Anda di halaman 1dari 70

TANFIDZ KEPUTUSAN

MUKTAMAR KE – 3
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Solo, 8 – 11 Syawwal 1437 H / 13 – 16 Juli 2016 M

Diterbitkan oleh
Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
September 2016

1
DAFTAR ISI

 Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Pengesahan Keputusan Muktamar ke-3
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

 Surat Keputusan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Tanfidz Keputusan
Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

 Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

 Lampiran I
Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Laporan Kwartir Pusat
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2010-2015

 Lampiran II
Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Anggaran Dasar Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

 Lampiran III
Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Program Kerja Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016-2021

 Lampiran IV
Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Rekomendasi Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan

2
3
4
KWARTIR PUSAT
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

SURAT KEPUTUSAN KWARTIR PUSAT


GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Nomor : 001/SK-Kwarpus/A/IX/2016

Tentang
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN :

Memperhatikan : Hasil Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang diselenggarakan pada
tanggal 8 sampai dengan tanggal 11 Syawwal 1437 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal
13 sampai dengan tanggal 16 Juli 2016 Masehi di Kota Surakarta.

Menimbang : a. Bahwa Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan telah diambil
secara sah sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Muhammadiyah, Qa’idah Organisasi Otonom Muhammadiyah, Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan;
b. Bahwa agar Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dapat
segera dilaksanakan, perlu segera mentanfidzkan dengan Surat Keputusan.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 21;


2. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 20;
3. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 92/KEP/I.0/B/2007
tentang Qa’idah Organisasi Otonom Muhammadiyah Pasal 11 Ayat (3);
4. Anggaran Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Pasal 37;
5. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Pasal 47

Berdasar : 1. Pembahasan dan Keputusan Rapat Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan pada tanggal 22 Dzulqo’dah 1437 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 25
Agustus 2016 Masehi di Yogyakarta;
2. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 184/KEP/I.0/B/2016
tentang Pengesahan Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan.

5
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3 GERAKAN
KEPANDUAN HIZBUL WATHAN.
Pertama : Mentanfidzkan Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang
diselenggarakan pada tanggal 8 sampai dengan tanggal 11 Syawal 1437 Hijriyah,
bertepatan dengan tanggal 13 sampai dengan tanggal 16 Juli 2016 Masehi di kota
Surakarta, sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini.
Kedua : Menyampaikan Surat Keputusan Tanfidz Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan ini kepada seluruh Anggota Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan untuk dapat diketahui dan dilaksanakan.
Surat Keputusan Tanfidz Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ini
Ketiga berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
: dalam Surat Keputusan ini, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Yogyakarta


Pada tanggal : 29 Dzulqo’dah 1437 H
1 September 2016 M

Ketua Umum, Sekretaris Umum,

MUCHDI PURWOPRANDJONO MOCH. BAZZAR MARZUQIE


NBM 972.678 NBM 444.745

6
KWARTIR PUSAT
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 104/SK-Kwarpus/A/VII/2016
Tentang :
PENGESAHAN KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN


Menimbang : 1. Bahwa Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan telah diambil
secara sah sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
2. Bahwa untuk menindak lanjuti seperti dimaksud pada butir 1 di atas perlu ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Wathan.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan pasal 17.
2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan pasal 19.
3. Pembahasan dan keputusan Rapat Pleno Kelompok 1, 2, 3, dan 4 pada Muktamar ke-3
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang diselenggarakan tanggal 8 s.d. 11 Syawal 1437
Hijriyah bertepatan dengan tanggal 13 s.d. 16 Juli 2016 Masehi di Surakarta.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL
WATHAN.
Pertama : Mengesahkan hasil Keputusan Muktamar ke -3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang
diselenggarakan pada tanggal 8 s.d. 11 Syawal 1437 Hijriyah bertepatan dengan tanggal
13 s.d. 16 Juli 2016 Masehi di Surakarta sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat
Keputusan ini.
Kedua : Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ini disampaikan kepada
seluruh Anggota Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan, akan diadakan pembetulan seperlunya.
Ditetapkan di : Surakarta.
Pada tanggal : 10 Syawwal 1437 H
15 Juli 2016 M
Ketua Umum, Sekret

UUN HARUN SYAMSUDIN BAMBAN


NBM. 245 168 NBM.
7
Lampiran Surat Keputusan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Nomor : 104/SK-Kwarpus/A/VII/2016.
Tanggal : 10 Syawwal 1437 H / 15 Juli 2016 M.
Tentang : Pengesahan Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang diselenggarakan pada tanggal 8 s.d. 11
Syawwal 1437 Hijriyah bertepatan dengan 13 s.d. 16 Juli 2016 Masehi bertempat di Kota Surakarta,
setelah menyimak dan mencermati dengan seksama :
1. Sambutan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ramanda Drs. H. A. Dahlan Rais, M.Hum pada
upacara pembukaan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Stadion Sriwedari Kota
Surakarta.
2. Sambutan Gubernur Provinsi Jawa Tengah yang disampaikan oleh Bapak H. Rahardjanto Pudjiantoro,
SH, M.T., Kepala Biro Bina Mental Setda Provinsi Jawa Tengah
3. Pidato iftitah Ketua Umum Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Ramanda Uun Harun
Syamsudin.
4. Pidato Selamat Datang oleh Walikota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo
5. Ceramah Umum Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ramanda Dr. H. Haedar Nashir,
M.Si., yang disampaikan pada Sidang Pleno I Muktamar ke – 3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
6. Laporan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2010-2015 yang disampaikan
oleh Ramanda Muchammad Adji Subur Ketua Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
7. Rancangan program kerja Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016-2021 yang
disampaikan oleh Ramanda Muchammad Adji Subur Ketua Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan
8. Rancangan Rekomendasi dalam Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016-
2021 yang disampaikan oleh Ramanda Abdul Rasyid Wasyim
9. Hasil pemilihan Anggota Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016-2021 yang
disampaikan oleh Ketua Panitia Pemilihan Ramanda Ismet Wibowo.
10. Tanggapan, pendapat, pembahasan, saran dan usul-usul peserta Muktamar yang disampaikan dalam
Sidang Pleno dan Sidang Kelompok.

8
MEMUTUSKAN

I. KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN


A. Mengesahkan hasil pemilihan Anggota Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
periode 2016 – 2021 sebanyak 15 orang dari hasil pemilihan 36 calon yang diajukan oleh
Tanwir sesuai urutan perolehan suara sebagai berikut :
1. Muchdi Purwoprandjono
2. Bambang Soemedhi
3. Uun Harun Syamsuddin
4. Abdul Rasyid Wasyim
5. Muchsinun
6. Moch. Bazzar Marzuqie
7. Abdul Djalil Thahir
8. Endra Widyarsono
9. Choirun Nisa’
10. Moeslimin
11. Muchammad Adji Subur
12. Hadjam Murusdi
13. M. Zairin
14. Asep Djadjuli
15. Saiful Azhar Aziz

B. Menetapkan Ramanda Muchdi Purwoprandjono sebagai Ketua Umum Kwartir Pusat Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016 – 2021.

C. Mengumumkan nama – nama berikut sebagai anggota Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan periode 2016 – 2021 :
1. Muchdi Purwoprandjono
2. Bambang Soemedhi
3. Uun Harun Syamsuddin
4. Abdul Rasyid Wasyim
5. Muchsinun
6. Moch. Bazzar Marzuqie
7. Abdul Djalil Thahir
8. Endra Widyarsono
9. Choirun Nisa’
10. Moeslimin
11. Muchammad Adji Subur
12. Hadjam Murusdi
13. M. Zairin
14. Asep Djadjuli
15. Saiful Azhar Aziz

9
II. LAPORAN KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
PERIODE 2010-2015.
Menerima laporan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2010-2015 dengan
beberapa catatan sebagaimana tersebut pada lampiran 1.

III. ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN.


Mengesahkan Rancangan Anggaran Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan menjadi
Anggaran Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagaimana tersebut pada lampiran 2.

IV. ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN.


Mengesahkan Rancangan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan menjadi
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagaimana tersebut pada
lampiran 3.

V. PROGRAM KERJA KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN


PERIODE 2016-2021.
Mengesahkan Rancangan Program Kerja Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
periode 2016-2021 menjadi Program Kerja Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016-
2021 sebagaimana tersebut pada lampiran 4.

VI. REKOMENDASI
Menerima Prasaran yang diajukan oleh Anggota Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan tentang Rekomendasi sebagaimana tersebut pada lampiran 5.

Surakarta, 10 Syawwal 1437 H


15 Juli 2016 M.

Pimpinan Sidang,

UUN HARUN SYAMSUDIN


NBM. 245 168

10
Lampiran I
KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG

LAPORAN KWARTIR PUSAT


GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
PERIODE 2010-2015
A. Laporan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Menerima Laporan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dengan catatan sebagai
berikut:
1. Kegiatan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan direncanakan dengan lebih efektif,
dengan prosentase 75 % pelaksanaan kegiatan, 15 % pembinaan dan 10 % pengawasan;
2. Pembuatan laporan kegiatan agar dibuat dalam bentuk matrik;
3. Laporan keuangan sebaiknya :
a. dilaporkan sumber dana/asalnya
b. berdasarkan sistem accounting dan dibuat oleh ahlinya
B. Lampiran Laporan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Memaknai Muktamar ke – 3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang diselenggarakan tanggal 13 –
16 Juli 2016 di Kota Surakarta, Jawa tengah, Kwartir Pusat periode 2010 – 2015 menjadi wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban. Laporan perjuangan ini, berisikan kegiatan konsolidasi
organisasi yang dilaksanakan secara simultan, mulai dari Pimpinan Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah,
Kwartir Daerah, sampai dengan Qabilah. Konsolidasi semangat juang dilaksanakan sebagai
pengejawantahan Janji dan Undang – Undang Pandu Hizbul Wathan secara holistik dan
komprehensif. Konsolidasi program lebih menekankan “program untuk aksi” dengan referensi induk
keputusan Muktamar yang dijalankan secara “gayung bersambut” dari Kwartir Pusat sampai ke
Qabilah. Dalam keterbatasan ruang dan waktu, disampaikan secara singkat laporan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil Muktamar Ke-2 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Jakarta yang berlangsung
tanggal 8-11 Shafar 1432 hijriyah, bertepatan tanggal 13–15 Januari 2011 dan hasil Rapat Pimpinan
Harian Kwartir Pusat Hizbul Wathan tanggal 27 Februari 2011 di Yogyakarta, tersusunlah anggota
Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2010 – 2015 sebagai berikut:
Ketua Umum : Uun Harun Syamsudin.
Ketua : Muchdi Purwoprandjono
Ketua : Abdul Rasyid Wasyim
Ketua : Asmara Hadi Hadji Liting
Ketua : Moeslimin
Ketua : Ismet Wibowo
Ketua : Muchammad Adji Subur
Sekretaris Umum : Bambang Gunawan
Sekretaris : Bambang Soemedhi
Sekretaris : Mochammad Bazzar Marzuqie
Sekretaris : Muhammad Bachrun Nawawi
Bendahara Umum : Choirun Nisa’
Bendahara : Syamsul Arifin

11
Dalam perjalanan kepengurusan ini, terjadi perubahan perubahan sebagai berikut:
Ketua Umum : Uun Harun Syamsudin.
Ketua : Muchdi Purwoprandjono
Ketua : Abdul Rasyid Wasyim
Ketua : Moeslimin
Ketua : Asmara Hadi Haji Liting
Ketua : Muchammad Adji Subur
Ketua : Hadjam Murusdi
Ketua : Sarbiran
Sekretaris Umum : Muhammad Bachrun Nawawi
Sekretaris : Mochammad Bazzar Marzuqie
Sekretaris : Bambang Soemedhi
Bendahara Umum : Ismet Wibowo
Bendahara : Syamsul Arifin

Selanjutnya, dalam rangka menjalankan program Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan,
kami sampaikan beberapa hal sekaitan dengan pengembangan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
sebagai berikut:
Sarana dan Prasarana
Pembangunan Markas Besar Hizbul Wathan di Kaliurang pada tahun 2010 telah dimulai dengan
peletakan batu pertama yang kemudian terkena bencana nasional erupsi gunung Merapi dan Gempa
Jogja, hal tersebut belum dapat dicapai dengan maksimal.
Menghadapi hal itu, dibentuklah tim pembangunan bumi perkemahan, yaitu di Kaliurang, di atas
tanah wakaf Ramanda Djazman Al-Kindi yang diamanatkan untuk kegiatan Kepanduan Hizbul
Wathan, kami percayakan untuk dikelola oleh Kwartir Daerah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Kabupaten Sleman sebagai penanggung jawab pelaksana.
Melalui Tanwir Muhammadiyah tahun 2014 di Samarinda dan Muktamar Muhammadiyah tahun
2015 di Makassar, Kwartir Pusat menyampaikan permohonan perhatian Pimpinan Pusat
Muhammadiyah akan urgensi tempat pendidikan dan pelatihan di alam terbuka seperti bumi
perkemahan untuk proses perkaderan warga Muhammadiyah, sesuai dengan tugas Pandu Hizbul
Wathan melaksanakan pendidikan non formal di luar sekolah dan di luar rumah, yaitu alam terbuka.
Alhamdulillah dalam audiensi Kwartir Pusat dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, telah dijawab
oleh Ramanda Dahlan Rais bahwa Muhammadiyah akan membangun Muhammadiyah Center untuk
memenuhi kebutuhan semua organisasi otonom Muhammadiyah. Barakallah.

Organisasi
Pengembangan organisasi Kwartir dan Qabilah di semua lini tidak pernah berhenti, baik jumlah
maupun mutunya. Hal itu terjadi karena semangat fastabiqul khairat dan taat kepada keputusan
persyarikatan Muhammadiyah untuk mengganti semua kepanduan di amal usaha Muhammadiyah
menjadi Kepanduan Hizbul Wathan.
Pembentukan Kwartir Wilayah baru yang hingga sampai saat ini telah mencapai 25 Kwartir Wilayah
dari 33 propinsi di Indonesia, selain itu Kwartir Daerah yang sudah berdiri walaupun belum ada
Kwartir Wilayahnya seperti Kwartir Daerah Kabupaten Sorong Papua Barat, Kwartir Daerah Kota
12
Bima Nusa Tenggara Barat. Dan pembentukan qabilah di perguruan tinggi Muhammadiyah di
seluruh Indonesia mulai terlihat.
Betapa pun dan seberapa apa pun kemajuan dan keberhasilan dalam membangun, mendirikan dan
mengembangkan bangunan organisasi adalah wujud dari kesadaran dan tanggung jawab individual ke
dalam kesadaran dan tanggung jawab kolektif.
Kita semua sadar dan menyadari dengan sungguh – sungguh:
(1) Bahwa Deklarasi Kebangkitan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah tuntutan perjalanan
sejarah perjuangan Persyarikatan Muhammadiyah.
(2) Bahwa ketetapan Muktamar Muhammadiyah tahun 2000 di Yogyakarta, menjadikan Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom (ortom), “wajib” diterima seutuhnya
dengan penuh tanggung jawab (sami’na wa atho’na)
(3) Bahwa pembangunan, pendirian dan pengembangan organisasi tidak cukup jika hanya
menggunakan pendekatan “stukturalis-teknokratis”, namun harus ada pengawalan pendekatan
“idiologis”, jika tidak, maka akan melahirkan organisasi tanpa arah.
(4) Dengan pendekatan tersebut akan melahirkan generasi pendidik dan pejuang yang berkepribadian
Muhammadiyah atau disebut dengan istilah “kader idiologis praktis”
Dengan haluan sedikit bicara, banyak bekerja,disertai kesadaran dan tanggung jawab moral yang
tinggi, kita semua yakin dan percaya, Pemimpin Kwartir di semua tingkat akan dapat menyelesaikan
agenda berdirinya Kwartir di wilayah dan Daerah yang belum terbangun.

Kantor dan Administrasi


Kesekretariatan Kwartir Pusat dikelola dan merupakan kewajiban dan wewenang tim kesekretariatan
dibawah kendali Sekretaris Umum dan Sekretaris. Kwartir Pusat mengangkat seorang petugas
sekretaris eksekutif, seorang urusan rumah tangga, seorang petugas kebersihan yang pada dasarnya
mereka adalah pengabdi yang rela berkorban, bukan karena imbalan yang diterima. Oleh karena itu
untuk meningkatkan kwalitas tersebut, sangat perlu diadakan Pelatihan Jaya Pertiwi bagi pengelola
Kwartir yang dilanjutkan dengan pelatihan – pelatihan lainnya yang lebih spesifik.

Pendidikan dan Pelatihan


Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan mengambil posisi di bidang pendidikan non formal yang
diselenggarakan di luar sekolah dan di luar rumah, dilaksanakan di alam terbuka. Bersifat
explorative, observatorial, dan experimental, suatu cara pengayaan ilmu empirik seperti yang
diajarkan oleh yang Maha Pencipta kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Pendidikan diberikan secara
holistik, berjenjang vertical berdasarkan usia psikologik berkelanjutan dan transendental. Pendidikan
dan pelatihan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai model pendidikan non formal, merupakan
bagian dari system pendidikan di lingkungan Muhammadiyah, selain itu sebagai wahana perkaderan
yang efektif.
Pelatihan formal di Kepanduan Hizbul Wathan terus diselenggarakan, Jaya Melati 1, Jaya Melati 2,
Jaya Matahari 1 dan Jaya Matahari 2, yang harapannya semua penyelenggaraan tersebut atas
sepengetahuan dan seijin Kwartir Pusat dalam hal distribusi pelatih dan ijazah, dengan itu semua
pelatihan dapat terstandarisasi dikontrol penuh kurikulumnya yang sesuai dengan pedoman yang
sudah ada, dan dapat diketahui jumlah lulusan pelatihan tersebut.

13
Menjadi Organisasi Otonom Muhammadiyah
Pengembangan status Majelis Hizbul Wathan menjadi organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah
adalah kehendak dan keputusan persyarikatan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan sejarah
perjuangannya. Deklarasi kebangkitan kembali Hizbul Wathan harus dimaknai sebagai “perintah”
Persyarikatan kepada para pemangku kepentingan untuk bersegera mendirikan Kwartir dan Qabilah.
Bentuk ORTOM harus diterima dan dilaksanakan dengan tidak membantah, bukan ditawar untuk
dibicarakan, apalagi dianulir.
Dengan menengok kebelakang sejarah perjalanan Persyarikatan, akan kita temukan hikmah. Pada
tahun 1917 KH. Ahmad Dahlan membentuk organisasi bagian wanita bernama ‘Aisyiyah yang pada
tahun 1939 diberikan hak untuk berdiri sendiri (mandiri), mengurus rumah tangganya sendiri
(otonomi) sampai tahun 1961. Bisa jadi karena situasi kepolitikan yang membahayakan, maka
kebijakan persyarikatan “menarik kembali” menjadi majelis Aisyiyah, dan baru pada tahun 1966
dikembalikan statusnya sebagai organisasi otonom yang terbesar, kokoh, dan kuat serta maju.
Perubahan status organisasi yang ditetapkan oleh persyarikatan diterimanya dengan sami’na wa
atha’na. Inilah hikmah yang kita tangkap dan keteladanan berorganisasi yang taat azas.
Pada akhirnya Kwartir Pusat yakin dan percaya bahwa Muktamirin memahami laporan pertanggung
jawaban tahun 2015 sebagai bagian yang tak terpisahkan dari uraian pembuka ini.

Dasar :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
2. Keputusan Muktamar ke – 2 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

Prioritas Program dan Realisasi Program :


Pendirian Kwartir Wilayah dan Qabilah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Kwartir Pusat telah mengirim surat ke seluruh PWM di Indonesia yang belum ada Kepanduan Hizbul Wathan untuk
segera mendirikan Kepanduan Hizbul Wathan, berdasar surat PP Muhammadiyah No. 551/I.0/B/2010 tanggal 2
Nopember 2010 M / 26 Dzul Hijjah 1431 H tentang pendirian Kepanduan Hizbul Wathan di tingkat Wilayah,
Kabupaten/Kota, dan Kecamatan.
Sampai dengan akhir tahun 2015 dari jumlah 34 PWM, telah berdiri 25 Kwartir Wilayah, disamping itu ada dua
Kwarda berdiri meskipun Kwarwilnya belum ada, yaitu Kwarda Kota Bima di Propinsi Nusa Tenggara Barat,
Kwarda Kabupaten Sorong di Propinsi Papua Barat.
Dan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah, sudah berdiri Qabilah terdiri dari: Qabilah Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Qabilah Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Qabilah Universitas Muhammadiyah Semarang,
Qabilah Universitas Muhammadiyah Riau, Qabilah Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Padangsidimpuan, Qabilah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Cilacap, dan masih banyak lagi
Universitas yang telah mendirikan Kafilah di masing-masing pangkalan.

Pengembangan kepanduan Hizbul Wathan dengan pembentukan qabilah teritorial di ranting


Muhammadiyah, di basis Taman Pendidikan Al-Qur’an, di Masjid-masjid milik persyarikatan
Muhammadiyah.
Di kota Yogyakarta, Qabilah teritorial sudah ada di beberapa tempat, antara lain di Kampung Notoprajan, namun
untuk tempat-tempat lain masih belum terbentuk. Anggota HW di qabilah teritorial yang sudah terbentuk di Ranting
Muhammadiyah pada umumnya terdiri dari mereka yang setingkat pandu Penuntun. Untuk Qabilah di TPA dan
Masjid milik Muhammadiyah perlu dilakukan sosialisasi dan kerjasama dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah
setempat.
14
Bidang Pendidikan dan Latihan (DIKLAT)
 Tercukupinya Pelatih dan Pemimpin peserta didik
Pada tahun 2011 di beberapa Kwartir Wilayah dan Kwartir Daerah diselenggarakan Kursus Jaya Melati (calon
Pelatih Qabilah/pemimpin peserta didik) baik tingkat I maupun tingkat II. Kursus tersebut dilaksanakan pada
masa liburan semester(Juni dan Desember), untuk Jaya Melati I ada 9 kali kursus, yang dilaksanakan oleh
Kwarwil Riau, Kwarwil Bengkulu, Kwarwil DKI Jakarta, Kwarda Brebes, Kwarda Demak, Kwarda Kudus,
Kwarda Sukoharjo, Kwarda Sleman, dan Kwarda Sragen. Sedangkan untuk Kursus Jaya Melati II dilaksanakan
di 2 tempat yaitu oleh Kwarwil Sumatera Utara di Medan dan Kwarwil Bali di Denpasar. Peserta kursus Jaya
Melati I di tahun 2011 terdiri dari 80 % para guru sekolah yang di sekolah tersebut sudah ada Qabilah HW.
Sedangkan untuk Jaya Melati II jumlah peserta ada 70 orang.
 Pada awal periode, di bulan Januari 2011 diselenggarakan Penyegaran Pelatih Nasional Kepanduan Hizbul
Wathan di Yogyakarta yang diikuti oleh 50 orang pelatih.
 Sedang di awal bulan Januari 2012 diselenggarakan Latihan Kepemimpinan Penghela/ Penuntun Nasional
(LKPN) bertempat di PUSDIKLAT HW Jawa Timur, Purwodadi Pasuruan dengan peserta 60 orang
 Pembentukan Badan Diklat Pusat/Nasional dan Wilayah
 Pada tanggal 17-20 Mei 2012 telah diselenggarakan Lokakarya Bidang Pendidikan dan Latihan HW, yang diikuti
Pimpinan/pengurus Bidang diklat HW di tingkat Kwarpus, Kwarwil se Indonesia dan undangan yang dipilih.
Dalam Lokakarya tersebut telah dibicarakan antara lain :
o Program Inventarisasi Pemanfaatan dan Penyebaran Pelatih Orang Dewasa
o Menyusun Materi Kursus/Pelatihan Jaya Matahari II
o Penelitian dan evaluasi Kurikulum dan pengembangannya.
- Dan pada tanggal 1 – 7 Juli 2013 telah dilaksanakan Pelatihan Jaya Matahari 1 di Kabupaten Karanganyar dan
pada tanggal 23 – 29 Desember 2013 telah dilangsungkan Pelatihan Jaya Matahari 2 di Denpasar Bali.

Tersedianya buku-buku pedoman dan petunjuk untuk berbagai kegiatan kepanduan.


Di tahun 2011 telah terbit 2 judul buku baru kepanduan Hizbul Wathan yaitu Tuntunan Pengenal, dan Tuntunan
Penghela. Sedangkan di awal bulan Februari 2012 terbit buku Tuntunan ATHFAL. Sampai dengan bulan Februari
2012 Kwartir Pusat HW telah menerbitkan buku tuntunan/pedoman Kepanduan Hizbul Wathan sebanyak 29 judul.
Judul buku-buku HW sebagai berikut :

No. No.Seri Judul buku


_____________________________________________________________________________
01 04.01 Pedoman Penyelenggaraan Syarat Kenakan Tingkat (SKT)
02 04.02 SKT Athfal Melati Satu
03 04.03 SKT Athfal Melati Dua
04 04.04 SKT Athfal Melati Tiga
05 04.05 SKT Pengenal Tingkat Purwa
06 04.06 SKT Pengenal Tingkat Madya
07 04.07 SKT Pengenal Tingkat Utama
08 04.08 SKT Penghela Taruna Melati Satu
09 04.09 SKT Penghela Taruna Melati Dua
10 04.10 KURIKULUM HW Tingkat Athfal, Pengenal, Penghela
11 04.11 Bahan Pelatihan JAYA MELATI I
12 04.12 Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan dan Latihan
13 04.13 Pedoman Penyelenggaraan Latihan kepemimpinan Penghela dan Penuntun
14 04.14 Bahan Pelatihan JAYA MELATI II
15 04.16 Pedoman Pelatihan Anggota Dewasa
15
16 04.17 CERIA Pandu Athfal
17 04.18 Pedoman Penyelenggaraan Latihan Pemimpin Regu Pengenal
18 04.19 Pedoman Penyelenggaraan Perkemahan Besar Pandu Pengenal, Penghela, Penuntun
19 04.20 Pedoman Upacara Pembukaan & PenutupanLatihan Pandu Athfal, Pengenal, Penghela
20 04.22 Pedoman Penyelenggaraan Dewan SYUGLI Pandu Penghela dan Penuntun
21 04.23 Peraturan Dasar Bina Karya Mandiri (BKM)
22 04.24 BahanPelatihan JAYA MATAHAI I
23 04.25 Pedoman Pelantikan-Pelantikan
24 04.26 Tuntunan PENGENAL
25 04.27 Tuntunan PENGHELA
26 04.28 Tuntunan ATHFAL
27 04.30 Bahan Pelatihan JAYA MATAHARI II
28 04.31 Lomba Pengenal Berprestasi
29 01.02 Pedoman Seragam dan Atribut Pandu ATHFAL
30 01.03 Pedoman Seragam dan Atribut Pandu Pengenal
31 02.01 Pedoman Administrasi Kwartir

Pengadaan perlengkapan Kantor, Akomodasi, giat pandu HW


Pada awal bulan Januari 2012 kantor Sekretariat telah menerima bantuan dari Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta berupa 1 (satu) unit computer, 2 (dua) almari arsip, 1 (satu) set meja tamu (meubelair). Perlengkapan
kantor Sekretariat Kwarpus HW di Yogyakarta dirasa sudah memenuhi syarat perkantoran, Disamping perlengkapan
kantor, kwarpus juga memiliki perlengkapan lain, antara lain satu set sound system, generator. Dimungkinkan akan
ditambah dengan perlengkapan Scouting, tenda, dan sebagainya.

Daftar Inventaris : (kantor sekretariat Yogyakarta)


NO NO.INVENTARIS NAMA BARANG JUMLAH ASAL BARANG
1 01-07/MB/010 Meja Biro (1/2 biro) 7 PPM
2 01/ALM/010 Almari Besi-kaca 1 Pembelian
3 02/ALM/010 Almari Kayu 1 PPM
4 03/ALM/010 Almari Besar (plus kaca) 1 PPM
5 04/ALM/010 Almari makan-kecil 1 Pembelian
6 05/ALM/010 Almari etalase, kaca-aluminum 1 Pembelian
7 01-02/FB/010 Filing Cabinet 2 PPM
8 01-15/KS/010 Kursi lipat 15 PPM
9 01-03/KA/010 Kipas Angin 3 Pembelian
10 01/DPS/010 Dispenser 1 Pembelian
11 01-03/CPU/010 CPU (computer 3 2 Pembelian; 1 hadiah
12 01-03/MON/010 Monitor Komputer 3 2 Pembelian; 1 hadiah
13 01-02/PRINT/010 Printer-Canon 2 Pembelian
14 01/FAX/010 Mesin Faximale 1 Pembelian
15 01/CAL/010 Calculator Casio 1 Pembelian
16 01-02/WB/010 White Board (besar dan kecil) 2 Hadiah
17 01/GAS/010 Tabung Gas Elpiji 12 kb 1 PPM
18 01/Kom-Gas/010 Kompor Gas 1 PPM
19 01/Laptip/010 Lap-top Acer 1 Pembelian
20 01-02/TBend/010 Tiang Bendera 2 Pembelian
16
21 01-02/Gen/010 Generator 2 Pembelian
22 01/WL/010 Wireless Mic 1 set Pembelian
23 01/APL/010 Apli Toa 2120 1 set Pembelian
24 01-02/Horn/010 Horn TOA ZH625BM 2 Pembelian
25 01/Proy/010 Proyektor BENQ 1 set Pembelian
26 01/L-Proy/010 Layar Proyektor 1 Pembelian
27 01/CPU/12 CPU 1 Hibah UMY
28 01/PRINT/012 Printer 1 Hibah UMY
29 01/MON/012 Monitor 1 Hibah UMY
30 01/MEU/012 Meubelair 1 set` Hibah UMY
31 01-02/ALM/012 Almari 2 Hibah UMY
32 01-03/Jam/012 Jam dinding 3 Hadiah

Perkantoran:
a. Pembenahan fisik gedung seperti pengecatan, perbaikan lantai keramik, ruang sidang berkapasitas 25 kursi dan
perlengkapan elektronik, perbaikan kamar mandi, dapur sederhana dan kebutuhannya. Pembagian ruang-ruang
terpakai (lay out) disesuaikan kepentingan untuk efisiensi.
b. Fungsi pelayanan organisasi (organizational function) secara bertahap ditingkatkan. Untuk memperlancar
jalannya pelayanan perkantoran, diangkat seorang Kepala kantor seorang sekretaris eksekutif, seorang bagian
rumah tangga, dan seorang bagian kebersihan. Terkait dengan tingginya lalu lintas tamu, diangkat seorang
petugas keamanan (HW) yang bertugas mengamankan parkir, mengarahkan tamu dan surat masuk di Gedung
Dakwah Muhammadiyah Jalan Taqwa 8 Notoprajan.
c. Untuk pelaksanaan rapat-rapat / pertemuan dengan jumlah peserta yang sangat besar, Kwartir masih harus
menyewa tempat. Seperti Rapat Kerja Departemen DIKLAT tgl. 20-22 Maret 2015, Kwartir harus menggunakan
(membayar sewa) gedung BLK – PAY Jalan Agus Salim Yogyakarta.

ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

Surat
a. Surat yang telah dikeluarkan oleh Kwartir Pusat terdiri dari:
 Surat keluar sampai dengan bulan Juni 2016 sebanyak 618 buah
 Surat tugas sampai dengan bulan Juni 2016 sebanyak 215 buah
 Surat keputusan sampai dengan bulan Juni 2016 sebanyak 103 buah

b. Sistem administrasi masih diusahakan untuk ditingkatkan, seperti Website Kwartir Pusat HW yang berdiri
sendiri, sehingga sosialisasi dan informasi dari Kwartir Pusat lebih cepat dapat ditangkap. Pada pertengahan
bulan Maret 2012, website KWARPUS HW (www.hizbulwathan.or.id) sudah mulai bisa di akses, dan terus
dilakukan penyempurnaan, namun karena kurangnya relawan untuk mengelola, maka update website tersebut
sangat jarang bisa dilakukan

Keuangan
Untuk mewujudkan kemandirian dalam pendanaan sebagai upaya mendukung kelancaran tugas-tugas organisasi/
manajemen, Kwarpus berupaya meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan, sehingga terwujut efektivitas,
17
efisiensi dan kepercayaan dari berbagai pihak. Adapun pemasukan dana untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan
organisasi diperoleh antara lain : dari penjualan buku-buku HW, seragam atribut yang kami jual di kedai HW dan
bekerjasama dengan Toko Buku Surya Mediatama, penerbitan kalender yang rutin setiap tahun didukung oleh para
donatur, Infak Shodaqoh rutin tiap tahun berasal dari donator, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan berbagai
pemasukan lainnya yang seringkali datang tanpa terduga.

Laporan Tim Verifikasi Keuangan Kwartir Pusat periode 2010 - 2015


Pada hari ini, Senin tanggal 8 Ramadhan 1437 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 13 Juni 2016
Masehi, bertempat di Ruang Rapat Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan jalan Taqwa 8
Notoprajan Yogyakarta, tim verifikasi telah melakukan verifikasi keuangan untuk menyempurnakan
laporan pertanggungjawaban Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan pada Muktamar ke-3
tanggal 13 – 16 Juli di Kota Surakarta Jawa Tengah.
Adapun kesimpulan dari hasil tim verifikasi adalah:
a. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan dengan cara melihat bukti-bukti pemasukan dan pengeluaran
b. Bukti-bukti pemasukan dan pengeluaran telah verifikasi dengan baik
c. Verifikasi ini dilakukan untuk saling mengingatkan dan memahami bahwa keuangan merupakan
amanah yang harus dipertanggungjawabkan dalam kegiatan organisasi
d. Laporan keuangan yang dibuat, sudah sesuai dengan ketentuan menurut standar akuntansi
keuangan, dengan memperhatikan dan dapat menunjukkan bukti-bukti secara valid dan dapat
dipertanggungjawabkan
Saran terhadap hasil pemeriksaan ini:
a. Untuk mempermudah dan melancarkan sirkulasi keuangan dan mengetahui cash in dan cash out
sebaiknya verifikasi dilakukan setiap tahun
b. Untuk menjaga keberlangsungan arus keuangan, agar dibuat buku kas sesuai kebutuhan organisasi
c. Segala bukti-bukti pemasukan dan pengeluaran sebaiknya ditempatkan sesuai dengan tanggal
transaksi.
Demikian pemeriksaan ini dilakukan untuk dapat digunakan sebagai lampiran dalam laporan
pertanggung jawaban di Muktamar ke – 3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

Yogyakarta, 8 Ramadhan 1437 H


13 Juni 2016 M
Tim Verifikasi Keuangan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

1. M. Prasha Siswanto (Kwartir Wilayah HW Bali) : …………………………………….

2. Yusman (Kwartir Wilayah HW Jawa Timur) : …………………………………….

3. Muchsinun (Kwartir Wilayah HW Jawa Tengah) : …………………………………….

18
19
20
21
Kegiatan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2010 - 2015
1) Menghadiri Milad Muhammadiyah ke-33 di UMY (28 Februari 2011)
2) Menghadiri Musywil Kwarwil HW Jateng (3-4 Maret 2011)
3) Menghadiri “launching” Pengajian malam Selasa Majlis Tarjih (7Maret 2011)
4) Menghadiri bedah buku “Robohnya Keadilan” karyaBusyro Muqodas (13 Maret 2011)
5) Pertemuan dengan Lazismu Pusat (25 Maret 2011)
6) Menghadiri undangan Raker Majlis Lingkungan Hidup di UMY (18-20 April 2011)
7) Menghadiri Raker Majlis Kader di UMW Solo (22-24 April 2011)
8) Menghadiri pelantikan Kwarwil Riau (28 April 2011)
9) Menghadiri undangan Majlis Kesejahteraan Sosial PP Aisyiyah di Jakarta (7 Mei 2011)
10) Menghadiri undangan Rakernas Kader PP Aisyiyah di Yogyakarta (22 Mei 2011)
11) Menghadiri bedah buku dari Lembaga Pengembangan Masyarakat (LP3M – 28 Mei 2011)
12) Menghadiri pelantikan dan Rakerwil Pimpinan Kwarwil Sulawesi Selatan (3-6 Juni 2011)
13) Menghadiri Rakernas DIkdasmen PPM di Depok dan Presentasi ke HW an (9-10 Juni 2011)
14) Pertemuan dengan Majlis Hukum dan HAM, PPM di UMJ membaha2 UU No.12/2010 tentang Pramuka (9 Juni 2011)
15) Menghadiri Pelantikan kwarwil Jateng (11 Juni 2011)
16) Menghadiri Musywil Kwarwil HW Bali (19020 2011)
17) Menghadiri Musywil Kwarwil Sumatera Utara (24-25 Juni 2011)
18) Menghadiri Musywil Kwarwil Jabar di Cirebon (23 Juli 2011)
19) Menghadiri majlis Tabligh PPM di UMY (15-17 Juli 2011)
20) Menghadiri undangan Musyda Kwarda kota Yogyakarta (17 Juli2011)
21) Menghadiri Musywil Kwarwil Jatim (29-30 Juli 2011)
22) Mengikuti Pengajian Ramadhan dan Seminar Tarjih PPM di UMY (5-7 Agustus 2011)
23) Mengikuti Pengajian Ramadhan di UMJ (9-11 Agustus 2011
24) Mengikuti Rapat konsultasi Nasional PPM (27-28 September 2011)
25) Menghadiri Panen Raya Terpadu Sawah dari MPM PPM di SUkoharjo (30 September 2011)
26) Menghadiri pelantikan Kwarwil Banten (3 Oktober 2011)
27) Menghadiri undangan Lembaga Seni & Budaya PPM tentang pembuatan film”Jenderal Sudirman” (28 Oktober 2011)
28) Menghadiri rapat Dept.Sarana dan Prasarana di kantor Kwarpus Jakarta (30 Oktober 2011)
29) Mengadiri Raker Kwarda Kabupaten Sorong Papua Barat (10-13 Nopember 2011)
30) Menghadiri pelantikan Kwarwil Jawa Timur (18 Nopember 2011)
31) Rapat pembubaran Panitia 2010, Pembukaan Jaya Melati I dan Musywil Kwarda Sleman DIY (20 Nopember 2011)
32) Pelantikan Dewan Syugli Kwartir Pusat di gedung PPM (18 Desember 2011)
33) Menghadiri Rapim Kwarwil Jateng di Klaten (24 Desember 2011)
34) Menghadiri undangan PPM dalam rangka persiapan “yudicial review” UU Pramuka (4 Januari 2012)
35) Menghadiri Rakernas Majlis Wakaf dan Kehartabendaan PPM di Malang (3-4 Februari 2012)
36) Menghadiri pelantikan Kwarda HW Gunungkidul (11 Februari 2012)
37) Menyelenggarakan Seminar 4 Pilar Bangsa, bekerjasama dengan DPD RI di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta
(Februari 2012)yang diikuti 120 peserta yang berasal dari warga Muhammadiyah dan umum.
38) Mengikut sertakan 3orang wakil dari Kwarpus HW dalam TOT Sosialisasi 4 Pilar Bangsa yang diselenggarakan oleh MPR
RI bekerjasama dengan PP Muhammadiyah pada tanggal 3-6 Maret 2012.
39) Rapat Pimpinan Harian rutin setiap bulan
40) Tanwir ke-1 HW tanggal 27-29 Desember 2012 di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta
41) Sosialisasi dan pembekalan HW kepada PDM, PCA, Kepala Sekolah se-Kabupaten Banyumas, dan Rapat Kerja Kwarwil
HW Jawa Tengah tanggal 24-27 Januari 2013 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
42) Pertemuan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta tanggal 5 Februari 2013 di Yogyakarta
43) Menghadiri Undangan PP Muh tanggal 8 Februari 2013 di Kantor PP Muh Cik Ditiro
44) Silaturrahim ke rumah Ramanda Muchlas Abror tanggal 19 Februari 2013 di Jogja
45) Berkunjung ke Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta tanggal 19 Februari 2013
46) Sosialisasi HW di PDM Cianjur tanggal 2 Maret 2013 di Islamic Center Cipanas
22
47) Menerima kunjungan SD Muh Al-Wathan Pasuruan Jatim tanggal 9 – 10 Maret 2013 di Jogja
48) Menghadiri Undangan Panen Raya Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muh tanggal 12 Maret 2013 di Desa Dadapan,
Solokuro, Lamongan Jatim
49) Menghadiri seminar Majlis Tarjih PP Muh tanggal 30 Maret 2013 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
50) Menghadiri undangan PP Muhammadiyah tanggal 4 April di Jogja
51) Pertemuan dengan wakil rektor III Uhamka, Majelis Dikdasmen PP Muh, dan PWM DKI Jakarta tanggal 20 April 2013 di
Jakarta
52) Menghadiri undangan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting PP Muh tanggal 12 April 2013 di Jogja
53) Menghadiri undangan LP3M Univ Muh Yogyakarta tanggal 16 April 2013 di Asri Medical Center Jogja
54) Menghadiri undangan Majelis Perkaderan PP Muh tanggal 24 April 2013 di Jogja
55) Menghadiri undangan Kwarwil HW Banten tanggal 28 April 2013 di Banten
56) Menghadiri undangan MTCC Univ Muh Yogyakarta tanggal 2 – 3 Mei 2013 di Univ Muh Yogyakarta
57) Menghadiri undangan MPM PPM tanggal 23 Mei 2013 di Jogja
58) Menghadiri undangan MPK PPM tanggal 25 Mei 2013 di Jogja
59) Menghadiri Musyawarah Kwarwil HW DKI Jakarta tanggal 25 Mei 2013 di Jakarta
60) Memberikan materi Pelatihan Jaya Melati 1 tanggal 29 Mei – 2 Juni 2013 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
61) Memberikan materi Pelatihan Jaya Melati 1 tanggal 31 Mei – 6 Juni 2013 di Uhamka Jakarta
62) Memberikan materi pelatihan Jaya Melati 1 tanggal 4 – 9 Juni 2013 di Alabio, Sungai Hulu Utara, Kalsel
63) Menghadiri undangan Kemempora RI tanggal 5 – 7 Juni 2013 di Hotel Santika Jogja
64) Pertemuan dengan panitia Pel Jaya Matahari 1 tanggal 10 Juni 2013 di Jogja
65) Menghadiri undangan MTT PP Muh tanggal 13 Juni 2013 di Jogja
66) Pertemuan dengan pelatih Jari 1 tanggal 29 – 30 Juni 2013 di Jogja
67) Pelaksanaan Pel Jari 1 tingkat Nasional tanggal 1 – 7 Juli 2013 di SMA Muh Karanganyar Jateng
68) Menghadiri undangaan teleconference pelantikan PCIM London Inggris tanggal 7 Agustus 2013 di PP Muh Jogja
69) Menghadiri pelantikan Qabilah Fatmawati Madr. Mu’allimaat Muh Jogja tanggal 9 Agustus 2013 di Jogja
70) Mengisi materi Jati 1 tanggal 11 – 15 Agustus 2013 di Kalimantan Selatan
71) Membuka Jambore Wilayah Kalimantas Selatan tanggal 12 Agustus 2013 di Lapang Tambang Ulang, Tanah Laut,
Kalimantan Selatan
72) Menghadiri pembukaan olimpiade Ahmad Dahlan tanggal 14 Agustus 2013 di Stadion Pelaihari, Kalsel
73) Rapat koordinasi PP Muh dengan Kwarpus dan PP TS tanggal 14 Agustus 2013 di Jogja
74) Mengisi materi Jati 1 tanggal 18 – 22 Agustus di Universitas Muhammadiyah Cirebon
75) Menerima kunjungan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta tanggal 25 September 2013 di Jogja
76) Kunjungan ke Kwarwil HW Sulsel, orientasi pel Jari 2 dan persiapan Jamnas 2015 tgl 4-5 Oktober 2013 di Sulsel
77) Mengisi materi Pel Jati 1 Kwarda HW Jakarta Selatan tanggal 6 – 11 Oktober 2013 di Jaksel
78) Kunjungan ke Kwarwil HW Riau, orientasi Pel Jari 2 tanggal 19 – 20 Oktober 2013 di Pekanbaru, Riau
79) Kunjungan ke Kwarwil HW Jateng, Raker dan orientasi Jari 2 tanggal 19 – 20 Oktober 2013 di Pati Jawa Tengah
80) Menghadiri Tanwir ke-1 NA tanggal 2 – 5 November 2013 di Surabaya
81) Menghadiri pelantikan Kwarda HW Kab Bone dan Milad Muh tanggal 12 – 15 Desember 2013 di Lap Merdeka
82) Rapat Kwarpus dan Panitia Jari 2 tanggal 11 – 12 September 2013 di Jogja
83) Menghadiri undangan Kwarda HW Ngawi Jatim tanggal 17 September 2013 di Ngawi Jatim
84) Menghadiri pelantikan Athfal tanggal 23 September 2013 di SD Muh Suronatan Yogyakarta
85) Menghadiri Undangan Milad HW ke – 95 tanggal 24 September 2013 di Madr. Mu’allimaat Muh Jogja
86) Menghadiri pelantikan Kafilah HW Univ Muh Yogyakarta tanggal 15 Desember 2013 di Kampus UMY
87) Audiensi ke PP Muh tanggal 20 Desember 2013 di Jogja
88) Pelatihan Jaya Matahari 2 Nasional tanggal 22 – 30 Desember 2013 di Denpasar Bali
89) Pembenahan kantor Kwarpus di Jogja dan Jakarta tahun 2013
90) Menyelenggarakan Sidang Tanwir ke-2 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tgl. 12-14 Desember 2014 di Jogja
91) Menghadiri Rakerwil HW Jateng tanggal 13 – 15 Februari 2015 di Jateng
92) Rapat Kerja Nasional Departemen Diklat tanggal 20 – 22 Maret 2015 di Jogja
93) Menghadiri undangan panen Raya MPM PP Muh tanggal 23 April 2015
23
94) Menghadiri undangan seminar Muh Civil Society dan negara di Univ. Muh Yogyakarta tanggal 25 April 2015
95) Menghadiri Panen raya lele di Jatinom Klaten tanggal 14 Mei 2015
96) Menghadiri panen raya MPM PP Muh tanggal 20 Mei 2015
97) Menghadiri seminar Tarjih PP Muh tanggal 19 – 23 ei 2015
98) Pelatihan Jaya Melai 1 di Riau tanggal 18 – 23 Mei 2015
99) Rapat panitia pengajian ramadhan tanggal 2 Juni 2015 di Jogja
100) Pengajian Ramadhan PP Muh tanggal 26 – 27 Juni 2015 di Jogja
101) Menghadiri Tanwir dan Muktamar Muhammadiyah tanggal 3 – 8 Agustus di Makassar, Sulsel
102) Jambore Nasional ke-3 HW di Maros, Sulsel tanggal 2 – 6 Agustus 2015
103) Pengukuhan Ahli Pandu tanggal 17 Agustus 2015 di Sleman, DIY
104) Menghadiri ”Athfal Competition” SD ’Aisyiyah tanggal 11 – 12 Oktober 2015 di Tawangmangu, Jateng
105) Rapat koordinasi dengan Kwarwil HW DKI Jakarta, Jabar dan Banten tanggal 1 November 2015 di Jakarta
106) Menghadiri resepsi Milad Muhammadiyah tanggal 18 November 2015
107) Mengisi pengajian di Madr. Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta tanggal 23 November 2015
108) Pelantikan Kwarwil HW Kalimantan Utara tanggal 26 – 27 November 2015
109) Memberikan kuliah umum di Prodi PKn Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tanggal 24 November 2015
110) Memberikan materi seminar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo tanggal 19 Desember 2015
111) Menghadiri Jambore Wilayah HW Jawa Barat tanggal 22 – 25 Desember 2015 di Ciamis Jabar
112) Pelatihan Jaya Pertiwi Kwarwil HW Jateng tanggal 22 – 27 Desember 2015 di Klaten
113) Rapat dengan panitia Muktamar tanggal 30 Januari 2016
114) Pelantikan Qabilah HW Univ Muhammadiyah Tapanuli Selatan Padangsidimpuan tanggal 4 – 6 Februari 2016
115) Menghadiri seminar Majelis Dikti PPM di universitas Muhammadiyah Malang tanggal 18 – 20 Maret 2016
116) Pelantikan Qabilah HW Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Cilacap tanggal 20 Maret 2016
117) Pelatihan Jaya Melati 1 Kwarda HW Kab Sorong Papua Barat tanggal 22 – 27 Maret 2016 di Sorong
118) Rehab kantor Kwartir Pusat di Jogja bulan Maret 2016
119) Pengembangan Bumi perkemahan Kaliurang Maret 2016
120) Rapat Kerja Nasional Kwartir Pusat tanggal 24 – 26 Maret 2016 di Jogja
121) Menghadiri undangan Lembaga Pengembangan Pondok pesantren PP Muh tanggal 27 Maret 2016 di Jogja
122) Menghadiri rakernas Majlis Kader PP Muh tanggal 28 – 30 Maret 2016 di Jogja
123) Audiensi ke PP Muh tanggal 19 April 2016 di Jogja
124) Menghadiri Undangan Majlis Lingkungan Hidup PP Muh tanggal 29 April – 1 Mei 2016 di Jogja
125) Menghadiri rakernas majlis tabligh PP Muh taggal 5 – 7 Mei 2016 di Jogja.
126) Menghadiri Rakernas Majelis Dikdasmen PP Muh tanggal 12 – 14 Mei 2016 di Jogja.
127) Menghadiri undangan pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah bulan Juni 2016 di Univ Muh. Yogyakarta
128) Menghadiri undangan pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah bulan Juni 2016 di Univ Muhammadiyah Cirebon
129) Menghadiri undangan Kajian Ramadhan Komisi Pemberantasan Korupsi RI tanggal 16 Juni 2016 di Jakarta Selatan
130) Penyelenggaraan Tanwir ke – 3 dan Muktamar ke – 3 HW tanggal 13 – 16 Juli 2016 di Kota Surakarta, Jawa Tengah

24
Problematika
- Karena keterbatasan ruang dan waktu, maka turba jarang sekali dapat dilakukan secara mandiri,
turba dapat dilakukan bilamana ada wilayah dan daerah yang mengundang Kwarpus.
- Dari 34 PWM di seluruh Indonesia, baru berdiri 25 Kwartir Wilayah Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan, demikian pula di tingkat PDM maupun PCM masih banyak yang belum berdiri.
- Sosialisasi HW perlu ditingkatkan tidak hanya dari kalangan HW tetapi dari para pimpinan
Muhammadiyah mulai dari tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang, ranting, dan warga
Muhammadiyah sendiri.
- Dengan munculnya UU RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, maka segera PPM
mengajukan Judicial Review untuk menghindari penafsiran dan isu-isu yang merugikan Hizbul
Wathan.
- Kepengurusan ditingkat Kwarpus, Kwarwil, Kwarda, dan Kwarcab masih ada yang kurang
harmonis, maka perlu dilakukan usaha untuk harmonisasai kepengurusan tersebut, agar Hizbul
Wathan semakin maju dan berkembang.

Saran-saran :
- Eksistensi kepanduan Hizbul Wathan adalah tanggung jawab para pimpinan dan warga
Muhammadiyah. Apapun bentuk penghambat kemajuan HW, menjadi kewajiban kita bersama
untuk mencari jalan mengatasinya.
- Pimpinan HW di tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan
Qabilah dilantik oleh Pimpinan Muhammadiyah di atasnya. Oleh karenanya harapan dari para
pimpinan Kwartir tersebut kepada pimpinan Muhammadiyah adalah senantiasa terjalin kerjasama
di bidang program, dan dana.

25
Lampiran II
KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG

ANGGARAN DASAR GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

MUQADDIMAH

Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam dan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar,
dan Tajdid, beraqidah Islam, bersumber pada Al Qur’an dan As-Sunnah,bermaksud dan bertujuan
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya, bergerak dalam segala bidang kehidupan antara lain bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan
ekonomi.
Bahwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan harus diperjuangakan secara terus menerus antara
lain dengan membina generasi muda yang memiliki aqidah, fisik dan mental kuat, berilmu dan berteknologi
serta berakhlaqul karimah.
Allah berfirman :

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-
anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.Q.S.4:9
Bahwa membina dan menggerakkan angkatan muda dengan cara memperteguh iman, mempergiat
ibadah, mempertinggi akhlak dan meningkatkan semangat jihad, sehingga menjadi manusia muslim yang
berguna bagi agama, nusa dan bangsa, merupakan bagian dari usaha Muhammadiyah.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom mempunyai visi dan mengemban misi
Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja dan pemuda, sehingga mereka menjadi muslim yang
sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat dan Bangsa.
Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah untuk anak, remaja
dan pemuda dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang, dalam
rangka membantuk warga negara yang berguna dan mandiri.
Dalam mewujudkan cita-cita di atas, pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan dengan tanggal 18
November 1999 M, Persyarikatan Muhammadiyah membangkitkan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan, yang dalam seluruh kegiatannya bersemboyan Fastabiqul khairat (berlomba-lombalah dalam
berbuat kebaikan)
Allah berfirman :

...........................................................

…………………………...... sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang
telah kamu perselisihkan itu. Q.S. 5:48
26
Untuk landasan dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan disusunlah Anggaran Dasar sebagai berikut :

BAB I
NAMA, PENDIRI DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama

Gerakan Kepanduan dalam Muhamamdiyah bernama Hizbul Wathan disingkat HW.

Pasal 2
Pendiri

HW didirikan oleh pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1336 H (Hijriyah) / 1918 M
(Miladiyah) di Yogyakarta yang dibangkitkan pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan dengan tanggal
18 November 1999 M oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Surat Keputusan Nomor 92/SK-PP/VI-
B/1.b/1999 tanggal 10 Sya’ban 1420 H / 18 November 1999 M dan dipertegas dengan Surat Keputusan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 10/Kep/I.0/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H / 2 Februari 2003
M, untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Pasal 3
Tempat Kedudukan

HW berkedudukan di tempat kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BAB II
IDENTITAS DAN ASAS
Pasal 4
Identitas dan Asas

1. HW adalah kepanduan Islami, artinya dalam melaksanakan metode kepanduan adalah untuk
menanamkan aqidah Islam dan membentuk peserta didik berakhlak mulia.
2. HW adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik anak, remaja dan
pemuda dengan sistem kepanduan.
3. HW berasas Islam.

BAB III
LAMBANG, SIMBOL, BENDERA, MARS, DAN HIMNE
Pasal 5
Lambang, Simbol dan Bendera

1. Lambang HW adalah matahari bersinar utama dua belas dan di tengahnya tertulis inisial HW;
2. Simbol HW adalah sekuntum bunga melati dengan pita di bawahnya yang bertuliskan :

27
3. Bendera HW berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan lebar dan panjang dua
berbanding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis kuning mendatar berselang -
seling. Di sudut kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi panjang hijau;
4. Ketentuan lain tentang lambang, simbol dan bendera diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 6
Mars dan Hymne

1. HW mempunyai Mars dan Hymne yang menyatakan jati diri dan perjuangan dalam bentuk lirik lagu
yang bernada dan berirama;
2. Ketentuan lain tentang Mars dan Hymne diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IV
KODE KEHORMATAN

Pasal 7
Janji dan Undang-Undang Pandu HW

1. Kode kehormatan merupakan janji, semangat dan akhlak Pandu HW, baik dalam kehidupan pribadi
maupun bermasyarakat;
2. Kode kehormatan Pandu HW adalah Janji Pandu HW dan Undang-Undang Pandu HW;
3. Ketentuan lain tentang Janji dan Undang-undang Pandu HW diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB V
SIFAT DAN CIRI KHAS

Pasal 8
Sifat

HW bersifat nasional, terbuka dan sukarela adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja dan pemuda di luar
lingkungan keluarga dan sekolah, serta tidak terkait dan tidak berorientasi pada partai politik.

Pasal 9
Ciri khas

1. Ciri khas HW hakikatnya adalah bahwa Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode Kepanduan yang harus
diterapkan dalam setiap kegiatan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kepentingan, keperluan,
situasi, kondisi masyarakat serta kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah;
2. Prinsip Dasar Kepanduan adalah :
a. Pengamalan aqidah Islamiah;
b. Pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam;
c. Pengamalan kode kehormatan pandu.
3. Metode pendidikan :
a. Pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu;
b. Kegiatan dilakukan di alam terbuka;
c. Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang;
d. Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan;
e. Sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putra dan pandu putri.
28
BAB VI
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA

Pasal 10
Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan HW adalah menyiapkan dan membina anak, remaja dan pemuda yang memiliki aqidah,
fisik dan mental, berilmu dan berteknologi serta berakhlaqul karimah sehingga terwujud pribadi muslim
yang sebanar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat dan Bangsa.

Pasal 11
Usaha

1. Untuk mencapai maksud dan tujuan, HW ikut melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja dan pemuda
muslim;
2. Penentu kebijakan dan penanggung jawab usaha, program dan kegiatan adalah Kwartir Pusat;
3. Usaha HW diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang macam dan penyelenggaraannya
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
KEANGGOTAAN

Pasal 12
Anggota, Kewajiban dan Hak

1. Anggota HW terdiri atas :


a. Anggota Biasa sebagai Anggota didik yang dikelompokan menurut umur;
b. Anggota Biasa sebagai Pembina ialah warga negara Indonesia beragama Islam dan anggota
Muhammadiyah;
c. Anggota kehormatan ialah perorangan warga negara Indonesia dan atau warga negara asing
beragama Islam yang berjasa terhadap HW dan atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia
membantu HW.
2. Ketentuan lain tentang Anggota, kewajiban dan hak diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII
SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 13
Susunan Organisasi

Susunan organisasi HW dari atas ke bawah secara bertingkat sebagai berikut :


1. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara;
2. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Provinsi;
3. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten;
4. Cabang ialah kesatuan Qobilah dalam satu Kecamatan;
5. Qobilah ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau kawasan.

29
Pasal 14
Penetapan Organisasi
1. Penetapan organisasi tingkat Pusat dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah;
2. Penetapan organisasi tingkat Wilayah, Daerah, Cabang dan tingkat Qobilah masing-masing dengan
ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh pimpinan Kwartir setingkat di atasnya;
3. Dalam hal yang luar biasa Kwartir Pusat dapat mengambil ketetapan dan keputusan lain.

BAB IX
KWARTIR
Pasal 15
Pengertian
Kwartir adalah nama sebutan pimpinan pada tingkat Pusat, Wilayah, Daerah dan tingkat Cabang
yang dalam melaksanakan kepemimpinan pada tingkat masing-masing bersifat kolektif kolegial.
Sedangkan pada tingkat Ranting disebut Qobilah.

Pasal 16
Kwartir Pusat
1. Kwartir Pusat adalah pimpinan tertinggi yang memimpin HW secara keseluruhan;
2. Kwartir Pusat terdiri atas sekurang-kurangnya tiga belas orang, dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar
untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang diusulkan oleh Tanwir, serta disahkan oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah;
3. Ketua Umum Kwartir Pusat ditetapkan oleh Muktamar dari dan atas usul anggota Kwartir Pusat
terpilih;
4. Anggota Kwartir Pusat terpilih menetapkan Sekretaris Umum dan diumumkan dalam forum
Muktamar;
5. Kwartir Pusat dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan kepada
Tanwir;
6. Kwartir Pusat diwakili oleh Ketua Umum atau salah seorang Ketua bersama-sama Sekretaris Umum
atau salah seorang Sekretaris, mewakili HW untuk tindakan di dalam dan di luar pengadilan.
Pasal 17
Kwartir Wilayah

1. Kwartir Wilayah memimpin HW dalam wilayahnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir Pusat;
2. Kwartir Wilayah terdiri atas sekurang-kurangnya sebelas orang, ditetapkan oleh Kwartir Pusat untuk
satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Wilayah yang dipilih dalam Musyawarah Wilayah;
3. Ketua Kwartir Wilayah ditetapkan oleh Kwartir Pusat dari dan atas usul calon-calon anggota Kwartir
Wilayah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Wilayah;
4. Kwartir Wilayah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan kepada
Musyawarah Kwartir Wilayah yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Pusat.

30
Pasal 18
Kwartir Daerah

1. Kwartir Daerah memimpin HW dalam Daerahnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir diatasnya;
2. Kwartir Daerah terdiri atas sekurang-kurangnya sembilan orang, ditetapkan oleh Kwartir Wilayah
untuk satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Daerah yang dipilih dalam Musyawarah Daerah;
3. Ketua Kwartir Daerah ditetapkan oleh Kwartir Wilayah dari dan atas usul calon-calon anggota
Kwartir Daerah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Daerah;
4. Kwartir Daerah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan kepada
Musyawarah Kwartir Daerah yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Wilayah.

Pasal 19
Kwartir Cabang

1. Kwartir Cabang memimpin HW dalam Cabangnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir diatasnya;
2. Kwartir Cabang terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang, ditetapkan oleh Kwartir Daerah untuk
satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Cabang yang dipilih dalam Musyawarah Cabang;
3. Ketua Kwartir Cabang ditetapkan oleh Kwartir Daerah dari dan atas usul calon-calon anggota
Kwartir Cabang terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Cabang;
4. Kwartir Cabang dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan kepada
Musyawarah Kwartir Cabang yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Daerah.

Pasal 20
Qobilah

1. Qobilah memimpin HW dalam Qobilahnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir diatasnya;


2. Qobilah terdiri atas sekurang-kurangnya lima orang, ditetapkan oleh Kwartir Cabang untuk satu masa
jabatan dari calon-calon Qobilah yang dipilih dalam Musyawarah Qobilah;
3. Ketua Qobilah ditetapkan oleh Kwartir Cabang dari dan atas usul calon-calon anggota Qobilah
terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Qobilah;
4. Qobilah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan kepada
Musyawarah Qobilah yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Cabang;
5. Qabilah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah disahkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 21
Pemilihan Kwartir

1. Anggota Kwartir dan Qobilah adalah anggota HW dan anggota Muhammadiyah;


2. Pemilihan Kwartir dan Qobilah dapat dilakukan secara langsung atau formatur;
3. Syarat anggota Kwartir dan Qobilah serta cara pemilihan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 22
Masa Jabatan dan Serah terima Jabatan
1. Masa Jabatan Kwartir Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang dan Qobilah masing-masing lima tahun;
2. Jabatan Ketua Umum Kwartir Pusat, Ketua Kwartir Wilayah, Ketua Kwartir Daerah, Ketua Kwartir
Cabang dan Qobilah, masing-masing dapat dijabat oleh orang yang sama dua kali masa jabatan
berturut-turut;

31
3. Serah terima jabatan Kwartir Pusat dilakukan pada setelah Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengesahkan Kwartir Pusat baru, Sedangkan serah terima jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah,
Kwartir Cabang dan Qobilah dilakukan setelah disahkan oleh Kwartir setingkat diatasnya;
4. Kwartir yang telah habis masa jabatannya, tetap menjalankan tugasnya sampai dilakukan serah terima
jabatan dengan Kwartir yang baru;
5. Setiap pergantian Kwartir harus menjamin adanya peningkatan kinerja, penyegaran dan kaderisasi
Kwartir.
Pasal 23
Ketentuan Luar Biasa
Dalam hal-hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan ketentuan pada pasal 13 sampai dengan pasal
22, Kwartir Pusat dapat mengambil ketetapan lain.

Pasal 24
Penasihat
1. Kwartir HW dapat mengangkat penasihat;
2. Ketentuan tentang penasihat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB X
UNSUR PEMBANTU KWARTIR
Pasal 25
Bidang dan Urusan
1. Unsur pembantu Kwartir terdiri atas Bidang dan Urusan;
2. Bidang adalah Unsur Pembantu Kwartir yang menjalankan sebagian tugas pokok HW;
3. Urusan adalah Unsur Pembantu Kwartir yang menjalankan tugas pendukung HW;
4. Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur Pembantu Kwartir, diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB XI
PERMUSYAWARATAN
Pasal 26
Muktamar

1. Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi dalam HW yang diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Kwartir Pusat;
2. Anggota Muktamar terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Pusat yang telah disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
b. Ketua Kwartir Wilayah;
c. Anggota Tanwir Wakil Wilayah yang telah disahkan oleh Kwartir Pusat;
d. Ketua dan Sekretaris Kwartir Daerah yang telah disahkan oleh Kwartir Wilayah;
e. Wakil Daerah yang dipilih oleh Musyawarah Kwartir Daerah, terdiri atas wakil Cabang
berdasarkan perimbangan jumlah Cabang dalam tiap Daerah.
3. Muktamar diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Muktamar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

32
Pasal 27
Muktamar Luar Biasa
1. Muktamar Luar Biasa ialah Muktamar darurat disebabkan oleh keadaan yang membahayakan HW
dan atau kekosongan kepemimpinan, sedang Tanwir tidak berwenang memutuskannya;
2. Muktamar Luar Biasa diadakan oleh Kwartir Pusat atas keputusan Tanwir;
3. Ketentuan mengenai Muktamar Luar Biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 28
Tanwir
1. Tanwir adalah permusyawaratan dalam HW di bawah Muktamar, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Kwartir Pusat;
2. Anggota Tanwir terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Pusat;
b. Ketua Kwartir Wilayah;
c. Wakil Wilayah.
3. Tanwir diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam masa jabatan Kwartir Pusat;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Tanwir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 29
Musyawarah Wilayah

1. Musyawarah Wilayah adalah permusyawaratan HW dalam Wilayah, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Kwartir Wilayah;
2. Anggota Musyawarah Wilayah terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Wilayah;
b. Ketua Kwartir Daerah;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Wilayah wakil Daerah;
d. Ketua Kwartir Cabang;
e. Wakil Cabang yang dipilih oleh Musyawara Kwartir Cabang yang jumlahnya ditetapkan oleh
Kwartir Wilayah atas dasar perimbangan jumlah Qobilah dalam tiap Cabang.
3. Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Wilayah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 30
Musyawarah Daerah

1. Musyawarah Daerah adalah permusyawaratan HW dalam Daerah, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Kwartir Daerah;
2. Anggota Musyawarah Daerah terdiri atas :
a. Anggota KwartirDaerah;
b. Ketua Kwartir Cabang;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Daerah wakil Cabang;
d. Ketua Qobilah;
e. Wakil Qobilah yang dipilih oleh Musyawarah Qobilah yang jumlahnya ditetapkan oleh Kwartir
Daerah atas dasar perimbangan jumlah Anggota.
3. Musyawarah Daerah diadakan satukali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

33
Pasal 31
Musyawarah Cabang

1. Musyawarah Cabang adalah permusyawaratan HW dalam Cabang, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Kwartir Cabang;
2. Anggota Musyawarah Cabang terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Cabang;
b. Ketua Pimpinan Qobilah;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Cabang wakil Qobilah.
3. Musyawarah Cabang diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 32
Musyawarah Qobilah

1. Musyawarah Qobilah adalah permusyawaratan HW dalam Qobilah, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Pimpinan Qobilah;
2. Anggota Musyawarah Qobilah terdiri atas Anggota HW dalam Qobilah :
a. Pemimpin Qabilah;
b. Pemimpin Satuan dalam Qabilah.
3. Musyawarah Qobilah diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Qobilah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 33
Musyawarah Kwartir

1. Musyawarah Kwartir ialah permusyawaratan Kwartir dalam HW pada tingkat Wilayah sampai
dengan Qobilah yang berkedudukan di bawah Musyawarah pada masing-masing tingkat;
2. Musyawarah Kwartir diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Kwartir HW tiap-tiap tingkat;
3. Acara dan ketentuan lain mengenai Musyawarah Kwartir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 34
Peraturan Permusyawaratan

1. Setiap Musyawarah yang diselenggarakan di tingkat Wilayah, Daerah, Cabang dan di tingkat
Qobilah mengundang Kwartir setingkat di atasnya;
2. Keabsahan Musyawarah tersebut dalam pasal 26 sampai dengan pasal 33 kecuali pasal 27 dinyatakan
sah apabila dihadiri oleh dua pertiga anggotanya yang telah diundang secara sah oleh Kwartir HW di
tingkat masing-masing;
3. Keputusan Musyawarah tersebut dalam pasal 26 sampai dengan pasal 33 kecuali pasal 27 diusahakan
dengan cara mufakat. Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai maka dilakukan pemungutan
suara dengan suara terbanyak mutlak.

34
BAB XII
RAPAT DAN TANFIDZ

Pasal 35
Rapat Anggota Kwartir

1. Rapat Anggota Kwartir adalah rapat dalam HW di tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir
Daerah, Kwartir Cabang, Qabilah, yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab Kwartir;
2. Rapat Anggota Kwartir berfungsi sebagai forum pembahasan dan musyawarah pengambilan
keputusan Kwartir dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, khususnya berkenaan dengan:
- Pentanfidzan keputusan Muktamar dan Tanwir, Rapat Kwartir, Rapat Kerja;
- Perencanaan, kebijaksanaan strategis serta evaluasi pelaksanaannya;
- Pemecahan masalah mendasar dan penentuan sikap Hizbul Wathan yang berdampak luas pada
masyarakat.
Pasal 36
Rapat Kwartir

1. Rapat Kwartir dan Rapat Qobilah adalah rapat dalam HW di tingkat Kwartir Pusat, Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah diselenggarakan oleh dan atas tanggung
jawab Kwartir HW apabila diperlukan;
2. Rapat Kwartir untuk membahas masalah mendesak dan kebijakan organisasi;
3. Ketentuan lain mengenai Rapat Kwartir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 37
Rapat Kerja

1. Rapat Kerja ialah rapat yang diadakan untuk membicarakan segala sesuatu yang menyangkut
program dan kegiatan organisasi;
2. Rapat kerja dibedakan dalam dua jenis yaitu rapat Kerja Kwartir dan Rapat Kerja Unsur Pembantu
Kwartir;
3. Rapat Kerja Kwartir pada tiap tingkat diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun;
4. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu masa
jabatan;
5. Ketentuan mengenai masing-masing jenis Rapat Kerja diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 38
Tanfidz

1. Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, Rapat Kwartir
dan Qobilah serta Rapat Kerja yang dilakukan oleh Kwartir pada tingkatnya masing-masing dan
Qobilah;
2. Keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, Rapat Kwartir, dan Rapat Qobilah serta Rapat Kerja
berlaku sejak ditanfidzkan oleh Kwartir HW tingkat masing – masing;
3. Tanfidz keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah dan Rapat semua tingkat :
a. Bersifat redaksional;
b. Mempertimbangkan kemaslahatan;
c. Tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

35
BAB XIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 39
Pengertian

Keuangan dan kekayaan HW adalah semua harta benda yang diperoleh dari sumber yang sah dan halal serta
digunakan untuk kepentingan pelaksanaan program dan kegiatan HW.

Pasal 40
Sumber
Keuangan dan kekayaan HW diperoleh dari :
1. Uang pangkal, iuran dan bantuan;
2. Hasil hak milik HW;
3. Zakat, Infaq, shadaqah, wakaf, wasiat dan hibah;
4. Usaha-usaha perekonomian HW;
5. Sumber – sumber lain yang halal dan tidak mengikat

Pasal 41
Pengelolaan dan Pengawasan

Ketentuan mengenai pengelolaan, pengawasan keuangan dan kekayaan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB XIV
LAPORAN

Pasal 42
Laporan

1. Kwartir di semua tingkat dan Qobilah wajib membuat laporan perkembangan organisasi dan laporan
pertanggungjawaban keuangan serta kekayaan, disampaikan kepada Musyawarah Kwartir dan
Qobilah, Musyawarah tingkat masing-masing, Tanwir dan Muktamar;
2. Ketentuan lain tentang laporan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XV
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 43
Anggaran Rumah Tangga

1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran
Dasar;
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh Kwartir Pusat berdasarkan Anggaran Dasar dan disahkan oleh
Tanwir dan atau Muktamar;
3. Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, Kwartir Pusat dapat mengubah Anggaran
Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.

36
BAB XVI
PEMBUBARAN

Pasal 44
Pembubaran

1. HW hanya dapat dibubarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah;


2. Jika HW dibubarkan, kekayaan organisasi diserahkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BAB XVII
ANGGARAN DASAR

Pasal 45
Perubahan Anggaran Dasar

1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Muktamar;


2. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah tercantum dalam acara
Muktamar;
3. Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga
dari jumlah anggota Muktamar yang hadir.

BAB XVIII
PENUTUP

Pasal 46
Penutup

1. Anggaran Dasar ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar ke - 3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan yang berlangsung pada tanggal 8 s.d. 11 Syawwal 1437 H bertepatan dengan tanggal 13 s.d.
16 Juli 2016 M di Kota Surakarta, dan dinyatakan mulai berlaku sejak ditanfidzkan;
2. Setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan, Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

37
Lampiran III

KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3


GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA


GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

Pasal 1
Tempat Kedudukan
1. HW berkedudukan di tempat kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta;
2. Kwartir Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin HW secara keseluruhan dan menyelenggarakan
aktivitasnya di dua kantor, Yogyakarta dan Jakarta.

Pasal 2
Lambang
1. Lambang HW adalah lingkaran matahari bersinar utama dua belas & ditengahnya tertulis inisial HW;
2. Sinar utama matahari bermakna bahwa setiap Pandu HW diharapkan mampu memancarkan sinar
pribadi muslim sehari penuh kepada masyarakat, bangsa dan Negara;
3. Lambang HW sebagai tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 5 adalah seperti berikut :

Pasal 3
Simbol
1. Simbol HW adalah sekuntum bunga melati dengan pita di bawahnya yang bertuliskan :

2. Kuncup melati dengan daun mahkota berwarna putih bermakna suci, berjumlah lima helai bermakna
Rukun Islam. Daun kelopak berjumlah enam bermakna Rukun Iman. Dua lembar daun berarti dua
kalimah Syahadat, ditopang oleh selembar pita berbentuk mulut tersenyum artinya Pandu HW itu
selalu riang gembira;
3. Simbol HW sebagai tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 5 adalah sebagai berikut :

Pasal 4
Bendera

38
1. Bendera HW berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan lebar dan panjang dua
berbanding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis kuning mendatar berselang
seling. Di sudut kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi panjang hijau;
2. Ukuran bendera HW sama untuk seluruh Kwartir dan Qobilah yaitu 99 Cm X 148,5 Cm;
3. Bendera HW sebagai tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 5 adalah sebagai berikut :

Pasal 5
Mars HW

Mars HW adalah “ Mars Hizbul Wathan “

Pasal 6
Hymne HW

Himne HW adalah “ Hizbul Wathan Panduku “

Pasal 7
Kode Kehormatan

1. Kode Kehormatan Pandu HW merupakan jiwa, semangat dan keterikatan sebagai pandu, baik dalam
kehidupan pribadi maupun bermasyarakat;
2. Kode Kehormatan Pandu HW terdiri atas Janji dan Undang-Undang Pandu HW ialah :
a. Janji Pandu HW diucapkan secara sukarela oleh calon Anggota ketika mengikatkan diri dalam
menetapi dan menepati Janji tersebut;
b. Undang-Undang Pandu HW merupakan ketentuan moral untuk dijadikan kebiasaan diri dalam
bersikap dan berprilaku sebagai warga masyarakat yang berakhlaq mulia.
3. Pengucapan Janji Pandu HW selalu diawali dengan basmalah disambung dengan dua kalimah
syahadat berikut artinya;
4. Kode Kehormatan Pandu HW diucapkan pada saat pelantikan Anggota, pelatihan dan kegiatan lain
yang diatur dalam peraturan HW;
5. Kode Kehormatan Pandu HW merupakan landasan pembinaan Anggota untuk mencapai maksud dan
tujuan HW.

39
Pasal 8
Kode Kehormatan Pandu Athfal

Kode Kehormatan Pandu Athfal adalah Janji Pandu Athfal dan Undang-Undang Pandu Athfal.
1. Janji Pandu Athfal :

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh :


Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah;
Dua, selalu mentaati Undang-undang Pandu Athfal dan setiap hari berbuat kebajikan.
2. Undang-undang Pandu Athfal :
Satu, Pandu Athfal itu selalu setia dan berbakti kepada ramanda dan bundanya;
Dua, Pandu Athfal itu selalu berani dan teguh hati.

Pasal 9
Kode Kehormatan Pandu Pengenal, Penghela,
Penuntun dan Anggota Dewasa

Kode Kehormatan Pandu Pengenal, Penghela, Penuntun dan Anggota Dewasa adalah Janji Pandu
HW dan Undang-Undang Pandu HW.

1. Janji Pandu HW :

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh :


Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terehadap Allah, Undang-undang dan Tanah Air;
Dua, menolong siapa saja semampu saya;
Tiga, setia mentaati Undang-undang pandu HW.

2. Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan :


Satu, Pandu Hizbul Wathan itu, dapat dipercaya;
Dua, Pandu Hizbul Wathan itu, setia dan teguh hati;
Tiga, Pandu Hizbul Wathan itu, siap menolong dan wajib berjasa;
Empat, Pandu Hizbul Wathan itu, suka perdamaian dan persaudaraan;
Lima, Pandu Hizbul Wathan itu, sopan santun dan perwira;
Enam, Pandu Hizbul Wathan itu, menyayangi semua makhluk;
Tujuh, Pandu Hizbul Wathan itu, melaksanakan perintah tanpa membantah;
Delapan, Pandu Hizbul Wathan itu, sabar dan pemaaf;
Sembilan, Pandu Hizbul Wathan itu, teliti dan hemat;
Sepuluh, Pandu Hizbul Wathan itu, suci dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan.

40
Pasal 10
Pakaian Seragam

1. Sebagai gerakan kepanduan untuk anak, remaja dan pemuda, Pandu HW memiliki pakaian seragam
yang berfungsi untuk menyatakan jati diri, memperkuat jiwa korsa, menambah daya tarik,
mengendalikan disiplin, menjamin kebersamaan dan mencerminkan kerapian;
2. Sesuai dengan ciri Pandu HW, maka pakaian seragam harus memenuhi norma agama, pendidikan,
memiliki daya tarik bagi Anggota didik, sesuai untuk kegiatan di lapangan, selaras dengan
perkembangan zaman dan mengandung makna;
3. Warna pakaian seragam dan kelengkapannya adalah :
a. Baju / blous : coklat khaki tua;
b. Celana / Rok : biru tua;
c. Jilbab : coklat khaki tua;
d. Tutup kepala : disesuaikan dengan kelompok, jabatan dan kegiatan;
e. Setangan leher : dasar hijau tua dengan warna strip / pelisir sesuai kelompok;
f. Ikat pinggang : warna hitam dan atau coklat;
g. Sepatu/kaos kaki : hitam.
4. Untuk kegiatan tertentu dapat diadakan pakaian seragam lain sesuai dengan tujuannya;
5. Ketentuan pakaian seragam selengkapnya ditetapkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 11
Atribut

1. Atribut adalah tanda-tanda yang dikenakan Anggota Pandu HW untuk menunjukan jabatan, jenjang,
tingkat kecakapan, satuan dan daerah;
2. Model, bentuk dan warna dirancang dan dibuat dengan sebaik-baiknya agar dapat dibanggakan serta
menambah daya tarik sesuai tingkatannya;
3. Kentuan atribut selengkapnya ditetapkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 12
Usaha

Untuk mencapai maksud dan tujuan, HW berusaha :


1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja dan pemuda muslim;
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepanduan untuk para pelatih, pimpinan dan pemimpin
Anggota didik;
3. Mengembangkan HW di seluruh Indonesia;
4. Mengadakan kerjasama kelembagaan di dalam dan di luar negeri;
5. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada Persyarikatan, Tanah Air dan Bangsa;
6. Menumbuhkan rasa percaya diri, rasa bertanggung jawab, sikap dan perilaku yang kreatif dan
inovatif, disiplin dan istiqomah;
7. Melakukan usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan HW dan Muhammadiyah.

41
Pasal 13
Keanggotaan

1. Anggota Biasa sebagai anggota didik putra dan putri dikelompokkan sebagai berikut :
a. Athfal berumur 6 sampai dengan 10 tahun;
b. Pengenal berumur 11 sampai dengan 15 tahun;
c. Penghela berumur 16 sampai dengan 20 tahun;
d. Penuntun berumur 21 sampai dengan 25 tahun.
2. Anggota Biasa sebagai Pembina mempunyai tugas pokok sebagai pelatih dan pengelola Kwartir dan
Qobilah.
3. Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Warga Negara Indoneisa beragama Islam;
b. Laki-laki atau perempuan berumur 21 tahun atau sudah menikah dan atau bekerja;
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah dan HW;
d. Mendaftarkan diri menjadi anggota HW.
4. Anggota Kehormatan yang diperoleh melalui pendaftaran dan rekomendasi Kwartir atau Qobilah
bersangkutan.
5. Anggota Kehormatan terdiri atas :
a. Warga Negara Indonesia dan atau Warga Negara Asing, laki-laki dan perempuan beragama
Islam;
b. Pecinta dan simpatisan HW yang karena umur, kesehatan dan kesibukan tidak dapat secara aktif
dalam kegiatan kepanduan;
c. Orang yang berjasa dalam pengembangan HW;
d. Tenaga Instruktur HW.
6. Tata cara menjadi anggota diatur sebagai berikut :
a. Anggota Biasa.
1. Mengajukan permintaan secara tertulis kepada Kwartir Pusat dengan mengisi formulir disertai
kelengkapan syarat-syaratnya melalui Qobilah atau Pimpinan Amal Usaha di tempat yang
belum ada Qobilah, kemudian diteruskan kepada Kwartir Cabang atau Kwartir Daerah atau
Kwartir Wilayah;
2. Kwartir Cabang atau Kwartir Daerah atau Kwartir Wilayah meneruskan permintaan tersebut
kepada Kwartir Pusat dengan disertai pertimbangan;
3. Kwartir Cabang dapat memberi tanda anggota sementara kepada calon anggota, sebelum yang
bersangkutan menerima kartu tanda anggota dari Kwartir Pusat. Bentuk tanda anggota
sementara ditetapkan oleh Kwartir Pusat;
4. Kwartir Pusat memberi kartu tanda anggota HW kepada calon anggota biasa yang telah
disetujui melalui Kwartir Cabang yang bersangkutan.
b. Anggota Kehormatan;
Tata cara menjadi Anggota Kehormatan diatur oleh Kwartir Pusat.
7. Kwartir Pusat dapat melimpahkan wewenang penerimaan permintaan menjadi Anggota Biasa dan
memberikan kartu tanda anggota HW kepada Kwartir Wilayah. Pelimpahan wewenang tersebut dan
ketentuan pelaksanaannya diatur dengan keputusan Kwartir Pusat;
8. Anggota Biasa dan Kehormatan berhenti karena :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan oleh Kwartir Pusat;
42
9. Tata cara pemberhentian anggota;
a. Anggota Biasa.
1. Kwartir Cabang mengusulkan pemberhentian anggota kepada Kwartir Daerah berdasarkan
bukti yang dapat dipertanggung jawabkan;
2. Kwartir Daerah meneruskan kepada Kwartir Wilayah usulan pemberhentian anggota dengan
disertai pertimbangan;
3. Kwartir Wilayah meneruskan atau tidak meneruskan usulan pemberhentian anggota kepada
Kwartir Pusat setelah melakukan penelitian dan penilaian;
4. Kwartir Wilayah dapat melakukan pemberhentian sementara yang berlaku paling lama 6
(enam) bulan selama menunggu proses pemberhentian anggota dari Kwartir Pusat;
5. Kwartir Pusat, setelah menerima usulan pemberhentian anggota, memutuskan
memberhentikan atau tidak memberhentikan paling lama 6 (ernam) bulan sejak diusulkan
oleh Kwartir Wilayah;
6. Anggota yang diusulkan pemberhentian keanggotaannya, selama proses pengusulan
berlangsung, dapat mengajukan keberatan kepada Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, Kwartir
Wilayah dan Kwartir Pusat. Setelah keputusan pemberhentian dikeluarkan, yang bersangkutan
dapat mengajukan keberatan kepada Kwartir Pusat;
7. Kwartir Pusat membentuk tim yang diserahi tugas mempelajari keberatan yang diajukan oleh
anggota yang diberhentikan. Kwartir Pusat menetapkan keputusan akhir setelah mendengar
pertimbangan tim;
b. Anggota Kehormatan diberhentikan atas keputusan Kwartir Pusat.

Pasal 14
Kewajiban dan Hak

1. Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan berkewajiaban :


a. Taat menjalankan ajaran Islam;
b. Menjaga nama baik dan setia kepada HW serta perjuangannya;
c. Menjunjung tinggi dan mengamalkan Kode Kehormatan HW;
d. Mentaati semua peraturan yang berlaku di lingkungan HW;
e. Mendukung dan mengindahkan kepentingan HW serta melaksanakan usahanya;
f. Memakai seragam HW pada saat pelatihan, upacara dan kegiatan HW lainnya yang diatur dalam
Buku Peraturan Dasar;
g. Membayar iurang anggota yang jumlahnya ditentukan oleh Kwartir Pusat;
h. Membayar infaq.
2. Anggota Biasa berhak :
a. Mendapat Kartu Tanda Anggota HW;
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan;
c. Memilih dan dipilih;
d. Menyatakan pendapat.
3. Anggota Kehormatan berhak
a. Mendapat Kartu Tanda Anggota HW;
b. Menyatakan pendapat.

43
Pasal 15
Pusat

Pusat adalah kesatuan Wilayah dalam Negara Republik Indonesia yang berfungsi :
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi Wilayah;
b. Penyelanggaraan, pembinaan dan pengawasan pengelolaan HW;
c. Perencanaan program kegiatan.

Pasal 16
Wilayah

1. Wilayah adalah kesatuan Daerah di Provinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Daerah yang
berfungsi :
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi Daerah;
b. Penyelenggaraan, pembinaan dan pngawasan pengelolaan HW;
c. Perencanaan program dan kegiatan.
2. Syarat pendirian Wilayah sekurang-kurangnya mempunyai :
a. Kegiatan pelatihan berkala untuk anggota Kwartir Wilayah dan Unsur Pembantu Kwartir, Kwartir
Daerah, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
b. Pengajian dalam lingkungan Wilayahnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
c. Anggota Biasa sebagai pembina, sekurang-kurangnya 30 orang;
d. Kantor.
3. Pengesahan pendirian Wilayah ditetapkan oleh Kwartir Pusat atas usul Daerah yang bersangkutan;
4. Pendirian suatu Wilayah yang merupakan pemisahan dari Wilayah yang telah ada dilakukan melalui
dan atas keputusan Musyawarah Wilayah / Musyawarah Kwartir tingkat Wilayah.

Pasal 17
Daerah
1. Daerah adalah kesatuan Cabang di Kabupaten / Kota yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga
Cabang yang berfungsi :
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi Cabang;
b. Penyelenggaraan, pembinaan dan pngawasan pengelolaan HW;
c. Perencanaan program dan kegiatan.
2. Syarat pendirian Daerah sekurang-kurangnya mempunyai :
a. Kegiatan pelatihan berkala untuk anggota Kwartir Daerah dan Unsur Pembantu Kwartir, Kwartir
Cabang, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
b. Pengajian dalam lingkungan Daerahnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
c. Anggota Biasa sebagai pembina, sekurang-kurangnya 15 orang;
d. Kantor.
3. Pengesahan pendirian Daerah dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Kwartir Pusat atas
usul Cabang setelah memperhatikan pertimbangan Kwartir Wilayah;
4. Pendirian suatu Daerah yang merupakan pemisahan dari Daerah yang telah ada dilakukan dengan
persetujuan Kwartir Daerah yang bersangkutan atas keputusan Musyawarah Daerah / Musyawarah
Kwartir tingkat Daerah.

44
Pasal 18
Cabang

1. Cabang adalah kesatuan Qobilah di suatu tempat yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Qobilah
yang berfungsi :
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi Qobilah;
b. Penyelenggaraan pengelolaan HW;
2. Syarat pendirian Cabang sekurang-kurangnya mempunyai :
a. Kegiatan pelatihan berkala untuk anggota Kwartir Cabang dan Unsur Pembantu Kwartir, Qobilah,
sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
b. Pengajian dalam lingkungan Cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
c. Anggota Biasa sebagai pembina, sekurang-kurangnya 10 orang;
d. Kantor.
3. Pengesahan pendirian Cabang dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Kwartir Wilayah
atas usul Qobilah setelah memperhatikan pertimbangan Kwartir Daerah;
4. Pendirian suatu Cabang yang merupakan pemisahan dari Cabang yang telah ada dilakukan dengan
persetujuan Kwartir Cabang yang bersangkutan atas keputusan Musyawarah Cabang / Musyawarah
Kwartir tingkat Cabang.

Pasal 19
Qobilah
1. Qobilah adalah kesatuan anggota di suatu tempat atau kawasan yajng terdiri atas sekurang-kurangnya
8 orang yang berfungsi melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota;
2. Syarat pendirian Qobilah sekurang-kurangnya mempunyai :
a. Kegiatan pelatihan berkala Anggota didik sekurang-kurangnya sepekan sekali;
b. Anggota Biasa Pandu HW.
3. Pengesahan pendirian Qobilah dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Kwartir Daerah atas
usul anggota setelah mendengar pertimbangan Kwartir Cabang;
4. Qabilah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah, untuk pertama kali disahkan dan dikukuhkan oleh
Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dan selanjutnya oleh Kwartir Wilayah Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan di wilayahnya masing-masing;
5. Pendirian suatu Qobilah yang merupakan pemisahan dari Qobilah yang telah ada dilakukan dengan
persetujuan Qobilah yang bersangkutan atas keputusan Musyawarah Cabang / Daerah / Wilayah;
6. Tempat pelatihan Anggota didik.

Pasal 20
Kwartir Pusat

1. Kwartir Pusat bertugas :


a. Menetapkan kebijakan HW berdasarkan keputusan Muktamar dan Tanwir, serta memimpin dan
mengendalikan pelaksanaannya.
b. Membuat pedoman kerja dan pembagian wewenang bagi para anggotanya.
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan Wilayah.
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan Unsur Pembantu
Kwartir tingkat Pusat.
2. Anggota Kwartir Pusat dapat terdiri dari laku-laki dan perempuan.
3. Anggota Kwartir Pusat tidak harus berdomisili di kota tempat kantor Kwartir Pusat atau sekitarnya.

45
4. Kwartir Pusat dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Tanwir sebanyak-banyaknya separuh
dari jumlah anggota Kwartir Pusat terpilih. Selama menunggu keputusan Tanwir, calon tambahan
anggota Kwartir Pusat sudah dapat menjalankan tugasnya atas tanggung jawab Kwartir Pusat.
5. Kwartir Pusat mengusulkan kepada Tanwir calon pengganti Ketua Umum Kwartir Pusat yang karena
sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan. Selama menunggu ketetapan Tanwir, Ketua
Umum Kwartir Pusat dijabat oleh salah seorang Ketua atas keputusan Kwartir Pusat.

Pasal 21
Kwartir Wilayah

1. Kwartir Wilayah bertugas :


a. Menetapkan kebijakan HW dalam wilayahnya berdasarkan kebijakan Kwartir Pusat, keputusan
Musyawarah Wilayah, Musyawarah Kwartir Wilayah dan Rapat Kwartir tingkat Wilayah.
b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan / instruksi Kwartir Pusat dan Unsur
Pembantu Kwartir.
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan Daerah dalam wilayahnya sesuai dengan
kewenangannya.
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoodinasikan kegiatan Unsur Pembantu
Kwartir tingkat Wilayah.
2. Kwartir Wilayah berkantor di ibu kota provinsi.
3. Anggota Kwartir Wilayah dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan.
4. Anggota Kwartir Wilayah tidak harus berdomisili di kota tempat kantor Kwartir Wilayah atau
sekitarnya.
5. Kwartir Wilayah menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai anggota Tanwir
apabila Ketua Kwartir Wilayah tidak dapat menunaikan tugasnya sebagai anggota Tanwir.
6. Kwartir Wilayah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah Kwartir Wilayah
sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Kwartir Wilayah terpilih kemudian dimintakan
pengesahannya kepada Kwartir Pusat. Selama menunggu keputusan Musyawarah Kwartir tingkat
Wilayah dan ketetapan dari Kwartir Pusat, calon tambahan anggota Kwartir Wilayah sudah dapat
menjalankan tugasnya atas tanggung jawab Kwartir Wilayah.
7. Kwartir Wilayah mengusulkan kepada Musyawarah Kwartir Wilayah calon pengganti Ketua Kwartir
Wilayah yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan untuk ditetapkan dan
dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Pusat. Selama menunggu ketetapan Musyawarah Kwartir
tingkat Wilayah dan ketetapan dari Kwartir Pusat, Ketua Kwartir Wilayah dijabat oleh salah seorang
Wakil Ketua atas keputusan Kwartir Wilayah.

Pasal 22
Kwartir Daerah

1. Kwartir Daerah bertugas :


a. Menetapkan kebijakan HW dalam Daerahnya berdasarkan kebijakan Kwartir di atasnya,
keputusan Musyawarah Daerah, Musyawarah Kwartir Daerah dan Rapat Kwartir tingkat
Daerah.
b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan / instruksi Kwartir Pusat, Kwartir
Wilayahserta Unsur Pembantu Kwartirnya.
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan Cabang dalam daerahnya sesuai dengan
kewenangannya.
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoodinasikan kegiatan Unsur Pembantu
Kwartir tingkat Daerah..
46
2. Kwartir Daerah berkantor di ibu kota Kabupaten / Kota.
3. Anggota Kwartir Daerah dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan.
4. Anggota Kwartir Daerah harus berdomisili di Kabupaten / Kotanya.
5. Kwartir Daerah menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai anggota
Musyawarah Kwartir tingkat Wilayah apabila Ketua Kwartir Daerah tidak dapat menunaikan
tugasnya sebagai anggota Musyawarah Kwartir tingkat Wilayah.
6. Kwartir Daerah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah Kwartir Daerah
sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Kwartir Daerah terpilih kemudian dimintakan
pengesahannya kepada Kwartir Wilayah. Selama menunggu keputusan Musyawarah Kwartir tingkat
Daerah dan ketetapan dari Kwartir Wilayah, calon tambahan anggota Kwartir Daerah sudah dapat
menjalankan tugasnya atas tanggung jawab Kwartir Daerah.
7. Kwartir Daerah mengusulkan kepada Musyawarah Kwartir Daerah calon pengganti Ketua Kwartir
Daerah yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan untuk ditetapkan dan
dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Wilayah. Selama menunggu ketetapan Musyawarah
Kwartir tingkat Daerah dan ketetapan dari Kwartir Wilayah, Ketua Kwartir Daerah dijabat oleh
salah seorang Wakil Ketua atas keputusan Kwartir Daerah.

Pasal 23
Kwartir Cabang

1. Kwartir Cabang bertugas :


a. Menetapkan kebijakan HW dalam Cabangnya berdasarkan kebijakan Kwartir di atasnya,
keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Kwartir tingkat Cabang.
b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan / instruksi Kwartir Pusat, Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah serta Unsur Pembantu Kwartirnya.
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan Qobilah dalam cabangnya sesuai dengan
kewenangannya.
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoodinasikan kegiatan Unsur Pembantu
Kwartir tingkat Cabang.
2. Kwartir Cabang berkantor di ibu kota Kecamatan.
3. Anggota Kwartir Cabang dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan.
4. Anggota Kwartir Cabang harus berdomisili di Cabangnya.
5. Kwartir Cabang menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai anggota
Musyawarah Kwartir tingkat Daerah apabila Ketua Kwartir Cabang tidak dapat menunaikan
tugasnya sebagai anggota Musyawarah Kwartir tingkat Daerah.
6. Kwartir Cabang dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah Kwartir Cabang
sebanyak-banyaknya separuh dari jumlah anggota Kwartir Cabang terpilih kemudian dimintakan
pengesahannya kepada Kwartir Daerah. Selama menunggu keputusan Musyawarah Kwartir tingkat
Cabang dan ketetapan dari Kwartir Daerah, calon tambahan anggota Kwartir Cabang sudah dapat
menjalankan tugasnya atas tanggung jawab Kwartir Cabang.
7. Kwartir Cabang mengusulkan kepada Musyawarah Kwartir Cabang calon pengganti Ketua Kwartir
Cabang yang karena sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan untuk ditetapkan dan
dimintakan pengesahannya kepada Kwartir Daerah. Selama menunggu ketetapan Musyawarah
Kwartir tingkat Cabang dan ketetapan dari Kwartir Daerah, Ketua Kwartir Cabang dijabat oleh
salah seorang Wakil Ketua atas keputusan Kwartir Cabang.

47
Pasal 24
Qobilah

1. Qobilah bertugas :
a. Menetapkan kebijakan HW dalam Qobilahnya berdasarkan kebijakan Kwartir di atasnya,
keputusan Musyawarah Qobilah, Musyawarah Qobilah.
b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan / instruksi Kwartir Pusat, Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang serta Unsur Pembantu Kwartirnya.
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan Qobilah sesuai dengan kewenangannya.
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoodinasikan kegiatan Unsur Pembantu
Kwartir tingkat Qobilah.
2. Anggota Qobilah dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan.
3. Anggota Qobilah harus berdomisili di kawasannya.
4. Qobilah menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai anggota Musyawarah
Kwartir tingkat Cabang apabila Ketua Qobilah tidak dapat menunaikan tugasnya sebagai anggota
Musyawarah Kwartir tingkat Cabang.
5. Qobilah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah Qobilah sebanyak-
banyaknya separuh dari jumlah anggota Qobilah terpilih kemudian dimintakan pengesahannya
kepada Kwartir Cabang. Selama menunggu keputusan Musyawarah tingkat Qobilah dan ketetapan
dari Kwartir Cabang, calon tambahan anggota Qobilah sudah dapat menjalankan tugasnya atas
tanggung jawab Qobilah.
6. Qobilah mengusulkan kepada Musyawarah Qobilah calon pengganti Ketua Qobilah yang karena
sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan untuk ditetapkan dan dimintakan pengesahannya
kepada Kwartir Cabang. Selama menunggu ketetapan Musyawarah Pimpinan tingkat Qobilah dan
ketetapan dari Kwartir Cabang, Ketua Qobilah dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua atas
keputusan Qobilah.
Pasal 25
Pemilihan Kwartir

1. Syarat anggota Kwartir HW :


a. Taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam.
b. Setia pada prinsip-prinsip dasar perjuangan HW.
c. Dapat menjadi teladan dalam HW.
d. Taat pada garis kebijakan Kwartir HW.
e. Memiliki kecakapan dan kemampuan menjalankan tugasnya.
f. Telah menjadi anggota Muhammadiyah dan HW sekurang-kurangnya satu tahun dan
berpengalaman dalam kepemimpinan di lingkungan HW bagi Kwartir tingkat Daerah, Wilayah
dan Pusat.
g. Tidak merangkap jabatan dengan pimpinan organisasi politik dan pimpinan organisasi yang amal
kegiatannya sama dengan HW di semua tingkat.
h. Tidak merangkap jabatan dengan Kwartir HW vertikal maupun horisontal dan Unsur Pembantu
Kwartir.
2. Penyimpangan dari ketentuan ayat 1 butir f, g dan h pasal ini hanya dapat dilakukan atas keputusan
Kwartir Pusat.
3. Pemilihan Kwartir dapat dilakukan secara langsung atau formatur atas keputusan Musyawarah
masing-masing.
4. Pelaksanaan pemilihan Kwartir dilakukan oleh Panitia Pemilihan dengan ketentuan :
a. Panitia Pemilihan Kwartir Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Kwartir Pusat.

48
b. Panitia Pemilihan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah ditetapkan oleh
Musyawarah Kwartir atas usul Kwartir HW pada semua tingkatan.
c. Panitia Pemilihan diangkat untuk satu kali pemilihan.
5. Pelaksanaan pemilihan Kwartir diatur berdasarkan tata tertib Pemilihan dengan ketentuan :
a. Tata-tertib Pemilihan Kwartir Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Kwartir Pusat.
b. Tata-tertib Pemilihan Kwartir Wilayah, Daerah, Cabang dan Qobilah ditetapkan oleh
Musyawarah Kwartir atas usul Kwartir HW pada setiap tingkatan.

Pasal 26
Masa Jabatan Kwartir

1. Masa jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah sama dengan masa
jabatan Kwartir Pusat.
2. Pergantian Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dengan segenap Unsur Pembantu
Kwartir serta Qobilah, disesuaikan dengan pergantian Kwartir Pusat dan pelaksanaannya dilakukan
setelah Muktamar dan Musyawarah di atasnya.
3. Kwartir-kwartir dalam HW yang telah habis masa jabatannya, tetap menjalankan tugasnya sampai
dilakukan serah-terima dengan Kwartir yang baru.
4. Setiap pergantian Kwartir HW harus menjamin adanya peningkatan kinerja, penyegaran dan
kaderisasi Kwartir.

Pasal 27
Ketentuan Luar Biasa

Kwartir Pusat dalam keadaan luar biasa dapat mengambil ketetapan lain terhadap masalah Kwartir yang
diatur dalam pasal 21 sampai dengan 26.

Pasal 28
Penasehat

1. Penasehat terdiri atas perorangan yang diangkat oleh Kwartir HW masing-masing tingkat.
2. Penasehat bertugas memberi nasehat kepada Kwartir HW, baik diminta maupun atas kemauan
sendiri.
3. Syarat untuk dapat diangkat sebagai penasehat :
a. Anggota HW.
b. Pernah menjadi anggota Kwartir HW, atau mempunyai pengalaman dalam organisasi atau
memiliki keahlian bidang tertentu.

Pasal 29
Unsur Pembantu Kwartir

1. Pengertian dan pembentukan Unsur Pembantu Kwartir :


a. Bidang :
1. Bidang bertugas menyelenggarakan program dan kegiatan pokok dalam bidang tertentu.
2. Bidang dibentuk oleh Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang di
tingkat masing-masing sesuai dengan kebutuhan.
b. Urusan :
1. Urusan bertugas melaksanakan program dan kegiatan pendukung yang bersifat khusus.
2. Urusan dibentuk oleh Kwartir Pusat di tingkat pusat.
49
3. Kwartir Wilayah dan Kwartir Daerah apabila dipandang perlu dapat membentuk urusan
tertentu di tingkat masing-masing dengan persetujuan Kwartir HW setingkat diatasnya.
2. Ketentuan lain tentang Unsur Pembantu Kwartir diatur dalam Qa’idah yang dibuat dan ditetapkan
oleh Kwartir Pusat.

Pasal 30
Muktamar
1. Muktamar diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir Pusat.
2. Ketentuan tentang pelaksanaan, teta-tertib dan susunan acara Muktamar ditetapkan oleh Kwartir
Pusat.
3. Undangan dan acara Muktamar dikirim kepada anggota Muktamar selambat-lambatnya tiga bulan
sebelum Muktamar berlangsung.
4. Acara Muktamar :
a. Laporan Kwartir Pusat tentang :
1. Kebijakan Kwartir.
2. Organisasi.
3. Pelaksanaan keputusan Muktamar dan Tanwir.
4. Keuangan.
b. Program HW
c. Pemilihan Anggota Kwartir Pusat dan penetapan Ketua Umum.
d. Masalah HW yang bersifat umum.
e. Usul-usul.

5. Muktamar dihadiri oleh :


a. Anggota Muktamar terdiri atas :
1. Anggota Kwartir Pusat.
2. Ketua Kwartir Wilayah atau penggantinya yamg sudah disahkan oleh Kwartir Pusat.
3. Anggota Tanwir wakil Wilayah 2 orang
4. Ketua Kwartir Daerah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Wilayah.
5. Wakil Daerah sekurang-kurangnya 2 orang dan sebanyak-banyaknya 5 orang berdasar atas
jumlah perimbangan Cabang dalam tiap Daerah, atas dasar keputusan Musyawarah Kwartir
Daerah.
Ketentuan perimbangan ditetapkan oleh Kwartir Pusat.
b. Peserta Muktamar terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Pusat
2. Ketua Dewan Sugli tingkat Pusat
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Pusat
c. Peninjau Muktamar ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Pusat.
6. Anggota Muktamar berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta Muktamar berhak
menyatakan pendapat. Peninjau Muktamar tidak mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan
dipilih.
7. Keputusan Muktamar harus sudah ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat selambat-lambatnya dua bulan
sesudah Muktamar.
8. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya Muktamar
diatur oleh penyelenggara.

50
Pasal 31
Muktamar Luar Biasa
1. Muktamar Luar Biasa diadakan berdasarkan Keputusan Tanwir atas usul Kwartir Pusat atau dua
pertiga Kwartir Wilayah.
2. Undangan dan acara Muktamar Luar Biasa dikirim kepada Anggota Muktamar selambat-lambatnya
satu bulan sebelum Muktamar Luar Biasa berlangsung.
3. Ketentuan-ketentuan pasal 30 berlaku bagi penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa, kecuali ayat 3
dan ayat 4.
4. Muktamar Luar Biasa dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari anggota Muktamar dan
keputusannya diambil sekurang-kurangnya dua pertiga dari yang hadir.

Pasal 32
Tanwir
1. Tanwir diadakan oleh Kwartir Pusat atau atas permintaan sekurang-kurangnya seperempat dari
jumlah anggota Tanwir di luar anggota Kwartir Pusat.
2. Tanwir diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin Kwartir Pusat.
3. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib dan susunan acara Tanwir ditetapkan oleh Kwartir Pusat.
4. Undangan dan acara Tanwir dikirim kepada Anggota Tanwir selambat-lambatnya satu bulan sebelum
Tanwir berlangsung.
5. Acara Tanwir :
a. Laporan Kwartir Pusat.
b. Masalah yang oleh Muktamar atau menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
diserahkan kepada Tanwir.
c. Masalah yang akan dibahas dalam Muktamar sebagai pembicaraan pendahuluan.
d. Masalah mendesak yang tidak dapat ditengguhkan sampai berlangsungnya Muktamar.
e. Usul-usul.
6. Tanwir dihadiri oleh :
a. Anggota Tanwir terdiri atas :
1. Anggota Kwartir Pusat.
2. Ketua Kwartir Wilayah atau penggantinya yang telah disahkan oleh Kwartir Pusat.
3. Wakil Wilayah 2 orang.
b. Peserta Tanwir terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Pusat
2. Ketua Dewan Sugli tingkat Pusat
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Pusat.
c. Peninjau Tanwir ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Pusat.

7. Anggota Tanwir berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta Tanwir berhak
menyatakan pendapat. Peninjau Tanwir tidak mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan
dipilih.
8. Keputusan Tanwir harus sudah ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat selambat-lambatnya dua bulan
sesudah Muktamar.
9. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya Sidang
Tanwir diatur oleh penyelenggara.

51
Pasal 33
Musyawarah Wilayah

1. Musyawarah Wilayah diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir
Wilayah.
2. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Wilayah ditetapkan oleh
Kwartir Wilayah.
3. Undangan dan acara Musyawarah Wilayah dikirim kepada Anggota Musyawarah Wilayah selambat-
lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Wilayah berlangsung.
4. Acara Musyawarah Wilayah :
a. Laporan Kwartir Wilayah tentang :
1. Kebijakan Kwartir.
2. Organisasi.
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar, Tanwir, Instruksi Kwartir Pusat, pelaksanaan
keputusan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Kwartir Wilayah dan Rapat Kwartir tingkat
Wilayah.
4. Keuangan.
b. Program Wilayah.
c. Pemilihan Anggota Kwartir Wilayah dan pengesahan Ketua.
d. Pemilihan Anggota Tanwir Wakil Wilayah.
e. Masalah HW dalam Wilayah.
f. Usul-usul.
5. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh :
a. Anggota Musyawarah Wilayah terdiri atas :
1. Anggota Kwartir Wilayah yang sudah disahkan oleh Kwartir Pusat.
2. Ketua Kwartir Daerah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Wilayah.
3. Anggota Kwartir Daerah 2 orang.
4. Ketua Kwartir Cabang atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Daerah.
5. Wakil Cabang 2 orang.
b. Peserta Musyawarah Wilayah terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Wilayah
2. Ketua Dewan Sugli tingkat Wilayah
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Wilayah.
c. Peninjau Musyawarah Wilayah ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Wilayah.
6. Anggota Musyawarah Wilayah berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta
Musyawarah Wilayah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Wilayah tidak
mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
7. Keputusan Musyawarah Wilayah harus dilaporkan kepada Kwartir Pusat selambat-lambatnya satu
bulan sesudah Musyawarah Wilayah. Apabila dalam waktu satu bulan sesudah laporan dikirim,
tidak ada keterangan atau keberatan dari Kwartir Pusat, maka keputusan Musyawarah Wilayah
dapat ditenfidzkan oleh Kwartir Wilayah.
8. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya
Musyawarah Wilayah diatur oleh penyelenggara.

52
Pasal 34
Musyawarah Daerah

1. Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir
Daerah.
2. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Daerah ditetapkan oleh
Kwartir Daerah.
3. Undangan dan acara Musyawarah Daerah dikirim kepada Anggota Musyawarah Daerah selambat-
lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Daerah berlangsung.
4. Acara Musyawarah Daerah :
a. Laporan Kwartir Daerah tentang :
1. Kebijakan Kwartir.
2. Organisasi.
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah dan Kwartir di atasnya serta pelaksanaan
keputusan Musyawarah Daerah, Musyawarah Kwartir Daerah dan Rapat Kwartir tingkat
Daerah.
4. Keuangan.
b. Program Daerah.
c. Pemilihan Anggota Kwartir Daerah dan pengesahan Ketua.
d. Pemilihan Anggota Musyawarah Wakil Wilayah.
e. Masalah HW dalam Daerah.
f. Usul-usul.
5. Musyawarah Daerah dihadiri oleh :
a. Anggota Musyawarah Daerah terdiri atas :
1. Anggota Kwartir Daerah yang sudah disahkan oleh Kwartir Wilayah.
2. Ketua Kwartir Cabang atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Daerah.
3. Anggota Kwartir Cabang 2 orang.
4. Ketua Qobilah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Cabang.
5. Wakil Cabang 2 orang.
b. Peserta Musyawarah Daerah terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Daerah
2. Ketua Dewan Sugli tingkat Daerah
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Daerah.
c. Peninjau Musyawarah Daerah ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Daerah.
6. Anggota Musyawarah Daerah berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta
Musyawarah Daerah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Daerah tidak mempunyai
hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
6. Keputusan Musyawarah Daerah harus dilaporkan kepada Kwartir Wilayah selambat-lambatnya satu
bulan sesudah Musyawarah Daerah. Apabila dalam waktu satu bulan sesudah laporan dikirim, tidak
ada keterangan atau keberatan dari Kwartir Wilayah, maka keputusan Musyawarah Daerah dapat
ditenfidzkan oleh Kwartir Daerah.
7. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya
Musyawarah Daerah diatur oleh penyelenggara.

53
Pasal 35
Musyawarah Cabang
1. Musyawarah Cabang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir
Cabang.
3. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Cabang ditetapkan oleh
Kwartir Cabang
4. Undangan dan acara Musyawarah Cabang dikirim kepada Anggota Musyawarah Cabang selambat-
lambatnya 15 hari sebelum Musyawarah Cabang berlangsung.
5. Acara Musyawarah Cabang :
a. Laporan Kwartir Cabang tentang :
1. Kebijakan Kwartir.
2. Organisasi.
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah dan keputusan Kwartir di atasnya serta
pelaksanaan keputusan Musyawarah Cabang, Musyawarah Kwartir Cabang dan Rapat
Kwartir tingkat Cabang.
4. Keuangan.
b. Program Cabang.
c. Pemilihan Anggota Kwartir Cabang dan pengesahan Ketua.
d. Pemilihan Anggota Musyawarah Wakil Cabang.
e. Masalah HW dalam Cabang
f. Usul-usul.
6. Musyawarah Cabang dihadiri oleh :
a. Anggota Musyawarah Cabang terdiri atas :
1. Anggota Kwartir Cabang yang sudah disahkan oleh Kwartir Daerah.
2. Ketua Qobilah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Cabang.
3. Anggota Qobilah 2 orang.
b. Peserta Musyawarah Cabang terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Cabang
2. Ketua Dewan Sugli tingkat Cabang
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Cabang.
c. Peninjau Musyawarah Cabang ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Cabang.
7. Anggota Musyawarah Cabang berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta
Musyawarah Cabang berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Cabang tidak
mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
8. Keputusan Musyawarah Cabang harus dilaporkan kepada Kwartir Daerah selambat-lambatnya satu
bulan sesudah Musyawarah Cabang. Apabila dalam waktu 15 hari sesudah laporan dikirim, tidak
ada keterangan atau keberatan dari Kwartir Daerah, maka keputusan Musyawarah Cabang dapat
ditenfidzkan oleh Kwartir Cabang.
9. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya
Musyawarah Cabang diatur oleh penyelenggara.

Pasal 36
Musyawarah Qobilah

1. Musyawarah Qobilah diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Qobilah
2. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Qobilah ditetapkan oleh
Qobilah.
3. Undangan dan acara Musyawarah Qobilah dikirim kepada Anggota Musyawarah Qobilah selambat-
lambatnya empat belas hari sebelum Musyawarah Qobilah berlangsung.
54
4. Acara Musyawarah Qobilah :
a. Laporan Qobilah tentang :
1. Kebijakan Qobilah.
2. Organisasi.
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah dan keputusan Kwartir di atasnya serta
pelaksanaan keputusan Musyawarah Qobilah dan Rapat Pimpinan tingkat Qobilah.
4. Keuangan.
b. Program Qobilah
c. Pemilihan Anggota Qobilah dan pengesahan Ketua.
d. Masalah HW dalam Qobilah.
e. Usul-usul.
5. Musyawarah Qobilah dihadiri oleh :
a. Anggota Musyawarah Qobilah terdiri atas :
Anggota Qobilah yang sudah disahkan oleh Kwartir Cabang/Kwartir Daerah
b. Peserta Musyawarah Qobilah terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Qabilah
2. Ketua Dewan Amaliah di tingkat Qabilah
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Qobilah.
c. Peninjau Musyawarah Qobilah ialah mereka yang diundang oleh Qobilah.
6. Anggota Musyawarah Qobilah berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta
Musyawarah Qobilah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Qobilah tidak
mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
6. Keputusan Musyawarah Qobilah harus dilaporkan kepada Kwartir Cabang selambat-lambatnya 15
hari sesudah Musyawarah Qobilah. Apabila dalam waktu 15 hari sesudah laporan dikirim, tidak ada
keterangan atau keberatan dari Kwartir Cabang, maka keputusan Musyawarah Qobilah dapat
ditenfidzkan oleh Qobilah.
7. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya
Musyawarah Qobilah diatur oleh penyelenggara.
Pasal 37
Musyawarah Kwartir
1. Musyawarah Kwartir diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin oleh Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
masa jabatan.
2. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Kwartir serta Musyawarah
Qobilah ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara.
3. Undangan dan acara Musyawarah Kwartir dikirim kepada anggota Musyawarah Kwartir dan
Musyawarah Qobilah selambat-lambatnya :
a. Tingkat Wilayah dan Daerah satu bulan.
b. Tingkat Cabang 15 hari.
c. Tingkat Qobilah tujuh hari, sebelum Musyawarah Kwartir dan Musyawarah Qobilah
berlangsung.
4. Acara Musyawarah Kwartir / Musyawarah Qobilah :
a. Laporan pelaksanaan kegiatan.
b. Masalah yang oleh Musyawarah atau menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
diserahkan kepada Musyawarah Kwartir / Musyawarah Qobilah.
c. Masalah yang akan dibahas dalam Musyawarah sebagai pembicaraan pendahuluan.
d. Masalah mendesak yang tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya Musyawarah.
e. Usul-usul.
55
5. Musyawarah Kwartir dan Musyawarah Qobilah dihadiri oleh :
a. Pada tingkat Wilayah :
1. Anggota :
(a) Anggota Kwartir Wilayah yang telah disahkan oleh Kwartir Pusat.
(b) Ketua Kwartir Daerah atau penggantinya yang telah disahkan oleh Kwartir Wilayah.
(c) Wakil Daerah dua orang.
(d) Wakil Bidang dan Urusan tingkat Wilayah masing-masing 2 orang.
2. Peserta : Undangan khusus.
b. Pada tingkat Daerah :
1. Anggota :
(a) Anggota Kwartir Daerah yang telah disahkan oleh Kwartir Wilayah.
(b) Ketua Kwartir Cabang atau penggantinya yang telah disahkan oleh Kwartir Daerah.
(c) Wakil Cabang dua orang.
(d) Wakil Bidang dan Urusan tingkat Daerah masing-masing 2 orang.
2. Peserta : Undangan khusus.
c. Pada tingkat Cabang :
1. Anggota :
( a ) Anggota Kwartir Cabang yang telah disahkan oleh Kwartir Daerah.
( b ) Ketua Qobilah.
( c ) Wakil Qobilah 2 orang.
( d ) Wakil Bidang dan Urusan tingkat Cabang masing-masing 2 orang.
2. Peserta : Undangan khusus.
d. Pada tingkat Qobilah :
1. Anggota :
( a ) Anggota Qobilah.
( b ) Wakil Bidang dan Urusan tingkat Qobilah masing-masing 2 orang.
2. Peserta : Undangan khusus.
6. Anggota Musyawarah Kwartir berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta berhak
berpendapat.
7. Keputusan Musyawarah Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir HW yang
bersangkutan sampai diubah atau dibatalkan oleh keputusan Musyawarah Wilayah / Daerah / Cabang
/ Qobilah, selambat-lambatnya satu bulan sesudah Musyawarah Kwartir berlangsung,
Pasal 38
Keabsahan Musyawarah
Musyawarah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua pertiga dari anggota Musyawarah. Apabila
anggota Musyawarah tidak memenuhi jumlah dua pertiga, maka Musyawarah ditunda selama satu jam
dan setelah itu dapat dibuka kembali. Apabila anggota Musyawarah belum juga memenuhi jumlah dua
pertiga, maka Musyawarah ditunda lagi selama satu jam dan setelah itu dapat dibuka serta dinyatakan
sah tanpa memperhitungkan jumlah kehadiran anggota Musyawarah.

Pasal 39
Keputusan Musyawarah
1. Keputusan Musyawarah diambil dengan cara mufakat.
2. Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai, maka dilakukan pemungutan suara dengan suara
terbanyak mutlak.
3. Keputusan Musyawarah yang dilakukan dengan pemungutan suara dapat dilakukan secara terbuka
atau tertutup / rahasia.

56
Pasal 40
Rapat Anggota Kwartir

1. Rapat Anggota Kwartir sebagaimana dimaksud pada pasal 35 Anggaran Dasar dihadiri oleh:
a. Kwartir Pusat:
1. Ketua Umum;
2. Ketua;
3. Sekretaris Umum;
4. Sekretaris;
5. Bendahara Umum;
6. Bendahara
b. Kwartir Wilayah, Kwartir Wilayah, Kwartir Cabang, Qabilah:
1. Ketua;
2. Wakil Ketua;
3. Sekretaris;
4. Wakil Sekretaris;
5. Bendahara;
6. Wakil Bendahara.
2. Diadakan secara rutin sekurang-kurangnya sekali sebulan atau menurut keperluan, dipimpin Ketua
Umum/ Ketua.

Pasal 41
Rapat Kwartir

1. Rapat Kwartir sebagaimana dimaksud pada pasal 36 Anggaran Dasar dihadiri oleh :
a. Pada tingkat Pusat :
1. Anggota Kwartir Pusat.
2. Ketua dan Sekretaris Kwartir Wilayah.
3. Ketua dan Sekretaris Bidang / Urusan tingkat Pusat.
b. Pada tingkat Wilayah :
1. Anggota Kwartir Wilayah.
2. Ketua dan Sekretaris Kwartir Daerah.
3. Ketua dan Sekretaris Bidang / Urusan tingkat Wilayah.
c. Pada tingkat Daerah :
1. Anggota Kwartir Daerah.
2. Ketua dan Sekretaris Kwartir Cabang.
3. Ketua dan Sekretaris Bidang / Urusan tingkat Daerah.
d. Pada tingkat Cabang :
1. Anggota Kwartir Cabang.
2. Ketua dan Sekretaris Pimpinan Qobilah.
3. Ketua dan Sekretaris Bidang / Urusan tingkat Cabang.
2. Ketentuan pelaksanaan dan acara Rapat Kwartir ditentukan oleh Kwartir HW masing-masing tingkat.
3. Keputusan Rapat Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir HW yang bersangkutan.

57
Pasal 42
Rapat Kerja Kwartir
1. Rapat Kerja Kwartir ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin
oleh Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah untuk membahas
pelaksanaan program dan mendistribusikan tugas kepada Unsur Pembantu Kwartir HW.
2. Rapat Kerja Kwartir dihadiri oleh :
a. Pada tingkat Pusat :
1. Anggota Kwartir Pusat.
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Pusat.
b. Pada tingkat Wilayah :
1. Anggota Kwartir Wilayah.
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah.
c. Pada tingkat Daerah :
1. Anggota Kwartir Daerah.
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah.
d. Pada tingkat Cabang :
1. Anggota Kwartir Cabang.
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang.
e. Pada tingkat Qobilah :
Anggota Qobilah.
3. Keputusan Rapat Kerja Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir HW yang
bersangkutan.
Pasal 43
Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir
1. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab
serta dipimpin oleh Unsur Pembantu Kwartir pada setiap tingkatan untuk membahas penyelenggaraan
program sesuai pembagian tugas yang ditetapkan oleh Kwartir HW.
2. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir dihadiri oleh :
a. Pada tingkat Pusat :
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Pusat.
2. Wakil Unsur pembantu Kwartir tingkat Wilayah.
3. Undangan.
b. Pada tingkat Wilayah :
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah.
2. Wakil Unsur pembantu Kwartir tingkat Daerah.
3. Undangan.
c. Pada tingkat Daerah :
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah.
2. Wakil Unsur pembantu Kwartir tingkat Cabang.
3. Undangan.
d. Pada tingkat Cabang :
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang.
2. Wakil Pimpinan Qobilah.
3. Undangan.
e. Pada tingkat Qobilah :
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Qobilah.
2. Undangan.
3. Keputusan Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir
HW yang bersangkutan.
58
Pasal 44
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Seluruh keuangan dan kekayaan HW termasuk keuangan dan kekayaan Unsur pembantu Kwartir
pada semua tingkatan secara hukum milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
2. Pengelolaan keuangan dan kekayaan :
a. Pengelolaan keuangan dalam HW diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja HW.
b. Pengelolaan kekayaan dalam HW diwujudkan dalam jurnal.
3. Ketentuan tentang pengelolaan keuangan dan kekayaan HW ditetapkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 45
Pengawasan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengawasan keuangan dan kekayaan dilakukan terhadap Kwartir HW dan Unsur Pembantu Kwartir
pada semua tingkat.
2. Ketentuan tentang pengawasan keuangan dan kekayaan HW ditetapkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 46
Laporan
Laporan terdiri dari :
1. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh Kwartir HW dan Unsur Pembantu Kwartir disampaikan
kepada Musyawarah Kwartir, Musyawarah tingkat masing - masing, Tanwir atau Muktamar.
2. Laporan tahunan tentang perkembangan HW termasuk laporan Unsur Pembantu Kwartir, dibuat oleh
tiap - tiap Kwartir dan disampaikan kepada Kwartir di atasnya untuk dipelajari dan ditindaklanjuti.

Pasal 47
Ketentuan Lain-lain
1. HW menggunakan tahun takwim dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember.
2. Surat-surat resmi HW menggunakan tanggal Hijriyah dan Miladiyah.
3. a. Surat resmi HW ditandatangani :
1. Di tingkat Pusat oleh Ketua Umum / Ketua bersama Sekretaris Umum / Sekretaris. Surat resmi
mengenai masalah keuangan ditandatangani oleh Ketua Umum / Ketua bersama Bendahara
Umum / Bendahara.
2. Di tingkat Wilayah ke bawah ditandatangani oleh Ketua / Wakil Ketua bersama Sekretaris /
Wakil Sekretaris. Surat resmi mengenai masalah keuangan ditandatangani oleh Ketua / Wakil
Ketua bersama Bendahara / Wakil Bendahara.
b. Surat-surat yang bersifat rutin dapat ditandatangani oleh Sekretaris Umum / Sekretaris atau
petugas yang ditunjuk.
4. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ditetapkan oleh Kwartir Pusat.

Pasal 48
Penutup

1. Anggaran Rumah Tangga ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Tanwir yang berlangsung pada
tanggal 8 s.d. 11 Syawal 1437 H bertepatan dengan tanggal 13 s.d. 16 Juli 2016 M di Kota Surakarta,
dan dinyatakan mulai berlaku sejak ditanfidzkan.
2. Setelah Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan, Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dinyatakan
tidak berlaku lagi.

59
Lampiran III

KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3


GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG
PROGRAM GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
PERIODE 2016 – 2021
I. A. PENGANTAR
Strategi dasar dan kebijakan dasar pengembangan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tahun
pengamalan 2015-2020, dituangkan dalam 5 (lima) Program Prioritas yang saling terkait, yaitu
untuk: peserta didik, anggota dewasa, hubungan masyarakat (komunikasi dan informasi),
manajemen/organisasi, administrasi, dana, dan keuangan.
B. TUJUAN :
1. Terciptanya transformasi (Perubahan cepat ke arah kemajuan) sistem organisasi dan
jaringan yang maju, professional dan berkemajuan
2. Berkembangnya sistem gerakan dan usaha amal yang berkualitas utama dan mandiri, bagi
terciptanya kondisi dan pendukung terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar- benarnya
3. Berkembangnya peran strategis Kepanduan Hizbul Wathan dalam kehidupan umat, bangsa
dan dinamika global
C. PRIORITAS PENGEMBANGAN
Pada periode lima tahun ke depan (2016 - 2021) beberapa program dijadikan prioritas
sebagai program pengembangan sebagai bagian dan strategi pengembangan untuk mencapai
visi Muhammadiyah dan amalan Kepanduan Hizbul Wathan 2020 yakni sebagai berikut :
1. Pengembangan Kuantitas dan kualitas Qabilah sebagai basis penguatan, pemberdayaan
dan perluasan gerakan Muhammadiyah di akar rumput sebagai bagian penting dan strategis
dalam pengembangan kekuatan civil Islam (Masyarakat madani, civil society) Kepanduan
Hizbul Wathan di masyarakat.
2. Pengembangan sistem gerakan yang ditekankan pada pengayaan dan penyebarluasan
ideologi dan pemikiran yang menjadi basis bagi pengembangan nilai nilai keagamaan,
intelektualitas, dan praksis gerakan yang bersifat pembaharuan sebagai bagian penting dan
strategis bagi pengembangan tajdid Muhammadiyah untuk pencerahan masyarakat .
3. Pengembangan kualitas sumberdaya anggota dan kader HW sebagai pelaku gerakan yang
mampu mendinamisasi dan memperluas peran strategis Muhammadiyah dalam dinamika
kehidupan umat, bangsa,dan percaturan global .
4. Pengembangan amal usaha dan praksis sosial Muhammadiyah yang unggul dengan
mengintensifkan latihan Kepanduan Hizbul Wathan dan memperluas program ekonomi,
pemberdayaan masyarakat dan gerakan jama’ah sebagai basis kemandirian dan kekuatan
strategis Muhammadiyah .
5. Pengembangan model gerakan pencerahan Muhammadiyah ke dalam Program Hizbul
Wathan berbasis komunitas yang bersifat membebaskan, memberdayakan dan memajukan
bagi kehidupan umat, bangsa dan kemanusiaan universal .
6. Pengembangan peran strategis Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah dalam
kehidupan bangsa dan Negara serta percaturan global yang berbasis pada prinsip
kepribadian, kemandirian, keseimbangan, dan kemaslahatan sesuai misi utama
Muhammadiyah .

60
PROGRAM 1, ANGGOTA DIDIK PANDU HIZBUL WATHAN :
1. Prioritas
Peningkatan mutu Kepanduan Hizbul Wathan dalam bentuk kegiatan yang lebih menarik,
menyenangkan, dan menantang yang mampu memberi bekal nilai-nilai kehidupan islami,
kepribadian, watak, moral, dan disiplin, berlandaskan Program Kegiatan Anggota Didik
(Youth Programme) yang telah dimutakhirkan dan diselenggarakan dengan menerapkan
Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan (PDMK) secara efektif.
Memperkokoh kekuatan Gerakan Kepanduan HW dalam bidang pendidikan dan latihan
yang bercirikan islam, sehingga mampu menjadi kader yang ISTIQAMAH di mana pun ia
berada.

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan:


- Kegiatan Anggota Didik Pandu HW
Pemutakhiran Program Athfal, Pengenal, Penghela, dan Penuntun (APPP).
Penerapannya dilaksanakan secara terus-menerus agar lebih segar dan menarik bagi
Anak, Remaja, dan Pemuda (ARP) angkatan muda Muhammmadiyah, serta sesuai
dengan perkembangan minat/selera anak muda dan kebutuhan persyarikatan dan
masyarakat.
Program Kegiatan Anggota Didik diarahkan terutama pada pembentukan kehidupan
islami, menumbuhkan jiwa “wathaniyah”, semangat jihad, amal shalih, watak,
pendidikan budi pekerti, dan disiplin. Kegiatan dilakukan di alam bebas (terbuka),
berkaitan dengan lingkungan hidup , penanaman jiwa semangat wiraswasta dan
kemandirian,serta amalan-amalan dalam usaha Muhammadiyah.
Dalam pelaksanaan program ini, peran Qabilah sangat besar. Perlu dikembangkan
pelaksanaan program terpadu dengan melibatkan Kwarda/ Kwarcab dan adanya
pengawasan/evaluasi dalam implementasi, dikaitkan dengan program Ortom
Persyarikatan Muhammadiyah.

- Qabilah
Membenahi dan memantapkan Qabilah-Qabilah sehingga benar-benar merupakan
wadah pembinaan kepribadian Islam dan pangkal keanggotaan bagi peserta didik,
sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Pembentukan Qabilah.
Qabilah yang berpangkalan di sekolah Muhammadiyah perlu dibenahi kembali
sehingga keberadaannya lebih otonom, dapat berkembang menjadi Qabilah lengkap
dan berorientasi ke Kwartir Cabang/Daerah. Pihak Sekolah dan Majlis Dikdasmen
membantu dan memberi kemudahan.(Sesuai Ketentuan Majlis Dikdasmen PPM
N0.08/2013)
Qabilah yang berpangkal di Perguruan Tinggi Muhammadiyah perlu mempedomani
ketentuan dalam Petunjuk Pelaksanaan Qabilah yang masih berlaku.
Perlu segera diadakan temu pikir, penggalangan koordinasi dan sinkronisasi dengan
Majlis Dikdasmen Muhammadiyah, mengenai Qabilah yang berpangkalan di Sekolah
dan di Pesantren).

- Penyelenggaraan Temu Giat Prestasi Pandu APPP yang Berjenjang dan


Dijadwalkan
Kegiatan ini utamanya dilaksanakan di Qabilah. Kegiatan dapat berupa: Ceria Pandu
Athfal, Pengenal Berprestasi, (Al-Mahrojan) Pandu Penghela/Penuntun dan
sebagainya. Utamakan peningkatan mutu dan nilai pendidikan serta mutu manajemen
penyelenggaraannya.
61
Langkah-langkah penyempurnaan supaya dimulai jauh sebelum pelaksanaan.
Penjadwalan disesuaikan dengan jadwal atau kalender sekolah, silaturrahim Pandu
Nasional maupun Internasinal yang relevan.

- Buku Kepanduan Hizbul Wathan


Untuk memperluas kesempatan bagi peserta didik dalam pengembangan diri, maka
buku-buku dan petunjuk-petunjuk kepanduan HW perlu dimutakhirkan, dan dilengkapi.
Penyebarannya diperluas melalui Kedai Pandu HW di daerah dengan harga terjangkau.
Penulis dan pakar yang ada di daerah perlu dikerahkan untuk melahirkan karya tulis,
terutama yang berkaitan dengan ketrampilan pandu. Hak ciptanya perlu diperhatikan.
Demikian pula penghargaannya. Buku-buku terbitan Kepanduan HW tahun 1950-1960
perlu dicetak ulang.

Buku-buku yang perlu diterbitkan (mendesak) adalah:


 “Hand Book” Gerakan Kepanduan HW, pegangan bagi petugas lapangan dengan
berbagai contoh nyata.
 Buku penuntun bagi Anggota didik.
 Buku saku sejenis pedoman ringkas untuk Anggota didik.
 Buku-buku petunjuk teknik ketrampilan kepanduan.
 Buku panduan (guide book) bahan acuan bagi para pelaksana organisasi dan
pelaksana kegiatan.
 Buku bahan bacaan sebagai alat pendidikan terbuka secara umum.
 Buku dan bahan-bahan lain dari WOSM, yang sudah diterjemahkan atau
diadaptasikan.
 Buku aktivitas Anggota didik ( amalan Yaummiyah ) sebagai dorongan
mempercepat tercapainya kurikulum Anggota didik , sesuai dengan golongan .

Penerbitan buku Kepanduan HW harus ditangani dengan mengorganisasikan dan


memadukan upaya penulisan dan penerbitan baik di daerah maupun di tingkat
pusat. Dengan demikian dapat dikembangkan: mutu, kemutakhiran, ketersediaan,
penyebaran, pengendalian harga, peningkatan pendapatan, imbalan bagi
penulis,dan perlindungan hak cipta Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

PROGRAM 2: ANGGOTA DEWASA PANDU HIZBUL WATHAN


1. Prioritas
Program ini memprioritaskan implementasi pengelolaan anggota dewasa dalam
kepanduan dengan menitikberatkan pada penyediaan pemimpin-pemimpin pandu yang
berkualifikasi tepat, mempunyai komitmen kuat akan tugasnya, dan berkemauan untuk
mengembangkan kecakapan, ketrampilan, serta sikap yang dituntut oleh fungsinya.

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan


a. Kebijakan mengenai Anggota Dewasa dalam Kepanduan HW
Mengembangkan dan mengimplementasikan anggota dewasa dalam Kepandun HW
sebagai suatu program yang sistematis, mulai dari pengadaan/rekrutmen, sampai
pembehentian/purna tugas. Sebagai acuan WOSM: Adult in Scouting yang telah
dikembangkan dalam World Adult Resources Policy.
62
b. Perkiraan dan Rencana Kebutuhan Pemimpin Pandu HW
Penentuan kebutuhan pemimpin dan pelatih pandu HW orang dewasa sesuai dengan
rasio pelatih per pemimpin, yang ditetapkan secara realistis, dihadapkan pada
kemampuan mendidik disertai dengan rancangan jadwal pengadaan untuk memenuhi
kebutuhan secara bertahap.
c. Rencana Pengadaan Pelatih pemimpin Hizbul Wathan .
Berdasarkan rencana kebutuhan dibuat Rencana Pengadaan Pemimpin HW dan Pelatih
yang realistis dapat dilaksanakan. Untuk ini adanya peningkatan jumlah pelatih dan
pemerataan bagi setiap kwartir, peningkatan kemampuan menyelenggarakan
pelatihan/kursus bagi lulusan Jaya Matahari, evaluasi dan akreditasi bagi para pelatih
guna menjaga kompetensi dan mutu para pelatih.
Rencana pengadaan ini hendaklah menjadi Rencana Induk disertai jadwal
penyelenggaraan pelatihan bertahap untuk memenuhi seluruh kebutuhan, menjangkau
lebih dari 5 tahun. Untuk ini perlu peningkatan jumlah dan mutu pelatih Gerakan
Kepanduan HW.

Hal yang berkaitan dengan aspek pendukung dan pelaku :


1. Berkembangnya pembinaan, pengembangan , dan pemberdayaan anggota
Muhammadiyah sebagai subyek gerakan kepanduan Hizbul wathan secara
konsisten dinamis, dan berkelanjutan.
2. Berkembangnya system kaderisasi dan regenerasi dalam Hizbul Wathan secara
konsisten, dinamis dan berkelanjutan .
3. Berkembangnya jumlah simpatisan sebagai basis rekrutmen anggota Hizbul
Wathan .
4. Berkembangnya sistem sumber – sumber dana, harta kekayaan dan asset
persyarikatan secara transparan, akuntabel dan bertatakelola baik sesuai prinsip
dan ketentuan Persyarikatan .

d. Sistem Diklat Pusat yang Terpadu


Peningkatan kemampuan penyelenggaraan kursus untuk memenuhi kebutuhan
kuantitas dan kualitas pemimpin HW dan pelatih putra dan putri. Pengaturan
penyelenggaraan kursus tingkat nasional, regional, dan daerah serta penyusunan
katalog kursus/pelatihan yang lengkap dan dimilikinya Diklat Pusat.
Konsep sistem selesai tahun 2016, implementasi tahun 2017, dan sistem sudah
sepenuhnya operasional mulai tahun 2018.
e. Pelatihan Sesuai Rencana Pengadaan
Proses ini mulai dari merekrut, melatih sampai menghasilkan pemimpin mahir/ahli
yang siap tugas dan pelatih-pelatih pemimpin HW. Bila SDM dan keuangan berasal
dari instansi lain/amal usaha perlu dikoordinasikan dan diadakan sinkronisasi dengan
program instansi tersebut.
Pengembangan dan penetapan kurikulum dan silabi selesai sebelum akhir tahun 2017.

f. Pembinaan dan Akreditasi


Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas public, Qabilah kepanduan HW harus secara
aktif membangun system penjamin mutu internal untuk membuktikan bahwa system
kepanduan Hizbul wathan telah dilaksanakan dengan baik dan benar,

63
Qabilah kepanduan Hizbul wathan di perguruan Muhammadiyah akan mampu
mengembangan diri sebagai ujung tombak pendidikan kepanduan Hizbul Wathan dan
kekuatan kehidupan Islami Muhammadiyah secara berkelanjutan .
Akreditasi Qabilah 2017 adalah proses kegiatan evaluasi dan penilaian secara
komprehensif atas komitmen Qabilah terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan
program pendidikan kepanduan Hizbul wathan, untuk menentukan kelayakan program
dan satuan pendidikan ,komitmen tersebut dijabarkan ke dalam sejumlah standar
akreditasi .
Pembinaan Tim Pelatih menjadi asesor Qabilah guna memelihara mutu dan
kompetensi para pelatih dan pemimpin pandu HW.
Sistem akreditasi itu meliputi registrasi dan pemberian mandat (SHB dan SHL) demi
meningkatkan kontrol terhadap keaktifan dan mutu pemimpin dan pelatih.

PROGRAM 3: HUBUNGAN MASYARAKAT, KOMUNIKASI, DAN INFORMASI


1. Prioritas
Peningkatan citra umum Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dengan menyelenggarakan
hubungan masyarakat lebih terarah, memberikan layanan informasi internal dan eksternal
dengan memanfaatkan teknologi komunikasi/informasi yang tepat; mengembangkan dan
memelihara hubungan baik dengan semua pihak, seperti: majlis, ortom, dan amal usaha
Muhammadiyah, instansi pemerintah, dan swasta.
Terbangunnya hubungan masyarakat, komunikasi dan informasi yang kondusif dan tidak
kaku di tengah dinamika perkembangan masyarakat yang kompleks, dinamis, dan
kemajuan teknologi komunikasi/informasi di era global. Langkah kegiatan sebagai
berikut:
a. Meningkatkan hubungan masyarakat secara luas untuk membangun dan meningkatkan
citra Gerakan Kepanduan HW, layanan publikasi cetak dan elektronik,
mengembangkan sistem komunikasi dan informasi tradisional dan modern.
b. Menyusun “data base” profil, kegiatan, pendataan multi media di setiap kwartir,
mengadakan pelatihan ketrampilan penggunaan alat-alat komunukasi/informasi dan
membut serta mengelola “website” Kwarpus, Kwarwil, Kwarda, Kwarcab, dan
Qabilah

2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


a. Penerangan Tentang Gerakan Kepanduan HW yang lebih efektif
Meningkatkan pengertian dan citra Gerakan Kepanduan HW. Penerangan ditujukan
kepada masyarakat umum dan lebih diarahkan kepada Amal Usaha Persyarikatan
Muhammadiyah tertentu yang penting. Demikian pula kepada kaum muda, para orang
tua, orang-orang yang berpotensi pemimpin HW, dan atau penunjang dana, serta tokoh
masyarakat.
b. Penampilan dan Kinerja Pandu HW yang positif
Peningkatan citra dan kesadaran tentang kepanduan HW di lingkungan Gerakan
Kepanduan HW sendiri dan masyaakat luas di forum regional, nasional, dan
internasional. Penanganan masalah ini dikembangkan bersama dengan program
kegiatan pengamalan Pandu HW. Dampak paling besar diberikan oleh penampilan
sehari-hari seperti dalam pemakaian seragam, tingkah laku, dan kesediaan menolong.
c. Meningkatkan koodinasi dan kerjasama secara tersitem antar pimpinan persyarikatan ,
ortom , dan amal usaha Muhammadiyah Internal dan eksternal Persyarikatan
Muhammadiyah.
d. Pelayanan informasi intern dan ekstern yang meluas
64
- Peningkatan pelayanan informasi terkini dengan pemanfaatan internet dan
wasantara net.
- Adanya “homepage” Gerakan Kepanduan HW, forum diskusi dan percakapan
langsung yang ditangani oleh Departemen Humas.
e. Kemampuan Humas
Pembinaan kemampuan humas di jajaran Gerakan Kepanduan HW dengan
menyelenggarakan kursus dan pelatihan humas ditingkatkan dengan melibatkan
praktisi humas profesional. Untuk anggota Gerakan Kepanduan HW disusun panduan
supaya dapat bertindak sebagai pelaku humas.

PROGRAM 4: MANAJEMEN/ORGANISASI
1. Prioritas
Mengembangkan manajemen Gerakan Kepanduan HW yang tanggap perkembangan
zaman dan mampu mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara efektif-efisien dan
memfungsikan optimal kwartir (terutama Kwarda HW sebagai pembina Qabilah), dan
pembinaan bank data mengenai Qabilah dan keanggotaan Pandu HW.
Membangun pelaksanaan organisasi/manajemen dalam memacu Gerakan Kepanduan HW
sebagai kepanduan Islami terdepan (leading) dalam memfungsikan peranannya dalam
dinamika umat dan perkembangan IPTEK di era informasi global, dengan cara:
a. Membangun dan membina organisasi/manajemen Gerakan Kepanduan HW agar
berjalan dengan baik (profesional, efektif, efisien, sehat, akuntabel) dalam
mensinergikan (takafulul ijtima) semua jaringan dan potensi HW untuk mencapai
tujuan.
b. Membiasakan dan mengembangkan organisasi/manajemen yang amanah dan terukur
(measurable) di seluruh jenjang organisasi/manajemen, mengintensifkan penggunaan
instrumen-instrumen evaluasi dan penilaian kinerja organisasi/manajemen yang
amanah.
c. Mempercepat pembentukan Kwarwil,Kwarda,dan Kwarcab di daerah yang belum ada
kwartirnya.
d. Memberdayakan Qabilah di tingkat Ranting Muhammadiyah.
e. Mengintensifkan model regu/patrol dalam kegiatan di masyarakat.
f. Peningkatan kualitas pengelola Kwartir dan Qabilah untuk kelancaran misi Gerakan
Kepanduan HW dan pembentukan Dewan Syugli untuk kwartir Wilayah , Kwartir
Daerah , Kwartir cabang .

2. Pemberdayan Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang


Fungsionalisasi Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang dimulai 2016 dengan inventarisasi
permasalahan dan pengembangan rencana pemantapan Kwarda dan Kwarcab dengan
melibatkan Kwarda dan Kwarcab. Perlu diperhatikan tertib administrasi umum Gerakan
Kepanduan HW,terutama fungsi Kwarcab sebagai kwartir tumpuan atau pangkal
administrasi dan kwartir penggerak dalam membina Qabilah.

3. Staf Profesional/Ahli di Kwartir


Pentingnya peranan staf profesional kepanduan agar lebih dipahami. Kebijakan ditetapkan
tahun 2016 dan implementasi tahun 2017. Pengkajian perlu diadakan mengenai apa benar
introduksi staf profesional sudah diperlukan dan apakah Gerakan Kepanduan HW sudah
siap untuk implementasinya?

65
4. Standardisasi/Pembekalan Perlengkapan dan Bank Data Pandu HW
Perlu ditingkatkan standardisasi dan Perlindungan Hak Milik Intelektual Gerakan
Kepanduan HW mengenai Pakaian Seragam, Perlengkapan, dan Buku Kepanduan HW.
Konsep perlengkapan Pandu HW dan Kedai HW dikembangkan, terutama mengenai
penyediaan, distribusi, pengendalian mutu, dan harga barang perlengkapan Pandu HW.
Data Qabilah, keanggotaan Pemimpin HW dan Pelatih merupakan unsur-unsur yang harus
segera dikuasai dalam rangka pembenahan organisasi/manajemen Gerakan Kepanduan
HW. Kwarda/Kwarcab merupakan kunci dalam susunan sistem informasi Gerakan
Kepanduan HW yang didasarkan pada “database” yang tersedia. Jika Kwarda/Kwarcab
belum mampu melaksanakannya, hendaklah diterapkan sistem pengganti dengan
“database” yang dipusatkan di Kwarpus/Kwarwil, yaitu dimulai dengan Sistem Registrasi
Qabilah. Sistem Registrasi Qabilah yang dipusatkan di Kwarpus harus sudah
diimplementasikan selambat-lambatnya tahun 2017. Fungsi registrasi dialihkan secara
berangsur ke Kwarwil, Kwarda, Kwarcab sejalan dengan Refungsionalisasi
Kwarda/Kwarcab HW.

PROGRAM 5: ADMINISTRASI, DANA, DAN KEUANGAN


1. Prioritas
Mengupayakan kemandirian yang lebih besar dalam pendanaan, guna mendukung
Program dan Kegiatan, serta meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan yang lebih
baik, meliputi: administrasi keuangan, kemampuan usaha dana dan penggunaannya secara
efektif-efisien.
Mewujudkan administrasi yang baik, sebagai media kelancaran proses/rangkaian kegiatan
dalam organisasi dan manajemen Gerakan Kepanduan HW.
Mewujudkan kemandirian dalam pendanaan sebagai upaya mendukung kelancaran tugas-
tugas organisasi/manajemen, dan berupaya meningkatkan kemampuan pengelolaan
keuangan, sehingga terwujud efektivitas, efisiensi, dan kepercayaan dari berbagai pihak.
Upaya yang harus dilakukan adalah:
a. Membina kelancaran proses kegiatan Kwartir (dengan kelancaran/baiknya
administras), membangun keharmonisan kerja, memfungsikan sarana dan prasarana
kantor/sekretariat.
b. Inventarisasi petunjuk/pedoman penyelenggaraan administrasi, membuat pusat data
keanggotaan, kelembagaan, dan mengintensifkan pengawasan/perlindungan
standardisasi hak milik kwartir, seperti pakaian seragam dan atribut.
c. Intensifikasi iuran anggota, menggiatkan amal shalih, zakat, infak, shadaqah, dan
membentuk koperasi, serta menghidupkan kedai.
d. Menyebarluaskan Pedoman Adminstrasi Keuangan, menyusun pedoman asuransi
anggota dan meningkatkan pembuatan dan penyampaian laporan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


a. Rencana Pengembangan Sumber Daya Keuangan dan Usaha Dana
Diupayakan sumber daya keuangan dan usaha dana dalam mencapai kemandirian
yang lebih besar dalam hal pengadaan dana. Untuk itu perlu dibuat suatu rencana
pengembangan sumber daya keuangan yang komprehensif terintegrasi.
b. Pendayagunaan Aset dan Unit Usaha/Koperasi
Pembenahan aset dan unit usaha agar lebih efektif dalam pemberian jasa pelayanannya
maupun dalam menghasilkan pendapatan. Koperasi di jajaran Gerakan Kepanduan

66
Hizbul Wathan sebagai upaya menjadikan Gerakan Kepanduan HW lebih mandiri
dalam peningkatan kesejahteraan anggorta.
c. Sistem Administrasi Keuangan, Iuran, dan Asuransi
Dengan adanya Sistem Perencanaan Pemograman dan Penganggaran (SPPP), maka
perlu ditindaklanjuti dengan pengembangan Sistem Administrasi Keuangan yang
sesuai, guna memberikan kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian keuangan
kwartir.
Disusun Petunjuk Penyelenggaraan tentang Iuran Anggota yang pada prinsipnya harus
ditekankan bahwa setiap anggota memberikan iuran sebagai bukti keikutsertaan dalam
Gerakan Kepanduan HW.
Disusun dan dikembangkan Sistem Asuransi yang tepat, dan dikaitkan dengan sistem
iuran anggota, KTA dan sekaligus pendanaan anggota.

Rekomendasi hal-hal yang perlu dibenahi:


 Program Kegiatan Anggota Didik (Youth Programme)
 Penetapan Prinsip-prinsip Dasar dan Metode Kepanduan masih kurang efektif.
 Penyediaan Pemimpin Pandu HW Ahli.
 Qabilah berpangkalan Sekolah, maupun Qabilah di Ranting Muhammadiyah.
 Pembinaan Bina Karya Mandiri Hizbul wathan (BKM HW)
 Pemberdayaan Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang.
 Sistem registrasi dan pelaporan belum berjalan teratur.
 Pengembangan tanaga profesional.
 Kemandirian dalam Pendanaan.
 Komunukasi informasi yang lebih terarah.
 Penampilan dan kinerja Pandu HW sehari-hari

VISI DAN MISI GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN


PERIODE 2016-2021

PENDAHULUAN
Program Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah 2016 – 2021 merupakan
penjabaran dan pemfokusan Program jangka panjang untuk lima tahun keempat masa berlakunya
Program jangka panjang ke dalam program jangka menengah dalam periode dimaksud. Dengan
demikian program Kepanduan Hizbul Wathan 2016 – 2021 disesuaikan dengan pentahapan
program sebagaimana dalam program jangka panjang sesuai dengan masalah, konteks dan visi
pengembangan yang akan dicapai pada periode tersebut .

I. Visi
1. Percepatan peningkatan pertumbuhan dan pengembangan organisasi dan jaringan untuk
menjadi gerakan kepanduan yang maju, profesional, dan modern.
2. Percepatan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan sistem gerakan, sumber daya
manusia (SDM) dan sumber daya peralatan (perangkat keras/lunak) yang unggul dan mandiri
sebagai faktor pendukung Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam memasok kader
persyarikiatan.
3. Peningkatan fungsi dan peran strategis Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam
pendidikan/pembinaan anak,remaja, dan pemuda (ARP) sebagai kader persyarikatan, islam,
bangsa, dan negara.
67
II. Misi
1. Meningkatkan mutu Penyelenggaraan Program Kegiatan peserta didik yang sesuai dengan
aspirasi Angkatan Muda Muhammadiyah dan perkembangan masyarakat dengan menerapkan
PDMK secara efektif.
2. Meningkatkan pembinaan orang dewasa dalam Kepanduan, khususnya tersedianya Pemimpin
Pandu HW yang Ahli dan bermotivasi tinggi dalam jumlah yang memadai.
3. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang efektif dengan memberdayakan
organisasi kwartir dalam mengemban fungsi utamanya.
4. Mengupayakan kemandirian finansial dengan mengembangkan rencana keuangan untuk
waktu mendatang dan mendayagunakan aset dan potensi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
5. Meningkatkan Citra Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan demi penerimaan dan pengakuan
Persyarikatan Muhammadiyah, Masyarakat, dan Pemerintah, serta untuk menunjang bidang
misi lainnya.

68
Lampiran IV

KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3


GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG

REKOMENDASI/ MASAILUL MUSYKILAT


EKSTERNAL
1. Terkait dengan semakin meningkatnya ketentuan “kebebasan” kepercayaan beragama yang sudah
melampoui batas maka sudah saatnya pemerintah cq kejaksaan agung menghidupkan kembali pakem
(pengawas aliran, kepercayaan masyarakat). Mendesak pemerintah untuk mencermati dan mencegah
upaya memecah belah warga Negara Indonesia dengan skenario memojokkan peran aktif umat Islam
bagi bangsa Indonesia
2. Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi memang telah memberikan kontribusi yang
positif, tapi dampak negatif yang mengerikan adalah, juga telah mengikis norma-norma sosial
keumatan, mengurus jati diri dan budaya bangsa. Tampak dengan jelas dihadapkan mata, adalah
marginalisasi nilai-nilai agama, pemisahan agama dalam kehidupan sosial, sehingga masyarakat
bersikap materalistik, sekuler, egois yang mendorong meningkatnya kriminalitas, sadism dan
rendahnya akhlak manusia. Hal ini menimbulkan berkembangnya paham atheis, komunis, kapitalis,
liberalis, dan apatis, serta maraknya penggunaan narkoba di semua lapisan masyarakat. Untuk itu
mendesak pemerintah agar mengatasi dengan cara:
a. Memberikan sanksi yang tegas dan berat
b. Segera mengubah “nomenklatur” BNN (Badan Narkotika Nasional) yang berkonotasi “produktor
narkoba” dengan nomenklatur baru BANN (badan anti narkotika nasional) atau Komisi
Pemberantasan Narkoba (KPB), yang bermakna aksi pemberantasan narkoba.
c. Meningkatkan pendidikan akidah dn akhlaq bagi peserta didik
3. Mendesak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, untuk mengubah Surat
Keputusan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 63 tahun 2014 tentang kegiatan
kepramukaan sebagai ekstrakulikuler wajib pada pendidikan dasar menengah menjadi “kegiatan
kepramukaan atau Gerakan Kepanduan sebagai ekstrakulikuler wajib pada pendidikan dasar dan
menengah:.
4. Mendesak Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk melakukan Judicial Review terhadap Undang –
Undang No. 12 Tahun 2010 tentang Pramuka, agar menjadi Undang – Undanga Gerakan Kepanduan.

INTERNAL
1. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berkiprah di bidang pendidikan formal dan non formal yang
dilaksanakan di alam terbuka. Pendidikan kemandirian, pengayaan ilmu dan pengetahuan empirik
berlangsung eksploratif, observatorial, eksperimental. Untuk itu Muktamar ke – 3 Gerakan
kepanduan Hizbul Wathan mengamanatkan kepada Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan untuk mendorong Pimpinan Pusat Muhammadiyah :
a. Segera membangun pusat pendidikan dan pelatihan khusus Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
b. Bekerjasama dengan Majelis Pendidikan Tinggi PP. Muhammadiyah dan Majelis Pendidikian
Dasar dan Menengah PP. Muhammadiyah untuk memasukkan materi Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan ke dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan.

69
c. Membangun dan melengkapi fasilitas bumi perkemahan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
bertaraf Nasional/Internasional
2. Dalam kepemimpinan periode 2016 – 2021 supaya menata kembali pembidangan tugas, koordinator
wilayah, deskripsi tugas, serta meningkatkan komitmen personal pemimpinnya untuk mengemban
dan mau bekerja dengan istiqomah.
3. Guna mewujudkan maksud dan tujuan organisasi, Muktamar ke-3 Gerakan kepanduan Hizbul
Wathan mengamanatkan:
a. Menggali sumber pendanaan yang pasti, dengan mengaktifkan iuran wajib. Dimulai dari
pemimpin Kwartir pada semua tingkat dan semua anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
b. Sumber lain yang disarankan adalah membangun usaha amal bersama seperti koperasi, kedai, dan
usaha retail lainnya.
c. Menggali sumber lain yang halal dan tidak mengikat
4. Mengamanatkan kepada Kwartir Pusat untuk menyelenggarakan Jambore Nasional Pandu Penghela
(Jampala) pertama pada periode 2016 – 2021.
5. Mengamanatkan kepada Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016 – 2021
untuk membuat surat kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, agar
setiap perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah membentuk Qabilah dan kafilah Gerakan
kepanduan Hizbul Wathan.
6. Merekomendasikan kepada Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat
Muhammadiyah untuk mewajibkan kepada sekolah/madrasah di seluruh Indonesia agar mengenakan
seragam Hizbul Wathan satu kali dalam satu minggu, baik peserta didik maupun pendidik dan
karyawan diseluruh jenjang pendidikan.
7. Mendorong Pimpinan Muhammadiyah di semua tingkat, agar memberikan sanksi kepada kepala
sekolah yang tidak membentuk dan membina organisasi otonom Muhammadiyah (HW) di
sekolahnya.
8. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan enterpreuneur di lingkungan Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan.
9. Menyeragamkan penggunaan seragam, atribut dan perlengkapan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
yang sudah ditetapkan oleh Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
10. Membuat pedoman khusus Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah

70

Anda mungkin juga menyukai