Anda di halaman 1dari 13

RELASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Pembelajaran Matematika Diskrit

Disusun Oleh :
Sabdo Utami
A. 410090107

Jurusan Pendidikan Matematika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2012
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
limpahan karunia, taufik, dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “RELASI “. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai definisi relasi, representasi relasi dan sifat-sifat
relasi biner.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis juga menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Drs. Ariyanto, M. Pd. Selaku dosen mata kuliah Matematika Diskrit yang
memberikan pengarahan selama menyusun makalah.
2. Orangtua penyusun yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada
penulis.
3. Teman-teman kelas VIIC jurusan Pendidikan Matematika dan semua pihak
yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Penyusun menyadari memiliki keterbatasan dan kekurangan dalam
menyusun makalah ini. Oleh karena itu, penyusun bersedia menerima kritik dan
saran yang dapat dijadikan sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki
makalah di masa datang. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 22 Oktober 2012

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Matematika sebagai ilmu sains yang dapat berbentuk ilmu terapan jika
diimplementasikan pada cabang ilmu lain. Relasi adalah salah satu bagian dari
ilmu matematika diskrit yang menarik untuk dipelajari. Dimana relasi merupakan
suatu hubungan.
Dalam kehidupan sehari-hari pasti ada suatu hubungan yang terjadi.
Misal “sekumpulan anak-anak kecil yang sedang bermain dan setiap anak
memegang balon berbagai warna”. Dari ini dapat diberikan pengertian bahwa
anak-anak kecil yang mempunyai hubungan dengan balon berbagai warna yang
mereka pegang. Sebelumnya telah dipelajari materi tentang himpunan. Himpunan
adalah sekumpulan benda atau obyek yang dididefinisikan dengan jelas. Disini
terdapat dua himpunan, yang pertama adlah himpunan anak-anak kecil dan yang
kedua adalah himpunan balon berbagai warna.
Pengertian dasar tentang hubungan antar objek diskrit adalah relasi.
Relasi digunakan untuk menyatakan suatu hubungan antara dua himpunan. Relasi
merupakan teori dasar dalam pembahasan matematika diskrit. Maka perlu untuk
membahas relasi. Baik dari definisi relasi, representasi relasi dan sifat-sifat relasi
biner.
Oleh karena relasi tersebut menjadi salah satu dasar dalam pembahasan
matematika diskrit, maka penulis berkeinginan untuk membuat makalah yang
berjudul “Relasi” yang diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai relasi
serta dapat mengenal relasi secara lebih jelas lagi
BAB II
PERMASALAHAN

Beberapa permasalahan dalam teori himpunan yang perlu di bahas


antara lain adalah sebagai berikut :
1. Definisi Relasi
2. Representasi Relasi
3. Sifat-sifat Relasi Biner

Pokok bahasan di atas perlu dibahas utuk mengenali materi relasi


secara mendalam dan lebih jelas. Sehingga pembaca dapat mengetahui pengertian
dari relasi, reprentasi relasi dan sifat-sifat dari relasi biner. Berbagai pokok
bahasan diatas akan dibahas pada pembahasan.
BAB III
PEMBAHASAN
RELASI

A. Definisi Relasi

Di dalam Bab I kita sudah mengenal pasangan terurut (ordered


pairs). Cara yang paling mudah menyatakan hubungan antara elemen dari dua
himpunan adalah dengan himpunan pasangan terurut. Himpunan pasangan
terurut diperoleh dari perkalian kartesian (cartesian product) antara dua
himpunan.

Kita tulis kembali definisi perkalian kartesian. Perkalian kartesian


dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua pasangan
terurut yang mungkin terbentuk dengan komponen pertama dari himpunan A
dan komponen kedua dari himpunan B.

Notasi : A×B= {(a,b) | a є A dan b є B}

Definisi 2.1.

Relasi biner R antera A dan B adalah himpunan bagian dari A×B

Notasi : R (A×B)

Jika (a, b) є R , kita gunakan notasi a R b yang artinya a dihubungkan dengan


b oleh R, dan jika (a, b) Є R, kita gunakan notasi a R b yang artinya a tidak
dihubungkan oleh b oleh relasi R.

Himpunan A disebut daerah asal (domain) dan R dan himpunan B disebut


daerah hasil (range) dari R.

Contoh 2.1.
Misalkan A = {Amir, Budi, Cecep} adalah himpunan nama mahasiswa, dan B
= {IF221, IF251, IF342, IF323} adalah himpunan kode mata kuliah di
jurusan Teknik Informatika. Perkalian kartesian antara A dan B menghasilkan
himpunan pasangan terurut yang jumlah anggotanya adalah |A| . |B|= 3.4=12
buah, yaitu

A×B = {(Amir, IF221), (Amir, IF251), (Amir, IF342), (Amir, IF323), (Budi,
IF221), (Budi, IF251), (Budi, IF342), (Budi, IF323), (Cecep, IF221), (Cecep,
IF251), (Cecep, IF342), (Cecep, IF323)}

Misalkan R adalah relasi yang menyatakan mata kuliah yang diambil oleh
mahasiswa pada Semester Ganjil, yaitu

R={(Amir, IF251), (Amir, IF323), (Budi, IF221), (Budi, IF251), (Cecep,


IF323)}

Kita dapat melihat bahwa R (A×B), A adalah daerah asal R, dan B adalah
daerah hasil R. Oleh karena (Amir, IF251) ϵ R, kita dapat menuliskan Amir R
IF251, tetapi (Amir, IF323) R sehingga kita menuliskan Amir IF323.

Contoh 2.2.

Misalkan P = {2, 4, 8, 9,15} dan Q = {2, 3, 4}. Jika kita definisikan relasi R
dari P ke Q dengan

(p, q) є R jika p habis dibagi q

Maka kita peroleh

R = { (2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3) }

Daerah asal dan daerah hasil relasi bisa saja merupakan himpunan yang sama.
Ini berarti relasi hanya didefinisikan pada sebuah himpunan. Ini dikemukakan
dengan definisi berikut:
Definisi 2.2.

Relasi pada himpunan A adalah relasi dari A×A.

Dengan kata lain, relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian dari A×A.
Contoh 2.3 mengilustrasikan relasi semacam ini.

Contoh 2.3.

Misalkan R adalah relasi pada A = {2, 3, 4, 8, 9} yang didefinisikan oleh (x,


y) є R jika x adalah faktor prima dari y. Maka

R = {(2,2), (2,4), (2,8), (3,3), (3,9)}

B. Representasi Relasi

Selain dengan himpunan pasangan terurut, ada banyak cara lain untuk
merepresentasikan relasi biner. Di sini hanya disajikan 3 cara yang lazim,
yaitu tabel, matriks, graf berarah.

1. Representasi Relasi Bengan Tabel

Jika relasi direpresentasikan dengan tabel, maka kolom pertama tabel


menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan daerah
hasil.

Relasi R pada Contoh 2.1 dapat dinyatakan dengan tabel 2.1, relasi R
pada Contoh 2.2 dinyatakan dengan

Tabel 2.1

A B

Amir IF251

Amir IF323

Budi IF221
Budi IF251

Cecep IF323

Tabel2.2
P Q
2 2
4 2
4 4
8 2
8 4
9 3
15 3

2. Representasi Relasi dengan Matriks

Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2,…, am} dan B = {b1, b2,…, bn}.
Relasi R dapat disajikan dengan matriks M= [mij],

b 1 b2 … bn

[ ]
a1 m11 m12 … m1 n
a 2 m21 m22 … m2 n
M=
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
a m mm 1 mm 2 … mmn

yang dalam hal ini

mij=
{
1 , ( ai ,b j ) ϵ R
0 , ( ai ,b j ) R
Dengan kata lain, elemen matriks pada posisi (i, j) bernilai 1 jika ai
dihubungkan dengan bj, dan bernilai 0 jika ai tidak dihubungkan dengan
bj.

Relasi R pada Contoh 2.1 dapat dinyatakan dengan matriks

[ ]
0 1 0 1
1 1 0 0
0 0 0 1

yang dialami hal ini, a1 = Amir, a2 = Budi, a3 = Cecep, dan b1 = IF221,


b2 = IF251, b3 =IF342, dan b4 = IF323.

[ ]
1 0 0
1 0 1
Relasi R pada Contoh2.2 dapat dinyatakan dengan matriks 1 0 1
0 1 0
0 1 0

yang dialami hal ini , a1 = 2, a2 = 4, a3 = 8, a4 = 9, a5 = 15, dan b1 =2, b2


= 3, b3= 4.

Relasi R pada Contoh 2.3 dapat dinyatakan dengan matriks

[ ]
1 0 1 1 0
0 1 0 0 1
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0

dalam hal ini, a1 = 2, a2 = 3, a3 = 4, a4 = 8, a5 = 9, dan b1 =2, b2 = 3, b3=


4, b4= 8, b5= 9.

3. Representasi Relasi dengan Graf Berarah


Representasi dengan graf berarah (directed graph atau digraph)
merupakan representasi relasi secara grafis.Tiap elemen himpunan
dinyatakan dengan sebuah titik (simpul atau vertex), dan tiap pasangan
terurut dinyatakan dengan busur (arc) yang arahnya ditunjukan dengan
sebuah panah. Dengan kata lain, jka (a, b) ϵ R, maka sebuah busur
dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut simpul asal (initial
vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex).
Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke
simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut gelang atau kalang (loop).

C. Sifat-sifat Relasi Biner

1. Refleksif (reflexive)

Relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (a, a) ϵ R untuk setiap a ϵ


A.

Contoh 2.4

Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada


himpunan A , maka

(a) R = { (1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) bersifat
karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a, a), yaitu (1, 1), (2,
2), (3, 3) dan (4, 4).

(b) R= { (1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4)} tidak bersifat reflektif
karena (3, 3) R.

2. Setangkup (symmetric)

Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika untuk semua a, b Є A,


jika (a, b) Є R, maka (b, a) Є R. Sebaliknya, R disebut tak setangkup
(antisymmetric) jika untuk a, b Є A , jika (b, a) Є R dan a ≠ b, maka (b, a)
R

Contoh 2. 5
Misalkan A = { 1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka

(a) R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4)} bersifat setangkup
karena jika (a, b) Є R maka (b, a) juga Є R. Disini (1, 2) dan (2, 1)
Є R, begitu juga (2, 4) dan (4, 2) Є R.

(b) R = { (1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2)} tidak bersifat setangkup karena (3, 2)
R.

3. Menghantar ( transitive )

Relasi R pada himpunan A disebut menghantar bilamana (a, b) Є R dan (b,


c) Є R, maka (a, c) Є R, untuk a, b, c Є A .

Contoh 2. 7.

Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R dibawah ini didefinisikan pada


himpunan A, maka

(a) R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3)} bersifat menghantar.

Pasangan berbentuk

(a, b) (b, c) (a, c)

(3, 2) (2, 1) (3, 1)

(4, 2) (2, 1) (4, 1)

(4, 3) (3, 1) (4, 1)

(4, 3) (3, 2) (4, 2)


(b) R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2)} tidak bersifat menghantar karena (2, 4)
dan (4, 2) ϵ R, tetapi (2, 2) R, begitu juga (4, 2) dan (2, 3) ϵ R, tetapi (4,
3) R.

(c) R = {(4, 5)} bersifat menghantar.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Relasi adalah sebuah hubungan antara dua himpunan. Perkalian kartesian


dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua pasangan terurut
yang mungkin terbentuk dengan komponen pertama dari himpunan A dan
komponen kedua dari himpunan B.

Ada banyak cara unutk menyajikan sebuah relasi, seperti representasi


relasi dengan table, representasi relasi dengan matriks, dan representasi dengan graf
berarah. Selain itu terdapat sifat-sifat relasi biner yaitu refleksif (reflexive),
setangkup (symmetric) dan menghantar (transitive).
DAFTAR PUSTAKA

Wibisono, Samuel. 2008. Matematika Diskrit Ed. 02. Jakarta : Graha Ilmu
http://www.scribd.com/doc/57121362/makalah-lengkap

Anda mungkin juga menyukai