Anda di halaman 1dari 5

www.hukumonline.

com

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI


NOMOR 8 TAHUN 1988
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN BAGI
PROYEK-PROYEK PMA DAN PMDN

MENTERI DALAM NEGERI

Menimbang:
a bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok pengelolaan Lingkungan Hidup, telah dikeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 1 Tahun 1985 tentang Tatacara Pengendalian Pencemaran bagi Perusahaan-
perusahaan PMDN dan PMA di mana belum tercakup Peraturan mengenai Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986;
b bahwa pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan bagi proyek-proyek PMDN dan PMA perlu dipadukan
dengan upaya kemudahan pelayanan oleh Pemerintah melalui sistim pelayanan tunggal
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 1977 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 12 Tahun 1984;
c bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu ditetapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri.

Mengingat:
1. Undang-undang Gangguan sebagaimana dimaksud dalam Hinder Ordonantie Stbl. 1926
Nomor 226 yang telah di rubah dan ditambah yang terakhir dengan Stbl. 1940 Nomor 14
dan Nomor 450;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 (Lembaran Negara 1967 Nomor 1) jo. Undang-
undang Nomor 11 Tahun 1970 (Lembaran Negara 1970 Nomor 46) tentang Penanaman
Modal Asing;
3. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 (Lembaran Negara 1967 Nomor 1) jo. Undang-
undang Nomor 12 Tahun 1970 (Lembaran Negara 1970 Nomor 46) tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri;
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 (Lembaran Negara 1974 Nomor 38) tentang
Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah;
5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
7. Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 1977 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Tatacara Penanaman Modal;
8. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1980 tentang Badan Koordinasi Penanaman
Modal Daerah;
9. Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 1983 tentang Kabinet Pembangunan IV;
10. Keputusan Presiden Nomor 35 Tahun 1985 jo. Nomor 29 Tahun 1987 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Badan Koordinasi Penanaman
Modal;
11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1984 tentang Pedoman Penyederhanaan dan
pengendalian Perizinan dan Bidang Usaha;

www.hukumonline.com
VERONICA | DIUNDUH PADA 10 NOVEMBER 2023
www.hukumonline.com

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 1984 tentang Tatacara Perizinan
Daerah Bagi PMDN/PMA;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1985 tentang Tatacara Pengendalian
Pencemaran bagi Perusahaan-perusahaan PMDN/PMA;
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 167 Tahun 1980 tentang Susunan Organisasi
dan Tatakerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah;
15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1986 tentang Organisasi dan
Tatakerja Departemen Dalam Negeri;
16. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-
49/MENKLH/6/1987 tentang Pedoman Penentuan Dampak Penting;
17. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-
50/MENKLH/6/1987 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
18. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-
51/MENKLH/6/1987 tentang Pedoman Penyusunan Studi Evaluasi Mengenai Dampak
Lingkungan;
19. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-
52/MENKLH/6/1987 tentang Batas Waktu Penyusunan Studi Evaluasi Mengenai Dampak
Lingkungan;
20. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-
53/MENKLH/6/ 1987 tentang Pedoman Susunan Keanggotaan dan Tatakerja Komisi;
21. Keputusan Ketua BKPM Nomor 10/SK/1985 tentang Tatacara Permohonan Persetujuan
dan Fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing dengan
segala ketentuan perubahannya;
22. Keputusan Ketua BKPM Nomor 04/SK/1987 tentang Tatakerja Badan Koordinasi
Penanaman Modal.

Memperhatikan:
1. Surat Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 287/A.1/1987 tanggal 24
Desember 1987;
2. Persetujuan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor B-
145/MENKLH/1/1988 tanggal 8 Januari 1988;
3. Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor B-
57/1/MENPAN/2/1988, tanggal 3 Pebruari 1988.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATACARA
MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN BAGI PROYEK PMA/PMDN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan:
1. Penanaman Modal adalah pengusaha yang mengadakan penanaman modal
berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 atau Undang-undang Nomor 1 Tahun
1967 dengan segala ketentuan perubahannya.

www.hukumonline.com
VERONICA | DIUNDUH PADA 10 NOVEMBER 2023
www.hukumonline.com

2. Daftar Skala Prioritas yang selanjutnya disebut DSP adalah Daftar bidang-bidang Usaha
Penanaman Modal yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden;
3. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang selanjutnya disebut AMDAL adalah
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986;
4. PIL adalah Penyajian Informasi Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor KEP-50/MEKLH/6/1987;
5. ANDAL adalah Analisis Dampak Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Menteri Negara Kependudukan Lingkungan Hidup Nomor KEP- 49/MENKLH/6/1987;
6. SP adalah Surat Persetujuan Penanaman Modal yang diterbitkan oleh Ketua BKPM bagi
Proyek Baru PMDN dan Proyek Perluasan PMDN dan PMA;
7. SPP Presiden adalah Surat Pemberitahuan tentang Persetujuan Presiden atas Proyek
Baru PMA yang diterbitkan oleh Ketua BKPM;
8. Izin HO adalah izin Undang-undang Gangguan sebagaimana dimaksud dalam Hinder
Ordonantie Stbl. 1926 Nomor 226 yang telah di rubah dan ditambah yang terakhir
dengan Stbl. 1940 Nomor 14 dan Nomor 450;
9. Komisi Daerah adalah Komisi AMDAL yang dibentuk oleh Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986;
10. Komisi Pusat adalah Komisi AMDAL yang dibentuk oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 29 Tahun 1986;

BAB II
TATA CARA AMDAL

Pasal 2
Setiap bidang usaha yang dipromosikan dalam DSP disertai dengan tanda-tanda sebagai
berikut:
a tanda bintang 1 (*), berarti perlu disertai PIL,
b tanda bintang 2 (**), berarti perlu disertai ANDAL,
c tanda bintang 3 (***), berarti perlu disertai ANDAL, dan evaluasi laporan ANDAL-nya oleh
Komisi AMDAL Pusat yang terkait. Sedangkan tanpa tanda bintang, berarti tidak perlu
disertai PIL dan ANDAL.

Pasal 3
Setiap permohonan penanaman modal untuk proyek baru dan penanaman jenis produksi di
bidang usaha yang diberi tanda bintang satu harus disertai PIL, sedangkan bidang usaha yang
bertanda bintang dua atau tiga belum perlu disertai ANDAL.

Pasal 4
Dalam setiap surat Persetujuan Penanaman Modal akan dicantumkan ketentuan sebagai
berikut:
a bagi bidang usaha yang tidak diberi tanda bintang tidak perlu membuat PIL dan ANDAL;
b bagi bidang usaha dengan tanda bintang satu, berdasarkan penilaian PIL ditetapkan
ketentuan keharusan membuat ANDAL atau tidak perlu membuat ANDAL.

Pasal 5
BKPMD dalam menerbitkan izin HO bagi proyek-proyek surat persetujuannya mencantumkan
ketentuan:

www.hukumonline.com
VERONICA | DIUNDUH PADA 10 NOVEMBER 2023
www.hukumonline.com

a tidak perlu membuat PIL dan atau ANDAL, hanya mencantumkan syarat-syarat
berdasarkan undang-undang Gangguan saja;
b Keharusan membuat ANDAL, mencantumkan syarat-syarat tambahan, yaitu syarat-
syarat bersih lingkungan berdasarkan evaluasi ANDAL tersebut pada Pasal 8 Keputusan
ini.

Pasal 6
BKPMD setelah menerima SP atau SPP Presiden yang memuat ketentuan keharusan membuat
ANDAL, sebagai dimuat dalam Pasal 2 huruf a, dan b segera mengadakan:
a rapat koordinasi untuk memproses izin lokasi/pembebasan hak/pembelian tanah sesuai
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 1984;
b rapat koordinasi dengan komisi AMDAL untuk menetapkan kerangka acuan bagi
pembuat AMDAL sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986.

Pasal 7
Setelah penanaman modal memuat ANDAL berdasarkan kerangka acuan sesuai Pasal 6 huruf
b, yang bersangkutan segera menyampaikan ANDAL tersebut kepada BKPMD.

Pasal 8
(1) BKPMD setelah menerima ANDAL, segera mengadakan rapat koordinasi dengan Komisi
Daerah dan penanaman modal untuk melakukan evaluasi ANDAL yang menghasilkan
tiga kemungkinan:
a proyek dapat diteruskan dengan syarat-syarat bersih lingkungan;
b proyek dapat diteruskan jika teknologi yang digunakan dapat di rubah sehingga
menjadi bersih lingkungan;
c proyek harus ditunda atau dibatalkan karena tidak mungkin menjadi bersih
lingkungan.
(2) Proyek tanda bintang tiga sebagaimana termuat dalam Pasal 2 huruf c yang evaluasinya
perlu dilaksanakan oleh Pusat diserahkan kepada Komisi AMDAL Pusat yang terkait
untuk membuat pelaksanaannya bagi BKPMD.

Pasal 9
(1) Dalam hal proyek dapat diteruskan dengan syarat-syarat bersih lingkungan BKPMD
dengan dibantu Komisi Daerah menetapkan syarat-syarat bersih lingkungan dari hasil
evaluasi ANDAL.
(2) BKPMD menerbitkan izin HO sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan ditambah
dengan syarat-syarat sebagaimana dimaksud ayat (1).
(3) Pengelolaan dan pemantauan lingkungan selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang diatur dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1985.

Pasal 10
(1) Dalam hal proyek dapat diteruskan jika teknologi yang digunakan di rubah menjadi
teknologi bersih lingkungan, BKPMD menyampaikan ANDAL kepada BKPM disertai
usulan perubahan penggunaan teknologi bersih lingkungan yang dibuat oleh penanam
modal.
(2) Penanam modal mengajukan permohonan perubahan penggunaan teknologi bersih
lingkungan dimaksud ayat (1) kepada BKPM.
(3) Setelah BKPM menerbitkan Surat Persetujuan Perubahan, BKPM memproses izin HO
sesuai Pasal 5 Keputusan ini.

www.hukumonline.com
VERONICA | DIUNDUH PADA 10 NOVEMBER 2023
www.hukumonline.com

Pasal 11
(1) Dalam hal proyek harus ditunda atau dibatalkan karena tidak mungkin bersih lingkungan,
BKPMD mencari kemungkinan lokasi lain dalam wilayah propinsi yang bersangkutan
yang daya dukung alamnya memungkinkan.
(2) Jika tidak ada lokasi lain, sebagaimana dimaksud ayat (1) maka BKPMD mengusulkan
kepada BKPM agar lokasi proyek dipindahkan ke Propinsi lain.

Pasal 12
Bagan alir (flow-chart) tatacara AMDAL sebagaimana dimaksud dalam BAB II tercantum dalam
lampiran Keputusan ini.

BAB III
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13
Proyek-proyek PMDN dan PMA yang telah mempunyai lokasi dan ANDAL yang memenuhi
syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, setelah mengajukan aplikasi penanam modal
dan penerima SP atau SPP Presiden, izin HO dapat langsung diproses BKPMD sesuai dengan
Pasal 8 Keputusan ini.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14
Dengan berlakunya Keputusan ini maka segala ketentuan yang bertentangan dengan
Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 15
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 29 Pebruari 1988
MENTERI DALAM NEGERI,
Ttd.
SOEPARDJO

www.hukumonline.com
VERONICA | DIUNDUH PADA 10 NOVEMBER 2023

Anda mungkin juga menyukai