Anda di halaman 1dari 3

PENINGKATAN KOMPETENSI KS DAN GURU KORWIL NGANJUK

RELEVANSI FILOSOFI PENDIDIKAN KHD


SEBAGAI FONDASI MERDEKA BELAJAR
DASAR PENDIDIKAN KHD

DASAR
PENDIDIKAN KHD 2.MERDEKA
1.MENUNTUN Manusia merdeka adalah manusia yang
hidupnya lahir atau batin tidak tergantung
“Maksud pendidikan itu adalah kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas
menuntun segala ada pada anak- kekuatan sendiri.
anak, agar mereka dapat mencapai Maksud pengajaran dan pendidikan yang
keselamatan dan kebahagiaan yang berguna untuk perikehidupan Bersama ialah
setinggi-tingginya baik sebagai
memerdekakan manusia sebagai bagian dari
manusia, maupun anggota
persatuan (rakyat) (KHD – Pendidikan dan
masyarakat” (KHD, 1936, Dasar-Dasar
Pengajaran Nasional, Desember 1928)
Pendidikan, hal.1, paragraph 4)

Pendidik itu hanya dapat


menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar dapatmemperbaiki
lakunya (bukan dasarnya) hidup
dan tumbuhnya kekuatan kodrat
anak” (KHD, 1936, Dasar-Dasar
Pendidikan, hal.1, paragraph 5)

DASAR PENDIDIKAN KHD d. Menebalkan laku anak dalam sosial


budaya Orang Tulang Bawang Barat
4.BUKAN TABULA RASA NeNeMo (Nemen: kerja keras, Nedes:
Ulet, Tangguh Sabar; Nerimo: Ikhlas ) –
DASAR PENDIDIKAN KHD Menebalkan laku anak dengan kekuatan
Tulang Bawang Barat
3.PETANI konteks sosio-kultural:
a.Menebalkan laku anak dalam sosial
e. Menebalkan laku anak dalam sosial
budaya Orang Biak - Papua
seorang petani (dalam hakikatnya sama budaya MANGGARAI:
Toing – Titong – Toming Mambri (baik, bijak, pemberani dalam
kewajibannya dengan seorang pendidik)
Toing – Mengajar, Titong – Menuntun, berbuburu, melaut dan mengatur
yang menanam jagung misalnya, hanya
Toming - Teladan strategi) & Binsyowi (murah hati dan
dapat menuntun tumbuhnya jagung, ia
b. Menebalkan laku anak dalam sosial penuh kasih sayang kepada semua
dapat memperbaiki kondisi tanah,
budaya Jawa Barat: orang)
memelihara tanaman jagung, memberi
Niti Surti – Niti Harti – Niti Bukti – Niti f. Menebalkan laku anak dalam sosial
pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau
Bhakti, Niti Jadi (Sajatining Ngahurip) budaya Madura:
jamur-jamur yang mengganggu hidup
c. Menebalkan laku anak dalam sosial Petuah dalam Budaya Madura
tanaman padi dan lain sebagainya. (KHD, budaya Bali: (Baburughan Becce’) :
1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.2, Tri Hita Karana: 3 Asal Kebahagiaan Tiga perkara yang harus dimiliki oleh
paragraph 1 ) (harmoni dengan Tuhan, Manusia dan orang Madura:
Alam) 1) kasih sayang; 2) hati yang bersih; 3)
jujur

TITIK AYU SR _ KORWIL NGANJUK


RELEVANSI FILOSOFI PENDIDIKAN KHD
SEBAGAI FONDASI MERDEKA BELAJAR

DASAR PENDIDIKAN KHD

5. BUDI PEKERTI
Budi Pekerti, watak, karakter adalah
bersatunya (perpaduan harmonis) antara
gerak, pikiran, perasaan, dan kehendak
atau kemauan sehingga menimbulkan
tenaga/semangat, (KHD, 1936, Dasar-Dasar DASAR PENDIDIKAN KHD
Pendidikan, hal. 6, paragraph 3)
Budi : pikiran-perasaan-kemauan
Pekerti : Tenaga
Cipta + Karsa + Karya + Pekerti (tenaga) =
7. BERPIHAK PADA ANAK
Keseimbangan (Keselarasan) Hidup. “Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, bukan
Contohnya pada permainan Gamelan dan untuk meminta sesuatu hak, melainkan untuk berhamba pada sang
menenun. anak.” (Ki Hajar Dewantara, 1922)” [Asas Taman Siswa ke-7,
Hasil dari proses tadi adalah individu yang
diparafrasakan Profesor Sardjito, Rektor Universitas Gajah Mada di
memiliki keunggulan akademis sebagai
penganugrahan Doktor Honoris Causa kepada Ki Hajar Dewantara di
hasil pembelajaran dan pembelajar
sepanjang hayat (olah pikir), individu yang bidang Ilmu Kebudayaan, Desember 1956.]
memiliki kerohanian mendalam, beriman
dan bertakwa (olah hati), individu yang
memiliki integritas moral, rasa berkesenian
dan berkebudayaan (olah rasa dan karsa),
serta individu yang sehat dan mampu
berpartisipasi aktif sebagai warga negara
(olah raga).

DASAR PENDIDIKAN KHD DASAR PENDIDIKAN KHD

6. BERMAIN BERPIHAK PADA ANAK


a.Bermain adalah kodrat anak Pokoknya pendidikan harus terletak di dalam Tangis Asti yang tiada henti-hentinya
b.Pikiran-Perasaan-Kemauan- pangkuan ibu bapak karena hanya dua orang dirasakan sebagai suatu hambatan yang
Tenaga (Cipta-Karsa-Karya-Pekerti) inilah yang dapat “berhamba pada sang anak” mengganggu tugasnya. Lalu dengan serta
sudah ada pada diri anak dengan semurni- murninya dan se-ikhlas-
merta diseretnya anak itu keluar, dan tanpa
c.Permainan anak dapat menjadi ikhlasnya, sebab cinta kasihnya kepada anak-
bagian pembelajaran di sekolah berpikir panjang, dibiarkannya Asti kecil
anaknya boleh dibilang cinta kasih tak terbatas
Gobak Sodor –Nilai - Strategi menangis di balik hempasan pintu rumah.
(Karya Ki Hajar Dewantara, Pendidikan,
Salju yang berjatuhan di jendela tiba-tiba
halaman 382 – Buku Kuning)
menyadarkan kekalutan pikirannya. Dia lari

Pemikiran tentang berhamba pada anak itu secepatnya, lalu dibukanya pintu . . . dan Asti
tercetus dari suatu penyesalan yang pernah sudah tampak biru, menggigil kedinginan.
dirasakan oleh Soewardi ketika menghadapi Soewardi menyesal, sangat menyesal. Sambil
setumpuk pekerjaan yang belum terselesaikan.
memeluk anaknya yang sedang tersengal-
sengal berurai air mata itu, terucaplah kata
kasih sepenuh hati: “Kowe bakale dak mulya
TITIK AYU SR _ KORWIL NGANJUK ake selawase” Arinya: “Selamanya engkau
akan aku muliakan.”
RELEVANSI FILOSOFI PENDIDIKAN KHD
SEBAGAI FONDASI MERDEKA BELAJAR

PESAN KUNCI

“Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia, maupun anggota masyarakat”

a.“Guru dan murid berkolaborasi untuk menginisiasi/menciptakan kedalaman (rasa takjub dan
kasmaran) spiritual, intelektual dan sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai
manusia ” (Instruktur Modul 1.1)
a.Murid dan guru merdeka belajar yang berkolaborasi bersama menggali dan mengembangkan
potensi murid dan mengakomodasi karakteristik masing-masing untuk mewujudkan student
wellbeing (Ngakan Putu Suarjana (Pengawas) – Dinas Pendidkan Karangasem, Bali (catatan: kata well
being dalam bahasa KHD – Selamat dan Bahagia; di Program Gubernur Jawa Barat, Jabar Masagi
disebut BAGDJA)

REFLEKTIF
a.Pikiran satu pengalaman proses pembelajaran yang merefleksikan
(mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)?
b.Apa yang dapat saya dilakukan agar proses pembelajaran yang
merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hajdar Dewantara (KHD)
dapat terwujud pada konteks kelas dan sekolah?

TITIK AYU R_ KORWIL NGANJUK

Anda mungkin juga menyukai