Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN DESA SUBAH

NOMOR ...TAHUN ...


TENTANG
LEMBAGA ADAT DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA SUBAH,

Menimbang: a. bahwa untuk melestarikan nilai adat-istiadat yang tumbuh,


berkembang dan dipelihara serta dijunjung tinggi oleh
masyarakat Desa Subah, maka dipandang perlu mengambil
langkah-langkah untuk pemberdayaan dan pengembangan
adat-istiadat;
b. bahwa dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan adat
istiadat yang merupakan aset budaya daerah maka untuk
melestarikannya memerlukan wadah dalam rangka
pembinaan dan pengembangan serta pemeliharaannya dalam
bentuk Lembaga Adat Desa sebagaimana diamanatkan Pasal
9 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun
2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga
Adat Desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan
Peraturan Desa tentang Lembaga Adat Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi


Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5430);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6321);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007
tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018
tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat
Desa;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Sanggau Nomor 1 Tahun 2017
tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum
Adat di Kabupaten Sanggau (Lembaran Daerah Kabupaten
Sanggau Tahun 2017 Nomor 1, Noreg. Peraturan Daerah
Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat Nomor (1)/
(2017), Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sanggau
Nomor 1);

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

dan

KEPALA DESA SUBAH

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA SUBAH TENTANG LEMBAGA ADAT DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan :


1. Desa adalah Desa Subah.
2. Kepala Desa adalah Kepala Desa Subah.
3. Masyarakat Hukum Adat adalah kesatuan masyarakat yang mendiami
wilayah tertentu yang mempunyai kesamaan adat-istiadat dan hukum adat.
4. Adat adalah nilai atau norma, kaidah dan keyakinan masyarakat yang
dihayati dalam masyarakat desa.
5. Hukum adat adalah nilai, norma dan kebiasaan yang hidup, berlaku dan
berkembang sebagai peraturan yang ditaati oleh masyarakat dalam wilayah
desa yang apabila dilanggar dikenakan sanksi.
6. Lembaga Adat adalah Lembaga yang dibentuk dan merupakan wadah dalam
rangka membina, memberdayakan, melestarikan, mengembangkan adat
istiadat sebagai norma, kaidah dengan keyakinan sosial yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat desa.
7. Domong Adat adalah peradilan adat untuk menyelenggarakan pembinaan
hukum adat dan menjalankan peradilan adat dalam semua tingkatan pada
Masyarakat Adat Dayak Tobag.
8. Atribut adalah tanda atau simbol yang melengkapi pakaian adat Domong
Adat.
9. Pemberdayaan adalah kegiatan untuk memelihara dan mempertahankan,
mengembangkan adat-istiadat serta pelestarian hukum adat.
10. Pelestarian adalah upaya untuk menjaga dan memelihara nilai-nilai etika,
moral dan adat yang dijaga secara berlanjut.
11. Pengembangan adalah upaya yang terpadu, terencana dan terarah agar adat
istiadat dan lembaga adat masyarakat dapat tumbuh dan berkembang,
sehingga mampu meningkatkan peranannya dalam pembangunan.
12. Pembina Lembaga Adat Desa adalah Pembina Lembaga Adat Desa yang
diketuai oleh Kepala Desa.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Pembentukan Lembaga Adat mempunyai maksud dan tujuan sebagai wadah


pembinaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan hukum adat dalam
rangka memperkaya khazanah kebudayaan daerah guna menunjang kebudayaan
nasional untuk terciptanya stabilitas dalam bidang sosial, budaya dan agama
untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan.

BAB III

LEMBAGA ADAT

Pasal 3

(1) Dalam rangka pemberdayaan dan adat istiadat dibentuk Lembaga Adat
sebagai sarana komunikasi dan koordinasi.
(2) Lembaga Adat berkedudukan di tingkat rukun tetangga, rukun warga,
wilayah dan di tingkat desa.
Pasal 4
Pengurus Lembaga Adat Desa merupakan tokoh adat yang berasal dari Domong
Adat.
Pasal 5
(1) Pengurus Lembaga Adat Desa terdiri atas :
a. temenggung adat;
b. jaya adat;
c. pesirah adat;
d. lawang agong; dan
e. Penyancang.
(2) Lembaga Adat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih oleh warga
masyarakat secara musyarawah mufakat.
(3) Tugas dan wewenang Domong Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut berdasarkan ketentuan Hukum Adat Dayak Tobag.
(4) Domong Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.
Pasal 6
(1) Masa bakti kepengurusan Domong Adat adalah 5 (lima) tahun dan dapat
dipilih kembali untuk periode berikutnya sesuai dengan kesepakatan
bersama masyarakat yang dilakukan secara musyawarah mufakat.
(2) Domong Adat diberikan tunjangan sesuai kemampuan keuangan Desa.

BAB IV

TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA ADAT DESA

Pasal 7

(1) Lembaga Adat Desa bertugas membantu pemerintah Desa dan sebagai mitra
dalam memberdayakan, melestarikan, dan mengembangkan adat istiadat
sebagai wujud pengakuan terhadap adat istiadat masyarakat Desa.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lembaga
Adat Desa berfungsi:
a. melindungi identitas budaya dan hak tradisional termasuk kelahiran,
kematian, perkawinan dan unsur kekerabatan lainnya;
b. melestarikan hak ulayat, tanah ulayat, hutan adat, dan harta dan/atau
kekayaan lainnya untuk sumber penghidupan warga, kelestarian
lingkungan hidup, dan mengatasi kemiskinan di Desa;
c. mengembangkan musyawarah mufakat untuk pengambilan keputusan
dalam musyawarah Desa;
d. mengembangkan nilai adat istiadat dalam penyelesaian sengketa
pemilikan waris, tanah dan konflik dalam interaksi manusia;
e. pengembangan nilai adat istiadat untuk perdamaian, ketentraman dan
ketertiban masyarakat Desa;
f. mengembangkan nilai adat untuk kegiatan kesehatan, pendidikan
masyarakat, seni dan budaya, lingkungan, dan lainnya;
g. mengembangkan kerja sama dengan Lembaga Adat Desa lainnya; dan
h. menyelesaikan sengketa adat, tanah adat, tanah ulayat, perkara adat
berdasarkan ketetentuan hukum adat Dayak Tobag dalam lingkup
wilayah adat dan desa.
Pasal 8
(1) Guna kelancaran penyelenggaraan tugas, fungsi dan wewenangnya, Domong
Adat menyusun peraturan tata tertib Lembaga Adat Desa.
(2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berpedoman pada
ketentuan Hukum Adat Dayak Tobag.

BAB V

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 9

Lembaga Adat berhak menerima bantuan atau sumbangan dari pihak swasta
dan pihak ketiga yang tidak mengikat.

Pasal 10
Lembaga Adat Desa mempunyai kewajiban :
a. membantu kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
pembinaan masyarakat dengan memperhatikan kepentingan adat istiadat
setempat;
b. menciptakan suasana yang dapat menjamin terpeliharanya kebhinekaan
masyarakat adat dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa; dan
c. membantu pemerintah desa menyelesaikan perkara dan konflik yang
berkaitan dengan tanah adat dan perkara adat.

BAB VI

HUBUNGAN DAN TATA KERJA

Pasal 11

(1) Hubungan kerja antara Domong Adat dengan Kepala Desa bersifat
kemitraan, koordinatif dan konsultatif.
(2) Hubungan kerja antara Domong Adat dengan pembina diterapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.

BAB VII
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 12

(1) Penyelesaian sengketa adat, tanah adat, tanah ulayat, perkara adat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf h diselesaikan melalui
mekanisme musyawarah (colap) dan sidang adat (angat).
(2) Tata cara dan mekanisme penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Ketentuan Ator Adat Dayak Tobag.

BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 13

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pembentukan,


pemberdayaan dan pendayagunaan Lembaga Adat Desa.
(2) Camat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pembentukan,
pemberdayaan dan pendayagunaan Lembaga Adat Desa.
Pasal 14
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap Lembaga Adat dilakukan oleh kepala
desa, camat dan bupati.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat berupa
pemberian pedoman, bimbingan, dan pelatihan.

BAB IX

PEMBIAYAAN

Pasal 15

Pembiayaan Lembaga Adat bersumber dari :


a. Swadaya masyarakat;
b. Bagian dari Anggaran Pendapatan dan Desa (APBDes);
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui dinas terkait;
d. Bantuan lainnya yang dianggap sah dan tidak mengikat; dan
e. Kerjasama dengan badan usaha lainnya.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 16

Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku, Lembaga Adat yang ada tetap diakui
keberadaannya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Desa ini.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Kepala Desa.
Pasal 18
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Subah.

Ditetapkan di Subah
pada tanggal............
KEPALA DESA SUBAH,

YULIANUS ATIN

Diundangkan di Subah
pada tanggal..........................
SEKRETARIS DESA SUBAH,

TONI
LEMBARAN DESA SUBAH TAHUN..... NOMOR........

Anda mungkin juga menyukai