1058 5055 1 PB
1058 5055 1 PB
Abstrak – Guna menjaga ketahanan pangan maka lebih bijak apabila prioritas pangan tidak terbatas
pada beras, tetapi mendorong keanekaragaman produk berbasis pangan lokal seperti jagung,
singkong, ubi, sukun, talas dan pisang. Problematika pemanfaatan potensi pisang di Kabupaten
Bogor yaitu produksi pisang rendah dikarenakan alih fungsi lahan, alih fungsi tanaman, anggapan
pisang sebagai tanaman kelas kedua, penyakit layu Fusarium, pemanfaatan pisang terbatas pada
buah segar dan produk olahan industri kecil (kripik, sale, molen), serta produksi belum mampu
memenuhi permintaan pasar sehingga peluang pasar ekspor belum dimanfaatkan. Penelitian
ini mendeskripsikan sejauhmana potensi pisang yang besar bisa dimanfaatkan secara optimal
dengan menggunakan teori demand-supply, ekonomi pertahanan dan ketahanan pangan. Sumber
data primer diperoleh dari wawancara informan dari Kementerian Pertanian, Kementerian
Perdagangan, Pemerintah Daerah, petani dan pedagang pisang di Kabupaten Bogor. Sumber data
sekunder meliputi data dari Kementerian terkait, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, BPS, jurnal,
media cetak dan elektronik. Validasi data dengan triangulasi serta analisis data Miles-Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pisang berpotensi besar dikembangkan di Kabupaten Bogor
tetapi pemanfaatan potensi belum optimal. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya
penerapan teknik budidaya belum sesuai SOP, keterbatasan lahan skala besar, alih fungsi lahan,
tidak ada kemitraan perusahaan besar. Sehingga perlu dibangun kemitraan dengan swasta, sinergi
dan kooordinasi antar stakeholder guna meningkatkan potensi pisang sehingga mampu memenuhi
permintaan pasar. Pada akhirnya akan meningkatkan keamanan ekonomi sebagai fokus utama
ekonomi pertahanan.
Kata Kunci : potensi, pisang, permintaan, ketahanan pangan, ekonomi pertahanan
Abstract – In order to maintain food security, it is wiser if the food priority is not limited to rice, but
also encourages product diversity of local food-based such as maize, cassava, sweet potato, breadfruit,
taro, and banana. The problems of utilizing banana potential in Bogor Regency are low production
due to land use change, plant function change, some farmers have perception of bananas as a second
class plant, Fusarium wilt disease, limited use of bananas as fresh fruit and small industrial processed
products (such as chips, sale, molen), and production has not been able to fulfill market demand and
consequently, export market opportunities have not been utilized. This study describes the extent to
which large potential of banana can be used optimally by using defense economics, demand-supply, and
1
Program Studi Ekonomi Pertahanan, Cohort IX, Universitas Pertahanan.
2
Program Studi Ekonomi Pertahanan, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan.
3
Program Studi Ekonomi Pertahanan, FMP, Universitas Pertahanan.
Pendahuluan123
P
untuk keberlangsungan keamanan
ekonomi dan kepentingan pertahanan
ertahanan yang dianut oleh
negara guna mewujudkan kesejahteraan
negara Indonesia merupakan
ekonomi rakyat dan keamanan nasional.5
Sistem pertahanan semesta
(Sishanta) yaitu pertahanan yang Keamanan ekonomi mensyaratkan
melibatkan seluruh warga negara sesuai menjaga integritas struktural dan
peran dan fungsinya4. Hakikat pertahanan kemampuan menghasilkan kemakmuran
nasional yaitu mempertahankan tetap dan kepentingan entitas politik ekonomi
tegaknya NKRI berlandaskan Pancasila dalam konteks berbagai risiko dan
dan UUD Negara Republik Indonesia ancaman eksternal yang dihadapi dalam
Tahun 1945, meningkatkan kesejahteraan sistem ekonomi internasional.6
rakyat dan mewujudkan keamanan Guna mencapai tujuan nasional
nasional. dan melindungi kepentingan nasional
Kesejahteraan tidak hanya dinikmati maka sangat diperlukan integrasi antara
masyarakat tertentu, tetapi kesejahteraan pertahanan militer dan pertahanan nir-
semua warga negara Indonesia, militer7. Terkait dengan kepentingan
termasuk kemampuan dan kemudahan nasional, pertahanan negara dan
mendapatkan akses kebutuhan pokok, ekonomi pertahanan, maka tidak terlepas
yang sesuai dengan konsep ekonomi adanya unsur ancaman. Baik ancaman
pertahanan. nyata maupun ancaman tidak nyata
serta ancaman militer maupun ancaman
Ekonomi pertahanan adalah
non militer. Salah satu bentuk ancaman
studi ekonomi yang mengkaji tentang
nonmiliter yaitu kerawanan pangan.
pengelolaan dan potensi ketersediaan
sumber daya nasional (sumber daya alam- 5
Supandi Halim, Bahan Ajar Defense Economic,
SDA; sumber daya buatan-SDB; sumber (Pusat Studi Ekonomi Pertahanan Unhan, 2018),
hlm. 2.
daya manusia-SDM; sarana dan prasarana) 6
Alan Collins, Contemporary Security Studies
1
2
3 Second Edition, (New York: Oxford University
4
Agus Supriatna, Pertahanan Nasional Dalam Press Inc, 2010), hlm. 253.
Perspektif Ekonomi, (Bandung: Unpad Press, 7
Kementerian Pertahanan, Buku Putih Pertahanan
2017), hlm. 3-4. Indonesia 2015, (Jakarta: Kemhan, 2015), hlm. 29.
318 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
Dalam rangka menghadapi ancaman Uganda, Afrika Barat, Afrika Timur dan
kerawanan pangan dan upaya menjaga Sangir Sulawesi Utara (Indonesia).
kelangsungan serta keberlanjutan pangan Pisang Gapi merupakan makanan pokok
maka beras tidak hanya menjadi satu- masyarakat Sangir.
satunya prioritas pangan, akan tetapi Kabupaten Bogor ditinjau dari
perlu didorong adanya keanekaragaman kondisi geografis mempunyai potensi
produk berbasis pangan lokal seperti sebagai sentra produksi pisang, tetapi
jagung, singkong, ubi, sukun, talas dan potensi ini belum dimanfaatkan secara
pisang. optimal, karena petani di Kabupaten Bogor
Berdasarkan hasil survei Consultative masih menganggap tanaman pisang
Group on International Agricultural sebagai tanaman kelas dua. Fenomena di
Research (CGIAR) bahwa akibat krisis lapangan, ditemui beberapa petani masih
pangan dan perubahan iklim maka pisang menjual pisang segar kepada pedagang
diprediksikan bisa berperan menjadi pengumpul (pengepul) dengan harga
sumber makanan pokok dunia. Para ahli rendah, meskipun ada beberapa petani
memproyeksikan tingkat produksi tepung yang menjual pisang tertentu ke restoran
jagung, nasi dan gandum (sebagai sumber dan hotel; pengetahuan mengenai standar
kalori utama) di negara berkembang. ekspor belum diketahui, kesejahteraan
Periset CGIAR berpendapat bahwa pisang petani belum tinggi dan pengolahan
memiliki potensi menggantikan peran pisang belum optimal (keripik dan sale
kentang di sejumlah negara berkembang.8 pisang).
Kontribusi energi perkapita yang Selain itu terdapat permasalahan
besar untuk buah-buahan terdapat pada yang dihadapi yaitu pemanfaatan potensi
pisang dan salak. Tahun 2015 ketersediaan pasar ekspor pisang belum optimal
energi perkapita untuk pisang mengalami padahal terdapat peluang yang besar
peningkatan dibanding tahun 2014 yaitu dan produksi belum mampu memenuhi
dari 34 kkal/hari atau 25,84 kg/tahun permintaan. Hal ini juga terlihat dari nilai
menjadi 36 kkal/hari atau 27,15 kg/tahun, ekspor dan impor buah yang digambarkan
dan untuk salak menurun dari 10 kkal/hari sebagai berikut:
atau 4,13 kg/ tahun menjadi 9 kkal/hari
atau 3,51 kg/ tahun.9
Pemanfaatan buah pisang sebagai
makanan pokok telah dilakukan di
beberapa negara seperti di Rwanda,
8
“Pisang Calon Makanan Pokok Dunia”, dalam
https ://lifestyle.kompas.com/, 31 Oktober 2012,
diakses pada 5 April 2018.
9
Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian, Laporan Tahunan Badan Ketahanan
Pangan 2016, (Jakarta: BKP, 2017).
320 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
beragam, bergizi, merata dan terjangkau menyatakan korelasi masalah pangan
serta tidak bertentangan dengan agama, dengan keberlangsungan hidup
keyakinan dan budaya masyarakat untuk manusia, apabila terjadi kekurangan
mewujudkan status gizi baik agar dapat ketersediaan pangan untuk mencukupi
hidup sehat, aktif dan produktif secara kebutuhan masyarakat dalam satu negara
berkelanjutan. “Pangan adalah segala berakibat penurunan kesejahteraan
sesuatu berasal dari sumber hayati produk hidup, kelaparan, penyakit dan bencana.
pertanian, perkebunan, kehutanan, Adanya peringatan akan perubahan iklim
perikanan, peternakan, perairan dan air, global berdampak pada pertumbuhan
baik diolah maupun tidak, diperuntukkan harga pangan sehingga berpotensi pada
sebagai makanan/minuman bagi konsumsi kenaikan harga komoditas pertanian.
manusia, termasuk bahan tambahan Oleh karena itu, ketahanan pangan (food
pangan, bahan baku pangan, dan bahan security), kemandirian pangan (food
lain yang digunakan dalam proses self help) dan kedaulatan pangan (food
penyiapan, pengolahan dan pembuatan sovereignity) nasional penting untuk
makanan/ minuman”. Pangan lokal yaitu digalakkan secara intensif.11
makanan yang dikonsumsi masyarakat Selain berperan sebagai alternatif
setempat sesuai potensi dan kearifan sumber pangan, pisang juga berperan
lokal. Definisi ketersediaan pangan sebagai komoditi perdagangan. Dilihat
adalah kondisi tersedianya pangan dari dari perdagangan, pisang memiliki potensi
hasil produksi dalam negeri dan cadangan besar sebagai komoditas perdagangan,
pangan nasional (CPN) serta impor baik domestik maupun ekspor.
apabila kedua sumber utama tidak dapat
Sebagai komoditi perdagangan,
memenuhi kebutuhan.10
maka tidak terlepas dari permintaan
Kebijakan impor diambil sebagai dan penawaran. Menurut Sukirno, teori
langkah terakhir apabila produksi dan permintaan menjelaskan sifat permintaan
Cadangan Pangan Nasional (CPN) sebagai para pembeli terhadap sesuatu barang.
kedua sumber utama tidak bisa memenuhi Teori penawaran menerangkan sifat
kebutuhan pangan. para penjual dalam menawarkan sesuatu
Sedangkan definisi ketahanan barang yang akan dijualnya. 12
pangan menurut USAID merupakan Merujuk pada data Pusdatin
kondisi ketika semua orang pada setiap Kementerian Pertanian dan Kementerian
saat mempunyai akses secara fisik 11
Entis Sutisna dan Abdul Wahid Rauf, Keragaman
dan ekonomi memenuhi kebutuhan Ketahanan Pangan di Pulau Terpencil: Kasus
konsumsinya untuk hidup sehat dan Masyarakat Kampung Sakabu Pulau Salawati
Tengah Kabupaten Raja Ampat-Papua Barat, 2013,
produktif. Kementerian Pertanian dalam www.litbang.pertanian.go.id, diakses pada
15 Maret 2018.
10
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 12
Sadono Sukirno, Mikroekonomi: Teori Pengantar
Nomor 17 Tahun 2015 Pasal 1 ayat 1, Ketahanan Edisi ke-3, Cetakan 31, (Jakarta: RajaGrafindo
Pangan Dan Gizi, hlm. 2-3. Persada, 2016), hlm. 29, 41-87.
322 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
Rangka Memenuhi Permintaan dan Pangan ialah: 1) pola konsumsi pangan,
Mendukung Ketahanan Pangan Ditinjau 2) fortifikasi gizi mikro, 3) jejaring
Dari Perspektif Ekonomi Pertahanan di keamanan pangan, 4) pengawasan
Kabupaten Bogor”. Penelitian berfokus keamanan pangan.15
pada potensi komoditi perdagangan; Berdasarkan teori dan fenomena
faktor yang memengaruhi dan upaya yang telah diuraikan, maka peneliti
peningkatan daya saing pisang. mewujudkan kerangka pemikiran pada
Pemilihan lokasi penelitian di gambar 2.
Kabupaten Bogor dengan latar belakang
bahwa lokus penelitian merupakan salah Metode Penelitian
satu daerah yang memiliki ketahanan Penelitian ini menggunakan metode
pangan tinggi (bersumber Peta Keta- kualitatif deskriptif. Sebagaimana Lesley
hanan Pangan)14, petani membudidayakan menyampaikan bahwa desain penelitian
berbagai varietas pisang, prioritas kualitatif memiliki tahapan sebagai
pekerjaan penduduk di sektor pertanian berikut: identifikasi masalah, identifikasi
dan perdagangan; adanya potensi yang faktor penting, menggali kontingensi
besar untuk meningkatkan ketersediaan pemecahan masalah, menentukan resiko,
pangan sehingga dapat menopang menerapkan solusi dan mengevaluasi
national food security; serta letak keefektifan dari solusi tersebut. Penelitian
geografis Kabupaten Bogor berdekatan kualitatif berfokus pada latar belakang
dengan Jakarta sebagai salah satu pangsa dan alasan kemunculan data tersebut.16
pasar utama komoditas pisang. Subyek terpilih dalam penelitian
Berkaitan dengan food security merupakan informan kunci (key person)
terdapat tiga asek ketahanan pangan yaitu dan dipandang sebagai sumber data
pertama, Aspek Ketersediaan Pangan yang diharapkan mampu menjawab
terdiri dari: i) produksi pangan domestik, permasalahan yang dikaji karena adanya
ii) cadangan pangan, iii) perdagangan asumsi bahwa subyek adalah orang yang
pangan, iv) penyediaan pangan berbasis paling mengetahui tentang dirinya dan
sumber daya lokal. Aspek kedua tema penelitian.17 Pemilihan bukan hanya
Keterjangkauan/ Akses Pangan meliputi: karena pertimbangan aspek keterwakilan
a) pemasaran dan logistik pangan, b) populasi di dalam sampel.18
stabilisasi pasokan dan harga pangan,
15
Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian, Indeks Ketahanan Pangan Indonesia
c) bantuan pangan, d) penanganan 2018, (Jakarta: BKP Pertanian), hlm. 7.
masyarakat miskin dan rawan pangan
16
Lesley Farmer and D. Cook, Using Qualitative
Methods in Action Research: Qualitative Research
dan gizi. Aspek ketiga Pemanfaatan and The Librarian, (USA: American Library
Association, 2011), hlm. 3.
14
Kementerian Pertanian, Dewan Ketahanan 17
M. Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial
Pangan dan World Food Program, Peta Ketahanan (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi Kedua),
dan Kerentanan Pangan Indonesia 2015, (Jakarta: (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 25 dan 104.
Kementan, 2015). 18
Irawan P. Dr, M.Sc, Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: DIA
Potensi Pisang
Sebagai Komoditi
Perdagangan Untuk
Memenuhi
Permintaan Pasar OUTCOME :
PERTANYAAN PENELITIAN:
Domestik dan Terwujudnya
Bagaimana potensi pisang
Ekspor Guna sebagai komoditi perda- pemanfaatan
Mewujudkan gangan untuk memenuhi potensi pisang
Ketahanan Pangan permintaan dalam perspektif OUTPUT : sebagai komoditi
di Kab. Bogor ekonomi pertahanan studi di Peningkatan perdagangan
Kab. Bogor? potensi pisang dalam pasar
Apa faktor yang mem- sebagai komoditi domestik dan
pengaruhi potensi pisang? perdagangan di
ekspor serta
Kab. Bogor
ketahanan
pangan
324 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
informan dan sumber data sekunder subsektor tanaman hias, dan perkebunan.
meliputi data dari Kementerian terkait, Sentra buah terutama dari Ciawi,
dinas pertanian, dinas perdagangan, BPS, Mekarsari, Tanjungsari dan lainnya.
jurnal, media cetak dan elektronik. Untuk Potensi ialah energi, kekuatan atau
pengujian data/ validasi data dengan kemampuan terpendam yang dimiliki dan
triangulasi dengan metode, waktu dan belum dimanfaatkan secara optimal.20
sumber. Analisis data menggunakan Miles Sedangkan komoditi didefinisikan sebagai
Huberman. barang niaga, kerajinan lokal, dan produk
yang dihasilkan dari pertanian yang
Pembahasan digunakan untuk komoditas ekspor dan
Pembahasan bermanfaat untuk memenuhi mutu standar perdagangan
memberikan deskripsi dan analisis internasional.21 Sehingga ikhtisar potensi
terperinci yang akan mempermudah komoditi perdagangan yaitu daya atau
memahami hasil di lapangan. kapabilitas tiap daerah atau negara
yang berbentuk bahan baku, dan belum
Permasalahan mendasar dalam
diproses serta dapat diperjualbelikan.
mewujudkan ketersediaan pangan
Bahan baku berasal dari hasil pertanian,
nasional berkelanjutan sebagaimana
kehutanan, perkebunan, energi dan
disampaikan oleh Kementerian Pertanian
pertambangan.
adalah produksi dan kapasitas produksi
pangan nasional semakin terbatas; jumlah Adanya perdagangan internasional
permintaan pangan semakin meningkat baik ekspor maupun impor akan
seiring peningkatan jumlah penduduk; berdampak pada pendapatan negara.
pemenuhan bahan baku industri dan Semakin tinggi nilai ekspor dan semakin
peningkatan penggunaan pangan seiring rendah impor mengakibatkan surplus
perkembangan pariwisata, hotel dan perdagangan sehingga dapat menambah
restoran; persaingan penggunaan bahan pendapatan negara yang berkontribusi
pangan untuk bioenergi dan pakan pada anggaran negara.
ternak; kerawanan pangan karena adanya Hal ini sejalan dengan ekonomi
kemiskinan dan keterbatasan penyediaan pertahanan yang berkaitan erat dengan
infrastruktur desa di pedesaan; potensi ilmu ekonomi. Apabila warga negara
sumber daya pangan yang rendah; mendapatkan penghasilan dari kegiatan
penurunan proporsi konsumsi pangan. produksi yang dilakukannya, maka
penghasilan (surplus ekonomi) ini
Potensi Komoditas Perdagangan sebagian digunakan untuk berkontribusi
Pisang kepada negara dalam bentuk pajak.
Potensi daerah di Kabupaten Bogor 20
Endra K. Prihadhi, My Potensi, (Jakarta: Elex
ditinjau oleh subsektor tanaman pangan; Media Komputindo, 2004), hlm. 6.
subsektor sayuran dan hortikultura,
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Definisi Komoditi,
(Jakarta, 2018).
22
Purnomo Yusgiantoro, Ekonomi Pertahanan
Teori & Praktik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2014), hlm. 3-9.
23
Michael Parkin, Microeconomics: 9th Edition.
(Boston-USA: Pearson Education Inc, 2010), hlm. 7.
326 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
Tabel 1. Jumlah Produksi dan Kontribusi Produksi Pisang Di Provinsi Jawa Barat
Terhadap Indonesia Tahun 2013 - 2017
No Tahapan Keterangan
1 Perencanaan Tahapan kritis terhadap pencapaian kualitas produk selama proses
Kualitas produksi, panen dan pasca panen diidentifikasi agar sesuai dengan
perencanaan kualitas produk yang akan dicapai.
2 Benih a) Varietas dipilih sesuai dengan permintaan pasar
b) Jika benih dibeli dari pihak lain atau berasal dari luar lahan, harus
memiliki sertifikat dan label yang dikeluarkan oleh lembaga
berwenang.
3 Pupuk& Bahan 1) Pemberian pupuk sesuai rekomendasi dari pihak yang
Aditif Tanah berkompeten atau berdasarkan pengujian pada tanah dan daun
sesuai dengan kebutuhan hara tanaman.
2) Peralatan yang digunakan untuk aplikasi pupuk dan bahan aditif
tanah lainnya harus dirawat agar layak dipakai dan diperiksa oleh
teknisi yang kompeten minimal setahun sekali.
3) Tempat dan fasilitas untuk pengomposan bahan-bahan organik
ditempatkan, dibuat dan dipelihara dengan baik untuk mencegah
kontaminasi penyakit tanaman.
4) Pemberian pupuk dan bahan aditif tanah lainnya dicatat
mencakup nama produk dan bahan, tanggal dan lokasi, dosis dan
metode aplikasi serta petugas pelaksananya
4 Air a) Penggunaan air irigasi sesuai kebutuhan tanaman, ketersediaan
air dan tingkat kelembaban tanah
b) Catatan mengenai penggunaan air irigasi disimpan dan
mencakup jenis tanaman, tanggal, lokasi, volume air dan lama
pengairan.
5 Bahan Kimia a) Pelaksana/operator aplikasi bahan kimia sudah mengikuti SL-PHT
(Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu) atau pelatihan
lain yang terkait dengan penggunaan bahan kimia.
b) Tindakan perlindungan tanaman berdasarkan rekomendasi pihak
yang berkompeten atau hasil pengamatan gejala serangan OPT
25
Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah,
(Organisme Pengganggu Tanaman).
Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian,
c) Pengendalian Hama Pedoman
Terpadu (PHT) diutamakan.
ASEAN-GAP Diturunkan Menjadi SOP,
(Jakarta: Ditjen Hortikultura,
d) Bahan kimia yang digunakan dibeli dari kios yang 2014).
terdaftar.
e) Bahan kimia yang digunakan sudah terdaftar pada Kementerian
Pertanian
328 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara (buku 2020,
| Desember hijau) Volume
atau mendapatkan
10 Nomor 3 rekomendasi dari
pihak yang kompeten dan dibuktikan dengan dokumentasi
terkini.
4 Air a) Penggunaan air irigasi sesuai kebutuhan tanaman, ketersediaan
air dan tingkat kelembaban tanah
b) Catatan mengenai penggunaan air irigasi disimpan dan
mencakup jenis tanaman, tanggal, lokasi, volume air dan lama
pengairan.
5 Bahan Kimia a) Pelaksana/operator aplikasi bahan kimia sudah mengikuti SL-PHT
(Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu) atau pelatihan
lain yang terkait dengan penggunaan bahan kimia.
b) Tindakan perlindungan tanaman berdasarkan rekomendasi pihak
yang berkompeten atau hasil pengamatan gejala serangan OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman).
c) Pengendalian Hama Terpadu (PHT) diutamakan.
d) Bahan kimia yang digunakan dibeli dari kios yang terdaftar.
e) Bahan kimia yang digunakan sudah terdaftar pada Kementerian
Pertanian (buku hijau) atau mendapatkan rekomendasi dari
pihak yang kompeten dan dibuktikan dengan dokumentasi
terkini.
f) Penggunaan bahan kimia sesuai petunjuk yang tertera pada label
atau anjuran dari pihak berwenang.
g) Dilakukan strategi rotasi untuk penggunaan jenis bahan kimia
dan cara perlindungan tanaman lainnya untuk mencegah
resistensi hama.
h) Peralatan yang digunakan untuk aplikasi bahan kimia dirawat
agar layak pakai dan diperiksa oleh teknisi kompeten minimal
setahun sekali.
i) Penggunaan bahan kimia dicatat untuk masing-masing tanaman
mencakup jenis, alasan penggunaan, tanggal dan lokasi aplikasi,
metode dan dosis aplikasi, kondisi cuaca dan petugas pelaksana.
6 Panen & a) Indeks kematangan produk digunakan untuk menentukan kapan
Penanganan Pasca waktu panen yang tepat.
Panen b) Teknik pemanenan yang dilakukan harus sesuai dengan karakter
produk.
c) Peralatan yang digunakan untuk panen harus sesuai dengan
karakter produk dan bersih.
d) Wadah panen sesuai dengan karakter produk dan tidak diisi
terlalu penuh.
e) Pelapis/ pelindung digunakan jika wadah memiliki permukaan
yang kasar.
f) Wadah panen terlindungi untuk mencegah kehilangan kadar air
dan terpapar sinar matahari.
g) Wadah panen bersih.
h) Panen tidak dilakukan pada saat panas terik atau pada saat hujan.
i) Hasil panen dipindahkan secepat mungkin dari kebun.
j) Hasil panen diletakkan di tempat yang terlindung jika terjadi
penundaan pengangkutan dari kebun.
k) Wadah yang telah terisi produk tidak ditumpuk sembarangan
untuk mencegah kerusakan mekanis.
l) Wadah dilindungi selama pengangkutan untuk mencegah
kerusakan mekanis.
7 Penanganan & a) Peralatan pasca panen dirangkai dengan baik untuk mengurangi
Pengemasan resiko produk jatuh dan benturan.
Produk b) Peralatan, wadah dan bahan yang bersentuhan langsung dengan
produk dibersihkan secara berkala dan dipelihara untuk
mencegah kerusakan mekanis.
Potensi
c) Komoditi
DilakukanPerdagangan
upaya untukPisang ... | Indriana
mencegah Sulistyowarni
gangguan hama didkk | 329
dalam
maupun sekitar area penanganan, pengemasan dan
penyimpanan.
l) Wadah dilindungi selama pengangkutan untuk mencegah
kerusakan mekanis.
7 Penanganan & a) Peralatan pasca panen dirangkai dengan baik untuk mengurangi
Pengemasan resiko produk jatuh dan benturan.
Produk b) Peralatan, wadah dan bahan yang bersentuhan langsung dengan
produk dibersihkan secara berkala dan dipelihara untuk
mencegah kerusakan mekanis.
c) Dilakukan upaya untuk mencegah gangguan hama di dalam
maupun sekitar area penanganan, pengemasan dan
penyimpanan.
d) Apabila diperlukan, produk dapat diberi perlakuan yang sesuai
dengan karakteristik produk untuk meminimalisasi
perkembangan penyakit dan penurunan kualitas.
e) Air yang digunakan untuk proses pasca panen seperti pencucian
dan perlakuan terhadap produk diganti secara berkala guna
meminimalisasi kontaminasi dan organisme pengganggu.
f) Produk dikemas dan disimpan dalam tempat yang terlindung.
g) Produk diletakkan di atas alas.
h) Produk dikelaskan dan dikemas sesuai dengan permintaan
konsumen atau pasar.
i) Bahan pelindung dapat digunakan untuk melindungi produk dari
permukaan wadah yang kasar dan resiko kehilangan air yang
berlebihan.
j) Penyejukan produk (precooling) dilakukan sesuai dengan
karakter produk.
8 Penyimpanan dan a) Produk yang belum diangkut diletakkan pada tempat dengan
Pengangkutan suhu yang sesuai dengan karakter produk.
b) Alat angkut diberi pelindung dan bila perlu suhu diatur sesuai
karakteristik produk untuk meminimalisasi penurunan kualitas.
c) Alat angkut diperiksa kebersihannya, keberadaan benda asing
dan adanya hama. Jika ada indikasi kontaminasi maka harus
dibersihkan.
d) Pencampuran produk noncompatible (tidak sejenis) dihindari.
e) Produk diangkut secepatnya ke tempat tujuan.
9 Penelusuran Balik a) Masing-masing produk diberi identitas berupa nomor registrasi
kebun/lahan usaha.
b) Kemasan produk diberi label yang memungkinkan penelusuran
balik.
c) Dilakukan pencatatan pengiriman produk untuk satu rantai
pasokan ke depan.
10 Pelatihan Pekerja harus memiliki pengetahuan memadai atau dilatih sesuai
dengan tanggung jawabnya. Tersedia bukti mengikuti pelatihan.
11 Dokumen dan a) Catatan mengenai GAP disimpan paling tidak selama 2 tahun atau
Catatan lebih jika diharuskan oleh peraturan pemerintah atau atas
permintaan konsumen.
b) Dokumen yang sudah tidak berlaku dimusnahkan dan hanya
catatan terbaru yang digunakan.
12 Peninjauan Ulang a) Semua kegiatan ditinjau ulang paling tidak satu kali setahun,
Pelaksanaan untuk memastikan kegiatan tersebut telah dilaksanakan dengan
benar dan dilakukan langkah-langkah perbaikan bila diketahui
terjadi ketidaksesuaian pelaksanaan.
b) Peninjauan ulang kegiatan yang dilakukan dan tindak lanjutnya
dicatat dengan baik.
c) Dilakukan tindakan untuk mengatasi keluhan yang berkaitan
330 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
dengan kualitas produk dan catatan mengenai hal tersebut
disimpan.
catatan terbaru yang digunakan.
12 Peninjauan Ulang a) Semua kegiatan ditinjau ulang paling tidak satu kali setahun,
Pelaksanaan untuk memastikan kegiatan tersebut telah dilaksanakan dengan
benar dan dilakukan langkah-langkah perbaikan bila diketahui
terjadi ketidaksesuaian pelaksanaan.
b) Peninjauan ulang kegiatan yang dilakukan dan tindak lanjutnya
dicatat dengan baik.
c) Dilakukan tindakan untuk mengatasi keluhan yang berkaitan
dengan kualitas produk dan catatan mengenai hal tersebut
disimpan.
Sumber: Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah, Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, 2014
26
Sadono Sukirno, op.cit, hlm. 7. 28
Sadono Sukirno, op.cit, hlm. 29.
27
Michael Parkin, op.cit, hlm. 59-64. 29
Ibid.
332 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
memberikan kontribusi positif terhadap pasar lokal (hanya suatu daerah tertentu);
peningkatan kesejahteraan masyarakat, pasar nasional (berbagai daerah di dalam
pertumbuhan ekonomi dan surplus negara); pasar internasional (berbagai
perdagangan internasional serta negara).32
mendukung ketahanan pangan. Orang/ Badan/ Lembaga yang
Apabila ditinjau dari sisi pertahanan memperjual-belikan atau bergerak dalam
maka sangat diperlukan perlindungan perniagaan (perdagangan) barang atau
plasma nutfah yang beragam (baik jenis jasa baik langsung maupun tidak langsung
unggul maupun varietas tidak unggul) kepada konsumen (customer) merupakan
melalui pembudidayaan. Plasma nutfah definisi pedagang.33
ini dapat dijadikan sebagai sumber Hasil penelitian di lapangan terhadap
indukan dan genetic source yang dapat faktor-faktor yang memengaruhi potensi
disilangkan untuk menghasilkan varietas pisang yaitu:
pisang unggulan yang memiliki kekebalan
1. Faktor yang menghambat
terhadap penyakit utama yang menyerang
pengembangan potensi pisang di
pohon pisang yaitu Fusarium.
Kabupaten Bogor ditinjau dari:
Apabila dikaitkan dengan penelitian
a. Faktor produksi terdiri dari: 1)
terdahulu menunjukkan kontribusi
penerapan budidaya pisang
signifikan budidaya Sorgum di Kabupaten
belum sesuai SOP (banyak
Lamongan terhadap ketahanan pangan
yang dibudidayakan secara
dan ketahanan ekonomi. Riset pisang
sederhana), 2) ketidakstabilan
memiliki persamaan dengan penelitian
stok/ produksi, 3) keterbatasan
sorgum yaitu pandangan yang sama
lahan skala kebun (lahan skala
dalam upaya peningkatan ketahanan
luas), 4) adanya alih fungsi lahan,
pangan dengan menerapkan strategi
5) masih kurangnya pelatihan
diversifikasi pangan lokal. Di sisi lain,
dan pendampingan tentang
terdapat perbedaan dari kedua penelitian
pisang, dan 6) komitmen
tersebut yaitu lokus penelitian; komoditi;
pengadaan pisang yang belum
serta tidak mengkaji perniagaan dan
maksimal;
peluang pasar31.
b. Segi pasar yaitu masih ditemui
Faktor-faktor yang Berpengaruh anggapan petani bahwa harga
terhadap Potensi Pisang pisang belum tinggi sehingga
Berdasarkan luas jangkauannya, pasar belum menarik perhatian petani
sebagai tempat bertemunya pihak untuk membudidayakan pisang
penjual dan pihak pembeli dibagi 3 yaitu 32
Eeng Ahman, Membina Kompetensi Ekonomi,
(Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007).
31
Isti Septianingsih, “Potensi Budidaya Sorgum 33
Prof. Dr. Damsar dan Dr. Indrayani, S.E., MM.,
Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Di
Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Penerbit
Kabupaten Lamongan Jawa Timur (Studi Pada
Kencana, 2016).
Desa Patihan)”, Tesis, (Bogor: Unhan, 2017).
334 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
peningkatan ekspor hortikultura; dan Indonesia menduduki rangking 17 dengan
memberikan gambaran faktor yang penguasaan pasar sebesar 1,22 persen.37
berpengaruh terhadap kinerja ekonomi Mengacu pada prospek pasar ekspor
manggis di Indonesia. Faktor yang buah segar dan olahan camilan khususnya
memengaruhi kinerja ekonomi manggis keripik sangat terbuka untuk komoditas
yaitu permintaan manggis domestik; buah Indonesia maka perlu peningkatan
produktivitas manggis; luas areal panen; produktivitas, penguasaan teknologi dan
pendapatan penduduk; harga.35 daya saing yang tinggi sehingga Indonesia
Klasifikasi keripik buah berdasarkan mampu memanfaatkan peluang pasar
pencatatan perdagangan internasional ekspor.
digolongkan dalam kelompok buah
olahan atau buah kering (dried fruit) yang Upaya yang Sudah Dilakukan untuk
merupakan turunan dari buah segar yait Meningkatkan Potensi Pisang di
pisang, apel dan buah persik. Penjualan Kabupaten Bogor
camilan/ makanan ringan di dunia pada Kabupaten Bogor hingga tahun 2018
tahun 2014 mencapai US$ 374 Milyar belum menjadikan pisang sebagai
pertahun dengan rata-rata pertumbuhan komoditi unggulan. Pada 2019
2% /tahun. Berdasar letak geografis maka Pemkab Bogor merencanakan akan
pola konsumsi camilan menunjukkan memprioritaskan pengembangan pisang
kawasan Amerika Utara (share 45%) ambon dan raja bulu kuning. Realisasi
merupakan konsumen terbesar. Di pada tahun 2019 dilaksanakan pada
kawasan tersebut Amerika Serikat kawasan pengembangan agribisnis
menjadi negara konsumen utama dan komoditas unggulan pisang di Kecamatan
konsumen kedua ialah kawasan Eropa Megamendung, Ciawi dan Cisarua.38
yang memiliki share 33% dari pangsa pasar Program ini merupakan langkah
global.36 mendukung program buah nasional yang
Selanjutnya dikutip dalam Warta sudah ditetapkan oleh Kementan, dengan
Ekspor Kementerian Perdagangan cara menggerakkan produksi buah-buah
menyatakan pada tahun 2016, negara nasional salah satunya pisang.
eksportir terbesar yaitu Ekuador Upaya peningkatan produksi pisang
(peringkat 1), Thailand (peringkat 2), melalui perbanyakan kebun komersial
Kostarika (peringkat 3), Belgia (peringkat dan penerapan kemitraan, inventarisasi
4), China (peringkat 5). Sedangkan negara lahan yang akan ditanami pisang dengan
35
Ashari dkk, “Analisis Simulasi Kebijakan
Peningkatan Ekspor Manggis Indonesia: Policies 37
Trademap, “Ekspor Keripik Buah Dunia Periode
Simulation Analysis to Increase Indonesian 2016”, Warta Ekspor Kementerian Perdagangan,
Mangosteen Export”, Jurnal Habitat, Malang. Vol. Jakarta, 2016.
XXVI No. 1. April 2015. 38
“Selayang Pandang Dinas Tanaman Pangan,
36
Nielsen, “Ekspor Keripik Buah Dunia Periode Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor”,
2016”, Warta Ekspor Kementerian Perdagangan, Ppid.bogorkab.go.id, diakses pada 4 Desember
Jakarta, 2019. 2020.
336 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
pihak terkait untuk memperluas pangsa Diharapkan dengan pengembangan
pasar produk pisang, dan membuka pasar potensi pisang sebagai komoditas
(market) baru yang memiliki prospek perdagangan di Kabupaten Bogor,
besar untuk mengimpor buah/olahan memberikan kontribusi positif terhadap
pisang dari Indonesia peningkatan kesejahteraan masyarakat,
Pada industri pengolahan produk pertumbuhan ekonomi, mendukung
pisang dibutuhkan penguasaan ketahanan pangan, serta dapat
teknologi untuk memenuhi permintaan berkontribusi terhadap perdagangan
pasar terutama dalam memenangkan internasional melalui ekspor pisang,
persaingan pasar. Sebagai contoh, dalam mengingat secara nasional terjadi
pengolahan camilan keripik buah, untuk peurunan kondisi pasar.
mendapatkan keripik buah dengan Penurunan kondisi pasar
tekstur renyah dan rasa gurih, maka berdasarkan data dari Perkembangan
adonan tepung dicampur bumbu dan Perdagangan Indonesia yang dirilis
rempah-rempah tertentu. Buah juga oleh DJPEN Departemen Perdagangan
dipotong menggunakan mesin pemotong menyatakan bahwa selama periode
yang tepat, digoreng dalam minyak nabati 2013-2017, ekspor dan impor Indonesia
dan memakai penggorengan vakum.41 cenderung menurun. Secara umum,
Sehubungan penelitian terdahulu pertumbuhan ekspor melambat rata-rata
yang sudah dilakukan peneliti sebelumnya, 3,42% per tahun dan impor menurun rata-
maka terdapat persamaan yang relevan rata 6,01% per tahun. Selama tiga tahun
meliputi: merujuk pada kebijakan untuk terakhir, surplus neraca perdagangan
meningkatkan volume dan nilai ekspor Indonesia terutama disebabkan oleh
serta meningkatkan standar kualitas buah penurunan impor yang lebih besar dari
ekspor dan adanya produk pisang yang pertumbuhan ekspor.
diolah. Pemerintah mengambil kebijakan Problematika yang terjadi
untuk mengembangkan agribisnis pisang dalam ekspor pisang dari Indonesia,
meliputi kebijakan harga, perdagangan, yang dikeluhkan oleh negara-negara
dan investasi. Riset ini memberikan pengimpor ialah ketersediaan stok
informasi adanya kenaikan tingkat pisang yang tidak stabil dari Indonesia
konsumsi yang terjadi pada tahun 2005- dan masih ditemui kandungan pestisida
2010 yaitu dari 14,8 kg - 20 kg/ kapita/ yang melebihi ambang batas residu
tahun.42. pestisida yang dipersyaratkan. Oleh sebab
itu, kendala teknis harus diminimalkan
dengan cara mengimplementasikan
41
Trademap, “Ekspor Keripik Buah Dunia Periode
2016”, Warta Ekspor Kementerian Perdagangan, pedoman budidaya dan pengolahan
Jakarta, 2016. pasca panen pisang yang telah dibuat
42
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Deptan, Prospek Dan Arah Pengembangan oleh Kementan yang merujuk pada ASEAN
Agribisnis Pisang, (Jakarta: Deptan, 2005).
338 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
Rekomendasi e). Perlunya sosialisasi dan
penyuluhan pengetahuan
Rekomendasi ditinjau menjadi dua yaitu
tentang dasar ekspor sehingga
rekomendasi teoretis dan praktis.
dapat mendorong petani dan
1. Rekomendasi teoretis meliputi: pedagang pisang di Bogor untuk
diperlukan adanya kajian/ penelitian memanfaatkan peluang pasar
lebih mendalam terkait kemitraan ekspor;
yang dapat dilaksanakan antara
f). Diperlukan pemetaan lahan yang
Pemerintah Kabupaten Bogor,
bisa dipakai dan pemanfaatan
perusahaan/ swasta, petani dan
lahan tidur guna memperluas
pedagang untuk mengetahui tingkat
lahan produksi skala kebun
efektivitas dan efisiensi kemitraan.
dalam rangka pengembangan
2. Rekomendasi praktis sebagai
pisang ;
temuan dari penelitian ini yang
diharapkan memberikan kontribusi g). Perlunya sinergitas dan
nyata dalam pengembangan potensi komitmen tinggi dari Dinas
komoditas perdagangan pisang. Perdagangan dan Perindustrian
Rekomendasi praktis meliputi: dengan Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan.
a). Urgensi terbentuknya roadmap
pengembangan potensi pisang
khususnya di Kabupaten Bogor;
b). Pentingnya penerapan
production by market demand
sehingga mendorong petani di
Bogor untuk menanam varietas
pisang yang mengikuti selera
pasar;
c). Ditinjau perspektif pertahanan,
adanya kewajiban untuk
perlindungan sumber daya alam
khususnya keanekaragaman
plasma nutfah pisang lokal dari
Bogor;
d). Diperlukan pendampingan
Lembaga terkait secara
berkelanjutan terhadap petani
pisang, pedagang dan wirausaha
di Kabupaten Bogor;
340 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Desember 2020, Volume 10 Nomor 3
Yusgiantoro, Purnomo. 2014. Ekonomi
Pertahanan Teori dan Praktik. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Peraturan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP
RI) Nomor 17 Tahun 2015 Pasal 1 Ayat 1.
Ketahanan Pangan dan Gizi.
Jurnal
Ashari, Tiara Dika, Budi Setiawan, Syafrial.
2015. Analisis Simulasi Kebijakan
Peningkatan Ekspor Manggis Indonesia:
Policies Simulation Analysis To Increase
Indonesian Mangosteen Export. Jurnal
Habitat. Malang. Volume XXVI. No. 1.
Bulan April 2015.
Tesis
Septianingsih, Isti. 2017. Potensi Budidaya
Sorgum Dalam Meningkatkan Ketahanan
Pangan Di Kabupaten Lamongan Jawa
Timur (Studi Pada Desa Patihan). Bogor:
Universitas Pertahanan.
Website
“Nilai Ekspor dan Impor Buah Tahun 2011-
2015”, dalam www.DitjenBeaCukai.
go.id, diakses pada 25 Maret 2018.
“Pisang Calon Makanan Pokok Dunia”,
dalam https://lifestyle.kompas.com/, 31
Oktober 2012, diakses pada 5 April 2018.
Sutisna, Entis dan Abdul Wahid Rauf,
Keragaman Ketahanan Pangan di Pulau
Terpencil: Kasus Masyarakat Kampung
Sakabu Pulau Salawati Tengah
Kabupaten Raja Ampat-Papua Barat,
2013, dalam www.litbang.pertanian.
go.id., diakses pada 15 Maret 2018.
“Selayang Pandang Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Bogor”, dalam Ppid.
bogorkab.go.id, diakses pada 4
Desember 2020.