Anda di halaman 1dari 32

ARAHAN MENDAGRI

PADA RAKOR BERSAMA


PENJABAT KEPALA DAERAH
-SISTEMATIKA-
I. TUGAS DAN WEWENANG PENJABAT KEPALA
DAERAH
II. MAINSTREAM PENJABAT KEPALA DAERAH
III. PENANGANAN INFLASI
IV. PENURUNAN ANGKA PREVALENSI STUNTING,
PENGENTASAN KEMISKINAN DAN KEMISKINAN
EKSTREM
V. PEMILU DAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2024
VI. DUKUNGAN PELAKSANAAN PROYEK STATEGIS
NASIONAL (PSN)
VII. REALISASI APBD
VIII. HAL-HAL PENTING YANG PERLU DILAKSANAKAN

2
I. TUGAS DAN WEWENANG PENJABAT KEPALA DAERAH
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (ditetapkan tanggal 30 September 2014)

TUGAS (Pasal 65 ayat (1)) Penjabat KDH mempunyai tugas dan kewenangan yang sama dengan KDH
a. Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah (Pasal 65 ayat (1) dan ayat (2) UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan tanggal 30 September 2014), namun terdapat pembatasan kewenangan
Penjabat KDH karna keberadaannya berdasarkan penunjukan bukan hasil
ditetapkan bersama DPRD;
pemilihan.
b. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
c. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan Pembatasan kewenangan Penjabat KDH karena keberadaannya
Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta berdasarkan penunjukan yang diatur dalam Pasal 132 A ayat (1) dan
menyusun dan menetapkan RKPD; ayat (2) PP Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga Atas
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan,
tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban Pengesahan Pengangkatan, Dan Pemberhentian Kepala Daerah Dan
pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama; Wakil Kepala Daerah (ditetapkan tanggal 4 Juli 2008) sebagai berikut:
e. Mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan a. Melakukan mutasi pegawai;
perundangundangan; b. Membatalkan perijinan yang telah dikeluarkan pejabat
f. Mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan sebelumnya dan/atau mengeluarkan perijinan yang bertentangan
g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- dengan yang dikeluarkan pejabat sebelumnya;
undangan.
c. Membuat kebijakan tentang pemekaran daerah yang
WEWENANG (Pasal 65 ayat (2)) bertentangan dengan kebijakan pejabat sebelumnya; dan

a. Mengajukan rancangan Perda; d. Membuat kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan


b. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan
c. Menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah; pejabat sebelumnya.
d. Mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan

!
oleh Daerah dan/atau masyarakat; Pembatasan kewenangan sebagaimana dimaksud diatas dapat
e. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- dikecualikan setelah mendapat persetujuan tertulis dari
undangan. Menteri Dalam Negeri.
Sumber: Ditjen Otda, diolah 28 Oktober 2023 3
Lanjutan...
TUGAS LAIN PENJABAT KEPALA DAERAH
1. Menjaga stabilitas harga pangan dan jasa (inflasi) secara nasional 5. Penanganan Konflik Sosial
diangka 2,28% year on year. Tetapi dalam konteks pemda terjadi inflasi tinggi dan Potensi konflik selalu ada dalam setiap kelompok atau komunitas dalam
rendah. Untuk Pemerintah Daerah dengan inflasi tinggi, segera tangani melalui rapat setiap bangsa termasuk Bangsa Indonesia yang sangat besar. Untuk itu
koordinasi dengan Forkopimda dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), kemudian potensi konflik harus dikelola agar tidak menjadi konflik kekerasan yang
lakukan langkah-langkah konkret dengan cek secara langsung di lapangan, cek harga, saling menghancurkan salah satunya dengan mengaktifkan Tim
cek kelancaran distribusi barang dll. Penanggulangan Konflik Soisal yang terpadu antara Forkopimda dan
Tokoh masyarakat. Setiap potensi konflik sosial harus dipetakan dan
2. Pengentasan Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem dilakukan upaya upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan. Jika terjadi
a) Agar semua Pj Gubernur mengkoordinasikan dan Pj Bupati/Walikota menugaskan konflik kekerasan maka harus segera dihentikan sebelum meluas.
camat, lurah dan kades untuk menangani kemiskinan dan kemiskinan ekstrem; Selanjutnya melakukan langkah langkah rekonsiliasi, rehabilitasi dan
b) Melakukan pendataan keluarga miskin dan miskin ekstrem; rekonstruksi. Prinsip ini dilakukan menghadapi berbagai bentuk konflik
c) Pendataan secara bottom up, by Name by Address sosial, baik konflik lahan, konflik industri, ataupun isu sensitif seperti suku,
d) Melakukan intervensi melalui 2 hal: agama dan ras.
➢ Memberikan bantuan langsung kepada masyarakat;
➢ Pengadaan jalan, air, sanitasi dll. 6. Pemilu & Pilkada Serentak 2024
a) Posisi Pj KDH dan ASN harus netral;
3. Penanganan Stunting b) Bantu pelaksanaan pemilu supaya lancar berupa penyediaan
a) Untuk memanfaatkan bonus demografi yang jumlahnya cukup tinggi, banyak anak sarpras, distribusi surat suara dan pemberian dana hibah daerah
muda yg potensial dan produktif, maka diperlukan langkah strategis dalam untuk pelaksanaan Pilkada;
penanganan stunting. c) Sesuai amanat UU No 10 Tahun 2016 tentang Pilkada bahwa
b) Penanganan stunting dengan memberikan makanan tambahan kepada Ibu hamil pembiayaan pelaksanaan Pilkada bersumber dari APBD. Oleh sebab
dan anak balita harus tepat sasaran dari pusat sampai ke daerah; itu, Pemerintah Daerah untuk dapat menyiapkan anggaran
c) Pelaksanaan 8 Program aksi pencegahan stunting agar tidak terjadi overlapping pelaksanaan Pilkada, pada alokasi anggaranTA 2023 dan TA 2024
atau tidak ada yang kosong. dengan memedomani SE Mendagri Nomor 900.1.9.1/435/SJ tentang
Pendanaan Kegiatan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024.
4. Penanganan Dampak El-Nino d) Selesaikan NPHD sebelum Desember 2023.
a) Yang paling utama jika terjadi kekeringan air dapat mengakibatkan produksi pangan e) Agar Pasukan Perlindungan Masyarakat (Linmas) berada di garis
dan kualitas hidup masyarakat menurun karena kekurangan air bersih. Maka Pj depan pengamanan, mencegah terjadinya keterbelahan masyarakat
KDH harus mencari solusi, jika perlu bantuan pusat maka harus segera lapor. yang berujung pada kekerasan;
b) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Pj KDH harus mengambil langkah-langkah f) Sosialisasikan pemilu yang damai degnan penuh kegembiraan;
pencegahan dengan cepat dan tepat. Pemberian sanksi terhadap pelanggar, dan
lakukan rehabilitasi terhadap lahan yang telah terbakar.
Sumber: Kemendagri, diolah 28 Oktober 2023 4
II. MAINSTREAM PENJABAT KEPALA DAERAH

1. Agar lebih baik dari Kepala Daerah hasil


1
pilkada, maka kerjakan tugas pokok
sebagaimana undang-undang.

2. Agar tidak membuat gaduh di lingkungan


2
pemda dan masyarakat dan hindari hal-hal
sensitif;

33. Agar jangan buat pemberitaan negatif, karena


Penjabat Kepala Daerah merupakan penugasan
Presiden RI dan Menteri Dalam Negeri → yang
disalahkan adalah yang memberikan amanah
(Presiden RI dan Mendagri);

44. Penjabat Kepala Daerah begitu menjabat harus


rangkul semua pihak (stakeholders)

5
III. PENANGANAN INFLASI
INFLASI SEPTEMBER 2023
Inflasi Tahun ke Tahun
(September 2023 terhadap September 2022) 2,28% Inflasi Bulan ke Bulan
(September 2023 terhadap Agustus 2023) 0,19%
7,00
Perkembangan inflasi tahun ke tahun (%)
5,95
Inflasi Tahun Kalender
(September 2023 terhadap Desember 2022) 1,63%
6,00 Perkembangan inflasi bulan ke bulan (%)
5,00
4,00
3,27 1,50 1,17 *
3,00 4,69 1,00 0,19
2,00 0,50
1,00 2,28 0,00
-0,50
-0,21 -0,02
0,00 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep
2022 2023
2022 2023
m-to-m 0,56 -0,02 0,66 0,95 0,40 0,61 0,64 -0,21 1,17 -0,11 0,09 0,66 0,34 0,16 0,18 0,33 0,09 0,14 0,21 -0,02 0,19
y-on-y 2,18 2,06 2,64 3,47 3,55 4,35 4,94 4,69 5,95 5,71 5,42 5,51 5,28 5,47 4,97 4,33 4,00 3,52 3,08 3,27 2,28

Rincian Inflasi Andil Inflasi Rincian Inflasi Andil Inflasi


INFLASI UMUM 2,28 2,28
1. Makanan, Minuman, dan Tembakau 4,17 1,08 Inflasi Umum 0,19 * 0,19
2. Pakaian dan Alas Kaki 0,98 0,05 1. Makanan, Minuman, dan Tembakau 0,35 0,09
3. Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga 1,26 0,25 2. Pakaian dan Alas Kaki 0,06 0,00
4. Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 1,97 0,12 3. Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga 0,02 0,01
4. Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0,10 0,01
5. Kesehatan 2,14 0,06 5. Kesehatan 0,03 * 0,00
6. Transportasi 0,99 0,13 6. Transportasi 0,29 0,04
7. Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,06 0,00 7. Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,25 0,01
8. Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,58 0,03 8. Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,01 0,00
9. Pendidikan 2,08 0,12 9. Pendidikan 0,21 0,01
10. Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 2,40 0,21 10. Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,10 0,01
11. Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,68 0,23 11. Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,19 0,01

Sumber: Rilis BPS 2 Oktober 2023, diolah 29 Oktober 2023 6


KONDISI INFLASI PROVINSI DAN KAB/KOTA
BULAN SEPTEMBER 2023
Persen (%)

Inflasi Gabungan Kota Per-Provinsi (y-o-y) 6,00 5,26 5,03 Inflasi Kab (y-o-y)
4,72 4,51 4,47
5,00 4,37
3,80 3,66
4,00 3,25 3,10 3,05 3,03
BABEL 3,55 2,77 2,68 2,60
SULTRA 3,46
3,00 2,14 2,13 2,12 1,98
1,86 1,69 1,61
MALUT 3,34 2,00 1,45 1,19
1,17
DI YOGYAKARTA 3,30 10 Prov
MALUKU 3,1 1,00
KALTIM 3,07
Tertinggi
0,00
JATIM 3,01

MERAUKE

SAMPIT

BUNGO
TIMIKA

SUMENEP

JEMBER

CILACAP
LUWUK

WAINGAPU

SINGARAJA

WATAMPONE

TEMBILAHAN
KOTABARU
MANOKWARI

TANJUNG PANDAN

SINTANG
MAUMERE

KUDUS

BULUKUMBA

TANJUNG
MEULABOH
BANYUWANGI

PURWOKERTO

TANJUNG SELOR

MAMUJU
KALSEL 2,72
PABAR 2,69
JATENG 2,49
SULTENG 2,44
BALI 2,40
BENGKULU 2,40
JABAR 2,35 10 Kab Tertinggi Inflasi (y-o-y) 10 Kab Terendah
SULSEL 2,33
NTB 2,29 *) Catatan
SUMSEL 2,28 Inflasi Kab/Kota merupakan sampel 90 IHK BPS
LAMPUNG Persen (%)
2,27
KALBAR 2,26 4,50 4,26 Inflasi Kota (y-o-y)
3,92
NTT 2,19 4,00
KALTARA 2,16 3,40 3,34 3,30 3,30
3,50 3,18 3,14 3,14 3,07
SUMUT 2,15
KEPRI 2,05 3,00
BANTEN 2,04 2,50
RIAU 1,85 1,83 1,82 1,78
1,96 2,00 1,53 1,40
SUMBAR 1,94 1,50 1,28 1,22 1,16 1,16
DKI JAKARTA 1,89
KALTENG 1,88 1,00
10 Prov 0,50 44 KOTA
ACEH 1,83
JAMBI 1,70 Terendah 0,00 LAINNYA
TUAL

JAMBI
CIREBON
BAUBAU

GUNUNGSITOLI

PALOPO

MANADO
KENDARI

SAMARINDA

PEKANBARU
SURABAYA

PALANGKA RAYA
TERNATE

YOGYAKARTA

PROBOLINGGO

TANJUNG PINANG

BANDA ACEH

JAYAPURA

GORONTALO
PAPUA 1,28
SULBAR 1,19 SIBOLGA
SULUT 1,16
GORONTALO 1,16

*Data belum termasuk 4 (empat) DOB di Papua Inflasi (y-o-y)


: Daerah Pj Kepala Daerah 10 Kota Tertinggi 10 Kota Terendah
Sumber: Rilis Badan Pusat Statistik 2 Oktober 2023, diolah 29 Oktober 2023 7
VI. PENURUNAN ANGKA PREVALENSI STUNTING,
PENGENTASAN KEMISKINAN DAN KEMISKINAN EKSTREM
PENURUNAN ANGKA PREVALENSI STUNTING

1. Data detail Ibu hamil, Anak-anak di bawah 2 tahun, by name by address, data berasal dari bottom up (dari desa ke
Kab/Kota -- > Provinsi).
2. Membuat inovasi penanganan, seperti pembuatan platform (aplikasi pelaporan berbasis digital) dll
3. Melakukan intervensi kepada yang kurang mampu melalui bantuan sosial makanan bergizi (konsumsi ikan → bukan
mie instan atau biskuit).
4. Melaksanakan evaluasi rutin (rapat koordinasi) kepada Kab/Kota. : Daerah Pj Kepala Daerah

*Data belum termasuk 4 DOB Papua

Sumber: SSGI Kemenkes, diolah 29 Oktober 2023 8


0
5
10
15
20
25
30
35
40
16 - SUMATERA SELATAN 24,8

-6,2
18,6
63 - KALIMANTAN 30
SELATAN 24,6
65 - KALIMANTAN UTARA 27,5
22,1
14 - RIAU 22,3
17
Lanjutan…

75 - GORONTALO 29

-5,4 -5,4 -5,3 -5,2


23,8
12 - SUMATERA UTARA 25,8
SSGI 2021

21,1

3. Kalimantan Utara: 5,4%


24,5

1. Sumatera Selatan : 6,2%


36 - BANTEN

2. Kalimantan Selatan : 5,4%


20
15 - JAMBI 22,4
18
32 - JAWA BARAT 24,5
20,2
35 - JAWA TIMUR 23,5
-4,7 -4,5 -4,4 -4,3 -4,3

19,2
SSGI 2022

18 - LAMPUNG 18,5
15,2
51 - BALI 10,9

(Delta SSGI 2022 – SSGI 2021)


8

Penurunan Prevalensi Tertinggi


00 - INDONESIA 24,4
-3,3 -2,9 -2,8

21,6
DELTA

81 - MALUKU 28,7
26,1
53 - NUSA TENGGARA 37,8
TIMUR 35,3
74 - SULAWESI TENGGARA 30,2
27,7

Sumber Data : Prevalensi stunting SSGI tahun 2021 - SSGI tahun 2022, diolah 29 Oktober 2023
17 - BENGKULU 22,1
19,8
21 - KEPULAUAN RIAU 17,6
15,4
33,2
-2,6 -2,5 -2,5 -2,3 -2,2 -2

11 - ACEH
31,2
16,8
-2

31 - DKI JAKARTA
14,8
29,8
-2

61 - KALIMANTAN BARAT
27,8
72 - SULAWESI TENGAH 29,7
-1,5

28,2
82 - MALUKU UTARA 27,5
26
-1,3999

71 - SULAWESI UTARA 21,6


20,5
PREVALENSI STUNTING 2021 - 2022

: Daerah Pj Kepala Daerah

17,3
DAN DELTA SSGI 2021 - SSGI 2022 (%)

34 - DI YOGYAKARTA
16,4
2. Sulawesi Barat : 1,2%

62 - KALIMANTAN TENGAH 27,4


-1,1 -0,9 -0,5

26,9
1. Kalimantan Timur : 1,1%

73 - SULAWESI SELATAN 27,4


27,2
19 - KEPULAUAN BANGKA 18,6
BELITUNG 18,5
33 - JAWA TENGAH 20,9
-0,2 -0,1 -0,1

20,8
64 - KALIMANTAN TIMUR 22,8
23,9
Peningkatan Prevalensi

76 - SULAWESI BARAT 33,8


35
(Delta SSGI 2022 – SSGI 2021)

52 - NUSA TENGGARA 31,4


1,1 1,2 1,3

BARAT 32,7
13 - SUMATERA BARAT 23,3
3. Nusa Tenggara Barat : 1,3% 6. Papua : 5,1%
1,9

25,2
91 - PAPUA BARAT 26,2
3,8

30
5. Papua Barat : 3,8%

94 - PAPUA 29,5
5,1

34,6
9
4. Sumatera Barat : 1,9%
0
2
4
6

-8
-6
-4
-2
Lanjutan…
PENGENTASAN KEMISKINAN DAN KEMISKINAN EKSTREM

JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TINGKAT PERSENTASE KEMISKINAN EKSTREM PER PROVINSI
MARET 2023 TAHUN 2021-2023
NASIONAL: 9,36% (25.898.550 JIWA) Tingkat Kemiskinan Ekstrem Maret 2023 sebesar: 1,12%

1. Lakukan pengecekan penduduk miskin dan miskin ekstrem dengan pendataan detail by name by address, data berasal dari bottom up (dari desa
ke Kab/Kota -- > Provinsi).
2. Pelajari penyebab kemiskinan dan kemiskinan ektrem yang terjadi didarahnya dan lakukan tindakan intervensi, misalnya karena kurangnya saran
air bersih, sarana jalan rusak dll.
3. Lakukan koordinasi dengan Kab/Kota (Doing Sharing), apakah bisa dikerjarkan bersama atau bisa oleh Kab/Kota sendiri.
4. Berikan reward dan punishment bagi daerah Kab/Kota yang mampu melakukan pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem (Kompetitif)

*Data belum termasuk 4 DOB Papua : Daerah Pj Kepala Daerah

Sumber: Ditjen Bina Bangda, diolah 29 Oktober 2023 10


V. PEMILU DAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2024

PEMILIHAN UMUM PILKADA SERENTAK


Tanggal 14 Februari 2024 Tanggal 27 November 2024

DASAR HUKUM DASAR HUKUM


Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Undang-Undang (UU) tentang Perubahan Kedua Atas
Pemilihan Umum (Ditetapkan Tanggal 15 agustus 2017) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
(Perpu) Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-
Umum (Ditetapkan Tanggal 12 Desember 2022) Undang, ditetapkan tanggal 1 Juli 2016

1. Untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Periode 2024-2029 Pemilihan Kepala Daerah:
2. Untuk memilih Anggota Legislatif:
a. DPD RI sebanyak 152 Orang* 732 Orang*
1. 37 Gubernur kecuali Provinsi DIY
b. DPR RI sebanyak 580 Orang*
c. DPRD di 38 Provinsi sebanyak 2.372 Orang** 2. 415 Kabupaten dan 93 Kota,
d. DPRD di 508 Kabupaten/Kota sebanyak 17.510 Orang** kecuali 1 Kabupaten dan 5 Kota Administratif
di Provinsi DKI Jakarta
*) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (ditetapkan 15 Agustus 2017) dan PERPPU No. 1 Tahun 2022 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum (ditetapkan 12 Desember 2022)
**) Berdasarkan PKPU No 6 Tahun 2023 tentang Daerah Pemilihan dan Alokasi Anggota DPR, DPRD Prov dan DPRD Kab/Kota dalam Pemilihan Umum Tahun 2024 (ditetapkan 6 Februari 2023)
11
Lanjutan…
TAHAPAN PELAKSANAAN PEMILU “14 FEBRUARI 2024”
(PKPU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu tahun 2024,ditetapkan 9 Juni 2022)

Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari


Penetapan Jumlah Kursi dan Penetapan Partai Politik
Perencanaan Program dan Anggaran serta penyusunan Pendaftaran dan verifikasi Penetapan Daerah Pemilihan Peserta Pemilu
peraturan pelaksanaan penyelenggaraan pemilu peserta pemilu 14 Oktober 2022 – 9 Februari 2023 14 Desember 2022
• Penyusunan perencanaan, program dan anggaran, 14 juni 29 Juli - 13 Desember 2022
2022 – 14 juni 2024 Pemutakhiran Data Pemilih dan Pencalonan Anggota DPD
• Penyusunan Peraturan KPU, 14 Juni 2022 – 14 Des 2023 penyusunan daftar pemilih 6 Desember 2022 –
14 Oktober – 21 Juni 2023 3 November 2023

September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari


Pencalonan Pasangan Calon
Pencalonan Anggota DPR &
Presiden dan Wakil Presiden DPRD, 24 April 2023 –
7 Oktober 2023 – 3 November 2023
13 November 2023

Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei


Penetapan DCT Anggota Kampanye 75 Hari: Masa Tenang Penghitungan Suara
Penetapan Calon terpilih
Presiden dan Wapres,
DPR, DPD, DPRD • Pertemuan terbatas Kampanye: 11 – 13 Feb 2024 14 Feb – 15 Feb 2024 3 Hari Pasca Putusan MK
3 Nov 2023 • Pertemuan tatap muka • Rapat Umum
• Penyebaran bahan kampanye • Iklan Media Massa Rekapitulasi Hasil Pemutakhiran Daftar Pemilih
Penghitungan Suara Pilpres Putaran II
Penetapan Pasangan • Pemasangan alat peraga 21 Jan – 10 Feb 2024 Pemungutan & 22 Maret – 25 April 2024
15 Feb – 20 Mar 2024
Calon Presiden & Wapres 28 Nov 2023 - 10 Feb 2024 Penghitungan Suara
13 Nov 2023 14 Feb 2024
Masa Tenang Pilpres Putaran II Kampanye Pilpress Putaran II
23 Juni – 24 Juni 2024 2 Juni – 22 Juni 2024

Keterangan: Oktober September Agustus Juli Juni


Tahun 2022 2023 2024 Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara Pilpres Putaran II,
Penghitungan Suara
Pemungutan &
Pengucapan Sumpah Janji 26 Juni – 27 Juni 2024
27 Juni – 20 Juli 2024 Penghitungan Suara
Tahapan Pemilu Pilpres Putaran II Tahapan Rawan •DPR RI dan DPD RI 1 Oktober 2024
•Presiden dan Wakil Presiden 20 Oktober 2024
Pilpres Putaran II
26 Juni 2024
Penetapan Calon terpilih Presiden dan
Wapres Pilpres Putaran II,
3 Hari Pasca Putusan MK

Sumber : Ditjen Polpum Kemendagri, diolah 29 Oktober 2023


12
Lanjutan…

Sumber : Ditjen Polpum Kemendagri, diolah 29 Oktober 2023 13


Lanjutan…
NETRALITAS PJ KDH
DALAM PEMILU DAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2024

Pj. KDH memiliki keuntungan, untuk itu Rekan-rekan Pj Kepala Daerah bukan Saya tegaskan kepada rekan-rekan Pj Saya tekankan, Penjabat adalah
ambil posisi netral, salah satu berasal dari partai, sehingga salah Kepala Daerah agar menjaga birokrat yang tugasnya mengisi
permasalahan pejabat definitif adalah satu poin potensi konflik tidak terjadi keberlangsungan pemerintahan dan kekosongan pemerintahan. Saya minta
ketika harus berkomunikasi dengan kepada rekan-rekan. mengambil posisi netral. ambil posisi netral tidak berafiliasi
partai politik. partai manapun.
-Menteri Dalam Negeri- -Menteri Dalam Negeri- -Menteri Dalam Negeri- -Menteri Dalam Negeri-
Pada acara Rakor Evaluasi Pj. KDH, Pada acara Rakor Pj. KDH, Pada acara Rakernas APKASI Ke-XV, Pada doorstop pembukaan Rakernas APKASI,
31 Januari 2023 9 Juni 2023 20 Juli 2023 20 Juli 2023

“Rekan-rekan Pj Kepala Daerah bukan berasal dari partai, sehingga salah


satu poin potensi konflik tidak terjadi kepada rekan-rekan. Untuk itu, fahami
dan tanamkan mindset bahwa rekan-rekan adalah petugas birokrat yang
bertugas dalam mengisi kekosongan agar pemerintahan tetap berjalan
dengan mengambil posisi netral, tidak mendukung partai politik manapun”

14
Lanjutan…

PERKEMBANGAN JUMLAH PEMDA YANG TELAH MENGANGGARKAN PENDANAAN PILKADA SERENTAK


KEPADA PENYELENGGARA DAN PENGAMANAN TA 2023

545 545 545


Sebanyak 259 Daerah telah menganggarkan pendanaan hibah pilkada ke KPUD,
yakni sbb:
• 25 Provinsi
• 187 Kab
• 47 Kota.

Sebanyak 212 Daerah telah menganggarkan pendanaan hibah pilkada ke


259
BAWASLU, yakni sbb:
212 210 • 22 Provinsi.
• 153 Kab
• 37 Kota.
Sebanyak 210 Daerah telah menganggarkan ke PAM.
• TNI: 101 Pemda
• Polri: 109 Pemda
KPU BAWASLU PENGAMANAN
Prov. Bengkulu (hanya melaporkan bawaslu) Total Daerah
Kab. Musi Rawas (hanya melaporkan POLRI) Telah Menyampaikan
Kab. Bandung Barat (hanya melaporkan
POLRI)

Sumber Data: 262 Laporan Pemda dan SIPD, dari 545 Pemda (data bergerak) per 29 Oktober 2023, 18.00 WIB, Ditjen Bina Keuangan, 2023

15
Lanjutan…

PERKEMBANGAN PEMDA YANG MENGANGGARKAN BELANJA HIBAH PILKADA SERENTAK TAHUN 2024
KEPADA KPUD, BAWASLU DAN PIHAK PENGAMANAN TA. 2023 DAN ESTIMASI ANGGARAN TA. 2024

Total Estimasi Anggaran 2023: 4.390,03 miliar Total Estimasi Anggaran 2024: Rp9.913,04 miliar

860,71 2.250,92
184,72
65,78
117,59 407,04

7.070,37
3.345,96
dalam miliar

KPU BAWASLU TNI POLRI KPU BAWASLU TNI POLRI

Sumber Data: 262 Laporan Pemda dan SIPD, dari 545 Pemda (data bergerak) per 29 Oktober 2023, 18.00 WIB, Ditjen Bina Keuangan, 2023

16
Lanjutan…

PERKEMBANGAN JUMLAH PEMDA YANG TELAH MENGANGGARKAN PENDANAAN PILKADA SERENTAK


KEPADA PENYELENGGARA DAN PENGAMANAN TA 2023
(193 PENJABAT KEPALA DAERAH)

Sebanyak 86 Daerah Pj telah menganggarkan pendanaan hibah pilkada ke KPUD,


yakni sbb:
193 193 193
• 16 Provinsi
• 52 Kab
• 18 Kota.

Sebanyak 72 Daerah Pj telah menganggarkan pendanaan hibah pilkada ke


BAWASLU, yakni sbb:
86 • 12 Provinsi.
72 70 • 47 Kab
• 13 kota.
Sebanyak 70 Daerah Pj telah menganggarkan ke PAM.
• TNI: 36 Daerah
• Polri: 34 Daerah
KPU BAWASLU PENGAMANAN
Total Daerah Pj Kepala Daerah
Telah Menyampaikan

Sumber Data: 101 Laporan Pemda dan SIPD, dari 193 Pemda Pj. Kepala Daerah (data bergerak) per 29 Oktober 2023, 18.00 WIB, Ditjen Bina Keuangan, 2023

17
Lanjutan…

PERKEMBANGAN 193 DAERAH PENJABAT KEPALA DAERAH YANG MENGANGGARKAN BELANJA HIBAH PILKADA SERENTAK TAHUN
2024 KEPADA KPUD, BAWASLU DAN PIHAK PENGAMANAN TA. 2023 DAN ESTIMASI ANGGARAN TA. 2024

Total Estimasi Anggaran 2023: 1.922,82 miliar Total Estimasi Anggaran 2024: Rp4.767,37 miliar

338,53 917,44
90,81
38,53
220,60
43,14

3.538,52
1.502,62
dalam miliar

KPU BAWASLU TNI POLRI KPU BAWASLU TNI POLRI

Sumber Data: 101 Laporan Pemda dan SIPD, dari 193 Pemda Pj. Kepala Daerah (data bergerak) per 29 Oktober 2023, 18.00 WIB, Ditjen Bina Keuangan, 2023

18
VI. DUKUNGAN PELAKSANAAN PROYEK STATEGIS NASIONAL (PSN)

TARGET PENYELESAIAN PSN TAHUN 2023


Selesai s/d 4 Oktober (17 Proyek – Rp 259,41 T*) Akan selesai (16 Proyek – Rp 179,46 T )
1 Jalan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Rp 15,5 T) 1 Bendungan Tiu Suntuk, NTB (Rp 1,4 T) Oktober

2 Jalan Tol Cibitung - Cilincing (Rp 4,22 T) 2 Bendungan Ameroro, Sulteng (Rp 1,68T) Oktober

3 Pelabuhan Hub Internasional Bitung, Sulut (Rp 219,8 M ) 3 Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi (JTTS) (Rp 14,2 T) November
4 Pelabuhan Likupang, Sulut (Rp 51 M) Desember
4 High Speed Railway Jakarta – Bandung (Rp 125,7 T – est. cost overrun)
5 Makassar New Port (Rp 3,1 T) Desember
5 LRT Jabodebek (Rp 29,9 T)
6 Pengembangan Pelabuhan Teluk Palu (Rp 1,16 T) Desember
6 Kawasan Industri Landak, Kalbar (Rp 509 M) 7 Bendungan Pamukkulu, Sulsel (Rp 1,9 T) Desember
7 Kawasan Industri Pulau Obi, Maluku Utara (Rp 175,7 T)** 8 Bendungan Lausimeme, Sumut (Rp 741 M) Desember

8 Kawasan Industri Tanjung Sauh, Kepri (Rp 65,25 T)** 9 Bendungan Marga Tiga, Lampung (Rp 871 M) Desember
10 Bendungan Temef, NTT (Rp 1,27 T) Desember
9 Bendungan Danu Kerthi Buleleng (Bendungan Tamblang) Bali (Rp 840 M)
11 Bendungan Leuwikeris, Jabar (Rp 2,04 T) Desember
10 Kereta Api Makassar – Parepare (Tahap 1 Mandai-Garongkong) (Rp 8,4 T)
12 Bendungan Sidan, Bali (Rp 421 M) Desember
11 Bendungan Cipanas (Impounding)*** (Rp 1,4 T)
13 Bendungan Keureuto, Aceh (Rp 1,73 T) Desember
12 Bendungan Lolak, Sulut (Impounding)*** (Rp 830 M) 14 D.I. Baliase, Sulsel (Rp 1,3 T) Desember
13 Bendungan Sepaku Semoi, Kaltim (Impounding)*** (Rp 1,2 T) 15 Tangguh LNG Train 3, Papua Barat (Rp 140,7 T) Desember

14 Bendungan Karian, Banten (Impounding)*** (Rp 1,2 T) 16 Proyek Satelit Multifungsi (Rp 6,9 T) Desember

15 Jalan Tol Cinere - Jagorawi (SK Operasi sudah terbit)*** (Rp 2,6 T)

16 Jalan Tol Serpong – Cinere (SK Operasi sudah terbit)*** (Rp 2,2 T) * Nilai kumulatif tidak menyertakan potensi investasi di Kawasan Industri
** Potensi investasi di Kawasan Industri setelah diterbitkannya IUKI Efektif.
17 Jalan Tol Pasuruan - Probolinggo (SK Operasi sudah terbit)*** (Rp 3,5 T)
*** Proyek sudah selesai dan siap diresmikan

Sumber : Kemenko Bid. Perekonomian, diolah 29 Oktober 2023 19


Lanjutan…
TARGET PENYELESAIAN PSN TAHUN 2024
Selesai s/d 20 Oktober 2024 (25 Proyek – Rp 151,58 T*) Selesai 20 Oktober s/d Desember 2024
KI Pulau Ladi, Kepri
Jalan Tol Cimanggis – Cibitung
Januari
(12 Proyek – Rp 23,45 T)
1 14 (Rp 3,12 T) – PT Ladi Kawasan Juni
(Rp 4,5 T) Double Track Jawa Selatan (Rp 11,9 T) – tersisa Kroya-
Industri mitra dengan Evonik 1 November
Banjarnegara dan Surabaya-Tulungagung
Rehab Daerah Irigasi Glapan,
2 KI Bantaeng, Sulsel (Rp 155 T)** Februari 15 Juli Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Lhok
Jateng (Rp 729 M) 2 Desember
Guci, Aceh (Rp 556 M)
3 KI Kendari, Sultra (Rp 17,9 T) Februari 16 Kawasan Terintegrasi Bakauheni, Agustus 3
Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Jambo
Desember
Lampung (Rp 4,7 T) Aye Kanan, Aceh (Rp 232 M)
Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi
Kampus Universitas Islam 4 Desember
4 KI Tanah Kuning, Kaltara (Rp 4,01 T) Februari 17 September Lematang, Sumsel (Rp 274 M)
Indonesia, Depok (Rp 567 M)
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Gumbasa,
5 Desember
Sulteng (Rp 1,1 T)
Jalan Tol Kayu Agung - Palembang
5 KI Takalar, Sulsel (Rp 6,8 T) Februari 18 Oktober
- Betung (Rp 17,3 T) 6 Bendungan Marangkayu, Kaltim (Rp 272 M) Desember
6 KI Jorong, Kalsel (Rp 500 M) Februari 19 Bandara Kediri (Rp 5,5 T) Oktober
Bandara Raja Haji Abdullah 7 Bendungan Tigadihaji, Sumsel (Rp 2 T) Desember
7 Tangki Penyimpanan LPG (Rp 1,2 T) Februari 20 Oktober
Tanjung Balai Karimun (Rp 98 M)
8 Bendungan Bener, Jateng (Rp 2,06 T) Desember
Indonesia Konawe Industrial Park Bendungan Jlantah, Jateng
8 Maret 21 Oktober
(IKIP), Sulteng (Rp 91,7 T)** (Rp 996 M) 9 Bendungan Bagong, Jatim (Rp 709 M) Desember
Bendungan Jragung, Jateng (Rp 2,8 10 Bendungan Manikin, NTT (Rp 2,06 T) Desember
9 Bandara Siboru Fak Fak (Rp 806 M) Maret 22 Oktober
T) Bendungan Budong – Budong, Sulbar
Bendungan Bulango Ulu, 11 Desember
10 Bandara Nabire Baru (Rp 1,2 T) Maret 23 Oktober (Rp 1,3 T)
Gorontalo (Rp 850 M) Bendungan Rukoh dan Bangunan Pengarah Rukoh,
Benoa Maritime Tourism Hub (Rp 6,14 Bendungan Way Apu, Maluku (Rp 12 Desember
11 April 24 Oktober Aceh (Rp 1,01 T)
T) 1,6 T)
Bendungan Meninting, NTB
12 KI Motui, Sultra (Rp 3,64 T) Mei 25 Oktober * Nilai kumulatif tidak menyertakan potensi investasi di Kawasan Industri
(Rp 823 M)
Jalan Tol Sigli - Banda Aceh - (Rp 16,5 ** Potensi investasi di Kawasan Industri setelah diterbitkannya IUKI Efektif.
13 Juni
20
T)
Sumber : Kemenko Bid. Perekonomian, diolah 29 Oktober 2023
Lanjutan… PSN dalam tahap konstruksi dan beroperasi sebagian dengan
target penyelesaian lewat tahun 2024 – Est. Rp 1.427,36 T

21
Sumber : Kemenko Bid. Perekonomian, diolah 29 Oktober 2023
Lanjutan…

DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PSN

Memfokuskan anggaran untuk mendukung Dukungan melalui pembangunan atau peningkatan


1 pembangunan nasional infrastruktur yang terhubung dengan proyek strategi nasional
dan program prioritas nasional

Dengan mengacu PP Nomor 13 Tahun 2017 tentang Rencana


2 Internalisasi PSN ke dalam revisi RTRW Tata Ruang Wilayah Nasional., Serta mempercepat penyusunan
daerah Rencana Detil Tata Ruang bagi lokasi pelaksanaan PSN di
setiap kabupaten/kota;

Menetapkan program dan kegiatan yang Pemerintah daerah dapat menetapkan program dan kegiatan
3 mendukung pelaksanaan PSN pendukung pelaksanaan PSN, seperti mengalokasikan
anggaran untuk membangun infrastruktur pendukung PSN
khususnya terkait akses menuju lokasi;

Menetapkan Upaya Sosialisasi kepada


4 masyarakat
Pemerintah daerah dapat memberdayakan lembaga
masyarakat maupun tokoh masyarakat.

Sumber: Ditjen Bina Bangda Kemendagri, diolah 29 Oktober 2023 22


VII. REALISASI APBD
TREN PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN APBD PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA SE-INDONESIA TA 2022-2023
Provinsi, Kabupaten/Kota 31 Okt ‘22
100,00%
31 Agustus ‘22 844,74 T
30 Sept ‘22
80,00% 684,05 T 776,17 T 72,32%
67,01%
59,41%
60,00% 64,79% 67,97%
59,65% 30 Sept ‘23
40,00% 31 Agustus ‘23 27 Okt ‘23
805,89 T
732,24 T 855,09 T
20,00%

0,00% TA 2022 TA 2023


Agustus September Oktober
Provinsi Kabupaten Kota
31 Okt ‘22 31 Okt ‘22 31 Okt ‘22
100,00% 30 Sept ‘22 257,88 T 100,00% 100,00% 30 Sept ‘22
31 Agustus ‘22 30 Sept ‘22 477,83 T 109,03 T
235,09 T 31 Agustus ‘23 31 Agustus ‘23 101,54 T
80,00% 210,17 T 74,62% 80,00% 439,55 T
71,37% 80,00% 71,30%
69,39% 417,88 T 92,15 T 66,66%
62,01% 71,34% 65,88%
58,67% 66,26% 59,68% 67,99%
60,00% 67,79% 60,00% 60,00% 64,82%
61,57% 27 Okt ‘23 58,40% 63,27% 27 Okt ‘23
30 Sept ‘23 27 Okt ‘23 58,04% 30 Sept ‘23
31 Agustus ‘23 262,42 T 30 Sept ‘23
40,00% 245,74 T 40,00% 31 Agustus ‘22 481,75 T 40,00% 31 Agustus ‘22 106,36 T 112,87 T
222,22 T 385,41 T 453,79 T
88,47 T
20,00% 20,00% 20,00%

0,00% 0,00% 0,00%


TA 2022 TA 2023 TA 2022 TA 2023 TA 2022 TA 2023
Agustus September Oktober Agustus September Oktober Agustus September October

Sumber Data : Laporan 468 dari 546 Pemda untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 23
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN
APBD 23 PROVINSI PENJABAT KEPALA DAERAH TA 2023
Rata-Rata Nasional = 71,34%
81,74%

81,32%

80,55%

80,03%

78,77%

77,94%

73,07%

72,95%

72,54%
90%

71,54%

70,41%

70,13%

69,80%

66,42%

66,11%

65,21%

65,05%

62,66%
80%

56,69%

53,19%

53,15%
70%

51,63%

51,42%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN RATA-RATA

Sumber Data : Laporan 34 Pemprov untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 24
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN
APBD 133 KABUPATEN PENJABAT KEPALA DAERAH TA 2023
84,61%
82,25%
82,23%
81,98%
Rata-Rata Nasional = 66,26%

81,79%
80,11%
79,93%
79,91%
79,80%
79,70%
79,05%
77,90%
77,39%
77,32%
76,95%
76,83%
76,37%
75,59%
75,49%
75,42%
90%
80%

55,53%
54,89%
54,24%
54,00%
52,98%
70%

51,51%
51,10%
51,00%
49,60%
49,04%
49,04%
48,74%
48,45%
47,30%
46,36%
45,55%
44,28%
43,15%
60%

39,40%
37,32%
50%
40%
30% 93 KAB
20% LAINNYA

10%
0%

20 KAB 20 KAB
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN TERBESAR PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN TERKECIL
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN RATA-RATA

Sumber Data : Laporan 345 Pemkab untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 25
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN
APBD 37 KOTA PENJABAT KEPALA DAERAH TA 2023
89,75% Rata-Rata Kota = 67,99%
79,89%
78,62%
78,37%
77,98%
77,98%
76,49%
75,88%
75,61%
75,52%
74,41%
73,73%
90%

73,33%
72,84%
72,81%
71,50%
71,46%
71,45%
71,39%
70,27%
69,68%
67,91%
67,29%
67,12%
66,62%
63,79%
63,66%
80%

61,42%
61,38%
61,28%
60,83%
60,62%
59,77%
58,82%
58,74%
54,21%
70%
60%

42,66%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN RATA-RATA KOTA

Sumber Data : Laporan 89 Pemkot untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 26
TREN PERSENTASE REALISASI BELANJA
APBD PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA SE-INDONESIA TA 2022-2023
Provinsi, Kabupaten/Kota 31 Okt ‘22
80,00%
31 Agustus ‘23 723,78 T
30 Sept ‘23
653,02 T 57,56%
60,00% 713,15 T 54,49%
50,77%
54,18% 57,11%
48,11% 30 Sept ‘22
40,00%
667,96 T 27 Okt ‘23
31 Agustus ‘22
764,99 T
20,00% 586,65 T

0,00% TA 2022 TA 2023


Agustus September Oktober
Provinsi 31 Okt ‘22 Kabupaten Kota
222,80 T 31 Okt ‘22 27 Okt ‘23
80,00% 30 Sept ‘22 80,00% 80,00%
31 Agustus ‘23 30 Sept ‘23 406,48 T 31 Agustus ‘23 30 Sept ‘23 102,93 T
182,24 T 60,95% 31 Agustus ‘23
196,72 T 403,01 T 83,53 T 95,69 T 57,12%
60,00% 58,03% 60,00%
372,77 T 56,19% 60,00%
52,79% 60,24% 53,21% 50,38% 54,16%
57,21% 27 Okt ‘23 49,85% 55,57% 56,09%
51,46% 52,58% 27 Okt ‘23 52,81% 31 Okt ‘22
40,00% 30 Sept ‘23 230,02 T 40,00% 46,76% 40,00% 46,64%
31 Agustus ‘22 30 Sept ‘22 432,03 T 30 Sept ‘22 94,49 T
214,44 T 31 Agustus ‘22 31 Agustus ‘22
182,24 T 375,03 T 87,27 T
327,90 T 76,50 T
20,00% 20,00% 20,00%

0,00% 0,00% 0,00%


TA 2022 TA 2023 TA 2022 TA 2023 TA 2022 TA 2023
Agustus September Oktober Agustus September Oktober Agustus September Oktober

Sumber Data : Laporan 468 dari 546 Pemda untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 27
PERSENTASE REALISASI BELANJA
APBD 23 PROVINSI PENJABAT KEPALA DAERAH TA 2023
Rata-Rata Provinsi = 60,24%

81,74%
81,32%

80,55%

80,03%
78,77%

77,94%
73,07%

72,95%

72,54%
71,54%
90%

70,41%

70,13%

69,80%

66,42%

66,11%
65,21%
65,05%

62,66%
80%

56,69%

53,19%
53,15%
51,63%

51,42%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
74,06%

67,07%

65,41%

64,40%

63,94%

63,87%

63,39%

63,03%

61,99%

60,31%

60,30%

60,17%

59,87%

58,61%

58,00%

56,31%

56,17%

51,40%

50,64%

47,89%

37,04%

30,63%

27,01%
10%
0%

PERSENTASE REALISASI BELANJA RATA-RATA PROVINSI PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN


Sumber Data : Laporan 34 Pemprov untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 28
PERSENTASE REALISASI BELANJA
APBD 133 KABUPATEN PENJABAT KEPALA DAERAH TA 2023
Rata-Rata Kab = 55,57%
76,21%
90% 73,43%
70,99%
70,82%
70,77%
70,09%
70,04%
69,97%
69,70%
68,60%
68,17%
67,97%
67,85%
67,23%
66,94%
66,62%
66,59%
66,51%
66,49%
66,32%
80%
70%

43,87%
43,71%
43,54%
43,41%
60%

43,19%
42,97%
41,24%
39,28%
38,24%
37,96%
37,88%
37,78%
37,58%
37,52%
37,35%
36,29%
34,90%
34,62%
33,28%
50%

28,48%
40%
30%
93 KAB
20% LAINNYA
10%
0%

20 KAB 20 KAB
PERSENTASE REALISASI BELANJA TERBESAR PERSENTASE REALISASI BELANJA TERKECIL

PERSENTASE REALISASI BELANJA RATA-RATA


Sumber Data : Laporan 345 Pemkab untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 29
PERSENTASE REALISASI BELANJA
APBD 37 KOTA PENJABAT KEPALA DAERAH TA 2023
Rata-Rata Kota = 57,12%
74,24%
71,95%
71,27%
70,28%
68,41%
66,55%
65,16%
64,71%
64,47%
80%

63,22%
62,88%
62,85%
61,56%
61,49%
61,28%
61,28%
61,19%
60,94%
60,73%
60,57%
60,46%
59,99%
59,90%
59,65%
58,43%
57,18%
55,10%
55,02%
54,48%
70%

53,79%
52,94%
52,13%
50,88%
50,62%
49,71%
48,07%
60%

40,11%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

PERSENTASE REALISASI BELANJA RATA-RATA


Sumber Data : Laporan 89 Pemkot untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 30
VIII. HAL-HAL PENTING YANG PERLU DILAKSANAKAN
Penjabat Kepala Daerah agar :
1. Melaksanakan amanah yang diberikan dalam memimpin daerah dengan memperhatikan
3 aspek yaitu aspek pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
2. Mengendalikan inflasi, harus turun langsung ke lapangan dan koordinasi dengan distributor,
koordinasi dengan Forkopimda dan melakukan rapat-rapat dengan TPID.
3. Menurunkan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem:
a) Semua Pj Gubernur mengkoordinasikan dengan Pj Bupati/Pj Wali Kota dan menugaskan
Camat, Lurah dan Kepala Desa untuk menangani kemiskinan ekstrem.
b) Melakukan pendekatan dengan keluarga miskin ekstrem.
c) Perlu data penerima bansos by name by address yang akurat dan dilaporkan kepada
atasan sehingga program bansos tepat sasaran.
4. Penanganan stunting diberikan kepada Ibu Hamil dan anak balita harus tepat sasaran
→ Berikan makanan yang bergizi pada Ibu hamil dan anak (konsumsi ikan → bukan mie
instan atau biskuit).
5. Memfasilitasi pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, mengidentifikasi dan
mengantisipasi kerawanan di daerah masing-masing, serta menjaga netralitas ASN.
6. Menetapkan program dan kegiatan yang mendukung pelaksanaan PSN yang ada
diwilayahnya
7. Mempercepat realisasi target pendapatan dan belanja APBD agar target pembangunan
dan pelayanan yang telah direncanakan dapat tercapai.

HARUS MENUNJUKAN KINERJA YANG LEBIH BAIK


“ tidak memiliki beban politik dan merupakan pejabat yang diangkat dari jabatan struktural

31
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia

TERIMA KASIH
www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI kemendagri kemendagri

Anda mungkin juga menyukai