan
C. Bekerja sesuai prosedur :
1. Lakukan cuci tangan 6 langkah sesuai perosedur, dengan air mengalir dan gunakan
handsoap jika secara kasat mata tangan kotor, jika tamak bersih cukup
menggunakan handrub
2. Kenakan alat pelindung kaki berupa sepatu bot karet dan pastikan bagian bawah
celana panjang masuk ke dalam sepatu bot
3. Kenakan gaun/apron/spot
4. Kenakan masker
5. Kenakan penutup kepala dengan cara tarik dari depan kebelakang pastikan semua
rambut harus masuk kedalam pelindung kepala
6. Kenakan kaca mata pelindung pasang pada wajah dan mata sesuaikan agar pas
7. Kenakan sarung tangan dengan memegang ujung kemudian masukkan semua
tangan ke dalam tarik sampai pergelangan tangan.
Unit Terkait Semua unit kerja
Dokumen 1. Poster pemakian APD
terkait
3
MEMASANG MASKER
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
R.Hendr Apriyanto,SKM.MPH
NIP. …………………….
Pengertian Memasang masker adalah : Salah satu cara/teknik dalam pencegahan pengendalian
mikroorganisme patogen dari seseorang ke orang lain dari kontaminasi airbone dan
droplet
Tujuan 1. Melindungi tenaga ksehatan ,pasien,keluarga ,pengunjung dan lingkungan dari penularan
atau transmisi airbone dan droplet
Kebijakan 1. SK kepala Puskesmas Tengah I Nomor……….tentang buku Panduan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Puskesmas tengah I
2
MELEPAS ALAT PELINDUNG DIRI
( APD ) SESUAI URUTAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….
Pengertian Melepas Alat Pelindung Diri adalah : salah satu cara atau teknik dalam pencegahan
tramsmisi mikroorganisme patogen saat melepas APD kepada petugas dan lingkungan
sekitar
Tujuan 1. Melindungi tenaga kesehatan, pasien,keluarga,pengunjung dan lingkungan dari
kemungkinan penularan/transmisi material infeksius
Kebijakan 1. SK Kaepala Puskesmas Tangah I Nomor……………….tentang Buku Panduan dan
Pengendalian Infeksi di Puskesmas Tangah I
Referensi Buku Pedoman Pelaksanaan kewaspadaan Universal di Pelayanan kesehatan Tahun
2005
Buku Pedoman Pencegahan dan pengendalian Infeksius di Rumah Sakit dan
Fisilatas pelayanan Kesehatan Lainnya Departemen Kesehatan RI Tahun 2011
Prosedur A. Siapkan alat yang dipergunakan:
a. Wastafel dengan air mengalir, handsoap
b. Lap tangan / tisu
c. tempat sampah/ limbah Non Infeksius/Nonmedis dan Sampah /Limbah
Infeksius/Media
d. Tempat linen Infeksius
e. Handrub berbasis alcohol
B. Urutan melepas APD
Sarung tangan
Kaca mata Pelindung
Apron lengan panja g atau pendek
Topi
Masker
Sepatu pelindung
C. bekerja sesuai prosedur
Lepas sarung tangan bagian luar dengan cara memegang bagian luar sarung tangan
dengan sarungn tangan lainnya, lepaskan lalu pegang sarung tangan yang telah
dilepas dengan menggunakan tangan yang masih memakai sarung tangan.
Dan selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan yang belum
dilepas dipergelangan tangan kemudian lepaskan sarung tangan di atas sarung
tangan pertama buanng ke tempat sampah Infeksius/ Medis,kemudian lakukan
pembersihan tangan dengan handrub berbasis alcohol
Lepaskan kacamata atau pelindung wajah dan etakkan pada tempat yang telah
disediakan dengan cara memegang karet atau gagang kacamata, kemudian lepaskan
kacamata tersebut, masukkan ke dalam tempat yang telah disediakan,kemudian
lakukan cuci tangan dengan handrub berbasis alcohol.
Lepaskan gaun pelindung ( apron ) dengan menarik tali leher dan bahu dengan
memeganng bagian dalam gaun pelindung saja lalu balik gaun pelindung lipat atau
gulung dan masukkan ke dalam tempat yang telah disediakan untuk diproses ulang
atau dibuang ke dalam tempat sampah/ limbah medis/ Infeksius, kemudian lakukan
kebersihan tangan dengan handrub berbasis alcohol
Lepaskan topi,lipat dan buang ke dalam tempat sampah/limbah infeksius/Medis,
kemudian lakukan kebersihan tangan dengan handrub berbasis alcohol.
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : Puskesmas
SPO No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
R.HENDRY APRIYANTO
NIP. …………………….
1
PEMAKAIAN APAR
No. Kode : Ditetapkan oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Tengah I
No. Revisi:
MulaiBerlaku :
Halaman:
Puskesmas SPO
Tengah I R.Hendri Apriyanto
NIP:19770417 200003 1 002
1. Pengertian Apar adalah : Suatu alat yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran apabila
terjadi kebakaran,dimana APAR ini berfungsi bila kebakaran yang terjadi adalah api yang
masih kecil
2.Tujuan Sebagai pedoman langkah-langkah pemakaian APAR 9 Alat PEmadam Kebakaran )
4.Referensi 1. Pedoman K3
2. Pedoman Penanggulangan bencana
1. Pengertian Apar adalah : Suatu alat yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran apabila
terjadi kebakaran,dimana APAR ini berfungsi bila kebakaran yang terjadi adalah api yang
masih kecil
2.Tujuan Dalam rangka untuk mensiap-siagakan pemberantasan pada mula terjadinya kebakaran
4.Referensi 1. Pedoman K3
2. Pedoman Penanggulangan bencana
3. Peraturan Menteri tenaga Kerja No.04,tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR
5.Prosedur 1. Posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi
dengan pemberian tanda pemasangan anarik keluar selang
2. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas
satu atau kelompok aat pemadam api ringan bersangkutan
3. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang ( ditematkan ) menggantung pada
dinding dengan penguatan sengkang atau dengan kontruksi penguat lainnya
4. Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
( Puncaknya ) berada pada ketinggian 1,2.m dari permukaan lantai kecuali jenis CO2 dan
tepung kering ( dry chemical ) dapat ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara
dasar alat pemadam api ringan tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
5. Alat Pemadam Api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat dimana suhu
melebihi 49⁰C atau turun sampai minus 44 ⁰C kecuali apabila alat pemadam api ringan
tersebut di khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas
3. Kebijakan 1. Surat keputusan kepala puskesmas Tengah I No…….tahun 2017 Tentang Buku Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas
4.Referensi 1. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya departemen Kesehatan RI tahun 2011