Anda di halaman 1dari 33

HKUM4302 Modul 01

BAGIAN 1

Parts Convention forthe


Protection of Industrial Property

A. PENTI G YA KOh NSI PARIS

Konvensi Paris tentang Pelindungan Kekayaan Industri {Paris Core ention for
the Protection ofIndu,strial Proyer ’) ditandatangani di Paris, Prancis pada 20 Mnret
1883 adalah salah satu dari perjanjian interuasional mengenai kekayaan intelektual.
Setelah konferensi yang dilakukan di Paris pada tahun 1880, Konvensi Paris
ditandatangani pada tahun 1883 oleh 11 negara: Belgia, Brasil, Prancis, Guatemala,
Italia, Belanda, Portugal, El Salvador, Serbia, Spanyol, dan Swiss. Perjanjian ini
direvisi di Brussel, Belgia, pada 14 Desernber 1900, di Washingron, D.C., Amerika
Serikat pada 2 Juni 1911, di Den Haag, Belanda pada 6 November 1925, di London
pada 2 Juni 1934, di Lisboa, Ponugal pada 31 Oktober 1958, dan di Stockholm Swedia
pada 14 Juli 1967, serta kemudian diamendemen pada 28 September 1979.
Ketentuan-ketentuan dalam Konvensi Paris dapat dibagi menjadi empat
kategori utama: Pertaiita, berisi aturan hukum substantif yang menjamin hak dasar
yang dikenal sebagai hak kesainaan status di setiap negara anggota: KeJun,
menetapkan hak dasar lain yang dikenal sebagai hak prioritas; Ketiga, inendefinisikan
sejuinlah afiiran umum di bidang hukum substantif, baik aturan menetapkan hak dan
kewajiban orang perseorangan dan badan hukum atau aturan-aturan yang
membutuhkan atau mengizinkan negara-negara anggota untuk rnernberlakukan
undang-iindang berikut atriran; Keeinyat, adanya kerangka adrninistrasi yang telah
dibentuk untuk inenerapkan konvensi, dan termasuk klausa akhir konvensi.
Perkembangan diinia, khususnya perdagangan antar beniia dan negara yang terns
berkembang pada abad ke-18 ikut juga mernacu pengaturan kekayaan intelektual
sebagai sebuah nilai yang patut unmk diformalkan dalam skala internasional yang dapat
mengakomodasi dan inelindungi ide dan kreativitas yang telah diciptakan oleh individu.
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

Secara umum, Konvensi Paris inengatur kekayaan intelektual dari negara diakses bagi
warga negara pihak negara-negara lain untuk konvensi, yang inemiingkinkan tingkat
Pelindungan yang sama dan solusi fiiikuin yang sama terhadap pelanggnan. Hak
prioritas memberikan pemohon dari satu negara kontrak hak untuk menggunakan
tanggal pengajuan aplikasi penama (dalam satri negara kontraktor) sebagai Tanggal
Peneriinaan efektif dalam kontrak negara lain menyediakan aplAasi lain diajukan
dalam waktu tertentu dari aplikasi asli (6 bulan imfiik inerek dagang dan desain, 12
bulan untuk paten).” Beberapa hal pokok yang diatur dalam konvensi ini terkait
dengan kekayaan perindustrian (/iiJnsiri‹s/ ProperH ) tercantum dalam Pasal 1 ayat
(2) Konvensi Paris yang inengatakan: FJie yrotectiOIf OJ iifJiiiiria/ proper has as lbs
object patents, iitilio models, mdIfStrial designs, trademarks, sem’ice mnrks, trade
mimes, iiidication,s ofsOifrce or nypellations o.Lorigin, ml the regression of wfair
competition ”
Dengan deinikian. jenis KI yang secara tersurat ada dalam Konvensi Paris adalah:
1. Inventions atau Patents (hak penerniian atau paten).
2. Utilin’ Models (model rancang banglin).
3. Indii,strial Design,s (desain indiistri).
4. Trade Mark.s (inerek dagang).
5. Sen ice. Mnrk (merek Jasa).
6. Trade Names (Nama Dagang).
7. Indikas i Siiirñer omit Sebiitaii A,i al.
8. Represi Unfair Competition (Represi persaingan tidak sehat).

1. Paten
Pelindungan paten berlaLi teritorial sehingga untuk mendapatkan Pelindungan di
negara lain hams dilakukan pendaftaran di negara yang diniju. Paris Uoni’eriiion
menyatakan dalam Pasal 4hrs m’at (1 ) tIivlepeiidetice. of Pntents Obtained/or the. Smite.
Ini’eiitioii rri Different Countries1 sebagai berikut:

“Patents applied for In the various countries of the Union by nationals of countries of
the Unlan shall be independent of patents obtained for the same invention in other
countries, whether members of the Unlon or not”.

http:. .'uniwv.ipr.co.uk'.diakses 7 Juni 2020.


HKUM4302 Modul 01

Sumber: DJKI.ac.id
Gambar 1.13
HKI dalam Sebuah Produk

Paten yang diajukan di berbagai negara penandatangan konvensi oleh warga negara
dari negara penandatangan konvensi adalah paten independen yang diperoleh untrik
penemuan yang sama di negara lain, baik anggota penandatangan atau bukan. Dengan
demikian, apabila terjadi larangan atau pernbatasan penjualan terhadap produk yang
diberikan paten berdasarkan hukum nasional dari negara anggota Konvensi Paris, tidak
menjadi dasar penolnkan pengajuan Pelindungan paten atau penghapusan Pelindungan
paten yang telah diberikan terhadap produk tersebut di negara lainnya. Hal ini juga berlaku
sebaliknya, jika pendaftaran paten secara nasional diterima oleh salah satau negara
anggota Konvensi Paris, tidak berarti paten tersebut juga dapat diterima di negara lain
yang juga merupakan negara anggota Konvensi Paris.
Setiap orang yang telah mengajukan permohonan paten, atau untuk pendaftaran
iitilitas model, atau desain industri, atau merek dagang. di salah satri negara anggota
Konvensi Paris memiliki hak untuk inengajiikw pendaftaran di negara-negara lainnya
melalui hak prioritas selama waktu atau periode yang ditentrAan. Periode prioritas
yang tersebut adalah dna belas bulan untuk paten dan model utilitas, dan enam bulan
imtrik desain indiistri dan merek dagang yang dihitung dirnulai dari tanggal pengajuan
permohonan pertama. Apabila hari terakhir dari periode tersebut adalah hari libur
resmi, atau kantor tidak terbuka unmk pengajuan aplikasi di negara tempat Pelindungan
diklaim, periode tersebut akan diperpanjang hingga hari kerja penama berikutnya.
Permohonan paten mengandung lebih dari satu invensi, pemohon dapat membagi
aplikasi menjadi beberapa permohonan sejumlah dan tanggalnya dimulai dari
permohonan awal apabila diajukan melalui hak prioritas. Paten yang diajukan di
berbagai negara anggota Konvensi Paris oleh warga negara dari negara Uni Eropa harus
independen dari paten yang diperoleh untuk invensi yang sama di negara lain, baik
anggota Konvensi Paris atau bukan. Pemberian paten tidak akan ditolak dan paten tidak
akan dibatalkan dengan alasan bahwa penjualan produk yang diberi paten atau produk
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

yang diperoleh melalui proses yang didaftarkan paten tunduk pada pembatasan atau
batasan yang dihasilkan oleh hiikuin domestik (hukum nasional suatu negara).
Setiap negara anggota Konvensi Paris berhak untrik inengambil langkah-
langkah legislatif yang menyediakan peinberian lisensi wajib unmk mencegah
pelanggaran yang mungkin tiinbul dari pelaksanaan hak eksklusif yang diberikan oleh
paten. Pencabutan hak paten tidak nkan dilakukan, kecuali dalam kasus ketika
peinberian lisensi wajib tidak akan cukup untuk mencegah pelanggaran tersebut.
Namun, tidak ada proses unmk inenghapiis paten sebehun berakhimya dna tahun sejak
pemberian lisensi wajib pertama.

2. Utili3' Models
Utility Models juga dikenal dengan paten sederhana yang diberikan untuk
invensi yang memiliki hegunaan praktis, sehingga tidak diberikan untuk invensi yang
berupa proses. Apabila pengajuan model utilitas diajukan di suafii negara berdasarkan
hak prioritas maka periode prioritas harus sama dengan yang ditetapkan unrrik desain
industri. Selain itu, diperkenankan untuk mengajukan model utilitas di suatu negara
berdasarkan hak prioritas untuk permohonan paten.

Sumber.- Ega Yuliani, Osf.io

Gambar 1.14
Tusuk Gigi Contoh Paten Sederhana

3. Desain Industri
Setiap negara anggota Konvensi Paris harus memberikan Pelindungan terhadap
desain industri. Pelindungan terhadap Desain Industri tidak boleh dihapuskan karena
tidak diproduksinya produk-produk yang diberikan Pelindungan Desain Industri atau
karena dilakukaunya impor terhadap produk tersebut.
HKUM4302 ( Modul
01

DESAIN

Sumber:
DJKI.ac.id
Gambar 1.15
Desain Industri

4. Merek Dagang
Setiap anggota Konvensi Paris harus memberikan Pelindungan terhadap inerek,
yang diatur oleh masing-masing negara anggota Konvensi Paris yang tercanrrim
dalam hukum nasionalnya. Terhadap inerek yang telah didaflarkan dan dilindungi di
negara asal merek tersebut dapat diterima permohonan pendaftaran dan
Pelindungamiya di negara-negara anggota Konvensi Paris lainnya.
0

Sumber: Wajib Tahu 7+jenis logo beserta contoh

Gambar 1.16
Contoh Merek Dagang
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

Kriteria negara asal dari merek tersebut apabila memenuhi salah satu ketentuan
berikut.
a. Negara tempat pemohon memiliki kegiatan industri atau komersial yang nyata
dan efektif.
b. Negara tempat pemohon berdomisili di salah satu negara anggota Konvensi Paris.
c. Negara tempat pemohon menjadi warga negara.

Ketentuan tentang Merek diatur dalam Article 6 qurrfyifies tentang Pelindungan


Merek terdaftar di negara lain dari negara anggota Konvensi Paris. Setiap inerek
dagang yang terdaftar di negara asal harus diterima untuk diajukan dan dilindungi
sebagaimana halnya di negara-negara lain. Negara anggota, tunduk pada reservasi
yang diatur dalam ketentuan ini. Negara-negara iersebut, sebelum mendafiarkan
memerlukan sertifikat pendaftaran di negara asalnya, yang dikeluarkan oleh otoritas
yang berwenang sehingga tidak perlu dilakukan otentikasi untuk sertifikat tersebut.
Harus dianggap sebagai negara asal adalah pemohon dari negara angggota memiliki
perusahaan industri atau komersial yang nyata dan efektif atau jika tidak, memiliki
perusahaan di dalam negara anggota Konvensi Paris tempat berdomisili atau, dalam
hat berdomisili di dalam negara anggota, pemohon merupakan warga negara dari
negara anggota Konvensi Paris.
Apabila pendafiaran merek adalah wajib maka pendafiarnn dapat dibatalkan
hanya setelah jangka wakm yang wajar, sedangkan penggunaan rnerek yang sama
secara bersarnaan pada barang yang identik atau senipa oleh perusahaan industri atau
koinersial yang dianggap sebagai pernilik bersama inerek tersebut sesuai dengan
ketentuan hukum nasional negara tempat Pelindringannya, tidak nkan mencegah
pendaftaran atau berkurangnya cara Pelindungan yang diberikan pada merek tersebut
di negara anggota Konvensi Paris.

Negara-negara anggota Kovensi Paris harus memberikan Pelindungan terhadap


nama dagang yang merupakan bagian dari merek atau buku, tanpa harus melakukan
permohonan pendaftaran terhadap nama dagang tersebut. 100
HKUM4302 Modul 01

Sumber: pngwing.com

Gambar 1.17
Contoh Nama Dagang

6. Reservasi (Pencegahan) Persaingan fidak Sehat


Negara-negara anggota Konvensi Paris harus memastikan Pelindungan yang
efektif kepada warga negara anggora Kovensi Paris terhadap terjadinya persaingan
usaha tidak sehat. Konvensi Paris mengatur setiap tindakan yang bertentnngan dengan
praktik jujur dalam kegiatan industri atau komersial dianggap sebagai perbuatan
persaingan usaha tidak sehat.
Negara-negara anggota Konvensi Paris harus memastikan kepada warga negara
dari negara-negara tersebut melakukan Pelindungan yang efektif untuk melawan
persaingan tidak sehat. Setiap tindakan persaingan yang bertentangan dengan praktik
jujur dalam masalah industri atau komersial merupakan suatu tindakan persaingan tidak
sehat.

Gambar 1.18
Contoh Nama Produk yang Mengindikasikan Persaingan Tidak Sehat
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

Hal-hal berikut secara khusus nkan dilarang:


a. semua tindakan yang bersifat menciptakan kebingungan dengan cara apa pun
dengan pendirian, barang, atau kegiatan industri atau komersial, dari pesaing;
b. tuduhan palsu dalam perdagangan yang bersifat mendiskreditkan perusahaan
barang, atau kegiatan industri atau komersial, dari pesaing.
c. indikasi atau dugaan melakukan perdagangan cenderung rnenyesatkan publik yaitu
sifat, proses pernbiiatan, karakteristik, kesesuaian dengan fiijuan, atau jumlah
barang.

Arti penting Konvensi Paris bagi rezim Pelindungan KI di dunia, yaitu sebagai
dasar legal global pertama yang berfokus pada Pelindungan hak cipta. Rezim hak cipta
dalam WTO yang dikenal dengan nama TRIPs inencakup konsep dasar Konvensi
Paris. Bedanya, TRIPs membahas masalah persengketaan dagang berikui
penyelesaiannya, sementara dalam Konvensi Paris belum dibahas dan bersifat belum
mengikat. Konvensi Paris diratifikasi melalui KEPPRES No.15 Tahun 1997 Tentang
Perubahan Kepiitusan Presiden Nomor 24 Tahun 1979 Tentang Pengesahan Paris
Com’ention For The Protection Of Industrial ProperH dan form ection Establishing
The World Intellectiuil Proper Organic-ation. Isi KEPPRES tersebut Mencabut
persyaratan (resem’atioii ) terhadap Pasal 1 sampai dengan Pasal 12 Paris Com’entioii
for the Protection of Industrial ProperH , tanggal 20 Maret 1883 sebagaimana telah
beberapa kali diubah. terakhir tanggal 14 Juli 1967 di Stockholm, Swedia sebagaimana
dilampirkan pada Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1979 tentang Pengesahan
Paris Com entioit for the Protection of Industrial Proyer Jan Com ention
Establishing the World intellects fff/ Propertv Organic-ation.

B. KETENTUAN—KETE TFT DALAM POS C.OWVEHTIOH

Paris Coin’ention berisi 30 pasal yang mengatur tentang:

Article 1 Estahlishwerit o fthe Unioii, Scope o flnrlustrial Property.


Article 2 Nationril Treatiiie.nt for Naiion‹J/s of Countries o{the Union.
Article 3 Scuue. Treatment for Certain Categories of Persons Ms for
Nationnls of the Union.
Article 4 A. to I. Patents, UtiliH’ Monets, 7iidrsiria/ Desigif,i, MMrks,
Ins’eiitors Certificates: Right of Priorin’. - G. Pntents:
Dn'isioii of the Application.
Article 4ñrs Pntents: Independence of Majeure Obtained for the Same
Ins’eiitioii rn Different COlfntries.
Article 4his Portents: Mention of the 7nve.u/or in the Patent.
Article 4qifarer. Pntents: PnteiitabiliH’ in Case of Restrictions of 3ale bv’
Article 5 : A. Patents. Importation of Articles; Failure to Work or
Insufficient Working, Compulsory Licenses.
B. Industrial Designs: Failure to Work; Importation of
Articles,
C. Marks: Failure to Vse, Di erent Forms, Use by Co-
properietors.
D. Patents, Utility Models, Marks, Industrial Designs.

Article 5bis All Industrial Rights: Period of Grace for the


Payment of Fees for the Maintenance of Rights, Patens:
Restoration.
Article 5ter Patents:
Painted Devices Forming Part of Vessels, Aircraft, or Land
Vehicles.
Article 5quater Patents:
Importation of Products Manufactured by a Process
Patented in the Importing Country.
Article 5 Industrial Designs.

Article 6 Marks:
Conditons ofRegistration;
Independence of Protection of Same Mark in Different
Countries.
Article 6bis Maria:
Jeff-Nff914'n Marks.
Article 6ter Marks:
Prohibitions concerning State Emblems, O icial
Hallmarks, and Emblems of Intergo› ernmental

Article 6quater Marks:


Assignment ofMarks.
Article Marks:
Protection of Marks Registered in One Countrys
6quinguies Union in the Other Countries of the Union.
Marks:
Seri•ice Marks.
Article 6sexies Marks:
Registration in the Name of the Agent or Representath e of
Article 6septies: the Proprietor Without the Latter’s Authori-ation.
Marks:
Nature o{the Goods tO 11•hich the Mark is Applied.
Article 7
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

Article. 7his Marks.


Collecti e. Mrirks.
Article. 8 Trade Names.
Article. 9 Mark, Trnde Naiiie.,s.
Sets-tire, oii Importation, r,rr., of Goods Uiilrni’fnllv’ Bearing
n Mark or Trade Name.
Article. 10 Fnlse Itidicatioiis:
Sets-ure, oii Importation, etr., of Cioods Bearfnf False
Inrlicalions as to their Source. or the Identify of tlte
Producer.
Article. Unfair Competition.
l0bis In›’eiitions,
Article. 11 iitilin Monets,
InJnstrial Designs,
Marks. Teiuporom’ Protection at Certain liiternationl
E.vliihitioiis.
Special National Inrliistrial Pt oyerH’ See
Article. 12 ices. Assewhh’ of the. Union.
Article. 13 E. xeciiti›’e
Article. 14 Committee.
Article. 75 Inrerriorioiia/
Article. 16 Bureau. fissures
Article. 17 Amendment oLArticle,s 13 to 1.7.
Article. 18 fieviiion ofArticles 1 to 12 and 18 to 30.
Article. 19 Special Agreements.
Article. ^0 Ratification or Accession L' Coiiiiir/es of the G!nion, Eiitr›
Into Foerce.
Article. 21 Access ion h› Countries Outline the L'urou, Ents Into
Force.
Conseqifeiices o{Ratihcation or Acce.,Psion.
Access ion to EaTlfPI’ Acts.
Territories.
Implementation of the C'oiii’ention oii /Jie Domestic
Lm’el. Deimncintioii.
Application ofEaTlfPl’ Acts.
Disputes.
Signnture, L‹srfgifages, Depositam’ Functions.
Transitional Pro1’isions.

Beberapa hal penting yang tercanrriin dalam Konvensi Paris adalah:


HKU t4302 Modul 01

1. National Trentinent (Article 2 )

Article 2
[Nntional Trentnient for Nationnls of COlfntries of the UnioriJ
(1) ) Nationals of anv country’ of the Union shall, as regards the
protection ofJnJnstrial property, enjov’ iii all the other countries of the. Union
the. iqdi antogei that their respectii’e lms's noir grnnt, or iiim hereafter grunt,
to nationrlls, nll fl'iiñou/ prejnrlice to the rights specially prm ide,d for b3 this
Cons’entioii. Coitseqiientl5, they ,shrill hm’e the snwe protection as the fritter,
and the same legnl reined agninst rig ii ingement of their rights,
proi’irIerI that the conditions and foritialities imposed upon nationals are
coinplieJ ›i’ith. (2 ) Hoii ei er, no requirement as to domicile or establisltment
in the coHntrv ›where pro/eci/oii is clnuned rite:n be iinposeJ upoii nationals of
countries of the Union for the enjovment o/nrri' industrial yroperti’ rights. (3 )
The proi isions of the lms’s of ench of the roiiuYre,i of the (Union relating to
jiidicinl and aditiinistratii e procedure writ to jurisdiction, and to the
designation ofan arldress for sern’ice or the. npyointment of an ngent, »’Iiich
mm be reQIfIT0d bv the lv i’s on indnstrinl propertv are expressh resem’ed.

Warga negnra dari negara manapun dari perhimpunan sehubungan


dengan Pelindungan kekayaan industri, harus diperlakukan sama di semua
negara lain di negara-negara anggota Konvensi Paris. Hal ini berani suatu
negara peserta harus memperlukan warga negaranya sendiri sama dengan warga
negara dari negara peserta Konvensi Paris. Akibatnya, setiap warga negara
harus memiliki Pelindungan yang sama dan upaya hukum yang sama terhadap
setiap pelanggaran hak-hak warga negara, dengan ketentuan bahwa kondisi dan
forinalitas yang dikenakan pada warga negara harus dipatuhi. Namun, tidak ada
persyaratan untuk dornisili atau pendirian di negara tempat Pelindungan
diberikan kepada warga negara dari negara-negara peserta konvensi dalam
menikmati kekayaan industri, artinya dari negara mana pun yang merupakan
anggota Konvensi Paris.

2. Most Fai oured Nation (Article. 3)

Article .?
[Smite Treatment for Cerfarri Categories of Persons ns for Nationals
of Countries of the Union]
Nationals of cOltHtries ofttside. the. Union ›i’lio are domiciled or B’bo /im’e
real and e ectii’e. industrial or coiiuitercial establishiiieiits in the territoz ofone
of the countries of the Union shall be treaterl in the sawe manlier as saironri/s
of the. countries of the Union.
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

Perlakuan yang sama untuk kategori warga negara dari suatu negara
dengan warga negara dari negara lain yang merupakan anggota Konvensi Paris.
Hal ini berarti suatu negara anggota Konvensi Paris harus memberi perlakuan
yang sama terhadap warga negara suatu negara dengan warga negara lain dari
negara lain yang sama-sama merupakan negara anggota Konvensi Paris.
Namun. perlakuan yang sama juga harus diberikan kepada warga negara dari
negara di mar Konvensi Paris dengan ketentuan warga negara tersebut
berdomisili atau yang memiliki perusahaan industri atau komersial yang nyata
dan efektif di wilayah salah satu negara anggota Konvensi Paris.

3. Setiap sengketa antara dua atau lebih negara anggota Konvensi Paris mengenai
interpretasi atau penetapan Konvensi ini. apabila tidak diselesaikan melalui
negosiasi, dapat diajukan oleh salah satu negara yang bersangkutan ke
Pengadilan Internasional dengan inengajukan permohonan sesuai dengan
ketentuan Pengadilan, kecuali jika negara yang bersangkutan menyepakati
beberapa metode penyelesaian lainnya.

Sumber: Pendidikan.co.id

Gambar 1.19
Perjanjian Intenasional
HKU t4302 Modul 01

BAGIAN 2

Berne Conv’»ntJon forthe


Protection of Literary and Artistic
Works dan World Intellectual
Property Organization (WIPO)
&erneGonvention

Sumber: Youtube.com

1. Kesepakatan Berne Convention


Konvensi Bern tentang Pelindungan Karya Seni dan Sastra, biasa
disebut Konvensi Benn atau Konvensi Berne, merupakan persetujuan internasional
mengenai hak cipta, pertama kali disetujui di Bern, Swiss pada tahun 1886. Sebelum
penerapan Konvensi Benn, undang-undang hnk cipta biasanya berlaku hanya bagi k a
yang diciptakan di dalam negara bersangkutan. Akibatnya, misalnya ciptaan yang
diterbitkan di London oleh seorang warga negara Inggris dilindungi hak ciptanya
di Britania Raya, tetapi dapat disalin dan dijual oleh siapa pun di Swiss: demikian pula
sebaliknya.
Konvensi Berrr rnengikuti langkah Konvensi Paris pada tahun 1883, yang
dengan cara serupa telah menetapkan kerangka Pelindungan intemasional atas jenis
kekayaan intelektual lainnya, yaitu paten, rnerek, dan desain industri. Sebagaimana
Konvensi Paris, Konvensi Benn rnernbentuk suatu badan unmk mengurusi tugas
administratif. Pada tahun 1893, kedua badan tersebut bergabung menjadi Biro
Internasional Bersatu untuk Pelindungan Kekayaan Intelektual (dikenal dengan
singkatan Bahasa Prancisnya, BIRPI), di Bern. Pada tahun 1960, BIRPI dipindah dari
Bern ke Jenewa agar lebih dekat
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

ke PBB dan organisasi-organisasi intemasional lain di kota tersebut, dan pada tahun
1967 BIRPI menjadi WIPO, Organisasi Kekayaan Intelektual Intemasional, yang
sejak 1974 merupakan organisasi di bawah PBB.
Konvensi Bern direvisi di Paris pada tahun 1896 dan di Berlin pada tahun 1908.
diselesaikan di Bern pada tahun 1914, direvisi di Roma pada tahun 1928, di Brussels
pada tahun 1948, di Stockholm pada tahun 1967 dan di Paris pada tahun 1971, dan
diubah pada tahun 1979. Pada Januari 2006, terdapat 160 negara anggota Konvensi
Bern. Sebuah daftar lengkap yang berisi para peserta konvensi ini tersedia, disusun
menurut nama negara atau disusun menurut tanggal pemberlakriannya di negara
masing-masing.
Konvensi Benn {Berne Coin’ention) rnewajibkan negara-negara yang
inenandatanganinya inelindungi hak cipta dari karya-karya para pencipta dari negara-
negara lain yang ikut menandatanganinya (ditandatangani di Bern, Swiss, oleh Belgia,
Haiti, Inggris, Jennan, Liberia, Perancis, Spanyol. Swiss, dan Tunisia, dan menjadi
standar universal Pelindungan Hak Cipta hingga saat ini, yaitu negara-negara yang
dikenal sebagai Vrfi Bern ), seolah-olah mereka adalah warga negaranya sendiri.
Misalnya, undang-undang hak cipta Prancis berlaku untuk segala sesuatu yang
diterbitkan atau dipeminjukkan di Prancis, terlepas benda atau barang itu pertama kali
diciptakan. Namun, persetujuan tentang perlakuan yang sama tidak berguna apabila
undang-iindang hak cipta di negara-negara anggotanya sangat berbeda satu dengan
yang lainnya. Karena itu, Konvensi Benn bukanlah sekadar persetujuan tentang
bagairnana hak cipta harus diafiir di antara negara-negara anggotanya melainkan, yang
lebih penting lagi, Konvensi ini menetapkan serangkaian tolok iikur minimum yang
hams dipenuhi oleh undang-undang hak cipta dari musing-rnasing negara. Hak cipta
di bawah Konvensi Bern bersifat otomatis, tidak membutuhkan pendafiaran secara
eksplisit.’0'
Konvensi Benn pada saat pembentukannya dikenal sebagai Berne U.oi’en/iou/or
the Protection of Literary curl Artistic WorLz. Pada awalnya, negara-negara Eropa
menjadi penandatangan pertama untuk melegitimasi pengaturan hak cipta secara lebih
luas, sehingga tujuan dari konvensi ini adalah mengenalkan hak cipta secara nasional.
Ciri iitainn dari konvensi ini juga menempatkan negara dianggap sebagai negara-
negara berkembang sesuai dengan praktik yang ditetapkan Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa, untuk pekerjaan tertentu dan dalam kondisi tertentu, berangkat dar’i
standar minimum Pelindungan berkaitan dengan hak terjemalian dan hak reproduksi.
Namun di sisi lain, konvensi ini juga memberi "hak moral", yaiRi hak untuk mengklaim
karya cipta dan hak untuk objek ke mutilasi atau deformasi atau inodifikasi lainnya, atau
tindakan laiiinya sehubungan dengan karya yang akan merugikan harkat martabat
penulis atau reputasi. Dalam praktiknya, pengelolaan konvensi Berne memiliki Majelis
dan Komite Eksekutif. Setiap negara anggota terikat dengan ketentuan administratif
berdasarkan Undang-Undang Stockholm sebagai anggota Majelis. Para anggota Komite

'01 httep ' d ipedia.ore/ wiki/Konx ensi Bern tentang Perlmdungan Karya Seni dan Sastra diakses
M i 2
HKU t4302 Modul 01

Eksekutif dipilih dari antara anggota Uni, kecuali unmk Swiss yang merupakan
anggota en o icio. Pernbentukan program dna tahunan dan anggaran Sekretariat
WIPO-sejauh Berne Union masih merupakan tugas Majelisnya. Namun,
perkembangan berikutnya, Konvensi Berne sudah direvisi beberapa Kali. Pada tahun
1896 direvisi di Paris, di Berlin pada tahun 1908, diselesaikan di Berne pada tahun
1914, direvisi di Roma pada tahun 1928, di Brussels pada tahun 1948, di Stockholm
pada tahun 1967 dan di Paris pada tahun 1971, dan diubah pada tahun 1979. Revisi
terjadi di bidang Pelindungan industri dan liak moral. Dalam Konvensi Berne revisi
Roma 1929 contohnya, hak moral diatur pada Pasal 6 bis.
Adapun pokok-pokok dari Pasal 6 bis tersebut sebagai berikut.
a. Moral rights are. inJependent of economic rights.
b. Moral rights subsist rlfier the author hers traitsferred lits economic rights,
rlllhongli it is not cleor ii'hether moral rights are tlteuisels’es inaliennble.
Moral rights are to be uiaintainerl at least until the eTpirr of economic rights,
although coftFitries not recogiii-ing moral rights at the. time of their accession
to the Berne Coni’eiition are permitted to limit mornl rights to the lifetime of
the nuthor.
d. Tlte manner rri B’bic/i niornl rights are. protected is to be determined by’ nntionnl
lms’, r'ñic/7 need not necessarily be copi’right lms.

Hak moral tidak tergantung pada hak ekonomi, artinya ineskipun hak
ekonominya telah dialilrkan, tetapi hak moralnya tetap melekat pada diri pencipta
setidaknya saat hak ekonominya berakhir, mesLpun tidak jelas apakah hak moral
tersebut tidak dapat dicabut. Hak moral harus dipertahankan paling tidak sampai
berakhirnya hak ekonoini dan negara-negara tidak rnengakui hak moral pada wakRi
masuk Konvensi Berne sehingga diizinkan unmk membatasi hak moral selama masa
pencipta. Cara Pelindungan hak-hak moral ditentukan oleh hukum nasional, yang
tidak harus berupa hukum hak cipta, artinya hak moral dapat saja tercantum dalam
jenis KI lainya. misalnya paten atau desain industri.
Pada awalnya negara-negara yang ikut menandatangani Konvensi Berne adalah
dalam rangka membuat Pelindungan hukum untuk hak cipta dasar, tetapi secara
prinsip Pelindungan terhadap para pemegang hak cipta dari dalam negeri sama dengan
Pelindungan untuk para pemegang hak cipta asing. Prinsip persnmaan yang dianut
Konvensi Berne menjadi standar intemasional dalam Pelindungan karya cipta.
Namun, Pelindungan yang diberikan tetap rawan terutama di negara lain. Selain biaya
yang mahal imtuk melakukan tuntutan intelektual individu di negara lain, aspek
kepercayaan dan jaminan Pelindungan dari negara lain juga masih menjadi kendala
iitaina. Jika melihat karakteristik dan tujuan awal pembentukan Konvensi Paris dan
Berne, tidak dapat dapat dipungkiri, dua konvensi pionir ini merupakan proto rvye
pengaturan kekayaan intelekfiial yang pertama di dunia, khusiisnya dalam skala
intemasional. Nainun dernikian, dua konvensi ini hanya menjadi payring hukum yang
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

sifatnya umum, belum mengatur secara rinci aturan main yang lebih koinpleks.
Kebutuhan pengaturan kekayaan yang lebih terperinci sekaligiis spesifik telah
inelahirkan berbagai turunan konvensi sebagai bentuk ratifikasi Konvensi Paris dan
Berne Con› ention.

2. Substansi Berne Convention


Adapiin Pelindungan yang diberikan merupakan Pelindungan atas Gop;’right
(Hak Cipta), yang meliputi literal and nrtistic fl’or#s {karya seni dan kesusasteraan)
serta semua karya yang dihasilkan dalam bidang kesusasteraan, kesenian, dan ilmii
pengetahuan. Kedua bidang pengaturan inilah yang kemudian dikelompokkan dalam
Ince//er/ifff/ ProperH Rights serta ketentuan-ketentuan khusus yang tersedia untuk
negara-negara berkembang yang ingin memanfaatkannya. Tiga prinsip dasar ifii antara
lain 02
a. karya yang berasal dari salah satu negara (contohnya karya penulis adalah warga
negara dari suatu negara atau perbuatan yang pertama kali diumumkan dalam
tersebut suatu negara) harus diberi Pelindungan yang sama di negara-negara
lainnya (asas "national treatment"):
b. pelindungan tersebut tidak hums tergantung pada kepatuhan dengan forrnalitas
(asas otomatis "Pelindungan").
c. pelindungan tersebut tidak tergantung pada adanya Pelindungan di negara asal
kerja (prinsip "ketidakbergantungan" Pelindungan).

Adapun standar minimum Pelindungan berkaitan dengan Karya dan hak untuk
dilindiingi, dan durasi Pelindungan adalah sebagai berikut. 0
a. Sebagai karya, Pelindungan harus termasuk "setiap produksi dalam domain
sastra, ilmiali dan artistik, apa pun mode atau bentuk ekspresi yang dijual ke
publik."
b. Sesuai dengan pemesanan tertentu yang diperbolehkan, pembatasan atau
pengecualian, berikut ini adalah di antara hak-hak yang harus diakui sebagai
hak eksklusif otorisasi:
1) hak untuk menerjemahkan;
2) hak untuk membuat adaptasi dan pengaturan karya:

*0* Berdasarkan Perjanjian pada Trade-Related Aspect of Intellectual Property (TRIPS Agreement).
prinsip-prinsip perlakuan nasional, pelindunean otomahs dan kemerdekaan juga mengikat mereka
pelmdungan Organisasi Perdaganean Dunia (WTO) Anggota yane bukan pihak dari Konx-ensi Benn.
Di sampme itu, Perjanjian TRIPS membebankan kewajiban dari "most fax-ored-nations" di mana
keuntunean diberikan oleh Anggota ISO ke z'area negara dari negara lain juga hams diberikan kepada
warga negara dari semua anggota WTO. Perlu dicatat bahwa kemungkinan aplikasi tertunda TRLPS
tidak berlaku untuk national treatment dan saneat disukai-kewajiban.
"' Berdasarkan Perjanjian Terris, he ek klusif sewa harus diakui dalam hat proeram komputer dari, dalam
kondisi tertentu, karya audiovisual. lihat juga dalam http:,'.'’wuwv.expo.int''porta1-'’mdex.html.en
diakses 17 Mei 2020.
HKU t4302 Modul 01

3) hak unmk tampil di pekerjaan umum drainatis, drnmatico-musik dan


musik.
4) hak unrrA membaca dalam karya sastra umum;
5) hak untuk berkomunikasi kepada publik kinerja karya tersebut;
6) hak untuk inenyiarkan (dengan kernungkinan suatu negara kontraktor
untuk menyediakan hak hanya untuk rernunerasi yang adil dan bukan hak
otorisasi):
7) hak untuk membuat reproduksi dengan cara atau benmk (dengan
heinungkinan suatu negara kontraktor iinfiik mengizinkan, dalam kasus-
kasus khusus tertentu, reproduksi tanpa otorisasi dengan syarat bahwa
reproduksi tidak bertentangan dengan eksploitasi keja normal dan tidak
wajar inengurangi sah kepentingan penulis, dan dengan kernungkinan
suatu negara kontraktor unmk menyediakan, dalam hal rekaman suara
karya musik, untuk hak dengan rernunerasi yang adil).
8) hak iinrrik menggunakan karya sebagai dasar untuk karya audiovisual,
dan hak untuk mereproduksi, mendistribusikan, tampil di publik atau
berkomunikasi kepada publik bahwa karya audiovisual.
c. Adapun masa berlakunya Pelindungan secara umum adalah aturan Pelindungan
yang hams diberikan sampai dengan berakhirnya tahun ke-50 setelah
ineninggalnya pencipta. Dalam kasus karya anonim atau nama sarnaran, jangka
waktu Pelindungan berakhir 50 tahun setelah karya tersebut telah sah dibuat
tersedia untuk umum, kecuali jika nama sainaran tidak diragtikan lagi sebagai
ideutitas pencipta atau jika pencipta mengungkapkan identitas selama periode
itu, dalam kasus terakhir, aturan umum yang berlaLm. Dalam kasus audiovisual
(sinematografi), jangka waktu minimal Pelindungan adalah 50 tahun setelah
dipublikasikan kepada publik ‹release ) atau tidak dari peuciptaan karya. Dalam
kasus karya seni terapan dan karya fotografi, istilah minimum adalah 25 tahun
sejak penciptaan karya seperti itu. i0‘

Berne Coin ention terdiri dari 38 pasal, yang terinci sebagai berikut:

Arfir/e I
Establishment of a Union•• This Tahle of Contents is added for the
coui’eriierice of the reader. It does not appenr in the original
(English ) text of the Con› ention.
Article 2 Protected Works:
1. ”Litera r y’ and ariiiiif ›i’orks”.
2. Possible requirement of fixntion.

I
Berdasarkan Perjanjian TRIPs, setiap janeka waktu pelindungan yane dilutune atas dasar lain daripada
kehidupan orang peroranean, harus minmal 50 tahun dari publikasi resmi pertama.
5. Collections.
6. Obligation to protect; beneficiaries of protection.
7. Works of applied art and industrial designs.
8. W‹ni•s.

Article Possible Limitation ofProtection of Certain Works:


Abie
1. Certain speeches.
2. Certain uses oflectures and addresses.
3. Right to make collections of such
works. Criteria ofeligibility for Protection:
Article 3
1. Nationality ofauthor, place of publication ofii•ork.
2. Residence of author.
3. “Published” u!orks.
4. “Simultaneously published” works.
Criteria of A/igzbifrfy for Protection of Cineniatographic Works,
Article 4
Works ofArchitecture and Certain Artistic Works.
Rights Guaranteed:
Article 5
1. Outside the country of origin.
2. In the country of origin.
3. “Country oforigin”.
Possible Restriction of Protection In Respect of certain Works of
Article 6
Nationals of Certain Countries Outside the Union:
1. In the country of the first publication and in other countries.
2. Wo. Retroactii•itv.
3. Notice.
Moral Rights.
Article
1. To claim authorship: to object to certain modifications and
6bis
other derogatory actions.
2. After the author’s death.
3. Means ofredress.
Term ofProtection:
1. Generally.
Article 7
2. For cinematographic works.
3. For anonymous and pseudonvmous ii•orks.
4. For photographic ii orks and B'orL of applied art.
5. Starting date of computation.
6. Longer terms.
7. Shorter terms.
8. Applicable lmv; “comparison ” ofterms.
Term ofProtection for Works ofJoint Authorship.
Right oftranslation.
Article
7bis Article
8
Article 9 Right ofReproduction:
1. Generally.
S. Possible exceptions.
3. Sound and i•isual
Arfirfe 10 recordings. Certain free Uses of
Works.
1. Quotations.
S. Illustrations for teaching.
Article 3. Indication ofsource and author.
l0bis
Further Possible Pree Uses off i orks:
1. Of certain articles and broadcast i»orks.
2. Of 'orks seen or heard in connection »'ith current ‹n ents.
Article 11
Certain Rights in Drantatic and Musical Works:
J. Right of public performance and ofcommunication to the public
ofa performance.
2. In respect oftranslations.
Article
Broadcasting and Related Rights:
fibre
1. Broadcasting and other u•ireless communications, public
commu- nication of broadcast bv wire or rebroadcast, public
communication of broadcast by loudspeaker or anal,ogous
insfniinents.
S. Compulsory licenses.
3. Recording, ephemeral recordings.
Certain Rights in Literary Works:
Article
J. Right of public recitation and ofcommunication to the public
liter
of a recitation.
2. In respect oftranslations.
Right ofAdaptation, Arrangement and Other Alteration
Possible limitation of the Right of Recording of Musical Words and
Article
Any Works Pertaining Thereto:
IN
1. Contpulsorv licenses.
Article
S. Transitory measures.
13
3. Sei-ure on importation of copies made » ithout the author’s
permission.
Cinematographic and Related Rights:
1. Cinematographic adaptation and reproduction ; distribution,
public performance and public communication by metre of
’orks thus adapted or reproduced.
Article 14
2. Adaptation of Cineniatographic productions.
3. No compulsory licenses.
Article Special Proi isions Concerning Cinematographic Works:
l4bis
J. Assimilation to “original” works.
S. Or nership; limitation ofcertain rights ofcertain contributors.
3. Certain other contributors.
“Droid de suite” in Works ofArt and Manuscripts:
Article
14ter 1. Right to an interest in resale’s.
2. Applicable li:ni•.
3. Procedure.
Right to Enforce Protected Rights:
Article 15 1. Where author’s name is indicated or B'âerepfieudowm let:uses
no doubt as to author’s identiw.
2. In the case of cinematographic ii orks.
3. In the case of anonvmoss and pseudonvniOW lrofiL.
4. In the case ofcertain unpublished»orks of unknO11'n
authorship. Infringing, Copies:
Article 16 1. Sets-ure.
2. Sets-ure on importation.
3. Applicable laws.
Possibilitv of control of Circulation, Presentation and exhibition of
Article 17 Works.
Works Existing on Com!ention’s Entry Into Force:
Article 18 1. Prosecutable v'âere protection not yet expired in country of
origin.
S. Non-prosecutable ii!here protection already expired in country
» here it is claimed.
3. Application ofthese principles.
4. Special cases.
Protection Greater than Resulting from Coni•ention.
Article 19 Special Agreentent Among Countries of the Union.
Article ?0 Special Pro»isions Regarding Der eloping Countries:
Article II 1. Reference to Appendix.
2. Appendix part ofAct.
Assembly:
Article ?ñ 1. Constitution and composition.
2. Tasks.
3. Quorum, noting, obsem ers.
4. Con›•ocation.
5. Rules of procedure.
Executn•e Committee:
Article ?3 1. Constitution.
S. Composition.
HKUM4302 Modul 01

3. Nuutber of meitihers.
4. Geogrnyhicnl disturbfffioo, sperinl agreements.
5. Term, limits ofre-eligibility, rules of election.
6. Tasks.
7. Convocation.
8. Quorum, i’oiiDg.
9. Ohseri ers.
10. Rules ofProcediire.
Internntional Bureau:
1. Tasks in gene.ral, Dire.ctor General.
S. Generrñ information.
3. Periodical.
4. liJormation to countries.
5. Stunted and see ices.
6. Pnrticipntion iii meetings.
7. Conferences of re ision.
8. Other
Article 25 tasks.
Finances:
1. BUdget.
S. Coordination »’ith other Umons.
3. Resources.
4. Contrihntioiis, possible extension of pre ions budget.
5. Fees rind ch‹irges.
6. Working capital fund.
7. at ances bv’ host Goi’eriinient.
8. Auditing of accounts.
Article 26
Amendments.
1. Prof isions susce.ptible ofamendntent bv the Asseiiibl5, proposnl.
2. Adoption.
Arfir/e *7 3. Entri into
force.
Rei’isioii,
1. O ectii e.
ñ. Conferences.
Article
28 3. Adoption.
Acceptance mid Entri’ Into Force ofAct for Countries of the Union.
1. Ratification, nccessiori, possibiliH of excluding
certnin provisions, »’ithfm al ofexcliision.
2. Eiitrv into force of Articles 1 to 21 end apyenJiT, 3. Entri • into
force ofArticle 22 to 38.
Article ?9 Acceptance and Entry Into Force for Countries Outside the Union:
1. Accession.
2. Entry into force.
Article ?9bis Effect of Acceptance of Act for the Purposes of Article 14 (S ) of the
WIPO Coni•ention.
Article 30 Reseri'ations:
1. Limits of possibility of making reseri•ations.
2. Earlier reseri•ations, reseri!ation as the right of translation, B'ith-
drmval ofresemnation.
Article 31 Applicability to Certain Territories:
1. Declaration.
2. Withdrawal of declaration.
3. Elective date.
4. Acceptance of factual situations not
Article 35 implied. Applicability of this Act and ofEarlier
Acts:
J. As betw•een countries already members of the Union.
2. As behi•een a country becoming a member of the Union and
other countries members of the Union.
Article 33 3. Applicability of the Appendix in Certain
Relations Disputes:
1. Jurisdiction of the International Court of Justice.
2. Reseri•ation as to such jurisdiction.
Article 34 3. Withdrmi al of res ation.
Closing ofcertain Earlier Proi
isions:
Article 35 1. OfEarlier Acts.
2. Ofthe Protocol to the Stockholm Act.
Duration of the Com ention;
Denunciation:
1. Unlimited duration.
Article 36 S. Possibility ofdenunciation.
3. E ecti› e date of denunciation.
4. Moratorium on
Article 37 denuncimion. Application of the
Com•ention.
1. Obl,igation to adopt the necessary measures.
2. Time from H'ñ/c/t obligation exists.
Final Clauses:
1. Languages of the Act.
2. Signatures.
3. Certified copies.
4. Registration.
S. Notifications.
HKU t4302 Modul 01

Article 38 Trnimitor Proi’isions.


1. E.xercise of the “@'e-J'ew pri›’ilege.”.
Burenii of the Uihoii, Director of the Biireaft.
3. Succession ofBnrean of the Union.

Konvensi Bern mewajibkan negara-negara yang menandatanganinya


inelindungi hak cipta dari karya-karya para pencipta dari negara-negara lain yang ikut
menandatanganinya (yaitu negara-negara yang dikenal sebagai Uni Bern), seolah-olah
mereka adalah warga negaranya sendiri. Artinya, misalnya undang-iindang hak cipta
Prancis berlaku untuk segala sesuatu yang diterbitkan atau dipertunjukkan di Prancis,
tidak peduli di mana benda atau barang itu pertama kali diciptakan. Namun, sekadar
memiliki persetujuan tentang perlakuan yang sama tidak ada gunanya apabila undang-
undang hak cipta di negara-negara anggotanya berbeda satu dengan yang lainnya,
karena hal itu dapat membuat seluruh perjanjian ifii sia-sia. Apa gunanya persetujuan
ini apabila buku dari seorang pencipta di sebuah negara yang memiliki Pelindungan
yang baik, diterbitkan di sebuah negara yang Pelindungannya buruk atau bahkan sama
sekali tidak ada? Karena itu, Konvensi Benn bukanlah sekadar persetujuan tentang
bagaimana hak cipta hums diatur di antara negara-negara anggotanya, melainkan yang
lebih penting lagi, Konvensi ini menetapkan serangkaian tolok ukur minimum yang
harus dipenuhi oleh undang-undang hak cipta dari masing-masing negara.
Hak cipta di bawah Konvensi Bern bersifat otoinatis, tidak inernbutuhkan
pendaftaran secara eksplisit imfiik Pelindungannya. Lebih lanjut, Konvensi Bern
menyatakan bahwa semua karya, kecuali berupa fotografi dun sinematografi, akan
dilindungi sekurang-kurangnya selama 50 tahun setelah si pembiiatnya meninggal
dunia, tetapi masing-musing negara anggotanya bebas untuk memberikan Pelindungan
untrA jangka waktu yang lebih lama, seperti yang dilakukan oleh Uni
Eropa dengan petruijiik untuk mengharinonisasikan syarat-syarat Pelindungan hak
cipta tahun 1993. Untuk fotografi, Konvensi Bern menetapkan batas mininum
Pelindungan selama 25 tahun sejak tahun foto itri dibuat, dan untuk sinematografi
batas minimurnnya adalah 50 tahun setelah peminjukan pertamanya, atau 50 tahun
setelah pembuatannya apabila film itu tidak pernah dipertunji dalam waktu 50 tahun
sejak pembuatannya.
Negara-negara yang terkena revisi perjanjian yang lebih dulu dapat memilih
untuk memberi-Lan. dan untuk jenis-jenis karya tertentu (seperti misalnya piringan
rekaman suara dan gambar hidup) dapat diberikan batas waktu yang lebih singkat.
Meskipun Konvensi Benn menyatakan bahwa undnng-undang hak cipta dari negara
yang rnelindungi suatu karya tertentu akan diberlakukan, ayat 7.8 menyatakan bahwa
"kecuali undang-undang dari negara itu menyatakan hal yang berbeda, maka masa
Pelindungan itu tidak akan melampaui masa yang ditetapkan di negara asal dari karya
itu", artinya pencipta biasanya tidak berhak mendapatkan Pelindungan yang lebih lama
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

di luar negeri daripada di negeri asalnya, meskipun misalnya iindang-undang di luar


negeri memberikan Pelindungan yang lebih laina.
Konvensi Bern mewajibkan negara-negara yang menandatanganinya
melindungi hak cipta dari karya-karya para pencipta dari negara-negara lain yang ikut
menandatanganinya (yaitu negara-negara yang dikenal sebagai Uni Bens ). seolah-olah
mereka adalah warga negaranya sendiri. Artinya, misalnya, undang-iindang hak cipta
Prancis berlaku unfiik segala sesuatu yang diterbitkan atau dipermnjukkan di Prancis,
tak peduli di mana benda atau barang itu pertama kali diciptakan. Namun, sekadar
memiliki persetujuan tentang perlakuan yang sama, tidak akan banyak gunanya
apabila undang-undang hak cipta di negara-negara anggotanya sangat berbedn satu
dengan yang lainnya, karena hal itu dapat membuat seluruh perjanjian itu sia-sia. Apa
gunanya persetujuan ini apabila bukri dari seorang pengarang di sebuah negara yang
memiliki Pelindungan yang baik diterbitkan di sebuah negara yang Pelindungannya
buruk atau bahkan sama sekali tidak ada? Karena itu, Konvensi Bern bukanlah
sekadar persefiijuan tentang bagaimana hak cipta harus diatur di antara negara-negara
anggotanya. melakukan yang lebih penting lagi, Konvensi ini menetapkan serangkaian
tolok ukur minimum yang harus dipenuhi oleh iindang-undang hak cipta dari inasing-
masing negara.
Hak cipta di bawah Konvensi Bern bersifat otomatis, tidak membutuhkan
pendaftaran secara eksplisit. Konvensi Bern menyatakan bahwa semua karya, kecuali
berupa fotografi dun sinematografi, akan dilindungi sekurang-kurangnya selama 50
tahun setelah si pembuatnya meninggal diinia, tetapi masing-inasing negara
anggotanya bebas untuk memberikan Pelindungan untukjangka waktu yang lebih
larna, seperti yang dilakukan oleh Uni Eropa dengan petunjuk untuk
mengharmonisasikan syarat-syarat Pelindungan hak cipta tahun 1993. Untuk fotografi,
Konvensi Bern menetapkan batas inininum Pelindungan selama 25 tahun sejak tahun
foto itri dibuat, dan untuk sinernatografi batas minirnumnya adalah 50 tahun setelah
pertunjiikan pertainanya, atau 50 tahun setelah pembuatannya apabila film itu tidak
pernah dipeminjukan dalam waktri 50 tahun sejak pembuatannya.
Negara-negara yang terkena revisi perjanjian yang lebih tub dapat meinilih
untuk inemilih untuk memberikan, dan untuk jenis-jenis karya tertentu (seperti
misalnya piringan rekaman suara dan gambar hidup) dapat diberikan batas waktu yang
lebih singkat. Meskipun Konvensi Bern menyatakan bahwa undang-undang hak cipta
dari negara yang melindungi suatu karya tertentu akan diberlakukan, ayat 7.8
menyatakan bahwa "kecuali undang-undang dari negara itu menyatakan hal yang
berbeda, maka masa Pelindungan itu tidak akan melampaui masa yang ditetapkan di
negara asal dari karya itn", artinya si pengarang biasanya tidak berhak mendapatkan
Pelindungan yang lebih lama di luar negeri daripada di negeri asalnya, ineskipun
misalnya undang-undang di luar negeri memberikan Pelindungan yang lebih lama.
HKU t4302 Modul 01

Rumusan hak cipta menutut Konvensi Benn adalah sama seperti apa yang
dirumuskan oleh Auteurswet 1912. Objek Pelindungan hak cipta dalam konvensi ini
adalah: karya-karya sastra dan seni yang meliputi segala hasil bidang sastra, ilmiah, dan
kesenian dalam cara atau bentuk pengutaraan apapun. Suatu hal yang terpenting dalam
Konvensi Bern adalah mengenai Pelindungan hak cipta yang diberikan terhadap para
pencipta atau pemegang hak.
Pelindungan diberikan pencipta dengan tidak menghiraiikan apakah ada atau
tidaknya Pelindungan yang diberikan. Pelindungan yang diberikan adalah bahwa
pencipta yang tergabung dalam negara-negara yang terikat dalam konvensi ini
mernperoleh hak dalam luas dan bekerjanya disamakan dengan apa yang diberikan
oleh pembuat undang-undang dari negara peserta sendiri jika digunakan secara
langsung perundang-undanganya terhadap warga negaranya sendiri. Pengecualian
diberikan kepada negara berkembang [reset e.). Reset’e ini hanya berlaku terhadap
negara-negara yang inelaLmkan ratifikasi dari protocol yang bersangkutan. Negara
yang hendak melakukan pengecualian yang sernacam ini dapat inelakrikannya deini
kepentingan ekonomi, sosial, atau Cultural.
Beberapa konvensi intemasional berkaitan dengan Hak Cipta yang berlaku bagi
negara penandatangannya adalah:
1. Beijing Treoti’ on At fJim’isii‹sl Performances.
2. Berne Com ention for the Pro/er/ion ofLiterart and Artistic Works .
3. Brussels Conrenfron Relating to the. Distribution of Program -Carri’ing
3ignals Transmitted bv Satellite.
4. Wiim’a Convention for the Protection of Producers of Phonogrnuis Against
Utinuthori-ed Duplication of Their Phonograms.
M‹irrakesy Treati’ to Facilitate Access to Published Works for Persons Who Are
Blind, ViSlfO//y lutyaired, or Other i ise Print Disabled.
6. Route Coin’ention for the Protection of Performers, Producers of Plionogrnms
and Broadcasting Orgnni-ntioiis.
7. WIPO Coyn right Trend (DC.T).
8. WIPO Perforitiances and Photiograms Treat’ (WPPT).

Indonesia meratikasi Berne Coin’ention melalui Keputusan Presiden Republik


Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pengesahan Berne Com eration for the
Protection ofLiternri and Artistic Works, v‹srig isinvn mengesahkan Berne Convention
for the Protection of Literary and Artistic Works yang diterima di Bern, Swiss, pada
tanggal 9 September 1886 telah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir di
Paris, Perancis pada tanggal 24 Juli 1971, dengan disertai Pensyaratan {Reset'ntion )
terhadap Pasal 33 ayat (1) yang salinan naskah aslinya dalam Bahasa Inggeris
sebagaimana terlampx pada Kepiitusan Presiden ini.
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

Hasil kerja PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) melalui sponsor DISCO (United


Nntions Edi fcafioniq/, Scientific and Cir/ifffiO/ OTQf7iii- ation1 untuk
mengRomodasikan dua aliran falsafah berkaitan dengan hak cipta yang berlaku di
kalangan masyarakat Internasional. Di satu pihak ada sebagian anggota masyarakat
internasional yang menganut Cii'i/ £mi’ Everest, berkelompok keanggotaannya pada
Konvensi Benn, dun di pihak lain ada sebagian anggota masyarakat internasional yang
menganut Conunoii Lms S5 stem, berkelompok pada Konvensi-Konvensi Hak Cipta
Regional yang tenitaina berlaku di negara-negara Arnerika Latin dan Amerika Serikat.
Untuk menjembatani dna kelompok yang berbeda sistem pengaturan tentang hak
cipta ini, PBB melalui UNESCO (United Nations Educational, Scientific rind Off/iers/
Orgruii-ation) menciptakan suatu komproini yang merupakan: “A no i’ couution
dinami,sator convention that V’a,i intended to estahlist a uiiiiinuun lm’el of international
copyright relation,s throughout the ›i’orld, ii ithout B eakening or sftpplnnting the Bern
Uonrention ”. — ”Membuat sebuah Konvensi dinainisator umum baru yang dimaksudkan
untuk menyetabilkan tingkat minimum hubungan hak cipta internasional di seluruh
dunia, tanpa meleinahkan atau menggantikan Konvensi Bern”.
Pada 6 September 1952 untuk memenuhi kepamhan adanya suatu Coimnoii
Dinaniiiiator Coin entioii lahirlah Unii’ersal Coyn’right Toni edition (UCC) yang
ditandatangani di Geneva, kemudian ditindaklanjuti dengan 12 ratifikasi yang
diperlukan untuk berlakunya pada 16 September 1955’05.
Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan menurut Pasal 1 Konvensi antara lain:
1. AdeqNcite and Electro e Protection
Menurut Pasal I konvensi setiap negara peserta perjanjian berkewajiban
memberikan Pelindungan hukum yang memadai dan efektif terhadap hak-hak
pencipta dan pemegang hak cipta.
2. National Treatiiient
Pasal II menetapkan bahwa ciptaan-ciptaan yang diterbitkan oleh warga negara
dari salah satu negara peserta perjanjian dan ciptaan-ciptaan yang diterbitkan
pertama kali di salah satri negara peserta perjanjian, akan memperoleh
perlakuan Pelindungan hukum hak cipta yang sama seperti diberikan kepada
warga negaranya sendiri yang inenerbitkan untuk pertama kali di negara tempat
dia menjadi warga negara.
3. Fornirilitie,s
Pasal IB yang merupakan manifestasi koinpromistis dari Un’n’ersal Cop;’right
Convention (UCC) terhadap dua aliran falsafah yang ada, menetapkan bahwa
suatu negara peserta perjanjian yang menetapkan dalam Perundang-Undangan
Nasionalnya syarat-syarat tertentu sebagai formalitas bagi timbulnya hak cipta.
seperti wajib siinpan {deposit ), pendaftaran ‹registrntion ), akta notaris

(notarial
** RF Indriani repository. Unpas. ac.id, 2016. diakses 24 Juni 2020.
5
HKU t4302 Modul 01

certificates ) atau bukti pembayaran royalti dari penerbit @‹:n ment of fee j, akan
dianggap merupakan bukti tiinbiilnya hak cipta, dengan syarat pada ciptaan
bersangkutan dibubuhkan tanda “c” dan di belakangnya tercantum nama
pemegang hak cipta, kemudian disertai tahun penerbitan pertama kali.
4. Diirntion of Protection
Pasal IV, suatu jangka waktu minimum sebagi ketentuan untuk Pelindungan
hukum selama hidup pencipta ditambah paling sedikit 25 tahun setelah kematian
pencipta.
5. Translations Rights
Pasal V, hak cipta mencakup juga hak eksklusif pencipta untuk membuat,
menerbitkan, dan memberi izin untuk rnenerbitkan suatu terjemahan dari
ciptaannya. Nainun setelah tujuh tahun terlewatkan, tanpa adanya penerjemahan
yang dilakukan oleh pencipta, negara peserta Konvensi dapat memberikan hak
penerjernahan kepada warga negaranya dengan memenuhi syarat-syarat seperti
ditetapkan konvensi.
6. Jiiridiction of the /nrerno/ioria/ COIfTt of Justice
Pasal XV, suatu sengketa yang timbul antara dna atau lebih negara anggota
konvensi mengenai penafsiran atau pelaksanaan konvensi, yang tidak dapat
diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat, dapat diajukan be muka
Mahkamah lntemasional imfiik dimintakan penyelesaian sengketa yang diajukan
kecuali jika pihak-pihak yang bersengketa bersepakat untuk memakai cara lain.
7. Bens SafegftaTd Clnnse
Pasal XVH C/uiveriiq/ Cop;’rigltt Com ention (UCC) beserta nppendix merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipisahknn dari pasal ini, merripakan salah satu sarana
penting untuk pernenuhan kebutuhan ini.

B. fPORLD IHTELLEC.TUAL PROPERTY OR LOCATION (WIPO)

WORLD
I NTE LL ECTU AL P R OP E RTY
0 RGA N I ZATIO N

Sumber: Freelogovectors.net
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

1. Peinbentuknn WIPO
WorlJ IntrHectiial Properrt' Organic-ation (WIPO ) merupakan organisasi di
bawah Perserikatan Bnngsa Bangsa (PBB) yang khusus menangani bidang kekayaan
intelektual. Sampai sekarang organisasi ini beranggotakan 184 negara yang
berpnrtisipasi dalam WIPO untrik 37 menegosiasikan perjanjian-perjanjian
internasional serta aturan dan kebijakan yang berkaitan dengan KI seperti patent,
cop5’rights, dan tradeuiarLz. Sekretariat WIPO berkediidukan di Genewa, Swiss dan
inerekalah yang melakukan fungsi koordinasi terhadap aktivitas WIPO,
mengimplentasikan 24 perjanjian internasional yang telah disepakati, dan
rnemfasilitasi negosiasi atas perjanjian-perjanjian baru yang diajukan berkaitan
dengan copyrights, patent, dan tradeiitarks.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) membenfiA kelernbagaan internasional yang
diberi naina World Intellectual ProperH Orgnni-ration (WIPO) pada tanggal 14 Jiili
1967 di Stockholm. Pada tahun 1974 WIPO diadopsi untuk masuk sebagai bagian dari
organisasi internasional di bawah PBB. Setelah masuk ke dalam bagian PBB, WIPO
menjadi intergo ernmeiit‹il org‹srfica/rou yang anggotanya merupakan negara-negara
anggota PBB.
Badan ini merupakan salah satu badan khusus PBB yang dibentuk unmk tujuan
mendorong kreativitas dan mernperkenalkan Pelindungan kekayaan intelektual ke seluruh
dunia. Sebelum WIPO lahir ada badan yang bemama Bureau.x Iiiternationau.x fielfnis
porr In Protection de la Propriété Intellectuelle (BIRPI) yang didirikan pada tahun 1893
di Perancis untuk mengawasi Konvensi Berne dan Konvensi Paris.' 06 Pada dasarnya,
WIPO didirikan rintuk melindungi hak cipta dan kebudayaan yang dimiliki oleh negara-
negara anggota PBB. Hal ini sangat penting, terutama jika ada kasus ketika sebitah negara
mengklaim memiliki alat musik tertentu misalnya, tetapi ada negara lain yang mengklaim
sebagai kebudayaan aslinya. Pembentukan WIPO didasarkan atas Convention Establishing
the Worldlntellecttinl ProperH Organic-ation, sehingga WCT merupakan instruinen
hukum pelengkap the. Berne Con›’ention for the Protection of Litera ri f7Jfd Artistic
Works 1886. Dalam perjanjian ini terdapat ketentuan-ketentuan tambahan yang
mengakomodasi hak-hak para pencipta yang tidak terdapat dalam Konvensi Berne.
Latar belakang WIPO mengadopsi WCT pada 20 Desember 1996 adalah semakin
canggihnya kemampuan kornpuier dan meningkatnya penggunaan Computer pribadi
serta internet, mengakibatkan tirnbulnya kesadaran untuk membentuk instrumen hukum
untuk melengkapi Konvensi Berne yang dianggap tidak dapat mencakup semua isu
terkait dengan perkembangan znman dan perkembangan teknologi. Dibandingkan
dengan Konvensi Berne, WCT mengenalkan ketentuan baru yang jauh lebih besar
pengaruhnya dalam melindungi hak pencipta dalam bidang digital karena WCT

' http:.'/wv .wipo.int/portals'. diakses 7 Judi 2020.


HKU t4302 Modul 01

melindungi hasil karya berupa program komputer serta kornpilasi data dari bahan lainnya
(dntabase).
Terkait dengan pengadopsian perjanjian ini pada Mei 2001, The European Union
liforwation Directi› e mengupayakan untuk melakukan harinonisasi European
coyn right lms s sesuai dengan ratifikasi Uni Eropa terhadap WCT. The European Union
lirformntion DiTfif/1i’e menetapkan negara-negara anggota untuk melaksanakan
ketentuan Pelindungan terhadap tindakan yang diambil untuk mencegah peniruan atau
pengkopian dan terhadap peinbuatan, impor, dan pendistribusian alat-alat yang dibuat
untuk mengelakkan Pelindungan tersebut. Hal ini merupakan tindakan yang selaras
dengan ketentuan pada Pasal 11 Perjanjian ini, yaitu dikenal dengan yrinsip anti-
circiinn'ection principle.
Adapun fiigas-tugas WIPO dalam bidang KI, antara lain: Mengurus kerja sama
administrasi pembentukan perjanjian atau traktat internasional dalam rangka
Pelindungan kekayaan intelektual: Mengembangkan dan melindungi kekayaan
intelektual di seluruh dunia; Mengadakan kerja sama dengan organisasi internasional
lainnya, mendorong dibentuknya pejanjian atau traktat internasional yang baru dan
mernodemisasi legislasi nasional, memberikan bantuan teknik kepada negara-negara
berkembang, mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi, serta mengernbangkan
kerja sama adininistratif di antara negara-negara anggota. i 0’

2. Peranan WIPO berkaitan dengan Hak Cipta


Menurut C'ooi'ention Estriblishing the World ltte.llectiff7/ Property Organic-ation,
yang disetujui di Stockholm tanggal 14 Juli 1967, KI meliputi berikut ini:
a. Literacy , artistic and scientific 1works.
b. Performances of performing nrtist, yhonograms, writ broadcast.
c. In›’entions in all fields of human endecn or.
d. Scientific rliscoi erie,s.
e. Industrial designs.
f. Trodeninrks, sem’ire warks, and coiitwercial navies and design‹itions.
g. Protection against unfair competition.

Dua KI pertama yang disebutkan dinamakan dengan Copyrights (Hak Cipta), dan 3
KI selanjutnya yang disebutkan dalam angka 3, S , dan 6 mewakili Industrial ProperA•
Rights (Kekayaan Industrial). Dari penjelasan yang ada juga diketahui, bahwa ineskipun
diakui sebagai KI, nainun tidak semua KI tersebut di atas dapat diberikan Pelindungan
hukum, yaitu yang sebagaimana disebutkan dalam angka 4 di atas. Selanjutnya, pada
pokoknya, Pelindungan tersebut diberikan kepada pelaku usaha maka dalam ketentuan
mengenai KI tersebut juga diatur Pelindungan dari persaingan usaha tidak sehat (dengan

10
’ Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas kekayaan Intelektual, Bandung : Alumni, 2003, hlm 4-5.
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

cara meinpergiinakan KI yang telah ineinperoleh Pelindungan tersebut secara tidak sah
atau tidak benar}.' 0’
Terkait dengan peranan WIPO khususiiya dalam hak cipta maka dikenal The
WIPO Cop5’riglit Treaty AWC.T1 , yaitu

The WIPO Copyright Treaty (WCT) is a special agreement enacted by a consensus of


over TOO member states of the European Union (EU). Adopted In Geneva, Switzerland
on December 20, 1996, WCT supplements the Berne Convention for the Protection of
Literary and Artistic Works (Berne Convention) and the International Convention for
the Protection of Performers, Producers of Phonograms and Broadcasting
OrganJzatlons (Rome Convention). At that tlme, the Berne and Rome Convention had
not been modtfled for 25 years. WCT was created to address changes in digital
technology and communications, particularly the distribution of di$ttally protected
works over the Internet. Known as the "Internet treaties," WCT was enacted along with
the WIPO Performances and Phonograms Treaty (WPPT) to respond to new
marketplace and technology developments. 1

WIPO Copi’riglit Z-ea0’ (WCT) adalah perjanjian khusus yang ditetapkan oleh
konsensiis dari lebih dari 100 negara anggota Uni Eropa (UE). Diadopsi di Jenewa,
Swiss pada 20 Deseinber 1996, WCT melengkapi Konvensi Berne untuk Pelindungan
Karya Seni dan Sastra [Berne. Coin’ eiitioii ) dan Konvensi Internasional untuk
Pelindungan Pelaku, Prodiiser Rekaman dan Organisasi Siaran (Konvensi Roma). Pada
saat itu. Berne dan Konvensi Roma belum diinodifikasi selama 25 tahun. WCT diciptakan
unnik inengatasi penibahan teknologi digital dan komiinlkasi. khiisusnya distribusi karya
yang dilindiingi secara digital melalui internet. Dikenal sebagai "perjanjian Internet," \
VCT diberlakukan bersama dengan WIPO Pertunjiikan dan Rekaman Perjanjian (WPPT)
untuk inenanggapi perkembangan pasar dan teknologi born.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa WCT diadakan unnik ineniperbarrii WIPO
perjanjian dan peraturan hak cipta, terutama dengan perkembangan pesat pasar baru,
distribusi, metode penggunaan, dan jenis karya. \VCT menyediakan beberapa update.
utama, sebagai berikut:
WS.T proi’ides ,iei eral ke› iiprlates, incliirliiig.
a. protect,s computer progrcmis aS /frerom' ›i’orks per Article 2 of the Berne.
Coin’entioii,
b. protects rlnta compilation,s created ns iiilellecrifa/ proyerd in ant’ form. Tlii,s
prolectioti does nor e.xteiid to actual data,

"’ https: '.- smta.unud.ac.iñ'uploads.'dokumen dir. 254c93d097l 37427a3280d88e5c7b1l5.pdf diakses 12


Juni 2020.
" WIPO Copyrieht Treat' J'CT). Definition - What does WIPO Copyright Treat' J'CT) mean, diakses
melalui https:. .''uniwv.techopedia.com 'definition'26952.'uupo-copyrighttreatV-wct. diakses 7Juli 2020.
HKU t4302 Modul 01

c. stipulates that licensees must yro›’ide ndeqnate legril remedies against anv’one
B bo /rnoii’irig/J’ eiiahles or facilitates am ape. of coyn right iiifriiigeiiient related
to iinaiithori-ed electronic rights mnnageitient, distribution, hroadcastitig or
coinniiinifa/ron.

Dengan demikian, npdnte iitaina yang disediakan WTC meliputi berikut ini.
a. Melindungi program komputer sebagai karya sastra per Pasal 2 Konvensi Berne.
b. Melindungi kom.pilasi data dibuat sebagai kekayaan intelekRial dalam bentuk
apapun. Pelindungan ini tidak mencakrip data akRial.
c. Menetapkan bahwa pemegang lisensi harus memberikan solusi hukum yang
meinadai terhadap siapa saja yang dengan sengaja memungkinkan atau
memfasilitasi jenis pelanggaran hak cipta yang berkaitan dengan sah manajemen
hak elektronik, distribusi, penyiaran, atau komunikasi. " 0

WIPO Copvrights Treat! diratifikasi melalui KEPPRES No.19 Tahun 1997.


Konvensi tersebut merupakan perjanjian khusus dibawah konvensi Bern yaitu setiap
pihak (bahkan jika tidak terikat dengan Konvensi Benn) harus rnernatuhi ketentuan-
ketentuan substantif dari Paris (1997) Undang-Undang Konvensi Benn tentang
Pelindungan Karya Sastra dan Seni (1886). Perjanjian tersebut menyebutkan dua materi
untrik dilindungi hak cipta program Computer, apapun mode dan ekspresi pencipta,
serta kompilasi data atau materi lain databnse) dalam bentuk apapun yang dengan
alasan pemilihan atau pengaturan dari isinya merupakan ciptaan intelekmal. Adapun
had penulis berdasarkan perjanjian dengan hak distribusi (merupakan hak untuk
mengotorisasi pembuatan tersedia untuk umum yang asli dan salinan dari suam karya
melalui penjualan atau pengalihan pemilikan lainnya), hak sewa (merupakan hak
mengotorisasi sewa komersial kepada publik yang asli dan salinan dari tiga jenis karya
seperti program komputer, sinematografi dan rekaman inusik) dan hak komunikasi
kepada publik (merupakan hak untuk inengotorisasi komunikasi kepada publik melalui
kabel atnii nirkabel).
WIPO Copvriglits Trenri• berisi 25 pusal v’nng district sebagai berikut.
Article 1 Relation to the Berne
Uouven/ion. Article 2 Scope of Copyright
Protection.
Article .1 Applicntioii ofArticle,s 2 to 6 of the Berne Com’eiition.
Article 4 Computer Prograiiis.
Article 5 Conipilntions of Data (Databases ).
Article 6 Right of Distribution.
Arfir/e 7 Right of Rental.
Article 8 Right 0/ C'O/?ifififDIrn/iou to the Public.
Article 9 DHTcition of the Protection of Photographic Works.

110J b_id
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

Article 10 Limitations anJ Exceptions.


Article. 11 Obligations concerning Technological Measures.
Articlel2 Obligations consenting Rights Manngeiiient Information.
Article 13 Application in Time..
Article 14 Proi’isions on Eiforcewent of Rights.
Article 75 Asseinhh’.
Article 16 International BiireaU.
Article 17 EligibiliA for Becoming Porti’ to the Tread’.
Article 18 Rights and Obligations ftnder the Trend.
Article 19 Signature of the Tren •.
Article 20 Entry into Force of the. Treat .
Article 21 Effectii e Date ofBeconiiiig PrirH to the
Treari. Article. SS No Reset ntions to the Treat.
Article 23 Denunciation of the Treat.
Article 24 Languages of the. Treat’.
Article *5 Depo,sitnrv.

Latihan

Untuk memperdalain pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah


latihn berikut!

1) Jelaskan 4 (empat) kategoti utama Konvensi Paris!


2) Jelaskan 3 (tiga) prinsip dasar yang merupakan ketentuan dalam Konvensi
Berne!
3) Apakah tujuan dibentuknya WIPO?

1) 4 (empat) kategori utama Ketentuan Konvensi Paris adalah :


ketentuan-ketentuan dalam Konvensi Paris dapat dibagi menjadi empat kategori
utama: Pertama, berisi aturan hukum substantif yang menjamin hak dasar yang
dikenal sebagai hak kesainaan status di setiap negara anggota; Kedua. menetap-
Lan hak dasar lain yang dikenal sebagai hak prioritas: Ketiga. mendefinisikan
sejumlah aturan umum di bidang hukum substantif, baik aturan menetapkan hak
dan kewajiban orang perseorangan dan badan hukum atau aturan-aturan yang
mernbutuhkan atau rnengizinkan negara-negara anggota untuk memberlakukan
undang-undang berikut aturan; Keeinpat, adanya kerangka administrasi yang
telah dibentuk untuk menerapkan Konvensi, dan termasuk klausa akhir
Konvensi.
lstilah, Pengertian dan Ruang Lingkup, Prinsip dan Teori Pelindungan
....

Ketentuan lnternasional
di Bidang Kekayaan
Intelektual

K ekayaan IntelekRial merupakan issue hukum yang bersifat global karena itu
pengaturannya tidak hanya lingkup nasional saja, tetapi juga mencakup aspek
internasional.
Setelah inempelajnri materi ini maka dihnrapkan inahasiswa mampii
menjelaskan:
1. Kovensi Paris iPari,s C'oui ention for the Protection ofIiIJlfstrial ProperU):
2 Konvensi Berner{Berne. Com’eiition for the Protection of Liternri’ mid Artistic

3. WorlJ Intelle.ctunl ProperH’ Organic-ation [WIPO );


4. TRIPs [Trnde Relaterl Aspecs ofIntelectual Propern Rights j.

Secara historis, undang-undang mengenai KI pertama kali ada di Venice, Italia


yang menyangkrit masalah paten pada tahun 1470. Caxton, Galileo, dan Guttenberg
tercatat sebagai penemu-penernu yang muncul dalam kurun waktu tersebut dan
mempunyai hak inonopoli atas penemuannya. Hukum tentang paten tersebut
kemudian diadopsi oleh Kerajaan Inggris di zainan TUDOR tahun 1500-an dan
kemudian lahir hukum mengenai paten pertama di Inggris, yaitu Statute.
ofMonopolies (1623). Ainerika Serikat baru merrrpunyai undang-undang paten tahun
1791. Upaya harmonisasi dalam bidang KI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan
laliirnya Paris C'oui eni/on untuk masalah paten, merek dagang, dan desain.
Kemudian, Berne. Uorive.u//on i sg6 untuk masalah topvrigIit atau Hak Cipta dan
diikuti oleh Konvensi Intemasional lainnya.
Agus Sardjono mengiingkapkan bahwa di Indonesia, pembenrrikan peraturan
perundang-undangan di bidang KI sesungguhnya tidak didasarkan pada kepentingan
atau kebutuhan dari mayoritas penduduknya sendiri. Pembentukan perundang-
undangan KI lebih banyak didasarkan pada kebutuhan untuk inenyesuaikan diri
terhadap kecenderungan perdagangan global. Dalam era global tersebut, negara-
negara berkembang seperti Indonesia tidak mempunyai pilihan selain
inengnkomodasikan kepentingan negara-negara indiistri yang telah memberikan
banyak bantuan kepada negara-negara berkembang.”
Selamat belajar semoga berhasil!

" Agus Sardjono. .Hewfiumifin PKI Di Intones ia. CX". Nuansa Aulia, Bandung, 2009, htm 11. Lihat juea Ok sldelfa
Yanto, Konvensi Bern dan Periindungan Hak Cipta burner S 'a Kencan a Dna. Dinamika Masalah Hukum
dan Keadaan Vol. 6 No.1, Maret 2016, hlm 112.

Anda mungkin juga menyukai