Anda di halaman 1dari 93

TANFIDZ

KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4


GERAKAN KEPANDUAN
HIZBUL WATHAN

2023
INSTRUKSI
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Nomor: 002/INS-Kwarpus/E/IX/2023
Tentang
PELAKSANAAN KEPUTUSAN KWARTIR PUSAT
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
NOMOR 001/SK-Kwarpus/A/IX/2023
TENTANG TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN


Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Keputusan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan dipandang perlu mengeluarkan instruksi pelaksanaannya.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Pasal 38;
2. Anggaran Rumah Tangga Pasal 32 Ayat 7.

MENGINSTRUKSIKAN
Kepada : Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Qabilah di seluruh
Indonesia.
UNTUK
Pertama : Melaksanakan Keputusan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
yang telah ditanfidzkan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Nomor
001/SK-Kwarpus/A/IX/2023 tanggal 19 Shafar 1445 Hijriyah bertepatan tanggal
04 September 2023 Miladiyah masing-masing sesuai dengan tugas dan fungsinya;
Kedua : Memberikan bimbingan, petunjuk, melakukan koordinasi dan monitoring terhadap
pelaksanaan instruksi ini serta melaporkan hasilnya, masing-masing sesuai dengan
jalur hierarki yang telah ditentukan;
Ketiga : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 26 Shafar 1445 H.
11 September 2023 M

Ketua Umum, Sekretaris Umum,

AMAN SUYADI MUHAMMAD ARSYAD


NBM 764217 NBM 937967
KWARTIR PUSAT
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

SURAT KEPUTUSAN
KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Nomor: 001/SK-Kwarpus/A/IX/2023
Tentang
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

Memperhatikan : Hasil Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang


diselenggarakan pada tanggal 08 s.d. 11 Muharram 1445 Hijriyah
bertepatan dengan tanggal 26 s.d. 29 Juli 2023 di Malang.
Menimbang : a. Bahwa Keputusan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan telah diambil secara sah sesuai ketentuan Qa’idah
Organisasi Otonom Muhammadiyah, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan;
b. Bahwa agar keputusan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan dapat segera dilaksanakan, perlu segera
ditanfidzkan;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud
dalam huruf a dan b tersebut, perlu menetapkan Keputusan
Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang
Tanfidz Keputusan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 21;
2. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 21;
3. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor
92/KEP/I.0/B/2007 tentang Qa’idah Organisasi Otonom
Muhammadiyah Pasal 11 Ayat (3);
4. Anggaran Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Pasal 38.
Berdasar : 1. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor
571/KEP/I.0/B/2023 tentang Pengesahan Keputusan Muktamar
ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan;
2. Keputusan Rapat 13 Anggota Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan Periode 2023-2028 pada tanggal 10 Shafar 1445
Hijriyah bertepatan dengan tanggal 26 Agustus 2023 Miladiyah
di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN


HIZBUL WATHAN TENTANG TANFIDZ KEPUTUSAN
MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL
WATHAN.
Pertama : Mentanfidzkan Keputusan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan yang diselenggarakan pada 8 s.d. 11 Muharram
1445 Hijriyah bertepatan dengan 26 s.d. 29 Juli 2023 Miladiyah di
Malang sebagaimana tersebut dalam lampiran;
Kedua : Keputusan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
menjadi ketetapan yang harus dilaksanakan sebagaimana mestinya
dan menjadi pedoman serta rujukan dalam pengambilan kebijakan
dan pelaksanaan kegiatan di Kwartir Pusat, Wilayah, Daerah,
Cabang dan Qabilah, kecuali keputusan yang memerlukan tindak
lanjut akan disusun dikemudian hari dalam aturan tersendiri;
Ketiga : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 19 Shafar 1445 H.
04 September 2023 M.

Ketua Umum, Sekretaris Umum,

AMAN SUYADI MUHAMMAD ARSYAD


NBM 764217 NBM 937967
Lampiran Surat Keputusan
Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Nomor : 001/SK-Kwarpus/A/IX/2023
Tanggal : 19 Shafar 1445 H.
04 September 2023 M.
Tentang : Tanfidz Keputusan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4


GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang diselenggarakan pada


tanggal 8 s.d. 11 Muharam 1444 Hijriyah bertepatan tanggal 26 s.d. 29 Juli 2023
bertempat di Malang, setelah mengikuti dan mencermati dengan seksama:
1. Amanat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar
Nashir, M.Si. pada Pembukaan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan;
2. Sambutan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H.
Abdul Mu’ti, M.Ed. pada Pembukaan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan;
3. Sambutan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Izzul
Muslimin, S.I.P. pada Penutupan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan;
4. Deklarasi dan Pengukuhan Pandu Soedirman sebagai Bapak Pandu Hizbul
Wathan yang ditanda tangani oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed. bersama Ketua Umum
Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, Ramanda Endra
Widyarsono;
5. Pidato iftitah Ketua Umum Kwartir Pusat Hizbul Wathan Periode 2016-2023,
Ramanda Endra Widyarsono;
6. Laporan:
a. Laporan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Periode 2016-
2023 yang disampaikan oleh Ramanda Endra Widyarsono dan Ramanda
Muhammad Zairin;
b. Laporan Keuangan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang
disampaikan oleh Ramanda Zulbahri Sutan Bagindo.
7. Ceramah dalam Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dengan
materi:
a. “Fikih Kepanduan” oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. KH.
Saad Ibrahim, M.A.;
b. “Menggerakkan Koperasi dan UMKM Membangun Potensi Ekonomi
Umat” oleh Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro,
Rully Nuryanto, S.E., M.Si.;
c. “Membangun Potensi Ekonomi Umat” oleh Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno,
B.B.A., M.B.A.;
d. “Arah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Era Digital dan Generasi
Milenial” oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad
Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D.;
e. “Visi-Misi Hizbul Wathan untuk Kepentingan Kaderisasi Muhammadiyah”
oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Izzul
Muslimin, S.I.P.
8. Beberapa rancangan yang disampaikan oleh Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan dan disetujui Tanwir ke-3 sebagai bahan materi Muktamar ke-4
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan terdiri dari:
a. Program dan Kebijakan Organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Watan
Periode 2023-2028;
b. Rekomendasi Organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Periode
2023-2028;
c. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan Periode 2023-2028.
9. Hasil Pemilihan Anggota Kwartir Pusat Gerakan Hizbul Wathan Periode 2023-
2028 yang disampaikan oleh Ketua Panitia Pemilihan, Ramanda Muhammad
Harun;
10. Tanggapan, pendapat, pembahasan, saran dan usul-usul peserta Muktamar ke-4
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan baik dalam Sidang Tanwir, Sidang Komisi
maupun Sidang Pleno.

MEMUTUSKAN

I. KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZUL WATHAN PERIODE


2023-2028
A. Mengesahkan hasil Pemilihan Anggota Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan Periode 2023-2028 sebanyak 13 nama dari hasil pemilihan
39 calon yang diajukan oleh Sidang Tanwir ke-3, sesuai urutan suara dan
domisili wilayah, sebagai berikut:
1. Dwi Suparwanto 462 Sukoharjo, Jawa Tengah
2. Aman Suyadi 457 Banyumas, Jawa Tengah
3. Muhammad Arsyad 433 Jember, Jawa Timur
4. Edy Eko Sunarno 421 Surakarta, Jawa Tengah
5. Khomsatun 415 Kulon Progo, D.I. Yogyakarta
6. Djali B. Sangadji 412 Jakarta Pusat, DKI Jakarta
7. Apris 405 Padang, Sumatera Barat
8. Agus Firmansyah 400 Sleman, D.I. Yogyakarta
9. Heryanti Alamsyah 332 Gowa, Sulawesi Selatan
10. Saiful Azhar Aziz 322 Sumedang, Jawa Barat
11. Zulbahri Sutan Bagindo 320 Yogyakarta, D.I. Yogyakarta
12. Edy Prajaka 221 Bantul, D.I. Yogyakarta
13. Agus Sumri 213 Cirebon, Jawa Barat
B. Menetapkan Aman Suyadi sebagai Ketua Umum Kwartir Pusat Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan Periode 2023-2028;
C. Mengumumkan Muhammad Arsyad sebagai Sekretaris Umum Kwartir Pusat
Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Periode 2023-2028.

II. LAPORAN KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL


WATHAN PERIODE 2016-2023
Menerima Laporan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Periode
2016-2023 dengan beberapa catatan.
III. PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI GERAKAN KEPANDUAN
HIZBUL WATHAN PERIODE 2023-2028
Mengesahkan Program dan Kebijakan Organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan Periode 2023-2028.

IV. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH


TANGGA
1. Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan menerima rancangan
perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang diusulkan
oleh Kwartir Pusat atas amanah Tanwir ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan, menjadi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan yang baru dengan beberapa perbaikan, perubahan
dan penyempurnaan;
2. Mengamanahkan kepada Kwartir Pusat untuk secepatnya melakukan proses
sosialisasi berlakunya AD/ART HW yang baru.

V. REKOMENDASI ORGANISASI
Menyampaikan pokok-pokok pikiran berupa rekomendasi organisasi.

Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 11 Muharram 1445 H.
29 J u l i 2023 M.

Panitia Pengarah Muktamar ke-4


Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Ketua,

DJALI B. SANGADJI
NBM 769817
DAFTAR ISI

Instruksi Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan


Nomor: 002/INS-Kwarpus/E/IX/2023 ............................................................ i
SK Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Nomor: 001/SK-Kwarpus/A/IX/2023 ............................................................ ii
SK Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor: 571/KEP/I.0/B/2023 .............. iii
Keputusan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan:
I. Program dan Kebijakan Organisasi ....................................................... 1
II. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga .................................... 10
III. Rekomendasi Organisasi ....................................................................... 48

Risalah Sambutan dan Ceramah Muktamar ke-4:


1. Amanat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
dalam Pembukaan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. .................................. 51
2. Sambutan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
dalam Pembukaan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed. ...................................... 53
3. Pidato Iftitah Ketua Umum Kwartir Pusat Hizbul Wathan
Periode 2016-2023 dalam Pembukaan Muktamar ke-4
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan,
Ramanda Endra Widyarsono ................................................................. 56
4. Ceramah Muktamar (I): “Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
dalam Perspektif Fiqih Kepanduan” oleh Ketua Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Dr. KH. Saad Ibrahim, M.A. ........................................ 60
5. Ceramah Muktamar (II): “Menggerakkan Koperasi dan UMKM,
Membangun Potensi Ekonomi Umat” oleh Staf Ahli Menteri
Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro,
Rully Nuryanto, S.E., M.Si. .................................................................... 62
6. Ceramah Muktamar (III): “Membangun Potensi Ekonomi Umat”
oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. .................................. 66
7. Ceramah Muktamar (IV): “Arah Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan di Era Digital dan Generasi Milenial”
oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D. ............................................... 68
8. Ceramah Muktamar (V): “Visi-Misi Hizbul Wathan
untuk Kepentingan Kaderisasi Muhammadiyah”
oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
Muhammad Izzul Muslimin, S.I.P. .......................................................... 72
9. Sambutan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah
dalam Penutupan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan, Muhammad Izzul Muslimin, S.I.P. ................................. 76

TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN |


PROGRAM DAN
KEBIJAKAN ORGANISASI
PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
PERIODE 2023 - 2028

A. Pendahuluan

Dalam perkembangannya Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai


organisasai otonom Muhammadiyah, mengacu pada strategi dasar dan
kebijakan pengembangan organisasi kelembagaan melalui program
dalam jangka waktu satu periode kepemimpinan tahun 2023-2028.
Langkah-langkah strategi dan kebijakan dalam menjalankan program
dan kegiatan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dengan pokok
gerakannya fokus pada pengembangan nilai-nilai jati diri Gerakan
Kepanduan yang memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan
kepanduan pada umumnya yang ada di Indonesia, serta mendukung
dan menunjang gerakan dakwah amar maruf nahi munkar dalam
rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan persyarikatan Muhammadiyah.
Satu abad lebih Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berkiprah dalam
lingkup persyarikatan, kebangsaan dan keumatan penuh dinamika
yang tidak dapat dinafikan. Gerak langkah kebijakan Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan mengalami pasang surut, dinamika sosial
dan politik kebangsaan sempat mempengaruhi eksistensi kelembagaan
Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah saat masa kekuasaan yang
dinilai otoriter kala itu, yaitu pembubaran semua berbagai entitas
institusi kepanduan di Indonesia, termasuk Kepanduan Hizbul Wathan.
Kontribusi dan partisipasi dalam pengembangan organisasi Kepanduan
Hizbul Wathan membutuhkan dan memerlukan motivasi dan spirit dari
berbagai pihak, baik di internal persyarikatan Muhammadiyah maupun
pihak-pihak eksternal yang berkepentingan terhadap eksistensi jati diri
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah. Berdasarkan
pemikiran, pengalaman dan dinamika gerakan di beberapa kepanduan
di tanah air Indonesia, Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
berkomitmen menyusun kerangka program periode kepemimpinan

PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI | 1


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
tahun 2023-2028. Adapun kebijakan dan dasar acuannya melalui
rancangan dan rumusan dibuat dalam visi, misi, tujuan dan sasaran
program dalam jangka 5 (lima) tahun kedepan sebagai berikut:

B. Visi dan Misi Program

Visi :
Terwujudnya Sumber Daya Kader Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Berkemajuan dalam Regenerasi Kader Persyarikatan, Keumatan dan
Kebangsaan yang Memiliki Jati Diri Kepanduan Islami.

Misi :
1. Mengembalikan jati diri Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai
gerakan dakwah Islamiyah dalam menghadapi abad ke-2 HW;
2. Menggerakkan potensi sumber daya kader kepanduan melalui
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang kreatif, inovatif dan Islami;
3. Regenerasi kader Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan menghadapi
peradaban bangsa di era global dan digital yang santun dan
beradab;
4. Meningkatkan kemandirian dan sikap berdikari Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan melalui gerakan kewirausahaan;
5. Merespon isu-isu kemanusiaan dan lingkungan hidup untuk
ketercapaian SDGs dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

C. Tujuan dan Sasaran Program

Tujuan
1. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan kembali pada jati diri sebagai
kepanduan yang berperan sebagai pendukung dan penunjang
gerakan dakwah amar makruf nahi munkar Muhammadiyah di abad
ke-2;
2. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam gerakannya dapat
memposisikan sebagai organisasi otonom yang berperan sebagai
institusi yang memfasilitasi kader-kader pandu yang unggul dan
berkemajuan;

PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI | 2


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
3. Lahirnya kader-kader utama Kepanduan Hizbul Wathan yang
memiliki skill dan kompetensi kreatif, inovatif dan berkarakter Islami;
4. Terciptanya penyegaran kader-kader kepanduan yang dinamis-
progresif dan senantiasa bersedia dan responsif terhadap dinamika
peradaban bangsa Indonesia dan peradaban dunia;
5. Munculnya peningkatan kuantitas dan kualitas sikap kemandirian
insitusi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan melalui gerakan
wirausaha;
6. Menyikapi, menjawab dan memberi solusi secara nyata dan terbuka
terhadap permasalahan kemanusiaan dan pencemaran lingkungan
yang merusak tata kehidupan manusia;
7. Berpartisipasi untuk kontribusi pencapaian SDGs yang direncanakan
dan dirumuskan oleh pemerintah dan pihak lain yang terlibat.

Sasaran

1. Tahapan ketercapaian tahun 2023-2024


a. Konsolidasi internal dan sosialisasi jati diri Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan di berbagai tingkat kwartir dan qabilah;
b. Membuat rumusan gerakan aksi Kepanduan Hizbul Wathan
berdasarkan kebutuhan kekinian di abad ke-2 menghadapi
dinamika sosial, ekonomi, politik, seni, budaya dan bidang lainnya
dalam lingkup nasional;
c. Optimalisasi peran dan fungsi kesekretariatan;
d. Data base anggota Kepanduan Hizbul Wathan berbasis digital
yang terpadu sesuai struktur tingkat kwartir dari tingkat qabilah
hingga kwartir pusat;
e. Inventarisasi potensi dan kekuatan sumber daya yang dimiliki oleh
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berdasarkan klaster masing-
masing di tingkat kwartir;
f. Terselenggaranya training dan leadership camp di berbagai level
kwartir Kepanduan Hizbul Wathan di seluruh Indonesia.

PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI | 3


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
2. Tahapan ketercapaian tahun 2024-2025
a. Merintis amal usaha milik Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kwartir;
b. Penguatan strategi dan akselerasi pendapatan sumber dana dan
keuangan organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan;
c. Kolaborasi dan sinergi program taktis dan strategis melalui
kegiatan kemanusiaan dengan stakeholders dalam gerakan amar
makruf nahi munkar;
d. Pembinaan anggota Kepanduan Hizbul Wathan memiliki
kompetensi hardskill bidang literasi digital bersertifikat dan softskill
penunjang;
e. Terselenggara jambore dan perkemahan Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan di berbagai tingkat kwartir secara simultan hingga
terlaksana pada tingkat nasional.

3. Tahapan ketercapian tahun 2025-2026


a. Tersusunnya naskah pemikiran Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan dalam menghadapi dinamika sosial, ekonomi, politik,
seni, budaya dan bidang lainnya dalam skala internasional;
b. Tersusunnya panduan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Kwartir Istimewa di berbagai negara;
c. Terbentuknya Kwartir Istimewa Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan di negara-negara yang memiliki PCI Muhammadiyah;
d. Terselenggaranya training anggota dan pimpinan Kwartir Istimewa
Kepanduan Hizbul Wathan di PCI Muhammadiyah sesuai
kebutuhan dan kemampuan organisasi;
e. Terselenggaranya jambore dan perkemahan Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan tingkat internasional.

4. Tahapan ketercapaian tahun 2026-2027


a. Meningkatnya hubungan kerjasama dengan berbagai pihak
instansi pemerintah dan instansi swasta lainnya di berbagai
bidang isu-isu kemanusiaan dan permasalahan lingkungan;

PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI | 4


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
b. Pengembangan ekonomi dan kemitraan di tingkat kwartir wilayah,
daerah, cabang dan qabilah;
c. Meningkatnya kuantitas kader utama Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan di berbagai tingkat kwartir hingga qabilah;
d. Berdirinya jumlah kuantitas qabilah-qabilah di berbagi satuan
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi Muhammadiyah dan
Aisyiyah di seluruh Persyarikatan Muhammadiyah.

5. Tahapan ketercapaian tahun 2027-2028


a. Terbentuknya jaringan unit usaha berskala domestik dan
internasional yang dikembangkan oleh kader-kader Kepanduan
Hizbul Wathan;
b. Terselenggaranya kegiatan festival award Kepanduan Hizbul
Wathan tingkat nasional;
c. Terselenggaranya gebyar event pra-muktamar ke-5 Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan.

D. Sistem Gerakan
Membangun sistem organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
yang yang efektif dan efesien. Adapun diantara yang dapat dijadikan
model pengembangan sistem organisasi gerakan kepanduan harus
mengedepankan hal-hal berikut:
1) Sistem gerakan yang profesional, modern, memajukan dan
menyebarkan faham-faham keislaman dalam Kepanduan Hizbul
Wathan yang berkarakter tajdid Muhammadiyah;
2) Sistem Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan membuat formulasi peta
jalan (road map) Gerakan Kepanduan untuk peningkatan kualitas
nilai positioning jati diri kepanduan Hizbul Wathan dalam ruang dan
lingkup persyarikatan, kebangsaan dan keumatan;
3) Sistem Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan menyusun konsep-
konsep pembinaan dan pemberdayaan dengan model problem
solver terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi Kwartir
Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang dan Qabilah Hizbul Wathan;

PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI | 5


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
4) Sistem Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan merumuskan rencana
strategi berdasarkan peta jalan (road map) yang terdapat dalam
dokumen peta dakwah Persyarikatan Muhammadiyah.

E. Program Konsolidasi Organisasi dan Kelembagaan Gerakan


Kepanduan Hizbul Wathan

1) Kepemimpinan Organisasi dan Kelembagaan


Penguatan faham Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada
organisasi dan kepemimpinan kelembagaan dalam rangka
peningkatan mutu kepanduan di berbagai tingkat kwartir pusat,
wilayah, daerah, cabang dan qabilah. Menguatkan dinamisasi
organisasi dan kepemimpinan bersifat transformatif, adaptif, dan
akseleratif. Meningkatkan program pendidikan dan pelatihan
kepanduan pada usia anak-anak dan remaja sebagai penguatan
nilai-nilai keislaman yang menyenangkan dan menggembirakan bagi
generasi kepanduan. Meningkatkan dan memperkuat model
pengelolaan organisasi kelembagaan Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan yang efektif dan efesien. Mewujudkan tata kelola
kelembagaan organisasi dengan perencanaan modern, sistem
keuangan, dan monitoring dan evaluasi sistem pelaporan berbasis
digital. Menciptakan budaya organisasi dan kepemimpinan Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan dengan pendekatan kolektif kolegial,
transformatif dan korektif.

2) Penguatan Sumber Daya Organisasi dan Kelembagaan


Optimalisasi pembinaan kader-kader utama kepanduan dalam
peningkatan skill dan kompetensi kepemimpinan transformatif yang
berhubungan dengan kaderisasi anggota Kepanduan Hizbul Wathan
yang memiliki pengetahuan yang luas dan luwes. Meningkatkan
partisipasi anggota kepanduan dalam penguatan dan
penyempurnaan data base kader utama untuk mempersiapkan
regenerasi kepemimpinan Hizbul Wathan di masa depan.
Mewujudkan penyelenggaraan berbagai pengkaderan berjenjang

PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI | 6


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
sesuai standart kaderisasi Kepanduan Hizbul Wathan.
Mengimplementasikan tupoksi dan SOP dalam optimalisasi kinerja
pimpinan di tingkat kwartir pusat, wilayah, daerah, cabang dan
qabilah.

F. Program Konsolidasi Kader Anggota Pandu Hizbul Wathan

1) Ideologisasi Anggota Pandu Didik dan Dewasa


Menyelenggarakan kegiatan kepanduan bagi anggota pandu usia
anak-anak dan remaja dalam proses penanaman moral, akhlak, dan
jiwa wathaniyah. Nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
melekat dalam pembinaan kaderisasi anggota pandu di berbagai
jenjang pendidikan dan pelatihan Kepanduan Hizbul Wathan.
Merevitalisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di struktur tingkat
qabilah. Dinamisasi kader anggota pandu qabilah di lingkungan
sekolah, perguruan tinggi, dan amal usaha di lingkungan
Muhammadiyah dan Aisyiyah. Memantapkan dan mengintensifkan
komunikasi kepada amal usaha Muhammadiyah dalam pendirian
qabilah Hizbul Wathan.

2) Data Base Anggota Pandu Didik dan Dewasa


Pendataan anggota pandu didik dan dewasa secara terpadu dalam
sistem informasi yang terbuka untuk seluruh kader anggota Pandu
Hizbul Wathan. Penyelenggaraan seleksi kader-kader utama dalam
rekrutmen kelompok pandu khusus yang tersertifikasi tingkat kwartir
pusat. Membangun jejaring kerjasama antar kwartir wilayah dan
daerah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan atau anggota pandu
dalam sinergitas program unggulan dari masing-masing kwartir dan
qabilah.

PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI | 7


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
G. Program Pengembangan Sistem Administrasi dan Keuangan
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

1) Administrasi Pelayanan
Membuat sistem layanan administrasi Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan dengan sistem administrasi sentralisasi-otonomi berbasis
digital. Memperkuat sistem informasi digital berbasis website yang
terkoneksi seluruh kwartir di Indonesia. Layanan administrasi
berbagai kegiatan di tingkat kwartir menggunakan layanan elektronik
digital.

2) Administrasi Keuangan
Membuat sistem keuangan terintegrasi dengan menggunakan
aplikasi keuangan praktis dan sederhana. Memaksimalkan sumber-
sumber keuangan berbasis anggota pandu dari tingkat kwartir pusat
hingga qabilah. Pengawasan keuangan secara terbuka dan
transparan. Membuat usaha atau kedai milik kwartir atau qabilah dan
juga milik anggota pandu di bawah pengawasan dan pembinaan
kwartir, baik pusat, wilayah maupun daerah. Pendayagunaan aset
milik Muhammadiyah yang belum tergarap secara maksimal,
Kepanduan Hizbul Wathan memberdayakan tanah dan aset wakaf
untuk jadikan sumber keuangan organisasi.

H. Program Kerjasama dan Kemitraan Gerakan Kepanduan Hizbul


Wathan

1) Kebijakan Sistem Kerjasama dan Kemitraan Nasional


Membuat skema kerjasama ideologis di lingkungan internal
persyarikatan Muhammadiyah, baik dengan majelis, lembaga, dan
ortom Muhammadiyah, maupun dengan amal usaha
Muhammadiyah. Menyusun rencana operasional kerjasama dengan
pihak luar lingkungan persyarikatan Muhammadiyah menggunakan
pendekatan pragmatis dan strategis dengan berbagai komunitas

PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI | 8


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
atau komponen kebangsaan, keumatan dan masyarakat yang
berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Kebijakan Kerjasama dan Kemitraan Internasional

Menyusun rancang bangun kerjasama internasional dalam


penguatan ideologis untuk peningkatan positioning Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan dalam percaturan global. Meningkatkan
skill dan kompetensi bahasa asing dan skill lain bagi anggota dan
kader pandu Hizbul Wathan dalam menghadapi era global. Batas-
batas wilayah negara dan bangsa lambat laun akan terbuka tanpa
proteksi ketat, konsekuensinya terhadap jamaah di berbagai
komunitas muslim termasuk persyarikatan Muhammadiyah akan
mengalami kegagapan. Solusi konkrit untuk kerjasama dan
kemitraan mengorientasikan pada pendekatan pragmatis – strategis
sesuai kebutuhan yang nampak di permukaan.

PROGRAM DAN KEBIJAKAN ORGANISASI | 9


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
ANGGARAN DASAR
ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

MUQADDIMAH
ِ‫بِس ِم ه‬
‫اَّلل الهر ْْحَ ِن الهرِحْيم‬ ْ
Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi
Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al Qur’an dan As-Sunnah, bermaksud dan bertujuan
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.
Bahwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan harus diperjuangakan secara terus
menerus antara lain dengan membina generasi muda yang memiliki aqidah, fisik dan
mental kuat, berilmu dan berteknologi serta berakhlaqul karimah.
Allah berfirman:
۟ ۟ ۟ ۟
ً ‫ٱَّللَ َولْيَ ُقولُوا قَ ْوًًل َس ِد‬
‫يدا‬ ‫ين لَ ْو تَ َرُكوا ِم ْن َخ ْل ِف ِه ْم ذُ ِريهةً ِض ََٰع ًفا َخافُوا َعلَْي ِه ْم فَ ْليَ ته ُقوا ه‬ ِ ‫ولْيخ ه‬
َ ‫ش ٱلذ‬
َ ْ ََ
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar” (Q.S. 4:9)
Bahwa membina dan menggerakkan angkatan muda dengan cara memperteguh
iman, mempergiat ibadah, mempertinggi akhlak dan meningkatkan semangat jihad,
sehingga menjadi manusia muslim yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa,
merupakan bagian dari usaha Muhammadiyah.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom mempunyai misi dan
mengemban misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja dan pemuda, sehingga
mereka jadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat
dan Bangsa.
Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah
untuk anak, remaja dan pemuda dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik,
menyenangkan dan menantang, dalam rangka untuk membentuk warga negara yang
berguna dan mandiri.
Dalam mewujudkan cita-cita diatas, pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan
dengan tanggal 18 November 1999 M, Persyarikatan Muhammadiyah membangkitkan
kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, yang dalam seluruh kegiatannya
bersemboyan fastabiqul khairat (berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan)
Allah berfirman:

‫اَّلل َم ْرِجعُ ُك ْم‬ ِِۗ ‫اْل َْٰي‬


َِٰ ‫ت اِ ََل‬ َْْ ‫استَبِ ُقوا‬َ‫ف‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ى‬‫ت‬َٰ َٰ
‫ا‬ ‫ا‬
ٓ ‫م‬ ِ
‫ِف‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ‫و‬ُ‫ل‬ ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫اح َدةً هوَٰل ِكن ل‬ِ ‫ولَو َش ۤاء َٰاَّلل ََلعلَ ُكم اُهمةً هو‬...
ْ ْ َ ْ ْ َ َْ ْ ْ ََ ُ َ ْ َ
ِ ِ
‫َجْي ًعا فَيُنَ بِئُ ُك ْم ِِبَا ُكْن تُ ْم فْي ِه ََتْتَل ُف ْو َن‬
َِ
“Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah
hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-
lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia
memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan” (Q.S. 5:48)
Untuk landasan dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan disusunlah Anggaran Dasar
sebagai berikut:

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 10


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
BAB I
NAMA, PENDIRI DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Gerakan Kepanduan dalam Muhammadiyah bernama Hizbul Wathan disingkat HW.

Pasal 2
Pendiri
HW didirikan oleh pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1336 H
(Hijriyah) / 1918 M (Miladiyah) di Yogyakarta yang dibangkitkan pada tanggal 10 Sya’ban
1420 H bertepatan dengan tanggal 18 November 1999 M oleh pimpinan Pusat
Muhammadiyah dengan Surat Keputusan Nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 tanggal 10
Sya’ban 1420 H / 18 November 1999 M dan dipertegas dengan Surat Keputusan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah Nomor 10/Kep/I.0/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H / 2 Februari
2003 M, untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Pasal 3
Tempat Kedudukan
HW berkedudukan di tempat kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BAB II
IDENTITAS DAN ASAS

Pasal 4
Identitas dan Asas
1. HW adalah kepanduan Islami, artinya dalam melaksanakan metode kepanduan
adalah untuk menanamkan aqidah Islam dan membentuk peserta didik berakhlak
mulia;
2. HW adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik anak,
remaja dan pemuda dengan sistem kepanduan;
3. HW berasas Islam.

BAB III
LAMBANG, SIMBOL, BENDERA, SALAM, MARS, DAN HIMNE

Pasal 5
Lambang, Simbol, Bendera, dan Salam
1. Lambang HW adalah matahari bersinar utama dua belas dan di tengahnya tertulis
inisial HW;
2. Simbol HW adalah sekuntum bunga melati dengan pita di bawahnya yang bertuliskan:

ْ ‫استَبِ ُقوا‬
‫اْلَْ َْيات‬ ْ َ‫ف‬

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 11


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
3. Bendera HW berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan lebar dan
panjang dua berbanding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis
kuning mendatar berselang-seling. Di sudut kiri atas terdapat lambang HW berwarna
putih di atas dasar persegi panjang hijau;
4. Ketentuan lain tentang lambang, simbol dan bendera diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga;
5. Salam HW berupa ucapan “Assalamu’alaikum”, dan dijawab dengan ucapan
“Wa’alaikumsalam”;
6. Ketentuan tentang salam diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 6
Mars dan Himne
1. HW mempunyai Mars dan Himne yang menyatakan jati diri dan perjuangan dalam
bentuk lirik lagu yang bernada dan berirama;
2. Ketentuan lain tentang Mars dan Himne diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IV
KODE KEHORMATAN

Pasal 7
Janji dan Undang-Undang Pandu HW
1. Kode kehormatan merupakan janji, semangat dan akhlak Pandu HW, baik dalam
kehidupan pribadi maupun bermasyarakat;
2. Kode kehormatan Pandu HW adalah Janji Pandu HW dan Undang-Undang Pandu HW;
3. Ketentuan lain tentang Janji dan Undang-Undang Pandu HW diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

BAB V
SIFAT DAN CIRI KHAS

Pasal 8
Sifat
HW bersifat nasional, terbuka dan sukarela adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja
dan pemuda di luar lingkungan keluarga dan sekolah, serta tidak terkait dan tidak
berorientasi pada partai politik.

Pasal 9
Ciri Khas
1. Ciri khas HW hakikatnya adalah bahwa Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode
Kepanduan yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan kepentingan, keperluan, situasi, kondisi masyarakat serta
kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah;
2. Prinsip Dasar Kepanduan adalah:
a. Pengamalan aqidah Islamiah;

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 12


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
b. Pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam;
c. Pengamalan kode kehormatan pandu.
3. Metode Kepanduan:
a. Pemberdayaan peserta didik melalui sistem beregu;
b. Kegiatan dilakukan di alam terbuka;
c. Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang;
d. Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecapakan;
e. Sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putra dan pandu putri.

BAB VI
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA

Pasal 10
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan HW adalah menyiapkan dan membina anak, remaja dan pemuda yang
memiliki aqidah, fisik dan mental, berilmu dan berteknologi serta berakhlaqul karimah
sehingga terwujud pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader
Persyarikatan, Umat dan Bangsa.

Pasal 11
Usaha
1. Untuk mencapai maksud dan tujuan, HW ikut melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf
Nahi Munkar yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
kepanduan bagi anak, remaja dan pemuda muslim;
2. Penentu kebijakan dan penanggung jawab usaha, program dan kegiatan adalah
Kwartir Pusat;
3. Usaha HW diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang macam dan
penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
KEANGGOTAAN

Pasal 12
Anggota, Kewajiban dan Hak
1. Anggota HW terdiri atas:
a. Anggota Biasa sebagai peserta didik yang dikelompokkan menurut umur;
b. Anggota Biasa sebagai pemimpin ialah warga negara Indonesia beragama Islam
dan anggota Muhammadiyah;
c. Anggota Kehormatan ialah perorangan warga negara Indonesia, dan/atau warga
negara asing beragama Islam yang berjasa terhadap HW, dan/atau karena
kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu HW.
2. Ketentuan lain tentang anggota, kewajiban dan hak diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 13


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
BAB VIII
SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI

Pasal 13
Susunan Organisasi
Susunan organisasi HW dari atas ke bawah secara bertingkat sebagai berikut:
1. Pusat ialah kesatuan wilayah dalam negara;
2. Wilayah ialah kesatuan daerah dalam satu provinsi;
3. Daerah ialah kesatuan cabang dalam satu kota atau kabupaten;
4. Cabang ialah kesatuan qabilah dalam satu kecamatan;
5. Qabilah ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan.

Pasal 14
Penetapan Organisasi
1. Penetapan organisasi tingkat pusat dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan
oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
2. Penetapan organisasi tingkat Wilayah, Daerah, Cabang dan tingkat Qabilah masing-
masing dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh pimpinan kwartir
setingkat di atasnya;
3. Dalam hal yang luar biasa Kwartir Pusat dapat mengambil ketetapan dan keputusan
lain.

BAB IX
KWARTIR

Pasal 15
Pengertian
Kwartir adalah nama sebutan pimpinan pada tingkat Pusat, Wilayah, Daerah dan Cabang
yang dalam melaksanakan kepemimpinan pada tingkat masing-masing bersifat kolektif
kolegial. Sedangkan pada tingkat Ranting disebut Qabilah.

Pasal 16
Kwartir Pusat
1. Kwartir Pusat adalah pimpinan tertinggi yang memimpin HW secara keseluruhan;
2. Kwartir Pusat terdiri atas sekurang-kurangnya tiga belas orang, dipilih dan ditetapkan
oleh Muktamar untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang diusulkan oleh Tanwir,
serta disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
3. Ketua Umum Kwartir Pusat ditetapkan oleh Muktamar dari dan atas usul anggota
Kwartir Pusat terpilih;
4. Anggota Kwartir Pusat terpilih menetapkan Sekretaris Umum dan diumumkan dalam
forum Muktamar;
5. Kwartir Pusat dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu melalui
rekomendasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah;

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 14


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
6. Kwartir Pusat diwakili oleh Ketua Umum atau salah seorang ketua bersama-sama
Sekretaris Umum atau salah seorang Sekretaris, mewakili HW untuk tindakan di
dalam dan di luar pengadilan.

Pasal 17
Kwartir Wilayah
1. Kwartir Wilayah memimpin HW dalam wilayahnya serta melaksanakan kebijakan
Kwartir Pusat;
2. Kwartir Wilayah terdiri atas sekurang-kurangnya sebelas orang, ditetapkan oleh
Kwartir Pusat untuk satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Wilayah yang dipilih
dalam Musyawarah Wilayah;
3. Ketua Kwartir Wilayah ditetapkan oleh Kwartir Pusat dari dan atas usul calon-calon
anggota Kwartir Wilayah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Wilayah;
4. Kwartir Wilayah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan
mengusulkan kepada Musyawarah Kwartir Wilayah yang kemudian dimintakan
ketetapan Kwartir Pusat.

Pasal 18
Kwartir Daerah
1. Kwartir Daerah memimpin HW dalam daerahnya serta melaksanakan kebijakan
Kwartir di atasnya;
2. Kwartir Daerah terdiri atas sekurang-kurangnya sembilan orang, ditetapkan oleh
Kwartir Wilayah untuk satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Daerah yang dipilih
dalam Musyawarah Daerah;

3. Ketua Kwartir Daerah ditetapkan oleh Kwartir Wilayah dari dan atas usul calon-calon
Kwartir Daerah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Daerah;
4. Kwartir Daerah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan
mengusulkan kepada Musyawarah Kwartir Daerah yang kemudian dimintakan
ketetapan Kwartir Wilayah.

Pasal 19
Kwartir Cabang
1. Kwartir Cabang memimpin HW dalam cabangnya serta melaksanakan kebijakan
Kwartir diatasnya;
2. Kwartir Cabang terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang, ditetapkan oleh Kwartir
Daerah untuk satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Cabang yang dipilih dalam
Musyawarah Cabang;
3. Ketua Kwartir Cabang ditetapkan oleh Kwartir Daerah dari dan atas usul calon-calon
anggota Kwartir Cabang terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Cabang;
4. Kwartir Cabang dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan
mengusulkan kepada Musyawarah Kwartil Cabang yang kemudian dimintakan
ketetapan Kwartir Daerah.

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 15


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 20
Qabilah
1. Qabilah memimpin HW dalam qabilahnya serta melaksanakan kebijakan kwartir di
atasnya;
2. Qabilah terdiri atas sekurang-kurangnya lima orang, ditetapkan oleh Kwartir Cabang
untuk satu masa jabatan dari calon-calon qabilah yang dipilih dalam Musyawarah
Qabilah;
3. Ketua Qabilah ditetapkan oleh Kwartir Cabang dari dan atas usul calon-calon anggota
qabilah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Qabilah;
4. Qabilah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan
kepada Musyawarah Qabilah yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Cabang;
5. Pendirian Qabilah di Perguruan Tinggi disahkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 21
Pemilihan Kwartir dan Qabilah
1. Anggota Kwartir dan Qabilah adalah anggota HW dan anggota Muhammadiyah;
2. Pemilihan Kwartir dan Qabilah dapat dilakukan secara langsung atau formatur;
3. Syarat anggota Kwartir dan Qabilah serta cara pemilihan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 22
Masa Jabatan
1. Masa jabatan Kwartir Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang dan Qabilah masing-masing
lima tahun;
2. Jabatan Ketua Umum Kwartir Pusat, Ketua Kwartir Wilayah, Ketua Kwartir Daerah,
Ketua Kwartir Cabang dan Ketua Qabilah, masing-masing dapat dijabat oleh orang
yang sama dua kali masa jabatan berturut-turut;
3. Serah terima jabatan Kwartir Pusat dilakukan pada saat Muktamar telah menetapkan
Kwartir Pusat baru. Sedang serah terima jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah,
Kwartir Cabang, dan Qabilah dilakukan setelah disahkan oleh Kwartir di atasnya.
4. Setiap pergantian kwartir dan qabilah harus menjamin adanya peningkatan kinerja,
penyegaran dan kaderisasi Kwartir.

Pasal 23
Ketentuan Luar Biasa
Dalam hal-hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan ketentuan pada pasal 13 sampai
dengan pasal 22, Kwartir Pusat dapat mengambil ketetapan lain.

Pasal 24
Penasihat
1. Kwartir HW dapat mengangkat penasihat;
2. Ketentuan tentang penasihat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 16


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
BAB X
UNSUR PEMBANTU KWARTIR

Pasal 25
Bidang dan Urusan
1. Unsur pembantu Kwartir terdiri atas Bidang dan Urusan;
2. Bidang adalah Unsur Pembantu Kwartir yang menjalankan sebagian tugas pokok HW;
3. Urusan adalah Unsur Pembantu Kwartir yang menjalankan tugas khusus HW;
4. Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur Pembantu Kwartir, diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI
PERMUSYAWARATAN

Pasal 26
Muktamar
1. Muktamar adalah Pemusyawaratan tertinggi dalam HW yang diselenggarakan oleh
dan tugas tanggung jawab Kwartir Pusat;
2. Anggota Muktamar terdiri atas:
a. Anggota Kwartir Pusat yang telah disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
b. Ketua Kwartir Wilayah;
c. Anggota Tanwir wakil wilayah yang telah disahkan oleh Kwartir Pusat;
d. Ketua Kwartir Daerah;
e. Wakil Daerah yang dipilih oleh Musyawarah Kwartir Daerah, terdiri atas wakil
cabang berdasarkan perimbangan jumlah cabang dalam tiap daerah;
f. Ketua dan Sekretaris Qabilah Perguruan Tinggi.
3. Muktamar diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Muktamar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 27
Muktamar Luar Biasa
1. Muktamar Luar Biasa adalah muktamar darurat disebabkan oleh keadaan yang
membahayakan HW, dan/atau kekosongan kepemimpinan, sedang Tanwir tidak
berwenang memutuskannnya;
2. Muktamar Luar Biasa diadakan oleh Kwartir Pusat atas keputusan Tanwir;
3. Ketentuan mengenai Muktamar Luar Biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 28
Tanwir
1. Tanwir adalah permusyawaratan dalam HW di bawah Muktamar, diselenggarakan
oleh dan atas tanggung jawab Kwartir Pusat;
2. Anggota Tanwir terdiri atas:
a. Anggota Kwartir Pusat;
b. Ketua Kwartir Wilayah;

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 17


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
c. Wakil Wilayah.
3. Tanwir diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam masa jabatan Kwartir Pusat;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Tanwir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 29
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah adalah permusyawaratan HW dalam wilayah, diselenggarakan
oleh dan atas tanggung jawab Kwartir Wilayah;
2. Anggota Musyawarah Wilayah terdiri atas:
a. Anggota Kwartir Wilayah;
b. Ketua Kwartir Daerah;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Wilayah wakil daerah;
d. Ketua Kwartir Cabang;
e. Wakil Cabang yang dipilih oleh musyawarah Kwartir Cabang yang jumlahnya
ditetapkan oleh Kwartir Wilayah atas dasar perimbangan jumlah qabilah dalam
tiap cabang;
f. Ketua dan Sekretaris Qabilah Perguruan Tinggi di wilayahnya.
3. Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Wilayah diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 30
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah Daerah adalah permusyawaratan HW dalam daerah, diselenggarakan
oleh dan atas tanggung jawab Kwartir Daerah;
2. Anggota Musyawarah Daerah terdiri atas:
a. Anggota Kwartir Daerah;
b. Ketua Kwartir Cabang;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Daerah wakil cabang;
d. Ketua Qabilah;
e. Wakil Qabilah yang dipilih oleh Musyawarah Qabilah yang jumlahnya ditetapkan
oleh Kwartir Daerah atas dasar perimbangan jumlah anggota.
3. Musyawarah Daerah diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Daerah diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 31
Musyawarah Cabang
1. Musyawarah Cabang adalah permusyawaratan HW dalam cabang, diselenggarakan
oleh dan atas tanggung jawab Kwartir Cabang;
2. Anggota Musyawarah Cabang terdiri atas:
a. Anggota Kwartir Cabang;
b. Ketua Qabilah;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Cabang wakil qabilah.
3. Musyawarah Cabang diadakan satu kali dalam lima tahun;

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 18


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Cabang diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 32
Musyawarah Qabilah
1. Musyawarah Qabilah adalah permusyawaratan HW dalam qabilah, diselenggarakan
oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Qabilah;
2. Anggota Musyawarah Qabilah terdiri atas Anggota HW dalam qabilah:
a. Pemimpin Qabilah;
b. Pemimpin Satuan dalam Qabilah.
3. Musyawarah Qabilah diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Qabilah diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 33
Musyawarah Kwartir
1. Musyawarah Kwartir ialah permusyawaratan kwartir dalam HW pada tingkat wilayah
sampai dengan qabilah yang berkedudukan di bawah musyawarah pada masing-
masing tingkat;
2. Musyawarah Kwartir diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab kwartir HW tiap-
tiap tingkat;
3. Acara dan ketentuan lain mengenai Musyawarah Kwartir diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 34
Peraturan Permusyawaratan
1. Setiap musyawarah yang diselenggarakan di tingkat Wilayah, Daerah, Cabang dan di
tingkat Qabilah mengundang kwartir setingkat di atasnya;
2. Keabsahan musyawarah tersebut dalam pasal 26 sampai dengan pasal 33 kecuali
pasal 27 dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua pertiga anggotanya yang telah
diundang secara sah oleh kwartir HW di tingkat masing-masing;
3. Keputusan musyawarah tersebut dalam pasal 26 sampai dengan pasal 33 kecuali
pasal 27 diusahakan dengan cara mufakat. Apabila keputusan secara mufakat tidak
tercapai maka dilakukan pemungutan suara dengan suara terbanyak mutlak.

BAB XII
RAPAT DAN TANFIDZ

Pasal 35
Rapat Anggota Kwartir dan Qabilah
1. Rapat Anggota Kwartir dan Qabilah adalah rapat dalam HW di tingkat Kwartir Pusat,
Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, Qabilah, yang diselenggarakan oleh
dan atas tanggung jawab Kwartir dan Qabilah;

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 19


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
2. Rapat Anggota Kwartir dan Qabilah berfungsi sebagai forum pembahasan dan
musyawarah pengambilan keputusan kwartir dan qabilah dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya, khususnya berkenaan dengan:
- Pentanfidzan keputusan Muktamar dan Tanwir, Rapat Kwartir, Rapat Kerja;
- Perencanaan, kebijaksanaan strategis serta evaluasi pelaksanaannya;
- Pemecahan masalah mendasar dan penentuan sikap Hizbul Wathan yang
berdampak luas pada masyarakat.

Pasal 36
Rapat Kwartir dan Rapat Qabilah
1. Rapat Kwartir dan Rapat Qabilah adalah rapat dalam HW di tingkat Kwartir Pusat,
Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qabilah diselenggarakan oleh
dan atas tanggung jawab Kwartir dan Qabilah HW apabila diperlukan;
2. Rapat Kwartir dan Rapat Qabilah untuk membahas masalah mendesak dan kebijakan
organisasi;
3. Ketentuan lain mengenai Rapat Kwartir dan Rapat Qabilah diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 37
Rapat Kerja
1. Rapat Kerja ialah rapat yang diadakan untuk membicarakan segala sesuatu yang
menyangkut program dan kegiatan organisasi;
2. Rapat Kerja dibedakan dalam dua jenis yaitu Rapat Kerja Kwartir dan Rapat Kerja
Unsur Pembantu Kwartir
3. Rapat Kerja Kwartir pada tiap tingkat diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu tahun;
4. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam
satu masa jabatan;
5. Ketentuan mengenai masing-masing jenis Rapat Kerja diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 38
Tanfidz
1. Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah,
Rapat Kwartir dan Rapat Qabilah, serta Rapat Kerja yang dilakukan oleh Kwartir pada
tingkatnya masing-masing dan Qabilah;
2. Keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, Rapat Kwartir dan Rapat Qabilah, serta
Rapat Kerja berlaku sejak ditanfidzkan oleh Kwartir HW tingkat masing-masing dan
Qabilah;
3. Tanfidz keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, dan Rapat semua tingkat:
a. Bersifat redaksional;
b. Mempertimbangkan kemaslahatan;
c. Tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 20


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
BAB XIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 39
Pengertian
Keuangan dan kekayaan HW adalah semua harta benda yang diperoleh dari sumber yang
sah dan halal serta digunakan untuk kepentingan pelaksanaan program dan kegiatan HW.

Pasal 40
Sumber
Keuangan dan kekayaan HW diperoleh dari:
1. Uang pangkal, iuran dan bantuan;
2. Hasil hak milik HW;
3. Zakat, infaq, shadaqah, wakaf, wasiat dan hibah;
4. Usaha-usaha perekonomian HW, dan sumber-sumber lain yang halal dan tidak
mengikat.

Pasal 41
Pengelolaan dan Pengawasan
Ketentuan mengenai pengelolaan, pengawasan keuangan dan kekayaan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIV
LAPORAN

Pasal 42
Laporan
1. Kwartir di semua tingkat dan Qabilah wajib membuat laporan perkembangan
organisasi dan laporan pertanggungjawaban keuangan serta kekayaan, disampaikan
kepada Muktamar, Musyawarah Kwartir dan Musyawarah Qabilah;
2. Ketentuan lain tentang laporan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XV
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 43
Anggaran Rumah Tangga
1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam
Anggaran Dasar;
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh Kwartir Pusat berdasarkan Anggaran Dasar dan
disahkan oleh Tanwir dan/atau Muktamar;
3. Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, Kwartir Pusat dapat mengubah
Anggaran Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 21


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
BAB XVI
PEMBUBARAN

Pasal 44
Pembubaran
1. HW hanya dapat dibubarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
2. Jika HW dibubarkan, kekayaan organisasi diserahkan kepada Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.

BAB XVII
ANGGARAN DASAR

Pasal 45
Perubahan Anggaran Dasar
1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Muktamar;
2. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah
tercantum dalam acara Muktamar;
3. Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-
kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota Muktamar yang hadir.

BAB XVIII
PENUTUP

Pasal 46
Penutup
1. Anggaran Dasar ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar ke-4 Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan yang berlangsung pada tanggal 8 s.d. 11 Muharram 1445
H bertepatan dengan tanggal 26 s.d. 29 Juli 2023 M di Malang, dan dinyatakan mulai
berlaku sejak ditanfidzkan;
2. Setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan, Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak
berlaku lagi.

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 22


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

Pasal 1
Tempat Kedudukan
1. HW berkedudukan di tempat kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di
Yogyakarta;
2. Kwartir Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin HW secara keseluruhan dan
menyelenggarakan aktivitasnya di dua kantor, Yogyakarta dan Jakarta.

Pasal 2
Lambang
1. Lambang HW adalah lingkaran matahari bersinar utama dua belas dan di tengahnya
tertulis inisial HW;
2. Sinar utama matahari bermakna bahwa setiap Pandu HW diharapkan mampu
memancarkan sinar pribadi muslim sehari penuh kepada masyarakat, bangsa dan
negara;
3. Lambang HW sebagai dalam Anggaran Dasar pasal 5 adalah sebagai berikut:

Pasal 3
Simbol
1. Simbol HW adalah sekuntum bunga melati dengan pita di bawahnya yang bertuliskan:

ْ ‫استَبِ ُقوا‬
‫اْلَْ َْيات‬ ْ َ‫ف‬
2. Kuncup melati dengan daun mahkota berwarna putih bermakna suci, berjumlah lima
helai bermakna Rukun Islam. Daun kelopak berjumlah enam bermakna Rukun Iman.
Dua lembar daun berarti dua kalimah Syahadat, ditopang oleh selembar pita
berbentuk mulut tersenyum artinya Pandu HW itu selalu riang gembira;
3. Simbol HW sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 5 adalah sebagai
berikut:

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 23


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 4
Bendera
1. Bendera HW berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan lebar dan
panjang dua berbanding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis
kuning mendatar berselang seling. Di sudut kiri atas terdapat lambang HW berwarna
putih di atas dasar persegi panjang hijau;
2. Ukuran Bendera HW sama untuk seluruh Kwartir dan Qabilah yaitu 99 cm x 148,5 cm;
3. Bendera HW sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 5 adalah sebagai
berikut:

Pasal 5
Salam HW
1. Salam HW berupa ucapan “Assalamu’alaikum”, dan dijawab dengan ucapan
“Wa’alaikumsalam”;
2. Salam HW diberikan kepada:
a. Sesama pandu;
b. Pemimpin Pandu, Pemimpin Muhammadiyah, dan Pembesar Negara;
c. Jenazah;
3. Cara memberi salam:
a. Mengangkat tangan kanan dengan tegak, kelima jari dirapatkan sampai dikening.
Jika memakai topi letak kelima jari di ujung kanan topi;
b. Kepada sesama pandu, dan/atau pemimpin diiringi ucapan “Assalamu’alaikum”
jika berdekatan;
c. Berjabat tangan sesama pandu putra dan sesama pandu putri;
d. Kepada jenazah dilakukan sebagaimana penghormatan umum.
4. Ketentuan salam selengkapnya ditetapkan dalam pedoman organisasi.

Pasal 6
Mars HW
Mars HW adalah “Mars Hizbul Wathan”

Pasal 7
Himne HW
Himne HW adalah “Hizbul Wathan Panduku”

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 24


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 8
Kode Kehormatan
1. Kode kehormatan Pandu HW merupakan jiwa, semangat dan keterikatan sebagai
pandu, baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat;
2. Kode Kehormatan Pandu HW terdiri atas janji dan Undang-undang Pandu HW ialah:
a. Janji Pandu HW diucapkan secara sukarela oleh calon anggota ketika mengikatkan
diri dalam menetapi dan menepati janji tersebut;
b. Undang-Undang Pandu HW merupakan ketentuan moral untuk dijadikan
kebiasaan diri dalam bersikap dan berperilaku sebagai warga masyarakat yang
berakhlaq mulia.
3. Pengucapan Janji Pandu HW selalu diawali dengan basmalah disambung dengan dua
kalimah syahadat berikut artinya;
4. Kode kehormatan Pandu HW diucapkan pada saat pelantikan anggota, pelatihan dan
kegiatan lain yang diatur dalam peraturan HW;
5. Kode Kehormatan Pandu HW merupakan landasan pembinaan anggota untuk
mencapai maksud dan tujuan HW.

Pasal 9
Kode Kehormatan Pandu Tunas Athfal
Kode Kehormatan Pandu Tunas Athfal adalah Janji Pandu Tunas Athfal dan Undang-
Undang Pandu Tunas Athfal.
1. Janji Pandu Tunas Athfal:
ِ‫بِس ِم ه‬
‫اَّلل الهر ْْحَ ِن الهرِحْيم‬ ْ
ِ ‫أَ ْشه ُد أَ ْن ًَل إِلَه إِهًل هللا وأَ ْشه ُد أَ هن ُُم هم ًدا رسو ُل‬
‫هللا‬ ُْ َ َ َ َُ َ َ
Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh:
Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah dan setiap hari berbuat kebajikan.
2. Undang-Undang Pandu Tunas Athfal:
Satu, Pandu Tunas Athfal itu selalu setia dan berbakti kepada ramanda dan bunda;
Dua, Pandu Tunas Athfal itu selalu ceria dan teguh hati.

Pasal 10
Kode Kehormatan Pandu Athfal
Kode Kehormatan Pandu Athfal adalah Janji Pandu Athfal dan Undang-Undang Pandu
Athfal.
1. Janji Pandu Athfal:
ِ‫بِس ِم ه‬
‫اَّلل الهر ْْحَ ِن الهرِحْيم‬ ْ
ِ ‫أَ ْشه ُد أَ ْن ًَل إِلَه إِهًل هللا وأَ ْشه ُد أَ هن ُُم هم ًدا رسو ُل‬
‫هللا‬ ُْ َ َ َ َُ َ َ
Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh:
Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah;
Dua selalu mentaati Undang-Undang Pandu Athfal dan setiap hari berbuat kebajikan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 25


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
2. Undang-Undang Pandu Athfal:
Satu, Pandu Athfal itu selalu setia dan berbakti kepada ramanda dan bundanya;
Dua, Pandu Athfal itu selalu berani dan teguh hati.

Pasal 11
Kode Kehormatan Pandu Pengenal, Penghela, Penuntun dan Anggota Dewasa
Kode Kehormatan Pandu Pengenal, Penghela, Penuntun dan Anggota Dewasa adalah Janji
Pandu HW dan Undang-undang Pandu HW.
1. Janji Pandu HW:
ِ‫بِس ِم ه‬
‫اَّلل الهر ْْحَ ِن الهرِحْيم‬ ْ
ِ ‫أَ ْشه ُد أَ ْن ًَل إِلَه إِهًل هللا وأَ ْشه ُد أَ هن ُُم هم ًدا رسو ُل‬
‫هللا‬ ُْ َ َ َ َُ َ َ
Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh:
Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Undang-Undang dan Tanah Air;
Dua, menolong siapa saja semampu saya;
Tiga, setia mentaati Undang-undang pandu HW.
2. Undang-undang Pandu Hizbul Wathan:
Satu, Pandu Hizbul Wathan itu, dapat dipercaya;
Dua, Pandu Hizbul Wathan itu, setia dan teguh hati;
Tiga, Pandu Hizbul Wathan itu, siap menolong dan wajib berjasa;
Empat, Pandu Hizbul Wathan itu, suka perdamaian dan persaudaraan;
Lima, Pandu Hizbul Wathan itu, sopan santun dan perwira;
Enam, Pandu Hizbul Wathan itu, menyayangi semua makhluk;
Tujuh, Pandu Hizbul Wathan itu, melaksanakan perintah tanpa membantah;
Delapan, Pandu Hizbul Wathan itu, sabar dan pemaaf;
Sembilan, Pandu Hizbul Wathan itu, teliti dan hemat;
Sepuluh, Pandu Hizbul Wathan itu, suci dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan.

Pasal 12
Pakaian Seragam
1. Sebagai Gerakan Kepanduan untuk anak, remaja dan pemuda, Pandu HW memiliki
pakaian seragam yang berfungsi untuk menyatakan jati diri, memperkuat jiwa korsa,
menambah daya tarik, mengendalikan disiplin, menjamin kebersamaan dan
mencerminkan kerapian;
2. Sesuai dengan ciri Pandu HW, maka pakaian seragam harus memenuhi norma agama,
pendidikan, memiliki daya tarik bagi anggota didik, sesuai untuk kegiatan di lapangan,
selaras dengan perkembangan zaman dan mengandung makna;
3. Warna pakaian seragam dan kelengkapannya adalah:
a. Baju/blus: coklat khaki tua;
b. Celana/rok: biru tua;
c. Jilbab: coklat khaki tua;
d. Tutup kepala: disesuaikan dengan kelompok, jabatan dan kegiatan;
e. Setengah leher: dasar hijau tua dengan warna strip/pelisir sesuai kelompok;
f. Ikat pinggang: warna hitam, dan/atau coklat;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 26


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
g. Sepatu/kaos kaki: hitam.
4. Untuk kegiatan tertentu dapat diadakan pakaian seragam lain sesuai dengan
tujuannya;
5. Ketentuan pakaian seragam selengkapnya ditetapkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 13
Atribut
1. Atribut adalah tanda-tanda yang dikenakan Anggota Pandu HW untuk menunjukkan
jabatan, jenjang, tingkat, kecakapan, satuan dan daerah;
2. Model, bentuk dan warna dirancang dan dibuat dengan sebaik-baiknya agar dapat
dibanggakan serta menambah daya tarik sesuai tingkatannya;
3. Ketentuan atribut selengkapnya ditetapkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 14
Usaha
Untuk mencapai maksud dan tujuan, HW berusaha:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja dan
pemuda muslim;
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan untuk para pelatih,
pimpinan dan pemimpin peserta didik;
3. Mengembangkan HW di seluruh Indonesia;
4. Mengadakan kerjasama kelembagaan di dalam dan di luar negeri;
5. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada Persyarikatan, Tanah air
dan Bangsa;
6. Menumbuhkan rasa percaya diri, tanggung jawab, sikap dan perilaku yang kreatif dan
inovatif, disiplin dan istiqomah;
7. Melakukan usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan HW dan
Muhammadiyah.

Pasal 15
Keanggotaan
1. Anggota Biasa sebagai peserta didik putra dan putri yang berusia 4 tahun sampai
dengan 22 tahun, dikelompokkan sebagai berikut:
a. Tunas Athfal;
b. Athfal;
c. Pengenal;
d. Penghela;
e. Penuntun.
Jenjang umur diatur dalam pedoman organisasi.
2. Anggota Biasa sebagai pemimpin mempunyai tugas pokok sebagai pelatih dan
pengelola kwartir dan qabilah, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Warga negara Indonesia beragama Islam;
b. Laki-laki dan perempuan berumur 23 tahun atau sudah menikah;
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah dan HW;
d. Mendaftarkan diri menjadi Anggota HW.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 27


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
3. Anggota Kehormatan yang diperoleh melalui pendaftaran dan rekomendasi Kwartir
atau Qabilah bersangkutan;
4. Anggota Kehormatan terdiri atas:
a. Warga Negara Indonesia, dan/atau warga negara asing, laki-laki dan perempuan
beragama Islam;
b. Pecinta dan simpatisan HW yang karena umur, kesehatan dan kesibukan tidak
dapat secara aktif dalam kegiatan kepanduan;
c. Orang yang berjasa dalam pengembangan HW;
d. Tenaga Instruktur HW.
5. Tata cara menjadi anggota diatur sebagai berikut:
a. Anggota Biasa
1. Mengajukan permintaan secara tertulis kepada Kwartir Pusat dengan mengisi
formulir disertai kelengkapan syarat-syaratnya melalui Qabilah atau
pemimpin Amal Usaha di tempat yang belum ada qabilah, kemudian
diteruskan kepada Kwartir Cabang atau Kwartir Daerah atau Kwartir Wilayah;
2. Kwartir Cabang atau Kwartir Daerah atau Kwartir Wilayah meneruskan
permintaan tersebut kepada Kwartir Pusat dengan disertai pertimbangan;
3. Kwartir Cabang dapat memberi tanda anggota sementara kepada calon
anggota sebelum yang bersangkutan menerima kartu tanda anggota dari
Kwartir Pusat. Bentuk tanda anggota sementara ditetapkan oleh Kwartir
Pusat;
4. Kwartir Pusat memberi kartu tanda anggota HW kepada calon anggota biasa
yang telah disetujui melalui Kwartir Cabang yang bersangkutan.
b. Anggota Kehormatan
Tata cara menjadi Anggota Kehormatan diatur oleh Kwartir Pusat.
6. Kwartir Pusat dapat melimpahkan wewenang penerimaan permintaan menjadi
anggota biasa dan memberikan kartu tanda anggota HW kepada Kwartir Wilayah.
Pelimpahan wewenang tersebut dan ketentuan pelaksanaannya diatur dengan
keputusan Kwartir Pusat;
7. Anggota Biasa dan Kehormatan berhenti karena:
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan oleh Kwartir Pusat.
8. Tata cara pemberhentian anggota:
a. Anggota Biasa
1. Kwartir Cabang mengusulkan pemberhentian anggota kepada Kwartir Daerah
berdasarkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan;
2. Kwartir Daerah meneruskan kepada Kwartir Wilayah usulan pemberhentian
anggota dengan disertai pertimbangan;
3. Kwartir Wilayah meneruskan atau tidak meneruskan usulan pemberhentian
anggota kepada Kwartir Pusat setelah melakukan penelitian dan penilaian;
4. Kwartir Wilayah dapat melakukan pemberhentian sementara yang berlaku
paling lama 6 (enam) bulan selama menunggu proses pemberhentian anggota
dari Kwartir Pusat;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 28


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
5. Kwartir Pusat, setelah menerima usulan pemberhentian anggota,
memutuskan memberhentikan paling lama 6 (enam) bulan sejak diusulkan
oleh Kwartir Wilayah;
6. Anggota yang diusulkan pemberhentian keanggotaannya, selama proses
pengusulan berlangsung, dapat mengajukan keberatan kepada Kwartir
Cabang, Kwartir Daerah, Kwartir Wilayah dan Kwartir Pusat. Setelah
keputusan pemberhentian dikeluarkan, yang bersangkutan dapat
mengajukan keberatan kepada Kwartir Pusat;
7. Kwartir Pusat membentuk tim yang diserahi tugas mempelajari keberatan
yang diajukan oleh anggota yang diberhentikan. Kwartir Pusat menetapkan
keputusan akhir setelah mendengar pertimbangan tim.
b. Anggota Kehormatan diberhentikan atas keputusan Kwartir Pusat.

Pasal 16
Kewajiban dan Hak
1. Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan berkewajiban:
a. Taat menjalankan ajaran Islam;
b. Menjaga nama baik dan setia kepada HW serta perjuangannya;
c. Menjunjung tinggi dan mengamalkan kode kehormatan HW;
d. Menaati semua peraturan yang berlaku di lingkungan HW;
e. Mendukung dan mengindahkan kepentingan HW serta melaksanakan usahanya;
f. Memakai seragam HW pada saat pelatihan, upacara dan kegiatan HW lainnya
yang diatur dalam Buku Peraturan Dasar;
g. Membayar iuran anggota yang jumlahnya ditentukan oleh Kwartir Pusat;
h. Membayar infaq.
2. Anggota Biasa berhak:
a. Mendapat Kartu Tanda Anggota HW;
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan;
c. Memilih dan dipilih;
d. Menyatakan pendapat.
3. Anggota Kehormatan berhak:
a. Mendapat Kartu Tanda HW;
b. Menyatakan pendapat.

Pasal 17
Pusat
Pusat adalah kesatuan wilayah dalam Negara Republik Indonesia yang berfungsi:
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi wilayah;
b. Penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan pengelolaan HW;
c. Perencanaan program kegiatan.

Pasal 18
Wilayah
1. Wilayah adalah kesatuan daerah di provinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga
daerah yang berfungsi:

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 29


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi daerah;
b. Penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan pengelolaan HW;
c. Perencanaan program dan kegiatan.
2. Syarat pendirian wilayah sekurang-kurangnya mempunyai:
a. Kegiatan pelatihan berkala untuk anggota Kwartir Wilayah dan Unsur Pembantu
Kwartir, Kwartir Daerah, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
b. Pengajian dalam lingkungan wilayahnya, sekurang-kurangnya sekali dalam
sebulan;
c. Anggota Biasa sebagai pemimpin, sekurang-kurangnya 30 orang;
d. Kantor.
3. Pengesahan pendirian wilayah ditetapkan oleh Kwartir Pusat atau usul daerah yang
bersangkutan;
4. Pendirian suatu wilayah yang merupakan pemisahan dari wilayah yang telah ada
dilakukan melalui dan atas keputusan Musyawarah Wilayah/Musyawarah Kwartir
tingkat Wilayah.

Pasal 19
Daerah
1. Daerah adalah kesatuan cabang di kabupaten/kota yang terdiri atas sekurang-
kurangnya tiga cabang yang berfungsi:
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi cabang;
b. Penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan pengelolaan HW;
c. Perencanaan program dan kegiatan.
2. Syarat pendirian daerah sekurang-kurangnya mempunyai:
a. Kegiatan pelatihan berkala untuk anggota Kwartir Daerah dan Unsur Pembantu
Kwartir, Kwartir Cabang, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
b. Pengajian dalam dalam lingkungan daerahnya, sekurang-kurangnya sekali dalam
sebulan;
c. Anggota Biasa sebagai pemimpin, sekurang-kurangnya 15 orang;
d. Kantor.
3. Pengesahan pendirian daerah dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh
Kwartir Pusat atas usul cabang setelah memperhatikan pertimbangan Kwartir
Wilayah;
4. Pendirian suatu daerah yang merupakan pemisahan dari daerah yang telah ada
dilakukan dengan persetujuan Kwartir Daerah/Musyawarah Kwartir tingkat Daerah.

Pasal 20
Cabang
1. Cabang adalah kesatuan qabilah di suatu tempat yang terdiri atas sekurang-
kurangnya tiga qabilah yang berfungsi:
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi qabilah;
b. Penyelenggaraan pengelolaan HW.
2. Syarat pendirian cabang sekurang-kurangnya mempunyai:
a. Kegiatan pelatihan berkala untuk anggota Kwartir Cabang dan Unsur Pembantu
Kwartir, Qabilah, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 30


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
b. Pengajian dalam lingkungan cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam
sebulan;
c. Anggota Biasa sebagai pemimpin, sekurang-kurangnya 10 orang;
d. Kantor.
3. Pengesahan pendirian cabang dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh
Kwartir Wilayah atas usul qabilah setelah memperhatikan pertimbangan Kwartir
Daerah;
4. Pendirian suatu cabang yang merupakan pemisahan dari cabang yang telah ada
dilakukan dengan persetujuan Kwartir Cabang yang bersangkutan atas keputusaan
Musyawarah Cabang atau Musyawarah Kwartir tingkat Cabang.

Pasal 21
Qabilah
1. Qabilah adalah kesatuan anggota di suatu tempat atau kawasan yang terdiri atas
sekurang-kurangnya 8 orang yang berfungsi melakukan pembinaan dan
pemberdayaan anggota;
2. Syarat pendirian qabilah sekurang-kurangnya mempunyai:
a. Kegiatan pelatihan berkala peserta didik sekurang-kurangnya sepekan sekali;
b. Anggota Biasa Pandu HW.
3. Pengesahan pendirian qabilah dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh
Kwartir Daerah atas usul anggota setelah mendengar pertimbangan Kwartir Cabang;
4. Qabilah di Perguruan Tinggi, untuk pertama kali disahkan dan dikukuhkan oleh
Kwartir Pusat, selanjutnya oleh Kwartir Wilayah di wilayahnya masing-masing;
5. Kedudukan dan status qabilah di Perguruan Tinggi setara dengan Kwarda, di bawah
garis kebijakan Kwartir Pusat dan Kwartir Wilayah, dan dapat bekerjasama dengan
lintas Kwarda;
6. Qabilah di Perguruan Tinggi memiliki nama khas menggunakan nama tokoh
Muhammadiyah atau Hizbul Wathan;
7. Qabilah di Perguruan Tinggi wajib membentuk, membina satuan Kepanduan HW
jenjang Penuntun dalam wadah Kafilah Penuntun;
8. Qabilah di Perguruan Tinggi dalam melakukan kegiatan organisasi melibatkan Kafilah
Penuntun sesuai dengan prinsip-prinsip pengkaderan Muhammadiyah;
9. Pendirian suatu qabilah yang merupakan pemisahan dari qabilah yang telah ada
dilakukan dengan persetujuan qabilah yang bersangkutan atas keputusan
Musyawarah Cabang/Daerah/Wilayah atau Musyawarah Kwartir tingkat
Cabang/Daerah/Wilayah;
10. Tempat pelatihan peserta didik.

Pasal 22
Kwartir Pusat
1. Kwartir Pusat bertugas:
a. Menetapkan kebijakan HW berdasarkan keputusan Muktamar dan Tanwir, serta
memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya;
b. Membuat pedoman kerja dan pembagian wewenang bagi para anggotanya;
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan wilayah;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 31


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan
Unsur Pembantu Kwartir tingkat Pusat.
2. Anggota Kwartir Pusat dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan;
3. Anggota Kwartir Pusat tidak harus bersomisili di kota tempat kantor Kwartir Pusat
atau sekitarnya;
4. Kwartir Pusat dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Pimpinan Pusat
Muhammadiyah sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Kwartir Pusat
terpilih. Selama menunggu keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, calon
tambahan anggota Kwartir Pusat sudah dapat menjalankan tugasnya atas tanggung
jawab Kwartir Pusat;
5. Kwartir Pusat mengusulkan kepada Tanwir calon pengganti Ketua Umum Kwartir
Pusat yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan. Selama
menunggu ketetapan Tanwir, Ketua Umum Kwartir Pusat dijabat oleh salah seorang
ketua atas keputusan Kwartir Pusat.

Pasal 23
Kwartir Wilayah
1. Kwartir Wilayah bertugas:
a. Menetapkan kebijakan HW dalam wilayahnya berdasarkan kebijakan Kwartir
Pusat, keputusan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Kwartir Wilayah dan Rapat
Kwartir tingkat Wilayah;
b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan/instruksi Kwartir Pusat
dan Unsur Pembantu Kwartir;
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan daerah dalam wilayahnya
sesuai dengan kewenangannya;
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan
Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah.
2. Kwartir Wilayah berkantor di ibu kota provinsi;
3. Anggota Kwartir Wilayah dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan;
4. Anggota Kwartir Wilayah tidak harus berdomisili di kota tempat kantor Kwartir
Wilayah atau sekitarnya;
5. Kwartir Wilayah menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai
anggota Tanwir apabila Ketua Kwartir Wilayah tidak dapat menunaikan tugasnya
sebagai anggota Tanwir;
6. Kwartir Wilayah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah
Kwartir Wilayah sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Kwartir Wilayah
terpilih kemudian dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Pusat. Selama
menunggu keputusan Musyawarah Kwartir tingkat Wilayah dan ketetapan dari
Kwartir Pusat, calon tambahan anggota Kwartir Wilayah sudah dapat menjalankan
tugasnya atas tanggung jawab Kwartir Wilayah;
7. Kwartir Wilayah mengusulkan kepada Musyawarah Kwartir Wilayah calon pengganti
Ketua Kwartir Wilayah yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa
jabatan untuk ditetapkan dan dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Pusat.
Selama menunggu ketetapan Musyawarah Kwartir tingkat Wilayah dan ketetapan
dari Kwartir Pusat, Ketua Kwartir Wilayah dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua atas
keputusan Kwartir Wilayah.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 32


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 24
Kwartir Daerah
1. Kwartir Daerah bertugas:
a. Menetapkan kebijakan HW dalam daerahnya berdasarkan kebijakan kwartir di
atasnya, keputusan Musyawarah Daerah, Musyawarah Kwartir Daerah dan Rapat
Kwartir tingkat Daerah;
b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan/instruksi Kwartir Pusat,
Kwartir Wilayah serta Unsur Pembantu Kwartirnya;
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan cabang dalam daerahnya
sesuai dengan kewenangannya;
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan
Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah.
2. Kwartir Daerah berkantor di ibu kota kabupaten/kota;
3. Anggota Kwartir Daerah dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan;
4. Anggota Kwartir Daerah harus berdomisili di kabupaten/kotanya;
5. Kwartir Daerah menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai
anggota Musyawarah Kwartir tingkat Wilayah apabila Ketua Kwartir Daerah tidak
dapat menunaikan tugasnya sebagai anggota Musyawarah Kwartir tingkat Wilayah;
6. Kwartir Daerah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada masyarakat
Kwartir Daerah sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Kwartir Daerah
terpilih kemudian dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Wilayah. Selama
menunggu keputusan Musyawarah Kwartir tingkat Daerah dan ketetapan dari Kwartir
Wilayah, calon tambahan anggota Kwartir Daerah sudah dapat menjalankan tugasnya
atas tanggung jawab Kwartir Daerah.
7. Kwartir Daerah mengusulkan kepada Musyawarah Kwartir Daerah calon pengganti
Ketua Kwartir Daerah yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan
untuk ditetapkan dan dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Wilayah. Selama
menunggu ketetapan Musyawarah Kwartir tingkat Daerah dan ketetapan dari Kwartir
Wilayah, Ketua Kwartir Daerah dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua atas keputusan
Kwartir Daerah.

Pasal 25
Kwartir Cabang
1. Kwartir Cabang bertugas:
a. Menetapkan kebijakan HW dalam cabangnya berdasarkan kebijakan kwartir di
atasnya, keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Kwartir tingkat
Cabang;
b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan/instruksi Kwartir Pusat,
Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah serta Unsur Pembantu Kwartirnya;
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan qabilah dalam cabangnya
sesuai dengan kewenangannya;
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan
Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang.
2. Kwartir Cabang berkantor di ibu kota kecamatan;
3. Anggota Kwartir Cabang dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 33


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
4. Anggota Kwartir Cabang harus berdomisili di cabangnya;
5. Kwartir Cabang menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai
anggota Musyawarah Kwartir tingkat Daerah apabila Ketua Kwartir Cabang tidak
dapat menunaikan tugasnya sebagai anggota Musyawarah Kwartir tingkat Daerah;
6. Kwartir Cabang dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah
Kwartir Cabang sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Kwartir Cabang
terpilih kemudian dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Daerah. Selama
menunggu keputusan Musyawarah Kwartir tingkat Cabang dan ketetapan dari Kwartir
Daerah, calon tambahan anggota Kwartir Cabang sudah dapat menjalankan tugasnya
atas tanggung jawab Kwartir Cabang;
7. Kwartir Cabang mengusulkan kepada Musyawarah Kwartir Cabang calon pengganti
Ketua Kwartir Cabang yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan
untuk ditetapkan dan dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Daerah. Selama
menunggu ketetapan Musyawarah Kwartir tingkat Cabang dan ketetapan dari Kwartir
Daerah, ketua Kwartir Cabang dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua atas keputusan
Kwartir Cabang.

Pasal 26
Qabilah
1. Qabilah bertugas:
a. Menetapkan kebijakan HW dalam qabilahnya berdasarkan kebijakan kwartir di
atasnya, keputusan Musyawarah Qabilah, Musyawarah Qabilah;
b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan/instruksi Kwartir Pusat,
Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang serta Unsur Pembantu
Kwartirnya;
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan qabilah sesuai dengan
kewenangannya;
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan
Unsur Pembantu Qabilah.
2. Anggota Qabilah dapat terdiri laki-laki dan perempuan;
3. Anggota Qabilah harus berdomisili di kawasannya;
4. Qabilah menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai anggota
Musyawarah Kwartir tingkat Cabang;
5. Qabilah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah Qabilah
sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Qabilah terpilih kemudian
dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Cabang. Selama menunggu keputusan
Musyawarah tingkat Qabilah dan ketetapan dari Kwartir Cabang, calon tambahan
anggota Qabilah sudah dapat menjalankan tugasnya atas tanggung jawab Qabilah;
6. Qabilah mengusulkan kepada Musyawarah Qabilah calon pengganti Ketua Qabilah
yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan untuk ditetapkan dan
dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Cabang. Selama menunggu ketetapan
Musyawarah Kwartir tingkat Qabilah dan ketetapan dari Kwartir Cabang, Ketua
Qabilah dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua atas keputusan Qabilah.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 34


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 27
Pemilihan Kwartir
1. Syarat Anggota Kwartir HW:
a. Taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam;
b. Setia pada prinsip-prinsip dasar perjuangan HW;
c. Dapat menjadi teladan dalam HW;
d. Taat pada garis kebijakan Kwartir HW;
e. Memiliki kecakapan dan kemampuan menjalankan tugasnya;
f. Telah menjadi anggota Muhammadiyah dan HW sekurang-kurangnya satu tahun
dan berpengalaman dalam kepemimpinan di lingkungan HW bagi Kwartir tingkat
Daerah, Wilayah dan Pusat;
g. Tidak merangkap jabatan dengan pimpinan organisasi politik dan pimpinan
organisasi yang amal kegiatannya sama dengan HW di semua tingkat;
h. Tidak merangkap jabatan dengan Kwartir HW vertikal maupun horisontal dan
Unsur Pembantu Kwartir.
2. Penyimpangan dari ketentuan ayat 1 butir f, g dan h pasal ini hanya dapat dilakukan
atas keputusan Kwartir Pusat;
3. Pemilihan Kwartir dapat dilakukan secara langsung atau formatur atas keputusan
musyawarah masing-masing;
4. Pelaksanaan Pemilihan Kwartir dilakukan oleh Panitia Pemilihan dengan ketentuan:
a. Panitia Pemilihan Kwartir Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Kwartir Pusat;
b. Panitia Pemilihan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qabilah
ditetapkan oleh Musyawarah Kwartir atas usul Kwartir HW pada semua tingkatan;
c. Panitia Pemilihan diangkat untuk satu kali pemilihan.
5. Pelaksanaan Pemilihan Kwartir diatur berdasarkan tata tertib pemilihan dengan
ketentuan:
a. Tata Tertib Pemilihan Kwartir Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Kwartir
Pusat;
b. Tata Tertib Pemilihan Kwartir Wilayah, Daerah, Cabang dan Qabilah ditetapkan
oleh Musyawarah Kwartir atas usul Kwartir HW pada setiap tingkatan.

Pasal 28
Masa Jabatan Kwartir dan Qabilah
1. Masa jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qabilah sama
dengan masa jabatan Kwartir Pusat;
2. Pergantian Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dengan segenap Unsur
Pembantu Kwartir serta Qabilah, disesuaikan dengan pergantian Kwartir Pusat dan
pelaksanaannya dilakukan setelah Muktamar dan Musyawarah di atasnya;
3. Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Qabilah yang telah habis masa
jabatannya, tetap menjalankan tugasnya sampai dilakukan serah terima dengan
Kwartir dan Qabilah yang baru;
4. Setiap pergantian Kwartir HW harus menjamin adanya peningkatan kinerja,
penyegaran dan kaderisasi Kwartir.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 35


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 29
Ketentuan Luar Biasa
Kwartir Pusat dalam keadaan luar biasa dapat mengambil ketetapan lain terhadap
masalah kwartir dan qabilah yang diatur dalam pasal 22 sampai dengan 28.

Pasal 30
Penasihat
1. Penasihat terdiri atas perorangan yang diangkat oleh Kwartir HW masing-masing
tingkat;
2. Penasihat bertugas memberi nasihat kepada Kwartir HW, baik diminta maupun atas
kemauan sendiri;
3. Syarat untuk dapat diangkat sebagai penasihat:
a. Anggota HW;
b. Pernah menjadi anggota Kwartir HW, atau mempunyai pengalaman dalam
organisasi, atau memiliki keahlian bidang tertentu.

Pasal 31
Unsur Pembantu Kwartir
1. Pengertian dan pembentukan Unsur Pembantu Kwartir:
a. Bidang:
1. Bidang bertugas menyelenggarakan program dan kegiatan pokok dalam
bidang tertentu;
2. Bidang dibentuk oleh Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir
Cabang, dan Qabilah di tingkat masing-masing sesuai dengan kebutuhan.
b. Urusan:
1. Urusan bertugas melaksanakan program dan kegiatan pendukung yang
bersifat khusus;
2. Urusan dapat berupa Badan, Biro, Dewan, atau Lembaga
3. Urusan dibentuk oleh Kwartir Pusat di tingkat pusat;
4. Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Qabilah apabila
dipandang perlu dapat membentuk urusan tertentu di tingkat masing-masing
dengan persetujuan Kwartir HW setingkat di atasnya.
2. Ketentuan lain tentang Unsur Pembantu Kwartir diatur dalam Pedoman Organisasi
yang dibuat dan ditetapkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 32
Muktamar
1. Muktamar diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin oleh Kwartir
Pusat;
2. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib dan susunan acara Muktamar ditetapkan
oleh Kwartir Pusat;
3. Undangan dan acara Muktamar dikirim kepada anggota Muktamar selambat-
lambatnya tiga bulan sebelum Muktamar berlangsung;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 36


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
4. Acara Muktamar:
a. Laporan Kwartir Pusat tentang:
1. Kebijakan Kwartir;
2. Organisasi;
3. Pelaksanaan keputusan Muktamar dan Tanwir;
4. Keuangan.
b. Program HW;
c. Pemilihan Anggota Kwartir Pusat dan penetapan Ketua Umum;
d. Masalah HW yang bersifat umum;
e. Usul-usul.
5. Muktamar dihadiri oleh:
a. Anggota Muktamar terdiri atas:
1. Anggota Kwartir Pusat;
2. Ketua Kwartir Wilayah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir
Pusat;
3. Anggota Tanwir Wakil Wilayah sekurang-kurangnya 2 orang dan sebanyak-
banyaknya 5 orang berdasar atas jumlah perimbangan daerah dalam tiap
wilayah, atas dasar keputusan Musyawarah Kwartir Wilayah.
Ketentuan perimbangan ditetapkan oleh Kwartir Pusat;
4. Ketua Kwartir Daerah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir
Wilayah;
5. Wakil Daerah sekurang-kurangnya 2 orang dan sebanyak-banyaknya 5 orang
berdasar atas jumlah perimbangan cabang dalam tiap daerah, atas dasar
keputusan Musyawarah Kwartir Daerah.
Ketentuan perimbangan ditetapkan oleh Kwartir Pusat.
6. Ketua dan Sekretaris Qabilah Perguruan Tinggi
b. Peserta Muktamar terdiri atas:
1. Ketua Unsur Pembantu Kwartir tingkat Pusat;
2. Ketua Dewan Sugli Pusat;
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Pusat;
c. Peninjau Muktamar ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Pusat.
6. Anggota Muktamar berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta
Muktamar berhak menyatakan pendapat. Peninjau Muktamar tidak mempunyai hak
menyatakan pendapat, memilih dan dipilih;
7. Keputusan Muktamar harus sudah ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat selambat-
lambatnya dua bulan sesudah Muktamar;
8. Pertemuan dan/atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu
berlangsungnya Muktamar diatur oleh penyelenggara.

Pasal 33
Muktamar Luar Biasa
1. Muktamar Luar Biasa diadakan berdasarkan Keputusan Tanwir atas usul Kwartir Pusat
atau dua pertiga Kwartir Wilayah;
2. Undangan dan acara Muktamar Luar Biasa dikirim kepada Anggota Muktamar
selambat-lambatnya satu bulan sebelum Muktamar Luar Biasa berlangsung;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 37


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
3. Ketentuan-ketentuan pasal 32 berlaku bagi penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa,
kecuali ayat 3 dan ayat 4;
4. Muktamar Luar Biasa dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari yang hadir.

Pasal 34
Tanwir
1. Tanwir diadakan oleh Kwartir Pusat atau permintaan sekurang-kurangnya
seperempat dari jumlah anggota Tanwir di luar anggota Kwartir Pusat;
2. Tanwir diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin Kwartir Pusat;
3. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib dan susunan acara Tanwir ditetapkan oleh
Kwartir Pusat;
4. Undangan dan acara Tanwir dikirim kepada anggota Tanwir selambat-lambatnya satu
bulan sebelum Tanwir berlangsung;
5. Acara Tanwir:
a. Laporan Kwartir Pusat;
b. Masalah yang oleh Muktamar atau menurut Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga diserahkan kepada Tanwir;
c. Masalah yang akan dibahas dalam Muktamar sebagai pembicaraan pendahuluan;
d. Masalah mendesak yang tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya
Muktamar;
e. Usul-usul.
6. Tanwir dihadiri oleh:
a. Anggota Tanwir terdiri atas:
1. Anggota Kwartir Pusat;
2. Ketua Kwartir Wilayah atau penggantinya yang telah disahkan oleh Kwartir
Pusat;
3. Wakil Wilayah sekurang-kurangnya 2 orang dan sebanyak-banyaknya 5 orang
berdasar atas jumlah perimbangan daerah dalam tiap wilayah, atas dasar
keputusan Musyawarah Kwartir Wilayah;
Ketentuan perimbangan ditetapkan oleh Kwartir Pusat.
b. Peserta Tanwir terdiri atas:
1. Ketua Unsur Pembantu Kwartir tingkat Pusat;
2. Ketua Dewan Sugli Pusat;
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Pusat;
c. Peninjau Tanwir ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Pusat.
7. Anggota Kwartir berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta Tanwir
berhak menyatakan pendapat. Peninjau Tanwir tidak mempunyai hak menyatakan
pendapat, memilih dan dipilih;
8. Keputusan Tanwir harus sudah ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat selambat-lambatnya
dua bulan sesudah Tanwir;
9. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu
berlangsungnya Tanwir diatur oleh penyelenggara.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 38


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 35
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin
oleh Kwartir Wilayah;
2. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Wilyah
ditetapkan oleh Kwartir Wilayah;
3. Undangan dan acara Musyawarah Wilayah dikirim kepada anggota Musyawarah
Wilayah selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Wilayah berlangsung;
4. Acara Musyawarah Wilayah:
a. Laporan Kwartir Wilayah tentang:
1. Kebijakan Kwartir;
2. Organisasi;
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar, keputusan Musyawarah
Wilayah, Musyawarah Kwartir Wilayah dan Rapat Kwartir Tingkat Wilayah;
4. Keuangan.
b. Program Wilayah;
c. Pemilihan Anggota Kwartir Wilayah dan pengesahan Ketua;
d. Pemilihan Anggota Tanwir Wakil Wilayah;
e. Masalah HW dalam wilayah;
f. Usul-usul.
5. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh:
a. Anggota Musyawarah Wilayah terdiri atas
1. Anggota Kwartir Wilayah yang sudah disahkan oleh Kwartir Pusat;
2. Ketua Kwartir Daerah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir
Wilayah;
3. Wakil Daerah yang dipilih oleh Musyawarah Kwartir Daerah yang jumlahnya
ditetapkan oleh Kwartir Wilayah atas dasar perimbangan jumlah cabang
dalam tiap daerah;
4. Ketua Kwartir Cabang atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir
Daerah;
5. Wakil Cabang yang dipilih oleh musyawarah Kwartir Cabang yang jumlahnya
ditetapkan oleh Kwartir Wilayah atas dasar perimbangan jumlah qabilah
dalam tiap cabang;
6. Ketua dan Sekretaris Qabilah Perguruan Tinggi di wilayahnya.
b. Peserta Musyawarah Wilayah terdiri atas:
1. Ketua Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah;
2. Ketua Dewan Sugli Wilayah;
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Wilayah.
c. Peninjau Musyawarah Wilayah ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Wilayah.
6. Anggota Musyawarah Wilayah berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
Peserta Musyawarah Wilayah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah
Wilayah tidak mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih;
7. Keputusan Musyawarah Wilayah harus dilaporkan kepada Kwarti Pusat selambat-
lambatnya satu bulan sesudah Musyawarah Wilayah. Apabila dalam waktu satu bulan
sesudah laporan dikirim, tidak ada keterangan atau keberatan dari Kwartir Pusat,
maka keputusan Musyawarah Wilayah dapat ditanfidzkan oleh Kwartir Wilayah;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 39


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
8. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan Musyawarah Wilayah diatur
oleh penyelenggara.

Pasal 36
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin
oleh Kwartir Daerah;
2. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib dan susunan acara Musyawarah Daerah
ditetapkan oleh Kwartir Daerah;
3. Undangan dan acara Musyawarah Daerah dikirim kepada Anggota Musyawarah
Daerah selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Daerah berlangsung;
4. Acara Musyawarah Daerah:
a. Laporan Kwartir Daerah Tentang:
1. Kebijakan Kwartir;
2. Organisasi;
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah dan Kwartir di atasnya serta
pelaksanaan keputusan Musyawarah Daerah, Musyawarah Kwartir Daerah
dan Rapat Kwartir Tingkat Daerah;
4. Keuangan.
b. Program Daerah
1. Pemilihan Anggota Kwartir Daerah dan pengesahan Ketua;
2. Pemilihan Anggota Musyawarah wakil Daerah;
3. Masalah HW dalam Daerah;
4. Usul-usul.
5. Musyawarah Daerah dihadiri oleh:
a. Anggota Musyawarah Daerah terdiri atas:
1. Anggota Kwartir Daerah yang sudah disahkan oleh Kwartir Wilayah;
2. Ketua Kwartir Cabang atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir
Daerah;
3. Wakil Cabang yang dipilih oleh Musyawarah Kwartir Cabang yang jumlahnya
ditetapkan oleh Kwartir Daerah atas dasar perimbangan jumlah qabilah
dalam tiap cabang;
4. Ketua Qabilah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Cabang;
5. Wakil Qabilah yang dipilih oleh Musyawarah Qabilah yang jumlahnya
ditetapkan oleh Kwartir Daerah atas dasar perimbangan jumlah anggota.
b. Peserta Musyawarah Daerah terdiri atas:
1. Ketua Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah;
2. Ketua Dewan Sugli Daerah;
3. Undangan Khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Daerah.
c. Peninjau Musyawarah Daerah ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Daerah.
6. Anggota Musyawarah Daerah berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
Peserta Musyawarah Daerah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah
Daerah tidak mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih;
7. Keputusan Musyawarah Daerah harus dilaporkan kepada Kwartir Wilayah selambat-
lambatnya satu bulan sesudah Musyawarah Daerah. Apabila dalam waktu satu bulan

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 40


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
sesudah laporan dikirim, tidak ada keterangan atau keberatan dari Kwartir Wilayah,
maka keputusan Musyawarah Daerah dapat ditanfidzkan oleh Kwartir Daerah;
8. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu
berlangsungnya Musyawarah Daerah diatur oleh penyelenggara.

Pasal 37
Musyawarah Cabang
1. Musyawarah Cabang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin
oleh Kwartir Cabang;
2. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Cabang
ditetapkan oleh Kwartir Cabang;
3. Undangan dan acara Musyawarah Cabang dikirim kepada Anggota Musyawarah
Cabang selambat-lambatnya lima belas hari sebelum Musyawarah Cabang
berlangsung;
4. Acara Musyawarah Cabang:
a. Laporan Kwartir Cabang tentang:
1. Kebijakan Kwartir;
2. Organisasi;
3. Pelaksanaan keputusan-keputusaan Musyawarah dan keputusan Kwartir di
atasnya serta pelaksanaan keputusaan Musyawarah Cabang, Musyawarah
Kwartir Cabang dan Rapat Kwartir tingkat Cabang;
4. Keuangan.
b. Program Cabang;
c. Pemilihan Anggota Kwartir Cabang dan pengesahan ketua;
d. Pemilihan Anggota Musyawarah Wakil Cabang;
e. Masalah HW dalam Cabang;
f. Usul-usul.
5. Musyawarah Cabang dihadiri oleh:
a. Anggota Musyawarah Cabang terdiri atas:
1. Anggota Kwartir Cabang yang sudah disahkan oleh Kwartir Daerah;
2. Ketua Qobilah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Cabang;
3. Wakil Qabilah yang dipilih oleh Musyawarah Qabilah yang jumlahnya
ditetapkan oleh Kwartir Cabang atas dasar perimbangan jumlah anggota.
b. Peserta Musyawarah Cabang terdiri atas:
1. Ketua Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang;
2. Ketua Dewan Sugli Cabang;
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Cabang.
c. Peninjau Musyawarah Cabang ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Cabang.
6. Anggota Musyawarah Cabang berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
Peserta Musyawarah Cabang berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah
Cabang tidak mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih;
7. Keputusan Musyawarah Cabang harus dilaporkan kepada Kwartir Daerah selambat-
lambatnya satu bulan sesudah Musyawarah Cabang. Apabila dalam waktu satu bulan
sesudah laporan dikirim, tidak ada keterangan atau keberatan dari Kwartir Daerah,
maka keputusan Musyawarah Cabang dapat ditanfidzkan oleh Kwartir Cabang;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 41


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
8. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu
berlangsungnya Musyawarah Cabang diatur oleh penyelenggara.

Pasal 38
Musyawarah Qabilah
1. Musyawarah Qabilah diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin
oleh Qabilah;
2. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Qabilah
ditetapkan oleh Qabilah;
3. Undangan dan acara Musyawarah Qabilah dikirim kepada anggota Musyawarah
Qabilah selambat-lambatnya empat belas hari sebelum Musyawarah Qabilah
berlangsung;
4. Acara Musyawarah Qabilah:
a. Laporan Qabilah tentang:
1. Kebijakan Qabilah;
2. Organisasi;
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah dan keputusan Kwartir di
atasnya serta pelaksanaan keputusaan Musyawarah Qabilah dan Rapat
Qabilah;
4. Keuangan.
b. Program Qabilah;
c. Pemilihan anggota Qabilah dan pengesahan Ketua;
d. Masalah HW dalam Qabilah;
e. Usul-usul.
5. Musyawarah Qabilah dihadiri oleh:
a. Anggota Musyawarah Qabilah terdiri atas:
Anggota Qabilah yang sudah disahkan oleh Kwartir Cabang atau Kwartir Daerah.
b. Peserta Musyawarah Qabilah terdiri atas:
1. Ketua Unsur Pembantu Kwartir tingkat Qabilah;
2. Ketua Dewan Amaliah tingkat Qobilah;
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Qabilah.
c. Peninjau Musyawarah Qabilah ialah mereka yang diundang oleh Qabilah.
6. Anggota Musyawarah Qabilah berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
Peserta Musyawarah Qabilah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah
Qabilah tidak mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih;
7. Keputusan Musyawarah Qabilah harus dilaporkan kepada Kwartir Cabang selambat-
lambatnya lima belas hari sesudah Musyawarah Qabilah. Apabila dalam lima belas
hari sesudah laporan dikirim, tidak ada keterangan atau keberatan dari Kwartir
Cabang, maka keputusan Musyawarah Qabilah dapat ditanfidzkan oleh Qabilah;
8. Pertemuan dan kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya
Musyawarah Qabilah diatur oleh penyelenggara.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 42


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 39
Musyawarah Kwartir
1. Musyawarah Kwartir diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin
oleh Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qabilah sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu masa jabatan;
2. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata tertib dan susunan acara Musyawarah Kwartir
ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara;
3. Undangan dan acara Musyawarah Kwartir dikirim kepada anggota Musyawarah
Kwartir selambat-lambatnya:
a. Tingkat Wilayah dan Daerah satu bulan;
b. Tingkat Cabang lima belas hari;
c. Tingkat Qabilah tujuh hari, sebelum Musyawarah Kwartir berlangsung.
4. Acara Musyawarah Kwartir:
a. Laporan pelaksanaan kegiatan;
b. Masalah yang oleh Musyawarah atau menurut Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga diserahkan kepada Musyawarah Kwartir;
c. Masalah yang akan dibahas dalam Musyawarah sebagai pembicaraan
pendahuluan;
d. Masalah mendesak yang tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya
Musyawarah Wilayah/Daerah/Cabang/Qabilah;
e. Usul-usul.
5. Musyawarah Kwartir dihadiri oleh:
a. Pada tingkat Wilayah:
1. Anggota:
(a) Anggota Kwartir Wilayah yang telah disahkan oleh Kwartir Pusat;
(b) Ketua Kwartir Daerah atau penggantinya yang telah disahkan oleh Kwartir
Wilayah;
(c) Wakil Daerah dua orang;
(d) Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah masing-masing 2 orang.
2. Peserta: Undangan Khusus
b. Pada Tingkat Daerah:
1. Anggota:
(a) Anggota Kwartir Daerah yang telah disahkan oleh Kwartir Wilayah;
(b) Ketua Kwartir Cabang atau penggantinya yang telah disahkan oleh
Kwartir Daerah;
(c) Wakil Cabang 2 orang;
(d) Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah masing-masing 2 orang.
2. Peserta: Undangan Khusus.
c. Pada Tingkat Cabang:
1. Anggota:
(a) Anggota Kwartir Cabang yang telah disahkan oleh Kwartir Daerah;
(b) Ketua Qabilah;
(c) Wakil Qabilah 2 orang;
(d) Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang masing-masing 2 orang.
2. Peserta: Undangan Khusus.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 43


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
d. Pada Tingkat Qabilah:
1. Anggota:
(a) Anggota Qabilah;
(b) Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Qobilah masing-masing 2 orang.
2. Peserta : Undangan Khusus.
6. Anggota Musyawarah Kwartir berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
Peserta berhak menyatakan pendapat;
7. Keputusaan Musyawarah Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir HW
yang bersangkutan sampai diubah atau dibatalkan oleh keputusan Musyawarah
Wilayah/Daerah/Cabang/Qabilah, selambat-lambatnya satu bulan sesudah
Musyawarah Kwartir berlangsung.

Pasal 40
Keabsahan Musyawarah
Musyawarah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua pertiga dari anggota Musyawarah.
Apabila anggota Musyawarah tidak memenuhi dua pertiga, maka atas kesepakatan
anggota yang hadir musyawarah dapat dinyatakan sah tanpa memperhitungkan jumlah
kehadiran anggota Musyawarah.

Pasal 41
Keputusan Musyawarah
1. Keputusan Musyawarah diambil dengan cara mufakat;
2. Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai, maka dilakukan pemungutan suara
dengan suara terbanyak mutlak;
3. Keputusan Musyawarah yang dilakukan dengan pemungutan suara dapat dilakukan
secara terbuka atau tertutup/rahasia.

Pasal 42
Rapat Anggota Kwartir dan Qabilah
1. Rapat Anggota Kwartir sebagaimana dimaksud pada pasal 35 Anggaran Dasar dihadiri
oleh:
a. Kwartir Pusat: Anggota Kwartir Pusat;
b. Kwartir Wilayah, Kwartir Wilayah, Kwartir Cabang, Qabilah: Anggota Kwartir dan
Qabilah.
2. Dilakukan secara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan atau menurut
keperluan, dipimpin Ketua Umum/Ketua.

Pasal 43
Rapat Kwartir dan Rapat Qabilah
1. Rapat Kwartir dan Rapat Qabilah sebagaimana dimaksud pada pasal 36 Anggaran
Dasar dihadiri oleh:
a. Pada Tingkat Pusat
1. Anggota Kwartir Pusat;
2. Ketua dan Sekretaris Kwartir Wilayah;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 44


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
3. Ketua dan Sektrataris Unsur Pembantu Kwartir tingkat Pusat.
b. Pada Tingkat Wilayah
1. Anggota Kwartir Wilayah;
2. Ketua dan Sekretaris Kwartir Daerah;
3. Ketua dan Sektrataris Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah.
c. Pada Tingkat Daerah
1. Anggota Kwartir Daerah;
2. Ketua dan Sekretaris Kwartir Cabang;
3. Ketua dan Sektrataris Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah.
d. Pada Tingkat Cabang
1. Anggota Kwartir Cabang;
2. Ketua dan Sekretaris Qabilah;
3. Ketua dan Sektrataris Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang.
e. Pada Tingkat Qabilah
1. Anggota Qabilah;
2. Ketua dan Sektrataris Unsur Pembantu Kwartir tingkat Qabilah.
2. Ketentuan pelaksanaan dan acara Rapat Kwartir dan Rapat Qabilah ditentukan oleh
Kwartir HW masing-masing tingkat dan Qabilah;
3. Keputusan Rapat Kwartir dan Rapat Qabilah mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh
Kwartir dan Qabilah yang bersangkutan.

Pasal 44
Rapat Kerja Kwartir
1. Rapat Kerja Kwartir ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab
serta dipimpin oleh Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang
dan Qabilah untuk membahas pelaksanaan program dan mendistribusikan tugas
kepada Unsur Pembantu Kwartir HW;
2. Rapat Kerja Kwartir dihadiri oleh:
a. Pada Tingkat Pusat
1. Anggota Kwartir Pusat;
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Pusat.
b. Pada Tingkat Wilayah
1. Anggota Kwartir Wilayah;
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah.
c. Pada Tingkat Daerah
1. Anggota Kwartir Daerah;
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah.
d. Pada Tingkat Cabang
1. Anggota Kwartir Cabang;
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang.
e. Pada Tingkat Qabilah
1. Anggota Qabilah;
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Qabilah.
3. Keputusan Rapat Kerja Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir dan
Qabilah yang bersangkutan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 45


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pasal 45
Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir
1. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas
tanggungjawab serta dipimpin oleh Unsur Pembantu Kwartir pada setiap tingkatan
untuk membahas penyelenggaraan program sesuai pembagian tugas yang ditetapkan
oleh Kwartir dan Qabilah;
2. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir dihadiri oleh:
a. Pada Tingkat Pusat
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Pusat;
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah;
3. Undangan.
b. Pada Tingkat Wilayah
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah;
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah;
3. Undangan.
c. Pada Tingkat Daerah
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah;
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang;
3. Undangan.
d. Pada Tingkat Cabang
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang;
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Qabilah;
3. Undangan.
e. Pada Tingkat Qobilah
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Qabilah;
2. Undangan.
3. Keputusan Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan
oleh Kwartir dan Qabilah yang bersangkutan.

Pasal 46
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Seluruh Keuangan dan Kekayaan HW termasuk keuangan dan kekayaan unsur
Pembantu Kwartir pada semua tingkatan secara hukum milik Pimpinan Pusat
Muhammadiyah;
2. Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan:
a. Pengelolaan keuangan dalam HW diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja HW;
b. Pengelolaan Kekayaan dalam HW diwujudkan dalam jurnal.
3. Ketentuan tentang pengelolaan keuangan dan kekayaan HW ditetapkan oleh Kwartir
Pusat.

Pasal 47
Pengawasan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengawasan Keuangan dan Kekayaan dilakukan terhadap Kwartir HW dan Unsur
Pembantu Kwartir pada semua tingkat;

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 46


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
2. Ketentuan tentang pengawasan Keuangan dan Kekayaan HW ditetapkan oleh Kwartir
Pusat.

Pasal 48
Laporan
Laporan terdiri dari:
1. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh Kwartir HW dan Unsur Pembantu Kwartir
disampaikan kepada Musyawarah tingkat masing-masing, Tanwir atau Muktamar;
2. Laporan Tahunan tentang perkembangan HW termasuk laporan Unsur Pembantu
Kwartir, dibuat oleh tiap-tiap Kwartir dan disampaikan kepada Kwartir di atasnya
untuk dipelajari dan ditindaklanjuti.

Pasal 49
Ketentuan Lain-lain
1. HW menggunakan tahun takwim dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31
Desember;
2. Surat-surat resmi HW menggunakan tanggal Hijriyah dan Miladiyah;
3. a. Surat resmi HW ditandatangani:
1. Di tingkat Pusat oleh Ketua Umum/Ketua bersama Sekretaris
Umum/Sekretaris. Surat Resmi mengenai masalah keuangan ditandatangani
oleh Ketua Umum/Ketua bersama Bendahara Umum/Bendahara;
2. Di tingkat Wilayah ke bawah ditandatangani oleh Ketua/Wakil Ketua bersama
Sekretaris/Wakil Sekretaris. Surat resmi mengenai masalah keuangan
ditandatangani oleh Ketua/Wakil Ketua bersama Bendahara/Wakil Bendahara.
b. Surat-surat yang bersifat rutin dapat ditandatangani oleh Sekretaris
Umum/Sekretaris atau petugas yang ditunjuk.
4. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ditetapkan oleh Kwartir
Pusat.

Pasal 50
Penutup
1. Anggaran Rumah Tangga ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar yang
berlangsung pada tanggal 8 s.d. 11 Muharram 1445 H bertepatan dengan tanggal 26
s.d. 29 Juli 2023 M di Malang, dan dinyatakan mulai berlaku sejak ditanfidzkan;
2. Setelah Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan, Anggaran Rumah Tangga sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku lagi.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 47


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
REKOMENDASI ORGANISASI
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
REKOMENDASI ORGANISASI
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
PERIODE 2023 – 2028

A. Eksternal

Pergeseran generasi dari masa ke masa, saat ini mengalami


percepatan regenerasi. Hal itu dipengaruhi oleh disrupsi yang semakin
menggila dengan perkembangan teknologi digital, konsekuensinya
membuat berbagai entitas sosial, politik, ekonomi, seni, budaya dan
pertahanan juga keamanan semua mengalami disrupsi besar-besaran.
Pembentukan karakter anak bangsa pun dalam perjalanannya
mengalami degradasi yang signifikan, data dan fakta peranan
organisasi kepanduan terpengaruhi oleh peradaban digital sehingga
minat dan respon masyarakat pada umumnya cenderung abai dan
membiarkan. Karena tuntutannya bukan hanya berdampak pada salah
satu generasi, melainkan semua generasi terdisrupsi. Untuk
mengurangi degrasdasi semakin parah dan membahayakan generasi,
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan segera mengambil peran dengan
mengubah pola dan cara lama didesain dengan cara dan model yang
lebih relevan dengan abad ini. Dampak tersebut ada konsekuensinya,
untuk itu kami meminta hak kepada pemerintah sebagai yang
bertanggungjawab terhadap keberlangsungan rakyatnya untuk:
a. Memberi legitimasi formal dan memfasilitasi Kepanduan Hizbul
Wathan melakukan gerakan pembentukan karkater anak bangsa
melalui peningkatan sistem pendidikan nasional di lingkungan
satuan pendidikan formal dan pendidikan non formal;
b. Mewajibkan kembali kepanduan yang memiliki reputasi
sebagaimana Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah
untuk menjadi bagian pembangunan karakter dan akhlak anak
bangsa Indonesia;

REKOMENDASI ORGANISASI GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 48


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
c. Mendukung terwujudnya sinergi, jaringan, dan kerja sama dengan
berbagai instansi, baik pemerintah, maupun swasta, organisasi
masyarakat sipil, gerakan kepanduan lainnya, serta beragam
stakeholder lainnya baik nasional, regional, mapun global untuk
mendukung percepatan dan perluasan gerakan.

B. Internal

Dampak globalisasi dan digitalisasi akan mempengaruhi pola


beroganisasi di internal persyarikatan Muhmmadiyah, termasuk
organisasi otonomnya. Konsekuensinya tidak dapat dihindari
eksistensi organisasi akan diukur sejauhmana identitas dan jati diri
organisasi otonom Muhammadiyah dalam kiprah nyata dalam
mengelola dan mengembangkan organisasi disesuaikan atas dasar
layanan yang dibutuhkan lingkungan internal anggota Pandu Hizbul
Wathan maupun eksternal anggota Kepanduan Hizbul Wathan. Skill
narasi digital harus menjadi prioritas gerakan dan program nyata
kepanduan masa depan, khususnya Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan. Baik untuk penguatan data base maupun peningkatan skill
anggota pandu didik maupun dewasa. Dalam rangka tersebut, Kwartir
Pusat melalui Kwartir Wilayah untuk melakukan komunikasi, koordinasi
dan kolaborasi dengan amal usaha Muhammadiyah yang memiliki
instrumen penguatan keilmuan teknologi digital dalam rangka
peningkatan skill narasi digital bagi anggota pandu didik dan dewasa.
Untuk itu kami memohon dengan sangat kepada Pimpinan Pusat
Muhammadiyah memfasilitasi dan memberi rekomendasi kepada
majelis, lembaga dan ortom terkait untuk penguatan dan peningkatan
skill serta kompetensi pengurus dan anggota pandu secara terstruktur
dan terintegrasi. Adapun majelis tersebut diantaranya :
a. Majelis Dikti Litbang yang membawahi perguruan tinggi, harapan
yang dicapai yaitu memberi keilmuan dan skill literasi digital, serta
kompetensi peserta didik HW melalui Universitas, Institut, Sekolah
Tinggi, Politeknik, dan Akademi Muhammadiyah;

REKOMENDASI ORGANISASI GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 49


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
b. Majelis Dikdasmen dan PNF yang membawahi satuan pendidikan
dasar dan menengah, harapan yang dicapai terbangun sinergitas
yang mengikat dan wajib untuk pembangunan karakter para peserta
didik/siswa di sekolah Muhammadiyah melalui Kepanduan Hizbul
Wathan;
c. Organisasi otonom Aisyiyah yang membawahi beberapa amal usaha
pendidikan dari tingkat kelompok bermain, taman kanak-kanak atau
bustanul athfal hingga perguruan tinggi. Harapan yang dapat dicapai
memberikan arahan kepada majelis terkait untuk memfasilitasi
sinergitas Kepanduan Hizbul Wathan sebagi kepanduan wajib di
lingkungan amal usaha Muhammadiyah;
d. Unsur Pembantu Pimpinan Muhammadiyah lainnya yang relevan
dalam upaya mewujudkan visi dan misi gerakan secara massif,
strategis, kolaboratif dan inovatif.

REKOMENDASI ORGANISASI GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN | 50


TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
RISALAH MUKTAMAR KE-4
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Amanat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Dalam Pembukaan Muktamar ke-4
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

*) Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.

1. Pertama, sebagai proses resmi, jadikan muktamar bukan hanya


kegiatan ritual dan formal semata tetapi harus membawa kemajuan
organisasi Hizbul Wathan. Sebagai Gerakan Kepanduan yang lahir
pada tahun 1918, Hizbul Wathan yang tokohnya antara lain adalah
Jenderal Sudirman harus betul-betul menjadi inspirasi bagi gerakan
kepanduan ini, untuk maju lebih dinamis dan progresif.
”Jangan sampai dari Muktamar ke Muktamar berjalannya organisasi
bersifat stagnan atau mengalami involusi. Di situlah pentingnya
Muktamar sebagai ajang untuk muhasabah,” ujarnya.

2. Kedua, Muktamar jadikan agenda strategis untuk menyusun


kepemimpinan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Kepemimpinan yang dinamis, kepemimpinan yang membawa
kemajuan, kepemimpinan yang membawa perubahan dan
mewujudkan langkah-langkah kegiatan-kegiatan nyata yang
memajukan Hizbul Wathan sebagai gerakan kepanduan
Muhammadiyah.
“Saya yakin, bahwa muktamar ini dengan seksama tidak hanya
berpikir status quo tapi berpikirlah untuk perubahan karena Hizbul
Wathan, jika dimanfaatkan dapat menjadi sarana gerakan, sarana
dakwah yang lebih inklusif menyangkut berbagai lintas usia, lintas
kelompok, lintas segmen sosial, sehingga kehadiran dapat diterima di
banyak kalangan. Tetapi itu memerlukan kepemimpinan yang inklusif,
kepemimpinan yang dinamis, kepemimpinan yang progresif.”

3. Ketiga, Hizbul Wathan sebagai Gerakan Kepanduan Muhammadiyah


tentu harus membawa misi Islam berkemajuan.
“Muktamar yang lalu, muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta
telah memutuskan ‘Risalah Islam Berkemajuan’. Jadikan ‘Risalah
Islam Berkemajuan’ menjadi jiwa alam pikiran, orientasi tingkatan
dalam Gerakan Hizbul Wathan maupun juga dalam pribadi dan
kolektivitas para Pimpinan Hizbul Wathan. Agar Hizbul Wathan sejalan
dan seirama dengan Muhammadiyah yakni menampilkan Islam
berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.”

4. Keempat, melalui Muktamar ini harus dihasilkan keputusan-keputusan


yang terbaik. Prioritas tidak terlalu ideal apalagi utopis. Sehingga
dengan keputusan-keputusan Muktamar itu, HW dapat membumi
dalam realitas, baik di dalam maupun di luar persyarikatan.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 51
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Hizbul Wathan harus betul-betul menjadi gerakan kepanduan yang
unggul melebihi yang lain. Karena termasuk gerakan kepanduan yang
tertua.

“Disaat banyak pihak lain atau lembaga kepanduan lain maju


mestinya Hizbul Wathan harus lebih maju lagi. Termasuk dalam peran
kebangsaan dimana wathoniah atau sikap kebangsaan atau orientasi
kebangsaan melekat dengan namanya Hizbul Wathan, kepanduan
tanah air yakni bagaimana hadir berperan dalam kehidupan
kebangsaan di berbagai aspek yang bersifat proaktif, yang
menunjukkan bahwa kader Muhammadiyah, kader HW adalah kader
bangsa yang membawa pada kemajuan bangsa sebagaimana misi
Islam yang menebar rahmat bagi semesta alam.”

“Mudah-mudahan Muktamar ini, tetap mengikat persaudaraan di


tubuh Hizbul Wathan, dan semua yang terpilih maupun juga peserta
bertanggung jawab atas segala keputusan muktamar, sehingga
muktamar menjadi ajang yang membawa kemajuan Hizbul Wathan,”
pesannya.

Yogyakarta, 09 Muharram 1445 H./27 Juli 2023 M.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 52
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Sambutan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Dalam Pembukaan Muktamar ke-4
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

*) Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed.

Saat membuka Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan,


Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed.
menekankan bahwa Muktamar tidak sekedar menjadi forum
permusyawaratan dimana kita melaksanakan proses suksesi
kepemimpinan, penyusunan program kerja. Tetapi bagaimana kita lebih
membumikan dan mentransformasikan nilai-nilai Kepanduan Hizbul
Wathan untuk Islam dan Indonesia yang berkemajuan.

Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed. memberi arahan
dan masukan diantaranya:

1. Pertama, dalam situasi kehidupan kebangsaan kita sekarang ini, kita


mendambakan kehadiran kader bangsa, kader persyarikatan dengan
jiwa Hizbul Wathan seperti yang telah dibacakan dalam 10 Undang-
Undang Hizbul Wathan.
“Seandainya semua generasi muda mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam 10 Undang-Undang Hizbul Wathan itu, saya
yakin dan percaya, Indonesia akan bangkit, Indonesia akan tampil
menjadi negara yang maju, negara yang makmur, negara yang adil
dan negara yang memimpin dalam memajukan dan membangun
peradaban dunia yang utama,” sebutnya.
Momentum muktamar ini haruslah menjadi bagian dari ikhtiar kita
bersama-sama agar nilai-nilai itu tidak hanya terinternalisasi dalam diri
setiap Pandu Hizbul Wathan tetapi juga teraktualisasi bahkan
terlembaga dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan kita.

2. Kedua, mengajak kepada seluruh Pandu Hizbul Wathan untuk lebih


percaya diri, lebih tampil sebagai generasi muda yang mentes,
generasi yang berkualitas, generasi yang unggul, generasi yang
memiliki kekuatan dan kelebihan. Karena merekalah sesungguhnya
generasi yang menentukan arah perjalanan bangsa di masa yang
akan datang. Karena itu, maka berbagai hal yang sekarang ini masih
menjadi kendala bagi pengembangan Pandu Hizbul Wathan, marilah

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 53
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
kita jawab dengan prestasi, marilah kita jawab dengan langkah-
langkah yang penuh dengan optimisme.
“Saya menangkap masih ada kebimbangan, bahkan masih ada
sebagian kalangan, bahkan di internal Muhammadiyah sendiri yang
belum cukup percaya diri dan belum ikhlas untuk menjadikan Pandu
Hizbul Wathan sebagai satu-satunya kepanduan di lingkungan
Persyarikatan Muhammadiyah.”
Karena itu maka, Laa Takhaf wa Laa Tahzan, jangan takut jangan
khawatir, teruslah melangkah. Tetapi, tentu saja kita harus melangkah
sekali lagi dengan keunggulan, dengan prestasi dan dengan manfaat
yang dirasakan langsung oleh semua kalangan.
“Kami melihat sebagian dari tantangan itu juga berasal dari Undang-
Undang termasuk di dalamnya adalah Undang-Undang Pramuka yang
saya kira sudah waktunya Undang-Undang itu kita ajukan untuk
dilakukan perubahan-perubahan.”
“Saya ingat ketika Undang-Undang ini disusun, Muhammadiyah
mengusulkan agar nama Undang-Undang itu adalah Undang-Undang
Kepanduan Nasional yang dengan nama kepanduan itu, semua
kepanduan yang ada di Indonesia ini, apapun latar belakang
organisasinya merasa memiliki rumah dan merasa mendapatkan
perhatian yang luas bagi semua kepanduan oleh para penyelenggara
negara.”
“Kami tidak anti Pramuka, tetapi kami ingin agar eksistensi semua
kepanduan termasuk Hizbul Wathan ini menjadi bagian tak
terpisahkan dari gerakan kepanduan nasional yang memiliki peranan
penting dalam membangun generasi yang hebat, generasi yang
berakhlakul karimah dan generasi yang cinta tanah air dan bangsa.”

3. Ketiga, forum Muktamar ini bukanlah semata-mata forum nostalgia,


bukan semata-mata forum romantisme. Tetapi forum di mana
memang kita secara kelembagaan, secara perencanaan yang matang
berusaha agar Pandu HW ini menjadi Pandu lintas generasi.
Semangat HW di masa lalu yang ditunjukkan oleh kehebatan tokoh
Jenderal Sudirman, Pandu Hizbul Wathan, Bapak TNI dan para tokoh
Hizbul Wathan yang telah menjadi Bapak Bangsa tentu harus kita
teladani spirit dan kepribadian beliau sebagai seorang mukmin,
seorang patriot dan seorang yang cintanya kepada agama tentu saja
membumi dalam cintanya kepada negara.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 54
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Karena itu, dalam Pandu HW tidak ada lagi persoalan antara Islam
dengan Indonesia karena dalam diri Pandu HW, Islam itu
diterjemahkan dalam langkah cinta tanah air, memajukan bangsa dan
negara.
“Forum Muktamar ini tidak sekedar menjadi forum di mana kita hanya
melakukan romantisme secara belaka tetapi harus secara realistis
mengajak semua kalangan Pandu HW menatap masa depan
Indonesia dengan optimistis. Kita memang mengalami banyak sekali
tantangan, mengalami banyak sekali rintangan tetapi sebagai kaum
beriman kita semua meyakini, Fa Inna Ma'al Usri Yusra Inna Ma'al
Usri Yusra.”
Karena itulah, maka yang terpenting dalam forum Muktamar ini
bukanlah terbatas hanya pada siapa yang nanti memimpin HW di
masa depan, tetapi bagaimana HW di masa depan itu dapat lebih kuat
lagi, dapat lebih berkembang lagi sebagai salah satu kepanduan
tertua di Indonesia, dan kepanduan yang memiliki komitmen yang
tinggi untuk memajukan Indonesia.

Malang, 09 Muharram 1445 H./27 Juli 2023 M.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 55
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Pidato Iftitah Ketua Umum Kwartir Pusat
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Periode 2016-2023
Dalam Pembukaan Muktamar ke-4
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

*) Ramanda Endra Widyarsono

Dalam pidato iftitah pembukaan Muktamar ke-4 Gerakan Kepanduan


Hizbul Wathan, Ramanda Endra Widyarsono menyampaikan beberapa
hal diantaranya sebagai berikut:

1. Dinamika Gerakan Kepanduan


Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan bersama Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Qabilah, serta Qabilah
PTM se-Indonesia dalam periode terakhir ini wajib bersyukur, karena
kita tetap berjalan on the track tidak menyimpang dari Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan,
sampai kita memasuki akhir kepemimpinan di Muktamar ke-4 di
Malang ini, HW tetap istiqomah pada sifatnya yaitu, “HW bersifat
nasional, terbuka dan sukarela adalah sistem pendidikan untuk anak,
remaja dan pemuda di luar lingkungan keluarga dan sekolah, serta
tidak terkait dan tidak berorientasi pada politik.

2. Harapan untuk Muktamar Hizbul Wathan


Semoga Muktamar kali ini, kita berharap akan berlangsung tertib,
aman, lancar, menggembirakan senantiasa diridhoi Allah SWT,
sehingga memberikan hasil yang bermartabat dan jauh dari sentuhan
orang-orang yang punya kepentingan yang bersinggungan dengan
iklim sensitif kehidupan berbangsa dan bernegara jelang pemilu.

3. Kemajuan yang dicapai Hizbul Wathan


Mengakhiri periode keempat ini banyak kemajuan yang dicapai. Meski
kemajuan itu belum sesuai dengan harapan yang dicita-citakan,
namun semangat bergerak dan menggerakan Hizbul Wathan sangat
dirasakan manfaatnya bagi upaya membangun karakter baik bagi
anggota didik. Diantaranya capaian tersebut ialah:

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 56
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
• Menambah Jenjang Tunas Athfal Hizbul Wathan di TK ABA
Kemajuan ini tentu saja tidak lepas dari semangat altruisme yang
berlebih dari para pimpinan. Dalam upaya menanamkan semangat
cinta tanah air lebih dini, Kwarpus Pusat Hizbul Wathan menambah
jenjang tingkatan di TK dengan sebutan Tunas Athfal. Keputusan
ini diambil mengingat TK ABA milik ‘Aisyiah yang banyak tersebar
di seluruh tanah air itu mendapatkan pendidikan kepanduan bukan
dari Hizbul Wathan.

• Mengelola Pandu Kehormatan atau Pandu Senior


Kwartir Pusat juga menambah bidang baru yang bertugas
mengelola HW Wredha, Pandu Tua, Pandu Senior, Pandu Ulama
menjadi satu manajemen yang lebih tertata. Aksi gerakan yang
merupakan syiar dan bukti kehadiran HW di masyarakat untuk
memberikan manfaat menjadi bukti nyata bahwa HW itu suka
menolong dan wajib berjasa (Undang-undang Hizbul Wathan no.3).
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain berupa: Berbagi seribu
sembako dan masker yang dibagikan ketika pandemi kepada
pontren-pontren di sekitar Yogyakarta dan masyarakat sekitar
kantor Kwarpus; Menyembelih hewan kurban di daerah terbelakang
Gunungkidul; Menanam seribu pohon kina di pontren seluruh
Bengkulu; Bakti sosial pakaian baru saat gempa Cianjur;
Mendistribusikan THR; Menjadi petugas pengumpul infaq ketika
sholat Ied; Menjadi petugas ngrukti jenazah; dan selalu
menyediakan diri untuk migunani tumraping liyan.

• HW Melakukan Aksi Lingkungan dengan Punggut Sampah


Serentak
Dalam menerapkan semboyan sedikit bicara banyak bekerja Hizbul
Wathan tidak berteriak-teriak kalo sudah bekerja dan tidak merasa
perlu harus mem-publish apa yang sudah dikerjakan. HW itu ikhlas,
bekerja karena fanatisme terhadap HW, oleh sebab itu HW selalu
menerima dengan hati terbuka hadirnya sosok- sosok yang gila HW
dalam arti positif. HW penuntun dari sejumlah PTM melakukan
kegiatan peduli sampah sampai di sepanjang pantai, di titik-titik nol
kota setiap kota secara periodik, berbagi takjil saat ramadhan dan
berbagai bentuk kegiatan sosial lain menyesuaikan kegiatan dan
kondisi yang dilaksanakan penuh ikhlas dengan kreativitas
kekinian.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 57
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
• Kerjasama HW Lintas Lembaga dan Internasional
Peningkatan kerja sama lintas lembaga semakin dirasakan
manfaatnya bagi semangat gerakan berkemajuan yaitu: Hizbul
Wathan dalam proses terdaftar di World Organisation of The Scout
Movement yang berkedudukan di Swiss; Kerja sama dengan SD
Muhammadiyah Sapen Yogyakarta berturut-turut sampe tahun
keempat menyelenggarakan Kemah Prestasi Lima Negara di
Prambanan Yogyakarta yang diikuti Malaysia, Brunei, Singapore,
Thailand, Indonesia.
Kerja sama dengan Kemenkes dalam partisipasi 5 juta kader
kesehatan; Kerja sama dengan BNPB dan MDMC dalam diklat
Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dengan pilot projek di
Banyuwangi, Maluku, Lampung dan Pesisir Sumatra Barat; Kerja
sama dengan Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah diklat
kader lingkungan yang diikuti HW penuntun seluruh Indonesia.
Dilanjutkan kerja sama dengan PRIM Soedirman dan PCIM Jerman
Raya dalam inisiasi HW Bahari diikuti oleh HW pengenal dan
penuntun se-Indonesia di UMJ dan Pulau Seribu Jakarta; Bekerja
sama dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam
pengadaan seragam dan atribut HW bagi mahasiswa; Bekerja
sama dengan Graha Suara Muhammadiyah dalam pengadaan
seragam batik Muhammadiyah; Kerja sama dengan PDM
Gunungkidul dalam pengelolaan tanah wakaf dari dr. Muhammad
Taufiq untuk HW di Bunder, Wonosari; Bekerja sama dengan PP
`Aisyiah dalam rangka menambah jenjang kepanduan di TK ABA.

4. Penguatan Organisasi dan Pengakuan Masyarakat


Demi mewujudkan upaya membangun pengakuan masyarakat
tentang keberadaan Hizbul Wathan: Kwartir Pusat menerbitkan
regulasi penyetaraan ijazah kepelatihan pramuka disesuaikan dengan
yang ada di Kepanduan Hizbul Wathan; HW membangun monumen
(tetenger) di Batur Banjarnegara titik dimana pandu Soedirnan pernah
berkemah; HW membangun monumen (tetenger) di SD
Muhammadiyah Suronatan tempat pertama kali diadakannya latihan
baris berbaris Padvinder; HW mengadakan artefak dan seragam serta
atribut original untuk Museum Muhammadiyah; HW Sumatera Barat
membangun Pontren Hizbul Wathan di Solok, Sumbar; Kwartir Pusat
meningkatkan fungsi Camping Ground Kaliurang dengan menambah
luasan tanah memanfaatkan tanah wakaf dari Ramanda Muchdi PR.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 58
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
5. Harapan HW Kedepan
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan kedepan akan mencair dengan
era global yang penuh kompetisi. Bila kita ingin menghadirkan
kemaslahatan bagi gerakan kita dan umat persyarikatan, maka kita
harus memiliki sikap uswah hasanah, kata sejalan dengan tindakan
dan tidak mencari keuntungan pribadi serta tidak menciptakan
problem di tubuh Hizbul Wathan.
“Kita harus yakin dengan berbekal semangat berkemajuan Hizbul
Wathan akan menjadi organisasi kepanduan yang diperhitungkan
dalam skala nasional maupun internasional. Persyarikatan sudah
mengajarkan semua itu, dan Muktamar ini adalah momentum suplai
energi menuju tujuan,” ujar Ramanda Endra.

Malang, 09 Muharram 1445 H./27 Juli 2023 M.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 59
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Cemarah Muktamar (I)
“Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
dalam Perspektif Fiqih Kepanduan”

*) Dr. KH. Saad Ibrahim, M.A.


(Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

1. Terkait kepanduan, dalam bahasa Indonesia itu ada istilah memandu


yang artinya memimpin, mengarahkan, mengatur. Kalau berkaitan
dengan perjalanan dia ada di paling depan, menunjukkan jalan.
Dalam konteks ini, kita di Muhammadiyah dan Hizbul Wathan
memang ditakdirkan sebagai pemimpin. Kitapun dijadikan oleh Allah
sebagai khalifatullah fiil ardhi, bahwa diri kita ini soal kepemimpinan
telah selesai. Maka dalam konteks ini tentu kepanduan itu bagian dari
ajaran Islam.
Sebenarnya para nabi, dan para rasul itu disebut nabi karena
membawa berita, disebut rasul karena sebagai utusan Allah. Tapi di
atas segalanya Rasul itu juga qaid, ro’is, juga imam yang ada di
depan. Dan begitu kita mengetahui misi risalah kenabian itu, kita
harus menyadari posisi kita meneruskan mengenai kepemimpinan itu
untuk generasi sesudah nabi.
Tidak semua pemimpin dikehendaki oleh Islam, tidak semua
pemimpin kemudian sesuai ajaran Islam. Tetapi pemimpin dan
kepemimpinan yang dikehendaki Islam adalah pemimpin dan
kepemimpinan yang meneruskan risalah kenabian.

2. Fiqih ada beberapa prinsip-prinsip, diantaranya:


a) Menyedikitkan beban
Salah satu prinsip ini, misalnya satu tahun kita hanya diberi beban
satu kali beban berpuasa. Ada lagi misalnya, satu hari 24 jam, kita
hanya diberi kewajiban sholat 17 rakaat. Termasuk kewajiban
zakat bagi umat Islam adalah 2,5 % tentu ada yang lebih untuk
konteks-konteks tertentu. Tetapi maknanya sedikit.
b) Meniadakan kesulitan-kesulitan
Ada kaidah, kalau sesuatu urusan itu menjadi sempit, ribet, sulit.
Maka diberikan kelonggaran (kemudahan).
Contohnya, dari kita tempat berangkat ke masjid lalu memakai
sandal, kita tidak tahu apakah ada debu yang menempel, apakah
itu najis atau tidak. Lalu menempel ketubuh kita. Kemudian kalau

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 60
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
kita sholat, ada najis yang tidak diketahui seperti itu, maka itu
dimaafkan.
“Karena sulit menghindarkan yang seperti itu, maka berlakulah
‘adamul haraj. Tapi sebaliknya kalau sesuatu itu longgar, justru
hukum aturannya sangat ketat,” ujar KH Saad.
c) Bertahap atau tidak serta-merta sekaligus (at tadaruj)
Kalau aqidah tidak ada yang bertahap, misalnya keyakinan
kepada Allah Yang Maha Esa lalu dimulai dari keyakinan seribu
dewa lalu kemudian dikurangi, kemudian baru menjadi satu.
Tetapi kalau dalam konteks hukum (fiqih) berlaku at tadaruj di situ.
d) Memelihara kemaslahatan umum (riayatu jami’i muslihan)
Jadi, seluruh aturan-aturan agama itu berbasis pada
kemaslahatan. Abu Dzar Al-Ghifari mengatakan: “maa min hukmin
fil Islam illa kaana fiihil maslahatulinnas.” Tidak ada satu pun
hukum Islam itu, kecuali ada kemaslahatan bagi umat manusia.

3. Usulan dan masukan mengenai Kepanduan Hizbul Wathan


Mulai dalam konteks-konteks ketentuannya, misalkan melaksanakan
kewajiban kepada Allah, pada undang-undang, pada tanah air. Lalu
ditambah Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan.
Saya kira untuk muktamar, tanwir-tanwir berikutnya perlu adanya
upaya memberikan syarah baik kepada Janji Pandu Hizbul Wathan
maupun kepada Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan yang sepuluh.
“Sekedar memberi gambaran, misalnya suka menolong dan wajib
berjasa”
Menolong itu, tidak punya nilai. Menolong itu nilainya itu tergantung
objek kepada yang kita tolong, karena itu Al-Qur’an mengatakan,
ta’awanu ‘alal birri wa’ taqwa, wa laa ta’awanu ‘alal itsmi wal ‘udwan.
Ungkapan suka menolong itu menggunakan lafad ‘am, artinya kalau
suka menolong baik menolong kebaikan maupun keburukan. Padahal
Qur’an menjelaskan seperti itu.
Dan menolong itu, menolong pada kebaikan itu, demikian keburukan
itu juga bertingkat-tingkat. Ada istilah, ta’awana, ta’awana tawanan, di
situ ada dua belah pihak yang posisinya itu sebanding dan melakukan
perbuatan berbalas. Sehingga, ta’awanu artinya saling bertolong
menolonglah kalian, dan ini di satu kesempatan bisa menjadi fail bisa
menjadi maf’ul, menjadi subjek sekaligus objek.

Malang, 09 Muharram 1445 H./27 Juli 2023 M.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 61
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Ceramah Muktamar (II)
“Menggerakan Koperasi dan UMKM,
Membangun Potensi Ekonomi Umat”

*) Rully Nuryanto, S.E., M.Si.


(Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro)

Ada beberapa tantangan ekonomi dan perekonomian yang dihadapi


Indonesia saat ini dan tahun kedepan, diantara tantangan tersebut adalah:
1. Kondisi perekonomian saat ini, masih mengalami tantangan, juga
dipengaruhi oleh faktor dari eksternal yaitu antara lain: adanya
pengetahuan suku bunga di Amerika dan Eropa yang memicu inflasi,
kemudian pertumbuhan ekonomi di tahun ini dan tahun depan juga
yang masih lebih lambat jika dibandingkan tahun 2022.
Kemudian terjadinya perang di Ukraina dan Rusia yang hingga saat ini
masih berlangsung dan berdampak juga pada naiknya harga sejumlah
komoditas, serta kita masih menghadapi ancaman covid varian baru
dan pemulihan akibat dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-
19 selama 2 tahun kemarin.

2. Saat ini Indonesia masih dihadapkan kepada arah trend atau mega
trend dunia di tahun 2045 yang saat ini kita rasakan sudah mulai
antara lain kalau kita lihat penggunaan teknologi informasi, robotik dan
artificial intelligence (AI) yang sudah semakin meningkat.
Berkembangnya teknologi informasi terutama artificial intelligence (AI)
paling tidak akan berdampak akan banyak bidang pekerjaan yang
hilang dan digantikan oleh teknologi.
“Nah, kalau bapak dan ibu sekalian lihat perkembangan artificial
intelligence bahkan mereka nanti bisa menggantikan peran penyiar
TV,” ujarnya.

3. Kemudian adanya fenomena urbanisasi yang meningkat, pergeseran


mata uang dunia dari penggunaan US Dollar ke multi currency dan
yang lain dan pertambahan penduduk dunia yang diperkirakan
mencapai angka 9,45 miliar.
Kalau kita lihat komposisi penduduk di Indonesia di tahun 2030
sampai tahun 2045 itu kurang lebih 70% itu akan terdiri dari apa yang
kita sebut sebagai usia produktif yang orang sering menyebutnya
sebagai bonus demografi. Tentu fenomena ini kita harapkan bisa
dioptimalkan dengan kualitas sumber daya manusia yang memiliki skill
dan jiwa wirausaha.
Harapan kita semua, tentu bonus demografi ini dapat menjadi berkah
karena penduduknya, bisa menjadi produktif bisa meningkatkan
produktivitas bangsa, dan tentunya dapat meningkatkan
kesejahteraan dan malah bukan menjadi tambahan masalah sosial

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 62
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
nantinya. Artinya apa? bonus demografi ini harus diiringi dengan
penyediaan lapangan usaha untuk mereka mengembangkan potensi
ekonominya secara cukup sehingga tidak menjadi beban baru bagi
negara.

4. Mendorong wirausaha anak muda


Pemerintah saat ini dan beberapa tahun terakhir mendorong para
anak-anak muda untuk berani menjadi wirausaha. Kenapa? paling
tidak ada beberapa data yang kalau kita lihat bisa menjadi alasan atau
alasan kenapa kita perlu mendorong anak-anak muda kita berani
menjadi wirausaha.
Setiap tahunnya lulusan SMA atau sederajat ada sekitar 3,7 juta
orang dan hanya sekitar 1,8 juta yang masuk ke perguruan tinggi yang
bisa melanjutkan kuliah. Artinya ada 1,9 juta lagi anak-anak kita yang
belum memiliki kesempatan untuk meneruskan ke jenjang kuliah.
Belum lagi kalau kita merujuk data dari Kemendikbud Ristek tahun
2022 jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia itu setiap tahun
sekitar 1,2 juta. Sementara ketersediaan lapangan pekerjaan itu setiap
tahunnya hanya sekitar 400-an ribu.
Artinya kalau kita bicara rata-rata, empat orang lulusan perguruan
tinggi memperebutkan satu lapangan pekerjaan itupun kalau lapangan
pekerjaannya cocok dengan dengan kelulusannya.
“Itu tadi beberapa alasan kenapa kita perlu mendorong anak-anak
muda kita ini berani menjadi wirausaha, sehingga tidak lagi lulusan
perguruan tinggi itu mindsetnya adalah menjadi pegawai,” ujar Staf
Ahli Kemenkop UMKM.

5. UMKM adalah perekonomian strategis


Bicara UMKM di perekonomian Indonesia sebenarnya mempunyai
posisi yang sangat strategis 99%. Pelaku usaha di Indonesia terdiri
dari para pelaku usaha mikro kecil dan menengah, 97% penyedia
tenaga kerja penyerapan tenaga kerja 97% itu diserap oleh sektor
usaha mikro kecil dan menengah.
Sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional
untuk mencapai angka 60% ini posisi strategis UMKM di Indonesia
demikian juga kalau kita bicara perkembangan koperasi bapak dan
ibu sekalian yang saat ini jumlah anggotanya kurang lebih mencapai
26-27 juta orang.

6. Peran dan Keterlibatan Hizbul Wathan


Lewat koperasi, kita dorong agar bisa meningkatkan perannya
sebagai konsolidator agregator sekaligus off-taker dari produk-produk
anggotanya.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 63
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Koperasi bisa menjadi wadah bagi kita semua yang punya potensi
untuk menjadi anggota sekaligus konsumen (pembeli).
Misalnya di kalangan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ini juga
ingin dalam tanda kutip menggerakan potensi ekonomi di kalangan
anggotanya. Melalui koperasi UMKM, mikro kecil ini bisa
terbergabung dalam koperasi bagi para anggota. Sehingga, bisa
fokus bagaimana menghasilkan produk yang bagus. Soal penyediaan
bahan baku soal pemasaran produknya biarkan koperasinya yang
memikirkan.

7. Bangga pada buatan Indonesia


Kementrian Koperasi dan UKM mengajak anak-anak muda kita
mahasiswa dan anak-anak sekolah untuk mensukseskan dan
menggelorakan bangga buatan Indonesia.
“Ini penting pertama untuk meningkatkan akses pasar bagi produk-
produk UKM dan produk dalam negeri kita sehingga makin laku di
pasar dalam negeri ini,” ujar Rulli Nuryanto.
Memang mudah diucapkan tapi sulit tidak mudah dilaksanakan, tidak
mudah dilaksanakan bapak dan ibu sekalian karena di era digital ini
anak-anak muda kita ini begitu mudah melihat produk-produk di
gadgetnya biasanya mereka melihat bentuknya. Oh ini bagus ini
dipakai oleh artis-artis idola modelnya sama mereka langsung klik
tanpa melihat lagi bahwa produk itu ternyata produk dari luar.
Produk dari dalam negeri produk UKM kita secara kualitas sudah
sangat bagus tidak kalah dengan produk luar negeri, yang perlu kita
keluarkan agar anak-anak muda kita terutama. Bukan hanya
mencintai produk dalam negeri tapi mau membeli dan menggunakan
buatan bangsa sendiri.

8. Ekonomi digital
Kemenkop UKM mendorong bagaimana agar para pelaku UMKM dan
koperasi kita bisa masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital dan saat
ini data yang saya punya sudah sebesar 20,76 juta UMKM kita yang
sudah on boarding ke dalam ekosistem ekonomi digital target kita
tahun 2024 sebanyak 30 juta UMKM bisa masuk ke ekosistem digital.
Ketika kita bicara pengembangan koperasi di Indonesia baru sekitar
10,68% penduduk Indonesia yang masih yang menjadi anggota
koperasi. Masih di bawah rata-rata dunia yang sebesar 16,31%.
“Nah saya kira di sini peran bapak dan ibu sekalian di Gerakan
Kepanduan ini akan sangat bermanfaat dalam mendorong masyarakat
kita terutama yang punya usaha mikro kecil ini untuk bekerja sama
dalam wadah koperasi,” ujarnya.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 64
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
9. UMKM naik kelas
Kendala dan tantangan dasar untuk mendorong UMKM kita segera
bertransformasi tumbuh menjadi lebih maju dan naik kelas untuk
mewujudkan hal pertumbuhan di atas.
Kementerian Koperasi dan UKM menyiapkan 4 langkah transformasi
besar dalam mendorong tagrt penciptaan koperasi modern dan UMKM
naik kelas, yaitu:
a) Transformasi dari informal ke formal
b) Transformasi digital dan pemanfaatan teknologi
c) Transformasi ke dalam rantai nilai (value chain)
d) Modernisasi koperasi
Upaya transformasi tersebut dijabarkan dalam rencana program
kegiatan prioritas Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2023 yaitu
antara lain pendataan lengkap koperasi dan UMKM.

Malang, 10 Muharram 1445 H./28 Juli 2023 M.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 65
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Ceramah Muktamar (III)
“Membangun Potensi Ekonomi Umat”

*) Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A.,


(Menteri Parekraf RI)

1. Peluang Indonesia tahun 2024


Hari ini, kita melihat bahwa Indonesia memiliki peluang yang sangat
luar biasa, 2045 Indonesia akan memasuki Indonesia emas yang
ditopang oleh 70% usia produktif.
Menuju Indonesia emas tidaklah mudah, karena kita harus melalui era
gonjang-ganjing atau yang disebut VUCA adalah singkatan dari
volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity (kebergejolakan,
ketidakpastian, kompleksitas dan situasi yang tidak jelas)
“Nah, dengan situasi semacam itu kita perlu menavigasi, cara
menavigasi kita memilih ekonomi masa depan kita adalah ekonomi
kreatif,” ujar Sandiaga Uno.
2. Indonesia peringkat ke-4 ekonomi kreatif
Indonesia sudah masuk peringkat ke-3 besar dunia dimana dengan
potensi peningkatan dari segi PDB kita hanya tertinggal dari Amerika
Serikat yang lebih dulu seperti ekonomi kreatif seperti Hollywood,
Korea Selatan dengan K-pop.
Indonesia sudah memiliki ekonomi krearif unggulan, mulai dari kuliner
seperti rendang, nasi goreng, sate, soto dan gado-gado, sampai musik
seperti dangdut koplo dan film mulai dari sinetron sampai sampai
drama horor atau drahor.
3. Menparekraf mendorong keterlibatan anak muda
Menparekraf Republik Indonesia terus mendorong anak muda untuk
terlibat dalam ekonomi kreatif, untuk itu Kemenparekraf punya lima
kriteria penting untuk menjadi anak muda sukses.
“Untuk itu kedepan perlu untuk menggembangkan lima kriteria penting
untuk menjadi generasi muda sukses, dan hari ini sama-sama kita
yakini dan amplifikasi,” pesan Sandiaga Uno.
Lima kriteria anak muda sukses adalah:
a. Bersifat inovatif, adaptif, dan kolaboratif
b. Berani menggambil resiko
c. Menjalin relasi dan networking
d. Memiliki dan mengasah soft skills

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 66
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
e. Punya prinsip kerja empat -as, (kerja keras, kerja cerdas, kerja
tuntas, kerja ikhlas)
4. Menparekraf meningkatkan dan mengembangkan SDM
Kementerian parekraf akan terus mengembangkan dan meningkatkan
SDM khususnya di 30 bidang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
mulai dari hotel, restoran, cafe sampai kuliner, kriya dan fashion dan
juga televisi, aplikasi dan radio. Khususnya generasi muda, ini adalah
bekal kita untuk menciptakan 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024.
Peran kami adalah terus menciptakan kebijakan dan memudahkan
lingkungan dengan program-program tepat sasaran, tepat manfaat
dan tepat waktu berbasis up skilling (peningkatan kompetensi), re
skilling (penyesuasian kompetensi) dan new skilling (penambahan
kompetensi baru).
Kemenparekraf memiliki, motto 3 -si, yaitu inovasi, adaptasi dan
kolaborasi dengan semangat 3G yaitu Gercep (gerak cepat), Geber
(gerak bersama), dan Gaspol (garap semua potensi untuk ciptakan
peluang usaha dan lapangan kerja).
5. Mengajak kerjasama Hizbul Wathan
Kami (Kemenparekraf) ingin mengajak HW untuk bekerja sama
dengan program-program unggulan kami, seperti Apresiasi Kreasi
Indonesia (AKI), Kabupaten dan Kota Kreatif (KoTa), Anugerah Desa
Wisata Indonesia (ADWI), Santri Digital Preneur Indonesia dan
Wirausaha Digital Mandiri (WIDURI) Ekonomi Kreatif.
Dengan prinsip hidup Rasulullah SAW, yaitu FAST, yang merupakan
singkatan dari Fathonah (cerdas), Amanah (dapat bertanggung
jawab), Shidiq (jujur), dan Tabligh (menyampaikan khususnya yang
baik-baik).
“Saya ingin, keluarga besar Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan bekerjasama dan kolaborasi menciptakan calon-calon
wirausaha muda, calon-calon pemimpin masa depan, pemimpin
bangsa, dan melahirkan generasi yang berakhlakul karimah tapi juga
inovatif dan kreatif,” harap Sandiaga Uno.

Malang, 10 Muharram 1445 H./28 Juli 2023 M.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 67
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Ceramah Muktamar (IV)
“Arah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
di Era Digital dan Generasi Milenial”

*) M. Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D.


(Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

1. Mengenai tema yang diangkat yaitu “Arah Gerakan Kepanduan Hizbul


Wathan di Era Digital dalam Melayani Generasi Milenial”, HW sudah
sadar di Muktamar ke-4 bahwa kedepan HW akan melayani kaum
milenial.
2. Mengajak kepada HW dan semuanya untuk bersyukur menjadi bagian
dari keluarga Muhammadiyah.
Mengapa harus bersyukur, dibanding organisasi Islam lainnya
Muhammadiyah menjadi organisasi terbesar yang semua asetnya
dimiliki oleh Persyarikatan.
“Kami bersyukur kenapa Muhammadiyah sejak awal berdirinya, kita
bersyukur para founding father para pendiri kita, seluruh aset milik
Muhammadiyah,” ujarnya.
Kenapa kita patut bersyukur menjadi bagian, menjadi warga
Muhammadiyah?
Di usia yang ke-115 tidak ada tanda-tanda orang capek menggerakan
Muhammadiyah, usia boleh tua dan rambut boleh putih tapi tidak ada
tanda-tanda menggerakkan Muhammadiyah.
115 tahun tidak ada tanda-tanda orang berhenti bikin ranting, berhenti
bikin kampus dan 115 tahun tidak ada tanda-tanda orang capek bikin
AUM (Amal Usaha Muhammadiyah).
Karena setiap hari berubah, TK dan PAUD itu Muhammadiyah lebih
dari 20.000, SD/MI hampir 3.000 dan SMP maupun SMA lebih dari
1.800, ini menjadi tempat subur bagi Hizbul Wathan.
3. Kekuatan HW dan Ortom
Dengan perkembangan luar biasa Muhammadiyah yang tak pernah
lelah mendirikan, menghadirkan amal usaha ini menjadi kekuatan bagi
organisasi otonom, IPM, NA, IMM, Pemuda termasuk HW.
“Kita patut bersyukur 115 tahun tidak ada tanda-tanda berhenti, kalau
berhenti akan ditentang oleh HW salah satunya,” ujarnya.
4. Kebanggaan Muhammadiyah mendunia
Bapak Ibu, saya pernah di BAN SN menjadi asessor menjadi sekolah
Indonesia di Jeddah dan Mekkah. Saya pernah lihat sekolah

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 68
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Indonesia yang di Tokyo (Jepang), ada banyak sekolah Indonesia di
luar negeri. Misalnya, di Manila, Bangkok, Kuala Lumpur. Sekolah
Indonesia itu siswanya anak-anak diplomat atau PMI atau Pekerja
Migran Indonesia dengan kurikulum kurtilas.
Sekolah Indonesia, milik Muhammadiyah. Alhamdulillah punya
Muhammadiyah Australia College, siswanya tiada ada orang
Indonesia dengan kurikulum Australia, dan gurunya Australia serta
tidak punya uang APBN Negara Indonesia.
Muhammadiyah adalah organisasi pertama di Indonesia yang bisa
bikin sekolah di luar negeri. Siswa pertama 50 sekarang 129 dan
sedang minta izin agar diberi izin pemerintah siswanya 200.
“Ini, belum ada organisasi yang belum ada yang bikin sekolah di luar
negeri. Jadi Muhammadiyah organisasi pertama yang bikin sekolah di
luar negeri,” sebut Sayuti.
Termasuk, Kampus-kampus PTN berikut alumninya belum ada yang
bikin sekolah di luar negeri. Jadi pertama-tama yang bisa bikin
sekolah dan kampus dan dapat izin adalah Muhammadiyah.
“Jadi, Bapak Ibu, Muhammadiyah dan HW ini bukan kaleng-kaleng,
kata anak muda,” ujarnya.
Di kampus Muhammadiyah UMAM (Malaysia) punya 5 program studi
kesemuanya adalah progam doktoral tidak ada S1 nya. UMAM hanya
S3, ini tentu banyak sumber menjadi bersyukur menjadi bagian dari
Muhammadiyah.
Kesemuanya ini tidak lepas dari dedikasi Kyai Dahlan yang
mewariskan amal usaha sehingga bisa dirasakan manfaatnya sampai
saat ini.
5. HW harus mandiri
Kita warga Muhammadiyah bukan organisasi kaleng-kaleng yang
sudah teruji 115 tahun dan tidak ada tanda-tanda berhenti.
Jadi harus disyukuri oleh seluruh warga Muhammadiyah termasuk
Hizbul Wathan sehingga Muhammadiyah harus terus menyinari.
Diantara prestasi, kita juga punya banyak pekerjaan rumah dan masih
banyak, misalnya keluhan ranting yang tidak aktif. Ditambah
tantangan eksternal Muhammadiyah.
Untuk mengerjakan pekerjaan tersebut harus mendaur ulang
organisasi, jadi kalau organisasi masih kecil harus terus didorong,
AUM nya kecil harus terus dirawat supaya besar.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 69
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Kalau pengurus sehat, misalnya HW sehat, menjadi organisasi yang
sehat terus bergerak juga menjadi besar. Sehingga mampu mandiri
dan menjadi organisasi yang berkemajuan.
6. Nilai-nilai yang membuat Muhammadiyah bertahan
Ada nilai-nilai yang membuat Muhammadiyah bertahan sampai usia
satu abad lebih, kewajiban untuk terus menjaga agar persyarikatan,
organisasi otonom Muhammadiyah termasuk HW menjaga itu.
Nilai yang dimiliki oleh anggota Muhammadiyah:
- Berakidah murni
- Taat ibadah
- Istiqomah
- Keikhlasan
- Berjiwa gerakan
- Keshalehan
- Suka beramal
- Bermasyarakat
- Keteladanan
- Moderat
- Tajdid
7. Pemimpin harus Good Governance
Pemimpin Muhammadiyah harus good governance punya wujud tata
kelola yang baik, diantaranya ditandai dengan prorgam-program yang
terukur.
Misalnya tata kelola yang baik di HW, program-programnya harus
terukur, dengan data bese jumlah aggota.
“Hizbul Wathan kedepan harus punya data real (nyata) anggotanya,”
harap M. Sayuti.
8. Hizbul Wathan harus beradaptasi dengan perubahan
Hizbul Wathan dari pusat sampai yang paling bawah, harus mau
beradaptasi dengan perubahan. Tidak boleh bilang, “dulu begini” tapi
harus “besok begini”. Terlebih kita menghadapi perilaku anak remaja.
Menurut survei, orang bersentuhan internet sama dengan orang yang
tidur 8 jam sehari.
“Makanya saya bersyukur, anak saya yang laki-laki di Mu’allimin,
aktivis HW. Saya sangat bersyukur anak saya ikut HW karena menjadi
penyaluran energi semangat untuk remaja,” ujar M. Sayuti.
Hizbul Wathan butuh alternatif yang menarik, misalnya lagu-lagu baru.
Jadi menciptakan lagu-lagu agar semarak.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 70
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
9. HW harus inovasi tiada henti
Di PP Muhammadiyah, di seluruh majelis dan lembaga unsur
pembantu pimpinan (UPP) harus ada satu inovasi.
“Nah, di HW harus ada standar kerjanya, standar inovasinya. Misalnya
setiap Kwarwil harus punya lagu baru,” ujarnya.
10. Mendorong Kantor Kwartir Pusat HW tersertifikasi ISO 9001
Pertama tata kelola harus baik, organisasi harus baik, sehat dan ada
regenerasi, rapatnya jalan dan sistemnya jalan.
Saat menjabat sebagai Sekretaris Majelis Dikti PP Muhammadiyah,
M. Sayuti mengatakan, Kantor Majelis Dikti menjadi satu-satunya
majelis di PP Muhammadiyah yang tersertifikasi ISO 9001 oleh
Lembaga ISO yang merupakan standar internasional yang digunakan
untuk menetapkan kebijakan dan sasaran mutu (quality objektive).
Termasuk harus mengubah tata kelola kantor menjadi bersih dan
nyaman digunakan, sehingga menjadi nyaman bagi tamu yang
datang.
11. HW harus beradaptasi dengan teknologi baru dan milenial
Prediksi dari Prof. Linda Garand, orang sepuh harus bergaul dengan
anak muda, saling bersinergi tua dan muda.
Dan inovasi tiada henti, menciptakan permainan baru.
“Ini adalah salah satu cara, strategi agar HW terus lestari hingga
sampai akhir zaman,” ujarnya.

Malang, 10 Muharram 1445 H./28 Juli 2023 M.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 71
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Ceramah Muktamar (V)
“Visi-Misi Hizbul Wathan
untuk Kepentingan Kaderisasi Muhammadiyah”

*) Muhammad Izzul Muslimin, S.I.P.


(Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

1. HW Organisasi Ortom Terbesar di Muhammadiyah


Hizbul Wathan ini sesungguhnya Ortom yang paling besar diantara
ortom lain, kenapa berani mengklaim begitu? Pertama, karena segi
usia, dari TK sampai menjelang ajal boleh menjadi anggota HW.
“Jadi ya satu-satunya ortom yang hampir tidak ada batasnya ya Hizbul
Wathan,” ujar M. Izuul Muslimin.
Kalau dari segi itu, HW punya potensi menjadi organisasi otonom
Muhammadiyah yang jumlah sasaran dakwahnya lebih besar. Dalam
hal ini, harus dipahami oleh Ramanda, Ibunda, Rakanda, Ayunda, dan
seluruh aktivis Pandu HW.
Potensi harus dipahami semua sehingga dengan begitu membuka
wawasan kita bahwa HW ini mestinya saat awal-awal didirikan
menjadi sebagai pelopor, pelangsung, penyempurna kader umat,
kader bangsa, dan kader persyarikatan.
“Oleh karena itu, jangan berhenti di sekolah dan perguruan tinggi,”
ujarnya.
Kebangkitan HW memang diawali (lingkup sekolah) supaya HW
bergerak di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi supaya
mempercepat. Karena kalau di luar barangkali mengalami kesulitan.
“Tetapi tolong jangan hanya berhenti di situ (sekolah dan perguruan
tinggi),” ujarnya.

2. Tantangan yang dihadapi Muhammadiyah


Beberapa sekolah Muhammadiyah justru mengalami krisis siswa,
misalnya di tingkat SMP. Hal ini tentu bukan hanya semata-mata miss
management tetapi memang ada perkembangan atau perubahan
sosial, dan ini harus diantisipasi agar tidak menjadi problem.
Oleh karena itu, keberadaan Hizbul Wathan mulai harus difikirkan
tidak hanya terpaku di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
HW harus kembali ada di kawasan-kawasan atau pemukiman,
misalnya di masjid, utamanya basis-basis masjid Muhammadiyah atau
berada di sekolah-sekolah Muhammadiyah sebenarnya sangat
memungkinkan untuk diadakan.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 72
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
3. Upaya HW diterima di luar sekolah dan perguruan tinggi
Muhamamdiyah
Memang supaya HW bisa diterima di luar memang harus ada upaya-
upaya kreatif, upaya-upaya yang lebih kreatif supaya keberadaan HW
bisa diterima.
Dan ini membutuhkan satu upaya lebih supaya keberadaan HW bisa
berkembang di luar sekolah dan perguruan tinggi Muhamadiyah.
Pekerjaan rumah adalah bagaimana dakwah dan kaderisasi bisa
meluas.

4. Tujuan Muhammadiyah menetapkan organisasi otonom


Setidaknya ada tiga hal atau syarat yang menjadi kepentingan,
menjadi tujuan Muhammadiyah menetapkan organisasi otonom
Muhammadiyah (Ortom):
a) Punya kekhususan
Baik kekhususan secara gender seperti ‘Aisyiyah dan Nasyiatul
Aisyiyah, atau IPM dan IMM kekhususan dalam hal pendidikan.
Tapak Suci kekhususan dalam hal seni bela diri, dan HW
kekhususan dalam hal kepanduan dan ketrampilan.
b) Punya potensi menjasi gerakan secara nasional
Karena tidak mungkin ortom hanya bergerak secara lokal.
c) HW dalam kepentingan Dakwah Muhammadiyah
Jadi kalau menurut Muhammadiyah adalah kepentingan dakwah.
Jadi meskipun ada syarat kekhususannya ada, dan punya potensi
nasional ada, tetapi kalau tidak menjadi kepentingan, maka tidak
berpotensi menjadi organisasi otonom.
Misalnya sepak bola ini khusus ada secara nasional bahkan
internasional. Tetapi Muhammadiyah saat ini tidak menganggap
ini sebagai kepentingan dakwahnya.
Dengan demikian, ketika HW sebagai ortom termuda meskipun
secara kelahiran tertua. Muhammadiyah menganggap lewat HW
punya kepentingan di dalamnya. Sehingga Muhammadiyah
berkepentingan menjadi ortom yang bertujuan bisa menjadi
pengembangan dakwah dan kaderisasi di lingkungan
Muhammadiyah.

5. Proses regenerasi dan kaderisasi HW berjalan


Hal lain yang penting adalah bagaimana proses regenerasi dan
kaderisasi berjalan.
“Tadi diawal saya meminta peserta dan seluruh Muktamar ke-4 HW
untuk unjung jari dengan usia kebanyakan peserta agar mengetahui
bagaimana proses kaderisasi”

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 73
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
“Kalau piramida terbaik, dari angkatan empat puluh ke sini semakin
sedikit. Ini berarti kaderisasi dan regenerasi tidak berjalan,” ujarnya.
Berdasarkan survei kecil-kecilan dari peserta ternyata bukan seperti
piramida tetapi seperti belah ketupat. Generasi tua sedikit, generasi
menengah semakin besar, generasi mudanya mengecil. Tentu
semakin kesana semakin berubah.
Ini tentu menjadi ukuran apakah HW dari sisi kaderisasi dan dakwah
berkembang atau tidak. Ketika postur peserta muktamar menunjukan
atau model belah ketupat setidaknya bisa mengatakan HW relatif
berkembang.
“Jika melihat dengan lebih berkemajuan, mestinya itu piramida, bukan
segitiga terbalik apalagi belah ketupat. Senior sedikit semakin ke
bawah semakin besar,” ujar M. Izzul Muslimin.
Kalau ini terjadi, maka hal ini sebenarnya potensi dakwah, potensi
kaderisasi sesuai dengan prediksi atau menjadi kepentingan dari
Muhammadiyah.

6. Alasan Kyai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah


Mungkin bisa dilihat atas dasar alasan teologis, atau alasan filosofis
atau alasan lain, tetapi ada hal seperti dalam beberapa dakwahnya
terutama ketika Kyai Dahlan selalu mengingatkan: “Bahwa Islam di
dunia insya Allah hingga akhir zaman, tetapi Islam di Nusantara
(Hindia-Belanda) sampai akhir zaman”.
Kalau kita melihat situasi pada waktu Kyai Dahlan masih hidup itu
memang kondisi keislaman, situasi keumatan sangat memprihatinkan.
Karena kondisi umat pada saat itu kondisi umat yang terbelakang,
miskin dan lebih menyedihkan adalah terjajah.
Contoh-contoh hilangnya di beberapa tempat menunjukan itu,
misalnya yang paling jelas adalah Filipina, yang dahulu kerajaan atau
kesultanan Islam. Tetapi setelah kedatangan Portugis sekarang kita
ketahui mayoritas agama di Manila adalah Khatolik.
Demikian juga Maluku, mengapa dinamakan Maluku sebenarnya
berasal dari al-mulk (kumpulan raja-raja) tetapi setelah kedatangan
Portugis sebagian akhirnya menjadi non-muslim. Apalagi di Spanyol
yang Islam dibumi hanguskan.
Jadi Kyai Dahlan saat itu ada pada waktu kritis sebenarnya, kalau
tidak berbuat apa-apa maka yang akan terjadi Islam akan hilang di
bumi nusantara.

7. Politik etis Kyai Ahmad Dahlan


Perlawanan Kyai Dahlan tidak reaktif terhadap Belanda dengan
perang, tetapi dengan mengadopsi cara Belanda termasuk pola dan
organisasi. Misalnya mendirikan sekolah, termasuk lahirnya
kepanduan. Kyai Dahlan mengadopsi dari Belanda tetapi dengan
semangat dan spirit keislaman. Ini yang menjadi inti dari Gerakan
Hizbul Wathan.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 74
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
8. Spirit KH Ahmad Dahlan untuk pembaharuan HW
Paling penting dari spirit Kyai Ahmad Dahlan yang kemudian harus
dilanjutkan oleh Hizbul Wathan adalah pemurnian dalam arti merujuk
Qur’an, As-Sunah dan tajdid (pembaharuan).
Gerakan Kyai Dahlan bukan sekedar fisiknya yang kembali tetapi
semangatnya. Tetapi dalam gerakannya harus melakukan tadjid
(pembaharuan).
“Ini saya kembalikan ke Hizbul Wathan. HW itu kan spiritnya cerita
sukses hingga 1961”
Generasi sekarang yang kita ambil adalah spirit pada saat itu, tetapi
spirit harus dimaknai sesuai yang dilakukan Kyai Dahlan tetapi ada
sisi pembaharuannya.
Ini barangkali yang penting untuk dikombinasikan karena memang,
tantangan kedepan gerakan dakwah melalui Hizbul Wathan tentu
akan jauh berbeda dengan tantangan yang dihadapi tahun-tahun
sebelumnya.
“Oleh karena itu, penting menjadi keniscayaan, menjadi kewajiban,
keharusan bagi Hizbul Wathan juga memperbaharui gerakannya,” ujar
M. Izzul Muslimin.
Soal bagaimana model pembaharuannya kembali kepada Hizbul
Wathan bagaimana bisa dibicarakan bersama, dan forum semacam
Muktamar adalah yang paling tepat membicarakannya.
Sehingga ke depannya apa yang menjadi semangat dari Hizbul
Wathan untuk berkembang bisa tercapai.

Malang, 10 Muharram 1445 H./28 Juli 2023 M.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 75
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Sambutan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Dalam Penutupan Muktamar ke-4
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

*) Muhammad Izzul Muslimin, S.I.P.

1. Mengucapkan selamat kepada Ramanda Endra dan kawan-kawan


yang telah dapat menjalankan tugas dan amanah menjadi Pimpinan
Kwartir Pusat Hizbul Wathan sehingga dapat menyelenggarakan
Muktamar hingga kemudian berhasil melakukan regenerasi
kepemimpinan.

2. Mengucapkan selamat kepada Ramanda Aman Suyadi dan seluruh


jajaran Kwartir Pusat Hizbul Wathan yang telah mendapatkan amanah
untuk menjalankan kepemimpinan periode 2023 – 2028.

3. Berharap kedepan Hizbul Wathan semakin berjaya, dan lebih penting


lagi Hizbul Wathan dapat mengembangkan dakwah Muhammadiyah
secara lebih luas. Hizbul Wathan punya modal sekaligus tantangan
diantaranya:
• Menjadi ujung tombak pimpinan bagi Muhammadiyah
“Kita tahu bahwa keberadaan Hizbul Wathan ini menjadi ujung
tombak bagi pimpinan, bagi Muhammadiyah. Kenapa saya
mengatakan itu, karena kemarin sudah saya sebutkan Hizbul
Wathan ini adalah organisasi otonom yang paling luas
jangkauannya sejak Athfal hingga lanjut usia semuanya
bergabung di Hizbul Wathan.”
“Nah, potensi dakwah inilah yang kemudian menjadi tanggung
jawab kita, semua pimpinan Hizbul Wathan sehingga keberadaan
Hizbul Wathan ini benar-benar bisa dirasakan,” pesan M. Izzul
Muslimin.

• HW punya pengalaman sukses


HW punya pengalaman sukses sebelum kemudian Hizbul Wathan
melebur dalam Pramuka pada tahun 1961. Bagaimana caranya
supaya cerita sukses yang sudah pernah ditorehkan oleh Hizbul
Wathan itu dapat kemudian kita torehkan kembali, tentu dengan
kesuksesan yang tidak mesti sama bentuknya tetapi tetap secara
prinsip membawa nilai-nilai apa yang sudah menjadi tanggung
jawab Hizbul Wathan.

• Terpilihnya Ketua Umum dari Purwokerto, optimisme mengulang


semangat Pandu yang ditorehkan Soedirman

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 76
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
“Saya belum menyampaikan ini, semacam tanda-tanda ya kalau di
Muktamar kemarin sudah ditetapkan Soedirman sebagai Bapak
Pandu Hizbul Wathan. Ini kebetulan ketua yang terpilih inikan dari
Purwokerto. Mudah-mudahan, semangat Jenderal Soedirman
atau Soedirman bisa kita kembalikan menjadi semangat baru
Hizbul Wathan.”

• Tantangan dakwah HW
Tantangan dakwah di masa depan tentu sangat berbeda dan
boleh dikatakan sebuah tantangan tersendiri bagi Hizbul
Wathan. Oleh karena itu, yang diharapkan bagaimana pandangan
ke depan. Kalau ibarat mobil, mobil itu ada spion dan ada muka.
Spion itu kacanya cuman kecil ada dua kanan kiri kemudian di
kaca depan itu jauh lebih lebar, kalau kita bijak berkendara maka
kita tidak boleh terlalu sering melihat spion. Spion penting untuk
sekali-kali melihat ke belakang.
Karena kita harus melihat juga samping kiri-kanan dan terutama di
belakang kita supaya kendaraan kita tetap selamat tetapi jangan
terlalu sering juga melihat ke belakang. Kita juga harus punya
pandangan yang lebih luas ke depan.
“Nah, ini saya kira tantangan ke depan HW. Bagaimana kemudian
kita harus melihat ke depan sehingga HW di masa yang akan
datang semakin dirasakan manfaatnya baik oleh Muhammadiyah
maupun juga umat dan lebih luas lagi bangsa Indonesia,” ujarnya.

• HW diminati kaum muda


Bagaimana caranya supaya HW bisa menarik dan kemudian
digemari oleh masyarakat. Ini merupakan PR bagi kepengurusan
yang akan datang termasuk bagi seluruh pegiat Hizbul Wathan di
seluruh Indonesia.
“Tadi dilaporkan bahwa pimpinan atau 13 terpilih ternyata cukup
beragam, termasuk ada yang paling muda usianya 22 tahun dari
39 nama itu ada yang 22 tahun. Artinya ini, menunjukkan bahwa
masa depan HW ini terbuka untuk jangka panjang.”
“Sehingga, bagaimana caranya supaya Hizbul Wathan ini benar-
benar bisa dirasakan oleh khususnya anak muda. Karena tadi
saya katakan Hizbul Wathan ini sejak dari Athfal sampai lanjut
usia sampai istilahnya menuntut ilmu itu kan, “minal mahdi ilal
lakhdi”, ya kira-kira itulah semangat Hizbul Wathan.”
Oleh karena itu, bagaimana caranya supaya ini kemudian bisa
mendorong seluruh masyarakat, seluruh kalangan, supaya ikut
terlibat dalam pergerakan Hizbul Wathan ini.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 77
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
• HW garda terdepan kaderisasi Muhammadiyah
Salah satu ciri Hizbul Wathan dan itu menjadi ciri juga
Muhammadiyah adalah sikap altruismenya. Altruisme itu
semangat untuk memberi atau semangat untuk selalu menolong
orang lain, pihak lain. Nah ini, saya kira bentuk-bentuk, sifat atau
sikap altruisme yang seperti apa yang mungkin harus dirumuskan
kembali oleh Hizbul Wathan sehingga bisa kemudian menarik
minat segenap masyarakat untuk dapat bergabung di Hizbul
Wathan.
“Apakah mungkin Hizbul Wathan itu mengambil salah satu ikon
dalam gerakan, misalnya gerakan lingkungan atau gerakan
kegiatan-kegiatan yang mungkin itu bisa langsung dirasakan oleh
masyarakat. Yang barang kali ini terus terang semakin ke sini itu
agak kurang dirasakan peran-peran yang sifatnya populis di
likungan Muhammadiyah.”
Harapannya, Hizbul Wathan dapat masuk pada wilayah yang lebih
populis. Bentuk-bentuk aktivitas populis ini penting untuk
dilakukan. Bukan karena kita ingin riya tetapi bagaimana kita bisa
semakin dirasakan keberadaan Hizbul Wathan. Tentu ini harus
dikemas oleh Kepanduan Hizbul Wathan supaya bentuknya bisa
lebih menarik.
“Nah, ke depan kita berharap Hizbul Wathan akan semakin
sukses dan Insya Allah akan menjadi garda terdepan bagi dakwah
dan kaderisasi Muhammadiyah,” kata M. Izuul Muslimin.

Malang, 11 Muharram 1445 H./29 Juli 2023 M.

RISALAH SAMBUTAN DAN CERAMAH MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN| 78
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-4 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
KWARTIR PUSAT
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

@kwarpushw www.hizbulwathan.or.id Kwartir Pusat Hizbul Wathan

Anda mungkin juga menyukai