Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA


PROVINSI JAWA TENGAH
Jalan Sisingamangaraja Nomor 5 Semarang 50232
Telepon (024) 8412547 – 8412552; Faksimili (024) 8315418;
Website: https://jateng.kemenag.go.id

Nomor : 26.038/Kw.11.6/3/HK.03.2/10/2023 26 Oktober 2023


Sifat : Penting
Lampiran : 1 berkas
Hal : Press Release Gerhana Bulan Sebagian

Yth. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota


se- Jawa Tengah

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Menindaklanjuti Surat Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian


Agama Republik Indonesia Nomor : B-4653/DJ.III/HK.03.2/10/2023 tanggal 24 Oktober 2023
hal Press Release Gerhana Bulan Sebagian, bersama ini kami sampaikan hal - hal sebagai
berikut :

1. Merujuk kepada hasil keputusan Sinkronisasi Hisab Taqwim Standar Indonesia Tahun
2021 yang dilaksanakan pada tanggal 20 - 22 Oktober 2021 bertepatan dengan tanggal
13 - 15 Rabiulawal 1443 H di Bogor, Jawa Barat, dengan ini kami informasikan bahwa
pada tanggal 29 Oktober 2023 bertepatan dengan tanggal 14 Rabiul Akhir 1445 H terjadi
Gerhana Bulan Sebagian yang dapat dilihat di Jawa Tengah pada kontak Umbra 1 (U1)
pada pukul 02:34 WIB sampai kontak Umbra 4 (U4) pukul 03:53 WIB;
2. Agar Saudara melaksanakan dan menginstruksikan Kepala KUA Kecamatan, untuk
bersama para ulama, pimpinan Ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah daerah
dan masyarakat melaksanakan salat gerhana bulan (Khusuf al Qamar).
3. Pelaksanaan salat gerhana bulan disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya
masing - masing; dan
4. Bersama ini kami sampaikan tata cara salat gerhana bulan yang dapat dijadikan panduan
untuk pelaksanaannya.

Demikian atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kepala

Musta'in Ahmad
TUNTUNAN SALAT GERHANA

Salat gerhana merupakan salat sunah muakadah sebagaimana kesepakatan


para ulama berdasarkan hadis Nabi Muhamad SAW:
,. ,.
0
:::, J'1'.r--
1-- ;,...;
. •
, - � ,..•�. �
-; ., �-
0
!.:.. J" Ii ij,,JW:... V•
�, .'.. �_j Sr.·
.1; tJl;. J \i tur
.,!)
\jl;. J Ii ..u'.: i, �t \jl;.
., ..;_r Jo

�,' �:,.-� � 'k. 4»\


�, � ' -- J" \ls r--
J' !.J-'J �,�,
--0 , ���,, 6" �\ , \.ti, J\il !.A,--�,
a.. �1.o -:.:; ' - ! �.,,
.,.. ., -- ., '.r,, ,.,___ 4)1' \'..-..., ..,., ,..,-.. ,.,,_,,,.,,,.,-

,_,,..J �\ \��� ��� "3� i" �,���I�� i @\ �(,\


0
ia -- '! j.�\G" ��•I\
4F
,.
,.1.-A � \�� .�..O ��\
J ' ,, .. , � ,, ,,, :r, , ,,, .. ,,, ,,, .. v, , .. J �

Te/ah menceritakan kepada kami Abu Al Walid berkata, telah menceritakan kepada
kami Zaidah berkata, telah menceritakan kepada kami Ziyad bin 'Alaqah berkata, ''Aku
mendengar Al Mughirah bin Syu'bah berkata, "Te/ah terjadi gerhana matahari ketika
wafatnya Ibrahim. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya matahari dan
bu/an adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan ia tidak akan
mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian
melihat gerhana keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan dirikan salat hingga
(matahari) kembali tampak." (H.R. al-Bukhari Nomor 1060)
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia
ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, antara lain yaitu:
1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan
bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari
kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
2. Mengingat apa yang pemah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam Salat Kusuf.
Diriwayatkan bahwa dalam salat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah
surga dan neraka, bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga
untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk
azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu
khotbahnya selesai salat gerhana, beliau bersabda, uwahai umat Muhammad,
demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan
sedikit tertawa dan banyak menangis." (H.R. Muttafaq alaih).
3. Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah". Maksudnya adalah panggilan
untuk melakukan salat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi
gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan "Asshalaatu
Jaami'ah" (H.R. Abu Daud dan al-Nasa'i). Tidak ada azan dan iqamah dalam
pelaksanaan salat gerhana. Karena azan dan iqamah hanya berlaku pada salat
fardu yang lima.
4. Disunahkan mengeraskan bacaan surat, baik salatnya dilakukan pada siang atau
malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam salat gerhana (H.R. Muttafaq
alaih).
Adapun tata cara Salat Gerhana, sebagai berikut:
1. Bemiat di dalam hati;
2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa;
3. Membaca doa iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca
surat yang lain sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih);
4. Kemudian ruku';
5. Kemudian bangkit dari ruku' (iktidal);
6. Setelah iktidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat
Al Fatihah dan surat lain. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
7. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku'
sebelumnya;
8. Kemudian bangkit dari ruku' (iktidal);
9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua
sujud kemudian sujud kembali;
10. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat
pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari
sebelumnya;
11.Salam.
Setelah itu imam menyampaikan khotbah kepada para jamaah yang berisi
anjuran untuk berzikir, berdoa, beristigfar, dan bersedekah.
Demikian untuk menjadi perhatian dan disosialisasikan secara masif, terutama
kepada pengurus masjid serta masyarakat luas agar dilaksanakan sebagaimana
mestinya. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Anda mungkin juga menyukai