MUKTAMAR KE – 3
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Solo, 8 – 11 Syawwal 1437 H / 13 – 16 Juli 2016 M
Diterbitkan oleh
Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
September 2016
1
DAFTAR ISI
Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Pengesahan Keputusan Muktamar ke-3
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Surat Keputusan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Tanfidz Keputusan
Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Lampiran I
Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Laporan Kwartir Pusat
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2010-2015
Lampiran II
Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Anggaran Dasar Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Lampiran III
Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Program Kerja Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016-2021
Lampiran IV
Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Rekomendasi Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan
2
3
4
KWARTIR PUSAT
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Tentang
TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
Memperhatikan : Hasil Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang diselenggarakan pada
tanggal 8 sampai dengan tanggal 11 Syawwal 1437 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal
13 sampai dengan tanggal 16 Juli 2016 Masehi di Kota Surakarta.
Menimbang : a. Bahwa Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan telah diambil
secara sah sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Muhammadiyah, Qa’idah Organisasi Otonom Muhammadiyah, Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan;
b. Bahwa agar Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dapat
segera dilaksanakan, perlu segera mentanfidzkan dengan Surat Keputusan.
Berdasar : 1. Pembahasan dan Keputusan Rapat Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan pada tanggal 22 Dzulqo’dah 1437 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 25
Agustus 2016 Masehi di Yogyakarta;
2. Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 184/KEP/I.0/B/2016
tentang Pengesahan Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan.
5
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3 GERAKAN
KEPANDUAN HIZBUL WATHAN.
Pertama : Mentanfidzkan Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang
diselenggarakan pada tanggal 8 sampai dengan tanggal 11 Syawal 1437 Hijriyah,
bertepatan dengan tanggal 13 sampai dengan tanggal 16 Juli 2016 Masehi di kota
Surakarta, sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini.
Kedua : Menyampaikan Surat Keputusan Tanfidz Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan ini kepada seluruh Anggota Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan untuk dapat diketahui dan dilaksanakan.
Surat Keputusan Tanfidz Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ini
Ketiga berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
: dalam Surat Keputusan ini, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
6
KWARTIR PUSAT
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 104/SK-Kwarpus/A/VII/2016
Tentang :
PENGESAHAN KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3 GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL
WATHAN.
Pertama : Mengesahkan hasil Keputusan Muktamar ke -3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang
diselenggarakan pada tanggal 8 s.d. 11 Syawal 1437 Hijriyah bertepatan dengan tanggal
13 s.d. 16 Juli 2016 Masehi di Surakarta sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat
Keputusan ini.
Kedua : Keputusan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ini disampaikan kepada
seluruh Anggota Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan, akan diadakan pembetulan seperlunya.
Ditetapkan di : Surakarta.
Pada tanggal : 10 Syawwal 1437 H
15 Juli 2016 M
Ketua Umum, Sekret
Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang diselenggarakan pada tanggal 8 s.d. 11
Syawwal 1437 Hijriyah bertepatan dengan 13 s.d. 16 Juli 2016 Masehi bertempat di Kota Surakarta,
setelah menyimak dan mencermati dengan seksama :
1. Sambutan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ramanda Drs. H. A. Dahlan Rais, M.Hum pada
upacara pembukaan Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Stadion Sriwedari Kota
Surakarta.
2. Sambutan Gubernur Provinsi Jawa Tengah yang disampaikan oleh Bapak H. Rahardjanto Pudjiantoro,
SH, M.T., Kepala Biro Bina Mental Setda Provinsi Jawa Tengah
3. Pidato iftitah Ketua Umum Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Ramanda Uun Harun
Syamsudin.
4. Pidato Selamat Datang oleh Walikota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo
5. Ceramah Umum Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ramanda Dr. H. Haedar Nashir,
M.Si., yang disampaikan pada Sidang Pleno I Muktamar ke – 3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
6. Laporan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2010-2015 yang disampaikan
oleh Ramanda Muchammad Adji Subur Ketua Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
7. Rancangan program kerja Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016-2021 yang
disampaikan oleh Ramanda Muchammad Adji Subur Ketua Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan
8. Rancangan Rekomendasi dalam Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016-
2021 yang disampaikan oleh Ramanda Abdul Rasyid Wasyim
9. Hasil pemilihan Anggota Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016-2021 yang
disampaikan oleh Ketua Panitia Pemilihan Ramanda Ismet Wibowo.
10. Tanggapan, pendapat, pembahasan, saran dan usul-usul peserta Muktamar yang disampaikan dalam
Sidang Pleno dan Sidang Kelompok.
8
MEMUTUSKAN
B. Menetapkan Ramanda Muchdi Purwoprandjono sebagai Ketua Umum Kwartir Pusat Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016 – 2021.
C. Mengumumkan nama – nama berikut sebagai anggota Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan periode 2016 – 2021 :
1. Muchdi Purwoprandjono
2. Bambang Soemedhi
3. Uun Harun Syamsuddin
4. Abdul Rasyid Wasyim
5. Muchsinun
6. Moch. Bazzar Marzuqie
7. Abdul Djalil Thahir
8. Endra Widyarsono
9. Choirun Nisa’
10. Moeslimin
11. Muchammad Adji Subur
12. Hadjam Murusdi
13. M. Zairin
14. Asep Djadjuli
15. Saiful Azhar Aziz
9
II. LAPORAN KWARTIR PUSAT GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
PERIODE 2010-2015.
Menerima laporan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2010-2015 dengan
beberapa catatan sebagaimana tersebut pada lampiran 1.
VI. REKOMENDASI
Menerima Prasaran yang diajukan oleh Anggota Muktamar ke-3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan tentang Rekomendasi sebagaimana tersebut pada lampiran 5.
Pimpinan Sidang,
10
Lampiran I
KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG
11
Dalam perjalanan kepengurusan ini, terjadi perubahan perubahan sebagai berikut:
Ketua Umum : Uun Harun Syamsudin.
Ketua : Muchdi Purwoprandjono
Ketua : Abdul Rasyid Wasyim
Ketua : Moeslimin
Ketua : Asmara Hadi Haji Liting
Ketua : Muchammad Adji Subur
Ketua : Hadjam Murusdi
Ketua : Sarbiran
Sekretaris Umum : Muhammad Bachrun Nawawi
Sekretaris : Mochammad Bazzar Marzuqie
Sekretaris : Bambang Soemedhi
Bendahara Umum : Ismet Wibowo
Bendahara : Syamsul Arifin
Selanjutnya, dalam rangka menjalankan program Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan,
kami sampaikan beberapa hal sekaitan dengan pengembangan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
sebagai berikut:
Sarana dan Prasarana
Pembangunan Markas Besar Hizbul Wathan di Kaliurang pada tahun 2010 telah dimulai dengan
peletakan batu pertama yang kemudian terkena bencana nasional erupsi gunung Merapi dan Gempa
Jogja, hal tersebut belum dapat dicapai dengan maksimal.
Menghadapi hal itu, dibentuklah tim pembangunan bumi perkemahan, yaitu di Kaliurang, di atas
tanah wakaf Ramanda Djazman Al-Kindi yang diamanatkan untuk kegiatan Kepanduan Hizbul
Wathan, kami percayakan untuk dikelola oleh Kwartir Daerah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Kabupaten Sleman sebagai penanggung jawab pelaksana.
Melalui Tanwir Muhammadiyah tahun 2014 di Samarinda dan Muktamar Muhammadiyah tahun
2015 di Makassar, Kwartir Pusat menyampaikan permohonan perhatian Pimpinan Pusat
Muhammadiyah akan urgensi tempat pendidikan dan pelatihan di alam terbuka seperti bumi
perkemahan untuk proses perkaderan warga Muhammadiyah, sesuai dengan tugas Pandu Hizbul
Wathan melaksanakan pendidikan non formal di luar sekolah dan di luar rumah, yaitu alam terbuka.
Alhamdulillah dalam audiensi Kwartir Pusat dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, telah dijawab
oleh Ramanda Dahlan Rais bahwa Muhammadiyah akan membangun Muhammadiyah Center untuk
memenuhi kebutuhan semua organisasi otonom Muhammadiyah. Barakallah.
Organisasi
Pengembangan organisasi Kwartir dan Qabilah di semua lini tidak pernah berhenti, baik jumlah
maupun mutunya. Hal itu terjadi karena semangat fastabiqul khairat dan taat kepada keputusan
persyarikatan Muhammadiyah untuk mengganti semua kepanduan di amal usaha Muhammadiyah
menjadi Kepanduan Hizbul Wathan.
Pembentukan Kwartir Wilayah baru yang hingga sampai saat ini telah mencapai 25 Kwartir Wilayah
dari 33 propinsi di Indonesia, selain itu Kwartir Daerah yang sudah berdiri walaupun belum ada
Kwartir Wilayahnya seperti Kwartir Daerah Kabupaten Sorong Papua Barat, Kwartir Daerah Kota
12
Bima Nusa Tenggara Barat. Dan pembentukan qabilah di perguruan tinggi Muhammadiyah di
seluruh Indonesia mulai terlihat.
Betapa pun dan seberapa apa pun kemajuan dan keberhasilan dalam membangun, mendirikan dan
mengembangkan bangunan organisasi adalah wujud dari kesadaran dan tanggung jawab individual ke
dalam kesadaran dan tanggung jawab kolektif.
Kita semua sadar dan menyadari dengan sungguh – sungguh:
(1) Bahwa Deklarasi Kebangkitan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah tuntutan perjalanan
sejarah perjuangan Persyarikatan Muhammadiyah.
(2) Bahwa ketetapan Muktamar Muhammadiyah tahun 2000 di Yogyakarta, menjadikan Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom (ortom), “wajib” diterima seutuhnya
dengan penuh tanggung jawab (sami’na wa atho’na)
(3) Bahwa pembangunan, pendirian dan pengembangan organisasi tidak cukup jika hanya
menggunakan pendekatan “stukturalis-teknokratis”, namun harus ada pengawalan pendekatan
“idiologis”, jika tidak, maka akan melahirkan organisasi tanpa arah.
(4) Dengan pendekatan tersebut akan melahirkan generasi pendidik dan pejuang yang berkepribadian
Muhammadiyah atau disebut dengan istilah “kader idiologis praktis”
Dengan haluan sedikit bicara, banyak bekerja,disertai kesadaran dan tanggung jawab moral yang
tinggi, kita semua yakin dan percaya, Pemimpin Kwartir di semua tingkat akan dapat menyelesaikan
agenda berdirinya Kwartir di wilayah dan Daerah yang belum terbangun.
13
Menjadi Organisasi Otonom Muhammadiyah
Pengembangan status Majelis Hizbul Wathan menjadi organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah
adalah kehendak dan keputusan persyarikatan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan sejarah
perjuangannya. Deklarasi kebangkitan kembali Hizbul Wathan harus dimaknai sebagai “perintah”
Persyarikatan kepada para pemangku kepentingan untuk bersegera mendirikan Kwartir dan Qabilah.
Bentuk ORTOM harus diterima dan dilaksanakan dengan tidak membantah, bukan ditawar untuk
dibicarakan, apalagi dianulir.
Dengan menengok kebelakang sejarah perjalanan Persyarikatan, akan kita temukan hikmah. Pada
tahun 1917 KH. Ahmad Dahlan membentuk organisasi bagian wanita bernama ‘Aisyiyah yang pada
tahun 1939 diberikan hak untuk berdiri sendiri (mandiri), mengurus rumah tangganya sendiri
(otonomi) sampai tahun 1961. Bisa jadi karena situasi kepolitikan yang membahayakan, maka
kebijakan persyarikatan “menarik kembali” menjadi majelis Aisyiyah, dan baru pada tahun 1966
dikembalikan statusnya sebagai organisasi otonom yang terbesar, kokoh, dan kuat serta maju.
Perubahan status organisasi yang ditetapkan oleh persyarikatan diterimanya dengan sami’na wa
atha’na. Inilah hikmah yang kita tangkap dan keteladanan berorganisasi yang taat azas.
Pada akhirnya Kwartir Pusat yakin dan percaya bahwa Muktamirin memahami laporan pertanggung
jawaban tahun 2015 sebagai bagian yang tak terpisahkan dari uraian pembuka ini.
Dasar :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
2. Keputusan Muktamar ke – 2 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
Perkantoran:
a. Pembenahan fisik gedung seperti pengecatan, perbaikan lantai keramik, ruang sidang berkapasitas 25 kursi dan
perlengkapan elektronik, perbaikan kamar mandi, dapur sederhana dan kebutuhannya. Pembagian ruang-ruang
terpakai (lay out) disesuaikan kepentingan untuk efisiensi.
b. Fungsi pelayanan organisasi (organizational function) secara bertahap ditingkatkan. Untuk memperlancar
jalannya pelayanan perkantoran, diangkat seorang Kepala kantor seorang sekretaris eksekutif, seorang bagian
rumah tangga, dan seorang bagian kebersihan. Terkait dengan tingginya lalu lintas tamu, diangkat seorang
petugas keamanan (HW) yang bertugas mengamankan parkir, mengarahkan tamu dan surat masuk di Gedung
Dakwah Muhammadiyah Jalan Taqwa 8 Notoprajan.
c. Untuk pelaksanaan rapat-rapat / pertemuan dengan jumlah peserta yang sangat besar, Kwartir masih harus
menyewa tempat. Seperti Rapat Kerja Departemen DIKLAT tgl. 20-22 Maret 2015, Kwartir harus menggunakan
(membayar sewa) gedung BLK – PAY Jalan Agus Salim Yogyakarta.
Surat
a. Surat yang telah dikeluarkan oleh Kwartir Pusat terdiri dari:
Surat keluar sampai dengan bulan Juni 2016 sebanyak 618 buah
Surat tugas sampai dengan bulan Juni 2016 sebanyak 215 buah
Surat keputusan sampai dengan bulan Juni 2016 sebanyak 103 buah
b. Sistem administrasi masih diusahakan untuk ditingkatkan, seperti Website Kwartir Pusat HW yang berdiri
sendiri, sehingga sosialisasi dan informasi dari Kwartir Pusat lebih cepat dapat ditangkap. Pada pertengahan
bulan Maret 2012, website KWARPUS HW (www.hizbulwathan.or.id) sudah mulai bisa di akses, dan terus
dilakukan penyempurnaan, namun karena kurangnya relawan untuk mengelola, maka update website tersebut
sangat jarang bisa dilakukan
Keuangan
Untuk mewujudkan kemandirian dalam pendanaan sebagai upaya mendukung kelancaran tugas-tugas organisasi/
manajemen, Kwarpus berupaya meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan, sehingga terwujut efektivitas,
17
efisiensi dan kepercayaan dari berbagai pihak. Adapun pemasukan dana untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan
organisasi diperoleh antara lain : dari penjualan buku-buku HW, seragam atribut yang kami jual di kedai HW dan
bekerjasama dengan Toko Buku Surya Mediatama, penerbitan kalender yang rutin setiap tahun didukung oleh para
donatur, Infak Shodaqoh rutin tiap tahun berasal dari donator, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan berbagai
pemasukan lainnya yang seringkali datang tanpa terduga.
18
19
20
21
Kegiatan Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2010 - 2015
1) Menghadiri Milad Muhammadiyah ke-33 di UMY (28 Februari 2011)
2) Menghadiri Musywil Kwarwil HW Jateng (3-4 Maret 2011)
3) Menghadiri “launching” Pengajian malam Selasa Majlis Tarjih (7Maret 2011)
4) Menghadiri bedah buku “Robohnya Keadilan” karyaBusyro Muqodas (13 Maret 2011)
5) Pertemuan dengan Lazismu Pusat (25 Maret 2011)
6) Menghadiri undangan Raker Majlis Lingkungan Hidup di UMY (18-20 April 2011)
7) Menghadiri Raker Majlis Kader di UMW Solo (22-24 April 2011)
8) Menghadiri pelantikan Kwarwil Riau (28 April 2011)
9) Menghadiri undangan Majlis Kesejahteraan Sosial PP Aisyiyah di Jakarta (7 Mei 2011)
10) Menghadiri undangan Rakernas Kader PP Aisyiyah di Yogyakarta (22 Mei 2011)
11) Menghadiri bedah buku dari Lembaga Pengembangan Masyarakat (LP3M – 28 Mei 2011)
12) Menghadiri pelantikan dan Rakerwil Pimpinan Kwarwil Sulawesi Selatan (3-6 Juni 2011)
13) Menghadiri Rakernas DIkdasmen PPM di Depok dan Presentasi ke HW an (9-10 Juni 2011)
14) Pertemuan dengan Majlis Hukum dan HAM, PPM di UMJ membaha2 UU No.12/2010 tentang Pramuka (9 Juni 2011)
15) Menghadiri Pelantikan kwarwil Jateng (11 Juni 2011)
16) Menghadiri Musywil Kwarwil HW Bali (19020 2011)
17) Menghadiri Musywil Kwarwil Sumatera Utara (24-25 Juni 2011)
18) Menghadiri Musywil Kwarwil Jabar di Cirebon (23 Juli 2011)
19) Menghadiri majlis Tabligh PPM di UMY (15-17 Juli 2011)
20) Menghadiri undangan Musyda Kwarda kota Yogyakarta (17 Juli2011)
21) Menghadiri Musywil Kwarwil Jatim (29-30 Juli 2011)
22) Mengikuti Pengajian Ramadhan dan Seminar Tarjih PPM di UMY (5-7 Agustus 2011)
23) Mengikuti Pengajian Ramadhan di UMJ (9-11 Agustus 2011
24) Mengikuti Rapat konsultasi Nasional PPM (27-28 September 2011)
25) Menghadiri Panen Raya Terpadu Sawah dari MPM PPM di SUkoharjo (30 September 2011)
26) Menghadiri pelantikan Kwarwil Banten (3 Oktober 2011)
27) Menghadiri undangan Lembaga Seni & Budaya PPM tentang pembuatan film”Jenderal Sudirman” (28 Oktober 2011)
28) Menghadiri rapat Dept.Sarana dan Prasarana di kantor Kwarpus Jakarta (30 Oktober 2011)
29) Mengadiri Raker Kwarda Kabupaten Sorong Papua Barat (10-13 Nopember 2011)
30) Menghadiri pelantikan Kwarwil Jawa Timur (18 Nopember 2011)
31) Rapat pembubaran Panitia 2010, Pembukaan Jaya Melati I dan Musywil Kwarda Sleman DIY (20 Nopember 2011)
32) Pelantikan Dewan Syugli Kwartir Pusat di gedung PPM (18 Desember 2011)
33) Menghadiri Rapim Kwarwil Jateng di Klaten (24 Desember 2011)
34) Menghadiri undangan PPM dalam rangka persiapan “yudicial review” UU Pramuka (4 Januari 2012)
35) Menghadiri Rakernas Majlis Wakaf dan Kehartabendaan PPM di Malang (3-4 Februari 2012)
36) Menghadiri pelantikan Kwarda HW Gunungkidul (11 Februari 2012)
37) Menyelenggarakan Seminar 4 Pilar Bangsa, bekerjasama dengan DPD RI di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta
(Februari 2012)yang diikuti 120 peserta yang berasal dari warga Muhammadiyah dan umum.
38) Mengikut sertakan 3orang wakil dari Kwarpus HW dalam TOT Sosialisasi 4 Pilar Bangsa yang diselenggarakan oleh MPR
RI bekerjasama dengan PP Muhammadiyah pada tanggal 3-6 Maret 2012.
39) Rapat Pimpinan Harian rutin setiap bulan
40) Tanwir ke-1 HW tanggal 27-29 Desember 2012 di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta
41) Sosialisasi dan pembekalan HW kepada PDM, PCA, Kepala Sekolah se-Kabupaten Banyumas, dan Rapat Kerja Kwarwil
HW Jawa Tengah tanggal 24-27 Januari 2013 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
42) Pertemuan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta tanggal 5 Februari 2013 di Yogyakarta
43) Menghadiri Undangan PP Muh tanggal 8 Februari 2013 di Kantor PP Muh Cik Ditiro
44) Silaturrahim ke rumah Ramanda Muchlas Abror tanggal 19 Februari 2013 di Jogja
45) Berkunjung ke Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta tanggal 19 Februari 2013
46) Sosialisasi HW di PDM Cianjur tanggal 2 Maret 2013 di Islamic Center Cipanas
22
47) Menerima kunjungan SD Muh Al-Wathan Pasuruan Jatim tanggal 9 – 10 Maret 2013 di Jogja
48) Menghadiri Undangan Panen Raya Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muh tanggal 12 Maret 2013 di Desa Dadapan,
Solokuro, Lamongan Jatim
49) Menghadiri seminar Majlis Tarjih PP Muh tanggal 30 Maret 2013 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
50) Menghadiri undangan PP Muhammadiyah tanggal 4 April di Jogja
51) Pertemuan dengan wakil rektor III Uhamka, Majelis Dikdasmen PP Muh, dan PWM DKI Jakarta tanggal 20 April 2013 di
Jakarta
52) Menghadiri undangan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting PP Muh tanggal 12 April 2013 di Jogja
53) Menghadiri undangan LP3M Univ Muh Yogyakarta tanggal 16 April 2013 di Asri Medical Center Jogja
54) Menghadiri undangan Majelis Perkaderan PP Muh tanggal 24 April 2013 di Jogja
55) Menghadiri undangan Kwarwil HW Banten tanggal 28 April 2013 di Banten
56) Menghadiri undangan MTCC Univ Muh Yogyakarta tanggal 2 – 3 Mei 2013 di Univ Muh Yogyakarta
57) Menghadiri undangan MPM PPM tanggal 23 Mei 2013 di Jogja
58) Menghadiri undangan MPK PPM tanggal 25 Mei 2013 di Jogja
59) Menghadiri Musyawarah Kwarwil HW DKI Jakarta tanggal 25 Mei 2013 di Jakarta
60) Memberikan materi Pelatihan Jaya Melati 1 tanggal 29 Mei – 2 Juni 2013 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto
61) Memberikan materi Pelatihan Jaya Melati 1 tanggal 31 Mei – 6 Juni 2013 di Uhamka Jakarta
62) Memberikan materi pelatihan Jaya Melati 1 tanggal 4 – 9 Juni 2013 di Alabio, Sungai Hulu Utara, Kalsel
63) Menghadiri undangan Kemempora RI tanggal 5 – 7 Juni 2013 di Hotel Santika Jogja
64) Pertemuan dengan panitia Pel Jaya Matahari 1 tanggal 10 Juni 2013 di Jogja
65) Menghadiri undangan MTT PP Muh tanggal 13 Juni 2013 di Jogja
66) Pertemuan dengan pelatih Jari 1 tanggal 29 – 30 Juni 2013 di Jogja
67) Pelaksanaan Pel Jari 1 tingkat Nasional tanggal 1 – 7 Juli 2013 di SMA Muh Karanganyar Jateng
68) Menghadiri undangaan teleconference pelantikan PCIM London Inggris tanggal 7 Agustus 2013 di PP Muh Jogja
69) Menghadiri pelantikan Qabilah Fatmawati Madr. Mu’allimaat Muh Jogja tanggal 9 Agustus 2013 di Jogja
70) Mengisi materi Jati 1 tanggal 11 – 15 Agustus 2013 di Kalimantan Selatan
71) Membuka Jambore Wilayah Kalimantas Selatan tanggal 12 Agustus 2013 di Lapang Tambang Ulang, Tanah Laut,
Kalimantan Selatan
72) Menghadiri pembukaan olimpiade Ahmad Dahlan tanggal 14 Agustus 2013 di Stadion Pelaihari, Kalsel
73) Rapat koordinasi PP Muh dengan Kwarpus dan PP TS tanggal 14 Agustus 2013 di Jogja
74) Mengisi materi Jati 1 tanggal 18 – 22 Agustus di Universitas Muhammadiyah Cirebon
75) Menerima kunjungan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta tanggal 25 September 2013 di Jogja
76) Kunjungan ke Kwarwil HW Sulsel, orientasi pel Jari 2 dan persiapan Jamnas 2015 tgl 4-5 Oktober 2013 di Sulsel
77) Mengisi materi Pel Jati 1 Kwarda HW Jakarta Selatan tanggal 6 – 11 Oktober 2013 di Jaksel
78) Kunjungan ke Kwarwil HW Riau, orientasi Pel Jari 2 tanggal 19 – 20 Oktober 2013 di Pekanbaru, Riau
79) Kunjungan ke Kwarwil HW Jateng, Raker dan orientasi Jari 2 tanggal 19 – 20 Oktober 2013 di Pati Jawa Tengah
80) Menghadiri Tanwir ke-1 NA tanggal 2 – 5 November 2013 di Surabaya
81) Menghadiri pelantikan Kwarda HW Kab Bone dan Milad Muh tanggal 12 – 15 Desember 2013 di Lap Merdeka
82) Rapat Kwarpus dan Panitia Jari 2 tanggal 11 – 12 September 2013 di Jogja
83) Menghadiri undangan Kwarda HW Ngawi Jatim tanggal 17 September 2013 di Ngawi Jatim
84) Menghadiri pelantikan Athfal tanggal 23 September 2013 di SD Muh Suronatan Yogyakarta
85) Menghadiri Undangan Milad HW ke – 95 tanggal 24 September 2013 di Madr. Mu’allimaat Muh Jogja
86) Menghadiri pelantikan Kafilah HW Univ Muh Yogyakarta tanggal 15 Desember 2013 di Kampus UMY
87) Audiensi ke PP Muh tanggal 20 Desember 2013 di Jogja
88) Pelatihan Jaya Matahari 2 Nasional tanggal 22 – 30 Desember 2013 di Denpasar Bali
89) Pembenahan kantor Kwarpus di Jogja dan Jakarta tahun 2013
90) Menyelenggarakan Sidang Tanwir ke-2 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tgl. 12-14 Desember 2014 di Jogja
91) Menghadiri Rakerwil HW Jateng tanggal 13 – 15 Februari 2015 di Jateng
92) Rapat Kerja Nasional Departemen Diklat tanggal 20 – 22 Maret 2015 di Jogja
93) Menghadiri undangan panen Raya MPM PP Muh tanggal 23 April 2015
23
94) Menghadiri undangan seminar Muh Civil Society dan negara di Univ. Muh Yogyakarta tanggal 25 April 2015
95) Menghadiri Panen raya lele di Jatinom Klaten tanggal 14 Mei 2015
96) Menghadiri panen raya MPM PP Muh tanggal 20 Mei 2015
97) Menghadiri seminar Tarjih PP Muh tanggal 19 – 23 ei 2015
98) Pelatihan Jaya Melai 1 di Riau tanggal 18 – 23 Mei 2015
99) Rapat panitia pengajian ramadhan tanggal 2 Juni 2015 di Jogja
100) Pengajian Ramadhan PP Muh tanggal 26 – 27 Juni 2015 di Jogja
101) Menghadiri Tanwir dan Muktamar Muhammadiyah tanggal 3 – 8 Agustus di Makassar, Sulsel
102) Jambore Nasional ke-3 HW di Maros, Sulsel tanggal 2 – 6 Agustus 2015
103) Pengukuhan Ahli Pandu tanggal 17 Agustus 2015 di Sleman, DIY
104) Menghadiri ”Athfal Competition” SD ’Aisyiyah tanggal 11 – 12 Oktober 2015 di Tawangmangu, Jateng
105) Rapat koordinasi dengan Kwarwil HW DKI Jakarta, Jabar dan Banten tanggal 1 November 2015 di Jakarta
106) Menghadiri resepsi Milad Muhammadiyah tanggal 18 November 2015
107) Mengisi pengajian di Madr. Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta tanggal 23 November 2015
108) Pelantikan Kwarwil HW Kalimantan Utara tanggal 26 – 27 November 2015
109) Memberikan kuliah umum di Prodi PKn Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tanggal 24 November 2015
110) Memberikan materi seminar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo tanggal 19 Desember 2015
111) Menghadiri Jambore Wilayah HW Jawa Barat tanggal 22 – 25 Desember 2015 di Ciamis Jabar
112) Pelatihan Jaya Pertiwi Kwarwil HW Jateng tanggal 22 – 27 Desember 2015 di Klaten
113) Rapat dengan panitia Muktamar tanggal 30 Januari 2016
114) Pelantikan Qabilah HW Univ Muhammadiyah Tapanuli Selatan Padangsidimpuan tanggal 4 – 6 Februari 2016
115) Menghadiri seminar Majelis Dikti PPM di universitas Muhammadiyah Malang tanggal 18 – 20 Maret 2016
116) Pelantikan Qabilah HW Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Cilacap tanggal 20 Maret 2016
117) Pelatihan Jaya Melati 1 Kwarda HW Kab Sorong Papua Barat tanggal 22 – 27 Maret 2016 di Sorong
118) Rehab kantor Kwartir Pusat di Jogja bulan Maret 2016
119) Pengembangan Bumi perkemahan Kaliurang Maret 2016
120) Rapat Kerja Nasional Kwartir Pusat tanggal 24 – 26 Maret 2016 di Jogja
121) Menghadiri undangan Lembaga Pengembangan Pondok pesantren PP Muh tanggal 27 Maret 2016 di Jogja
122) Menghadiri rakernas Majlis Kader PP Muh tanggal 28 – 30 Maret 2016 di Jogja
123) Audiensi ke PP Muh tanggal 19 April 2016 di Jogja
124) Menghadiri Undangan Majlis Lingkungan Hidup PP Muh tanggal 29 April – 1 Mei 2016 di Jogja
125) Menghadiri rakernas majlis tabligh PP Muh taggal 5 – 7 Mei 2016 di Jogja.
126) Menghadiri Rakernas Majelis Dikdasmen PP Muh tanggal 12 – 14 Mei 2016 di Jogja.
127) Menghadiri undangan pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah bulan Juni 2016 di Univ Muh. Yogyakarta
128) Menghadiri undangan pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah bulan Juni 2016 di Univ Muhammadiyah Cirebon
129) Menghadiri undangan Kajian Ramadhan Komisi Pemberantasan Korupsi RI tanggal 16 Juni 2016 di Jakarta Selatan
130) Penyelenggaraan Tanwir ke – 3 dan Muktamar ke – 3 HW tanggal 13 – 16 Juli 2016 di Kota Surakarta, Jawa Tengah
24
Problematika
- Karena keterbatasan ruang dan waktu, maka turba jarang sekali dapat dilakukan secara mandiri,
turba dapat dilakukan bilamana ada wilayah dan daerah yang mengundang Kwarpus.
- Dari 34 PWM di seluruh Indonesia, baru berdiri 25 Kwartir Wilayah Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan, demikian pula di tingkat PDM maupun PCM masih banyak yang belum berdiri.
- Sosialisasi HW perlu ditingkatkan tidak hanya dari kalangan HW tetapi dari para pimpinan
Muhammadiyah mulai dari tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang, ranting, dan warga
Muhammadiyah sendiri.
- Dengan munculnya UU RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, maka segera PPM
mengajukan Judicial Review untuk menghindari penafsiran dan isu-isu yang merugikan Hizbul
Wathan.
- Kepengurusan ditingkat Kwarpus, Kwarwil, Kwarda, dan Kwarcab masih ada yang kurang
harmonis, maka perlu dilakukan usaha untuk harmonisasai kepengurusan tersebut, agar Hizbul
Wathan semakin maju dan berkembang.
Saran-saran :
- Eksistensi kepanduan Hizbul Wathan adalah tanggung jawab para pimpinan dan warga
Muhammadiyah. Apapun bentuk penghambat kemajuan HW, menjadi kewajiban kita bersama
untuk mencari jalan mengatasinya.
- Pimpinan HW di tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan
Qabilah dilantik oleh Pimpinan Muhammadiyah di atasnya. Oleh karenanya harapan dari para
pimpinan Kwartir tersebut kepada pimpinan Muhammadiyah adalah senantiasa terjalin kerjasama
di bidang program, dan dana.
25
Lampiran II
KEPUTUSAN MUKTAMAR KE-3
GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
TENTANG
MUQADDIMAH
Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam dan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar,
dan Tajdid, beraqidah Islam, bersumber pada Al Qur’an dan As-Sunnah,bermaksud dan bertujuan
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya, bergerak dalam segala bidang kehidupan antara lain bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan
ekonomi.
Bahwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan harus diperjuangakan secara terus menerus antara
lain dengan membina generasi muda yang memiliki aqidah, fisik dan mental kuat, berilmu dan berteknologi
serta berakhlaqul karimah.
Allah berfirman :
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-
anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.Q.S.4:9
Bahwa membina dan menggerakkan angkatan muda dengan cara memperteguh iman, mempergiat
ibadah, mempertinggi akhlak dan meningkatkan semangat jihad, sehingga menjadi manusia muslim yang
berguna bagi agama, nusa dan bangsa, merupakan bagian dari usaha Muhammadiyah.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom mempunyai visi dan mengemban misi
Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja dan pemuda, sehingga mereka menjadi muslim yang
sebenar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat dan Bangsa.
Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan di luar keluarga dan sekolah untuk anak, remaja
dan pemuda dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang, dalam
rangka membantuk warga negara yang berguna dan mandiri.
Dalam mewujudkan cita-cita di atas, pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan dengan tanggal 18
November 1999 M, Persyarikatan Muhammadiyah membangkitkan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan, yang dalam seluruh kegiatannya bersemboyan Fastabiqul khairat (berlomba-lombalah dalam
berbuat kebaikan)
Allah berfirman :
...........................................................
…………………………...... sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang
telah kamu perselisihkan itu. Q.S. 5:48
26
Untuk landasan dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan disusunlah Anggaran Dasar sebagai berikut :
BAB I
NAMA, PENDIRI DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Pasal 2
Pendiri
HW didirikan oleh pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1336 H (Hijriyah) / 1918 M
(Miladiyah) di Yogyakarta yang dibangkitkan pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H bertepatan dengan tanggal
18 November 1999 M oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Surat Keputusan Nomor 92/SK-PP/VI-
B/1.b/1999 tanggal 10 Sya’ban 1420 H / 18 November 1999 M dan dipertegas dengan Surat Keputusan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 10/Kep/I.0/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H / 2 Februari 2003
M, untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
BAB II
IDENTITAS DAN ASAS
Pasal 4
Identitas dan Asas
1. HW adalah kepanduan Islami, artinya dalam melaksanakan metode kepanduan adalah untuk
menanamkan aqidah Islam dan membentuk peserta didik berakhlak mulia.
2. HW adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik anak, remaja dan
pemuda dengan sistem kepanduan.
3. HW berasas Islam.
BAB III
LAMBANG, SIMBOL, BENDERA, MARS, DAN HIMNE
Pasal 5
Lambang, Simbol dan Bendera
1. Lambang HW adalah matahari bersinar utama dua belas dan di tengahnya tertulis inisial HW;
2. Simbol HW adalah sekuntum bunga melati dengan pita di bawahnya yang bertuliskan :
27
3. Bendera HW berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan lebar dan panjang dua
berbanding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis kuning mendatar berselang -
seling. Di sudut kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi panjang hijau;
4. Ketentuan lain tentang lambang, simbol dan bendera diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 6
Mars dan Hymne
1. HW mempunyai Mars dan Hymne yang menyatakan jati diri dan perjuangan dalam bentuk lirik lagu
yang bernada dan berirama;
2. Ketentuan lain tentang Mars dan Hymne diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB IV
KODE KEHORMATAN
Pasal 7
Janji dan Undang-Undang Pandu HW
1. Kode kehormatan merupakan janji, semangat dan akhlak Pandu HW, baik dalam kehidupan pribadi
maupun bermasyarakat;
2. Kode kehormatan Pandu HW adalah Janji Pandu HW dan Undang-Undang Pandu HW;
3. Ketentuan lain tentang Janji dan Undang-undang Pandu HW diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB V
SIFAT DAN CIRI KHAS
Pasal 8
Sifat
HW bersifat nasional, terbuka dan sukarela adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja dan pemuda di luar
lingkungan keluarga dan sekolah, serta tidak terkait dan tidak berorientasi pada partai politik.
Pasal 9
Ciri khas
1. Ciri khas HW hakikatnya adalah bahwa Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode Kepanduan yang harus
diterapkan dalam setiap kegiatan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kepentingan, keperluan,
situasi, kondisi masyarakat serta kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah;
2. Prinsip Dasar Kepanduan adalah :
a. Pengamalan aqidah Islamiah;
b. Pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam;
c. Pengamalan kode kehormatan pandu.
3. Metode pendidikan :
a. Pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu;
b. Kegiatan dilakukan di alam terbuka;
c. Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang;
d. Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan;
e. Sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putra dan pandu putri.
28
BAB VI
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA
Pasal 10
Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan HW adalah menyiapkan dan membina anak, remaja dan pemuda yang memiliki aqidah,
fisik dan mental, berilmu dan berteknologi serta berakhlaqul karimah sehingga terwujud pribadi muslim
yang sebanar-benarnya dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat dan Bangsa.
Pasal 11
Usaha
1. Untuk mencapai maksud dan tujuan, HW ikut melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepanduan bagi anak, remaja dan pemuda
muslim;
2. Penentu kebijakan dan penanggung jawab usaha, program dan kegiatan adalah Kwartir Pusat;
3. Usaha HW diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang macam dan penyelenggaraannya
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Anggota, Kewajiban dan Hak
BAB VIII
SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 13
Susunan Organisasi
29
Pasal 14
Penetapan Organisasi
1. Penetapan organisasi tingkat Pusat dengan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah;
2. Penetapan organisasi tingkat Wilayah, Daerah, Cabang dan tingkat Qobilah masing-masing dengan
ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh pimpinan Kwartir setingkat di atasnya;
3. Dalam hal yang luar biasa Kwartir Pusat dapat mengambil ketetapan dan keputusan lain.
BAB IX
KWARTIR
Pasal 15
Pengertian
Kwartir adalah nama sebutan pimpinan pada tingkat Pusat, Wilayah, Daerah dan tingkat Cabang
yang dalam melaksanakan kepemimpinan pada tingkat masing-masing bersifat kolektif kolegial.
Sedangkan pada tingkat Ranting disebut Qobilah.
Pasal 16
Kwartir Pusat
1. Kwartir Pusat adalah pimpinan tertinggi yang memimpin HW secara keseluruhan;
2. Kwartir Pusat terdiri atas sekurang-kurangnya tiga belas orang, dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar
untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang diusulkan oleh Tanwir, serta disahkan oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah;
3. Ketua Umum Kwartir Pusat ditetapkan oleh Muktamar dari dan atas usul anggota Kwartir Pusat
terpilih;
4. Anggota Kwartir Pusat terpilih menetapkan Sekretaris Umum dan diumumkan dalam forum
Muktamar;
5. Kwartir Pusat dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan kepada
Tanwir;
6. Kwartir Pusat diwakili oleh Ketua Umum atau salah seorang Ketua bersama-sama Sekretaris Umum
atau salah seorang Sekretaris, mewakili HW untuk tindakan di dalam dan di luar pengadilan.
Pasal 17
Kwartir Wilayah
1. Kwartir Wilayah memimpin HW dalam wilayahnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir Pusat;
2. Kwartir Wilayah terdiri atas sekurang-kurangnya sebelas orang, ditetapkan oleh Kwartir Pusat untuk
satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Wilayah yang dipilih dalam Musyawarah Wilayah;
3. Ketua Kwartir Wilayah ditetapkan oleh Kwartir Pusat dari dan atas usul calon-calon anggota Kwartir
Wilayah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Wilayah;
4. Kwartir Wilayah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan kepada
Musyawarah Kwartir Wilayah yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Pusat.
30
Pasal 18
Kwartir Daerah
1. Kwartir Daerah memimpin HW dalam Daerahnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir diatasnya;
2. Kwartir Daerah terdiri atas sekurang-kurangnya sembilan orang, ditetapkan oleh Kwartir Wilayah
untuk satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Daerah yang dipilih dalam Musyawarah Daerah;
3. Ketua Kwartir Daerah ditetapkan oleh Kwartir Wilayah dari dan atas usul calon-calon anggota
Kwartir Daerah terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Daerah;
4. Kwartir Daerah dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan kepada
Musyawarah Kwartir Daerah yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Wilayah.
Pasal 19
Kwartir Cabang
1. Kwartir Cabang memimpin HW dalam Cabangnya serta melaksanakan kebijakan Kwartir diatasnya;
2. Kwartir Cabang terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang, ditetapkan oleh Kwartir Daerah untuk
satu masa jabatan dari calon-calon Kwartir Cabang yang dipilih dalam Musyawarah Cabang;
3. Ketua Kwartir Cabang ditetapkan oleh Kwartir Daerah dari dan atas usul calon-calon anggota
Kwartir Cabang terpilih yang telah disahkan oleh Musyawarah Cabang;
4. Kwartir Cabang dapat menambah anggotanya apabila dipandang perlu dengan mengusulkan kepada
Musyawarah Kwartir Cabang yang kemudian dimintakan ketetapan Kwartir Daerah.
Pasal 20
Qobilah
Pasal 21
Pemilihan Kwartir
Pasal 22
Masa Jabatan dan Serah terima Jabatan
1. Masa Jabatan Kwartir Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang dan Qobilah masing-masing lima tahun;
2. Jabatan Ketua Umum Kwartir Pusat, Ketua Kwartir Wilayah, Ketua Kwartir Daerah, Ketua Kwartir
Cabang dan Qobilah, masing-masing dapat dijabat oleh orang yang sama dua kali masa jabatan
berturut-turut;
31
3. Serah terima jabatan Kwartir Pusat dilakukan pada setelah Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengesahkan Kwartir Pusat baru, Sedangkan serah terima jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah,
Kwartir Cabang dan Qobilah dilakukan setelah disahkan oleh Kwartir setingkat diatasnya;
4. Kwartir yang telah habis masa jabatannya, tetap menjalankan tugasnya sampai dilakukan serah terima
jabatan dengan Kwartir yang baru;
5. Setiap pergantian Kwartir harus menjamin adanya peningkatan kinerja, penyegaran dan kaderisasi
Kwartir.
Pasal 23
Ketentuan Luar Biasa
Dalam hal-hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan ketentuan pada pasal 13 sampai dengan pasal
22, Kwartir Pusat dapat mengambil ketetapan lain.
Pasal 24
Penasihat
1. Kwartir HW dapat mengangkat penasihat;
2. Ketentuan tentang penasihat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB X
UNSUR PEMBANTU KWARTIR
Pasal 25
Bidang dan Urusan
1. Unsur pembantu Kwartir terdiri atas Bidang dan Urusan;
2. Bidang adalah Unsur Pembantu Kwartir yang menjalankan sebagian tugas pokok HW;
3. Urusan adalah Unsur Pembantu Kwartir yang menjalankan tugas pendukung HW;
4. Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur Pembantu Kwartir, diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB XI
PERMUSYAWARATAN
Pasal 26
Muktamar
1. Muktamar adalah permusyawaratan tertinggi dalam HW yang diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Kwartir Pusat;
2. Anggota Muktamar terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Pusat yang telah disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah;
b. Ketua Kwartir Wilayah;
c. Anggota Tanwir Wakil Wilayah yang telah disahkan oleh Kwartir Pusat;
d. Ketua dan Sekretaris Kwartir Daerah yang telah disahkan oleh Kwartir Wilayah;
e. Wakil Daerah yang dipilih oleh Musyawarah Kwartir Daerah, terdiri atas wakil Cabang
berdasarkan perimbangan jumlah Cabang dalam tiap Daerah.
3. Muktamar diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Muktamar diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
32
Pasal 27
Muktamar Luar Biasa
1. Muktamar Luar Biasa ialah Muktamar darurat disebabkan oleh keadaan yang membahayakan HW
dan atau kekosongan kepemimpinan, sedang Tanwir tidak berwenang memutuskannya;
2. Muktamar Luar Biasa diadakan oleh Kwartir Pusat atas keputusan Tanwir;
3. Ketentuan mengenai Muktamar Luar Biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 28
Tanwir
1. Tanwir adalah permusyawaratan dalam HW di bawah Muktamar, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Kwartir Pusat;
2. Anggota Tanwir terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Pusat;
b. Ketua Kwartir Wilayah;
c. Wakil Wilayah.
3. Tanwir diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam masa jabatan Kwartir Pusat;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Tanwir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 29
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah adalah permusyawaratan HW dalam Wilayah, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Kwartir Wilayah;
2. Anggota Musyawarah Wilayah terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Wilayah;
b. Ketua Kwartir Daerah;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Wilayah wakil Daerah;
d. Ketua Kwartir Cabang;
e. Wakil Cabang yang dipilih oleh Musyawara Kwartir Cabang yang jumlahnya ditetapkan oleh
Kwartir Wilayah atas dasar perimbangan jumlah Qobilah dalam tiap Cabang.
3. Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Wilayah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 30
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah Daerah adalah permusyawaratan HW dalam Daerah, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Kwartir Daerah;
2. Anggota Musyawarah Daerah terdiri atas :
a. Anggota KwartirDaerah;
b. Ketua Kwartir Cabang;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Daerah wakil Cabang;
d. Ketua Qobilah;
e. Wakil Qobilah yang dipilih oleh Musyawarah Qobilah yang jumlahnya ditetapkan oleh Kwartir
Daerah atas dasar perimbangan jumlah Anggota.
3. Musyawarah Daerah diadakan satukali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
33
Pasal 31
Musyawarah Cabang
1. Musyawarah Cabang adalah permusyawaratan HW dalam Cabang, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Kwartir Cabang;
2. Anggota Musyawarah Cabang terdiri atas :
a. Anggota Kwartir Cabang;
b. Ketua Pimpinan Qobilah;
c. Anggota Musyawarah Kwartir Cabang wakil Qobilah.
3. Musyawarah Cabang diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 32
Musyawarah Qobilah
1. Musyawarah Qobilah adalah permusyawaratan HW dalam Qobilah, diselenggarakan oleh dan atas
tanggung jawab Pimpinan Qobilah;
2. Anggota Musyawarah Qobilah terdiri atas Anggota HW dalam Qobilah :
a. Pemimpin Qabilah;
b. Pemimpin Satuan dalam Qabilah.
3. Musyawarah Qobilah diadakan satu kali dalam lima tahun;
4. Acara dan ketentuan lain tentang Musyawarah Qobilah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 33
Musyawarah Kwartir
1. Musyawarah Kwartir ialah permusyawaratan Kwartir dalam HW pada tingkat Wilayah sampai
dengan Qobilah yang berkedudukan di bawah Musyawarah pada masing-masing tingkat;
2. Musyawarah Kwartir diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Kwartir HW tiap-tiap tingkat;
3. Acara dan ketentuan lain mengenai Musyawarah Kwartir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 34
Peraturan Permusyawaratan
1. Setiap Musyawarah yang diselenggarakan di tingkat Wilayah, Daerah, Cabang dan di tingkat
Qobilah mengundang Kwartir setingkat di atasnya;
2. Keabsahan Musyawarah tersebut dalam pasal 26 sampai dengan pasal 33 kecuali pasal 27 dinyatakan
sah apabila dihadiri oleh dua pertiga anggotanya yang telah diundang secara sah oleh Kwartir HW di
tingkat masing-masing;
3. Keputusan Musyawarah tersebut dalam pasal 26 sampai dengan pasal 33 kecuali pasal 27 diusahakan
dengan cara mufakat. Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai maka dilakukan pemungutan
suara dengan suara terbanyak mutlak.
34
BAB XII
RAPAT DAN TANFIDZ
Pasal 35
Rapat Anggota Kwartir
1. Rapat Anggota Kwartir adalah rapat dalam HW di tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir
Daerah, Kwartir Cabang, Qabilah, yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab Kwartir;
2. Rapat Anggota Kwartir berfungsi sebagai forum pembahasan dan musyawarah pengambilan
keputusan Kwartir dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, khususnya berkenaan dengan:
- Pentanfidzan keputusan Muktamar dan Tanwir, Rapat Kwartir, Rapat Kerja;
- Perencanaan, kebijaksanaan strategis serta evaluasi pelaksanaannya;
- Pemecahan masalah mendasar dan penentuan sikap Hizbul Wathan yang berdampak luas pada
masyarakat.
Pasal 36
Rapat Kwartir
1. Rapat Kwartir dan Rapat Qobilah adalah rapat dalam HW di tingkat Kwartir Pusat, Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah diselenggarakan oleh dan atas tanggung
jawab Kwartir HW apabila diperlukan;
2. Rapat Kwartir untuk membahas masalah mendesak dan kebijakan organisasi;
3. Ketentuan lain mengenai Rapat Kwartir diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 37
Rapat Kerja
1. Rapat Kerja ialah rapat yang diadakan untuk membicarakan segala sesuatu yang menyangkut
program dan kegiatan organisasi;
2. Rapat kerja dibedakan dalam dua jenis yaitu rapat Kerja Kwartir dan Rapat Kerja Unsur Pembantu
Kwartir;
3. Rapat Kerja Kwartir pada tiap tingkat diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun;
4. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu masa
jabatan;
5. Ketentuan mengenai masing-masing jenis Rapat Kerja diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 38
Tanfidz
1. Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, Rapat Kwartir
dan Qobilah serta Rapat Kerja yang dilakukan oleh Kwartir pada tingkatnya masing-masing dan
Qobilah;
2. Keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah, Rapat Kwartir, dan Rapat Qobilah serta Rapat Kerja
berlaku sejak ditanfidzkan oleh Kwartir HW tingkat masing – masing;
3. Tanfidz keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah dan Rapat semua tingkat :
a. Bersifat redaksional;
b. Mempertimbangkan kemaslahatan;
c. Tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
35
BAB XIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 39
Pengertian
Keuangan dan kekayaan HW adalah semua harta benda yang diperoleh dari sumber yang sah dan halal serta
digunakan untuk kepentingan pelaksanaan program dan kegiatan HW.
Pasal 40
Sumber
Keuangan dan kekayaan HW diperoleh dari :
1. Uang pangkal, iuran dan bantuan;
2. Hasil hak milik HW;
3. Zakat, Infaq, shadaqah, wakaf, wasiat dan hibah;
4. Usaha-usaha perekonomian HW;
5. Sumber – sumber lain yang halal dan tidak mengikat
Pasal 41
Pengelolaan dan Pengawasan
Ketentuan mengenai pengelolaan, pengawasan keuangan dan kekayaan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB XIV
LAPORAN
Pasal 42
Laporan
1. Kwartir di semua tingkat dan Qobilah wajib membuat laporan perkembangan organisasi dan laporan
pertanggungjawaban keuangan serta kekayaan, disampaikan kepada Musyawarah Kwartir dan
Qobilah, Musyawarah tingkat masing-masing, Tanwir dan Muktamar;
2. Ketentuan lain tentang laporan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XV
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 43
Anggaran Rumah Tangga
1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran
Dasar;
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh Kwartir Pusat berdasarkan Anggaran Dasar dan disahkan oleh
Tanwir dan atau Muktamar;
3. Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, Kwartir Pusat dapat mengubah Anggaran
Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.
36
BAB XVI
PEMBUBARAN
Pasal 44
Pembubaran
BAB XVII
ANGGARAN DASAR
Pasal 45
Perubahan Anggaran Dasar
BAB XVIII
PENUTUP
Pasal 46
Penutup
1. Anggaran Dasar ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar ke - 3 Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan yang berlangsung pada tanggal 8 s.d. 11 Syawwal 1437 H bertepatan dengan tanggal 13 s.d.
16 Juli 2016 M di Kota Surakarta, dan dinyatakan mulai berlaku sejak ditanfidzkan;
2. Setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan, Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
37
Lampiran III
Pasal 1
Tempat Kedudukan
1. HW berkedudukan di tempat kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta;
2. Kwartir Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin HW secara keseluruhan dan menyelenggarakan
aktivitasnya di dua kantor, Yogyakarta dan Jakarta.
Pasal 2
Lambang
1. Lambang HW adalah lingkaran matahari bersinar utama dua belas & ditengahnya tertulis inisial HW;
2. Sinar utama matahari bermakna bahwa setiap Pandu HW diharapkan mampu memancarkan sinar
pribadi muslim sehari penuh kepada masyarakat, bangsa dan Negara;
3. Lambang HW sebagai tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 5 adalah seperti berikut :
Pasal 3
Simbol
1. Simbol HW adalah sekuntum bunga melati dengan pita di bawahnya yang bertuliskan :
2. Kuncup melati dengan daun mahkota berwarna putih bermakna suci, berjumlah lima helai bermakna
Rukun Islam. Daun kelopak berjumlah enam bermakna Rukun Iman. Dua lembar daun berarti dua
kalimah Syahadat, ditopang oleh selembar pita berbentuk mulut tersenyum artinya Pandu HW itu
selalu riang gembira;
3. Simbol HW sebagai tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 5 adalah sebagai berikut :
Pasal 4
Bendera
38
1. Bendera HW berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan lebar dan panjang dua
berbanding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau dan lima garis kuning mendatar berselang
seling. Di sudut kiri atas terdapat lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi panjang hijau;
2. Ukuran bendera HW sama untuk seluruh Kwartir dan Qobilah yaitu 99 Cm X 148,5 Cm;
3. Bendera HW sebagai tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 5 adalah sebagai berikut :
Pasal 5
Mars HW
Pasal 6
Hymne HW
Pasal 7
Kode Kehormatan
1. Kode Kehormatan Pandu HW merupakan jiwa, semangat dan keterikatan sebagai pandu, baik dalam
kehidupan pribadi maupun bermasyarakat;
2. Kode Kehormatan Pandu HW terdiri atas Janji dan Undang-Undang Pandu HW ialah :
a. Janji Pandu HW diucapkan secara sukarela oleh calon Anggota ketika mengikatkan diri dalam
menetapi dan menepati Janji tersebut;
b. Undang-Undang Pandu HW merupakan ketentuan moral untuk dijadikan kebiasaan diri dalam
bersikap dan berprilaku sebagai warga masyarakat yang berakhlaq mulia.
3. Pengucapan Janji Pandu HW selalu diawali dengan basmalah disambung dengan dua kalimah
syahadat berikut artinya;
4. Kode Kehormatan Pandu HW diucapkan pada saat pelantikan Anggota, pelatihan dan kegiatan lain
yang diatur dalam peraturan HW;
5. Kode Kehormatan Pandu HW merupakan landasan pembinaan Anggota untuk mencapai maksud dan
tujuan HW.
39
Pasal 8
Kode Kehormatan Pandu Athfal
Kode Kehormatan Pandu Athfal adalah Janji Pandu Athfal dan Undang-Undang Pandu Athfal.
1. Janji Pandu Athfal :
Pasal 9
Kode Kehormatan Pandu Pengenal, Penghela,
Penuntun dan Anggota Dewasa
Kode Kehormatan Pandu Pengenal, Penghela, Penuntun dan Anggota Dewasa adalah Janji Pandu
HW dan Undang-Undang Pandu HW.
1. Janji Pandu HW :
40
Pasal 10
Pakaian Seragam
1. Sebagai gerakan kepanduan untuk anak, remaja dan pemuda, Pandu HW memiliki pakaian seragam
yang berfungsi untuk menyatakan jati diri, memperkuat jiwa korsa, menambah daya tarik,
mengendalikan disiplin, menjamin kebersamaan dan mencerminkan kerapian;
2. Sesuai dengan ciri Pandu HW, maka pakaian seragam harus memenuhi norma agama, pendidikan,
memiliki daya tarik bagi Anggota didik, sesuai untuk kegiatan di lapangan, selaras dengan
perkembangan zaman dan mengandung makna;
3. Warna pakaian seragam dan kelengkapannya adalah :
a. Baju / blous : coklat khaki tua;
b. Celana / Rok : biru tua;
c. Jilbab : coklat khaki tua;
d. Tutup kepala : disesuaikan dengan kelompok, jabatan dan kegiatan;
e. Setangan leher : dasar hijau tua dengan warna strip / pelisir sesuai kelompok;
f. Ikat pinggang : warna hitam dan atau coklat;
g. Sepatu/kaos kaki : hitam.
4. Untuk kegiatan tertentu dapat diadakan pakaian seragam lain sesuai dengan tujuannya;
5. Ketentuan pakaian seragam selengkapnya ditetapkan oleh Kwartir Pusat.
Pasal 11
Atribut
1. Atribut adalah tanda-tanda yang dikenakan Anggota Pandu HW untuk menunjukan jabatan, jenjang,
tingkat kecakapan, satuan dan daerah;
2. Model, bentuk dan warna dirancang dan dibuat dengan sebaik-baiknya agar dapat dibanggakan serta
menambah daya tarik sesuai tingkatannya;
3. Kentuan atribut selengkapnya ditetapkan oleh Kwartir Pusat.
Pasal 12
Usaha
41
Pasal 13
Keanggotaan
1. Anggota Biasa sebagai anggota didik putra dan putri dikelompokkan sebagai berikut :
a. Athfal berumur 6 sampai dengan 10 tahun;
b. Pengenal berumur 11 sampai dengan 15 tahun;
c. Penghela berumur 16 sampai dengan 20 tahun;
d. Penuntun berumur 21 sampai dengan 25 tahun.
2. Anggota Biasa sebagai Pembina mempunyai tugas pokok sebagai pelatih dan pengelola Kwartir dan
Qobilah.
3. Anggota Biasa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Warga Negara Indoneisa beragama Islam;
b. Laki-laki atau perempuan berumur 21 tahun atau sudah menikah dan atau bekerja;
c. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah dan HW;
d. Mendaftarkan diri menjadi anggota HW.
4. Anggota Kehormatan yang diperoleh melalui pendaftaran dan rekomendasi Kwartir atau Qobilah
bersangkutan.
5. Anggota Kehormatan terdiri atas :
a. Warga Negara Indonesia dan atau Warga Negara Asing, laki-laki dan perempuan beragama
Islam;
b. Pecinta dan simpatisan HW yang karena umur, kesehatan dan kesibukan tidak dapat secara aktif
dalam kegiatan kepanduan;
c. Orang yang berjasa dalam pengembangan HW;
d. Tenaga Instruktur HW.
6. Tata cara menjadi anggota diatur sebagai berikut :
a. Anggota Biasa.
1. Mengajukan permintaan secara tertulis kepada Kwartir Pusat dengan mengisi formulir disertai
kelengkapan syarat-syaratnya melalui Qobilah atau Pimpinan Amal Usaha di tempat yang
belum ada Qobilah, kemudian diteruskan kepada Kwartir Cabang atau Kwartir Daerah atau
Kwartir Wilayah;
2. Kwartir Cabang atau Kwartir Daerah atau Kwartir Wilayah meneruskan permintaan tersebut
kepada Kwartir Pusat dengan disertai pertimbangan;
3. Kwartir Cabang dapat memberi tanda anggota sementara kepada calon anggota, sebelum yang
bersangkutan menerima kartu tanda anggota dari Kwartir Pusat. Bentuk tanda anggota
sementara ditetapkan oleh Kwartir Pusat;
4. Kwartir Pusat memberi kartu tanda anggota HW kepada calon anggota biasa yang telah
disetujui melalui Kwartir Cabang yang bersangkutan.
b. Anggota Kehormatan;
Tata cara menjadi Anggota Kehormatan diatur oleh Kwartir Pusat.
7. Kwartir Pusat dapat melimpahkan wewenang penerimaan permintaan menjadi Anggota Biasa dan
memberikan kartu tanda anggota HW kepada Kwartir Wilayah. Pelimpahan wewenang tersebut dan
ketentuan pelaksanaannya diatur dengan keputusan Kwartir Pusat;
8. Anggota Biasa dan Kehormatan berhenti karena :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan oleh Kwartir Pusat;
42
9. Tata cara pemberhentian anggota;
a. Anggota Biasa.
1. Kwartir Cabang mengusulkan pemberhentian anggota kepada Kwartir Daerah berdasarkan
bukti yang dapat dipertanggung jawabkan;
2. Kwartir Daerah meneruskan kepada Kwartir Wilayah usulan pemberhentian anggota dengan
disertai pertimbangan;
3. Kwartir Wilayah meneruskan atau tidak meneruskan usulan pemberhentian anggota kepada
Kwartir Pusat setelah melakukan penelitian dan penilaian;
4. Kwartir Wilayah dapat melakukan pemberhentian sementara yang berlaku paling lama 6
(enam) bulan selama menunggu proses pemberhentian anggota dari Kwartir Pusat;
5. Kwartir Pusat, setelah menerima usulan pemberhentian anggota, memutuskan
memberhentikan atau tidak memberhentikan paling lama 6 (ernam) bulan sejak diusulkan
oleh Kwartir Wilayah;
6. Anggota yang diusulkan pemberhentian keanggotaannya, selama proses pengusulan
berlangsung, dapat mengajukan keberatan kepada Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, Kwartir
Wilayah dan Kwartir Pusat. Setelah keputusan pemberhentian dikeluarkan, yang bersangkutan
dapat mengajukan keberatan kepada Kwartir Pusat;
7. Kwartir Pusat membentuk tim yang diserahi tugas mempelajari keberatan yang diajukan oleh
anggota yang diberhentikan. Kwartir Pusat menetapkan keputusan akhir setelah mendengar
pertimbangan tim;
b. Anggota Kehormatan diberhentikan atas keputusan Kwartir Pusat.
Pasal 14
Kewajiban dan Hak
43
Pasal 15
Pusat
Pusat adalah kesatuan Wilayah dalam Negara Republik Indonesia yang berfungsi :
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi Wilayah;
b. Penyelanggaraan, pembinaan dan pengawasan pengelolaan HW;
c. Perencanaan program kegiatan.
Pasal 16
Wilayah
1. Wilayah adalah kesatuan Daerah di Provinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Daerah yang
berfungsi :
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi Daerah;
b. Penyelenggaraan, pembinaan dan pngawasan pengelolaan HW;
c. Perencanaan program dan kegiatan.
2. Syarat pendirian Wilayah sekurang-kurangnya mempunyai :
a. Kegiatan pelatihan berkala untuk anggota Kwartir Wilayah dan Unsur Pembantu Kwartir, Kwartir
Daerah, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
b. Pengajian dalam lingkungan Wilayahnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
c. Anggota Biasa sebagai pembina, sekurang-kurangnya 30 orang;
d. Kantor.
3. Pengesahan pendirian Wilayah ditetapkan oleh Kwartir Pusat atas usul Daerah yang bersangkutan;
4. Pendirian suatu Wilayah yang merupakan pemisahan dari Wilayah yang telah ada dilakukan melalui
dan atas keputusan Musyawarah Wilayah / Musyawarah Kwartir tingkat Wilayah.
Pasal 17
Daerah
1. Daerah adalah kesatuan Cabang di Kabupaten / Kota yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga
Cabang yang berfungsi :
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi Cabang;
b. Penyelenggaraan, pembinaan dan pngawasan pengelolaan HW;
c. Perencanaan program dan kegiatan.
2. Syarat pendirian Daerah sekurang-kurangnya mempunyai :
a. Kegiatan pelatihan berkala untuk anggota Kwartir Daerah dan Unsur Pembantu Kwartir, Kwartir
Cabang, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
b. Pengajian dalam lingkungan Daerahnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
c. Anggota Biasa sebagai pembina, sekurang-kurangnya 15 orang;
d. Kantor.
3. Pengesahan pendirian Daerah dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Kwartir Pusat atas
usul Cabang setelah memperhatikan pertimbangan Kwartir Wilayah;
4. Pendirian suatu Daerah yang merupakan pemisahan dari Daerah yang telah ada dilakukan dengan
persetujuan Kwartir Daerah yang bersangkutan atas keputusan Musyawarah Daerah / Musyawarah
Kwartir tingkat Daerah.
44
Pasal 18
Cabang
1. Cabang adalah kesatuan Qobilah di suatu tempat yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Qobilah
yang berfungsi :
a. Melakukan pembinaan, pemberdayaan dan koordinasi Qobilah;
b. Penyelenggaraan pengelolaan HW;
2. Syarat pendirian Cabang sekurang-kurangnya mempunyai :
a. Kegiatan pelatihan berkala untuk anggota Kwartir Cabang dan Unsur Pembantu Kwartir, Qobilah,
sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
b. Pengajian dalam lingkungan Cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan;
c. Anggota Biasa sebagai pembina, sekurang-kurangnya 10 orang;
d. Kantor.
3. Pengesahan pendirian Cabang dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Kwartir Wilayah
atas usul Qobilah setelah memperhatikan pertimbangan Kwartir Daerah;
4. Pendirian suatu Cabang yang merupakan pemisahan dari Cabang yang telah ada dilakukan dengan
persetujuan Kwartir Cabang yang bersangkutan atas keputusan Musyawarah Cabang / Musyawarah
Kwartir tingkat Cabang.
Pasal 19
Qobilah
1. Qobilah adalah kesatuan anggota di suatu tempat atau kawasan yajng terdiri atas sekurang-kurangnya
8 orang yang berfungsi melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota;
2. Syarat pendirian Qobilah sekurang-kurangnya mempunyai :
a. Kegiatan pelatihan berkala Anggota didik sekurang-kurangnya sepekan sekali;
b. Anggota Biasa Pandu HW.
3. Pengesahan pendirian Qobilah dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Kwartir Daerah atas
usul anggota setelah mendengar pertimbangan Kwartir Cabang;
4. Qabilah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah, untuk pertama kali disahkan dan dikukuhkan oleh
Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dan selanjutnya oleh Kwartir Wilayah Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan di wilayahnya masing-masing;
5. Pendirian suatu Qobilah yang merupakan pemisahan dari Qobilah yang telah ada dilakukan dengan
persetujuan Qobilah yang bersangkutan atas keputusan Musyawarah Cabang / Daerah / Wilayah;
6. Tempat pelatihan Anggota didik.
Pasal 20
Kwartir Pusat
45
4. Kwartir Pusat dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Tanwir sebanyak-banyaknya separuh
dari jumlah anggota Kwartir Pusat terpilih. Selama menunggu keputusan Tanwir, calon tambahan
anggota Kwartir Pusat sudah dapat menjalankan tugasnya atas tanggung jawab Kwartir Pusat.
5. Kwartir Pusat mengusulkan kepada Tanwir calon pengganti Ketua Umum Kwartir Pusat yang karena
sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan. Selama menunggu ketetapan Tanwir, Ketua
Umum Kwartir Pusat dijabat oleh salah seorang Ketua atas keputusan Kwartir Pusat.
Pasal 21
Kwartir Wilayah
Pasal 22
Kwartir Daerah
Pasal 23
Kwartir Cabang
47
Pasal 24
Qobilah
1. Qobilah bertugas :
a. Menetapkan kebijakan HW dalam Qobilahnya berdasarkan kebijakan Kwartir di atasnya,
keputusan Musyawarah Qobilah, Musyawarah Qobilah.
b. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan / instruksi Kwartir Pusat, Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang serta Unsur Pembantu Kwartirnya.
c. Membimbing dan meningkatkan usaha serta kegiatan Qobilah sesuai dengan kewenangannya.
d. Membina, membimbing, mengintegrasikan dan mengkoodinasikan kegiatan Unsur Pembantu
Kwartir tingkat Qobilah.
2. Anggota Qobilah dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan.
3. Anggota Qobilah harus berdomisili di kawasannya.
4. Qobilah menunjuk salah seorang Wakil Ketua untuk ditetapkan sebagai anggota Musyawarah
Kwartir tingkat Cabang apabila Ketua Qobilah tidak dapat menunaikan tugasnya sebagai anggota
Musyawarah Kwartir tingkat Cabang.
5. Qobilah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Musyawarah Qobilah sebanyak-
banyaknya separuh dari jumlah anggota Qobilah terpilih kemudian dimintakan pengesahannya
kepada Kwartir Cabang. Selama menunggu keputusan Musyawarah tingkat Qobilah dan ketetapan
dari Kwartir Cabang, calon tambahan anggota Qobilah sudah dapat menjalankan tugasnya atas
tanggung jawab Qobilah.
6. Qobilah mengusulkan kepada Musyawarah Qobilah calon pengganti Ketua Qobilah yang karena
sesuatu hal berhenti dalam tenggang masa jabatan untuk ditetapkan dan dimintakan pengesahannya
kepada Kwartir Cabang. Selama menunggu ketetapan Musyawarah Pimpinan tingkat Qobilah dan
ketetapan dari Kwartir Cabang, Ketua Qobilah dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua atas
keputusan Qobilah.
Pasal 25
Pemilihan Kwartir
48
b. Panitia Pemilihan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah ditetapkan oleh
Musyawarah Kwartir atas usul Kwartir HW pada semua tingkatan.
c. Panitia Pemilihan diangkat untuk satu kali pemilihan.
5. Pelaksanaan pemilihan Kwartir diatur berdasarkan tata tertib Pemilihan dengan ketentuan :
a. Tata-tertib Pemilihan Kwartir Pusat ditetapkan oleh Tanwir atas usul Kwartir Pusat.
b. Tata-tertib Pemilihan Kwartir Wilayah, Daerah, Cabang dan Qobilah ditetapkan oleh
Musyawarah Kwartir atas usul Kwartir HW pada setiap tingkatan.
Pasal 26
Masa Jabatan Kwartir
1. Masa jabatan Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah sama dengan masa
jabatan Kwartir Pusat.
2. Pergantian Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dengan segenap Unsur Pembantu
Kwartir serta Qobilah, disesuaikan dengan pergantian Kwartir Pusat dan pelaksanaannya dilakukan
setelah Muktamar dan Musyawarah di atasnya.
3. Kwartir-kwartir dalam HW yang telah habis masa jabatannya, tetap menjalankan tugasnya sampai
dilakukan serah-terima dengan Kwartir yang baru.
4. Setiap pergantian Kwartir HW harus menjamin adanya peningkatan kinerja, penyegaran dan
kaderisasi Kwartir.
Pasal 27
Ketentuan Luar Biasa
Kwartir Pusat dalam keadaan luar biasa dapat mengambil ketetapan lain terhadap masalah Kwartir yang
diatur dalam pasal 21 sampai dengan 26.
Pasal 28
Penasehat
1. Penasehat terdiri atas perorangan yang diangkat oleh Kwartir HW masing-masing tingkat.
2. Penasehat bertugas memberi nasehat kepada Kwartir HW, baik diminta maupun atas kemauan
sendiri.
3. Syarat untuk dapat diangkat sebagai penasehat :
a. Anggota HW.
b. Pernah menjadi anggota Kwartir HW, atau mempunyai pengalaman dalam organisasi atau
memiliki keahlian bidang tertentu.
Pasal 29
Unsur Pembantu Kwartir
Pasal 30
Muktamar
1. Muktamar diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir Pusat.
2. Ketentuan tentang pelaksanaan, teta-tertib dan susunan acara Muktamar ditetapkan oleh Kwartir
Pusat.
3. Undangan dan acara Muktamar dikirim kepada anggota Muktamar selambat-lambatnya tiga bulan
sebelum Muktamar berlangsung.
4. Acara Muktamar :
a. Laporan Kwartir Pusat tentang :
1. Kebijakan Kwartir.
2. Organisasi.
3. Pelaksanaan keputusan Muktamar dan Tanwir.
4. Keuangan.
b. Program HW
c. Pemilihan Anggota Kwartir Pusat dan penetapan Ketua Umum.
d. Masalah HW yang bersifat umum.
e. Usul-usul.
50
Pasal 31
Muktamar Luar Biasa
1. Muktamar Luar Biasa diadakan berdasarkan Keputusan Tanwir atas usul Kwartir Pusat atau dua
pertiga Kwartir Wilayah.
2. Undangan dan acara Muktamar Luar Biasa dikirim kepada Anggota Muktamar selambat-lambatnya
satu bulan sebelum Muktamar Luar Biasa berlangsung.
3. Ketentuan-ketentuan pasal 30 berlaku bagi penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa, kecuali ayat 3
dan ayat 4.
4. Muktamar Luar Biasa dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari anggota Muktamar dan
keputusannya diambil sekurang-kurangnya dua pertiga dari yang hadir.
Pasal 32
Tanwir
1. Tanwir diadakan oleh Kwartir Pusat atau atas permintaan sekurang-kurangnya seperempat dari
jumlah anggota Tanwir di luar anggota Kwartir Pusat.
2. Tanwir diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin Kwartir Pusat.
3. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib dan susunan acara Tanwir ditetapkan oleh Kwartir Pusat.
4. Undangan dan acara Tanwir dikirim kepada Anggota Tanwir selambat-lambatnya satu bulan sebelum
Tanwir berlangsung.
5. Acara Tanwir :
a. Laporan Kwartir Pusat.
b. Masalah yang oleh Muktamar atau menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
diserahkan kepada Tanwir.
c. Masalah yang akan dibahas dalam Muktamar sebagai pembicaraan pendahuluan.
d. Masalah mendesak yang tidak dapat ditengguhkan sampai berlangsungnya Muktamar.
e. Usul-usul.
6. Tanwir dihadiri oleh :
a. Anggota Tanwir terdiri atas :
1. Anggota Kwartir Pusat.
2. Ketua Kwartir Wilayah atau penggantinya yang telah disahkan oleh Kwartir Pusat.
3. Wakil Wilayah 2 orang.
b. Peserta Tanwir terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Pusat
2. Ketua Dewan Sugli tingkat Pusat
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Pusat.
c. Peninjau Tanwir ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Pusat.
7. Anggota Tanwir berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta Tanwir berhak
menyatakan pendapat. Peninjau Tanwir tidak mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan
dipilih.
8. Keputusan Tanwir harus sudah ditanfidzkan oleh Kwartir Pusat selambat-lambatnya dua bulan
sesudah Muktamar.
9. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya Sidang
Tanwir diatur oleh penyelenggara.
51
Pasal 33
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir
Wilayah.
2. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Wilayah ditetapkan oleh
Kwartir Wilayah.
3. Undangan dan acara Musyawarah Wilayah dikirim kepada Anggota Musyawarah Wilayah selambat-
lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Wilayah berlangsung.
4. Acara Musyawarah Wilayah :
a. Laporan Kwartir Wilayah tentang :
1. Kebijakan Kwartir.
2. Organisasi.
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar, Tanwir, Instruksi Kwartir Pusat, pelaksanaan
keputusan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Kwartir Wilayah dan Rapat Kwartir tingkat
Wilayah.
4. Keuangan.
b. Program Wilayah.
c. Pemilihan Anggota Kwartir Wilayah dan pengesahan Ketua.
d. Pemilihan Anggota Tanwir Wakil Wilayah.
e. Masalah HW dalam Wilayah.
f. Usul-usul.
5. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh :
a. Anggota Musyawarah Wilayah terdiri atas :
1. Anggota Kwartir Wilayah yang sudah disahkan oleh Kwartir Pusat.
2. Ketua Kwartir Daerah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Wilayah.
3. Anggota Kwartir Daerah 2 orang.
4. Ketua Kwartir Cabang atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Daerah.
5. Wakil Cabang 2 orang.
b. Peserta Musyawarah Wilayah terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Wilayah
2. Ketua Dewan Sugli tingkat Wilayah
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Wilayah.
c. Peninjau Musyawarah Wilayah ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Wilayah.
6. Anggota Musyawarah Wilayah berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta
Musyawarah Wilayah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Wilayah tidak
mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
7. Keputusan Musyawarah Wilayah harus dilaporkan kepada Kwartir Pusat selambat-lambatnya satu
bulan sesudah Musyawarah Wilayah. Apabila dalam waktu satu bulan sesudah laporan dikirim,
tidak ada keterangan atau keberatan dari Kwartir Pusat, maka keputusan Musyawarah Wilayah
dapat ditenfidzkan oleh Kwartir Wilayah.
8. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya
Musyawarah Wilayah diatur oleh penyelenggara.
52
Pasal 34
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir
Daerah.
2. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Daerah ditetapkan oleh
Kwartir Daerah.
3. Undangan dan acara Musyawarah Daerah dikirim kepada Anggota Musyawarah Daerah selambat-
lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Daerah berlangsung.
4. Acara Musyawarah Daerah :
a. Laporan Kwartir Daerah tentang :
1. Kebijakan Kwartir.
2. Organisasi.
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah dan Kwartir di atasnya serta pelaksanaan
keputusan Musyawarah Daerah, Musyawarah Kwartir Daerah dan Rapat Kwartir tingkat
Daerah.
4. Keuangan.
b. Program Daerah.
c. Pemilihan Anggota Kwartir Daerah dan pengesahan Ketua.
d. Pemilihan Anggota Musyawarah Wakil Wilayah.
e. Masalah HW dalam Daerah.
f. Usul-usul.
5. Musyawarah Daerah dihadiri oleh :
a. Anggota Musyawarah Daerah terdiri atas :
1. Anggota Kwartir Daerah yang sudah disahkan oleh Kwartir Wilayah.
2. Ketua Kwartir Cabang atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Daerah.
3. Anggota Kwartir Cabang 2 orang.
4. Ketua Qobilah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Cabang.
5. Wakil Cabang 2 orang.
b. Peserta Musyawarah Daerah terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Daerah
2. Ketua Dewan Sugli tingkat Daerah
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Daerah.
c. Peninjau Musyawarah Daerah ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Daerah.
6. Anggota Musyawarah Daerah berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta
Musyawarah Daerah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Daerah tidak mempunyai
hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
6. Keputusan Musyawarah Daerah harus dilaporkan kepada Kwartir Wilayah selambat-lambatnya satu
bulan sesudah Musyawarah Daerah. Apabila dalam waktu satu bulan sesudah laporan dikirim, tidak
ada keterangan atau keberatan dari Kwartir Wilayah, maka keputusan Musyawarah Daerah dapat
ditenfidzkan oleh Kwartir Daerah.
7. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya
Musyawarah Daerah diatur oleh penyelenggara.
53
Pasal 35
Musyawarah Cabang
1. Musyawarah Cabang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Kwartir
Cabang.
3. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Cabang ditetapkan oleh
Kwartir Cabang
4. Undangan dan acara Musyawarah Cabang dikirim kepada Anggota Musyawarah Cabang selambat-
lambatnya 15 hari sebelum Musyawarah Cabang berlangsung.
5. Acara Musyawarah Cabang :
a. Laporan Kwartir Cabang tentang :
1. Kebijakan Kwartir.
2. Organisasi.
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah dan keputusan Kwartir di atasnya serta
pelaksanaan keputusan Musyawarah Cabang, Musyawarah Kwartir Cabang dan Rapat
Kwartir tingkat Cabang.
4. Keuangan.
b. Program Cabang.
c. Pemilihan Anggota Kwartir Cabang dan pengesahan Ketua.
d. Pemilihan Anggota Musyawarah Wakil Cabang.
e. Masalah HW dalam Cabang
f. Usul-usul.
6. Musyawarah Cabang dihadiri oleh :
a. Anggota Musyawarah Cabang terdiri atas :
1. Anggota Kwartir Cabang yang sudah disahkan oleh Kwartir Daerah.
2. Ketua Qobilah atau penggantinya yang sudah disahkan oleh Kwartir Cabang.
3. Anggota Qobilah 2 orang.
b. Peserta Musyawarah Cabang terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Cabang
2. Ketua Dewan Sugli tingkat Cabang
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Kwartir Cabang.
c. Peninjau Musyawarah Cabang ialah mereka yang diundang oleh Kwartir Cabang.
7. Anggota Musyawarah Cabang berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta
Musyawarah Cabang berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Cabang tidak
mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
8. Keputusan Musyawarah Cabang harus dilaporkan kepada Kwartir Daerah selambat-lambatnya satu
bulan sesudah Musyawarah Cabang. Apabila dalam waktu 15 hari sesudah laporan dikirim, tidak
ada keterangan atau keberatan dari Kwartir Daerah, maka keputusan Musyawarah Cabang dapat
ditenfidzkan oleh Kwartir Cabang.
9. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya
Musyawarah Cabang diatur oleh penyelenggara.
Pasal 36
Musyawarah Qobilah
1. Musyawarah Qobilah diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin oleh Qobilah
2. Ketentuan tentang pelaksanaan tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Qobilah ditetapkan oleh
Qobilah.
3. Undangan dan acara Musyawarah Qobilah dikirim kepada Anggota Musyawarah Qobilah selambat-
lambatnya empat belas hari sebelum Musyawarah Qobilah berlangsung.
54
4. Acara Musyawarah Qobilah :
a. Laporan Qobilah tentang :
1. Kebijakan Qobilah.
2. Organisasi.
3. Pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah dan keputusan Kwartir di atasnya serta
pelaksanaan keputusan Musyawarah Qobilah dan Rapat Pimpinan tingkat Qobilah.
4. Keuangan.
b. Program Qobilah
c. Pemilihan Anggota Qobilah dan pengesahan Ketua.
d. Masalah HW dalam Qobilah.
e. Usul-usul.
5. Musyawarah Qobilah dihadiri oleh :
a. Anggota Musyawarah Qobilah terdiri atas :
Anggota Qobilah yang sudah disahkan oleh Kwartir Cabang/Kwartir Daerah
b. Peserta Musyawarah Qobilah terdiri atas :
1. Ketua Bidang / Urusan tingkat Qabilah
2. Ketua Dewan Amaliah di tingkat Qabilah
3. Undangan khusus dari kalangan HW yang ditentukan oleh Qobilah.
c. Peninjau Musyawarah Qobilah ialah mereka yang diundang oleh Qobilah.
6. Anggota Musyawarah Qobilah berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta
Musyawarah Qobilah berhak menyatakan pendapat. Peninjau Musyawarah Qobilah tidak
mempunyai hak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih.
6. Keputusan Musyawarah Qobilah harus dilaporkan kepada Kwartir Cabang selambat-lambatnya 15
hari sesudah Musyawarah Qobilah. Apabila dalam waktu 15 hari sesudah laporan dikirim, tidak ada
keterangan atau keberatan dari Kwartir Cabang, maka keputusan Musyawarah Qobilah dapat
ditenfidzkan oleh Qobilah.
7. Pertemuan dan atau kegiatan lain yang diselenggarakan bersamaan waktu berlangsungnya
Musyawarah Qobilah diatur oleh penyelenggara.
Pasal 37
Musyawarah Kwartir
1. Musyawarah Kwartir diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab serta dipimpin oleh Kwartir
Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
masa jabatan.
2. Ketentuan tentang pelaksanaan, tata-tertib dan susunan acara Musyawarah Kwartir serta Musyawarah
Qobilah ditetapkan oleh masing-masing penyelenggara.
3. Undangan dan acara Musyawarah Kwartir dikirim kepada anggota Musyawarah Kwartir dan
Musyawarah Qobilah selambat-lambatnya :
a. Tingkat Wilayah dan Daerah satu bulan.
b. Tingkat Cabang 15 hari.
c. Tingkat Qobilah tujuh hari, sebelum Musyawarah Kwartir dan Musyawarah Qobilah
berlangsung.
4. Acara Musyawarah Kwartir / Musyawarah Qobilah :
a. Laporan pelaksanaan kegiatan.
b. Masalah yang oleh Musyawarah atau menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
diserahkan kepada Musyawarah Kwartir / Musyawarah Qobilah.
c. Masalah yang akan dibahas dalam Musyawarah sebagai pembicaraan pendahuluan.
d. Masalah mendesak yang tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya Musyawarah.
e. Usul-usul.
55
5. Musyawarah Kwartir dan Musyawarah Qobilah dihadiri oleh :
a. Pada tingkat Wilayah :
1. Anggota :
(a) Anggota Kwartir Wilayah yang telah disahkan oleh Kwartir Pusat.
(b) Ketua Kwartir Daerah atau penggantinya yang telah disahkan oleh Kwartir Wilayah.
(c) Wakil Daerah dua orang.
(d) Wakil Bidang dan Urusan tingkat Wilayah masing-masing 2 orang.
2. Peserta : Undangan khusus.
b. Pada tingkat Daerah :
1. Anggota :
(a) Anggota Kwartir Daerah yang telah disahkan oleh Kwartir Wilayah.
(b) Ketua Kwartir Cabang atau penggantinya yang telah disahkan oleh Kwartir Daerah.
(c) Wakil Cabang dua orang.
(d) Wakil Bidang dan Urusan tingkat Daerah masing-masing 2 orang.
2. Peserta : Undangan khusus.
c. Pada tingkat Cabang :
1. Anggota :
( a ) Anggota Kwartir Cabang yang telah disahkan oleh Kwartir Daerah.
( b ) Ketua Qobilah.
( c ) Wakil Qobilah 2 orang.
( d ) Wakil Bidang dan Urusan tingkat Cabang masing-masing 2 orang.
2. Peserta : Undangan khusus.
d. Pada tingkat Qobilah :
1. Anggota :
( a ) Anggota Qobilah.
( b ) Wakil Bidang dan Urusan tingkat Qobilah masing-masing 2 orang.
2. Peserta : Undangan khusus.
6. Anggota Musyawarah Kwartir berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih. Peserta berhak
berpendapat.
7. Keputusan Musyawarah Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir HW yang
bersangkutan sampai diubah atau dibatalkan oleh keputusan Musyawarah Wilayah / Daerah / Cabang
/ Qobilah, selambat-lambatnya satu bulan sesudah Musyawarah Kwartir berlangsung,
Pasal 38
Keabsahan Musyawarah
Musyawarah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh dua pertiga dari anggota Musyawarah. Apabila
anggota Musyawarah tidak memenuhi jumlah dua pertiga, maka Musyawarah ditunda selama satu jam
dan setelah itu dapat dibuka kembali. Apabila anggota Musyawarah belum juga memenuhi jumlah dua
pertiga, maka Musyawarah ditunda lagi selama satu jam dan setelah itu dapat dibuka serta dinyatakan
sah tanpa memperhitungkan jumlah kehadiran anggota Musyawarah.
Pasal 39
Keputusan Musyawarah
1. Keputusan Musyawarah diambil dengan cara mufakat.
2. Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai, maka dilakukan pemungutan suara dengan suara
terbanyak mutlak.
3. Keputusan Musyawarah yang dilakukan dengan pemungutan suara dapat dilakukan secara terbuka
atau tertutup / rahasia.
56
Pasal 40
Rapat Anggota Kwartir
1. Rapat Anggota Kwartir sebagaimana dimaksud pada pasal 35 Anggaran Dasar dihadiri oleh:
a. Kwartir Pusat:
1. Ketua Umum;
2. Ketua;
3. Sekretaris Umum;
4. Sekretaris;
5. Bendahara Umum;
6. Bendahara
b. Kwartir Wilayah, Kwartir Wilayah, Kwartir Cabang, Qabilah:
1. Ketua;
2. Wakil Ketua;
3. Sekretaris;
4. Wakil Sekretaris;
5. Bendahara;
6. Wakil Bendahara.
2. Diadakan secara rutin sekurang-kurangnya sekali sebulan atau menurut keperluan, dipimpin Ketua
Umum/ Ketua.
Pasal 41
Rapat Kwartir
1. Rapat Kwartir sebagaimana dimaksud pada pasal 36 Anggaran Dasar dihadiri oleh :
a. Pada tingkat Pusat :
1. Anggota Kwartir Pusat.
2. Ketua dan Sekretaris Kwartir Wilayah.
3. Ketua dan Sekretaris Bidang / Urusan tingkat Pusat.
b. Pada tingkat Wilayah :
1. Anggota Kwartir Wilayah.
2. Ketua dan Sekretaris Kwartir Daerah.
3. Ketua dan Sekretaris Bidang / Urusan tingkat Wilayah.
c. Pada tingkat Daerah :
1. Anggota Kwartir Daerah.
2. Ketua dan Sekretaris Kwartir Cabang.
3. Ketua dan Sekretaris Bidang / Urusan tingkat Daerah.
d. Pada tingkat Cabang :
1. Anggota Kwartir Cabang.
2. Ketua dan Sekretaris Pimpinan Qobilah.
3. Ketua dan Sekretaris Bidang / Urusan tingkat Cabang.
2. Ketentuan pelaksanaan dan acara Rapat Kwartir ditentukan oleh Kwartir HW masing-masing tingkat.
3. Keputusan Rapat Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir HW yang bersangkutan.
57
Pasal 42
Rapat Kerja Kwartir
1. Rapat Kerja Kwartir ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab serta dipimpin
oleh Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Qobilah untuk membahas
pelaksanaan program dan mendistribusikan tugas kepada Unsur Pembantu Kwartir HW.
2. Rapat Kerja Kwartir dihadiri oleh :
a. Pada tingkat Pusat :
1. Anggota Kwartir Pusat.
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Pusat.
b. Pada tingkat Wilayah :
1. Anggota Kwartir Wilayah.
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah.
c. Pada tingkat Daerah :
1. Anggota Kwartir Daerah.
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah.
d. Pada tingkat Cabang :
1. Anggota Kwartir Cabang.
2. Wakil Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang.
e. Pada tingkat Qobilah :
Anggota Qobilah.
3. Keputusan Rapat Kerja Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir HW yang
bersangkutan.
Pasal 43
Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir
1. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir ialah rapat yang diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab
serta dipimpin oleh Unsur Pembantu Kwartir pada setiap tingkatan untuk membahas penyelenggaraan
program sesuai pembagian tugas yang ditetapkan oleh Kwartir HW.
2. Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir dihadiri oleh :
a. Pada tingkat Pusat :
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Pusat.
2. Wakil Unsur pembantu Kwartir tingkat Wilayah.
3. Undangan.
b. Pada tingkat Wilayah :
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Wilayah.
2. Wakil Unsur pembantu Kwartir tingkat Daerah.
3. Undangan.
c. Pada tingkat Daerah :
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Daerah.
2. Wakil Unsur pembantu Kwartir tingkat Cabang.
3. Undangan.
d. Pada tingkat Cabang :
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Cabang.
2. Wakil Pimpinan Qobilah.
3. Undangan.
e. Pada tingkat Qobilah :
1. Anggota Unsur Pembantu Kwartir tingkat Qobilah.
2. Undangan.
3. Keputusan Rapat Kerja Unsur Pembantu Kwartir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Kwartir
HW yang bersangkutan.
58
Pasal 44
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Seluruh keuangan dan kekayaan HW termasuk keuangan dan kekayaan Unsur pembantu Kwartir
pada semua tingkatan secara hukum milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
2. Pengelolaan keuangan dan kekayaan :
a. Pengelolaan keuangan dalam HW diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja HW.
b. Pengelolaan kekayaan dalam HW diwujudkan dalam jurnal.
3. Ketentuan tentang pengelolaan keuangan dan kekayaan HW ditetapkan oleh Kwartir Pusat.
Pasal 45
Pengawasan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengawasan keuangan dan kekayaan dilakukan terhadap Kwartir HW dan Unsur Pembantu Kwartir
pada semua tingkat.
2. Ketentuan tentang pengawasan keuangan dan kekayaan HW ditetapkan oleh Kwartir Pusat.
Pasal 46
Laporan
Laporan terdiri dari :
1. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh Kwartir HW dan Unsur Pembantu Kwartir disampaikan
kepada Musyawarah Kwartir, Musyawarah tingkat masing - masing, Tanwir atau Muktamar.
2. Laporan tahunan tentang perkembangan HW termasuk laporan Unsur Pembantu Kwartir, dibuat oleh
tiap - tiap Kwartir dan disampaikan kepada Kwartir di atasnya untuk dipelajari dan ditindaklanjuti.
Pasal 47
Ketentuan Lain-lain
1. HW menggunakan tahun takwim dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember.
2. Surat-surat resmi HW menggunakan tanggal Hijriyah dan Miladiyah.
3. a. Surat resmi HW ditandatangani :
1. Di tingkat Pusat oleh Ketua Umum / Ketua bersama Sekretaris Umum / Sekretaris. Surat resmi
mengenai masalah keuangan ditandatangani oleh Ketua Umum / Ketua bersama Bendahara
Umum / Bendahara.
2. Di tingkat Wilayah ke bawah ditandatangani oleh Ketua / Wakil Ketua bersama Sekretaris /
Wakil Sekretaris. Surat resmi mengenai masalah keuangan ditandatangani oleh Ketua / Wakil
Ketua bersama Bendahara / Wakil Bendahara.
b. Surat-surat yang bersifat rutin dapat ditandatangani oleh Sekretaris Umum / Sekretaris atau
petugas yang ditunjuk.
4. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ditetapkan oleh Kwartir Pusat.
Pasal 48
Penutup
1. Anggaran Rumah Tangga ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Tanwir yang berlangsung pada
tanggal 8 s.d. 11 Syawal 1437 H bertepatan dengan tanggal 13 s.d. 16 Juli 2016 M di Kota Surakarta,
dan dinyatakan mulai berlaku sejak ditanfidzkan.
2. Setelah Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan, Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dinyatakan
tidak berlaku lagi.
59
Lampiran III
60
PROGRAM 1, ANGGOTA DIDIK PANDU HIZBUL WATHAN :
1. Prioritas
Peningkatan mutu Kepanduan Hizbul Wathan dalam bentuk kegiatan yang lebih menarik,
menyenangkan, dan menantang yang mampu memberi bekal nilai-nilai kehidupan islami,
kepribadian, watak, moral, dan disiplin, berlandaskan Program Kegiatan Anggota Didik
(Youth Programme) yang telah dimutakhirkan dan diselenggarakan dengan menerapkan
Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan (PDMK) secara efektif.
Memperkokoh kekuatan Gerakan Kepanduan HW dalam bidang pendidikan dan latihan
yang bercirikan islam, sehingga mampu menjadi kader yang ISTIQAMAH di mana pun ia
berada.
- Qabilah
Membenahi dan memantapkan Qabilah-Qabilah sehingga benar-benar merupakan
wadah pembinaan kepribadian Islam dan pangkal keanggotaan bagi peserta didik,
sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Pembentukan Qabilah.
Qabilah yang berpangkalan di sekolah Muhammadiyah perlu dibenahi kembali
sehingga keberadaannya lebih otonom, dapat berkembang menjadi Qabilah lengkap
dan berorientasi ke Kwartir Cabang/Daerah. Pihak Sekolah dan Majlis Dikdasmen
membantu dan memberi kemudahan.(Sesuai Ketentuan Majlis Dikdasmen PPM
N0.08/2013)
Qabilah yang berpangkal di Perguruan Tinggi Muhammadiyah perlu mempedomani
ketentuan dalam Petunjuk Pelaksanaan Qabilah yang masih berlaku.
Perlu segera diadakan temu pikir, penggalangan koordinasi dan sinkronisasi dengan
Majlis Dikdasmen Muhammadiyah, mengenai Qabilah yang berpangkalan di Sekolah
dan di Pesantren).
63
Qabilah kepanduan Hizbul wathan di perguruan Muhammadiyah akan mampu
mengembangan diri sebagai ujung tombak pendidikan kepanduan Hizbul Wathan dan
kekuatan kehidupan Islami Muhammadiyah secara berkelanjutan .
Akreditasi Qabilah 2017 adalah proses kegiatan evaluasi dan penilaian secara
komprehensif atas komitmen Qabilah terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan
program pendidikan kepanduan Hizbul wathan, untuk menentukan kelayakan program
dan satuan pendidikan ,komitmen tersebut dijabarkan ke dalam sejumlah standar
akreditasi .
Pembinaan Tim Pelatih menjadi asesor Qabilah guna memelihara mutu dan
kompetensi para pelatih dan pemimpin pandu HW.
Sistem akreditasi itu meliputi registrasi dan pemberian mandat (SHB dan SHL) demi
meningkatkan kontrol terhadap keaktifan dan mutu pemimpin dan pelatih.
PROGRAM 4: MANAJEMEN/ORGANISASI
1. Prioritas
Mengembangkan manajemen Gerakan Kepanduan HW yang tanggap perkembangan
zaman dan mampu mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara efektif-efisien dan
memfungsikan optimal kwartir (terutama Kwarda HW sebagai pembina Qabilah), dan
pembinaan bank data mengenai Qabilah dan keanggotaan Pandu HW.
Membangun pelaksanaan organisasi/manajemen dalam memacu Gerakan Kepanduan HW
sebagai kepanduan Islami terdepan (leading) dalam memfungsikan peranannya dalam
dinamika umat dan perkembangan IPTEK di era informasi global, dengan cara:
a. Membangun dan membina organisasi/manajemen Gerakan Kepanduan HW agar
berjalan dengan baik (profesional, efektif, efisien, sehat, akuntabel) dalam
mensinergikan (takafulul ijtima) semua jaringan dan potensi HW untuk mencapai
tujuan.
b. Membiasakan dan mengembangkan organisasi/manajemen yang amanah dan terukur
(measurable) di seluruh jenjang organisasi/manajemen, mengintensifkan penggunaan
instrumen-instrumen evaluasi dan penilaian kinerja organisasi/manajemen yang
amanah.
c. Mempercepat pembentukan Kwarwil,Kwarda,dan Kwarcab di daerah yang belum ada
kwartirnya.
d. Memberdayakan Qabilah di tingkat Ranting Muhammadiyah.
e. Mengintensifkan model regu/patrol dalam kegiatan di masyarakat.
f. Peningkatan kualitas pengelola Kwartir dan Qabilah untuk kelancaran misi Gerakan
Kepanduan HW dan pembentukan Dewan Syugli untuk kwartir Wilayah , Kwartir
Daerah , Kwartir cabang .
65
4. Standardisasi/Pembekalan Perlengkapan dan Bank Data Pandu HW
Perlu ditingkatkan standardisasi dan Perlindungan Hak Milik Intelektual Gerakan
Kepanduan HW mengenai Pakaian Seragam, Perlengkapan, dan Buku Kepanduan HW.
Konsep perlengkapan Pandu HW dan Kedai HW dikembangkan, terutama mengenai
penyediaan, distribusi, pengendalian mutu, dan harga barang perlengkapan Pandu HW.
Data Qabilah, keanggotaan Pemimpin HW dan Pelatih merupakan unsur-unsur yang harus
segera dikuasai dalam rangka pembenahan organisasi/manajemen Gerakan Kepanduan
HW. Kwarda/Kwarcab merupakan kunci dalam susunan sistem informasi Gerakan
Kepanduan HW yang didasarkan pada “database” yang tersedia. Jika Kwarda/Kwarcab
belum mampu melaksanakannya, hendaklah diterapkan sistem pengganti dengan
“database” yang dipusatkan di Kwarpus/Kwarwil, yaitu dimulai dengan Sistem Registrasi
Qabilah. Sistem Registrasi Qabilah yang dipusatkan di Kwarpus harus sudah
diimplementasikan selambat-lambatnya tahun 2017. Fungsi registrasi dialihkan secara
berangsur ke Kwarwil, Kwarda, Kwarcab sejalan dengan Refungsionalisasi
Kwarda/Kwarcab HW.
66
Hizbul Wathan sebagai upaya menjadikan Gerakan Kepanduan HW lebih mandiri
dalam peningkatan kesejahteraan anggorta.
c. Sistem Administrasi Keuangan, Iuran, dan Asuransi
Dengan adanya Sistem Perencanaan Pemograman dan Penganggaran (SPPP), maka
perlu ditindaklanjuti dengan pengembangan Sistem Administrasi Keuangan yang
sesuai, guna memberikan kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian keuangan
kwartir.
Disusun Petunjuk Penyelenggaraan tentang Iuran Anggota yang pada prinsipnya harus
ditekankan bahwa setiap anggota memberikan iuran sebagai bukti keikutsertaan dalam
Gerakan Kepanduan HW.
Disusun dan dikembangkan Sistem Asuransi yang tepat, dan dikaitkan dengan sistem
iuran anggota, KTA dan sekaligus pendanaan anggota.
PENDAHULUAN
Program Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah 2016 – 2021 merupakan
penjabaran dan pemfokusan Program jangka panjang untuk lima tahun keempat masa berlakunya
Program jangka panjang ke dalam program jangka menengah dalam periode dimaksud. Dengan
demikian program Kepanduan Hizbul Wathan 2016 – 2021 disesuaikan dengan pentahapan
program sebagaimana dalam program jangka panjang sesuai dengan masalah, konteks dan visi
pengembangan yang akan dicapai pada periode tersebut .
I. Visi
1. Percepatan peningkatan pertumbuhan dan pengembangan organisasi dan jaringan untuk
menjadi gerakan kepanduan yang maju, profesional, dan modern.
2. Percepatan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan sistem gerakan, sumber daya
manusia (SDM) dan sumber daya peralatan (perangkat keras/lunak) yang unggul dan mandiri
sebagai faktor pendukung Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam memasok kader
persyarikiatan.
3. Peningkatan fungsi dan peran strategis Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam
pendidikan/pembinaan anak,remaja, dan pemuda (ARP) sebagai kader persyarikatan, islam,
bangsa, dan negara.
67
II. Misi
1. Meningkatkan mutu Penyelenggaraan Program Kegiatan peserta didik yang sesuai dengan
aspirasi Angkatan Muda Muhammadiyah dan perkembangan masyarakat dengan menerapkan
PDMK secara efektif.
2. Meningkatkan pembinaan orang dewasa dalam Kepanduan, khususnya tersedianya Pemimpin
Pandu HW yang Ahli dan bermotivasi tinggi dalam jumlah yang memadai.
3. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang efektif dengan memberdayakan
organisasi kwartir dalam mengemban fungsi utamanya.
4. Mengupayakan kemandirian finansial dengan mengembangkan rencana keuangan untuk
waktu mendatang dan mendayagunakan aset dan potensi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
5. Meningkatkan Citra Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan demi penerimaan dan pengakuan
Persyarikatan Muhammadiyah, Masyarakat, dan Pemerintah, serta untuk menunjang bidang
misi lainnya.
68
Lampiran IV
INTERNAL
1. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berkiprah di bidang pendidikan formal dan non formal yang
dilaksanakan di alam terbuka. Pendidikan kemandirian, pengayaan ilmu dan pengetahuan empirik
berlangsung eksploratif, observatorial, eksperimental. Untuk itu Muktamar ke – 3 Gerakan
kepanduan Hizbul Wathan mengamanatkan kepada Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan untuk mendorong Pimpinan Pusat Muhammadiyah :
a. Segera membangun pusat pendidikan dan pelatihan khusus Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
b. Bekerjasama dengan Majelis Pendidikan Tinggi PP. Muhammadiyah dan Majelis Pendidikian
Dasar dan Menengah PP. Muhammadiyah untuk memasukkan materi Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan ke dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan.
69
c. Membangun dan melengkapi fasilitas bumi perkemahan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
bertaraf Nasional/Internasional
2. Dalam kepemimpinan periode 2016 – 2021 supaya menata kembali pembidangan tugas, koordinator
wilayah, deskripsi tugas, serta meningkatkan komitmen personal pemimpinnya untuk mengemban
dan mau bekerja dengan istiqomah.
3. Guna mewujudkan maksud dan tujuan organisasi, Muktamar ke-3 Gerakan kepanduan Hizbul
Wathan mengamanatkan:
a. Menggali sumber pendanaan yang pasti, dengan mengaktifkan iuran wajib. Dimulai dari
pemimpin Kwartir pada semua tingkat dan semua anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
b. Sumber lain yang disarankan adalah membangun usaha amal bersama seperti koperasi, kedai, dan
usaha retail lainnya.
c. Menggali sumber lain yang halal dan tidak mengikat
4. Mengamanatkan kepada Kwartir Pusat untuk menyelenggarakan Jambore Nasional Pandu Penghela
(Jampala) pertama pada periode 2016 – 2021.
5. Mengamanatkan kepada Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan periode 2016 – 2021
untuk membuat surat kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, agar
setiap perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah membentuk Qabilah dan kafilah Gerakan
kepanduan Hizbul Wathan.
6. Merekomendasikan kepada Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat
Muhammadiyah untuk mewajibkan kepada sekolah/madrasah di seluruh Indonesia agar mengenakan
seragam Hizbul Wathan satu kali dalam satu minggu, baik peserta didik maupun pendidik dan
karyawan diseluruh jenjang pendidikan.
7. Mendorong Pimpinan Muhammadiyah di semua tingkat, agar memberikan sanksi kepada kepala
sekolah yang tidak membentuk dan membina organisasi otonom Muhammadiyah (HW) di
sekolahnya.
8. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan enterpreuneur di lingkungan Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan.
9. Menyeragamkan penggunaan seragam, atribut dan perlengkapan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
yang sudah ditetapkan oleh Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
10. Membuat pedoman khusus Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah
70