Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 2

“ BERSUCI DARI NAJIS “


MATKUL: FIQIH
DOSEN : IBU ISTIYADI MAHMUDAH, M.

Disusn oleh:

Galang bayu saputra

Ryan hidayat

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PALANGKA RAYA

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan
sesuai dengan harapan.Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak syaifuddin zuhry
sebagai dosen pengampu mata kuliah ilmu fiqih yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang
ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………………………………
Daftsar isi………………………………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………….........
C. Tujuan penulisan………………………………………………………………………………...
BAB 11 PEMBAHASAN
A. Pengertian najis…………………………………………………………………………………
B. Babi…………………………………………………………………………………………………..
C. Apa saja najis yang di maafkan………………………………………………………….
BAB 111 PENUTUP
A. kesimpulan………………………………………………………………………………………
B. penutup…………………………………………………………………………………………..
C. saran………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULLUAN
1.1 Latar belakang

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hukum Islam soal bersuci
dan segala seluk beluknya
termasuk bagian ilmu dan amalan
yang penting, terutama karena
diantara syarat-syarat shalat telah
ditetapkan bahwa seseorang yang
akan mengerjakan shalat
diwajibkan suci dari hadats dan
suci pula badan, pakaian, dan
tempatnya
dari najis. Shalat adalah ibadah
yang dijadikan pembeda antara
muslim dengan kafir. Dengan
shalat,
seorang muslim merefleksikan
ketundukannya di hadapan Rabb-
Nya. Ia akan menghadirkan
segenap
jasad dan ruhnya, pikiran dan
jiwanya di hadapan Allah Yang
Maha Kuasa.1 Karena shalat
merupakan
bagian dari ibadah maka
ditetapkan tata cara yang harus
diperhatikan, agar ibadah yang
dilakukan
memiliki nilai kesempurnaan.
Barang siapa melaksanakan
ibadah shalat sesuai dengan tata
cara yang
diajarkan oleh Rasulullah, maka
shalatnya dihukumi sah dan akan
mendapatkan pahala dari sisi-
Nya.
Sebalikanya jika shalat diabaikan
maka ibadahnya dianggap batal
dan tidak akan mendapatkan apa-
apa dari Allah. Selain shalat, juga
ada zakat dan puasa yang menjadi
ibadah pokok sebagai kewajiban
setiap manusia, dan adapun
ibadah haji yang wajib dijalankan
bagi orangorang yang mampu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hukum Islam soal bersuci
dan segala seluk beluknya
termasuk bagian ilmu dan amalan
yang penting, terutama karena
diantara syarat-syarat shalat telah
ditetapkan bahwa seseorang yang
akan mengerjakan shalat
diwajibkan suci dari hadats dan
suci pula badan, pakaian, dan
tempatnya
dari najis. Shalat adalah ibadah
yang dijadikan pembeda antara
muslim dengan kafir. Dengan
shalat,
seorang muslim merefleksikan
ketundukannya di hadapan Rabb-
Nya. Ia akan menghadirkan
segenap
jasad dan ruhnya, pikiran dan
jiwanya di hadapan Allah Yang
Maha Kuasa.1 Karena shalat
merupakan
bagian dari ibadah maka
ditetapkan tata cara yang harus
diperhatikan, agar ibadah yang
dilakukan
memiliki nilai kesempurnaan.
Barang siapa melaksanakan
ibadah shalat sesuai dengan tata
cara yang
diajarkan oleh Rasulullah, maka
shalatnya dihukumi sah dan akan
mendapatkan pahala dari sisi-
Nya.
Sebalikanya jika shalat diabaikan
maka ibadahnya dianggap batal
dan tidak akan mendapatkan apa-
apa dari Allah. Selain shalat, juga
ada zakat dan puasa yang menjadi
ibadah pokok sebagai kewajiban
setiap manusia, dan adapun
ibadah haji yang wajib dijalankan
bagi orangorang yang mampu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hukum Islam soal bersuci
dan segala seluk beluknya
termasuk bagian ilmu dan amalan
yang penting, terutama karena
diantara syarat-syarat shalat telah
ditetapkan bahwa seseorang yang
akan mengerjakan shalat
diwajibkan suci dari hadats dan
suci pula badan, pakaian, dan
tempatnya
dari najis. Shalat adalah ibadah
yang dijadikan pembeda antara
muslim dengan kafir. Dengan
shalat,
seorang muslim merefleksikan
ketundukannya di hadapan Rabb-
Nya. Ia akan menghadirkan
segenap
jasad dan ruhnya, pikiran dan
jiwanya di hadapan Allah Yang
Maha Kuasa.1 Karena shalat
merupakan
bagian dari ibadah maka
ditetapkan tata cara yang harus
diperhatikan, agar ibadah yang
dilakukan
memiliki nilai kesempurnaan.
Barang siapa melaksanakan
ibadah shalat sesuai dengan tata
cara yang
diajarkan oleh Rasulullah, maka
shalatnya dihukumi sah dan akan
mendapatkan pahala dari sisi-
Nya.
Sebalikanya jika shalat diabaikan
maka ibadahnya dianggap batal
dan tidak akan mendapatkan apa-
apa dari Allah. Selain shalat, juga
ada zakat dan puasa yang menjadi
ibadah pokok sebagai kewajiban
setiap manusia, dan adapun
ibadah haji yang wajib dijalankan
bagi orangorang yang mampu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hukum Islam soal bersuci
dan segala seluk beluknya
termasuk bagian ilmu dan amalan
yang penting, terutama karena
diantara syarat-syarat shalat telah
ditetapkan bahwa seseorang yang
akan mengerjakan shalat
diwajibkan suci dari hadats dan
suci pula badan, pakaian, dan
tempatnya
dari najis. Shalat adalah ibadah
yang dijadikan pembeda antara
muslim dengan kafir. Dengan
shalat,
seorang muslim merefleksikan
ketundukannya di hadapan Rabb-
Nya. Ia akan menghadirkan
segenap
jasad dan ruhnya, pikiran dan
jiwanya di hadapan Allah Yang
Maha Kuasa.1 Karena shalat
merupakan
bagian dari ibadah maka
ditetapkan tata cara yang harus
diperhatikan, agar ibadah yang
dilakukan
memiliki nilai kesempurnaan.
Barang siapa melaksanakan
ibadah shalat sesuai dengan tata
cara yang
diajarkan oleh Rasulullah, maka
shalatnya dihukumi sah dan akan
mendapatkan pahala dari sisi-
Nya.
Sebalikanya jika shalat diabaikan
maka ibadahnya dianggap batal
dan tidak akan mendapatkan apa-
apa dari Allah. Selain shalat, juga
ada zakat dan puasa yang menjadi
ibadah pokok sebagai kewajiban
setiap manusia, dan adapun
ibadah haji yang wajib dijalankan
bagi orangorang yang mampu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hukum Islam soal bersuci
dan segala seluk beluknya
termasuk bagian ilmu dan amalan
yang penting, terutama karena
diantara syarat-syarat shalat telah
ditetapkan bahwa seseorang yang
akan mengerjakan shalat
diwajibkan suci dari hadats dan
suci pula badan, pakaian, dan
tempatnya
dari najis. Shalat adalah ibadah
yang dijadikan pembeda antara
muslim dengan kafir. Dengan
shalat,
seorang muslim merefleksikan
ketundukannya di hadapan Rabb-
Nya. Ia akan menghadirkan
segenap
jasad dan ruhnya, pikiran dan
jiwanya di hadapan Allah Yang
Maha Kuasa.1 Karena shalat
merupakan
bagian dari ibadah maka
ditetapkan tata cara yang harus
diperhatikan, agar ibadah yang
dilakukan
memiliki nilai kesempurnaan.
Barang siapa melaksanakan
ibadah shalat sesuai dengan tata
cara yang
diajarkan oleh Rasulullah, maka
shalatnya dihukumi sah dan akan
mendapatkan pahala dari sisi-
Nya.
Sebalikanya jika shalat diabaikan
maka ibadahnya dianggap batal
dan tidak akan mendapatkan apa-
apa dari Allah. Selain shalat, juga
ada zakat dan puasa yang menjadi
ibadah pokok sebagai kewajiban
setiap manusia, dan adapun
ibadah haji yang wajib dijalankan
bagi orangorang yang mampu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam hukum Islam soal bersuci
dan segala seluk beluknya
termasuk bagian ilmu dan amalan
yang penting, terutama karena
diantara syarat-syarat shalat telah
ditetapkan bahwa seseorang yang
akan mengerjakan shalat
diwajibkan suci dari hadats dan
suci pula badan, pakaian, dan
tempatnya
dari najis. Shalat adalah ibadah
yang dijadikan pembeda antara
muslim dengan kafir. Dengan
shalat,
seorang muslim merefleksikan
ketundukannya di hadapan Rabb-
Nya. Ia akan menghadirkan
segenap
jasad dan ruhnya, pikiran dan
jiwanya di hadapan Allah Yang
Maha Kuasa.1 Karena shalat
merupakan
bagian dari ibadah maka
ditetapkan tata cara yang harus
diperhatikan, agar ibadah yang
dilakukan
memiliki nilai kesempurnaan.
Barang siapa melaksanakan
ibadah shalat sesuai dengan tata
cara yang
diajarkan oleh Rasulullah, maka
shalatnya dihukumi sah dan akan
mendapatkan pahala dari sisi-
Nya.
Sebalikanya jika shalat diabaikan
maka ibadahnya dianggap batal
dan tidak akan mendapatkan apa-
apa dari Allah. Selain shalat, juga
ada zakat dan puasa yang menjadi
ibadah pokok sebagai kewajiban
setiap manusia, dan adapun
ibadah haji yang wajib dijalankan
bagi orangorang yang mamp
Dalam hukum Islam soal bersuci dan segala seluk beluknya termasuk bagian ilmu dan amalan
yang penting, terutama karena diantara syarat-syarat shalat telah ditetapkan bahwa seseorang
yang akan mengerjakan shalat diwajibkan suci dari hadats dan suci pula badan, pakaian, dan
tempatnya dari najis. Shalat adalah ibadah yang dijadikan pembeda antara muslim dengan kafir.
Dengan shalat, seorang muslim merefleksikan ketundukannya di hadapan Rabb-Nya. Ia akan
menghadirkan segenap jasad dan ruhnya, pikiran dan jiwanya di hadapan Allah Yang Maha
Kuasa.1 Karena shalat merupakan bagian dari ibadah maka ditetapkan tata cara yang harus
diperhatikan, agar ibadah yang dilakukan memiliki nilai kesempurnaan. Barang siapa
melaksanakan ibadah shalat sesuai dengan tata cara yang diajarkan oleh Rasulullah, maka
shalatnya dihukumi sah dan akan mendapatkan pahala dari sisi-Nya. Sebalikanya jika shalat
diabaikan maka ibadahnya dianggap batal dan tidak akan mendapatkan apa-
apa dari Allah. Selain shalat, juga ada zakat dan puasa yang menjadi ibadah pokok sebagai
kewajiban setiap manusia, dan adapun ibadah haji yang wajib dijalankan bagi orangorang yang
mampu.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian najis
2. Apa saja jenis – jenis najis
3. Apa saja najis yang di maafkan

1.3. tujuan penulisan

a) Untuk mengetahui pengertian najis


b) Untuk mengetahui pengertian najis

BAB 2
PEMBAHASAN
1.Pengertian najis

Islam sangat menganjurkan umatnya agar menjaga kebersihan, kesucian, dan kesehatan.
Karena lingkungan yang kotor adalah sarang penyakit. Selain kebersihan diri sendiri, Islam
juga berseru kepada umatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Kebersihan yang terjaga akan berdampak pula pada aktivitas ibadah yang menjadi lebih
khusyuk dan tenang. Seperti diriwayatkan dalam Al-Qur’an Surat Al Ma’idah ayat 6.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan Shalat, maka basuhlah mukamu
dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
Contoh najis:

I. Air liur anjing

Bagian tubuh anjing yang termasuk najis adalah air liurnya. Terdapat hadis dalam
Islam yang memperkuat bahwa air liur anjing dikategorikan sebagai najis. Abu
Hurairah ra meriwayatkan dari Rasulullah SAW: “Bersihkan bejana atau wadah
kalian yang telah dijilat anjing dengan mencucinya sebanyak tujuh kali dan salah
satunya dengan debu.”

Terdapat hadis lain yang diriwayatkan pula oleh Abu Hurairah ra sesuai sabda
Rasulullah SAW: “Jika anjing menjilat salah satu bejana kalian, maka buanglah isinya
dan cucilah sebanyak tujuh kali”.

Selain dua hadis di atas, riset ilmiah juga membuktikan bahwa air liur anjing
mengandung banyak bakteri dan virus sehingga dapat membahayakan manusia dan
sekitarnya. Itulah mengapa diharuskan untuk membersihkan dan menyucikan sesuatu
yang terkena air liur dari anjing (misalnya bekas jilatan anjing).

II. Babi

Sama seperti hukum Islam yang berlaku terhadap anjing, maka babi juga dianggap najis.
Najis dari anjing dan babi dikelompokkan ke dalam najis berat.

2. Apa saja jenis – jenis najis

1. Najis besar (Mughallazoh), yaitu Anjing, Babi atau yang lahir dari salah
satunya.
2. Najis ringan (Mukhaffafah), yaitu air kencing bayi yang tidak makan, selain
susu dari ibunya, dan umurnya belum sampai dua tahun.
3. Najis sedang (Mutawassithoh), yaitu semua najis selain dua yang diatas.

3.Apa saja najis yang di maafkan

Macam-macam najis yang dimaafkan: Air kencing ataupun kotoran, kucing dan tikus
yang sedikit, dimaafkan dalam keadaan darurat, seperti kotoran tikus yang jatuh pada
tepung,kadarnya sedikit, tidak menimbulkan bekas yang nampak dan begitu pun air sumur
yang kejatuhan air kencing tikus.
BAB 3

PENUTUP

A.Kesimpulan

Cara bersuci perlu diketahui sejak dini agar anak terbiasa, sehingga pada usia
tersebut anak harus mulai diperkenalkan tentang cara bersuci tujuan bersuci adalah
agar terhindar dari debu atau kotoran karena kebersihan sebagian dari iman Cara
bersuci perlu diketahui sejak dini agar anak terbiasa. Usia dini merupakan masa
DAFTAR PERPUS

Abdillah, Ibnu, Fiqih Taharah(Panduan Praktis Bersuci), Jakarta: Pustaka Media


Project, 2014.

Abdurrahman, M. Masykuri & Mokh. Syaiful Bakhri, Kupas Tuntas Salat Tata Cara dan
Hikmahnya, Jakarta: Erlangga, 2006.

Abidin, Slamet & Moh. Suyono, Fiqih Ibadah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998.

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Shahih Sunan Ibnu Majah, Penerjemah: Iqbal,


(Jakarta: Pustaka Azzam, 2013), no. 229-281.

Al-banjari, Syekh Muhammad Arsyad, Kitab Sabilal Muhtadin (terjemah), Surabaya:


PT. Bina Ilmu, 2008.

Al-Syaukari, Muhammad bin Ali bin Muhammad, iNail al-Authar Syarh Muntaqa al-
Akhbar, Jilid I, Maktabah wa Mathba‟ah Musthafa al-Babi al-Halabi, t.t.

Djazuli, A. Ilmu Fiqh (Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam),


Jakarta: Prena…

Anda mungkin juga menyukai