Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AMIRA LISTI YUMA FAHIMA

NIM : 82030604
FAK/JUR : FISHUM / ILMU KOMUNIKASI
DOSEN PENGAMPU : DRS. BUDIHARJO
MATA KULIAH : UTS PRATISM PENULISAN DAN LO JURNALISTIK

Banyaknya Orderan Fiktif Ojek Online di Daerah Wisata Malam Seminyak, Bali
Seminyak, Bali - 1 November 2023
Oleh Amira Listi Yuma Fahima
Daerah Seminyak, Bali, yang terkenal dengan pesona keindahan pantai, kehidupan
malam yang ramai, dan berbagai atraksi wisata lainnya, belakangan ini mengalami tantangan
baru dalam bentuk orderan fiktif yang mengganggu para driver ojek online. Kejadian ini
mengusik kesejahteraan para pengemudi dan meresahkan perusahaan ojek online yang
beroperasi di daerah ini.
Waktu (When): Peristiwa ini terjadi dalam beberapa bulan terakhir di daerah Seminyak, Bali,
terutama pada malam hari saat aktivitas pariwisata sedang tinggi.
Tempat (Where): Kejadian ini terjadi di sekitar daerah wisata malam Seminyak, Bali, yang
dikenal sebagai salah satu destinasi pariwisata utama di pulau ini.
Siapa yang terlibat (Who): Terdapat tiga driver ojek online yang terlibat dalam kejadian ini:
Krisna (30 tahun), Rohmad (35 tahun), dan Vino (23 tahun).
Apa yang terjadi (What): Banyaknya orderan fiktif terjadi di daerah Seminyak, di mana
penggunaan ojek online untuk memesan layanan ternyata tidak nyata. Tiga driver ojek online
yang diwawancara mengungkapkan pengalaman mereka dengan orderan fiktif ini.
Krisna (30 tahun) menceritakan bahwa dia pernah mengambil salah satu orderan fiktif
dengan nilai sebesar 1 juta rupiah. Namun, setelah mengetahui bahwa itu adalah orderan palsu,
dia harus mensedekahkan makanan yang telah dia beli dengan uang tersebut demi mendapatkan
kompensasi dari perusahaan ojek online yang dia wakili. Saat kami duduk bersama, Krisna
mengenang pengalamannya, "Saya sudah menjadi driver ojek online selama beberapa tahun di
daerah ini. Satu malam, saya menerima pesanan dengan nilai 1 juta rupiah. Saya pikir itu adalah
kesempatan besar bagi saya. Namun, ketika saya tiba di lokasi yang ditentukan, tidak ada siapa
pun di sana. Saya mencoba menghubungi pelanggan, tetapi tidak ada tanggapan." Krisna
kemudian menceritakan bagaimana perusahaannya merespons situasi ini, "Saya menghubungi
perusahaan, dan mereka meminta saya untuk memverifikasi bahwa saya telah mencoba
menyelesaikan pesanan. Saya bahkan harus menyumbangkan makanan yang saya beli dengan
uang itu kepada pengemudi yang sedang bekerja. Saya merasa sangat tertipu dan kecewa."
Rohmad (35 tahun) berkendara sejauh 10 kilometer untuk memenuhi pesanan, tetapi
pelanggan tidak pernah muncul. Hal ini membuatnya kecewa dan mengalami kerugian waktu
dan bahan bakar. Rohmad membagikan pengalamannya, "Saya biasanya berkendara untuk
memberikan layanan terbaik kepada pelanggan. Tetapi satu malam, saya mengemudi selama
10 kilometer ke tempat yang ditentukan dalam pesanan. Namun, setelah saya tiba, tidak ada
tanda-tanda pelanggan. Saya menunggu cukup lama, tetapi tetap tidak ada yang muncul." Dia
melanjutkan, "Saya telah menghabiskan banyak waktu dan bahan bakar untuk orderan ini. Ini
benar-benar membuat saya frustasi. Saya berharap perusahaan dapat memberikan perlindungan
kepada driver seperti saya dari situasi seperti ini."
Vino (23 tahun) mengalami pengalaman yang tidak biasa ketika diminta untuk
membelikan 10 hamburger dan mengarahkannya ke sebuah kuburan. Orderan ini juga terbukti
palsu dan menyebabkan kerugian bagi Vino. Vino, dengan wajah serius, berbicara tentang
pengalamannya, "Saya adalah driver ojek online yang masih relatif baru. Saya pernah
mendapat orderan yang sangat aneh. Saya diminta untuk membelikan 10 hamburger dan
mengantar mereka ke sebuah kuburan. Saya merasa sangat takut, tetapi saya mencoba untuk
menyelesaikan pesanan tersebut." "Saat saya tiba di kuburan, saya tahu ini tidak benar. Saya
menghubungi perusahaan dan mereka meminta saya untuk tidak melanjutkan pesanan tersebut.
Meskipun saya selamat dari situasi yang tidak aman, saya masih merasa terganggu oleh
kejadian itu," tambah Vino.
Mengapa hal ini terjadi (Why): Motivasi di balik orderan fiktif ini masih belum jelas.
Namun, tampaknya pelaku bertujuan untuk mengganggu para driver ojek online dan
membuang-buang waktu serta sumber daya mereka.
Bagaimana ini terjadi (How): Pelaku orderan fiktif ini mungkin memanfaatkan kelemahan
sistem verifikasi dalam platform ojek online untuk membuat akun palsu dan memesan layanan
tanpa niat untuk membayar.
Hasil Wawancara dengan Para Driver Ojek Online:
 Krisna menekankan perlunya kompensasi yang adil dari perusahaan ojek online untuk
para driver yang menjadi korban orderan palsu. Dia merasa bahwa pengalaman tersebut
sangat merugikan dan meminta perlindungan lebih baik bagi para pekerja seperti
dirinya.
 Rohmad mengharapkan adanya tindakan tegas terhadap pelaku orderan fiktif. Dia
mengatakan bahwa kejadian seperti ini membuat para driver ojek online kehilangan
kepercayaan terhadap pelanggan dan perlu dihentikan secepatnya.
 Vino menyarankan agar perusahaan ojek online meningkatkan sistem verifikasi
pengguna dengan mengharuskan pengguna memiliki akun terverifikasi dan telah
menggunakan layanan minimal selama 2 bulan sebelum dapat melakukan orderan
dengan nilai di atas 200 ribu rupiah. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya
pelacakan pelaku orderan palsu untuk mengidentifikasi dan melarang alamat IP
mereka.
Tindakan yang Diperlukan:
Dalam rangka mengatasi masalah ini, perusahaan ojek online diharapkan segera mengambil
tindakan yang diperlukan untuk melindungi para driver dan memastikan pengalaman pengguna
yang lebih aman dan nyaman bagi pelanggan. Semoga langkah-langkah pengamanan yang
lebih ketat dan perlindungan lebih baik dapat mengatasi masalah ini di masa mendatang.
Sejumlah tindakan yang dapat diambil oleh perusahaan ojek online dalam menangani orderan
fiktif ini meliputi:
1. Peningkatan Sistem Verifikasi Pengguna: Mewajibkan pengguna memiliki akun
terverifikasi dan minimal penggunaan selama 2 bulan sebelum mereka dapat
melakukan orderan dengan nilai di atas 200 ribu rupiah. Ini akan membantu mengurangi
peluang penipuan oleh pengguna baru.
2. Pelacakan Pelaku Orderan Palsu: Melakukan pelacakan aktif terhadap pelaku yang
sering memesan orderan palsu dan mengidentifikasi alamat IP mereka. Pelaku ini dapat
dilarang dari platform sebagai tindakan pencegahan.
3. Peringatan Kepada Pengguna: Memberikan peringatan kepada pengguna bahwa
melakukan orderan palsu atau menipu driver akan mengakibatkan tindakan tegas.
4. Kompensasi yang Adil: Memastikan bahwa driver yang menjadi korban orderan fiktif
diberikan kompensasi yang adil sesuai dengan kerugian yang mereka alami.
5. Pelatihan dan Kesadaran: Melakukan pelatihan kepada driver ojek online untuk
mengenali tanda-tanda orderan palsu dan menghindarinya.
Para driver ojek online juga diperlukan untuk lebih waspada dan hati-hati dalam menangani
pesanan. Mereka dapat berperan sebagai mata dan telinga ekstra dalam mengidentifikasi
orderan palsu dan melaporkannya segera.
Kesimpulan:
Banyaknya orderan fiktif di daerah wisata malam Seminyak, Bali, adalah masalah
serius yang mengganggu kesejahteraan para driver ojek online. Pengalaman tiga driver yang
telah kami wawancarai menunjukkan bahwa tindakan tegas dan perlindungan lebih baik
diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Harapannya, dengan langkah-langkah yang tepat,
penggunaan ojek online di Seminyak, Bali, akan menjadi lebih aman dan nyaman bagi semua
pihak yang terlibat. Dalam upaya mengatasi masalah ini, kolaborasi antara perusahaan ojek
online, driver, dan pengguna sangat diperlukan.
Banyaknya Orderan Fiktif Ojek Online di Daerah Wisata Malam Seminyak, Bali
Seminyak, Bali - 1 November 2023
Oleh Amira Listi Yuma Fahima
Daerah Seminyak, Bali, yang terkenal dengan pesona keindahan pantai, kehidupan malam yang
ramai, dan berbagai atraksi wisata lainnya, belakangan ini mengalami tantangan baru dalam
bentuk orderan fiktif yang mengganggu para driver ojek online. Kejadian ini mengusik
kesejahteraan para pengemudi dan meresahkan perusahaan ojek online yang beroperasi di
daerah ini. Peristiwa ini terjadi dalam beberapa bulan terakhir di daerah Seminyak, Bali,
terutama pada malam hari saat aktivitas pariwisata sedang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai