Editormanager, Jurnal Pusat Studi MP Vol 9 No 1 Juni 2023 Versi Online-61-77
Editormanager, Jurnal Pusat Studi MP Vol 9 No 1 Juni 2023 Versi Online-61-77
Jihanmarhaa@gmail.com1, georgeroykedeksino@gmail.com2,
pribadiyono@yahoo.com3
Abstrak – Penelitian ini dilatar belakangi oleh UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
yang bersifat semesta. Pembangunan pertahanan harus memperhatikan kesiapan logistik
wilayahnya. Ketahanan pangan merupakan salah satu upaya dalam membangun kesiapan Logistik
Wilayah Pertahanan. Hal ini dilakukan oleh Kodim 0610/Sumedang yang bersinergis dengan
Pemerintah Daerah dan Kelompok Tani. Peneliti merumuskan masih terdapat fenomena yang
menjadi permasalahan diantaranya dalam pengadaan saprotan (Sarana Produksi Pertanian),
distribusi, kebijakan pemerintah dan penggunaan teknologi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis supply chain management (SCM), hambatan dan strategi SCM
sektor pertanian dalam ketahanan pangan Kabupaten Sumedang guna mendukung kesiapan
Logistik Wilayah Pertahanan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
desain penelitian deskriptif analitis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kabupaten
Sumedang sudah mampu memenuhi parameter ketersediaan stok pangan namun masih memiliki
kendala dalam parameter keterjangkauan harga, dan kelancaran distribusi; (2) berdasarkan hal
tersebut peneliti merumuskan hambatan untuk ketersediaan stok (ketidakmandirian petani),
keterjangkauan harga (rendahnya daya beli masyarakat, petani tidak memiliki daya tawar,
tingginya tingkat kemiskinan petani dan biaya faktor produksi) dan kelancaran distribusi (lembaga
non formal masih menguasai pasar, kurangnya sinergisitas antar instansi pemerintah dan
distribusi yang kurang efektif); (3) strategi yang dapat dilaksanakan menggunakan strategi SCM
yaitu ketersediaan stok (pembukaan lahan, tumpangsari dan integrated Farming), keterjangkauan
harga (pemutusan rantai pasok, memaksimalkan peran bulog) dan kelancaran distribusi
(pemasaran, pengembangan sistem distribusi dan pemanfaatan teknologi). Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa Kabupaten Sumedang masih memiliki banyak hambatan dalam ketahanan
pangan sehingga perlu adanya strategi SCM guna mendukung kesiapan logistik wilayah
pertahanan Negara Republik Indonesia.
Kata Kunci: Logistik Wilayah Pertahanan, Ketahanan Pangan, Sektor Pertanian, Supply Chain
Management
Abstract – – The research background is Law Number 3 of 2002 concerning National Defense which is
universal. Defense development takes into account the logistical readiness of its territory. Food
security is one of the efforts in building the readiness of the Defense Area Logistics. This was carried
out by Kodim 0610/Sumedang in synergy with the Regional Government and Farmer Groups.
Researchers formulate that there are still phenomena that are problems including in the
procurement of Agricultural Production Facilities, distribution, government policies and the use of
Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 55
technology. This study aims to analyze supply chain management (SCM), obstacles and SCM
strategies for the agricultural sector in Sumedang Regency food security to support the readiness of
the Defense Region Logistics. The research method uses a qualitative approach with an analytical
descriptive research design. The results of the study show that: (1) Sumedang Regency is able to meet
the parameters of stock availability but has problems in terms of price affordability and smooth
distribution; (2) researchers formulate obstacles to stock availability (farmers' independence), price
affordability (low public purchasing power, farmers have no bargaining power, high farmer poverty
and production factor costs) and smooth distribution (non-formal institutions still control the
market, lack of synergy between less effective government agencies and distribution); (3) strategies
that can be implemented using the SCM strategy are stock availability (land clearing, intercropping
and integrated farming), price affordability (supply chain termination, maximizing the role of Bulog)
and smooth distribution (marketing, distribution system development and technology utilization).
The conclusion is that Sumedang Regency still has many obstacles in terms of food security so that
there is a need for an SCM strategy to support the logistical readiness of the defense area of the
Republic of Indonesia.
Keywords: Defense Territorial Logistics, Food Security, Supply Chain Management, The Agricultural
Sector
Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 57
data yang dinamis. Terjadi kenaikan pada negara Indonesia disebabkan oleh
tahun 2018 dan mengalami penurunan berbagai macam faktor, seperti
kembali pada tahun selanjutnya. ketimpangan akses dan pemanfaatan
Meskipun impor yang dilakukan pangan oleh masyarakat, infratruktur
Indonesia mengalami penurunan, namun yang masih belum efisien, prasarana
jumlah beras yang belum terpenuhi oleh distribusi darat dan antar pulau yang sulit
hasil budidaya dalam negeri cukup besar. menjangkau oleh seluruh wilayah
Mengingat negara ini merupakan negara konsumen, kemampuan produksi pangan
agraris yang diharapkan dapat memenuhi yang berbeda-beda pada setiap wilayah,
kebutuhan secara mandiri. Tidak hanya persediaan pangan yang cukup setiap
melakukan impor beras namum Indonesia tahunnya masih sulit dipenuhi akibat
juga masih melakukan impor jagung yang musim yang berbeda. Berdasarkan hal
merupakan bahan pokok utama tersebut perlu adanya sinergisitas
masyarakat Indonesia setelah beras dari pemerintah, lembaga maupun
beberapa negara. Hal ini terlihat pada masyarakat dalam membangun
tabel berikut. ketahanan pangan yang dapat
mendukung kesiapan Logistik Wilayah
Tabel 2. Total Impor Jagung dari Negara- Pertahanan.
Negara Utama 2021 TNI angkatan darat memiliki tugas
Berat
Nilai CIF: pembinaan wilayah pertahanan dengan
Negara Bersin
000 US$ mengoptimalkan sumber daya yang ada
(Ton)
Argentina 610.000 186.260 dan membangun sarana prasarana khusus
Brasil 175.800 47.620 (Menteri Pertahanan Republik Indonesia,
Amerika 147.570 41.000 2015). Hal tersebut terlaksana pada
Serikat
Thailand 32.540 12.000 daerah Sumedang, Kodim
Lain-lain 30.080 10.420 0610/Sumedang melakukan sinergisitas
Total 995.990 297.300 dengan kelompok tani di Blok Pasir
Sumber: Badan Pusat Statistika, 2021
Peusing Desa Naluk kecamatan Cimalaka
Kondisi ini harus menjadi perhatian untuk mewujudkan binter yang adaptif
bagi pemerintah negara dalam melalui “pembinaan ketahanan pangan
membangun ketahanan pangan nasional. diwilayah pada masa pandemi Covid-19”.
Selain hal tersebut, Menurut Badan Program ini dilaksanakan dengan
Ketahanan Pangan Kementerian melakukan budidaya jagung dan padi
Pertanian (2017) menyebutkan bahwa pada lahan demplot miliki Kodim
angka rawan pangan di Indonesia masih 0610/Sumedang seluas 1 hektar. Selain itu
tergolong dalam kategori cukup tinggi sinergisitas Kodim 0610/Sumedang
walaupun setiap tahunnya terus dengan Kelompok Tani Parigi Mukti dalam
mengalami penurunan seperti pada grafik melakukan budidaya padi di demplot
berikut. miliki Kodim 0610/Sumedang pada
Suharyanto (2011) menyatakan Kelurahan Pasanggrahan baru,
kerawanan pangan yang terjadi pada Kecamatan Sumedang Selatan.
Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 59
Harga Eceran Tinggi (HET) maupun
kecurangan penyusunan laporan
penjualan (Lutfiyanto & Prihantini, 2019).
Petani Kabupaten Sumedang lebih
memilih untuk membeli pupuk non subsidi
dengan harga beberapa kali lipat dengan
pupuk subsidi, karena pupuk yang
Gambar 1. Klasifikasi Performa Ekonomi disediakan pihak pemerintah kurang
Kab. Sumedang bagus untuk kualitas hasil pertanian
Sumber: Bappppeda Kabupaten Sumedang dan (Yuningsih & Yuliani, 2021). Menurut
Universitas Padjadjaran (2020)
penelitian yang dilakukan Sulistyowati
Sumber daya alam yang memadai (2011) dalam menyelesaikan
menunjukan Kebupaten Sumedang permasalahan petani perlu dilakukan
memiliki potensi untuk meningkatkan perbaikan dan pengembangan
hasil produksinya. Produktivitas yang kelembagaan dalam rintisan kearah
kurang, nilai tukar petani, dan penyusutan kemitraan dari hulu (produsen input),
lahan menimbulkan kemiskinan yang maupun hilir (pengelola, pemasaran
harus dipecahkan (Muhandhis & Suryani, hingga akses pasar) untuk menghindari
2015). risiko fluktuasi harga (price fluctuation
Penggunaan teknologi yang masih risk).
rendah karena pengetahuan dan Rantai pasok adalah teknik yang
informasi yang masih sulit diakses oleh diaplikasikan dalam pengelolaan logistik
para petani. Rantai pasok yang masih dengan pelaku-pelaku yang turut andil
Panjang pun menimbulkan nilai tukar dalam aktivitas bisnis dan menjadi aliran
petani yang masih rendah. Pembelian dari mata rantai dari mulai penyedia
produk pertanian oleh tengkulak sering bahan baku hingga menjadi produk siap
kali menyulitkan para petani untuk pakai (Siswandi et al., 2019). Rantai pasok
meningkatkan pendapatannya. Penelitian ini berjalan secara terus menerus, seperti
yang dilakukan oleh Rasmikayati et al., produk yang mengalir dari hulu ke hilir,
(2021) menyatakan bahwa permasalahan uang yang mengalir dari hilir ke hulu dan
yang dihadapi oleh petani adalah informasi yg mengalir keduanya (Ceha, R.,
kepastian pasar dan fluktuasi harga yang et al, 2019). Berdasarkan hal tersebut
ditawarkan pasar, rendahnya harga saat diperlukan manajemen rantai pasok untuk
musim panen raya dapat mempengaruhi membangun pertanian yang lebih efektif
secara signifikan pendapatan petani. dan efisien dalam menghadapi tantangan
Selain hal tersebut pengadaan sarana yang muncul.
produksi pertanian (Saprotan) khususnya Menurut Folkerts and Koehorst
pupuk masih sering menjadi dalam Woods (2013) supply chain
permasalahan bagi petani, management focuses on managing in a
pendistribusian pupuk yang masih sulit, series starting from the production,
ketidaksesuaian harga eceran dengan
Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 63
Kabupaten Sumedang dalam hanya produsen dan pemasok, tetapi juga
pendistribusian produk pertaniannya pengangkut, gudang, pengecer, dan
belum memiliki atau tidak terdapat data bahkan pelanggan itu sendiri.
valid dalam pemetaan distribusinya, Supply chain management sektor
sehingga tidak bisa ditentukan pertanian dalam membangun ketahanan
pengadaan dan penyerapan komoditas pangan Kabupaten Sumedang saat ini
pangan khususnya padi dan beras yang memiliki banyak hambatan dan
terdapat di Kabupaten Sumedang. stakeholder terkait yakni Kodim
Pemetaan ini dapat dilakukan dengan 0610/Sumedang dan Pemerintah
melakukan sinergisitas antara Dinas Kabupaten Sumedang beserta kelompok
Pertanian dengan Dinas Perdagangan tani melakukan beberapa upaya untuk
agar dapat memetakan distribusi untuk mengatasi hambatan yang ada. Supply
membangun kelancaran distribusi. Hal ini chain management pada objek penelitian
selajan dengan penelitian yang dilakukan merupakan salah satu metode yang dapat
oleh Hidayat (2020) bahwa penerapan diterapkan untuk membangun ketahanan
pemasok dengan melakukan strategi pangan Kabupaten Sumedang. Peneliti
kompetisi antar pemasok sehingga merumuskan hambatan berdasarkan
menghasilkan kualitas beras yang baik variabel-variabel yang berpengaruh
dan target penyerapan terpenuhi sesuai terhadap pelaksanaan supply chain
kapasitas gudang yang dimiliki. management.
Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 65
masih rendah. Selain itu, biaya sumber rumit dan berbelit pun dapat
daya manusia yang sangat tinggi, pupuk menghambat dalam mencapai ketahanan
yang mahal masih menjadi permasalahan pangan Kabupaten Sumedang. Saat ini
yang dihadapi oleh petani. sudah ada sinergisitas antara Dinas
Pertanian dengan BUMD dalam
Hasil Analisis terhadap Kelancaran membangun aliran distribusi yang efektif
Distribusi (Continuity) namun masih dalam skala kecil dan baru
Peneliti merumuskan menjadi 3 beberapa komoditas saja. Berdasarkan
kelompok hambatan yang paling hal tersebut, perlu ada peningkatan agar
mendominasi dalam menjalankan dapat memberikan efektif dan efesien
parameter kelancaran distribusi sebagai dalam melakukan manajemen rantai
berikut. pasok guna membangun ketahanan
1) Lembaga Non Formal Menguasai pangan Kabupaten Sumedang.
Pasar 3) Distribusi yang Kurang Efektif
Saluran distribusi dapat diartikan Hal ini terjadi pada distribusi pangan
sebagai suatu jalur yang dilalui oleh arus di Kabuapten Sumedang yang memiliki
distribusi suatu produk yang dihasilkan rantai yang panjang. Pangan dari
oleh produsen ke perantara dan akhirnya produsen ke konsumen dan harus melalui
sampai ke konsumen akhir (Rahmawati, beberapa rantai pasok seperti
2012). Distribusi komoditas pangan di bandar/tengkulak, pengumpul kecil,
Kabupaten Sumedang masih dirasa pengumpul besar sampai pada pasar
kurang efektif karena rantai pasok yang induk dan ritel. Petani Sumedang dari data
panjang dan nilai tambahan khususnya Susenas yang menggunakan internet
produsen pertama yaitu petani sangat hanya 14% saja. Butuh proses dalam
sedikit. Hal ini disebabkan pasar yang mengembangkan skill dan teknologi
masih dikuasai oleh Lembaga non formal dalam pertanian. Hal ini mendukung pada
seperti bandar, tengkulak, pengumpul penelitian yang dilakukan oleh Pitaloka
kecil yang seringkali melemahkan daya (2020) menyatakan bahwa perlunya ada
tawar petani. Lembaga ini mencari pemetaan rantai pasok dalam
keuntungan sebesar-besarnya tanpa membangun ketahanan pangan dalam
memikirkan nasib petani khususnya pada rangka mendukung pertahanan negara.
komoditas padi di Kabupaten Sumedang.
2) Kurangnya Sinergisitas antar Hasil Analisis terhadap Strategi Supply
Instansi Pemerintah Chain Management Sektor Pertanian
Sinergisitas merupakan salah satu dalam Ketahanan Pangan Kabupaten
metode dalam mencapai suatu target Sumedang guna Mendukung Kesiapan
yang dicanangkan. Belum adanya Logistik Wilayah Pertahanan
sinergisitas antara Dinas Pertanian dan Strategi adalah pendekatan secara
Dinas Perdagangan dalam mengelola keseluruhan yang berkaitan dengan
aliran distribusi khususnya komoditas gagasan, perencanaan, dan eksekusi,
pangan. Administrasi dan peraturan yang sebuah aktivitas dalam kurun waktu
Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 69
Manggala, P. U. (2016). Strategi Identifikasi Potensi dan Kendala
Pertahanan dan Keamanan Nasional Kelompok Tani dalam Usahatani
Indonesia. Jurnal Kajian Lemhannas Mangga (Studi Kasus di Kelompok
RI Edisi 26. Tani Datar Indah dan Samoja). Agri
http://www.lemhannas.go.id/image Wiralodra, 13(1), 7–16.
s/Publikasi_Humas/Jurnal/Jurnal_E https://doi.org/10.31943/agriwiralod
disi_26_Juni_2016.pdf ra.v13i1.15
Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Ritonga, U. S. (2018). Dinamika Komoditas
(2015). Buku Putih Pertahanan Berbasis Keunggulan Luas Lahan
Indonesia 2015. Tanaman Pangan Kabupaten
Muhandhis, I., & Suryani, E. (2015). Sumedang Provinsi Jawa Barat.
Pengembangan Model Rantai Pasok Agrifo : Jurnal Agribisnis Universitas
Produksi Beras. Prosiding Seminar Malikussaleh, 3(1), 57.
Nasional Manajemen Teknologi https://doi.org/10.29103/ag.v3i1.774
XXIII, 978-602-70604-2–5, 1–8. Siswandi, Wiranatha, S., & Hartiati. (2019).
Pitaloka, Maria Dyah Ayu Sudarya, A., & Pengembangan Manajemen Rantai
Saptono, E. (2021). Manajemen Pasok Kopi Arabika Kintamani Bali.
Ketahanan Pangan melalui Program Jurnal Rekayasa Dan Manajemen
Diversifikasi Pangan di Sumatera Agroindustri, 7(1), 113.
Utara dalam Rangka Mendukung https://doi.org/10.24843/jrma.2019.
Pertahanan Negara. 7(2), 58–83. v07.i01.p12
Quaralia, P. (2022). Kerja Sama Regional Sugiyono. (2019). Metode Penelitian
dalam Rantai Pasokan Pertanian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
untuk Mencapai kerja Sama Alfabeta.
Regional dalam rantai Pasokan Suharyanto, H. (2011). Ketahanan Pangan.
Pertanian untuk Mencapai Sosial Humaniora, 4(2), 186–194.
Ketahanan Pangan Berkelanjutan: http://iptek.its.ac.id/index.php/jsh/a
Studi kasus ASEAN View project rticle/view/633/355
Freeport Indonesia Implementation Sulistyowati, L. (2011). Implementasi
on Environmental Security . Article Program Pengembangan Usaha
in Padjadjaran Journal of Agribisnis Pedesaan (PUAP) dan
International Relations, February. Dampaknya terhadap Pengentasan
https://doi.org/10.24198/padjir.v4i1. Kemiskinan di Perdesaan. Cemara,
37614 8(1), 20–30.
Rahmawati, E. (2012). Aspek Distribusi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
pada Ketahanan Pangan tentang Pertahanan Negara.
Masyarakat di Kabupaten Tapin. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012
Jurnal Agribisnis Perdesaan, 2(3). tentang Pangan.
Rasmikayati, E., Djuwendah, E., Mukti, G. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019
W., Saefudin, B. R., & Wati, F. (2021). tentang Pengelolaan Sumber Daya
Deskripsi Kegiatan Disertai Nasional Untuk Pertahanan Negara.
Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 71