Anda di halaman 1dari 21

KELEMBAGAAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TKPK),

KOORDINASI DAN SINERGITAS PROGRAM DAN ANGGARAN UNTUK


PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTRIM

Disampaikan Oleh:
Dr. Sugeng Hariyono
Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Dalam Negeri
Jakarta, 4 November 2021
OUT LINE
I. LANDASAN HUKUM
II. KEMISKINAN EKSTREM
III. KELEMBAGAAN

IV. PENUTUP
I. LANDASAN HUKUM

3
LANDASAN HUKUM
1 UU NO. 23 TAHUN 2014 ttg Pemerintahan Daerah
2 PP Nomor 12 Tahun 2019 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah
3 Perpres Nomor 96 Tahun 2015 ttg Perubahan Atas Perpres Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan
4 Permendagri Nomor 53 Tahun 2020 ttg Tata Kerja dan Penyelarasan Kerja Serta Pembinaan Kelembagaan dan
Sumber Daya Manusia Tim Koordinasi Penanggulangan kemiskinan Provinsi dan Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Kabupaten/Kota
5 Permendagri Nomor 77 Tahun 2020 ttg Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
6 Permendagri Nomor 17 Tahun 2021 ttg Pedoman Penyusunan RKPD 2022
7 Permendagri Nomor 27 Tahun 2021 ttg Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2022
8 Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 ttg Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
II. KEMISKINAN EKSTREM

5
PENDUDUK MISKIN MARET 2021
NASIONAL: 27.542.770 JIWA/10,14% (Jumlah Penduduk: 271.624.950)

KEP. BABEL SUMSEL


72.710 jiwa 1.113.760
jiwa
KALTARA
DKI JAKARTA SUMBAR KALSEL SULBAR SULTENG MALUKU
KALBAR 52.860 jiwa
501.920 jiwa 370.670 jiwa 208.110 jiwa 157.190 jiwa 404.440 jiwa 321.810 jiwa
367.890 jiwa

SULUT NTT
BALI JAMBI SULSEL JATIM LAMPUNG 1.169.310
196.350 jiwa
201.970 jiwa 293.860 jiwa 784.980 jiwa MALUT 4.572.730 1.083.930 jiwa
87.160 jiwa jiwa jiwa
JABAR
BANTEN GORONTALO SUMUT PAPBAR
4.195.340
867.230 jiwa 186.290 jiwa 1.343.860 KALTENG SULTRA BENGKULU 219.070 jiwa
jiwa
jiwa 140.040 jiwa 318.700 jiwa 306.000 jiwa

RIAU DIY PAPUA


JATENG
500.810 jiwa 506.450 jiwa KEPRI KALTIM NTB ACEH 920.440 jiwa
4.109.750
144.460 jiwa 241.770 jiwa 746.660 jiwa 834.240 jiwa
jiwa
Sumber: BPS 2021
ARAHAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA RADIOGRAM
MENDAGRI 29
02
ARAHAN PRESIDEN
21 JULI 2021 JULI 2021
03 PENETAPAN
LOKASI PRIORITAS
1. Walaupun menghadapi Pandemi. Upaya
Pemerintah untuk menangani kemiskinan ekstrem
tiak boleh berhenti agar kemiskinan ekstrim pada
2024 dapat mencapai 0%.
Pemerintah telah
menetapkan 7 Provinsi
2. Percepatan penanganan kemiskinan ekstrem harus dan 35 Kabupaten
dilaksanakan secara terintegrasi melalui
kolaborasi intervensi. sebagai lokasi prioritas
penanggulangan
3. Pastikan intervensi di sektor Pendidikan,
ARAHAN kemiskinan ekstrem
01
Kesehatan, dan Air bersih dapat diterima.
PRESIDEN 4
MARET 2021 tahun 2021 dan tahun
4. Pertajam basis data untuk ketepatan target dan
upaya percepatan.
2022 di 25 Provinsi dan
Arahan Bapak Presiden RI pada
212 Kabupaten/Kota
Rapat Terbatas Tentang Strategi 5. Libatkan sektor swasta untuk berperan sebagai off
Penanggulangan Kemiskinan taker produk kelompok miskin esktrem sehingga
Ekstrim Tanggal 4 Maret 2020 dapat meningkatkan pendapatan.
dan 21 Juli 2021 untuk
menurunkan angka kemiskinan 6. Fokus pada 5 kabupaten/kota di Provinsi Jawa
ekstrim hingga 0% pada 2024 Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Maluku,
. Papua, dan Papua Barat.
Kemiskinan Ekstrem

Kemiskinan ekstrem diukur menggunakan


“ absolute poverty measure” yang konsisten
antar negara dan antar waktu.

Miskin ekstrem didefinisikan sebagai kondisi dimana kesejahteraan


masyarakat berada di bawah garis kemiskinan esktrem – setara dengan USD
1.9 PPP atau sebesar Rp.11.941 per kapita per hari X 30 hari =
Rp.358.232/bulan (BPS, 2021)
PERSENTASE PENDUDUK
MISKIN EKSTREM MARET 2021 (NASIONAL: 10.785.346 JIWA-4%)

SUMSEL
473.715 jiwa
KEP. BABEL
5,5%
17.513 jiwa
1,20%
MALUKU
KALBAR KALTARA 146.251 jiwa
DKI JAKARTA SUMBAR KALSEL SULBAR SULTENG
110.288 jiwa 12.427 jiwa 8,2%
132.345 jiwa 128.863 jiwa 62.815 jiwa 53.886 jiwa 176.010 jiwa
1,30% 1,5% 2,2% 1,80% 3,9%
2,3% 5,7% NTT
MALUT 525.456 jiwa
BALI JAMBI SULSEL SULUT JATIM LAMPUNG
27.360 jiwa 68.704 jiwa 9,5%
66.956 jiwa 102.464 jiwa 307.942 jiwa 1.740.429 jiwa 342.950 jiwa
1,50% 3,5% 2,2% 2,70% 4,40% 4,0%
2,8% PAPBAR
JABAR 134.498 jiwa
BANTEN GORONTALO SUMUT KALTENG SULTRA BENGKULU 13,6%
344.867 jiwa 79.403 jiwa 524.990 jiwa 41.639 jiwa 1.771.243 jiwa 168.911 jiwa 113.875 jiwa
2,7% 6,7% 9,01% 1,6% 3,60% 5,3% 5,7% PAPUA
JATENG 445.240 jiwa
RIAU DIY KEPRI KALTIM NTB ACEH
1.521.729 jiwa 13,1%
145.798 jiwa 241.922 jiwa 57.902 jiwa 105.971 jiwa 243.884 jiwa 373.398 jiwa
2,1% 6,2% 6,12% 2,9% 4,4% 4,7% 6,9%
Sumber: BAPPENAS 2021
LANGKAH STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN

1. Mengurangi beban pengeluaran

2. Meningkatkan pendapatan

3. Mengurangi kantong kemiskinan

Dari ketiga strategi diatas dalam waktu jangka pendek di


prioritaskan pada strategi peningkatan melalui bantuan
tunai dan bantuan sosial yang didukung oleh:
a. Data penerima kemiskinan ekstrem:
 DATA DESIL SATU DTKS
 DATA PENERIMA MANFAAT BLT DD

b. Data sumber pendanaan

10
III. KELEMBAGAAN

11
Kemendagri telah menerbitkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 53 Tahun 2020 yang
merupakan landasan Pembentukan
Kelembagaan yang sifatnya ad hoc
dalam upaya Pelaksanaan
penanggulangan kemiskinan
termasuk kemiskinan ekstrem di
daerah yaitu Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)
Provinsi dan Kabupaten/Kota
TKPK SEBAGAI LEMBAGA KOORDINASI
SOSIAL

TKPK menjadi leading dalam


PENDIDIKAN UMKM pengentasan kemiskinan yang
melibatkan seluruh OPD hingga pihak
ekstrenal seperti perguruan tinggi,
masyarakat, NGO, CSR dan
Konvergensi sebagainya
Penanganan PERTANIAN
DAN Catatan: pengentasan kemiskinan ekstrem
Kemiskinan KELAUTAN
KESEHATAN dilaksanakan secara konvergen dan lintas
Ekstrem
OPD sehingga dibutuhkan koordinasi dan
kerja sama yang kuat

OPD LAIN
YANG PIHAK
MENDUKUNG EKSTRENAL
PERMENDAGRI 53 TAHUN 2020

Pasal 2 ayat (1) Pasal 3 ayat (1)


Gubernur bertanggung jawab Gubernur dalam melaksanakan
dalam Penanggulangan Penanggulangan Kemiskinan
Kemiskinan di daerah membentuk TKPK Provinsi
provinsi dengan keputusan gubernur

Pasal 2 ayat (2) Pasal 3 ayat (2)


Bupati/wali kota dalam
Bupati/walikota
melaksanakan Penanggulangan
bertanggung jawab dalam
Kemiskinan membentuk TKPK
Penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten/Kota dengan
di daerah kabupaten/kota
keputusan bupati/walikota
SUSUNAN PENANGGUNGJAWAB

KEANGGOTAAN GUBERNUR
Pasal 6
TKPK PROVINSI
KETUA
WAKIL
GUBERNUR
Kepala PD Provinsi yang
Membidangi Urusan Sosial
SEKRETARIS
WAKIL KETUA KEPALA PD PROVINSI WAKIL SEKRETARIS
Kepala PD Provinsi yang
Membidangi Urusan
SEKDA PROVINSI YG MELAKSANAKAN Pemberdayaan Masyarakat
FUNGSI Kepala PD Provinsi yang
PERENCANAAN Membidangi Urusan
PEMBANGUNAN Kependudukan dan
Pencatatan Sipil

KELOMPOK PENGELOLA
ANGGOTA
PROGRAM

Koordinator kelompok pengelola program


bantuan sosial dan jaminan sosial terpadu Koordinator kelompok pengelola program Kepala dan Unsur Pemangku
berbasis rumah tangga, keluarga atau individu pemberdayaan masyarakat dan penguatan Perangkat Daerah Perwakilan Perwakilan Dunia Kepentingan yang
pelaku usaha mikro dan kecil yaitu asisten provinsi yang berkaitan Masyarakat Usaha
yaitu asisten yang membidangi pemerintahan berkaitan dengan
dan/atau kesejahteraan rakyat. yang membidangi perekonomian dan dengan
pembangunan. Penanggulangan
Penanggulangan Kemiskinan
Kemiskinan
SUSUNAN PENANGGUNGJAWAB

KEANGGOTAAN BUPATI/WALIKOTA
Pasal 7
TKPK KAB/KOTA
KETUA
WAKIL BUPATI/
WAKIL WALIKOTA
Kepala PD Kab/Kota yang
Membidangi Urusan Sosial
SEKRETARIS Kepala PD Kab/Kota yang
WAKIL KETUA KEPALA PD KAB/KOTA WAKIL SEKRETARIS
Membidangi Urusan
Pemberdayaan Masyarakat
SEKDA KAB/KOTA YG MELAKSANAKAN dan Desa/Kelurahan
FUNGSI Kepala PD Kab/Kota yang
PERENCANAAN Membidangi Urusan
PEMBANGUNAN Kependudukan dan
Pencatatan Sipil

KELOMPOK PENGELOLA
ANGGOTA
PROGRAM

Koordinator kelompok pengelola program Koordinator kelompok pengelola program Kepala dan Unsur Pemangku
bantuan sosial dan jaminan sosial terpadu pemberdayaan masyarakat dan penguatan
berbasis rumah tangga, keluarga atau individu
Perangkat Daerah Perwakilan Perwakilan Dunia Kepentingan yang
pelaku usaha mikro dan kecil yaitu asisten Kab/Kota yang Masyarakat Usaha
yaitu asisten yang membidangi pemerintahan berkaitan dengan
yang membidangi perekonomian dan berkaitan dengan
dan/atau kesejahteraan rakyat. pembangunan. Penanggulangan
Penanggulangan Kemiskinan
Kemiskinan
PERAN TKPK PROVINSI DAN
KABUPATEN/KOTA
1. Menjadi koordinator pelaksanaan program pengentasan kemiskinan ekstrem agar pelaksanaan program antar OPD
tidak tumpang tindih dan lebih tepat;

2. Menjembatani koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program lintas OPD dan lintas kementerian
termasukkepadapihakswasta,masyarakatdanperguruantinggi;

3. Menganalisis karakteristik kemiskinan di wilayah masing-masing dan menemukan program pengentasan


kemiskinan yang tepat sesuai dengan karakteristik wilayah dan dituangkan dalam dokumen perencanaan
pembangunan daerah;

4. Memastikan ketersediaan anggaran program pengentasan kemsikinan dan memastikan program tersebut tertuang
dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah melalui sumber-sumber pendanaan yang sah (CSR, BUMD,
NGO dan sebagainya);

5. Sebagai wadah pembentukan Rencana Kerja Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) yang memuat wilayah
prioritas dan program kegiatan penanggulangan kemiskinan.
RENCANA PENANGGULANGAN
KEMISKINAN DAERAH (RPKD) DAN
RENCANA AKSI TAHUNAN MENGAPA RPKD ?
Memuat profil kemiskinan di
Rencana Aksi Tahunan paling wilayahnya termasuk kantong-
RPKD Provinsi sedikit memuat: kantong kemiskinan di
dan RPKD  Hasil evaluasi kinerja tahun
sebelumnya.
kecamatan hingga ke
Kab/Kota
 Kebijakan dan strategi desa/kelurahan, sehingga
disusun sebagai
tahun berjalan. program pengentasan
penjabaran dari  Matriks target kemiskinan disesuaikan dengan
Strategi dan
Program
keberhasilan.
 Lokasi prioritas.
penyebab kemiskinan dan
difokuskan ke desa/kelurahan
Pasal 20 Pasal 21 yang memiliki angka kemiskinan
RPKD paling sedikit memuat: terbanyak.
 Kondisi umum daerah.
 Profil kemiskinan daerah.
 Prioritas program. Rencana Aksi Tahunan
 Lokasi prioritas. provinsi dan Rencana Aksi
Tahunan kabupaten/kota
RPKD provinsi dan RPKD kabupaten/kota
merupakan penjabaran dari
menjadi bagian dari dokumen RPJMD
RPKD
V. TINDAK LANJUT
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PERCEPATAN PENURUNAN KEMISKINAN EKSTREM
1. Pemutakhiran data dan informasi penduduk miskin ekstrem dan penyediaan alokasi
anggaran secara kontinyu, by name by addres
2. Perlunya keterpaduan dan kroyokan dalam perencanaan dan penganggaran untuk
pengentasan kemiskinan ekstrem yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten
serta sumber sumber dana lain yang syah (seperti CSR).
3. Konvergensi program dan kegiatan antar OPD Provinsi/Kabupaten dan pemangku
kepentingan di daerah. Design kebijakan berdasarkan karakteristik penduduk miskin
ekstrem di wilayahnya .
4. Monev penanganan kemiskinan ekstrem secara terpadu dan berkelanjutan.
5. TKPK mengkoordinasikan Penyusunan program dan kegiatan pengentasan kemiskinan
ekstrem di wilayahnya masing masing dan dapat berkolaborasi dengan TP-PKK.
TERIMAKASIH

www.kemendagri.go.id Kemendagri_RI kemendagri kemendagri

Anda mungkin juga menyukai