Anda di halaman 1dari 7

UPAYA KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN KELAS

II TANJUNG PINANG DALAM PENINGKATAN PELAYANAN


PENERBITANSURAT PERSETUJUAN BERLAYAR

Fauziah Fatimah Azzahro1*, Aan Rubiyanto2*


1
Alumnus, Politeknik Bumi Akpelni
Jl. Pawiyatan Luhur II No. 17 Bendan Dhuwur, Semarang
2
Program Studi Nautika, Politeknik Bumi Akpelni
Jl. Pawiyatan Luhur II No. 17 Bendan Dhuwur, Semarang
Email : fauziahazzahro044@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari kajian ilmiah ini adalah untuk mengetahui upaya Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan Kelas II Tanjung Pinang dalam peningkatan pelayanan proses penerbitan
Surat Persetujuan Berlayar, keabsahan, standar pelayanan, serta faktor apa saja yang menjadi
pendukung dan penghambat proses penerbitan Surat Persetujuan Berlayar.Metode yang
digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah observasi, wawancara dan studi pustaka. Dalam
penelitian ini pengumpulan data terhadap objek dilakukan melalui observasi, pengumpulan
dokumen-dokumen terkait proses penerbitan Surat Persetujuan Berlayar, serta wawancara
dan studi kepustakaan untuk memperkuat data-data yang ada.Kesimpulan dari penelitian ini
adalah mengetahui upaya agen dalam melengkapi dokumen-dokumen yang menjadi kendala
dalam penerbitan SPB, dan seberapa jauh kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas II Tanjung Pinang dalam melakukan peningkatan pelayanan proses penerbitan Surat
Persetujuan Berlayar.

Kata kunci : Keabsahan, Standar Pelayanan, Surat Persetujuan Berlayar

PENDAHULUAN mempunyai surat pernyataan nahkoda,


Indonesia adalah negara kepulauan maka dari dokumen muatan, daftar awak kapal, dan
itu Indonesia disebut juga negara maritim. mempunyai bukti pelunasan pembayaran
Dengan adanya kapal di Indonesia yang dari penerimaan pajak. Kewenangan dan aturan
sejak dahulu hingga sekarang, kapal selalu syahbandar wajib ditaati oleh owner ataupun
dibutuhkan di negara kepulauan ini. Semakin perusahaan pelayaran.
banyaknya armada kapal yang terus dibuat dan Dengan kerjasama ini, aturan akan berlaku dan
semakin banyaknya pula pelabuhan-pelabuhan secara otomatis angkutan laut akan bergerak
baru yang dimiliki Indonesia. Pemerintah akan dengan porsi yang aman karena adanya
sangat terbantu dengan adanya pengawasan dari perlindungan dari pemerintah melalui
pihak otoritas pelabuhan atau yang biasa Syahbandar. Salah satunya yaitu bidang
disebut dengan syahbandar. Syahbandar adalah keselamatan pelayaran, yang akan
pegawai atau pejabat pemerintah yang mengevaluasi kapal dipastikan layak berlayar
mengepalai urusan pelayaran di pelabuhan. atau tidak. Namun ketika diperiksa di tengah
Dengan adanya transportasi laut seperti laut ternyata tidak laik laut, pihak Syahbandar
memudahkan transportasi antar pulau, akan memproses bagaimana kapal bisa berlayar
mudahnya perdangangan antar pulau dan lain dengan ketentuan-ketentuan yang sudah
sebagainya. berlaku. Begitu juga di kantor kesyahbandaran
Dengan kapal-kapal yang akan bergerak seperti dan otoritas pelabuhan tanjung pinang kelas II
labuh, sandar dan sebagainya pihak Syahbandar pada saat proses penerbitan surat persetujuan
akan mengawasi untuk lalu lintas, keselamatan berlayar diketemukan sertifikat mati oleh
berlayar dan mengevaluasi apabila ada sebuah agen dan masalah-masalah yang sudah
dokumen kapal yang sudah tidak berlaku. dijelaskan diatas.
Adapun peraturan Menteri Perhubungan no.
PM 82 Tahun 2014 yang berisi tentang tata cara Tujuan Pembahasan Masalah
penerbitan surat persetujuan berlayar. Sebelum 1. Untuk mengetahui keabsahan (legitimasi)
mengajukan permohonan berlayar harus Surat Persetujuan Berlayar yang

165
diterbitkan oleh KSOP Kelas II Tanjung Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun
Pinang. 2008 Tentang Pelayaran, yang di maksud
2. Untuk mengetahui Standar Pelayanan dengan Syahbandar adalah pejabat pemerintah
Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar pada di pelabuhan yang di angkat oleh menteri dan
KSOP Kelas II Tanjung Pinang. memiliki kewenangan tertinggi untuk
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan menjalankan dan melakukan pengawasan
penghambat Standar Pelayanan Penerbitan terhadap di penuhinya ketentuan peraturan
Surat Persetujuan Berlayar pada KSOP perundang-undangan untuk menjamin
Kelas II Tanjung Pinang. keselamatan dan keamanan pelayaran.
4.
METODE Fungsi, Tugas, dan Kewenangan
Metode yang digunakan dalam pengumpulan
data yaitu dengan metode observasi, Metode Syahbandar
wawancara, dan kepustakaan. Syahbandar sebagai pejabat tertinggi di
lingkungan kepelabuhanan tentunya memiliki
LANDASAN TEORI kewenangan yang sangat besar yang diberikan
Upaya menurut Tim Penyusun Departemen oleh aturan hukum Indonesia. Di dalam
Pendidikan Nasional (2008: 1787), "upaya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Pasal
adalah usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai 207 Syahbandar mempunyai fungsi sebagai
suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari berikut:
jalan keluar, dan sebagainya". a. Melaksanakan fungsi keselamatan dan
Upaya menurut kamus besar bahasa Indonesia ( keamanan pelayaran yang mencakup
KBBI) diartikan sebagai usaha kegiatan yang pelaksanaan, pengawasan dan penegakan
mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai hukum di bidang angkutan di perairan,
suatu tujuan. Upaya juga berarti usaha, akal, kepelabuhanan dan perlindungan maritim di
ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, pelabuhan.
memecahkan persoalan mencari jalan keluar. b. Membantu pelaksanaan pencarian dan
Berdasarkan uaraian di atas dapat disimpulkan penyelamatan (search and rescue) di pelabuhan
bahwa upaya adalah suatu usaha yang sesuai dengan ketentuan peraturan
dilakukan dengan maksud tertentu agar semua perundangundangan.
permasalahan yang ada dapat terselesaikanc. Diangkat oleh menteri setelah memenuhi
dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang persyaratan kompetensi di bidang keselamatan
diharapkan. dan keamanan pelayaran serta kesyahbandaran.
Upaya dimaksudkan sebagai usaha dari KSOP Peningkatan
Kelas II Tanjung Pinang untuk meningkatkan Menurut Sulistiyani (2009) peningkatan
kegiatan pelayanan proses penerbitan SPB merupakan suatu urutan kegiatan yang biasanya
dengan berbagai masalah. melibatkan beberapa orang yang didalam satu
atau lebih, yang diterapkan untuk menjamin.
Kantor Kesyahbandaran dan Menurut Sugono (2008) mendefinisikan
peningkatan sebagai “proses, pembuatan, cara
Otoritas Pelabuhan (KSOP) meningkatkan”. Menurut Alwi (2002)
Menurut peraturan Menteri Perhubungan No. peningkatan adalah suatu proses perbuatan, cara
PM 36 Tahun 2012 Kantor Kesyahbandaran meningkatkan usaha, dan sebagainya.
Dan Otoritas Pelabuhan adalah unit pelaksana Jadi berdasarkan pengertian peningkatan diatas
teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan penulis dapat menyimpulkan, peningkatan
yang berada dibawah dan bertanggung jawab adalah suatu proses perubahan meningkat, yang
kepada Direktur Jendral Perhubungan Laut. berarti proses berubah menjadi lebih baik.
Kantor KSOP mempunyai peran sebagai Pelayanan
penegak hukum dalam bidang Keselamatan dan
Menurut Sutedja (2007), “Pelayanan atau servis
Keamanan Pelayaran dan Pengelolaan urusan
dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau
administrasi, kepegawaian keuangan, hukum,
keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu
dan hubungan masyarakat.
pihak kepada pihak lain”. Menurut Kotler
Syahbandar dalam Laksana (2008:120), “Pelayanan adalah
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

166
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain,g. International Load Line Convensional 1996
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidakh. Collision Regulation 1972, STCW 78/95
mengakibatkan kepemilikan apapun”.
Menurut Sampara Sinambela (2011) Pelayanan PEMBAHASAN
adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang 1. Keabsahan (legitimasi) Surat Persetujuan
terjadi dalam interaksi langsung antara Berlayar yang diterbitkan KSOP Kelas II
seseorang dengan orang lain atau mesin secara Tanjung Pinang
fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan Pemeriksaan Administrasi
bahwa pelayanan adalah tindakan atau kegiatan
yang diberikan atau diatawarkan perusahaan
kelengkapan, keabsahan masa
kepada konsumen sesuai dengan apa yang berlaku dari:
diharapkannya. a. Sertifikat dan dokumen yang dilampirkan
pada saat penyerahan surat permohonan
Surat Persetujuan Berlayar (SPB) penerbitan Surat Persetujuan Berlayar
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan (SPB), meliputi:
Republik Indonesia Nomor: PM 82 Tahun 2014 1) Permohonan dari pemilik atau operator
Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan kapal kepada syahbandar
Berlayar, yang dimaksud dengan Surat 2) Laporan kedatangan/keberangkatan
Persetujuan Berlayar adalah dokumen Negara kapal (LK3)
yang dikeluarkan oleh Syahbandar kepada 3) Memorandum kelaiklautan kapal
setiap kapal yang akan berlayar. Melihat dari 4) Surat pernyataan nakhoda (master
pengertian tersebut maka Syahbandar memiliki sailing declaration)
kewenangan untuk menerbitkan Surat 5) Dokumen muatan/penumpang
Persetujuan Berlayar. 6) Bukti pemeriksaan fisik
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 7) Daftar kelengkapan dan validitas surat
2008 Pasal 219 ayat 1 menerangkan bahwa dan dokumen kapal dalam rangka
setiap kapal yang berlayar wajib memiliki surat penerbitan surat persetujuan berlayar
persetujuan berlayar yang dikeluarkan oleh 8) Bukti pelunasan pembayaran PNBP:
Syahbandar. Surat persetujuan berlayar akan a) Jasa Kenavigasian (Rambu dan
dianggap tidak berlaku apabila kapal dalam VST/MC)
waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah surat b) Jasa Labuh/Tambat
persetujuan berlayar diterbitkan, kapal tidak c) Jasa Kepelabuhanan.
segera bertolak dari pelabuhan. d) Penerimaan Uang Perkapalan dan
Surat persetujuan berlayar dapat ditunda Kepelautan (PUP)
penerbitannya oleh Syahbandar apabila ternyata e) Jasa Angkut Laut
kapal tidak memenuhi persyaratan kelaiklautan b. Sertifikat dan surat-surat kapal yang telah
kapal atau terdapat pertimbangan cuaca buruk diterima oleh Syahbandar pada saat kapal
yang dapat menggangu keselamatan dan tiba di pelabuhan Tanjung Pinang.
keamanan pelayaran.
Dasar Hukum Surat Pesetujuan Berlayar ( SPB Pemeriksaan Teknis Kelaiklautan Kapal
): Untuk memverifikasi keadaan atau kondisi
a. Undang-Undang No.17 Tahun 2008 tentang kelengkapan peralatan yang disebutkan dalam
Pelayaran sertifikat yang meliputi:
b. Keputusan Menteri Perhubungan No : PM a. Kondisi Nautis
82 Tahun 2014 tentang Surat Persetujuan b. Kondisi Teknis
Berlayar. c. Kondisi Radio Kapal
c. PP No. 51 tahun 2002 tentang perkapalan d. Pemuatan
pasal 7 e. Stabilitas Kapal.
d. Surat keputusan DIRJENLA No. PY
66/1/2002
e. Surat keputusan DIRJENLA No. PY
65/1/1986
f. Safety Of Life At Sea ( SOLAS ) 1974

167
Pemeriksaan Kelaiklautan Kapal 6. Bukti pemeriksaan fisik
7. Daftar kelengkapan dan validitas surat dan
yang akan Berlayar dalam Rangka dokumen kapal dalam rangka penerbitan
Penerbitan SPB surat persetujuan berlayar
a. Surat Pernyataan Nahkoda (Master Sailling 8. Bukti pelunasan pembayaran PNBP:
Declaration) a. Jasa kenavigasian (Rambu dan
b. Pemeriksaan Administrasi VST/MC)
Pemeriksaan administrasi bahwa kapal telah b. Jasa labuh/tambat
layak atau memenuhi kewajiban c. Jasa kepelabuhanan.
administrasi berupa sertifikat, surat kapal d. Penerimaan uang perkapalan dan
dan bukti-bukti kewajiban lainnya kepelautan (PUP)
c. Pemeriksaan Fisik di atas Kapal e. Jasa angkut laut
Pemeriksaan fisik kapal (kapal, perawakan Proses Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar
dan muatan) apakah telah sesuai atau (SPB) di dalam kantor Kesyahbandaran dan
memenuhi kelaiklautan kapal. Otoritas Pelabuhan, setelah kapal memenuhi
Surat Persetujuan Berlayar merupakan suatu persyaratan yang telah ditetapkan.
proses pengawasan yang dilakukan oleh Permasalahan dikarenakan adanya beberapa
Syahbandar terhadap kapal yang akan berlayar alasan yang terjadi pada proses penerbitan SPB,
meninggalkan pelabuhan untuk memastikan meliputi:
bahwa kapal dan seluruh awak kapal beserta a. Habisnya masa berlaku sertifikat-sertifikat
muatan kapal telah memenuhi persyaratan kapal dalam format Memorandum
keselamatan dan keamanan pelayaran. kelaiklautan kapal.
Dalam hal ini Kantor Kesyahbandaran dan b. Tidak dilampirkannya manifest dalam
Otoritas Pelabuhan (KSOP) mempunyai laporan LK3.
wewenang dalam proses Penerbitan Surat c. Tidak sesuainya dokumen
Persetujuan Berlayar (SPB). muatan/penumpang dengan keadaan
manifest yang sesungguhnya.
Fungsi Surat Persetujuan Berlayar d. Daftar kelengkapan dan validitas surat dan
(SPB) dokumen kapal dalam rangka penerbitan
Menurut PM 82 Tahun 2014 Fungsi dari Surat surat persetujuan.
Persetujuan Berlayar (SPB) merupakan suatu
proses pengawasan yang dilakukan oleh Proses Penerbitan Surat
Syahbandar terhadap kapal yang akan berlayar Persetujuan Berlayar (SPB)
meninggalkan pelabuhan untuk memastikan Penerbitan SPB (Surat Persetujuan Berlayar)
bahwa kapal, awak kapal, dan muatannya merupakan suatu proses yang di lakukan oleh
secara teknis-administratif telah memenuhi Syahbandar terhadap kapal yang akan berlayar
persyaratan keselamatan dan keamanan meninggalkan pelabuhan untuk memastikan
pelayaran serta perlindungan lingkungan bahwa kapal, awak kapal, dan muatannya
maritim. secara teknis administratif telah memenuhi
Dalam melakukan pelayanan Clearance persyaratan keselamatan dan keamanan
perlunya adanya dokumen sebagai bukti pelayaran serta perlindungan lingkungan
pernyataan dari setiap kegiatan kaeganan. maritim, persyaratan keselamatan dan
Adapun beberapa dokumen yang diperlukan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan
dalam penerbitan Surat Persetujuan Berlayar. terpenuhinya persyaratan keselamatan dan
Dokumen pendukung yang berkaitan dengan keamanan yang menyangkut angkutan di
Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar meliputi: perairan kepelabuhanan dan lingkungan
1. Permohonan dari pemilik atau operator maritim sesuai dengan keputusan menteri
kapal kepada syahbandar perhubungan Nomor KM 01 Tahun 2010 yaitu:
2. Laporan kedatangan/keberangkatan kapal 1. Dalam proses penerbitan SPB pihak
(LK3) pemohon atau pihak agen mengajukan
3. Memorandum kelaiklautan kapal permohonan kepada pihak Syahbandar
4. Surat pernyataan nakhoda (Master sailing dengan menyerahkan seluruh dokumen dan
declaration) surat kapal kepada pihak Syahbandar.
5. Dokumen muatan/penumpang

168
2. Setelah itu pihak Syahbandar akan Fungsi Kantor Kesyahbandaran
melakukan proses penelitian terhadap
dan Otoritas Pelabuhan (KSOP)
dokumen dan surat-surat kapal.
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No
3. Selain melakukan pemeriksaan atau
36 Tahun 2012 Pasal 2, Kantor
penelitian pada dokumen dan surat-surat
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
kapal Syahbandar juga melakukan
menyelenggarakan fungsi:
pemeriksaan mencakup:
a. Pelaksanaan pengawasan dan pemenuhan
4. Pemeriksaan administrasi seperti
kelaiklautan kapal, sertifikasi keselamatan
pemeriksaan dokumen surat-surat kapal dan
kapal, pencegahan pencemaran dari kapal
juga sertifikat berlayar.
dan penetapan status hukum kapal.
5. Pemeriksaan fisik, seperti kondisi nautis-
b. Pelaksanaan pemeriksaan manajemen
teknis dan radio kapal, serta pemuatan dan
keselamatan kapal.
stabilitas kapal. Sesuai dengan keterangan
c. Pelaksanaan pengawasan keselamatan dan
yang disebutkan dalam surat pernyataan
keamanan pelayaran terkait dengan
kesiapan kapal berangkat dari Nakhoda
kegiatan bongkar muat barang berbahaya,
(master sailing declaration).
barang khusus, limbah bahan berbahaya
a. Apabila pada pemeriksaan fisik terdapat
dan beracun (B3), pengisian bahan bakar,
ketidak sesuaian dengan ketentuan yang
ketertiban embarkasi dan debarkasi
berlaku (kelaiklautan), maka surat SPB
penumpang, pembangunan fasilitas
akan ditunda dan hasil pemeriksaan
pelabuhan, pengerukan dan reklamasi, laik
tersebut diberitahukan kepada pihak
layar dan kepelautan, tertib lalu lintas
agen untuk memenuhi ketentuan-
kapal di perairan pelabuhan dan alur
ketentuan yang berlaku.
pelayaran, pemanduan dan penundaan
b. Setelah semuanya selesai maka pihak
kapal, serta penerbitan Surat Persetujuan
syahbandar akan menandatangani SPB
Berlayar.
tersebut dan akan segera menyerahkan
d. Pelaksanaan pemeriksaan kecelakaan
kepada pemilik atau operator kapal
kapal, pencegahan dan pemadaman
yang ditunjuk mengageni kapal untuk
kebakaran di perairan pelabuhan,
di teruskan kepada Nakhoda.
penanganan musibah laut, pelaksanaan
c. Setelah SPB di terima di atas kapal
perlindungan lingkungan maritim dan
Nakhoda kapal wajib segera
penegakan hukum di bidang keselamatan
menggerakkan kapal untuk berlayar
dan keamanan pelayaran.
meninggalkan pelabuhan sesuai dengan
e. Pelaksanaan koordinasi kegiatan
waktu tolak yang telah ditetapkan.
pemerintahan di pelabuhan yang terkait
dengan pelaksanaan pengawasan dan
2. Standar Pelayanan Penerbitan penegak hukum di bidang keselamatan dan
Surat Persetujuan Berlayar keamanan pelayaran.
pada KSOP Kelas II Tanjung f. Pelaksanaan penyusunan Rencana Induk
Pelabuhan, Daerah Linkungan Kerja dan
Pinang
Daerah Lingkungan Kepentingan
pelabuhan, serta pengawasan
Tugas Kantor Kesyahbandaran penggunaanya, pengusulan tarif untuk di
dan Otoritas Pelabuhan tetapkan menteri.
Berdasarkan PM 36 Tahun 2012 Pasal 2 g. Pelaksanaan penyediaan, pengaturan, dan
Kantor Kesyahbdandaran dan Otoritas pengawasan pengunaan lahan daratan dan
Pelabuhan mempunyai tugas perairan pelabuhan, perairan pelabuhan,
melaksanakan pengawasan dan keamanan pemelipenahan gelombang, kolam
pelayaran, koordinasi kegiatan pelabuhan, alur pelayaran dan jaringan
pemerintahan di pelabuhan serta jalan serta Sarana Bantu Navigasi
pengataturan, pengendalian dan Pelayaran.
pengawasan kegiatan kepelabuhanan pada h. Pelaksanaan penjaminan dan pemeliharaan
pelabuhan yang diusahakan secara kelestarian lingkungan di pelabuhan,
komersial. keamanan dan ketertiban, kelancaran arus
barang di pelabuhan.

169
i. Pelaksanaan pengaturan lalu lintas ke Pelabuhan Kelas II Tanjung Pinang
kapal luar masuk pelabuhan melalui tentunya tidak terlepas dari segala
pemanduan kapal, penyediaan dan/atau aspek yang mendukung keberhasilan
pelayanan jasa kepelabuhanan serta proses pelayanan yang diberikan.
pemberian konsensi atau bentuk lainnya Kualitas dan proses penyelenggaraan
kepada Badan Usaha Pelabuhan. layanan publik KSOP Kelas II
j. Penyiapan bahan penetapan dan evaluasi Tanjung Pinang dapat diamati,
standar kinerja operasi pelayanan jasa dirasakan, dan dinilai secara langsung
kepelabuhan; dan pelaksanaa urusan oleh warga sudah sangat membantu.
keuangaan, kepegawaiian dan umum, 1) Berdasarkan kegiatan yang
hukum dan hubungan masyarakat serta dilakukakan sebelumnya, dapat
pelaporan. disimpulkan bahwa sumber daya
Ada 6 indikator dalam Standar Pelayanan manusia serta peralatan sarana
Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar pada dan lokasi kantor KSOP Kelas II
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Tanjung Pinang yang strategis,
Pelabuhan Kelas II Tanjung Pinang, yaitu: merupakan faktor lain yang
mendukung proses pelayanan
1. Proses Pelayanan penerbitan surat persetujuan
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas berlayar pada Kantor
Pelabuhan Kelas II Tanjung Pinang Kesyahbandaran dan Otoritas
merupakan unit pelaksana teknis di Pelabuhan Kelas II Tanjung
lingkungan kementerian perhubungan Pinang. Selain itu faktor Sumber
yang berkewajiban memberikan Daya Manusia (pegawai) Kantor
pelayanan publik dengan sebaik- KSOP Kelas II Tanjung Pinang
baiknya. Oleh karena itu, Kantor yang kompeten dalam
Kesyahbandaran dan Otoritas memberikan pelayanan
Pelabuhan Kelas II Tanjung Pinang penerbitan SPB menjadi alasan
harus memperhatikan peningkatan proses penerbitan berjalan lebih
kualitas pelayanan publik dengan cepat.
menyusun Standar Pelayanan Publik b. Faktor Penghambat Standar
(SPP). Pelayanan Penerbitan Surat
Dalam hal ini prosedur pelayanan Persetujuan Berlayar pada KSOP
penerbitan surat persetujuan berlayar Kelas II Tanjung Pinang
yang diberikan oleh Kantor Berdasarkan hasil yang ditemukannya
Kesyahbandaran dan Otoritas beberapa faktor yang menjadi
Pelabuhan Kelas II Tanjung Pinang penghambat dalam pelayanan
sudah dilakukan sesuai standar penerbitan surat persetujuan berlayar
prosedur yang telah ditetapkan. pada Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan Kelas II Tanjung
3. Faktor Pendukung dan Pinang yaitu:
Penghambat Standar Pelayanan 1) Sarana Prasarana yang belum
Penerbitan Surat Persetujuan memadai seperti kurang luasnya
ruang tunggu bagi pengguna jasa.
Berlayar pada KSOP Kelas II 2) Minimya kursi di ruang pelayanan
Tanjung Pinang Kantor Kesyahbandaran dan
a. Faktor Pendukung Standar Otoritas Pelabuhan (KSOP) bagi
Pelayanan Penerbitan Surat pengguna jasa.
Persetujuan Berlayar pada KSOP
Kelas II Tanjung Pinang KESIMPULAN
Dalam memberikan pelayanan kepada 1. Keabsahan (legitimasi) Surat Persetujuan
masyarakat, dalam hal ini proses Berlayar yang diterbitkan KSOP Kelas II
pelayanan penerbitan surat Tanjung Pinang tetap dilakukannya upaya
persetujuan berlayar, pihak Kantor untuk kelengkapan dokumen-dokumen
Kesyahbandaran dan Otoritas yang menjadi syarat penerbitan SPB oleh

170
pengguna jasa atau agen, ketidaksesuaian, Menhub RI. 2010. Peraturan Menteri
serta masa berlaku yang sudah habis. Perhubungan RI Nomor 01 Tahun 2010
2. Standar Pelayanan Penerbitan Surat Tentang Tata Cara Penerbitan Surat
Persetujuan Berlayar yang diberikan KSOP Persetujuan Berlayar (Port Clearence).
Kelas II Tanjung Pinang dalam hal Jakarta: Menteri Perhubungan
prosedur pelayanan sudah baik, pelayanan
penerbitan SPB namun pelayanan
penerbitan SPB perlu ditingkatkan lagi
dengan standar waktu yang ada.
3. Faktor pendukung pada proses penerbitan
SPB terdapat pada proses pelayanan, lokasi
yang strategis, serta SDM yang kompeten
di bidangnya sangat berguna bagi pihak
KSOP Kelas II Tanjung Pinang dalam
memberikan pelayanan bagi pengguna jasa
untuk memberikan pelayanan yang
optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Adi, W. 2000. Strategi Pembelajaran.
Yogyakarta: FIP UNY
Alwi. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta:Balai ustaka
Amin, W. 2001. Internal Auditing (Suatu
Pengantar).Jakarta: Harvarindo
Laksana. 2008. Manajemen Pemasaran.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Sektor
Publik. Yogyakarta: Andi
Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2011. Reformasi
Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara
Soewarno. 2007. Pengantar Studi Ilmu
Administrasi dan Manajemen. Jakarta:
Gunung Agung
Sugono. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama
Sulistiyani. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sutedja. 2007. Panduan Layanan
Konsumen.Jakarta:PT Grasindo
Depdiknas.2008.TimPenyusun
DepartemenPendidikan Nasional.
Jakarta: Depdiknas
Menhub RI. 2001. Peraturan Menteri
Perhubungan RI Nomor 33 Tahun2001
Tentang Penyelenggaraan dan
Pengusahaan Angkutan Laut. Jakarta:
Menteri Perhubungan
Menhub RI. 2007. Peraturan Menteri
Perhubungan RI Nomor 21 Tahun 2007
Tentang Sistem dan Prosedur pelayanan.
Jakarta:Menteri erhubungan

171

Anda mungkin juga menyukai