Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL I

MINGGU, 7 MEI 2023


“ HUKUM PERSAINGAN USAHA“
UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR KAB.TEMANGGUNG
TUTOR : DHIYAN UTAMA,S.H.,M.H.,C.L.A.
HKUM4307

NAMA : GHEA AJENG


NIM : 030175289
FAKULTAS/PRODI : FHISIP/ ILMU HUKUM
KELAS : HUKUM 8B

SOAL
1. Jelaskan menurut pendapat anda yang dimaksud dengan monopoli, persaingan sempurna, dan
oligopoli!
JAWABAN
a. Pasar Monopoli
 Dilihat dari pengertian, pasar monopoli merupakan suatu pasar yang hanya memiliki
satu penjual saja sehingga pembeli tidak punya pilihan dan penjual memiliki pengaruh
besar dalam perubahan harga.
 Dilihat dari banyaknya perusahaan, dalam pasar monopoli hanya terdapat satu
perusahaan atau penjual.
 Dilihat dari jenis produksinya, barang yang didagangkan pada pasar monopoli adalah
barang yang unik atau langka.
 Dilihat dari kebebasan menentukan harga, dalam pasar monopoli penjual memiliki
pengaruh besar dalam merubah harga sedangkan pembeli tidak bisa merubah harga.
 Dilihat dari kemungkinan produsen masuk dan keluar pasar, pasar monopoli tidak
memungkinkan produsen baru memasuki pasar.
 Dilihat dari persaingan diuar harga, pasar monopoli tidak memerlukan promosi iklan
Contoh: perusahaan berlian, emas, minyak bumi.
b. Pasar persaingan sempurna
 Dilihat dari pengertian adalah suatu pasar dimana terdapat banyak penjual dan
pembeli, barang yang didagangkan adalah barang homogen atau barang yang sama
dan penjual tidak memiliki kebebasan dalam menentukan harga.
 Dilihat dari banyaknya perusahaan, pasar persaingan sempurna memiliki perusahaan
atau produsen yang sangat banyak.
 Dilihat dari jenis produksinya, pasar persaingan sempurna menghaslkan barang standar
yang sejenis(homogen).
 Dilihat dari kebebasan menentukan harga, produsen dalam pasar persaingan sempurna
tidak memiliki kebebasan dalam menentukan harga.
 Dilihat dari kemungkinan produsen masuk dan keluar pasar, dalam pasar persaingan
persaingan sempurna produsen bisa keluar dan masuk pasar dengan sangat mudah.
 Dilihat dari persaingan diuar harga, pasar persaingan sempurna tidak memiiki
persaingan di luar harga.
Contoh: Kegiatan pertanian.
c. Pasar oligopoli
 Dilihat dari pengertian, pasar oligopoli yaitu pasar yang hanya terdapat beberapa
produsen di dalamnya yang saling mempengaruhi dan bersaing dalam kualitas barang.
 Dilihat dari banyaknya perusahaan, pasar oligopoli memiliki sedikit perusahaan atau
produsen.
 Dilihat dari jenis produksinya, pasar oligopoli menghasilkan barang standar atau
berbeda corak.
 Dilihat dari kebebasan menentukan harga, dalam pasar oligopoli adakalanya produsen
tangguh dan adakalanya lemah dalam memengaruhi harga.
 Dilihat dari kemungkinan produsen masuk dan keluar pasar, dalam pasar oligopoli
cukup sulit bagi produsen untuk keluar masuk pasar.
 Dilihat dari persaingan diuar harga, pasar oligopoli memiliki persaingan yang cukup
besar dalam promosi dan kualitas
Contoh: Perusahaan baja, perusahaan mobil, perusahaan alat – alat listrik.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip supply and demand!
JAWABAN
Penawaran (Demand) dan Penerimaan (Supply)
 Dalam konsep Ekonomi Mikro terdapat 2 (dua) pelaku ekonomi, yaitu Rumah Tangga atau
Household (HH) dan Perusahaan (Firm). Masing-masing pelaku memiliki masalah ekonomi. Di
sisi HH, kebutuhan (needs) yang berhasil dipenuhi oleh sumber daya HH sebagai representasi
dari konsumen memiliki problema bagaimana memaksimumkan kepuasan (utility) dengan
pendapatan (income) yang tersedia.Bagian dari Ekonomi Mikro yang menganalisis perilaku HH
sebagai konsumen dalam upayanya memecahkan problem tersebut disebut dengan Teori
Konsumen. Hasil dari analisis Teori Konsumen menjadi dasar dari pembentukan permintaan
(demand) konsumen. Di sisi Firm, masalah ekonomi yang dihadapi adalah bagaimana
meminimumkan biaya produksi (cost of production) berdasarkan target produksi yang
ditetapkan. Bagian dari Ekonomi Mikro yang menganalisis perilaku Firm sebagai produsen
dalam upayanya memecahkan masalah tersebut disebut sebagai Teori Produsen. Hasil dari
Teori Produsen menjadi basis pembentukan penawaran (supply) produsen.
a. Permintaan (Demand)
Dalam memahami konsep dasar dari permintaan (demand), perlu diingat terdapat 2 (dua)
konsep yang berbeda namun berkaitan, yaitu jumlah yang diminta (quantity demanded)
dan permintaan (demand).
 Quality Demanded (Qd) dan Demand (D)
Jumlah yang diminta (quantity demanded) adalah "jumlah barang dan jasa yang ingin
diminta oleh konsumen pada tingkat harga tertentu". Kata 'ingin' menunjukkan bahwa
pembelian belum terjadi dan masih berupa keinginan (wish). Hubungan antara harga
dan kuantitas bersifat hubungan satu-satu (one to one relations). Sedangkan
permintaan (demand) adalah "jumlah barang dan jasa yang ingin diminta oleh
konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu pada suatu
daerah (geografis) tertentu". Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa permintaan
merupakan kumpulan dari quantity demanded. Dengan kata lain, demand curve akan
berisi titik-titik quantity demanded.
 Faktor-faktor Penentu Permintaan
Berapa banyak dan jasa yang ingin diminta oleh konsumen tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor harga saja, melainkan juga oleh beberapa faktor lain.
Faktor-faktor penentu permintaan adalah:
a) Harga barang itu sendiri
b) Harga barang lain yang terkait
c) Tingkat pendapatan per kapita
d) Selera atau kebiasaan
e) Jumlah penduduk
f) Perkiraan harga dimasa mendatang
g) Distribusi pendapatan
h) Usaha usaha produsen meningkatkan penjualan
b. Penawaran (Supply)
Analogi dengan konsep permintaan (demand) maka dalam memahami penawaran (supply)
harus diingat dua konsep yang saling berkaitan, yaitu jumlah yang ditawarkan (quantity
supplied) dan penawaran (supply).
 Quantity Supplied (Qs) dan Supply (S)
Jumlah yang ditawarkan (quantity supplied) adalah “jumlah barang dan jasa yang ingin
ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu”. Sedangkan penawaran
(supplied) adalah "jumlah barang dan jasa yang ingin ditawarkan oleh produsen pada
setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu pada suatu daerah (geografis)
tertentu"
 Faktor-faktor Penentu Penawaran
Berapa banyak barang dan jasa yang ingin ditawarkan oleh produsen tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor harga saja, melainkan juga oleh beberapa faktor lain. Faktor-
faktor penentu penawaran adalah:
1) Harga barang itu sendiri
2) Harga faktor produksi
3) Teknologi produksi
4) Jumlah pedagang/penjual
5) Kebijakan pemerintah
 Penentuan Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-
sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual. Atau
dengan kata lain, jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan (Qd=Qs).
Jika harga dibawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan (excess
demand). Sebab jumlah yang diminta akan meningkat, dan sedangkan jumlah yang
ditawarkan menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan,
terjadi kelebihan penawaran, dimana jumlah yang ditawarkan meningkat, jumlah yang
diminta menurun.

3. Apa yang ada ketahui tentang metode pendekatan rule of reason ? Jelaskan menurut pendapat
anda!
JAWABAN
METODE PENDEKATAN RULE OF REASON
 Pendekatan rule of reason adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh lembaga otoritas
persaingan usaha untuk membuat evaluasi mengenai akibat perjanjian atau kegiatan usaha
tertentu, guna menentukan apakah suatu perjanjian atau kegiatan tersebut bersifat
menghambat atau mendukung persaingan kegiatan yang dianggap sebagai per se illegal
biasanya meliputi penetapan harga secara kolusif atas produk tertentu, serta pengaturan
harga penjualan kembali.
 Pendekatan rule of reason adalah kebalikan per se illegal. Dalam pendekatan ini hukuman
terhadap perbuatan yang dituduhkan melanggar hukum persaingan harus mempertimbangkan
situasi dan kondisi kasus. Karenanya, perbuatan yang dituduhkan tersebut harus diteliti lebih
dahulu, apakah perbuatan itu telah membatasi persaingan secara tidak patut. Untuk itu,
disyaratkan bahwa penggugat dapat menunjukkan akibat yang ditimbulkan dari perjanjian,
kegiatan, dan posisi dominan yang telah menghambat persaingan atau menyebabkan
kerugian.
 Dengan kata lain, teori rule of reason mengharuskan pembuktian, mengevaluasi mengenai
akibat perjanjian, kegiatan, atau posisi dominan tertentu guna menentukan apakah perjanjian
atau kegiatan tersebut menghambat atau mendukung persaingan. "Dalam melakukan
pembuktian harus melihat seberapa jauh tindakan yang merupakan antipersaingan tersebut
berakibat kepada pengekangan persaingan di pasar. Dalam teori rule of reason sebuah
tindakan tidak secara otomatis dilarang, meskipun perbuatan yang dituduhkan tersebut
kenyataannya terbukti telah dilakukan. Dengan demikian, pendekatan ini memungkinkan
pengadilan untuk melakukan interpretasi terhadap Undang-Undang dan juga interpretasi
pasar.
 Hambatan persaingan usaha yang berkaitan dengan perjanjian tujuan utamanya tidak terkena
penerapan ketentuan hukum antimonopoli, atau perjanjian yang disertai manfaat pro
persaingan yang mengimbangi kerugian terhadap persaingan usaha yang terjadi, serta perlu
untuk mencapai keuntungan pro persaingan tersebut (reasonably necessary restraints), harus
dikecualikan dari larangan kolusif. Penerapan asas ini didasarkan pada hukum sebab akibat, di
mana tindakan pelaku usaha secara langsung maupun tidak langsung telah berakibat
merugikan pelaku usaha lainnya dan/atau masyarakat konsumen pada umumnya. Selain
bersifat antipersaingan, juga mempunyai alasan pembenaran yang menguntungkan dari
pertimbangan social, keadilan maupun efek yang ditimbulkannya serta juga unsur maksud
(intent).
 Dengan asas rule of reasonini dapat diketahui akibat yang tercipta karena tindakan atau
perjanjian yang mengakibatkan persaingan tidak sehat dan praktik monopoli sehingga
merugikan pihak lain. Dalam substansi UU No. 5 Tahun 1999 umumnya mayoritas
menggunakan pendekatan rule of reason. Penggunaan rule of reason tergambar dalam
konteks kalimat yang membuka alternatif interpretasi bahwa tindakan tersebut harus
dibuktikan dulu akibatnya secara keseluruhan dengan memenuhi unsur-unsur yang ditentukan
dalam Undang-undang apakah telah mengakibatkan terjadinya praktik monopoli ataupun
praktik persaingan tidak sehat. Untuk melihat atau membuktikan bahwa telah terjadi
persekongkolan yang menghambat perdagangan atau persaingan dapat dilihat dari kondisi
yang ada. Alasan (reason) yang sah untuk melarang suatu perjanjian atau kegiatan berbeda-
beda antar satu negara dengan negara lainnya tergantung dari tujuan hukum persaingan yang
berlaku. Apabila tujuannya adalah tercapainya efisiensi (ekonomi) seperti di Amerika Serikat,
maka praktik bisnisnya misalnya integrasi vertikal tidak akan dilarang apabila integrasi tersebut
terbukti menghasilkan produk yang lebih efisien ketimbang tidak terintegrasi. Demikian juga
apabila hukum persaingan yang berlaku di suatu negara mempunyai tujuan nonekonomi, maka
alasan (reason) non-ekonomi dapat digunakan dalam melarang suatu kegiatan usaha. Alasan
nonekonomi tentu saja berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain tergantung pada
tujuan pembangunan ekonominya.
 Dalam Undang-Undang No. 5 1999 rule of reasonini menyiratkan bahwa perlu penelitian yang
mendalam tentang suatu kegiatan apakah berdampak terjadinya praktik monopoli. Namun
belum seluruh pasal Undang-Undang dapat mengklarifikasikan secara jelas kegiatan yang
termasuk dalam per se dan rule of reason. karenanya ada beberapa pasal yang berada di
antara keduanya (per se dan rule of reason) sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai