Anda di halaman 1dari 236

HASIL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK


MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL
DI SMK NEGERI 7 MAKASSAR

RAHMI SAHARA
1629040028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020

i
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat hidayah, kesehatan, kesabaran

dan kekuatan untuk menjalani kehidupan ini. Suka duka dalam perjuangan adalah

sebuah bentuk kenikmatan yang Engkau berikan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan karya sederhana ini. Semoga karya sederhana ini dapat memberikan

manfaat bagi banyak orang. Karya ini ku persembahkan untuk :

Untuk Mama dan Papa tercinta, terima kasih atas segala pengorbanan selama ini,

nasehat, motivasi dan ketulusan yang engkau berikan serta doa yang selalu engkau

panjatkan demi keberhasilan dan kesuksesan anakmu ini sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini. Semoga engkau selalu berada dalam lindungan-Nya dan

semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan atas setiap aktifitas dan usia mu.

Kedua kakakku tercinta, Erni Sahara dan Ririn sahara dan kedua kakak

iparku tercinta, Irvan Majid dan Hardiansyah H yang selalu menyayangiku,

memotivasi, dan menyemangatiku, terima kasih atas segala doa dan kasih

sayangnya.

Teruntuk Terkasih Bayu Mula Putra terima kasih atas segala nasehat-nasehat,

waktu yang diluangkan dan motivasi yang engkau berikan selama pengerjaan

skripsi ini sampai selesai.

Sahabat tercinta A. Sri Bungsu, Nurul Marhamah Pratiwi, Aulia Azzikra dan

Steffy Amalia terima kasih selalu memotivasi, membantu segala urusan akademik

iv
sejak awal pendidikan hingga akhirnya saya ujian tutup, dukungan serta bantuan

dari anda sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan karya sederhana ini.

Teman-Teman Seperjuangan PTIK C 2016, terima kasih atas perhatian, motivasi

dan ketulusan kalian sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan karya

sederhana ini.

Teman-teman KKN, dan PTIK angkatan 2016, terima kasih atas doa dan

dukungannya. Semoga Alah SWT memberikanmu kesehatan, keberkahan hidup

serta hidayah.

Terima kasih yang tiada hentinya ku ucapkan untuk semuanya.

v
ABSTRAK

Rahmi Sahara, 2020. Penerapan model pembelajaran Guided Inquiry untuk


meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Simulasi dan
Komunikasi Digital di SMK Negeri 7 Makassar. Prodi Pendidikan Informatika dan
Komputer. Jurusan Teknik Informatika dan Komputer. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Makassar, (dibimbing oleh: Riana T Mangesa dan Ruslan).

Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X
Kompetensi Keahlian Rekayas Perangkat Lunak di SMK Negeri 7 Makassar
melalui penerapan model pembelajaran guided inquiry. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Data dikumpulkan
menggunakan teknik dokumentasi, angket, lembar observasi, dan tes online melalui
google form. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
guided inquiry dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X RPL
di SMK Negeri 7 Makassar. Oleh karena itu disarankan kepada pihak guru dan
sekolah untuk menerapkan model pembelajaran guided inquiry secara luas.

Kata Kunci : Guided Inquiry, Motivasi belajar, Hasil belajar, Simulasi dan
Komunikasi Digital.

v
ABSTRACT

Rahmi Sahara, 2020. Application of the Guided Inquiry learning model to increase
student motivation and learning outcomes in Simulation and Digital
Communication subjects at SMK Negeri 7 Makassar. Informatics and Computer
Education Study Program. Department of Informatics and Computer Engineering.
Faculty of Engineering. Makassar State University, (supervised by: Riana T
Mangesa and Ruslan).

This study aims to increase motivation and learning outcomes of class X students
of the Software Engineering Skills Competency at SMK Negeri 7 Makassar through
the application of the guided inquiry learning model. This research is a classroom
action research which consists of four stages, namely action planning, action
implementation, evaluation and reflection. This research was conducted in two
cycles, each cycle consisting of two meetings. Data were collected using
documentation techniques, questionnaires, observation sheets, and online tests via
google form. The data analysis technique used is descriptive statistical analysis. The
results showed that the application of the guided inquiry learning model can
improve motivation and learning outcomes of class X RPL students at SMK Negeri
7 Makassar. Therefore it is recommended that teachers and schools apply the guided
inquiry learning model widely.

Keywords: Guided Inquiry, Learning Motivation, Learning Outcomes, Simulation


and Digital Communication.

v
KATA PENGANTAR

Syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Maha Esa karena berkat

petunjuk dan bimbingan-Nya sehingga proposal dengan judul ‘Pengaruh Model

Pembelajaran Guided inquiry Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Pemrograman Web di SMK Negeri 7 Makassar” dapat selesai.

Penulisan proposal ini tidak sedikit mengalami hambatan dan kesulitan, namun

berkat kerja keras penulis dan adanya bimbingan dan dari berbagai pihak akhirnya

proposal ini dapat diselesaikan.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Komputer Fakultas

Teknik Universitas Negeri Makassar. Dengan penuh rasa hormat penulis

menyampaikan penghargaan sebesar-besarnya kepada kedua orang tuaku, serta

keluargaku yang senantiasa mencurahkan doa, motivasi, semangat dan kasih

sayangnya dalam membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan segala kerendahan hati penulis memberikan perhargaan setinggi-

tingginya dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Husain Syam, M.Tp. selaku Rektor Universitas Negeri

Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Yahya, M.Kes., M.Eng. selaku Dekan FT UNM

serta jajarannya.

3. Bapak Dr. Mustari lamada, S.Pd., M.T. selaku Ketua Jurusan JTIK FT UNM

dan Ibu Sanatang., S.Pd., M.T selaku sekretaris JTIK FT UNM.

xi
4. Fathahillah, S.Pd, M.Eng. selaku Ketua Program Studi PTIK JTIK

5. Ibu Dr. Ir. Riana T Mangesa, M.T. selaku Pembimbing I.

6. Bapak Dr. H. Ruslan, M.Pd selaku Pembimbing II .

7. Bapak Hasrul Bakri, S.Pd., M.T. selaku Penanggap I dan Dr. Syamsurijal, M.T.

selaku Penanggap II.

8. Teman-teman PTIK C 2016, yang telah memberikan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

9. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu semua dukungan

yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Saran dan Kritik saya harapkan dari pembaca untuk perbaikan-perbaikan

dimasa yang akan datang.

Makassar, November 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………....vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8
A. Kajian Teori .......................................................................................... 8
B. Penelitian Yang Relevan……………………………………………... 37
C. Kerangka Pikir ...................................................................................... 39
D. Hipotesis .............................................................................................. 40
BAB III MODEL PENELITIAN ........................................................................ 41
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 41
B. Setting Penelitian……………………………………. ......................... 41
C. Prosedur Tindakan ................................................................................ 42
D. Defenisi Operasioanal Variabel ............................................................ 42
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.………………………… .. 43
F. Teknik Analisi Data .............................................................................. 44
G. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 40

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 40


B. Pembahasan ............................................................................................... 63
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 67

xi
A. Kesimpulan ............................................................................................... 67
B. Saran.......................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69

LAMPIRAN .......................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 52

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing……………………………16

Tabel 2.2 Jenis dan indikator hasil belajar……………………………………….31

Tabel 2.3 KI dan KD Mata Pelajaran Pemrograman Web………………………35

Tabel 3.1 Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ........................................ 42

Tabel 3.2 karakteristik siswa berdasarkan tingkat kemampuan ............................ 45

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Soal Pretest Dan Posttest..................................... 48

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen motivasi belajar .................................................... 50

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi ................................................. 51

Tabel 3.6 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Ahli instrumen.............. 51

Tabel 3.7 Hasil Uji Validasi Instrumen Penelitian................................................ 52

Tabel 4.1 Analisis Hasil Pretest dan Postest I ...................................................... 47

Tabel 4.2 Analisis Hasil Pretest dan Postest II ..................................................... 47

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar pada Siklus I Siswa Kelas X RPL Mata

Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital ......................................... 49

Tabel 4.4 Analisis Hasil Pretest dan Postest Siklus II .......................................... 57

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar pada Siklus II Siswa Kelas X RPL Mata

Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital ......................................... 59

Tabel 4.7 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ............. 61

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir………………………………………………......40

Gambar 3. 1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian……………………………………...42

Gambar 4.1 Grafik Persentase Hasil Observasi Siklus I ....................................... 50

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar ...................................................... 61

Gambar 4.3 Grafik Persentase Hasil Observasi Siklus II ..................................... 60

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Permohonan Judul Skripsi......……………….……...…………...……...…… 55

SK Pembimbing……………..……………….……...…………...………….. 56

Lembar Konsultasi Proposal Penelitian Pembimbing I…………...…….…… 57

Lembar Konsultasi Proposal Penelitian Pembimbing II………...…………… 58

Lembar Persetujuan Jadwal Seminar Proposal.……...…………...……..…… 59

Undangan Seminar Proposal Penelitian.…….……...…………...…………… 60

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menghasilkan

sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan mampu bersaing dalam era

globalisasi. Pesatnya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa

pengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Terdapat hubungan timbal-balik antara

ilmu pengetahuan dan teknologi. Surajiyo (2010) menyatakan bahwa ilmu

menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi berupa teori-teori,

sedangkan penemuan teknologi sangat membantu perluasan cakrawala penelitian

ilmiah. Perkembangan teknologi mempunyai peranan penting dalam memberikan

arah perkembangan bagi mutu pendidikan.

Mutu pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya

manusia yang dihasilkan. Mutu pendidikan menurut Permendiknas nomor 63 tahun

2009 adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan

Sistem Pendidikan Nasional. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari

kemampuan lulusannya yang memiliki keterampilan, menguasai teknologi, serta

memiliki pengetahuan yang luas dan keahlian profesional. Satu di antara kebijakan

pendidikan selain pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan adalah

meningkatkan kualitas dan relevansi guna meningkatkan daya saing keluaran

pendidikan (lulusan). Masalah rendahnya kualitas pendidikan masih dirasakan

sebagai permasalahan yang serius mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan

tinggi.

1
2

Mengatasi permasalahan tersebut, perlu memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Di antaranya dengan mengatasi masalah belajar siswa yang

pada umumnya adalah sulit mempelajari konsep yang abstrak, sulit membayangkan

peristiwa yang telah lalu, sulit mengamati obyek yang terlalu kecil atau terlalu

besar, sulit memperoleh pengalaman langsung, sulit memahami pelajaran yang

diceramahkan, sulit memahami konsep yang rumit, terbatasnya waktu untuk

belajar. Selain itu sikap pasif dan kurangnya motivasi peserta didik juga menjadi

faktor rendahnya mutu pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, nampaknya peningkatan mutu pendidikan

perlu diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaran yang baik dalam rangka

mewujudkan proses pembelajaran yang efisien, menyenangkan dan mencerdaskan

sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan peserta didik.

Pembelajaran yang dilakukan selama ini masih sering menggunakan

pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional masih dilaksanakan atas

asumsi bahwa suatu pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru

ke siswa. Sebagaimna yang disampaikan oleh Djamarah (1996), model

pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional atau disebut

juga dengan model ceramah, karena sejak dulu model ini telah dipergunakan

sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar

dan pembelajaran.

Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta

didik dengan menerapkan model pembelajaran guided inquiry diharapkan dapat

membantu tidak hanya dalam peningkatkan prestasi belajar, tetapi juga diharapkan
3

mampu untuk meningkatan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran

Pemrograman Web. Adanya motivasi belajar pada setiap individu sangat penting

untuk terciptanya suasana belajar yang kondusif. Motivasi belajar merupakan

dorongan atau keinginan yang kuat untuk mencapai kepuasan didalam individu

untuk belajar, mendapatkan perubahan sehingga memenuhi kebutuhan ke arah yang

lebih baik.

Model pembelajaran guided inquiry mengarahkan siswa untuk menemukan

pengetahuan melalui proses kerja ilmiah. Sopiah, dkk. (2009) menyatakan bahwa

kebiasaan bekerja ilmiah diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan berpikir dan

bertindak yang merefleksikan penguasaan pengetahuan, dan keterampilan.

Keterlibatan siswa secara aktif baik fisik maupun mental dalam kegiatan praktikum

akan membawa pengaruh terhadap pembentukan pola tindakan siswa yang selalu

didasarkan pada hal-hal yang bersifat ilmiah (Rapi, 2008). Keadaan tersebut

memiliki peluang selama pembelajaran dengan model pembelajaran guided inquiry.

Pembelajaraan inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam

proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Implementasi model pembelajaran

inkuiri terbimbing (guided inquiry) menekankan pada aktivitas siswa secara

maksimal untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran inkuiri

terbimbing merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa.

Model pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun

langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan

dilaksanakan (Suyono dkk, 2011). Arti lain dari model pembelajaran adalah sebagai

cara dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan


4

suatu model secara spesifik. Model-model dalam pembelajaran yaitu ceramah,

tanya jawab, diskusi, demonstrasi, sosiodrama, bermain peran, simulasi,

drill/latihan, tanya jawab, proyek problem solving, kooperatif, inkuiri-discovery,

karya wisata. Pembelajaran model pembelajaran guided inquiry merupakan salah

satu strategi pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Dalam

model pembelajaran guided inquiry, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok

yang anggotanya mempunyai karaktersitik heterogen. Masing-masing siswa

bertanggung jawab untuk mempelajari topik yang ditugaskan dan mengajarkan

pada anggota kelompoknya, sehingga mereka dapat saling berinteraksi, membantu

dan bekerja sama.

Model pembelajaran guided inquiry dalam penelitian ini adalah sebelum

dimulai pembelajaran siswa diberi tugas untuk membaca materi yang akan dibahas,

siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal yang jawabannya terdapat pada materi

bacaan tersebut. Saat pembelajaran berlangsung siswa dibagi menjadi kelompok-

kelompok kecil untuk mengerjakan soal yang diberikan. Setelah itu dibentuk

kelompok ahli dimana yang berisi anggota sesuai dengan nomor urut soal yang

sama yang dipertanggung jawabkan oleh masing-masing anggota. Selanjutnya

siswa berdiskusi untuk menyelesaikan soal tersebut, setelah itu kelompok ahli

kembali pada kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi, selain itu siswa

juga melakukan tanya jawab.

SMK Negeri 7 Makassar merupakan salah satu Sekolah Menengah

Kejuruan negeri yang ada di Kota Makassar. SMK Negeri 7 Makassar membina 4

kompetensi keahlian, yaitu: Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Administrasi


5

Perkantoran (AP), Akuntasi, dan Pekerja Sosial (Peksos). Sejak tahun SMK Negeri

7 Makassar memperoleh Akreditasi A (sangat baik) dari Badan Akreditasi Nasional

Sekolah/ Madrasah (BAN S/M).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara

dengan salah seorang guru kompetensi keahlian rekayasa perangka lunak (Adrianty

S.Kom) pada tanggal 9 Maret 2020 di ruangan jurusan RPL. Hasil wawancara

tersebut diperoleh beberapa informasi yang berkaitan proses pembelajaran dan hasil

belajar mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital, yaitu 1) metode

pembelajaran sebagian besar menggunakan metode ceramah, 2) proses belajar

mengajar belum menerapkan model – model pembelajaran yang direkomendasikan

pada pembelajaran kuriulum 2013, 3) hasil belajar siswa sebagian besar berada

pada kategori kurang. Hasil belajar tersebut dilihat dari hasil ulangan harian pada

kompetensi dasar menerapkan logika dan algoritma komputer, hanya 5 orang siswa

13,9 % yang mencapai nilai KKM selebihnya 30 orang siswa atau 86,1% harus

mengikuti remedial.

Hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar

mengajar yang berlangsung cenderung monoton yaitu pembelajaran berpusat pada

guru, pembelajaran yang berlangsung belum mampu mengembangkan proses

berfikir kritis yang berorientasi pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan

masalah. Proses pembelajaran satu arah menempatkan siswa hanya sebagai objek

pembelajaran. Hasil belajar siswa yang rendah menunjukkan bahwa pembelajaran

belum berlangsung efektif. Pembelajaran cenderung hanya menyelesaikan program

pembelajaran guru.
6

Berlandaskan hasil studi awal yang telah dilakukan, peneliti bermaksud

menerapkan metode solutif yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah

pembelajaran tersebut. Salah satu langkah solutif yang dapat diterapkan untuk dapat

menyelesaikan masalah pembelajaran tersebut adalah penerapan model

pembelajaran guide inquiry. Model pembelajaran guided inquiry adalah salah satu

model pembelajaran yang dapat melatih keterampilan siswa melakukan proses

investigasi untuk mengumpulkan data dan memproses data tersebut untuk

membangun kesimpulan secara mandiri (Maguire dan Lindsay, 2010). Pada model

pembelajaran guided inquiry siswa ditempatkan sebagai peneliti dengan bimbingan

guru, yang melatih siswa memiliki kemampuan penyelesaian masalah. Melalui

model pembelajaran ini siswa diharapkan dapat lebih aktif mengembangkan

keteramplan ilmiah dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.

Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud mengkaji penerapan model

pembelajaran guided inquiry untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa

pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital di SMK Negeri 7 Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran guided inquiry pada Mata Pelajaran

Simulasi dan Komunikasi Digital siswa kelas XI Kompetensi Keahlian

Rekayas Perangkat Lunak di SMK Negeri 7 Makassar?


7

2. Apakah penerapan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Rekayas Perangkat

Lunak di SMK Negeri 7 Makassar?

3. Apakah penerapan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Rekayas Perangkat Lunak di

SMK Negeri 7 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dalam penelitian yaitu sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran guided inquiry pada Mata

Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital siswa kelas XI Kompetensi

Keahlian Rekayas Perangkat Lunak di SMK Negeri 7 Makassar

2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI Kompetensi

Keahlian Rekayas Perangkat Lunak di SMK Negeri 7 Makassar melalui

penerapan model pembelajaran guided inquiry.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Kompetensi

Keahlian Rekayas Perangkat Lunak di SMK Negeri 7 Makassar melalui

penerapan model pembelajaran guided inquiry.


8

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan kontribusi

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi program studi PTIK, dapat menjadi bahan referensi tambahan dalam

pengembangan illmu pengetahuan.

b. Bagi peneliti menjadi bahan rumusan/referensi untuk mengetahui sejauh

mana pengaruh yang diberikan Penerapan Model Pembelajaran guided

inquiry Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 7

Makassar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru SMK Negeri 7 Makassar dapat dijadikan sebagai masukan dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Bagi Siswa dapat dijadikan bahan pertimbangan agar dapat aktif

berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah.

c. Bagi sekolah dapat berguna sebagai bahan masukan dalam membuat dan

menyempurnakan kegiatan-kegiatan pembelajaran.

d. Bagi peneliti Sebagai wadah pengembangan berfikir dan penerapan ilmu

pengetahuan yang telah dipelajari di bangku kuliah sehingga diharapkan

dapat berguna di masa yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Hamalik (2013) hasil belajar adalah sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan

yang tidak tahu menjadi tahu. Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum

yang telah dicapai oleh seseorang siswa setelah mengalami proses belajar mengajar

dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai

saja, akan tetapi dapat berupa perubahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan

lain sebagainya yang menuju pada perubahan positif.

Menurut Mulyasa (2008) Hasil belajar ialah prestasi belajar siswa secara

keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang

bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian

rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada

pengalaman langsung. Hasil belajar dapat menerangai tujuan utamanya adalah

untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti

suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian

ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau symbol. Sudjana (2008)

berpendapat Hasil belajar siswa pada hakikatnya ialah perubahan tingkah laku

9
10

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,

afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah

mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat

dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya hasil

belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami,

memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat menentukan

strategi belajar mengajar yang lebih baik.

Berdasarkan beberapa pendapat parah ahli dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang yang menunjukkan kemampuan

setelah proses pembelajaran sehingga menghasilkan prestasi belajar siswa secara

keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan perubahan perilaku yang

bersangkutan.

Menurut Anderson dan Krathwohl masing-masing hasil belajar mencakup

tiga ranah yaitu:

a) Ranah Kognitif

Ranah kognitf adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk

dalam ranah kognitif. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau

pengetahuan dan kemampuan intelektual serta keterampilan-keterampilan.

Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang peroses berpikir, mulai dari

ranah terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang

dimaksud adalah pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), pemahaman


11

(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis

(synthesis), dan penilaian (evaluation).

b) Ranah afektif

Ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan

bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah

memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan

tampak pada peserta didik dalam berbagai tinggkah lakuRanah psikomotorik.

c) Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik berkaitan dengan gerakan fisik, koordinasi, dan

penggunaan keterampi lan motorik. Penilaian dilakukan dari segi kecepatan,

keteapatan, prosedur dan cara melakukakannya.

b. Kriteria atau Indikator Hasil Belajar

Syah (2006) menegaskan pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal

meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan

proses belajar siswa. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam

mennguasai ilmu pengetahuan pada suatu mata pelajaran dapat dilihat melalui

prestasinya. Peserta didik akan dikatakan berhasil apabila prestasinya baik dan

sebaliknya, ia tidak berhasil jika prestasinya rendah.

Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat diklasifikasikan

menjadi tiga yaitu:

1) Pengetahuan (kognitif)

2) Sikap (afektif)

3) Keterampilan (psikomotorik)
12

Keefektifan pembelajran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si

pelajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan

keefektifan belajar yaitu: 1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau

sering disebut dengan “tingkat kesalahan”, 2) kecepatan unjuk kerja, 3) tingkat ahli

belajar, dan 4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

Efesien pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan

jumlah waktu yang dipakai si belajar dan jumlah biaya pembelajaran yang

digunakan. Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati

kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajran erat sekali dengan

daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan

mempengaruhi keduanya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori hasil belajar yang

dijelaskan oleh Bloom, yaitu ranah kognitif Dalam ranah ini, peneliti akan

mengungkapkan kompetensi atau indikator yang dicapai dalam pembelajaran.

Kunci pokok utama memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah

mengetahui garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak

diungkapkan atau diukur. Indikator hasil belajar menurut Bloom dengan taxsonomy

of education objectives membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah, yaitu

kognitif, afektif, psikomotorik.


13

Tabel 2.2
Jenis dan indikator hasil belajar

No Ranah Indikator
1. Kognitif
a. Mengingat  Dapat menunjukkan
b. Memahami  Dapat menjelaskan
 Dapat mendefinisikan secara
lisan
c. Mengaplikasikan  Dapat memberikan contoh
 Dapat menggunakan secara tepat
 Dapat menguraikan
d. Menganalisis  Dapat mengklasifikasi kan
 Dapat menghubungkan
e. Mengevaluasi  Dapat menyimpulkan
 Dapat membuat prinsip umum
f. Mencipta  Dapat menilai berdasarkan
kriteria
 Dapat menghasilkan
(Anderson)
1. Afektif
a. Menerima  Menunjukkan sikap menerima
(receiving) dan menolak
b. Merespon  Kesediaan berpartisipasi atau
(responding) terlibat
c. Menghargai (  Menganggap penting dan
Valuing) bermanfaat
d. Menghayati  Menganggap indah dan harmonis
(pendalaman)  Mengakui dan meyakini
e. Mengamalkan  Mengingkari
 Melembagakan atau
meniadakan
 Menanamkan dalam pribadi dan
(Krathwohl)
perilaku sehari-hari
2. Psikomotor  Mengkoordinasi kan gerak
a. Keterampilan Abstrak mata,kaki dan anggota
b. Keterampilan konkret tubuh lainnya
 Mengucapkan
 Membuat mimik dan gerakan
jasmani
14

Melihat tabel di atas kita dapat menyimpulkan bahwa dalam hasil belajar

harus dapat mengembangkan tiga ranah yaitu: ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Dalam penelitian ini peneliti akan mengukur hasil belajar pada ketiga

ranah ranah tersebut.

Sebagai indikator hasil belajar, perubahan pada tiga ranah tersebut di

rumuskan dalam tujuan pengajaran. Dengan demikian hasil belajar dibuktikan

dengan nilai baik dalam bentuk pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang

menjadi ketentuan suatu proses pembelajaran dianggap berhasil apabila daya serap

tinggi baik secara perorangan maupun kelompok dalam pembelajaran telah

mencapai tujuan.

Suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah daya serap tinggi

baik secara perorangan maupun kelompok dan perilaku yang digariskan dalam

tujuan pembelajaran telah dicapai.

c. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu

faktor kemampuan siswa dan faktor lingkungan. Menurut Slameto (2010), faktor-

faktor tersebut secara global dapat diuraikan dalam dua bagian, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal.

1) Faktor internal

a) Faktor Fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang

diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan

sebagainya
15

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang

meliputi: (a) Faktor intelektualFaktor (b) non-intelektual (c) Faktor

kematangan baik fisik maupun psikis

2) Faktor eksternal

a) Faktor sosial yang terdiri atas : (a) Faktor lingkungan keluarga. (b) Faktor

lingkungan sekolah. (c) Faktor lingkungan masyarakat. (d) Faktor

kelompok.

b) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi,

kesenian dan sebagainya.

c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,iklim, dan

sebagainya.

d) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak

langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan sesuatu yang menyebabkan kita mau bertindak. Setiap

orang perlu memiliki motivasi agar mampu bertahan dan menjalani kehidupan

dengan baik. Sejalan dengan pendapat tersebut, Santrock (2008) mengemukakan

bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan

perilaku. Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar peserta didik.

Beberapa indikator peserta didik mempunyai motivasi belajar yang tinggi adalah

ketekunan dan tidak mudah putus asa dalam setiap usaha demi mencapai
16

keberhasilan walaupun dihadapkan dengan berbagai kesulitan. Suyatinah (2000)

mengemukakan bahwa motivasi membangkitkan motif-motif dalam anak dan

memberikan kesempatan, sehingga anak mau melakukan apa yang dilakukan.

Donald (2007) menyatakan bahwa motivation is an energy change within

the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction.

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Tujuan tertentu yang

ingin dicapai peserta didik dapat menjadi motivasi yang mendorongnya untuk

melakukan segala sesuatu dengan baik dan sungguh-sungguh.

Donald, Uno (2008) mengemukakan bahwa motivasi merupakan kekuatan

yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak

atau berbuat. Seseorang yang memiliki motivasi, ia akan bertindak dengan segenap

kemampuannya agar berhasil mencapai sesuatu yang diinginkan. Begitu juga

dengan peserta didik, mereka akan tergugah hatinya disertai dengan tindakan agar

tugas belajarnya dapatnterselesaikan dengan baik. Sobour (2003) menyatakan

bahwa motivasi merupakan dorongan, hasrat, keinginan dan tenaga penggerak

lainnya, yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Peserta didik

yang menginginkan sesuatu misalnya hadiah akan bersemangat dan antusias

mengikuti pembelajaran. Mereka akan belajar dengan baik karena adanya sesuatu

yang ingin mereka dapatkan. Motivasi disini memiliki peranan penting agar suasana

hati peserta didik tetap terjaga.

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

motivasi merupakan dorongan atau tenaga penggerak lain yang memberi kekuatan
17

kepada seseorang sehingga mau bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan

mencapai tujuan tertentu. Dalam pendidikan, motivasi memiliki peranan yang

penting yaitu agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Motivasi perlu

dimiliki oleh guru maupun siswa dimana guru membutuhkan motivasi sebagai

penggerak dalam kegiatan mengajarnya sedangkan siswa membutuhkan motivasi

sebagai penggerak dalam kegiatan belajarnya.

Monks dkk dalam Dimyati dan Mudjiono (2006) penguatan terhadap

motivasi intrinsik perlu diperhatikan sebab disiplin diri merupakan kunci

keberhasilan belajar. Untuk menghadirkan motivasi dalam diri sendiri memang

tidak mudah, tetapi setiap peserta didik perlu memiliki motivasi dalam diri mereka

agar tugas belajarnya dapat terselesaikan dengan baik. Apabila peserta didik tidak

memiliki motivasi dalam diri mereka, guru dapat memberikan motivasi ekstrinsik

agar mereka terdorong untuk belajar.

Motivasi ekstrinsik merupakan dorongan terhadap perilaku seseorang yang

ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006)

seseorang akan berbuat sesuatu karena dorongan dari luar, misalnya untuk

mendapatkan hadiah atau menghindari penguatan negatif. Motivasi ekstrinsik dapat

berubah menjadi motivasi intrinsik ketika peserta didik menyadari pentinganya

belajar. Dengan kesadaran mereka akan belajar dengan tekun tanpa disuruh oleh

orang lain atau karena keberadaan hadiah dan penguatan negatif.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku dari tidak baik menjadi

baik. Menurut Hamalik (2009) belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah

laku akibat latihan dan pengalaman. Melalui latihan dan pengalaman, perserta didik
18

akan memiliki suatu keterampilan dan pengetahuan yang sebelumnya tidak mereka

ketahui. Pengalaman diperoleh karena peserta didik berani melakukan hal-hal yang

sebelumnya belum pernah mereka lakukan.

Menurut Makmun (2007) belajar adalah suatu proses perubahan perilaku

atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalamantertentu. Hal senada

juga diungkapkan Uno (2009) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Agar peserta didik mendapatkan hasil belajar yang baik, maka

mereka harus berusaha merubah perilaku belajarnya, dari perilaku belajar yang

tidak baik menjadi perilaku belajar yang teratur.

Sugihartono, dkk (2007) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu

proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah

laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya

interaksi individu dengan lingkungannya. Peserta didik yang mau melakukan

sesuatu yang baru akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang baru juga.

Pengetahuan yang diperoleh akan lebih bermakna karena mereka memperoleh

pengetahuan dengan cara mereka sendiri.

Alderfer dalam Nashar (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah

suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang (individu)

untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku

pada diri siswa diharapkan terjadi. Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan
19

untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimal, sehingga mampu berbuat

lebih baik, berprestasi dan kreatif.

Berdasarkan penjelasan tentang motivasi dan belajar dari para ahli, dapat

diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan dari dalam

maupun luar yang memberikan kekuatan dalam diri peserta didik guna memperoleh

pengetahuan dan pengalaman. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar akan

berusaha menyelesaikan tugas sebagai siswa dengan baik. Tugas belajar yang

diberikan guru akan diselesaikan dengan tekun walaupun mereka menemui

berbagai kesulitan.

b. Cara-Cara Membangkitkan Motivasi Belajar di Sekolah

Motivasi belajar dalam diri peserta didik sangat dibutuhkan dalam proses

belajar mengajar. Dengan motivasi belajar yang tinggi, tujuan pengajaran yang

ditetapkan akan lebih mudah tercapai. Tugas guru sebagai pendidik terbantu karena

peserta didik belajar dengan antusias dan penuh semangat. Jika pembelajaran tidak

berjalan dengan baik karena peserta didik tidak bersemangat dalam belajar,

stimulus yang dapat terapkan yaitu dengan pemberian reward dan reinforcement

negatif. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sardiman (2011) mengemukakan

beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik di sekolah yaitu

sebagai berikut.

1) Hadiah diberikan kepada peserta didik yang mau belajar dengan baik. Hadiah

disini bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar lebih bersemangat dan

antusias mengikuti pembelajaran


20

2) Pujian, Peserta didik yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik maka perlu

diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, agar pujian ini dapat menjadi

motivasi maka harus dilakukan sesuai dengan tepat. Pujian akan menciptakan

suasana hati yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar peserta didik.

Senada dengan pendapat tersebut, Santrock (2008) mengemukakan bahwa

pujian bisa memperkuat motivasi intrinsic murid.

3) Penguatan negatif yang diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi sesuatu

yang mampu memotivasi peserta didik. Mereka akan menghindari dan

menghilangkan segala bentuk penguatan negatif. Oleh karena itu, guru harus

memahami pedoman penggunaan reinforcement negatif.

c. Pentingnya Motivasi Belajar Bagi Siswa

Motivasi untuk belajar perlu dihadirkan dalam diri peserta didik. Dengan

motivasi belajar yang tinggi, mereka akan mengikuti proses pembelajaran dengan

baik. Apabila proses pembelajaran berjalan dengan kondusif, efektif, dan efisien

maka tujuan dari pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Oleh karena itu motivasi

belajar sangat penting dimiliki oleh peserta didik. Sejalan dengan pendapat tersebut,

menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) pentingnya motivasi belajar bagi siswa

yaitu sebagai berikut.

1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.

2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan

teman sebaya.

3) Mengarahkan kegiatan belajar.


21

4) Membesarkan semangat belajar.

5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang

bersinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian

rupa sehingga dapat berhasil.

Penjelasan di atas menunjukkan betapa pentinganya motivasi belajar perlu

dihadirkan dalam diri siswa. Jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi,

mereka akan bisa menyelesaikan tugas belajarnya dengan baik. Semakin tinggi

motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa, semakin besar pula kesempatan untuk

meraih prestasi belajar yang memuaskan. Peserta didik yang memiliki cita-cita akan

berusaha sebaik mungkin dalam belajarnya agar keinginannya kelak tercapai.

Dengan adanya motivasi dalam diri peserta didik, mereka akan belajar lebih tekun

agar mendapatkan prestasi yang bisa membanggakan dan membahagiakan orang

tua. Motivasi juga mempengaruhi semangat belajar siswa. Mereka akan belajar

dengan sungguh-sungguh walaupun menggunakan fasilitas belajar yang terbatas.

d. Ciri-Ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif apabila peserta

didik mampu mengikuti prosesnya dengan baik. Membuat mereka fokus ketika

pembelajaran berlangsung bukan hal yang mudah. Peserta didik akan fokus atau

mengikuti pembelajaran dengan baik apabila mereka memiliki motivasi belajar

tinggi. Oleh karena itu pendidik perlu memahami peserta didiknya memiliki

motivasi belajar yang tinggi atau tidak. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sardiman

(2011) mengemukakan beberapa ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi, yaitu sebagai berikut:


22

1) Tekun menghadapi tugas

2) Ulet menghadapi kesulitan

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa

4) Lebih senang bekerja mandiri

5) Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin

6) Dapat mempertahankan pendapatnya

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi selalu berusaha

tanpa mengenal putus asa. Mereka justru cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin

diberikan oleh guru. Mereka menginginkan hal baru yang dapat mereka pecahkan

masalahnya. Ciri lain dari peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi

adalah antusias dalam mengikuti pembelajaran, mereka berani menjawab atau aktif

bertanya kepada guru. Sejalan dengan pendapat tersebut, Aritonang (2008)

menyatakan bahwa motivasi belajar siswa meliputi beberapa dimensi yang dapat

dijadikan sebagai indikator yaitu:

1) Ketekunakan dalam belajar

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan

3) Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar

4) Berprestasi dalam belajar

5) Mandiri dalam belajar.

Dengan indikator tersebut, guru dapat mengetahui siswanya memiliki

motivasi belajar atau tidak. Apabila guru tidak menemukan gejala tersebut dalam
23

diri peserta didik, maka dapat didiagnosis bahwa motivasi belajar mereka rendah.

Untuk dapat membangkitkan, menumbuhkan, atau meningkatkan motivasi belajar

peserta didik diperlukan suatu stimulus, misalnya pemberian reward kepada peserta

didik yang mau berusaha mengikuti pembelajaran dengan baik dan reinforcement

negatif bagi peserta didik yang menyalahi aturan atau tidak mau mengikuti

pembelajaran dengan baik.

e. Indikator Motivasi Belajar Siswa

Indikator merupakan variabel-variabel yang mengindikasikan tentang suatu

keadaan tertentu untuk mengukur suatu perubahan. Motivasi belajar peserta didik

dapat dilihat berdasarkan indikator yang muncul. Semakin banyak indikator yang

terlihat, maka semakin tinggi pula motivasi belajar peserta didik. Begitu juga

sebaliknya, semakin sedikit indikator yang muncul, maka semakin rendah motivasi

belajarnya. Jika tidak ada satupun indicator yang terlihat, maka peserta didik tidak

memiliki motivasi dalam belajar. Berdasarkan penjelasan mengenai motivasi

belajar siswa di atas, indikator – indikator motivasi belajar menurut Sardiman

(2011) yang dikembangkan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat motivasi

belajar seorang siswa adalah sebagai berikut:

1) Minat dalam belajar

Sub indikator yang terdapat dalam indikator ini antara lain kebiasaan sebelum

mengikuti pembelajaran, kebiasaan dalam mengikuti pembelajaran, dan

kebiasaan setelah mengikuti pembelajaran.


24

2) Kesiapan dalam belajar

Sub indikator yang terdapat dalam indikator ini antara lain persiapan sebelum

pembelajaran dan persiapan pembelajaran esok hari.

3) Perhatian dalam belajar

Sub indikator yang terdapat dalam indikator ini antara lain semangat dalam

mengikuti pembelajaran dan antusiasme dalam pembelajaran.

4) Berprestasi dalam belajar

Sub indikator yang terdapat dalam indikator ini antara lain keinginan untuk

berprestasi dan pencapaian aspek pembelajaran.

5) Ketekunan dalam belajar

Sub indikator yang terdapat dalam indikator ini antara lain kehadiran di sekolah,

mengikuti proses pembelajaran di kelas, dan belajar di rumah.

6) Ulet dalam menghadapi kesulitan

Sub indikator yang terdapat dalam indikator ini antara lain sikap terhadap

kesulitan dan usaha mengatasi kesulitan.

7) Mandiri dalam belajar

Sub indikator yang terdapat dalam indikator ini yaitu penyelesaian

tugas/pekerjaan rumah dan menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran

3. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancangan

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.


25

Soekamto, dkk dalam Kindy (2015) . Model pembelajaran adalah suatu rencana

atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan bahan pembelajaran, dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil dalam Rusman,

2013). Suyitno (2006) berpendapat model pembelajaran adalah suatu pola atau

langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan guru agar tujuan atau

kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan

lebih efektif dan efisien.

Melihat dari penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu strategi untuk menggambarkan proses belajar

mengajar di mana pada aktivitas pembelajarannya terdapat empat komponen

sehingga dapat memudahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

a. Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Menurut Rusman (2013) model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai

contoh, model pembelajaran kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan

berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi

dalam kelompok secara demokratis.

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir

induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbagian kegiatan belajar mengajar di kelas,

misalnya model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam

pelajaran mengarang.
26

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan : (1) urutan langkah-langkah

pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial; dan

(4) sistem pendukung, keempat bagian tersebut merukana pedoman praktis bila

guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

5) Memiliki dampak sebagain akibat terapan model pembelajaran. Dampak

tersebut meliputi; (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat

diukur; (2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilihnya.

4. Model Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri pada penelitian ini merupakan model pembelajaran

pada proses pembelajaran yang memberikan bimbingan dan informasi-informasi

kepada peserta didik dan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Kuhlthau dalam Dwi, dkk (2012), inkuiri adalah pendekatan

pembelajaran dimana peserta didik mencari menggunakan macam-macam sunber

informasi dan gagasan untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap maslah,

topik, dan isu. Sementara Sudrajat dalam Nita (2014) mengatakan bahwa:

pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu

(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis analitis sehingga

dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran


27

menggunaka model inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman

yang menginginkan agar peserta didik bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi,

kemudian peserta didik melakukan kegiatan, mengumpulkandan menganalisis data,

sampai akhirnya peserta didik menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut

pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan

jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Rizal (2014) mengatakan juga bahwa proses pembelajaran inkuiri

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar

yang nyata dan aktif srhingga peserta didik terlatih dalam memecahkan masalah

sekaligus membuat keputusan

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa ciri pada pembelajaran

inkuiri yaitu menekankan kepada aktifitas peserta didik secara maksimal untuk

mencari dan menemukan informasi, aktifitas yang dilakukan oleh seluruh peserta

didik diarahkan mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang di

pertanyakan sehingga menumbulkan percaya diri terhadap diri peserta didik, dan

pembelajaran inquiri ini mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir

secar sistematis, logis dan kritis.

b. Kelebihan Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya dalam Shoimin (2014) menyatakan bahwa strategi

pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan

pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
28

jawabandari suatu masalah yang dipertanyakan. Sanjaya (2007) lebih lanjut

mengatakan bahwa pembelajaran inkuiri memiliki kelebihan sebagai berikut:

1) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran

dengan strategi ini dianggap lebih bermakna.

2) Dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya

belajar mereka

3) Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi

belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku

berkat adanya pengalaman

4) Dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampan di atas rata-

rata

c. Macam-Macam Pembelajaran Inkuiri

Beberapa macam model pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sund

dan Trowbridge diantaranya: inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri yang

dimodifikasi (modified inqury), inkuiri bebas (free inquiry), mengundang ke dalam

inkuiri (invitation into inquiry), inkuiri pendekatan peranan (inquiry role

approach), teka-teki bergambar (pictorial riddle) pembelajran sinektig (synectics

lesson) dan kejelasan nilai-nilai (value clarification).

5. Model Pembelajran Inkuiri Terbimbing (guided inquiry)

Pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang dalam

pelaksanaannya guru memberikan atau menyediakan petunjuk/bimbingan yang


29

luas terhadap peserta didik pada model pembelajaran inkuiri ini guru telah

memberikan petunjuk petunjuk mengenai materi yang akan diajarkan kepada

peserta didik seperlunya. Petunjuk tersebut dapat berupa pertanyaan agar peserta

didik mampu menemukan atau mencari informasi sendiri mengenai pertanyaan

tersebut ataupun tindakan- tindakan yang diberikan guru yang harus dilakukan

untuk memecahkan permasalahan. Pengerjaan ini dapat dilakukan secara sendiri

maupun kelompok.

Menurut Tangkas (2012) tujuan umum model pembelajaran inkuiri

terbimbing adalah membantu peserta didik mengembangkan keterampilan

intelektual dan keterampilan keterampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan

dan menemukan (mencari) jawaban yang berasal dari keingintahuan mereka.

Menurut Kuhlthau (2008) pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki 6 karakteristik

yaitu: (1) peserta didik belajar dengan aktif dan memikirkan sesuatu berdasarkan

pengalaman, (2) peserta didik belajar dengan aktif membangun apa yang telah

diketahuinya, (3) peserta didik mengembangkan daya pikir yang lebih tinggi

melalui pentunjuk atau bimbingan pada proses belajar, (4) perkembangan Peserta

didik terjadi pada serangkaian tahap, (5) peserta didik memiliki cara belajar yang

berbeda satu sama lainnya dan (6) peserta didik belajar melalui interaksi sosial

dengan lainnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pada model

pembelajaran inkuiri terbimbing ini, guru memberikan petunjuk-petunjuk kepada

peserta didik seperlunya. Petunjuk tersebut dapat berupa bertanyaan-pertanyaan

yang membimbing agar peserta didik mampu menemukan sendiri arah dan
30

tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah yang

diberikan guru. Pengerjaannya dapat dilakukan sendiri atau dapat diatur secara

kelompok.

a. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (guided inquiry)

Pelaksanaan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing

mempunyai karakteristik dalam proses pembelajaran pada peserta didik. Menurut

Orlich dalam Dessy (2010) menyatakan ada beberapa karakteristik dari inkuiri yang

perlu diperhatikan sebagai berikut:

1) Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik

hingga membuat infersi atau generalisasi

2) Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian

menyusun generalisasi yang sesuai

3) Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data,

materi dan berperan sebagai pemimpin kelas

4) Tiap-tiap peserta didik berusaha untuk membangun pola yang bermakna

berdasarkan hasil observasi di dalm kelas

5) Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboraturium pembelajaran

6) Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari peserta didik

7) Guru memotivasi semua peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil

generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh peserta didik di dalam

kelas.
31

b. Ciri Utama Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided inquiry)

Ciri utama dalam pembelajaran inkuiri, peserta didik diharapkan dapat

mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Sanjaya (2007) menjelaskan ciri

utama dari pembelajaran inkuiri sebagai berikut:

1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas peserta didik secara maksimal

mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan peserta didik

sebagai subjek belajar.

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik, peserta didik diarahkan untuk

mencari dan menemukan sendiridari suatu yang dipertanyakan, sehingga

diharapkan dapat membunuh sikap percaya diri.

Tujuan dan penggunan model pembelajata Inkuiri Terbimbing adalah

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari mental, akibatnya

dalam pembelajaran inkuiri peserta didik tidak hanya dituntut agar menguasai

pelajaran, akan tetapi peserta didik dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided inquiry)

Nuryani dalam Dessy (2010) lebih lanjut mengatakan bahwa pada inkuiri

terbimbing guru membimbing peserta didik melakukan kegiatan dengan memberi

pertanyan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Kemudian guru

mengemukakan masalah, memberi pengarahan mengenai pemecahan, dan

membimbing peserta didik dalam mencatat data. Adapun tahapan/sintaks dari

pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai berikut:


32

Tabel 2.1: Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Fase
Indikator Kegiatan guru
ke-

1. Guru membimbing Peserta didik


mengidentifikasi masalah dan dituliskan
1. Perumusan masalah
dipapan tulis
2. Guru membagi Peserta didik dalam
beberapa kelompok

1. Guru meminta Peserta didik untuk


mengajukan jawaban semntara tentang
2 Membuat Hipotesis
masalah itu.
2. Guru membimbing Peserta didik dalam
menentukan hipotesis.

1. Guru memberikan kesempatan pada


Merancang Peserta didik untuk menentukan langkah-
3 langkah yang sesuai dengan hipotesis
percobaan yang akan dilakukan.
2. Guru membimbing Peserta didik dalam
menentukan langkah langkah percobaan.

Melakukan percoban
1. Guru membimbing Peserta didik
4 untuk memperoleh
mendapatkan data melalui percobaan dan
pegamatan langsung.
data
33

Mengumpulkan data
1. Guru memberikan kesempatan kepada
tiap kelompok untuk menuliskan
5 dan menganalisis
percobaan ke dalam seuah media
pembelajaran dan menyampaikan hasil
data
pengelolaan data yang terkumpul.

Membuat
3. Guru membimbing Peserta didik dalam
6
membuat kesimpulan berdasarkan data
kesimpulan
yang telah diperoleh.

6. Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital

SMK Negeri 7 Makassar adalah sekolah kejuruan yang memiliki program

keahlian Rekayasa Perangkat Lunak(RPL). Program keahlian RPL mempelajari

tentang keterampilan mengenai sistem komputer, pemrograman dasar,

pemrograman berorientasi objek, dasar desain grafis, dan Simulasi dan komunikasi

digital. Salah satu mata pelajaran pada program kompetensi keahlian RPL adalah

mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital. Mata pelajaran ini merupakan

mata pelajaran dasar program keahlian dimana terdapat KI pengetahuan dan KI

keterampilan di dalamnya. KI pengetahuan bertujuan agar peserta didik dapat

memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan

faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan

lingkup kerja RPL pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks. KI

keterampilan bertujuan agar peserta didik dapat melaksanakan tugas spesifik yang
34

sesuai dengan bidang dan lingkup kerja RPL di bawah pengawasan langsung dalam

menggunakan informasi, dan prosedur kerja.

Dalam kompetensi inti terdapat kompetensi dasar yang harus dikuasai

peserta didik. Mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital pada semester I

mempunyai empat belas kompetensi dasar. Daftar kompetensi inti dan kompetensi

dasar pada semester genap dijabarkan dalam tabel 2.3 berikut ini:

Tabel 2.3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran


Pemrograman Web

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3 Memahami, menerapkan,
3.1.Menerapkan logika dan algoritma
menganalisis, dan mengevaluasi komputer
tentang pengetahuan faktual, 3.2.Menerapkan metode peta-minda
3.3.Mengevaluasi paragraf deskriptif,
konseptual, operasional dasar,
argumentatif, naratif dan persuasif
dan metakognitif sesuai dengan 3.4.Menerapkan logika dan operasi

bidang dan lingkup kerja Teknik perhitungan data


3.5. Menganalisis fitur yang tepat
Komputer dan Informatika pada
untuk pembuatan slide
tingkat teknis, spesifik, detil, dan 3.6.Menerapkan teknik presentasi

kompleks, berkenaan dengan yang efektif


3.7.Menganalisis pembuatan e-book
ilmu pengetahuan, teknologi,
3.8.Memahami konsep Kewargaan
seni, budaya, dan humaniora Digital
dalam konteks pengembangan 3.9.Menerapkan teknik penelusuran
Search Engine
potensi diri sebagai bagian dari
3.10. Menganalisis komunikasi
keluarga, sekolah, dunia kerja, sinkron dan asinkron dalam jaringan
35

warga masyarakat nasional,

regional, dan internasional.

4 Melaksanakan tugas spesifik, 4.1 Menggunakan fungsi-fungsi


dengan menggunakan alat, perintah (Command)
informasi, dan prosedur kerja 4.2 Membuat peta-minda
yang lazim dilakukan serta 4.3 Menyusun kembali format
menyelesaikan masalah dokumen pengolah kata
sederhana sesuai dengan bidang 4.4 Mengoperasikan perangkat lunak
dan lingkup kerja dasar-dasar pengolah angka
Teknik komputer dan informatika 4.5 Membuat slide untuk presentasi
menampilkan kinerja mandiri 4.6 Melakukan presentasi yang
dengan mutu dan kualitas yang efektif
terukir sesuai dengan standar 4.7 Membuat e-book dengan
kompetensi kerja. Menunjukkan perangkat lunak e-book editor
keterampilan menalar, mengolah, 4.8 Merumuskan etika Kewargaan
dan menyaji secara efektif, Digital
kreatif, produktif, kritis, mandiri, 4.9 Melakukan penelusuran informasi
kolaboratif, komunikatif, dan 4.10 Melakukan komunikasi
solutif dalam ranah abstrak sinkron dan asinkron dalam
terkait dengan pengembangan jaringan
dari yang dipelajarinya dis
36

sekolah, serta melaksanakan


tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru
membiasakan gerak mahir,
menjadikan gerak alami, sampai
dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah serta
kesiapan, meniru, membiasakan
gerak mahir, menjadikan gerak
alami, sampai dengan tindakan
orisinal dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung.
Sumber : portal http://psmk.kemdikbud.go.id/kdp

B. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang berkonteks kelas

yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang

dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil belajar pembelajaran dan mencoba

hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran

(Ani Wdayanti, 2008).


37

Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action

research, yaitu satu Action research mendorong para guru agar memikirkan apa

yang mereka lakukan sehari-hari dalam menjalankan tugasnya, membuat para guru

kritis terhadap apa yang mereka lakukan tanpa bergantung pada teori yang yang

bersifat universal yang ditemukan oleh para pakar penelitian yang seringkali tidak

cocok dengan situasi dan kondisi kelas. Keterlibatan peneliti action research dalam

penelitiannya sendiri itulah yang membuat dirinya menjadi pakar peneliti untuk

kelasnya dan keperluan sehari-harinya dan tidak membuat ia tergantung pada para

pakar peneliti yang tidak tahu mengenai masalah-masalah kelasnya sehari-hari

(Hamzah B.Uno. 2008).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, Penelitian Tindakan Kelas

adalah mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam

mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab

mengenai pelaksanaan tugasnya secara professional.

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Kunandar (2008) penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian

formal (konvensional) pada umumnya. PTK memiliki beberapa karakteristik

sebagai berikut:

a. On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah rill atau nyata

yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau

tanggung jawab peneliti). Dengan demikian, PTK didasarkan pada masalah

yang benar-benar dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di kelas.


38

b. Problem-solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah). PTK yang

dilakukan guru sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh

guru dalam proses belajar mengajar di kelasnya melalui suatu tindakan

(treatment) tertentu sebagai upaya menyempurnakan proses pembelajaran

dikelasnya.

c. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu). PTK dilaksanakan

dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar

yang dilakukan guru di kelasnya. Engan peningkatan mutu proses

belajarmengajar, pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara

makro.

d. Ciclc (siklus). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan

yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical). Siklus PTK terdiri dari

4 tahapan (1) yakni perencanaan tindakan, (2) melakukan tindakan, (3)

pengamatan atau observasi dan (4) analisis atau refleksi.

e. Action oriented. Dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment)

tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

f. Pengkajian terhadap dampak tindakan.

g. Spesifics contextual. Permasalahan dalam PTK adalah permasalahan yang

sifatnya spesifik kontekstual dan situasional sesuai dengan karakteristik siswa

dalam kelas tersebut.

h. Partisipatory (collaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra

dengan pihak lain, seperti teman sejawat.

i. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.


39

j. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus

3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan penelitian tindakan kelas terkait erat dengan keinginan seseorang

untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran di kelas. Penelitian

ini seharusnya dilakukan oleh para guru, karena para guru adalah orang yang secara

langsung berhadapan dengan permasalahan-permasalahan yang ada di kelasnya.

Penelitian tindakan kelas merupakan cara strategis bagi guru untuk memperbaiki

proses pembelajaran di kelas. Hal ini didukung oleh pernyataan Mc.Niff (dalam

Suyanto (1997) yang menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya

penelitian tindakan kelas adalah perbaikan. Perbaikan di sini terkait dan memiliki

konteks dengan proses pembelajaran. Tujuan penelitian tindakan kelas dapat

dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan

berbagai persoalan pembelajaran di kelas.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan, tujuan penelitian

tindakan kelas adalah terletak pada tindakana-tindakan alternatif yang

direncanakan oleh guru, kemudian dicobakan, dievaluasi apakah tindakan-tindakan

alternatif yang dilakukan dapat digunakan untuk memecahkan persoalan

pembelajaran yang sedang dihadapi guru.

C. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang relevan dari penelitian di atas adalah penelitian dari Salahudin

As’ad dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap


40

Minat Dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X Teknik Audio Video SMK N 3

Mataram Mata Pelajaran Teknik Elektronika Dasar”. Tujuan penelitian ini

adalah (1) mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil

belajar belajar peserta didik kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 3

Mataram mata pelajaran Teknik Elektronika Dasar; dan (2) mengetahui

pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap minat belajar peserta didik

kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Mataram mata pelajaran Teknik

Elektronika Dasar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental (eksperimen

semu) dengan desain posttes only control group. Dengan kata lain penelitian ini

hanya dilakukan postes tanpa pretes karena subyek pada penelitian ini homogen.

Prosedur dalam penelitian ini meliputi: Pesiapan, validasi, pemberian perlakuan,

pelaksanaan postes, dan analisis data serta interpretasi hasil. Penelitian ini terdiri

dari dua kelas sebagai subyek yaitu kelas X TAV-B sebagai kelas kontrol dan

kelas X TAV-A sebagai kelas eksperimen. Postes yang digunakan untuk

mengukur hasil belajar kognitif dan minat belajar peserta didik berupa tes pilihan

ganda dan angket. Analisis data diawali dengan menganalisis normalitas data,

lalu dilanjutkan dengan pengujian homogenitas data dan pengujian hipotesis

dengan menggunakan uji-t.

Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa persamaan

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama melakukan

pengamatan terhadap penerapan inkuiri terbimbing. Perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penulis tidak hanya melakukan
41

pengamatan terhadap penerapan inkuiri terbimbing, namun juga pengaruh

setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap minat

dan hasil belajar siswa

2. Penelitian yang relevan dari penelitian di atas adalah penelitian dari Humaedah

dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Inquiry Terhadap Motivasi

Belajar Peserta didik Di Sma Negeri 5 Kabupaten Wajo”. Penelitian ini

bertujuan mengidentifikasi pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap menjawab rumusan masalah, yaitu: 1) bagaimana realitas penerapan

strategi pembelajaran inquiry di SMA Negeri 5 Kabupaten Wajo, 2) bagaimana

gambaran pengukuran motivasi belajar peserta didik di SMA Negeri 5

Kabupaten Wajo, 3) Apakah terdapat pengaruh strategi pembelajaran inquiry

terhadap motivasi belajar peserta didik di SMA Negeri 5 Kabupaten Wajo. Jenis

penelitian ini adalah Pre-Experimental, One-Group Pretest-Posttest design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA

sebanyak 74 orang yang dibagi kedalam tiga kelas. Sedangkan sampel yaitu

kelas XI IPA 1. Teknik pengambilan sampel dengan Purposive sampling.

Instrumen penelitian ini menggunakan angket berskala Likert dan butiran tes.

Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan analisis statistik deksriptif

dan analisis statistik inferensial dengan bantuan aplikasi SPSS 16.

Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa persamaan

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama melakukan

pengamatan terhadap penerapan inkuiri terbimbing. Perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penulis tidak hanya melakukan
42

pengamatan terhadap penerapan inkuiri terbimbing, namun juga pengaruh

setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap motivasi

dan hasil belajar siswa.

D. Kerangka Pikir

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan

keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yakni menggunakan kegiatan siswa

secara efektif di dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya diarahkan untuk

menguasai dan memahami materi tetapi juga menyelesaikan masalah yang sesuai

dengan konsep pembelajaran yang sedang dipelajari. Siswa di dalam proses

pembelajaran berperan sebagai subjek dan objek sedangkan guru hanya berperan

sebagai motivator dan fasilitator. Pembelajaran harus mampu melibatkan

kecerdasan yang dimiliki siswa secara menyeluruh sehingga nantinya akan

mempermudah siswa dalam memahami materi yang akan memberikan dampak

pada hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksud meliputi aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

Permasalahan umum dalam Mata pembelajaran Simulasi dan Komunikasi

Digital adalah kurangnya keterlibatan atau peran serta siswa dalam kegiatan belajar.

Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukkan adanya motivasi

belajar siswa secara menyeluruh. Fakta pembelajaran di lapangan terlihat bahwa

pembelajaran masih berjalan satu arah, siswa belum dapat membangun konsep

belajar dengan sendiri melalui penemuan, dan belum dapat menghubungkan antara

materi satu dengan yang lain. Keadaan seperti ini kurang melatih potensi siswa

sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar.


43

Permasalahan pembelajaran tersebut harus segera diperbaiki oleh guru

dengan memilih model yang dapat membuat siswa lebih aktif, kreatif dan

mengembangkan kemampuan berpikir siswa untuk mengolah informasi, senang

serta lebih mudah memahami materi yang disampaikan sehingga hasil belajar dapat

meningkat. Salah satu alternatif model yang sesuai untuk permasalahan adalah

model pembelajaran guided inquiry.

Pendekatan inkuiri terbimbing (guided inquiry) yaitu pendekatan inquiry

dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan

awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Melalui pendekatan inquiry siswa

belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat

memahami konsep-konsep pelajaran.

Adapun kerangka pikir yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.1

Skema Kerangka Pikir di bawah ini:

PERMASALAHAN DALAM
PEMBELAJARAN YANG IDEAL PEMBELAJARAN
- Pembelajaran berpusat pada siswa - metode pembelajaran sebagian besar
(student center)
menggunakan metode ceramah
- Siswa membangun konsep belajarnya
- Siswa belum dapat membangun konsep
sendiri melalui penemuan.
belajarnya sendiri melalui penemuan.
- Siswa dapat menghubungkan materi dalam
- Siswa belum dapat menghubungkan materi
satu kompetensi
dalam satu kompetensi

AKIBAT

 Kemampuan siswa mengolah informasi


rendah
 Kurangnya keterlibatan siswa dalam
pembelajaran
 Penguasaan materi rendah (nilai ulangan
harian < KKM)
-
44

Solusi
Model pembelajaran
guided inquiry

TARGET
Motivasi & Hasil
belajar siswa
meningkat

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir dan kajian teori yang diuraikan pada bab

sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan

motivasi dan hasil belajar siswa XI Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat

Lunak di SMK Negeri 7 Makassar setelah penerapan model pembelajaran guided

inquiry.
BAB III

MODEL PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif melalui

tindakan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan praktik – praktik

pembelajaran di kelas secara profesional. Tindakan yang dimaksud pada penelitian

ini adalah penerapan model pembelajaran guided inquiry.

B. Waktu dan tempat penelitian

a. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2020. Satu bulan

untuk pengumpulan data dan sau bulan untuk pengolahan data yang meliputi

penyajian dalam bentuk hasil penelitian dan proses bimbingan.

b. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 7 Makassar yang beralamat di Jl.

Ince Nurdin, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

c. Subjek penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Kompetensi Keahlian

Rekayasa Perangkat Lunak dengan karakteristik yang beragam (heterogen).

Subjek penelitian berjumlah 35 orang siswa dengan karakteristik sebagaimana

ditunjukkan pada tabel berikut.


46

Tabel 3.1
Subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah
1. Laki – laki 21
2. Perempuan 11
Jumlah 32

Tabel 3.2
karakteristik siswa berdasarkan tingkat kemampuan
No Tingkat kemampuan Jumlah
1. Rendah
2. Sedang
3. Tinggi
Jumlah

C. Prosedur tindakan

Prosedur tindakan pada penelitian ini menggunakan prosedur penelitian

tindakan MC Taggart. Prosedur jalannya penelitian tindakan kelas menurut

Kemmis dan Taggart (dalam Supardi, 2009) disajikan pada Gambar 3.3
47

Pelaksanaan & Observasi Refleksi Perencanaan


A. Mengemukakan hasil yang diperoleh
Penerapan model Guided Inquiry pada siklus I Penyusunan instrumen
B. Menganalisis pencapaian target pada siklus penelitian, dan instrumen
Evaluasi & Analisis I, Jika target belum tercapai, maka pembelajaran berupa: tes,
penelitian dilanjutkan pada siklus II lembar observasi , angket,
Evaluasi dan analisis data yang silabus, satuan pembelajaran,
Pelaksanaan & Observasi
diperoleh melalui tes, observasi, rencana pengajaran untuk
angket,
Penerapan dan Guided
model wawancara.
Inquiry siklus

Evaluasi & Analisis


Refleksi
Evaluasi dan analisis data yang
diperoleh melalui tes, observasi,
1. Mengemukakan angket,
hasil yang
dan wawancara.
diperoleh pada siklus II
2. Menganalisis pencapaian
target pada siklus I, Jika target Tindak Lanjut
belum tercapai, maka
penelitian dilanjutkan pada Perbaikan pembelajaran
Reflect oleh guru Biologi setelah penelitian
siklus III
sehingga motivasi dan hasil belajar meningkat
Perbaikan Perencanaan

Berdasarkan Refleksi Siklus I

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanan Penelitian

Prosedur tindakan selanjutnya diuraikan sebagai berikut,

1. Orientasi dan Identifikasi Masalah

Orientasi dan identifikasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini

dilakukan melalui observasi proses belajar mengajar pada pembelajaran Mata

Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital kelas XI Kompetensi Keahlian RPL.

Identifikasi masalah juga dilakukan melalui wawancara kepada guru Mata

Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital. Orientasi dan identifikasi masalah

dilakukan untuk menemukan berbagai permasalahan yang terjadi pada

pembelajaaran, sehingga dapat dirumuskan alternatif solusi untuk mengatasi

berbagai permasalahan yang terjadi.


48

2. Perencanaan Tindakan Penelitian

Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK.

Perencanaan dalam penelitian ini adalah persiapan yang dilakukan peneliti dan guru

sebelum pelaksanaan PTK. Perencanaan tindakan meliputi:

a. Melakukan analisis kurikulum

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Menyusun bahan ajar

d. Menyusun instrumen penelitian

Instrumen penelitian terdiri atas:

1) Instrumen observasi dalam pembelajaran

2) Instrumen observasi guru dalam pembelajaran

3) Instrumen pengukuran motivasi belajar

4) Instrumen penilaian pretest dan posttest

3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Pada tahap ini diimplementasikan rencana yang telah disusun pada tahap

sebelumnya. Pada tahap ini model pembelajaran yang telah direncanakan di

terapkan yaitu penerapan model pembelajaran guided inqu ry berdasarkan langkah

pembelajaran yang direncanakan pada RPP.

4. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi pada saat proses belajar mengajar sedang

berlangsung. Observasi dilakukan oleh observer. yaitu guru mitra, dimana siswa

dan guru (peneliti) sebagai obyek, dengan menggunakan lembar pengamatan yang

telah dipersiapkan oleh peneliti


49

5. Refleksi

Kegiatan menganalisa, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan

hasil pengamatan. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan observer untuk merinci dan

menganalisa kendala-kendala yang dihadapi siswa dan gurunya menetukan

perkembangan, kemajuan, dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan

perencanaan dan tindakan pada siklus berikutnya sehingga mencapai hasil yang

lebih baik dari siklus sebelumnya.

D. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Guided inquiry (Inkuiri Terbimbing) (X1) merupakan

Pembelajaran dengan model inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa

diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa XI RPL SMK

Negeri 7 Makassar terhadap pelajaran pemrograman web. Pembelajaran

dengan model inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya

menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam

proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan

kreativitas dalam memecahkan masalah.

2. Motivasi belajar (X2) merupakan seluruh daya penggerak psikis yang ada

dalam diri individu siswa XI RPL SMK Negri 7 makassar yang dapat

memberikan dorongan untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar

tersebut. Indikator motivasi belajar pada mata pelajaran pemrograman web

meliputi: adanya hasrat keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar, adanya harapan, Ketekunan dalam belajar, adanya penghargaan


50

dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan

belajar yang kondusif, tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan,

lebih sering bekerja mandiri, memungkinkan minat terhadap macam-macam

masalah, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan

pendapatnya, tidak melepaskan sesuatu yang diyakini, sering mencari dan

memecahkan atas soal-soal. Cara yang digunakan untuk mengungkap motivasi

belajar adalah dengan menggunakan angket dan observasi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada bab III pada halaman 53.

3. Hasil belajar (Y) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa XI

RPL SMK Negeri 7 Makassar setelah menerima pengalaman belajarnya.

Tingkat hasil belajar siswa XI RPL SMK Negeri 7 Makassar diukur dengan

menggunakan instrument test, untuk membandingkan antara hasil pre test dan

post test. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I bagian instrumen

penelitian halaman 95.

E. Teknik dan Instrumen pengumpulan data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a) Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil akhir belajar siswa yaitu berupa pretest

dan post test

b) Observasi
51

Observasi digunakan sebagai teknik yang ditujukan untuk mempelajari

perilaku siswa, proses kerja, dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I bagian instrumen penelitian

halaman 93.

c) Dokumentasi.

Dokumentasi digunakan sebagai data penunjang dalam penelitian ini,

meliputi data jumlah siswa, gambar kegiatan dan lain sebagainya.

d) Angket (Kuesioner)

Angket digunakan untuk memperoleh nformasi responden mengenai motivasi

belajarnya. Pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner dalam bentuk

pernyataan dan dilengkapi denga jawaban skala likert melalui google form.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan, agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis, kemudian jenis instrumen penelitian sendiri yaitu angket ceklis atau

daftar centang, pretest dan posttes, pedoman wawancara, dan dokumentasi.

a. Kisi-Kisi Instrumen.

Kisi-kisi instrumen pretest dan posttes yang digunakan oleh peneliti

dijabarkan dalam bentuk pilihan ganda. Adapun kisi-kisi pretest dan posttes yang

disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut :


52

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Soal Pretest Dan Posttest
Jenis Kompetensi Indikator Bentuk Nomor
Soal Dasar Soal Soal Soal
Menganalisis
paragraf Pilihan 1,2,3,4
deskriptif, Ganda dan 5
Pretest Mengevaluasi paragraf argumentatif,
deskriptif, argumentatif, naratif, dan
naratif, dan persuasif. persuasif.

Menilai Pilihan 6, 7, 8,
paragraf Ganda 9, dan 10
deskriptif,
argumentatif,
naratif, dan
persuasif

Menjelaskan Pilihan
Menerapkan logika, logika, dan Ganda 1,2,3,4,
dan operasi perhitungan operasi dan 5
Posttest data perhitungan data
1

Menerapakan Pilihan 6,7,8,9


perangkat lunak Ganda dan 10
pengolah angka
Jumlah 20
Nomor
Model pengukuran yang digunakan dalam penilaian tes sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛


Nilai = x 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Ketercapaian: 86% - 100% = Baik Sekali

70% - 85% = Baik

55% - 69% = Cukup

Di awah 55% = Kurang


53

Kisi-kisi instrumen yang digunakan oleh peneliti dijabarkan kedalam item

pernyataan. Adapun kisi-kisi kuesioner (angket) yang disajikan dalam Tabel 3.4

sebagai berikut :

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen motivasi belajar

Sub Variabel Indikator Item + Item - Jumlah

a. Ketekunan dalam 1) Kehadiran di 1,3,5 2,4 5


belajar sekolah
2) Mengikuti PBM di 6,8 7,9 4
kelas
10,12, 11,13, 6
3) Belajar di rumah
14 15

1) Sikap terhadap 6
b.Ulet dalam menghadapi
kesulitan
kesulitan
2) Usaha mengatasi 16,18, 17,19, 2
kesulitan
20 21

1) Kebiasaan dalam 22 23
c. Minat dan ketajaman
perhatian dalam belajar mengikuti
4
pelajaran
2) Semangat dalam
mengikuti PBM
24,26 25,27 4

1) Keinginan untuk
d.Berprestasi dalam berprestasi
belajar 2) Kualifikasi hasil 28,30 29,31

3
1) Penyelesaian
tugas/PR
2) Menggunakan 32,33 34 4
e. Mandiri dalam belajar kesempatan di luar
jam pelajaran
54

35,37 36,38 4

39,41 40,42

43,45 44,46

Jumlah 46

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi


Komponen
yang Indikator yang Jumlah Nomor
No. diamati Dialami Butir Item
Kehadiran siswa 1 1
Kegiatan
1 Kesiapan Siswa sebelum
Pendahuluan
pembelajaran 2 2 dan 3
Proses kegiatan siswa dalam
pembelajaran dengan model 4, 5, 6, 7, 8,
2 Kegiatan Inti guided inquiry 7 9, dan 10
Siswa membuat kesimpulan
Kegiatan dan memperhatikan penjelasan
3 Penutup guru 2 11 dan 12

3. Validisi Instrumen

Validasi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, validasi isi dan

validasi yang dilakukan oleh para ahli. Validitas isi menunjukkan bahwa instrumen

yang disusun sesuai dengan kurikulum, materi dan tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Analisis untuk validitas instrumen dilakukan dengan skala likert. Skala

likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok. Adapun kriteria pemberian skor untuk alternatif
55

jawaban untuk setiap item sebagai berikut: (1) skor 5 untuk jawaban sangat baik,

(2) skor 4 untuk jawaban baik, (3) skor 3 untuk jawaban cukup, (4) skor 2 untuk

jawaban kurang, (5) skor 1 untuk jawaban sangat kurang. Pengkategorian hasil

analisis ahli materi dilakukan berdasarkan kriteria pengkategorian kualitas materi

yang diadaptasi dari Azwar 2010, sebagai berikut:

Tabel 3.6
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Ahli instrumen
Skor Kategori
4,2 ≤M ≤ 5,0 Sangat Valid
3,4 ≤M <4,2 Valid
2,6 ≤M <3,4 Cukup Valid
1,8 ≤M <2,6 Kurang Valid
1,0 ≤M <1,8 Tidak Valid
Keterangan M = Rerata Skor

Uji validasi instrumen angket/kuisioner ini terdapat tiga aspek, yaitu aspek

petunjuk, aspek isi (materi) dan aspek bahasa. Setiap aspek kemudian dijabarkan

menjadi indikator yang selanjutnya dibagi menjadi beberapa butir pertanyaan pada

instrumen penelitian. Data dari hasil validasi ahli instrumen berupa skor yang

selanjutnya dikalkulasikan dan menghasilkan bahwa kuisioner yang akan

digunakan telah layak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran II bagian

Hasil Validasi halaman 134.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis ini meliputi analisis deskriptif dan analisis inferensial unutk

mencari ada tidaknya pengaruh model pembelajaran guided inquiry terhadap

motivasi dan hasil belajar siswa yang kemudian dapat diinformasikan lebih lanjut
56

sebagai hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan

kevalidannya dalam menganalisis data yang diperoleh.

1. Deskriptif

Analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Analisis statistik deskriptif meliputi mean, median, modus, standar

deviasi, dan distribusi frekuensi. Analisis statistik deskriptif ini akan diolah

menggunakan SPSS Versi 25 for Windows.

b. Mean, Median, Modus


1. Mean (Me)
Rumus untuk mencari rata-rata adalah sebagai berikut:

∑ 𝑋𝑖
𝑀𝑒 = (Sugiyono, 2010)
𝑁

Keterangan:
Me : Nilai Rata-rata
∑𝑋i : Jumlah Nilai
N : Jumlah Data

2) Median (Md)
Rumus untuk mencari nilai tengah adalah sebagai berikut:
1
𝑛−𝐹
𝑀𝑑 = 𝑏 + 𝑝 = (2 ) (Sugiyono, 2010)
𝑓

Keterangan:
Md : Median (nilai tengah)
b : Batas bawah, dimana median akan terletak
p : Panjang kelas interval
n : Banyaknya data
F : Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f : Frekuensi kelas median
57

3) Modus merupakan teknis penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai


yang sering muncul dalam kelompok tersebut. Untuk menghitung modus
digunakan rumus sebagai berikut.
𝑏1
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 ( 𝑏1+𝑏2) (Sugiyono, 2010)

Keterangan:

Mo : Modus
b : Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p : Panjang kelas interval
b1 : Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang
terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 :Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
berikutnya.

c. Standar Deviasi
Standar deviasi atau simpangan baku dari data yang telah disusun dalam tabel

distribusi frekuensi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

∑(𝑋𝑖−𝑋) 2
𝑆= √ (Sugiyono, 2010)
𝑛−1

Keterangan :

S : Standar Deviasi.
Xi : Jumlah Nilai.
n : Jumlah Sampel.
n-1 : Derajat kebebasan.

d. Distribusi Frekuensi
Rumus menghitung interval kelas sebagai berikut:

Tabel 3.6
Rumus Menghitung Interval Kelas
Kategori Rumus
Sangat Baik M + 1.5 SD < X
Baik M + 0.5 SD < X ≤ M + 1.5 SD
Sedang M – 0.5 SD < X ≤ M + 0.5 SD
Kurang Baik M – 1.5 SD < X ≤ M– 0.5 SD
Sangat Tidak Baik X ≤ M – 1.5 SD
(Azwar, 2012)
58

Keterangan:

M = Mean ideal
SD = Standar deviasi ideal
X = Skor yang didapatkan oleh subjek

Setelah penyusunan interval maka tiap indikator dianalisis untuk

mendapatkan presentasenya dengan rumus :

𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Setelah data terkumpul melalui data instrumen, maka peneliti mengolah data

tersebut dengan menggunakan statistik deskriptif, diantaranya sebagai berikut:

1. Ukuran Gejala Pusat, digunakan untuk melihat nilai dari mean, median dan

modus.

2. Ukuran variabilitas, digunakan untuk mengetahui jarak dan standar deviasi.

3. Ukuran grafik, digunakan untuk melihat distribusi histogram dan distribusi

frekuensi.

G. Indikator Keberhasilan

Sesuai BSNP (2006) menyatakan sebuah kelas dinyatakan berhasil

apabila > 75% siswanya mencapai ketuntasan minimal, sehingga dikatakan

berhasil dan meningkat jika tiap akhir siklus menunjukkan > 75%. Jadi kriteria

ideal ketuntasan untuk mengetahui meningkatkanya hasil pembelajaran

Simulasi dan Komunikasi Digital menunjukkan > 75%.

Indikator pencapaian keberhasilan yang diinginkan peneliti adalah

(75%). Apabila target yang ingin dicapai tersebut belum tercapai, maka siklus
59

akan berulang sampai target yang telah ditentukan dapat tercapai. Akan tetapi

apabila pada siklus pertama target yang telah ditentukan telah tercapai maka

siklus akan dihentikan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada hari Kamis, 1 Oktober 2020, peneliti mengunjungi Kepala UPT SMK

Negeri 7 Makassar. Peneliti bertemu dengan Kepala UPT SMK Negeri 7 Makassar

dan meminta izin untuk mengadakan penelitian di SMK tersebut. Kepala UPT SMK

Negeri 7 Makassar memberikan izin dan mempersilahkan peneliti untuk menemui

guru bidang studi Simulasi dan Komunikasi Digital yaitu Ibu Adrianty, S.Kom.

dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan karena mewabahnya virus

covid-19. Dari hasil pertemuan dengan guru bidang studi yang bersangkutan,

disepakati waktu untuk mengadakan penelitian yaitu dari tanggal 5 Oktober 2020 –

12 Oktober 2020. Materi yang dipilih adalah Perangkat pengolah kata dan Angka.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. tahap awal dari

penelitian ini adalah peneliti melakukan refleksi awal dengan mengamati nilai hasil

pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang akan

disampaikan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama pada hari Senin Tanggal

5 Oktober 2020 dengan nilai rata-rata 45,6 pada pembelajaran Simulasi dan

Komunikasi Digital di kelas X RPL SMKN 7 Makassar, nilai tersebut tergolong

masih rendah. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, guru

kesulitan dalam menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang tepat agar

siswa menjadi aktif dan hasil belajar siswa dapat lebih optimal.
60

Masalah lainnya adalah kurangnya guru dalam menggunakan media

pembelajaran, rendahnya pemahaman dan penguasaan tentang materi yang

diajarkan karena kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran

tergolong masih sangat rendah. Kemudian berdasarkan hasil observasi ini juga,

guru dan peneliti telah sepakat untuk menggunakan model pembelajaran Guided

Inquiry pada mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital.

Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Beberapa persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan siklus I antara

lain:

1) Membuat skenario pelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan model pembelajaran guided inquiry. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran IV Dokumentasi halaman 172.

2) Mempersiapkan materi dan media yang akan disampaikan dalam pembelajaran

Simulasi dan Komunikasi Digital.

3) Mempersiapkan soal evaluasi (Pretest dan Postest).

4) Menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama

proses pembelajaran berlangsung.

b. Tindakan (actionn)

Siklus I dilakukan sejak bulan Oktober 2020 dengan menggunakan skenario

yang telah dibuat. Pada Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Dalam

penelitian ini selama pembelajaran berlangsung, guru melakukan kegiatan


61

pembelajaran sesuai RPP yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan

kegiatan penutup.

1) Pertemuan I (Senin, 5 Oktober 2020)

Berdasarkan rencana yang telah dibuat, pada pertemuan pertama yang

dilakukan secara daring melalui aplikasi Google Meet. Guru memulai kegiatan awal

pembelajaran dengan memberikan salam, mempresensi siswa, berusaha menarik

perhatian siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang akan

dipelajari. Kemudian peneliti menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai. Selanjutnya peneliti mengadakan Pretest untuk mengetahui kemampuan

awal siswa tentang materi Perangkat pengolah kata dan angka. Pretest dilaksanakan

selama 1 jam melalui Google Form dengan jumlah soal sebanyak 10 soal berbentuk

pilihan ganda pada link https://forms.gle/vxW1eEiegdDWWvmd7.

Memasuki kegiatan inti, proses pembelajaran dimulai dengan menayangkan

media pembelajaran berupa slide presentasi. Dalam slide pembelajaran peneliti

menjelaskan materi yang akan diajarkan hari ini, setelah menjelaskan peneliti

membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi tentang materi yang

telah diajarkan, setiap kelompok berdiskusi dengan room video masing – masing.

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengobservasi jalannya

pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi untuk siswa.

Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan sementara tentang

materi yang baru saja dipelajari yakni perangkat pengolah kata dan angka di akhir

pembelajaran. Kemudian menginformasikan bahwa pada pertemuan kedua selain

akan melanjutkan diskusi terhadap materi baru juga akan diadakan Postest I
62

sehingga siswa diharapkan untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Peneliti

mengingatkan bahwa dari Postest yang dikerjakan secara individu ini, siswa akan

memperoleh skor perkembangan yang besarnya ditentukan oleh seberapa besar skor

siswa pada test tersebut melampaui skor sebelumnya yaitu skor Pretest.

2). Pertemuan II (Rabu, 7 Oktober 2020)

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 Oktober 2020 secara

daring atau kelas online. Kegiatan awal dimulai dengan memberi salam, memacu

motivasi siswa dan mengingatkan tentang materi pada pertemuan yang lalu.

Selanjutnya peneliti melakukan observasi untuk melihat proses pembelajaran

berjalan sesuai dengan sintax model pembelajaran guided inquiry. Untuk

mengetahui sintax guided inquiry dapat dilihat pada bab II halaman 32.

Memasuki kegiatan inti guru pengampu menyampaikan tujuan mempelajari

fitur-fitur perangkat pengolah kata dan angka pada pertemuan II. Guru

menyampaikan materi pembelajaran dengan menayangkan slide fitur – fitur

perangkat pengolah kata dan angka. Guru memeriksa pemahaman siswa dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai perangkat pengolah kata dan angka.

Pada kegiatan inti siswa mendengarkan dan menyimak motivasi yang diberikan

guru, siswa mengamati dan menyimak tujuan mempelajari fitur-fitur perangkat

pengolah kata dan angka,. Kemudian siswa mendengarkan pertanyaan dari guru dan

menanggapinya selanjutnya siswa menyusun pertanyaan-pertanyaan bila ada

materi yang belum dimengerti kemudian menanyakannya kepada peneliti. Seperti

yang sudah dijanjikan oleh peneliti, bahwa pada sebelum mengakhiri pertemuan II

ini akan diadakan Postest melalui google form pada link


63

https://forms.gle/mEd5Mm3gcW3qrWT57. Postest ini berisi 10 soal bentuk

pilihan ganda. Sesuai rencana, tes dilaksanakan selama 20 menit.

Dalam kegiatan tahap akhir pembelajaran, peneliti membimbing siswa

untuk menarik kesimpulan tentang materi yang diajarkan dan selama proses

pembelajaran berlangsung kemudian peneliti memberitahukan kepada siswa materi

pertemuan selanjutnya yaitu operator aritmatika.

c. Observasi

Pada setiap pertemuan, pengamatan dilakukan sejak awal sampai akhir

pembelajaran menggunakan lembar observasi. Hasil observasi selama pelaksanaan

tahap I adalah sebagai berikut :

1) Perangkat pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran telah

disiapkan peneliti.

2) Peneliti telah menggali pengetahuan siswa tentang Perangkat lunak pengolah

kata dan Angka

3) Siswa mengemukakan pengetahuannya tentang hal yang berkaitan dengan

materi Perangkat lunak pengolah kata dan Angka.

4) Peneliti membimbing diskusi yang terjadi di tiap-tiap kelompok.

5) Secara keseluruhan, keaktifan siswa masih belum tampak. Hal ini terbukti dari

tujuh kelompok hanya dua kelompok saja yang sering bertanya maupun

mengemukakan pendapatnya. Untuk yang lain masih terlihat pasif, cenderung

berdiam diri saat diskusi kelompok berlangsung.

6) Dalam menyampaikan idenya siswa masih ragu–ragu dan jika menyampaikan

pendapatnya dengan suara sangat pelan.


64

7) Proses pembelajaran masih belum berjalan dengan baik, dimana peneliti

mengalami kesulitan dalam mengkondisikan siswa yang masih tampak gaduh

sehingga memakan banyak waktu.

d. Refleksi

Pada siklus pertama menunjukkan bahwa siswa telah mampu memahami

materi perangkat pengolah kata dan fitur – fitur perangkat pengolah kata dan angka,

namun masih terdapat siswa yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Selama

tindakan pada siklus pertama berlangsung peneliti melakukan pengamatan serta

menganalisa hasil pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital tentang materi

perangkat pengolah kata dan angka.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada akhir pembelajaran dapat ditarik

kesimpulan sebagai refleksi yakni guru dalam pembelajaran Simulasi dan

Komunikasi Digital dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry

dalam pembelajaran materi fitur perangkat lunak pengolah kata dan angka. Akan

tetapi pada siklus I masih terdapat kendala karena proses belajar mengajar yang

dilakukan secara daring (kelas online) sarana yang menunjang pembelajaran online

yang kurang memadai, siswa kurang menyimak slide presentasi pembelajaran, tidak

berani bertanya jika ada materi yang tidak diketahui. Berbagai kekurangan dalam

proses pembelajaran pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus ke II, agar

pembelajaran berlangsung secara maksimal. Guru telah menggunakan model

pembelajaran guided inquiry karena berlangsung secara kelompok besar

menyebabkan aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang terkontrol. Oleh karena


65

itu praktis tindakan siklus I dilanjutkan ke siklus ke II agar pembelajaran

berlangsung secara optimal.

1) Analisis Hasil Tes

Tabel 4.1 Analisis Hasil Pretest dan Postest Siklus I


Keterengan Penilaian Siswa tuntas Siswa tidak Persentase
tuntas
Pertemuan I Pretest 6 26 18%
Pertemuan II Postest 15 17 47%

Berdasarkan analisis hasil Pretest yang telah dilakukan dengan bukti data

yang dilihat pada lampiran III distribusi data halaman 136, tampak bahwa dari 32

siswa hanya 6 siswa yang dapat dinyatakan tuntas, Sedangkan 26 siswa belum dapat

dinyatakan tuntas (memperoleh nilai di bawah 75). Selanjutnya analisis hasil

Postest yang dilakukan pada pertemuan ke-2, tampak bahwa yang tuntas sudah

mengalami peningkatan yaitu 15 siswa dinyatakan lulus, sedangkan 17 siswa belum

dinyatakan tuntas atau masih dibawah nilai yang telah ditentukan. Dari data

tersebut, dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal pada pretest hanya sebesar

18% dengan nilai rata-rata (Mean) yaitu 45,6 dan ketuntasan klasikal pada Postest

sebesar 47% dengan nilai rata-rata (Mean) yaitu 68.5.

2) Analisis Hasil Observasi

Data peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran dapat diperoleh

melalui observasi selama proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam setiap

siklus. Motivasi siswa tampak pada saat siswa membaca mengerjakan soal pretest

dan posttest, memperhatikan penjelasan guru, berani menjawab pertanyaan dari

guru, memperhatikan penjelasan materi dari peneliti, mencari penyelesaian tugas


66

yang diberikan, bertanya, mengemukakan pendapat dan dalam hal diskusi baik

diskusi kelompok maupun pada saat diskusi kelas berlangsung. Dari hasil

observasi, pada Siklus I diketahui bahwa keaktifan siswa masih belum tampak

dalam proses pembelajaran yang berlangsung..

Hasil observasi motivasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung pada Siklus I, data terdapat pada lampiran II distribusi data. Adapun

aspek yang diamati setiap pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Belajar pada Siklus I Siswa Kelas X RPL
Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital

Pertemuan Rata
No. Aspek yang dinilai 1 2 –
N % n % Rata
Siswa hadir tepat waktu di ruang belajar. 53% 22 69% 61%
1
17
Siswa mempersiapkan alat dan bahan
2 15 47% 17 53% 50%
sebelum pembelajaran dimulai
Siswa mereview materi yang diajarkan
3 14 44% 16 50% 47%
pada pertemuan sebelumnya
Siswa mengamati materi slide yang
4 18 56% 20 63% 59%
ditayangkan oleh guru
Siswa mengidentifikasi materi yang
5 14 44% 17 53% 48%
disampaikan oleh guru
Siswa menjelaskan materi yang
6 14 44% 17 53% 48%
disampaikan oleh guru
Siswa membuat hipotesis sesuai
7 permasalahan yang dikemukakan oleh
12 38% 15 47% 42%
guru.
Siswa mengajukan hipotesis kepada guru
8 13 41% 15 47% 44%
dalam bentuk tulisan.
67

Siswa bekerja sama secara kelompok


9 dalam menyelesaikan suatu
17 53% 20 63% 58%
permasalahan.
Siswa berdiskusi mengenai solusi dari
10 18 56% 21 66% 61%
permasalahan yang ada.
Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan
11 15 47% 17 53% 50%
yang telah dilakukan
Siswa pemperhatikan guru dalam
12 mempertegas konsep yang telah
20 63% 22 69% 66%
ditemukan oleh siswa itu sendiri.
Sumber : Hasil Olah Data 2020

Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran pada Siklus I dapat

diuraikan sebagai berikut:

a) Siswa yang hadir tepat waktu di ruang belajar pada pertemuan pertama siklus

pertama sebanyak 17 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 22 siswa dengan

persentase 61%.

b) Siswa yang mempersiapkan alat dan bahan sebelum pembelajaran dimulai

sebanyak 15 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 17 orang dengan persentase

50%.

c) Siswa yang mereview materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya pada

pertemuan pertama sebanyak 14 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 16

orang dengan persentase 47%.

d) Siswa yang mengamati materi slide yang ditayangkan oleh guru pada pertemuan

pertama sebanyak 18 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 20 orang dengan

persentase 59%.
68

e) Siswa yang mengidentifikasi materi yang disampaikan oleh guru pada

pertemuan pertama sebanyak 14 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 17

orang dengan persentase 48%.

f) Siswa yang menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru pada pertemuan

pertama sebanyak 14 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 17 orang dengan

persentase 48%.

g) Siswa yang membuat hipotesis sesuai permasalahan yang dikemukakan oleh

guru pada pertemuan pertama sebanyak 12 orang, pada pertemuan kedua

sebanyak 15 orang dengan persentase 42%.

h) Siswa yang mengajukan hipotesis kepada guru dalam bentuk tulisan pada

pertemuan pertama sebanyak 13 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 15

orang dengan persentase 44%.

i) Siswa yang bekerja sama secara kelompok dalam menyelesaikan suatu

permasalahan pada pertemuan pertama sebanyak 17 orang, pada pertemuan

kedua sebanyak 20 orang dengan persentase 58%.

j) Siswa yang berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan yang ada. pada

pertemuan pertama sebanyak 18 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 21

orang dengan persentase 61%.

k) Siswa yang membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan pada

pertemuan pertama sebanyak 15 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 17

orang dengan persentase 50%.


69

l) Siswa yang pemperhatikan guru dalam mempertegas konsep yang telah

ditemukan oleh siswa itu sendiri pada pertemuan pertama sebanyak 20 orang,

pada pertemuan kedua sebanyak 22 orang dengan persentase 66%.

Hasil Observasi Siklus I


120%
100%
100%
Presentasi Jumlah Siswa

80% 66%
61% 59% 58% 61%
60% 50% 47% 48% 48% 50%
42% 44%
40%

20%

0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Series1 61% 50% 47% 59% 48% 48% 42% 44% 58% 61% 50% 66% 100%
Aspek yang dinilai

Gambar 4.1
Grafik Persentase Hasil Observasi Siklus I

Keterangan :

1 = Siswa hadir tepat waktu di ruang belajar.


2 = Siswa mempersiapkan alat dan bahan sebelum pembelajaran dimulai
3 = Siswa mereview materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya
4 = Siswa mengamati materi slide yang ditayangkan oleh guru
5 = Siswa mengidentifikasi materi yang disampaikan oleh guru
6 = Siswa menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
7 = Siswa membuat hipotesis sesuai permasalahan yang dikemukakan oleh
guru.
8 = Siswa mengajukan hipotesis kepada guru dalam bentuk tulisan.
9 = Siswa bekerja sama secara kelompok dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
70

10 = Siswa berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan yang ada.


11 = Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
12 = Siswa pemperhatikan guru dalam mempertegas konsep yang telah
ditemukan oleh siswa itu sendiri.
13 = Jumlah siswa hadir

Berdasarkan paparan data di atas, ditemukan beberapa fakta dan masalah

yaitu masih ada siswa yang melakukan aktifitas lain pada saat pembelajaran

berlangsung dan masih ada beberapa siswa yang kurang menyimak penjelasan saat

proses pembelajaran berlangsung sehingga menunjukkan bahwa pembelajaran

masih belum memenuhi harapan dari peneliti, sehingga peneliti harus

merencanakan tahap selanjutnya dalam rangka mengadakan perbaikan–perbaikan.

Perbaikan yang dilakukan sebagai berikut:

a) Sebelum pembelajaran dimulai, siswa diperingatkan untuk tidak bermain

handphone. Jika siswa diketahui bermain handphone saat proses pembelajaran

berlangsung, maka akan diberikan sanksi berupa teguran sampai penyitaan

handphone dari siswa yang bersangkutan sampai proses pembelajaran berakhir.

b) Memberikan reward kepada siswa atau kelompok yang berani bertanya,

menjawab pertanyaan dari guru dan berhasil mempresentasikan hasil diskusi

kelompok dengan baik. Hal ini diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk

berani bertanya, menjawab dan mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas.

c) Menambah pengawasan jalannya proses pembelajaran. Dengan begitu,

diharapkan tidak ada lagi siswa yang melakukan aktivitas negatif diluar proses

pembelajaran seperti berbicara dengan teman dan mengganggu teman

sekelompok.
71

d) Memperbanyak berkeliling kelas untuk memberikan bantuan apabila ada tutor

ataupun siswa lain yang mengalami kesulitan baik dalam memahami materi

pelajaran ataupun mengerjakan tugas yang telah diberikan. Dengan begitu,

diharapkan semua siswa dapat memahami materi yang sedang dibahas, sehingga

hasil belajar siswa kelas X TKJ dapat lebih optimal.

Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Beberapa persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan siklus II antara

lain :

1) Membuat skenario pelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan model pembelajaran guided inquiry

2) Mempersiapkan materi dan media yang akan disampaikan dalam pembelajaran

Simulasi dan Komunikasi Digital.

3) Mempersiapkan LKPD soal evaluasi (Pretest dan Postest) melalui google form.

4) Menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama

proses pembelajaran berlangsung

b. Tindakan (action)

Siklus II dilakukan sejak bulan Oktober 2020. Pada Siklus II dilaksanakan

selama 2 kali pertemuan. Selama pembelajaran berlangsung, guru melakukan


72

kegiatan pembelajaran sesuai RPP yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti dan kegiatan penutup.

1) Pertemuan I dan II ( senin, 12 Oktober 2020 )

Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua masih dilakukan secara daring

melalui aplikasi Google Meet. Berdasarkan rencana yang telah dibuat, peneliti

memulai kegiatan awal pembelajaran dengan memberikan salam, mempresensi

siswa, berusaha menarik perhatian siswa dengan memberikan pertanyaan tentang

materi yang akan dipelajari. Selanjutnya peneliti mengadakan Pretest untuk

mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi penggunaan perangkat lunak

presentasi. Pretest dilaksanakan selama 20 menit dengan jumlah soal sebanyak 10

soal berbentuk pilihan ganda.

Memasuki kegiatan inti, proses pembelajaran dimulai dengan menampilkan

slide presentasi pembelajaran, kemudian guru menjelaskan materi yang diajarkan

hari ini menggunakan slide presentasi pembelajaran, kemudian siswa menyimak

dan mendengarkan, setelah menjelaskan guru meminta siswa untuk membuat

kelompok untuk berdiskusi dan membuat pertanyaan dari materi yang belum

dimengerti. Kemudian setelah siswa berdiskusi dengan kelompoknya melalui form

diskusi masing – masing, siswa mengajukan pertanyaan yang telah dibuat, guru

memberi penjelasan dari materi yang telah dijelaskan. Proses pembelajaran ini

berlangsung selama 30 menit. Peneliti memberikan bimbingan kepada masing-

masing siswa dan membantu mengarahkan jika menemui kesulitan.

Peneliti menginformasikan bahwa akan diadakan Postest melalui google

form berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 10 nomor. siswa diberikan waktu 10
73

menit untuk mengingat kembali materi dari awal pertemuan. Selanjutnya siswa

mengerjakan posttest yang telah diberikan oleh peneliti dalam waktu 20 menit.

Peneliti menyampaikan kepada siswa akan memberikan reward kepada siswa yang

memperoleh nilai tertinggi hasil Postest, setelah Postest peneliti memberikan

reward kepada beberapa siswa yang memperoleh nilai tinggi. Selanjutnya Peneliti

bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang baru saja

dipelajari. Selain itu, peneliti juga memberikan angket dengan link

https://forms.gle/aENeemrZ11Mu6CHVA pada google form kepada siswa untuk

memperoleh informasi bagaimana motivasi dari responden selama proses

pembelajaran. Hasil dari data angket dapat dilihat pada Lampiran.

c. Refleksi

Peneliti melihat siklus ke dua menunjukkan keberhasilan yang cukup

positif, efektif, dan maksimal dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa telah sesuai

dengan yang diharapkan karena pada siklus ke dua proses pembelajaran dilakukan

lebih efektif karena sebelum pembelajaran di mulai siswa diberikan motivasi agar

lebih bisa memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran

berlangsung, juga dengan adanya pemberian reward kepada siswa yang

mendapatkan nilai tertinggi menambah motivasi siswa untuk lebih bersemangat

memperhatikan pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi. Selama tindakan

pada siklus ke dua peneliti melakukan pengamatan serta menganalisa hasil

pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital. Berdasarkan hasil yang diperoleh

pada akhir pembelajaran yang dilaksanakan peneliti sudah berlangsung secara

maksimal. Peneliti menggunakan model pembelajaran guided inquiry pada


74

pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital, menunjukkan keberhasilan karena

pembelajaran berlangsung secara efektif dan hasil belajar siswa maksimal. Adapun

kelebihan model pembelajaran ini adalah siswa dapat belajar lebih konkret dan

bekerja secara kelompok sehingga siswa merasakan adanya motivasi dalam proses

belajar. Siswa terlibat secara fisik maupun psikis dan pembelajaran berlangsung

dengan sangat menyenangkan. Siswa berlomba-lomba ingin menjadi yang terbaik

di kelas. Siswa juga mulai kritis dalam menanggapi permasalahan yang ada.

Pembelajaran ini dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

1) Analisis Hasil Tes

Tabel 4.2 Analisis Hasil pretest dan Postest Siklus II


No. Penilaian Siswa Siswa tidak Persentase

tuntas tuntas

1. Pretest 22 10 69%

2. Postest 26 6 82%

Berdasarkan analisis hasil Postest yang telah dilakukan, tampak bahwa dari

32 siswa kini mengalami peningkatan sebanyak 26 siswa dapat dinyatakan tuntas,

Sedangkan hanya 6 siswa yang belum dapat dinyatakan tuntas (memperoleh nilai

di bawah 75). Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal pada

Postest ini meningkat sebesar 82% dengan nilai rata-rata (Mean) yaitu 87 dengan

ini dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar pada Siklus II telah mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 dan presentase klasikal (82%). Data

dari hasil Postest I dan II dapat dilihat pada lampiran 5.


75

Berdasarkan paparan diatas, upaya peningkatan hasil belajar siswa pada

siklus II menunjukkan hasil yang baik. Hasil belajar siswa kelas X RPL mengalami

peningkatan, dikarenakan guru tidak hanya fokus di kelas, saat proses pembelajaran

guru lebih memperhatikan dan memberikan motivasi kepada siswa. Oleh karena

itu, pada Siklus II hasil belajar siswa lebih baik dari Sikus I. Ini menunjukkan bahwa

penerapan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Tercapainya indikator keberhasilan penelitian menunjukkan bahwa

penelitian tindakan kelas ini dapat diakhiri dengan dua Siklus. Peningkatan hasil

belajar siswa dari Siklus I sampai Siklus II dapat ditunjukkan pada tabel dan

diagram berikut:

Tabel 4.5 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Siklus Jumlah Jumlah Jumlah Persentase Persentase Besar


Siswa Siswa Siswa tuntas tuntas Peningkatan
Tuntas Tidak yang Terjadi
Tuntas
Siklus I 15 17 47% 53%
32 16%
Siklus II 26 6 81% 19%

3) Analisis Hasil Observasi

Siklus ke II menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa mulai tampak,

dimana pada pertemuan ini peneliti memberikan perhatian dan bimbingan yang

lebih terutama kepada kelompok yang belum aktif pada siklus sebelumnya. Siswa

sudah mulai tampak hidup saat diskusi berlangsung dengan banyaknya pertanyaan

dan jawaban yang disampaikan siswa dengan baik dan benar. Hasil observasi

amotivasi belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung pada


76

Siklus II, data hasil observasi terdapat pada lampiran II distribusi data . Adapun

aspek yang diamati setiap pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4.
Hasil Observasi Motivasi Belajar pada Siklus I Siswa Kelas X RPL
Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital

Pertemuan Rata
No. Aspek yang dinilai 1 2 –
N % n % Rata
Siswa hadir tepat waktu di ruang belajar. 22 69% 26 81% 75%
1
Siswa mempersiapkan alat dan bahan
17 53% 25 78% 66%
2
sebelum pembelajaran dimulai
Siswa mereview materi yang diajarkan
18 56% 28 88% 72%
3
pada pertemuan sebelumnya
Siswa mengamati materi slide yang
25 78% 30 94% 86%
4
ditayangkan oleh guru
Siswa mengidentifikasi materi yang
18 56% 26 81% 69%
5
disampaikan oleh guru
Siswa menjelaskan materi yang
22 69% 28 88% 78%
6
disampaikan oleh guru
Siswa membuat hipotesis sesuai
7 permasalahan yang dikemukakan oleh 22 69% 30 94% 81%

guru.
Siswa mengajukan hipotesis kepada guru
20 63% 30 94% 78%
8
dalam bentuk tulisan.
Siswa bekerja sama secara kelompok
9 dalam menyelesaikan suatu 25 78% 32 100% 89%

permasalahan.
Siswa berdiskusi mengenai solusi dari
24 75% 29 91% 83%
10
permasalahan yang ada.

11 Siswa membuat kesimpulan dari 22 69% 28 88% 78%


77

kegiatan yang telah dilakukan


Siswa pemperhatikan guru dalam
12 mempertegas konsep yang telah 22 69% 30 94% 81%

ditemukan oleh siswa itu sendiri.


Sumber : Hasil Olah Data 2020

Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran pada Siklus I dapat

diuraikan sebagai berikut:

a) Siswa yang hadir tepat waktu di ruang belajar pada pertemuan pertama siklus

pertama sebanyak 22 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 27 siswa dengan

persentase 75%.

b) Siswa yang mempersiapkan alat dan bahan sebelum pembelajaran dimulai

sebanyak 17 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 25 orang dengan

persentase 66%.

c) Siswa yang mereview materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya pada

pertemuan pertama sebanyak 18 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 28

orang dengan persentase 72%.

d) Siswa yang mengamati materi slide yang ditayangkan oleh guru pada

pertemuan pertama sebanyak 25 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 30

orang dengan persentase 86%.

e) Siswa yang mengidentifikasi materi yang disampaikan oleh guru pada

pertemuan pertama sebanyak 18 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 26

orang dengan persentase 69%.


78

f) Siswa yang menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru pada pertemuan

pertama sebanyak 22 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 28 orang dengan

persentase 78%.

g) Siswa yang membuat hipotesis sesuai permasalahan yang dikemukakan oleh

guru pada pertemuan pertama sebanyak 22 orang, pada pertemuan kedua

sebanyak 30 orang dengan persentase 81%.

h) Siswa yang mengajukan hipotesis kepada guru dalam bentuk tulisan pada

pertemuan pertama sebanyak 20 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 30

orang dengan persentase 78%.

i) Siswa yang bekerja sama secara kelompok dalam menyelesaikan suatu

permasalahan pada pertemuan pertama sebanyak 25 orang, pada pertemuan

kedua sebanyak 32 orang dengan persentase 89%.

j) Siswa yang berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan yang ada. pada

pertemuan pertama sebanyak 24 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 29

orang dengan persentase 83%.

k) Siswa yang membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan pada

pertemuan pertama sebanyak 22 orang, pada pertemuan kedua sebanyak 28

orang dengan persentase 78%.

l) Siswa yang pemperhatikan guru dalam mempertegas konsep yang telah

ditemukan oleh siswa itu sendiri pada pertemuan pertama sebanyak 22 orang,

pada pertemuan kedua sebanyak 30 orang dengan persentase 81%.


79

Hasil Observasi SIklus II


120%
100%
100% 89%
Presentasi Jumlah Siswa

86% 83%
75% 78% 81% 78% 78% 81%
80% 72% 69%
66%
60%

40%

20%

0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Series1 75% 66% 72% 86% 69% 78% 81% 78% 89% 83% 78% 81% 100%
Aspek yang dinilai

Gambar 4.3
Grafik Persentase Hasil Observasi Siklus II

Keterangan :

1 = Siswa hadir tepat waktu di ruang belajar.


2 = Siswa mempersiapkan alat dan bahan sebelum pembelajaran dimulai
3 = Siswa mereview materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya
4 = Siswa mengamati materi slide yang ditayangkan oleh guru
5 = Siswa mengidentifikasi materi yang disampaikan oleh guru
6 = Siswa menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
7 = Siswa membuat hipotesis sesuai permasalahan yang dikemukakan oleh
guru.
8 = Siswa mengajukan hipotesis kepada guru dalam bentuk tulisan.
9 = Siswa bekerja sama secara kelompok dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
10 = Siswa berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan yang ada.
11 = Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
12 = Siswa pemperhatikan guru dalam mempertegas konsep yang telah
ditemukan oleh siswa itu sendiri.
13 = Jumlah siswa hadir
80

B. Pembahasan

1. Penerapan model pembelajaran guided inquiry.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan adapun prosedur penerapan

guided inquiry yaitu, langkah yang pertama yang dilakukan dengan merumuskan

masalah diantaranya yaitu guru membimbing siswa untuk mengindentifikasi suatu

masalah serta guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Kemudian untuk

langkah kedua yaitu membuat hipotesis yang terdiri dari guri meminta siswa untuk

mengajukan jawaban tentang masalah yang ada serta guru membing siswa untuk

menentukan hipotesis. Selanjutnya pada langkah ketiga yaitu merancang percobaan

diantaranya guru memberikan kesemoatan kepada siswa untuk menentukan

prosedur yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan serta guru membimbing

siswa menentukan langkah – langkah percobaan.

Pada langkah keempat yaitu melakukan percobaan untuk memperoleh data,

maksudnya di sini yaitu guru membimbing siswa memperoleh data melalui

percobaan dan pengamatan langsung. Kemudian pada langkah kelima yaitu

mengumpulkan dan menganalisis data, di mana guru memberikan tugas kepada

tiap kelompok. Kemudian tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya.

Selanjutnya langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan, pada bagian ini guru

membimbing siswa dalam membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah

didiskusikan.

2. Peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Simulasi dan

komunikasi digital
81

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari penyebaran angket

melalui google form responden diperoleh data hasil penelitian untuk kategori sangat

baik dengan interval sebesar >231, 60 diperoleh frekuensi sebanyak 4 orang siswa

dengan presentasi 12,5%, kemudian untuk kategori baik dengan interval sebesar

220,47 – 230,60 diperoleh frekuensi sebanyak 5 orang siswa dengan presentasi

15,6%. Untuk kategori sedang dengan interval sebesar 209, 39 – 219,47 diperoleh

frekuensi sebanyak 12 orang siswa dengan presentasi 37,5%, kemudian untuk

kategori kurang baik dengan interval sebesar 198, 20 – 208,39 diperoleh frekuensi

sebanyak 12 orang siswa dengan presentasi 31,3%, selanjutnya untuk kategori

sangat tidak baik dengan interval sebesar <197,20 diperoleh frekuensi sebanyak 1

orang siswa dengan presentasi 3,1%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran III distribusi data halaman 143. Berdasarkan hasil olah data diatas yang

telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa

masuk pada kategori sedang.

3. Peningkatan hasil belajar siswa pada mata oelajaran Simulasi dan komunikasi

digital

Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry

dilaksanakan dengan tindakan dua siklus yaitu Siklus I dan berakhir di Siklus II.

Penelitian berakhir ditindakan Siklus II karena pada tindakan ini telah mencapai

Indikator keberhasilan. Pada awal penelitian dilakukan Pretest untuk mengetahui

pengetahuan awal belajar siswa pada pokok pembahasan perangkat pengolah kata

dan angka serta fitur fitur perangkat pengolah kata dan angka.
82

Dilihat dari hasil Pretest yang telah dilakukan masih banyak siswa yang

tidak tuntas, untuk itu perlu penerapan model pembelajaran yang lebih menarik agar

siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran serta hasil belajar siswa dapat

meningkat. Pada tindakan Siklus I setelah pemberian materi, dilakukan tes evaluasi

dengan pokok pembahasan yang sama.

Hasil evaluasi tindakan Siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat dari

19% hasil Pretest menjadi 47% hasil posttest, tetapi hal tersebut belum memenuhi

indikator keberhasilan sesuai dengan yang ditetapkan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Sudjana (2004) tentang hasil belajar, bahwa hasil belajar sebagai objek

penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan

instruksional, karena isi rumusan tujuan instruksional menggambarkan hasil belajar

yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima

atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Oleh kerena itu perlu dilanjutkan

tindakan Siklus II untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengurangi nilai

siswa yang tidak tuntas, untuk memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Dari hasil tes evaluasi tindakan Postest Siklus II jumlah siswa yang tuntas

meningkat hingga 82%. Perbandingan hasil belajar siswa pada Siklus I dan Siklus

II sesuai rekapitulasi peningkatan hasil belajar dari Siklus I sebesar 47% meningkat

pada Siklus II menjadi 82% Sehingga peningkatan dari Siklus I ke Siklus II adalah

35%

Model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa

karena dengan penerapan model pembelajaran guided inquiry pembelajaran di kelas


83

lebih menyenangkan sehingga menarik perhatian siswa, dan khususnya siswa kelas

X RPL.

Berdasarkan hasil evaluasi selama tindakan Siklus I dan Siklus II dapat

dilihat hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah penerapan model

pembelajaran guided inquiry.


84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa:

1. Cara penerapan model pembelajaran guided inquiry pada mata pelajaran

simulasi dan komunikasi digital terdiri atas 6 sintaks yaitu, perumusan masalah,

membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan untuk

mengolah data, mengumpulkan data dan menganalisis data, serta membuat

kesimpulan.

2. Setelah Penerapan model pembelajaran guided inquiry di kelas X RPL di

SMKN 7 Makassar terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital. Dalam proses pembelajaran yang

dilakukan dengan pembagian kelompok siswa lebih tertarik dalam proses

pembelajarannya.

3. Setelah Penerapan model pembelajaran guided inquiry di kelas X RPL di

SMKN 7 Makassar terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Simulasi dan Komunikasi Digital. Untuk siklus I pada pertemuan pertama di

peroleh nilai pretest sebesar 18,75%, kemudian pertemuan kedua diperoleh

nilai posttes sebesar 46,87%. Sedangkan pada siklus II pada pertemuan ketiga

sebelum pembelajaran dimulai di peroleh nilai pretest sebesar 68,75%,


85

kemudian pertemuan ketiga di akhir pembelajaran diperoleh nilai posttes

sebesar 81,25%.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, berikut disampaikan

beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan

keterampilan belajar siswa ke arah yang lebih baik, yaitu:

1. Bagi sekolah

Sekolah hendaknya mengupayakan untuk memberikan fasilitas yang lebih

dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman demi menunjang proses belajar

dan prestasi belajar siswa mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital..

2. Bagi guru

Dengan adanya penelitian ini, Melihat hasil-hasil yang diperoleh melalui

pelaksanaan model pembelajaran Guided Inquiry, maka diharapkan kepada guru-

guru khususnya guru SMKN 7 Makassar dapat mempertimbangkan strategi ini

dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa

Kepada para siswa untuk lebih meningkatkan konsentrasi pada saat belajar

mengajar, karena materi yang disampaikan oleh guru perlu dicerna dan dipahami.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan model pembelajaran

guided inquiry yang lebih menarik agar mampu menghasilkan penelitian yang

relevan
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2007, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Adi Nugroho, Rizal. (2014). “Pengaruh Motivasi, Lama Pendidikan, Biaya


Pendidikan Dan Kompetensi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk
Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Ppak)”: Studi Empiris Pada
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Dan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Agustinawati, Nita. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemandirian


Belajar Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa di SMAN 7 Cirebon. E-Journal
Vol 3 No.2 Juli-Desember 2014.

Alderfer, C. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan


Pembelajaran . dalam Nashar, H. Jakarta: Delia Press

Alfindasari, Dessy. 2014. Desain Penelitian Kualitatif. Diakses pada 15 Februari


2020 di http://www.eurekapendidikan.com/2014/11/desain-penelitian-
kualitatif.html?m=1

Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Asessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. A
Bridged Edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Ani Widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi


Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.

Andriani, Dessy. (2010). Penerapan model Pembelajaran inkuiri terbimbing


terhadap hasil belajar Peserta didik kelas Xa SMAN Siak Hulu Kabupaten
Kampar Tahun ajaran 2009/2010. Skripsi pada S.Pd Universitas Islam Riau:
Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S,. Suhardjono. Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Bumi Aksara

Dessy, Andriani. 2010. Penerapan model Pembelajaran inkuiri terbimbing


terhadap hasil belajar Peserta didik kelas Xa SMAN Siak Hulu Kabupaten
Kampar Tahun ajaran 2009/2010. Skripsi pada S.Pd Universitas Islam Riau:
Tidak Diterbitkan.

Aritonang, Keke T. 2008.“Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa”. Jurnal Pendidikan Penabur. 10

86
85

Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka


Cipta

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar ( Jakarta : PT.Bumi Aksara )

John W. Santrock (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

Kindy, Nurul. (2015) Perbandingan Model Pembelajaran Jigsawdengan Group


Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Sub
Konsep Sistem Indera. Skripsi pada S.Pd Unpas Bandung: Tidak diterbitkan.

Kunandar, 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindak Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kulthau, Carol C. (2007). Guided Inquiry: Learning In The 21st Century. US:
Greenwood Publishing Group

Kusumah.(2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Indeks

Maguire, L. dan M. Lindsay. 2010. Exploring Osmosis and Diffusion in Cells.


Diaksesdari
(http://ctge_5634.wikispaces.com/file/view/Difusion.Osmosis.pdf, 20 maret
2020). [online].

Mc. Donald dalam Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Bandung. Rajawali Pers

Mulyasa, E, 2008, Menjadi Guru Profesional, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya


offset.

Rapi, N K (2008).Implementasi Siklus Belajar Hipotesis-Deduktif Untuk Mening-


katkan Sikap Ilmiah dan Keterampilan Proses IPA Di SMA 4 Singaraja.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH. XXXXI Juli 2008

Rusman. (2013). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme


Guru Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sanjaya (2007) Wina Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi


Standar.Jakarta : Kencana, Prenada Media Group.
86

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. (2008). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta:


BP3SD, Dirjen Dikti, Depdikbud.

Suyatinah. (2000). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY

Suyitno. 2006. Dasar-dasar Penelitian. Surabaya: Elkaf

Syah Muhibbin,. 2006. Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada

Tangkas, I. M. 2012. Pengaruh implementasi model pembelajaran inkuiri


terbimbing terhadap kemampuan pemahaman konsep dan keterampilan
proses sains Peserta didik kelas X SMAN 3 Amlapura. Dipublikasikan pada
Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha.

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara


LAMPIRAN
88

LAMPIRAN I
INSTRUMEN PENELITIAN
89

ANGKET MOTIVASI SISWA RAHMI


TERHADAP MATA PELAJARAN SAHARA
SIMULASI DAN KOMUNIKASI 1629040028
PTE/PTIK
DIGITAL

A. Identitas Siswa

Nama Siswa :......................

NIS :......................

B. Tujuan
Tujuan penggunaan angket ini adalah pengambilan data pada penelitian
untuk mengetahui tanggapan pengguna (siswa) kelas X di SMK Negeri 7
Makassar untuk mengetahui motivasi belajarnya.

C. Petunjuk
1.) Bacalah angket dengan cermat.
2.) Pilihlah jawaban sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.

Berilah tanda centang (√) pada kolom berdasarkan skala berikut:


SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Contoh:
Tanggapan Siswa
No. Pernyataan
SS S RR TS STS
Saya hadir di sekolah sebelum bel
1 masuk berbunyi

Jika ingin mengubah jawaban, maka berilah tanda (=) pada pilihan jawaban
yang akan diganti dan memberikan (√) pada kolom penggantinya.
90

Tanggapan Siswa
No. Pernyataan
SS S RR TS STS
1. Saya hadir di sekolah sebelum bel masuk berbunyi.
2. Jika malas belajar, maka saya tidak masuk sekolah.
3. Saya merasa rugi jika tidak masuk sekolah.
4. Jika guru sudah lebih dulu berada di kelas, maka saya
cenderung memilih tidak masuk kelas.
5. Saya berusaha untuk selalu hadir di sekolah.
6. Saya mengikuti pelajaran di sekolah sampai jam pelajaran
berakhir.
7. Saya tidak mengikuti pelajaran, jika itu pelajaran yang tidak
saya sukai.
8. Saya tetap mengikuti pelajaran siapa pun guru yang
mengajar.
9. Saya keluar kelas pada saat pelajaran berlangsung.
10. Saya belajar di rumah dengan jam pelajaran yang teratur.
11. Saya belajar di rumah jika ada tugas dan ulangan saja.
12. Untuk lebih memahami palajaran, saya sempatkan belajar
di rumah.
13. Jika sudah tiba di rumah, saya malas untuk belajar.
14. Saya merasa perlu untuk belajar kembali di rumah.
15. Saya suka mengulur-ulur waktu belajar di rumah.
16. Saya merasa tertantang untuk mampu mengerjakan tugas
mata pelajaran Simkomdig yang sulit.
17. Saya akan mengabaikan pelajaran Simkomdig, jika materi
pelajaran itu sulit untuk dimengerti.
18. Saya tidak cepat putus asa ketika mengalami kesulitan
dalam belajar pelajaran Simkomdig.
19. Saya cenderung malas untuk belajar, jika menghadapi
kesulitan pada pelajaran Simkomdig.
91

20. Saya belajar sampai larut malam untuk menyelesaikan tugas


pelajaran Simkomdig dengan baik.
21. Saya membiarkan saja kesulitan yang saya temukan dalam
belajar mata pelajaran Simkomdig.
22. Saya mengajak teman untuk berdiskusi jika menemukan
kesulitan dalam belajar.
23. Jika saya sudah mencoba dan tidak dapat mengatasi
kesulitan, maka saya tidak mau berusaha lagi.
24. Saya memperhatikan pelajaran yang diberikan guru dengan
baik.
25. Saya ngobrol dengan teman sebangku, ketika guru sedang
mengajar.
26. Saya menyimak penjelasan guru dari awal sampai akhir
pelajaran.
27. Saya mengerjakan pekerjaan lain pada saat guru mengajar.
28. Saya bersemangat memperhatikan guru mengajar mata
pelajaran Simkomdig.
29. Saya merasa lelah mengikuti pelajaran Simkomdig di kelas.
30. Saya selalu mencoba mengkonsentrasikan perhatian
terhadap pelajaran Simkomdig.
31. Saya kurang bersemangat mengikuti pelajaran, jika materi
yang disampaikan guru tidak saya pahami.
32. Mencapai prestasi yang tinggi dalam belajar adalah
keinginan saya.
33. Saya ingin berprestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
34. Melihat kemampuan, saya tidak berkeinginan untuk
berprestasi dalam belajar.
35. Saya puas, jika hasil prestasi lebih baik dari sebelumnya.
36. Saya menerima seberapa pun hasil prestasi dalam belajar.
92

37. Saya telah puas dalam prestasi belajar, jika nilainya tidak
ada yang merah.
38. Saya tidak mempunyai target dalam mencapai hasil belajar.
39. Saya berusaha mengerjakan tugas dengan usaha sendiri.
40. Saya mengerjakan tugas dengan cara menyontek pekerjaan
teman.
41. Saya dapat menyelesaikan tugas/PR tanpa bantuan orang
lain.
42. Saya mengerjakan tugas dengan asal-asalan yang penting
selesai.
43. Saya mengisi jam pelajaran kosong dengan mengerjakan
tugas yang belum selesai.
44. Saya merasa tidak perlu untuk belajar di luar jam pelajaran.
45. Jika ada pelajaran kosong, maka saya mempelajari kembali
pelajaran sebelumnya.
46. Saya lebih senang ngobrol di kantin, jika ada jam pelajaran
kosong.
93

LEMBAR OBSERVASI
RAHMI SAHARA
KETERLAKSANAAN SINTAKS PEMBELAJARAN
1629040028
MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PTE/PTIK
(INKUIRI TERBIMBING)

PETUNJUK :

1. Bacalah lembar observasi dengan cermat.


2. Pilihlah jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Berilah tanda centang (√) pada kolom berikut:

Contoh:
Kategori
No. Pernyataan Ya Tidak
Siswa hadir tepat waktu di ruang belajar.
1 √

Jika ingin mengubah jawaban, maka berilah tanda (=) pada pilihan jawaban
yang akan diganti dan memberikan (√) pada kolom penggantinya.

Kategori
NO LANGKAH PEMBELAJARAN
Ya Tidak
` PENDAHULUAN
1. Siswa hadir tepat waktu di ruang belajar.
2. Siswa mempersiapkan alat dan bahan sebelum
pembelajaran dimulai
3. Siswa mereview materi yang diajarkan pada pertemuan
sebelumnya
KEGIATAN INTI
4. Siswa mengamati materi slide yang ditayangkan oleh
guru
5. Siswa mengidentifikasi materi yang disampaikan oleh
guru
6. Siswa menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
94

7. Siswa membuat hipotesis sesuai permasalahan yang


dikemukakan oleh guru.
8. Siswa mengajukan hipotesis kepada guru dalam bentuk
tulisan.
9. Siswa bekerja sama secara kelompok dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
10. Siswa berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan
yang ada.
PENUTUP
11. Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah
dilakukan
12. Siswa pemperhatikan guru dalam mempertegas konsep
yang telah ditemukan oleh siswa itu sendiri.
95

PRETEST

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7 MAKASSAR


Jl. Ince Nurdin No. 35, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan

Mata Pelajaran : Simulasi dan Komunikasi Digital


Kelas :X
Program Keahlian : Rekaya Perangkat Lunak

NAMA :
NIS :
KELAS :

PETUNJUK PENGERJAAN :
1) Berdoalah sebelum memulai mengerjakan
2) Isikan identitas anda
3) Beri tanda silang atau lingkaran pada jawaban yang benar
4) Bacalah soal dengan seksama sebelum menjawab

1. Paragraf yang isinya berupa pendapat atau sikap yang disertai dengan alasan-
alasan, contoh-contoh dan bukti-bukti meyakinkan sehingga pembaca aman
membenarkan isi paragraf tersebut merupakan pengertian dari paragraf ...
a. Naratif
b. Deskriptif
c. Argumentatif
d. Persuasif
e. Eksposisi

2. Bentuk variasi huruf yang diletakkan pada awal paragraf sehingga naskah
terlihat menarik disebut ...
a. Header
b. Word Art
c. Quick Part
d. Text Box
e. Drop Cap
96

3. Microsoft powerpoint 2007 adalah paket progam microsoft office yang


digunakan untuk.....
a. membuat pengetikan naskah d. membuat presentasi dalam
berbagai tampilan
b. membuat laporan daftar e. membuat tabel
c. membuat grafik
4. Agar lebih kreatif dan bukan menjiplak, sebaiknya memulai pembuatan
presentasi
menggunakan....
a. slide d. auto content wizard
b. slide show e. blank presentation
c. presentation file

5. Perintah dalam Ms. Word yang digunakan untuk memperkecil huruf dan
diletakkan di atas teks lain yang berukuran normal adalah ...
a. Strikethrought
b. Italic
c. Superscript
d. Subscript
e. Shrink Font

6. Paragraf yang mengungkapkan suatu kejadian, peristiwa, atau pengalaman


pribadi berdasarkan urutan urutan kejadian disebut paragraf ...
a. Paragraf Deskriptif
b. Paragraf Naratif
c. Paragraf Persuasif
d. Paragraf Argumentatif
e. Paragraf Deduktif

7. Paragraf yang merpukan paragraf yang isinya berupa ajakan atau membujuk
pembacanya gar melakukan atau mengikuti apa yang penulis ungkapkan
didalam paragraf disebut paragraf ...
a. Paragraf Argumentatif
b. Paragraf Naratif
c. Paragraf Deskriptif
d. Paragraf Persuasif
e. Paragraf Induktif

8. Tampilan full screen beserta animasinya dapat dilihat dengan menggunakan


perintah....
a. view - slide show d. slide show - view show
97

b. slide show - form beginning e. home - full screen


c. view – show

9. Berdasarkan jenis ceritanya, paragraf narasi digolongkan ke dalam dua


bentuk paragraf, yaitu paragraf narasi ekspositoris, dan paragraf narasi
sugestif. Tujuan dari paragraf narasi sugestif adalah ...
a. Menyampaikan informasi kepada pembaca dalam bentuk karangan
b. Mengajak pembaca mengikuti keinginan penulis
c. Menghibur pembaca dengan kisah-kisah yang menarik dan cerita yang
tidak masuk diakal
d. Mendeskripsikan suatu ruang atau tempat dengan sangat jelas kepada
para pembacanya
e. Untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan

10. Untuk menambahkan slide baru dapat dilakukan menu bar....


a. Home - New Slides d. Home - Group Slides -
New Slides
b. insert - Group Slides - New Slides e. Home - New File
c. Button - Insert - New Slides

KUNCI JAWAB
1. C
2. E
3. D
4. A
5. E
6. B
7. D
8. B
9. C
10. A
98

POSTTEST

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7 MAKASSAR


Jl. Ince Nurdin No. 35, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan

Mata Pelajaran : Simulasi dan Komunikasi Digital


Kelas :X
Program Keahlian : Rekaya Perangkat Lunak

NAMA :
NIS :
KelAS :

PETUNJUK PENGERJAAN :
5) Berdoalah sebelum memulai mengerjakan
6) Isikan identitas anda
7) Beri tanda silang atau lingkaran pada jawaban yang benar
8) Bacalah soal dengan seksama sebelum menjawab

11. Paragraf yang mengungkapkan suatu kejadian, peristiwa, atau pengalaman


pribadi berdasarkan urutan urutan kejadian disebut paragraf ...
f. Paragraf Deskriptif
g. Paragraf Naratif
h. Paragraf Persuasif
i. Paragraf Argumentatif
j. Paragraf Deduktif

12. Paragraf yang isinya berupa pendapat atau sikap yang disertai dengan alasan-
alasan, contoh-contoh dan bukti-bukti meyakinkan sehingga pembaca aman
membenarkan isi paragraf tersebut merupakan pengertian dari paragraf ...
f. Naratif
g. Deskriptif
h. Argumentatif
i. Persuasif
j. Eksposisi
99

13. Microsoft powerpoint 2007 adalah paket progam microsoft office yang
digunakan untuk.....
a. membuat pengetikan naskah d. membuat presentasi dalam
berbagai tampilan
b. membuat laporan daftar e. membuat tabel
c. membuat grafik

14. Bentuk variasi huruf yang diletakkan pada awal paragraf sehingga naskah
terlihat menarik disebut ...
f. Header d. Drop Cap
g. Word Art e. Text Box
h. Quick Part

15. Agar lebih kreatif dan bukan menjiplak, sebaiknya memulai pembuatan
presentasi
menggunakan....
a. slide d. auto content wizard
b. slide show e. blank presentation
d. presentation file

16. Perintah dalam Ms. Word yang digunakan untuk memperkecil huruf dan
diletakkan di atas teks lain yang berukuran normal adalah ...
f. Strikethrought
g. Italic
h. Superscript
i. Subscript
j. Shrink Font

17. Paragraf yang merpukan paragraf yang isinya berupa ajakan atau membujuk
pembacanya gar melakukan atau mengikuti apa yang penulis ungkapkan
didalam paragraf disebut paragraf ...
f. Paragraf Argumentatif
g. Paragraf Naratif
h. Paragraf Deskriptif
i. Paragraf Persuasif
j. Paragraf Induktif

18. Tampilan full screen beserta animasinya dapat dilihat dengan menggunakan
perintah....
a. view - slide show d. slide show - view show
100

b. slide show - form beginning e. home - full screen


c. view – show

19. Untuk menambahkan slide baru dapat dilakukan menu bar....


a. Home - New Slides d. Home - Group Slides - New
Slides
b. insert - Group Slides - New Slides e. Home - New File
c. Button - Insert - New Slides

20. Berdasarkan jenis ceritanya, paragraf narasi digolongkan ke dalam dua


bentuk paragraf, yaitu paragraf narasi ekspositoris, dan paragraf narasi
sugestif. Tujuan dari paragraf narasi sugestif adalah ...
f. Menyampaikan informasi kepada pembaca dalam bentuk karangan
g. Mengajak pembaca mengikuti keinginan penulis
h. Menghibur pembaca dengan kisah-kisah yang menarik dan cerita yang
tidak masuk diakal
i. Mendeskripsikan suatu ruang atau tempat dengan sangat jelas kepada
para pembacanya
j. Untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan

Kunci Jawaban
1. B
2. C
3. D
4. D
5. E
6. E
7. D
8. B
9. A
10. C
101

LAMPIRAN II
LEMBAR VALIDASI
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112

\
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124

Lembar Validasi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Judul penelitian : Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk


Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital Di SMK Negeri
7 Makassar
Peneliti : Rahmi Sahara
Validator : Drs. H. Alimuddin Sa’ban Miru, M.Pd
Pekerjaan validator : Dosen Universitas Negeri Makassar

A. Petunjuk Validasi
1. Lembar validasi ini diisi oleh validator yang menilai instrumen penelitian
yang akan digunakan dalam uji coba lapangan.
2. Mohon kiranya bantuan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian (validasi)
dengan memberi tanda centang (√) pada kolom angka (Bagian B) yang
bersesuaian dengan pernyataan, sebagai berikut:
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang
3. Jika Bapak/Ibu ingin memberikan komentar ataupun saran, silahkan
mengisi isian pada Bagian C pada lembar validasi ini.
4. Pada akhir bagian lembar validasi ini, mohon kiranya Bapak/Ibu
memberikan kesimpulan terkait layak tidaknya instrumen penelitian yang
akan digunakan ini.
125

B. Aspek Validasi
Skor Penilaian
No Komponen
1 2 3 4 5
Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kejelasan Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar √
2 Kesesuaian Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar dengan Tujuan

Pembelajaran
3 Kesesuaian Indikator Pencapaian
Kompetensi dengan Tujuan Pembelajaran √
Isi yang Disajikan
4 Sistematika Penyusunan RPP

5 Kesesuaian urutan kegiatan pembelajaran
Simulasi dan Komunikasi Digital dengan
menggunakan model pembelajaran Guided √
Inquiry
6 Kejelasan skenario pembelajaran (tahap-
tahap kegiatan pembelajaran: awal, inti,

penutup)
Bahasa
7 Penggunaan bahasa sesuai EYD

8 Bahasa yang digunakan komunikatif

9 Kesederhanaan struktur kalimat

Waktu
10 Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan

11 Rincian waktu untuk setiap tahap
pembelajaran √
Metode Sajian
12 Sebelum menyajikan konsep baru, sajian
dikaitkan dengan konsep yang telah dimiliki

siswa
126

13 Memberikan kesempatan bertanya kepada


siswa √
14 Guru mengecek pemahaman siswa

C. Komentar/Saran validator :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
127

D. Kesimpulan Hasil Validasi


Instrumen penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Mata
Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital ini dinyatakan *):
1. Layak digunakan di lapangan tanpa ada revisi.
2. Layak digunakan di lapangan dengan revisi.
3. Tidak layak digunakan di lapangan.
*) Lingkari salah satu

Makassar, September 2020


Validator

Drs. H. Alimuddin Sa’ban Miru, M.Pd


NIP. 19630723 199003 1 003
128

Lembar Validasi
Silabus

Judul penelitian : Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk


Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital Di SMK Negeri
7 Makassar .
Peneliti : Rahmi Sahara
Validator : Drs. H. Alimuddin Sa’ban Miru, M.Pd
Pekerjaan validator : Dosen Universitas Negeri Makassar

E. Petunjuk Validasi
5. Lembar validasi ini diisi oleh validator yang menilai instrumen penelitian
yang akan digunakan dalam uji coba lapangan.
6. Mohon kiranya bantuan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian (validasi)
dengan memberi tanda centang (√) pada kolom angka (Bagian B) yang
bersesuaian dengan pernyataan, sebagai berikut:
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang
2 : Sangat Kurang
7. Jika Bapak/Ibu ingin memberikan komentar ataupun saran, silahkan
mengisi isian pada Bagian C pada lembar validasi ini.
8. Pada akhir bagian lembar validasi ini, mohon kiranya Bapak/Ibu
memberikan kesimpulan terkait layak tidaknya instrumen penelitian yang
akan digunakan ini.
129

F. Aspek Validasi

Skor Penilaian
No Komponen
1 2 3 4 5
Isi yang Disajikan
1 Mengkaji keterkaitan antar Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam

mata pelajaran
Mengidentifikasi materi yang menunjang
pencapaian KD

2
3 Aktivitas kedalaman dan keluasan materi √
4 Pemilihan materi ajar

5 Kegiatan pembelajaran dirancang dan
dikembangkan berdasarkan KI, KD, potensi

siswa
6 Merumuskan indikator pencapaian √
kompetensi
7 Menentukan sumber belajar yang
disesuaikan dengan KI, KD, serta materi
pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator √
pencapaian kompetensi
8 Penentuan jenis penilaian

Bahasa
9 Penggunaan Bahasa sesuai dengan EYD

10 Kesederhanaan struktur kalimat

Waktu
11 Kesesuaian alokasi yang digunakan

12 Pemilihan alokasi waktu didasarkan pada
tuntutan kompetensi dasar √
13 Pemilihan alokasi waktu didasarkan pada
ketersediaan alokasi waktu per semester √
130

G. Komentar/Saran validator :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
H. Kesimpulan Hasil Validasi
Instrumen Silabus pada Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital ini
dinyatakan *):
1. Layak digunakan di lapangan tanpa ada revisi.
2. Layak digunakan di lapangan dengan revisi.
3. Tidak layak digunakan di lapangan.
*) Lingkari salah satu

Makassar, September 2020


Validator

Drs. H. Alimuddin Sa’ban Miru, M.Pd


NIP. 19630723 199003 1 003
131

Lembar Validasi Instrumen

Tes Hasil Belajar

Judul penelitian : Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital Di SMK Negeri

7 Makassar.

Peneliti : Rahmi Sahara

Validator : Drs. H. Alimuddin Sa’ban Miru, M.Pd

Pekerjaan validator : Dosen Universitas Negeri Makassar

I. Petunjuk Validasi
9. Tujuan penggunaan lembar validasi ini adalah untuk mendapatkan
penilaian kelayakan penggunaan instrumen tes hasil belajar
10. Bapak/ Ibu diminta untuk memberikan penilaian (validasi) terhadap
instrumen tes hasil belajar.
11. Pengisian lembar validasi ini dilakukan dengan memberi tanda centang
(√) pada kolom angka yang bersesuaian dengan pernyataan, sebagai
berikut:
1 : Tidak Valid

2 : Cukup Valid

3 : Valid

4 : Sangat Valid

12. Bapak/Ibu dimohon kesediaannya untuk memberikan saran-saran


perbaikan pada bagian akhir lembar ini atau langsung pada naskah yang
disertakan pada lembar ini.
132

J. Aspek Validasi
Validasi Nilai
No Uraian Angka
1 2 3 4
Materi Soal
1 Soal-soal sesuai dengan tujuan tes

2 Soal-soal sesuai dengan tujuan dan indikator
pembelajaran √
3 Soal-soal dirumuskan dengan jelas

4 Jawaban diharapkan jelas secara representatif
mencakup materi pembelajaran √
Bahasa
5 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia √
6 Meggunakan kata-kata (istilah) yang sudah dikenal
oleh peserta didik √
7 Bahasa yang digunakana tidak menimbulkan
penafsiran ganda √
Konstruksi
8 Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan dengan
jelas √
9 Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran ganda

10 Rumusan pertanyaaan soal menggunakan kalimat
tanya atau perintah √
Waktu
11 Waktu yang digunakan sesuai dengan waktu yang
di tetapkan √
K. Komentar/Saran validator :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
133

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
L. Kesimpulan
Instrumen tes hasil belajar Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital ini

dinyatakan *):

1. Layak digunakan di lapangan tanpa ada revisi.

2. Layak digunakan di lapangan dengan revisi.

3. Tidak layak digunakan di lapangan.

*) Lingkari salah satu

Makassar, September 2020


Validator

Drs. H. Alimuddin Sa’ban Miru, M.Pd.


NIP. 19630723-199003-1-003
134

HASIL UJI VALIDASI INSTRUMEN

Hasil Uji Validasi Instrumen Angket Penelitian


Aspek yang dinilai
Jumlah Rata
No Validator Aspek Aspek Aspek Kategori
SKor - Rata
Petunjuk Cakupan Bahasa
Sangat
Validator
1 5 4 5 4 4 4 5 5 36 4,50
1 Valid
Sangat
Validator
2 5 5 5 5 5 5 4 5 39 4.87
2 Valid

Rata - rata 4,68

Hasil Uji Validasi Instrumen Observasi Penelitian


Aspek yang dinilai
Jumlah Rata -
No Validator Aspek Aspek Aspek kategori
SKor Rata
Petunjuk Cakupan Bahasa
Validator Valid
1 4 4 4 4 3 4 4 27 3.85
1
Validator Valid
2 4 4 4 4 4 3 4 27 3.85
2
Rata- rata 3.85

Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Penelitian


Aspek yang dinilai
Jumlah Rata
No Validator Aspek Aspek kategoria
Aspek Materi Waktu skor - rata
Bahasa Konstruksi
1 Validator 1 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 40 3,63 Valid
2 Validator 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43 3.90 Valid
Rata - rata 3.76
135

LAMPIRAN III
DISTRIBUSI DATA
136

NILAI PRETEST SIKLUS I KELAS X APHP


TAHUN AJARAN 2020/2020

Hari/Tanggal :
Kompetensi Keahlian :

NILAI PRETEST KATEGORI


NO NAMA

1 A.Moch Zacky.K 20 TIDAK TUNTAS


2 Anugrah Putri Amanda 40 TIDAK TUNTAS
3 Anugrah Ramadhan 60 TIDAK TUNTAS
4 Daffa Fakhir 40 TIDAK TUNTAS
5 Erikha patriesia 80 TUNTAS
6 Fahri Randi Saputra 0 TIDAK TUNTAS
7 Ferdinand 80 TUNTAS
8 Fitria Nuzul Qurani 60 TIDAK TUNTAS
9 I Gede Faiz Febrianto 40 TIDAK TUNTAS
10 M.Ridho 40 TIDAK TUNTAS
11 Miftahul Jannah 40 TIDAK TUNTAS
12 Muh Afdal 60 TIDAK TUNTAS
13 Muh Akbar Munir 20 TIDAK TUNTAS
14 Muh Akhlatul Ikhsan 40 TIDAK TUNTAS
15 Muh. Fajar Istiqamah Ramdany 80 TUNTAS
16 Muhammad Irfan Rifai 0 TIDAK TUNTAS
17 Muhammad Ariel Anugerah 0 TIDAK TUNTAS
18 Muh. Reza S 40 TIDAK TUNTAS
19 Mutiara 20 TIDAK TUNTAS
20 Muzakkir Akbar 40 TIDAK TUNTAS
21 Nabila Amanda 30 TIDAK TUNTAS
22 Nofriani Manopo 40 TIDAK TUNTAS
23 Nur Fitrah Ramadani 20 TIDAK TUNTAS
24 Nurwahida 40 TIDAK TUNTAS
25 Nurbaya Iskandar 80 TUNTAS
26 Raynaldy William V 80 TUNTAS
27 Rivaldy Fitrianov HR 50 TIDAK TUNTAS
28 Shamsul Alam 50 TIDAK TUNTAS
29 Sri Wahyuni 70 TIDAK TUNTAS
30 St. Fatimah Azzahrah. T 80 TUNTAS
31 Yusuf Fode Gamartino sirimorok
70 TIDAK TUNTAS
32 Muh Faisal Hidayatullah 50 TIDAK TUNTAS
137

MEAN 45,6
JUMLAH SISWA TUNTAS PRETEST I 6
JUMLAH SISWA TIDAK TUNTAS PRETEST I 26
JUMLAH SISWA YANG HADIR PRETEST I 32
JUMLAH SISWA YANG TIDAK HADIR PRETEST I 0
PERSENTASE TUNTAS PRETEST.1 18,75
PERSENTASE TIDAK TUNTAS P.1 81,25
138

NILAI POSTEST SIKLUS I KELAS X RPL


TAHUN AJARAN 2020/2021

Hari/Tanggal :
Kompetensi Keahlian :

NO NAMA NILAI POSTEST KATEGORI


1 A.Moch Zacky.K 60 TIDAK TUNTAS
2 Anugrah Putri Amanda 80 TUNTAS
3 Anugrah Ramadhan 80 TUNTAS
4 Daffa Fakhir 60 TIDAK TUNTAS
5 Erikha patriesia 80 TUNTAS
6 Fahri Randi Saputra 40 TIDAK TUNTAS
7 Ferdinand 40 TIDAK TUNTAS
8 Fitria Nuzul Qurani 80 TUNTAS
9 I Gede Faiz Febrianto 40 TIDAK TUNTAS
10 M.Ridho 60 TIDAK TUNTAS
11 Miftahul Jannah 60 TIDAK TUNTAS
12 Muh Afdal 60 TIDAK TUNTAS
13 Muh Akbar Munir 60 TIDAK TUNTAS
14 Muh Akhlatul Ikhsan 80 TUNTAS
15 Muh. Fajar Istiqamah Ramdany 80 TUNTAS
16 Muhammad Irfan Rifai 40 TIDAK TUNTAS
17 Muhammad Ariel Anugerah 40 TIDAK TUNTAS
18 Muh. Reza S 60 TIDAK TUNTAS
19 Mutiara 60 TIDAK TUNTAS
20 Muzakkir Akbar 60 TIDAK TUNTAS
21 Nabila Amanda 60 TIDAK TUNTAS
22 Nofriani Manopo 80 TUNTAS
23 Nur Fitrah Ramadani 80 TUNTAS
24 Nurwahida 60 TIDAK TUNTAS
25 Nurbaya Iskandar 80 TUNTAS
26 Raynaldy William V 100 TUNTAS
27 Rivaldy Fitrianov HR 80 TUNTAS
28 Shamsul Alam 80 TUNTAS
29 Sri Wahyuni 80 TUNTAS
30 St. Fatimah Azzahrah. T 70 TIDAK TUNTAS
Yusuf Fode Gamartino sirimorok
31 90 TUNTAS
32 Muh Faisal Hidayatullah 90 TUNTAS
139

MEAN 68,75
JUMLAH SISWA TUNTAS POSTEST I 15
JUMLAH SISWA YANG TIDAK TUNTAS POSTEST I 17
JUMLAH SISWA YANG HADIR POSTEST I 32
JUMLAH SISWA YANG TIDAK HADIR POSTEST I 0
PERSENTASE TUNTAS 46,875
PERSENTASE TIDAK TUNTAS 53,125
140

NILAI PRETEST SIKLUS II KELAS X RPL


TAHUN AJARAN 2020/2021

Hari/Tanggal :
Kompetensi Keahlian :

NILAI PRETEST KATEGORI


NO NAMA
2 2
1 A.Moch Zacky.K 60 TIDAK TUNTAS
2 Anugrah Putri Amanda 80 TUNTAS
3 Anugrah Ramadhan 70 TIDAK TUNTAS
4 Daffa Fakhir 80 TUNTAS
5 Erikha patriesia 80 TUNTAS
6 Fahri Randi Saputra 60 TIDAK TUNTAS
7 Ferdinand 80 TUNTAS
8 Fitria Nuzul Qurani 80 TUNTAS
9 I Gede Faiz Febrianto 40 TIDAK TUNTAS
10 M.Ridho 60 TIDAK TUNTAS
11 Miftahul Jannah 80 TUNTAS
12 Muh Afdal 80 TUNTAS
13 Muh Akbar Munir 40 TIDAK TUNTAS
14 Muh Akhlatul Ikhsan 80 TUNTAS
15 Muh. Fajar Istiqamah Ramdany 80 TUNTAS
16 Muhammad Irfan Rifai 20 TIDAK TUNTAS
17 Muhammad Ariel Anugerah 40 TIDAK TUNTAS
18 Muh. Reza S 80 TUNTAS
19 Mutiara 80 TUNTAS
20 Muzakkir Akbar 40 TIDAK TUNTAS
21 Nabila Amanda 80 TUNTAS
22 Nofriani Manopo 80 TUNTAS
23 Nur Fitrah Ramadani 80 TUNTAS
24 Nurwahida 80 TUNTAS
25 Nurbaya Iskandar 80 TUNTAS
26 Raynaldy William V 80 TUNTAS
27 Rivaldy Fitrianov HR 50 TIDAK TUNTAS
28 Shamsul Alam 80 TUNTAS
29 Sri Wahyuni 90 TUNTAS
30 St. Fatimah Azzahrah. T 80 TUNTAS
Yusuf Fode Gamartino sirimorok 80
31 TUNTAS
32 Muh Faisal Hidayatullah 80 TUNTAS
141

MEAN 69,6
JUMLAH SISWA TUNTAS PRETEST II 22
JUMLAH SISWA YANG TIDAK TUNTAS PRETEST II 10
JUMLAH SISWA YANG HADIR PRETEST II 32
JUMLAH SISWA YANG TIDAK HADIR PRETEST II 0
PERSENTASE TUNTAS P.II 68,75 69%
PERSENTASE TIDAK TUNTAS P.II 31,25 31%
142

NILAI POSTEST SIKLUS II KELAS X RPL


TAHUN AJARAN 2020/2021

Hari/Tanggal :
Kompetensi Keahlian :

NO NAMA NILAI POSTEST KATEGORI


1 A.Moch Zacky.K 90 TUNTAS
2 Anugrah Putri Amanda 100 TUNTAS
3 Anugrah Ramadhan 100 TUNTAS
4 Daffa Fakhir 90 TUNTAS
5 Erikha patriesia 100 TUNTAS
6 Fahri Randi Saputra 60 TIDAK TUNTAS
7 Ferdinand 100 TUNTAS
8 Fitria Nuzul Qurani 100 TUNTAS
9 I Gede Faiz Febrianto 80 TUNTAS
10 M.Ridho 70 TIDAK TUNTAS
11 Miftahul Jannah 100 TUNTAS
12 Muh Afdal 80 TUNTAS
13 Muh Akbar Munir 100 TUNTAS
14 Muh Akhlatul Ikhsan 100 TUNTAS
15 Muh. Fajar Istiqamah Ramdany 100 TUNTAS
16 Muhammad Irfan Rifai 80 TUNTAS
17 Muhammad Ariel Anugerah 70 TIDAK TUNTAS
18 Muh. Reza S 70 TIDAK TUNTAS
19 Mutiara 60 TIDAK TUNTAS
20 Muzakkir Akbar 70 TIDAK TUNTAS
21 Nabila Amanda 100 TUNTAS
22 Nofriani Manopo 100 TUNTAS
23 Nur Fitrah Ramadani 90 TUNTAS
24 Nurwahida 80 TUNTAS
25 Nurbaya Iskandar 100 TUNTAS
26 Raynaldy William V 80 TUNTAS
27 Rivaldy Fitrianov HR 80 TUNTAS
28 Shamsul Alam 90 TUNTAS
29 Sri Wahyuni 100 TUNTAS
30 St. Fatimah Azzahrah. T 100 TUNTAS
Yusuf Fode Gamartino sirimorok 90
31 TUNTAS
32 Muh Faisal Hidayatullah 90 TUNTAS
143

MEAN 86,95652174

JUMLAH SISWA YANG TUNTAS 26


JUMLAH SISWA YANG TIDAK TUNTAS 6

PERSENTASE SISWA YANG TUNTAS 81,25 8125%


PERSENTASE SISWA YANG TIDAK TUNTAS 18,75 1875%

JUMLAH SISWA YANG HADIR 32


JUMLAH SISWA YANG TIDAK HADIR 0
144

OLAH DATA SPSS ANGKET MOTIVASI

Statistics
Motivasi
N Valid 32
Missing 0
Mean 214,9063
Median 214,0000
Mode 202,00
Std. Deviation 11,13367
Minimum 196,00
Maximum 238,00
Sum 6877,00

Motivasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 196,00 1 3,1 3,1 3,1
200,00 1 3,1 3,1 6,3
201,00 1 3,1 3,1 9,4
202,00 3 9,4 9,4 18,8
205,00 1 3,1 3,1 21,9
206,00 1 3,1 3,1 25,0
207,00 2 6,3 6,3 31,3
208,00 1 3,1 3,1 34,4
211,00 1 3,1 3,1 37,5
212,00 1 3,1 3,1 40,6
213,00 2 6,3 6,3 46,9
214,00 2 6,3 6,3 53,1
215,00 2 6,3 6,3 59,4
216,00 2 6,3 6,3 65,6
218,00 2 6,3 6,3 71,9
221,00 1 3,1 3,1 75,0
225,00 1 3,1 3,1 78,1
226,00 1 3,1 3,1 81,3
228,00 2 6,3 6,3 87,5
231,00 1 3,1 3,1 90,6
234,00 1 3,1 3,1 93,8
145

235,00 1 3,1 3,1 96,9


238,00 1 3,1 3,1 100,0
Total 32 100,0 100,0

MTV
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Baik 1 3,1 3,1 3,1
Kurang Baik 10 31,3 31,3 34,4
Sedang 12 37,5 37,5 71,9
Baik 5 15,6 15,6 87,5
Sangat Baik 4 12,5 12,5 100,0
Total 32 100,0 100,0

Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siwa

Interval Kategori Frekuensi Persentase


(%)
>231, 60 Sangat Baik 4 12,5
220,47 – 230,60 Baik 5 15,6
209, 39 – 219,47 Sedang 12 37,5
198, 20 – 208,39 Kurang Baik 10 31,3
Sangat Tidak 1 3,1
< 197,20
Baik
Jumlah 32 100
Sumber: Hasil Olah Data 2020 (SPSS 25 For Windows)
146

PERTEMUAN SIKLUS 1
No. Aspek Yang Diamati Jumlah Siswa Jumlah Siswa Aktif Persentase
1 Siswa hadir tepat waktu di ruang belajar. 17 53%
Siswa mempersiapkan alat dan bahan sebelum
2 pembelajaran dimulai 15 47%
Siswa mereview materi yang diajarkan pada
3 pertemuan sebelumnya 14 44%
Siswa mengamati materi slide yang ditayangkan oleh
4 guru 18 56%
Siswa mengidentifikasi materi yang disampaikan oleh
5 guru 14 44%
Siswa menjelaskan materi yang disampaikan oleh
6 guru 14 44%
Siswa membuat hipotesis sesuai permasalahan yang 32
7 dikemukakan oleh guru. 12 38%
Siswa mengajukan hipotesis kepada guru dalam
8 bentuk tulisan. 13 41%
Siswa bekerja sama secara kelompok dalam
9 menyelesaikan suatu permasalahan. 17 53%
Siswa berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan
10 yang ada. 18 56%
Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah
11 dilakukan 15 47%
Siswa pemperhatikan guru dalam mempertegas
12 konsep yang telah ditemukan oleh siswa itu sendiri. 20 63%
147

PERTEMUAN2 SIKLUS I
No. Aspek Yang Diamati Jumlah Siswa Jumlah Siswa Aktif Persentase
1 Siswa hadir tepat waktu di ruang belajar. 22 69%
Siswa mempersiapkan alat dan bahan sebelum
2 pembelajaran dimulai 17 53%
Siswa mereview materi yang diajarkan pada
3 pertemuan sebelumnya 16 50%
Siswa mengamati materi slide yang ditayangkan oleh
4 guru 20 63%
Siswa mengidentifikasi materi yang disampaikan oleh
5 guru 17 53%
Siswa menjelaskan materi yang disampaikan oleh
6 guru 17 53%
Siswa membuat hipotesis sesuai permasalahan yang 32
7 dikemukakan oleh guru. 15 47%
Siswa mengajukan hipotesis kepada guru dalam
8 bentuk tulisan. 15 47%
Siswa bekerja sama secara kelompok dalam
9 menyelesaikan suatu permasalahan. 20 63%
Siswa berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan
10 yang ada. 21 66%
Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah
11 dilakukan 17 53%
Siswa pemperhatikan guru dalam mempertegas
12 konsep yang telah ditemukan oleh siswa itu sendiri. 22 69%
148

PERTEMUAN 3 SIKLUS 2

No. Aspek Yang Diamati Jumlah Siswa Jumlah Siswa Aktif Persentase
1 Siswa hadir tepat waktu di ruang belajar. 22 69%
Siswa mempersiapkan alat dan bahan sebelum
2 pembelajaran dimulai 17 53%
Siswa mereview materi yang diajarkan pada
3 pertemuan sebelumnya 16 50%
Siswa mengamati materi slide yang ditayangkan oleh
4 guru 20 63%
Siswa mengidentifikasi materi yang disampaikan oleh
5 guru 17 53%
Siswa menjelaskan materi yang disampaikan oleh
6 guru 17 53%
Siswa membuat hipotesis sesuai permasalahan yang 32
7 dikemukakan oleh guru. 15 47%
Siswa mengajukan hipotesis kepada guru dalam
8 bentuk tulisan. 15 47%
Siswa bekerja sama secara kelompok dalam
9 menyelesaikan suatu permasalahan. 20 63%
Siswa berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan
10 yang ada. 21 66%
Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah
11 dilakukan 17 53%
Siswa pemperhatikan guru dalam mempertegas
12 konsep yang telah ditemukan oleh siswa itu sendiri. 22 69%
149

PERTEMUAN2 SIKLUS II
No. Aspek Yang Diamati Jumlah Siswa Jumlah Siswa Aktif Persentase
1 Siswa hadir tepat waktu di ruang belajar. 26 81%
Siswa mempersiapkan alat dan bahan sebelum
2 pembelajaran dimulai 23 72%
Siswa mereview materi yang diajarkan pada
3 pertemuan sebelumnya 22 69%
Siswa mengamati materi slide yang ditayangkan oleh
4 guru 24 75%
Siswa mengidentifikasi materi yang disampaikan oleh
5 guru 25 78%
Siswa menjelaskan materi yang disampaikan oleh
6 guru 24 75%
Siswa membuat hipotesis sesuai permasalahan yang 32
7 dikemukakan oleh guru. 22 69%
Siswa mengajukan hipotesis kepada guru dalam
8 bentuk tulisan. 23 72%
Siswa bekerja sama secara kelompok dalam
9 menyelesaikan suatu permasalahan. 28 88%
Siswa berdiskusi mengenai solusi dari permasalahan
10 yang ada. 28 88%
Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah
11 dilakukan 22 69%
Siswa pemperhatikan guru dalam mempertegas
12 konsep yang telah ditemukan oleh siswa itu sendiri. 24 75%
150

LAMPIRAN IV
PERSURATAN
151

LAMPIRAN V
DOKUMENTASI
152

SILABUS MATA PELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 7 Makassar


Kompetensi Keahlian : Rekayasa Perangkat Lunak
Mata Pelajaran : Simulasi dan Komunikasi Digital
Durasi (Waktu) : 108 JP
Kelas/Semester :X
KI-3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
Simulasi dan Komunikasi Digital (Simdig) pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI-4 (Keterampilan) : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup Simulasi dan
Komunikasi Digital (Simdig). Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.

Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
153

Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,


menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.

Alokasi
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pokok Waktu Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi
(JP)

1 2 3 4 5 6

6
3.1 Menerapkan 3.1.1 Menjelaskan konsep ● Konsep logika dan ● Mengamati untuk Pengetahuan:
logika dan algoritma logika dan algoritma. algoritma mengidentifikasi dan
● Tes tertulis
komputer ● Notasi flowchart merumuskan masalah
3.1.2 Menjelaskan lambang
tentang konsep logika Keterampilan:
flowchart.
dan algoritma ● Unjuk kerja
menggunakan ● Portofolio
4.1 Menggunakan Flowchart
4.1.1 Menerapkan algoritma
fungsi-fungsi ● Mengumpulkan data
dalam bentuk flowchart
Perintah (Command) tentang fungsi dan
fitur simbol notasi
154

sederhana dalam kehidupan flowchart


keseharian. ● Mengolah data
tentang algoritma
4.1.2 Membuat tulisan terkait aktivitas
rincian aktivitas dalam keseharian melalui
runtutan kesatuan kegiatan flowchart
berdasarkan logika terkait ● Mengomunikasikan
dengan kegiatan gagasan dalam bentuk
keseharian. flowchart tentang
aktivitas keseharian
atau kegiatan lain
3.2.1 Menjelaskan metode 3
3.2 Menerapkan ● Metode peta-minta ● Merumuskan masalah Pengetahuan:
peta-minda.
metode peta minda untuk penguraian dengan cara
● Wawancar
masalah mengobservasi pikiran
3.2.2 Menguraikan ide a
● Perangkat lunak Peta- menggunakan metode
menjadi konsep. Keterampilan:
Minda peta-minda
● Mengumpulkan data ● Unjuk kerja
3.2.3 Menentukan alternatif
berupa kata-kunci
solusi pemecahan masalah.
yang terkait ide
● Mengolah data dari
4.2 Membuat peta- kata-kata kunci yang
minda didapat untuk
155

4.2.1 Mengoperasikan dikategorikan


perangkat lunak peta- berdasarkan
minda. kesamaan sifat, ciri,
cara kerja, atau jenis
4.2.2 Membuat peta-minda ● Memresentasikan
dari hasil pengembangan gagasan dalam bentuk
ide berdasarkan alternatif peta-minda yang
solusi. dibuat

3.3 Mengevaluasi 6
3.3.1 Menganalisis ciri-ciri ● Jenis dan ciri paragraf ● Mengamati untuk Pengetahuan:
paragraf deskriptif, paragraf deskriptif, ● Memformat dokumen mengidentifikasi
● Tes tertulis
argumentatif, argumentatif, naratif, dan menggunakan tentang ciri-ciri
naratif, dan persuasif. perangkat lunak paragraf berdasarkan Keterampilan:
persuasif. pengolah kata karakterisktik melalui ● Unjuk kerja
3.3.2 Membandingkan contoh tulisan ● Portofolio
paragraf deskriptif, ● Mengumpulkan data
argumentatif, naratif, dan tentang fungsi fitur
persuasif. pada perangkat lunak
4.3 Menyusun pengolah kata dengan
kembali format 4.3.1 Memanipulasi cara memformat
dokumen pengolah dokumen menggunakan tulisan yang belum
kata perangkat lunak pengolah diformat
kata. ● Mengolah data
156

tentang fungsi fitur


4.3.2 Membuat tulisan perangkat lunak
deskriptif. pengolah kata dengan
cara memformat
4.3.3 Mengembangkan dokumen yang belum
proposal menggunakan diformat
perangkat lunak pengolah ● Mengomunikasikan
kata. gagasan dalam bentuk
tulisan deskriptif
memanfaatkan
perangkat lunak
pengolah kata

3.4 Menerapkan 9
3.4.1 Menjelaskan urutan ● Operasi perhitungan ● Mengumpulkan data Pengetahuan:
logika, dan operasi kerja operator matematika. matematika tentang operator
● Tes tertulis
perhitungan data ● Perangkat lunak matematika
pengolah angka ● Mengolah data Keterampilan:
3.4.2 Mengurutkan operator ● Fungsi logika pada menggunakan ● Unjuk kerja
matematika sesuai hasil perangkat lunak perangkat lunak ● Portofolio
yang diharapkan. pengolah angka pengolah angka
● Referensi berdasarkan ● Mengamati untuk
3.4.3 Menentukan sel mengidentifikasi dan
penggunaan fungsi logika ● Referensi berdasarkan merumuskan masalah
157

IF, AND, OR, ELSE pada nilai tentang fungsi logika


perhitungan berkondisi. ● Grafik dan Diagram di formula pada
perangkat lunak
3.4.3 Memanipulasi sel. pengolah angka
4.4 Mengoperasikan ● Mengomunikasikan
perangkat lunak 3.4.4 Menyalin nilai gagasan atau data
pengolah angka berdasarkan referensi nilai pendukung gagasan
sel dan referensi alamat sel. memanfaatkan
perangkat lunak
4.4.1 Menggunakan formula pengolah angka
pada pemrosesan data.

4.4.2 Menampilkan data


dalam bentuk grafis.

3.5 Menganalisis 9
3.5.1 Menjelaskan jenis, ● Jenis dan fungsi fitur ● Mengamati untuk Pengetahuan:
fitur yang tepat fungsi, dan keuntungan perangkat lunak mengidentifikasi
● Wawancar
untuk pembuatan penggunaan perangkat presentasi fungsi, jenis, dan
a
slide lunak presentasi. ● Teknik merancang keuntungan
● Observasi
Slide penggunaan
diskusi
3.5.2 Menentukan fitur perangkat lunak
umum yang sering presentasi Keterampilan:

● Mengomunikasikan ● Unjuk kerja


158

digunakan pada perangkat cara ● Observasi


lunak presentasi. menggunakan.perangk ● Portofolio
at lunak presentasi
3.5.3 Menganalisis slide melalui diskusi
yang sesuai dengan pesan kelompok
4.5 Membuat slide yang akan disampaikan. ● Mengumpulkan data
untuk presentasi teknik membuat slide,
4.5.1 Menggunakan fitur penyisipan objek,
perangkat lunak presentasi. penambahan transisi,
dan fitur animasi pada
4.5.2 Membuat slide slide
presentasi yang dilengkapi ● Mengolah data dalam
dengan transisi dan animasi. bentuk tugas untuk
dibuat menjadi slide
sesuai perintah
● Mengomunikasikan
gagasan
memanfaatkan
perangkat lunak
presentasi
159

3.6 Menerapkan 6
3.6.1 Menentukan desain ● Faktor yang ● Mengamati untuk Pengetahuan:
teknik presentasi yang efektif. mempengaruhi mengidentifikasi dan
● Wawancar
yang efektif pemirsa dalam merumuskan masalah
a
presentasi tentang presentasi
3..6.2 Membandingkan ● Teknik mendesain yang mampu menarik Keterampilan:
kesesuaian desain slide slide perhatian audien ● Unjuk kerja
dengan informasi yang ● Teknik penyampaian berdasarkan kaidah ● Portofolio
disampaikan. teknik presentasi
simdig
3.6.2 Menilai teknik ● Mengumpulkan data
penyempaian presentasi tentang faktor yang
4.6 Melakukan orang lain. mempengaruhi audien
presentasi yang
dan design slide yang
efektif 4.6.1 Membuat slide dengan efektif dan efisien
pertimbangan proporsi, dengan pertimbangan
komposisi, dan harmoni. proporsi, komposisi,
dan harmoni
4.6.2 Melaksanakan ● Mengolah data ke
penyampaian sesuai kaidah dalam slide
teknik presentasi. menggunakan teknik
penyusunan slide
● Mengomunikasikan
160

gagasan dalam bentuk


presentasi
menerapkan kaidah
teknik presentasi

3.7 Menganalisis 6
3.7.1 Menjelaskan contoh ● Buku elektronik (E- ● Mengamati untuk Pengetahuan:
pembuatan E-book dan kelebihan E-book. book) mengidentifikasi dan
● Tes tertulis
● Prosedur membuat E- merumuskan masalah
3.7.2 Menjelaskan berbagai book menggunakan tentang kelebihan E- Keterampilan:

format E-book. Sigil book dan format file ● Unjuk kerja


● Membuat sampul ● Mengumpulkan data ● Portofolio
3.7.3 Mengurutkan proses menggunakan Ms. tentang prosedur
konversi. PowerPoint pembuatan E-book,
● Perangkat lunak meliputi konversi file,
3.7.4 Memilih perangkat pembaca file E-book melengkapi metadata,
lunak pembaca file E-book. dan pemilihan
perangkat lunak
3.7.5 Memilih informasi pembaca file E-book
pada metadata. ● Mengolah data
tentang penyisipan
4.7 Membuat E-book
4.7.1 Melaksanakan file multimedia ke
dengan perangkat
konversi file menjadi HTML. dalam file HTML
lunak E-book Editor
● Mengomunikasikan
161

4.7.2 Melengkapi file E-book hasil pemformatan


dengan file multimedia. naskah ke dalam
bentuk E-book yang
4.7.3 Melengkapi daftar is dibuat
pada E-book.

4.7.4 Membuat sampul.

4.7.5 Melengkapi metadata.

4.7.6 Menampilkan file E-


book

3.8 Memahami 3.8.1 Menjelaskan konsep 3


● Konsep Kewargaan ● Mengumpulkan data Pengetahuan:
konsep Kewargaan Kewargaan Digital. Digital tentang Undang-
● Presentasi
Digital ● Cyberbulliying dan Undang ITE, konsep
publik
3.8.2 Menjelaskan konsep Cyberharrasment Kewargaan Digital,
internet safety. ● Menggunakan internet dan jenis virus Keterampilan:

dengan aman komputer yang umum ● Observasi


3.8.3 Menjelaskan jenis ● Simbol Creative ● Mengolah data kasus
virus komputer dan Commons aktual di internet
pencegahannya. terkait pelanggaran
UU ITE dan kerusakan
162

3.8.4 Menjelaskan simbol yang diakibatkan oleh


Creative Commons. virus
● Mengamati untuk
mengidentifikasi dan
4.8 Merumuskan 4.8.1 Mengimplementasikan merumuskan masalah
etika Kewargaan penggunaan internet tentang penggunaan
Digital dengan aman. perangkat komunikasi
dan internet dengan
4.8.2 Memilih dan memilah aman, serta memilah
informasi. dan memilih informasi
● Mengomunikasikan
cara penggunaan
internet dengan sehat
sesuai konsep
Kewargaan Digital
dalam bentuk tulisan
dan presentasi publik

3.9 Menerapkan 6
3.9.1 Menjelaskan ● Komponen dan cara ● Mengamati untuk Pengetahuan:
teknik penelusuran komponen mesin penelusur. kerja mesin penelusur mengidentifikasi dan
● Tes tertulis
Search Engine ● Sintak pada mesin merumuskan masalah
● Wawancar
3.9.2 Menentukan sintak penelusur tentang teknik
a
penelusuran sesuai ● Penelusuran lanjutan penelusuran yang
163

kebutuhan pencarian efektif dan komponen


Keterampilan:
informasi. mesin penelusur
4.9 Melakukan ● Mengumpulkan data ● Unjuk kerja
penelusuran 4.9.1 Menggunakan sintaks tentang beragam
informasi penelusuran yang tepat sintak penelusuran
sesuai kebutuhan pencarian yang efektif
informasi. ● Mengolah data
penelusuran
4.9.2 Melakukan menggunakan
penelusuran lanjutan. kombinasi beberapa
sintak
● Mengomunikasikan
teknik penelusuran
yang menerapkan
kombinasi sintak dan
tata letak urutan kata
sesuai dengan
informasi yang ingin
dicari

3.10 Menganalisis 9
3.10.1 Membedakan jenis ● Prosedur komunikasi ● Mengamati untuk Pengetahuan:
komunikasi sinkron komunikasi sinkron- daring sinkron dan mengidentifikasi dan
● Tes tertulis
asinkron. asinkron merumuskan masalah
● Wawancar
164

dan asinkron dalam ● Chat tentang kelebihan a


jaringan 3.10.2 Menggambarkan ● Email komunikasi sinkron
Keterampilan:
proses komunikasi data ● Blog dan asinkron dalam
sinkron dan asinkron. ● Membuat, mengubah, jaringan ● Unjuk kerja

dan berbagi file ● Mengumpulkan data Observasi

3.10.3 Menyimpulkan Dokumen Daring proses komunikasi


kelebihan dan kekurangan ● Penyimpanan Daring sinkron dan asinkron
komunikasi sinkron dan dan layanannya dalam
asinkron. jaringan
4.10 Melakukan ● Mengolah data cara
komunikasi sinkron
3.10.4 INDIKATOR penggunaan setiap
dan asinkron dalam
SINKRON: Melakukan layanan sinkron dan
jaringan
chatting (teks dan video). asinkron dalam
jaringan
4.10.1 INDIKATOR ● Mengomunikasikan
ASINKRON: Melakukan memanfaatkan
komunikasi menggunakan berbagai layanan
E-mail. komunikasi digital
sinkron dan asinkron
4.10.2 INDIKATOR sesuai kebutuhan
ASINKRON: Melakukan
165

publikasi konsep
menggunakan Blog.

4.10.3 INDIKATOR
ASINKRON: Melakukan
kolaborasi Dokumen Daring
(Online Documents).

4.10.4 INDIKATOR
ASINKRON: Menggunakan
layanan penyimpanan file
Daring (Online Cloud-
Storage).

3.11 Menganalisis 9
3.11.1 Menjelaskan ● Pembelajaran jarak ● Mengamati untuk Pengetahuan:
fitur perangkat keunggulan pembelajaran jauh mengidentifikasi dan
● Tes tertulis
lunak pembelajaran jarak jauh. ● Pemanfaatan layanan merumuskan masalah
kolaboratif daring jejaring sosial daring tentang keunggulan Keterampilan:

untuk pembelajaran belajar jarak jauh ● Unjuk kerja


3.11.2 Menerapkan
● Mengumpulkan data ● Observasi
prosedur pendaftaran
jenis layanan jejaring
sebagai siswa dalam kelas
sosial daring yang
maya.
dapat digunakan
166

3.11.3 Memilih fitur yang untuk pembelajaran


tepat dalam aktivitas khusus ● Mengolah data cara
4.11 Menggunakan sesuai perintah guru. penggunaan layanan
fitur untuk jejaring sosial untuk
pembelajaran 4.11.1 Melaksanakan tugas pembelajaran
kolaboratif daring secara daring. ● Memanfaatkan
(kelas maya) layanan social learning
4.11.2 Menggunakan materi network untuk
pelajaran, file, atau sumber komunikasi
belajar daring. pembelajaran

3.12 Merancang 3.12.1 INDIKATOR VIDEO 12


● Konsep pembuatan ● Mengamati untuk Pengetahuan:
dokumen tahap pra- dan ANIMASI: Memahami video mengidentifikasi dan
● Tes tertulis
produksi alur proses pembuatan ● Teknik pembuatan merumuskan masalah
video. sinopsis, naskah, dan tentang cara membuat Keterampilan:

storyboard video atau animasi ● Unjuk kerja


3.12.2 INDIKATOR VIDEO ● Desain karakter ● Mengumpulkan data
dan ANIMASI: tentang perbedaan
Membandingkan sinopsis, pada sinopsis, naskah,
4.12 Membuat naskah, dan storyboard. dan storyboard
dokumen tahap pra- ● Mengolah data cara
produksi
membuat sinopsis
167

4.12.1 INDIKATOR VIDEO naskah, dan


dan ANIMASI: Membuat storyboard
sinopsis. ● Membuat sinopsis,
naskah, dan
4.12.2 INDIKATOR VIDEO storyboard
dan ANIMASI: Membuat berdasarkan topik
naskah. yang telah dipilih
sesuai plot cerita,
4.12.3 INDIKATOR VIDEO kebutuhan tampilan
dan ANIMASI: Mendesain visual-audio, serta
karakter. merancang desain
karakter sesuai
4.12.4 INDIKATOR VIDEO sinopsis dan naskah
dan ANIMASI: Membuat (khusus animasi)
storyboard. ● Mengomunikasikan
naskah video yang
dibuat sesuai dengan
sinopsis

3.13 Menganalisis 15
3.13.1 INDIKATOR VIDEO ● Sinematografi dasar ● Mengamati sinopsis, Pengetahuan:
produksi video, dan ANIMASI: Menjelaskan ● Penempatan dan naskah, dan
● Tes tertulis
animasi dan/atau elemen sinopsis, naskah, pergerakan kamera storyboard untuk
● Wawancar
musik digital dan storyboard. ● Konsep pencahayaan mengidentifikasi
a
168

● Perangkat lunak kebutuhan syuting


Keterampilan:
3.13.2 INDIKATOR VIDEO: animasi 3D atau ● Mengumpulkan data
Menelaah naskah untuk penyunting audio untuk penentuan ● Unjuk kerja

kepentingan penentuan lokasi, pemain, ● Observasi

lokasi, pemain, peralatan, peralatan, ● Portofolio

wardrobe. pencahayaan,
wardrobe, dan
3.13.3 INDIKATOR VIDEO: pengambilan gambar
4.13 Memroduksi Menganalisis sinematografi. ● Mengolah data
video dan/atau mencari/merancang
animasi dan/atau
4.13.1 INDIKATOR VIDEO: lokasi, penyediaan
musik digital
Mengoperasikan kamera. pemain/karakter dan
wardrobe, penyediaan
4.13.2 INDIKATOR VIDEO peralatan, dan
dan ANIMASI: pengondisian
Menggunakan teknik pencahayaan sesuai
penempatan dan naskah dan storyboard
pergerakan kamera. ● Membuat video atau
animasi sesuai
4.13.3 INDIKATOR VIDEO: sinopsis, naskah, dan
Memanipulasi pencahayaan. storyboard. Khusus
musik digital:
169

4.13.4 INDIKATOR merangkai musik


ANIMASI: Mengoperasikan digital
perangkat lunak animasi.

4.13.5 INDIKATOR
ANIMASI: Melakukan
modelling, texturing,
rigging.

4.13.6 INDIKATOR
ANIMASI: Memodifikasi
objek (scalling, rotating,
moving).

4.13.7 INDIKATOR MUSIK:


Mengoperasikan perangkat
lunak penulisan nada atau
penyunting audio.

3.14 Mengevaluasi 9
3.14.1 Menyeleksi ● Perangkat lunak ● Mengamati untuk Pengetahuan:
pasca-produksi kesesuaian hasil produksi penyunting mengidentifikasi
● Tes tertulis
video, animasi dengan naskah video/animasi/ tentang kesesuaian
● Wawancar
● Teknik memotong dan hasil produksi dengan
a
170

dan/atau musik menggabungkan naskah


3.14.2 Memilih fitur yang Keterampilan:
digital scene ● Mengumpulkan data
tepat pada perangkat lunak
bagian tahapan ● Unjuk kerja
penyunting video/animasi
produksi yang ● Observasi
sesuai kebutuhan.
tidak/belum sesuai ● Portofolio

dengan naskah
3.14.3 Menyeleksi fitur
maupun arahan
perangkat lunak rendering
sutradara
akhir.
4.14 Membuat ● Mengolah data untuk
laporan hasil pasca- melakukan
4.14.1 Memodifikasi
produksi
penyesuaian scene
scene/objek.
menggunakan
perangkat lunak editor
4.14.2 Menggabungkan
video, animasi, atau
video, objek animasi,
musik digital
dan/atau musik digital.
● Menggabungkan
setiap scene menjadi
4.14.3 Melakukan
video utuh sesuai
Rendering.
naskah. Khusus
animasi: melakukan
4.14.4 Menggabungkan teks
rendering
pada video atau animasi.
● Mengomunikasikan
171

4.14.5 Membuat laporan (memutar) video


hasil pengelolaan proyek (mungkin disertai
dengan penjelasan)
172

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMKN 7 Makassar
Mata Pelajaran : Simulasi dan Komunikasi dan Digital
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Jenis dan ciri paragraf
Pertemuan : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi inti
KI 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, sistem operasi terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mengevaluasi paragraf deskriptif, argumentatif, naratif,
KI 3
dan persuasif
KI 4 4.1 Menyusun kembali format dokumen pengolah kata

C. Indikator pencapaian kompetensi


Menganalisis ciri-ciri paragraf deskriptif, argumentatif,
KI 3 naratif, dan persuasif.
Memanipulasi dokumen menggunakan perangkat lunak
KI 4
pengolah kata.
D. Tujuan pembelajaran
Setelah pembelajaran ini diharapkan Siswa :
Siswa Dapat Mengevaluasi paragraf deskriptif, argumentatif,
KI 3
naratif, dan persuasif
Siswa Dapat Memanipulasi dokumen menggunakan
KI 4
perangkat lunak pengolah kata.
E. Materi pembelajaran
1. Jenis dan ciri paragraf
2. Memformat dokumen menggunakan perangkat lunak pengolah
F. Metode/ Pendekatan/ Model Pembelajaran :
Pendekatan dan model Guided inquiry (inkuiri terbimbing), dengan
metode tanya jawab, diskusi kelompok, demonstrasi
173

G. Langkah-langkah pembelajaran
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan Pendahuluan : 5 menit
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
2. Melakukan pengkondisian peserta didik
3. Mengecek kehadiran peserta didik
4. Menyampaikan topik materi
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
6. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
7. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
8. Mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah
dipelajari terkait dengan materi yang akan disampaikan
Kegiatan Inti : 35 menit
Tahap I : 9. Guru meminta kepada peserta didik a.
Identifikasi mengamati materi pada slide yang
fenomena ditayangkan
atau gejala 10. Siswa mengidentifikasi materi yang
disampaikan oleh guru.
Tahap II: 11. Guru meminta beberapa siswa untuk
Merumuskan menjelaskan jenis dan ciri paragraf
masalah 12. Guru meminta siswa untuk merumuskan
permasalahan dengan arahan guru
13. Beberapa siswa menjelaskan jenis dan ciri
paragraf
14. Siswa merumuskan masalah dari materi yang
diarahkan guru
Tahap III: 15. Guru meminta siswa untuk membuat
Mengajukan hipotesis sesuai permasalahan yang
hipotesis dikemukakan.
16. Siswa mengajukan hipotesis
Tahap IV: 17. Guru membagi siswa ke dalam beberapa
Merencakan kelompok siswa yang terdiri atas 6 orang lalu
dan melakukan memberi tugas siswa untuk melakukan
pemecahan percobaan memanipulasi dokumen
masalah menggunakan perangkat lunak pengolah
kata.
18. Siswa melakukan percobaan manipulasi
dokumen menggunakan perangkat lunak
pengolah kata.
Tahap V: 19. Guru meminta siswa melakukan percobaan
Melakukan manipulasi dokumen menggunakan
pengamatan, perangkat lunak pengolah kata.
pengumpul 20. Guru menunjuk salah satu perwakilan
an data dan kelompok untuk melaporkan hasil
174

analisis data 21. Guru memberikan klarifikasi apabila ada


kelompok yang salah konsep.
22. Siswa melakukan percobaan mengenai
manipulasi dokumen menggunakan
perangkat lunak pengolah kata.
23. Siswa berdiskusi hasil temuan mereka
mengenai manipulasi dokumen
menggunakan perangkat lunak pengolah
kata.
24. Siswa memperhatikan penjelasan guru saat
guru melakukan klarifikasi.

Kegiatan Penutup : 5 menit


25. Kesimpulan
Guru meminta siswa membuat kesimpulan kegiatan yang telah
dilakukan.
26. Konfirmasi dan Refleksi
Guru mempertegas konsep yang telah ditemukan siswa tentang
Pe ndahan kalor yang terjadi pada mekanisme efek rumah kaca
mekanisme efek rumah kaca.
27. Tindak Lanjut
Guru meminta siswa untuk mencari tahu tentang apa itu
ekosistem, satuan-satuan dalam ekosistem, komponen-
komponen dalam ekosistem, rantai makanan, interaksi anatara
mahkluk hidup

H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


1.Media/Sumber Belajar : LKPD, Buku pelajaran
Simulasi dan komunikasi digital
2.Alat / bahan : Google Meet, dan Laptop
I. Penilaian
Penilaian Pengetahuan :
a. Jenis penilaian : Pretest dan Posttest
b. Bentuk penilaian : Tanya jawab
c. Instrumen penilaian :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai = x 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Ketercapaian:

86% - 100% = Baik Sekali

70% - 85% = Baik


55% - 69% = Cukup
Dibawah 55% = Kurang
175

Penilaian observasi :

LEMBAR PENILAIAN OBSERVASI

Aspek yang dinilai


No. Nama Siswa
1 2 3 4 5

Aspek yang dinilai:


1. Memperhatikan penjelasan materi dari guru
2. Berani menjawab pertanyaan dari guru
3. Dapat mengemukakan pendapat saat diskusi
4. Jumlah siswa yang hadir

Makassar, September 2020

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Mahasiswi

Adrianty Rahman, S.Kom Rahmi Sahara

NIP. NIM. 1629040028


176

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMKN 7 Makassar
Mata Pelajaran : Simulasi dan Komunikasi dan Digital
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : logika, dan operasi perhitungan data
Pertemuan : 2 & 3 (kedua dan ketiga)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi inti

KI 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, sistem operasi terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah


abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah
pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
KI 3 3.5 Menerapkan logika, dan operasi perhitungan data
KI 4 4.4 Mengoperasikan perangkat lunak pengolah angka

C. Indikator pencapaian kompetensi


Menentukan penggunaan fungsi logika IF, AND, OR,
KI 3
ELSE pada perhitungan berkondisi.
Menggunakan formula pada pemrosesan data.
KI 4

D. Tujuan pembelajaran
Setelah pembelajaran ini diharapkan Siswa :
Siswa Dapat Menentukan penggunaan fungsi logika IF, AND,
KI 3
OR, ELSE pada perhitungan berkondisi.
KI 4 Siswa Dapat Menggunakan formula pada pemrosesan data.
177

E. Materi pembelajaran
1. Operasi perhitungan matematika
2. Perangkat lunak pengolah angka
3. Fungsi logika pada perangkat lunak pengolah angka
4. Referensi berdasarkan sel
5. Referensi berdasarkan nilai
6. Grafik dan Diagram

F. Metode/ Pendekatan/ Model Pembelajaran :


Pendekatan dan model Guided inquiry (inkuiri terbimbing),
dengan metode tanya jawab, diskusi kelompok, demonstrasi
178

G. Langkah-langkah pembelajaran
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan Pendahuluan : 5 menit
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
2. Melakukan pengkondisian peserta didik
3. Mengecek kehadiran peserta didik
4. Menyampaikan topik materi
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
6. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
7. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
8. Mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah
dipelajari terkait dengan materi yang akan disampaikan
Kegiatan Inti : 35 menit
Tahap I : 9. Guru meminta kepada peserta didik a.
Identifikasi mengamati materi pada slide yang
fenomena ditayangkan.
atau gejala 10. Siswa mengidentifikasi materi yang
disampaikan oleh guru.
Tahap II: 11. Guru meminta beberapa siswa untuk
Merumuskan menjelaskan logika, dan operasi perhitungan
masalah data
12. Guru meminta siswa untuk merumuskan
permasalahan dengan arahan guru.
13. Beberapa siswa menjelaskan logika, dan
operasi perhitungan data
14. Siswa merumuskan masalah dari materi yang
diarahkan guru.
Tahap III: 15. Guru meminta siswa untuk membuat
Mengajukan hipotesis sesuai permasalahan yang
hipotesis dikemukakan.
16. Siswa mengajukan hipotesis
Tahap IV: 17. Guru membagi siswa ke dalam beberapa
Merencakan kelompok siswa yang terdiri atas 6 orang lalu
dan melakukan memberi tugas siswa untuk melakukan
pemecahan percobaan Mengoperasikan perangkat lunak
masalah pengolah angka.
18. Siswa melakukan percobaan pengoperasian
179

perangkat lunak pengolah angka

Tahap V: 19. Guru meminta siswa melakukan percobaan


Melakukan mengoperasian perangkat lunak pengolah
pengamatan, angka.
pengumpul 20. Guru menunjuk salah satu perwakilan
an data dan kelompok untuk melaporkan hasil
analisis data 21. Guru memberikan klarifikasi apabila ada
kelompok yang salah konsep.
22. Siswa melakukan percobaan mengenai
pengoperasian perangkat lunak pengolah
angka.
23. Siswa berdiskusi hasil temuan mereka
mengenai pengoperasian perangkat lunak
pengolah angka.
24. Siswa memperhatikan penjelasan guru saat
guru melakukan klarifikasi.

Kegiatan Penutup : 5 menit


25. Kesimpulan a.
Guru meminta siswa membuat kesimpulan kegiatan yang
telah dilakukan.
26. Konfirmasi dan Refleksi
Guru mempertegas konsep yang telah ditemukan siswa
tentang logika dan operasi perhitungan data
27. Tindak Lanjut
Guru meminta siswa untuk mencari tahu tentang apa itu
logika IF, AND, OR, ELSE pada perhitungan berkondisi.

H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media/Sumber Belajar : LKPD, Buku pelajaran
Simulasi dan komunikasi digital
2. Alat / bahan : Google Meet, dan Laptop
180

J. Penilaian
Penilaian Pengetahuan :
d. Jenis penilaian : Pretest dan Posttest
e. Bentuk penilaian : Tanya jawab
f. Instrumen penilaian :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai = x 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Ketercapaian:
86% - 100% = Baik Sekali
70% - 85% = Baik
55% - 69% = Cukup
Dibawah 55% = Kurang

Penilaian observasi :
LEMBAR PENILAIAN OBSERVASI

Aspek yang dinilai


No. Nama Siswa
1 2 3 4 5
1
2
Aspek yang dinilai:
5. Memperhatikan penjelasan materi dari guru
6. Berani menjawab pertanyaan dari guru
7. Dapat mengemukakan pendapat saat diskusi
8. Jumlah siswa yang hadir

Makassar, September 2020


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswi

Adrianty Rahman, S.Kom Rahmi Sahara


NIP. NIM. 1629040028
181

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMKN 7 Makassar
Mata Pelajaran : Simulasi dan Komunikasi dan Digital
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Fitur yang tepat untuk pembuatan slide
Pertemuan : 4 (keempat)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi inti

KI 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, sistem operasi terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah


abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah
pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
KI 3 3.4 Menganalisis fitur yang tepat untuk pembuatan slide
KI 4 4.4 Membuat slide untuk presentasi

C. Indikator pencapaian kompetensi


Menjelaskan jenis, fungsi, dan keuntungan penggunaan
KI 3
perangkat lunak presentasi.
Menggunakan fitur perangkat lunak presentasi.
KI 4

D. Tujuan pembelajaran
Setelah pembelajaran ini diharapkan Siswa :
Siswa Dapat Menjelaskan jenis, fungsi, dan keuntungan
KI 3
penggunaan perangkat lunak presentasi.
KI 4 Siswa Dapat Menggunakan fitur perangkat lunak presentasi.
182

E. Materi pembelajaran
7. Jenis dan fungsi fitur perangkat lunak presentasi
8. Teknik merancang Slide Fungsi logika pada perangkat lunak pengolah
angka

F. Metode/ Pendekatan/ Model Pembelajaran :


Pendekatan dan model Guided inquiry (inkuiri terbimbing),
dengan metode tanya jawab, diskusi kelompok, demonstrasi
183

G. Langkah-langkah pembelajaran
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan Pendahuluan : 5 menit
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
2. Melakukan pengkondisian peserta didik
3. Mengecek kehadiran peserta didik
4. Menyampaikan topik materi
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
6. Menyampaikan teknik penilaian yang akan digunakan
7. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan digunakan
8. Mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah
dipelajari terkait dengan materi yang akan disampaikan
Kegiatan Inti : 35 menit
Tahap I : 9. Guru meminta kepada peserta didik
Identifikasi mengamati materi pada slide yang
fenomena ditayangkan.
atau gejala 10. Siswa mengidentifikasi materi yang
disampaikan oleh guru.
Tahap II: 11. Guru meminta beberapa siswa untuk
Merumuskan menjelaskan jenis, fungsi, dan keuntungan
masalah penggunaan perangkat lunak presentasi.
12. Guru meminta siswa untuk merumuskan
permasalahan dengan arahan guru.
13. Beberapa siswa menjelaskan jenis, fungsi,
dan keuntungan penggunaan perangkat lunak
presentasi.
14. Siswa merumuskan masalah dari materi
yang diarahkan guru.
Tahap III: 15. Guru meminta siswa untuk membuat
Mengajukan hipotesis sesuai permasalahan yang
hipotesis dikemukakan.
16. Siswa mengajukan hipotesis
Tahap IV: 17. Guru membagi siswa ke dalam beberapa
Merencakan kelompok siswa yang terdiri atas 6 orang lalu
dan melakukan memberi tugas siswa untuk melakukan
pemecahan percobaan penggunaan fitur perangkat lunak
masalah presentasi
184

18. Siswa melakukan percobaan penggunaan


fitur perangkat lunak presentasi

Tahap V: 19. Guru meminta siswa melakukan percobaan


Melakukan penggunaan fitur perangkat lunak presentasi.
pengamatan, 20. Guru menunjuk salah satu perwakilan
pengumpul kelompok untuk melaporkan hasil
an data dan 21. Guru memberikan klarifikasi apabila ada
analisis data kelompok yang salah konsep.
22. Siswa melakukan percobaan mengenai
penggunaan fitur perangkat lunak presentasi.
23. Siswa berdiskusi hasil temuan mereka
mengenai penggunaan fitur perangkat lunak
presentasi.
24. Siswa memperhatikan penjelasan guru saat
guru melakukan klarifikasi.

Kegiatan Penutup : 5 menit


25. Kesimpulan
Guru meminta siswa membuat kesimpulan kegiatan yang telah
dilakukan.
26. Konfirmasi dan Refleksi
Guru mempertegas konsep yang telah ditemukan siswa tentang
Menganalisis fitur yang tepat untuk pembuatan slide
27. Tindak Lanjut
Guru meminta siswa untuk mencari tahu tentang jenis dan
fungsi fitur perangkat lunak presentasi

H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


1.Media/Sumber Belajar : LKPD, Buku pelajaran
Simulasi dan komunikasi digital
2.Alat / bahan : Google Meet, dan Laptop
I. Penilaian
Penilaian Pengetahuan :
g. Jenis penilaian : Pretest dan Posttest
h. Bentuk penilaian : Tanya jawab
i. Instrumen penilaian :
185

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛


Nilai = x 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Ketercapaian:
86% - 100% = Baik Sekali
70% - 85% = Baik
55% - 69% = Cukup
Dibawah 55% = Kurang

Penilaian observasi :
LEMBAR PENILAIAN OBSERVASI

Aspek yang dinilai


No. Nama Siswa
1 2 3 4 5
1
2

Aspek yang dinilai:


9. Memperhatikan penjelasan materi dari guru
10. Berani menjawab pertanyaan dari guru
11. Dapat mengemukakan pendapat saat diskusi
12. Jumlah siswa yang hadir

Makassar, September 2020


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswi

Adrianty Rahman, S.Kom Rahmi Sahara


NIP. NIM. 1629040028
186

URAIAN MATERI

Pertemuan Pertama

A. Jenis-Jenis Paragraf
Paragaf adalah rangkaian kalimat yang memliki suatu gagasan utama.Berdasarkan

tujuannya, paragraf dibedakan menjadi paragraf naratif, argumentatif, eksposisif,

deskriptif, dan persuasif.

1. Paragraf Naratif

Paragraf naratif adalah sebuah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa tertentu

yang disusun secara urut. Paragraf ini berfungsi untuk menghibur para pembacanya.

Ciri – ciri:

a) Memiliki tokoh, konflik, dan setting.


b) Memiliki alur yang diceritakan secara urut.
c) Memiliki sudut pandang.

Contoh: Pada hari itu aku pergi ke rumah teman sekolah untuk belajar kelompok. Jarak

rumahku dengan rumah temanku ± 5 Km. Ketika aku sedang dalam perjalanan menuju

rumah temanku, aku melihat seorang nenek sedang berjalan sendirian. Nenek itu

terlihat membawa barang belanjaan yang berat. Aku merasa kasihan, mau aku

boncengkan tetapi sepedaku terlalu kecil untuk boncengan. Akhirnya kuputuskan

untuk membawakan barangnya agar si nenek tidak berat membawa barang dan kami

berjalan bersama-sama menuju rumah nenek.


187

2. Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah sebuah paragraf isinya berupa pendapat – pendapat yang

diungkapkan oleh penulisnya. Paragraf ini bertujuan untuk memberikan sebuah

pandangan terhadap suatu permasalahan kepada pembaca. Ciri – ciri :

a) Paragraf ini merupakan tulisan nonfiksi atau ilmiah.


b) Mengikut sertakan alasan – alasan yang kuat berupa data maupun fakta agar
pembaca mempercayainya.
c) Memiliki kesimpulan di akhir paragraf sebagai penguat dari pendapat – pendapat
yang telah dipaparkan sebelumnya.

Contoh : Setelah Lulus dari SMP, langkah selanjutnya melanjutkan ke jenjang

SMA/SMK. Apabila melanjutkan ke SMK, di sana Anda akan memilih satu jurusan.

Tetapi memilih jurusan tidaklah semudah yang dibayangkan, perlu beberapa

pertimbangan agar Anda tidak salah dalam memilihnya. Memilih jurusan haruslah

sesuai dengan minat dan bakat karena jika salah dalam mengambil jurusan, maka

bersekolah akan terasa sangat berat. Karena bisa jadi jurusan yang tidak sesuai minat

dan bakat membuat Anda tidak bersemangat belajar. Akhirnya Anda bermalas-

malasan sekolah sehingga dapat merugikan diri sendiri.


188

3. Paragraf Eksposisif

Paragraf eksposisif adalah sebuah paragraf yang berisi tentang informasi – informasi

yang berupa pengetahuan atau berita. Paragraf ini bertujuan untuk memberikan

informasi yang sangat jelas kepada para pembacanya tentang topik yang disampaikan.

Ciri – ciri :

a) Bersifat ilmiah atau non fiksi.


b) Memiliki tujuan informatif.
c) Ditulis dengan berdasarkan fakta ataupun hasil dari sebuah penelitian.
d) Menyertakan bukti–bukti berupa data, seperti contoh, tabel, grafik, dan sumber data
lainya.
e) Tidak berusaha mempengaruhi pembacanya.

Contoh: Jambu biji merupakan buah yang sangat bermanfaat bagi tubuh.Beberapa

kandungan penting di dalam jambu biji seperti mineral dan vitamin mampu

menyehatkan tubuh Anda. Bahkan jambu biji memiliki kandungan vitamin C yang

tinggi.Dengan kandungan vitamin C yang tinggi mampu meningkatkan sistem

kekebalan tubuh. Jambu biji juga menandung zat antioksidan dan fitonutrien, maka

buah ini efektif untuk mencegah kanker. Kandungan zat antioksidan tinggi dalam

jambu mampu menetralkan radikal bebas dan mencegah terjadinya stres oksidatif

penyebab penuaan dini.Buah jambu biji bisa dikonsumsi secara langsung, dibuat jus,

atau dimasukkan ke dalam campuran bahan makanan lainnya. Sehingga Anda pun bisa

mengonsumsinya tanpa takut merasa bosan.


189

4. Paragraf Deskriptif

Paragraf deskriptif adalah sebuah paragraf yang berisi tentang gambaran – gambaran

suatu benda atau objek. Paragraf ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara

jelas tentang suatu benda atau objek lainnya seolah – olah pembacanya merasakan,

atau melihat sendiri objek tersebut. Ciri – ciri :

a) Penggambaran benda atau objek dengan melibatakan panca indera seperti,


bentuk, rasa, warna, suara, dan lain – lain.
b) Menggambarkan suatu benda atau objek dengan sangat jelas.

c) Banyak ditemukan kata – kata sifat, misalanya tinggi, rendah, baik, jahat, dan lain –
lain.

Contoh: Sekolahku cukup luas, sekitar 10.000 m2. Dengan luas seperti itu, terdapat

lapangan di tengah yang bisa digunakan untuk sepakbola dan upacara bendera. Di

sekililing lapangan terdapat bangunan 2 lantai yang terdiri dari 40 ruang kelas, 5

laboratorium komputer, 1 laboratorium bahasa, 1 laboratorium IPA. 1 ruang Kepala

Sekolah, 1 Ruang Guru dan 1 Ruang Tata Usaha. Pohon-pohon teduh ditanam di

sekeliling lapangan, seperti pohon mangga, kelengkeng, jambu dan sawo. Di halaman

depan sebelah kiri terdapat masjid sekolah yang luasnya sekitar 20 m2. Di halaman

depan sebelah kanan terdapat hutan mini yang ditanami pohon-pohon teduh seperti

ketepeng, beringin, dan angsana. Sekolahku menjadi sejuk dengan pohon-pohon teduh

yang tumbuh, sehingga membuat nyaman warga sekolah.

5. Paragraf Persuasif
190

Paragraf persuasif adalah sebuah paragraf yang berisi ajakan atau himbauan yang

ditujuakan kepada para pembacanya. Paragraf ini bertujuan untuk mempengaruhi

pembacanya agar mempercayai atau melakukan apa yang disampaikan oleh penulis di

dalam tulisannya. Ciri – ciri :

a) Menggunakan bahasa–bahasa yang menarik untuk mempengarui pembacanya.


b) Menggunakan kata–kata ajakan, misalnya “ayo”, “marilah”, “laksanakanlah”, dan
lain – lain.
c) Memiliki fakta–fakta agar pembacanya memepercayai apa yang disampaikan.

Contoh Sampah yang dibuang sembarang menyebabkan tidak enak dipandang. Selain

itu dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan menjadi sumber penyakit. Penyakit

yang timbul akibat sampah busuk misalnya diare, demam berdarah dan lainnya. Oleh

karena itu, marilah kita bersama–sama membuang sampah pada tempatnya dan sesuai

dengan jenisnya, agar lingkungan menjadi bersih.

B. Perangkat Lunak Pengolah


Kata

Kebutuhan setiap orang terhadap informasi digital mengakibatkan arus informasi


yang semakin kuat. Ketika dahulu buku menjadi sumber utama untuk pencarian
informasi, kini mesin pelacak/search engine menjadi alat yang paling diKamulkan untuk
melacak suatu informasi.

Penggunaan kata kunci yang tepat pada mesin pelacak sangat diperlukan agar dapat
menemukan informasi yang dimaksud dengan cepat dan tepat.
191

Tidak hanya sebatas melacak suatu informasi, hasil pelacakan tersebut perlu
ditindaklanjuti dan diolah sehingga menjadi informasi yang siap dikomunikasikan atau
disajikan. Perangkat lunak yang umumnya digunakan untuk mengolah informasi hasil
pencarian adalah pengolah kata, pengolah angka, dan pengolah presentasi.

Untuk keperluan komunikasi, dalam hal ini, presentasi informasi yang telah diolah
harus memerhatikan efektivitas tampilan dokumen. Mengomunikasikan informasi berupa
konsep atau gagasan yang efektif tentunya harus jelas dan lugas, dengan “bahasa” yang
mudah dipahami. Untuk mencapai efektivitas tersebut, diperlukan suatu teknik presentasi.

Pengelolaan Informasi Digital memuat materi tentang bagaimana pengolahan


informasi digital yang didapat dari hasil pencarian mesin pelacak, menyimpan hasil
pelacakan, mengolah/memformatnya menggunakan perangkat lunak pengolah kata dan
pengolah angka, kemudian melakukan persiapan untuk mengomunikasikannya
menggunakan perangkat lunak pengolah presentasi, dan penyampaian pengololaan
informasi dengan teknik presentasi.

Program Aplikasi atau perangkat lunak yang umum digunakan dalam mengolah
data ini adalah paket aplikasi perkantoran (office suite). Paket perkantoran yang paling
dominan saat ini adalah Microsoft Office, yang tersedia untuk sistem operasi Microsoft
Windows dan Macintosh. Beberapa paket perkantoran lainnya adalah OpenOffice,
Kingsoft Office 2013, Lotus SmartSuite, SoftMaker Office dan lain-lain. Pada
pembelajaran ini kita menggunakan sistem operasi Microsoft Windows dan aplikasi
perkantoran Microsoft Office 2010.

Berdasarkan kepemilikan dan hak pemakaian, perangkat lunak dapat digolongkan


menjadi 2 kelompok, yaitu perangkat lunak yang dilindungi hak cipta (proprietary
software) dan perangkat lunak sumber terbuka (open source).

Perangkat lunak yang dilindungi hak cipta (proprietary software) atau lazim
disebut perangkat lunak berbayar adalah perangkat lunak dengan pembatasan terhadap
penggunaan, penyalinan, dan modifikasi yang diterapkan oleh proprietor atau pemegang
hak. Open source software adalah jenis perangkat lunak yang kode sumbernya terbuka
untuk dipelajari, diubah, ditingkatkan, dan disebarluaskan dengan catatan, bahwa tiap
perubahan mewajibkan pengembang memberitahukan hal yang dilakukan kepada
penciptanya
192

C. Letak Jari Pada Papan


Ketik

Sebelum memulai Kegiatan Belajar 1, hal yang sangat perlu Kamu perhatikan adalah

cara meletakkan jari Kamu pada papan ketik (Keyboard) untuk kemudahan pengetikan

dan mempercepat penyelesaian tugas Kamu.


193

Tangan Kiri

Jari Kelingking Baris


: Pertama „ dan 1 =

Baris Kedua Tab dan=Q

Baris Ketiga Capslock


= dan A

Baris Keempat Shift kiri


= dan Z

Baris Kelima Ctrl dan=Windows

Jari Manis Baris


: Pertama 2 dan 3 =

Baris Kedua W =

Baris Ketiga S =

Baris Keempat X =

Jari Tengah Baris


: Pertama 4 =

Baris Kedua E =

Baris Ketiga D =

Baris Keempat C =

Jari Telunjuk Baris


: Pertama 5 dan 6 =

Baris Kedua R dan T=

Baris Ketiga F dan G=

Baris Keempat V dan B=

Ibu Jari Baris


: Kelima Alt kiri =dan Spasi

Tangan kanan

Ibu Jari Baris


: Kelima Alt kanan
= dan Spasi

Jari Telunjuk Baris


: Pertama 7 dan 8 =

Baris Kedua Y dan U=

Baris Ketiga H dan J=

Baris Keempat N dan M


=

Jari Tengah Baris


: Kedua I =

Baris Ketiga K =
194

Baris Keempat L =

Jari Manis Baris


: Pertama 9 =

Baris Kedua O =
Baris Ketiga = L

Baris Keempat = .
Jari Kelingking :
Baris Pertama = 0, -, = dan BackSpace
Baris Kedua = P, [ dan ]
Baris Ketiga = ;, „ dan Enter
Baris Keempat = / dan shift kanan
Baris Kelima = Windows, left Klik dan
ctrl kanan

Perhatikan baik-baik, jempol kiri dan jempol kanan digunakan hanya untuk tombol

spasi. Sekarang mulailah berlatih menekan tombol huruf dengan jari yang benar. Pada

awalnya, pasti Kamu akan merasa canggung. Teruskan berlatih! Latihlah jari-jemari

Kamu hingga fasih benar. Tanpa melihat papan ketik pun jari-jari Kamu seolah-olah

tahu di mana letak tombol semua huruf dalam alfabet yang terdapat pada papan ketik.

Pada hakikatnya, mengetik “10 jari” adalah mengetik huruf, bukan kata atau kalimat.

D. Mengenal Microsoft Word


2010

Microsoft Word merupakan program aplikasi pengolah kata (word processor) yang

yang biasa digunakan untuk membuat laporan, dokumen berbentuk surat kabar, label

surat, membuat tabel pada dokumen. Microsoft Word 2010 merupakan program

pengolah kata versi tahun 2010 dari Microsoft. Saat ini telah muncul versi Mirosoft

Word 2013. Namun praktik kita kali ini menggunakan Microsoft Word 2010.

Toolbar pada Mirosoft Word 2010 disebut ribbon. Ribbon memegang semua

informasi dalam versi sebelumnya dari Microsoft Office dengan cara garis streaming
195

lebih visual melalui serangkaian tab yang mencakup berbagai fitur program yang

sangat besar.

1. Tab Home

Ini adalah tab yang paling banyak digunakan, itu menggabungkan semua fitur format

teks seperti font dan perubahan paragraf.

1. art, tabel Tab Insert


Tab ini memungkinkan Kita untuk memasukkan berbagai item ke dalam
dokumen dari gambar, clip dan header dan footer.

2. Tab Page Layout


Tab ini memiliki perintah-perintahuntuk mengaturelemen halaman seperti margin,
orientasi, menyisipkankolom latar belakang halaman

3. Tab Reference
Tab ini memiliki perintah-perintah untuk digunakan saat membuat Daftar
Isi dan halaman kutipan untuk kertas. Ini menyediakan Kita dengan banyak solusi
sederhana untuk menghasilkan dokumen.

4. Tab Mailings
Tab ini memungkinkan Kita untuk membuat dokumen untuk membantu ketika
mengirimkan surat seperti mencetak amplop ,label dan gabungan pengolahan surat.

5. Tab Review
Tab ini memungkinkan Kita untuk membuat perubahan ke dokumen kita karena
masalah ejaan dan tata bahasa . Hal ini juga memegang fitur melacak perubahan
yang menyediakan orang- orang dengan kemampuan untuk membuat catatan dan
perubahan dokumen orang lain.
196

6. Tab View
Tab ini memungkinkan Kita untuk mengubah tampilan dokumen kita ke dokumen
dua halaman yang berbeda atau memperbesar/memperkecil.

7. Ruler margin (Indent)

Digunakan untuk mengatur batas kiri dan kanan dari suatu halaman

First Line Indent Right Indent


Hanging Indent
Left Indent
First Line Indent : Digunakan untuk mengatur posisi huruf pertama pada
setiap awal paragraf
Hanging Indent : Digunakan untuk mengatur posisi huruf setelah
baris pertama pada suatu paragraf
Left Indent : Digunakan untuk mengatur batas kiri untuk semua teks
Right Indent : Digunakan untuk mengatur batas kanan untuk semua teks

E. Pengoperasian Dasar Microsoft


Word

1. Membuka Microsoft Word

Untuk membuka Microsoft Word ada 2 cara, yaitu :

1. Double Klik icon Microsoft Word pada Desktop


2. Klik [Start ] [All Programs] [Microsoft Office] [Microsoft Word 2010]
197

2. Membuat Dokumen Baru

Jika kita baru memulai mengoperasikan Microsoft Word, biasanya akan langsung

ditampilkan dokumen kosong yang siap untuk ditulisi. Namun, jika komputer tidak

secara otomatis menyediakan dokumen kosong, ada 3 cara yang dapat menjadi

alternatif dalam membuat dokumen baru.

1. Klik icon pada Quick acces Toolbar

2. Klik [File] atau tekan Alt+F [New] [Blank Document] [Create]


3. Tekan Ctrl+N pada keyboard

3. Mengatur atau Mengubah Ukuran Kertas


Format ukuran kertas seri A adalah :

Ukuran kertas ISO


For Seri A
mat
Uku mm × in × in
ran mm
A0 841 x 33.11 ×
1189 46.81
A1 594 x 23.39 ×
841 33.11
A2 420 x 16.54 ×
594 23.39
A3 297 x 11.69 ×
420 16.54
A4 210 x 8.27 ×
297 11.69
A4s 215 x 8.46 ×
297 11.69
A5 148 x 5.83 ×
210 8.27
A6 105 x 4.13 ×
148 5.83
A7 74 x 2.91 ×
105 4.13
A8 52 x 74 2.05 ×
2.91

Pemanfaatan Perangkat Lunak Pengolah Kata


198

A9 37 x 52 1.46 ×
2.05
A10 26 x 37 1.02 ×
1.46

Ukuran standar kertas yang digunakan umumnya adalah A4, oleh karena itu
Microsoft Word menyediakan A4 sebagai ukuran baku.
a. Mengatur atau Mengubah Ukuran Kertas
1. Pada ribbon klik [Page Layout]
[Size], lalu pilihlah ukuran kertas
sesuai keinginan Kamu.
2. Bila pada daftar tersebut tidak ada
ukuran kertas yang kita inginkan kita
bisa membuatnya sendiri dengan
memilih

©falahyu.wordpress.com

Pemanfaatan Perangkat Lunak Pengolah Kata


199

pilihan More paper size pada bagian Size tersebut.

3. Bila Kamu memilih More paper size maka akan muncul jendela pengaturan
ukuran kertas, Kamu tinggal menentukan lebar (Width) dan tinggi (Height)
kertas sesuai ukuran kertas yang kita miliki, sebagai contoh ukuran kertas F4
adalah Weight = 21.5 cm dan Height = 33 cm. bila ukuran lebar dan tinggi sudah
ditentukan Kamu tinggal menekan tombol OK untuk menerapkannya pada
dokumen.
Untuk pengaturan tata letak dokumen, Kamu perlu memerhatikan berbagai

patokan, antara lain ukuran Margin (tepi, batas) atas/bawah/kiri/kanan, jenis dan

ukuran Font, spasi antarbaris, dan indentasi.

Berbagai Margin stKamur dapat dilihat sebagai berikut

Kiri Kanan Atas Bawah


(Left) (Right) (Top) (Bottom)
Normal 2,54 cm 2,54 2,54 cm 2,54 cm
cm
Sempit 1,27 cm 1,27 1,27 cm 1,27 cm
(Narrow) cm

Moderat 1,91 cm 1,91 2,54 cm 2,54 cm


(Moderate) cm

Lebar 5,08 cm 5,08 2,54 cm 2,54 cm


(Wide) cm
Cermin Inside Outside 2,54 cm 2,54 cm
(Mirrored
2,54 3,18 cm
)
200

b. Membuat Gutter untuk Margin Kertas


Selain patokan yang telah ditentukan tersebut, pengaturan tata letak

dokumen terkait pula dengan fungsi dan keindahan. Orang sering

melupakan bahwa untuk menyimpan dokumen, biasanya dibuat lubang di

sisi kiri atau di bagian atas dokumen tersebut dengan menggunakan alat

yang disebut perforator. Jika tidak dicermati, lubang yang dibuat akan

menembus Font dokumen. Untuk mengantisipasi, gunakan fitur Gutter

yang terdapat pada [Page Layout] [Margins] [Custom Margins] [Gutter].

4. Membuka File yang sudah Tersimpan

Ada beberapa cara untuk membuka file yang telah tersimpan dalam folder

komputer kalian, antara lain :

1. Klik icon pada Quick acces Toolbar


2. Klik file a tau
an tek
Alt+F [Open]
3. Tekan Ctrl+O pada keyboard
Dari ketiga cara di atas, akan menghasilkan tampilan kotak dialog Open File, pilih

file yang ingin dibuka dengan menentukan letak foldernya terlebih dahulu. Klik

tombol Open, maka file yang dipilih akan dibuka oleh Microsoft Word.

5. Menyimpan Dokumen

Ada beberapa cara untuk menyimpan file dalam folder komputer kalian, antara lain:
1. Klik file atau tekan Alt+F [Save]
201

2. Klik icon Save pada Customize Quick Access Toolbar

3. Tekan Ctrl+S pada keyboard


Kemudian akan ditampilkan kotak Dialog Save As. Ketikkan nama file dokumen

Kamu, dan Klik Save.

6. Menutup Jendela Microsoft Word

Pada saat menutup jendela Microsoft word, Kamu pastikan terlebih dahulu bahwa

dokumen telah tersimpan dengan benar.

1. Klik file atau tekan Alt+F [Close]

2. Klik icon

3. Tekan Ctrl+W pada keyboard

7. Mengedit Teks

Jika Kamu membuat kesalahan selama penulisan teks, Kamu dapat memperbaikinya

dengan :

1. Tekan tombol BackSpace pada keyboard untuk menghapus satu karakter di kiri
titik sisip.
2. Tekan tombol Delete pada keyboard untuk menghapus karakter di kanan titik
sisip.
3. Tekan Ctrl+Y pada keyboard, untuk melakukan pengulangan teks (repeat)

4. Tekan Ctrl+Z pada keyboard atau klik icon Undo pada Customize
202

Quick Access Toolba


Quick Acces Toolbar, untuk mengembalikan perintah yang baru saja dilakukan.
5. Untuk pindah ke baris baru tanpa menyisipkan sebuah tKamu paragraf, tekan
tombol Shift+Enter.

8. Mengcopy Teks
Untuk meng-copy teks yang Kamu pilih ke lokasi lain, lakukan :

1. Block teks yang akan Kamu copy

2. Klik icon copy


3. Klik icon paste

Selain cara copy-paste di atas, ada juga cara lain dengan menggunakan keyboard.
Untuk mengcopy gunakan Ctrl+C sedangkan untuk paste gunakan Ctrl+V.

8. Memformat Teks
Kamu dapat mengatur format teks dengan menggunakan salah satu cara berikut ini :

1. Blok teks yang akan Kamu format, kemudian atur formatnya sesuai yang Kamu
inginkan.
2. Tempatkan kursor pada posisi awal kemudian mengatur formatnya. Dengan cara
ini, semua teks yang Kamu ketik mulai dari posisi awal akan mengikuti format
yang Kamu pilih sampai Kamu melakukan perubahan kembali atau memindahkan
posisi kursor ke bagian lain dari dokum

Untuk mengatur teks Kamu dapat menggunakan grup Font yang ada pada ribbon.

Mengubah
jenis huruf
203

Mengubah
Mewarnai font
ukuran huruf

Mengatur style Menambahkan efek

font pada font

Atau dapat juga diatur dengan

menggunakan kotak dialog Font dengan

hotkey Ctrl+D atau Ctrl+Shift+F


204

9. Mengatur Paragraf

Untuk mengatur paragraph Kamu dapat menggunakan grup Paragraph pada


Bullets dan

Numbering
Indent

Border

ribbon.

Mengatur Mengatur jarak


perataan teks spasi baris
205

Mengatur Perataan Teks Paragraf


Perataan teks dalam paragraf dapat dilakukan dengan posisi rata sisi kiri (left-
align), rata sisi kanan (right-align), ditengah (center) dan rata sisi kiri dan kanan
(justify).
a. Mengatur Indentasi
Kamu dapat mengatur indentasi paragraf terhadap margin kiri, margin kanan atau
keduanya. Kamu juga dapat membuat indentasi hanya pada baris pertama.
b. Mengatur Jarak Spasi Baris
Apabila diperlukan, Kamu dapat mengatur jarak spasi dari baris agar masing-
masing baris mempunyai jarak yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan.

c. Bullet & Numbering


Sangat membantu dalam penulisan suatu karya ilmiah yang terstruktur. Dapat
diatur dengan mengunakan ribbon Paragraph.
206

MATERI AJAR

Pertemuan kedua dan ketiga

A. Operator Matematika dan Rumus Excel

1. Operator Matematika
Dalam pemrograman kita tidak hanya sekedar mempelajari bahasa
pemrogramannya saja, banyak hal yang harus dipelajari seperti salah satunya
adalah Operator Matematika. Dalam bahasa pemrograman Operator
Matematika dapat diartikan sebagai symbol yang digunakan untuk melakukan
operasi terhadap nilai data. Operator dalam bahasa pemrograman dapat
berupa karakter ataupun berupa kata khusus yang melambangkan satu operasi
tertentu, misalnya operator untuk operasi penjumlahan (+), pengurangan(‐
),pembagian(/),perkalian(*) dan sebagainya.

a. Operator Aritmatika
Operator Matematika yaitu operator yang digunakan untuk operasi
matematis terhadap suatu nilai data. Ada beberapa operator aritmatika yang
dapat digunakan dalam pemrograman antara lain :
1) Pangkat ( Eksponen)
Pemangkatan atau eksponen banyak digunakan dalam operasi komputer,
eksponen mempunyai operator carret(^) dan sintaksnya adalah sebagai
berikut :
Eksponen = bilanngan1^bilangan2
Contoh :
Eksponen = 5^2 hasilnya = 25
Eksponen = 3^2 hasilnya = 9
Eksponen = 2^-2 hasilnya = 0,25
2) Perkalian
Perkalian digunakan untuk mengalikan dua buah bilangan atau lebih,
simbolnya (*) dan sintaksnya dalam pemrograman adalah :
Perkalian = bilangan1 * bilangan2
Contoh :
Perkalian = 2 * 2 hasilnya = 4
Perkalian = 5 * 5 hasilnya = 25
3) Pembagian
Pembagian digunakan untuk melakukan operasi pembagian terhadap
bilangan, simbolnya (/) dan sintaksnya :
Pembagian = bilangan1 / bilangan2
Contoh :
Pembagian = 4 / 2 hasilnya = 2
Pembagian = 5 / 2 hasilnya = 2,5
207

4) Penjumlahan
Penjumlahan (+) digunakan untuk melakukan operasi penjumlahan pada
bilangan, sintaksnya :
Penjumlahan = bilangan1 + bilangan2
Contoh :
Penjumlahan= 4 + 2 hasilnya = 6
Penjumlahan = 5 + 5 hasilnya = 10
5) pengurangan
Pengurangan (-) digunakan untuk melakukan operasi pengurangan
terhadap bilangan, sintaksnya :
Pengurangan = bilangan1 – bilangan2
Contoh :
Pengurangan = 4 – 2 hasilnya = 2
Pengurangan = 5 – 2 hasilnya = 3
b. Operator Logika
Operator Logika adalah operator yang digunakan untuk
membandingkan suatu perbandingan tertentu, simbol-simbol yang
digunakan antara lain :
Dan = Operasi bernilai True jika kedua syarat benar
Or = Operasi bernilai True jika salah satu syarat benar
Not = Kebalikan dari, Misalkan jika A = True maka Not A = False
c. Operator Perbandingan
Operator Perbandingan digunakan untuk membandingkan nilai-nilai data,
antara lain :
Samadengan ( = )
Tidak Samadengan ( )
Lebih Kecil ( )
Lebih Kecil Samadengan ( = )

2. Operator Matematika dalam Rumus Excel


a. Setiap penulisan rumus Excel harus diawali dengan tanda (=) atau bisa juga
dengan tanda (+)
b. Penggunaan tanda baca pemisah antar syarat harus memperhatikan setting
pengaturan bahasa pada Control Panel anda, apabila settingnya bahasa
Indonesian maka menggunakan tanda titik koma ( ; ), sedangkan bila
settingnya adalah English (United States) maka menggunakan tanda koma (
,)
208

Berikut adalah operator matematika yang digunakan dalam penulisan rumus dalam
Excel

Demikianlah daftar operator matematika yang akan digunakan dalam penulisan


rumus Excel, sebaiknya kita memahami dulu operator tersebut sebelum melangkah
ke penggunaan rumus.

B. Menentukan penggunaan fungsi logika IF, AND, OR, ELSE pada


perhitungan berkondisi

1. Menggunakan IF dengan fungsi AND, OR dan NOT


Fungsi IF memungkinkan Anda membuat perbandingan logika antara nilai
dan apa yang diharapkan dengan menguji kondisi dan mengembalikan hasil
jika kondisi tersebut True atau False.
=IF(Sesuatu adalah Benar, lakukanlah sesuatu, jika tidak lakukanlah hal lain)
Namun bagaimana jika Anda perlu untuk menguji beberapa kondisi, ketika
anggaplah semua kondisi harus True atau False (AND), atau hanya satu kondisi
harus True atau False (OR), atau jika ingin memeriksa jika suatu
kondisi NOT (tidak) memenuhi kriteria Anda? Ketiga fungsi dapat digunakan
209

sendiri-sendiri, tetapi rumus-rumus tersebut lebih umum dipasangkan dengan


fungsi IF.

Rumus Deskripsi

IF A2 (25) lebih besar dari 0, AND (dan) B2


(75) lebih kecil dari 100, lalu
mengembalikan TRUE, jika tidak
=IF(AND(A2>0,B2<100),TRUE, FALSE)
mengembalikan FALSE. Dalam ha ini,
kedua kondisi adalah benar, sehingga TRUE
dikembalikan.

Jika A3 (“Biru”) = “Merah”, AND (dan) B3


(“Hijau”) sama dengan “Hijau” lalu
=IF(AND(A3=”Red”,B3=”Green”),TRUE, mengembalikan TRUE, jika tidak
FALSE) mengembalikan FALSE. Dalam hal ini
hanya kondisi pertama yang benar, maka
FALSE dikembalikan.

IF A4 (25) lebih besar dari 0, OR (atau) B4


(75) lebih kecil dari 50, lalu mengembalikan
TRUE, jika tidak mengembalikan FALSE.
=IF(OR(A4>0,B4<50),TRUE, FALSE) Dalam hal ini, hanya kondisi pertama yang
TRUE, namun karena OR hanya
memerlukan satu argumen yang benar,
rumus mengembalikan TRUE.

IF A5 (“Biru”) sama dengan “Merah”, OR


(atau) B5 (“Hijau”) sama dengan “Hijau”
=IF(OR(A5=”Red”,B5=”Green”),TRUE,F lalu mengembalikan TRUE, jika tidak
ALSE) mengembalikan FALSE. Dalam hal ini,
argumen kedua adalah True, sehingga
rumus mengembalikan TRUE.
210

IF A6 (25) NOT (tidak) lebih besar dari 50,


lalu mengembalikan TRUE, jika tidak
mengembalikan FALSE. Dalam hal ini, 25
=IF(NOT(A6>50),TRUE,FALSE) tidak lebih besar dari 50, sehingga rumus
mengembalikan TRUE.

IF A7 (“Biru”) NOT (tidak) sama dengan


=IF(NOT(A7=”Red”),TRUE,FALSE) “Merah”, lalu mengembalikan TRUE, jika
tidak mengembalikan FALSE.

Berikut gambaran umum tentang cara menyusun fungsi AND, OR dan NOT secara
individu. Ketika Anda menggabungkan masing-masing rumus dengan pernyataan
IF, rumus dibaca seperti ini:

 AND – =IF(AND(Sesuatu adalah True, Sesuatu yang lain adalah True), Nilai
jika True, Nilai jika False)
 OR – =IF(OR(Sesuatu adalah True, Sesuatu yang lain adalah True), Nilai jika
True, Nilai jika False)
 NOT – =IF(NOT(Sesuatu adalah True), Nilai jika True, Nilai jika False)

Contoh

Berikut contoh beberapa pernyataan IF(AND()), IF(OR()) dan IF(NOT())


bertumpuk yang umum. Fungsi AND dan OR dapat mendukung hingga 255 kondisi
individu, tetapi hal ini bukan merupakan praktik yang baik untuk menggunakan
lebih dari beberapa karena menjadi kompleks, rumus bertumpuk akan sangat sulit
dibuat, diujikan dan dipertahankan. Fungsi NOT hanya mengambil satu kondisi.

C. Mengoperasikan perangkat lunak pengolah angka.

1. Menggunakan formula pada pemrosesan data.


211

a. Formula
Formula adalah rumus yang berisi kombinasi penambahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan sebagainya yang dapat kita buat sendiri. Sebuah
formula harus diawali dengan tanda “sama dengan” (=). Pada program excel
operator matematis yang sering digunakan untuk membuat formula adalah
sebagai berikut :
Lihat Tabel di bawah ini :

b. Cara membuat formula pada Microsoft excel

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Tempatkan kursor pada alamat sel yang diinginkan


2. Ketik tanda “sama dengan” (=)
3. Ketik formulanya
4. Tekan enter.

c. Mengedit Formula
Ada kalanya kita salah ketik pada saat membuat formula, sehingga hasil
yang didapat tidak sesuai dengan harapan kita. Misalkan yang seharusnya kita
memasukkan formula =d5+d7+d8 tetapi salah ketik menjadi =d5+d7+d9. Ini
tentu excel akan menampilkan hasil penjumlahan yang salah.

Untuk mengedit formula caranya adalah :

1. Klik sel dimana terdapat formula


2. Tekan F2 tombol keyboard
3. Lakukan pembetulan yang salah ketik
4. Tekan enter
212

d. Fungsi
Fungsi adalah formula-formula yang sudah disediakan oleh program
Microsoft excel dan siap untuk digunakan. Biasanya terdiri atas nama fungsi
dan satu atau lebih alamat sel. Contoh fungsi salah satunya adalah
=AVERAGE , yaitu fungsi untuk mencari rata-rata. Bagi sekolah, fungsi
AVERAGE dipergunakan untuk menentukan Nilai rata-rata.
213

MATERI AJAR
Pertemuan ke-empat

A. Menganalisis fitur yang tepat untuk pembuatan slide.


1. Menjelaskan jenis fungsi dan keuntungan penggunaan perangkat lunak
presentasi.
Banyak sekali kegunaan dan manfaat program presentasi, baik dalam
dunia usaha, pendidikan, kesehatan, teknik dan sebagainya. Secara umum
kegunaan software presentasi adalah sebagai berikut.
a. Untuk merancang suatu animasi dalam pembuatan slide untuk keperluan
presentasi. Dengan dimasukannya suatu animasi/gambar dan suara dalam
setiap slide, maka penyajian akan tampak lebih hidup serta memotivasi
audiens dan tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-
kata oleh pemakalah (penyaji materi) tetapi juga komunikasi nonverbal
sehingga audiens tidak bosan dan pemakalah (penyaji) tidak kelebihan
tenaga.
b. Membuat presentasi dari suatu produk, pelajaran, materi seminar, produk
unggulan, acara wisuda, dan sebagainya. Dalam pembuatan slide yang akan
dijadikan presentasi, Microsoft PowerPoint telah dirancang sedemikian rupa
dengan panduan-panduan yang memudahkan tingkat pemula atau biasa
dikatakan newbie
c. Menampilkan Slide-slide Presentasi.
2. Menentukan fitur umum yang sering digunakan pada perangkat lunak
presentasi.

Presentasi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Presentasi dapat


diartikan sebagai kegiatan pengajuan suatu topik pendapat ataupun informasi
kepada orang lain. Dalam sebuah presentasi terdapat beberapa unsur pokok
diantaranya yaitu pihak yang melakukan presentasi, peserta presentasi, dan
media presentasi. Selain dari sisi presentasi dan peserta, media presentasi yang
baik akan mendukung keberhasilan presentasi. Salah satu pendukung pembuatan
media presentasi adalah adanya software pembuat presentasi.

a. Pengenalan Software
Selain Microsoft PowerPoint masih banyak perangkat lunak (software) lain
sejenis yang dibuat untuk membantu dalam perancangan presentasi, contoh:
OpenOffice Impress yang terdapat dalam paket software Open Office yang
bersifat open source, Lotus Office Suites, dan lain sebagainya. Berikut ini akan
diperkenalkan beberapa aplikasi yang umum digunakan saat ini.
1) StarOffice Impress
StarOffice Impress adalah aplikasi presentasi yang dikeluarkan bersama-
sama dengan aplikasi perkantoran StarOffice lainnya. Aplikasi presentasi
yang satu ini dapat dijalankan di berbagai sistem operasi, termasuk Linux,
Solaris, Unix, dan windows.
214

StarOffice Impress untuk membuat slide presentasi berdasarkan template


yang sudah disediakanmaupun mennggunakan slide yang diatur sendiri.
Jendela StarOffice Impress dilengkapi dengan tombol-tombol dan menu-
menu yang membuat pengguna dapat kerja dengan mudah dan nyaman.
Selain itu, susunan menu-menu dan tombol-tombol didesain dengan
mempertimbangkan intuisi penggunanya, sehingga pengguna pemula
sekalipun tidak akan kesulitan menggunakan StarOffice Impress.
Beberapa fitur dan kemampuan yang dimiliki oleh StarOffice Impress
adalah sebagai berikut:

1. Membuat slide berdasarkan layout yang sudah ada sesuai dengan isi slide
yang ingin ditampilkan.
2. Menampilkan data dengan menggunakan spreadsheet.
3. Menampilkan grafik di slide.
4. Menambahkan gambar, animasi, suara, dan ClipArt dengan memanfaatkan
galeri yang dimiliki StarOffice.
5. Menambahkan animasi pada saat transisi slide.
6. Tool grafik vektor yang memungkinkan pengguna membuat gambar di
slide.
7. Fasilitas multimedia yang memungkinkan pengguna menggunakan file-file
AlF Audio, AU Audio, AVI, CD Audio, MIDI Audio, MPEG, Audio,
Quicktime Vidio, Vivi Vidio, dan WAVE Audio di slide presentasi.
8. Memungkinkan pengguna untuk mengatur format huruf dengan fleksibel
yang dilengkapi kemampuan untuk membuat huruf dalam bentuk 2D dan
3D.
9. Pilihan berbagai bentuk publikasi presentasi, seperti slide, handout, HTML,
dan animasi-animasi Macromedia Flash. Juga pengaturan untuk
menjalankan slide presentasi secara manual atau otomatis.
10. Dapat mengkonversi file dari Microsoft PowerPoint menjadi file Impress
dan juga dapat mengkonversi file Impress menjadi file
Microsoft PowerPoint.
11. Dapat mengekspor dokumen presentasi menjadi animasi Macromedia
Flash.
12. Dapat menyimpan dokumen presentasi dalam bentuk file PDF.

2) OpenOffice Impress
OpenOffice Impress adalah aplikasi yang bersifat open source dan
multiplatform. Ini berarti Anda dapat mendownload aplikasi tersebut secara
gratis di internet (www.openoffice.org) dan menjalankannya di berbagai
sistem operasi. OpenOffice Impress didistribusikan bersama-sama dengan
aplikasi OpenOffice lainnya.
Sebagai aplikasi presentasi, OpenOffice Impress memiliki hampir
semua fitur dan kemampuan yang diinginkan dari sebuah aplikasi
presentasi. Selain itu, OpenOffice Impress memiliki jendela yang
dilengkapi dengan tombol-tombol dan menu-menu yang memungkinkan
penggunanya dapat bekerja dengan mudah dan nyaman. Letak tombol-
215

tombol dan menu-menu hampir sama dengan Microsoft PowerPoint,


sehingga pemula yang telah menguasai Microsoft PowerPoint akan dapat
bekerja di jendela OpenOffice Impress dengan mudah.
Beberapa fitur dan kemampuan yang dimliki oleh OpenOffice Impress
adalah:

1. Dapat membuat presentasi yang dilengkapi dengan mutimedia. Pengguna


dapat menambahkan ClipArt dalam bentuk 2D dan 3D.
2. Kemampuan untuk menambahkan animasi dan efek khusus ke slide
presentasi.
3. Mempunyai tool-tool gambar yang dapat membuat gambar dengan
tampak tampilan khusus.
4. Kemampuan untuk membuat presentasi dalam bentuk gambar, outline,
slide, note, dan handout sehingga kebutuhan pendengar dapat dipenuhi.
5. Menyimpan dokumen dalam format XML.
6. Dapat menambahkan Flash (.swf) di presentasi.

3) Kpresenter
KPresenter adalah aplikasi presentasi yang tergabung KOffice. Aplikasi
tersebut didistribusikan dengan lisensi GNU GPL. Kelebihan dari
KPresenter adalah aplikasi ini dapat berintegrasi dengan aplikasi KOffice
yang lain.
Sebagai sebuah aplikasi presentasi, KPresenter dilengkapi dengan
kemampuan-kemampuan dan fitur-fitur yang cukup dan umum
diharapkan dari sebuah aplikasi presentaasi.
Beberapa kemampuan dan fitur yang dimiliki oleh KPresenter adalah
sebagai berikut:

1. Menyisipkan semua jenis objek grafik, gambar, ClipArt, serta komponen


lain dari KOffice.
2. Menyisipkan dan mengedit teks, mengatur perincian, identasi, warna,
dan spasi teks.
3. Menyisipkan autoform.
4. Mengatur berbagai properti objek, seperti latar belakang, berbagai
gradien warna, bayangan, rotasi, dan lain-lain.
5. Mengatur ukuran, pergerakan, susunan, dan pengelompokan objek-
objek.
6. Menambahkan header dan footer ke slide presentasi.
7. Fasilitas undo dan redo.
8. Menentukan efek pada objek yang beranimasi dan menentukan efek
ketika pergantian slide.
9. Menampilkan presentasi dengan efek-efek khusus.
10. Menampilkan struktur presentasi.
11. Mencetak presentasi dalam format PostScript.
216

12. Menyimpan slide dalam format HTML dengan mudah, sehingga dapat
dipublikasikan di internet.
13. Membuat dan menggunakan template sendiri.
14. Menyimpan dokumen presentasi dalam format XML.

4) Corel Presentation
Ternyata Corel tidak hanya membuat produk terkenal seperti Corel Draw
tetapi juga memiliki produk Office yang dinamakan Corel Presentation. Corel
Presentation merupakan aplikasi komersial seperti Microsoft Office. Aplikasi
ini dilengkapi dengan fitur yang lummayan lengkap dan interface yang
mudah. Corel Presentation memiliki fitur seperti: koleksi foto dan gambar
yang banyak, Font beragam dan harganya lebih murah dari Microsoft Office.
5) IBM Lotus Symphony Presentation
IBM Lotus Symphony Presentation merupakan salah satu produk IBM
Corporate. Aplikasi bersifat gratis dan kaya akan fitur. Dengan fitur lengkap
dan interface yang indah, IBM Lotus Symphony Presentation cocok sebagai
pengganti Microsoft Office. File yang dihasilkan juga Kompatibel dengan
dokumen office serta support export ke file PDF.
6) Microsoft PowerPoint
Microsoft powerPoint adalah program aplikasi presentasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan perangkat lunak Microsoft bersama-sama
dengan aplikasi perkantoran Microsoft Office lainnya. Kelemahan dari
aplikasi yang satu ini adalah hanya dapat dijalankan di sistem operasi
Windows. Meskipun demikian, PowerPoint merupakan aplikasi presentasi
yang banyak digunakan. Jendela PowerPoint dilengkapi dengan menu-menu
dan tombol-tombol toolbar yang memungkinkan penggunanya dapat bekerja
dengan mudah dan nyaman.
Beberapa fitur dan kemampuan yang dimiliki oleh Microsoft PowerPoint
adalah sebagai berikut:

1. Fasilitas undo dan redo.


2. Menampilkan struktur presentasi.
3. Mengirimkan file presentasi ke Word untuk diedit sebagai handout
presentasi.
4. Menambahkan header dan footer ke slide presentasi.
5. Membuat presentasi dengan menggunakan wizard dan template. Anda
dapat membuat presentasi secara mudah dengan memanfaatkan
pengaturan yang sudah dibuat oleh PowerPoint.
6. Menambahkan isi presentasi dengan menggunakan teks dan tabel.
7. Menggunakan task pane untuk membuat presentasi baru, mencari
dokumen, menggunakan desain template, layout, serta menambahkan
efek transisi dan animasi.
8. Memformat presentasi dengan mengatur Color Schemes,
Background, dan Template.
9. Menampilkan presentasi menggunakan layar komputer, proyektor, atau
melalui web.
217

10. Membuat dan mencetak catatan dan handout untuk pembicara dan
pendengar.
11. Menggunakan grafik, gambar, ClipArt, dan berbagai bentuk objek
lainnya.
12. Menambahkan multimedia yang disertai suara, video, dan animasi ke
dalam presentasi.
13. Mengemas slide presentasi ke CD sehinnga dapat dijalankan otomatis di
tempat lain.
14. Menggunakan fitur webuntuk membuat online broadcast, diskusi web,
rapat online, web script, dan halaman web yang lengkap.

B. Membuat slide presentasi yang dilengkapi dengan transisi dan animasi

1. Buka Tab Transisi PowerPoint

Untuk menambahkan beberapa transisi ke slide show PowerPoint Anda


menemukan tab Transitions pada pita dan klik di atasnya. Mari kita juga
memastikan bahwa memiliki slide yang dipilih dengan klik di sini dari sidebar.

2. Membuka Lebih Opsi Transisi PowerPoint Slide

Dan sekarang di transisi. Semua yang perlu kita lakukan adalah klik pada
thumbnail transisi dan PowerPoint akan bermain pratinjau bagi kita. Untuk
melihat lebih banyak kemungkinan transisi, mari kita klik more arrow. Opsi ini
membuka semua kemungkinan transisi dalam PowerPoint mulai dari yang halus,
menarik dan dinamis.

3. Menerapkan Animasi Transisi Halus untuk Semua Slide Anda

Saya lebih memilih untuk tetap dengan salah satu animasi yang halus untuk
menjaga presentasi saya profesional dan bebas dari gangguan. Jika Anda ingin
menambahkan transisi yang sama untuk semua slide, Anda bisa klik di side bar,
tekan Ctrl + A pada keyboard untuk memilih semua slide dan kemudian memilih
animasi dari menu.
218

ABSENSI KELAS X RPL


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Hari/Tanggal :
Kelas/ Komp. Keahlian :

Jenis Kelamin PERTEMUAN


NO. NAMA
L/P 1 2 3 4
1 A.Moch Zacky.K L
2 Anugrah Putri Amanda L
3 Anugrah Ramadhan L
4 Daffa Fakhir L
5 Erikha patriesia P
6 Fahri Randi Saputra L
7 Ferdinand L
8 Fitria Nuzul Qurani F
9 I Gede Faiz Febrianto L
10 M.Ridho L
11 Miftahul Jannah P
12 Muh Afdal L
13 Muh Akbar Munir L
14 Muh Akhlatul Ikhsan L
15 Muh. Fajar Istiqamah Ramdany L
16 Muhammad Irfan Rifai L
17 Muhammad Ariel Anugerah L
18 Muh. Reza S L
19 Mutiara P
20 Muzakkir Akbar L
21 Nabila Amanda P
22 Nofriani Manopo P
23 Nur Fitrah Ramadani P
24 Nurwahida P
25 Nurbaya Iskandar P
26 Raynaldy William V L
27 Rivaldy Fitrianov HR L
28 Shamsul Alam L
29 Sri Wahyuni P
30 St. Fatimah Azzahrah. T P
31 Yusuf Fode Gamartino sirimorok L
32 Muh Faisal Hidayatullah L
219

DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Proses pembelajaran dengan memberi arahan sesuai dengan sintax pembelajaran


220

2. Menampilkan slide media pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai