Anda di halaman 1dari 50

TANFIZH

KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH XIV


NASYIATUL AISYIYAH JAWA TENGAH

PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL AISYIYAH JAWA TENGAH


2022-2026
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR: 01/PW/I/SK/X/2023
TENTANG
TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH XIV NASYIATUL AISYIYAH
PROVINSI JAWA TENGAH

Bimillahirrahmanirrahim
Memperhatikan : Keputusan Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah
Jawa Tengah yang berlangsung pada 9-11 Shafar 1445 H
bertepatan tanggal 25-27 Agustus 2023 M di Gedung
Embarkasi Haji Donohudan Boyolali, Jalan Embarkasi Haji
Ngemplak, Boyolali.
Menimbang : Bahwa Keputusan Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul
Aisyiyah Jawa Tengah telah diambil secara sah, sesuai
ketentuan yang telah diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Nasyiatul Aisyiyah Bab IV Pasal 13 dan
Bab VI Pasal 24.
2. Anggaran Rumah Tangga Nasyiatul Aisyiyah Bab IX Pasal
52.
3. Surat Keputusan Pimpinan Wilayah Musyawarah Wilayah
XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN WILAYAH XIV NASYIATUL


AISYIYAH JAWA TENGAH TENTANG TANFIDZ

1
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH XIV
NASYIATUL AISYIYAH JAWA TENGAH.
Pertama : Mengesahkan Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah XIV
Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah.
Kedua : Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul
Aisyiyah Jawa Tengah tersebut sebagai pedoman dan
rujukan dalam pengambilan kebijakan dan pelaksanaan
kegiatan.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Semarang
Pada Tanggal 6 Rabiul Akhir 1445 H
21 Oktober 2023 M

PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL AISYIYAH


JAWA TENGAH

Ketua Sekretaris

Monica Subastia, S.Pd Mutmainnah, M.Pd


KTA.NA. 1112.8222.21093 KTA.NA. 1116.8022.21658

2
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH XIV
NASYIATUL AISYIYAH JAWA TENGAH PERIODE 2022-2026
9-11 Shafar 1445 H/25-27 Agustus 2023 M
Di Donohudan, Boyolali

Bismillahirrahmanirrahim
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah Periode 2022-2026 yang
diselenggarakan pada 9-11 Shafar 1445 H bertepatan tanggal 25-27 Agustus 2023 M
bertempat di Gedung Embarkasi Haji Donohudan, Boyolali, setelah menyimak dan
mencermati dengan seksama:

1. Sambutan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah yang disampaikan oleh Nunung


Damayanti, S.IP pada Pembukaan Musywill XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa
Tengah;
2. Sambutan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen pada
Pembukaan Musywill XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah;
3. Pidato Iftitah Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah Periode
2022-2026 oleh Siti Zuhriyatun Nurohmah, S.Pd;
4. Amanat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah yang disampaikan oleh
Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si pada Pembukaan Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul
Aisyiyah Jawa Tengah;
5. Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa
Tengah Periode 2016-2020;
6. Laporan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah se-Jawa Tengah;
7. Tanggapan, pendapat, pembahasan, saran dan usulan peserta Musyawarah
Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah.

MEMUTUSKAN
1. Mengesahkan Tata Tertib Sidang Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah
Jawa Tengah yang dilaksanakan pada Sabtu, 26 Agustus 2023;
2. Mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Wilayah Nasyiatul
Aisyiyah Jawa Tengah Periode 2016-2020;
3. Mengesahkan Materi Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah;

3
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
4. Mengesahkan Tanggapan Balik Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa
Tengah atas tanggapan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah terhadap Laporan
Pertanggungjawaban Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah Periode
2016-2020;
5. Mengesahkan pembahasan program dan rekomendasi Nasyiatul Aisyiyah Jawa
Tengah;
6. Mengesahkan 11 orang Formatur Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa
Tengah Periode 2022-2026 berdasarkan hasil pemilihan pada Musyawarah
Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah sebagai berikut:
1) Monica Subastia
2) Hanifatur Rosyidah
3) Ani Susanti
4) Ainasofi Nastiti
5) Mutmainnah
6) Lihar Raudina Izzati
7) Barid Syamsiyah
8) Kharisatun Rosyidah
9) Nurul Hidayati
10) Ranum Ester Putriperdani
11) Inas Septa Hidayati
7. Mengesahkan Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah Periode
2022-2026 yaitu Monica Subastia dan Sekretaris Pimpinan Wilayah Nasyiatul
Aisyiyah Jawa Tengah Periode 2022-2026 yaitu Mutmainnah.
8. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di:
Boyolali, 27 Agustus 2023
Pimpinan Sidang

Dian Rahmawati, S.Pd.I

4
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
SURAT INSTRUKSI
NOMOR: 03/PW/I/C/VIII/2023

TENTANG
PELAKSANAAN TANFIDZ
KEPUTUSAN MUSYAWARAH WILAYAH XIV NASYIATUL AISYIYAH
JAWA TENGAH
Boyolali, 25-27 Agustus 2023

Bismillahirahmanirahim
Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah setelah:

Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Keputusan Pimpinan


Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah Nomor
02/PW/I/SK/VIII/2023 tentang Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
maka perlu mengeluarkan instruksi pelaksanaannya.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Nasyiatul Aisyiyah Bab IV Pasal 13
2. Anggaran Rumah Tangga Nasyiatul Aisyiyah Pasal 27, 28
dan Pasal 52

MENGINSTRUKSIKAN

Kepada seluruh Pimpinan Nasyiatul Aisyiyah di setiap kepemimpinan se-Jawa Tengah


untuk:

1. Melaksanakan Keputusan Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa


Tengah yang telah ditanfidzkan oleh Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa
Tengah Periode 2022-2026 dengan Surat Keputusan Nomor
02/PW/I/SK/VIII/2023 sesuai denga tugas dan fungsinya masing-masing.

5
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
2. Memberikan bimbingan, petunjuk, melakukan koordinasi dan monitoring
terhadap pelaksanaan intruksi ini serta melaporkan keputusannya, sesuai dengan
hierarki masing-masing yang telah ditentukan.
3. Melaksanakan instruksi ini dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggungjawab
mulai tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Boyolali
Pada Tanggal 11 Shafar 1445 H
27 Agustus 2023 M

PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL AISYIYAH


JAWA TENGAH

Ketua Sekretaris

Monica Subastia, S.Pd Mutmainnah, M.Pd


KTA.NA. 1112.8222.21093 KTA.NA. 1116.8022.21658

6
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
SURAT KEPUTUSAN
NOMOR: 01/PW/I/SK/VIII/2023

TENTANG
PENGANGKATAN PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL AISYIYAH JAWA
TENGAH PERIODE 2022-2026

Memperhatikan : 1. Keputusan Musyawarah Wilayah Nasyiatul Aisyiyah


Jawa Tengah Periode 2022-2026 yang berlangsung pada
9-11 Shafar 1445 H bertepatan tanggal 25-27 Agustus 2023
M di Gedung Embarkasi Haji Donohudan Boyolali, Jalan
Embarkasi Haji Ngemplak, Boyolali.
2. Keputusan Rapat Formatur tanggal 1 September 2023, 5-
6 September 2023 dan 19 September 2023.
Menimbang : 1. Bahwa untuk ketertiban dan kelancaran pelaksanaan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa
Tengah maka dipandang perlu menyusun formasi
Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Periode 2022-2026.
2. Bahwa nama-nama yang tercantum dalam lampiran
keputusan ini dipandang mampu menjadi Pimpinan
Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah Periode 2022-
2026.
3. Bahwa untuk kepentingan tersebut di atas perlu
ditetapkan dengan keputusan Pimpinan Wilayah
Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Nasyiatul Aisyiyah Bab IV Pasal 13.
2. Anggaran Rumah Tangga Nasyiatul Aisyiyah Pasal 27,
28, 29.

7
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL
AISYIYAH JAWA TENGAH TENTANG
PENGANGKATAN PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL
AISYIYAH JAWA TENGAH PERIODE 2022-2026.
Pertama : Nama-nama yang tercantum dalam lampiran keputusan ini
sebagai Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Periode 2022-2026.
Kedua : Keputusan ini akan diberikan kepada yang bersangkutan
untuk diketahui dan dilaksanakan sebagai amanah.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan akan ditinjau kembali.

Ditetapkan di Boyolali
Pada Tanggal 11 Shafar 1445 H
27 Agustus 2023 M

PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL AISYIYAH


JAWA TENGAH

Ketua Sekretaris

Monica Subastia, S.Pd Mutmainnah, M.Pd


KTA.NA. 1112.8222.21093 KTA.NA. 1116.8022.21658

8
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
MENETAPKAN : LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN WILAYAH
NASYIATUL AISYIYAH JAWA TENGAH
NOMOR : 01/PW/I/SK/VIII/2023
TENTANG : PENGANGKATAN PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL
AISYIYAH JAWA TENGAH PERIODE 2022-2026

SUSUNAN PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL AISYIYAH JAWA TENGAH


PERIODE 2022-2026

Ketua Umum : Monica Subastia


Ketua Bidang Organisasi : Lihar Raudina Izzati
Ketua Bidang Kader : Arifah Cahyo Andini Suparmun
Ketua Bidang Dakwah : Barid Syamsiyah
Ketua Bidang Pendidikan & Penelitian : Nurul Hidayati
Ketua Bidang Advokasi & Kebijakan Publik : Kharisatun Rosyidah
Ketua Bidang Ekonomi & Kewirausahaan : Inas Septa Hidayati
Ketua Bidang Pusintek : Ainasofi Nastiti
Ketua Bidang Kesehatan & Lingkungan : Hanifatur Rosyidah
Ketua Bidang Kerjasama : Ranum Ester Putri Perdani

Sekretaris Umum : Mutmainnah


Sekretaris 1 : Yuli Kuswanti
Sekretaris 2 : Nadia Elasalama

Bendahara Umum : Ani Susanti


Bendahara 1 : Rosi Arde K
Bendahara 2 : Yasinta Tiara Azzahra

Departemen Organisasi
Ketua : Wulandhari Puji Utami

9
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Anggota : Rifka Anisa
Arifa Annabila Putri
Ayu Rizkia Silvana
Latifah Nanda Amelia
Departemen Kader
Ketua : Sukma Dukturiyawati
Anggota : Rafika Rahmawati
Halwah Karimah Intansari
Rizki Zuliatun Nissa
Departemen Dakwah
Ketua : Irwanti Thohir
Anggota : Khairul Ummah
Bela Zahra M
Azka Hidayaturroza
Puji Lestari
Departemen Pendidikan & Penelitian
Ketua : Rochimatun
Anggota : Ira Lailatul F
Ambaryani
Novia Purwanti
Liya Yusrina
Departemen Advokasi & Kebijakan Publik
Ketua : Yashinta Rizky Ananda
Anggota : Inayatur Rosyidah
Delta Rosana
Prasasti Nugrahani
Departemen Ekonomi & Kewirausahaan
Ketua : Amalia Choiriyati
Anggota : Yulisa Rinda

10
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Musarofah
Desi Afrianingsih
Departemen Pustaka Informasi dan Teknologi
Ketua : Mufti’ul Baqi
Anggota : Anindhita Rahma
Nilasari Marta D
Yenny Puspitawati
Departemen Kesehatan & Lingkungan
Ketua : Ainun Muthoharoh
Anggota : Fani Istiani
Fathiyah Dwi Astuti
Nurul Farikha
Departemen Kerjasama
Ketua : Sobiatun
Anggota : Afiqoh Akmalia
Luqyana Widy I.H
Ika Listiani
Hindun Niyatus Sa’adah

PIMPINAN WILAYAH NASYIATUL AISYIYAH


JAWA TENGAH

Ketua Sekretaris

Monica Subastia, S.Pd Mutmainnah, M.Pd


KTA.NA. 1112.8222.21093 KTA.NA. 1116.8022.21658

11
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Lampiran 1

ARAH GERAKAN NASYIATUL AISYIYAH


JAWA TENGAH 2022-2026

A. MUQODDIMAH
Sebagaimana diketahui, dunia telah berkembang berubah secara disruptif
dibandingkan masa 10, 20 tahun yang lalu. Masyarakat dihadapkan dengan
fenomena dimana pergerakan dunia tidak lagi berjalan linear. Perubahan cepat itu
semakin kuat didorong oleh faktor pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada
awal tahun 2020. Sejak itu, dunia tidak lagi sama. Sebagaimana pandemi besar
yang pernah melanda, Covid-19 mendorong terjadinya banyak perubahan dan
telah melahirkan norma dan praktik baru dalam hampir seluruh tatanan
kehidupan, baik dalam level individu, komunitas, kelembagaan bahkan
hubungan antarbangsa. Era baru ini pula melahirkan pada dua pilihan pelik,
berubah atau punah. Pandangan ini didasarkan pada fakta historis bahwa
pandemi seringkali memaksa manusia terlepas dengan masa lalunya dan
kemudian membayangkan sebuah dunia baru bagi mereka. Salah satu pelajaran
pentingnya, manusia, kelompok masyarakat dan organisasi sekalipun dituntut
menyusun strategi survive demi keefisiensian yang diikuti oleh penyesuaian-
penyesuaian internal. Mengenai resiliensi organisasi terhadap perubahan, kreatif
menjadi kata kunci untuk memunculkan diversifikasi dan inovasi agar organisasi
mampu bangkit dari keterpurukan pasca pandemi.
Sementara itu, kaitannya dengan perubahan, Pandemi Covid-19 perlu dilihat
melalui pendekatan ekologis. Pendekatan ini menunjukkan bahwa kebudayaan
manusia tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi melalui proses dialektis antara
manusia dengan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini Pandemi Covid-19 menjadi
satu kondisi ekologis yang mendorong terjadinya perubahan tersebut. Di sisi lain,
pandemi juga memberi signal kepada pelaku gerakan perempuan terhadap
struktur kesempatan untuk transformasi sosial yang lebih inklusif dan
berkeadilan. Perubahan yang tengah berlangsung sebagai dampak dan respons
atas mewabahnya Covid-19 menghadirkan pertanyaan yang tidak mudah
dijawab, terutama terkait dengan: 1) kompatibilitas antara nilai dan tatanan yang
selama ini dianggap mapan dengan kebutuhan merespons krisis akibat pandemi,
maupun setelah wabah ini berlalu; 2) bentuk-bentuk perubahan atau normalitas
baru yang tengah berlangsung baik di level personal, sosial maupun
organisasional; dan 3) derajat kedalaman dan sifat perubahan, apakah bersifat
permanen/ berkelanjutan atau sementara/ jangka pendek.
Era globalisasi juga menjadi faktor penyumbang pembawa dampak
perubahan multidimensional yang sarat tantangan, peluang serta persaingan
ketat. Perubahan itu sendiri merupakan fenomena yang alamiah-situasional
(sunnatullah) yang merupakan dinamika aktivitas atau kekuatan yang berjalan
terus-menerus secara berkelanjutan. Kondisi ini, sedikit banyak memberikan
pengaruh terhadap nilai tatanan kehidupan di berbagai sektor, termasuk
12
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
dampaknya bagi gerakan sosial seperti Nasyiatul Aisyiyah. Oleh karenanya,
Nasyiatul Aisyiyah perlu berevolusi terhadap perubahan dengan menciptakan
perubahan yang terencana dan selanjutnya melakukan reformasi di berbagai
bidang sehingga organisasi dapat bergerak secara dinamis, reformis dan selalu
dalam kondisi terbaru/ berkemajuan. Dalam hal ini, filosofi strategi yang
mendasari paradigma baru dalam manajemen organisasi meliputi dua pilar, yaitu
pemberdayaan (empowerment) dan pembaharuan (reformation) untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Adapun nilai-nilai yang dapat digali oleh
Nasyiatul Aisyiyah dalam menyambut perubahan tersebut, terdiri dari: azas
manfaat, membina budaya organisasi, kemitraan (partnership), kebersamaan
(togetherness), menciptakan pengembangan dan inovasi secara berkelanjutan,
melakukan penelitian, meningkatkan mutu, meningkatkan daya saing, menjalin
kerja sama yang saling menguntungkan, serta melakukan reformasi terpadu.
Akan tetapi, mengingat aspek perubahan mencakup berbagai level dan
arena, diperlukan pendekatan lain yang lebih cekatan sebagai upaya menyusun
strategi kebudayaan yang lebih evolusioner. Pendekatan ini mengandaikan setiap
perubahan kebudayaan tidak terjadi perubahan total, tetapi hanya terjadi
perubahan bertahap dalam setiap entitas kebudayaan yang baru yang pasti masih
memuat elemen-elemen kebudayaan yang lama. Pendekatan ini menjadi titik
perubahan dalam perumusan kebijakan gerakan perempuan dalam konteks
adaptasi dengan kebiasaan baru. Dalam rangka memasifkan adaptasi kebiasaan
baru, perlu untuk mengungkap kembali memori kolektif kader Nasyiah berbasis
pada kearifan lokal tentang suatu hal yang mungkin ditemui dalam ajaran agama
atau nilai-nilai yang dijaga di tengah masyarakat. Sementara itu, aspek fungsional
dari adaptasi kebiasaan baru perlu dieksplorasi lebih detail terutama dalam
kaitannya dengan upaya menciptakan kebermanfaatan seluas-luasnya atas
keberadaan Nasyiatul Aisyiyah itu sendiri. Dengan demikian, hal-hal mendasar
dari unsur-unsur kehidupan bersosial yang diperjuangkan Nasyiatul Aisyiyah
tidak punah, akan tetapi praktik dalam memperjuangkan, mendapatkan, dan
menghidupkannya senantiasa elastis berubah dan dinamis. Berdasarkan
pendekatan evolusioner ini, maka dapat ditegaskan setidaknya ada tiga fase
kebudayaan menuju terciptanya adaptasi kebiasaan baru.
Pertama, ketahanan identitas dan kearifan lokal, seperti gotong royong
(solidaritas global), kebersamaan, persaudaraan, serta nilai-nilai sosial, religius,
kultural estetis dan nilai etika. Kedua, migrasi media. Dari kebudayaan tradisional,
bertatap muka, menjadi kebudayaan baru melalui platform media sosial. Perlu
diingat, inti dari migrasi budaya itu tidak menggugurkan satu nilai yang tetap
dari manusia sebagai makhluk sosial, yaitu interkonektivitas. Ketiga, normalitas
baru atau kebudayaan baru sebagai dampak dari fase sebelumnya. Terakhir, jika
selama ini titik tumpuan gerak solidaritas sosial adalah partisipasi kader/anggota
(secara ekslusif), maka mentransformasikan partisipasi komunitas menjadi kultur
dan pembiasaan dengan daya gerak menumbuhkan kerja kolektif sebagai warga
negara yang aktif (lebih insklusif) menjadi pilihan penting dalam menghadapi fase
baru gerakan Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah ini. Gerak partisipasi tidak terbatas
tindakan parokial yang dalam beberapa kasus sekedar diikat oleh identitas
13
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
kelompoknya dengan rawan tergelincir menjadi sentimen yang eksklusif. Namun
justru perlu dioreintasikan membangun kultur kewargaan sebagai bentuk
transformasi masyarakat baru yang lebih emansipatif.

B. KERANGKA KEBIJAKAN NASYIATUL AISYIYAH JAWA TENGAH


1. Visi Dan Misi Nasyiatul Aisyiyah
a. Visi
Terbentuknya putri Islam yang berarti bagi keluarga, bangsa dan agama
menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
b. Misi
a) Melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar dalam
membina putri Islam yang berarti bagi agama, bangsa dan negara
menuju terwujudnya masyarakat yang Islam sebenar-benarnya;
b) Melaksanakan pencerahan dan pemberdayaan perempuan menuju
masyarakat yang menjunjung tinggi harkat, martabat dan nilai-nilai
kemanusiaan yang sesuai dengan ajaran Islam;
c) Menyelenggarakan amal usaha dan meningkatkan peran Nasyiatul
Aisyiyah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan
Muhammadiyah.

2. Landasan Gerakan Nasyiatul Aisyiyah


a. Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
b. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
c. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nasyiatul Aisyiyah
d. Asas gerakan yang meliputi:
1) Asas Keislaman
2) Asas Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
3) Asas Pemberdayaan Kader
4) Asas Kemasyarakatan
5) Asas Ketinggian Ilmu Dan Kecakapan
e. 10 Komitmen Kader Nasyiah
1) Shalat fardhu tepat waktu dan berjamaah
2) Membaca Al-Qur’an dan maknanya
3) Beradab Islami dalam kehidupan
4) Beramal sholeh mulai dari diri sendiri
5) Shadaqah waktu untuk Nasyiatul Aisyiyah minimal satu minggu
satu kali
6) Membaca satu hari satu tema
7) Mengikuti kajian minimal satu minggu satu kali
8) Berjiwa mandiri dan berpikir positif dalam segala hal
9) Responsif terhadap permasalahan lingkungan sekitar
10) Mampu membagi waktu antara keluarga dan Nasyiatul Aisyiyah

14
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
3. Pandangan 1 Abad Nasyiatul Aisyiyah
a. Visi 1 Abad Nasyiatul Aisyiyah
Putri Islam yang Progresif, Bermartabat, Mendunia dalam
Menggerakkan Peradaban dan Komunitas Lokal.

b. Misi 1 Abad Nasyiatul Aisyiyah

Kepemimpinan
Progresif Bermartabat Mendunia
Lokal
• Berbasis pada • Menjunjung • Gagasan dan • Pengembangan
pemikiran kritis, nilai-nilai kiprah organisasi kepeloporan di
maju, inovatif, perdamaian dan diakui oleh tingkat lokal baik
dan terbuka inklusif organisasi wilayah, daerah,
terhadap terhadap internasional maupun akar
perubahan keberagaman • Keterwakilan rumput untuk isu
zaman • Menerapkan organisasi atau perempuan dan
• Aktif akuntabilitas kader dalam anak di berbagai
mengembangkan organisasi agendaagenda sektor
IPTEK • Berdaya secara strategis • Mempromosikan
• Pilar KMTNA ekonomi dan internasional pengalaman,
sebagai basis politik • Keterlibatan praktek baik, dan
gerakan NA • Menjunjung dalam jejaring pembelajaran
• Gerakan tinggi internasional yang perempuan dari
terstruktur dan kesetaraan sesuai dengan visi akar rumput
responsif gender dan Nasyiatul
terhadap keadilan sosial Aisyiyah
persoalan • Pengembangan
ketidakadilan struktur organisasi
sosial dan cabang istimewa
kemanusiaan Nasyiatul
Aisyiyah (PCINA)

15
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
16
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
C. HASIL ANALISIS NASYIATUL AISYIYAH JAWA TENGAH

1. Isu Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Pada RKPD Provinsi


Jawa Tengah 2023

Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah penduduk


terbesar ketiga di Indonesia, dengan jumlah penduduk usia produktif lebih besar
dibandingkan penduduk usia non produktif atau dengan kata lain sedang
mengalami bonus demografi. Di tengah kondisi ini, tantangan dalam
membangun sumber daya manusia terutama perempuan, sejak dini perlu
diperhatikan, mengingat bibit-bibit unggul telah lahir yang kelak akan menjadi
generasi penerus yang produktif menuju Indonesia Emas 2045. Guna
mewujudkan generasi masa depan berkualitas, maka diperlukan upaya
komprehensif yang terprogram dan tersistematis sebagaimana tertuang dalam
Panduan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Jawa Tengah 2023.
Dimana, permasalahan dan isu strategis daerah yang tertuang dalam RKPD Jawa
Tengah 2023 difokuskan pada penanggulangan kemiskinan, peningkatan
kualitas daya saing SDM, daya saing ekonomi, dan peningkatan kesempatan
berusaha, pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan daya dukung
lingkungan dan kelestarian SDA, kedaulatan pangan dan energi, serta
kesenjangan wilayah. Penyusunan RKPD Jawa Tengah 2023 ini juga
diselaraskan untuk mendukung pencapaian Agenda Tujuan Pembangunan
Berlanjutan (TPB)/ Sustainable Develompment Goals (SDG’s). Penyusunan
program strategis daerah Jawa Tengah dilaksanakan dengan mekanisme
koordinatif antar wilayah, lintas sektor serta sinergisitas non struktural sebagai
wujud pembangunan yang integratif serta holistik. Dalam hal ini, organisasi
masyarakat (ormas) menjadi salah satu elemen yang terlibat dalam
pembangunan.
Sebagai mitra pemerintah, ormas dinilai memiliki peran strategis dalam
menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan
memberikan nilai manfaat di berbagai bidang. Praktik kerja sama dan kolaborasi
perlu dipelihara dalam rangka pembangunan peningkatan kesejahteraan serta
mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa. Nasyiatul Aisyiyah sebagai
ormas perempuan muda yang memiliki akar kuat di hampir seluruh wilayah
Jawa Tengah secara terbuka dan pro-aktif mengembangkan beberapa isu
strategis pembangunan, khususnya yang berhubungan dengan kepentingan
perempuan dan anak. Partisipasi Nasyiatul Aisyiyah dapat diwujudkan dengan
mengoptimalkan fungsinya terutama dalam pembinaan anggotanya,
pemberdayaan masyarakat dan pelayanan sosial yang dilakukan dalam format
komunikasi, informasi dan edukasi sejalan dengan pemerintah. Peningkatan
peran Nasyiatul Aisyiyah sebagai ormas perempuan muda dapat dilakukan
dengan penyesuaian rencana program prioritas yang akan dilaksanakan di
lingkungan pemerintah provinsi Jawa Tengah.

17
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
a. Isu Perempuan dan Pemberdayaan
1) Program Pengarusutamaan Gender
Program ini diarahkan pada kegiatan evaluasi Pengarusutamaan
Gender (PUG) di kabupaten/kota, pendidikan politik bagi perempuan,
serta pelatihan Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan
(PEPP). Program ini dilaksanakan untuk mencapai indikator kinerja
prosentase partisipasi perempuan dalam bidang pembangunan.
Pembangunan sumber daya manusia berperspektif gender
dilaksanakan untuk menjamin dan melindungi hak perempuan dan
anak terhadap diskriminasi, kekerasan dan eksploitasi dalam
kehidupan. Di samping itu peningkatan kualitas hidup perempuan dan
anak diperlukan untuk meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga melalui peran partisipasi aktif dalam proses pembangunan.
Dalam pelaksanaannya, permasalahan yang masih perlu perhatian
antara lain: perempuan masih menemui kesulitan dalam mengambil
kesempatan dan berkiprah di sektor politik dan ekonomi; masih terus
terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak; masih
tingginya kasus perkawinan usia anak; serta pemenuhan hak dan
perlindungan khusus anak belum sepenuhnya berbasis hak anak.

2) Program Perlindungan Perempuan dan Anak


Program ini diarahkan pada kegiatan penyediaan layanan
pengaduan masyarakat bagi perempuan korban kekerasan, serta
koordinasi dan kerja sama lintas sektor pencegahan kekerasan/ tindak
pidana perdagangan manusia/ human traficking. Program ini dilakukan
untuk mencapai indikator kinerja rasio korban kekerasan terhadap
perempuan, dan prosentase kabupaten/kota yang telah melaksanakan
pendataan kekerasan perempuan secara berjejaring. Sampai dengan
tahun 2021, angka rasio kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
di Jawa Tengah sebesar 8,35% per 100.000 penduduk. Demikian halnya
dengan angka rasio kekerasan terhadap perempuan dan anak sebesar
8,97% per 100.000 penduduk. Upaya pencegahan kekerasan terhadap
perempuan dan anak serta peningkatan pemahaman terhadap
masyarakat perlu untuk terus dilakukan hingga level masyarakat
terbawah (desa/kelurahan) sehingga angka kasus maupun korban
kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa terus ditekan dan
mencapai titik terendah.

3) Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan


Angka kematian ibu tahun 2021 telah terlaporkan sebanyak 1.011
kasus. Sementara Angka Kematian Balita (AKABA) di Jawa Tengah
tahun 2016-2021 menunjukkan tren membaik. Keterbatasan layanan
kesehatan dan gizi bagi ibu hamil selama pandemi, potensi
keterpaparan virus dan komplikasi kehamilan menjadi faktor-faktor
yang diperkirakan mempengaruhi naiknya angka kematian ibu.
18
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Sementara, faktor penyebab kematian bayi antara lain kurangnya
asupan gizi bayi selama dalam kandungan yang menyebabkan berat
badan lahir rendah, kelainan konginental pada bayi dan komplikasi
kehamilan serta keterbatasan layanan kesehatan ibu dan anak pada
masa pandemi Covid-19. Peningkatan kualitas hidup perempuan
diperlukan dalam rangka pencapaian kesetaraan gender antara laki-
laki dan perempuan yang juga menjadi salah satu tujuan pada Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals
(SDG’s). Kondisi kesetaraan gender dapat dilihat dari indikator Indeks
Pembangunan Gender (IPG) yang merupakan indeks pencapaian
kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dengan memperhatikan ketimpangan
gender.

4) Program Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Khusus Anak


Program ini diarahkan pada kegiatan konferensi forum anak Jawa
Tengah, serta TOT fasilitator sebaya forum anak. Program ini
dilaksanakan guna mencapai indikator kinerja yaitu prosentase
kabupaten/kota menuju layak anak. Sementara, Program
Perlindungan Khusus Anak diarahkan pada kegiatan advokasi
Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) serta
advokasi implementasi kebijakan pemenuhan hak anak. Program ini
dilaksanakan untuk mencapai indikator kinerja program yaitu rasio
korban kekerasan terhadap anak dan prosentase kabupaten/kota yang
sudah melaksanakan pendataan kekerasan anak secara berjejaring,
terutama dalam upaya menekan angka perkawinan anak. Sebab,
perkawinan anak diyakini menjadi hulu dari berbagai persoalan
lainnya, seperti tingginya angka perceraian dini serta memicu
kekerasan dalam rumah tangga.

b. Isu Perempuan dan Lingkungan


1) Program Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan
Hidup dan Pengolahan Sampah
Program ini diarahkan pada pengendalian dan pencemaran
kualitas air dan udara melalui pencegahan pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup dimana permasalahan utama pencemaran air sungai
di Jawa Tengah adalah adanya pencemaran limbah domestik dan
limbah industri yang cenderung tidak mau mengolah air limbahnya.
Peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan ekonomi memiliki
kontribusi besar terhadap bermacam kerusakan lingkungan. Sementara
itu, jumlah timbunan sampah juga meningkat dari tahun ke tahun
menyebabkan dampak bagi lingkungan.

19
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
2) Program Peningkatan Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan
Lingkungan Hidup untuk Masyarakat
Program ini diarahkan pada peningkatan kapasitas pelaku peduli
lingkungan hidup baik masyarakat dan pelaku usaha/kegiatan dalam
pengelolaan lingkungan melalui pelaksanaan bimbingan teknis kader
lingkungan, kampanye penyuluhan lingkungan hidup, pelatihan
tematik bagi masyarakat dan SDM lingkungan hidup serta peningkatan
sikap kepedulian lingkungan melalui penilaian sekolah peduli
lingkungan/ gerakan peduli lingkungan di sekolah.

2. Prioritas Program Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah


a. Model Dakwah Pencerahan di Tingkat Cabang dan Ranting
Pengajian dan Kajian merupakan dua kegiatan yang menempati
rangking teratas sebagai kegiatan utama hampir di seluruh pimpinan, baik
ranting, cabang serta daerah Nasyiatul Aisyiyah di Jawa Tengah. Kegiatan ini
selain dipandang masih relevan dibutuhkan sebagai wujud pembinaan
keagamaan kader, juga menjadi salah satu media yang efektif untuk
menanamkan nilai-nilai perjuangan yang disemaikan oleh Nasyiatul
Aisyiyah. Rutinitas pengajian perlu dipertahankan di tengah gempuran
ideologi dan misi agama lain meluas dalam kehidupan masyarakat baik di
lingkungan pedesaan maupun lingkungan perkotaan. Pengajian juga
potensial menjadi jawaban atas problem kekeringan rohani, krisis moral, serta
beragam persoalan pelik kemanusiaan lainnya. Oleh karena situasi yang
demikian, maka perlu untuk ditampilkan keunggulan model dakwah
Nasyiatul Aisyiyah melalui inovasi dan pengayaan pendekatan dakwah agar
lebih mudah diterima oleh masyarakat luas.
Seiring dengan perubahan masyarakat, materi dan metode pengajian
perlu diperkuat sehingga gerakan dakwah Nasyiatul Aisyiyah selalu dinamis
menghadapi tantangan gerakan dakwah terbaru. Pengajian bukan semata
menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Akan tetapi, pengajian sebaiknya
juga mampu menerjemahkan pesan dan misi dakwah secara relevan yang
mencerahkan, mengenali identifikasi sasaran, serta mampu menjadi sarana
pengembangan tingkat solidaritas jamaah/ komunitas. Aktualisasi misi
dakwah yang bersifat transformatif menjadi salah satu strategi perubahan
yang menekankan pada proses gerakan yang membebaskan,
memberdayakan, dan memajukan masyarakat. Dakwah pencerahan ini harus
diwujudkan melalui model dakwah di akar rumput sehingga upaya
pengembangan kuantitas dan kualitas cabang-ranting sebagai basis
penguatan, pemberdayaan, dan perluasan kebermanfaatan kiprah Nasyiatul
Aisyiyah dapat terwujud dengan baik. Dakwah pencerahan yang dibangun
ialah dakwah yang mengemban misi tajdid yang menyebarluaskan usaha-
usaha kemajuan bagi kehidupan kader dan simpatisan Nasyiatul Aisyiyah.

20
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
b. Diversifikasi Kegiatan Ramah Gen-Z
Hasil sensus singkat yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa,
kader aktif dan kader potensial Nasyiatul Aisyiyah di tingkat cabang dan
ranting didominasi oleh Generasi Z/ Gen-Z, yaitu kelompok sosial yang lahir
antara tahun 1997-2012. Keberadaan Gen-Z di Nasyiatul Aisyiyah
memberikan peran serta corak tersendiri yang berpeluang untuk turut
mendinamisiasi gerakan Nasyiatul Aisyiyah ke depan. Gen-Z yang oleh ahli
disebut memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi-
generasi sebelumnya dinilai menantang bagi organisasi. Karakter Gen-Z lebih
beragam, bersifat global serta memberikan pengaruh pada budaya dan sikap
masyarakat kebanyakan. Satu hal yang menonjol, Gen-Z mampu
memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan.
Keunggulan ini perlu disambut baik dan diberdayakan secara optimal,
setidaknya kemampuan mereka dapat diakomodir oleh karena kecakapan
yang dimiliki tidak banyak dikuasai generasi yang lebih tua darinya.
Kedekatan mereka terhadap banyak platform media digital juga menjadi
kekayaan yang harus dikelola secara tepat. Gen-Z dapat ditempatkan sebagai
partner bahkan tutor bagi generasi yang lebih tua untuk mentransfer beberapa
keterampilan seperti: komunikasi inter-personal, budaya kerja, keterampilan
teknis dan berpikir kritis. Kemampuan Gen-Z sebagai digital native juga
ditunjukkan melalui kepiawaiannya menjelajah dan terkoneksi dengan bayak
orang serta berlimpah pengalaman secara virtual menyebabkan mereka
mudah beradaptasi dengan hal-hal baru.

c. Kolaborasi AMM di Cabang dan Ranting


Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) merupakan wadah generasi
usia produktif di lingkungan Ortom yang diharapkan dapat diandalkan
menyebarkan dakwah Muhammadiyah sesuai tingkatan dan basis massa
masing-masing, yang terdiri dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Nasyiatul Aisyiyah (NA), Pemuda
Muhammadiyah (PM), Tapak Suci Putera Muhamamdiyah (TSPM), Hizbul
Wathan (HW) serta Komando Kesiapan Masyarakat (KOKAM). AMM hingga
saat ini semakin berkembang dengan gerakan dakwah keagamaan dan sosial
kemasyarakatan yang memiliki watak kepemudaan, keislaman dan
kebangsaan. Sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita
Muhammadiyah, AMM diharapkan fokus dalam perjuangan bangsa dan
NKRI menuju terwujudnya masyarakat yang demokratis, adil, makmur dan
sejahtera berdasarkan ajaran Islam dan berlandaskan Pancasila. Karenanya,
keberadaan AMM sebagai generasi yang disiapkan melanjutkan
Muhammadiyah dan Aisyiyah membawa peranan penting bagi masyarakat
secara luas. Terutama perannya di bidang penanaman nilai-nilai karakter
pada generasi muda melalui kegiatan program kerja dan dakwahnya.
Pengembangan secara kolaboratif AMM sekaligus menjadi kunci upaya
transformatif kader yang diperuntukkan bagi ortom yang lebih muda ke
ortom yang lebih tua secara jenjang usia. Langkah ini dipercaya turut
21
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
menguatkan ideologi gerakan Muhammadiyah yang diantaranya berorientasi
pada pengembangan infrastruktur dan perbaikan sistem pengelolaan
organisasi sehingga mampu menjalankan fungsi-fungsi gerakan secara
terarah pada tujuan Muhammadiyah. Potensi kolaborasi AMM yang
ditujukan sebagai basis kader dan pimpinan persyarikatan penting untuk
digerakkan melalui program/ kegiatan yang bersifat up grading dan synergi
building kepada para anggota AMM. Bentuk pengembangannya dapat melalui
model-model kegiatan yang sensitif terhadap kepentingan aktual/nyata
masyarakat dalam pengelolaan yang konsisten.

D. ARAH GERAKAN NASYIATUL AISYIYAH JAWA TENGAH 2022-2026


Jelang satu abad sejak pertama kali dibentuk, organisasi Nasyiatul Aisyiyah
senantiasa bertransformasi untuk bertumbuh dan bergerak pada ruang-ruang
pemberdayaan perempuan dalam rangka peneguhan jati diri sebagai gerakan
perempuan muda Islam. Dimana, gerakan perempuan muda menjadi kebaruan
dalam praksis sosial melalui jaringan kerja sama dengan pihak lain untuk
memajukan kehidupan perempuan Islam kontemporer. Dalam perspektif Risalah
Perempuan Berkemajuan (RPB), penguatan peran gerakan perempuan erat
kaitannya dengan misi menjadikan perempuan yang maju, yaitu mampu mengambil
peran kehidupan sejalan dengan nilai-nilai keagamaan yang bersifat wastahiyah
berkemajuan dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Penguatan ini sekaligus menjadi interpretasi agama yang mendudukan derajat
perempuan sama pentingnya dengan laki-laki untuk menjadi khalifah di muka bumi
serta perwujudan risalah rahmatan lil’alamin. Tentu saja, hal tersebut melahirkan
konsekuensi bagi para penggerak organisasi perempuan, termasuk Nasyiatul
Aisyiyah, agar teguh berkomitmen menguatkan dan memberdayakan perempuan.
Tujuannya tidak lain ialah agar diperolehnya jawaban dan atau alternatif solusi atas
problem-problem kemanusiaan pada kaum perempuan seperti kemiskinan,
kebodohan, ketertinggalan dan persoalan-persoalan struktural-kultural lainnya.
Ditengah kompleksitas persoalan di atas, usaha memajukan perempuan
sehingga terbebas dari posisi tersubordinasi, terepresi, dan termarginalisasi juga
berhadapan dengan tantangan-tantangan internal yang berhubungan dengan
mekanisme dan manajemen organisasi. Pada konteks pengembangan budaya
berorganisasi era modern, ada beberapa nilai yang perlu dipertahankan sementara
sebagian lainnya perlu disesuaikan seiring dengan perubahan zaman. Diantara yang
perlu dipertahankan ialah seputar penetapan kebijakan dan penetapan keputusan
yang dilakukan secara demokratis dan rasional secara cepat, tepat seta akurat.
Selanjutnya berorientasi pada efektivitas pencapaian sasaran dan efisiensi
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan bersama, yaitu tujuan organisasi
mencapai produktivitas, tujuan kelompok mencapai keberhasilan, dan tujuan
individu mencapai tingkat kepuasan. Sementara mekanisme manajemen paradigma
baru yang perlu dimaksimalkan yaitu melalui strategi pemberdayaan dan
pembaharuan. Pemberdayaan dimaksudkan sebagai optimalisasi potensi kapasitas
22
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
daya guna dari berbagai unsur sumber daya yang dapat dilakukan melalui cara
kepemimpinan, motivasi, komunikasi, koordinasi, pelatihan kader, penelitian, serta
modifikasi sehingga menjadi daya tarik dan daya saing yang tangguh untuk meraih
capaian terbaiknya.
Strategi berikutnya ialah pembaharuan, yaitu berevolusi dan orientasi pada
perubahan dari kondisi lama menjadi kondisi baru di berbagai sektor melalui
kegiatan menggali peluang untuk menciptakan sesuatu yang belum sempurna
menjadi sempurna (perbaikan), menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada
(kreatif), serta membuka peluang yang awalnya tidak mungkin menjadi mungkin
untuk dilakukan (inovatif). Pembaharuan ini dapat dicapai melalui usaha seperti
inspirasi, ide gagasan, inisiatif sehingga mendorong daya cipta yang dinamis untuk
menciptakan sesuatu yang baru secara berkelanjutan. Setidaknya, terdapat empat
tantangan yang mensyaratkan untuk terjadinya perubahan bagi Nasyiatul Aisyiyah,
yaitu: 1) adanya model pengembangan gerakan baru yang sesuai visi dan misi
organisasi; 2) perlunya implementasi strategi berkemajuan; 3) menyediakan
perangkat yang memungkinkan terlaksananya strategi; 4) menyeimbangkan
tanggungjawab ganda dari pelaku/ penggerak organisasi. Hal tersebut
memunculkan deret pertanyaan seputar bagaimana bentuk ideal dari manajemen
dan kepemimpinan Nasyiatul Aisyiyah Wilayah Jawa Tengah ke depan. Salah satu
tawaran kerangka model pengembangan gerakan Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
dalam mengawali transformasi budaya organisasi ialah melalui kumpulan struktur
nilai dalam semboyan “Nasyiah Jateng-Rahajeng”. Dimana, Rahajeng
merupakan akronim dari Ramah, Harmonis, Jejaring & Ngayomi.

NASYIAH JATENG RAMAH


1. Ramah Perubahan: Penguatan Gerakan Perempuan Muda Post Pandemi

Pandemi Covid-19 nyata terbukti telah mendisrupsi tatanan lama dunia


secara multi sektoral. Setidaknya ada dua pendekatan utama untuk memahami
perubahan dari sektor kebudayaan, yaitu pendekatan ekologis dan pendekatan
revolusioner. Pendekatan ekologis memandang bahwa perubahan kebudayaan
atau variasi budaya terjadi karena faktor-faktor ekologis seperti kelangkaan/
kelimpahan sumber daya, kepadatan penduduk, serta merebaknya penyakit
menular. Pandemi Covid-19 merupakan tantangan ekologis yang mendorong
manusia untuk membentuk satu sistem kebudayaan baru (adaptasi
kebudayaan baru), termasuk penempatan perempuan secara substantif dalam
penanganan Pandemi Covid-19 sangat diperlukan. Tidak hanya karena
perempuan merupakan salah satu kelompok yang menghadapi kerentanan
besar, tetapi juga karena perempuan merupakan tulang punggung dari proses
pencegahan dan pemulihan pandemi.
Menyoal kerentanan yang dialami perempuan, keluarga sebagai “gendered
institution” memiliki peran sentral. Terlebih dalam struktur mayarakat yang

23
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
patriarkis, analisis atas relasi gender yang timpang di dalam keluarga
membutuhkan perhatian lebih. Akan tetapi, meskipun berada dalam posisi
subordinat, perempuan tetap memiliki agensi untuk bertahan di masa
pemulihan pasca pandemi, bahkan untuk memberikan dukungan bagi
komunitasnya. Pandemi Covid-19 telah mereset kesadaran bersama. Krisis
telah mengubah persepsi dan hubungan dalam masyarakat, khususnya
masyarakat urban yang didominasi oleh kapitalisme dan individualisme,
kemudian beralih ke volunterisme dan kolektivisme. Proses perubahan
tersebut merupakan bagian dari proses pembelajaran bersama.
Dalam ruang sosial yang terbatas, perempuan mampu mendorong aksi
kolektif, tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga menciptakan ruang bagi
kepentingan publik. Nasyiatul ‘Aisyiyah, sebagai organisasi perempuan telah
memperlihatkan gerak kolektif perempuan dalam melakukan aksi solidaritas
kepada kelompok masyarakat terdampak Pandemi Covid-19. Adapun ragam
aksi dan gerakan diantaranya meliputi: bantuan ketahanan pangan, penguatan
dan pemberdayaan perekonomian perempuan melalui BUANA, serta beberapa
aksi sosial pendampingan dalam beberapa kasus kekerasan berbasis gender.
Tidak hanya itu, Nasyiatul ‘Aisyiyah juga aktif menggalakan skema adaptasi
baru “Bangkit Pasca Pandemi Covid-19” guna merancang dan melembagakan
protokol baru berbasis standar kesehatan dalam masa transisi pemulihan
aktivitas ekonomi dan sosial berfungsi kembali.

2. Ramah Lingkungan: Massifikasi Gerakan Melestarikan Lingkungan Hidup

Tahun 2020, WALHI Jawa Tengah merilis kabar kerusakan lingkungan


yang terjadi di Jawa Tengah memasuki tahap darurat. Hal ini disebabkan faktor
alam seperti perubahan iklim maupun faktor manusia dengan sengaja
menyebabkan kerusakan pada alam. Kerusakan yang diakibatkan dari krisis
lingkungan ini mengakibatkan suatu perubahan sifat-sifat dan unsur-unsur
lingkungan yang berakibat peran dan arti penting lingkungan hidup bagi
kehidupan menjadi terganggu, bahkan tidak berfungsi kembali. Mengingat
bahwa lingkungan sebagai sumber (resources), ruang (spaces) maupun tempat
pembuangan memiliki keterbatasan dan jika hal itu terlampaui akan terjadi
ketidakseimbangan yang pada gilirannya akan menimbulkan bencana.
Permasalahan lingkungan hingga mengakibatkan kerusakan cukup serius
terjadi secara merata hampir di seluruh wilayah Jawa Tengah. Dimulai dari
bencana banjir dan tanah longsor yang meningkat dibandingkan beberapa
tahun terakhir, bencana rob dan abrasi pantai yang secara ekstrim melanda
sepanjang Pantai Utara (Pantura), disfungsi pengelolaan sampah/ limbah, serta
pencemaran yang disebabkan oleh proses industri batubara di beberapa
kabupaten/ kota.

24
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Kesemua bencana di atas bukan semata menjadi tanggungjawab segelintir
orang yang peduli lingkungan, melainkan tanggungjawab seluruh manusia di
sekitarnya. Kebutuhan hidup berdampingan dengan alam secara berkelanjutan
menuntut setiap individu mengambil peran untuk berbenah dimulai dari hal
terkecil dalam mengkampanyekan pelestarian alam dan sekitarnya. Termasuk
beragam kerusakan alam yang terjadi di Jawa Tengah juga memaksa seluruh
elemen yang berada di lingkungan daerah ini untuk berpartisipasi secara aktif
memanfaatkan sumber daya alam secara bijak, dimulai dengan: menggunakan
listrik seperlunya, mengurangi penggunaan plastik, memakai kertas
secukupnya, beralih ke energi terbarukan, dll. Gerakan melestarikan
lingkungan hidup ini sekaligus menjadi bentuk pemberdayaan kaum
perempuan sebagai salah satu pihak paling rentan terdampak kerusakan
lingkungan.
Pelibatan perempuan sebagai aktor pelestarian lingkungan kuat
pengaruhnya dengan peran perempuan sebagai pengelola rumah tangga yang
kerap memanfaatkan alam sebagai elemen pemenuh kebutuhan hidup. Selain
itu, perempuan juga merupakan media edukasi pertama dan utama bagi anak-
anaknya. Sebagai seorang ibu, perempuan melakukan pendidikan dan
penyadaran kepedulian terhadap lingkungan dapat dilakukan dalam lingkup
keluarga, sehingga anak dapat terbiasa untuk menjaga lingkungannya. Jika
kebiasaan dan kesadaran ini mengakar dalam diri anak, maka bukan tidak
mungkin di masa depan akan terbentuk generasi yang peduli lingkungan.

3. Ramah Perempuan: Pengembangan Kreativitas dan Pemberdayaan Ekonomi


Kreatif

Perekonomian yang berbasis kreativitas sebagai pola pendorong baru


perekonomian kreatif sangat berkaitan erat dengan sumber daya manusia.
Manusia yang menjadi sumber penggerak utama secara kuantitas meningkat
dari tahun ke tahun, dan didominasi pelakunya adalah perempuan.
Produktivitas perempuan dalam menghasilkan karya melalui keterampilan
memperpanjang deret lahirnya UMKM di Jawa Tengah, sehingga sangat
beralasan potensi besar dalam tenaga kerja perempuan harus dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Besarnya jumlah perempuan pengusaha akan mampu meningkatkan
ketahanan ekonomi mikro, karena semakin terbuka lapangan kerja yang
tercipta, baik dari sektor barang maupun jasa. Di tengah situasi yang semakin
kompetitif seperti saat ini, diperlukan strategi untuk memotivasi meningkatkan
kualitas diri dan kesejahteraan sosial-ekonomi bagi perempuan melalui
pelatihan ketrampilan berwirausaha.
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. Kewirausahaan juga menjadi media eksplorasi peluang

25
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
yang muncul di pasar. Didirikannya komunitas bagi perkumpulan perempuan-
perempuan muda untuk belajar menggali potensi diri melalui pembuatan hasil
karya. Penguatan jejaring antar sesama perempuan pelaku usaha juga dapat
menunjang khususnya dalam meningkatkan kemampuan produksi dan
strategi penjualan produk hasil usaha. Kebersamaan yang terbangun mampu
memunculkan motivasi bersama untuk mengembangkan usaha. Di samping
juga membangun kreativitas pelaku usaha perempuan agar dapat
menggerakkan potensi perempuan lainnya. Hasil dari keterampilan dikenal
luaskan kepada masyarakat sehingga bisa menjadi tambahan penghasilan
rumah tangga.

NASYIAH JATENG HARMONIS


1. Harmonis dalam Keluarga

Keluarga merupakan subsistem dari masyarakat yang memiliki struktur


sosial dan sistemnya sendiri. Sebagai sub sistem dari masyarakat, keluarga
memiliki fungsi strategis dalam menanamkan nilai-nilai kesetaraan dalam
setiap aktivitas dan pola relasi antar anggota keluarga karena dalam
keluargalah semua struktur, peran dan fungsi sebuah sistem berada. Di sisi lain,
tantangan dan permasalahan di lingkungan keluarga bertambah waktu
semakin kompleks. Perubahan sosial yang pesat sehingga memicu timbulnya
keresahan atas nilai-nilai lama yang dijaga tidak lagi dapat termanfaatkan.
Kondisi ini berpengaruh terhadap perubahan relasi antar anggota keluarga di
dalamnya. Idealnya keluarga menjadi tempat paling aman dan damai bagi
anggota di dalamnya. Akan tetapi, faktanya, masih banyak terjadi
ketidakadilan dalam peran dan pembagian kerja gender dalam keluarga yang
mengakibatkan peran ganda (double burden) bagi salah satu anggota keluarga,
dan seringnya adalah pihak perempuan (ibu, istri atau anak perempuan).
Perspektif kesetaraan yang diyakini oleh Nasyiatul Aisyiyah
menghindarkan praktik-praktik timpang gender yang disebabkan oleh
konstruk sosial dan kultural yang banyak dianut oleh masyarakat. Sehingga,
dengan pondasi keluarga adil gender akan menihilkan pola interaksi subyek-
obyek, dominan-tidak dominan, superior-imperior serta pembagian peran
yang tidak seimbang antar anggota masyarakat berjenis kelamin laki-laki
dengan perempuan. Kesadaran adil gender ini akan menegakkan ketangguhan
keluarga harmonis sebagaimana yang dicita-citakan. Nasyiatul Aisyiyah Jawa
Tengah berperan mengawal kebijakan ketahanan keluarga karena memiliki
jaringan struktural yang masif dan kuat di semua level pimpinan dari daerah
hingga ranting. Jaringan struktural yang berjenjang ini merupakan potensi
yang sangat strategis dalam membangun masyarakat utama. Melalui jalur
struktural ini pula, simpatisan dan penggerak aktif dapat meyalurkan aspirasi
sekaligus koordinasi berbagai aktivitas keagamaan, pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan sosial dalam rangka menciptakan harmonisasi.

26
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Sementara itu, sebagai hasil Tanwir 2 tahun 2019, Pimpinan Pusat
Nasyiatul Aisyiyah juga telah mencanangkan gerakan Keluarga Muda
Tangguh Nasyiah (KMTN) yang dimaknai sebagai upaya menciptakan
keluarga ideal yang memiliki relasi sejajar, sehingga memberikan ruang
kondusif dan partisipatif menuju tatanan masyarakat yang berkeadilan sosial
berlandaskan nilai-nilai Islam berkemajuan. Adapun strategi yang diperlukan
guna mencapai tujuan tersebut dapat dituangkan dalam matriks implementasi
gerakan KMTN untuk percepatan pencapaian program melalui pilar-pilar
sebagai berikut: 1) Pilar I: Kokoh akidah dan akhlakul karimah; 2) Pilar II: Sehat
jasmani, rohani dan lingkungan; 3) Pilar III: Memiliki kemandirian; 4) Pilar IV:
Berkeadilan dengan semangat Al-Ma’un; 5) Pilar V: Memiliki misi perdamaian;
6) Pilar VI: Demokrasi; 7) Pilar VII: Anti kekerasan; 8) Pilar VIII: Kesetaraan
akses; 9) Pilar IX: Ramah lingkungan; 10) Pilar X: Tanggap bencana.

2. Harmonis dalam Keberagaman Masyarakat

Keberagaman masyarakat yang terdapat di Jawa Tengah merupakan fakta


yang tidak dapat dimanipulasi. Dengan jumlah penduduk lebih dari 37 juta
jiwa, yang mendiami sepanjang wilayah dari ujung timur hingga ujung barat,
utara hingga selatan provinsi Jawa Tengah, terdapat begitu banyak keragaman
latar belakang sosio-demografinya. Kondisi ini memunculkan berbagai asumsi
tentang karakteristik kelompok masyarakat di suatu wilayah tertentu yang jelas
akan berbeda dengan kelompok masyarakat di wilayah yang lain oleh karena
pengaruh karakteristik geografis wilayahnya. Bentuk keragaman lainnya juga
dijumpai dari variabel sendi kehidupan seperti nilai-nilai, adat budaya, praktik
interaktif antar anggota masyarakat, bahkan keragaman agama/ kepercayaan.
Berkenaan dengan keragaman ini, resistensi konflik horizontal terbuka lebar
jika tidak diikuti dengan pendidikan atau pemahaman untuk menjunjung
tinggi persatuan dengan memupuk sikap toleransi dalam berkehidupan sosial
masyarakat.
Kemajemukan bukan ganjalan untuk menciptakan iklim berwarga yang
berkeadaban. Kesadaran atas budaya yang berbeda memungkinkan untuk
saling mempelajari prinsip dan nilai yang dikembangkan suatu komunitas
masyarakat menyuburkan semangat keragaman budaya terus bertunas dan
menjadi benih harmoni. Harmoni dalam keberagaman sosial budaya
merupakan keserasian dan keselarasan dalam mengakui keberagaman budaya
dan kekayaan sosial sebagai bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
Keberagaman yang dimiliki hendaknya semakin mempererat persatuan dan
kesatuan sebagai satu bangsa dan satu negara, Indonesia, diwujudkan dengan
sikap saling menghargai, menghormati, tidak merendahkan kelompok
masyarakat lain, menghargai pendapat dari kelompok masyarakat lain serta
menjauhkan faktor pemicu terjadinya perselisihan.
Etika bermasyarakat berbangsa dan bernegara juga dideskripsikan dalam
PHIWM (Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah) yang meliputi:
menjaga hubungan baik dengan tetangga, anggota Muhammadiyah bersama
27
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
keluarga memberi teladan yang baik, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat, bersikap
adil dan amanah serta mengutamakan persatuan dan kesatuan di NKRI.
Tuntunan ini seyogyanya dapat menginspirasi setiap kader Nasyiah agar
berkehidupan secara cerdas dan bermartabat menghadapi kemajemukan di
masyarakat.

NASYIAH JATENG BERJEJARING


1. Strategi Kaderisasi: Menciptakan Kepemimpinan Perempuan Akar Rumput
(Local Leadership)

Perkembangan penafsiran agama kontemporer, serta perkembangan nilai


global menunjukkan bahwa dorongan atas kesetaraan posisi perempuan
semakin disuarakan dalam berbagai ruang kehidupan. Peran perempuan di
ranah publik sampai soal kepemimpinan menjadi diskursus yang dibicarakan
dari panggung politik dan panggung budaya. Isu kepemimpinan perempuan
bukanlah sesuatu yang baru. Perempuan telah memiliki legitimasi historis
maupun kultural untuk memiliki kesempatan yang setara untuk mendapatkan
posisi kepemimpinan dalam kehidupan publik, dan memiliki peran sentral
dalam pengaturan tata kehidupan bersama di ranah publik, selain itu dalam
tradisi masyarakat pedesaan di Jawa, nyata bahwa perempuan mendapatkan
tempatnya yang khas dalam soal kepemimpinan. Pemberdayaan yang
dilakukan berbagai pihak, termasuk yang didengungkan oleh Nasyiatul
Aisyiyah membuka jalan seluas-luasnya bagi perempuan untuk memainkan
peran ekonomi, sosial dan politiknya dari lokus paling kecil yaitu keluarga.
Namun demikian, pemberdayaan tidak boleh hanya dibatasi pada aspek
pemberadayaan ekonomi dan politik semata, namun lebih dari itu mampu
merespon kebudayaan yang lebih luas. Perempuan hendaknya diajak melihat
kembali pada kearifan lokal dan lebih fokus pada hal-hal mikro (kecil) yang
pada akhirnya akan mampu menyuntikkan corak baru dan akar kultural yang
lebih kuat bagi pemberdayaan perempuan di Jawa tengah.
Dimulai dari yang paling sentral “peran rumah tangga” perempuan, yaitu
sebagai ibu, istri dan pengasuh. Terdapat beberapa argumen perlunya
memperkuat kepemimpinan perempuan yang lebih beragam dan inklusif
untuk memecahkan berbagai masalah lokal. Perempuan memiliki hak untuk
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan-keputusan yang berdampak pada
kehidupan mereka. Suara dan pengaruh itu tergantung bagaimana perempuan
memaknai dan melihat manfaatnya bagi kaum mereka dan tidak hanya dari sisi
perubahan yang dapat mereka lakukan. Penguatan kapasitas peran tersebut
memungkinkan untuk berlanjut pada scope yang lebih luas dengan
keikutsertaan perempuan dalam penyusunan kebijakan dan pengembangan di
tingkat Pemerintah Desa. Meskipun perlu diakui, perempuan menghadapi
banyak sekali tantangan untuk memegang peran dalam kepemimpinan formal
dan sekaligus partisipasi secara informal, atau mempengaruhi proses
pengambilan keputusan. Faktanya, keterwakilan perempuan dalam
28
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
kepemimpinan formal di tingkat desa terbilang masih rendah. Ada banyak
faktor, salah satu diantaranya karena terbentur norma sosial yang
membebankan tanggungjawab ganda pada perempuan dalam mengurus
rumah tangga dan keluarga sehingga membatasi waktu mereka untuk bisa
terlibat. Norma sosial yang kuat juga membatasi pengaruh perempuan di
kehidupan publik serta kemungkinan masih ada budaya tabu untuk membahas
isu-isu yang berdampak pada perempuan. Ada kecenderungan lebih sedikit
pertentangannya, khususnya jika isu prioritas bagi prempuan di desa dan
agenda advokasi ormas perempuan sejalan dengan prioritas politik.
Pelibatan yang berarti membutuhkan aksesibilitas seluruh pihak terhadap
informasi yang diperlukan sebagai dasar pertimbangan keputusan, namun
perempuan ternyata hanya mengerti sedirikit tentang program desa dan
cenderung tidak ingin tahu. Partisipasi perempuan diharapkan ampuh
mempengaruhi proses diputuskannya sebuah kebijakan yang berpihak kepada
kepentingan perempuan dan anak. Yang diharapkan dari proses tersebut
adalah munculnya kesamaan dalam pandangan dan kesadaran nilai tentang
posisi mereka di masyarakat. Dengan demikian, tujuan memperluas manfaat
yang diperoleh perempuan dan anak oleh ormas perempuan optimis tercapai.
Dimana, suara dan pengaruh perempuan perlu diberdayakan, sehingga bukti
nyata kepemimpinan di akar rumput diharapkan semakin meningkat
jumlahnya.

2. Diaspora Kader NA sebagai Penguatan Kaderisasi; Peryarikatan, Umat dan


Bangsa

KH Ahmad Dahlan berpandangan bahwa perempuan tidak sepantasnya


hanya mengurusi rumah tangga, akan tetapi juga memiliki tanggung jawab
yang sama dengan laki-laki dalam tugas-tugas sosial untuk mencerahkan dan
mensejahterakan masyarakat. Berkat pandangan revolusioner tersebut,
terhembus angin segar membawa perubahan stigmatisasi perempuan dari
ranah domestik ke ranah publik yang sejalan dengan prinsip dan misi Islam
sebagai agama pembawa rahmat bagi alam semesta. Dengan demikian, sejak
awal berdirinya, Nasyiatul Aisyiyah ditujukan untuk menjadi gerakan
perempuan Islam, senantiasa memiliki keterikatan pada gerakan pencerahan
dan pemberdayaan perempuan menuju terwujudnya masyarakat madani yang
menjadi modal sosial dalam membangun peradaban. Sementara itu, diantara
faktor urgent didirikannya organisasi Nasyiatul Aisyiyah ialah perlunya
menyiapkan kader-kader perempuan yang akan memimpin barisan
perempuan Muhammadiyah sebagai organisasi yang bertumpu pada ke-
islaman dan kemajuan.
Adalah bentuk konsistensi Nasyiatul Aisyiyah dalam rangka
meningkatkan kualitas kader-kadernya, kaderisasi dijadikan sebuah media
aktualiasasi Islam berkemajuan, melalui modernisasi pendidikan dan
pembinaan kepemimpinan perempuan. Urgensi lainnya yaitu keberadaannya
sebagai organisasi otonom(ortom) Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah
29
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
memiliki fungsi gerakan Islam yang berwatak tajdid baik bersifat pemurnian
maupun pembaharuan, untuk melakukan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Tidak dapat dipungkiri, kehadiran Nasyiatul Aisyiyah telah menunjukkan
kiprahnya untuk pencerahan, pemberdayaan dan kemajuan terhadap
kemaslahatan bagi kehidupan umat, masyarakat, bangsa dan negara.
Keberhasilan dan peran positif ini menjadi perwujudan partispasi Nasyiatul
Aisyiyah yang bersemangat tinggi dalam memajukan kehidupan secara luas.
Gerakan menuju perempuan berkemajuan telah menjadi komitmen
gerakan Nasyiatul Aisyiyah abad kedua. Diantara pokok pikirannya memuat
pernyataan bahwa Nasyiatul Aisyiyah, sebagai organisasi perempuan muda
Muhammadiyah, dihadirkan untuk mewujudkan kehidupan perempuan
berkemajuan dalam seluruh aspek kehidupan. Perempuan berkemajuan adalah
alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan yang maju dalam segala aspek
tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi, baik secara struktural maupun
kultural yang berbasis pada nilai-nilai Islam berkemajuan. Kaderisasi Nasyiatul
Aisyiyah diarahkan untuk membentuk kader yang mampu menggerakkan,
memajukan dan mengembangkan organisasi serta meningkatnya kuantitas dan
kualitas kader yang memiliki integritas, kompetensi keagamaan, keilmuan,
militansi, ghirah perjuangan, sikap dan tindakan yang berpegang pada nilai-
nilai Islam berkemajuan sehingga dapat berperan dalam organisasi Nasyiatul
Aisyiyah, Persyarikatan Muhammadiyah, dalam kehidupan umat dan
dinamika bangsa, serta konteks global/ mendunia.

3. Membangun dan Merawat Jaringan Lintas Sektoral


Kerjasama lintas sektoral atau disebut dengan kemitraan menjadi satu
diantara banyak langkah menjalin koordinasi, integrasi serta sinkronisasi
program-program Nasyiatul Aisyiyah dengan lembaga terkait yang memiliki
orientasi tujuan yang sejalan. Kemitraan dapat dilakukan dengan berbagai
pihak internal persyarikatan dan pihak-pihak di luar persyarikatan. Mitra di
dalam persyarikatan meliputi mitra kerja sama dengan Organisasi Otonom
(Ortom), sementara pihak eksternal peryarikatan meliputi unsur pemerintah,
perusahaan swasta, maupun organisasi masyarakat sejenis. Sebagai organisasi
pemberdayaan, Nasyiatul Aisyiyah memandang jejaring sebagai media
strategis dengan menempatkan mitra sebagai pihak yang memiliki harkat,
martabat dan kedudukan setara yang wajib dihargai keberadaannya. Hal ini
diterapkan karena Nasyiatul Aisyiyah butuh partner dalam membangun dan
memperluas akses kepada masyarakat kaitannya untuk menjawab tantangan
pengembangan kemitraan. Penggalangan kemitraan dan kerjasama yang baik
harus mampu membentuk nilai kebersamaan yang akan memudahkan dalam
menyamakan persepsi saat menentukan tujuan. Selain itu, kemitraan yang
dijalin juga diutamakan memberikan tambahan pengetahuan serta pengalaman
bagi kader, mampu meningkatkan kapasitas dan peran individu serta
organisasi.
Bentuk dan sifat kemitraan yang dibangun Nasyiatul Aisyiyah dapat
disesuaikan dengan kebutuhan program masing-masing. Ada kemitraan yang
30
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
bersifat insidental; sifat kerja sesuai dengan kebutuhan sesaat, jangka pendek;
pelaksanaan program dengan kurun waktu relatif singkat, atau jangka panjang;
pelaksanaan program tertentu dengan durasi tempo yang cukup panjang.
Mengingat program Nasyiatul Aisyiyah yang cukup variatif dari berbagai
bidang, maka sudah selayaknya Nasyiatul Aisyiyah giat berjejaring dengan
pihak lain. Di samping usaha mencapai tujuan, juga menjadi bukti eksistensi
Nasyiatul Aisyiyah sebagai gerakan pemberdayaan yang memajukan
perempuan muda. Yang paling terpenting dalam membangun jaringan lintas
sektoral yaitu Nasyiatul Aisyiyah harus tetap menjaga kehormatan organisasi
serta menjunjung tinggi akhlak mulia. Dengan demikian, integritas organisasi
dapat terawat dan terjaga.

4. Membangun Budaya Literasi Digital dalam Membentuk Digital Citizenship


Berkemajuan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tanpa mengenal batasan


ruang serta waktu menuntut semua kalangan sebagai warga negara Indonesia
untuk menguasai literasi digital. Mengapa demikian? Karena literasi digital ini
sebagai bekal bagi setiap orang untuk terjun di ruang digital agar mampu
mengarungi derasnya tantangan di era digital. Literasi digital memiliki peran
yang sangat krusial, tak hanya semata-mata berperan membenuk generasi
digital yang mahir menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Namun,
lebih dari itu, literasi digital sangat penting dalam membentuk digital citizenship.
Digital citizenship semakin gencar digalakkan seiring perkembangan
berbagai teknologi infromasi dan komunikasi. Digital Citizenship adalah suatu
kemampuan untuk mengelola dan memonitor perilaku dalam penggunaan
teknologi yang merujuk pada kualitas seseorang dalam berinteraksi di ruang
digital. Digital citizenship mengandung poin-poin penting diantaranya adalah
kemanan, etika, norma dan juga budaya. Digital citizenship berhubungan
dengan bagaimana seharusnya warga digital memanfaatkan teknologi
bagaimana seharusnya warga digital memanfaatkan teknologi dengan baik,
bijak dan aman agar tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang
lain. Digital citizenship juga berkaitan dengan bagaimana warga digital dalam
menyikapi informasi-informasi yang mereka peroleh dalam praktik pengunaan
teknologi infromasi dan komunikasi.
Dengan adanya konsep digital citizenship, diharapkan agar generasi
milenial mampu menyadari peran dan tanggung jawabnya di era digital. Etika
dan norma harus tetap menjadi landasan utama dalam bertindak pada interaksi
global agar tercipta kehidupan digital yang harmonis. Konsep digital citizenship
memang tampak sederhana tetapi benar-benar diimplementasikan dalam
kehidupan sehari- hari. Sebab, kemampuan teknologi juga menuntut setiap
orang untuk mampu melakukan kontrol diri karena kebebasan digital yang
disalahgunakan akan memicu munculnya cybercrime dan konflik digital. Selian
itu, berempati, memahami cara kerja teknologi dan memahami privasi data
pengguna lain juga diperlukan untuk menghindari pelanggaran Digital
31
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Citizenship, misalnya penyebaran berita hoax, penipuan online, pencemaran
nama baik, pembajakan dan sebagainya.
Menguasai literasi digital sama halnya dengan menguasai kemampuan
mengakses, memahami, membuat, mengkomunikasikan, menganalisis, serta
melakukan evaluasi terhadap informasi--informasi yang diperoleh dari ruang
digital. Ketika seseorang telah meiliki penguasaan literasi digital yang baik,
maka hal-hal penting perlu dipegang teguh dalam menghadapi era digital.
Tidak hanya sebatas itu saja, seharusnya bisa meng-cross check atas kebenaran
informasi-informasi yang diperoleh. Dengan demikian lalu lintas aktivitas di
ruang digital dapat berjalan dengan selaras dan berkualitas dan disinformasi
pun dapat dihindri seoptimal mungkin.

NASYIAH JATENG NGAYOMI


Pemberdayaan dan penguatan perempuan menjadi krusial mengingat
masih banyaknya masalah perempuan Indonesia, seperti tingginya angka
perkawinan anak di bawah umur, tingginya angka kematian ibu (AKI),
meningkatnya grafik stunting, serta menguatnya diskriminasi terhadap
perempuan terutama dalam konteks politisasi identitas. Memastikan ruang
hidup perempuan hubungannya dengan aksesibilitas, menerima manfaat
setara, membuka ruang partisipasi serta pelibatan perempuan untuk
mengontrol jalannya pembangunan adalah modal kuat mencapai sumber daya
manusia yang berkualitas di masa depan. Di sisi lain, peningkatan kualitas
sumber daya manusia juga menjadi agenda tidak terpisahkan dalam rangka
menyongsong tahun emas Indonesia 2045. Diperlukan pembangunan
peradaban dalam perspektif masa depan, yaitu mewujudkan masyarakat
Indonesia yang maju, mandiri dan modern serta mengangkat harkat dan
martabat bangsa. Keberhasilan dalam membangun tatanan kehidupan tersebut
akan berkontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional
secara keseluruhan.

Spirit jargon ini bertolak pada kenyataan kekerasan terhadap perempuan


dan anak masih terus terjadi, bahkan bisa dikatakan sebagai fenomena gunung
es, dimana yang tampak di permukaan (yang terlapor dan melapor) tidak
sebanding dengan kejadian yang sebenarnya. Adanya budaya malu dan takut
melapor karena bisa dianggap aib menjadi kendala di masyarakat sehingga
perlu terus didorong untuk memberikan penyadaran dan keberanian kepada
masyarakat utamanya kaum perempuan dan anak. Untuk itu, Nasyiah Jateng
Ngayomi diarahkan pada prioritas pembangunan SDM perempuan dan anak
dengan mendorong peningkatan penyelenggaraan pendidikan, kesehatan,
serta peningkatan kualitas pengembangan dengan fokus: 1) Penuntasan Wajib
Belajar (Wajar) 12 tahun bagi perempuan; 2) Penguatan pembangunan
kesehatan paripurna utamanya mitigasi kematian ibu, bayi dan balita,
pengendalian peyakit menular; dan 3) Penyelenggaraan layanan terpadu
korban kekerasan perempuan dan anak.
32
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Tingginya tingkat partisipasi dan keterlibatan perempuan dalam berbagai
kelompok perempuan mengindikasikan ikatan solidaritas mereka yang cukup
kuat dan memudahkan dalam proses sosialisasi, edukasi tentang kekerasan
terhadap perempuan dan anak. Untuk itu, diperlukan ragam kegiatan
pemberdayaan perempuan agar bisa mengurangi risiko tindak kekerasan
secara holistik dengan tidak mengesampingkan responsif gender yang berbasis
pada hak korban, dimulai dari tahap pengaduan sampai tahap pendampingan
sehingga jumlah korban dapat dicegah atau dikurangi.

E. AGENDA AKSI NASYIAH JATENG RAHAJENG


1. Griya PADI (Padat Inspirasi)
Gambaran Umum
Perempuan muda berdaya sejalan dengan kemampuan produktivitas
dalam kemandirian ekonomi dan ketrampilan hidup. Dengan potensi lintas
profesi dan keahlian perempuan muda maka perberdayaan ekonomi dan
ketrampilan dapat dikolektifkan dalam satu wadah sesuai dengan minat dan
kompetensi lokal berbentuk komunitas padat karya. Upaya pengkolektifkan ini
sejalan dengan semangat gotong royong dan mu’asyarah yang menjadi nilai
perempuan muda Islam di Jawa Tengah dan menjadi praktek baik keberhasilan
pemberdayaan ekonomi. Wadah tersebut diwujudkan dalam komunitas yang
memusatkan kegiatan di satu tempat dengan nama Griya PADI.

Pengorganisasian
• Inisiasi komunitas sesuai profesi atau kearifan lokal perempuan muda di
desa (PRNA/PCNA) yang berkegiatan secara rutin dalam rangka edukasi
peningkatan ketrampilan dan ekonomi perempuan
• Jika komunitas telah terbentuk dan memiliki mimpi bersama sesuai
kebutuhan selajutnya yaitu pembentukan Griya PADI. Griya PADI akan
menjadi pusat kegiatan ketrampilan dan ekonomi perempuan. Lokasi
Griya PADI dapat disesuaikan potensi PRNA/PCNA misal kantor NA,
Rumah Kader NA, Gedung Muh dll.
• Griya PADI menjadi pusat pelatihan, ruang pamer produk, tempat
workshop dan aktivitas lainnya yang berkaitan dengan peningkatan
ekonomi perempuan.

2. IBU JAGA BUMI (Initiative, Beneficial, Ultimate change)


Gambaran Umum
Investasi jangka panjang yang bisa dinikmati kemaslahatannya oleh
semua makhluk tanpa tebang pilih adalah kelestarian alam. Dari hulu tentang
sampah, bencana alam hingga perubahan iklim masalah lingkungan
mengancam perempuan dan anak sebagai subjek yang mengekplorasi dan
memerlukan sumberdaya alam relative lebih besar maka kepentingan menjaga
nya menjadi upaya prioritas perempuan. IBU JAGA BUMI menjadi Gerakan
sekaligus spirit perempuan muda untuk mengambil manfaat sekaligus menjaga
kelestarian bumi dan segala isinya. Gerakan IBU JAGA BUMI meliputi
33
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
campaign dan edukasi, Advokasi lingkungan, reresik luwangan, perempuan
muda Tangguh bencana.

Pengorganisasian
• Edukasi pada kajian rutin, rapat, seminar yang membawa pesan
penyelamatan lingkungan dan kesiapsiagaan bencana. Edukasi meliputi
fiqih ekologi, sampah, bencana alam, kesiapsiagaan bencana, advokasi
penjajahan lingkungan dll yang selanjutnya akan dapat disusun materi
edukasi IBU JAGA BUMI
• Campaign IBU JAGA BUMI dapat berbentuk poster promosi penyelamatan
lingkungan dan kesiapsiagaan bencana meliputi pilah sampahmu, satu
rumah satu pohon, bijak air, semua siap selamat (3S) dan lain sebagainya
• #Reresik Luwangan menggerakan perempuan muda untuk memilah
sampah dan mengubahnya menjadi barang bernilai ekonomi melalui
GRIYA PADI.
• Perempuan muda Tangguh bencana dimasifestasikan dalam kesiapsiagaan
perempuan dalam bencana yang selanjutnya akan dijabarkan pada
komitmen semua siap selamat (3S).

3. Berkat Ceting (Bersama Keluarga Tangguh Cegah Stunting)


Gambaran Umum
Kondisi Kesehatan perempuan dan anak menjadi perhatian kaitannya
dengan kualitas peradaban. Problem Kesehatan perempuan tidak hanya
berdampak pada perempuan saja namun pada juga pada anak stunting. Maka
dalam proses reproduksi yang Panjang pada perempuan perlu dijamin bersama
agar mendapatkan hak dan jaminan untuk melalui proses reproduksi dengan
baik dan utamanya perempuan sebagai subjek memiliki kesadaran pemahaman
yang komprehensif dan kepedulian pada kesehatan nya dan anaknya. Gerakan
Batik Kuning mengajak perempuan muda untuk bersama meningkatkan
keluarga bebas stunting mulai dari persiapan sebelum menikah hingga 1000
hari pertama kelahiran.

Pengorganisasian
• Memasifkan PASHMINA di ruang public, perluasan jangkauan dengan
berkerjasama dengan sekolah untuk menyelenggarakan PASHMINA
bagi perempuan usia sekolah dan pengembangan PASHMINA U-SD
• Mengoptimakan SAMARA Course sebagai Pendidikan pra nikah bagi
remaja usia nikah dan penyetaraan SAMARA Course sebagai
bimbingan perkawinan yang mendapat legalitas untuk persyaratan
perkawinan
• Jogo Tonggo adalah upaya inspiratif di masa pandemic, praktek baik
ini dapat direplikasi dalam upaya pencegahan stuting dengan prinsip
saling jaga dan mendampingi sejak masa kehamilan, melahirkan hingga
menyusui ibu-ibu muda di sekitar rumah.
• Memasukan tema-tema PHBS, Kesehatan reproduksi dan stunting
dalam pengajian-pengajian melalui mubalighat NA
34
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
4. Berdaya Setara (akSEs, kualiTAs, peRAwatan)
Gambaran Umum
Sasaran pembanguan global dalam tujuan pembangunan jangka panjang
(SDG’s) poin 5 disebutkan mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan
kaum perempuan, yang mentargetkan upaya untuk mengakhiri segala bentuk
diskriminasi terhadap kaum perempuan dimanapun, menghapuskan segala
bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi,
termasuk perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis
eksploitasi lainnya, menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti
perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan dan
target turunan selanjutkan untuk memberdayakan perempuan. Diperlukan
peran strategis NA untuk turut serta menginisiasi upaya membangun
keberdayaan perempuan untuk dapat mengakses hak hidup yang berkualitas.

Pengorganisasian
• Memasukkan materi responsive gender dalam perkaderan, kajian rutin dan
setiap program Nasyiatul Aisyiyah termasuk kampanye dan edukasi
melalui media sosial.
• Pendirian LAPORAN (Layanan Pengaduan dan Pelaporan Nasyiah)
sebagai tempat aman untuk pelaporan dan pendampingan kasus kekerasan
pada perempuan dan anak.
• Mendorong diapora kader pada ranah kepmimpina lokal hingga nasional
dalam upaya advokasi kebijakan yang responsif gender.

F. ARAH KEBIJAKAN PROGRAM BIDANG


1. Isu Strategis
a. Keorganisasian
1) Identifikasi shifting management sebagai fokus pengembangan kapasitas
organisasi dalam mengeksplorasi khazanah kekhasan lokal di Jawa
Tengah
2) Membangun sinergi internal pimpinan guna meningkatkan vitalitas gerak
organisasi

b. Perkaderan
1) Pengarusutamaan ideologi Islam Berkemajuan dalam perkaderan formal,
informal dan non formal yang massif hingga Cabang-Ranting Nasyiatul
Aisyiyah
2) Pemetaan potensi dan diaspora kader Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah di
berbagai bidang/ sektor
3) Mendorong kepempimpinan perempuan di akar rumput (local leader)
yang mengutamakan nilai-nilai dalam Risalah Perempuan Berkemajuan
35
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
c. Dakwah Keislaman
1) Pengembangan model Dakwah Komunitas yang dipadukan dengan
program Keluarga Sakinah dan Qoryah Thayibah yang diselenggarakan
Aisyiyah
2) Merumuskan sistem dakwah komunitas dan digital sebagai penguatan
kepemimpinan perempuan, ketahanan keluarga serta isu perempuan dan
anak dalam pandangan Islam

d. Pendidikan
1) Optimasi layanan Edu Care/ Day Care sebagai perwujudan Nasyiatul
Aisyiyah sebagai gerakan perempuan ramah anak
2) Memetakan analisis potensi pendirian serta pengembangan PAUD NA
3) Menghasilkan riset ilmiah dengan fokus pada isu kepemimpinan
perempuan dan ketahanan keluarga

e. Advokasi & Kebijakan Publik


1) Merespon secara proaktif isu seputar perempuan, anak dan kelompok
rentan lainnya di tingkat regional Provinsi Jawa Tengah
2) Meningkatkan kemampuan analisis dan advokasi kebijakan publik di
tingkat regional dan lokal, termasuk lingkup desa
3) Mengupayakan inovasi model advokasi perempuan dan anak sebagai
strategi dakwah yang mengedepankan perdamaian dan perubahan

f. Kerjasama
1) Membangun kerjasama sinergis dan kolaborasi dengan berbagai pihak
dalam mengembangkan organisasi Nasyiatul Aisyiyah
2) Meningkatkan partipasi dan peran perempuan muda dalam menjawab
tantangan multidimensional

g. Ekonomi & Kewirausahaan


1) Menguatkan pemberdayaan kader dalam bidang kewirausahaan
mendukung tercapainya kemandirian organisasi melalui BUANA
2) Meningkatkan inovasi dalam rangka memperluas pasar produksi dan
promosi BUANA dan APUNA di tingkat regional bahkan nasional
terintegrasi dengan penguatan Digital Marketing

h. Komunikasi Informasi Dan Teknologi


1) Optimalisasi media dan teknologi sebagai media dakwah dan sumber
data Nasyiaul Aisyiyah
2) Mengintensifkan penerbitan serta publikasi berita dan informasi seputar
kegiatan/ program

36
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
3) Mengupayakan peningkatan literasi digital guna membentuk keadaban
digital bagi kader Nasyiatul Aisyiyah di seluruh level pimpinan

i. Kesehatan & Lingkungan


1) Menggiatkan kampanye PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) dan
ketahanan pangan dalam keluarga dalam rangka menyukseskan program
penurunan angka stunting
2) Menjadikan PASHMINA sebagai layanan yang efektif meningkatkan taraf
kesehatan remaja
3) Mengembangkan gerakan pemberdayaan perempuan resiliensi bencana

2. Indikator Ketercapaian
Ketercapaian dapat diukur salah satu diantaranya berdasarkan program
unggulan, baik yang telah massif dilaksanakan, diproyeksikan maupun
diperlukan bagi gerakan di masa depan, sebagaimana diuraikan berikut:
a. PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah)
Sebagai salah satu layanan kesehatan secara umum dan kesehatan reproduksi
secara khusus, program PASHMINA perlu diintensifkan kembali
pelaksanaannya sebagai media edukasi serta konseling yang memungkinkan
dari segi aksesibilitas dan keterjangkauan remaja di masyarakat.
b. Massifikasi Perkaderan Nasyiatul Aisyiyah
Perkaderan Nasyiatul Aisyiyah yang terprogram sebagaimana terdapat
dalam SPNA menjadi prayarat regenerasi dan eksistensi gerakan Nasyiatul
Aisyiyah secara berkelanjutan. Baik forma, non formal maupun informal,
perkaderan menjadi mata rantai yang tidak boleh terputus. Perkaderan formal
seperti DANA dan LINA perlu digencarkan hingga tingkat Cabang-Ranting
agar estafet kepemimpinan dapat berjalan dengan baik.
c. Forum Belajar Keluarga /Family Learning Center (FLC)
Format FLC di Jawa Tengah hingga hari ini belum menemukan bentuk
idealnya. Sementara masih berada dalam serangkaian proses identifikasi dan
adjusment pelaksanaannya secara praktis. Bentuk forum ini memungkinkan
dijadikan sebagai model pemberdayaan keluarga dan komunitas dalam isu
pencegahan stunting. Meskipun demikian, dapat dimungkinkan pula untuk
dikembangkan pada berbagai isu lainnya.
d. Samara Course
Program yang mengintegrasikan 10 Pilar KMTNA berorientasi pada
pendidikan dan pembinaan remaja usia nikah untuk mempersiapkan diri
dalam menyongsong hidup berumah tangga. Salah satu tujuan edukasi pra
nikah ini juga sekaligus sebagai upaya dalam menjawab tantangan penurunan
angka perceraian dan KDRT di masyarakat.
e. BUANA (Badan Usaha Amal Nasyiatul Aisyiyah)
Program permberdayaan unggulan yang fokus pada bidang ekonomi
kewirausahaan ini ditujukan untuk meningkatkan kemandirian organisasi
yang saat ini sudah ada di hampir seluruh Pimpinan Daerah di Jawa Tengah.

37
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
f. Advokasi dan Pendampingan
Pendampingan bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa
Tengah tidak bisa dipandang sebelah mata. Nasyiatul Aisyiyah dengan
berkolaborasi bersama Posbakum Aisyiyah dan Muhammadiyah
memungkinkan untuk
g. Kelestarian Lingkungan dan Kesiapsiagaan Bencana
Peran perempuan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
menempati kedudukan yang sangat vital. Salah satu upaya konkrit yang
dapat dilakukan adalah pengendalian sampah demi menjaga kelestarian
lingkungan. Disamping itu, sebagai wilayah dengan tingkat bencana tertinggi
di Indonesia, perempuan muda perlu membekali diri dengan pengetahuan
dan ketrampilan untuk mengenali kerentanan dan resiko bencana serta
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
h. Digitalisasi Nasyiatul Aisyiyah
Dimaksudkan sebagai upaya optimalisasi pemberdayaan teknologi digital
untuk kebutuhan database organisasi sehingga dapat meningkatkan layanan
informasi dan dokumentasi sehingga menjadikan efektivitas dan efisiensi
gerakan.
i. Gerakan Literasi Nasyiatul Aisyiyah
Sebagaimana syair dalam mars Nasyiatul Aisyiyah yang menyimbolkan kader
Nasyiah yang mencintai ilmu, gerakan literasi menjadi karakteristik yang
tidak bisa dipisahkan dari Nasyiatul Aisyiyah. Gerakn literasi juga menjawab
tantangan kemajuan bagi generasi putri Muhammadiyah yang menjadikan
keilmuan sebagai salah satu nilai-nilai yang dijaga agar tetap hidup dan
menghidupi persyarikatan.

38
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
3. Matriks Kebijakan Bidang

Bidang Isu Strategis Indikator Strategi Program Aktivitas Hasil

Organisasi Membangun Terbangunnya Mengintensifkan Menyediakan Up Grading & Kepemimpinan yang


sinergi internal komunikasi koordinasi antar media interaksi Gathering solid dan harmonis
pimpinan guna efektif dan anggota pimpinan yang terprogram
meningkatkan solidaritas di melalui pendekatan untuk
vitalitas gerak internal yang kreatif dan mendukung
organisasi pimpinan inovatif penguatan
internal
pimpinan
Identifikasi Tersusunnya Melakukan Pengembangan Pemetaan sebaran Database program
shifting program yang identifikasi manajemen yang potensi program unggulan secara
management kreatif, inovatif informasi program lebih partisipatif unggulan yang menjadi terpadu
sebagai fokus untuk unggulan yang dan terbuka kekhasan daerah,
pengembangan menemukan potensial sehingga cabang atau ranting di
kapasitas sebanyak dikembangkan memungkinkan Jawa Tengah
organisasi dalam mungkin secara lebih massif isu gerakan
mengeksplorasi kekhasan lokal di di Jawa Tengah bermula dari
khazanah daerah, cabang bawah (Bottom
kekhasan lokal di bahkan ranting Up) atau non
Jawa Tengah di Jawa Tengah hierarkis
Kader Pengarusutamaan Terlaksananya Memasukkan RIB Penguatan Kaji Kritis dan Diskusi Pemahaman yang kuat
ideologi Islam perkaderan sebagai materi pemahaman tentang wawasan RIB tentang RIB
Berkemajuan (formal, non- utama dalam mata tentang RIB pada DANA, LINA dan
dalam formal dan rantai perkaderan di secara berkala perkaderan lainnya
pelaksanaan informal) sebagai seluruh level dan
perkaderan upaya media pimpinan berkelanjutan
pengarusutamaa
n Risalah Islam
Berkemajuan
(RIB)
Pemetaan potensi Diperolehnya Melakukan Pemetaan Penguatan tracer dan Database Kader NA
dan diaspora informasi identifikasi dan potensi kader transfer kader di setiap Jawa Tengah
kader NA Jawa sebaran potensi pemetaan potensi level pimpinan
39
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Tengah di yang dimiliki kader secara aktif NA Jawa
berbagai kader NA Jawa sistematis Tengah
bidang/sektor Tengah
Menciptakan Local Meningktanya Melakukan survei Pengelolaan dan Mengelola dan Database Kader NA
Leader di akar kapasitas dan kader potensial yang peningkatan menganslisis data kader Jawa Tengah
rumput dengan kapabilitas kader memungkinkan kompetensi potensial di Jawa
mengutamakan NA dalam untuk diproyeksikan kepemimpinan Tengah
nilai-nilai dalam memproyeksikan menduduki peran- kader
Risalah peran-peran peran
Perempuan eksternal dalam kepemimpinan lokal
Berkemajuan kepemimpinan
(RPB) perempuan di
tingkat lokal
Dakwah Pengembangan Berkembangnya Menggunakan Pengembangan Memetakan sasaran dan Komunitas sebagai
model Dakwah strategi dan prinsip GJDJ dakwah personal mengidentifikasi mitra dakwah NA
Komunitas yang revitalisasi (Gerakan Jamaah dengan kebutuhan dakwah
dakwah untuk Dakwah Jamaah) memperbanyak komunitas yang dituju
dipadukan
kelompok- sebagai pendekatan kader
dengan program kelompok sosial dakwah ke berbagai mubalighat
Keluarga Sakinah tertentu/ kelompok
dan Qoryah komunitas komunitas
Thayibah yang
diselenggarakan
Aisyiyah
Merumuskan Tersyiarkannya Mengaktifkan Massifikasi • PMNA Konten dakwah
sistem dakwah nilai-nilai Islam program dakwah teknologi, • Kajian rutin Nasyiah yang variatif
digital sebagai yang Ramah (KMTNA) berbasis informasi dan
• Samara Course
Perempuan dan digital media sosial
penguatan • Mimbar Aktualisasi
Anak menurut milik NA
kepemimpinan faham di dalam Diri
perempuan, organisasi
ketahanan Muhammadiyah
keluarga serta isu
perempuan dan

40
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
anak dalam
pandangan Islam
Kesehatan & Menggiatkan Isu stunting Mendorong Membangun • ToT FLC di semua • Terslenggaranya
Lingkungan kampanye PHBS makin masif dan partisipasi secara kesadaran dan regional dan FLC dengan isu
(Perilaku Hidup berkelanjutan di aktif dari AMM agar partisipasi AMM Workshop kampanye pencegahan stunting
Bersih & Sehat) semua lini lebih responsif terutama laki- pencegahan stunting • AMM yang terlibat
dan ketahanan Nasyiatul terhadap isu stunting laki, dalam melibatkan AMM berpartisipasi
pangan dalam Aisyiyah serta kampanye • Pelibatan mubaligh mempromosikan isu
keluarga dalam melibatkan pencegahan AMM dalam stunting
rangka Angkatan Muda stunting kampanye
menyukseskan Muhammadiyah pencegahan stunting
program (AMM) dan Massifikasi agen
penurunan angka stunting lintas agama
stunting dan budaya
Menjadikan Menguatnya Memperkuat Pengembangan • ToT Kader Jangkauan
PASHMINA performa manajemen SDM kader dan PASHMINA PASHMINA yang
sebagai layanan layanan pelaksanaan dan mitra strategis • PASHMINA Goes To lebih luas dan massif
yang efektif PASHMINA agar publikasi yang mengelola School
meningkatkan dapat PASHMINA demi PASHMINA
• PASHMINA Goes To
taraf kesehatan memberikan keterjangkauan yang
Campus
remaja kebermanfaatan lebih luas di
yang meluas di masyarakat
masyarakat
Mengembangkan Resiliensi dalam Terciptanya Inisiatif Meningkatkan • Workshop Nasional • Nasyiah berjejaring
gerakan penanggulangan gerakan Nasyiah pemahaman, untuk membangun dengan MDMC pada
pemberdayaan bencana dan Wilayah dan Daerah partisipasi dan sinergi, strategi dan levelnya masing-ma
perempuan perubahan iklim dalam membangun dan gerakan sistem sing
resiliensi bencana mulai dari resiliensi individu, Nasyiah Wilayah penanggulangan • Terbentuknya tim
individu kader, keluarga maupun dan Daerah bencana dan respon kerja nasional
keluarga, komunitas di mengenai perubahan Iklim Nasyiah untuk
organisasi dan sekitarnya dalam resiliensi dalam Nasyia- tul Aisyiyah; penanggulan gan
komunitas di konteks konteks • Pembentukan tim bencana dan respon
sekitarnya penanggulangan penanggulangan kerja (task force) perubahan iklim;
bencana serta bencana dan dalam • Setiap pimpinan
perubahan Iklim perubahan iklim penanggulangan nasyiah terlibat aktif
baik untuk bencana di tiap
41
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
individu, wilayah Nasyiatul dalam FPRB di
keluarga, Aisyiyah daerahnya
maupun
komunitas
sekitarnya
Pendidikan Menginisiasi Lahirnya layanan • Melakukan jejaring Membentuk tim • Melakukan audiensi Model educare dengan
lahirnya layanan Day Care/ Edu dan koordinasi pengelola Day dengan Aisyiyah Jawa kurikulum yang sesuai
Day Care, Edu Care Nasyiatul dengan Aisyiyah Care/ Edu Care Tengah tentang kondisi lokal dan
Care sebagai Aisyiyah, baik Jawa Tengah peluang seluruh wilayah
bentuk yang bersifat • Menyiapkan pembentukkan Day memberikan sarana
keberpihakan temporer Lembaga dan SDM Care NA yang Educare di setiap
Nasyiatul maupun yang terampil berkelanjutan kegiatan
Aisyiyah sebagai berkelanjutan mengelola layanan • Menyelenggarakan
gerakan Edu Care/ Day Educare saat ada
perempuan Care kegiatan Nasyiah
ramah anak dengan kurikulum
tertentu
Memetakan Tersusunnya Pengembangan Membentuk tim Melakukan audiensi Terbentuknya tim
analisis potensi panduan dan PAUD NA pengelola/ dengan Aisyiyah Jawa pengelola/lembaga
pendirian serta MOU mekanisme lembaga Tengah tentang peluang pengembangan PAUD
pengembangan pengelolaan pelaksana PAUD mekanisme NA
PAUD NA PAUD NA NA pembentukkan PAUD
NA
Menginisiasi Menghasilkan Menggiatkan kerja- Menyusun Melakukan penelitian Riset ilmiah, Jurnal,
budaya riset karya riset ilmiah kerja literasi dan Program tentang isu-isu aktual Artikel atau Buku
ilmiah dengan dalam bidang riset bagi kader penelitian yang dan program Nasyiatul kepempinan
fokus pada isu pemberdayaan Nasyiatul Aisyiyah mencerminkan Aisyiyah perempuan dan
kepemimpinan perempuan dan di seluruh level gerakan ketahanan keluarga
perempuan dan isu ketahanan pimpinan responsif yang
ketahanan keluarga bersumber pada
keluarga data empiris
Kerja sama Membangun Menguatkan Sinergi dan Menggiatkan Audensi dan MOU MOU kerjasama
kerjasama sinergis sinergi dan kolaborasi program keterlibatan NA dengan Ortom, dengan mitra strategis
dan kolaborasi kolaborasi lintas ortom, dalam agenda- Persyarikatan, Dinas, program Nasyiatul
dengan berbagai dengan berbagai persyarikatan, agenda strategis NGO, Komunitas dan Aisyiyah
pihak dalam pihak di berbagai Dinas, NGO, baik di level Ormas lain yang sesuai
42
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
mengembangkan bidang dalam komunitas dan propinsi dengan Visi, Misi dan
organisasi kelanjutan dan ormas lain yang maupun nasional Arah Kebijakan NA
Nasyiatul pengembangan sesuai dengan Visi,
Aisyiyah organisasi Misi dan arah
kebijakan NA
Meningkatkan Mengoptimalkan Intensifikasi Merumuskan Merumuskan model • Diakuinya eksistensi
peran dan keterlibatan partispasi di forum, pemetaan kerjasama dan dan kiprah gerakan
partisipasi kader NA di komunitas dan jejaring dan menentukan pihak- NA di kalangan
perempuan muda berbagai forum poros Gerakan rekanan pihak rekanan dalam yang lebih inklusif
dalam menjawab secara inklusif perempuan di potensial yang membangun jejaring dan komprehennsif
berbagai dalam rangka tingkat provinsi dan ada di Jawa • Terlibatnya anggota
tantangan publikasi kiprah kabupaten/kota Tengah NA dalam berbagai
multidimensional NA jejaring yang ada di
tingkat Jawa Tengah
Advokasi & Merespon secara Program Kerja Mengimplementasik Penerbitan Mengerakkan kajian Tersediannya daftar
Kebijakan proaktif isu yang disusun an isu strategis dan panduan intensif dikalangan isu strategis
Publik seputar mencerminkan aktual berkaitan organisasi pimpinan dan anggota perempuan dan anak,
perempuan, anak gerakan dengan kebutuhan berkaitan NA terutama tentang terbitnya buku
dan kelompok responsif perempuan dan dengan isu-isu isu-isu sosial, panduan terkait isu
rentan lainnya di terhadap anak. Penerbitan perempuan dan keperempuanan dan perempuan-anak dan
tingkat regional keadilan sosial, panduan organisasi anak (seperti anak yang disesuaiakan program kerja dan
Provinsi Jawa perempuan dan yang berkaitan kalender/ dengan kondisi aktivitas yang
Tengah anak dengan isu peringatan hari kekhasan lokal dilakukan berdasarkan
perempuan dan perempuan dan isu strategis dan sesuai
anak anak/hari dengan kebutuhan
asi/panduan perempuan
berbasis
kebutuhan
perempuan/ana
k)
Meningkatkan Program kerja Peningkatan Menggiatkan • Serial belajar analisis • Nasyiatul Aisyiyah
kemampuan yang disusun kapasitas analisis kajian dan kapasitas baik kader secara
analisis dan mencerminkan dan advokasi terstruktur dan advokasi kebijakan; individu maupun
advokasi gerakan kebijakan, serta berkelanjutan • Penyusun- an buku organisasi terlibat
kebijakan publik responsif mendorong serta terlibat panduan advokasi aktif melakukan
di tingkat regional keterlibatan kader aktif dalam kebijakan Nasyiah; advokasi kebijakan,
43
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
dan lokal, terhadap Nasyiah pada jaringan • Pelatihan pembuatan terutama pada isu
termasuk lingkup keadilan sosial jaringan advokasi advokasi pada bahan lobby dan tools perempuan dan
desa kebijakan di isu perempuan, kampanye kebijakan; anak;
berbagai tingkatan anak dan ke- • Pelatihan advokasi • Adanya perdes
lompok rentan kebijakan tingkat desa terkait isu
lainnya, perempuan dan anak
termasuk termasuk
mendorong menggiatkan
kebijakan tingkat advokasi kebijakan
desa desa pada isu
perempuan dan anak
Mendorong Terserapnya Intensifikasi Melakukan Mendata kader yang Database kader
pastisipasi aktif kader potensial pendataan dan pendataan dan berpotensi untuk Nasyiatul Aisyiyah
kader dalam Nasyiah di peran pemetaan kader pemetaan kader direkomendasikan Jawa Tengah
bursa jaringan fungsional yang potensial potensial guna menduduki peran-
pengambil stretegis di untuk mendorong peran kepemimpinan
kebijakan di tingkat lokal direkomendasikan optimasi peran lokal
tingkat lokal mengambil peran kepempimpinan
kepemimpinan lokal oleh kader
Mengupayakan • Program di • Program dakwah • Mendorong • Peningkatan kapasitas • Workshop
inovasi model Pimpinan dan advokasi pengembangan dalam penyusunan penyusunan desain
advokasi Wilayah Nasyi- atul model desain program program advokasi
perempuan dan maupun Aisyiyah advokasi advokasi isu yang terukur dan
anak sebagai Daerah lebih terlaksana dan perempuan perempuan dan anak berbasis dampak
strategi dakwah inovatif dalam tertata hingga dan anak yang yang terukur dan (perubahan)
yang advokasi seluruh pimpinan lebih inovatif berbasis dampak • Menyusun Panduan
mengedepankan perempuan dan wilayah; dan berbasis (perubahan) dan Paralegal Nasyiah,
perdamaian dan anak dan • Program ker ja dampak mampu termasuk mereview
perubahan berbasis yang disusun (perubahan). diterjemahkan sesuai Kurikulum
dampak pada mencerminkan • Memperkuat, dengan kebutuhan pelatihan paralegal
isu perempuan gerakan responsif memperluas, local NA; Nasyiah setelah
dan anak terhadap keadilan dan membumi- • Memperkuat adanya
• Keberlanjutan sosial. kan program konsolidasi paralegal Permenkumham
advokasi perem • Program kerja Nasyiah dalam Nasyiah; No. 3 tahun 2021
puan dan anak yang disusun advokasi • Memperkuat sinergi • Penguatan
oleh Nasyiah mencerminkan pencegahan Lembaga internal konsolidasi dan
44
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
baik dalam gerakan responsif maupun Muhammadiyah/Aisy kapasitas Paralegal
pencegahan terhadap keadilan respon iyah yang berfokus Nasyiah secara
maupun sosial terhadap keke- pada advokasi; berkala dan
penanganan rasan terhadap • Memperbanyak dan berkelanjutan,
kekerasan perempuan memperluas termasuk
terhadap dan anak jangkauan sistematika
perempuan dan pendampingan kasus pendokumentasian
anak Nasyiatul Aisyiyah kasus
• Pelatihan pendam-
pingan kasus
kekerasan terhadap
perempuan oleh
lebih banyak
wilayah
• Workshop
membangun sis tem
pencegahan dan
reason kekerasan
seksu al di Ortom
dan AUM
Muhammadiyah
Ekonomi & Menguatkan Terwujudnya Melakukan dan Kajian untuk • Workshop Kader Nasyiatul
Kewirausaha kapasitas dan pemberdayaan menginisiasi forum remaja dan kewirausahaan Aisyiyah aktif yang
an kapabilitas kader perempuan kajian, talkshow, perempuan • Pelatihan soft skill dan menguasai wawasan
dalam bidang dalam kelas ketrampilan, bertema isu-isu hard skill yang dan keterampilan
kewirausahaan menguatkan diskusi-diskusi aktual dan menunjang kapasitas bidang kewirausahaan
mendukung ketahanan dicabang dan pelatihan kader dalam
tercapainya ekonomi di ranting ketrampilan ketananan ekonomi
kemandirian pimpinan (softskill dan
organisasi hardskill)
Memperluas Penguatan Meningkatkan Menjalin • Workshop manajemen • BUANA dan
pasar produksi kemandirian kuantitas dan kerjasama BUANA APUNA lengkap
dan promosi ekonomi kualitas Badan dengan • Pelatihan izin usaha dan siap
BUANA dan organisasi, Usaha Amal Kementerian dan Pengembangan memasarkan
APUNA di komunitas dan Nasyiatul Aisyiyah lembaga kewirausahaan produk
kader melalui maupun swasta berbasis digital • Memiliki
45
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
tingkat regional BUANA (Badan (BUANA) di semua terkait mengenai kemampuan
• Bimtek terkait strategi
bahkan nasional Usaha Amal level pimpinan Legalitas pemasaran menyusun peta
Nasyiatul Lembaga dan • Pelatihan manajemen pemasaran
Aisyiyah dan produk (NIB, keuangan produk
APUNA PIRT, SIUP, • Keuangan terkelola
(Asosiasi Sertifikasi halal), dengan baik
Pengusaha pemasaran, • Adanya modeling
Nasyiatul manajemen BUANA dan
Aisyiyah) keuangan dan APUNA berbasis
lainnya komunitas
Pustaka Optimalisasi Perluasan Meningkatkan SDM • Penguatan skill • Meningkatkan • Kader yang dapat
Informasi media dan sasaran dakwah pembuat konten dan dalam kapasitas jurnalistik mengelola dan
Digital dan teknologi sebagai NA dan pemanfaatan pembuatan diantaranya: Pelatihan mengembangkan
Teknologi media dakwah memperkaya Teknologi Informasi konten dan penyusunan konten, media;
dan sumber data data melalui di kalangan NA pemanfaatan • Workshop Nasyiah • Tersedianya
Nasyiaul media dan Teknologi cerdas media, literasi contributor yang
Aisyiyah teknologi Informasi media pelatihan mengembangkan
sebagai sarana infografis pelatihan publikasi NA
dakwah menulis berita • Website yang
• Mengelola • Membentuk tim dimiliki PWNA
media nasyiah pengelola media dikelola dan
secara efektif secara profesional dijadikan sebagai
dan profesional • Seminar/pelatihan/ sarana publikasi
• Membangun ka jian tentang dakwah NA
kesadaran dan pentingnya peranan • Memiliki sarana dan
mengelola big data sumberdaya
pemanfaatan • Riset terkait big data pengelola media NA
Big data yang memadai
Nasyiah • Big Data Pimpinan
Mengintensifkan Pengembangan Optimasi Memberdayakan • Press release kegiatan • Press release berita
penerbitan serta media teknologi pemberdayaan media sosial NA Jawa Tengah ke • Dokumentasi: foto,
publikasi berita untuk sarana media sosial di untuk berbagai media sosial video, infografis, dll.
dan informasi sosialisasi dan berbagai platform memaksimalkan • Mengunggah
• Jejaring dengan
seputar kegiatan/ publikasi untuk mensyiarkan publikasi karya dokumentasi kegiatan media massa
program gerakan atau program

46
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
Nasyiatul nilai-nilai gerakan Nasyiatul di berbagai platform mainstream
Aisyiyah Nasyiatul Aisyiyah Aisyiyah digital Muhammadiyah
• Kerjasama dengan
media mainstream
Muhammadiyah utk
perluasan jangkauan
pemberitaan NA
Mengupayakan Penanaman nilai- Pemberdayaan Memberikan Intensifikasi sosialisasi Keterampilan kader
peningkatan nilai keadaban wawasan dan edukasi tentang Kode Etik NetizenMu dalam pemanfaatan
literasi digital sebagai warga pendayagunaan literasi digital media teknologi dan
guna membentuk digital dalam media sosial yang informasi yang
keadaban digital pemanfaatan teknologi dan mengutamakan menjunjung tinggi
bagi kader teknologi dan informasi oleh kader nilai-nilai moral nilai-nilai keadaban
Nasyiatul informasi secara bijak dan etik organisasi
Aisyiyah di kehidupan bertanggung jawab dan
seluruh level sehari-hari kemanusiaan
pimpinan

47
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
G. REKOMENDASI MUSYWIL

1. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah


a. Menggiatkan program cegah stunting di Jawa Tengah hingga pada level
paling dasar atau di tingkat kelurahan/desa.
b. Melakukan pendampingan dan memproses kasus kekerasan pada perempuan
dan anak di Jawa Tengah secara utuh dan tuntas.
c. Menggiatkan program pemberdayaan ekonomi perempuan sebagai upaya
meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan di Jawa Tengah.
d. Meningkatkan kualitas akses fasilitas kesehatan di Jawa Tengah khususnya
bagi perempuan dan anak.
e. Memperkuat kepemimpinan perempuan sebagai pembuat kebijakan dalam
mewujudkan kebijakan yang inklusif dan responsif gender.
f. Menggiatkan program peduli lingkungan sebagai upaya peningkatan kualitas
hidup dan pencegahan kerusakan alam di masa-masa mendatang.
g. Melakukan sinergi dengan Kementerian Agama Jawa Tengah dalam
mewujudkan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai moderasi.
h. Meningkatkan akses layanan atau fitur digital dan sistem perlindungan digital
di Jawa Tengah yang menjamin keamanan bagi para penggunanya.

2. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah


a. Memfasilitasi pemetaan potensi dan penguatan ideologi kader Nasyiatul
Aisyiyah Jawa Tengah melalui seluruh organisasi otonom Muhammadiyah
baik secara formal maupun informal.
b. Membangun kolaborasi sebagai upaya pemberdayaan dan penanganan isu
perempuan dan anak baik di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan,
ekonomi, dan sosial.
c. Membangun kolaborasi demi terciptanya kepemimpinan perempuan dalam
mewujudkan kebijakan yang inklusif dan responsif gender.
d. Melakukan sinergitas untuk menanamkan nilai-nilai Islam Wasathiyah dalam
mewujudkan perdamaikan antar masyarakat beragama di Jawa Tengah.

48
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
3. Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah
a. Menggiatkan program “PASHMINA” atau yang berkaitan dengan isu
kesehatan pada perempuan dan anak.
b. Menggiatkan program “SAMARA Course” sebagai upaya membangun
resiliensi keluarga di Jawa Tengah.
c. Mengoptimalkan paralegal sebagai upaya pendampingan kasus kekerasan
pada perempuan dan anak di Jawa Tengah.
d. Memberdayakan perempuan dalam bidang ekonomi melalui BUANA sebagai
upaya meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan di Jawa Tengah.
e. Membangun kesadaran pendidikan politik dan kepemimpinan pada
perempuan di Jawa Tengah.
f. Menggiatkan program kepedulian perempuan terhadap lingkungan.
g. Menggiatkan dakwah Nasyiatul Aisyiyah sebagai upaya menanamkan nilai-
nilai Islam Wasathiyah.
h. Menghasilkan konten berbasis digital, esai, buku, serta artikel di tingkat
Nasional atau Internasional yang berkaitan dengan isu strategis Nasyiatul
Aisyiyah Jawa Tengah dalam mewujudkan budaya literasi pada masyarakat
khususnya perempuan dan anak.
i. Membangun sinergi dengan berbagai pihak baik di tingkat Daerah, Nasional,
maupun Internasional.

49
Tanfidz Keputusan
Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai