Materi Mendagri
Materi Mendagri
2
I. TUGAS DAN WEWENANG PENJABAT KEPALA DAERAH
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (ditetapkan tanggal 30 September 2014)
TUGAS (Pasal 65 ayat (1)) Penjabat KDH mempunyai tugas dan kewenangan yang sama dengan KDH
a. Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah (Pasal 65 ayat (1) dan ayat (2) UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan tanggal 30 September 2014), namun terdapat pembatasan kewenangan
Penjabat KDH karna keberadaannya berdasarkan penunjukan bukan hasil
ditetapkan bersama DPRD;
pemilihan.
b. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
c. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan Pembatasan kewenangan Penjabat KDH karena keberadaannya
Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta berdasarkan penunjukan yang diatur dalam Pasal 132 A ayat (1) dan
menyusun dan menetapkan RKPD; ayat (2) PP Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga Atas
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan,
tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban Pengesahan Pengangkatan, Dan Pemberhentian Kepala Daerah Dan
pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama; Wakil Kepala Daerah (ditetapkan tanggal 4 Juli 2008) sebagai berikut:
e. Mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan a. Melakukan mutasi pegawai;
perundangundangan; b. Membatalkan perijinan yang telah dikeluarkan pejabat
f. Mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan sebelumnya dan/atau mengeluarkan perijinan yang bertentangan
g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- dengan yang dikeluarkan pejabat sebelumnya;
undangan.
c. Membuat kebijakan tentang pemekaran daerah yang
WEWENANG (Pasal 65 ayat (2)) bertentangan dengan kebijakan pejabat sebelumnya; dan
!
oleh Daerah dan/atau masyarakat; Pembatasan kewenangan sebagaimana dimaksud diatas dapat
e. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- dikecualikan setelah mendapat persetujuan tertulis dari
undangan. Menteri Dalam Negeri.
Sumber: Ditjen Otda, diolah 28 Oktober 2023 3
Lanjutan...
TUGAS LAIN PENJABAT KEPALA DAERAH
1. Menjaga stabilitas harga pangan dan jasa (inflasi) secara nasional 5. Penanganan Konflik Sosial
diangka 2,28% year on year. Tetapi dalam konteks pemda terjadi inflasi tinggi dan Potensi konflik selalu ada dalam setiap kelompok atau komunitas dalam
rendah. Untuk Pemerintah Daerah dengan inflasi tinggi, segera tangani melalui rapat setiap bangsa termasuk Bangsa Indonesia yang sangat besar. Untuk itu
koordinasi dengan Forkopimda dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), kemudian potensi konflik harus dikelola agar tidak menjadi konflik kekerasan yang
lakukan langkah-langkah konkret dengan cek secara langsung di lapangan, cek harga, saling menghancurkan salah satunya dengan mengaktifkan Tim
cek kelancaran distribusi barang dll. Penanggulangan Konflik Soisal yang terpadu antara Forkopimda dan
Tokoh masyarakat. Setiap potensi konflik sosial harus dipetakan dan
2. Pengentasan Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem dilakukan upaya upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan. Jika terjadi
a) Agar semua Pj Gubernur mengkoordinasikan dan Pj Bupati/Walikota menugaskan konflik kekerasan maka harus segera dihentikan sebelum meluas.
camat, lurah dan kades untuk menangani kemiskinan dan kemiskinan ekstrem; Selanjutnya melakukan langkah langkah rekonsiliasi, rehabilitasi dan
b) Melakukan pendataan keluarga miskin dan miskin ekstrem; rekonstruksi. Prinsip ini dilakukan menghadapi berbagai bentuk konflik
c) Pendataan secara bottom up, by Name by Address sosial, baik konflik lahan, konflik industri, ataupun isu sensitif seperti suku,
d) Melakukan intervensi melalui 2 hal: agama dan ras.
➢ Memberikan bantuan langsung kepada masyarakat;
➢ Pengadaan jalan, air, sanitasi dll. 6. Pemilu & Pilkada Serentak 2024
a) Posisi Pj KDH dan ASN harus netral;
3. Penanganan Stunting b) Bantu pelaksanaan pemilu supaya lancar berupa penyediaan
a) Untuk memanfaatkan bonus demografi yang jumlahnya cukup tinggi, banyak anak sarpras, distribusi surat suara dan pemberian dana hibah daerah
muda yg potensial dan produktif, maka diperlukan langkah strategis dalam untuk pelaksanaan Pilkada;
penanganan stunting. c) Sesuai amanat UU No 10 Tahun 2016 tentang Pilkada bahwa
b) Penanganan stunting dengan memberikan makanan tambahan kepada Ibu hamil pembiayaan pelaksanaan Pilkada bersumber dari APBD. Oleh sebab
dan anak balita harus tepat sasaran dari pusat sampai ke daerah; itu, Pemerintah Daerah untuk dapat menyiapkan anggaran
c) Pelaksanaan 8 Program aksi pencegahan stunting agar tidak terjadi overlapping pelaksanaan Pilkada, pada alokasi anggaranTA 2023 dan TA 2024
atau tidak ada yang kosong. dengan memedomani SE Mendagri Nomor 900.1.9.1/435/SJ tentang
Pendanaan Kegiatan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024.
4. Penanganan Dampak El-Nino d) Selesaikan NPHD sebelum Desember 2023.
a) Yang paling utama jika terjadi kekeringan air dapat mengakibatkan produksi pangan e) Agar Pasukan Perlindungan Masyarakat (Linmas) berada di garis
dan kualitas hidup masyarakat menurun karena kekurangan air bersih. Maka Pj depan pengamanan, mencegah terjadinya keterbelahan masyarakat
KDH harus mencari solusi, jika perlu bantuan pusat maka harus segera lapor. yang berujung pada kekerasan;
b) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Pj KDH harus mengambil langkah-langkah f) Sosialisasikan pemilu yang damai degnan penuh kegembiraan;
pencegahan dengan cepat dan tepat. Pemberian sanksi terhadap pelanggar, dan
lakukan rehabilitasi terhadap lahan yang telah terbakar.
Sumber: Kemendagri, diolah 28 Oktober 2023 4
II. MAINSTREAM PENJABAT KEPALA DAERAH
5
III. PENANGANAN INFLASI
INFLASI SEPTEMBER 2023
Inflasi Tahun ke Tahun
(September 2023 terhadap September 2022) 2,28% Inflasi Bulan ke Bulan
(September 2023 terhadap Agustus 2023) 0,19%
7,00
Perkembangan inflasi tahun ke tahun (%)
5,95
Inflasi Tahun Kalender
(September 2023 terhadap Desember 2022) 1,63%
6,00 Perkembangan inflasi bulan ke bulan (%)
5,00
4,00
3,27 1,50 1,17 *
3,00 4,69 1,00 0,19
2,00 0,50
1,00 2,28 0,00
-0,50
-0,21 -0,02
0,00 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep
2022 2023
2022 2023
m-to-m 0,56 -0,02 0,66 0,95 0,40 0,61 0,64 -0,21 1,17 -0,11 0,09 0,66 0,34 0,16 0,18 0,33 0,09 0,14 0,21 -0,02 0,19
y-on-y 2,18 2,06 2,64 3,47 3,55 4,35 4,94 4,69 5,95 5,71 5,42 5,51 5,28 5,47 4,97 4,33 4,00 3,52 3,08 3,27 2,28
Inflasi Gabungan Kota Per-Provinsi (y-o-y) 6,00 5,26 5,03 Inflasi Kab (y-o-y)
4,72 4,51 4,47
5,00 4,37
3,80 3,66
4,00 3,25 3,10 3,05 3,03
BABEL 3,55 2,77 2,68 2,60
SULTRA 3,46
3,00 2,14 2,13 2,12 1,98
1,86 1,69 1,61
MALUT 3,34 2,00 1,45 1,19
1,17
DI YOGYAKARTA 3,30 10 Prov
MALUKU 3,1 1,00
KALTIM 3,07
Tertinggi
0,00
JATIM 3,01
MERAUKE
SAMPIT
BUNGO
TIMIKA
SUMENEP
JEMBER
CILACAP
LUWUK
WAINGAPU
SINGARAJA
WATAMPONE
TEMBILAHAN
KOTABARU
MANOKWARI
TANJUNG PANDAN
SINTANG
MAUMERE
KUDUS
BULUKUMBA
TANJUNG
MEULABOH
BANYUWANGI
PURWOKERTO
TANJUNG SELOR
MAMUJU
KALSEL 2,72
PABAR 2,69
JATENG 2,49
SULTENG 2,44
BALI 2,40
BENGKULU 2,40
JABAR 2,35 10 Kab Tertinggi Inflasi (y-o-y) 10 Kab Terendah
SULSEL 2,33
NTB 2,29 *) Catatan
SUMSEL 2,28 Inflasi Kab/Kota merupakan sampel 90 IHK BPS
LAMPUNG Persen (%)
2,27
KALBAR 2,26 4,50 4,26 Inflasi Kota (y-o-y)
3,92
NTT 2,19 4,00
KALTARA 2,16 3,40 3,34 3,30 3,30
3,50 3,18 3,14 3,14 3,07
SUMUT 2,15
KEPRI 2,05 3,00
BANTEN 2,04 2,50
RIAU 1,85 1,83 1,82 1,78
1,96 2,00 1,53 1,40
SUMBAR 1,94 1,50 1,28 1,22 1,16 1,16
DKI JAKARTA 1,89
KALTENG 1,88 1,00
10 Prov 0,50 44 KOTA
ACEH 1,83
JAMBI 1,70 Terendah 0,00 LAINNYA
TUAL
JAMBI
CIREBON
BAUBAU
GUNUNGSITOLI
PALOPO
MANADO
KENDARI
SAMARINDA
PEKANBARU
SURABAYA
PALANGKA RAYA
TERNATE
YOGYAKARTA
PROBOLINGGO
TANJUNG PINANG
BANDA ACEH
JAYAPURA
GORONTALO
PAPUA 1,28
SULBAR 1,19 SIBOLGA
SULUT 1,16
GORONTALO 1,16
1. Data detail Ibu hamil, Anak-anak di bawah 2 tahun, by name by address, data berasal dari bottom up (dari desa ke
Kab/Kota -- > Provinsi).
2. Membuat inovasi penanganan, seperti pembuatan platform (aplikasi pelaporan berbasis digital) dll
3. Melakukan intervensi kepada yang kurang mampu melalui bantuan sosial makanan bergizi (konsumsi ikan → bukan
mie instan atau biskuit).
4. Melaksanakan evaluasi rutin (rapat koordinasi) kepada Kab/Kota. : Daerah Pj Kepala Daerah
-6,2
18,6
63 - KALIMANTAN 30
SELATAN 24,6
65 - KALIMANTAN UTARA 27,5
22,1
14 - RIAU 22,3
17
Lanjutan…
75 - GORONTALO 29
21,1
19,2
SSGI 2022
18 - LAMPUNG 18,5
15,2
51 - BALI 10,9
21,6
DELTA
81 - MALUKU 28,7
26,1
53 - NUSA TENGGARA 37,8
TIMUR 35,3
74 - SULAWESI TENGGARA 30,2
27,7
Sumber Data : Prevalensi stunting SSGI tahun 2021 - SSGI tahun 2022, diolah 29 Oktober 2023
17 - BENGKULU 22,1
19,8
21 - KEPULAUAN RIAU 17,6
15,4
33,2
-2,6 -2,5 -2,5 -2,3 -2,2 -2
11 - ACEH
31,2
16,8
-2
31 - DKI JAKARTA
14,8
29,8
-2
61 - KALIMANTAN BARAT
27,8
72 - SULAWESI TENGAH 29,7
-1,5
28,2
82 - MALUKU UTARA 27,5
26
-1,3999
17,3
DAN DELTA SSGI 2021 - SSGI 2022 (%)
34 - DI YOGYAKARTA
16,4
2. Sulawesi Barat : 1,2%
26,9
1. Kalimantan Timur : 1,1%
20,8
64 - KALIMANTAN TIMUR 22,8
23,9
Peningkatan Prevalensi
BARAT 32,7
13 - SUMATERA BARAT 23,3
3. Nusa Tenggara Barat : 1,3% 6. Papua : 5,1%
1,9
25,2
91 - PAPUA BARAT 26,2
3,8
30
5. Papua Barat : 3,8%
94 - PAPUA 29,5
5,1
34,6
9
4. Sumatera Barat : 1,9%
0
2
4
6
-8
-6
-4
-2
Lanjutan…
PENGENTASAN KEMISKINAN DAN KEMISKINAN EKSTREM
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TINGKAT PERSENTASE KEMISKINAN EKSTREM PER PROVINSI
MARET 2023 TAHUN 2021-2023
NASIONAL: 9,36% (25.898.550 JIWA) Tingkat Kemiskinan Ekstrem Maret 2023 sebesar: 1,12%
1. Lakukan pengecekan penduduk miskin dan miskin ekstrem dengan pendataan detail by name by address, data berasal dari bottom up (dari desa
ke Kab/Kota -- > Provinsi).
2. Pelajari penyebab kemiskinan dan kemiskinan ektrem yang terjadi didarahnya dan lakukan tindakan intervensi, misalnya karena kurangnya saran
air bersih, sarana jalan rusak dll.
3. Lakukan koordinasi dengan Kab/Kota (Doing Sharing), apakah bisa dikerjarkan bersama atau bisa oleh Kab/Kota sendiri.
4. Berikan reward dan punishment bagi daerah Kab/Kota yang mampu melakukan pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem (Kompetitif)
1. Untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Periode 2024-2029 Pemilihan Kepala Daerah:
2. Untuk memilih Anggota Legislatif:
a. DPD RI sebanyak 152 Orang* 732 Orang*
1. 37 Gubernur kecuali Provinsi DIY
b. DPR RI sebanyak 580 Orang*
c. DPRD di 38 Provinsi sebanyak 2.372 Orang** 2. 415 Kabupaten dan 93 Kota,
d. DPRD di 508 Kabupaten/Kota sebanyak 17.510 Orang** kecuali 1 Kabupaten dan 5 Kota Administratif
di Provinsi DKI Jakarta
*) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (ditetapkan 15 Agustus 2017) dan PERPPU No. 1 Tahun 2022 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum (ditetapkan 12 Desember 2022)
**) Berdasarkan PKPU No 6 Tahun 2023 tentang Daerah Pemilihan dan Alokasi Anggota DPR, DPRD Prov dan DPRD Kab/Kota dalam Pemilihan Umum Tahun 2024 (ditetapkan 6 Februari 2023)
11
Lanjutan…
TAHAPAN PELAKSANAAN PEMILU “14 FEBRUARI 2024”
(PKPU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu tahun 2024,ditetapkan 9 Juni 2022)
Pj. KDH memiliki keuntungan, untuk itu Rekan-rekan Pj Kepala Daerah bukan Saya tegaskan kepada rekan-rekan Pj Saya tekankan, Penjabat adalah
ambil posisi netral, salah satu berasal dari partai, sehingga salah Kepala Daerah agar menjaga birokrat yang tugasnya mengisi
permasalahan pejabat definitif adalah satu poin potensi konflik tidak terjadi keberlangsungan pemerintahan dan kekosongan pemerintahan. Saya minta
ketika harus berkomunikasi dengan kepada rekan-rekan. mengambil posisi netral. ambil posisi netral tidak berafiliasi
partai politik. partai manapun.
-Menteri Dalam Negeri- -Menteri Dalam Negeri- -Menteri Dalam Negeri- -Menteri Dalam Negeri-
Pada acara Rakor Evaluasi Pj. KDH, Pada acara Rakor Pj. KDH, Pada acara Rakernas APKASI Ke-XV, Pada doorstop pembukaan Rakernas APKASI,
31 Januari 2023 9 Juni 2023 20 Juli 2023 20 Juli 2023
14
Lanjutan…
Sumber Data: 262 Laporan Pemda dan SIPD, dari 545 Pemda (data bergerak) per 29 Oktober 2023, 18.00 WIB, Ditjen Bina Keuangan, 2023
15
Lanjutan…
PERKEMBANGAN PEMDA YANG MENGANGGARKAN BELANJA HIBAH PILKADA SERENTAK TAHUN 2024
KEPADA KPUD, BAWASLU DAN PIHAK PENGAMANAN TA. 2023 DAN ESTIMASI ANGGARAN TA. 2024
Total Estimasi Anggaran 2023: 4.390,03 miliar Total Estimasi Anggaran 2024: Rp9.913,04 miliar
860,71 2.250,92
184,72
65,78
117,59 407,04
7.070,37
3.345,96
dalam miliar
Sumber Data: 262 Laporan Pemda dan SIPD, dari 545 Pemda (data bergerak) per 29 Oktober 2023, 18.00 WIB, Ditjen Bina Keuangan, 2023
16
Lanjutan…
Sumber Data: 101 Laporan Pemda dan SIPD, dari 193 Pemda Pj. Kepala Daerah (data bergerak) per 29 Oktober 2023, 18.00 WIB, Ditjen Bina Keuangan, 2023
17
Lanjutan…
PERKEMBANGAN 193 DAERAH PENJABAT KEPALA DAERAH YANG MENGANGGARKAN BELANJA HIBAH PILKADA SERENTAK TAHUN
2024 KEPADA KPUD, BAWASLU DAN PIHAK PENGAMANAN TA. 2023 DAN ESTIMASI ANGGARAN TA. 2024
Total Estimasi Anggaran 2023: 1.922,82 miliar Total Estimasi Anggaran 2024: Rp4.767,37 miliar
338,53 917,44
90,81
38,53
220,60
43,14
3.538,52
1.502,62
dalam miliar
Sumber Data: 101 Laporan Pemda dan SIPD, dari 193 Pemda Pj. Kepala Daerah (data bergerak) per 29 Oktober 2023, 18.00 WIB, Ditjen Bina Keuangan, 2023
18
VI. DUKUNGAN PELAKSANAAN PROYEK STATEGIS NASIONAL (PSN)
2 Jalan Tol Cibitung - Cilincing (Rp 4,22 T) 2 Bendungan Ameroro, Sulteng (Rp 1,68T) Oktober
3 Pelabuhan Hub Internasional Bitung, Sulut (Rp 219,8 M ) 3 Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi (JTTS) (Rp 14,2 T) November
4 Pelabuhan Likupang, Sulut (Rp 51 M) Desember
4 High Speed Railway Jakarta – Bandung (Rp 125,7 T – est. cost overrun)
5 Makassar New Port (Rp 3,1 T) Desember
5 LRT Jabodebek (Rp 29,9 T)
6 Pengembangan Pelabuhan Teluk Palu (Rp 1,16 T) Desember
6 Kawasan Industri Landak, Kalbar (Rp 509 M) 7 Bendungan Pamukkulu, Sulsel (Rp 1,9 T) Desember
7 Kawasan Industri Pulau Obi, Maluku Utara (Rp 175,7 T)** 8 Bendungan Lausimeme, Sumut (Rp 741 M) Desember
8 Kawasan Industri Tanjung Sauh, Kepri (Rp 65,25 T)** 9 Bendungan Marga Tiga, Lampung (Rp 871 M) Desember
10 Bendungan Temef, NTT (Rp 1,27 T) Desember
9 Bendungan Danu Kerthi Buleleng (Bendungan Tamblang) Bali (Rp 840 M)
11 Bendungan Leuwikeris, Jabar (Rp 2,04 T) Desember
10 Kereta Api Makassar – Parepare (Tahap 1 Mandai-Garongkong) (Rp 8,4 T)
12 Bendungan Sidan, Bali (Rp 421 M) Desember
11 Bendungan Cipanas (Impounding)*** (Rp 1,4 T)
13 Bendungan Keureuto, Aceh (Rp 1,73 T) Desember
12 Bendungan Lolak, Sulut (Impounding)*** (Rp 830 M) 14 D.I. Baliase, Sulsel (Rp 1,3 T) Desember
13 Bendungan Sepaku Semoi, Kaltim (Impounding)*** (Rp 1,2 T) 15 Tangguh LNG Train 3, Papua Barat (Rp 140,7 T) Desember
14 Bendungan Karian, Banten (Impounding)*** (Rp 1,2 T) 16 Proyek Satelit Multifungsi (Rp 6,9 T) Desember
15 Jalan Tol Cinere - Jagorawi (SK Operasi sudah terbit)*** (Rp 2,6 T)
16 Jalan Tol Serpong – Cinere (SK Operasi sudah terbit)*** (Rp 2,2 T) * Nilai kumulatif tidak menyertakan potensi investasi di Kawasan Industri
** Potensi investasi di Kawasan Industri setelah diterbitkannya IUKI Efektif.
17 Jalan Tol Pasuruan - Probolinggo (SK Operasi sudah terbit)*** (Rp 3,5 T)
*** Proyek sudah selesai dan siap diresmikan
21
Sumber : Kemenko Bid. Perekonomian, diolah 29 Oktober 2023
Lanjutan…
Menetapkan program dan kegiatan yang Pemerintah daerah dapat menetapkan program dan kegiatan
3 mendukung pelaksanaan PSN pendukung pelaksanaan PSN, seperti mengalokasikan
anggaran untuk membangun infrastruktur pendukung PSN
khususnya terkait akses menuju lokasi;
Sumber Data : Laporan 468 dari 546 Pemda untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 23
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN
APBD 23 PROVINSI PENJABAT KEPALA DAERAH TA 2023
Rata-Rata Nasional = 71,34%
81,74%
81,32%
80,55%
80,03%
78,77%
77,94%
73,07%
72,95%
72,54%
90%
71,54%
70,41%
70,13%
69,80%
66,42%
66,11%
65,21%
65,05%
62,66%
80%
56,69%
53,19%
53,15%
70%
51,63%
51,42%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Sumber Data : Laporan 34 Pemprov untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 24
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN
APBD 133 KABUPATEN PENJABAT KEPALA DAERAH TA 2023
84,61%
82,25%
82,23%
81,98%
Rata-Rata Nasional = 66,26%
81,79%
80,11%
79,93%
79,91%
79,80%
79,70%
79,05%
77,90%
77,39%
77,32%
76,95%
76,83%
76,37%
75,59%
75,49%
75,42%
90%
80%
55,53%
54,89%
54,24%
54,00%
52,98%
70%
51,51%
51,10%
51,00%
49,60%
49,04%
49,04%
48,74%
48,45%
47,30%
46,36%
45,55%
44,28%
43,15%
60%
39,40%
37,32%
50%
40%
30% 93 KAB
20% LAINNYA
10%
0%
20 KAB 20 KAB
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN TERBESAR PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN TERKECIL
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN RATA-RATA
Sumber Data : Laporan 345 Pemkab untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 25
PERSENTASE REALISASI PENDAPATAN
APBD 37 KOTA PENJABAT KEPALA DAERAH TA 2023
89,75% Rata-Rata Kota = 67,99%
79,89%
78,62%
78,37%
77,98%
77,98%
76,49%
75,88%
75,61%
75,52%
74,41%
73,73%
90%
73,33%
72,84%
72,81%
71,50%
71,46%
71,45%
71,39%
70,27%
69,68%
67,91%
67,29%
67,12%
66,62%
63,79%
63,66%
80%
61,42%
61,38%
61,28%
60,83%
60,62%
59,77%
58,82%
58,74%
54,21%
70%
60%
42,66%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Sumber Data : Laporan 89 Pemkot untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 26
TREN PERSENTASE REALISASI BELANJA
APBD PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA SE-INDONESIA TA 2022-2023
Provinsi, Kabupaten/Kota 31 Okt ‘22
80,00%
31 Agustus ‘23 723,78 T
30 Sept ‘23
653,02 T 57,56%
60,00% 713,15 T 54,49%
50,77%
54,18% 57,11%
48,11% 30 Sept ‘22
40,00%
667,96 T 27 Okt ‘23
31 Agustus ‘22
764,99 T
20,00% 586,65 T
Sumber Data : Laporan 468 dari 546 Pemda untuk LRA per 1 September s.d. 27 Oktober 2023, 18.00 WIB (Data Diolah), Ditjen Bina Keuangan, 2023 27
PERSENTASE REALISASI BELANJA
APBD 23 PROVINSI PENJABAT KEPALA DAERAH TA 2023
Rata-Rata Provinsi = 60,24%
81,74%
81,32%
80,55%
80,03%
78,77%
77,94%
73,07%
72,95%
72,54%
71,54%
90%
70,41%
70,13%
69,80%
66,42%
66,11%
65,21%
65,05%
62,66%
80%
56,69%
53,19%
53,15%
51,63%
51,42%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
74,06%
67,07%
65,41%
64,40%
63,94%
63,87%
63,39%
63,03%
61,99%
60,31%
60,30%
60,17%
59,87%
58,61%
58,00%
56,31%
56,17%
51,40%
50,64%
47,89%
37,04%
30,63%
27,01%
10%
0%
43,87%
43,71%
43,54%
43,41%
60%
43,19%
42,97%
41,24%
39,28%
38,24%
37,96%
37,88%
37,78%
37,58%
37,52%
37,35%
36,29%
34,90%
34,62%
33,28%
50%
28,48%
40%
30%
93 KAB
20% LAINNYA
10%
0%
20 KAB 20 KAB
PERSENTASE REALISASI BELANJA TERBESAR PERSENTASE REALISASI BELANJA TERKECIL
63,22%
62,88%
62,85%
61,56%
61,49%
61,28%
61,28%
61,19%
60,94%
60,73%
60,57%
60,46%
59,99%
59,90%
59,65%
58,43%
57,18%
55,10%
55,02%
54,48%
70%
53,79%
52,94%
52,13%
50,88%
50,62%
49,71%
48,07%
60%
40,11%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
31
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Republik Indonesia
TERIMA KASIH
www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI kemendagri kemendagri