Anda di halaman 1dari 6

PENANGANAN BONGKAR MUAT BARANG BERBAHAYA OLEH PENGAWAS

KEAMANAN DAN KETERTIBAN KANTOR KSOP KHUSUS BATAM

Irwan Setia Ramdani, 1* Sulida Erliyana2


1&2
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan, Politeknik Bumi Akpelni
Jln. Pawiyatan Luhur II/17 Bendan Dhuwur, Semarang
*Email : Irwan07setia@gmail.com

Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji dan memahami masalah dalam membuat Surat
Pengawasan Barang Berbahaya yang dikeluarkan oleh KSOP Khusus Batam, dan penyebab adanya
perbedaan dalam pemeriksaan pemuatan dan pemakaian barang berbahaya, serta memahami
kecacatan pekerja dalam bekerja dengan aman, dan bagaimana peran yang diperlukan oleh Kode
IMDG. Ada beberapa metode dalam penulisan ini seperti melakukan observasi di KSOP Khusus
Batam; melakukan wawancara dengan staf KSOP Khusus Batam; dan melakukan kajian
kepustakaan untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penulisan ini. Dari data yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa ada kelalaian karyawan KSOP Khusus Batam pada saat
mengeluarkan surat permohonan bongkar muat barang berbahaya; adanya ketidaksasuian jumlah
muatan selama kegiatan bongkar muat barang berbahaya; dan Kurangnya pemahaman terkait
pentingnya keselamatan yang di persyaratkan dalam International Maritime Dangerous Goods .
Sehingga dalam proses penyelesaian masalah ini perlu sanksi tegas dari pimpinan KSOP Khusus
Batam.

Kata kunci : Barang berbahaya, Keselamatan,& Penanganan

PENDAHULUAN paling tinggi dalam penyelenggaraan atau


Menurut Suyatno (2018: 51) Indonesia tatanan kepelabuhanan Nasional. Di dalam
merupakan sebuah negara kepulauan yang undang-undang ini dan beberapa peraturan
luas dari segi geografi dengan mempunyai pemerintah turunannya, pelabuhan
berbagai bentuk latar belakang masyarakat didefinisikan sebagai sebuah tempat yang
dan agama dengan dikenali sebagai bangsa terdiri dari daratan dan perairan dimana
Indonesia. Dikarenakan hal tersebut, maka disekitarnya terdapat batas-batas tertentu
Indonesia memerlukan pengelolaan dan yang biasanya digunakan sebagai tempat
pengembangan sektor pelabuhan yang kegiatan pemerintahan dan ekonomi.
dikelola dan dikembangkan secara efisien Menurut Fair (2012: 1), port is a place
dan efektif. Sejalan dengan pelaksanan which regularly provides accommodations
pembangunan di Indonesia yang sasaran for the transfer of passangers and/or goods
utamanya dibidang pembangunan ekonomi, to and from water carriers. Semakin
maka kegiatan perdagangan merupakan banyaknya armada kapal yang terus dibuat
salah satu sektor pembangunan ekonomi, dan semakin banyaknya pelabuhan-
senantiasa ditumbuh kembangkan pelabuhan baru yang dimiliki Indonesia,
peranannya. Untuk memperlancar arus maka pemerintah dibantu oleh pihak
barang dan jasa guna menunjang kegiatan otoritas pelabuhan yang sudah ditempatkan
perdagangan tersebut, diperlukan adanya di kota-kota yang dipilih. Pemerintah akan
sarana pengangkutan yang memadai, baik sangat terbantu dengan adanya pengawasan
pengangkutan melalui darat, laut maupun dari pihak otoritas pelabuhan atau yang
udara. Mengingat keadaan geografis biasa disebut syahbandar. Syahbandar
Indonesia sebagai negara kepulauan adalah pegawai atau pejabat pemerintah
daratannya, maka sarana pengangkutan yang mengepalai urusan pelayaran di
melalui laut besar peranannya dalam pelabuhan. Oleh sebab itu, antara
menghubungkan kota-kota maupun pulau- pemerintah dengan pihak Syahbandar harus
pulau yang ada di tanah air. Undang- mempunyai kerjasama yang baik atas
undang RI Nomor 17 (2008), tentang terselenggaranya program pemerintah
Pelayaran merupakan landasan peraturan melalui pihak Syahbandar. Dalam kajian

50
ini, ada beberapa masalah yang telah International Maritime Dangerous Goods
teridentifikasi, dan akan dibahas pada (IMDG) Code adalah kode barang
bagian pembahasan, yaitu: 1). Sering berbahaya Maritim Internasional yang
terjadi kesalahan pada saat membuat Surat diadopsi oleh Maritime Safety Committee
Keterangan Pengawasan Bongkar Muat (MSC) dari International Maritime
Barang Berbahaya yang diterbitkan oleh Organization (IMO) dengan resolusi
KSOP Khusus Batam, 2) Adanya Maritime Safety Committee (MSC) 122 (75)
ketidaksesuaian pada saat pemeriksaan dan amandemennya.
bongkar muat barang berbahaya oleh
pengawas Kemananan dan Ketertiban METODE
Pelabuhan KSOP Khusus Batam, 3) Masih Metode yang digunakan dalam
kurangnya pemahaman petugas dalam pengumpulan data adalah dengan
ketentuan teknis keselamatan yang menggunakan metode observasi, interview,
dipersyaratkan dalam International dan studi literatur. Untuk mendapatkan
Maritime Dangerous Goods (IMDG) Code. informasi yang diperlukan, penulis
melakukan studi pustaka, pengamatan pada
obyek dan melakukan wawancara dengan
LANDASAN TEORI pihak-pihak yang terkait dengan kendala
Pengertian Penanganan yang dibahas dalam kajian ini.
Menurut Depdiknas (2008), penanganan
(pe.na.ngan.an) adalah proses, cara,
perbuatan menangani, atau penggarapan.
Penanganan terhadap suatu kegiatan yang PEMBAHASAN
sedang dilakukan haruslah dengan tata cara 1. Sering terjadi kesalahan pada saat
yang sistematis yang melalui beberapa membuat Surat Keterangan Pengawasan
proses atau cara yang runtut untuk Bongkar Muat Barang Berbahaya yang
mencapai hasil akhir maksimal. diterbitkan oleh Kantor KSOP Khusus
Batam.
Penerbitan Surat Keterangan
Pengertian Bongkar Muat Pengawasan bongkar muat barang
Menurut Sudjatmiko (2007: 264), bongkar berbahaya merupakan suatu proses yang
muat berarti pemindahan muatan dari dan dilakukan oleh Syahbandar terhadap
keatas kapal untuk ditimbun ke dalam atau kapal yang akan melakukan kegiatan
langsung diangkut ke tempat pemilik bongkar maupun muat untuk
barang dengan melalui dermaga pelabuhan memastikan bahwa kapal, peralatan atau
dengan mempergunakan alat pelengkap sarana bongkar muat dan muatannya
bongkar muat, baik yang berada di dermaga secara teknis administratif telah
maupun yang berada di kapal itu sendiri. memenuhi persyaratan keselamatan dan
Pengertian Barang Berbahaya keamanan pelayaran serta perlindungan
Menurut International Dangerous Goods lingkungan pelabuhan.
(IMDG) Code, barang berbahaya adalah Langkah-langkah yang harus
semua jenis muatan yang memerlukan dilaksanakan untuk penerbitan surat ijin
penangan khusus, semua barang yang sifat, tersebut adalah sebagai berikut:
ciri khas dan keadaannya merupakan a. Pihak agen kapal mempersiapkan
bahaya terhadap keselamatan atau permohonan ijin bongkar,
kesehatan manusia serta makhluk hidup mempersiapkan permohonan ijin
lainnya. bongkar adalah langkah yang harus
Pengertian International Dangerous dilakukan terlebih dahulu oleh pihak
Goods (IMDG) Code agen kapal, ijin bongkar
Menurut Fakhrurrozi (2017: 113)

51
dipersiapkan pada saat kapal telah h. Setelah pengetikan surat ijin
bersandar di pelabuhan bongkar. bongkar muatan, maka surat tersebut
b. Pihak agen kapal mengajukan diperiksa dan diberikan barcode
permohonan ijin bongkar kepada oleh kepala seksi Keselamatan
kepala Kantor Kesyahbandaran dan Berlayar Penjagaan dan Patroli.
Otoritas Pelabuhan (KSOP). Setelah i. Surat ijin bongkar diteruskan kepada
permohonan ijin bongkar telah seksi Tata Usaha (TU), maka
dipersiapkan oleh agen kapal maka petugas seksi Tata Usaha (TU) akan
pihak agen kapal langsung menuju melakukan pembukuan surat keluar
Kantor Kesyahbandaran dan terhadap surat tersebut.
Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk j. Penyerahan surat ijin bongkar muat
diajukan kepada kepala kantor kepada agen kapal, setelah petugas
melalui seksi Tata Usaha (TU) dan seksi Tata Usaha menyerahkan surat
menunggu proses penerbitan Surat ijin bongkar muat kepada pihak
Keterangan Pengawasan Bongkar agen kapal selaku pemohon, surat
Muat Barang Berbahaya selama 8 ijin bongkar muat diserahkan
jam. melalui pintu keluar.
c. Pengajuan surat permohonan ijin k. Pihak agen kapal menuju lokasi
bongkar, surat permohonan ijin pelaksanaan bongkar muatan kapal.
bongkar diajukan terlebih dahulu l. Setelah pelaksanaan bongkar muat
kepada seksi Tata Usaha (TU) telah dilaksanakan, maka pihak
melalui pintu masuk. kapal memberikan laporan kepada
d. Selanjutnya agen kapal membayar agen kapal bahwa selama
Penerimaan Uang Perkapalan (PUP) pelaksanaan bongkar muat barang
melalui seksi Penerimaan Negara berbahaya tidak terjadi kecelakaan.
Bukan Pajak (PNBP).
e. Pembukuan surat dan disposisi surat Namun fakta yang terjadi di kantor
masuk oleh Tata Usaha (TU), segala KSOP Khusus Batam selalu ada
surat permohonan yang masuk kesalahan pada saat membuat surat
melalui Tata Usaha akan di catat keterangan pengawasan bongkar muat
oleh Petugas Tata Usaha untuk barang berbahaya, karena faktor-faktor
diberi nomor dan penempatan sebagai berikut:
disposisi surat tersebut. a. Masih menggunakan sistem manual.
f. Pemeriksaan administratif surat b. Kualitas Sumber Daya Manusia
permohonan oleh seksi Keselamatan (SDM) KSOP Khusus Batam yang
Berlayar Penjagaan dan Patroli, masih lamban dan lalai seperti menunda
setelah penempatan disposisi oleh pekerjaan, pejabat penanggung jawab
Tata Usaha maka surat permohonan sedang tidak ditempat.
diteruskan kepada seksi yang Akibat dari kualitas Sumber Daya
bersangkutan yang menangani ijin Manusia (SDM) yang masih lamban dan
bongkar muatan. Petugas seksi lalai maka proses penerbitan surat
Keselamatan Berlayar Penjagaan keterangan pengawasan bongkar muat
dan Patroli akan memeriksa barang berbahaya memakan waktu yang
administratif surat permohonan cukup lama karena masih menggunakan
tersebut. sistem manual dalam pelayanan dan
g. Setelah surat permohonan selesai proses penerbitan menunggu sampai
diperiksa oleh petugas Keselamatan pejabat penanggung jawab serta staff ada
Berlayar Penjagaan dan Patroli, ditempat.
maka petugas akan melakukan 2. Adanya ketidaksesuaian pada saat
pengetikan surat ijin bongkar muat. pemeriksaan bongkar muat barang

52
berbahaya oleh pengawas Kemananan 9) Beri kesempatan kepada pemasok
dan Ketertiban Pelabuhan KSOP Khusus untuk memberi peringatan
Batam. kecepatan.
Proses bongkar muat barang 10) Beri waktu bagi pemasok untuk
berbahaya berupa bahan bakar minyak memberi aba-aba berhenti.
Marine Fuel Oil (MFO) oleh PT. 11) Keringkan selang setelah selesai
Pelayaran Nasional Bintang Nusantara pengisian dan tutup semua katup
adalah sebagai berikut: isi.
a. Persiapan awal (initial preparation)
1) Nahkoda kapal berdiskusi dengan c. Setelah selesai pengisian (on
seluruh anak buah kapal terkait completion of bunkering)
rencana pengisian bahan bakar 1) Yakinkan bahwa semua selang
minyak dan urutan pengisian tanki. telah di keringkan.
2) Tutup dan amankan seluruh katup 2) Tutup pemasangan flense dari
pembuangan. manifold.
3) Tutup dan pasang flange kedap 3) Tutup dan lepaskan sambungan
untuk manifold. kopling selang.
4) Tutup seluruh pembuangan air 4) Konfirmasi ulang apakah semua
geladak agar kedap minyak atau pipa isi dan katup isi tangki telah
air. di tutup.
5) Bersihkan sekitar tempat 5) Konfirmasi ulang semua pipa duga
pengisian, dan amankan semua tangki bahan bakar.
penyumbat. 6) Tetapkan dan setujui catatan
6) Siapkan material penyerap (oil pembacaan dari tongkang dengan
absorbent) di lokasi tertentu. kapal.
7) Siapkan sarana pengeringan air 7) Periksa apakah penerimaan telah
yang terkumpul di geladak. benar.
8) Siapkan sarana komunikasi antara 8) Isi oil record book.
tempat pengisian, mualim jaga dan
kamar mesin.
Namun fakta yang terjadi pada saat
b. Selama pengisian (during bunkering) kegiatan bongkar muat barang berbahaya di
1) Mulai pemompaan dari kecepatan kapal MT. Cosmic 9 ada ketidaksesuaian
minimal. yaitu jumlah muatan Marine Fuel Oil
2) Monitor tekanan pipa pengisian. (MFO) yang di muat tidak sesuai dengan
3) Periksa apakah ada kebocoran manifest. Hal ini dapat terjadi karena anak
selang. buah kapal MT. Cosmic 9 tidak melakukan
4) Kurangi kecepatan pemompaan sounding ke kapal yang melakukan bunker,
atau buka tangki sebelum di yang menyebabkan ketidaksesuaian jumlah
tambah. Marine Fuel Oil (MFO).
5) Tutup katup setiap selesai Akibat dari ketidaksesuaian tersebut maka
pengisian satu tangki. proses bongkar muat barang berbahaya
6) Saksikan tanggal dan tanda tangan memakan waktu yang cukup lama karena
bersama sisakan untuk stempel dan harus menghitung ulang seluruh muatan
di segel. Marine Fuel Oil (MFO) yang sudah di muat
7) Yakinlah setiap selesai lakukan ke kapal MT. Cosmic 9 dan total
ullage untuk pengeringan selang kekurangannya.
atau penutupan saluran.
8) Beritahukan pemasok bila telah 3. Kurangnya pemahaman petugas dalam
mencapai tangki terakhir. ketentuan teknis keselamatan yang

53
dipersyaratkan dalam International yang berfungsi menjaga keamanan
Maritime Dangerous Goods (IMDG) kepala jika terjadi kecelakaan kerja atau
Code. terjadi benturan. Warna safety hat yang
Keselamatan kerja adalah suatu cerah memudahkan pengemudi
pemikiran dan upaya untuk menjamin kendaraan atau alat berat mengenali
keutuhan dan kesempurnaan baik adanya petugas, sehingga mengurangi
jasmani dan rohani. Dengan keselamatan resiko kecelakaan. Selain itu juga safety
dan kesehatan kerja maka para pihak hat bermanfaat untuk melindungi kepala
diharapkan dapat melakukan pekerjaan dari special resisting penetration seperti
dengan aman dan nyaman. Bila terbentur dengan pipa, alat berat, dan
pengusaha/perusahaannya peluang jatuhnya benda dari atas.
memerintahkan pekerja/buruh yang Cara pemakaian safety hat dengan benar
bersangkutan untuk melakukan dapat mengurangi konsekuensi yang
pekerjaan yang dapat membahayakan muncul ketika terjadi beberapa hal yang
keselamatan, kesehatan atau tidak dikehendaki. Warna safety hat
bertentangan dengan moralnya, dimana yang cerah memudahkan pengemudi
hal tersebut tidak pernah diberitahukan kendaraan atau alat berat mengenali
pada pekerja/buruh saat pembuatan adanya petugas, sehingga mengurangi
perjanjan kerja” dan kesalahan pada resiko kecelakaan. Hal penggunannya
pihak pelabuhan tidak melihat maupun safety hat sendiri sangat sering terjadi
menegur para petugas yang tidak berbagai macam insiden kecil ataupun
memakai Alat Pelindung Diri (APD) besar, seperti benturan atau tertimpa
secara lengkap saat melakukan benda yang jatuh. Setelah berlangsung
pembongkaran. Petugas-petugas tersebut kejadian seperti ini biasanya safety hat
hanya menggunakan sandal dan tidak akan mengalami kerusakan atau tingkat
menggunakan helm pengaman. Namun kelayakannya yang berkurang, untuk
masih menggunakan sarung tangan. kembali digunakan. Sebaiknya sekecil
Sarung tangan berfungsi selain untuk apapun kerusakan untuk diganti dengan
menjaga keselamatan petugas agar safety hat yang baru dan jangan
tangan tidak lecet dan terluka, juga menggunakan safety hat yang lama,
mempermudah petugas dalam karena akan berakibat fatal dan bahkan
melakukan proses pembongkaran. Alat menghilangkan manfaat yang
Pelindung Diri (APD) yang belum sebenarnya untuk melindungi kepala.
dilengkapi adalah safety shoes dan safety
hats. KESIMPULAN
Sepatu keselamatan (safety shoes) Dari uraian-uraian yang dijelaskan pada
merupakan salah satu Alat Pelindung bab-bab sebelumnya dapat diambil
Diri (APD) yang harus dipakai oleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesalahan pada saat membuat surat
seseorang ketika bekerja guna
keterangan pengawasan bongkar muat
menghindari resiko kecelakaan. Bukan barang berbahaya, karena faktor-faktor
sekedar membuat pelindungan bagian sebagai berikut:
tubuh pekerja saja, tetapi dengan a. Masih menggunakan sistem
memakai safety shoes pekerja akan lebih manual.
leluasa bergerak hingga dapat b. Kualitas Sumber Daya Manusia
meningkatkan efektifitas dan hasil (SDM) KSOP Khusus Batam yang
masih lamban dan lalai seperti
produksi yang diharapkan.
menunda pekerjaan, pejabat
Selain safety shoes, petugas juga penanggung jawab sedang tidak
seharusnya menggunakan safety hat ditempat.

54
2. Adanya ketidaksesuaian pada saat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
pemeriksaan bongkar muat barang Nomor 20 Tahun 2010 Tentang
berbahaya oleh pengawas Kemananan Perairan.
dan Ketertiban Pelabuhan KSOP Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Khusus Batam yaitu jumlah muatan Manusia RI Nomor 19 Tahun 2018
Marine Fuel Oil (MFO) yang di muat Tentang Organisasi dan Tata Kerja
tidak sesuai dengan manifest, hal ini Kantor Imigrasi.
dapat terjadi karena anak buah kapal Undang-Undang Republik Indonesia
MT. Cosmic 9 tidak melakukan Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
sounding ke kapal yang melakukan
bunker, sehingga terjadi kecurangan
dari pihak PT. Cosmic Petroleum
Nusantara..
3. Kurangnya pemahaman petugas dalam
ketentuan teknis keselamatan yang
dipersyaratkan dalam International
Maritime Dangerous Goods (IMDG)
Code. Selain itu, masih ada beberapa
Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM)
yang hanya menggunakan sandal dan
tidak menggunakan helm pengaman.
Namun masih menggunakan sarung
tangan. Sarung tangan berfungsi selain
untuk menjaga keselamatan petugas
agar tangan tidak lecet dan terluka,
juga mempermudah petugas dalam
melakukan proses pembongkaran. Alat
Pelindung Diri (APD) yang belum
dilengkapi adalah safety shoes dan
safety hats.

DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Engkos dan Soewodo, Hananto.
2007. Manajemen Perusahaan
Pelayaran. Edisi Kedua. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Sudjatmiko, F.D.C. 2007. Pokok-Pokok
Pelayaran Niaga. Jakarta: Bhratara
Karya Aksara.
Widiyati, Elok dan Ridwan. 2014. Kamus
Kepelabuhanan dan Pelayaran.
Yogyakarta: PT. Leutika Nouvalitera
PERATURAN:
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 93
Tahun 2018 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor KSOP Khusus
Batam.

55

Anda mungkin juga menyukai