Anda di halaman 1dari 21

PEMBENTUKAN

PERATURAN DAERAH
NAZAKI
PENDAHULUAN

Bentuk Produk Hukum Daerah:


1. Peraturan
2. Penetapan

Landasan:
1. UU No. 12/2011 ttg Pembentukan Peraturan Perundang2-an.
2. UU No. 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah.
3. Permendagri No. 80/2015 ttg Pembentukan Produk Hukum
Daerah.
Capaian Prolegda/Propemperda Prov. Kepri
Tahun Prolegda/Propemperda Perda Disahkan Capaian
2012 14 7 50%
2013 17 9 53%
2014 19 6 31%
2015 21 7 33%
2016 15 10 66%
Sumber: Alex Guspeneldi, Ketua Bapemperda DPRD Prov. Kepri, 2017.
PEMBATALAN PERDA
Sesuai Putusan MK:

Perda Kab/Kota tidak bisa dibatalkan


oleh Gubernur/Mendagri sebagaimana
diatur dalam UU 23/2014.

Sesuai Putusan MK:

Perda Prov tidak bisa dibatalkan oleh


Mendagri sebagaimana diatur dalam
UU 23/2014.
Pengertian:

 Peraturan Perundang2an adalah peraturan tertulis yg


memuat norma hukum yg mengikat secara umum dan
dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat
yg berwenang melalui prosedur yg ditetapkan dlm Peraturan
Perundang2-an.

 Perda (Prov/Kab/Kota) adalah Peraturan Perundang2-an yg


dibentuk oleh DPRD (Prov/Kab/Kota) dg persetujuan
bersama Gubernur/Bupati/Walikota.
Hirarki Peraturan Perundang2-an:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Jenis Peraturan Perundang-undangan lainnya, mencakup peraturan
yang ditetapkan oleh :

 MPR atau komisi yg setingkat yg


 DPR dibentuk dg UU atau
Pemerintah atas perintah UU
 DPD
 DPRD Provinsi
 MA
 Gubernur,
 MK
 DPRD Kabupaten/Kota,
 BPK
 Bupati/Walikota,
 KY
 Kepala Desa atau yang
 BI
setingkat.
 Menteri, badan, lembaga,
MATERI MUATAN PERDA

1. Penyelenggaraan Otda dan Tugas Pembantuan

2. Penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan


perundang-undangan yang lebih tinggi.

Selain itu, Perda dapat memuat materi muatan lokal


sesuai dg ketentuan peraturan perundang2-an.
PROSES/TAHAPAN PEMBENTUKAN PERDA

1. Perencanaan
2. Penyusunan
3. Pembahasan
4. Penetapan
5. Pengundangan, dan
6. Penyebarluasan
Perencanaan

Propemperda Kota Tpi 2017:


Penyusunan Propemperda 11 Ranperda.

Perencanaan penyusunan ranperda


kumulatif terbuka

Perencanaan penyusunan ranperda di luar


propemperda
Penyusunan propemperda Daftar Kumulattif Terbuka Ranperda diluar Propemperda

Memuat daftar urutan yg Terdiri atas: Dlm keadaan tertentu, DPRD atau Kada
ditetapkan utk jangka waktu 1 th a. akibat putusan MA dapat mengajukan ranperda di luar
berdasarkan skala prioritas b. APBD Propemperda karena alasan:
pembentukan ranperda c. Penataan kecamatan a. mengatasi keadaan luar biasa,
d. Penataan desa keadaaan konflik, atau bencana alam
Sblm penetapan ranperda ttg b. menindaklanjuti kerja sama dengan
APBD pihak lain;
c. mengatasi keadaan tertentu lainnya
Penetapan skala prioritas
yg memastikan adanya urgensi atas
berdasarkan kriteria:
suatu ranperda yg dpt disetujui
a. perintah peraturan bersama oleh alat kelengkapan
perundang-undangan yang DPRD yg khusus menangani bidang
lebih tinggi; pembentukan perda dan unit yg
b. rencana pembangunan menangani bidang hukum pd pemda;
daerah; d. akibat pembatalan oleh Mendagri utk
c. penyelenggaraan otonomi perda provinsi dan oleh gubernur sbg
daerah dan tugas wakil Pempus utk perda kab/kota
pembantuan; dan e. perintah dari ketentuan peraturan
d. aspirasi masyarakat daerah perundang2-an yg lebih tinggi setelah
Propemperda ditetapkan
Ditetapkan dlm rapat paripurna
DPRD, dg Keputusan DPRD.
Penyusunan

Penyusunan rancangan perda dapat berasal (pemerakarsa) dari


DPRD atau kepala Daerah

Ranperda disertai dg Penjelasan atau Keterangan dan/atau Naskah


Akademik

Penjelasan atau Keterangan dan/atau Naskah Akademik digunakan sbg


pedoman dlm penyusunan ranperda
 PENJELASAN ATAU KETERANGAN, memuat:
 pokok pikiran dan materi muatan yang diatur;
 daftar nama; dan
 tanda tangan pengusul
 NASKAH AKADEMIK
Pengertian:
Naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap
suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai
pengaturan masalah tersebut dalam suatu Rancangan Peraturan Daerah sebagai solusi
terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat.

Sistematika:
 Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan
bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran,
dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

 Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan


bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek. Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta empiris
mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat dan negara.

 Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan


bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau
mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada,
yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan
rasa keadilan masyarakat.
Pembahasan
Penetapan
 Sblm ranperda ditetapkan, Mendagri melakukan evaluasi ranperda
prov, dan Gubernur melakukan evaluasi ranperda kab/kota, meliputi:
 RPJPD, RPJMD
 APBD, Perubahan APBD, Pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD
 Pajak daerah;
 Retribusi daerah; dan
 Tata ruang daerah.
Pemberian nomor registrasi (oleh Mendagri > Prov, dan Gub >
Kab/Kota)
Penandatanganan perda oleh kepala daerah
Pengundangan
 Pengundangan merupakan pemberitahuan secara formal suatu
perda, sehingga mempunyai daya ikat pada masyarakat.

 Perda yang telah ditetapkan, diundangkan dlm Lembaran Daerah.

 Lembaran Daerah merupakan penerbitan resmi pemerintah daerah.

 Tambahan Lembaran Daerah memuat penjelasan perda.


Penyebarluasan
 Penyebarluasan Propemperda dilakukan bersama oleh pemda dan
DPRD yg dikoordinasikan oleh Bapemperda.
 Penyebarluasan rancangan perda disertai dg penjelasan atau
keterangan dan/atau naskah akademik yg berasal dari DPRD
dilaksanakan oleh alat kelengkapan DPRD, dan yg berasal dari
Kada dilaksanakan oleh Sekda bersama SKPD Pemerakarsa.
 Penyebarluasan perda yg telah diundangkan dilakukan bersama
oleh pemerintah daerah dan DPRD.
 Kepala daerah wajib menyebarluaskan perda yg telah
diundangkan dlm lembaran daerah.
Tq.

Anda mungkin juga menyukai