Anda di halaman 1dari 32

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Maksud penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan
dan seluruh transaksi yang di lakukan oleh entitas selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan digunakan untuk
membandingkan realisasi keuangan, menilai efektivitas dan efesiensi kinerja dan membantu menentukan ketaatannya
terhadap peraturan perundang-undangan.
Setiap entitas mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah di lakukan serta hasil yang dicapai
dalam pelaksanaaan kegiatan secara sistematis dan terstruktrur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan :
1. Akuntanbilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas
dalam mencapi tujuan yang telah di tetapkan secara periodic.
2. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiataan entitas dalam periode
pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan
ekuitas dana pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung-jawaban entitas dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah peneriman pemerintah daerah pada periode laporan cukup
untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut.

5
Tujuan Penyusunan Laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan
dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik di Dinas Kesehatan
Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar pada khususnya dan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar pada umumnya
dengan :

1. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memeperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan
anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan di SKPD
dalam kerangka Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana SKPD di Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan Informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SKPD di Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SKPD di Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar,apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SKPD di Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar
menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


Landasan hukum penyusunan laporan keuangan di UPTD UPTD Puskesmas Binuang Pemerintah Kabupaten Polewali
Mandar adalah :
1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945, Khususnya bagian yang mengatur Keuangan Negara.
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimanan telah diubah Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

6
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntasi Pemerintahan.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang telah diubah keduakalinya dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2021 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
15. Peraturan Daerah Polewali Mandar Nomor 1 tahun2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
16. Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Polewali Mandar
17. Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran 2022;
18. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 29 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Polewali
Mandar sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 69 Tahun
2016 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 29 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar;
19. Peraturan Bupati Kabupaten Polewali Mandar Nomor 77 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Kabupaten Polewali Mandar Nomor 54 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Oganisasi, Tugas Pokok dan Fungsi,
Serta Tata Kerja Badan Keuangan Kabupaten Polewali Mandar;

7
20. Peraturan Bupati Polewali Mandar Nomor 38 Tahun 2022 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran 2022.
C. SISTEMATIKA
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika

Bab II : PROFIL UPTD UPTD PUSKESMAS BINUANG


A. Gambaran Umum UPTD UPTD Puskesmas Binuang
B. Struktur Organisasi dan susunan Pengelola UPTD UPTD Puskesmas Binuang

Bab III : KEBIJAKAN AKUNTANSI


A. Entitas Akuntansi
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi

Bab IV : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN


A. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Penjelasan Pos-pos Neraca
C. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
D. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

Bab V : PENUTUP
Kesimpulan

8
9
BAB II
PROFIL UPTD PUSKESMAS BINUANG

A. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Binuang


1. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh
masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas
merupakan lembaga dalam mata rantai sistem Kesehatan Nasional dan Mengemban tugas untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di
Puskesmas perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang
kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat.
Mengingat bahwa sebuah Negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh
masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.

Adanya desentralisasi dan otonomi daerah memberlakukan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah. Sedangkan Peraturan terkait Badan Layanan Umum Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 dan juga Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan perundangan tersebut mendasari
terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.

Peraturan tersebut dimaksudkan untuk memangkas ketidakefisien pengambilan keputusan dalam organisasi
publik di daerah. Peraturan tersebut mendorong fleksibilitas perangkat daerah yang tugas dan fungsi memberikan
pelayanan masyakarat untuk mengelola keuangannya sendiri dan mengembangkan kegiatan operasionalnya dalam
bidang pelayanannya. Pola pengelolaan yang dimaksud adalah Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.

10
Puskesmas yang pada awalnya hanya sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di Dinas Kesehatan di
lingkungan Kabupaten Polewali Mandar kini dapat diajukan statusnya menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan lebih fleksibel termasuk membuat
Puskesmas harus melakukan banyak penyesuaian khususnya dalam pengelolaan keuangan maupun
penganggarannya, termasuk penetuan biaya.

Puskesmas yang telah menjadi BLUD menggunakan standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Bupati
Polewali Mandar sesuai dengan kewenangannya, harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan
kesetaeraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan. Standar pelayanan minimal tersebut
harus memenuhi persyaratan, yaitu :
a. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang menjunjung terwujudnya tugas
dan fungsi BLUD;
b. Terukur, merupakan kegiatan yang pencapainnya dapat dinilai dengan standar yang telah ditetapkan;
c. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat pencapainnya, rasional sesuai kemampuan
dan tingkat pemanfaatannya;
d. Releven dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat di percaya untuk
menunjang tugas dan fungsi BLUD;
e. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan.

Puskesmas yang telah menjadi BLUD dapat memungut tarif kepada masyarakat sebagai imbalan atas
barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang di berikan tersebut ditetapkan dalam
bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan. Tarif layanan diusulkan oleh kepala
puskesmas kepada bupati Polewali Mandar melalui kepala SKPD Dinas Kesehatan sesuai dengan kewenangannya,
dan kemudian ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. Tarif layanan yang diusulkan dan
ditetapkan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Kontinuitas dan pengembangan layanan;
b. Daya beli masyarakat;
c. Asas keadilan dan kepatutan; dan

11
d. Kompetisi yang sehat.

Berdasarkan Pasal 31 ayat (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah penerapan BLUD diutamakan pelayanan kesehatan, maka puskesmas didorong untuk
menerpakan BLUD.

2. Sejarah UPTD Puskesmas Binuang


UPTD UPTD Puskesmas Binuang adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di sebagain wilayah kecamatan. Sebagai unit
pelaksaan teknis, Puskesmas melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan kabupatenPolewali Mandar
Puskesmas berdasarkan kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan kota. Puskesmas memiliki fungsi yang penting dalam
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain :
a. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Dalam hal ini puskesmas
berupaya menggerekkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan
pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas ikut aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
b. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini puskesmas berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani
diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalm memperjuangkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.
c. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini Puskesmas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentu
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

12
Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Perundang-undang bidang kesehatan mengenai standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di kabupaten, telah ditetapkan indikator kinerja dan target pembangunan kesehatan yang
mencakup pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemologi dan
penanggulangan kejadian luar biasa serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

UPTD Puskesmas Binuang berdiri di tanah seluas 1.882 m2, mulai beroperasi tahun 1992 dan yang dilaksanakan
hanya sebagian program, antara lain : pengobatan umum dan KIA atau KB karena pada saat itu jumlah pegawai
masih sangat terbatas. Saat ini luas bangunan UPTD Puskesmas Binuang 470 m2 terdiri dari dua lantai. Lantai
pertama untuk ruangan pelayanan terhadap masyarakat, lantai kedua untuk ruang pertemuan dan administrasi.

3. Visi dan Misi


Visi UPTD Puskesmas Binuang sesuai visi Kepala Daerah adalah : “Polewali Mandar Maju, Rakyat Sejahtera “

Misi UPTD Puskesmas Binuang adalah : “ Mewujudkan Taraf Hidup Masyarakat yang Lebih Baik dan Sumberdaya
Manusia yang Berkualitas dan Religius “

Motto UPTD Puskesmas Binuang


“Pelayananku Ibadahku”

Janji Layanan UPTD Puskesmas Binuang


- Memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat tanpa membedakan status dan golongan
- Memberikan waktu pelayanan sesuai jadwal yang telah ditentukan
- Memberikan kemudahan dalam pengurusan pelayanan sesuai prosedur
- Menindak tegas segala tindakan yang merugikan masyarakat
- Senantiasa bersikap sopan santun dan ramah dalam memberikan pelayanan

13
Tata Nilai
“ KERJA ( Kerjasama, Etika, Responsif, Jujur, Adil ) “

1. Kegiatan Utama UPTD Puskesmas Binuang


Sebagai suatu unit pelayanan kesehatan di Dinas kesehatan Kabupaten Polewali Mandar serta sesuai dengan
tupoksi dari Puskesmas, dimana Puskesmas mengemban tugas sebagai pelayanan umum kepada masyarakat yang
tercermin dalam kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang bersifat preventif dan pelayanan khusus berupa
kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan yang bersifat kuratif. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Esesial
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya Kesehatan Keluarga UKM
4) Upaya Pelayanan Gizi
5) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6) Upaya Perkesmas
b. Pengembangan
1) Pelayanan Kesehatan Jiwa
2) Pelayanan Kesehatan Tradisional komplementer
3) Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olah Raga
4) UKGS/UKS
5) Kesehatan Haji

2. Upaya Kesehatan Perorangan


a. Pelayanan Rawat jalan
b. Pelayanan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan Kesehatan Keluarga UKP
d. Pelayanan Gizi UKP

14
e. Pelayanan UGD
f. Pelayanan Persalinan
g. Pelayanan Rawat Inap
h. Pelayanan Kefarmasian
i. Pelayanan Laboratorium

2. Jumlah Pegawai

Tabel 2.1
Perkembangan Jumlah SDM
N 2021 2022
Indikator
o PNS Non PNS Non
1 Adminkes 2 1 2 0
2 Dokter Umum 1 2 2 2
3 Dokter Gigi 1 0 1 0
4 Promkes 1 0 0 1
5 Kesling 1 1 1 1
6 Epidemiologi 0 1 0 1
7 Gizi 1 1 1 2
8 Rekam medik 1 3 0 0
9 Keuangan 2 1 2 1
10 Administrasi 0 4 0 3
11 Perawat 9 8 9 8
12 Bidan 10 15 11 16
13 Perawat Gigi 2 0 2 0
14 Apoteker 0 1 0 1
15 Asisten Apoteker 1 1 1 1
16 Analisis
Kesehatan 0 0 0 0

15
N 2021 2022
Indikator
o PNS Non PNS Non
17 Asisten Analis 1 1 1 1
18 Fisioterapi 1 0 1 0
19 Tenaga
Administrasi 0 1 1 1
20 Tenaga Sopir 0 1 0 1
21 Cleaning servis 0 2 0 2
Total 34 44 35 42

Tabel 2.2
SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Indikator 2021 2022


PNS Non PNS Non
1 S2 1 0 1 0
2 S1+ Profesi 3 4 5 4
3 S1/D4 9 14 7 13
4 Diploma 3 18 22 19 22
5 SMA/ sederajat 3 3 3 2
6 SMP/ Sederajat 0 1 0 1
7 SD / Sederajat 0 0 0 0
Jumlah 34 44 35 42

3. Alamat dan Letak UPTD Puskesmas Binuang


UPTD Puskesmas Binuang terletak di Jl. Poros Pinrang-Polewali, Kel.Amassangan, Kec. Binuang, Kab.
Polewali Mandar, Kode pos 91312, Provinsi Sulawesi Barat.
a. Jarak UPTD Puskesmas Binuang dengan :

16
 Desa terjauh yaituKaleok : 9 Km
 RSUD Hj. Andi Depu Polewali Mandar :14 Km
 Puskesmas Polewali : 6,3 Km
b. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Binuang berbatasan dengan :
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Pinrang
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Sepang, Kabupaten Mamasa
 Sebelah Selatan : Teluk Mandar
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Polewali
c. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Binuang ada 1 Kelurahan,6 Desa :
1) Kelurahan Amassangan
2) Desa Rea
3) Desa Paku
4) Desa Mirring
5) Desa Amola
6) Desa Batetangnga
7) Desa Kaleok
8) Sarana Penunjang di wilayah kerja
a) Sarana Pendidikan
- PAUD / KB : 13
- Taman Kanak-Kanak (TK)/ RA : 11
- Sekolah Dasar ( SD/MI) : 30
- Sekolah Menengah Pertama (SMP/Mts) : 11
- Sekolah Menengah Atas (SMA / MA) :5
- Perguruan Tinggi :0
b) Tempat-tempat umum
- Pasar :3
- Supermarket Mini :6

17
- Tempat pengelolaan Makanan (TPM) : 54
- Hotel :0
- Stasiun :0
c) Sarana Kesehatan
- Dokter Praktek Swasta :0
- Bidan Praktek Swasta :1
- Klinik Swasta :1
- Rumah Sakit : 0
d) Sarana Ibadah
- Gereja :6
- Masjid : 53
- Mushola :7
e) Perkantoran : 14

d. Karakteristik Wilayah
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Binuang merupakan daerah pedesaan yang mayoritas masyarakatnya

Tabel 2.3
Luas Wilayah kerja UPTD Puskesmas Binuang

NO KELURAHAN/DESA LUAS WILAYAH (km2)


1 Kelurahan Amassangan 10,47 Km2
2 Desa Rea 7,49 Km2
3 Desa Paku 11,50 Km2
4 Desa Mirring 20,87 Km2

5 Desa Amola 9,53 Km2


6 Desa Batetangnga 44,29 Km2

18
7 Desa Kaleok 22,27 Km2
JUMLAH 126,38 Km2

e. Data Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah UPTD Puskesmas Binuang Tahun 2022 adalah 26.109 Jiwa yang terdiri dari :
- Laki-laki : 13.192 Jiwa
- Perempuan : 12.917 Jiwa

Secara umum profil penduduk dari wilayah UPTD Puskesmas Binuang adalah sebagai berikut :
- Jumlah KK : 6012 KK
- Jumlah Masyarakat Miskin : 14.675 Jiwa
- Jumlah Rumah : 5461 Rumah
- Jumlah Desa ODF :2
- Jumlah Ibu Hamil : 502 Orang
- Jumlah Bayi : 457 Bayi
- Jumlah anak balita (1-5 Tahun) : 2596 Balita
- Angka Kematian Ibu :0
- Angka Kematian Bayi : 10 Bayi
- Jumlah Balita Gizi Buruk : 16 Balita
- Jumlah PUS : 3732
- Jumlah KB aktif : 3086 Orang
- Jumlah Peserta JKN : 18.193 (69,68 % dari
Jml penduduk ( 26.109 jiwa)

Profil penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan adalah sebagai berikut :


- Tidak / belum tamat SD : 5888
- SD/MI : 6662

19
- SLTP/ MTs : 3851
- SLTA/ MA : 5691
- Akademi/PT : 3915
- Pasca Sarjana : 102m
Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola UPTD Puskesmas Binuang :
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS BINUANG TAHUN
2023 ( Berdasarkan SK Kepala Puskesmas Nomor 2 Tahun 2023)

20
KEPALA PUSKESMAS
Hj.Nurhayati,SKM,MM

Ka. TATA USAHA


Mustajab,S.Kep

PJ. BANGUNAN, PRASARANA &


PJ. UKM ESENSIAL & PERKESMAS PJ. UKM PENGEMBANGAN PJ. UKPP PJ. JARINGAN & JEJARING PKM PJ. MUTU
PERALATAN
Abdul Azis, SKM.,M.Kes Nurhidaya, Amd dr.Yudit Yunita Garedja St.Syarifah,S.Tr.Keb dr. Mushlih Andri Khairyawan
Nurbaeti Nur, Amd.Ft

PROMKES KESWA PENINGKATAN


RAWAT JALAN
Hj.Suriana,SKM.,M.A Hasan Daris, PUSTU/POSKEDES MUTU
P Ruhuanti,AMK
Amd.Kep drg.A.Pratiwi Iljas

KESLING
Abd.Azis,SKM.,M.Ke KESTRADKOM GIGI MULUT KESELAMATAN
s Nurbaeti Nur, A. drg. Andi Pratiwi KLINIK PRATAMA PASIEN
Masnur Djini, Am. Kl Md.Ft Iljas dr. Nurfadilah

KESGA UKM
KESKER & OR KESGA UKP PPI
Sitti Syarifah, S.Tr.
Nurbaeti Farida Yasin, Amd. PMB Suryanti
Keb
Nur,A.Md.Ft Keb Bahril,Amd.Keb

GIZI UKM
UKGS/UKGM GIZI UKP AUDIT INTERNAL
Nuralam, Amd APOTEK
Nurhidayah,Amd Nuralam, Amd Fatmawati,Amd.Keb

P2P
KES. HAJI UGD MFK & K3
Hj. Sumiati, S.Kep.
Ns. Hj. Sumiati, S.Kep. Hasan Daris, Nurbaeti
Ns Amd.Kep Nur,Amd.Ft

PERKESMAS PERSALINAN
Ruhuanti. AMK MUTU ADMEN
Rasnayanti, Amd.
Keb Mustajab,S.Kep

RAWAT INAP MUTU UKM


Rosnani, S.Kep. Ns Abd.Azis,Skm.,M.Ke
s

KEFARMASIAN MUTU UKPP


Rahmayanti, S.Farm, dr. Yudit Yunita
Apt Garedja

LABORATORIUM
Hasni

21
BAB III

KEBIJAKAN AKUNTANSI

A. Entitas Akuntasi

Kebijakan akuntasi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi


beberapa asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah :

1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntasi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiabn untuk
menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan abatr
unit pemerintahaan dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi
terpenuhinya asumsi ini adalah adanyaa kewenangan yang diberikan
kepada entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya
dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggungjawab atas
pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan
yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan
aset dan sumber daya dimaksud, utang piutang yang terjadi akibat
pembuatan keeputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program
dan kegiatan yang telah ditetapkan.

2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan
berlanjut keberadaanya dan tidak bermaksud untuk melakukan
likuidasi.

3. Keterukuran Dalam Satuan Uang


Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat diniai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar
memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam
akuntasi. Satuan uang yang digunakan adalah rupiah.

B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Basis akuntasi yang digunakan adalah basis kas untuk pengakuan


pendapatan, belanja dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual
untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam neraca.

Basis kas untuk laporan realiasasi anggaran berarti pendapatan


diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah atau bendahara
penerimaan, serta belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas
daerah atau bendahara pengeluaran. Pemerintah daerah tidak
menggunakan istilah laba, melainkan menggunakan sisa perhitungan
anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran. Sisa perhitungan
5
anggaran tergantung pada selisih realisasi penerimaan pendapatan
dengan pengeluaran belanja.

Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan


ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada
saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
entitas, bukan pada saat kas diteima atau dibayar oleh kas daerah.

C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Pengukuran adlaah proses penetapan nilai uang mengakui dan


memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos
dalam laporan keuangaan menggunakan nilai perolehan historis. Aset
dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar
dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban
dicatat sebesar nilai nominal.

D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang


ada dalam SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada rekening kas umum
daerah atau bendahara penerimaan yang menambah ekuitas dana
lancar dalam peiode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi
hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah daerah. Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas oleh
bendahara penerimaan atau pada rekening kas umum daerah.
Akuntasi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netto (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari rekeing Bendahara
Pengeluaran/Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Belanja diakui pada
saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluara atau Rekening
Kas Umum Daerah.

3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui
pada saat kas diterima oleh bendahara penerimaan/Rekening Kas
Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh bendahara
pengeluaran/Rekening Kas Umum Daerah. Kas dan setara kas dicatat
sebesar nilai nominal.

6
4. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari
entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegitan yang dilaksanakan
oleh pemerintah. Piutang dikelompokkan menjadi Bagian Lancar
Tagihan Penjual Ansuran, Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/D,
Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Gaji Rugi, Piutang
Pajak, Piutang Retribusi, Piutang Denda, dan Piutang lainnya. Piutang
diakui sebesar nilai nominal dari piutang.

5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk
dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.

Persediaan merupakan aset yang berwujud:

a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam


rangka kegiatan operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses
produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan.

Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan


inventarisasi fisik. Intentarisasi fisik terhadap persediaan dapat berupa
penghitungan, pengukuran atau penimbangan barang pada akhir masa
pembukuan untuk menghitung jumlah suatu persediaan. Berdasarkan
jumlah tersebut diperoleh suatu nilai rupiah persediaan yang
bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam pembukuan. Inventarisasi
fisik dilakukan pada setiap akhir periode akuntansi.

6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
daerah. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat
atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap
adalah sebagai berikut:

a. Tanah

7
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan
bermotor, alat elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan
peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya
lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan
yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan
yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai
oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
e. Aset Aetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang
diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang
dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan
keuangan belum selesai seluruhnya.

Untuk dapat diakui sebagi aset tetap, suatu aset harus berwujud dan
memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.


b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
c. Tidak dimasukkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan harga perolehan tidak mungkinkan maka nilai
aset dengan menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan
maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

7. Pengeluaran Setelah Perolehan


Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang
memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi
manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas,
mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan/dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

8
8. Ekuitas
Ekuitas dana adalah pos pada neraca pemerintah yang menampung
selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri
dari tiga kelompok, yaitu:
a. Ekuitas Dana Lancar.
b. Ekuitas Dana Investasi.
c. Ekitas Dana Cadangan.

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan


kewajiban jangka pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain
terdiri dari Cadangan Piutang dan Cadangan Persediaan.

Ekuitas dana investasi merupakan selisih anatara investasi jangka


panjang, aset tetap dan aset lainnya dengan kewajiban jangka
panjang. Pos ini antara lain terdiri dari:

a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang.


b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
c. Diinvestasikan dalam Aset lainnya.
d. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
Panjang.

Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang


dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

9
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN POS-POS LAPORAN REALISASI

1. Pendapatan
UPTD Puskesmas Binuang Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar
memiliki pendapatan senilai Rp 1.145.403.952, Pendapatan tersebut
merupakan Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari :
a. Pendapatan Retribusi Daerah
b. Lain-lain PAD yang sah

Pendapatan retribusi daerah senilai 0, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 4.1
Perbandingan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun 2022

Pendapatan Asli
Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
Daerah
Pendapatan 0 0 0
Retribusi Daerah
Jumlah 0 0 0

c. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah senilai Rp.1.145.403.952


Lain-lain Pendapatan Asli daerah yang Sah berupa Pendapatan Dana
Kapitasi JKN sebesar Rp. 1.145.276.640, jasa giro sebesar Rp.
127.312 dan Dana Klaim Non-Kapitasi JKN, namun untuk dana Non-
kapitasi JKN Pelaporannya masih melekat pada Laporan Keuangan
Dinas Kesehatan kabupaten Polewali Mandar

2. Belanja
UPTD Puskesmas Binuang Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar
memiliki belanja senilai Rp.1.145.195.372 Belanja tersebut terdiri dari
Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung
berupa gaji PNS, untuk Gaji PNS UPTD Puskesmas Binuang include
dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Dinas Kesehatan Kabupaten
Polewali Mandar

10
Tabel 4.2
Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung
Tahun 2022

Belanja Anggaran Realisasi %


(Rp.) (Rp.)
Belanja Pegawai 0 0 0
Jumlah 0 0 0

Selanjutnya rincian Belanja Langsung adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung
Tahun 2022

Anggaran Realisasi
No Belanja %
(Rp.) (Rp.)
1. Belanja Pegawai 0 0 0
2. Belanja Barang & Jasa 1.370.607.800 1.104.256.20 80,57
2
3. Belanja Modal 56.832.300 40.939.170 72
Jumlah 1.427.440.100 1.145.195.37 80,2
2

Belanja di UPTD Puskesmas Binuang Pemerintah Kabupaten/Kota


POlewali Mandar diklasifikasikan menjadi belanja operasi dan belanja
modal. Perincian belanja operasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4
Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi
Tahun 2022

No Belanja Operasi Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %


1. Belanja Pegawai 0 0 0
2. Belanja Barang & Jasa 1.370.607.800 1.104.256.202 80,57
Jumlah 1.370.607.800 1.104.256.202 80,57

Belanja modal merupakan belanja yang di gunakan untuk pengadaan


barang daerah yang memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu
Tahun Anggaran, yang terdiri dari tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi,
jaringan, bangunan dan aset lainnya yang dikategorikan menambah aset
daerah.

11
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 2022
Mencapai nilai total Rp 40.939.170,00- Rinciannya dapat dijelaskan
melalui tabel sebagai berikut ini :

Tabel 4.5
Realisasi Anggaran Belanja Modal
Tahun Anggaran 2022

N Anggaran Realisasi
Belanja Modal %
o (Rp.) (Rp.)
1. Belanja Modal Tanah 0 0
2. Belanja Modal 46.832.300 40.939.170 87,42
Peralatan dan Mesin
(kipas,kursi
meja,laptop)
3. Belanja Modal Gedung 10.000.000 0 0
dan Bangunan
4. Belanja Modal Jalan, 0 0 0
Irigasi dan Jaringan
5. Belanja Modal Aset 0 0 0
Tetap Lainnya
Jumlah 56.832.300 40.939.170 72,03

B. PENJELASAN POS-POS NERACA


1. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari saldo uang tunai dan simpanan di bank
yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan Puskesmas.
UPTD Puskesmas Binuang Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar
memiliki saldo kas sebesar Rp. 337.331.100 Per 31 Desember 2022 yang
merupakan saldo Dana Kapitasi pada Puskesmas.

2. Piutang
Piutang merupakan tagihan Puskesmas kepada pihak lain sehubungan
dengan transaksi di masa yang lalu. UPTD Puskesmas Binuang
Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar mempunyai piutang senilai Rp.
74.064.108,00 Per 31 Desember 2022.

3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional
Pemerintah dan barang-barang untuk dijual ataupun diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada maasyarat. Persediaan di UPTD Puskesmas
Binuang Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar adalah persediaan obat
senilai Rp.0 Per 31 Desember 2022.

12
4. Aset Tetap
Aset tetap yang terdapat di UPTD Puskesmas Binuang Pemerintah
Kabupaten Polewali Mandar senilai Rp. 9.766.027.037,33, Per 31
Desember 2022.
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau di miliki adalah senilai Rp . 283.200.960
untuk aset tetap tanah tahun 2022 UPTD Puskesmas Binuang
Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar tidak ada penambahan
ataupun penghapusan.

b. Peralatan dan Mesin


Peralatan dan Mesin yang dimiliki adalah senilai Rp.2.929.554.952,33
terdiri dari :

Tabel 4.6
Daftar Peralatan dan Mesin
Per 31 Desember 2022

Mutasi
Saldo 2021 Selama Tahun 2022 (Rp.) Saldo 2022
No Uraian
(Rp.) (Rp.)
Pengadaan Penghapus
an
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Alat-alat Besar 0 0 0 0
2 Alat-alat Angkutan 611.334.000 0 9.100.000 602.234.000
Alat Bengkel Dan 27.533.150 1.154.290 174.290 28.513.150
3
Alat Ukur
4 Alat Pertanian 51.689.100 0 6.050.000 45.639.100
Alat Kantor Dan 366.843.457, 10.000.000 19.173.037 357.670.420,5
5 Rumah Tangga 50 0
(meja kursi kipas)
Alat Studio Dan 12.847.000 1.550.000 450.000 13.947.000
6 Alat Komunikasi
(computer,laptop
Alat-alat 1.080.414.03 270.424.044 129.190.08 1.221.647.995
7
Kedokteran 5,83 4 ,83
8 Alat Laboratorium 224.534.611 111.674.354 3.865.000 332.343.965
9 Alat persenjataan 6.704.000 0 0 6.704.000
10 Komputer 272.389.600 33.002.998 1.447.673 303.944.925
11 Alat keselamatan 3.630.000 9.280.396 0 12.910.396
kerja

13
Rincian detil peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran daftar
inventarisasi Aset.

c. Gedung dan Bangunan


Nilai Gedung dan Bangunan adalah senilai Rp. 6.334.050.125, Yang
terdiri dari :

Tabel 4.7

Daftar Gedung dan Bangunan


Per 31 Desember 2022

Mutasi
Saldo 2021 Saldo 2022
No Uraian Selama Tahun 2022 (Rp.)
(Rp.) (Rp.)
Pengadaan Penghapusan
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Gedung dan 6.334.050.125 0 0 6.334.050.125
Bangunan
Jumlah 6.334.050.125 0 0 6.334.050.125

Selama Tahun Anggaran 2022 belum terdapat penambahan aset gedung dan
bangunan pada UPTD Puskesmas Binuang

d. Jalan Irigasi Jaringan Rp. 223.221.000


Nilai Jalan Irigasi Jaringan adalah senilai Rp. 223.221.000

e. Kontruksi dalam Pengerjaan


Nilai Kontruksi dalam Pengerjaan adalah senilai Rp. 0

f. Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2022 adalah
Rp. 3.562.252.637,33. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan
alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama
masa manfaat aset yang bersangkutan selain untuk tanah dan
kontruksi dalam pengerjaan.

5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp.0

6. Kewajiban

14
Kewajiban yang terdapat di UPTD Puskesmas Binuang Pemerintah
Kabupaten/Kota Polewali Mandar merupakan Utang Perhitungan pihak
ketiga senilai Rp. 0

7. Ekuitas
Saldo Ekuitas Dana per 31 Desember 2022 sebesar Rp. 6.460.930.719,50
Ekuitas Dana merupakan kekayaan bersih UPTD Puskesmas Binuang

C. PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL (LO)


1. Pendapatan
Jumlah Pendapatan LO UPTD Puskesmas Binuang per 31 Desember
2022 Sebesar Rp. 1.145.403.952,00,- Dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 4.8
Pendapatan LO UPTD Puskesmas Binuang
Per 31 Desember 2022

PENDAPATAN JUMLAH (Rp.)


Retribusi Daerah 0
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 1.145.403.952,00
yang Sah
Pendapatan Lainnya Rp.0
Jumlah

a. Retribusi Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp.0 berasal dari Retribusi
Pelayanan kesehatan Masyarakat (PAD).
- Pendapatan Non Kapitasi pada UPTD Puskesmas Binuang
Pelaporannya juga include dalam Laporan Keuangan Dinas
Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp.
1.145.276.640,00,- berasal dari Pendapatan Dana Kapitasi JKN dan
jasa giro sebesar Rp. 127.312,00

2. Beban
Jumlah beban UPTD Puskesmas Binuang per 31 Desember 2022 sebesar
Rp.0 Beban merupakan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban UPTD
UPTD Puskesmas Binuang, per 31 Desember 2022 adalah sebagai
berikut :

a. Beban Pegawai

15
Beban Pegawai UPTD Puskesmas Binuang sebesar Rp. 0 yang terdiri
dari beban Pegawai tidak langsung dan Beban Pegawai Langsung
melekat pada Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten

Tabel 4.9
Beban UPTD UPTD Puskesmas Binuang
Per 31 Desember 2022

Beban Pegawai Jumlah (Rp.)


Beban Pegawai Tidak Langsung 0
Beban Pegawai Langsung 0
Jumlah 0

b. Beban Barang dan Jasa


Beban Barang dan Jasa sebesar Rp.0 Setelah dikoreksi dengan
Beban Persediaan UPTD Puskesmas Binuang per 31 Desember 2022
sebesar Rp.0

c. Beban Penyusutan dan Amortisasi


Beban Penyusutan dan Amortisasi UPTD Puskesmas Binuang Per 31
Desember 2022 Sebesar Rp. 0

d. Beban Penyisihan Piutang Lain-lain


Beban Penyisihan Piutang Lain-lain merupakan beban untuk mencatat
estimasi atas resiko kemungkinan piutang tidak tertagih yang di
tentukan oleh kualitas piutang berdasarkan umur piutang dan upaya
penagihan dalam suatu periode. Jumlah beban Penyisihan Piutang per
31 Desember 2022 sebesar Rp.0

e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain UPTD Puskesmas Binuang per 31 Desember 2022
sebesar Rp.0

D. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


Ekuitas akhir UPTD Puskesmas Binuang per 31 Desember 2022
menunjukkan surplus sebesar Rp.6.460.930.719,50. Perubahan tersebut
dikarenakan adanya surplus LO sebesar Rp.nilai RK PPKD sebesar Rp.0,
koreksi nilai Aset tetap sebesar Rp.0 koreksi persediaan GFK sebesar RP.0
dan koreksi lainnya sebesar Rp.0

Rincian Perubahan Ekuitas UPTD Puskesmas Binuang per 31 Desember


2022 terlihat pada tabel berikut :

16
Tabel 4.10
Perubahan Ekuitas UPTD Puskesmas Binuang
Per 31 Desember 2022

UPTD Puskesmas Binuang


Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2021 Dan 31 Desember 2022

Uraian 2021 (Rp.) 2022 (Rp.)


Ekuitas Awal 6.419.782.969,50
Surplus/Defisit Lo 28.794.913,00 41.147.750,00
Koreksi Lebih (Kurang) 0 0
Ekuitas
RK PPKD 0 0
Koreksi Aset Tetap 0 0
Koreksi Persediaan 0 0
GFK
Koreksi Lainnya 0 0
Ekuitas Akhir 28.794.913,00 6.460.930.719,50

17
BAB V
PENUTUP

Laporan Keuangan merupakan rangkaian informasi terkini atas kondisi


riil aspek keuangan Tahun Anggaran 2022 yang Penyusunannya didasarkan
pada peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 210 tentang Standar Akuntasi
Pemerintahan dan peraturan pemerintah nomor 8 Tahub 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan daerah yang disempurnakan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah Negeri serta Kebijikan Akuntasi Pemerintah Daerah seperti tertuang
di dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi

Dari Catatan Atas Laporan Keuangan UPTD Puskesmas Binuang Akhir


Tahun 2022 dapat disimpulkan :

1. Realisasi Pendapatan sebesar Rp. 1.427.440.100,00 dan Realisasi


Belanja sebesar Rp. 1.145.195.372,00
2. Total ekuitas pada Neraca tahun 2021 Rp. 6.419.782.969,00 dan tahun
2022 sebesar Rp. 6.407.058,00
3. Surplus / Defisit – LO tahun 2021 sebesar Rp. 28.794.913,00 dan tahun
2022 sebesar Rp. 41.147.750,00
4. Ekuitas akhir tahun 2021 sebesar Rp. 28.794.913,00 dan tahun 2022
sebesar Rp. 6.460.930.719,50

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai