Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI PROGRAM PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR

PANCASILA (Studi di SMP IT Al Uswah Surabaya)


Istiqomah Rahayuningtyas Utami
NunukHariyati
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

istiqomah.19029@mhs.unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis evaluasi program proyek penguatan profil
pelajar pancasila serta mengetahui pengaruh program proyek penguatan profil pelajar
pancasila terhadap karakter peserta didik di SMP IT Al Uswah Surabaya. Proyek penguatan
profil pelajar pancasila merupakan intrakurikuler dalam kebijakan program dalam kurikulum
merdeka, mempunyai tujuan pengembangan karakter utama diproyeksikan dalam
pengembangan profil karakter pancasila yang dimuat dalam 6 dimensi, diantaranya :
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-
royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif. Implementasi kebijakan yang
mulai berlangsung di berbagai sekolah penggerak di Indonesia menjadi salah satu referensi
penting dalam evaluasi program pada lembaga pendidikan. Proyek penguatan profil pelajar
pancasila ini terintegrasi pada kurikulum nasional, kurikulum merdeka terdapat 14.237
Sekolah pada 34 provinsi di Indonesia. Pada tahun 2022, jumlah sekolah penggerak di
surabaya ada 167 sekolah, salah satu diantaranya berada pada SMP Islam Terpadu (IT) Al
Uswah, Surabaya. Tingginya tren perundungan sekolah pada rentang usia remaja dan angka
kenakalan remaja di Surabaya tahun 2022 menjadi latar belakang pentingnya evaluasi
program khususnya terkait program penguatan karakter dalam P5. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan model pendekatan CIPP
(Context, Input, Process, Product) Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Adapun 6
responden yang ditetapkan adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Tenaga
Administrasi Sekolah, Koordinator Proyek tema kewirausahaan dan Koordinator Proyek
tema berteknologi dan berekayasa untuk membangun NKRI, serta Koordinator Jenjang 7.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi program penguatan profil pelajar pancasila
perlu memperhatikan aspek input dan proses yang berfokus pada segi perencanaan strategi,
penjadwalan, penilaian proses, penganggaran serta partisipasi aktif warga sekolah khususnya
guru dan peserta didik. Dari 3 tema yang terlaksana, tema berteknologi dan berekayasa untuk
membangun NKRI menjadi program penyempurnaan yang lebih komprehensif sehingga
dapat menjadi acuan pengembangan perbaikan program..

Kata kunci : Evaluasi program, Pendidikan karakter, Proyek penguatan profil pelajar pancasila.

Abstract

This study aims to analyze the evaluation of the Pancasila student profile strengthening
project program and to determine the effect of the Pancasila student profile strengthening
project program on the character of students at SMP IT Al Uswah Surabaya. The project to
strengthen the Pancasila student profile is intracurricular in the program policy in the

24
independent curriculum, has the main character development goal projected in the
development of the Pancasila character profile contained in 6 dimensions, including: faith,
fear of God Almighty and noble character, independent, mutual cooperation, global
diversity, critical reasoning, and creative. The implementation of policies that have begun in
various driving schools in Indonesia has become one of the important references in program
evaluation at educational institutions. This project to strengthen the profile of Pancasila
students is integrated into the national curriculum, the independent curriculum has 14,237
schools in 34 provinces in Indonesia. In 2022, there will be 167 driving schools in Surabaya,
one of which is at Al Uswah Integrated Islamic Middle School (IT), Surabaya. The high trend
of school bullying in the adolescent age range and the juvenile delinquency rate in Surabaya
in 2022 is the background for the importance of program evaluation, especially regarding
the character strengthening program in P5. This study uses a descriptive qualitative research
method with the CIPP approach model (Context, Input, Process, Product). Data collection
techniques used in this research are observation, in-depth interviews, and documentation
studies. The 6 respondents identified were the School Principal, Deputy Head of Curriculum,
School Administrative Staff, Project Coordinator on entrepreneurship themes and Project
Coordinator on technology and engineering themes to build the Unitary State of the Republic
of Indonesia, as well as Level 7 Coordinator. The results showed that evaluation of programs
to strengthen Pancasila student profiles needs to pay attention to input and process aspects
that focus on strategic planning, scheduling, process assessment, budgeting and the active
participation of school members, especially teachers and students. Of the 3 themes
implemented, the technology and engineering theme to build the Unitary State of the Republic
of Indonesia became a more comprehensive improvement program so that it could become a
reference for developing program improvements. era.

Keywords : Program evaluation, Character education, Pancasila student profile strengthening project

PENDAHULUAN Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan


Kasus perundungan di sekolah menjadi Teknologi. Secara tertulis, terdapat pada
kasus tertinggi pada tahun 2022. Selain itu, Peraturan Menteri Pendidikan dan
melansir data dari Harian Disway tahun 2022 Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020, tentang
menunjukkan bahwa angka kenakalan remaja rencana strategis pada 2020 hingga 2024.
di Surabaya naik, rata-rata per bulan Dunia pendidikan mempunyai peranan vital
sebanyak 2 anak dilaporkan atau berurusan bagi proses pembentukan kompetensi global
dengan polisi. Kenakalan yang dilakukan tersebut. Pendidikan menurut (Inanna, 2018)
berupa kekerasan seksual, tawuran, balap menyatakan bahwa pendidikan formal
liar, minum-minuman keras pada rentang merupakan hal terpenting dalam membentuk
usia 15-20 tahun. Bukti tersebut merupakan kepribadian terutama sebagai solusi
informasi penting sebagai evaluasi program menghadapi krisis identitas bangsa yang
pendidikan sekaligus cerminan pelaksanaan sedang melanda bangsa Indonesia.
pendidikan karakter yang kurang optimal. Evaluasi program merupakan suatu
Terdapat salah satu program bagian dalam kegiatan dengan maksud mengetahui
kebijakan yaitu Proyek Penguatan Profil ketercapaian implementasi suatu program,
Pelajar Pancasila (P5). Program ini penting apakah telah mencapai tujuan yang
bagi penerapan pancasila dalam dunia ditetapkan atau belum. Evaluasi dikatakan
pendidikan karena menjadi sebuah sesuai apabila telah memenuhi kriteria.
manifestasi utama pendidikan karakter Kriteria evaluasi menurut (Smith dalam
pancasila bagi siswa. Selain itu, proyek profil Yoga, 2017) adalah validitas, objektivitas,
penguatan pelajar pancasila berperan dalam dan praktis. Dalam evaluasi terdapat berbagai
menjadi visi dan misi Kementerian model yang dilakukan dengan tujuan sebagai

25
metode pengumpulan informasi, kemudian bagi karakter siswa berdasarkan nilai objektif
hasil akhirnya dapat menjadi bahan referensi secara umum, baik bersifat perorangan dan
yang berguna dalam pengambilan keputusan kelompok sosial masyarakat maupun
terkait serta tindak lanjut suatu program. masyarakat maupun melalui budi pekerti
Adapun Stufflebeam dalam (Syarifah, 2021) dengan hasil dari prosesnya berupa tindakan
mengembangkan salah satu model yang nyata seseorang dalam segi pengaruh moral
sering digunakan, yaitu CIPP evaluation (habit of mind), perasaan moral (habit of
models (Context, Input, Process, and heart) dan tingkah laku moral (habits of
Product) sebagai pendekatan model dalam action). Realitas permasalahan diatas
evaluasi dengan berorientasi untuk mencapai menjadi bukti nyata bahwa implementasi
bahan dalam pengambilan keputusan. Model pendidikan karakter di lembaga pendidikan
CIPP merupakan model yang secara belum mampu menghasilkan tujuan yang
komprehensif menganalisis berdasarkan memberikan pengaruh yang masif bagi tiap
nilai-nilai inti siklus keberlangsungan individu peserta didik.
program. Dalam evaluasi konteks berfokus Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
pada tujuan yang ingin dicapai (meliputi (P5) termuat sebagai kebijakan program
pihak penerima manfaat, kebutuhan, sumber dalam kurikulum merdeka, mempunyai
daya yang ada, permasalahan, latar belakang, tujuan pengembangan karakter utama
dan kondisi lingkungan sekitar). Evaluasi diproyeksikan dalam pengembangan profil
input berfokus pada perencanaan yang karakter pancasila yang dimuat dalam 6
memberdayakan (meliputi stakeholder yang dimensi, diantaranya : beriman, bertakwa
terlibat, strategi, penganggaran, cakupan, dan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
meneliti sumber daya yang dibutuhkan). mulia, mandiri, bergotong-royong,
Evaluasi proses berfokus pada actions berkebinekaan global, bernalar kritis, dan
(meliputi pengembangan, implementasi, kreatif. Implementasi kebijakan yang mulai
proses pengawasan, maupun pemberian berlangsung di berbagai sekolah penggerak di
masukan). Sedangkan dalam evaluasi produk Indonesia menjadi salah satu referensi
berfokus pada luaran yang dihasilkan penting dalam evaluasi program pada
(meliputi dampak, efektivitas, kemudahan lembaga pendidikan. Proyek penguatan profil
akses, keberlanjutan, dan pengaturan pelajar pancasila ini terintegrasi pada
perubahan yang memungkinkan). kurikulum nasional, kurikulum merdeka
Sebagai upaya mencapai tujuan dan terdapat 14.237 Sekolah pada 34 provinsi di
indikator yang dimaksudkan, program proyek Indonesia. Pada tahun 2022, jumlah sekolah
penguatan profil pelajar pancasila yang penggerak di surabaya ada 167 sekolah, salah
berorientasi pada pendidikan karakter satu diantaranya berada pada SMP Islam
berperan sebagai pedoman maupun landasan Terpadu (IT) Al Uswah, Surabaya.
arah serta tujuan pendidikan guna mencapai Berdasarkan fenomena tersebut, diperoleh
kompetensi yang diharapkan. Pendidikan data dari SMP IT Al Uswah, Surabaya
karakter dengan tujuan pendidikan nasional sebagai salah satu satuan pendidikan yang
mempunyai arah yang sejalan. Hal ini lolos dalam program sekolah penggerak,
diketahui dari SKL (Standar Kompetensi merupakan sekolah menengah jenjang
Lulusan) yang terdapat dalam setiap jenjang pertama swasta berbasis islam terpadu yang
satuan pendidikan, dimana mengandung berada di Jalan Ngagel Tama Utara IV No. 1-
karakter termasuk nilai-nilai yang harus 8, Pucang Sewu,Gubeng, Surabaya 60283,
terdapat dalam diri siswa berdasarkan jenjang Jawa Timur. SMP IT Al Uswah, Surabaya
satuan pendidikannya. Menurut (Lickona sebagai salah satu lembaga pendidikan yang
dalam Dwi, 2018) mendefinisikan berupaya meretas langkah dalam
pendidikan karakter sebagai serangkaian membangun pendidikan yang berkualitas
usaha sistematis dengan sengaja yang melalui pengajaran terintegrasi antara
bertujuan bagi arah pengembangan positif kurikulum islam terpadu dengan kurikulum

26
nasional. Tujuan pendidikan karakter SMP IT program dalam proyek penguatan profil
Al Uswah tertuang dalam visi misi sekolah. pelajar pacasila sebagai proyeksi langkah
Adapun program unggulan kurikulum pendidikan karakter yang diharapkan pada
sekaligus keunikan dalam pengembangan tiap satuan pendidikan dapat berjalan sesuai
karakter siswa yaitu Tahfidz Quran dan dengan target 4 SDGs dari segi pendidikan
Pembinaan Keislaman. bermutu yang menjamin kualitas pendidikan
Hasil observasi awal penelitian ini di SMP yang inklusif dan merata serta meningkatkan
IT Al Uswah, Surabaya menganalis terdapat kesempatan belajar sepanjang hayat untuk
kendala umum yang masih menjadi semua tahun 2030. Dalam rangka meraih
permasalahan dalam penerapan kebijakan tujuan pendidikan berkualitas, diperlukan
program proyek penguatan profil pelajar strategi meningkatkan kualitas manajemen
pancasila. Kendala diantaranya meliputi dan layanan pendidikan yang inklusif dan
penyesuaian kurikulum sekolah dengan ke- berkaitan sesuai dengan salah satu arah
khasan berbasis islam terpadu dengan kebijakan program yaitu penguatan dan
kurikulum nasional secara administatif, hal pengembangan pendidikan karakter. Melalui
ini dikarenakan merupakan sekolah evaluasi program terkait penguatan dan
penggerak yang baru dan sumber daya yang pengembangan pendidikan karakter dalam
ada dari guru penggerak masih belum ada. proyek penguatan profil pelajar pancasila,
Secara program. Hal ini menjadikan diharapkan mampu menjadi hasil penelitian
penilaian secara administatif dan terukur di yang berguna dalam peningkatan kualitas
SMP IT Al Uswah tidak dapat berjalan sesuai pelayanan pendidikan khususnya.
yang diharapkan. Kendala lain yang Berdasarkan pemaparan mengenai evaluasi
ditemukan adalah beban administratif dan program proyek penguatan profil pelajar
jam mengajar guru tidak sebanding serta pancasila. Adapun penelitian ini berjudul.“
berdampak pada kinerja guru, bahkan kepala Evaluasi Program Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila (Studi di SMP IT Al Uswah Surabaya)
sekolah mempunyai jam mengajar di kelas.
”.Adapun hasil artikelini dikaji dengan
Sebagai sekolah swasta berbasis islam yang menganalisis penelitian terdahulu yang relevan
mengintegrasikan dengan peranan program dengan topik penelitian. melalui jurnal nasional,
dalam sekolah penggerak serta ditemukan jurnal internasional dan dari berbagai sumber
kendala diatas merupakan fenomena yang lainnya.
perlu diperhatikan sebagai bahan evaluasi
program selama satu tahun ajaran yang METODE
berlangsung di SMP IT Al Uswah sebagai
pertimbangan dalam perbaikan maupun Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian metode kulitatif
referensi yang dapat digunakan bagi rencana
deskriptif. Adapun model pendekatan yang
implementasi lembaga pendidikan dilakukan dalam evaluasi adalah CIPP Evaluation
berikutnya khususnya sekolah penggerak Models. Kehadiran peneliti dalam penelitian
yang berada di Surabaya. Adanya evaluasi kualiatatif bertindak sebagai instrumen sekaligus
program proyek penguatan profil pelajar pengumpul data. Peneliti dalam penelitian
pancasila dapat berguna sebagai informasi kualitatif juga berperan secara masif selain
yang penting bagi organisasi satuan pengumpul data utama, yaitu keseluruhan proses
pendidikan secara khusus guna mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpul
pengembangan program pada masa data, analisis, tafsir data, hingga laporan hasil
mendatang serta mengetahui pola kerja yang penelitian. Adapun lokasi dan waktu peneltian di
efektif dan efisien pada program. Selain itu SMP IT Al Uswah di Jl. Ngagel Tama Utara IV
No. 1-8, Pucang Sewu, Gubeng, Surabaya 60283.
juga dapat mengetahui pengaruh pelaksanaan
Telp. (031) 5018072. Adapun penelitian
program Proyek Penguatan Profil Pelajar dilakukan selama 2 bulan dengan rentang waktu
Pancasila terhadap perkembangan karakter minggu kedua April 2023 hingga minggu kedua
peserta didik. Juni 2023.
Melalui penelitian mengenai evaluasi

27
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari mewawancarai 5 pihak dari komite pembelajar, 1
dua sumber yaitu data primer dari Kepala pihak dari tim 7, dan 1 pihak bagian tata usaha.
Sekolah, Waka Kurikulum, Tenaga Administrasi
Sekolah, Koordinator Proyek Satuan Pendidikan Wawancara yang dilakukan peneliti secara
serta Koordinator Jenjang 7, sedangkan data bertahap pada rentang bulan April 2023-Juni
sekunder bersumber dokumen kurikulum dan 2023. Hasil penelitian ini diperoleh melalui
penganggaran, foto, KOSP, modul proyek, rapor
wawancara mendalam sebagai bentuk mencari
asesmen proyek, dan arsip dokumentasi relevan
yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan data dan observasi partisipan di lapangan yang
dan evaluasi program proyek di SMPIT Al kemudian dilakukan analisis
Uswah Surabaya. Teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu, Analisis ini terfokus pada Evaluasi Program
wawancara mendalam secara semi terstruktur, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasla (Studi di
observasi, dan studi dokumen. Selanjutnya, SMP IT Al Uswah Surabaya) dalam segi konteks,
teknik analisis data dilakukan dengan tahapan masukan, proses serta produk yang dikaitkan
pengumpulan data, kondensasi data, penyajian dengan fokus penelitian. Tahap analisis yang
data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang
Uji keabsahan data dilakukan dengan kriteria
kredibilitas, transferabilitas, dependibilitas, dan dilakukan terdapat 2 teknik, yaitu studi lapangan
konfirmabilitas untuk menjamin keabsahannya. dan studi pustaka. Agar hasil penelitian lebih
Uji kredibilitas dilakukan dengan 4 teknik yaitu objektif serta data yang diperoleh lebih akurat,
melalui perpanjangan pengamatan, triangulasi, peneliti mencari informasi tambahan melalui
refential adequacy check, dan member check. wawancara mendalam guna mendapatkan
informasi dengan akurat dari sumber terpercaya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Selanjutnya, peneliti menganalisis dengan
Hasil penelitian akan menjelaskan hasil yang tahapan observasi, diantaranya sebagai berikut:
diperoleh melalui metode observasi, wawancara, 1. Mendatangi SMP IT Al Uswah Surabaya
dan studi dokumentasi terhadap informan yang 2. Mendatangi unit tujuan, bagian Kepala
memahami terkait fokus penelitian tentang Sekolah, Ruang Wakil Kepala Sekolah,
Evaluasi Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Ruang Guru, dan Ruang Administrasi,
Pancasila (Studi di SMP IT Al Uswah Surabaya). 3. Mengetahui berbagai konteks yang
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif menganalisa kebutuhan serta analisis
peluang secara umum SMP IT Al Uswah
dengan metode deskriptif yang akan
Surabaya dan secara khusus terkait proyek
menggambarkan proses yang sudah maupun penguatan profil pelajar pancasila dalam
sedang terjadi di lapangan yang dijadikan objek tema terkait
dalam penelitian kemudian data dianalisa 4. Mengetahui alat input yang menganalisa
sehingga dapat memperoleh informasi guna perencanaan program proyek penguatan
pengambilan keputusan terkait. Pada tahap profil pelajar pancasila di SMP IT Al
Uswah Surabaya.
analisis, peneliti merancang daftar pertanyaan
5. Mengetahui proses yang telah dan sedang
mendalam untuk wawancara, pengumpulan data, berjalan terkait pembimbingan program
dan melakukan analisis data yang dilakukan proyek penguatan profil pelajar pancasila
peneliti. Informasi maupun data terkait Evaluasi di SMP IT Al Uswah Surabaya.
Program Proyek Penguatan Profil Pelajar 6. Mengetahui evaluasi produk baik yang
Pancasila (Studi di SMP IT Al Uswah Surabaya), diharapkan dan tidak diinginkan dalam
peneliti merancang dterlebih dahulu daftar program proyek penguatan profil pelajar
pancasila di SMP IT Al Uswah Surabaya.
pertanyaan untuk wawancara berdasarkan fokus
Selanjutnya, peneliti melakukan analisis data
penelitian mengenai evaluasi konteks, input,
dengan cara berikut:
proses dan produk program proyek penguatan
profil pelajar pancasila. Informan kunci, peneliti

28
1. Pengumpulan Data : Data yang a) Triangulasi sumber, dilakukan dengan
diperoleh setelah berbagai metode pengecekan data dengan beberapa
dilakukan, kemudian disusun dalam sumber. Sumber data yang dimaksud
narasi sehingga dapat dilakukan merupakan sumber informan yang
interpretasi terhadap kata kunci baik penting dan perlu untuk diperhatikan.
pada data primer maupun sekunder b) Triangulasi teknik, dilakukan dengan
terkait fokus penelitian. pengecekan data dengan sumber yang
2. Kondensasi Data : Hasil proses sama dengan teknik yang berbeda.
pengumpulan data selanjutnya Teknik yang dimaksud merupakan
dilakukan melalui tahapan seleksi teknik wawancara, observasi, dan studi
informasi, pemfokusan hasil dokumentasi.
pengumpulan data dengan fokus c) Triangulasi waktu, dilakukan melalui
penelitian melalui CIPP model sumber dan teknik yang sama namun
evaluations, merangkum inti, dan dengan waktu dan situasi yang
penyerdahaan data serta transformasi berbeda.
dengan uraian maupun ringkasan Selain wawancara, peneliti melakukan
singkat. analisa dengan observasi guna mengetahui
3. Penyajian Data : Bentuk penyajian kondisi lapangan, hasil observasi
data dapat berguna bagi peneliti dalam selanjutnya didokumentasikan. Observasi
memahami, menganalisa dan dilakukan di SMP IT Al Uswah Surabaya.
penyimpulan informasi secara cepat. 3. Refential Adequacy check
4. Penarikan Kesimpulan : Tahapan ini Referensi sebagai bagian pendukung yang
merupakan verifikasi berdasarkan penting guna penggambaran keseluruhan
proses analisis sebelumnya guna tahapan yang dilakukan dan hasil
memperinci dan mengecek hasil lapangan. Peneliti dalam menganalisa
penelitian hingga kesimpulan yang kesesuaian hasil penelitian secara
diharapkan benar dan akurat. komprehensif meliputi pengecekan arsip
Data yang telah peneliti peroleh, kemudian data, bahan referensi, serta data
diuji guna penentuan valid atau tidaknya suatu dokumentasi yang ada guna kesesuaian
temuan penelitian yang diperolah di lapangan. Uji informasi yang diperoleh.
4. Member Check
keabsahan pada aspek kredibilitas yang digunakan
Proses pengecekan data yang peneliti peroleh
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
di lapangan kepada sumber data atau pemberi data.
1. Perpanjangan pengamatan Teknik ini peneliti lakukan setelah melakukan
Teknik ini dilakukan guna pendekatan wawancara dengan 6 informan, selanjutnya hasil
kepada objek penelitian guna mendapatkan wawancara tersebut ditransformasikan dalam
informasi yang lengkap, mendapatkan bentuk transkrip di lembar lampiran, lalu peneliti
kepercayaan dan menghindari distorsi perlihatkan kepada informan tersbut, sehingga
kehadiran peneliti di lapangan SMP IT Al
dapat menganalisa pemaparan yang dikeluarkan
Uswah Surabaya. Terdapat 4 minggu
perpanjangan pengamatan penelitian yang oleh para informan apakah sesuai atau tidak,
diajukan peneliti Dimana waktu penelitian kemudian peneliti mengajukan tanda tangan pada
berakhir pada pertengahan bulan Mei surat pernyataan telah wawancara untuk
2023. Hal ini dilakukan sebab ditemukan melakukan kesepakatan bahwa beliau sudah
data yang kurang, sehingga penting berperan sebagai informan pada penelitian yang
perpanjangan pengamatan. Selain itu, peneliti lakukan.
berakhirnya tema 3 proyek Creativity
Project pada akhir bulan Mei 2023.
2. Triangulasi
Triangulasi atau verifikasi dari beragam Pembahasan
penemuan dengan berbagai sumber
informasi dan berbagai metode Evaluasi Context Program Proyek Penguatan
pengumpulan, diantaranya: Profil Pelajar Pancasila

29
Evaluasi program proyek penguatan profil tujuan ini mengacu pada dokumen hasil observasi
pelajar pancasila dengan studi SMP IT Al Uswah dalam PPDB. Hal ini mendukung penelitian yang
Surabaya mencakup 4 fokus yaitu evaluasi dilakukan oleh (Wachidah, Ahmad Putikadyanto,
konteks, input, proses, dan produk program. Kusumawati, Adebia, & Setiawan, 2022) dimana
Evaluasi konteks yang berorientasi pada tujuan meneliti mengenai adanya penurunan atau
dengan memperhatikan kondisi lingkungan serta dekandensi moral dalam penanaman karakter
karakteristik SMP IT Al Uswah sebagai sekolah dunia pendidikan. Penelitian yang dilakukan
penggerak swasta dengan basis islam terpadu. menganalisa bahwa adanya tujuan karakter dalam
Meskipun demikian, tujuan P5 secara P5 yaitu membentuk siswa yang beriman dan
kelembagaan selaras dengan tujuan program. bertakwa kepada Tuhan YME, serta berakhlak
Tujuan P5 sebagai pengembangan pendidikan mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong,
karakter SMP IT Al Uswah sejalan dengan tujuan mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Berkaitan
dalam panduan pelaksanaan P5 oleh (Badan dengan hal tersebut, hendaknya satuan pendidikan
Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, perlu melakukan kesiapan melalui program
2022) yaitu akhlak islami dan karakter global pembiasaan keteladanan bagi siswa oleh berbagai
dalam penguatan profil pelajar pancasila melalui elemen guru yang ada, melakukan
tagline sekolah “Berakhlak dan Berprestasi”. koordinasidengan berbagai elemen masyarakat
termasuk orang tua, dan menjaga disiplin waktu
Program Proyek Penguatan Profil Pelajar guna pelaksanaan proyek yang efektif dan
Pancasila di SMP IT Al Uswah Surabaya secara bermakna.
administratif menambah alokasi waktu 2 SKS di
laman dapodik, penambahan beban administratif Karakteristik siswa kelas 7 homogen dari segi
guru penanggung jawab program dan tema proyek keagamaan, dan heterogen dari berbagai jenis asal
serta adanya penambahan jam mengajar bagi guru kembaga pendidikan baik negeri dan swasta atau
sertifikasi. Penanggungjawab tema pada dasarnya PKBM, serta beragam organisasi masyarakat
wakil kepala sekolah bidang kurikulum sekaligus keagamaan yang disaring melalui tes observasi
memegang koordinator tema pertama, 2 PPDB. Setiap tema dalam program P5
koordinator proyek yang lainnya juga tergabung mengembangkan karakter yang berdasarkan
dalam komite pembelajaran. Selain itu, kegiatan yang dikembangkan sesuai dengan input
penambahan jam mengajar pada guru sertifikasi siswa kelas 7. Selain itu, keberagaman karakter
berpengaruh pada tunjangan profesi dan jatah siswa yang terpetakan dalam kelompok atas dasar
minimal 24 JP dalam 1 minggu. gender tidak menjadi penghambat pengembangan
variasi pengelompokkan program atas dasar gaya
Secara operasional dalam program P5 tema belajar maupun keaktifan siswa. Hal ini selaras
kearifan lokal bertujuan untuk kemandirian dengan konteks penelitian yang dilakukan oleh
berpikir siswa dari segi kemandirian dalam peduli (Cahyono, 2022) dimana menyatakan bahwa
dan menjaga lingkungan sekitar pada pengenalan kurikulum merdeka belajar disusun di tingkat
kearifan lokal Surabaya melalui potensi laut yang sekolah dengan tetap mengacu capaian
ada, kemandirian berwirausaha pada tema pembelajaran yang ditetapkan secara nasional.
kewirausahaan yang bertujuan mencetak jiwa Pemerintah menetapkan secara dasar kerangka
kewirausahaan termasuk gotong royong dan dan struktur kurikulum yang menjadi acuan
kreatifitas, dan kemandirian dalam memecahkan pengembangan operasional setiap satuan
masalah pada tema berekayasa dan berteknologi pendidikan. Dalam kurikulum ini, capaian
untuk membangun NKRI yang bertujuan kreatif pembelajaran ditentukan di tingkat nasional. Segi
dalam pemecahan masalah disekitarnya melalui lainnya, sekolah mempunyai kebebasan dalam
penalaran kritis dan ilmiah. Penetapan tujuan penyusunan rancangannya yang ditentukan
dilakukan atas dasar pertimbangan hasil rapat, berdasarkan karakteristik sekolah.
tanpa keterlibatan siswa. Tahapan penetapan

30
Pengelompokkan siswa secara umum diantaranya mengembangkan pemberian nasehat
dibedakan atas dasar gender, laki-laki dan karakter kepada siswa sebagai bentuk pembinaan,
perempuan. Namun, secara operasional dalam bersikap toleransi, penguatan disiplin, serta cinta
program P5 setiap kelas senantiasa mengikuti guru tanah air. Selain itu, guru perlu memperhatikan
yang melakukan pembimbingan dengan metode asesmen yang mempertimbangkan kondisi
pertimbangan keberagaman karakter secara efektif siswa, tujuan pencapaian yang disesuaikan dengan
(ada yang mengikuti pengelompokan dari mata fokus dimesi, elemen dan sub-elemen. Pentingnya
pelajaran, keakraban, dan acak oleh wali pertimbangan untuk peningkatan kompetensi
kelas).Pengelompokkan siswa kelas 7 dalam melalui guru penggerak telah dianalisa dalam
proyek penguatan profil pelajar pancasila penelitian (Nurhayati, 2021) dimana pentingnnya
mempengaruhi signifikan dari segi daya juang, guru penggerak pada satuan pendidikan sebagai
keaktifan, dan gaya belajar yang beragam. agen leader dalam mewujudkan profil pelajar
Sedangkan krakteristik guru dalam mendukung pancasila. Adapun proyek penguatan profil pelajar
proyek belum mempunyai kompetensi yang cukup pancasila sekaligus sebagai capaian prestasi dalam
mumpuni dalam program sehingga kurang program guru penggerak. Oleh karena itu, penting
maksimal dikarenakan guru yang bertugas bagi SMP IT Al Uswah mempertimbangkan
pendampingan proyek secara langsung ke siswa proporsi guru penggerak guna evaluasi dan
merupakan pengimbasan informasi dari pelatihan peningkatan kompetensi dalam program.
oleh komite pembelajaran. Meskipun demikian,
menurut temuan penelitian yang dilakukan oleh Pemberdayaan guru juga belum optimal
(Afandy &Listyaningsih, 2023) dimana dikarenakan tidak tergabung dalam MGMP
menganalisa permasalahan input kelas 7 yang tingkat kota. Meskipun demikian, setiap 2 minggu
berasal dari siswa pembelajaran daring saat masih sekali di hari sabtu ada komunitas praktisi
sekolah dasar. Hal ini tentu merupakan hal yang kalangan guru sebagai pelatihan internal yayasan
perlu dipertimbangkan untuk meninjau ulang guna analisa kesulitan belajar, sosialisasi anak,
bagaimana kondisi lingkungan sekolah dalam segi berbagi pengalaman, dan peningkatan bidang
karakteristik siswa kelas 7 pada masa mendatang kompetensi guru, serta hasil uji kompetensi dalam
dengan meninjau pengalaman dan capaian indikator kompetensi pedagogik dan professional
perkembangan karakternya. Dalam penelitian pada kategori baik. Hasil ini mendukung
yang telah dilakukan sebelumnya, adanya penelitian yang dilakukan oleh (Chamisjiatin,
kesenjangan tersebut menyebabkan perlunya Pantiwati, Zaenab, & Aldya, 2023) dalam
pendampingan dan pembiasaan ekstra melalui pelatihan peningkatan kompetensi guru di SMP
berbagai lini termasuk budaya islami serta Muhammadiyah Kota Batu dimana guru belum
penguatan profil pelajar pancasila. memahami proses perancangan, dokumentasi,
proses lapangan, dan evaluasi proyek penguatan
profil pelajar pancasila. Serangkaian kegiatan
dilakukan pelatihan dan pendampingan. Pelatihan
Evaluasi Input Program Proyek dan pendampingan yang dilakukan mencakup
Penguatan Profil Pelajar Pancasila pemahaman proyek, perancangan muatan dan
Evaluasi input yang berfokus pada identifikasi alokasi waktu termasuk administratif proyek,
guru maupun sumber daya lain khususnya di SMP implementasi serta evaluasi proyek. Hasil dari
IT Al Uswah Surabaya. Guru SMP IT Al Uswah program adalah pemahaman yang meningkat
dalam pelaksanaan proyek guna pengembangan
hanya 1 yang bersertifikasi, dan tidak ada guru
penggerak. Guru penggerak masih dalam tahapan proses di satuan pendidikan.
calon oleh wakil kepala bidang kesiswaan. Oleh Kesiapan sumber daya yang ada dapat
karena itu, menurut (Setyaningsih &Wiryanto, ditinjau dari adanya fasilitator oleh kurikulum dan
2022) optimalisasi peran guru perlu diperhatikan komite pembelajaran, serta koordinator proyek
sebagai aplikator dalam profil pelajar pancasila,

31
yang ditetapkan pada setiap tema. Namun, pada direvisi serta disampaikan secara teknis kepada
tema kearifan lokal menjadi tanggungjawab oleh tim pelaksana (tim 7). Setiap koordinator proyek
Wakil Kepala bidang Kurikulum. Komite memahami tugas, peranan dan tanggungjawab
pembelajaran terdiri dari 2 koordinator proyek, 1 dengan baik. Analisis mengenai modul proyek
wakil koordinator proyek,waka kurikulum, dan telah sesuai dengan komponen profil, tujuan,
kepala sekolah.Fasilitator, koordinator proyek, aktivitas dan asesmen serta pengembangan isi
dan tim 7 yang terlibat telah memahami tugas, yang disesuikan dengan tahapan fase
tanggungjawab dan alur komunikasi proyek perkembangan siswa. Hasil ini selaras dengan
dengan baik. Secara sistematis, keterlibatan penelitian (Kholidah, Winaryo, & Inriyani, 2022)
menyeluruh baru dilaksanakan di tema ketiga. tentang evaluasi program P5 yang menganalisa
Evaluasi kesiapan sumber daya yang ada perlu tema kearifan lokal fase D di SMPN 17 Serang.
diperhatikan. Keterlibatan guru sangat penting Adapun evaluasi penetapan tema adalah tidak
dalam menunjang keberhasilan proses program didasarkan pada hasil survey siswa secara
proyek profil. Hal ini disampaikan dalam langsung. Pemetaan karakter siswa secara
penelitian yang dilakukan oleh (Nurdyansyah, et langsung melalui survei memungkinkan harapan
al., 2022) bahwa perlu strategi dalam membentuk pengembangan karakter dan penilaian capaian
kesiapan karakter dalam proyek profil. Salah satu karakter yang terbaru dan real-time seperti
permasalahan penerapan efektifitas program penelitian (Sabon, Istiyono, & Widihastuti, 2022)
adalah adanya sikap guru yang cenderung senang bahwa penilian karakter sangat penting guna
bekerja secara individual daripada berkolaborasi memahami kemajuan siswa serta menentukan
dengan orang lain. Sikap ini memungkinkan kebijakan dan tindakan yang harus diambil untuk
terjadi di satuan pendidikan dikarenakan adanya penguatan karakter. Dengan menggunakan Aiken
perbedaan bidang atau profesionalitas yang fokus Formula dan Exploratory Factor Analysis,
dikembangkan oleh setiap guru. Oleh karena itu, dikaetahui 7 komponen yang menggambarkan
perlu mengembangkan panduan yang mengarah profil pancasila mencakup etos kerja, keterbukaan,
pada penyusunan proyek lintas disiplin serta inisiatif, nilai budaya, ketangguhan, akhlak,
pembentukan kelompok kecil antara guru dengan kerjasama serta kepedulian. Hasil dari berbagai
koordinator proyek. Melalui upaya tersebut, guru komponen tersebut berguna dalam analisa
akan merasa dan membentuk sikap tanggung tindakan yang harus dilakukan guna penguatan
jawab dalam ikut serta terlibat pada perancangan, karakter sehingga arah penguatan profil terpenuhi
pelaksanaan, hingga evaluasi secara partisipatif sesuai harapan.
aktif.
Pemilihan dimensi berdasarkan visi,
SMP IT Al Uswah menetapkan 3 tema, misi, program sekolah, dan penentuan tema atau
yaitu Kearifan Lokal, Kewirausahaan, dan topik spesifik telah disesuaikan dengan tahapan
Berekayasa dan berteknologi untuk membangun satuan pendidikan yang meninjau pengembangan
NKRI. Hal ini berbeda dengan rencana KOSP karakter input siswa kelas 7 saat ini.Sasaran
dimana menetapkan tema gaya hidup program merupakan siswa kelas 7 dengan 4
berkelanjutan sebagai salah satu sasaran tema rombongan belajar yang terdiri dari 2 rombongan
yang ditetapkan.Modul proyek pada tema pertama belajar putrid an 2 rombongan belajar putra.
belum ada, rancangan yang ada masih berupa Alokasi waktu segi administrasi belum terdata
proposal. Pada tema 2 dan 3 telah sesuai dengan dengan baik, dimana pada dokumen KOSP
komponen profil, tujuan, aktivitas, dan asesmen mengalokasikan 20% atau 360 JP dari mata
serta pengembangan isinya disesuaikan dengan pelajaran. Namun, pada rincian tema hanya
fase perkembangan siswa. Selanjutnya mencantumkan 180 JP pada 2 tema saja. Hal ini
pengembangan modul proyek dilakukan oleh tiap dikarenakan KOSP merupakan dokumen pertama
koordinator proyek untuk menjadi bahan diskusi bagi sekolah, sehingga perencanaan dan
dalam komite pembelajaran yang kemudian pengembangan komponennya masih dilakukan.

32
Sedangkan, penentuan 1 hari dalam seminggu pembelajaran berbasis proyek kemudian
ditetapkan secara administrasi yaitu hari kamis, dilakukan analisis isi guna perumusan indiator
namun berdasarkan hasil observasi, wawancara, penilaian pengamatan dalam kegiatan P5.
dan studi dokumentasi dimana pelaksanaan Indikator penilaian observasional dalam
menyesuaikan rincian aktivitas yang teralokasikan pembelajaran yang berbasis proyek ini dapat
dalam waktu proyek. digunakan sebagai pedoman dalam penilaian
pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek di
Meninjau kesiapan perencanaan melalui sekolah khususnya berbasis islam.
analisa grand design Kepala Sekolah dan Wakil
Kepala bidang Kurikulum dapat dikatakan cukup Penentuan satu hari dilaksanakan pada
baik dan adaptif meskipun secara input hari kamis, namun dari segi aktivitas proyek
kompetensi guru belum maksimal, namun apabila memungkinkan pelaksanaan dilakukan
pengimbasan informasi melalui tim fasilitator setiap hari dengan alokasi waktu 1-2 jam di luar
berjalan dengan baik. Hal ini didukung dengan mata pelajaran. Pemetaan elemen dan sub- elemen
adanya penerapan kurikulum merdeka di SMP IT khususnya pada creativity project telah tersusun
Al Uswah Surabaya khususnya pada P5 dimana secara sistematis dan rinci dalam setiap rincian
pemilihan dimensi yang berdasarkan atas visi, aktivitas. Segi sarana prasarana terakomodasi
misi, dan program sekolah serta penentuan tema dengan baik mulai dari pengadaan stand, tenda dan
dan topik spesifik mengacu pada tahapan satuan panggung serta pameran karya guna penunjang
pendidikan. Hasil penelitian ini mendukung pelaksanaan proyek, namun penganggaran masih
paparan (Kefi, Mujisustyo, Pane, & Pangaribuan, berasal dari dana operasional yayasan dan uang
2022) yang menyatakan bahwa salah satu faktor kegiatan siswa. Hal ini selaras dengan penelitian
keberhasilan program penguatan profil pelajar yang dilakukan oleh (Anggara, Amini, Faridah,
pancasila adalah input kemampuan manajerial Siregar, Faraiddin, & Syafrida, 2023) yang
kepala sekolah dalam mengintegrasikan menyatakan bahwa keberadaan sarana prasarana
perbedaan karakteristik, ciri khas dalam juga sangat menunjang terhadap keberhasilan
kurikulum khas sekolah maupun interkonektivitas proses yang akan dilakukan program P5 di
antar mata pelajaran. sekolah penggerak khususnya kesediaan alat IT
maupun buku aktivitas siswa. Sarana prasarana
Pemetaan elemen dan sub-elemen yang pada tema kearifan lokal telah difasilitasi oleh
terperinci dan sistematis dalam setiap target mitra luar yaitu Kelautan ITS, pada tema
pencapaian melalui rincian aktivitas hanya pada kewirausahaaan pengadaan pada hari aksi dimana
kegiatan creativity project. Pada tema 1 belum membutuhkan lahan, panggung, tenda, stan,
terpetakan elemen maupun sub-elemennya, listrik, meja serta dekorasi dalam pameran karya,
sedangkan tema 2 terpetakan belum dalam rincian dan pada tema berteknologi dan berekayasa untuk
akivitas. Evaluasi dalam pemetaan elemen dan sub membangun NKRI kebutuhan pengadaan segi
elemen SMP IT Al Uswah mengingat adanya kelas untuk presentasi karya, ruang mushola guna
integrasi dengan kurikulum SIT hendaknya sosialisasi, dan selebihnya dilaksanakan secara
mempertimbangkan muatan sub elemen yang online.
sesuai dengan muatan dan nilai islam.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alokasi penganggaran dilaksanakan di
(Farwati, Metafisika, Herlina, & Afifah, 2022) awal tahun dengan sumber dana operasional
bahwa setiap profil mempunyai elemen kunci yayasan dan uang kegiatan siswa. Pada tema
yang dirumuskan dan indikator yang diturunkan kewirausahaan, alokasi dana dari sekolah setiap
berupa elemen dan sub elemen. Namun, satuan tim diberikan 100 ribu, untuk kemudian diakhir
pendidikan yang mengadaptasi kurikulum nanti dikembalikan ke sekolah beserta laporan
mandiri, perlu adanya penamahan muatan yang pertanggungjawaban pengelolaannya. Pada
selaras dengan nilai islam, penilaian observasi kegiatan creativity project, alokasi dana baru

33
masuk saat proses berlangsung, 50 ribu per tim April-Mei secara penuh. Secara umum,
sehingga dialokasikan ke siswa yang pelaksanaan proyek tiap tema melalui tahapan
membutuhkan penganggaraan yang besar. Pada pengenalan, kontekstualisasi, aksi, refleksi, dan
tema pertama segala alokasi dana bersumber dari tindak lanjut. Namun, tahapan ini baru sistematis
mitra kelautan ITS. dimulai pada tema ketiga. Pada tema 1
dilaksanakan dalam 1 hari, tema 2 selama 1
Lingkungan dan budaya internal maupun minggu sehingga kontekstualisasi di kelas belum
eksternal satuan pendidikan berperan secara aktif, terkondisikan dengan baik. Hal ini menguatkan
berpartisipasi dan mendukung penuh pelaksanaan evaluasi proses khususnya tema kearifan lokal
program. Hal ini dikarenakan sekolah senantiasa dengan penelitian yang dilakukan oleh
berupaya melibatkan dan mengundang warga (Wulandari, Kuntarto, & Rally, 2022) dengan
sekitar dalam program insidentil, maupun topik pariwisata sekitar satuan pendidikan untuk
perayaan hari besar keagamaan. Pentingnya kemudian dikembangkan dalam mata pelajaran
lingkungan budaya internal maupun eksternal seperti bahasa Indonesia melalui bahan pidato
sekolah berperan aktif dalam mendukung serta pelatihan dan pengembangan secara
pelaksanaan program selaras dengan penelitian berkelanjutan. Teknik ini dapat menjadi
(Mery, Martono, Halidjah, & Hartoyo, 2022) pertimbangan evaluasi khususnya bagi
bahwa sinergi peserta didik dalam program dapat pelaksanaan tema kearifan lokal.
menciptakan ekosistem budaya sekolah yang
berpusat pada pengembangan karakter siswa Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
khususnya mendorong karakter gotong royong proses adalah tim 7, komite pembelajaran, tenaga
dan kreativitas. administrasi sekolah, guru mata pelajaran, pihak
luar kerjasama (Teknik Kelautan ITS), partisipasi
orang tua termasuk perlibatan guru tamu, dan
warga sekitar lingkungan sekolah. Pernyataan ini
Evaluasi Proses Program Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila mendukung penelitian (Falaq, 2021) dimana perlu
keterlibatan berbagai pihak dalam proses
Pelaksanaan P5 pada semester ganjil pelaksanaan program P5 guna berkolaborasi
dengan tema kearifan lokal yang dilaksanakan dengan baik di lingkungan sekolah maupun di
dengan mengundang guru tamu dan OL pada lingkungan sekolah. Proyek penguatan profil
rentang bulan Agustus-Oktober 2022. Semester pelajar pancasila pada dasarnya menjadikan
genap bulan Februari-Maret menjalankan tema pembelajaran berpusat pada siswa yang dilakukan
kewirausahaan melalui Uswah Market Street atau dengan pendekatan terencana sesuai dengan
bazar makanan siswa, dan Bulan April-Mei kemampuan siswa.
menjalankan tema berekayasa dan berteknologi
untuk membangun NKRI atau Creativity project Adanya P5 secara administratif,
dengan pembuatan karya ilmiah siswa di bidang menambah SK dan input pendataan SKPBM bagi
literasi, teknologi, dan handmade. Pelaksanaan P5 guru yang mengawal proyek serta khususnya
dilaksanakan melalui pengembangan evaluasi tersertifikasi terutama dengan peranan fungsional
proyek sebelumnya, dimana pada tema kearifan tertentu di sekolah. Hal inimenguatkan penelitian
lokal proses perancangan dilakukan dengan yang dilakukan oleh (Anggara, Amini, Faridah,
Siregar, Faraiddin, & Syafrida, 2023) bahwa
rentang waktu 1-2 minggu bahkan bisa dikatakan
1 2 hari sesuai pelaksanaan hari H, kemudian adanya struktur dalam kurikulum merdeka yang
teralokasikan dengan baik pada semester 2 dengan terdiri atas intrakurikuler, proyek penguatan profil
tema kewirausahaan di bulan Februari-Maret pelajar pancasila, dan ekstrakurikuler. Hal yang
meskipun fokus alokasikegiatan dilaksanakan menjadipembeda dengan kurikulum 2013 adalah
selama 1 minggu, dan tema berekayasa dan adanya pengurangan presentase JP dalam mata
berteknologi untuk membangun NKRI di bulan

34
pelajaran yang teralokasikan untuk proyek besar yang dikeluarkan tidak sebanding dengan
penguatan profil pelajar pancasila. harga jual. Selain itu, kontekstualisasi berjalan
dalam waktu singkat dan tidak teralokasikan JP,
Pelaksanaan P5 secara prinsip sudah serta rincian aktivitas dalam setiap elemen dan sub
berjalan dengan baik dalam setiap tema. Namun, elemen guna penilaian proses karakter siswa
prinsip holistik baru diterapkan dalam creativity belum diukur secara tertulis. Kendala dalam
project yang mengakomodasi minat siswa pada creativity project adalah waktu yang teralokasikan
bidang literasi, handmade, dan teknologi. pembimbingan di kelas tidak optimal. Hal ini
Pelaksanaan P5 pada dasarnya merupakan dikarenakan siswa nyaman dikerjakan di rumah.
kokurikuler dimana berada di luar jam pelajaran. Presentasenya sekitar 15% setiap 1 kelas. Selain
Kegiatan ini secara sistematis tertata pada tema itu, perbedaan gaya mengajar dalam setiap
berekayasa dan berteknologi untuk membangun pendampingan, padahal siswa harusnya
NKRI. Kendala dalam masing-masing tema segi didampingi dengan maksimal. Selain itu, adanya
pelaksanaan adalah pemahaman siswa mengenai miss informasi dan asumsi kompetensi yang
program yang belum masif sehingga arah sikap dimiliki oleh guru ke siswa dan komite ke guru.
untuk berorientasi pada tujuan yang diharapkan Evaluasi proses ini khususnya pada tema
belum maksimal dan perlu pendampingan khusus. kewirausahaan akan menguatkan pelaksanaan
Sehingga seringkali siswa berperilaku tidak sesuai penelitian yang dilakukan oleh (Yanzi, Faisal,
dengan alokasi aktivitas yang dilakukan. Mentari, Rohman, & Seftriyana, 2022) melalui
Meskipun demikian, jadwal pelaksanaan aksi program penelitian market day guna memberikan
berjalan sesuai dengan rencana walaupun penanaman jiwa kewirausahaan. Pada dasarnya di
ditemukan kendala teknis yang tidak terduga SMP Mandiri Bandar Lampung telah berjalan
seperti penugasan koordinator proyek pada tugas sesuai denga prinsipnya, namun dalam
lain, dan adanya agenda sekolah. pelaksanaannya terfokus pada produk dan tidak
berorientasi dalam proses sehingga pelaksanaan
Proses pendidikan karakter SMP IT Al
proyek masih dominan penguatan pengetahuan,
Uswah dilakukan melalui pembiasaan program,
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas berorientasi produk daripada proses. Berkaitan hal
dengan budaya dan budi pekerti tentang ibadah ini, SMP IT Al Uswah perlu melakukan
serta akhlak islami berdasarkan aturan sekolah. pertimbangan evaluasi dan pelatihan ulang
mengenai filosofi pelaksanaan P5 khususnya guna
Segi pelaksanaan program P5 di kelas teralokasi
setiap hari dan dikondisikan antara pagi, siang, transfer nilai dimensi proyek.
atau sore.Pelaksanaan P5 terintegrasi dengan mata Jadwal pelaksanaan tema kearifan lokal
pelajaran, namun secara sistematis arah rincian berjalan sesuai timeline. Hal ini dikarenakan
aktivitas yang mengambil jam pelajaran teralokasi masih berupa proposal dan mengikuti mitra,
baik pada creativity project. Guru mata pelajaran business day berjalan mundur sekitar 1-2 minggu
juga mengetahui langkah dan aktivitas yang dikarenakan koordinator proyek menjalankan
dilakukan setiap harinya. tugas dengan waktu bersamaan,dan creativity
Tidak adanya kendala pada tema kearifan project berjalan sesuai dengan waktu setiap
lokal dikarenakan telah terfasilitasi secara masif aktivitas, namun dalam beberapa aktivitas
oleh mitra ITS. Akan tetapi, tidak ada penilaian mengalami kemunduran akibat adanya kegiatan
proses yang dilakukan oleh guru selama sekolah da nada tambahan remedial bagi siswa
yang plagiasi, asal dalam pengerjaan dan
pelaksanaan berlangsung. Kendala dalam Uswah
Marekt Street (business day) adalah beberapa kesalahan pemilihan bidang. Proses penilaian
siswa tidak memahami dan menerapkan pendidikan karakter setiap hari terkumpulkan
pengetahuannya sebagai kesempatan dalam daftar kumpulan nilai online guna
mengembangkan jiwa wirausaha, melainkan memantau perkembangan siswa. Asesmen
konsep bersedekah dikarenakan usaha serta biaya

35
formatif ini mulai dilaksanakan secara sistematis dalam dekorasi 24 stand, dan kreatifitas promosi
pada creativity project. melalui instagram serta video aftermovie.
Pengembangan karakter yang terwujud adalah
Partisipasi orangtua terlibat secara aktif dimensi bergotong royong pada elemen kolaborasi
mulai dari guru tamu, ikutserta dalam dalam sub kerjasama dan dimensi mandiri dalam
berpartisipasi persiapan maupun eksekusi aksi elemen regulasi diri yang menunjukkan inisiatif
dan bekerjasama secara mandiri. Sedangkan
karya siswa. Keterlibatan partisipasi terlihat dalam
produk yang tidak diharapkan adalah adanya siswa
tema kewirausahaan yang mengundang orangtua yang menggunakan dana pribadi serta pemberian
untuk hadir dan memeriahkan acara. Sedangkan daya jual yang tidak sebanding sehingga
dalam creativity project, pameran dilaksanakan pemberian dana sekolah ada yang tidak
secara online dan tidak dapat mengukur memakainya guna anggaran bazar. Adapun
keterlibatan orangtua dalam program. Pada tema karakter yang dikembangkan lain salah satunya
adalah keterampilan berbicara. Hal ini mendukung
kearifan lokal, pendokumentasian kegiatan
penelitian (Simarmata, Yatty, & Fadhillah, 2022)
tersebar secara informatif ke orang tua. Evaluasi yang berpendapat bahwa keterampilan berbicara
proses pelaksanaan P5 berfokus pada penilaian merupakan keterampilan meknistik yang harus
alokasi waktu, penerapan konseptualisasi dilatih guna menyampaikan maksud, kehendak,
program, analisa kendala yang berlangsung serta dan kebutuhan. Melalui program business day,
penilaian karakter dalam proses capaian setiap siswa terlatih dalam komunikasi persuasif guna
aktivitas elemen dan sub elemennya. menarik konsumen agar membeli produk yang
dijual. Produk dalam creativity project adalah 51
karya bidang handmade (kerajinan sampah
plastik, kertas, organik, maupun sampah
Evaluasi Produk Program Proyek Penguatan elektronik), literasi (cerpen, video edukasi
Profil Pelajar Pancasila animasi, novel, web novel, dan buku literasi
umum), dan teknologi (pengembangan website,
Evaluasi produk meninjau keberhasilan luaran aplikasi, game, dan barang elektronik). Segi
yang ada baik secara kongkret maupun kasat mata. karakter yang terbentuk adalah dimensi bernalar
Produk dalam tema kearifan lokal adalah karya kritis dengan elemen memperoleh dan memproses
literasi promosi kelautan, segi karakter adalah informasi dalam sub elemen mengajukan
cinta tanah air, peduli lingkungan serta pertanyaan, mengidentifikasi, mengklasifikan,
kepercayaan diri. Hal ini menguatkan penelitian dan mengolah informasi dan gagasan, serta
(Rizal, Deovany, & Andini, 2022) dimana elemen menganalisis dan mengevaluasi penalaran
menganalisa kepercayaan diri siswa khususnya dan prosedurnya. Dimensi lain yang
kelas 7 yang berada pada masa perubahan dikembangkan adalah kreatif dan mandiri. Hasil
biologis, sosio-emosional, dan kognitif. Melalui produk tema ini menguatkan penelitian yang
penugasan proyek P5, siswa menjadi memiliki dilakukan oleh (Bintari, Triastuti, & Nuryadi,
motivasi dalam diri untuk mencapai tujuan yang 2022) bahwa penggunaan media secara kreatif
diinginkan melalui sikap optimis dan tanggung mampu mengasah dimensi penalaran logika kritis,
jawab. Produk dalam tema kearifan lokal adalah kreatif, dan gotong royong. Produk yang tidak
karya literasi siswa mengenai promosi kelautan diharapkan dalam program adalah adanya siswa
Surabaya, dan pengembangan karakter dimensi yang tidak menyelesaikan tepat waktu, adanya
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa plagiasi karya bidang literasi, dan ketidaksesuaian
dan beraklak mulia dengan elemen akhlak kepada dengan pemilihan bidang. Sedangkan identifikasi
alam guna memahami keterhubungan ekosistem produk tak kasat mata lain, yaitu kesiapan
bumi, dimensi bernalar kritis dengan elemen manajemen pembelajaran. Hal ini dikarenakan
memperoleh dan memproses informasi dan pelaksanaan program dilakukan setiap hari dengan
gagasan guna mengidentifikasi, mengklasifikasi, rincian aktivitas yang masif. Pengembangan
dan mengolah informasi serta gagasan, dan analisis manajemen ini sebelumnya dilakukan
dimensi mandiri dalam elemen regulasi diri yang oleh (Pujawardani, Suganda, & Waska, 2023)
menunjukkan inisiatif dan bekerjasama secara dimana menganalisa pentingnya kesiapan
mandiri. Produk dalam Uswah Street Market manajemen pembelajaran agar siswa memiliki
(Business day) adalah produk yang terjual berupa karakter global yang diharapkan program dan
makanan tradisional dan modern, kreativitas siswa tujuan dalam alur tujuan pembelajaran. Tahapan

36
yang dapat dilakukan guna pengembangan koordinator proyek belum mempunyai
kesiapan pembelajaran adalah perumusan tujuan sertifikasi dan belum adanya guru
pembelajaran untuk proyek serta optimalisasi guru penggerak di SMP IT Al Uswah
sebagai fasilitator guna meningkatkan keaktifan Surabaya, 2) peningkatan pelatihan
siswa. Ketercapaian P5 dalam karakter global melalui MGMP dinas juga tidak
secara umum mencapai 75%, termasuk kendala tergabung secara masif, namun satuan
yang ada. Hal ini dapat ditinjau dari hasil rapor P5 pendidikan setiap 2 minggu sekali secara
tema terakhir yang rata-rata pada tahapan Sangat internal mengadakan peningkatan
Berkembang, meskipun ada 2 siswa yang berada kompetensi dengan mengundang
pada tahapan Mulai dan Sedang Berkembang. kalangan praktisi guna evaluasi bagi
Rata-rata kelas 7A berada di tahapan antara Sangat guru, 3) evaluasi masukan pada modul
Berkembang dan Berkembang Sesuai Harapan, proyek mengarah pada tema teknologi
kelas 7B sebagian besar Sangat Berkembang. dan berekayasa untuk membangun NKRI
Sedangkan kelas 7C dan 7D dalam setiap dimensi dimana dasarnya merupakan
rata-rata Berkembang Sesuai Harapan. Pengisian penyempurnaan dimana keterlibatan guru
dilakukan oleh wali kelas. Meskipun kemudian masif, partisipasi siswa pada proses
ditemukan kendala bahwa tidak adanya penilaian hingga akhir, dan fokus utama evaluasi
formatif dalam mengukur proses pembimbingan input pada tema terakhir adalah intensif
karakter proyek pada tema kearifan lokal dan dalam memperhatikan kompetensi guru,
kewirausahaan. Dari berbagai proyek yang 4) sistematika penganggaran, alokasi
dilakukan, proyek kewirausahaan memberikan waktu yang lebih sistematis, 5)
kontribusi berkelanjutan bagi siswa yang keterlibatan peserta didik dalam
meneruskan usaha. Pada tema pertama dan ketiga perencanaan program.
memberikan kemandirian berpikir dari segi 3. Evaluasi proses yang telah dilakukan,
menjaga lingkungan sekitar dan pemecahan peneliti memperoleh beberapa hal, yaitu
masalah. 1) awal implementasi program belum
tersistematis dengan baik, dimana alokasi
waktu hanya memerlukan 1-2 minggu, 2)
proses implementasi mampu
mengajarkan pentingnya tanggungjawab,
PENUTUP kemandirian, dan pengembangan
Simpulan kreatifitas siswa, 3) terdapat kerjasama
1. Evaluasi konteks yang telah dilakukan, dengan pihak eksternal dan keterlibatan
peneliti memperoleh beberapa hal, yaitu orangtua sebagai guru tamu guna
1) Tujuan program proyek SMP IT Al menunjang implementasi, 4) terdapat
Uswah menetapkan arah pengembangan permasalahan pelaksanaan dimana
karakter pancasila dan aklak islami dan alokasi waktu yang terjadwal mengalami
secara umum telah sesuai dengan arahan kemunduran maupun aktivitas proyek
pusat asesmen yang tertuang dalam buku tertunda karena agenda sekolah, serta
panduan proyek, 2) Satuan pendidikan adanya siswa yang sakit dalam waktu
pada dasarnya tidak meninggalkan ciri yang lama 5) menanggapi permasalahan
khasnya sebagai sekolah swasta islam tersebut, koordinator proyek senantiasa
terpadu, 3) Lingkungan sekolah menindaklanjuti ketetinggalan aktivitas
mencakup karakteristik guru pada satuan program.
pendidikan merupakan guru muda yang 4. Evaluasi produk yang telah dilakukan
mampu beradaptasi dengan percepatan yakni 1)program P5 di satuan pendidikan
teknologi informasi serta didukung telah mencapai produkyang diharapkan
adanya pelatihan intensif yayasan secara melalui beberapa pencapaian baik segi
internal guna peningkatan kompetensi karya siswa maupun pengembangan
salah satunya terhadap program pada karakter secara berkelanjutan, 2) produk
proses pembelajaran. yang tidak diharapkan juga terjadi
2. Evaluasi masukan yang telah dilakukan, dimana adanya plagiasi karya dan
diantaranya 1) sumber daya dari guru pemahaman mengenai program yang
secara kompetensi khususnya pada wakil belum masif, 3) segi pencapaian karakter
kepala bidang kurikulum maupun telah mampu sekita 75% dalam karakter

37
global, 4) adanya peningkatan partisipasi Jenjang SMP. Jurnal Pendidikan dan
orang tua secara konkrit yang Konseling Vol. 5 No 1.
berpengaruh signifikan terhadap Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
keberlanjutan program. Pendidikan. (2022). Panduan
Pengembangan : Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila. Jakarta:
Saran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Berdasarkan paparan data dan hasil pembahasan Riset, dan Teknologi RI.
Bintari, F. U., Triastuti, R., & Nuryadi, H. M.
sebelumnya, maka dirumuskan beberapa saran (2022). Strengthening Pancasila
sebagai masukan perbaikan program P5 di SMP IT Student Profiles Through Learning
Al Uswah Surabaya sebagai berikut. Media Infographic. Budapest
International Research and Critics-
1) Dinas Pendidikan, mampu memaksimalkan Journal.
adanya pelatihan bagi guru khususnya bagi Cahyono, T. (2022). Implementasi Layanan
sekolah penggerak dengan tanpa proporsi Bimbingan dan Konseling dalam
guru penggerak. Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
2) Fasilitator Program Sekolah Penggerak, Prophetic : Professional, Empathy,
dapat memaksimalkan koordinasi informasi Islamic Counseling Journal Vol. 5 No.
sehingga meminimalisir adanya 2, 125-134.
misskonsepsi mengenai program. Chamisjiatin, L., Pantiwati, Y., Zaenab, S., &
3) Kepala sekolah, berperan sebagai pemangku Aldya, R. F. (2023). The
kebijakan yang mengintegrasikan kebijakan implementation of projects for
dalam operasional sekolah dapat strengthening the profile of Pancasila
memaksimalkan koordinasi khususnya pada students in the implementation of the
pihak terkait program, independent learning curriculum.
4) Koordinator Proyek, hendaknya Journal of Community Service and
menganalisa perumusan bentuk perencanaan Empowerment Vol 4 No 1, 38-48.
modul proyek yang komprehensif sehingga Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif
pada akhirnya asesmen mampu menilai dan dan Desain Riset: Memilih di Antara
mengukur capaian karakter. Lima Pendekatan (terjemahan).
5) Guru, hendaknya senantiasa menjalin Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kerjasama dan komunikasi dengan komite Falaq, Y. (2021). Penguatan Pendidikan
pembelajaran dan kepala sekolah guna Karakter dalam Skema Pelajar
inovasi dan pengembangan ide secara Pancasila di Madrasah Ibtidaiyah.
teknis. International Conference Islamic
6) Peneliti lain, diharapkan mampu menjadi Education Vol 2.
bahan referensi dan pengetahuan dengan Farwati, R., Metafisika, K., Herlina, & Afifah.
bidang yang sama yaitu evaluasi program (2022). Observation Assessment
proyek penguatan profil pelajar pancasila Indicators Analysis in Implementation
dengan studi SMP IT Al Uswah Surabaya. "Strengthening Pancasila Student
Profiles Project" of Merdeka
DAFTAR PUSTAKA Curriculum In Islamic School.
Proceeding International Conference
Afandy, A., & Listyaningsih. (2023). Strategi on Islamic Education “Integrated
Sekolah dalam Menanamkan Karakter Science and Religious Moderation in
Kemandirian Belajar pada Siswa Pasca New-Paradigm in Contemporary
Pandemi di SMPN 3 Waru Sidoarjo. Education” Vol 7. Malang: Faculty of
Jurnal Pendidikan Tambusai Fakultas Tarbiyah and Teaching Training UIN
Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Maulana Malik Ibrahim Malang.
Vol. 7 No. 1, 160-174. Imania, Y. F., Marwoto, P., & Elianawati.
Anggara, A., Amini, A., Faridah, F., Siregar, (2022). Pancasila Student Profiles in
M., Faraiddin, M., & Syafrida, N. Science Lessons and Potential for
(2023). Penerapan Kurikulum Merdeka Strengthening by Developing PjBL-
Belajar Pada Satuan Pendidikan

38
Based E-Modules. Physics Profil Pelajar Pancasila di SMP Bina
Communication Vol. 6 No. 2, 37-42. Taruna Bojongsoang Kabupaten
Kefi, Y., Mujisustyo, Y., Pane, I. I., & Bandung. Jurnal Ilmiah Mandala
Pangaribuan, W. (2022). Kemampuan Education Vol. 9 No. 1 Januari 2023.
Manajerial Kepala Sekolah dalam Rizal, Y., Deovany, M., & Andini, A. S.
Implementasi Pembelajaran Berbasis (2022). Kepercayaan Diri Siswa Pada
Project untuk Penguatan Profil Pelajar Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil
Pancasila. Jurnal Pendidikan dan Pelajar Pancasila. Jurnal Pendidikan
Konseling Vol. 4 No 6. Sosial Vol. 9, No.1.
Kholidah, L. N., Winaryo, I., & Inriyani, Y. Sabon, Y. O., Istiyono, E., & Widihastuti.
(2022). Evaluasi Program Kegiatan P5 (2022). Character assessment is critical
Kearifan Lokal Fase D di Sekolah for understanding student progress and
Menengah Pertama. EDUKATIF : determining. Journal Research and
Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.4 No.6, Education Evalution Vol 26 No 1, 37-
7569-7577. 46.
Lickona, T. (2013). Pendidikan Karakter: Scheerens, J., Glas, C., & Thomas, S. M.
Panduan Lengkap Mendidik Siswa (2017). EDUCATIONAL
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: EVALUATION, ASSESSMENT, AND
Penerbit Nusa Media. MONITORING A SYSTEMIC
Mery, Martono, Halidjah, S., & Hartoyo, A. APPROACH. Netherlands: Swets &
(2022). Sinergi Peserta Didik dalam Zeitlinger Publishers.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Setyaningsih, S., & Wiryanto. (2022). Peran
Pancasila. Jurnal Basicedu Volume 6 Guru Sebagai Aplikator Profil Pelajar
No. 5, 7840-7849. Pancasila Dalam Kurikulum Merdeka
Miles, M., Huberman, A., & Saldana. (2014). Belajar. Jurnal Ilmiah Mandala
Qualitative Data Analysis, A Methods Education (JIME) Vol. 8, No. 4.
Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Simarmata, M. Y., Yatty, P. M., & Fadhillah,
Publications. N. S. (2022). Analisis Keterampilan
Naibaho, T., Simangunsong, V. H., & Berbicara Melalui Proyek Penguatan
Sihombing, S. (2022). Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMP Negeri
Literasi Dan Numerasi untuk 1 Kuala Mandor B. Jurnal Ilmiah Ilmu
Mendukung Profil Pelajar Pancasila Pendidikan Volume 13 Nomor 1, 47-59.
sebagai Inovasi Pembelajaran Stufflebeam, D. L., & Zhang, G. (2017). The
Matematika. SEPREN : Journal of CIPP Evaluation Model : How to
Mathematics Education and Applied. Evaluate for Improvement and
Nugrohadi, S., Herwanti, K., Mujiono, & Accountability. New York: The
Ardini, S. N. (2022). Analysis Of A Guilford Press.
New Learning Paradigm Based On Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kurikulum Merdeka . International Kuantiatif, Kualitatif, dann R&D.
Conference On Digital Education and Bandung: Alfabeta.
Social Science. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif.
Nurdyansyah, F., Muflihati, I., Ujianti, R. M., Untuk Penelitian yang Bersifat:
Novita, M., Kusuma, H., Mujiono, et Eksploratif, Enterpretatif, Interaktif,
al. (2022). Indonesian Character dan Konstruktif. Bandung: Alfabeta.
Building Strategy: Planning the Suprianto. (2022). Student Character Based on
Pancasila Student Profile Strengthening Pancasila Student Profiles at Tarakan
Project in Kurikulum Merdeka. KnE City Public Middle School. Jurnal
Publishing. Ilmiah Ilmu Administrasi Publik:
Nurhayati, O. (2021). Pancasila Student Profile Jurnal Pemikiran dan Penelitian
as Achievement Merdeka Belajar on Administrasi Publik, 529-538.
Program Guru Penggerak. International Wachidah, L. R., Ahmad Putikadyanto, A. P.,
Conference of Interdiciplinary Science. Kusumawati, H., Adebia, I. C., &
Pujawardani, H. H., Suganda, A., & Waska, W. Setiawan, A. (2022). Karakter Pelajar
(2023). Analisis Manajemen Pancasila sebagai Penanggulangan
Pembelajaran Untuk Projek Penguatan Dekandensi Moral dalam Pembelajaran

39
Bahasa Indonesia di Era Merdeka
Belajar. GHANCARAN: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 386-405.
Wasimin. (2022). Project Based Learning As A
Media For Accelerating The
Achievement Of Profil Pelajar
Pancasila In The Program Sekolah
Penggerak. International Journal of
Social Science Vol 1 Issue 6, 1001-
1008.
Wulandari, S., Kuntarto, E., & Rally, H. (2022).
Analysis of Application of Coaching
Techniques in the Project of
Strengthening Pancasila Student
Profiles in Indonesian Lessons in SMP.
Budapest International Research and
Critics Institute Journal (BIRCI-
Journal) Vol 5 No. 4.
Yanzi, H., Faisal, E. E., Mentari, A., Rohman,
& Seftriyana, E. (2022). Analysis of the
Implementation of the Pancasila Student
Profile Strengthening Project (P5) in
Junior High School Category of the
Independent Changed Bandar Lampung
City. Journal of Progressive Education
Vol 1 No 3.

40

Anda mungkin juga menyukai