Anda di halaman 1dari 17

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SEKTOR PERTANIAN DALAM KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN SUMEDANG GUNA MENDUKUNG KESIAPAN LOGISTIK WILAYAH


PERTAHANAN

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT OF THE AGRICULTURAL SECTOR IN FOOD SECURITY IN


SUMEDANG REGENCY TO SUPPORT THE DEFENSE TERRITORIAL LOGISTICS

Jihan Marha1, George Royke Deksino2, Pribadijono3

PRODI MANAJEMEN PERTAHANAN, FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN,


UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA123

Jihanmarhaa@gmail.com1, georgeroykedeksino@gmail.com2,
pribadiyono@yahoo.com3

Abstrak – Penelitian ini dilatar belakangi oleh UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
yang bersifat semesta. Pembangunan pertahanan harus memperhatikan kesiapan logistik
wilayahnya. Ketahanan pangan merupakan salah satu upaya dalam membangun kesiapan Logistik
Wilayah Pertahanan. Hal ini dilakukan oleh Kodim 0610/Sumedang yang bersinergis dengan
Pemerintah Daerah dan Kelompok Tani. Peneliti merumuskan masih terdapat fenomena yang
menjadi permasalahan diantaranya dalam pengadaan saprotan (Sarana Produksi Pertanian),
distribusi, kebijakan pemerintah dan penggunaan teknologi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis supply chain management (SCM), hambatan dan strategi SCM
sektor pertanian dalam ketahanan pangan Kabupaten Sumedang guna mendukung kesiapan
Logistik Wilayah Pertahanan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
desain penelitian deskriptif analitis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kabupaten
Sumedang sudah mampu memenuhi parameter ketersediaan stok pangan namun masih memiliki
kendala dalam parameter keterjangkauan harga, dan kelancaran distribusi; (2) berdasarkan hal
tersebut peneliti merumuskan hambatan untuk ketersediaan stok (ketidakmandirian petani),
keterjangkauan harga (rendahnya daya beli masyarakat, petani tidak memiliki daya tawar,
tingginya tingkat kemiskinan petani dan biaya faktor produksi) dan kelancaran distribusi (lembaga
non formal masih menguasai pasar, kurangnya sinergisitas antar instansi pemerintah dan
distribusi yang kurang efektif); (3) strategi yang dapat dilaksanakan menggunakan strategi SCM
yaitu ketersediaan stok (pembukaan lahan, tumpangsari dan integrated Farming), keterjangkauan
harga (pemutusan rantai pasok, memaksimalkan peran bulog) dan kelancaran distribusi
(pemasaran, pengembangan sistem distribusi dan pemanfaatan teknologi). Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa Kabupaten Sumedang masih memiliki banyak hambatan dalam ketahanan
pangan sehingga perlu adanya strategi SCM guna mendukung kesiapan logistik wilayah
pertahanan Negara Republik Indonesia.
Kata Kunci: Logistik Wilayah Pertahanan, Ketahanan Pangan, Sektor Pertanian, Supply Chain
Management

Abstract – – The research background is Law Number 3 of 2002 concerning National Defense which is
universal. Defense development takes into account the logistical readiness of its territory. Food
security is one of the efforts in building the readiness of the Defense Area Logistics. This was carried
out by Kodim 0610/Sumedang in synergy with the Regional Government and Farmer Groups.
Researchers formulate that there are still phenomena that are problems including in the
procurement of Agricultural Production Facilities, distribution, government policies and the use of

Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 55
technology. This study aims to analyze supply chain management (SCM), obstacles and SCM
strategies for the agricultural sector in Sumedang Regency food security to support the readiness of
the Defense Region Logistics. The research method uses a qualitative approach with an analytical
descriptive research design. The results of the study show that: (1) Sumedang Regency is able to meet
the parameters of stock availability but has problems in terms of price affordability and smooth
distribution; (2) researchers formulate obstacles to stock availability (farmers' independence), price
affordability (low public purchasing power, farmers have no bargaining power, high farmer poverty
and production factor costs) and smooth distribution (non-formal institutions still control the
market, lack of synergy between less effective government agencies and distribution); (3) strategies
that can be implemented using the SCM strategy are stock availability (land clearing, intercropping
and integrated farming), price affordability (supply chain termination, maximizing the role of Bulog)
and smooth distribution (marketing, distribution system development and technology utilization).
The conclusion is that Sumedang Regency still has many obstacles in terms of food security so that
there is a need for an SCM strategy to support the logistical readiness of the defense area of the
Republic of Indonesia.
Keywords: Defense Territorial Logistics, Food Security, Supply Chain Management, The Agricultural
Sector

Pendahuluan pembentukan sistem pertahanan negara


Undang-Undang Nomor 3 Tahun (Manggala, 2016).
2002 tentang Pertahanan Negara, Arah pembangunan pertahanan
pembangunan pertahanan sebagai daya tidak hanya berfokus pada ancaman
dan upaya untuk mewujudkan satu militer namun juga ancaman non militer.
kesatuan pertahanan negara dengan UU Nomor 23 Tahun 2019 menyatakan
tujuan melindungi segenap bangsa dan “bahwa sistem pertahanan negara
seluruh tumpah darah Indonesia, bersifat semesta yang melibatkan seluruh
memajukan kesejahteraan umum, dan sumber daya nasional yang dipersiapkan
mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut secara dini oleh Pemerintah dan
serta melaksanakan ketertiban dunia diselenggarakan secara total, terpadu,
yang berdasarkan kemerdekaan, terarah, dan berkelanjutan untuk
perdamaian abadi, dan keadilan sosial, menegakkan kedaulatan negara, menjaga
merupakan hal penting yang harus keutuhan wilayah, dan keselamatan
dibangun secara berkesinambungan. segenap bangsa dari segala bentuk
Tujuan dari pertahanan negara adalah ancaman”.
melindungi keselamatan, keutuhan dan Salah satu peran penyiapan wilayah
kedaulatan bangsa Indonesia dari adalah persiapan dan pengelolaan
gangguan dan ancaman yang akan sumber daya nasional guna mendukung
muncul di masa depan. Ancaman yang pertahanan negara. Penyiapan wilayah
Bersifat aktual maupun potensial pada dasarnya diarahkan untuk
merupakan sebuah landasan dasar dalam menyiapkan wilayah agar dapat
memberikan keuntungan sebesar-

56 | Jurnal Manajemen Pertahanan | Vol 9, No 1


besarnya bagi kepentingan Keamanan kesiapan Logistik Wilayah Pertahanan
dan Pertahanan Negara, khususnya dalam baik untuk kebutuhan operasi maupun
kepentingan damai ataupun kepentingan pasca operasi (Kurnia, Sundari, et al.,
perang (Menteri Pertahanan Republik 2020).
Indonesia, 2015). Indonesia merupakan salah satu
Pembangunan pertahanan yang yang menerapkan sistem agraris. Hal ini
dilakukan pada setiap wilayah didukung oleh data Badan Pusat Statistika
mengharuskan kesiapan logistik setiap (2021) yang menyatakan luas lahan sawah
wilayah tersebut. Logistik wilayah yang di Indonesia lebih dari 10 juta Hektar yang
dapat didayagunakan guna kepentingan menghasilkan produk pertanian. Peran
pertahanan negara adalah wilayah yang sektor pertanian pada pembangunan
disiapkan bertumpu pada kekayaan negara Indonesia cukup penting karena
Sumber Daya Alam dan Sumber Daya harus mampu memenuhi kebutuhan
Buatan sebagai potensi pada wilayah masyarakat yang setiap tahunnya selalu
tersebut (Kusuma et al, 2021). Oleh karena bertambah.
itu, pendekatan yang digunakan dalam Keunggulan dari Indonesia pada
penyiapan logistik wilayah pada dasarnya sektor pertanian, yaitu memiliki potensi
sama dengan proses penyiapan dalam letak geografi yang strategis dan
Komponen Pendukung dan Komponen memiliki iklim tropis dengan penyinaran
Cadangan. matahari sepanjang tahun (Kurnia,
Hal ini juga didukung oleh unsur Sundari, et al., 2020). Meskipun hal
utama postur pertahanan nirmiliter, yaitu tersebut, ancaman pada ketahanan
kemampuan dukungan penyelenggaraan pangan masih ada hingga saat ini. Negara
pertahanan negara. Ketahanan pangan Indonesia belum dapat menghentikan
merupakan salah satu upaya dalam kegiatan impor dan ketergantungan
membangun kesiapan Logistik Wilayah terhadap negara lain dalam pemenuhan
Pertahanan. Wilayah yang memiliki kebutuhan bahan pokok.
kesiapan logistik yang baik harus mampu
membangun ketahanan pangan yang kuat Tabel 1. Total Impor Beras dari Negara-Negara
pada wilayah pertahanan tersebut Utama 2015-2020
(Pitaloka et al, 2021). Khususnya TNI AD Berat Bersin Nilai CIF:
No Tahun
(Ton) 000 US$
yang memiliki peran dalam proses
1 2015 861.601,0 351.602,1
penyiapan, pemeliharaan dan 2 2016 1.283.178,5 531.841,6
peningkatan sumber daya dapat 3 2017 305.274,6 143.641,7
terselenggara secara efektif guna 4 2018 2.253.824,5 1.037.128,4
5 2019 444.508,8 184.254,1
pemenuhan kebutuhan kekuatan 6 2020 356.286,3 195.409,0
terpusat dan kewilayahan harus mampu Sumber: Badan Pusat Statistika, 2020
bersinergis dalam membangun
ketahanan pangan pada suatu daerah. Terdapat dalam tabel impor salah
Ketahanan pangan yang kuat pada satu bahan pokok untuk memenuhi
wilayah tertentu dapat membangun kebutuhan masyarakatnya, mengalami

Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 57
data yang dinamis. Terjadi kenaikan pada negara Indonesia disebabkan oleh
tahun 2018 dan mengalami penurunan berbagai macam faktor, seperti
kembali pada tahun selanjutnya. ketimpangan akses dan pemanfaatan
Meskipun impor yang dilakukan pangan oleh masyarakat, infratruktur
Indonesia mengalami penurunan, namun yang masih belum efisien, prasarana
jumlah beras yang belum terpenuhi oleh distribusi darat dan antar pulau yang sulit
hasil budidaya dalam negeri cukup besar. menjangkau oleh seluruh wilayah
Mengingat negara ini merupakan negara konsumen, kemampuan produksi pangan
agraris yang diharapkan dapat memenuhi yang berbeda-beda pada setiap wilayah,
kebutuhan secara mandiri. Tidak hanya persediaan pangan yang cukup setiap
melakukan impor beras namum Indonesia tahunnya masih sulit dipenuhi akibat
juga masih melakukan impor jagung yang musim yang berbeda. Berdasarkan hal
merupakan bahan pokok utama tersebut perlu adanya sinergisitas
masyarakat Indonesia setelah beras dari pemerintah, lembaga maupun
beberapa negara. Hal ini terlihat pada masyarakat dalam membangun
tabel berikut. ketahanan pangan yang dapat
mendukung kesiapan Logistik Wilayah
Tabel 2. Total Impor Jagung dari Negara- Pertahanan.
Negara Utama 2021 TNI angkatan darat memiliki tugas
Berat
Nilai CIF: pembinaan wilayah pertahanan dengan
Negara Bersin
000 US$ mengoptimalkan sumber daya yang ada
(Ton)
Argentina 610.000 186.260 dan membangun sarana prasarana khusus
Brasil 175.800 47.620 (Menteri Pertahanan Republik Indonesia,
Amerika 147.570 41.000 2015). Hal tersebut terlaksana pada
Serikat
Thailand 32.540 12.000 daerah Sumedang, Kodim
Lain-lain 30.080 10.420 0610/Sumedang melakukan sinergisitas
Total 995.990 297.300 dengan kelompok tani di Blok Pasir
Sumber: Badan Pusat Statistika, 2021
Peusing Desa Naluk kecamatan Cimalaka
Kondisi ini harus menjadi perhatian untuk mewujudkan binter yang adaptif
bagi pemerintah negara dalam melalui “pembinaan ketahanan pangan
membangun ketahanan pangan nasional. diwilayah pada masa pandemi Covid-19”.
Selain hal tersebut, Menurut Badan Program ini dilaksanakan dengan
Ketahanan Pangan Kementerian melakukan budidaya jagung dan padi
Pertanian (2017) menyebutkan bahwa pada lahan demplot miliki Kodim
angka rawan pangan di Indonesia masih 0610/Sumedang seluas 1 hektar. Selain itu
tergolong dalam kategori cukup tinggi sinergisitas Kodim 0610/Sumedang
walaupun setiap tahunnya terus dengan Kelompok Tani Parigi Mukti dalam
mengalami penurunan seperti pada grafik melakukan budidaya padi di demplot
berikut. miliki Kodim 0610/Sumedang pada
Suharyanto (2011) menyatakan Kelurahan Pasanggrahan baru,
kerawanan pangan yang terjadi pada Kecamatan Sumedang Selatan.

58 | Jurnal Manajemen Pertahanan | Vol 9, No 1


Kabupaten Sumedang salah satu Tabel 3. Tanaman Pangan Utama di
kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Kabupaten Sumedang (Ton) Tahun 2017
Barat yang memiliki potensi komoditas No Pangan Utama Produksi (Ton)
pangan unggulan. Komoditas pangan 1 Padi 373.125
2 Ubi Jalar 167.477
unggulan tersebut adalah ubi cilembu
3 Ubi Kayu 153.292
(Azhar et al., 2021). Luas Wilayah 4 Kacang Hijau 1.539
Kabupaten Sumedang adalah 155.871,98 5 Kacang Tanah 9.950
dengan 26 kecamatan yang terbagi 6 Kedelai 7.414
7 Jagung 90.937
menjadi 270 desa dan 7 kelurahan
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang,
(Bappeda, 2021).
2017
Kabupaten Sumedang dengan
ketinggian tempat antara 25 m–1.667 m di Berdasarkan hal tersebut,
atas permukaan laut yang didominasi oleh Kabupaten Sumedang harus terus
daerah berbukit dan gunung kecuali meningkatkan produksinya agar dapat
bagian wilayah utara yang didominasi oleh memenuhi kebutuhan bahan pokok
daratan rendah. Luas lahan yang terdapat tersebut. Begitu pula dengan jagung
di Kabupaten Sumedang terbagi menjadi dengan permintaan pasar sekitar 20 ton
sawah sebanyak 21,95%, luas lahan berupa per hari yang harus dipenuhi oleh
tegal / kebun sebanyak 23,04%, luas lahan Kabupaten Sumedang (DPKP, 2020).
berupa Hutan Negara sebanyak 29,78% Daerah Sumedang yang memiliki
dan hutan rakyat sebesar 8,96% yang siap topografi dan iklim yang cocok untuk
diolah. Berdasarkan hal tersebut dapat tanaman pangan merupakan modal yang
terlihat lebih dari 50% luas wilayah besar untuk meningkatkan produksi
Kabupaten Sumedang dijadikan untuk pangan daerah (Ritonga, 2018).
potensi sektor Berdasarkan laporan akhir kerjasama
kehutanan dan pertanian antara Badan Perencanaan
(Bappeda, 2021). Berdasarkan topografi Pembangunan Penelitian dan
Kabupaten Sumedang ini memiliki potensi Pengembangan Daerah (Bappppeda)
yang besar untuk membangun ketahanan kabupaten Sumedang dan Universitas
pangan yang dapat mendukung kesiapan Padjadjaran (2020) menyatakan 21,2%
Logistik Wilayah Pertahanan negara. bersumber dari sektor pertanian,
Berdasarkan pada produksi tanaman perikanan dan kehutanan berkontribusi
pangan Kabupaten Sumedang terhadap struktur ekonomi Jawa Barat
menunjukan bahwa daerah memberikan yang terus konsisten dan mengalami
kontribusi terhadap ketahanan pangan. peningkatan, namun di sisi lain laju
Jumlah produksi beberapa tanaman pertumbuhannya masih tergolong rendah
pangan Kabupaten Sumedang pada tahun seperti pada gambar berikut.
2017 dapat dilihat pada tabel berikut.

Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 59
Harga Eceran Tinggi (HET) maupun
kecurangan penyusunan laporan
penjualan (Lutfiyanto & Prihantini, 2019).
Petani Kabupaten Sumedang lebih
memilih untuk membeli pupuk non subsidi
dengan harga beberapa kali lipat dengan
pupuk subsidi, karena pupuk yang
Gambar 1. Klasifikasi Performa Ekonomi disediakan pihak pemerintah kurang
Kab. Sumedang bagus untuk kualitas hasil pertanian
Sumber: Bappppeda Kabupaten Sumedang dan (Yuningsih & Yuliani, 2021). Menurut
Universitas Padjadjaran (2020)
penelitian yang dilakukan Sulistyowati
Sumber daya alam yang memadai (2011) dalam menyelesaikan
menunjukan Kebupaten Sumedang permasalahan petani perlu dilakukan
memiliki potensi untuk meningkatkan perbaikan dan pengembangan
hasil produksinya. Produktivitas yang kelembagaan dalam rintisan kearah
kurang, nilai tukar petani, dan penyusutan kemitraan dari hulu (produsen input),
lahan menimbulkan kemiskinan yang maupun hilir (pengelola, pemasaran
harus dipecahkan (Muhandhis & Suryani, hingga akses pasar) untuk menghindari
2015). risiko fluktuasi harga (price fluctuation
Penggunaan teknologi yang masih risk).
rendah karena pengetahuan dan Rantai pasok adalah teknik yang
informasi yang masih sulit diakses oleh diaplikasikan dalam pengelolaan logistik
para petani. Rantai pasok yang masih dengan pelaku-pelaku yang turut andil
Panjang pun menimbulkan nilai tukar dalam aktivitas bisnis dan menjadi aliran
petani yang masih rendah. Pembelian dari mata rantai dari mulai penyedia
produk pertanian oleh tengkulak sering bahan baku hingga menjadi produk siap
kali menyulitkan para petani untuk pakai (Siswandi et al., 2019). Rantai pasok
meningkatkan pendapatannya. Penelitian ini berjalan secara terus menerus, seperti
yang dilakukan oleh Rasmikayati et al., produk yang mengalir dari hulu ke hilir,
(2021) menyatakan bahwa permasalahan uang yang mengalir dari hilir ke hulu dan
yang dihadapi oleh petani adalah informasi yg mengalir keduanya (Ceha, R.,
kepastian pasar dan fluktuasi harga yang et al, 2019). Berdasarkan hal tersebut
ditawarkan pasar, rendahnya harga saat diperlukan manajemen rantai pasok untuk
musim panen raya dapat mempengaruhi membangun pertanian yang lebih efektif
secara signifikan pendapatan petani. dan efisien dalam menghadapi tantangan
Selain hal tersebut pengadaan sarana yang muncul.
produksi pertanian (Saprotan) khususnya Menurut Folkerts and Koehorst
pupuk masih sering menjadi dalam Woods (2013) supply chain
permasalahan bagi petani, management focuses on managing in a
pendistribusian pupuk yang masih sulit, series starting from the production,
ketidaksesuaian harga eceran dengan

60 | Jurnal Manajemen Pertahanan | Vol 9, No 1


distribution, and marketing processes to suatu fenomena dari pandangan
meet the needs and desires of consumers. partisipan untuk membentuk suatu
Dapat disimpulkan manajemen makna. Sugiyono (2019) menyatakan
rantai pasok (supply chain management) bahwa metode deskriptif adalah
merupakan suatu teknik integrasi dalam penelitian yang menggambarkan,
aktivitas- aktivitas yang dilakukan pelaku melukiskan dan memaparkan keadaan
rantai pasok untuk pengadaan bahan objek secara apa adanya sesuai dengan
baku di level manufacturing hingga situasi dan kondisi yang terjadi pada
menjadi barang jadi atau siap pakai yang lapangan. Pendekatan kualitatif juga
selanjutnya didistribusikan kepada menyediakan pemaparan komprehensif
konsumen secara efektif dan efisien. terkait apa yang menjadi kesenjangan dari
Permasalahan tersebut yang das sein dan das sollen yang timbul pada
mendorong penulis untuk mengungkap objek penelitian berdasarkan teori dan
lebih jauh supply chain management data yang diperoleh di lapangan. Jenis
sektor pertanian komoditas pangan data yang digunakan merupakan data
khususnya padi dan jagung yang primer dari hasil wawancara dan
dilakukan oleh Kodim 0610/Sumedang observasi saat penelitian secara kualitatif.
dengan Kelompok Tani Parigi Mukti dan Untuk memperoleh data yang absah
Sari Wangi. Pembatasan penelitian dilakukan uji kredibilitas dengan cara
terbagi menjadi 3 bagian yaitu: triangulasi data, sumber dan metode, uji
a. Ketersediaan Stok (Availability), transferabilitas, uji dependabiltas dan uji
hal ini berfokus pada pelaku rantai konfirmabilitas.
pasok di hulu;
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Keterjangkauan Harga
(Affordability); Pembahasan akan didasarkan
pada analisis dan interpretasi data yang
c. Kelancaran Distribusi (Continuity),
dihubungkan dengan berbagai teori dan
hal ini berfokus pada pelaku rantai
pasok hingga hilir. konsep yang digunakan dalam penelitian
ini. Peneliti akan membahas hasil
Berdasarkan hal tersebut, peneliti
penelitian terhadap fokus masalah yang
akan melakukan penelitian yang bertema
menjadi obyek penelitian supply chain
“supply chain management sektor
management sektor pertanian dalam
pertanian dalam ketahanan pangan
membangun ketahanan pangan
Kabupaten Sumedang guna mendukung
Kabupaten Sumedang guna mendukung
kesiapan Logistik Wilayah Pertahanan”.
kesiapan logistik wilayah pertahanan.
METODE PENELITIAN Hasil Analisis terhadap Supply Chain
Metode yang digunakan dalam Management Sektor Pertanian dalam
penelitian ini adalah kualitatif melalui Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang
desain penelitian deskriptif analisis Menurut Yuningsih & Yuliani (2021)
kualitatif. Creswell (2016), penelitian menyatakan bahwa ketahanan pangan
kualitatif merupakan penelitian dengan adalah sebuah kondisi terpenuhinya
Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 61
pangan individu masyarakat pada sebuah Hasil Analisis terhadap Ketersediaan Stok
negara dengan persediaan yang cukup, (Availability)
baik berupa jumlah, mutu, keamanan, gizi Perusahaan yang berorientasi
maupun kualitas pangan tersebut. product focus menjalankan beberapa
Membangun ketahanan pangan proses operasi untuk menghasilkan
Kabupaten Sumedang salah satunya sebuah barang (Martono, 2020).
dengan manajemen rantai pasok. Supply
chain management pertanian terus
mengalami perkembangan sebagai
disiplin penelitain sendiri yang mencakup
area lokal, regional, nasional hingga
internasional. SCM pertanian bertujuan
untuk memastikan pasokan yang
memenuhi kebutuhan dengan kualitas
yang baik (Quaralia, 2022). Grafik 1. Jumlah Produksi Padi Tahun
SCM pertanian bersifat komplek 2018- 2021
Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan,
dan terus mengalami perubahan, dengan
2021
kondisi arus produk dan biaya
Kabupaten Sumedang dalam
transportasi dapat menurun, keamanan
memenuhi kebutuhan pangannya dari
pangan mengalami peningkatan dan
beberapa komoditas sudah dapat
jaringan rantai pasok semakin efisien
memenuhi kebutuhan masyarakatnya
(Accorsi & Manzini, 2019).
khususnya pada komoditas padi dan
Kabupaten Sumedang sudah
jagung. Hal ini dapat terlihat dari grafik
dapat mampu menyediakan ketersediaan
produksi padi tahun 2018-2021 yang
stok pangan untuk kebutuhan pangan
menunjukan jumlah pangan yang
masyarakat Kabupaten Sumedang,
diproduksi sangat tinggi meskipun grafik
namun ada beberapa bagian seperti
menunjukan penurunan akibat terjadinya
keterjangkauan harga dan kelancaran
pandemi Covid-19. Ini juga menunjukan
distribusi yang masih memiliki kendala
supply pangan khususnya komoditas
yang harus dilakukan strategi untuk
beras tinggi. Selain hal tersebut, demand
mencapai manajemen rantai pasok yang
untuk bahan pangan pun lebih rendah dari
utuh. Oleh sebab itu, dalam pembahasan
supply yang dimiliki oleh Kabupaten
ini peneliti akan menguraikan kondisi saat
Sumedang, sehingga manajemen resiko
ini dan manajemen rantai pasok yang
pada ketersediaan stok pangan
seharusnya sehingga dapat membangun
khususnya komoditas beras dapat
ketahanan pangan Kabupaten
optimal. Hal ini dibuktikan oleh Dinas
Sumedang.
Pertanian yang melakukan kerja sama
dengan BUMD untuk melakukan
pemasaran beras ke Pasar Caringin dan
Pasar Cipinang dalam memenuhi
kebutuhan pangan Ibu Kota Jakarta. Hal

62 | Jurnal Manajemen Pertahanan | Vol 9, No 1


ini dilakukan karena kebutuhan wilayah melakukan koordinasi yang baik untuk
sudah dapat terpenuhi dan stok dapat bersaing dengan sistem supply
komoditas beras masih sangat banyak chain pesaing.
sehingga mampu melakukan pemasaran Petani yang melakukan budidaya
keluar wilayah padi biasanya tidak memiliki kekuatan
Selain itu, ketersediaan stok yang dalam menentukan harga tawar. Harga
sudah optimal juga didukung oleh data ditentukan langsung oleh bandar maupun
Indeks Ketahanan Pangan Kabupaten tengkulak. Hal ini disebabkan karena
Sumedang 2021 mencapai 83,73% dan petani yang memiliki keterikatan bantuan
mengalami peningkatan (Badan modal terhadap tengkulak atau bandar
Ketahanan Pangan, 2021). Kabupaten tersebut. Keterikatan modal itu
Sumedang juga dalam jumlah produksi disebabkan oleh bantuan modal yang
komoditas pertanian tanaman pangan diberikan saat akan memulai budidaya.
tahun 2021 sebesar 608.190 ton dan Petani yang membudidayakan
realisasinya 764.539 ton atau capaian jagung lebih memiliki daya tawar yang
kinerja sebesar 125,71% terdiri dari padi baik, petani mendapatkan bimbingan
dengan target jumlah produksi sebesar langsung dari Kodim 0610/Sumedang
387.374 ton dan realisasinya 478.554 ton dalam mencari bandar atau tengkulak
atau capaian kinerja sebesar 123,54%, yang memberikan nilai tawar yang
Jagung dengan target jumlah produksi menguntungan untuk petani, sehingga
sebesar 110.060 ton dan realisasinya petani mampun memiliki kemampuan
82.044 ton atau capaian kinerja sebesar ekonomi yang baik. Bulog tidak dapat
74,54% dan komoditas pangan lainnya. Hal berperan terlalu besar karena harga yang
ini mendukung bahwa ketersedian stok ditawarkan Bulog lebih rendah dengan
pangan Kabupaten Sumedang sudah kualitas beras yang dihasilkan oleh
dapat tergolong tinggi dan sudah Kabupaten Sumedang. Selain itu, Bulog
memenuhi kebutuhan masyarakatnya memiliki aturan-aturan yang sangat sulit
(Badan Pusat Statistika, 2021). Hal ini telah disesuaikan oleh petani.
diteliti pada penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Azhar (2021) bahwa Hasil Analisis terhadap Kelancaran
Kabupaten Sumedang memiliki potensi Distribusi (continuity)
dalam sektor pertanian yang dapat Saluran distribusi mempunyai
membangun agroindustri dalam tujuan untuk membawa suatu produk ke
membangun ketahanan pangan. suatu tempat (pasar) sehingga konsumen
dapat memperoleh produk tersebut.
Hasil Analisis terhadap Keterjangkauan Umumnya, saluran distribusi untuk
Harga (Affordability) komoditas pertanian sangat panjang yang
Harga yang dimaksud adalah harga akan menghubungkan dari produsen
jual kepada konsumen dan harga jual di (petani) dimana produk pangan akan
dalam setiap komponen di dalam sistem berpindah dari sisi produksi ke sisi
supply chain harus terintegrasi dan konsumen akhir (Rahmawati, 2012).

Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 63
Kabupaten Sumedang dalam hanya produsen dan pemasok, tetapi juga
pendistribusian produk pertaniannya pengangkut, gudang, pengecer, dan
belum memiliki atau tidak terdapat data bahkan pelanggan itu sendiri.
valid dalam pemetaan distribusinya, Supply chain management sektor
sehingga tidak bisa ditentukan pertanian dalam membangun ketahanan
pengadaan dan penyerapan komoditas pangan Kabupaten Sumedang saat ini
pangan khususnya padi dan beras yang memiliki banyak hambatan dan
terdapat di Kabupaten Sumedang. stakeholder terkait yakni Kodim
Pemetaan ini dapat dilakukan dengan 0610/Sumedang dan Pemerintah
melakukan sinergisitas antara Dinas Kabupaten Sumedang beserta kelompok
Pertanian dengan Dinas Perdagangan tani melakukan beberapa upaya untuk
agar dapat memetakan distribusi untuk mengatasi hambatan yang ada. Supply
membangun kelancaran distribusi. Hal ini chain management pada objek penelitian
selajan dengan penelitian yang dilakukan merupakan salah satu metode yang dapat
oleh Hidayat (2020) bahwa penerapan diterapkan untuk membangun ketahanan
pemasok dengan melakukan strategi pangan Kabupaten Sumedang. Peneliti
kompetisi antar pemasok sehingga merumuskan hambatan berdasarkan
menghasilkan kualitas beras yang baik variabel-variabel yang berpengaruh
dan target penyerapan terpenuhi sesuai terhadap pelaksanaan supply chain
kapasitas gudang yang dimiliki. management.

Hasil Analisis terhadap Hambatan Hasil Analisis terhadap Ketersediaan Stok


Pelaksanaan Supply Chain Management (Availability)
Sektor Pertanian dalam Ketahanan Kabupaten Sumedang dalam
Pangan Kabupaten Sumedang guna membangun ketahanan pangan guna
Mendukung Kesiapan Logistik Wilayah mendukung kesiapan logistik wilayah
Pertahanan sudah mampu memenuhi ketersediaan
Kebijakan UU Nomor 18 Tahun stok pangannya, namun untuk
2012 tentang Pangan mengamanatkan meningkatkan ketersediaan stok tersebut
bahwa penyelenggaraan pangan pemerintah harus memperhatikan terkait
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bantuan yang diberikan kepada petani.
dasar manusia yang memberikan manfaat Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang
secara adil, merata, dan berkelanjutan tidak memenuhi kriteria bantuan sosial
berdasarkan kedaulatan pangan, yang diberikan oleh Pemerintah kepada
kemandirian pangan, dan ketahanan perseorangan, kelompok masyarakat
pangan nasional. Menurut Chopra & atau lembaga pemerintah/non
Meindl (2013) menyatakan bahwa sebuah pemerintah. Namun bantuan tersebut
rantai pasokan melibatkan berbagai pihak faktanya dapat membentuk karakter
baik secara langsung maupun tidak petani yang tidak mandiri,
langsung untuk memenuhi permintaan ketidaksesuaian penggunaan bantuan
konsumen. Rantai pasok mencakup tidak pun masih terjadi di para petani

64 | Jurnal Manajemen Pertahanan | Vol 9, No 1


Kabupaten Sumedang. Selain itu, sering kemiskinan jawa barat. Dari persentasi ini
kali bantuan tersebut tidak sesuai dengan 50,01% berada pada sektor pertanian.
kebutuhan petani baik dari kualitas, Jumlah penduduk miskin yang rentan
kuantitas, maupun waktu. Hal ini sesuai terhadap masalah kerawananan pangan
dengan penelitian terdahulu yang masih merupakan kendala. Penyebab
dilakukan Yuningsih (2021) bahwa sering utama kerawanan pangan dan kemiskinan
kali bantuan pemerintah tidak sesuai adalah keterbatasan keterampilan yang
dengan kebutuhan petani dan masyarakat dikuasai oleh petani. Hal ini mendukung
sehingga tidak efektif dan efisien. penelitian yang dilakukan oleh Kurnia
(2020) yang menyatakan bahwa
Hasil Analisis terhadap Keterjangkauan kemiskinan masih didominasi oleh
Harga (Affordability) masyarakat yang bekerja pada sektor
Peneliti merumuskan menjadi 4 pertanian.
kelompok hambatan yang paling c. Tidak Memiliki Kemampuan Daya
mendominasi dalam menjalankan Tawar
parameter keterjangkauan harga sebagai Bargaining power atau daya tawar
berikut. adalah kekuatan pengaruh relatif dari
a. Rendahnya Daya Beli Masyarakat masing-masing pihak dalam negosiasi,
Kabupaten Sumedang masih perselisihan, atau pertukaran. Hal ini
memiliki masyarakat yang memiliki daya disebabkan keterikatan bantuan modal
beli yang rendah seperti yang tertera pada yang diberikan oleh bandar membuat
hambatan dalam pelaksanaan renstra petani lemah dalam bargaining power.
Kabupaten Sumedang 2018-2023. Hal ini Petani harus menerima keputusan harga
juga mempengaruhi rantai distribusi hasil dari tengkulak karena sudah melakukan
produksi pertanian yang dilakukan oleh perjanjian diawal saat akan melakukan
kelompok tani Kabupaten Sumedang. penanaman. Petani tidak banyak memiliki
Perbedaan kualitas yang dihasilkan pilihan karena kesulitan dalam
dengan kemampuan daya beli masyarakat mendapatkan modal selain dari bandar
membuat distribusi komoditas tersebut. Diversifikasi komoditas pun
pangan tidak dapat langsung diserap oleh seharusnya dilakukan petani, namun
masyarakatnya, sehingga distribusi petani Sumedang hanya ingin
produk pangan khususnya komoditas memproduksi beras saja. Hal ini
padi sering kali didistribusikan ke luar dikarenakan tingkat pengetahuan yang
wilayah Kabupaten Sumedang, rendah dan budaya petani yang harus
sedangkan untuk memenuhi kebutuhan melakukan budidaya padi.
pangan masyarakatnya harus melakukan d. Biaya Budidaya yang Sangat
penyerapan dari wilayah lainnya. Mahal
b. Tingkat Kemiskinan Petani Masih Biaya budidaya yang harus
Tinggi dikeluarkan oleh petani sangat tinggi
Kemiskinan Sumedang di tahun sehingga hal ini yang menjadi salah satu
2021 yaitu 9,71% lebih tinggi dari faktor tingkat kesejahteraan petani yang

Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 65
masih rendah. Selain itu, biaya sumber rumit dan berbelit pun dapat
daya manusia yang sangat tinggi, pupuk menghambat dalam mencapai ketahanan
yang mahal masih menjadi permasalahan pangan Kabupaten Sumedang. Saat ini
yang dihadapi oleh petani. sudah ada sinergisitas antara Dinas
Pertanian dengan BUMD dalam
Hasil Analisis terhadap Kelancaran membangun aliran distribusi yang efektif
Distribusi (Continuity) namun masih dalam skala kecil dan baru
Peneliti merumuskan menjadi 3 beberapa komoditas saja. Berdasarkan
kelompok hambatan yang paling hal tersebut, perlu ada peningkatan agar
mendominasi dalam menjalankan dapat memberikan efektif dan efesien
parameter kelancaran distribusi sebagai dalam melakukan manajemen rantai
berikut. pasok guna membangun ketahanan
1) Lembaga Non Formal Menguasai pangan Kabupaten Sumedang.
Pasar 3) Distribusi yang Kurang Efektif
Saluran distribusi dapat diartikan Hal ini terjadi pada distribusi pangan
sebagai suatu jalur yang dilalui oleh arus di Kabuapten Sumedang yang memiliki
distribusi suatu produk yang dihasilkan rantai yang panjang. Pangan dari
oleh produsen ke perantara dan akhirnya produsen ke konsumen dan harus melalui
sampai ke konsumen akhir (Rahmawati, beberapa rantai pasok seperti
2012). Distribusi komoditas pangan di bandar/tengkulak, pengumpul kecil,
Kabupaten Sumedang masih dirasa pengumpul besar sampai pada pasar
kurang efektif karena rantai pasok yang induk dan ritel. Petani Sumedang dari data
panjang dan nilai tambahan khususnya Susenas yang menggunakan internet
produsen pertama yaitu petani sangat hanya 14% saja. Butuh proses dalam
sedikit. Hal ini disebabkan pasar yang mengembangkan skill dan teknologi
masih dikuasai oleh Lembaga non formal dalam pertanian. Hal ini mendukung pada
seperti bandar, tengkulak, pengumpul penelitian yang dilakukan oleh Pitaloka
kecil yang seringkali melemahkan daya (2020) menyatakan bahwa perlunya ada
tawar petani. Lembaga ini mencari pemetaan rantai pasok dalam
keuntungan sebesar-besarnya tanpa membangun ketahanan pangan dalam
memikirkan nasib petani khususnya pada rangka mendukung pertahanan negara.
komoditas padi di Kabupaten Sumedang.
2) Kurangnya Sinergisitas antar Hasil Analisis terhadap Strategi Supply
Instansi Pemerintah Chain Management Sektor Pertanian
Sinergisitas merupakan salah satu dalam Ketahanan Pangan Kabupaten
metode dalam mencapai suatu target Sumedang guna Mendukung Kesiapan
yang dicanangkan. Belum adanya Logistik Wilayah Pertahanan
sinergisitas antara Dinas Pertanian dan Strategi adalah pendekatan secara
Dinas Perdagangan dalam mengelola keseluruhan yang berkaitan dengan
aliran distribusi khususnya komoditas gagasan, perencanaan, dan eksekusi,
pangan. Administrasi dan peraturan yang sebuah aktivitas dalam kurun waktu

66 | Jurnal Manajemen Pertahanan | Vol 9, No 1


tertentu. Strategi pelaksanaan supply meningkatkan harga komoditas yang
chain management sektor pertanian dihasilkan. Tidak hanya Kodim
dalam membangun ketahanan pangan 0610/Sumedang, Dinas Pertanian juga
guna mendukung kesiapan logistik dapat melakukan pemutusan rantai pasok
wilayah pertahanan dapat dilakukan dalam meningkatkan harga hasil produksi
sebagai berikut: khususnya untuk komoditas padi.
Strategi menjaga harga kepada
Hasil Analisis terhadap Ketersediaan Stok konsumen agar tetap stabil merupakan
(Availability) salah satu tugas dan peran Bulog. Bulog
Kodim 0610/Sumedang dalam dapat hadir ketika bahan pokok
meningkatkan ketersediaan stok dengan meningkat secara tajam dengan
membangun program ketahanan pangan mengeluarkan produk pangan secara
guna mendukung kesiapan logistik komersil untuk menurunkan harga
wilayah pertahanan. Membuka lahan- pangan dipasaran, begitu pun jika harga
lahan tidak produktif menjadi lahan pangan menurun tajam Bulog akan
pertanian khususnya untuk menanam melakukan penyerapan terhadap pangan
komoditas pangan. Selain itu, Kodim tersebut.
0610/Sumedang juga dapat membentuk Sejalan dengan pernyataan
karakter petani yang dapat melakukan Anugrah (2021) bahwa kondisi sektor
budidaya secara tumpang sari tidak hanya pertanian yang tidak stabil sering
berpatok pada satu komoditas saja. menimbulkan jumlah produk tidak bisa
Pendapatan dan keuntungan petani pun dipasarkan, harga produk menurun dan
dengan metode ini akan memberikan pada akhirnya para petani mengalami
jumlah yang lebih besar dibandingkan kerugian usaha tani.
hanya berfokus pada satu komoditas saja.
Hal ini sesuai dengan penelitian Quaralia Hasil Analisis terhadap Kelancaran
(2022) bahwa ketahanan pangan nasional Distribusi (Continuity)
merupakan hal yang penting sehingga Pemotongan rantai pasok
rantai pasok makanan bidang pertanian merupakan salah satu strategi efektif
harus diperhatikan khususnya dalam yang dalam memperbaiki kelancaran
peningkatan stok yang dapat dilakukan distribusi. Pemotongan rantai pasok yang
pembinaan pada pelaku budidaya yaitu dilakukan oleh Kodim 0610/Sumedang
petani. dalam membangun ketahanan pangan
guna mendukung kesiapan logistik
Hasil Analisis terhadap Keterjangkauan wilayah dilakukan dengan memutus rantai
Harga (Affordability) bandar dan pengumpul kecil maupun
Strategi dalam meningkatkan besar yang dapat dilakukan kepada
keterjangkauan harga dilakukan oleh komoditas pangan lainnya. Hasil produksi
Kodim 0610/Sumedang bersama petani langsung dijual kepada konsumen
kelompok tani dengan membangun yang membutuhkan untuk dijadikan
kekuatan daya tawar. Pemutusan rantai faktor produksi usahanya kembali.
pasok menjadi salah satu upaya dalam
Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 67
Penjualan komoditas jagung yang sudah ketersediaan stok pangan namun
dipipil langsung kepada peternak ayam masih memiliki kendala dalam
yang diajdikan sebagai pakan. Hal ini parameter keterjangkauan harga,
sangat efektif untuk meningkatkan harga dan kelancaran distribusi;
dan keuntungan yang didapatkan oleh 2) Berdasarkan hal tersebut peneliti
petani. Selain Kodim 0610/Sumedang, merumuskan hambatan untuk
Dinas Pertanian pun melakukan strategi ketersediaan stok
dengan membuat kerjasama bersama (ketidakmandirian petani),
BUMD dalam memutus rantai pasok yaitu keterjangkauan harga (rendahnya
melakukan pemasaran hasil produksi daya beli masyarakat, petani tidak
komoditas padi kepada pasar induk untuk memiliki daya tawar, tingginya
memenuhi permintaan pasar induk tingkat kemiskinan petani dan biaya
tersebut menjadi strategi yang dapat faktor produksi) dan kelancaran
diterapkan untuk seluruh kelompok tadi distribusi (lembaga non formal
dan komoditas pangan lainnya. Adapun masih menguasai pasar, kurangnya
peluang pengembangan sistem distribusi sinergisitas antar instansi
pangan ditunjang oleh kemajuan pemerintah dan distribusi yang
teknologi komunikasi dan alat kurang efektif);
transportasi yang apabila didayagunakan 3) strategi yang dapat dilaksanakan
dapat membuka keterisolasian daerah menggunakan strategi SCM yaitu
terpencil. Hal ini selajan dengan penelitian ketersediaan stok (pembukaan
yang dilakukan oleh Hidayat (2020) lahan, tumpangsari dan integrated
penerapan banyak pemasok dengan Farming), keterjangkauan harga
melakukan strategi kompetisi antar (pemutusan rantai pasok,
pemasok sehingga menghasilkan kualitas memaksimalkan peran bulog) dan
beras yang baik dan target penyerapan kelancaran distribusi (pemasaran,
terpenuhi sesuai kapasitas gudang yang pengembangan sistem distribusi
dimiliki. dan pemanfaatan teknologi).

KESIMPULAN REKOMENDASI DAN DAFTAR PUSTAKA


PEMBATASAN
Anugrah, Iwan S. (2021). Dampak Pandemi
Berdasarkan hasil penelitian yang
Covid-19 pada Dinamika Rantai
dilakukan, maka supply chain Pasok Pangan Pokok. Pusat Sosial
management sektor pertanian dalam Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
membangun ketahanan pangan
Azhar, N., Kastaman, R., & Bunyamin, A.
Kabupaten Sumedang guna mendukung
(2021). Penentuan Produk
kesiapan logistik wilayah pertahanan
Agroindustri unggulan di Kabupaten
hasilnya dapat disimpulkan sebagai
Sumedang. Jurnal Ekonomi
berikut:
Pertanian Dan Agribisnis, 5(3), 840–
1) Kabupaten Sumedang sudah 851.
mampu memenuhi parameter

68 | Jurnal Manajemen Pertahanan | Vol 9, No 1


https://doi.org/10.21776/ub.jepa.202 Creswell, J. W. (2016). Research Design
1.005.03.2 Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
Badan Ketahanan Pangan Kementerian dan. Mixed. Pustaka Pelajar.
Pertanian (2017). Peringkat Hidayat, Y. R. (2020). Analisis
Ketahanan Pangan Indonesia Implementasi Manajemen Rantai
Meningkat. Badan Ketahanan Pasok Beras di Perum Bulog Gudang
Pangan Kementerian Pertanian. Singakerta Kabupaten Indramayu.
_____ (2021). Indeks Ketahanan Pangan Jurnal Ekonomi Pertania Dan
2021. Agribisnis.
Badan Pusat Statistika. (2020). Impor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Beras Menurut Negara Asal Utama, (2020). Petani Ganjaresik Penuhi
2000-2020. Kebutuhan Jagung 20 Ton Perhari.
_____. (2021a). Total Impor Jagung dari Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Negara-Negara Utama 2021. _____. (2021). Target Produksi Padi Harus
_____. (2021b). Luas Lahan Sawah 387 Ribu Ton. Pemerintah
(Hektar), 2019-2021. Kabupaten Sumedang
_____. (2021c). Persentase Tenaga Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang.
Informal Sektor Pertanian (Persen), (2017). Tanaman Pangan Utama di
2019-2021. Kabupaten Sumedang (Ton) Tahun
_____. (2021). Laporan Statistik Pertanian 2017.
dan Ketahanan Pangan 2021 Kurnia, A. W., Sundari, S., & Purwanto, D.
Bappppeda Kabupaten Sumedang & A. (2020). Implementasi Kebijakan
Universitas Padjadjaran. (2020). Cadangan Pangan Nasional dalam
Kajian Penangan Dampak Ekonomi Kondisi Keadaan Darurat Di Badan
Pasca Covid-19 Kabupaten Ketahanan Pangan Guna
Sumedang (Laporan Ak). Mendukung Pertahanan Negara.
Ceha, R., Dzikron, M., Muhamad, C. R., Manajemen Pertahanan,
Syahmi, M. F., & Riyanto, S. (2019). Universitas Pertahanan.
The Proposal of West Java Export Kusuma, E. (2021). Relevansi Peran
Coffee Distribution Model. Pangkalan TNI Angkatan Laut
MIMBAR: Jurnal Sosial Dan terhadap Terwujudnya Wilayah
Pembangunan, 1(35), 221–234. Pertahanan yang Bertumpu pada
https://doi.org/10.29313/mimbar.v3 Pulau-Pulau Besar (Studi Kasus Pada
5i1.4428 Lantamal III/Jakarta). Jurnal Inovasi
Chopra, S., & Meindl, P. (2013). Penelitian, 2(5).
Understanding the Supply Chain. In Lutfiyanto, & Prihantini, C. I. (2019).
Economic Annals (Vol. 51, Issue 170). Analisis Persepsi Stakeholder
Pearson Education Limited. Distribusi Sarana Produksi Pertanian
https://doi.org/10.2298/eka0670067 (Saprotan) Pupuk Di Kabupaten
a Pamekasan. J. Agroland, 26(3), 294–
307.

Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 69
Manggala, P. U. (2016). Strategi Identifikasi Potensi dan Kendala
Pertahanan dan Keamanan Nasional Kelompok Tani dalam Usahatani
Indonesia. Jurnal Kajian Lemhannas Mangga (Studi Kasus di Kelompok
RI Edisi 26. Tani Datar Indah dan Samoja). Agri
http://www.lemhannas.go.id/image Wiralodra, 13(1), 7–16.
s/Publikasi_Humas/Jurnal/Jurnal_E https://doi.org/10.31943/agriwiralod
disi_26_Juni_2016.pdf ra.v13i1.15
Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Ritonga, U. S. (2018). Dinamika Komoditas
(2015). Buku Putih Pertahanan Berbasis Keunggulan Luas Lahan
Indonesia 2015. Tanaman Pangan Kabupaten
Muhandhis, I., & Suryani, E. (2015). Sumedang Provinsi Jawa Barat.
Pengembangan Model Rantai Pasok Agrifo : Jurnal Agribisnis Universitas
Produksi Beras. Prosiding Seminar Malikussaleh, 3(1), 57.
Nasional Manajemen Teknologi https://doi.org/10.29103/ag.v3i1.774
XXIII, 978-602-70604-2–5, 1–8. Siswandi, Wiranatha, S., & Hartiati. (2019).
Pitaloka, Maria Dyah Ayu Sudarya, A., & Pengembangan Manajemen Rantai
Saptono, E. (2021). Manajemen Pasok Kopi Arabika Kintamani Bali.
Ketahanan Pangan melalui Program Jurnal Rekayasa Dan Manajemen
Diversifikasi Pangan di Sumatera Agroindustri, 7(1), 113.
Utara dalam Rangka Mendukung https://doi.org/10.24843/jrma.2019.
Pertahanan Negara. 7(2), 58–83. v07.i01.p12
Quaralia, P. (2022). Kerja Sama Regional Sugiyono. (2019). Metode Penelitian
dalam Rantai Pasokan Pertanian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
untuk Mencapai kerja Sama Alfabeta.
Regional dalam rantai Pasokan Suharyanto, H. (2011). Ketahanan Pangan.
Pertanian untuk Mencapai Sosial Humaniora, 4(2), 186–194.
Ketahanan Pangan Berkelanjutan: http://iptek.its.ac.id/index.php/jsh/a
Studi kasus ASEAN View project rticle/view/633/355
Freeport Indonesia Implementation Sulistyowati, L. (2011). Implementasi
on Environmental Security . Article Program Pengembangan Usaha
in Padjadjaran Journal of Agribisnis Pedesaan (PUAP) dan
International Relations, February. Dampaknya terhadap Pengentasan
https://doi.org/10.24198/padjir.v4i1. Kemiskinan di Perdesaan. Cemara,
37614 8(1), 20–30.
Rahmawati, E. (2012). Aspek Distribusi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
pada Ketahanan Pangan tentang Pertahanan Negara.
Masyarakat di Kabupaten Tapin. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012
Jurnal Agribisnis Perdesaan, 2(3). tentang Pangan.
Rasmikayati, E., Djuwendah, E., Mukti, G. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019
W., Saefudin, B. R., & Wati, F. (2021). tentang Pengelolaan Sumber Daya
Deskripsi Kegiatan Disertai Nasional Untuk Pertahanan Negara.

70 | Jurnal Manajemen Pertahanan | Vol 9, No 1


Woods, E. J. (2013). Supply chain
management: Understanding the
Concept and its Implications in
Developing Countries. Proceeding
of Workshop.
Yuningsih, Y., & Yuliani, W. (2021).
Pemberdayaan Bantuan Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan
Wilayah Pamulihan di Desa
Haurngombong selama Pandemi
Covid-19. Proceedings UIN Sunan
Gunung Djati Bandung,
1(November).

Supply Chain Management Sektor Pertanian.. | Jihan Marha, George Royke, Pribadijono | 71

Anda mungkin juga menyukai