1068 4532 1 SM PDF
1068 4532 1 SM PDF
(mulia.oktaviani@gmail.com, nugroho.sasongko@idu.ac.id,
suyono.thamrin@gmail.com)
Abstrak– Pandemi covid-19 yang melanda di hampir seluruh dunia telah berpengaruh secara
signifikan terhadap semua aspek kehidupan, termasuk sektor energi. Dampak pada sektor energi
di Indonesia salah satunya pada keberlanjutan industri ketenagalistrikan akibat terjadi penuruanan
pertumbuhan rata-rata konsumsi listrik di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisa
penanggulangan dampak pandemi Covid-19 terhadap industri ketenagalistrikan di Indonesia
khususnya wilayah Jawa-Madura-Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain
deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan wawancara dan
dokumentasi dengan menggunakan metode analisa kualitatif deskriptif. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa pandemi covid-19 ini memberikan dampak terhadap ketahanan energi
Indonesia dengan ditinjau pada aspek Availability, Affordability, Accessibility, Acceptability dan
Sustainability (4A+1S). Ketersediaan pembangkit energi listrik di Indonesia cukup untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik domestik pada saat pandemi covid-19 dan menjadi kelebihan karena terjadi
penurunan pertumbuhan rata-rata konsumsi listrik pada angka 4,9%. Selanjutnya kebijakan yang
dapat dilakukan pemerintah yaitu merenegosiasi target proyek pembangkit listrik 35.000 MW dan
menyusun ulang ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti merekomendasikan kepada pemerintah khususnya pada
kementerian ESDM untuk mengevaluasi kebijakan yang saat ini berlaku dengan
mempertimbangkan adanya kelebihan listrik sebagai akibat dari penurunan konsumsi masyarakat
dalam pemenuhan kebutuhan listrik dan keberlanjutan industri ketenagalistrikan di Jawa-Madura-
Bali terhadap adanya pandemi Covid-19 dengan memprioritaskan bauran energi 23% pada tahun
2025.
Kata Kunci: Industri Ketenagalistrikan, Jawa-Madura-Bali, Kebijakan, Ketahanan Energi Nasional,
Pandemi Covid-19.
Abstract– The Covid-19 pandemic that has hit almost all over the world has significantly affected all
aspects of life, including the energy sector. One of the impacts on the energy sector in Indonesia is the
sustainability of the electricity industry due to a decrease in the growth in the average electricity
consumption in Indonesia. This research was conducted to analyze the response to the impact of the
Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 17
Covid-19 pandemic on the electricity industry in Indonesia, especially the Java-Madura-Bali region. This
study used a qualitative method with a descriptive design. The data used in this study were obtained
through interviews and documentation using descriptive qualitative analysis methods. The results of
the study reveal that the Covid-19 pandemic has an impact on Indonesia's energy security by observing
the aspects of Availability, Affordability, Accessibility, Acceptability and Sustainability (4A + 1S). The
availability of electric energy generators in Indonesia is sufficient to meet domestic electricity needs
during the Covid-19 pandemic and is an advantage due to a decline in the growth in the average
electricity consumption of 4.9%. Furthermore, the policy that the government can do is to renegotiate
the 35,000 MW power plant project target and rearrange it into the 2021-2030 Electricity Supply
Business Plan (RUPTL). Based on this, the researcher recommends that the government, especially the
Ministry of Energy and Mineral Resources, evaluate the current policy by considering the excess
electricity as a result of decreased public consumption in meeting electricity needs and the
sustainability of the electricity industry in Java-Madura-Bali against the Covid-19 pandemic by
prioritizing the energy mix of 23% by 2025.
Keywords: Electricity Industry, Java-Madura-Bali, National Energy Security, Pandemic Covid-19, Policy
Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 19
kemampuan nasional. Kebijakan energi konsep ketahanan energi 4A + 1S yang
Indonesia selanjutnya tercantum dalam disesuaikan dengan potensi nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun untuk membangun ketahanan energi,
2014 tentang Kebijakan Energi Nasional yaitu terdiri dari aspek ketersediaan
(KEN) menggantikan Peraturan Presiden energi (availability), akses terhadap
Nomor 05 Tahun 2006 tentang Kebijakan energi (accesibility), keterjangkauan
Energi Nasional yang mendefinisikan harga energi (affordability), penerimaan
ketahanan energi sebagai suatu kondisi terhadap energi (acceptability), serta
terjaminnya ketersediaan energi dan sumber energi yang berkelanjutan
akses masyarakat terhadap energi pada (sustainability). Berdasarkan nilai
harga yang terjangkau dalam jangka ketahanan energi tersebut dapat diukur
panjang dengan tetap memperhatikan tingkat kemampuan untuk menjamin
perlindungan terhadap lingkungan hidup ketersediaan energy primer dari sisi suplai
(Dewan Energi Nasional, 2015). energi, memenuhi kebutuhan energi
masyarakat melalui penyediaan
infrastruktur energi untuk menyalurkan
dan melayani energi ke masyarakat dan
harga keekonomian energi dari sisi
produsen dan keterjangkauan harga dari
Gambar 1. Konsep Ketahanan Energi sisi konsumen serta meningkatkan
Sumber: KESDM, 2015 pemanfaatan energi baru dan terbarukan
dan ketahanan energi nasional untuk pada listrik(BPPT, 2019). Seluruh aspek
Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 21
Menurut Laporan Pasar Minyak IEA dalam aspek ekonomi industri akibat dari
pada April 2020, permintaan minyak pandemi Covid-19. Kondisi ekonomi
global turun dengan rekor 9,3 industri di Indonesia nampak
mb/d. Serta Covid-19 juga mempercepat memprihatinkan, ekonomi secara global
penurunan harga gas yang berkelanjutan. 2020 diperkirakan bisa jatuh seperti
Di sektor energi listrik, telah tercatat depresi 1930, bukan lagi seperti tahun
bahwa di banyak negara Eropa, harga 2008 atau 1998. Kondisi ini juga memicu
listrik berubah menjadi negatif. Selain itu, penurunan perdagangan bahkan
pembangunan fasilitas dan infrastruktur perdagangan internasional.
energi baru mengalami penundaan atau Di Indonesia sendiri berbagai sektor
bahkan sampai dihentikan. Hal ini karena, harus terkendala dalam proses operasi,
China sebagai produsen global utama dari seperti industri-industri yang harus
banyak teknologi energi terbarukan menghentikan proses operasi karena
menjadi negara paling banyak terdampak kondisi tidak memungkinkan.
pandemi Covid-19 dan berdampak pada Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi
penundaan pengiriman peralatan ke Indonesia pada triwulan 1-2020 yang
pembangkit listrik(Nugroho, 2014). dikeluarkan oleh BPS angka pertumbuhan
Adapun di Indonesia, pemerintah PDB Indonesia pada triwulan-1 2020
telah menerapkan kebijakan Pembatasan tercatat hanya sebesar 2,97% (year-on-
Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam year) yang merupakan angka
mengatasi pandemi ini. Penerapan pertumbuhan terendah sejak
kebijakan PSBB telah mengakibatkan 2001(Supriyadi, 2000). Angka ini juga jauh
terjadinya penurunan aktivitas industri lebih rendah dari prediksi Kementerian
terutama industri jasa serta gangguan Keuangan dan Bank Indonesia, yang
pada rantai pasok dan perdagangan sebelumnya masih memperkirakan
global. Adanya pembatasan terhadap pertumbuhan di kisaran 4%-5% pada
segala bentuk aktivitas di luar rumah demi triwulan-1 2020.
mencegah penyebaran Covid-19 ini Disisi lain, dengan berhentinya
berdampak pada aktivitas ekonomi serta proses operasi industri dan berbagai
membuat perputaran uang semakin aktivitas masyarakat, mengakibatkan
melambat. Akibatnya, Indonesia terganggunya kinerja rantai pasok energi
dihadapkan dengan banyak persoalan baik dari sisi pasokan maupun permintaan
Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 23
Sedangkan definisi pendekatan kualitatif juga mempercepat penurunan harga gas
menurut adalah metode yang yang berkelanjutan(Dewan Energi
berdasarkan pada filsafat Nasional, 2019). Di sektor energi listrik,
postpositivisme, sedangkan dalam telah tercatat bahwa di banyak negara
meneliti obyek alamiah, peneliti sebagai Eropa, harga listrik berubah menjadi
instrument kunci, teknik pengumpulan negatif. Selain itu, pembangunan fasilitas
data dilakukan dengan cara triangulasi dan infrastruktur energi baru mengalami
(gabungan)(Sugiyono, 2008). Analisis penundaan atau bahkan sampai
data bersifat induktif atau kulaitatif dan dihentikan. Hal ini karena, China sebagai
hasil penelitian lebih menekankan makna produsen global utama dari banyak
daripada generalisasi. Danial dan Hasyim teknologi energi terbarukan menjadi
mengemukakan bahwa Pendekatan negara paling banyak terdampak
kualitatif berdasarkan penomenologis pandemi Covid-19 dan berdampak pada
menuntut pendekatan yang holistik penundaan pengiriman peralatan ke
artinya menyeluruh, mendudukkan suatu pembangkit listrik.
kajian dalam konstruksi ganda. Melihat Energi dan pertahanan merupakan
suatu obyek dalam konteks ‘natural’ dua sektor yang saling berkaitan.
alamiah apa adanya bukan parsial. Operasionalisasi pertahanan perlu
ditunjang oleh ketersediaan
Hasil dan Pembahasan
energi(Pertahanan, 2015). Kemudian
Kasus pandemi Covid-19 yang melanda di
energi listrik telah menjadi kebutuhan
hampir seluruh negara-negara di dunia
pokok dalam kehidupan modern
telah berpengaruh secara signifikan
manusia, tanpa listrik aktivitas menjadi
terhadap semua aspek kehidupan,
lumpuh. Hampir seluruh aspek kehidupan
termasuk sektor energi. Pandemi Covid-
akan terpengaruh termasuk roda
19 ini berdampak pada penurunan
pemerintahan dan perekonomian secara
permintaan minyak, yang mengakibatkan
khusus bisa terganggu bila tidak ada
anjloknya harga dan penurunan
listrik, hampir seluruh aktivitas kehidupan
produksi(KESDM, 2019). Menurut
modern sangat bergantung pada listrik.
Laporan Pasar Minyak IEA pada April
Energi listrik merupakan salah satu
2020, permintaan minyak global turun
pendorong pertumbuhan ekonomi
dengan rekor 9,3 mb/d. Serta Covid-19
karena energi merupakan kebutuhan
Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 25
611.097 orang. Pasien meninggal pemulihan selanjutnya ditujukan untuk
bertambah 194 menjadi 22.138 orang(Sari, menyediakan jaring pengaman energi,
Sulistyani, & Pertiwi, 2020). Covid-19 dengan penegakannya terhadap
dampaknya menandai tahun 2020. pembebasan tarif listrik untuk 450VA
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pelanggan dan diskon 50% untuk
melambat tahun ini karena eskalasi pelanggan 900VA bersubsidi.
pandemi covid-19 yang cepat. Besarnya Pada penelitian ini menujukan
wabah ini belum pernah terjadi bahwasannya pada masa pandemi covid-
sebelumnya, dan telah mengganggu 19 sangat mempengaruhi untuk faktor
semua sektor, termasuk sektor energi. ketahanan energi. Ketahanan energi
Hal tersebut mengganggu permintaan sendiri memiliki aspek pendukung yang
dan penawaran, serta pasar. Penyesuaian dimana ada 4A, yaitu availability,
kembali anggaran negara diperlukan accesability, affordability, dan
untuk mengakomodasi respons pandemi. acceptability(Azhar & Satriawan, 2018).
Akibatnya, Kementerian Energi dan Pada aspek availabillity dari hasil
Sumber Daya Mineral harus memotong penelitian wawancara dengan
sepertiga dari anggarannya, yang 45% narasumber Bapak Nur Hidayanto selaku
diantaranya diambil dari program- Kepala Subbagian Evaluasi dan Laporan,
program terbarukan. Hal ini terdiri dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
proyek-proyek terkait panel surya, seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya
lampu jalan bertenaga surya dan atap Mineral menunjukan kapasitas terpasang
surya untuk bangunan umum, termasuk pembangkit listrik saat ini sekitar 63 GW
kantor pemerintah dan rumah ibadah. dengan Daya Mampu Pasok 45 GW.
Dalam program pemulihan ekonomi Pemerintah berusaha untuk menjaga
nasional, Indonesia mengalokasikan suplai kebutuhan energi listrik tetap
sejumlah besar uang sebesar $ 6,76 miliar terpenuhi meskipun dalam kondisi
untuk berbagai jenis energi - setidaknya $ pandemi Covid-19. Berdasarkan informasi
6,52 miliar dari alokasi anggaran tersebut yang diperoleh dari PT Perusahaan Listrik
dialokasikan untuk dukungan energi Negara (Persero), bahwa ketersediaan
bahan bakar fosil(Dwinugroho, 2017). energi listrik untuk memenuhi kebutuhan
Sekitar 84% anggaran digunakan untuk di Indonesia dalam kondisi cukup
kompensasi Pertamina dan PLN. Program meskipun dalam kondisi pandemi covid-
Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 27
ketahanan energi Inonesia yaitu dengan residensial mengalami penurunan yang
menyusun grand strategi energi nasional paling drastis. Pada tahun 2018 penjualan
berdasarkan pertumbuhan ekonomi di Jawa-Madura-Bali mengalami
akibat pandemi covid-19. Selain itu, peningkatan menjadi 5,5%. Sektor
pemerintah juga berupaya untuk penjualan publik tumbuh lebih besar
menekan jumlah impor LPG, minyak dibandingkan sektor lainnya. Terdapat
mentah dan BBM jenis bensin. Di sisi lain, peningkatan penjualan di sektor industri
pemerintah melalui PT Perusahaan Gas dibanding tahun sebelumnya yaitu
Negara sedang menggalakkan sebesar 6,4%. Namun penjualan pada
penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) sektor ini turun pada akhir 2019 menjadi
khusus bus-bus Transjakarta dan 0.2%.
pengembangan infrastruktur jaringan gas Sampai dengan akhir tahun 2019
bumi sebagai langkah awal dalam kapasitas terpasang pembangkit tenaga
penurunan penggunaan LPG listrik di Indonesia mencapai 69.678,85
(Banjarnahor, 2021). MW yang terdiri dari pembangkit PLN
sebesar 42.355,17 MW dan Non PLN
Industri Ketenagalistrikan di Jawa-
sebesar 27.323,73 MW. Dibandingkan
Madura-Bali Sebelum Pandemi Covid-19
dengan tahun 2018 sebesar 64.924,80
Sebelum masa pandemi covid-19 industri
MW, maka kapasitas terpasang
pembangkit ketenaga listrikan Untuk
pembangkit tenaga listrik mengalami
Regional Jawa, Madura, dan Bali, rata-
kenaikan sebesar 4.754,05 MW. Panjang
rata pertumbuhan lima tahun terakhir
jaringan transmisi sampai dengan akhir
adalah sebesar 4,2%. Sektor ini turun
tahun 2019 sebesar 58.858,08 kms dan
hingga -3,4% dibandingkan tahun
jaringan distribusi sebesar 979.855,37
sebelumnya. Pada tahun 2016 sektor ini
kms. Untuk Gardu Induk total kapasitas
mulai pulih dan tumbuh sebesar 6,4%.
adalah sebesar144.378,00 MVA dan
Penjualan Regional Jawa Madura Bali pun
kapasitas Gardu Distribusi adalah
naik menjadi 6,2%. Namun pada 2017,
59.049,38 MVA.
penjualan di regional ini kembali
mengalami penurunan penjualan menjadi Industri Ketenagalistrikan di Jawa-
2,2%. Penjualan di semua sektor Madura-Bali saat Pandemi Covid-19
pelanggan turun dan sektor pelanggan
Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 29
Oktober 2020 mencapai 5,83 Miliar USD investasi diantaranya(Kementerian
terdiri dari: ESDM, 2020):
a. PLN = 3,83 MUSD a. Menyampaikan surat keterangan
b. IPP = 1,88 MUSD kepada 7 Badan Usaha yang
c. PPU = 0,12 MUSD mengerjakan proyek strategis
Realisasi Investasi Oktober 2020 sebesar nasional (PSN) untuk mempermudah
5,83 MUSD lebih kecil dari target bulan pengiriman material import dan
Oktober 2020 sebesar 8,37 MUSD. tenaga kerja asing (TKA) ahli akibat
Pandemi Covid-19 berdampak pada ketentuan PSBB dari K/L dikarenakan
realisasi investasi subsektor Pandemi
ketenagalistrikaan, yaitu pembatasan b. Melakukan fasilitasi one on one
masuknya TKA dan juga meeting setiap badan usaha smelter
peralatan/komponen sehingga pekerjaan dan kawasan industri terkait
konstruksi mengalami keterlambatan. kelistrikan dan pemanfaatan listrik
dari PLN guna meningkatkan demand
Evaluasi Dampak Pandemi Covid-19
listrik.
terhadap Industri Ketenagalistrikan
Kebijakan Direktorat Jenderal
Pandemi virus Covid-19 telah membuat
Ketenagalistrikan terkait ketahanan
segala tatanan kehidupan berubah. Pada
energi yang tepat untuk masalah energi
subsektor ketenagalistrikan, pandemi
pada masa pandemi saat ini yaitu Arah
virus covid-19 juga membuat pemerintah
pengembangan pembangkitan tenaga
melalui Kementerian Energi dan Sumber
listrik berdasarkan Rencana Umum
Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan
Ketenagalistrikan Nasional (RUKN)
beberapa kebijakan untuk tetap menjaga
adalah sebagai berikut(KESDM, 2019):
keandalan sistem, memberikan stimulus
a. Lokasi pembangkit harus sedekat
keringanan tagihan listrik, serta
mungkin dengan sumber energi
menyesuaikan diri dengan protokol-
primer
protokol kesehatan. Kemudian
b. Setiap pembangkit tenaga listrik
Kementerian ESDM melalui Direktorat
harus menyediakan pasokan bagi
Jenderal Ketenagalistrikan melaukukan
masyarakat disekitarnya
beberapa upaya untuk meningkatkan
c. Prioritas pertama adalah sumber
EBT, berikutnya adalah batubara
Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 31
Bali sekitar 26 GW. Namun, frekuensi, tegangan, faktor daya dan
dengan adanya pandemi Covid-19, lainnya. Kebijakan pembebanan per
yang menyebabkan pertumbuhan pembangkit untuk menghindari adanya
kebutuhan tenaga listrik tidak over heat diatur didalam Peraturan
sesuai dengan target, saat ini PT Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
PLN (Persero) sedang melakukan Nomor : 03 Tahun 2007 Tentang Aturan
penyesuaian terhadap rencana Jaringan Tenaga Listrik Dalam Bab V
tersebut. Aturan Perencanaan Dan Pelaksanaan
Kemudian kebijakan pembebanan per Operasi.
pembangkit terkait menghindari adanya Secara umum untuk menghindari
over heat untuk menjamin keandalan over heat pada pembangkit dilakukan
operasi sistem kelistrikan, pemerintah melalui Persiapan Perencanaan Operasi
telah menetapkan aturan jaringan sistem (scheduling) berdasarkan informasi
kelistrikan. mengenai prakiraan kesiapan
Aturan Jaringan merupakan pembangkit, meliputi cadangan berputar
seperangkat peraturan, persyaratan dan dan cadangan dingin dan prakiraan
standar untuk menjamin keamanan, kebutuhan beban. Pembebanan
keandalan serta pengoperasian dan pembangkit dilaksanakan dengan
pengembangan sistem yang efisien ketentuan operasi maksimal sesuai
dalam memenuhi peningkatan kapasitas unit yang telah dinyatakan oleh
kebutuhan tenaga listrik. pelaku usaha sehingga over heat pada
Pada sistem Jamali telah diterbitkan unit pembangkit tidak terjadi.
Permen ESDM No. 3 Tahun 2007 tentang Pengaturan pembebanan per unit
Aturan Jaringan Sistem Jawa-Madura- pembangkit dilakukan oleh pengatur
Bali. Di dalam Permen ini ditetapkan beban (load dispatcher), dalam hal ini PLN
beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh AP2B/AP2D sesuai dengan kapasitas
semua pihak baik pengelola maupun pasokan maksimum dari unit pembangkit
pengguna jaringan, Di dalam aturan tersebut yang disebut Daya Mampu
jaringan ditetapkan karakteristik unjuk Pasok (DMP). DMP dideklarasikan setiap
kerja jaringan yang harus dipatuhi baik awal tahun operasi dalam Rencana
pada saat penyambungan maupun pada Operasi Tahunan (ROT) yang menjadi
saat operasi, diantaranya terkait dasar Rencana Operasi Harian (ROH)
Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 33
Tenaga Listrik (RUPTL) 2021- dalam proses negosiasi atau power
2030. purchase agreement (PPA) dengan Energi
3) Affordability atau Baru Terbarukan (EBT) yang juga
keterjangkauan harga, yaitu mendukung program bauran energi 23%
pandemi covid-19 telah pada tahun 2025.
menyebabkan PLN kelebihan Upaya yang dilakukan Direktorat
suplai listrik karena konsumsi Jenderal Ketenagalistrikan untuk
listrik yang menurun. meningkatkan investasi yaitu
Kelebihan suplai ini akan menyampaikan surat keterangan kepada
berdampak pada kerugian bagi 7 Badan Usaha yang mengerjakan Proyek
PLN. Hal ini karena PLN wajib Strategis Nasional (PSN) untuk
membeli rata-rata 80% dari mempermudah pengiriman material
hasil produksi listrik swasta, import dan TKA ahli akibat ketentuan
sedangkan kebutuhan yang PSBB dari K/L dikarenakan Pandemi dan
ditanggung hanya sekitar 60%, melakukan fasilitasi one on one meeting
sehingga sisa sisa yang tidak setiap badan usaha smelter dan kawasan
tersalurkan tetap harus industri terkait kelistrikan dan
dibayar (take or pay). Oleh pemanfaatan listrik dari PLN guna
karena itu pemerintah harus meningkatkan demand listrik.
merenegosiasi target proyek Pemerintah melakukan transisi energi
pembangkit listrik 35.000 MW dengan pengembangan smart gird dan
untuk menjaga keberlanjutan tabung listrik.
industri ketenagalistrikan Rekomendasi
Indoensia.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Acceptability atau penerimaan pembahasan tentang analisis dampak
masyarakat (pencapaian bauran energi), pandemi covid-19 terhadap industri
yaitu kebijakan dalam merenegosiasi ketenagalistrikan, maka rekomendasi
target proyek pembangkit listrik 35.000 yang dapat diberikan kepada pihak
MW bisa dijadikan sebuah momentum stakeholder dan penelitian selanjutnya
untuk menyusun ulang jalannya program sebagai berikut:
35.000 MW. Pemerintah bisa mengganti
pembangkit berbasis fosil yang masih
Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 35