Anda di halaman 1dari 34

https://jdih.pesisirbaratkab.go.

id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

BUPATI PESISIR BARAT


PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN BUPATI PESISIR BARAT


NOMOR 48 TAHUN 2021

TENTANG

POLA TATA KELOLA (HOSPITAL BYLAWS)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KH. MUHAMMAD THOHIR
KABUPATEN PESISIR BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PESISIR BARAT,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 38 Peraturan


Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah, Unit Pelaksana Teknis
Dinas/Badan yang menerapkan Badan Layanan Umum
Daerah harus memenuhi persyaratan administratif
meliputi Pola Tata Kelola, yang ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah;

b. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada


huruf a tersebut, perlu menetapkan Peraturan Bupati
Pesisir Barat tentang Pola Tata Kelola Hospital Bylaws
Rumah Sakit Umum Daerah KH. Muhammad Thohir
Kabupaten Pesisir Barat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);

4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang


Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi
Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5364);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);

7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang


Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 307, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5612);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang


Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3637);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang


Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018


tentang Badan Layanan Umum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020


tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1781);
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

12. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 23


Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Barat (Lembaran
Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2016 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pesisir Barat
Nomor 23), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 11 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Pesisir Barat Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Pesisir Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Pesisir Barat Nomor 35);

13. Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 13 Tahun 2017


tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017 Nomor 13,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pesisir Barat
Nomor 37);

14. Peraturan Bupati Pesisir Barat Nomor 19 Tahun 2021


tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Kiai Haji Muhammad Thohir pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat (Berita Daerah
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021 Nomor 231);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI PESISIR BARAT TENTANG POLA


TATA KELOLA (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KH. MUHAMMAD THOHIR KABUPATEN PESISIR
BARAT.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Pesisir Barat.
2. Bupati adalah Bupati Pesisir Barat.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten
Pesisir Barat.
4. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.
5. Rumah Sakit Umum Daerah selanjutnya disingkat RSUD
adalah RSUD KH. Muhammad Thohir Kabupaten Pesisir
Barat.
6. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat
BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksanaan
teknis dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang mempunyai flexibilitas dalam pola
pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaaan daerah pada umumnya.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

7. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah


yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah Pola Keuangan
yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
8. Dewan Pengawas adalah suatu badan yang mewakili pemilik
yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan
dan pengurusan Rumah Sakit Umum Daerah KH.
Muhammad Thohir yang dibentuk dengan Peraturan Bupati
dengan keanggotaan atas usulan Direktur yang memenuhi
persyaratan dan peraturan yang berlaku.
9. Direktur adalah jabatan struktural tertinggi di Rumah Sakit
Umum Daerah KH. Muhammad Thohir Kabupaten Pesisir
Barat yang bertanggung jawab atas pengelolaan Rumah Sakit
Umum Daerah KH. Muhammad Thohir Kabupaten Pesisir
Barat.
10. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat
yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
negara, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
11. Pejabat Pengelola Rumah Sakit adalah Pimpinan BLUD yang
bertanggung jawab terhadap operasional RSUD KH.
Muhammad Thohir yang terdiri atas Direktur.
12. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan
tegas diatur dalam lini organisasi yang terdiri dari Direktur,
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Keperawatan
dan Kepala Seksi Pelayanan dan Rekam Medik.
13. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang
pegawai negeri sipil dalam satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
14. Jabatan Fungsional Umum adalah jabatan fungsional yang
untuk pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan
pangkatnya tidak diisyaratkan dengan angka kredit.
15. Tata Kelola Rumah Sakit (Hospital Bylaws) adalah aturan
dasar penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah KH.
Muhammad Thohir terdiri dari tata kelola korporasi
(Corporate Bylaws) dan tata kelola staf medis (Medical Staff
Bylaws) yang disusun dalam rangka menyelenggarakan tata
kelola korporasi yang baik (good corporate governance) dan
tata kelola klinis yang baik (good clinical governance).
16. Tata Kelola Korporasi (Corporate Bylaws) adalah aturan yang
mengatur agar tata kelola korporasi (corporate governance)
terselenggara dengan baik melalui pengeturan hubungan
antara Pemerintah Daerah selaku Pemilik dan atau Dewan
Pengawas selaku yang mewakili pemilik, Pejabat Pengelola,
dan Staf Medik di Rumah Sakit.
17. Tata Kelola Staf Medis (Medical Staff Bylaws) adalah aturan
tata kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga
profesionalisme staf medis fungsional di Rumah Sakit.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

18. Satuan Pengawas Internal adalah perangkat rumah sakit


yang bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian
internal dalam rangka membantu Direktur meningkatkan
kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan
sosial sekitarnya (social responsibility) dalam
menyelenggarakan bisnis yang sehat.
19. Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk
menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf
medis fungsional di rumah sakit terjaga profesionalismenya
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi
medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
20. Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural Rumah
Sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan
meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
21. Subkomite adalah kelompok kerja dari komite yang dibentuk
untuk mengatasi masalah khusus.
22. Kelompok Staf Medis yang selanjutnya disingkat KSM adalah
organisasi Staf Medis yang terdiri dari dokter Umum, dokter
Spesialis, dokter Gigi, dokter Gigi Spesialis yang memberikan
pelayanan Medis di RSUD KH. Muhammad Thohir.
23. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah hak khusus
seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan
medis tertentu dalam rumah sakit untuk suatu periode
tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis
(clinical appointment).
24. Penugasan Klinis (Clinical Appointment) adalah penugasan
Direktur kepada seorang staf medis untuk melakukan
sekelompok asuhan medis atau pelayanan medis tertentu di
rumah sakit berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
telah ditetapkan baginya.
25. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan yang selanjutnya
disingkat DPJP adalah staf medis fungsional yang
bertanggung jawab atas Thoohir pengellaan asuhan medis
seorang pasien di RSUD KH. Muhammad Thohir.
26. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis
fungsional untuk menentukan kelayakan diberikan
kewenangan klinis (clinical privilege).
27. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis
fungsional yang telah memiliki kewenangan klinis (clinical
privilege) untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
28. Audit Medis adalah upaya evaluasi secara profesional
terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien dengan menggunakan rekam medis yang
dilaksanakan oleh profesi medis.
29. Kompetensi adalah kemampuan profesional yang meliputi
penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
(knowledge, skill dan attitude) dalam melaksanakan tugas
profesionalnya.
30. Mitra Bestari (Peer Group) adalah sekelompok staf medis
(perhimpunan dokter spesialis/dokter gigi spesialis, kolegium
dan atau institusi profesi medis) dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal
yang terkait dengan profesi medis.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

31. Residen yaitu dokter peserta didik Program Pendidikan


Dokter Spesialis (PPDS) yang memberikan pelayanan medis
dibawah pengawasan konsulen dan atau berdasarkan
pendelegasian sesuai ketentuan yang berlaku.
32. Dokter Muda yaitu peserta didik yang menjalani
Kepaniteraan Klinik, dalam melaksanakan kegiatan
bertanggung jawab kepada Pembimbing Klinik.
33. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
34. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM
adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimal
yang diberikan oleh Rumah Sakit.
35. Unit pelayanan adalah bagian/instalasi/ruang yang
menyelenggarakan upaya kesehatan, yaitu rawat jalan, rawat
inap, gawat darurat, rawat intensif, kamar operasi, kamar
bersalin, radiologi, laboratorium, rehabilitasi medis dan lain-
lain.
36. Pelayanan medis spesialistik pelayanan medis spesialistik
penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah
dan kesehatan anak, ditambah dengan pelayanan
spesialistik telinga, hidung dan tenggorokan, mata, syaraf,
jiwa, kulit dan kelamin, jantung, paru, radiologi, anastesi,
rehabilitasi medis, patologi klinis, patologi anatomi, forensik,
dan pelayanan spesialis lain sesuai dangan kebutuhan.
37. Pelayanan Medis Subspesialistik adalah pelayanan sub
spesialisasi yang ada di RSUD KH.Muhammad Thohir.
38. Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra BLUD
adalah dokumen perencanaan BLUD untuk periode 5 (lima)
tahun.
39. Rencana Bisnis dan Anggaran yang selanjutnya disingkat
RBA BLUD adalah dokumen rencana anggaran tahunan
BLUD, yang disusun dan disajikan sebagai bahan
penyusunan rencana kerja dan anggran Satuan Kerja
Perangkat Daerah.
40. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat
DPA BLUD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan
biaya, proyeksi arus kas, jumlah dan kualitas barang
dan/atau jasa yang dihasilkan dan/atau digunakan sebagai
dasar pelaksanaan anggaran.
41. Tarif adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan
kegiatan pelayanan yang dibebankan kepada penerima
layanan sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diberikan
Rumah Sakit.
42. Jasa Sarana adalah imbalan yang diterima oleh Rumah Sakit
atas pemakaian sarana, fasilitas dan bahan.
43. Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diterima atas jasa yang
diberikan kepada penerima layanan dalam rangka observasi,
diagnosis, pengobatan, konsultasi, visit, rehabilitasi medik,
dan atau pelayanan lainnya.

Pasal 2

Fungsi Pola Tata Kelola adalah:


a. sebagai acuan bagi Bupati dalam melakukan pengawasan
RSUD KH. Muhammad Thohir;
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

b. sebagai acuan bagi Direktur RSUD KH. Muhammad Thohir


dalam mengelola rumah sakit dan menyusun kebijakan yang
bersifat teknis dan operasional;
c. sarana untuk menjamin efektifitas, efesiensi dan mutu;
d. sarana perlindungan hukum bagi semua pihak yang
berkaitan dengan RSUD KH. Muhammad Thohir;
e. sebagai acuan untuk menyelesaikan permasalahan di RSUD
KH. Muhammad Thohir antara Pemerintah Kabupaten
Pesisir Barat sebagai pemilik, Direktur RSUD KH.
Muhammad Thohir dan staf medis;
f. untuk memenuhi peryaratan akreditasi RSUD KH.
Muhammad Thohir.

Pasal 3
Manfaat Pola Tata Kelola adalah:
a. adanya acuan hukum dalam bentuk anggaran rumah tangga;
b. adanya kepastian hukum dan pembagian kewenangan dan
tangungjawab baik eksternal maupun internal yang dapat
menjadi alat/sarana perlindungan hukum bagi RSUD KH.
Muhammad Thohir atas tuntutan/gugatan;
c. menunjang peryaratan akreditasi RSUD KH. Muhammad
Thohir;
d. sebagai acuan tentang batasan kewenangan, hak, kewajiban
dan tangungjawab yang jelas sehingga memudahkan dalam
menyelesaikan masalah yang timbul serta dapat menjaga
hubungan serasi dan selaras;
e. mengetahui visi, misi dan tujuan rumah sakit;
f. mengetahui arah dan tujuan RSUD KH. Muhammad Thohir
didirikan.

BAB II
PRINSIP POLA TATA KELOLA (HOSPITAL BYLAWS)
RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR
Pasal 4

(1) Pola Tata Kelola (Hospital Bylaws) yang terdiri:


a. Tata Kelola Korporasi (Corporate Bylaws);
b. Tata Kelola Staf Medis (MedicalStaf Bylaws);
c. Tata Kelola Staf Keperawatan (Nursing staf Bylaws).

(2) Pola Tata Kelola (Hospital Bylaws) sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) memuat antara lain:
a. struktur organisasi;
b. prosedur kerja;
c. pengelompokan fungsi yang logis;
d. pengelolaan sumber daya manusia;
e. pengelolaan sumber daya lain;
f. pengelolaan lingkungan Rumah Sakit;
g. pembinaan dan pengawasan;
h. evaluasi dan penilaian kinerja.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

(3) Pola Tata Kelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. transparansi;
b. akuntabilitas;
c. responsibilitas;
d. independensi; dan
e. produktivitas.

Pasal 5

(1) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2


ayat (1) huruf a, menggambarkan posisi jabatan, pembagian
tugas, fungsi, tanggung jawab, kewenangan dan hak dalam
organisasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(2) Prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf b, menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja
antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi.
(3) Pengelompokan fungsi logis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf c, menggambarkan pembagian yang
jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi
pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern
dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.
(4) Pengelolaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf d, merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi
secara efisien, efektif, dan produktif.

Pasal 6

(1) Transparansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)


huruf a, merupakan asas keterbukaan yang dibangun atas
dasar kebebasan arus informasi agar informasi secara
langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan sehingga
dapat menumbuhkan kepercayaan.
(2) Akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf b, merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang
dipercayakan pada Rumah Sakit agar pengelolaannya dapat
dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang
diwujudkan dalam perencanaan, evaluasi dan
laporan/pertanggungjawaban dalam sistem pengelolaan
keuangan, hubungan kerja dalam organisasi, manajemen
Sumber Daya Manusia, pengelolaan aset, dan manajemen
pelayanan.
(3) Responsibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(2) huruf c, merupakan kesesuaian atau kepatuhan didalam
pengelolaan organisasi terhadap bisnis yang sehat serta
perundang-undangan.
(4) Independensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf d, merupakan kemandirian pengelolaan organisasi
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip
bisnis sehat.
(5) Produktifitas sebagaimana Pasal 5 ayat (3) huruf e
merupakan kemampuan menggunakan semua potensi yang
dimiliki secara efektif dan efisien guna mendapatkan hasil
yang optimal.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

BAB III
TATA KELOLA KORPORASI (CORPORATE BYLAWS)
RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR
Bagian Kesatu
Identitas
Pasal 7
(1) Nama Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah
KH. Muhammad Thohir Kabupaten Pesisir Barat.
(2) Jenis rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum.
(3) Alamat Rumah Sakit Umum Daerah KH. Muhammad Thohir
Kabupaten Pesisir Barat di Jalan Atar Sedangkek Pekon Way
Suluh Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir Barat
Provinsi Lampung Kode Pos 34874, email rsud@gmail.com
(4) Pemilik Rumah Sakit Umum Daerah KH. Muhammad Thohir
Kabupaten Pesisir Barat adalah Pemerintah Kabupaten
Pesisir Barat.
Bagian Kedua
Visi, Misi, dan Tujuan Rumah Sakit
Pasal 8
(1) Visi RSUD KH. Muhammad Thohir adalah “Tercapainya
kesejahteraan masyarakat dengan memberikan pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit yang bermutu”.
(2) Misi RSUD KH. Muhammad Thohir adalah:
a. menyiapkan tenaga kesehatan yang profesional;
b. menyelenggarakan pelayanan yang menyeluruh dan
terpadu;
c. terciptanya kemandirian masyarakat dalam hal
kesehatan.
(3) Tujuan RSUD KH. Muhammad Thohir adalah:
a. terwujudnya PPK-BLUD sebagai bentuk kemandirian
RSUD KH. Muhammad Thohir;
b. terwujudnya system organisasi yang berkapabilitas;
c. terpenuhinya tuntutan pelayanan yang lebih berkualitas
pada aspek sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
rujukan;
d. terpenuhinya jumlah, jenis dan kualitas Sumber Daya
Manusia yang sesuai standar pelayanan kesehatan dan
fasilitas rujukan;
e. meningkatnya wahana pendidikan dan pelatihan serta
penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan yang bersinergi dengan mutu
layanan.
Bagian Ketiga
Nilai dan Motto
Pasal 9

(1) Nilai dasar pelayanan RSUD KH. Muhammad Thohir adalah


“SIKOP” :
a. Sehat Tujuanku
b. Ikhlas Niatku
c. Komprehensif Tindakanku
d. Objektif Dataku
e. Profesional Pelayananku

(2) Motto pelayanan ‘MOTTO’ adalah : ”Bekerja Dengan Hati’


https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

Bagian Keempat
Pembentukan
Pasal 10

RSUD KH. Muhammad Thohir merupakan RSUD Kelas D.

Bagian Kelima
Kedudukan
Pasal 11

(1) RSUD KH. Muhammad Thohir sebagai unit organisasi


bersifat khusus yang memberikan layanan secara
profesional.
(2) Sebagai unit organisasi bersifat khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) RSUD KH. Muhammad Thohir
memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang
milik daerah serta bidang keperawatan.
(3) RSUD KH. Muhammad Thohir dipimpin oleh seorang
direktur.
(4) Direktur dalam pengelolaan keuangan dan barang milik
daerah serta bidang kepegawaian bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas Kesehatan.
(5) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dilaksanakan melalui penyampaian laporan pelaksanaan
pengelolaan keuangan dan barang milik daerah serta bidang
kepegawaian RSUD KH. Muhammad Thohir.

Paragraf 1
Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah
Pasal 12

(1) Otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik


daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2)
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
keuangan serta penggunaan dan penatausahaan barang
milik daerah.
(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), direktur ditetapkan selaku kuasa pengguna
anggaran dan kuasa pengguna barang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13

(1) Selain selaku kuasa pengguna anggaran sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2), direktur mempunyai
tugas dan wewenang:
a. menyusun rencana kerja dan anggaran;
b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c. menandatangani surat perintah membayar;
d. mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung
jawabnya;
e. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan unit
yang dipimpinnya;
f. menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan dan
pejabat penatausahaan keuangan; dan
g. menetapkan pejabat lainnya dalam unit yang
dipimpinnya dalam rangka pengelolaan keuangan
Daerah.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

(2) Rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan


anggaran sebaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
huruf b disampaikan kepada Tim Anggaran Pemerintah
Daerah melalui Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah untuk
diverifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Dalam pelaksanaan keuangan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13 ayat (1), direktur melaksanakan belanja sesuai
dokumen pelaksanaan anggaran sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Direktur senagaimana dimaksud pada ayat (3)
bertanggungjawab atas pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja rumah sakit yang dipimpinnya.

Pasal 14

(1) Dalam pertanggungjawaban keuangan, direktur melakukan


penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan yang
merupakan bagian dari laporan kinerja sesuai ketentutan
peraturan perundang-undangan.
(2) Laporan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disajikan dalam laporan keuangan
Dinas Kesehatan dan laporan keuangan Pemerintah Daerah.
(3) Tata cara dan format penyususnan laporan keuangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Parafgraf 2
Pengelolaan Kepegawaian
Pasal 15

Otonomi dalam bidang kepegawaian sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 12 ayat (2),dilaksanakan melalui ketentuan:
a. Direktur dapat mengusulkan pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian pegawai aparatur sipil Negara kepada pejabat
pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undang;
b. Direktur memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan
pembinaan PNS dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dalam
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undang; dan
c. Direktur memiliki kewenangan dalam pengelolaan dan
pembinaan pegawai dilingkungan RSUD KH.Muhammad
Thohir sesuai dengan ketentuan perundang-undang.

Bagian keenam
tugas dan fungsi
Pasal 16

(1) RSUD KH.Muhammad Thohir mempunyai tugas memberikan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
(2) Untuk penyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat(1), RSUD KH.Muhammad Thohir, mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat
kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya


dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan;
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi
bidang kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Ketujuh
Susunan Organisasi
Pasal 17

(1) Susunan organisasi RSUD KH.Muhammad Thohir, terdiri


dari:
a. Direktur;
b. Sub bagian tata usaha;
c. Seksi keperawatan;
d. Seksi pelayanan dan rekam medik;
e. Kelompok jabatan fungsional;
f. Komite-komite; dan
g. Satuan pengawas internal.
(2) Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
merupakan jabatan administrator berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada kepala dinas kesehatan.
(3) Sub bagian sabagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
dipimpin oleh seorang kepala sub bagian Tata usaha yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada direktur
RSUD KH.Muhammad Thohir.
(4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan
huruf d, masing-masing dipimpin oleh seorang kepala seksi
yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur RSUD KH.Muhammad Thohir.
(5) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e, masing-masing dipimpin oleh seorang
kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Direktur RSUD KH.Muhammad Thohir.
(6) Komite-komite sebagai mana dimaksud pada ayat (1) huruf f
merupakan unsur organisasi yang mempunyai
tanggungjawab untuk menerapkan tata kelola klinis yang
baik dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Direktur
RSUD KH.Muhammad Thohir.
(7) Satuan pengawas internal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf g merupakan unsur organisasi yang bertugas
melaksanakan pemeriksaan audit kinarja rumah sakit yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur
RSUD KH.Muhammmad Thohir.

Bagian kedelapan
Uraian Tugas
Pasal 18

(1) Direktur RSUD KH. Muhammad Thohir mempunyai tugas


memimpin, mengendalikan, membina dan mengevaluasi
penyelenggaraan rumah sakit sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) Direktur RSUD KH. Muhammad Thohir
menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur
organisasi;
b. penetapan kebijakan penyelenggaraan Rumah Sakit
sesuai kewenangannya;
c. penyelenggaraan tugas dan fungsi Rumah Sakit;
d. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaan
tugas dan fungsi unsur organisasi;
e. evaluasi, pencatatan, pelaporan; dan
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Pasal 19

(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan


pengelolaan keuangan, kepegawaian, sumber daya manusia,
surat menyurat, perlengkapan, umum,rumah tangga,
kehumasan serta penyusun rencana program dan pelaporan.
(2) Rincian tugas Sub Bagian Tata Usaha, sebagai berikut:
a. melaksanakan pengelolaan ketatausahaan, administrasi
umum, kepegawaian, keuangan,perencanaan,evaluasi,
dan pelapor;
b. melaksanakan dan menyiapkan bahan pengurusan
kegiatan surat-menyurat, meliputi penerimaan,
pengambilan dan pengiriman, pencatatan/penomoran dan
pengendalian, meneliti kebenaran surat, kelengkapan
lampiran surat dan penyimpanan surat;
c. melaksanakan dan menyiapkan bahan penyelesaian
surat-surat meliputi pendistribusian seperti disposisi
pimpinan, pengendalian dan penyelesaian, penataan dan
penyimpanan serta penyusunan arsip;
d. melaksanakan dan menyiapkan bahan penggunaan
stempel, operator telepon dan faximile/e-mail;
e. melaksanakan dan menyiapkan bahan urusan rumah
tangga, meliputi kebersihan, keamanan dan perawatan
gedung, pengaturan rapat dan tata usaha pimpinan,
pengaturan penggunaan/penanggungjawab rumah dinas,
kendaraan dinas termasuk dokumen dan perpanjangan
surat tanda nomor kendaraan bermotor;
f. melaksanakan dan menyiapkan bahan dokumentasi
hukum serta verifikasi produk hukum rumah sakit;
g. melaksanakan dan menyiapkan bahan kehumasan dan
layanan politik;
h. melaksanakan dan menyiapkan bahan penyusunan
formasi pegawai, meliputi formasi kebutuhan, kenaikan
pangkat, pengangkatan dan pemindahan wilayah;
i. melaksanakan dan menyiapkan bahan pengurusan
mutasi pegawai, meliputi peningkatan status,
pengangkatan dalam pangkat, pengangkatan dalam
jabatan, penyesuaian ijazah, peninjauan masa kerja,
pemberhentian dengan tidak hormat, sanksi pegawai dan
pensiun pegawai;
j. melaksanakan dan penyiapkan bahan usulan pelayanan
Kartu Pegawai, Kartu Isteri/Kartu Suami, Jaminan
Kesehatan Nasional, Tespen, Cuti, Kenaikan Gaji Berkala
dan pemberian penghargaan;
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

k. melaksanakan dan menyiapkan bahan tata usaha


kepegawaian, meliputi absen, jadwal apel, pembinaan
mental, pemeriksaan dalam rangka tindakan administratif
atau dalam rangka promosi, kesempatan diklat dan
tugas/izin belajar pegawai;
l. melaksanakan dan menyiapkan bahan perlengkapan alat
tulis menulis, administrasi barang mulai dari rencana,
kebutuhan pengadaan, penyimpanan, pengeluaran,
pernomoran inventaris, penyimpanan penggunaan
perawatan serta inventaris ruangan sampai penghapusan
invertaris;
m. melaksanakan dan menyiapkan bahan laporan
pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Umum, Kepegawaian
dan Aset;
n. menyusun rencana pengelolaan, pemeliharaan sarana
dan prasanara;
o. melaksanakan koordinasi pengelolaan, pemeliharaan
sarana dan prasarana;
p. melaksanakan kendali mutu, kendali biaya dan
keselamatan pasien dalam pengelolaan pemeliharaan
sarana dan prasarana;
q. melaksanakan pemantauan dan melaksanakan evaluasi
pengelolaan pemeliharaan sarana dan prasarana;
r. menyusun rencana pengelolaan logistik;
s. melaksanakan dan koordinasi pengelolaan logistik;
t. melaksanakan kendali mutu, kendali biaya dan
keselamatan pasien dalam pengelolaan logistik;
u. melaksanakan pemantauan dan mengevaluasi
pengelolaan logistik; dan
v. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Pasal 20

(1) Seksi keperawatan mempunyai tugas melaksanakan


pelayanan keperawatan.
(2) Rincian tugas seksi keperawatan, sebagai berikut:
a. menyiapkan bahan penyusunan rencana pemberian
pelayanan keperawatan;
b. mengelola dan melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan
pelayanan keperawatan;
c. melaksanakan kendali mutu, kendali biaya dan
keselamatan pasien dibidang keperawatan;
d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan
keperawatan; dan
a. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Pasal 21

(1) Seksi Pelayanan dan Rekam Medis mempunyai tugas


melaksanakan pelayanan dan rekam medis.
(2) Rincian Tugas Seksi Pelayanan dan Rekam Medis, sebagai
berikut:
a. menyiapkan bahan penyusunan rencana pemberian
pelayanan medis dan rekam medis;
b. menyiapkan bahan koordinasi dan pelayanan medis dan
rekam medis;
c. melaksanakan kendali mutu, kendali biaya dan
keselamatan pasien dibidang pelayanan medis; dan
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

Pasal 22

(1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga


fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan
fungsional sesuai bidang keahliannya.
(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja yang
ada.
(3) Kelompok jabatan fungsional bertugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

(1) Komite Medis mempunyai tugas meningkatkan


profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah sakit,
dengan cara melakukan kredensial staf medis yang akan
melakukan pelayanan medis di rumah sakit, memelihara
mutu profesi staf medis, dan menjaga disiplin, etika dan
prilaku profesi staf medis.
(2) Rincian tugas Komite Medis, sebagai berikut:
a. melaksanakan penyusunan dan kompilasi daftar
kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok
staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku;
b. menyelenggarakan pemeriksaan dan pengkajian
kompetensi, kesehatan fisik dan mental, prilaku dan etika
profesi;
c. melaksanakan evaluasi data pendidikan profesional
kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan;
d. melaksanakan wawancara terhadap pemohon kewenangan
klinis;
e. melakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis
yang memenuhi standar kesehatan;
f. melaporkan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan
rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik;
g. melaksanakan proses re-kredensial pada saat berakhirnya
masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medik;
h. memberikan rekomendasi kewenangan klinis dan
penerbitan surat penugasan klinis; dan
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Pasal 24

(1) Komite Keperawatan mempunyai tugas meningkatan


profesionalisme tenaga keperawatan yang bekerja di rumah
sakit, dengan cara melakukan kredensial bagi seluruh tenaga
keperawatan yang melakukan pelayanan keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit, memelihara mutu profesi tenaga
keperawatan dan menjaga disiplin, etika, dan prilaku profesi
perawat atau bidan.
(2) Rincian tugas Komite Keperawatan, sebagai berikut;
a. melaksanakan penyusunan daftar rincian kewenangan
klinis;
b. melaksanakan verifikasi persyaratan kredensial;
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

c. memberikan rekomendasi kewenangan klinis tenaga


keperawatan;
d. memberikan rekomendasi pemulihan kewenangan klinis;
e. melaksanakan kredensial ulang secara berkala sesuai
waktu yang ditetapkan;
f. melaporkan seluruh proses kredensial kepada ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada Direktur
Rumah Sakit; dan
g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Pasal 25

(1) Satuan Pengawas Internal mempunyai tugas membantu


dalam melakukan pengawasan internal operasional,
pengendalian dan melakukan analisis, penilaian serta
pemberian saran terhadap seluruh proses operasional RSUD
KH. Muhammad Thohir sesuai standar yang berlaku.
(2) Rincian Tugas Satuan Pengawas Internal, sebagai berikut:
a. menyusun perencanaan pemeriksaan kegiatan dalam
rangka pengendalian dan penilaian sistem manajemen
serta pelaksanannya;
b. melaksanakan kegiatan teknis pemeriksaan dalam hal
pengamanan harta kekayaan, menciptakan akurasi
system informasi keuangan, efisiensi dan produktivitas,
mendorong dipatuhinya kebijakan dalam penerapan
praktek bisnis yang sehat;
c. menyampaikan laporan hasil pemeriksaan dan kinerja
kepada Direktur dan Dewan Pengawas;
d. meningkatkan kualiutas sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya dilingkungan Satuan Pengawas
Internal (SPI) berkaitan dengan muru, standarisai,
sertifikasi dan adminnistrasi;
e. mengoordinasikan semua kebutuhan pemeriksaan SPI
kepada satuan organisasi dalam RSUD KH. Muhammad
Thohir;
f. melakukan pengawasan dan pengendalian internal dalam
hal lingkungan pengendalian yang disiplin dan
terstruktur, pengkajian dan pengelolaan risiko, aktivitas
pengendalian, sistem informasi dan komunikasi, dan
monitoring;
g. melakukan telaah terhadap kecukupan pengendalian
internal RSUD KH. Muhammad Thohir termasuk
penyusunan laporan keuangan;
h. melakukan pemantauan perkembangan tindak lanjut dan
hasil evaluasi SPI;
i. mengoordinasikan hasil pemeriksaan, perkembangan
tindak lanjut dan hasil evaluasi kepada Direktur; dan
j. melakukan pemeriksaan dan pengawasan lain atas dasar
permintaan Direktur RSUD KH. Muhammad Thohir.

Bagian Kesembilan
Kelompok Staf Medis
Pasal 26

(1) Pengorganisasian staf medis di RSUD KH. Muhammad


Thohir disebut KSM dibentuk dan ditetapkan oleh Direktur.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

(2) KSM dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh anggota
dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
(3) KSM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Seksi Keprawatan, Kepala Seksi Pelayanan dan Rekam
Medik.
(4) KSM merupakan kelompok yang mengkoordinasikan
pelayanan profesi medik.
(5) Tanggungjawab KSM RSUD KH. Muhammad Thohir adalah:
a. memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik
kepada Direktur Utama terhadap permohonan
penempatan dokter baru di RSUD KH. Muhammad
Thohir untuk mendapatkan Surat Keputusan;
b. melakukan evaluasi atas kinerja praktik dokter
berdasarkan data yang komprehensif;
c. memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik
kepada Direktur terhadap permohonan penempatan
ulang dokter di RSUD KH. Muhammad Thohir untuk
mendapatkan Surat Keputusan Direktur;
d. memberikan kesempatan kepada para dokter untuk
mengikuti pendidikan kedokteran berkelanjutan;
e. memberikan masukan melalui Ketua Komite Medik
kepada Direktur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
praktik kedokteran;
f. memberikan laporan secara teratur minimal sekali setiap
tahun melalui Ketua Komite Medik kepada Direktur
dan/atau Kepala Seksi Keperawatan, Kepala Seksi
Pelayanan dan Rekam Medik tentang hasil pemantauan
indikator mutu klinik, evaluasi kinerja praktik klinis,
pelaksanaan program pengembangan staf, dan lain-lain
yang dianggap perlu;
g. melakukan perbaikan standar prosedur operasional serta
dokumen-dokumen terkait.
(6) Kewajiban KSM RSUD KH. Muhammad Thohir adalah :
a. menyusun standar prosedur operasional pelayanan
medis, meliputi bidang administrasi, manajerial dan
b. menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-
masing anggota bidang pelayanan medis;
c. menyusun indikator mutu klinis.

Pasal 27

Tujuan pengorganisasian staf medis adalah agar staf medis di


RSUD KH. Muhammad Thohir dapat fokus terhadap kebutuhan
pasien, sehingga menghasilkan pelayanan medis yang
berkualitas, efisien dan bertanggung jawab.

Pasal 28

(1) Pengelompokan staf medis kedalam KSM adalah berdasarkan


keahlian atau spesialisasinya.
(2) KSM RSUD KH. Muhammad Thohir terdiri dari:
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

a. KSM Anak;
b. KSM Kebidanan dan Kandungan;
c. KSM Bedah;
d. KSM Penyakit Dalam;
e. KSM Gilut;
f. KSM Patologi Klinik;
g. KSM Radiologi;dan
h. KSM Anastesi.
(3) KSM Anak merupakan kelompok dokter spesialis anak .
(4) KSM Obstetri dan Ginekologi merupkan kelompok dokter
spesialis obstetri dan ginekologi.
(5) KSM Bedah merupakan kelompok dokter spesialis bedah
umum.
(6) KSM Penyakit Dalam merupkan kelompok dokter spesialis
penyakit dalam;
(7) KSM Anastesi merupkan kelompok dokter spesialis Anastesi.
(8) KSM Patologi Klinik merupkan kelompok dokter spesialis
patologi Klinik.
(9) KSM Radiologi merupkan kelompok dokter spesialis
Radiologi.
(10) KSM Umum merupakan kelompok dokter umum.
(11) KSM Gigi dan Mulut merupakan kelompok dokter gigi dan
dokter gigi spesialis.
(12) Perubahan nama, penambahan dan pengurangan KSM
ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 29

(1) Setiap KSM dipimpin oleh seorang ketua yang ditetapkan


oleh Direktur.
(2) Dalam menentukan Ketua KSM, Direktur dapat meminta
pendapat dari Anggota Direksi dan Komite Medik.
(3) Penetapan sebagai Ketua KSM dengan surat keputusan
Direktur untuk masa bakti selama 3 (tiga) tahun.
(4) Apabila Ketua KSM diangkat menjadi Ketua Komite Medik
maka wajib mengundurkan diri dari jabatan Ketua KSM dan
Direktur menetapkan Ketua KSM yang baru sebagai
penggantinya.
(5) Tata cara pengangkatan Ketua KSM ditetapkan oleh
Direktur.

Pasal 30

(1) Ketua KSM mempunyai tugas:


a. mengusulkan uraian tugas dan tata kerja Anggota KSM
untuk ditetapkan oleh Direktur;
b. mengoordinasikan semua kegiatan Anggota KSM dalam
hal:
1) pengusulan prosedur pelayanan yang berhubungan
dengan administrasi pelayanan medis yang meliputi
pengaturan tugas pelayanan, tugas jaga, visite/ronde,
pertemuan klinis, presentasi kasus, prosedur
konsultasi dan prosedur lainnya untuk ditetapkan
Direktur;
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

2) menyusun pedoman pelayanan medis dan standar


prosedur kerja yang berhubungan dengan bidang
keilmuan/keprofesian, di bawah koordinasi Komite
Medik untuk ditetapkan Direktur;
3) melakukan perbaikan pedoman pelayanan medis dan
dokumen terkait yang perlu disempurnakan agar
sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang;
dan
4) membuat usulan program peningkatan keilmuan dan
keterampilan semua Anggota KSM serta program
peningkatan dan pengembangan pelayanan kepada
Direktur;
c. membantu Direktur dalam membina Anggota KSM,
dalam hal:
1) pemantauan penampilan kinerja praktik klinis,
pemantauan indikator mutu klinis, hasil evaluasi
kinerja praktik klinis, pelaksanaan program
pengembangan pelayanan dan pengembangan
Anggota KSM berdasarkan data yang komprehensif;
2) pemberian laporan atas kegiatan sebagaimana
tercantum pada butir (1) disampaikan kepada
Direktur setelah melalui pembahasan bersama
Anggota KSM.
(2) Ketua KSM berwenang:
a. memberikan masukan kepada Direktur serta Ketua
Komite Medik dalam hal yang terkait dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran serta
temuan terapi baru yang berhubungan dengan praktik
kedokteran;
b. mengoordinasikan anggota KSM agar pelayanan medis
berjalan secara optimal dan sesuai ketentuan yang
berlaku;
c. memberikan masukan kepada Direktur melalui Ketua
Komite Medik mengenai penerimaan calon staf medis
fungsional baru.
(3) Untuk mendukung kelancaran tugas Ketua KSM, dapat
ditunjuk Anggota KSM sebagai sekretaris dan koordinator
dibidang pelayanan, pendidikan dan penelitian dengan
keputusan Direktur.

Pasal 31

(1) Pengangkatan dan pemberhentian Anggota KSM ditetapkan


dengan keputusan Direktur dengan mempertimbangkan
rekomendasi Komite Medik.

(2) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian Anggota KSM


ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 32

(1) Pemberhentian staf medis sebagai Anggota KSM berupa


pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

(2) Pemberhentian tetap apabila:


a. kondisi fisik dan atau mental KSM yang bersangkutan
tidak mampu lagi secara menetap melakukan tindakan
medis, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh Tim Kesehatan yang berwenang;
b. melakukan tindak pidana yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
c. melakukan pelanggaran disiplin dan etika yang telah
diputuskan oleh Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran/Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia dengan sanksi tidak dapat menjalankan profesi
secara tetap/selamanya;
d. berakhir masa perjanjian kerja dan tidak diperpanjang;
atau
e. tidak disetujui untuk diangkat kembali sebagai anggota
KSM.
(3) Pemberhentian sementara apabila:
a. kondisi fisik staf medis fungsional yang bersangkutan
tidak mampu melakukan tindakan medis lebih dari 6
(enam) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun;
b. melakukan pelanggaran disiplin dan etika yang telah
diputuskan oleh Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran/Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia dengan sanksi tidak dapat menjalankan profesi
sementara;
c. berulang-ulang melakukan pelanggaran disiplin profesi
kedokteran atau peraturan lain yang terkait;
d. dicabut kewenangan klinisnya;
e. ijin praktek di RSUD KH. Muhammad Thohir sudah tidak
berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang ada;
f. tidak memenuhi standar kompetensi sesuai dengan
profesinya;
g. staf medis purna waktu yang memasuki usia pensiun,
yang dalam proses pengangkatan kembali sebagai
Anggota KSM;
h. berakhir masa perjanjian kerja dan belum diperpanjang;
atau
i. cuti diluar tanggungan negara sebagai PNS.

Pasal 33

(1) Pengangkatan kembali staf medis sebagai Anggota KSM


diberlakukan bagi staf medis yang selesai menjalani
pemberhentian sementara.
(2) Staf medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
menyampaikan:
a. surat permohonan dari yang bersangkutan atau
rekomendasi tertulis dari Ketua KSM terkait;
b. foto kopi Surat Tanda Registrasi dari Konsil Kedokteran
Indonesia;
c. foto kopi Surat Izin Praktik;
d. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP;
e. surat pernyataan sanggup mematuhi dan melaksanakan
etika profesi;
f. surat pernyataan sanggup mematuhi segala peraturan
yang berlaku di lingkungan RSUD KH. Muhammad
Thohir.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

(3) Bila diperlukan dapat diminta kajian dan rekomendasi dari


Komite Medik untuk pengangkatan kembali anggota KSM.
(4) Direktur dalam waktu 30 hari kerja harus mengeluarkan
keputusan persetujuan atau penolakan.

Pasal 34

(1) KSM dalam menjalankan tugas profesi/praktik kedokteran di


RSUD KH. Muhammad Thohir bertanggung jawab profesi
dan hukum secara mandiri.
(2) Dalam melaksanakan tugas maka Staf Medis dikelompokkan
sesuai bidang spesialisasi/keahliannya atau menurut cara
lain berdasarkan pertimbangan khusus.
(3) Kelompok Staf medis secara administratif manajerial
bertanggung jawab kepada Direktur secara teknis profesi
bertanggung jawab kepada Komite Medik.

Pasal 35

(1) Tugas Kelompok Staf Medis:


a. melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur
diagnosis, pengobatan, pencegahan dan pemulihan
penyakit yang diderita pasien;
b. meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program
pendidikan /pelatihan berkelanjutan;
c. menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan medis serta standar etika dan
disiplin kedokteran yang sudah ditetapkan;
d. menyusun, mengumpulkan, menganalisis dan membuat
laporan pemantauan indikator mutu klinis.
(2) Fungsi kelompok staf medis secara perorangan adalah
sebagai pelaksana pelayanan medis, pendidikan dan
pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang
medis.
Pasal 36

(1) Pembinaan dan pengawasan merupakan tindakan korektif


terhadap staf medis fungsional yang dilakukan oleh Direktur
berdasarkan rekomendasi Kepala Seksi Keperawatan, Kepala
Seksi Pelayanan dan Rekam Medik dan/atau Komite Medik.
(2) Pembinaan dan pengawasan terhadap staf medis fungsional
meliputi pembinaan dan pengawasan kewenangan klinis,
kendali mutu, disiplin profesi, etika profesi, kendali biaya,
disiplin pegawai dan motivasi kerja.
(3) Pembinaan dan pengawasan kewenangan klinis, mutu
profesi, disiplin profesi, etika profesi dilakukan oleh Komite
Medik.
(4) Pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan, kendali biaya,
disiplin pegawai dan motivasi kerja dilakukan oleh Kepala
Seksi Keperawatan, Kepala Seksi Pelayanan dan Rekam
Medik.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

Pasal 37

(1) Pembinaan dan pengawasan terkait kewenangan klinis


dilakukan dengan investigasi.
(2) Rekomendasi hasil investigasi sebagaimana ayat (1), berupa:
a. penjatuhan teguran tertulis atau/dan pembatasan
kewenangan klinis selama-lamanya 3 bulan untuk
pelanggaran ringan;
b. pembatasan kewenangan klinis selama-lamanya 6 bulan
untuk pelanggaran sedang;
c. pembatasan kewenangan klinis selama-lamanya 1 (satu)
tahun untuk pelanggaran berat.
(3) Pembinaan dan pengawasan terkait mutu profesi, disiplin
profesi, etika profesi dilakukan dengan audit medis, yang
diarahkan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh staf medis;
b. meningkatkan etika dan disiplin pelayanan oleh staf
medis;
c. melindungi masyarakat atau pasien atas tindakan yang
dilakukan oleh staf medis.
(4) Tata cara pembinaan, pengawasan, pemeriksaan dan
penjatuhan sanksi terhadap staf medis fungsional ditetapkan
oleh Direktur.

Pasal 38

(1) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan adalah staf medis


fungsional yang bertanggung jawab atas Thoohir pengellaan
asuhan medis seorang pasien di RSUD KH. Muhammad
Thohir.
(2) Seluruh staf medis fungsional dapat menjadi DPJP sesuai
tempat tugasnya.

Pasal 39

(1) DPJP terdiri dari DPJP pada pelayanan gawat darurat, DPJP
pada pelayanan rawat jalan dan DPJP pada pelayanan rawat
inap.
(2) DPJP pada pelayanan gawat darurat adalah staf medis
fungsional yang bertugas pada Instalasi Gawat Darurat dan
berdasarkan ketentuan yang diberlakukan.
(3) DPJP pada pelayanan rawat jalan adalah staf medis
fungsional yang bertugas pada pelayanan rawat jalan dan
berdasarkan ketentuan yang diberlakukan.
(4) DPJP pada pelayanan rawat inap adalah staf medis
fungsional yang bertugas pada pelayanan rawat inap dan
berdasarkan ketentuan yang diberlakukan.
(5) DPJP pada pelayanan rawat inap sudah harus ditentukan
sebelum pasien masuk rawat inap.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

(6) Dalam hal kondisi pasien memerlukan penanganan lebih


lanjut di luar kompetensi DPJP, pengaturannya dilakukan
oleh Direktur.
(7) Ketentuan DPJP ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 40

(1) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan mempunyai tugas:


a. melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan pasien,
pemeriksaan fisik, diagnosa penyakit, pemeriksaan
penunjang, pemberian terapi, evaluasi keberhasilan
terapi dan mendokumentasikannya ke dalam rekam
medik;
b. memberikan informasi dan masukan tentang
perkembangan kondisi pasien kepada pasien, keluarga
pasien dan tim pelayanan;
c. memberikan edukasi kepada pasien;
d. bila diperlukan DPJP melakukan presentasi kasus medis
yang ditanganinya di hadapan Komite Medik;
e. membantu dan memberikan bimbingan kepada
mahasiswa kedokteran dalam pendidikan klinis di rumah
sakit.
(2) DPJP wajib membuat rencana asuhan pelayanan medik
dengan memperhatikan kendali biaya dan kendali mutu.

Bagian Kesepuluh
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Paragraf 1
Tujuan Pengelolaan
Pasal 41

Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan pengaturan dan


kebijakan yang jelas mengenai Sumber Daya Manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif
untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien.

Paragraf 2
Pengangkatan Pegawai
Pasal 42

(1) Pegawai RSUD KH. Muhammad Thohir dapat berasal dari


PNS atau non PNS sesuai dengan kebutuhan yang
dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.
(2) Pengangkatan pegawai Rumah Sakit yang berasal dari PNS
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku.
(3) Pengangkatan pegawai Rumah Sakit yang berasal dari non
PNS/Tenaga Kontrak dilakukan berdasarkan pada prinsip
efisiensi, ekonomis dan produktif dalam rangka peningkatan
pelayanan.
(4) Mekanisme pengangkatan pegawai Rumah Sakit yang
berasal dari non PNS/Tenaga Kontrak sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

Paragraf 3
Penghargaan dan Sanksi
Pasal 43

(1) Untuk mendorong motivasi kerja dan produktivitas maka


RSUD KH. Muhammad Thohir menerapkan kebijakan
tentang imbalan jasa bagi pegawai yang mempunyai kinerja
baik dan sanksi bagi pegawai yang tidak memenuhi
ketentuan atau melanggar peraturan yang ditetapkan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kebijakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh
Direktur.
Pasal 44

Kenaikan pangkat PNS merupakan penghargaan yang diberikan


atas prestasi kerja dan pengabdian pegawai yang bersangkutan
terhadap negara berdasarkan sistem kenaikan pangkat reguler
dan kenaikan pangkat pilihan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Paragraf 4
Mutasi Pegawai
Pasal 45

(1) Mutasi PNS dan non PNS/Tenaga Kontrak dilaksanakan


dengan tujuan untuk peningkatan kinerja dan
pengembangan karir.
(2) Mutasi dilaksanakan dengan mempertimbangkan:
a. penempatan seseorang pada pekerjaan yang sesuai
dengan pendidikan dan ketrampilannya;
b. masa kerja di unit tertentu;
c. pengalaman pada bidang tugas tertentu;
d. kegunaannya dalam menunjang karir;
e. kondisi fisik dan psikis pegawai.

Paragraf 5
Orientasi Pegawai
Pasal 46

PNS dan non PNS/Tenaga Kontrak yang baru bertugas di RSUD


KH. Muhammad Thohir atau dimutasi ke unit lain dilakukan
orientasi dan simulasi.
Paragraf 6
Disiplin Pegawai
Pasal 47

(1) Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk


melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan
ketertiban yang dituangkan dalam:
a. daftar hadir;
b. pakaian dinas;
c. Evaluasi Kinerja Pegawai; dan
d. Penilaian Prestasi Kerja PNS.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

(2) Tingkatan dan jenis hukuman disiplin pegawai, meliputi:


a. hukuman disiplin ringan, yang terdiri dari teguran lisan,
teguran tertulis, dan pernyataan tidak puas secara
tertulis;
b. hukuman disiplin sedang, yang terdiri dari penundaan
kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun,
penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala
untuk paling lama 1 (satu) tahun, dan penundaan
kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun.
c. hukuman disiplin berat yang terdiri dari penurunan
pangkat setingkat lebih rendah untuk paling lama 1
(satu) tahun, pembebasan dari jabatan, pemberhentian
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
Pegawai Negeri Sipil, dan pemberhentian tidak hormat
sebagai PNS.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan disiplin
pegawai sebagaimana dimaksud pada Pasal ini, ditetapkan
oleh Direktur.

Paragraf 7
Pemberhentian Pegawai
Pasal 48

(1) Pemberhentian pegawai berstatus PNS dilakukan sesuai


dengan peraturan tentang pemberhentian PNS.
(2) Pemberhentian pegawai berstatus non PNS/Tenaga Kontrak
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pemberhentian atas permintaan sendiri dilaksanakan
apabila pegawai rumah sakit non PNS/Tenaga Kontrak
mengajukan permohonan pemberhentian sebagai
pegawai pada masa kontrak dan atau tidak
memperpanjang masa kontrak.

b. Pemberhentian tidak atas permintaan sendiri


dilaksanakan apabila pegawai RSUD KH. Muhammad
Thohir non PNS/Tenaga Kontrak melakukan tindakan-
tindakan pelanggaran sesuai ketentuan disiplin pegawai.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
pemberhentian pegawai sebagaimana dimaksud pada Pasal
ini, ditetapkan oleh Direktur.

Bagian Kesebelas
Jasa Pelayanan
Pasal 49

Jasa pelayanan adalah imbalan atas pelayanan yang diberikan


oleh tenaga dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi,
keperawatan, tenaga administrasi, dan tenaga penunjang
lainnya sebagai jasa bagi para pelaksana pelayanan di rumah
sakit yang terdiri dari jasa medis, jasa keperawatan/setara dan
jasa pelayanan administrasi, sebagai sumber pembiayaan
insentif.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

Pasal 50

(1) Pejabat pengelola dan pegawai RSUD KH. Muhammad Thohir


diberikan jasa pelayanan sesuai dengan sistem yang
ditetapkan.
(2) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usulan Direktur RSUD
KH. Muhammad Thohir melalui Kepala Dinas Kesehatan.

Pasal 51

Jasa pelayanan bagi Pejabat Pengelola dan pegawai sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1), dapat dihitung berdasarkan
indikator penilaian:
a. pengalaman dan masa kerja (basic index);
b. Kualifikasi berdasarakan pendidikan (capacity index);
c. resiko kerja (risk index);
d. tingkat kegawatdaruratan (emergency index);
e. jabatan yang disandang (position index); dan
f. hasil/capaian kerja (performance index).

Bagian Kedua Belas


Standar Pelayanan Minimal
Pasal 52

(1) Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas


pelayanan umum yang diberikan oleh RSUD KH. Muhammad
Thohir, Bupati menetapkan Standar Pelayanan Minimal
RSUD KH. Muhammad Thohir dengan peraturan Bupati.
(2) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), diusulkan oleh Direktur.
(3) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), harus mempertimbangkan kualitas layanan,
pemerataan, dan kesetaraan layanan serta kemudahan
untuk mendapatkan layanan.

Pasal 53

Standar Pelayanan Minimal harus memenuhi persyaratan:


a. fokus pada jenis pelayanan;
b. terukur;
c. dapat dicapai;
d. relevan dan dapat diandalkan; dan
e. tepat waktu.

Pasal 54

Syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53


mengandung arti sebagai berikut:
a. fokus pada jenis pelayanan artinya, mengutamakan kegiatan
pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan fungsi
Rumah Sakit.
b. terukur artinya kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

c. dapat dicapai artinya kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat


pencapaiannya, rasional, sesuai kemampuan dan tingkat
pemanfaatannya.
d. relevan dan dapat diandalkan artinya kegiatan yang sejalan,
berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan
fungsi Rumah Sakit.
e. tepat waktu artinya sesuai dengan jadwal dan kegiatan
pelayanan yang telah ditetapkan.

Bagian Ketiga Belas


Pengelolaan Keuangan
Pasal 55

(1) Pengelolaan keuangan RSUD KH. Muhammad Thohir


berdasarkan prinsip efektifitas, efisiensi dan produktivitas
dengan berasaskan akuntabilitas dan transparansi.
(2) Pengelolaan keuangan Rumah Sakit sebagai BLUD untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan
fleksibilitas pengelolaan keuangan berdasar prinsip ekonomi,
produktifitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat,
berasaskan akuntabilitas dan transparansi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai fleksibilitas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), diatur alam Peraturan Bupati
tersendiri.
Pasal 56

Dalam rangka penerapan prinsip dan asas sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 55, maka dalam penatausahaan
keuangan diterapkan Sistem Akuntansi berbasis Akrual dan
Standar Akuntansi Pemerintahan.

Pasal 57

Subsidi dari pemerintah untuk pembiayaan RSUD KH.


Muhammad Thohir dapat berupa biaya pegawai, biaya
pengadaan barang dan jasa, dan biaya pengadaan barang
modal.

Bagian Keempat Belas


Tarif Pelayanan
Pasal 58

(1) RSUD KH. Muhammad Thohir dapat memungut biaya


kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang dan/atau
jasa pelayanan yang diberikan.
(2) Imbalan atas barang dan/atau jasa pelayanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dalam bentuk tarif yang
disusun atas dasar perhitungan biaya satuan per unit
pelayanan atau hasil per investasi dana.
(3) Tarif pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
berupa besaran tarif dan/atau pola tarif sesuai jenis
pelayanan RSUD KH. Muhammad Thohir.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

Pasal 59

(1) Tarif pelayanan RSUD KH. Muhammad Thohir diusulkan


oleh Direktur kepada Kepala Daerah melalui Kepala Dinas
Kesehatan.
(2) Penetapan tarif pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan
pelayanan, daya beli masyarakat, serta kompetisi yang sehat.
(3) Tarif pelayanan Rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati Pesisir Barat.
(4) Tarif pelayanan RSUD KH. Muhammad Thohir lainnya sesuai
dengan Peraturan Daerah tentang Retribusi.

Bagian Kelima Belas


Pendapatan dan Pembiayaan
Pasal 60

(1) Direktur wajib menempatkan Rencana Strategi Bisnis RSUD


KH. Muhammad Thohir setiap 5 (lima) tahun sekali.
(2) Rencana Strategi Bisnis RSUD KH. Muhammad Thohir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten.
(3) Sebelum ditetapkan, Rancangan Rencana Strategi Bisnis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu
dikoordinasikan dengan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten untuk memastikan kesesuaian dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten.
Pasal 61

(1) Rencana Strategi Bisnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal


62 dijabarkan dalam Rencana Kerja dan RBA RSUD KH.
Muhammad Thohir.
(2) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja, perhitungan
akutansi biaya menurut jenis layanan, kebutuhan
pendanaan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan
akan diterima masyarakat, atau badan lain, APBD, APBN,
dan sumber-sember pendapatan BLUD lainnya yang sah.
(3) RBA sebagaiama dimksud pada ayat (2) memuat :
a. kinerja tahun berjalan;
b. asumsi makro dan mikro;
c. target kinerja;
d. analisis dan perkiraan biaya satuan;
e. perkiraan harga;
f. anggaran pendapatan dan biaya;
g. besaran persentase ambang batas;
h. prognose laporan keungan;
i. perkiraan maju (forward estimasi);
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

j. rencana pengeluaran investasi/modal;dan


k. ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi
dengan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Pemerintah Daerah Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah.
(4) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai dengan
usulan program, kegiatan, standar pelayanan minimum, dan
biaya dari keluaran yang akan dihasilkan.

Bagian Keenam Belas


Pendapatan dan Pembiayaan
Paragraf 1
Pendapatan
Pasal 62

(1) Proses Perencanaan dan Penganggaran pendapatan dan


biaya dengan menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran
dengan mengacu pada Rencana Strategis Bisnis yang
disusun berdasarkan kinerja dan perhitungan akuntansi
biaya menurut jenis pelayanannya serta Kebutuhan dan
kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima
dari masyarakat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(2) Pendapatan RSUD KH. Muhammad Thohir dapat bersumber
dari:
a. jasa pelayanan;
b. hibah;
c. hasil kerjasama dengan pihak lain;
d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan
f. lain-lain pendapatan Rumah Sakit yang sah.

Pasal 63

(1) Pendapatan RSUD KH. Muhammad Thohir yang bersumber


dari jasa pelayanan dapat berupa imbalan yang diperoleh
dari jasa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
(2) Pendapatan RSUD KH. Muhammad Thohir yang bersumber
dari hibah dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak
terikat.
(3) Hasil kerjasama dengan pihak lain dapat berupa perolehan
dari kerjasama operasional, sewa menyewa dan usaha lain
yang mendukung tugas dan fungsi RSUD KH. Muhammad
Thohir.
(4) Pendapatan RSUD KH. Muhammad Thohir yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat berupa
pendapatan yang berasal dari Pemerintah Daerah dalam
rangka pelaksanaan program atau kegiatan di RSUD KH.
Muhammad Thohir.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

(5) Pendapatan RSUD KH. Muhammad Thohir yang bersumber


dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat berupa
pendapatan yang berasal dari pemerintah dalam rangka
pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan dan
lain-lain.
(6) Lain-lain pendapatan RSUD KH. Muhammad Thohir yang
sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2) huruf f,
antara lain:
a. hasil pemanfaatan kekayaan;
b. hasil jasa giro;
c. hasil investasi.

Pasal 64

RSUD KH. Muhammad Thohir dalam melaksanakan anggaran


dekonsentrasi dan/atau tugas perbantuan, proses pengelolaan
keuangan diselenggarakan berdasarkan peraturan yang berlaku.

Pasal 65

(1) Seluruh pendapatan RSUD KH. Muhammad Thohir


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, kecuali yang berasal
dari hibah terikat, dapat dikelola langsung untuk membiayai
pengeluaran rumah sakit sesuai Dokumen Pelaksanaan
Anggaran RSUD KH. Muhammad Thohir atau Dokumen
Anggaran sejenis lainnya.
(2) Hibah terikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperlakukan sesuai peruntukannya.
(3) Seluruh pendapatan RSUD KH. Muhammad Thohir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 huruf a, huruf c, dan
huruf f dilaksanakan melalui rekening kas BLUD dan dicatat
dalam kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada
jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan
obyek pendapatan RSUD KH. Muhammad Thohir.
(4) Seluruh pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaporkan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.
(5) Format laporan pendapatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku.

Paragraf 2
Pembiayaan
Pasal 66

(1) Pembiayaan RSUD KH. Muhammad Thohir merupakan biaya


operasional dan biaya non operasional.
(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mencakup seluruh biaya yang menjadi beban RSUD KH.
Muhammad Thohir dalam rangka menjalankan tugas dan
fungsi.
(3) Biaya non operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mencakup seluruh biaya yang menjadi beban RSUD KH.
Muhammad Thohir dalam rangka menunjang pelaksanaan
tugas dan fungsi.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

(4) Pembiayaan RSUD KH. Muhammad Thohir sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), dialokasikan untuk membiayai
program peningkatan pelayanan, kegiatan pelayanan dan
kegiatan pendukung pelayanan.
(5) Pembiayaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis,
program dan kegiatan.

Pasal 67

(1) Biaya operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66


ayat (1), terdiri dari biaya pelayanan,biaya umum dan
administrasi.
(2) Biaya non operasional sebaigaiman dimaksud dalam Pasal
66 ayat (3) terdiri dari biaya non operasional lain-lain.
(3) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan
langsung dengan kegiatan pelayanan.
(4) Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), mencakup seluruh biaya operasional yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan.
(5) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
terdiri dari:
a. biaya pegawai;
b. biaya bahan;
c. biaya jasa pelayanan;
d. biaya pemeliharaan;
e. biaya barang dan jasa; dan
f. biaya pelayanan lain-lain.
(6) Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), terdiri dari:
a. biaya pegawai;
b. biaya administrasi kantor;
c. biaya pemeliharaan;
d. biaya barang dan jasa;
e. biaya promosi;
f. biaya umum dan administrasi lain-lain.

Pasal 68

(1) Seluruh pendapatan dan pembiayaan RSUD KH. Muhammad


Thohir yang bersumber sebagaimana dimaksud dalam Pasal
62 dan Pasal 66 dilaporkan kepada Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(2) Seluruh pendapatan dan pembiayaan RSUD KH. Muhammad
Thohir yang bersumber sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilakukan dengan menerbitkan Surat Permintaan
Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLUD yang dilampiri
dengan Surat Pernyataan Tanggungjawab.
(3) Format Surat Pernyataan Tanggungjawab sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) sesuai ketentuan dan peraturan
yang berlaku.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

Pasal 69

(1) Pembiayaan RSUD KH. Muhammad Thohir diberikan


fleksibilitas dengan mempertimbangkan volume kegiatan
pelayanan.
(2) Fleksibilitas Pembiayaan RSUD KH. Muhammad Thohir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan
Pembiayaan yang disesuaikan dan signifikan dengan
perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA yang telah
ditetapkan secara definitif.
(3) Fleksibilitas Pembiayaan RSUD KH. Muhammad Thohir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya berlaku untuk
biaya RSUD KH. Muhammad Thohir yang berasal dari
pendapatan selain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan hibah
terikat.
(4) Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, Direktur
mengajukan usulan tambahan anggaran dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.

Pasal 70

(1) Ambang batas RBA ditetapkan dengan besaran persentase.


(2) Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan
operasional RSUD KH. Muhammad Thohir.
(3) Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ditetapkan dalam RBA dan Daftar DPA RSUD KH.
Muhammad Thohir oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah.
(4) Persentase ambang batas tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan kebutuhan yang dapat diprediksi,
dapat dicapai, terukur, rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Paragraf 3
Pengeluaran Investasi
Pasal 71

(1) Pengeluaran investasi adalah pengeluaran untuk


memperoleh harta tetap, yaitu harta yang masa manfaatnya
lebih dari 1 (satu) tahun seperti pembelian tanah,
pembangunan gedung, pembelian kendaraan dan lain
sebagainya.
(2) Pengeluaran investasi sebagiamana dimaksud pada ayat (1),
terdiri dari:
a. Pengeluran pembelian pembangunan gedung baru; dan
b. Pengeluaran untuk peralatan dan mesin.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

Bagian Ketujuh Belas


Pengelolaan Sumber Daya Lain
Pasal 72

(1) Pengelolaan Sumber daya lain yang terdiri dari sarana,


prasarana, gedung dan jalan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengelolaan sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan
mutu pelayanan dan kelancaran pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi RSUD KH. Muhammad Thohir.

Bagian Kedelapan Belas


Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Rumah Sakit
Pasal 73

(1) RSUD KH. Muhammad Thohir wajib menjaga lingkungan,


baik internal maupun eksternal.
(2) Pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk mendukung peningkatan mutu pelayanan yang
berorientasi kepada keamanan, kenyamanan, kebersihan,
kesehatan, kerapian, keindahan dan keselamatan.

Pasal 74

(1) Pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


73 ayat (2) meliputi pengelolaan limbah RSUD KH.
Muhammad Thohir.

(2) Pengelolaan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi limbah medis dan non medis.
(3) Tata laksana pengelolaan limbah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sesuai ketentuan perundang-undangan.

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 75

(1) Tata Kelola Rumah Sakit (Hospital Bylaws) secara berkala


sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun dilakukan
evaluasi, disesuaikan dengan perkembangan profesi medis
dan kondisi RSUD KH. Muhammad Thohir.
(2) Semua peraturan RSUD KH. Muhammad Thohir yang
dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan Peraturan Bupati ini.
https://jdih.pesisirbaratkab.go.id
BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN PESISIR BARAT

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 76

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Pesisir Barat.

Ditetapkan di Krui
pada tanggal 19 Oktober 2021

BUPATI PESISIR BARAT,

ttd

AGUS ISTIQLAL
Diundangkan di Krui
pada tanggal 19 Oktober 2021

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT,

ttd

N.LINGGA KUSUMA

BERITA DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2021 NOMOR 260

SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA


KEPALA BAGIAN HUKUM
KABUPATEN PESISIR BARAT,

EDWIN KASTOLANI B,SH.MP


NIP. 19740526 200212 1 002

Anda mungkin juga menyukai