Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP INDUSTRI

KETENAGALISTRIKAN JAWA-MADURA-BALI (JAMALI) DALAM PERSPEKTIF


KETAHANAN ENERGI NASIONAL

ANALYSIS OF THE IMPACT OF THE COVID-19 PANDEMIC ON THE JAVA-


MADURA-BALI (JAMALI) ELECTRICITY INDUSTRY IN THE PERSPECTIVE OF
NATIONAL ENERGY SECURITY

Mulia Nur Oktaviani1, Nugroho Adi Sasongko 2, Suyono Thamrin 3

PROGRAM STUDI KETAHANAN ENERGI, FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN,


UNIVERSITAS PERTAHANAN
Komplek IPSC, Sentul, Sukahati, Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Indonesia 16810

(mulia.oktaviani@gmail.com, nugroho.sasongko@idu.ac.id,
suyono.thamrin@gmail.com)

Abstrak– Pandemi covid-19 yang melanda di hampir seluruh dunia telah berpengaruh secara
signifikan terhadap semua aspek kehidupan, termasuk sektor energi. Dampak pada sektor energi
di Indonesia salah satunya pada keberlanjutan industri ketenagalistrikan akibat terjadi penuruanan
pertumbuhan rata-rata konsumsi listrik di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisa
penanggulangan dampak pandemi Covid-19 terhadap industri ketenagalistrikan di Indonesia
khususnya wilayah Jawa-Madura-Bali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain
deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan wawancara dan
dokumentasi dengan menggunakan metode analisa kualitatif deskriptif. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa pandemi covid-19 ini memberikan dampak terhadap ketahanan energi
Indonesia dengan ditinjau pada aspek Availability, Affordability, Accessibility, Acceptability dan
Sustainability (4A+1S). Ketersediaan pembangkit energi listrik di Indonesia cukup untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik domestik pada saat pandemi covid-19 dan menjadi kelebihan karena terjadi
penurunan pertumbuhan rata-rata konsumsi listrik pada angka 4,9%. Selanjutnya kebijakan yang
dapat dilakukan pemerintah yaitu merenegosiasi target proyek pembangkit listrik 35.000 MW dan
menyusun ulang ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti merekomendasikan kepada pemerintah khususnya pada
kementerian ESDM untuk mengevaluasi kebijakan yang saat ini berlaku dengan
mempertimbangkan adanya kelebihan listrik sebagai akibat dari penurunan konsumsi masyarakat
dalam pemenuhan kebutuhan listrik dan keberlanjutan industri ketenagalistrikan di Jawa-Madura-
Bali terhadap adanya pandemi Covid-19 dengan memprioritaskan bauran energi 23% pada tahun
2025.
Kata Kunci: Industri Ketenagalistrikan, Jawa-Madura-Bali, Kebijakan, Ketahanan Energi Nasional,
Pandemi Covid-19.

Abstract– The Covid-19 pandemic that has hit almost all over the world has significantly affected all
aspects of life, including the energy sector. One of the impacts on the energy sector in Indonesia is the
sustainability of the electricity industry due to a decrease in the growth in the average electricity
consumption in Indonesia. This research was conducted to analyze the response to the impact of the

Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 17
Covid-19 pandemic on the electricity industry in Indonesia, especially the Java-Madura-Bali region. This
study used a qualitative method with a descriptive design. The data used in this study were obtained
through interviews and documentation using descriptive qualitative analysis methods. The results of
the study reveal that the Covid-19 pandemic has an impact on Indonesia's energy security by observing
the aspects of Availability, Affordability, Accessibility, Acceptability and Sustainability (4A + 1S). The
availability of electric energy generators in Indonesia is sufficient to meet domestic electricity needs
during the Covid-19 pandemic and is an advantage due to a decline in the growth in the average
electricity consumption of 4.9%. Furthermore, the policy that the government can do is to renegotiate
the 35,000 MW power plant project target and rearrange it into the 2021-2030 Electricity Supply
Business Plan (RUPTL). Based on this, the researcher recommends that the government, especially the
Ministry of Energy and Mineral Resources, evaluate the current policy by considering the excess
electricity as a result of decreased public consumption in meeting electricity needs and the
sustainability of the electricity industry in Java-Madura-Bali against the Covid-19 pandemic by
prioritizing the energy mix of 23% by 2025.
Keywords: Electricity Industry, Java-Madura-Bali, National Energy Security, Pandemic Covid-19, Policy

Pendahuluan hak dan kewajban seluruh warga Negara


Pada pembukaan Undang-Undang Dasar serta keyakinan akan kekuatan sendiri
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk mempertahankan hidup bangsa
alinea ke empat tercantum bahwa tujuan dan Negara(Pertahanan, 2015).
nasional Negara Republik Indonesia Kesemestaan mengandung makna
adalah melindungi segenap bangsa dan pelibatan seluruh rakyat dan segenap
tumpah darah Indonesia, memajukan sumber daya nasional, sarana dan
kesejahteraan umum, mencerdaskan prasarana nasional, serta seluruh wilayah
kehidupan bangsa, serta melaksanakan Negara sebagai satu kesatuan
ketertiban dunia. Pemerintah selaku pertahanan yang utuh dan menyeluruh.
pemangku kepentingan kebijakan Undang-Undang Nomer 3 Tahun
mempunyai peran penting dalam 2002 Pasal 9 tentang Pertahanan Negara
memastikan keselamatan, keamanan dan menjelaskan bahwa setiap warga negara
pertahanan negara melalui berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
penggunaan kuasa pada berbagai sektor bela negara yang diwujudkan dalam
seperti ekonomi, sosial, pertahanan dan penyelenggaraan pertahanan negara(UU
keamanan baik dalam keadaan damai RI No. 3 Tahun, 2002). Pertahanan negara
maupun perang. Pada hakikatnya, pada hakikatnya adalah segala sesuatu
Indonesia merupakan Negara yang yang dilakukan guna mencapai tujuan
mengunakan pertahanan semesta nasional (pembukaan UUD 1945 alinea 4)
dengan didasarkan pada kesadaran akan dan kepentingan nasional. Salah satu

18 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


fungsi pertahanan negara adalah sebagai membahas pengelolaan sumber daya
penangkal dari ancaman (dalam maupun nasional untuk pertahanan
luar negeri baik itu militer maupun non- Disisi lain sumber energi merupakan
militer) dengan memanfaatkan sumber sumber daya alam yang berasal dari bumi.
daya nasional (sumdanas) yang ada. Oleh karena itu, segala kegiatan terkait
Sistem pertahanan negara bersifat energi juga memerlukan manajemen
semesta yang melibatkan seluruh sumber yang baik termasuk pengelolaan sumber
daya nasional yang dipersiapkan secara energi, produksi energi, dan penggunaan
dini oleh Pemerintah dan produk energiang harus dijiwai dengan
diselenggarakan secara total, terpadu, sikap bela negara sebagai upaya
terarah, dan berkelanjutan untuk mendukung pembangunan nasional
menegakkan kedaulatan negara, menjaga berkelanjutan dan pertahanan negara.
keutuhan wilayah, dan keselamatan Salah satu bentuknya ada dalam
segenap bangsa dari segala bentuk Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun
ancaman. Adapun pengelolaan sumber 2014 Bab 2 Pasal 5 tentang Kebijakan
daya nasional membutuhkan manajemen Energi Nasional (KEN)(Energi, 2014).
yang baik agar dapat membantu Kebijakan Energi Nasional dibentuk oleh
meningkatkan sistem pertahanan negara. Dewan Energi Nasional sebagai pedoman
Sumber daya nasional terdiri dari sumber untuk memberi arah pengelolaan energi
daya manusia, sumber daya alam, dan nasional guna terwujudnya kemandirian
sumber daya buatan. Undang – Undang dan ketahanan energi nasional dalam
Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 1 ayat 8 dan 9 rangka mendukung pembangunan
tentang Pertahanan Negara menjelaskan nasional yang berkelanjutan.
bahwa salah satu sumdanas tersebut Dalam Undang – Undang Dasar 1945
adalah sumber daya alam yakni bumi, air, Pasal 33 dijelaskan bahwa pengelolaan
dan segala sesuatu didalamnya energi berlandaskan pada asas
digunakan untuk kepentingan kemanfaatan, rasionalitas, efisiensi
pertahanan Negara. Undang – Undang berkeadilan, peningkatan nilai tambah,
pertahanan negara juga tercantum pada keberlanjutan, kesejahteraan
UU No. 23 Tahun 2019, dimana dalam masyarakat, pelestarian fungsi
Undang – Undang No.23 Tahun 2019 ini lingkungan hidup, ketahanan nasional,
dan keterpaduan dengan mengutamakan

Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 19
kemampuan nasional. Kebijakan energi konsep ketahanan energi 4A + 1S yang
Indonesia selanjutnya tercantum dalam disesuaikan dengan potensi nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun untuk membangun ketahanan energi,
2014 tentang Kebijakan Energi Nasional yaitu terdiri dari aspek ketersediaan
(KEN) menggantikan Peraturan Presiden energi (availability), akses terhadap
Nomor 05 Tahun 2006 tentang Kebijakan energi (accesibility), keterjangkauan
Energi Nasional yang mendefinisikan harga energi (affordability), penerimaan
ketahanan energi sebagai suatu kondisi terhadap energi (acceptability), serta
terjaminnya ketersediaan energi dan sumber energi yang berkelanjutan
akses masyarakat terhadap energi pada (sustainability). Berdasarkan nilai
harga yang terjangkau dalam jangka ketahanan energi tersebut dapat diukur
panjang dengan tetap memperhatikan tingkat kemampuan untuk menjamin
perlindungan terhadap lingkungan hidup ketersediaan energy primer dari sisi suplai
(Dewan Energi Nasional, 2015). energi, memenuhi kebutuhan energi
masyarakat melalui penyediaan
infrastruktur energi untuk menyalurkan
dan melayani energi ke masyarakat dan
harga keekonomian energi dari sisi
produsen dan keterjangkauan harga dari
Gambar 1. Konsep Ketahanan Energi sisi konsumen serta meningkatkan
Sumber: KESDM, 2015 pemanfaatan energi baru dan terbarukan

Adapun kebijakan pengelolaan yang berkelanjutan dan ramah

energi didasarkan pada prinsip keadilan, lingkungan (Dewan Energi Nasional,

berkelanjutan, dan berwawasan 2019).

lingkungan guna terciptanya kemandirian Energi listrik telah menjadi

energi dan ketahanan energi nasional. kebutuhan pokok dalam kehidupan

KEN selanjutnya disusun sebagai modern manusia, tanpa listrik aktivitas

pedoman pengelolaan energi nasional menjadi lumpuh. Hampir seluruh aktivitas

dalam mewujudkan kemandirian energi kehidupan modern sangat bergantung

dan ketahanan energi nasional untuk pada listrik(BPPT, 2019). Seluruh aspek

mendukung pembangunan nasional kehidupan akan terpengaruh termasuk

berkelanjutan. Indonesia menganut roda pemerintahan dan perekonomian

20 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


secara khusus bisa terganggu bila tidak konsumen. Sebagaimana diketahui,
ada listrik. Energi listrik merupakan salah bahwa tenaga listrik dihasilkan dari pusat
satu pendorong pertumbuhan ekonomi pembangkit dan disalurkan ke konsumen
karena merupakan kebutuhan semua melalui beberapa tahapan atau
masyarakat. Peran listrik sangat penting komponen. Agar diperoleh sistem
untuk mendukung keberlanjutan penyaluran tenaga listrik yang lebih baik,
kehidupan. Adapun peningkatan dan diperlukan sistem interkoneksi. Sistem
penurunan konsumsi listrik dipengaruhi interkoneksi kelistrikan merupakan
oleh beberapa faktor yakni kebutuhan sistem terintegrasinya seluruh pusat
industri, rumah tangga, pemerintah, pembangkit menjadi satu sistem
bisnis, dan sosial. Untuk memenuhi pengendalian. Dengan sistem
kebutuhan listrik diperlukan interkoneksi dimungkinkan tidak terjadi
pembangunan infrastruktur pembebanan berlebih pada salah satu
ketenagalistrikan yang menganut asas stasiun, dan kebutuhan beban bisa
manfaat, efisiensi berkeadilan, disuplai dari stasiun lain secara seimbang.
berkelanjutan, optimalisasi ekonomi Dengan begitu akan diperoleh suatu
dalam pemanfaatan sumber daya energi, sinergitas antara pembangunan stasiun
dan mengandalkan pada kemampuan pembangkit dengan saluran transmisi dan
sendiri. Dalam Undang-Undang Nomor 30 saluran distribusi agar bisa menyalurkan
Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan daya dari stasiun pembangkit ke pusat
telah ditetapkan bahwa dalam usaha beban secara ekonomis, efesien, dan
penyediaan tenaga listrik, kepada Badan optimum dengan keandalan yang tinggi.
Usaha Milik Negara (BUMN) diberi Di sisi lain, adanya kasus pandemi Covid-
prioritas pertama untuk melakukan usaha 19 yang melanda di hampir seluruh
penyediaan tenaga listrik untuk negara-negara di dunia telah
kepentingan umum. berpengaruh secara signifikan terhadap
Sistem tenaga listrik dikatakan baik semua aspek kehidupan, termasuk sektor
apabila dapat mencatu dan menyalurkan energi. Pandemi Covid-19 ini berdampak
tenaga listrik ke konsumen dengan pada penurunan permintaan minyak,
tingkat keandalan yang tinggi. Keandalan yang mengakibatkan anjloknya harga dan
disini meliputi kelangsungan, stabilitas, penurunan produksi (BPPT, 2020).
dan harga per KWH yang terjangkau oleh

Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 21
Menurut Laporan Pasar Minyak IEA dalam aspek ekonomi industri akibat dari
pada April 2020, permintaan minyak pandemi Covid-19. Kondisi ekonomi
global turun dengan rekor 9,3 industri di Indonesia nampak
mb/d. Serta Covid-19 juga mempercepat memprihatinkan, ekonomi secara global
penurunan harga gas yang berkelanjutan. 2020 diperkirakan bisa jatuh seperti
Di sektor energi listrik, telah tercatat depresi 1930, bukan lagi seperti tahun
bahwa di banyak negara Eropa, harga 2008 atau 1998. Kondisi ini juga memicu
listrik berubah menjadi negatif. Selain itu, penurunan perdagangan bahkan
pembangunan fasilitas dan infrastruktur perdagangan internasional.
energi baru mengalami penundaan atau Di Indonesia sendiri berbagai sektor
bahkan sampai dihentikan. Hal ini karena, harus terkendala dalam proses operasi,
China sebagai produsen global utama dari seperti industri-industri yang harus
banyak teknologi energi terbarukan menghentikan proses operasi karena
menjadi negara paling banyak terdampak kondisi tidak memungkinkan.
pandemi Covid-19 dan berdampak pada Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi
penundaan pengiriman peralatan ke Indonesia pada triwulan 1-2020 yang
pembangkit listrik(Nugroho, 2014). dikeluarkan oleh BPS angka pertumbuhan
Adapun di Indonesia, pemerintah PDB Indonesia pada triwulan-1 2020
telah menerapkan kebijakan Pembatasan tercatat hanya sebesar 2,97% (year-on-
Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam year) yang merupakan angka
mengatasi pandemi ini. Penerapan pertumbuhan terendah sejak
kebijakan PSBB telah mengakibatkan 2001(Supriyadi, 2000). Angka ini juga jauh
terjadinya penurunan aktivitas industri lebih rendah dari prediksi Kementerian
terutama industri jasa serta gangguan Keuangan dan Bank Indonesia, yang
pada rantai pasok dan perdagangan sebelumnya masih memperkirakan
global. Adanya pembatasan terhadap pertumbuhan di kisaran 4%-5% pada
segala bentuk aktivitas di luar rumah demi triwulan-1 2020.
mencegah penyebaran Covid-19 ini Disisi lain, dengan berhentinya
berdampak pada aktivitas ekonomi serta proses operasi industri dan berbagai
membuat perputaran uang semakin aktivitas masyarakat, mengakibatkan
melambat. Akibatnya, Indonesia terganggunya kinerja rantai pasok energi
dihadapkan dengan banyak persoalan baik dari sisi pasokan maupun permintaan

22 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


energi. Adapun salah satu energi primer bulan Maret-Desember. Dimana sebagai
yang terdampak wabah pandemi Covid– asset negara yang penting dalam
19 dan berbagai penerapan kebijakannya menjamin pasokan sumber energi listrik,
adalah sistem ketenagalistrikan baik dari peneliti menilai perlu adanya kajian dalam
sistem pembangkitan maupun mengevaluasi penanggulangan dampak
distribusinya. Sebagai contoh, akibat dari pandemi Covid-19 terhadap industri
penerapan PSBB, permintaan listrik ketenagalistrikkan dengan menggunakan
menurun karena adanya pembatasan metode analisa kualitatif deskriptif.
kegiatan perkantoran, bisnis, komersial, Pendekatan analisa kualitatif deskriptif
dan manufaktur hal ini berdampak di dimaksudkan agar diperoleh suatu
beberapa negara termasuk Indonesia. rekomendasi dalam menjamin
Akibatnya, pertumbuhan konsumsi keberlanjutan industri ketenagalistrikan
kelistrikan pun mengalami perubahan Jawa-Madura-Bali ditengah kondisi
dari berbagai sektor seperti ditunjukkan wabah pandemi Covid-19.
pada Gambar 2.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif. Alasan
peneliti menggunakan metode ini karena
permasalahan yang peneliti akan teliti
berhubungan dengan manusia yang
secara fundamental bergantung pada

Gambar 2 Grafik pertumbuhan konsumsi pengamatan. Penelitian Kualitatif adalah


penelitian yang bertujuan untuk
listrik pada masa pandemi covid-19
memahami fenomena yang dialami oleh
(Kementerian ESDM, 2020)
subjek penelitian seperti perilaku,
Penelitian ini dilakukan untuk
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain
menganalisis dampak pandemi Covid-19
secara holistik dan dengan cara deskripsi
terhadap keberlanjutan dan
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
pengembangan industri
suatu konteks khusus yang alamiah dan
ketenagalistrikan dalam sistem
dengan memamanfaatkan berbagai
ketenagalistrikan Jawa-Madura-Bali
metode alamiah(Mustaqim, 2016).
dengan dibatasi pada rentang waktu

Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 23
Sedangkan definisi pendekatan kualitatif juga mempercepat penurunan harga gas
menurut adalah metode yang yang berkelanjutan(Dewan Energi
berdasarkan pada filsafat Nasional, 2019). Di sektor energi listrik,
postpositivisme, sedangkan dalam telah tercatat bahwa di banyak negara
meneliti obyek alamiah, peneliti sebagai Eropa, harga listrik berubah menjadi
instrument kunci, teknik pengumpulan negatif. Selain itu, pembangunan fasilitas
data dilakukan dengan cara triangulasi dan infrastruktur energi baru mengalami
(gabungan)(Sugiyono, 2008). Analisis penundaan atau bahkan sampai
data bersifat induktif atau kulaitatif dan dihentikan. Hal ini karena, China sebagai
hasil penelitian lebih menekankan makna produsen global utama dari banyak
daripada generalisasi. Danial dan Hasyim teknologi energi terbarukan menjadi
mengemukakan bahwa Pendekatan negara paling banyak terdampak
kualitatif berdasarkan penomenologis pandemi Covid-19 dan berdampak pada
menuntut pendekatan yang holistik penundaan pengiriman peralatan ke
artinya menyeluruh, mendudukkan suatu pembangkit listrik.
kajian dalam konstruksi ganda. Melihat Energi dan pertahanan merupakan
suatu obyek dalam konteks ‘natural’ dua sektor yang saling berkaitan.
alamiah apa adanya bukan parsial. Operasionalisasi pertahanan perlu
ditunjang oleh ketersediaan
Hasil dan Pembahasan
energi(Pertahanan, 2015). Kemudian
Kasus pandemi Covid-19 yang melanda di
energi listrik telah menjadi kebutuhan
hampir seluruh negara-negara di dunia
pokok dalam kehidupan modern
telah berpengaruh secara signifikan
manusia, tanpa listrik aktivitas menjadi
terhadap semua aspek kehidupan,
lumpuh. Hampir seluruh aspek kehidupan
termasuk sektor energi. Pandemi Covid-
akan terpengaruh termasuk roda
19 ini berdampak pada penurunan
pemerintahan dan perekonomian secara
permintaan minyak, yang mengakibatkan
khusus bisa terganggu bila tidak ada
anjloknya harga dan penurunan
listrik, hampir seluruh aktivitas kehidupan
produksi(KESDM, 2019). Menurut
modern sangat bergantung pada listrik.
Laporan Pasar Minyak IEA pada April
Energi listrik merupakan salah satu
2020, permintaan minyak global turun
pendorong pertumbuhan ekonomi
dengan rekor 9,3 mb/d. Serta Covid-19
karena energi merupakan kebutuhan

24 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


semua masyarakat(Adiprasetya, Hasibi, mengalami pengurangan aktivitas
Hadi, & Widiastuti, 2013). dengan system work from home (WFH)
Peran listrik sangat penting untuk akibat dampak dari kasus covid-19.
mendukung keberlanjutan kehidupan. Industri pengolahan atau manufaktur
Kebutuhan listrik setiap tahunnya yang mengalami kendala dan terganggu
mengalami peningkatan. Peningkatan value change juga mengalami penurunan
konsumsi listrik ini dipengaruhi oleh penggunaan listrik. Penurunan ini terjadi
beberapa faktor yakni kebutuhan karena sektor usaha tersebut tengah
industri, rumah tangga, pemerintah, mengalami penurunan aktivitas usaha
bisnis, dan sosial. Untuk pemenuhan karena adanya pembatasan kegiatan
kebutuhan listrik diperlukan masyarakat untuk mencegah penyebaran
pembangunan infrastruktur covid-19.
ketenagalistrikan yang harus menganut Di tengah masa pandemi covid-19
asas manfaat, efisiensi berkeadilan, dengan adaptasi kebiasaan baru, proyek
berkelanjutan, optimalisasi ekonomi ketenagalistrikan mencakup peningkatan
dalam pemanfaatan sumber daya energi, akses dan keandalan pasokan listrik
mengandalkan pada kemampuan sendiri, penting dalam rangka menuju rasio
kaidah usaha yang sehat, keamanan dan elektrifikasi 100%. Selain menyediakan
keselamatan, kelestarian fungsi listrik di kawasan industri, yang tidak
lingkungan, dan otonomi daerah. Dalam kalah penting adalah penyediaan listrik di
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 seluruh pelosok tanah air yang diukur dari
tentang Ketenagalistrikan telah peningkatan angka rasio elektrifikasi.
ditetapkan bahwa dalam usaha Hingga bulan April 2020, rasio elektrifikasi
penyediaan tenaga listrik, kepada badan nasional mencapai angka 98,93%.
usaha milik negara diberi prioritas
Dampak Pandemi Covid-19 terhadap
pertama untuk melakukan usaha
Ketahanan Energi Nasional
penyediaan tenaga listrik untuk
Kasus baru Covid-19 di Indonesia terus
kepentingan umum.
memecahkan rekor baru. Kasus positif
Saat ini tingkat penggunaan listrik
Covid-19 per tanggal 31 Desember 2020
dari sektor rumah tangga meningkat
bertambah 8.074 menjadi 743.198 kasus.
namun pada sektor industri mengalami
Pasien sembuh bertambah 7.356 menjadi
penurunan karena sektor industri

Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 25
611.097 orang. Pasien meninggal pemulihan selanjutnya ditujukan untuk
bertambah 194 menjadi 22.138 orang(Sari, menyediakan jaring pengaman energi,
Sulistyani, & Pertiwi, 2020). Covid-19 dengan penegakannya terhadap
dampaknya menandai tahun 2020. pembebasan tarif listrik untuk 450VA
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pelanggan dan diskon 50% untuk
melambat tahun ini karena eskalasi pelanggan 900VA bersubsidi.
pandemi covid-19 yang cepat. Besarnya Pada penelitian ini menujukan
wabah ini belum pernah terjadi bahwasannya pada masa pandemi covid-
sebelumnya, dan telah mengganggu 19 sangat mempengaruhi untuk faktor
semua sektor, termasuk sektor energi. ketahanan energi. Ketahanan energi
Hal tersebut mengganggu permintaan sendiri memiliki aspek pendukung yang
dan penawaran, serta pasar. Penyesuaian dimana ada 4A, yaitu availability,
kembali anggaran negara diperlukan accesability, affordability, dan
untuk mengakomodasi respons pandemi. acceptability(Azhar & Satriawan, 2018).
Akibatnya, Kementerian Energi dan Pada aspek availabillity dari hasil
Sumber Daya Mineral harus memotong penelitian wawancara dengan
sepertiga dari anggarannya, yang 45% narasumber Bapak Nur Hidayanto selaku
diantaranya diambil dari program- Kepala Subbagian Evaluasi dan Laporan,
program terbarukan. Hal ini terdiri dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
proyek-proyek terkait panel surya, seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya
lampu jalan bertenaga surya dan atap Mineral menunjukan kapasitas terpasang
surya untuk bangunan umum, termasuk pembangkit listrik saat ini sekitar 63 GW
kantor pemerintah dan rumah ibadah. dengan Daya Mampu Pasok 45 GW.
Dalam program pemulihan ekonomi Pemerintah berusaha untuk menjaga
nasional, Indonesia mengalokasikan suplai kebutuhan energi listrik tetap
sejumlah besar uang sebesar $ 6,76 miliar terpenuhi meskipun dalam kondisi
untuk berbagai jenis energi - setidaknya $ pandemi Covid-19. Berdasarkan informasi
6,52 miliar dari alokasi anggaran tersebut yang diperoleh dari PT Perusahaan Listrik
dialokasikan untuk dukungan energi Negara (Persero), bahwa ketersediaan
bahan bakar fosil(Dwinugroho, 2017). energi listrik untuk memenuhi kebutuhan
Sekitar 84% anggaran digunakan untuk di Indonesia dalam kondisi cukup
kompensasi Pertamina dan PLN. Program meskipun dalam kondisi pandemi covid-

26 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


19 dan juga ketersediaan pasokan listrik pandemi covid-19. Kemudian aspek
ini didukung dengan beroperasinya acceptability atau penerimaan
pembangkit listrik dari program 35.000 masyarakat dengan indikator pencapaian
Megawatt (MW). bauran energi. Kebijakan yang akan
Untuk aspek accestability atau diambil oleh pemerintah dalam
kemudahan akses yaitu dengan indikator merenegosiasi target proyek pembangkit
peningkatan penyediaan listrik. Direktur listrik 35.000 MW bisa dijadikan sebuah
Utama PLN Zulkifli Zaini menyampaikan momentum untuk menyusun ulang
bahwa secara akumulasi program jalannya program 35.000 MW. Menurut
pembangkit 35.000 MW dan 7.000 MW Direktur Eksekutif Institute Essential
total yang sudah terealisasi per Juni 2020 Services and Reform (IESR) Fabby
sebesar 14.792,5 Megawatt (MW). Tumiwa, pemerintah bisa membatalkan
Namun, dengan adanya pandemi covid-19 7.500 MW proyek pembangkit yang
ini terjadi pertumbuhan konsumsi listrik masih belum dikonstruksi dan masih
rata-rata menjadi terhambat pada kisaran dalam perencanaan atau negosiasi jual-
4,9% dan jauh di bawah target 6,4%. beli listrik atau power purchase
Berdasarkan kondisi tersebut memaksa agreement (PPA) lantaran sumbernya
pemerintah merenegosiasi target proyek masih berbasis fosil. Selanjutnya, proyek
pembangkit listrik 35.000 MW. Menurut 7.500 MW bisa diganti dengan Energi
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Baru Terbarukan (EBT) seperti tenaga
ESDM Rida Mulyana, pemerintah tengah surya, air, hingga panas bumi untuk
merevisi Rencana Usaha Penyediaan mengejar target bauran energi 23% pada
Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dengan tahun 2025 (Thomas, 2021).
memangkas tambahan 15.000 MW. Menurut Sekjen Dewan Energi
Pada aspek affordability atau Nasional (DEN), Djoko Siswanto,
keterjangkauan harga, pada masa menyatakan bahwa ketahanan energi
pandemi saat ini pemerintah memberikan Indonesia berkisar pada angka ± 6 atau
subsidi listrik 100% kepada pelanggan hampir tahan. Penilaian tersebut karena
dengan daya 450 VA dan 50% kepada Indonesia sampai saat ini masih impor
pelanggan 900 VA. Hal ini sebagai salah energi fosil jenis LPG, BBM, bensin dan
satu kebijakan pemerintah dalam minyak tanah. Upaya yang akan dilakukan
mengurangi beban masyarakat akibat pemerintah dalam meningkatkan

Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 27
ketahanan energi Inonesia yaitu dengan residensial mengalami penurunan yang
menyusun grand strategi energi nasional paling drastis. Pada tahun 2018 penjualan
berdasarkan pertumbuhan ekonomi di Jawa-Madura-Bali mengalami
akibat pandemi covid-19. Selain itu, peningkatan menjadi 5,5%. Sektor
pemerintah juga berupaya untuk penjualan publik tumbuh lebih besar
menekan jumlah impor LPG, minyak dibandingkan sektor lainnya. Terdapat
mentah dan BBM jenis bensin. Di sisi lain, peningkatan penjualan di sektor industri
pemerintah melalui PT Perusahaan Gas dibanding tahun sebelumnya yaitu
Negara sedang menggalakkan sebesar 6,4%. Namun penjualan pada
penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) sektor ini turun pada akhir 2019 menjadi
khusus bus-bus Transjakarta dan 0.2%.
pengembangan infrastruktur jaringan gas Sampai dengan akhir tahun 2019
bumi sebagai langkah awal dalam kapasitas terpasang pembangkit tenaga
penurunan penggunaan LPG listrik di Indonesia mencapai 69.678,85
(Banjarnahor, 2021). MW yang terdiri dari pembangkit PLN
sebesar 42.355,17 MW dan Non PLN
Industri Ketenagalistrikan di Jawa-
sebesar 27.323,73 MW. Dibandingkan
Madura-Bali Sebelum Pandemi Covid-19
dengan tahun 2018 sebesar 64.924,80
Sebelum masa pandemi covid-19 industri
MW, maka kapasitas terpasang
pembangkit ketenaga listrikan Untuk
pembangkit tenaga listrik mengalami
Regional Jawa, Madura, dan Bali, rata-
kenaikan sebesar 4.754,05 MW. Panjang
rata pertumbuhan lima tahun terakhir
jaringan transmisi sampai dengan akhir
adalah sebesar 4,2%. Sektor ini turun
tahun 2019 sebesar 58.858,08 kms dan
hingga -3,4% dibandingkan tahun
jaringan distribusi sebesar 979.855,37
sebelumnya. Pada tahun 2016 sektor ini
kms. Untuk Gardu Induk total kapasitas
mulai pulih dan tumbuh sebesar 6,4%.
adalah sebesar144.378,00 MVA dan
Penjualan Regional Jawa Madura Bali pun
kapasitas Gardu Distribusi adalah
naik menjadi 6,2%. Namun pada 2017,
59.049,38 MVA.
penjualan di regional ini kembali
mengalami penurunan penjualan menjadi Industri Ketenagalistrikan di Jawa-
2,2%. Penjualan di semua sektor Madura-Bali saat Pandemi Covid-19
pelanggan turun dan sektor pelanggan

28 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


Di Indonesia, pandemi telah Oktober 2019 menjadi 58,86 TWh
menyebabkan penurunan konsumsi kumulatif Oktober 2020). Pertumbuhan
energi final. Semakin bertambahnya tersebut sangat jauh berbeda dengan
kasus terkonfirmasi positif covid-19 pertumbuhan dari tahun 2018 ke tahun
berdampak pada berbagai sektor tidak 2019 yang masih tercatat positif sebesar
terkecuali pada industri 1,04% yoy (76,34 TWh menjadi 77,14 TWh).
ketenagalistrikan(Harris, Anam & Pelanggan industri yang paling
Mahmudsyah, 2013). Dampak pandemi terdampak adalah pelanggan dengan
Covid-19 terhadap industri Golongan Tarif I3/>200 kVA dengan
ketenagalistrikan di sistem Jawa-Madura- pertumbuhan -8,33% dan I4/30.000 kVA ke
Bali (Jamali) yaitu terjadi penurunan atas dengan pertumbuhan -9,22% (status
konsumsi listrik mencapai 9,7%, s.d. Oktober).
Penurunan terbesar terjadi di sektor Untuk Regional Jawa Madura dan
industri dan bisnis akibat pembatasan Bali, PLN tercatat mengalami penjualan
kegiatan, sementara pola konsumsi listrik listrik untuk pelanggan industri sebesar -
rumah tangga mengalami perubahan. 9,54% (dari 55,91 TWh kumulatif Oktober
Pandemi covid-19 mempengaruhi sangat 2019 menjadi 50,57 TWh kumulatif
besar terhadap penjualan listrik untuk Oktober 2020). Pertumbuhan tersebut
industri di PT PLN (Persero) dan PLN berbeda dengan pertumbuhan dari tahun
Regional Jamali. 2018 ke 2019 yang tercatat positif sebesar
Kemudian dari sisi realisasi 0,21% yoy (67,29 TWh menjadi 67,43 TWh).
kapasitas per pembangkit kondisi industri Pelanggan yang paling terdampak adalah
ketenagalistrikan saat adanya pandemi pelanggan dengan Golongan Tarif I3/>200
covid-19 mengalami peningkatan menjadi kVA dengan pertumbuhan -10,03% dan
sebesar 62.333,49 MW dibanding I4/30.000 kVA ke atas dengan
sebelum adanya pandemi covid realisasi pertumbuhan -10,56% (status s.d.
kapasitas terpasang pembangkit pada Oktober).
tahun 2019 sebesar 61.126,01 MW. Kondisi industri ketenagalistrikan
Namun secara nasional, PT PLN mengalami perubahan dengan adanya
(Persero) tercatat mengalami penjualan pandemi covid-19. Realisasi Investasi
listrik untuk pelanggan industri sebesar - Ketenagalistrikan sampai dengan bulan
7,85% yoy (dari 63,88 TWh kumulatif

Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 29
Oktober 2020 mencapai 5,83 Miliar USD investasi diantaranya(Kementerian
terdiri dari: ESDM, 2020):
a. PLN = 3,83 MUSD a. Menyampaikan surat keterangan
b. IPP = 1,88 MUSD kepada 7 Badan Usaha yang
c. PPU = 0,12 MUSD mengerjakan proyek strategis
Realisasi Investasi Oktober 2020 sebesar nasional (PSN) untuk mempermudah
5,83 MUSD lebih kecil dari target bulan pengiriman material import dan
Oktober 2020 sebesar 8,37 MUSD. tenaga kerja asing (TKA) ahli akibat
Pandemi Covid-19 berdampak pada ketentuan PSBB dari K/L dikarenakan
realisasi investasi subsektor Pandemi
ketenagalistrikaan, yaitu pembatasan b. Melakukan fasilitasi one on one
masuknya TKA dan juga meeting setiap badan usaha smelter
peralatan/komponen sehingga pekerjaan dan kawasan industri terkait
konstruksi mengalami keterlambatan. kelistrikan dan pemanfaatan listrik
dari PLN guna meningkatkan demand
Evaluasi Dampak Pandemi Covid-19
listrik.
terhadap Industri Ketenagalistrikan
Kebijakan Direktorat Jenderal
Pandemi virus Covid-19 telah membuat
Ketenagalistrikan terkait ketahanan
segala tatanan kehidupan berubah. Pada
energi yang tepat untuk masalah energi
subsektor ketenagalistrikan, pandemi
pada masa pandemi saat ini yaitu Arah
virus covid-19 juga membuat pemerintah
pengembangan pembangkitan tenaga
melalui Kementerian Energi dan Sumber
listrik berdasarkan Rencana Umum
Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan
Ketenagalistrikan Nasional (RUKN)
beberapa kebijakan untuk tetap menjaga
adalah sebagai berikut(KESDM, 2019):
keandalan sistem, memberikan stimulus
a. Lokasi pembangkit harus sedekat
keringanan tagihan listrik, serta
mungkin dengan sumber energi
menyesuaikan diri dengan protokol-
primer
protokol kesehatan. Kemudian
b. Setiap pembangkit tenaga listrik
Kementerian ESDM melalui Direktorat
harus menyediakan pasokan bagi
Jenderal Ketenagalistrikan melaukukan
masyarakat disekitarnya
beberapa upaya untuk meningkatkan
c. Prioritas pertama adalah sumber
EBT, berikutnya adalah batubara

30 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


mulut tambang dan gas mulut k. Mendorong pencampuran
sumur (wellhead) (blending) biomassa dengan
d. Porsi EBT dalam bauran energi batubara sebagai bahan bakar
pembangkitan tenaga listrik bagi PLTU yang telah beroperasi
sekitar 23% pada 2025 Perencanaan industri ketenagalistrikan di
e. Pembangkit base load dapat sistem jamali yang direncanakan oleh
sekaligus berfungsi sebagai load Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
follower dengan meningkatkan Berdasarkan RUKN, terdapat beberapa
fleksibilitas operasinya kebijakan pengembangan pembangkit di
f. PLTU menggunakan teknologi Jawa dan Bali yaitu:
yang lebih ramah lingkungan dan a. Potensi panas bumi yang ada di
memiliki efisiensi tinggi seperti Pulau Jawa dan Bali diharapkan
Clean Coal Technology (CCT) segera dimanfaatkan sebagai
g. PLTG dan PLTMG didorong PLTP karena porsi konsumsi
menjadi close cycle/combined tenaga listrik nasional yang
cycle sehingga menjadi PLTGU dan terbesar adalah di sistem Jawa-
PLTMGU. Bali;
h. Pembangkit BBM hanya untuk b. pengembangan PLTU baru di
pasokan tenaga listrik mendesak Pulau Jawa, setidaknya dalam 10
dan sementara seperti daerah tahun ke depan dibatasi hanya
krisis, black start, dan cadangan pada proyek PLTU yang telah
emergency memasuki tahap konstruksi atau
i. PLTG/GU/MG/MGU di sistem kecil telah kontrak dan mendapatkan
diarahkan untuk menggunakan persetujuan harga dari Menteri;
platform maupun barge dengan c. Pengembangan PLTG/GU harus
moda transportasi gas milk run. mengutamakan PLTG/GU
j. Pembangkit yang bersifat Wellhead.
sementara (kontrak jangka d. Dalam Rencana Usaha Penyediaan
pendek 1 s.d. 5 tahun) harus Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN
dibatasi dan dikendalikan secara (Persero), terdapat rencana
ketat. pengembangan pembangkit
selama 10 tahun di sistem Jawa-

Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 31
Bali sekitar 26 GW. Namun, frekuensi, tegangan, faktor daya dan
dengan adanya pandemi Covid-19, lainnya. Kebijakan pembebanan per
yang menyebabkan pertumbuhan pembangkit untuk menghindari adanya
kebutuhan tenaga listrik tidak over heat diatur didalam Peraturan
sesuai dengan target, saat ini PT Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
PLN (Persero) sedang melakukan Nomor : 03 Tahun 2007 Tentang Aturan
penyesuaian terhadap rencana Jaringan Tenaga Listrik Dalam Bab V
tersebut. Aturan Perencanaan Dan Pelaksanaan
Kemudian kebijakan pembebanan per Operasi.
pembangkit terkait menghindari adanya Secara umum untuk menghindari
over heat untuk menjamin keandalan over heat pada pembangkit dilakukan
operasi sistem kelistrikan, pemerintah melalui Persiapan Perencanaan Operasi
telah menetapkan aturan jaringan sistem (scheduling) berdasarkan informasi
kelistrikan. mengenai prakiraan kesiapan
Aturan Jaringan merupakan pembangkit, meliputi cadangan berputar
seperangkat peraturan, persyaratan dan dan cadangan dingin dan prakiraan
standar untuk menjamin keamanan, kebutuhan beban. Pembebanan
keandalan serta pengoperasian dan pembangkit dilaksanakan dengan
pengembangan sistem yang efisien ketentuan operasi maksimal sesuai
dalam memenuhi peningkatan kapasitas unit yang telah dinyatakan oleh
kebutuhan tenaga listrik. pelaku usaha sehingga over heat pada
Pada sistem Jamali telah diterbitkan unit pembangkit tidak terjadi.
Permen ESDM No. 3 Tahun 2007 tentang Pengaturan pembebanan per unit
Aturan Jaringan Sistem Jawa-Madura- pembangkit dilakukan oleh pengatur
Bali. Di dalam Permen ini ditetapkan beban (load dispatcher), dalam hal ini PLN
beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh AP2B/AP2D sesuai dengan kapasitas
semua pihak baik pengelola maupun pasokan maksimum dari unit pembangkit
pengguna jaringan, Di dalam aturan tersebut yang disebut Daya Mampu
jaringan ditetapkan karakteristik unjuk Pasok (DMP). DMP dideklarasikan setiap
kerja jaringan yang harus dipatuhi baik awal tahun operasi dalam Rencana
pada saat penyambungan maupun pada Operasi Tahunan (ROT) yang menjadi
saat operasi, diantaranya terkait dasar Rencana Operasi Harian (ROH)

32 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


Load Dispatcher tidak akan meminta unit ketenagalistrikan di Indonesia.
pembangkit untuk beroperasi lebih dari Ditinjau dalam perspektif
DMP sehingga kejadian over heat atau ketahanan energi yaitu 4A
over load tidak akan terjadi. Apabila (affordability, acessibility,
terdapat kejadian khusus seperti availability, dan acceptability),
gangguan atau kerusakan pada unit yaitu sebagai berikut:
pembangkit yang menyebabkan derating 1) Availability atau ketersediaan,
atau turunnya nilai DMP, unit pembangkit yaitu ketersediaan energi
dapat segera melaporkan kepada load listrik untuk memenuhi
dispatcher sehingga dalam Rencana kebutuhan di Indonesia dalam
Operasi Harian (ROH) berikutnya nilai kondisi cukup meskipun dalam
DMP derating dapat diakomodasi. kondisi pandemi covid-19 dan
Terlebih lagi pada masa pandemic Covid- juga ketersediaan pasokan
19, dimana Beban Puncak Sistem listrik ini didukung dengan
Ketenagalistrikan rata-rata turun, beroperasinya pembangkit
menyebabkan rata-rata unit pembangkit listrik dari program 35.000
dioperasikan jauh dibawah kapasitas Megawatt (MW).
maksimumnya dan bahkan banyak unit 2) Accessibility atau kemudahan
pembangkit tidak dioperasikan (stand akses (peningkatan
by/Reserve Shutdown). penyediaan listrik), yaitu
pandemi covid-19 telah
Kesimpulan
menyebabkan penurunan rata-
Berdasarkan hasil penelitian dan
rata pertumbuhan konsumsi
pembahasan yang sudah diuraikan pada
listrik menjadi 4,9% dibawah
bab sebelumnya mengenai dampak
target semula 6,4%.
pandemi covid-19 terhadap industri
Berdasarkan kondisi tersebut
ketenagalistrikan, peneliti menyimpulkan
memaksa pemerintah
beberapa hal yang merupakan jawaban
merenegosiasi target proyek
dari tujuan penelitian, yaitu:
pembangkit listrik 35.000 MW
a. Pandemi covid-19 telah
memberikan dampak yang dan menyusun ulang ke dalam
Rencana Usaha Penyediaan
cukup besar terhadap industri

Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 33
Tenaga Listrik (RUPTL) 2021- dalam proses negosiasi atau power
2030. purchase agreement (PPA) dengan Energi
3) Affordability atau Baru Terbarukan (EBT) yang juga
keterjangkauan harga, yaitu mendukung program bauran energi 23%
pandemi covid-19 telah pada tahun 2025.
menyebabkan PLN kelebihan Upaya yang dilakukan Direktorat
suplai listrik karena konsumsi Jenderal Ketenagalistrikan untuk
listrik yang menurun. meningkatkan investasi yaitu
Kelebihan suplai ini akan menyampaikan surat keterangan kepada
berdampak pada kerugian bagi 7 Badan Usaha yang mengerjakan Proyek
PLN. Hal ini karena PLN wajib Strategis Nasional (PSN) untuk
membeli rata-rata 80% dari mempermudah pengiriman material
hasil produksi listrik swasta, import dan TKA ahli akibat ketentuan
sedangkan kebutuhan yang PSBB dari K/L dikarenakan Pandemi dan
ditanggung hanya sekitar 60%, melakukan fasilitasi one on one meeting
sehingga sisa sisa yang tidak setiap badan usaha smelter dan kawasan
tersalurkan tetap harus industri terkait kelistrikan dan
dibayar (take or pay). Oleh pemanfaatan listrik dari PLN guna
karena itu pemerintah harus meningkatkan demand listrik.
merenegosiasi target proyek Pemerintah melakukan transisi energi
pembangkit listrik 35.000 MW dengan pengembangan smart gird dan
untuk menjaga keberlanjutan tabung listrik.
industri ketenagalistrikan Rekomendasi
Indoensia.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Acceptability atau penerimaan pembahasan tentang analisis dampak
masyarakat (pencapaian bauran energi), pandemi covid-19 terhadap industri
yaitu kebijakan dalam merenegosiasi ketenagalistrikan, maka rekomendasi
target proyek pembangkit listrik 35.000 yang dapat diberikan kepada pihak
MW bisa dijadikan sebuah momentum stakeholder dan penelitian selanjutnya
untuk menyusun ulang jalannya program sebagai berikut:
35.000 MW. Pemerintah bisa mengganti
pembangkit berbasis fosil yang masih

34 | Jurnal Ketahanan Energi | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


a. Perlu adanya standar sistem 4) Asosiasi Industri dan
manajemen pengamanan terpadu Pengusaha diharapkan
di semua stakeholder-stakeholder sebagai sarana membuka
terkait seperti: peluang untuk
1) Kementerian Energi dan pengembangan transisi
Sumber Daya Mineral energi dengan Smart Gird
melalui Direktorat dan Tabung Listrik.
Jenderal Ketenagalistrikan b. Untuk penelitian selanjutnya,
diharapkan menjadi bahan diharapkan adanya peneliti yang
kajian pertimbangan melanjutkan lebih dalam
kebijakan dalam mengingat dengan kondisi adanya
pemenuhan kebutuhan pandemi covid-19 ini belum dapat
listrik dan keberlanjutan diprediksi kapan selesainya dan
industri ketenagalistrikan perlu adanya antisipasi akan AGHT
di Jawa-Madura-Bali apalagi yang akan datang.
terhadap adanya pandemi Daftar Pustaka
Covid-19. Adiprasetya, R., Hasibi, A., Hadi, S. P., &
2) Kementerian Keuangan Widiastuti, A. N. (2013). Analisis
Skenario Permintaan dan
melalui Badan Kebijakan Penyediaan Energi Listrik pada
Fiskal (BKF) diharapkan Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-
Bali 2050. Jnteti, 2(4), 75–84.
membuat kebijakan
Azhar, M., & Satriawan, D. A. (2018).
anggaran maupun Implementasi Kebijakan Energi Baru
stimulus terkait pandemi dan Energi Terbarukan Dalam
Rangka Ketahanan Energi Nasional.
Covid-19 akibat turunnya Adminitrative Law & Governance
industri ketenagalistrikan. Journal, 1(November), 398–412.
Retrieved from
3) PT PLN diharapkan http://download.garuda.ristekdikti.g
melakukan rencana o.id/article.php?article=850722&val=
12745&title=Implementasi Kebijakan
antisipasi dalam Energi Baru dan Energi Terbarukan
operasional pembebanan Dalam Rangka Ketahanan Energi
Nasional
jika terjadi adanya
BPPT. (2019). Outlook Energi Indonesia
hambatan karena 2019 Dampak Peningkatan
pandemi. Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan

Analisis Dampak Pandemi | Mulia Nur Oktaviani, Nugroho Adi Sasongko, Suyono Thamrin| 35

Anda mungkin juga menyukai